Anda di halaman 1dari 133

WISATA HALAL DITINJAU DARI FATWA DSN MUI NO 108/DSN-

MUI/X/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PARIWISATA


BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
(STUDI PADA: PT. CHERIA TOUR TRAVEL)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :
RIFATI HANIFA
11150490000011

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Penyelenggaraan Wisata Halal Ditinjau dari Fatwa


DSN MUI No 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Wisata
Berdasarkan Prinsip Syariah (Studi Pada Cheria Tour Travel” yang ditulis oleh
Rifati Hanifa, NIM 11150490000011, telah diujikan dalam sidang skripsi pada
Senin, 23 Maret 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 23 Maret 2020
Mengesahkan
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H.,M.H., M.A


NIP. 19760807 200312 1 001

Panitia Sidang:
Ketua : AM. Hasan Ali, M.A. (…………………….)
NIP. 19751201 200501 1 005
Sekretaris : Dr. Abdurrauf, Lc., M.A (…………………….)
NIP. 19731215 200501 1 002
Pembimbing 1 : Dr. Alimin Mesra, M.Ag (…………………….)
NIP. 19690825 200003 1 001
Pembimbing 2 : Mu’min Roup, M.Ag (…………………….)
NIP. 19700416 199703 1 00
Penguji 1 : AM. Hasan Ali, M.A (…………………….)
NIP. 19751201 200501 1 005
Penguji 2 : Mufida, M.H. (…………………….)

ii
ABSTRAK
RIFATI HANIFA. NIM 11150490000011. PENYELENGGARAAN WISATA
HALAL DITINJAU DARI FATWA DSN MUI NO 108/DSN-MUI/X/2016
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISATA BERDASARKAN
PRINSIP SYARIAH (STUDI PADA PT CHERIA TOUR TRAVEL. Program
Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1441 H/ 2020 M. x + 77 halaman 10 lampiran.
Pada tahun 2016 Dewan Syariah Nasioanal Majelis Ulama Indonesia telah
mengeluarkan Fatwa Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman
Penyeleggaraan Pariwisata berdasarkan Prinsip Syariah. Fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan perangkat aturan
kehidupan yang bersifat tidak mengikat dan tidak ada paksaan secara hukum bagi
sasaran diterbitkannya fatwa untuk mematuhi ketentuan fatwa tersebut. sejak tahun
2012 cheria tour travel mempromosikan paket perjalanan tour Muslim dengan
prinsip syariah dan merupakan biro perjalanan wisata yang menggawangi wisata
halal di Indonesia. Bagaimana penyelenggaraan wisata halal di cheria tour travel di
tinjau dari fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016? Apa saja yang menjadi
kendala dalam mempromosikan wisata halal di Indonesia?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep penyelenggaraan wisata
halal di Cheria Tour Travel dengan tinjauan Fatwa DSN-MUI dan kendala-kendala
yang dihadapi dalam menyelenggarakan wisata halal di Indonesia. Selain itu juga
guna mendorong terbentuknya peraturan perundang-undangan tentang wisata halal.
Metode penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif-
empiris dengan menggunakan pendekatan Statue Approach dan Doctrinal
Approach yang mana menggunakan teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dengan melakukan dan
penelitian kepustakaan dan studi lapangan (Field research) dengan cara
mengadakan wawancara, yang kemudian hasil penelitian tersebut akan dipaparkan
dalam bentuk kata-kata tanpa menggunakan data angka.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan wisata halal
berdasarkan prinsip syariah pada cheria tour travel sangat berpotensi menjadi Biro
Perjalanan Wisata Syariah karena konsep wisata halal yang di miliki oleh cheria
tour travel dapat memberikan banyak pilhan untuk wisatawan dan inovasi yang
dilakukan sangat mengikuti perkembangan di era digital. Meskipun dalam
pembahasan ini cheria tour travel belum sepenuhnya menerapkan ketentuan dan
prinsip-prinsip syariah yang terdapat dalam fatwa dewan syariah nasional.

KATA KUNCI : Penyelenggaraan Wisata Halal, Prinsip


Syariah, Fatwa DSN MUI, Tour Muslim.
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Alimin Mesra, M.Ag
Mumin Roup, M.Ag
DAFTAR PUSTAKA : 1991 s.d 2019

iv
‫الر ِحيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬ ِ ‫بِس ِْم ه‬
‫َّللا ه‬
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pertama-tama penulis
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan melimpahkan segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan dengan seizin Nya. Shalawat serta Salam semoga
tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan
keluarganya dan semoga dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua umat
manusia dan semoga kita dapat mendapatkan syafa’atnya.
Penulisan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak dalam penyusunannya.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap civitas
akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Secara khusus pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Hasan Ali, MA Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah dan
Abdul Rouf, MA Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
3. Mumin Rouf, MA dan Dr. Alimin Mesra, M.Ag sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi dan Dr. Ir. H. Nadratuzzaman Hosen, M.Ec
sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Para Pengurus Perpustakaan
Fakultas, dan Para Pengurus Perpustakaan Utama.
5. Para pengurus akademik Fakultas Syariah dan Hukum, Bapak Guruh,
Ibu Rohaya, Ibu Yanti, Ibu Syifa, Ibu Nisrina dan lain-lain para
pengurus Fakultas Syariah dan Hukum.
6. Bapak Cheriatna Direktur Utama PT Cheria Tour Travel dan Bapak
Sobari HRD PT Cheria Tour Travel yang sudah meluangkan waktunya

v
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan wawancara yang penulis
ajukan dan telah memberikan dokumen yang penulis butuhkan. Serta
para customer yang pernah menggunakan jasa perjalanan wisata halal
di cheria tour travel yang bersedia untuk di wawancara.
7. Orang Tua tercinta dan tersayang Ayahanda Nendang Saputra dan
Ibunda Muniroh yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis,
baik dukungan spiritual maupun dukungan material.
8. Kakak-kakak tercinta Miftahul Jannah dan Chairunnisa serta adik
tercinta Robby Dzidni Ilman yang selalu memberikan dukungan baik
spiritual maupun material.
9. Teman-teman penulis, Putri Diana, Andi Benazir, Dannia Sanni serta
teman-teman HES angkatan 2015 yang selalu setia menemani dan
memberikan banyak kenangan selama masa-masa perkuliahan.
10. Keluarga HMI dan KOHATI KOMFAKSY, Keluarga HMPS HES,
Keluarga DEMA FSH 2017, Keluarga SEMA FSH 2018, Keluarga
KBMA, serta seluruh adik-adik mahasiswa-mahasiswi FSH yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan
senyum terbaiknya kepada penulis.
11. Abang-abang, kakak-kakak, terbaik selama masa perkuliahan, Bang
Husnul Qari, Bang Kevin, Bang Abenk, Bang Aslam, Bang Binjo, Ka
Matin, Ka Aam, Ka Dendi, Ka Amel, Ka Faa Izah, Ka Dhea, Ka Bakrie,
Ka Tacki, Ka Richard yang selalu memberikan waktu-waktu terbaiknya
dan Motivasi untuk penulis.
12. Rekan-rekan terbaik penulis Nurul Islamiyati dan Annisa Fathia Hanna,
Jawara Duta Damai serta Keluarga Besar Duta Damai Dunia Maya
Provinsi Banten yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta
solidaritas yang amat banyak kepada penulis.

Terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan oleh orang-orang
yang telah hadir di dalam kehidupan penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu. Semoga semua dukungan dan kebaikan yang telah kalian berikan

vi
mendapat balasan yang mulia dari Allah SWT dan kita semua selalu berada
dalam lindungan-Nya serta dipermudah segala urusan di dunia maupun di
akhirat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, namun semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga kita
semua selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x
BAB I .................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................................7
D. Perumusan Masalah ............................................................................................8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................................8
G. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ...............................................................9
H. Metode Penelitian ............................................................................................. 12
I. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 18
BAB II ............................................................................................................................. 21
A. Kerangka Konseptual ...................................................................................... 21
1. Konsep Pariwisata ........................................................................................ 21
a. Definisi Pariwisata ....................................................................................... 21
b. Struktur Pariwisata ....................................................................................... 22
c. Jenis- jenis Pariwisata .................................................................................. 24
d. Bentuk-Bentuk Pariwisata ............................................................................ 26
2. Konsep Pariwisata Halal............................................................................... 29
a. Pariwisata Halal ............................................................................................ 29
b. Kriteria Wisata Halal .................................................................................... 32
c. Hukum Perjalanan Wisata dalam definisi Kontemporer .............................. 36
d. Konsep Pariwisata Syariah ........................................................................... 39
B. Tinjauan Teoritis ............................................................................................... 40
1. Teori Kepastian Hukum ............................................................................... 40

viii
2. Teori Kemanfaatan ....................................................................................... 41
C. Konsep Penyelenggaraan Wisata Berbasis Syariah Menurut Fatwa
DSN MUI No. 108/DSN-MUI/X/2016........................................................... 42
1. Ketentuan Hukum dan Prinsip Umum ......................................................... 43
2. Ketentuan terkait antara pihak dan akad ...................................................... 43
3. Ketentuan Destinasi Wisata .......................................................................... 44
4. Ketentuan terkait wisatawan......................................................................... 44
5. Ketentuan terkait biro perjalanan wisata syariah .......................................... 45
6. Ketentuan terkait Hotel Syariah ................................................................... 45
7. Ketentuan terkait pemandu wisata................................................................ 46
BAB III ........................................................................................................................... 47
A. Sejarah Singkat PT Cheria Tour Travel ..................................................... 47
B. Visi Misi Cheria Wisata Tour Travel ........................................................... 48
C. Strategi Promosi Wisata Halal Cheria Tour Travel ............................... 48
D. Produk-produk Destinasi Wisata Halal Cheria Tour Travel ................... 49
BAB IV ............................................................................................................................ 51
A. Analisis Wisata Halal pada PT Cheria Tour Travel Berdasarkan Fatwa
DSN-MUI No: 108/DSN-MUI/X/2016 ............................................................ 52
1. Ketentuan Hukum dan Prinsip Umum ......................................................... 54
2. Analisis Ketentuan terkait antara para pihak dan akad................................. 56
3. Analisis Ketentuan Wisatawan ..................................................................... 59
4. Analisis Ketentuan Destinasi Wisata............................................................ 62
5. Analisis Ketentuan Terkait Hotel ................................................................. 64
6. Analisis Ketentuan terkait Biro Perjalanan Wisata Syariah ......................... 68
7. Analisis Ketentuan terkait Pemandu Wisata ................................................ 71
B. Kendala-kendala Cheria Tour Travel dalam menyelenggarakan wisata
halal ........................................................................................................................ 74
BAB V ............................................................................................................................. 77
A. Simpulan............................................................................................................... 77
B. Rekomendasi ...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 80

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Nominasi Biro Perjalanan Wisata Halal ............................................................ 5

Tabel 2. 1 Konsep Pariwisata Halal .................................................................................. 31


Tabel 2. 2 Kriteria Wisata Halal ....................................................................................... 35

Tabel 4. 1 Analisis Ketentuan Hukum dan Prinsip Umum ............................................... 54


Tabel 4. 2 Analisis Ketentuan terkait antara para pihak dan akad .................................... 56
Tabel 4. 3 Analisis ketentuan Wisatawan ......................................................................... 60
Tabel 4. 4 Analisis Ketentuan Destinasi Wisata ............................................................... 63
Tabel 4. 5 Analisis Ketentuan Hotel ................................................................................. 66
Tabel 4. 6 Analisis Ketentuan Biro Perjalanan Wisata Syariah ........................................ 69
Tabel 4. 7 Analisis Ketentuan Pemandu Wisata ............................................................... 72

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dahulu produk halal yang dibayangkan hanya produk makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik yang tidak mengandung alkohol atau bahan kimia
yang mengandung unsur babi, darah dan bangkai. Namun sekarang industri
halal mengalami evolusi hingga ke produk keuangan (seperti perbankan,
asuransi, dan lain-lain), dan Lifestyle (travel, rumah sakit, hotel, rekreasi, dll).
Sektor ekonomi Islam yang telah mengalami pertumbuhan yang signifikan
dalam produk lifestyle adalah di sektor pariwisata yaitu pariwisata syariah.1
Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata mampu
membantu membuka keran investasi swasta, menciptakan lapangan kerja,
menambah ekspor, dan memandu investasi infrastruktur. Menurut World
Travel and Tourism Council setiap $1juta yang dibelanjakan untuk sektor
travel dan pariwisata bisa mendukung 200 lapangan kerja dan $1,7 juta PDB
bagi Indonesia.2 Selain itu sektor pariwisata juga memberikan perkembangan
yang sangat signifikan terhadap kenaikan taraf hidup masyarakat,
pembangunan fisik lingkungan hidup dan penambahan dana yang masuk untuk
kas pemda.3
Dalam berita online CNN Indonesia, menurut laporan Comcec Report
February 2016, CrescentRating tahun 2014 terdapat 116 juta pergerakan
halal traveler. Diproyeksikan Pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 180
juta perjalanan atau naik 9, 08%. Sementara dalam 3 tahun terakhir hal ini juga
naik rata-rata 15,5% di Indonesia.Tercatat total pengeluaran wisatawan
Muslim dunia tahun 2014 mencapai US$ 142 miliar. Sustainability
atau growth halal tourism kini mencapai angka 6, 3%.

1
Dini Andriani, dkk, “Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata Syariah”, Deputi Bidang
Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenparekraf, 2015
2
Laporan Ekonomi Triwulan Indonesia, Oktober 2016 : Tekanan Mereda
http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/publication/indonesia-economic-quarterly-
october-2016 diakses pada 9 November 2018
3
Andi Fariana, “Hukum Islam sebagai The Living Law Dalam meminilisasi dampak negatif
pariwisata dipulau lombok bagian utara”, Jurnal Hukum Islam Vol.5, No.2.p.163-334

1
Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia
sebesar 4, 4% ataupun pariwisata ASEAN sebesar 5, 5%. Begitu
pula spread atau benefit halal tourism yang juga sangat besar. Pengeluaran
wisman dari Arab Saudi rata-rata mencapai US$1.750 per kunjungan/wisman
dan wisman Uni Emirat Arab US$ 1.500 per kunjungan/wisman atau lebih
besar dibandingkan pengeluaran wisman dari Asia US$ 1.200 per
wisman/kunjungan.4
Dinamika pariwisata dunia dalam tiga tahun terakhir di pengaruhi oleh
peningkatan jumlah perjalanan antarnegara dan pertumbuhan perekonomian
terutama di kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 2016 Indonesia mampu menembus
angka 12 juta wisatawan mancanegara. Dibandingkan dengan negara ASEAN
seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia menduduki peringkat ke
empat di tahun 2016.5 Pada tahun 2018 menurut riset Global Muslim Travel
Index (GMTI) Indonesia menduduki peringkat kedua destinasi populer di
dunia.6
Pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
dituntut untuk dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu dan
berkelanjutan. Kepariwisataan Indonesia diatur melalui Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.7 Dalam undang-undang
tersebut menyebutkan prinsip kepariwisataan salah satunya dalam pasal 5
huruf a yang berbunyi “menjunjung tinggi Norma agama dan nilai budaya
sebagai penjawatahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan
antara manusia dan Tuhan yang maha esa, hubungan antara manusia dan
sesama manusia, dan hubungan manusia dan lingkungan”.8

4
CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20161008014750-307-
164137/ini-15-pemenang-kompetisi-pariwisata-halal-tingkat-nasional di akses pada tanggal
9 November 2018
5
Brojonegoro https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2672032/kepala-bappenas-bambang-
daerah-harus-kompak-bantu-pariwisata (2016)
6
Agung Rahmadsyah, CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180411180123-269-290115/indonesia-peringkat-ke-dua-destinasi-
wisata-halal-dunia di akses pada 9 November 2018
7
Adrian Adi Hamzanah. “Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata Halal dalam
Pengembangan Pariwisata Halal di NTB”, Jurnal Pena Justitia. vol.17, 2017
8
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan.

