LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Materi Soal Cerita
Perkalian Dengan Metode Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas II SD Negeri
Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2021/2022.”
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 PGSD-BI.
Penyelesaian Laporan ini tidak lepas dari peran dan bantuan dari berbagai
pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih banyak dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Abdul Muheth, S.Pd., M. Pd, sebagai supervisor 1 yang telah
membimbing hingga terselesainya Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional ini.
2. Ibu Saodah Amriyah, S.Pd.SD, selaku Kelapa SD Negeri Ponteh 2 Kec. Galis.
3. Kedua orang tua dan keluarga tercinta atas dukungan dan doanya.
4. Rekan-rekan sejawat yang telah membantu dalam proses penelitian.
Menyadari bahwa suatu karya tidak terlepas dari kekurangan yang
disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penulis, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Semoga ilmu yang didapat dari laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi
pembaca maupun penulis pribadi dan dapat menjadi sumbangan bagi
perkembangan ilmu pendidikan ke depannya.
iv
DAFTAR ISI
v
F. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) ……………… 13
1. Pengertian Pemecahan Masalah (Problem Solving) …..….. 13
2. Kelebihan dan Kekurangan Pemecahan Masalah
(Problem Solving) ………………………………………… 14
3. Penggunaan Pemecahan Masalah (Problem Solving) …… 15
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal penting penunjang kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan dapat membantu manusia untuk mengembangkan potensinya agar
mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan pendidikan yang bermutu agar dapat membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas.
1
dengan kemajuan sains dan teknologi. Minimnya informasi tersebut mengakibatkan
siswa tidak memahami betapa pentingnya Matematika. Sehingga akan berdampak
buruk terhadap proses belajar siswa, yakni mereka hanya belajar matematika karena
merupakan suatu kewajiban di sekolah dengan cara mendengarkan penjelasan dari
guru, menghafalkan rumus, dan memperbanyak mengerjakan latihan soal
menggunakan rumus yang sudah dihafalkan. Siswa tidak pernah berusaha untuk
memahami dan mencari makna sebenarnya tentang hakikat dan tujuan
pembelajaran matematika itu sendiri.
Padahal Matematika adalah salah satu pelajaran yang diharapkan dapat
membentuk manusia cerdas dan kritis. Sayangnya, pelajaran ini dianggap sangat
sulit dipahami dan tidak menarik bagi siswa. Banyak siswa yang kurang tertantang
dan tertarik untuk menyelesaikan soal Matematika.
Soal Matematika yang paling sulit dipahami siswa adalah soal cerita.
Banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah pada tipe soal cerita Matematika ini.
Hal ini dikarenakan untuk dapat menyelesaikan soal cerita tersebut siswa harus
dapat memahami apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Memahami apa
yang diketahui berarti siswa harus dapat mengetahui informasi yang tersurat
maupun yang tersirat di dalam soal cerita tersebut. Sedangkan memahami apa yang
ditanyakan berarti siswa dapat mengerti konsep atau istilah yang berkaitan dengan
pertanyaannya. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyelesaian.
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi soal
cerita tentang perkalian juga terjadi di kelas II SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis
Kabupaten Pamekasan dimana nilai yang didapat siswa cukup rendah dibandingkan
dengan pelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2021
dari pembelajaran Pra Siklus, diperoleh data hasil tes akhir siswa, nilai tertinggi
yang dicapai adalah 75 sebanyak 1 siswa dan yang terendah adalah 45 sebanyak 1
siswa. Dengan nilai KKM 65, terdapat 10 siswa yang belum tuntas belajar karena
mendapat nilai < 65 dan yang mencapai KKM sebanyak 3 siswa.
Kesulitan yang dialami siswa kelas II SDN Ponteh 2 pada mata pelajaran
matematika yaitu pada soal cerita tentang perkalian yang melibatkan bilangan cacah
dengan hasil kali sampai dengan 100. Awalnya, guru mengajarkan tersebut dengan
2
metode ceramah yang ternyata membuat para siswa menjadi cepat bosan dan tidak
tertarik. Mereka tidak paham cara menentukan bilangan perkalian dalam soal cerita
dan kesulitan menghitung hasil kali bilangan perkalian tersebut.
Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir. Otak siswa dipaksa untuk mengingat berbagai informasi
tanpa dilatih untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya
dengan situasi yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran
masih banyak dilaksanakan secara konfensional. Guru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dengan melibatkan siswa serta
belum menggunakan variasi pendekatan atau strategi pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
Dalam upaya perbaikan guru tidak hanya membuat seperangkat pembelajaran
saja namun yang lebih penting guru dituntut memilih media, bahan pelajaran dan
metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat sangat
membantu guru untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.
