Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Konseling Rehabilitasi Sosial yang
diampu oleh Bapak.M. Isma’il Makki, M.Psi

Disusun Oleh: KELOMPOK III

1. Ikmalis Surur (19381091110)


2. Muhammad Atiqurrahman (19381091098)
3. Iqbal Maulana (19381091119)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KOMSELING PENDIDIKAN


ISLAM (BKPI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
makalah tentang salah satu bagian mata kuliah Konseling Rehabilitasi Sosial yaitu
Pembahasan tentang Pendekatan dalam bimbingan konselig sosial yang insyaallah
dikerjakan dengan baik dan benar. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada sang revolusioner islam yang telah membawa kita semua dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh denga ilmu pengetahuan dan teknologi
seperti saat ini.

Terima kasih kepada orang tua yang selalu memberikan support dan
motivasi kepada kami, baik materil maupun immateril. Terima kasih pula yang tak
kalah besar pula kepada dosen pengampu kami, Bapak.M. Isma’il Makki, M.Psi.
yang dengan keikhlasannya memberikan arahan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas dengan baik. penyusun mengharap kritik yang bersifar
membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan penyusunan karya tulis pada
masa mendatang.

Sekian sambutan singkat kami, semoga penulisan makalah dapat


memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya
yang berhubungan dengan Negara ini.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pamekasa, 20 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

Latar Belakang ..................................................................................................1

Rumusan masalah .............................................................................................1

Tujuan ...............................................................................................................1

BAB II (PEMBAHASAN) ......................................................................................2

A. BIMBINGAN KONSELING SOSIAL ........................................................2


1. Pengertian Bimbingan Konseling Sosial ................................................2
2. Tujuan Bimbingan Konseling Sosial ....................................................3
B. Pendekatan Bimbingan Konseling Sosial ...................................................6
1. Pendekatan Psikoanalitik.......................................................................6
2. Ppendekatan Eksistensial Humanistik...................................................6
3. Pendekatan Client-Centered ..................................................................7
4. Pendekatan Gestalt ................................................................................7
5. Pendekatan Analisis Transaksional .......................................................7
6. Pendekatan Tingkah Laku .....................................................................7
7. Pendekatan Rasional Emotif .................................................................7
8. Pendekatan Realitas. .............................................................................8
BAB III (PENUTUP) ...............................................................................................9

Kesimpulan .......................................................................................................9

Saran ...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam
memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan
berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya
didalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu
agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat
membantu para siswa dalam proses perkembangannya. Pemahaman terhadap
masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan
yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Perlunya
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan
kebutuhan siswa dalam proses perkembangannya sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minat serta untuk menjadi pribadi yang baik. Tidak semua
anak mencapai perkembangan optimal atau tujuan sekolah. Maka guru
bimbingan konseling perlu memberikan bantuan atau pun bimbingan kepada
siswa, karena guru bimbingan konseling merupakan tenaga utama dan orang
yang ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Bimbingan Konseling Sosial?
2. Bagaimana tujuan Bimbingan Konseling Sosial?
3. Bagaimana Pendekatan-pendekatan Bimbingan Konseling Sosial?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbingan Konseling Sosial
2. Untuk Mengetahui tujuan Bimbingan Konseling Sosial
3. Untuk Mengetahui Pendekatan pendekatan Bimbingan Konseling Sosial

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIMBINGAN KONSELING SOSIAL


1. Pengertian
Secara umum bimbingan konseling sosial adalah bagian dari
bimbingan dan konseling yang diaplikasikan lebih umum yaitu masyarakat
atau sosial, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam bidang garapan
yang lebih luas lagi. Sebagaimana telah diuraikan tentang pengertian
bimbingan dan juga pengertian tentang konseling maka perlu ditegaskan
pengertian tentang bimbingan dan konseling sosial, hal ini diperlukan agat
tidak menimbulkan kesalah fahaman dalam memaknai apa yang dimaksud
dengan bimbingan konseling sosial. Bimbingan diartikan sebagai proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun orang
dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada sehingga dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Konseling diartikan sebagai proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara atau tatap muka oleh seorang
yang ahli dalam hal ini disebut dengan konselor, kepada individu yang
mengalami masalah yang disebut dengan klien dan bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Dari pengertian tentang bimbingan dan juga pengertian tentang
konseling maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pengertian tentang bimbingan konseling social adalah sebagai upaya proses
pemberian bantuan yang diberikan untuk mewujudkan tatanan kehidupan
yang sejahtera baik: individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi rasa:
keselamatan, kesusilaan, keamanan, ketertiban dan katentraman baik lahir
maupun bathin, hal ini akan terwujud melalui berbagai kerja sama dan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Istilah “