2
Berkaitan dengan perkembangan kepariwisataan, Pandangan Bambang
Sunaryo yang dikutip dalam jurnal yang di tulis oleh Adrian Adi Hamazana
(2017) bahwa pembangunan pariwisata bertitik tolak pada 4 (empat) pilar
yaitu: destinasi, pemasaran (promosi), industri pariwisata dan kelembagaan.
Keempat pilar pembangunan pariwisata tersebut menjadi pedoman dasar
dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang kepariwisataan. Salah satu
subsektor yang sekarang menjadi perhatian pada sektor pembangunan
kepariwisataan menurut Adrian Adi Hamzanah adalah Pariwisata Halal.9
Seiring dengan hal tersebut, penelitian Fahadil Amin Al hasan (2017)
tentang Pedoman dalam Penyelenggaraan Pariwisata Halal yang ditetapkan
dalam Fatwa Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Penyelenggaraan
Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menyimpulkan bahwa fatwa
tersebut sebagai pedoman umum dalam menyelenggarakan pariwisata syar’iah
atau pariwisata yang ditujukan hanya kepada Muslim. Ketentuan yang
terkandung dalam fatwa tersebut masih banyak yang perlu diubah karena
membawa kesan ekslusif.10
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam penelitian Adrian Adi Hamzanah
(2017), pelaksanaan standarisasi pariwisata halal menggunakan Perda Nomor
2 Tahun 2016 yang merupakan langkah Pemerintah Provinsi NTB terhadap
perlindungan hukum kepada wisatawan dan sebagai pemenuhan kewajiban
yang ditentukan oleh Undang- undang No. 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan. Perda tersebut disiapkan untuk mengintergrasikan nilai-nilai
syari’ah ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan fasilitas dan
pelayanan yang sesuai dengan ketentuan syariah, akan tetapi peraturan daerah
tersebut belum dikuatkan dengan peraturan diatasnya.
Menurut ketua BPPD-NTB dalam penelitian Adrian Adi Hamzanah
mengatakan bahwa penghambat dari penyelenggaraan wisata halal di NTB

9
Adrian Adi Hamzanah. “Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata Halal dalam
Pengembangan Pariwisata Halal di NTB”, Jurnal Pena Justitia. vol.17, 2017
10
Fahadil Amin Al hasan, “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”, Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, 2017.

3
adalah faktor masyarakat, faktor hukum, dan faktor struktur hukum. Kinerja
Tim sertifikasi halal juga sangat lamban padahal pemerintah daerah telah
menyiapkan Dana. Hal tersebut karena masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap sertifikasi halal. Kurangnya dukungan masyarakat juga menjadi salah
satu sebab penghambat penyelenggaraan wisata halal di NTB.11
Padahal pada sisi yang lain Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) juga menyelenggarakan Kompetisi Pariwisata Halal
Nasional (KPHN) untuk pertama kalinya di tahun 2016 yang dipimpin oleh
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) Riyanto
Sofyan yang melibatkan Dewan Syariah Nasional (DSN) sebagai penilai.
Kategori biro perjalanan pariwisata dimenangkan oleh Ero Tour.12
Tujuan diadakannya KPHN 2016 adalah untuk mengapresiasi para pelaku
industri pariwisata nasional yang sudah menerapkan fasilitas dan pelayanan
pariwisata dalam hal ramah wisatawan Muslim (Muslim friendly tourism),
ramah keluarga (family friendly), dan penyediaan makanan halal. Selain itu,
kompetisi ini diselenggarakan untuk menargetkan Indonesia rangking satu
dunia pariwisata halal.
Riyanto Sofyan menjelaskan aspek penilaian utama KPHN 2016, meliputi
profile, key achievement, unique characteristic. Masyarakat memilih
nominator melalui e-voting yang dapat di akses melalui laman
halaltourism.id.13 Berikut nomine Biro Perjalan Pariwisata Halal terbaik di
Indonesia14:

11
Adrian Adi Hamzana, Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata Halal dalam
Pengembangan Pariwisata di Nusa Tenggara Barat, h., 1-16
12
Republika news online/22/10/18, https://www.republika.co.id/berita/koran/news-
update/16/08/12/obsmk617-kompetisi-pariwisata-halal-nasional-2016-percepat-industri-
wisata-halal
13
Go Muslim/09/11/18, https://www.goMuslim.co.id/read/news/2016/08/30/1337/targetkan-
ranking-satu-dunia-kemenpar-adakan-kompetisi-parawisata-halal-dunia-2016.html
14
Halhalal/22/09/18, http://www.halhalal.com/inilah-daftar-nomine-biro-perjalanan-wisata-
halal-terbaik/

4
Tabel 1. 1 Nominasi Biro Perjalanan Wisata Halal

Biro Perjalanan Wisata Halal Domisili


Cheria Halal Wisata Tour Travel Jakarta Selatan
DT Mice and Tour Bandung, Jawa Barat
Ero Tour Sumatera Barat
ESQ Tour and Travel Jakarta Selatan
Gaido Travel & Tours Jakarta Selatan
Gardi Tour Sulawesi Selatan
Kaisa Rossie Semarang, Jawa Tengah
Monatour Travel Jakarta Selatan
Royal Indonesia Travel Depok, Jawa Barat
Tazkia Travel Jakarta Selatan

Di antara Kesepuluh Nominasi Biro Perjalanan Wisata Halal Terbaik, salah


satunya adalah Cheria Halal Wisata Tour Travel yang juga mendaftarkan
penyelenggaraan Haji dan Umroh dan menjadi salah satu travel haji dan
umroh.
PT Cheria Tour Travel (Cheria Tour Travel) berdiri sejak 2012 sebagai
Biro Perjalanan dan Penyelenggaraan Haji ONH PLUS dan Umroh serta Tour
Wisata Muslim memiliki ijin Biro Perjalanan Wisata (BPW)/SIUP: 2365/2012
dan Depag RI Ijin Umroh dan Khusus Haji.
Cheria Tour Travel merupakan pioner dari terbentuknya Komunitas Wisata
Halal di Indonesia yang menggawangi travel lainnya. Dalam laman website
Cheria Wisata Tour Travel dijelaskan bahwa paket tour wisata Muslim ini,
pelanggan tidak kesulitan menunaikan ibadah shalat selama tour berlangsung,
selain itu juga akan disajikan berbagai makanan halal selama liburan tersebut.
Penawaran yang dilakukan tidak hanya paket domestik, Cheria Wisata Tour
Travel juga menawarkan paket tour Muslim internasional. Di era internet ini

5
pelanggan Cheria Wisata Tour Travel kebanyakan datang dari media sosial
atau dunia maya.15
Cheria Wisata Tour Travel telah memenuhi kriteria pariwisata syariah yang
terlampir dalam Fatwa DSN MUI seperti tersedia tempat ibadah bagi Muslim
dan disajikan makanan yang halal. Namun apakah dalam praktiknya Cheria
Wisata Tour Travel telah berpedoman pada Fatwa DSN-MUI No 108/DSN-
MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan
Prinsip Syariah dalam melakukan pelayanan jasa pariwisata halal di PT.
Cheria Tour Travel?
Dari latar belakang tersebut di atas, maka perlu adanya penelitian tentang
“Penyelenggaraan Wisata Halal di Tinjau dari Fatwa DSN-MUI No
108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Bedasarkan Prinsip Syariah (Studi Pada PT. Cheria Tour Travel)”.