Jika guru mampu memilih metode pembelajaran yang tepat, maka siswa akan lebih
tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan tentunya penguasaan materi
pelajaran akan menjadi lebih baik.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu mencari suatu formula
pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah Matematika siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin memberikan terobosan
baru yakni mengajarkan Matematika materi soal cerita tentang perkalian yang
melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 melalui metode
pemecahan masalah (Problem solving). Sehingga siswa dapat dengan mudah
menyelesaikan soal cerita perkalian. Kenyataan-kenyataan seperti di atas itulah
yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan
dalam bentuk penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Matematika Materi Soal Cerita Perkalian Dengan Metode Pemecahan
Masalah Pada Siswa Kelas II SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan Tahun Pelajaran 2021/2022”.
3
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru pada siswa kelas II SD Negeri Ponteh
2 kecamatan Galis secara langsung, diperoleh gambaran bahwa ternyata
kesulitan yang dihadapi oleh para siswa saat pelajaran Matematika materi soal
cerita perkalian adalah :
a. Kurangnya minat belajar siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran yang
disebabkan oleh penggunaan metode yang monoton dengan menggunakan
metode ceramah secara terus menerus.
b. Siswa tidak fokus mendengarkan penjelasan guru saat menyampaikan materi
pelajaran.
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
d. Hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa terlihat kurangnya
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal sehingga hasil belajar siswa
rendah.
2. Analisis Masalah
Dalam mengajarkan Matematika materi soal cerita perkalian,
sebaiknya guru menggunakan metode yang tepat dan lebih bervariasi. Untuk
memilih metode yang tepat, guru harus memperhatikan beberapa hal seperti
materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, kondisi siswa, waktu
yang tersedia dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Dengan menggunakan metode yang tepat, diharapkan siswa dapat memahami
informasi yang guru sampaikan dengan baik dan siswa dapat lebih aktif
selama proses pembelajaran. Sehingga dapat memberikan motivasi belajar
kepada siswa dan memudahkan siswa untuk lebih memahami materi
pelajaran yang guru sampaikan. Apabila diperlukan media atau alat peraga
yang dapat membantu siswa dalam memahami materi Matematika, maka guru
harus menyiapkan media atau alat peraga yang dibutuhkan.
Oleh karena itu metode pemecahan masalah (problem solving)
merupakan strategi yang cocok untuk diterapkan dalam mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi siswa SD Negeri Ponteh 2 dalam mata pelajaran
Matematika materi soal cerita perkalian. Dalam proses pembelajaran dengan
metode pemecahan masalah, guru akan menyajikan bahan pelajaran dengan
4
mengajak siswa untuk berpikir secara ilmiah melalui analisis dan interpretasi
masalah berdasarkan informasii yang telah diterima untuk selanjutnya
ditemukan jawaban permasalahannya.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dalam situasi tersebut, siswa terlebih dahulu perlu mengerti apa
makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana cara
untuk mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan
berguna bagi kehidupannya. Dengan begitu, mereka dapat menempatkan
dirinya sendiri sebagai seorang yang memerlukan bekal untuk masa
depannya. Dengan penggunaan metode pemecahan masalah, diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa akan lebih mudah
memahami dan memperdalam pelajaran Matematika materi soal cerita
perkalian yang kemudian juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis melakukan
penelitian tentang metode pemecahan masalah (problem solving) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika materi soal cerita perkalian Siswa
Kelas II SD Negeri Ponteh 2 kecamatan Galis kabupaten Pamekasan Tahun
Pelajaran 2021/2022.
Bertitik tolak dari rincian permasalahan di atas, dilakukankanlah
tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan dirumuskanlah
masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Materi Soal Cerita Perkalian
Dengan Metode Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas II SD Negeri Ponteh
2 Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2021/2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa sebagai berikut:
“Apakah dengan metode pemecahan masalah (problem solving) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika materi soal cerita
perkalian pada siswa Kelas II SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan tahun pelajaran 2021/2022?”.
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
dengan metode pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi soal cerita perkalian
pada siswa Kelas II SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan tahun pelajaran 2021/2022.
6
3. Bagi Sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain tercermin pada:
a. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa
seperti yang sudah diharapkan.
c. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
d. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri siswa. Perubahan pada hasil belajar siswa dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu
yang belajar.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004:128), belajar
merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Hasil Belajar
8
Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi
lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, bereaksi, menilai,
organisasi, dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
Ranah Psikomotor, berupa penilaian pada aspek keterampilan
psikomotor, misalnya simulasi, mendemonstrasikan, menampilkan, dan
memanipulasi.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) Hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan
pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas maka hasil belajar merupakan
sesuatu fakta yang menunjukkan terjadinya perubahan tingkah laku diri siswa.
Perubahan tingkah laku ditandai dengan adanya perubahan sikap, pengetahuan,
pemahaman, dan pemikiran.
9
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi
segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang
dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan
stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut: Pertama, Intelegensi.
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar
terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat
dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat.
Bakat bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
tetapi lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam
suatu bidang.
10
diantaranya: lembaga-lembaga pendidikan non-formal, seperti kursus bahasa
asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain sebagainya.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa banyak faktor yang dapat
meningkatkan belajar siswa dimana faktor tersebut datang dari dalam diri siswa
(Internal) dan faktor yang datang dari luar diri siswa (Eksternal). Dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab rendahnya
hasil belajar siswa.