2
keselamatan” yang dimaksudkan adalah selamat dunianya juga selamat di
akhiratnya, yang tentu saja indikatornya adalah berdasarkan norma-norma
keyakinan yang dianutnya agar dapat diamalkan dalam kehidupan
keseharianya.1
2. Tujuan Bimbingan Konseling Sosial
Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang diperlukannya
bimbingan konseling sosial adalah terciptanya tatanan kehidupan baik:
individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi ketentraman, ketertiban
dan kesusilaan.Ketentraman yang dimaksud adalah bebas dari segala
ancaman, teror dan lain-lain, baik lahir maupun bathin. Ketertiban adalah
adanya kesesuaian berdasarkan norma-norma yang berlaku dengan
mengikuti petunjukpetunjuk yang ada yang telah ditetapkan bersama.
Kesusilaan adalah sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat
secara dinamis dan fleksibel. Kondisi masyarakat ini akan dapat terwujud
melalui kerja sama dengan berbagai pihak dan tanggung jawab bersama
antara pemerintah an masyarakat termasuk LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat). Sebagai illustrasi, kondisi masyarakat yang diharapkan adalah
masyarakat yang dapat diorganisir dengan baik, hal ini dapat dicirikan
antara lain:
a. Aadanya stabilitas dalam segala bidang;
b. Terciptanya interaksi personal yang intim yang ditandai dengan pola
hubungan individu yang harmonis yang ada dalam masyarakat tersebut;
c. Terciptanya relasi sosial yang yang berkesinambungan atau kontinuitas;
d. Adanya consensus yang bertaraf tinggi diantara anggota-anggota
masyarakat

Tujuan Bimbingan Konseling Sosial membantu seseorang agar mampu


mengembangkan kompetensinya dalam hal sebagai berikut:

1. Bersifat respek (menghargai dan menghormati) terhadap orang lain.

1
Dra. Faizah Noer Laela, Msi Bimbingan Konseling Sosial (UIN Sunan Ampel Press, Surabaya)
hal, 10

3
2. Memiliki rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, peran
hidup dalam bersosialisasi.

Tujuan Bimbingan dan Konseling Sosial:

1. Supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi


mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan
bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat
pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai
2. Untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti
kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang
ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status social ekonomi)
serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini
bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang
berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan,
interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

Selain tujuan-tujuan diatas, pelayanan bimbingan ialah supaya konseli:

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta


kehidupannya di masa yang akan datang
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin
3. Menyesuaiakan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan kerjanya
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dalam lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk:

4
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya
2. Mengenal dan memahami potensi dan peluang yang ada di
lingkungannya.
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
tempatnya bekerja dan masyarakat
6. Menyesuaikan diri dengan keadaaan dan tuntutan dari lingkungannya,
dan
7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
Tujuan bimbingan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
konseli adalah:
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-
masing. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak
menyenangkan (musibah), serta mampu meresponsnya secara positif
sesuai dengan ajaran agama yang dianut
3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan,
baik fisik maupun psikis.
4. Memiliki sikap positif atau respek terhdap terhadap diri sendiri dan
orang lain
5. Memiliki kempuan untuk melakukan pilihan secara sehat

5
6. Bersifat respek terhadap orang lain, menghormati atau mnghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
7. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.
8. Memiliki kemampuan berinteraksi social (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahmi dengan sesama manusia.
9. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
10. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Adapun persamaan tujuan antara klien dan konselor adalah:
1. Tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara par
klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih.
2. Difokuskan kepada perubahan atau kondisi awal menjadi kondisi baru
dalam hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah.2
B. PENDEKATAN BIMBINGAN KONSELING SOSIAL
Pengertian pendekatan menurut istilah bahasa (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan yang diteliti,. Strategi
adalah rencana yang cermat mengenai legiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Sedangkan teknik adalah cara (kepandaian, ketrampilan dsb) membuat
sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan hal yang dikerjakan;
atau istilah lain adalah metode/sistim untuk mengerjakan sesuatu.3
Berikut ada delapan pendekatan dalam bimbingan konseling sosial,
yaitu:
1. Pendekatan Psikoanalitik
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energy psikis dan pengalaman-
pangalaman dini. Motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah
laku sekarang. Adapun perkembangan dini penting karena masalahmasalah

2
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), hal 65-71
3
Pendekatan Dalam Bimbingan Konseling Sosial http://m-
belajar.blogspot.com/2014/06/pendekatan-dalam-bimbingan-konseling.html diakses pada 14.05,
09 April 2022

