Anda di halaman 1dari 1

MALUKU UTARA MENGGUGAT

(HMI, PMII, KAMMI, IMM, GMKI, GMNI, BEM UNKHAIR)

Imdonesia dalam masa rezim kepemimpinan Joko Widodo kini telah dipenuhi oleh para oligarki
Politik (baca : Pengusaha dalam pemerintahan) hingga mengakibatkan arah kebijakan
pemerintahan seluruhnya mengarah pada kepentingan pengusaha yang mengakibatkan
kepentingan rakyat dalam mencapai kesejatraan yang terabaikan. Hal ini tergambarkan dalam
arogansi pemerintah yang lebih memfokuskan kebijakan dalam pembangunan ibu kota negara
ditengah krisisnya ekonomi indonesia, demi memenuhi kepentingan pengusaha untuk
meningkatkan pundi-pundi kekayaan bagi para pengusaha. Olehnya ditengah keuangan negara
yang mengalami devisit dan hasrat pembangunan ibu kota negara demi memenuhi kepentingan
pengusaha, pemerintah joko widodo justru mengeluarkan kebijakan yang membuat kegaduhan di
masyarakat dengan menaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bahan Bakar Minyak (BBM)
jenis non Subsidi (Pertamax, Gas, Pertamax Turbo, Dan Dexlite), dan bahkan yang lebih parah
lagi isu yang dimainkan tentang Penundaan Pemilu atau perpanjangan Masa Jabatan Presiden 3
periode oleh beberapa menteri dan ketua umum partai politik yang itu jelas-jelas menyalahi
amanat UUD 1945 pasal 7 bahwa “presiden dan wakil Presiden memegang jabatannya selama 5
Tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk sati kali
masa jabatan.”

Kenaikan BBM berjenis non subsidi membuat seluruh sendi-sendi kebutuhan pokok masyarakat
juga ikut naik, sehingga menambah penderitaan bagi rakyat indonesia dalam menjangkau
kesejatraan sebagai suatu amanat dalam tujuan negara indonesia. Walaupun dalil pemerintah
adalah kenaikan BBM karena dipengaruhi akibat dari harga BBM dunia di pasar internasional
naik sehingga pemerintah indonesia juga menyesuaikan harga pasar nasional. Pada aspek yang
lain, dalil pemerintah kenaikan harga BBM, PPN, Bahan Pokok, juga pengaruh dari perang
Rusia VS Ukraina sehingga mempengaruhi pasar internasional. Tetapi semua itu sebenarnya
hanyalah bulsit karena jikalau dilihat indonesia memiliki cadangan minya secara melimpah
dengan memiliki 8 kilang minya dengan nilai produksi sebesar 10. 000-350.000barel/perhari dari
satu kilang minyak, maka dari jumlah tersebut artinya indonesia dapat memenuhi kesediaan
minyak nasional dari kebutuhan 1,5 juta barel. Namun kenaikan harga BBM dikarenakan
indonesia melakukan impor ke luar negeri di bandingkan kebutuhan nasional.

Selain BBM, indonesia juga mengalami kelangkaan minyak goreng padahal indonesia
merupakan produksi sawit terbesar di dunia. Tetapi anehnya indonesia mngalami kelangkaan
minyak goreng dan berakibat ke harga minyak goreng meroket. Selain aspek ekonomi, rakyat
indonesia juga mengalami penderitaan dari proses deskriminasi kekuasaan ketika mnyampaikan
kritik. Hal ini terbukti dari beberapa kekerasan aparat kepolisian ketika mahasiswa melakukan
demonstrasi, serta memproses hukum bagi para aktivis HAM, dan lingkungasn yang
membongkar keterlibatan para oligarki di papua. Dari kondisi objektif inilah kami Solidaritas
MALUKU UTARA MENGGUGAT turun kejalan untuk menuntut pemerintahan Jokowi :

1. MEMBATALKAN PEMBANGUNAN IKN

2. MENURUNKAN HARGA BBM

3. MENURUNKAN PPN

4. MJENURUNKAN HARGA MINYAK GORENG DAN MENJAMIN STOK MINYAK


GORENG DI PASARAN

5. MENOLAK PENUNDAAN PEMILU DAN PERPANJANGAN MASA JABATAN


PRESIDEN 3 PERIODE

6. STOP KRIMINALISASI AKTIVIS DAN MASYARAKAT SIPIL

Anda mungkin juga menyukai