C. Matematika
Istilah mathematics (dalam Bahasa Inggris), mathematic (Bahasa German),
wiskunde (Bahasa Belanda), berasal dari bahasa Yunani dari akar kata mathema
yang berarti pengetahuan atau ilmu, atau dari kata lain yaitu mathanein yang berarti
belajar atau berpikir. Jadi, secara etimologis perkataan matematika berarti “ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”, yang lebih menekankan pada
aktifitas penalaran ratio.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari
karena sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari juga dalam menunjang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika,
maka pelajaran matematika perlu diajarkan sejak dini yaitu mulai dari sekolah dasar
yang nantinya dapat digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi.
Pembelajaran Matematika perlu diajarkan dengan baik agar siswa dapat memahami
dengan benar konsep yang harus dikuasai dalam pelajaran Matematika.
11
cermat, jelas dan akurat representasi dari simbol dan padat, lebih bahasa simbol dari
sebuah ide daripada kedengarannya.
D. Konsep Perkalian
Menurut teori Piaget, anak pada usia sekolah dasar yaitu umur 7 – 11 tahun
masih dalam tingkat operasi konkret yang mana anak telah mengetahui simbol-
simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak.
Oleh karena itu, salah satu keterampilan matematika yang harus dikuasai oleh siswa
sekolah dasar adalah kemampuan dalam melakukan operasi hitung khususnya
perkalian. Perkalian adalah proses aritmatika dasar dimana satu bilangan
dilipatgandakan sesuai dengan bilangan pengalinya. Auliya (2009:8) berpendapat
bahwa perkalian merupakan operasi penjumlahan yang diulang-ulang. Oleh karena
itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep
matematika harus diipahami dengan benar sejak dini karena konsep-konsep dalam
matematika adalah suatu rangkaian sebab-akibat. Sehingga pemahaman yang salah
pada suatu konsep akan berakibat pada kesalahan pemahaman pada konsep-konsep
selanjutnya.
Konsep dasar perkalian adalah penjumlahan berulang, hal ini menyebabkan
AxB berbeda dengan BxA, sebab AxB = B+B+B+B (sebanyak Ax), sedangkan
BxA = A+A+A+A (sebanyak Bx). Misalkan pada aturan pemakaian suatu obat,
biasanya ditulis 3×1 tablet sehari. Ini menunjukkan bahwa obat itu tidak diminum
3 tablet sekaligus, akan tetapi 1 tablet setiap kali minum dan diminum sebanyak 3
kali (pagi/siang/sore). Dengan demikian kata “KALI” mempunyai makna
tersendiri, bukan hanya sekedar simbol operasi/bahasa matematika, tetapi nantinya
dikaitkan dengan aplikasi pada mata pelajaran lain sesuai dengan tema yang
diajarkan di sekolah dasar, terutama pada Kurikulum 2013 yang menggunakan
model pembelajaran tematik. Dasar dari pembelajaran ini adalah siswa lebih dahulu
mengerti tentang penjumlahan. Kemudian dengan pengetahuan sebelumnya,
digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang perkalian. Itulah
sebabnya pengetahuan konseptual harus dijelaskan dari awal dengan benar, agar
anak tersebut mampu memahami konsep-konsep selanjutnya dengan baik. Oleh
karena itu seorang guru wajib menanamkan konsep dasar operasi perhitungan yang
benar.
12
E. Soal Cerita Perkalian
Soal cerita adalah soal yang berbentuk cerita tentang sesuatu hal yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk dapat menyelesaikan masalah yang
terdapat dalam soal cerita matematika, siswa harus menguasai hal-hal yang
dipelajari sebelumnya, misalnya tentang konsep perkalian.
Siswa juga harus menguasai materi prasyarat dan memahami langkah-
langkah sistematik. Ketika menyelesaikan soal cerita siswa harus mengetahui
langkah-langkah dalam pengerjaan sehingga siswa dapat mengerjakan soal cerita
dengan baik dan benar. langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal
cerita ada 5 yaitu: (a) menuliskan apa yang diketahui, (b) menuliskan apa yang
ditanya, (c) mengubah bentuk soal cerita ke model matematika, (d) dapat
mengerjakan pada tahap perhitungan, (e) memberikan jawaban akhir sesuai dengan
pertanyaan yang ada (Zulkarnain, 2011).
13
siswa bekerja bersama kelompoknya. Sedangkan para siswa terus berusaha
mengembangkan ide-ide mereka untuk mendapatkan jalan pemecahan masalah.
14
b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin dipelajari.
15
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas II (Dua) yang berjumlah
13 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan pada
semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25
Oktober 2021, 04 November 2021, dan 11 November 2021, semester
ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
Mata
No. Hari/ Tanggal Materi Siklus
Pelajaran
Senin, 25 Oktober Soal Cerita
1 Matematika Pra siklus
2021 Perkalian
16
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a) Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
proses belajar mengajar di kelas.
b) Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Peningkatan
prestasi belajar dari penelitian dapat dilihat pada setiap siklus.
c) Angket siswa pada penelitian untuk mengetahui masalah yang
dimiliki siswa pada pembelajaran sebelumnya.