B. Identifikasi Masalah
Menurut riset GMTI tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat kedua
destinasi wisata halal populer di dunia. Eksistensi pariwisata halal semakin
meningkat banyak biro perjalanan yang mengemas perjalanan wisata dengan
paket halal travel. Indonesia memiliki potensi wisata syariah yang sangat besar
dan bisa menjadi alternatif selain wisata konvensional, hanya saja branding
dan pengemasannya masih belum memiliki konsep yang tepat. Terutama pada
segi regulasi dalam melakukan standarisasi pariwisata halal.16
Kepariwisataan Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan.17 Namun dianggap tidak ada kepastian hukum
untuk mengatur pariwisata berdasarkan prinsip syariah oleh karena itu DSN-
MUI mengeluarkan fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016 agar dapat

15
Info Grafis Cheria Tour Travel/11/10/18, https://www.cheria-travel.com/p/cheria-tour-
travel-wisata.html diakses pada 28 Oktober 2018
16
Dini Andriani, dkk, “Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata Syariah”, Deputi
Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenparekraf, 2015.
17
Adrian Adi Hamzanah. “Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata Halal dalam
Pengembangan Pariwisata Halal di NTB”, Jurnal Pena Justitia. vol.17, 2017

6
digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan wisata dengan
manajemen islami.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah-masalah terkait penyelenggaraan wisata halal yang
diantaranya:

1. Semakin banyak biro perjalanan wisata yang menawarkan wisata


halal, namun tidak adanya peraturan perundang-undangan yang
mengatur terkait penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip
syariah.
2. Sikap pemerintah yang kurang progresif terhadap pelaku usaha biro
perjalanan wisata yang memiliki produk wisata halal.
3. Nomenklatur untuk wisata berdasarkan prinsip syariah masih menjadi
perdebatan
4. Pada tahun 2016 DSN-MUI telah mengeluarkan fatwa no 108/DSN-
MUI/X/2016 dengan memperhatikan beberapa aturan hukum MUI
dan pendapat rapat pleno DSN-MUI dan kedudukan fatwa tersebut
masih menjadi pertanyaan di kalangan pelaku wisata halal.
5. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia menghimbau
kepada Biro Perjalanan Wisata yang menyediakan wisata halal Fatwa
DSN-MUI sebagai pedoman dalam penyelenggaran wisata
berdasarkan prinsip syariah.
6. Cheria Tour Travel Mengklaim bahwa Biro Perjalanan Wisata
tersebut yang menggawangi wisata halal di Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat terlalu luas lingkup pariwisata halal maka pembahasan
penelitian ini hanya pada ketentuan penyelenggaraan Pariwisata Halal
Berdasarkan Prinsip Syariah yang berkaitan dengan biro perjalanan wisata
dengan tinjauan Fatwa DSN MUI nomor 108/X/DSN-MUI/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah studi pada
PT Cheria Tour Travel.

7
Dalam Fatwa DSN-MUI terdapat beberapa ketentuan, yaitu; ketentuan
akad (perjanjian) yang dilakukan, ketentuan Hotel, Destinasi Wisata,
Wisatawan, SPA, Sauna, Massage, Biro perjalanan, dan ketentuan mengenai
pemandu wisata. Namun peneliti tidak akan membahas terkait ketentuan SPA,
Sauna, Massage karena hal tersebut hanya ada pada hotel syariah dan cheria
tour travel tidak memfasilitasi hal tersebut.

D. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan maka penulis membuat perumusan
masalah:
1. Bagaimana Penyelenggaraan Wisata Halal pada PT Cheria Tour Travel
Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Perjalanan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi Cheria Tour Travel dalam
menyelenggarakan wisata halal?

E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ditimbulkan, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui kesesuaian syariah dalam penyelenggaraan wisata
halal oleh PT Cheria Tour Travel ditinjau dari Fatwa DSN-MUI No
108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Syariah;
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Cheria Tour Travel
dalam menyelnggarakan wisata halal di Indonesia.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan menjadi acuan untuk
pembelajaran dan pembuatan karya ilmiah, khususnya yang berkaitan
dengan Penyelenggaraan Wisata Halal dengan tinjauan Fatwa DSN MUI
No 108/DSN-MUI/X/2016, serta untuk sumber data dan informasi yang

8
dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan, khususnya di Bidang Hukum Ekonomi
Syariah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat
mengaplikasikannya dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh
selama perkuliahan dan penelitian;
b. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dari aspek
hukum dan aspek ekonomi dari regulasi yang digunakan dalam
menyelenggarakan usaha pariwisata halal;
c. Bagi biro perjalanan wisata syariah
Dapat digunakan sebagai salah satu sarana atau sumber literasi agar
dapat menyelenggarakan usaha wisata halal yang sesuai dengan prinsip
syariah dan peraturan yang berlaku.
d. Bagi pemerintah
Dalam hal ini Kemenparekraf agar dapat memberikan regulasi secara
khusus terkait pelaksanaan pada Biro Perjalanan Wisata yang
menyelenggarakan paket perjalanan wisata halal.
e. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada
masyarakat agar dapat menganalisis biro perjalanan wisata yang sesuai
dengan prinsip syariah dan peraturan yang berlaku.

G. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu


Sistem ekonomi syariah saat ini telah berkembang luas, awalnya hanya
meliputi produk halal dalam makanan/minuman, kemudian berkembang ke
industri keuangan syariah hingga Lifestyle yang berupa syariah dalam
pariwisata seperti hotel, spa, rumah sakit, tempat rekreasi dan sebagainya.
Termasuk juga sektor logistik, IT, lembaga sertifikasi dan standarisasi yang
mengakomodir Sharia Compliance, Hal tersebut harus sejalan dengan

9
peraturan yang berlaku guna menjunjung Norma agama dan nilai budaya
sebagai aktualisasi konsep keseimbangan hubungan antara manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
Rahmi Syahriza (2014) dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sumatra Utara dalam jurnalnya yang berjudul “Pariwisata Bebasis
Syariah (telaah Makna kata saran dan derivasinya dalam Al-Qur’an”
menyimpulkan banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan untuk melakukan
perjalanan. Pariwisata merupakan perjalanan yang mana melakukannya dapat
menguatkan akidah dan keyakinan serta bisa meningkatkan motivasi, kreasi
dan inovasi dengan bercemin peristiwa masa lampau. Dengan syarat biro
perjalanan yang diatur menggunakan manajemen yang Islami serta sumber
daya manusia yang rasyid bisa menjadi salah satu sarana pengembangan
investasi bisnis syariah di luar perbankan.18
Sebab syarat dalam biro perjalanan mesti diatur dalam manajemen yang
Islami dan harus sejalan dengan aturan yang berlaku demi terciptanya sebuah
kerharmonisan, Fahadil Amin Al hasan (2017) yang berjudul
Penyelenggaraan “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang
pedoman penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”
menyimpulkan bahwa Fatwa No 108/DSN-MUI/X/2016 menyimpulkan
bahwa Fatwa No 108/DSN-MUI/X/2016 Sebagai aturan satu-satunya
mengenai perkembangan pariwisata halal di Indonesia, dalam fatwa ini banyak
ditemukan ketentuan-ketentuan yang harus didiskusikan kembali. Ada
beberapa ketentuan yang dapat mengirim perkembangan parawisata halal ke
arah yang eksklusif. Padahal, pariwisata halal tidak hanya diperuntukan oleh
Muslim saja, melainkan kepada semua wisatawan, baik itu Muslim ataupun
non Muslim.19
Berbeda dengan pelaksanaan pariwisata halal di NTB menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Adrian Adi Hamzanah (2017) dalam
18
Rahmi Syahriza. Pariwisata Bebasis Syariah (telaah Makna kata saran dan derivasinya
dalam Al-Qur’an. Jurnal Human Falah, Vol.2, 2014.
19
Fahadil Amin Al hasan. Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah). Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum,
2017.

10
jurnalnya yang berjudul “Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata
Halal dalam Pengembangan Pariwisata di Nusa Tenggara Barat”
menyebutkan pelaksanaan pariwisata halal di atur dalam Perda No. 2 tahun
2016 tentang pariwisata halal yang merupakan pelaksanaan kekhususan daerah
sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Selain itu berdasarkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan yang terdapat dalam Pasal 23 ayat (1) mengamanatkan bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan
hukum dan menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha
pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha,
memfasilitasi, dan memberikan kepastian hukum.
Oleh karena itu menurut penelitian yang dilakukan oleh BPHN
PUSLITBANG dalam Lporan Akhir Tahun yang berjudul “Kedudukan
Fatwa MUI Dalam Upaya Mendorong Pelaksanaan Ekonomi Syariah”
menyimpulkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan perangkat
aturan kehidupan yang bersifat tidak mengikat dan tidak ada paksaan secara
hukum bagi sasaran diterbitkannya fatwa untuk mematuhi ketentuan fatwa
tersebut. Namun disisi lain berdasarkan peraturan perundang-undangan adanya
kewajiban regulator agar materi muatan yang terkandung dalam Fatwa MUI
dapat diserap dan ditransformasikan dalam merumuskan prinsip-prinsip
syariah dalam kegiatan ekonomi syariah.20
Dalam hierarki peraturan perundang-undangan jenis undang-undang
merupakan aturan yang lebih tinggi sehingga materi muatan yang terdapat
dalam peraturan daerah provinsi dan peraturan daerah kabupaten/kota adalah
pejabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Kepariwisataan diatur dalam UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.
Sehingga dalam pembuatan pengaturan pemerintah, undang-undang
kepariwisatan tersebut dijadikan sebagai landasan yuridis dan menyerap Fatwa
DSN dalam pengaturan pariwisata halal.