6
kepribadian berakar pada konflik-konflik pada masa kanak-kanak yang
direpresi.
2. Pendekatan Eksistensial Humanistik
Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan
untuk menyadari diri, kebebasan untuk menentukan nasib sendiri,
kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai unsur dasar, pencarian
makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, ketika sendirian dan
ketika berada dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan
kematian, dan kecenderungan untuk mengatualkan diri.
3. Pendekatan Client-Centered
Pendekatan ini memandang manusia secara positif, bahwa manusia
memiliki suatu kecenderungan kea rah berfungsi penuh. Dalam konteks
hubungan konseling, klien mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya
diingkari. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak kearah peningkatan
kesadaran, spontanitas, kepercayaan diri dan keterarahan.
4. Pendekatan Gestalt
Manusia terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan
dan tingkah laku. Pandangannya anti deterministic dalam arti individu
dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh
masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.
5. Pendekatan Analisis
Transaksional Manusia dipandang memiliki kemampuan memilih, apa yang
sebelumnya ditetapkan, bias ditetapkan ulang. Meskipun manusia bias
menjadi korban dari putusan-putusan dini dan scenario kehidupan, aspek-
aspek yang mengalihkan diri bias diubah dengan kesadaran.
6. Pendekatan Tingkah laku
Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengkondisian social budaya.
Pandangan deterministic dalam arti tingkah laku dipandang sebagai hasil
belajar dan pengkondisian.
7. Pendekatan Rasional Emotif
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berfikir rasional, tetapi juga
dengan kecenderungan-kecenderungan ke arah berfikir curang. Mereka

7
cenderung untuk menjadi korban dari keyakinana-keyakinan yang irrasional
dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakinan-keyakinan yang irasional itu,
tetapi berorientasi kognitif-tingkah lakutindakan, dan menekankan berfikir,
menilai, menganalisis, melakukan dan memutuskan ulang. Modelnya
adalah didaktif direktif, tetapi dilihat sebagai proses reduksi.
8. Pendekatan Realitas
Pendekatan realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan anti
determinstik. Menurut Dedi Supriadi (2004) berlandaskan edegannya,
bimbingan dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Bimbingan dan
konseling yang dilakukan secara individual disebut bimbingan individual,
sedangkan bimbingan dan konseling yang dilakukan secara kelompok
disebut bimbingan kelompok4

4
Dra. Faizah Noer Laela, Msi Bimbingan Konseling Sosial (UIN Sunan Ampel Press, Surabaya)
hal, 135-138

8
BAB III

(PENUTUP)

1. Kesimpulan
Secara umum bimbingan konseling sosial adalah bagian dari bimbingan
dan konseling yang diaplikasikan lebih umum yaitu masyarakat atau sosial,
hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam bidang garapan yang lebih luas
lagi. Sebagaimana telah diuraikan tentang pengertian bimbingan dan juga
pengertian tentang konseling maka perlu ditegaskan pengertian tentang
bimbingan dan konseling sosial, hal ini diperlukan agat tidak menimbulkan
kesalah fahaman dalam memaknai apa yang dimaksud dengan bimbingan
konseling sosial. Bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada sehingga dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Tujuan Bimbingan Konseling Sosial membantu seseorang agar mampu


mengembangkan kompetensinya dalam hal sebagai berikut:

3. Bersifat respek (menghargai dan menghormati) terhadap orang lain.


4. Memiliki rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, peran
hidup dalam bersosialisasi.

Tujuan Bimbingan dan Konseling Sosial:

3. Supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi


mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan
bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat
pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai
Untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti

9
kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status social ekonomi) serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan
konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam
hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan,
penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan
lingkungannya.
Berikut ada delapan pendekatan dalam bimbingan konseling social,
yaitu: pendekatan psikoanalitik, pendekatan eksistensial humanistik,
pendekatan client-centered, pendekatan gestalt, pendekatan analisis
transaksional, pendekatan tingkah laku, pendekatan rasional emotif dan
pendekatan realitas.

2. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah yang
membahas tentang Pendekatan Bimbingan Konseling Sosial. Oleh karena itu,
penulis mengharap kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Anka Berbakat dalam penyempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Noer Laela, Faizah Bimbingan Konseling Sosial (UIN Sunan Ampel Press,
Surabaya, 2017)
Hikmawati ,Fenti, Bimbingan Konseling (Jakarta:Rajawali Pers, 2011),
http://m-belajar.blogspot.com/2014/06/pendekatan-dalam-bimbingan-
konseling.html

11

Anda mungkin juga menyukai