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
17
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun berdasarkan hasil
observasi kegiatan pra siklus. Rancangan tindakan ini disusun dengan
beberapa cakupan, antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode pemecahan
masalah.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan.
3) Mempersiapkan lembar kerja siswa dan lembar kerja Test Akhir
Siklus I.
4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas peneliti
dan lembar observasi aktivitas siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pembelajaran siklus I peneliti melaksanakan skenario
pembelajaran dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Berikut ini langkah-langkah perbaikan
pembelajaran pada siklus I menggunakan metode pemecahan masalah.
18
b. Guru menjelaskan tentang konsep soal cerita tentang perkalian.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan
mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini
diamati dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan
19
sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar
untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi sehingga
diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil dan refleksi ini
digunakan sebagai diskusi balikan untuk merencanakan dan mengadakan
perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil
tindakan yang disertai observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan
dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menentukan tindakan perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II ini juga prosedur pelaksanaan disusun sama dengan
siklus I yang terdiri dari:
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan refleksi hasil
observasi pembelajaran pada siklus I. Perencanaan tindakan ini dipusatkan
kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik pada tindakan
siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas yang sama
sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
siklus I.
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 Menit)
20
e. Guru menginformasikan tema yang akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (15 Menit)
c. Pengamatan
Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus II, minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
21
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan di kelas II pada siklus II, guru melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dari hasil refleksi dan
diskusi dengan supervisor 1 menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode pemecahan masalah untuk membuat kesimpulan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas II Semester 1 SD Negeri
Ponteh 2 kecamatan Galis kabupaten Pamekasan terhadap pembelajaran
Matematika materi soal cerita perkalian yang melibatkan bilangan cacah
dengan hasil kali sampai dengan 100 Tahun Pelajaran 2021/2022.
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus
terdiri dari satu kali pertemuan. Adapun pelaksanaan secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
23
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada pelajaran
Matematika materi soal cerita perkalian yang melibatkan bilangan cacah
dengan hasil kali sampai dengan 100.
Agar lebih jelas, maka kondisi awal hasil belajar Matematika pada materi
soal cerita perkalian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
24
Dari tabel di atas, dapat diketahui jika nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 58.07 dan ketuntasan belajar mencapai 23.07 % atau hanya ada
3 siswa dari 13 siswa yang mencapai KKM sebesar 65.
a. Perencanaan (planning)
Agar dalam proses penelitian dapat memberikan hasil yang maksimal maka
perlu adanya langkah-langkah perencanaan yang dilakukan sebelum
penelitian, yaitu (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. (2)
Menyiapkan soal-soal. (3) Menyiapkan blangko evaluasi.
b. Tindakan (action)
Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa agar tertarik mengikuti
pembelajaran tentang soal cerita tentang perkalian.
2) Guru menjelaskan tentang konsep soal cerita perkalian di papan tulis.
3) Guru memberikan contoh soal cerita kemudian menjelaskan langkah-
langkah untuk menyelesaikan soal cerita perkalian tersebut.
4) Guru menyampaikan bahwa dalam soal cerita perkalian siswa harus
terlebih dahulu memahami informasi yang disebutkan dalam soal,
kemudian menentukan bilangan perkalian yang tepat, selanjutnya
menghitung bilangan perkalian tersebut.
5) Guru meminta siswa mengamati contoh soal yang ada di buku siswa.
6) Guru meminta siswa menjawab soal cerita perkalian tersebut.
7) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang apa yang tidak
dipahami dari penjelasan guru.
8) Guru memberikan suatu pernyataan yang berisi soal cerita.
9) Siswa diminta menuliskan bilangan perkalian dari soal cerita yang guru
tanyakan kemudian menjawab hasil dari perkalian tersebut.
10) Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku
siswa.
25
c. Observasi (observation)
Pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan yakni melakukan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran siswa, meliputi merespon perintah yang
diberikan guru, dan kualitas pemahaman siswa pada materi pembelajaran.
Kegiatan observasi pada siklus ini adalah pengamatan terhadap aktifitas subjek
penelitian selama proses pembelajaran Matematika dengan pokok bahasan
soal cerita tentang perkalian yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali
sampai dengan 100 serta motivasi siswa dengan menggunakan metode
pemecahan masalah. Adapun hasil belajar siswa pada tahap ini adalah:
26
Kriteria Ketuntasan Minimal = 65
Jumlah siswa Tuntas = 8 Siswa
875
Rata-rata Kelas = = 67.31
13
8
Persentase Ketuntasan = 100% = 61.54 %
13
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan penggunaan
metode pemecahan masalah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
67.31 dan ketuntasan belajar mencapai 61.54 % atau ada 8 siswa dari 13 siswa yang
sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya
sebesar 61.54 % sehingga lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki
yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan guru dengan menerapkan penggunaan metode
pemecahan masalah.
Adapun hasil hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Siklus 1 dapat dipaparkan seperti tabel berikut.