20
Ahyar A. Gayo, dkk. Kedudukan Fatwa MUI Dalam Upaya Mendorong Pelaksanaan
Ekonomi Syariah. BPHN PUSLITBANG. 2011.

11
Begitu pula dalam penelitian Aan Jaelani (2017) Jaelani, Aan. (2017)
dalam jurnalnya yang berjudul Industri wisata halal di Indonesia:
Potensi dan prospek” yang memfokuskan studinya pada industri wisata halal
di Indonesia. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki
prospek ekonomi yang baik sebagai bagian dari industri pariwisata nasional.
Oleh karena itu untuk mencapai Indonesia sebagai kiblat wisata halal, maka
perlu adanya pengembangan yang diarahkan pada pemenuhan indeks daya
saing pariwisata sebagai indikator-indikator utamanya antara lain pembenahan
infrastruktur, promosi, penyiapan sumber daya manusia, khususnya
peningkatan kapasitas pelaku usaha pariwisata.21
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Fahadil Amin Al hasan (2017) dan merupakan penelitian baru yang mana
akan lebih terfokus pada Penyelenggaraan Wisata Halal ditinjau dari Fatwa
DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah di Cheria Tour Travel.
Dengan pertimbangan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul: “Penyelenggaraan Wisata Halal ditinjau dari Fatwa DSN No.
108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Bedasarkan Prinsip Syariah (Studi Pada PT Cheria Tour Travel)”.

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif.
Penelitian ini menggunakan sifat ekploratif (penjajakan atau penjelajahan).
Dalam penelitian ini umumnya dilakukan terhadap pengetahuan yang
masih baru, masih belum ada teori-teori, atau belum adanya informasi
tentang norma-norma atau ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut,
atau kalaupun sudah ada masih relatif sedikit, begitu juga masih belum
adanya dan/atau sedikitnya literatur atau karya ilmiah lainnya yang

21
Jaelani, Aan. Industri wisata halal di Indonesia: Potensi dan prospek. MPRA Paper No.
76237. 10.13140/RG.2.2.29350.52802. (2017).

12
menulis tentang hal tersebut. Penelitian Eksploratif ini bertujuan untuk
mendalami sesuatu hal yang belum terungkap dan ingin mendalami
pengetahuan mengenai suatu gejala.
Dalam penelitian Ekploratif ini tidak ada hipotesis, karena secara
logika hipotesis lahir dari kajian pustaka baik berasal dari teori-teori, asas-
asa hukum, ketentuan peraturan maupun tulisan-tulisan ilmiah lainnya,
sementara hal-hal tersebut masih belum ada ataupun ada masih sangat
sedikit.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian hukum normatif pada umumnya mengenal lima
jenis pendekatan yaitu, pendekatan undang-undang (statute approach),
pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical
approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan
pendekatan konseptual (conceptual approach).22
Dalam penulisan ini peneliti akan menggunakan pendekatan
perundang-undangan atau Statue Approach, karena yang akan diteliti
adalah sebagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus pusat dari
suatu penelitian. Penulis juga menggunakan pendekatan undang-undang
(Statue Approach) dan pendekatan doktrin (Doctrinal Approach)
pendekatan ini dilakukan dengan melakukan telaah pada penyelenggaraan
yang berkaitan dengan wisata halal pada PT Cheria Tour Travel dengan
tinjauan Fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016.
Dengan pendekatan ini penulis mengumpulkan dan memaparkan
data yang diperoleh dengan melakukan studi lapangan (Field research)
dan penelitian kepustakaan dengan cara mengadakan wawancara, yang
kemudian hasil penelitian tersebut akan dipaparkan oleh penulis dalam
bentuk kata-kata tanpa menggunkan data angka.
3. Sumber Data

22
Peter Mahmud Marzuki.Penelitian Hukum. (Jakarta: Kencana) h.93

13
Data Penelitian yang akan digunakan adalah data penyelenggaraan
wisata halal pada PT. Cheria Tour Travel. Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer, merupakan data utama untuk menjadikan keabsahan dari
skripsi ini, berupa data observasi dengan cara melakukan wawancara
kepada Cheria Tour Travel yang bertujuan untuk memperoleh
informasi, mengenai Penyelenggaraan Biro Perjalanan Wisata Syariah
pada PT. Cheria Tour Travel. Selain itu juga data hukum primer dalam
penelitian ini ialah Fatwa DSN MUI No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
b. Data sekunder, merupakan data yang bersumber dari literatur
kepustakaan yakni dari sumber Al-Qur’an, Hadist, buku-buku ilmiah,
kitab-kitab, makalah-makalah, dan bahan bacaan lainnya yang
berkaitan dengan skripsi ini. Serta data hukum primer atau bahan
hukum lainnya yang bersifat mengikat dan hukum sekunder yaitu
bahan hukum yang melengkapi data hukum primer seperti rancangan
perundang-undangan serta pendapat para pakar. Adapun bahan hukum
tersier yaitu bahan hukum yang berupa informasi yang tersaji melalui
media pada alamat situs resmi Cheria Tour Travel, sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi pada masalah penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini penulis melakukan pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk
memperoleh data primer. Adapun tehnik yang dilakukan adalah: 1)
Observasi, menurut Mardalis, Obsevasi adalah hasil perbuatan jiwa
secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu
rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja
dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala

14
psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.23 2) Wawancara, Lexy J
Moleong mendefinisikan wawancara sebagai percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.24
b. Studi Pustaka, menurut Nazir teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literature-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan.25 Teknik tersebut digunakan untuk
memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan
dengan mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti agar mendapatkan data sekunder yang akan
digunakan sebagai landasan perbandingan antara teori dengan
prakteknya di lapangan. Data sekunder yang digunakan dalam studi ini
diperoleh dengan browsing di internet, membaca berbagai literatur,
hasil kajian dari peneliti terdahulu, serta sumber-sumber lain yang
relevan.
5. Teknik Pengelolahan Data
Teknik pengolahan data mejelaskan cara mengeolah data hasil penelitian
yang didasarkan pada kebutuhan data yang disajikan dalam penelitian.26
Penulis menggunakan beberapa cara untuk mengelolah data hasil
penelitian:
a. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,
penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan mengubah data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam

23
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.
63
24
Lexi J, Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002), h. 135
25
Moh Nazir. Metode Penelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) h. 93
26
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi,
(Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017)

15
kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data, penggolongan
data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu,
pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan
reduksi data ini dilakukan melalui: seleksi data yang ketat,
pembuatan ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola
yang lebih luas dan mudah dipahami.
b. Mengedit Data
Data yang diperoleh akan direduksi oleh penulis, Apabila terdapat
kesalahan dari hasil penelitian dan masih ada yang kurang jelas
atau meragukan maka perlu adanya kegiatan yang dilakukan
dengan memperbaiki catatan yang tidak jelas dan disempurnakan
oleh penulis, kata-kata yang masih berupa singkatan diperjelas
untuk menghilangkan keraguan terhadap data, dan mengubah
jawaban pewawancara yang masih mengandung makna ambigu
dari jawaban menjadi kalimat yang sesuai dengan EYD dan lebih
bermakna.
c. Menarik Kesimpulan/verifikasi
Dalam pengumpulan data, penulis akan memahami dan mencari
arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi
suatu konfigurasi tertentu. Lalu penulis melakukan korelasi hasil
penelitian lapangan tersebut dengan Fatwa DSN-MUI dan
peraturan-peraturan hukum positif ataupun hukum Islam di
Indonesia yang terkait dengan permasalahan penelitian.
6. Metode Analisa dan Interpretasi Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara
sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan.
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan
menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,

16
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.27
Pengelolaan data penelitian ini menggunakan metode analisis
Deskriptif-Evaluatif. Analisis deskriptif yang dimaksud dengan
memaparkan apa adanya tentang suatu peristiwa hukum atau kondisi
hukum. lalu akan dilanjutkan dengan melakukan evaluasi terhadap suatu
kondisi hukum.
Untuk data kualitatif (terutama data dokumen, naskah atau literatur
lainnya), analisis dapat menggunakan model analisis hermeneutik, analisis
framing, dan analisis wacana. Dalam ketiga metode analisis ini, analisis
data harus didasarkan pada dua aspek penting, yaitu data (dokumen,
naskah atau literatur lainnya) adalah produk dari dialektika, dinamika
sejarah.
7. Metode Penulisan Skripsi
Penelitian ini akan merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2017.28

27
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009, h.334
28
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi,
(Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017).