Tabel 4.3
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
Kegiatan
No Aspek yang diobservasi Siklus I Ket
Ya Tidak
1 Siswa yang aktif mengikuti √ Baik
pembelajaran
2 Siswa aktif bertanya √ Kurang
aktif
3 Siswa mau menjawab pertanyaan √ Baik
dengan benar
4 Perhatian siswa terfokus √ Baik
27
Tabel 4.4
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I
Kegiatan
N
Aspek yang diobservasi Siklus I Ket
o
Ya Tidak
√ Tidak
8 Menggunakan alat peraga yang sesuai
menggunakan
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan pada siklus I, diketahui bahwa pelaksanaan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih sangat rendah karena
28
daya serap siswa rendah yaitu dengan presentase ketuntasan 61.54%. Semua
ini disebabkan karena keaktifan siswa sangat kurang dan teknik pembelajaran
yang dipakai kurang optimal sehingga kurang mampu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Oleh karena itu,
diperlukan Siklus 2 untuk memperbaiki pelaksanaan perbaikan
pembelajaran Siklus sebelumnya.
a. Perencanan (planning)
Pada perencanaan siklus dua ini, langkah-langkah yang dilakukan antara
lain (1) Menyusun recana perbaikan. (2) Memadukan hasil refleksi siklus
I agar siklus II lebih efektif. (3) Menyiapkan alat observasi dan blangko
evaluasi.
b. Tindakan (action)
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa agar tertarik
mengikuti pembelajaran tentang soal cerita perkalian.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.
3) Guru menyiapkan media pembelajaran benda konkret berupa
kotak pensil dan pensil.
4) Guru memberikan penjelasan bagaimana cara menyelesaikan
soal cerita perkalian dengan menggunakan media tersebut.
5) Guru meminta siswa menyelesaikan soal cerita perkalian yang
guru berikan.
6) Guru mengecek pemahaman siswa.
29
7) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang soal cerita
perkalian.
8) Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di
buku siswa untuk lebih memantapkan pemahaman siswa tentang
soal cerita perkalian melalui lembar kerja individu.
c. Observasi (observation)
Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap observasi in adalah (1)
Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan metode pemecahan
masalah (problem solving) menggunakan benda konkret. (2) Memantau
proses belajar siswa. (3) Mengamati catatan dan pemahaman masing-
masing siswa. Kegiatan observasi dalam siklus ini adalah pengamatan
terhadap aktifitas subyek penelitian selama proses pembelajaran
Matematika dengan pokok bahasan menyelesaikan soal cerita perkalian
dengan penggunaan metode pemecahan masalah menggunakan benda
konkret Adapun prestasi belajar siswa pada tahap ini adalah sebagai berikut:
30
JUMLAH TOTAL 1060
RATA-RATA 81.54
PROSENTASE KETUNTASAN BELAJAR 92.31%
Tabel 4.6
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
Kegiatan
No Aspek yang diobservasi Siklus I Ket
Ya Tidak
1 Siswa yang aktif mengikuti √ Baik
pembelajaran
2 Siswa aktif bertanya √ Baik
3 Siswa mau menjawab pertanyaan √ Baik
dengan benar
4 Perhatian siswa terfokus √ Baik
31
Berdasarkan tabel di atas, aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran
sudah menunjukkan peningkatan daripada siklus I yaitu pada poin siswa aktif
bertanya. Sebagian besar siswa menunjukkan keterkaitan terhadap materi yang
disampaikan dengan banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan sehingga
aktivitas kelas menjadi semakin aktif.
Adapun hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran siklus
II dapat dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II
Kegiatan
N
Aspek yang diobservasi Siklus I Ket
o
Ya Tidak
32
Berdasarkan tabel di atas, aktivitas guru di dalam proses pembelajaran sudah
memuaskan karena hampir setiap kegiatan sudah guru lakukan dalam proses
pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terjadi peningkatan yang
signifikan dibandingkan dengan siklus I. Dalam hal ketuntasan siswa sudah
mencapai persentase 92.31%, aktivitas siswa sudah lebih meningkat dan
aktivitas guru dalam pembelajaran juga meningkat. Hal ini disebabkan karena
keaktifan siswa baik dan teknik pembelajaran yang dipakai guru mampu
mengaktifkan siswa.
33
Data Ketuntasan Siswa Kelas II
SDN Ponteh 2 Kec. Galis
15
13
11
9
Banyak Siswa
7
5
3
1
-1
Pra Siklus I Siklus II
Siklus
34
Pada Pra Siklus, aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran masih
kurang memuaskan karena hanya dua poin penilaian yang siswa lakukan dan
itu pun masih tergolong rendah. Pada Siklus I, aktivitas siswa di dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan tetapi masih kurang memuaskan karena
siswa hanya terpantau melakukan 3 poin dari total 4 poin penilaian. Sedangkan
pada Siklus II, aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran sudah memuaskan
karena terlihat siswa sudah melakukan semua poin penilaian dan sudah
tergolong tinggi dan merata untuk semua siswa.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Dari pra siklus, siklus I hingga siklus II
dapat dikatakan aktivitas guru semakin meningkat tiap siklusnya.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pemecahan masalah (problem solving) yang juga dilengkapi dengan
penggunaan media berupa benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklusnya. Pada Pra Siklus, ketuntasan siswa dalam pembelajaran hanya
mencapai 2 siswa atau 23.07% dari 13 siswa. Pada perbaikan Siklus I,
ketuntasan siswa meningkat menjadi sebanyak 8 siswa atau 61.54% dari 13
siswa, sedangkan pada siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan yaitu 12
siswa atau 92.31% dari 13 siswa. Dengan demikian, penerapan metode
pemecahan masalah (problem solving) dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran Matematika di kelas II sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal cerita perkalian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, agar proses belajar mengajar
Matematika lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka
disampaikan saran sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya meningkatkan kompetensinya dengan merancang berbagai
proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar siswa menjadi lebih
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah
menggunakan benda konkret memerlukan persiapan yang cukup matang
agar memperoleh hasil yang optimal.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering
melatih siswa dengan berbagai media pembelajaran agar dapat menemukan
pengetahuan baru, sehingga mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya terutama dalam kehidupan sehari-hari.
36
DAFTAR PUSTAKA
Auliya, Fajar. (2009). Jarimagic: Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Pustaka
Widyatama.
Dimyati. Dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fathani, Abdul Halim. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Watanabe, Ken. (2009). Problem Solving 101: Buku Simpel Untuk Orang-Orang
Cerdas. Jakarta: Publishing One.
37
Lampiran 1
BIODATA PENELITI
NIM : 858700059
No HP/WA : 08235544432
Lampiran 2
SURAT KETERANGAN
Nomor : 422/46/432.301.3.16/2021
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD Negeri Ponteh 2 Kec. Galis:
Nama : Saodah Amriyah, S.Pd.SD.
NIP : 19620905 198303 2 015
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Ponteh 2 Kec. Galis
Menyatakan bahwa:
Nama : Poppy Purnama Sari
NIM : 858700059
Unit Kerja : SD Negeri Ponteh 2 Kec. Galis
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Pamekasan, 25 Oktober 2021
Mengetahui,
Kepala Sekolah
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan
Tujuan/ Indikator perbaikan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
menentukan tema, media
(alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran
4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
Penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
Rerata (jumlah skor dibagi 6)
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan
Tujuan/ Indikator perbaikan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
menentukan tema, media
(alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran
4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
Penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
Rerata (jumlah skor dibagi 6)
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan
Tujuan/ Indikator perbaikan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
menentukan tema, media
(alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran
4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
Penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
Rerata (jumlah skor dibagi 6)
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan
Tujuan/ Indikator perbaikan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
menentukan tema, media
(alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran
4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
Penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
Rerata (jumlah skor dibagi 6)
I. Standar Kompetensi
KI 1 :Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
KI 3 :Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI 4 :Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
III. Indikator
- Menyelesaikan soal cerita tentang perkalian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari.
IX. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
Nilai tes tertulis terdapat di buku siswa halaman 107-108.
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian : 0 – 100
Penilaian : Skor yang diperoleh x 100
Skor Maksimal
Setiap soal mendapatkan skor = 2
Jadi skor maksimalnya adalah 5 x 2 = 10
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
NA = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Jawaban Soal:
CATATAN :
....................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Supervisor.1
Kegiatan Ket
No Aspek yang diobservasi Pra Siklus
Ya Tidak
1 Siswa yang aktif mengikuti √
pembelajaran
2 Siswa aktif bertanya √
3 Siswa mau menjawab pertanyaan √
dengan benar
4 Perhatian siswa terfokus √
CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswa,
Supervisor.1
Kegiatan
No Aspek yang diobservasi Pra Siklus Ket
Ya Tidak
1 Memulai pelajaran √ Baik
2 Memotivasi siswa dalam pembelajaran √ Baik
3 Pengelolaan kelas selama pembelajaran √ Baik
4 Menguasai materi √ Baik
5 Melibatkan siswa dalam pembelajaran √ Kurang
Memanfaatkan lingkungan sekitar dalam √ Tidak
6
pembelajaran dimanfaatkan
Melaksanakan pembelajaran sesuai √
7 Baik
dengan tujuan
√ Tidak
8 Menggunakan alat peraga yang sesuai
menggunakan
Melaksanakan pembelajaran dengan √
9 Baik
urutan yang logis
Melaksanakan pembelajaran secara √ Tidak
10
individu dan kelompok berkelompok
11 Mengelola waktu secara efisien √ Baik
12 Memberikan umpan balik √ Baik
Supervisor.1
Dalam kelas terdapat 8 kelompok belajar. Setiap anggotanya ada 5 orang siswa.
Berapakah jumlah siswa di kelas tersebut?
Penyelesaian:
Latihan Soal!