17
8. Skema Penelitian

Pariwisata Berdasarkan Prinsip


Syariah

Fatwa DSN No 108/DSN-


MUI/X/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Syariah

Penyelenggaraan Biro
Perjalanan Wisata Syariah di
PT Cheria Tour Travel

Tidak Sesuai Analisis isi dan Sesuai dengan


dengan Prinsip Implementasi Prinsip Syariah
Syariah

Kesimpulan dan Rekomendasi

I. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam beberapa BAB dengan tujuan untuk memberikan
kemudahan dalam memahami penelitian serta memberikan gambaran yang
menyuluruh secara garis besar, sistematika penulisan penelitian dibagi
menjadi:

18
1. Bagian Awal
Bagian Awal skripsi terdiri dari Halaman judul/cover, Halaman
Persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar table dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Pada bagian isi terdapat 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini berisi pengantar untuk memahami garis
besar dari seluruh pembahasan. Dalam BAB ini di
uraikan mengenai latar belakang maslah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian studi terdahulu,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam BAB ini menjelaskan temuan berdasarkan
tinjauan kepustakaan tentang pariwisata halal.
BAB III GAMBARAN UMUM PT CHERIA TOUR
TRAVEL
Dalam BAB ini menjelaskan tentang sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan,
strategi promosi perusahan dalam mepromosikan wisata
halal, dan produk wisata halal yang di tawarkan oleh
perusahaan.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam BAB ini menjelaskan bagaimana
penyelenggaraan wisata halal di PT Cheria Tour Travel
dalam produk cheria halal holiday. Selain itu juga untuk
mengetahui faktor kendala yang di hadapi dalam
menyelanggarakan wisata halal pada biro perjalanan
wisata syariah tersebut dengan tinjauan Fatwa DSN-
MUI no 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman

19
Penyelenggaran Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB V PENUTUP
Dalam BAB ini merupakan penutup dari skripsi ini,
yang di dalamnya memuat kesimpulan dan rekomendasi.

3. Bagian Akhir
Bagian Akhir dari skripsi ini berisi tentang daftar pustaka dan
lampiran. Isi dar daftar pustaka merupakan keterangan sumber dari
literaturyang diajukan dalam skripsi. Sedangkan lampiran merupakan
dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

20
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PARIWISATA BERDASARKAN PRINSIP
SYARIAH DI TINJAU DARI FATWA DSN MUI NO 108/DSN-MUI/X/2016

A. Kerangka Konseptual
1. Konsep Pariwisata
Berikut beberapa konsep pariwisata:

a. Definisi Pariwisata
Dalam Undang- undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
yang terdiri atas tujuh belas BAB dan tujuh puluh pasal yang
mengandung ketentuan meliputi delapan hal29, yaitu:

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang


atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan
pengusaha.
5) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
6) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi
pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalamsatu atau

29
Undang-undang No 10 tahun 2010 tentang Kepariwisataan

21
lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik
wisata, fasilitas umum, fasilitas bpariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
7) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata.
8) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.

Selain itu, para ahli juga banyak memberikan penjelasan dan pengertian
mengenai pariwisata, diantaranya adalah:
Menurut Muljadi (2009) Pariwisata adalah serangkaian kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok
dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan
melakukan kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari
penghasilan di tempat tujuan. Kunjungan yang dimaksud bersifat
sementara dan pada waktunya akan kembali ke tempat tinggal semula.30
Dalam bukunya Oka A. Yoeti (1996) Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan
dari satu tempat ketempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha
atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk
menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.31

b. Struktur Pariwisata
1) Wisatawan
Kata wisatawan berasal dari bahasa sangsekerta dari asal kata
“wisata” yang berarti perjalanan ditambah dengan akhiran wan yang
berarti orang yang melakukan perjalanan wisata. Dalam bahasa

30
Muljadi A.J, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009, hal
10
31
Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA,Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: angkasa, 1996, hal, 108

22
inggris orang yang melakukan perjalanan disebut traveller sedangkan
orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan wisata disebut tourist.
Organisasi Wisata Dunia (WTO) menyebut wisatawan sebagai
pelancong yang melakukan perjalanan pendek. Menurut organisasi ini
wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah
atau Negara dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan
di tempat tersebut.
Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur
berobat, berbisnis, berolahraga, menuntut ilmu dengan mengunjungi
tempat-tempat yang indah atau sebuah negara tertentu. Adapun jenis-
jenis wisatawan berdasarkan sifat perjalanan dan lokasi dimana
perjalanan itu dilakukan dapat diklarifikasikan sebagai berikut32;
Foreign Tourist (wisatawan Asing), Domestic Foreign Tourist,
Domestic Tourist (wisatawan Nusantara), Indigenous Foreign
Tourist, Transit Tourist, Business Tourist.
2) Prasarana dan sarana
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek
wisata yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan, maka
faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan sarana dan
prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana sangat
diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata.
Menurut yoeti (1996) mengatakan “Prasarana kepariwisataan
adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar kepariwisataan dapat
hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan berbagai kebutuhan wisatawan.” Prasarana tersebut antara
lain:
a) Perhubungan: jalan raya, rel kereta, pelabuhan udara dasn laut
b) Instalasi pembangkit listrik bdan instalasi air bersih
c) System komuniaksi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise
d) Pelayanan kesehatan: puskesmas, maupun rumahsakit

32
Unggul Priyadi, M.Si. Pariwisata Syariah: Prospek perkembangan. h. 23-24

23
e) Pelayanan keamanan: pos satpam penjaga obyek wisata maupun
pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
f) Pelayanan wisatawan berupa pusat informasi ataupun kantor
pemandu wisata
g) Pom bensin, dll

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang


memberikan pelayanan kepada wisatawan secara langsung maupun
tidak langsung dan kehidupannya tergantung pada kedatangan
wisatawan. Sarana kepariwisataan tersebut adalah:

a) Perusahaan akomodasi: hotel, losmen bungalow


b) Perusahaan transportasi: pengankuitan udara, laut atau kereta api
dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja
c) Rumah makan, restoran, depot atau warung-warung yang berada
disekitar obyek wisata dan emmang mencari mata pencaharian
berdasarkan pengunjungan dari obyek wisata tersebut
d) Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut
yang mendapatkan penghasilan hanya dari penjualan barang-
barang cinderamata khas obyek tersebut, dll.33
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan
prasarana tersebut harus sebaik mungkin. Suatu obyek wisata
yang dapat membuat wisatawan nyaman untuk melakukan wisata
kembali akan menarik banyak pengunjung. Dampaknya dirasakan
oleh komunitas disekitar obyek wisata tersebut maupun
pemerintah daerah dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

c. Jenis- jenis Pariwisata


Menurut Ismayanti (2010) jenis wisata dibagi menjadi beberapa jenis,
antara lain:
1) Wisata Olahraga