C. Analisis Masalah
1. Ketika guru mengajarkan pelajaran Matematika di kelas rendah,
penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan sangat membantu siswa
agar lebih mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat membuat siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, dibandingkan dengan guru yang
hanya menggunakan metode ceramah secara terus-menerus saat proses
pembelajaran akan membuat siswa kurang termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Penggunaan metode pemecahan masalah merupakan sebuah strategi yang
tepat diterapkan guru untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
siswa SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Pamekasan dalam
pembelajaran Matematika.
D. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dilakukankanlah tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan
dirumuskanlah masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
“Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Soal Cerita
Perkalian Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas II SD
Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran
2021/2022”.
I. Standar Kompetensi
KI 1 :Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
KI 3 :Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI 4 :Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
III. Indikator
- Menyelesaikan soal cerita tentang perkalian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari.
X. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
Nilai tes tertulis terdapat di buku siswa halaman 107-108.
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian : 0 – 100
Penilaian : Skor yang diperoleh x 100
Skor Maksimal
Setiap soal mendapatkan skor = 2
Jadi skor maksimalnya adalah 5 x 2 = 10
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
NA = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Jawaban Soal:
CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Supervisor.1
Kegiatan Ket
No Aspek yang diobservasi Siklus I
Ya Tidak
1 Siswa yang aktif mengikuti √
pembelajaran
2 Siswa aktif bertanya √
3 Siswa mau menjawab pertanyaan √
dengan benar
4 Perhatian siswa terfokus √
CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswa,
Supervisor.1
Kegiatan
No Aspek yang diobservasi Siklus I Ket
Ya Tidak
1 Memulai pelajaran √ Baik
2 Memotivasi siswa dalam pembelajaran √ Baik
3 Pengelolaan kelas selama pembelajaran √ Baik
4 Menguasai materi √ Baik
5 Melibatkan siswa dalam pembelajaran √ Baik
Memanfaatkan lingkungan sekitar dalam √ Tidak
6
pembelajaran dimanfaatkan
Melaksanakan pembelajaran sesuai √
7 Baik
dengan tujuan
√ Tidak
8 Menggunakan alat peraga yang sesuai
menggunakan
Melaksanakan pembelajaran dengan √
9 Baik
urutan yang logis
Melaksanakan pembelajaran secara √ Tidak
10
individu dan kelompok berkelompok
11 Mengelola waktu secara efisien √ Baik
12 Memberikan umpan balik √ Baik
Supervisor.1
Beni diminta ibu untuk merapikan buku-buku yang tidak terpakai lagi. Buku-buku
tersebut dimasukkan ke dalam 3 dus. Masing-masing dus berisi 8 buku. Berapa
banyak buku yang dirapikan Beni?
Penyelesaian:
Latihan Soal!
1. Mirna membeli 6 bungkus kue. Setiap bungkus berisi 7 kue. Berapa banyak
kue yang dibeli Mirna?
2. Di atas rak terdapat 5 kotak. Setiap kotak berisi 8 buku. Berapa banyak buku
semuanya?
3. Deni membeli 5 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 9 kelereng. Jadi
berapakah jumlah keseluruhan kelereng yang sudah dibeli Deni?
Lampiran 6.4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus 1 yang sekaligus sebagai guru
kelas II di SD Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan secara
langsung, diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para
siswa adalah
1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diakibatkan
kurangnya penggunaan media pembelajaran.
2. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
3. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa terlihat
kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal yang mengakibatkan
hasil belajar siswa rendah.
C. Analisis Masalah
3. Ketika guru mengajarkan pelajaran Matematika di kelas rendah, penggunaan
metode pembelajaran yang tepat akan sangat membantu siswa agar lebih
mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Penggunaan metode
pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat membuat siswa lebih termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran, dibandingkan dengan guru yang hanya
menggunakan metode ceramah secara terus-menerus saat proses pembelajaran
akan membuat siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
4. Penggunaan metode pemecahan masalah merupakan sebuah strategi yang tepat
diterapkan guru untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa SD
Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Pamekasan dalam pembelajaran Matematika.
D. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dilakukankanlah tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan
dirumuskanlah masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
“Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Soal Cerita
Perkalian Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas II SD
Negeri Ponteh 2 Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran
2021/2022”.
( SIKLUS II )
I. Standar Kompetensi
KI 1 :Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
KI 3 :Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI 4 :Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
III. Indikator
- Menyelesaikan soal cerita tentang perkalian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-
hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
- Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang
berhubungan dengan masalah perkalian.
b. Media Pembelajaran
- Benda konkret.
X. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
Nilai tes tertulis terdapat di buku siswa halaman 107-108.
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian : 0 – 100
CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Supervisor.1
Kegiatan Ket
No Aspek yang diobservasi Siklus II
Ya Tidak
1 Siswa yang aktif mengikuti √
pembelajaran
2 Siswa aktif bertanya √
3 Siswa mau menjawab pertanyaan √
dengan benar
4 Perhatian siswa terfokus √
CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pamekasan, 11 November 2021
Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswa,
Supervisor.1
Kegiatan
N
Aspek yang diobservasi Siklus II Ket
o
Ya Tidak
1 Memulai pelajaran √ Baik
2 Memotivasi siswa dalam pembelajaran √ Baik
Supervisor.1
Beni diminta ibu untuk merapikan buku-buku yang tidak terpakai lagi. Buku-buku
tersebut dimasukkan ke dalam 3 dus. Masing-masing dus berisi 8 buku. Berapa
banyak buku yang dirapikan Beni?
Penyelesaian:
Latihan Soal!
Rata-Rata 81.54
Paraf
Hari ke / Super
No Kegiatan Pembimbingan Hasil / Komentar Tindak Lanjut Maha
Tanggal visor
siswa
1
1 Sesi Ke-1 Menganalisis video. Berlatih/ Membuat laporan hasil refleksi
Minggu berdasarkan permasalahan di melakukan refleksi diri dan pengajuan judul PKP .
17-10-2021 sekolah masing-masing. pembelajaran
sesuai Panduan
PKP /PDGK4501
2 Sesi Ke-2 Konsultasi/mendiskusikan hasil Masih ada revisi Perbaikan Hasil Refleksi dan
Minggu refleksi pembelajaran pra pada laporan hasil Menyusun RPP Perbaikan
24-10-2021 siklus ( identifikasi masalah, refleksi.
analisis masalah, alternatif dan
prioritas pemecahan masalah
dan rumusan masalah )
Paraf
Hari ke / Super
No Kegiatan Pembimbingan Hasil / Komentar Tindak Lanjut Maha
Tanggal visor
siswa
1
3 Sesi Ke-3 Konsultasi /mendiskusikan Masih banyak Melakukan praktik perbaikan
Minggu RPP Perbaikan Siklus 1 beserta kesalahan pembelajaran eksak/noneksak/
31-10-2021 lembar pengamatannya penulisan pada tematik di kelas sendiri (Siklus 1)
RPP pra siklus. dan Videonya selama 5 menit
4 Sesi Ke-4 Mendiskusikan hasil Tujuan Revisi RPP Perbaikan Siklus 1
Minggu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan melakukan Simulasi Siklus2
07-11-2021 pembelajaran siklus 1 dikelas kurang tepat. dan videonya
sendiri dan cara mengolah
datanya.
5 Sesi Ke-5 Mendiskusikan hasil simulasi Perbaikan Revisi RPP Perbaikan Siklus 2
Minggu siklus 2 dan sistematika dan kesalahan dan menyusun draft laporan PKP
14-11-2021 komponen laporan PKP penulisan pada Bab I-III
RPP siklus 2.
6 Sesi Ke-6 Konsultasi/Mendiskusikan Memperbaiki Revisi laporan PKP Bab I-III dan
Minggu draft laporan PKP Bab I-III dan penulisan pada menyusun draft laporan Bab IV-
21-11-2021 rujukannya bagian-bagian bab V, Daftar Pustaka, dan
I-III Lampirannya
7 Sesi Ke-7 Konsultasi/mendiskusikan Lampiran kurang Revisi laporan PKP Bab IV-V,
Minggu laporan PKP Bab IV-V, Daftar lengkap dan daftar Daftar Pustaka, dan Lampirannya
28-11-2021 Pustaka, dan Lampirannya pustaka kurang dan menyusun draft Karya
sesuai. Ilmiahnya
Paraf
Hari ke / Super
No Kegiatan Pembimbingan Hasil / Komentar Tindak Lanjut Maha
Tanggal visor
siswa
1
8 Sesi Ke-8 Mereviu laporan PKP Bab I-V, Penyusunan Revisi laporan PKP Bab I-V,
Minggu Daftar Pustaka, Lampirannya lampiran tidak Daftar Pustaka, Lampiran2 dan
05-12-2021 dan draft Karya Ilmiah. tepat. Karya Ilmiahnya.
9 Sesi Ke-9 Mereviu laporan PKP Bab I-V, Perbaikan lembar Revisi laporan PKP Bab I-V,
Minggu Daftar Pustaka, Lampirannya kerja siswa. Daftar Pustaka, Lampiran2 dan
06-12-2021 dan cara unggah Karya Ilmiah Karya Ilmiahnya.
10 Sesi Ke-10 Finalisasi laporan PKP Bab I- Perbaikan susunan Revisi laporan PKP Bab I-V,
Minggu V, Daftar Pustaka, karil. Daftar Pustaka, Lampiran2 dan
11-12-2021 Lampirannya dan Karya Ilmiah Karya Ilmiahnya.
11 Sesi Ke-11 Finalisasi dan mengesahkan Perbaikan isi karil. Mengunggah Laporan PKP ke
Minggu Laporan PKP Bab I-V, Daftar laman https://praktik.ut.ac.id dan
12-10-2021 Pustaka, Lampirannya dan Karya Ilmiahnya
draft Karya Ilmiah https://karil.ut.ac.id
12 Sesi Ke-1 Finalisasi dan mengesahkan Laporan PKP dank Mengunggah Laporan PKP ke
Minggu Laporan PKP Bab I-V, Daftar aril sudah sesuai. laman https://praktik.ut.ac.id dan
18-10-2021 Pustaka, Lampirannya dan Karya Ilmiahnya
draft Karya Ilmiah https://karil.ut.ac.id