33
Unggul Priyadi, M.Si. Pariwisata Syariah: Prospek perkembangan. H. 24-25

24
Wisata ini memadukan kegiatan olahraga dengan kegiatan wisata.
Kegiatan dalam wisata ini dapat berupa kegiatan olahraga aktif
yang mengharuskan wisatawan melakukan gerak olah tubuh secara
langsung. Kegiatan lainnya dapat berupa kegiatan olahraga pasif.
Dimana wisatawan tidak melakukan gerak olah tubuh, melainkan
hanya menjadi penikmat dan pecinta olahraga saja.
2) Wisata Kuliner
Motivasi dalam jenis wisata ini tidak semata-mata hanya untuk
mengenyangkan dan memanjakan perut dengan aneka ragam
masakan khas dari daerah tujuan wisata, melainkan pengalaman
yang menarik juga menjadi motivasinya. Pengalaman makan dan
memasak dari aneka ragam makanan khas tiap daerah membuat
pengalaman yang didapat menjadi lebih istimewa.
3) Wisata Religius
Wisata ini dilakukan untuk kegiatan yang bersifat religi,
keagamaan, dan ketuhanan.
4) Wisata Agro
Wisata ini memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, dan rekreasi.
Dimana usaha agro yang biasa dimanfaatkan bisa berupa usaha di
bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perhutanan, maupun
perikanan.
5) Wisata Gua
Wisata gua merupakan kegiatan melakukan eksplorasi ke dalam
gua dan menikmati pemandangan yang ada di dalam gua.
6) Wisata Belanja
Wisata ini menjadikan belanja sebagai daya tarik utamanya.
7) Wisata Ekologi
Wisata ini merupakan bentuk wisata yang menarik wisatawan
untuk peduli kepada ekologi alam dan sosial. Berbagai jenis wisata
dapat berkembang dikemudian hari, seiring berubahnya keinginan

25
dan ketertarikan dari wisatawan. Hal ini tentunya dapat membuka
bisnis pariwisata yang harus mempertimbangkan keinginan dan
kebutuhan yang diminati oleh wisatawan.

d. Bentuk-Bentuk Pariwisata
Ada berbagai bentuk pariwisata apabila ditinjau dari berbagai segi.
Berikut adalah bentuk-bentuk pariwisata dalam berbagai segi:
1) Bentuk pariwisata dari segi jumlahnya:
a) Individual Tour (wisata perorangan), yaitu suatu perjalanan
wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami.
b) Family Group Tour (wisata keluarga) yaitu suatu perjalanan
wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih
mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain
c) Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang
yang bertanggungjawab atas kebutuhan dan keselamatan
sseluruh anggota kelompok wisata. Sekelompok paling sedikit
10 orang dan sering dilengkapi dengan adanya diskon dari
perusahaan principal bagi orang yang kesebelas. Potongan
harga antara 25% hingga 50% dari biaya trabnsportasi dan
penginapan normal.
2) Bentuk pariwisata dari segi kepengaturannya
a) Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan
wisata yang jauh dari hari sebelumnya telah diatur transportasi,
akomodasi, dan objek-objek yang akan dikunjungi. Biasanya
wisata jenis ini diatur oleh suatu lembaga yang khusus
mengatur maupun menyelenggarakan perjalanan wisata yang
bekerja sama dengan semua instasi atau lembaga yang terkait
dengan kepentingan tersebut.
b) Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu
produk perjalanan wisata yang oleh suatu perusahaan Biro

26
Perjalanan atau Perusahaan Transportasi yang bekerjasama
dimana harga paket wisata tersebut telah mengcakup biaya
perjalanan, hotel maupun fasilitas lainnya yang memberikan
kenyamanan bagi konsumen (wisatawan). Paket wisata
tersebut merupakan komposisi perjalanan yang disusun dan
dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam
perjalanan wisata.
c) Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu perjalanan ekskursi
yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang
pemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata yang
diselenggarakan secara rutin dalam jagka waktu yang telah
ditetapkan dan dengan rute perjalanan tertentu.
d) Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan
wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan
seorang langganan atau sesuai dengan kepentingannya.
e) Optional Tour (wisata tambahan) yaitu suatu perjalanan wisata
tambahan di luar rute yang telah disusun dan dilakukan atas
permintaan pelanggan.
3) Bentuk pariwisata dari segi maksud dan tujuannya
a) Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata
yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya untuk
berlibur, dan bersenang-senang.
b) Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu
perjalanan yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut
bidang atau daerah yang mempunyai keterkaitan dengan
pekerjaannya.
c) Eduacation Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan
wisata yang dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan,
gambaran maupun studi perbandingan mengenai bidang kerja
yang dikujungi. Wisata jenis ini biasa disebut Study Tour.

27
d) Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata
yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan seperti
perjalanan umroh/haji, mengikuti upacara adat, dll.
e) Hunting Tour (wisata pemburuan), yaitu suatu kunjungan
wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan
binatang yang telah diijinkan oleh penguasa setempat sebagai
hiburan semata.
4) Bentuk Pariwisata dari segi penyelenggaraannya
a) Ekskursi (Excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jangka
pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi
satu atau lebih objek wisata.
b) Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapam mauppun
peralatan khusus pula yang tujuan maupun objeknya bukan
merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.
c) Cruise Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan
kapal pesiar mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek
wisata didarat tetapi menggunakan kapal pesiar sebagai basis
pemberangkatannya.
d) Youth Tour (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang
penyelenggaraannya khusus untuk para remaja yang menurut
golongan umur yang ditetapkankan oleh hukum negara
masing-masing.
e) Marine Tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan ke objek
wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan,
seperti wreck-diving (menyelam) dengan perlengkapan selam
lengkap.34

34
Unggul Priyadi, M.Si. Pariwisata Syariah: Prospek perkembangan. H. 26-28

28
2. Konsep Pariwisata Halal
a. Pariwisata Halal
Terminologi wisata syariah di beberapa negara ada yang
menggunakan istilah beberapa negara ada yang menggunakan istilah
seperti Islamic tourism, halal tourism, halal travel, ataupun as moslem
friendly destination. Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Indonesia No. 2 tahun 2014 tentang pedoman
penyelenggaran usaha hotel syariah yang dimaksud syariah adalah
prinsip-prinsip hukum Islam sebagaimana yang diatur fatwa dan/atau
telah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia. Istilah syariah mulai
digunakan di Indonesia pada industri perbankan sejak tahun 1992, lalu
berkembang ke sektor lain yaitu asuransi syariah, hotel syariah, dan
pariwisata syariah.
Definisi pariwisata syariah adalah kegiatan yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah.
Pariwisata syariah di manfaatkan oleh banyak orang karena
karakteristik produk dan jasanya yang bersifat universal. Produk dan
jasa wisata, objek wisata dan tujuan pariwisata dalam pariwisata syariah
adalah sama dengan produk, jasa, objek dan tujuan pariwisata pada
umumnya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan etika
syariah. Jadi pariwisata syariah tidak terbatas hanya pada wisata
religi.35
Pariwisata syariah menurut Fatwa DSN-MUI adalah Pariwisata
yang sesuai dengan prinsip syariah. Jika berpedoman pada Fatwa DSN-
MUI tentang pariwisata halal, maka berbagai macam kegiatan yang
dilakukan dalam wisata syariah yaitu; ketentuan akad (perjanjian) yang

35
Abdul Rasyid, SHI, MCL, Ph.D, Dr (Cand) dan M. Reza Syariffudin Zaki, S.H., MA.
Regulasi Pariwisata Syaiah di Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

29
dilakukan, ketentuan hotel, destinasi wisata, SPA, sauna, Massage, Biro
perjalanan, maupun ketentuan mengenai pemandu wisata.36
Menurut Abdul Kadir Din dalam pengertian pariwisata halal
terdapat 10 komponen ideal yang harus terdapat didalamnya yaitu: (1)
Awareness atau pengenalan terhadap destinasi wisata yang baik dengan
berbagai media promosi; (2) Atractive atau menarik untuk dikunjungi;
(3) Accessible atau dapat diakses dengan rute yang nyaman; (4)
Available atau tersedia destinasi wisata yang aman; (5) Affordable atau
dapat dijangkau oleh semua segmen; (6) A range of accommodation
atau akomadasi yang disesuaikan dengan karakter wisatawan; (7)
Acceptance atau sikap yang ramah dari masyarakat kepada wisatawan;
(8) Agency atau agen yang memastikan paket tour berjalan dengan baik;
(9) Attentiveness atau sikap ramah yang diwujudkan dalam bentuk yang
atraktif; dan (10) Accountability atau akuntabilitas untuk memastikan
keselematan, keamanan, dan tidak ada korupsi.37
Secara khusus, Aan Jaelani menegaskan pariwisata halal
merupakan kegiatan perdagangan atau bisnis (pariwisata halal). Dalam
literatur Islam, istilah "halal" merujuk pada semua yang diperintahkan
dalam ajaran agama dan menjadi landasan bagi perilaku dan kegiatan
umat Islam. Secara khusus, halal digunakan untuk pengertian semua
yang dapat dikonsumsi menurut al-Quran atau Hadis Nabi. Istilah
sebaliknya adalah "haram" yang mengacu pada tindakan pelanggaran
atas ajaran agama oleh umat Islam. Oleh karena itu, seorang Muslim
diwajibkan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas yang halal
dan menghindari hal-hal yang diharamkan agama.38

36
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
37
Fahadil Amin Al hasan, “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”. Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, 2017.
38
Aan Jaelani, “Halal tourism industry in Indonesia Potential and prospects”. MPRA Paper
No.76237 https://mpra.ub-muenchen.de/76237/ , posted 17 January 2017.

30
Dengan demikian, maka pariwisata halal merupakan jenis kegiatan
untuk menciptakan extended service of conditions (kondisi layanan
yang prima) yang tidak menghilangkan semua unsur yang terdapat pada
wisata konvensional. Unsur-unsur dalam wisata konvensional akan
tetap dipertahankan jika tidak bertentangan dengan nilai dan prinsip
syariah.
Lalu terdapat pemaknaan lain mengenai wisata halal yaitu wisata
religi. Samosir mendefinisikan bahwa wisata religi menunjukkan
aktivitas perjalanan dengan motivasi atau tujuan keagamaan yang
dilakukan oleh umat beragama (Muslim, Kristen, Hindu, Budha) yang
biasanya dengan mengunjungi tempat-tempat suci agama atau makam
tokoh agama. Pengertian tersebut berlaku juga untuk makna ziarah
(pilgrimage) sebagai bagian dari aktivitas wisata.
Oleh karena itu, wisata religi sebagai suatu aktivitas ekonomi lebih
tepat digunakan istilah wisata syari’ah jika yang melakukan aktivitas
perjalanan adalah seorang Muslim seiring dengan nomenklatur pada
perkembangan ekonomi syari’ah di Indonesia.39
Tabel Perbedaan wisata konvensional, wisata religi, dan wisata
syariah:
Tabel 2. 1 Konsep Pariwisata Halal

No Aspek Wisata Wisata Religi Wisata


Konvensional Syari’ah/halal
1 Obyek Alam, budaya, Tempat ibadah Semuanya
heritage, kuliner peninggalan sejarah
2 Tujuan Menghibur Meningkatkan Meningkatkan
spiritual spiritual dengan
cara menghibur
3 Target Menyentuh Aspek spiritual Memenuhi
kepuasan dan yang bisa keinginan dan

39
Samori, Z, dkk. Current trends on Halal Tourism: Cases on selected Asian countries,
Tourism Management Prespective. 2016.

31
kesenangan yang menenangkan jiwa. kesenangan
berdimensi nafsu Guna mencari serta
dan semata-mata ketenangan batin menumbuhkan
hanya untuk kesadaran
hiburan beragama
4 Guide Memahami dan Menguasai sejarah Membuat turis
menguasai tokoh dan lokasi tertarik pada
informasi yang menjadi obyek obyek sekaligus
sehingga bisa wisata membangkitkan
menarik spirit religi
wisatawan wisatawan.
terhadap obyek
wisata
5 Fasilitas Sekedar Sekedar pelengkap Menyatu
Ibadah pelengkap dengan obyek
pariwisata,
ritual ibadah
menjadi bagian
paket hiburan
6 Kuliner Umum Umum Spesifik yang
halal
7 Agenda Setiap waktu Waktu-waktu Memperhatikan
Perjalanan tertentu waktu
Sumber:
Ngatawi Al Zaztrow dalam Aan Jaelani, 2017

b. Kriteria Wisata Halal


Dalam menentukan kriteria wisata halal di Indonesia di tentukan
oleh duan institusi yakni; Pemerintah dan Majelis Ulama Indonensia.
Kedua institusi tersebut menjadi referensi dan panduan untuk industri
pariwisata halal di Indonesia. Pemerintah di wakili oleh kementrian

32
pariwisata dan majelis Ulama Indonesia di wakili oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN).
Pada fase pertama kriteria pariwisata halal ditentukan oleh
Kemenparekraf. Namun, kriteria ini lebih umum. Kriteria layanan ini di
perluas arah sebagai penciptaan kondisi (kondisi keunggulan layanan.
Sementara ketentuan yang dikeluarkan oleh DSN lebih banyak
normatif. Ketentuan yang dikeluarkan oleh DSN bertujuan agar industri
pariwisata halal sesuai dengan prinsip syariah.40
Kriteria wisata dibangun dengan kepatuhan terhadap nilai-nilai
Islam dan nilai-nilai di masyarakat, hal tersebut yang memberikan
perbedaan terhadap pariwisata pada umumnya. Di tahun 2013 pada
masa awal kontruksi pariwisata halal, Kemenparekraf bersama dengan
dewan Islam nasional menetapkan kriteria wisata halal yang termasuk
sembilan prinsip: 1) berorientasi pada manfaat rakyat; 2) berorientasi
pada pencerahan, penyegaran dan ketenangan; 3) memghindari dari
penyembahan berhala dan takhayul; 4) menghindari dari sikap amoral;
5) menjaga perilaku etika dan nilai-nilai luhur kemanusiaan; 6) menjaga
kepercayaan, keamanan, dan kenyamanan; 7) bersifat universal dan
inklusif; 8) melindungi lingkungan; dan 9) menghargai nilai-nilai sosial
dan budaya serta kearifan lokal.
Objek wisata yang di tentukan olej Kemenparekraf, meliputi alam,
budaya atau buatan harus memenuhi empat kriteria, yaitu:41
1) Memiliki citra yang aman dan positif
2) Ada toilet yang memiliki kelengkapan;
a) Terdapat kran air
b) Tidak ada batasan urinoir
c) Toilet memiliki pancuran tangan;
d) Toilet bersih dan terawat dengan baik

40
Atang Abd Hakim, dkk. Toward Indonesia Halal Tourism. AHKAM - Volume 17, Number
2, 2017. H. 290-291
41
Atang Abd Hakim, dkk. Toward Indonesia Halal Tourism. AHKAM - Volume 17, Number
2, 2017. H. 291-292

33
3) Tempat ibadah memiliki
a) Ruangan yang bersih dan terawat dengan baik
b) Pencahayaan yang cukup terang
c) Memiliki sirkulasi udara yang baik dengan AC dan Kipas
angin;
d) Tersedia penunjuk arah kiblat, jadwal sholat dan Qur’an;
e) Tersedia perlengkapan sholat seperti sajadah dan mukena
yyang bersih dan terawat;
f) Ruang yang tersedia membatasi pria dan wanita
g) Ada arah menuju tempat ibadah (ruang shalat)
h) Memiliki tempat wudhu yang bersih dan terawat,, serta
terpisah antara pria dan wanita
i) Memiliki air bersih yang memadai untuk melakukan wudhu
4) Kriteria wisata alam atau pemandian
a) Memiliki tempat ibadah untuk radius 500 m;
b) Terdapat masjid untuk melakukan shalat jmat di dalam atau di
daerah sekitar wisata;
c) ada beberapa pilihan kegiatan wisata yang tidak mengarah
politeisme (shirik) atau tindakan seks;
d) setidaknya ada satu acara yang berkaitan dengan gaya hidup
halal
e) setidaknya ada satu gaya hidup halal festival
f) masyarakat berpakaian sopan di zona tujuan halal

Kriteria objek wisata seperti di atas tidak hanya terfokus pada


wisatawan objek wisata, tetapi ada faktor lain yang harus dipertahankan,
yaitu Faktor terjaga iklim yang kondusif, aman, dan nyaman adalah yang
utama. Selain itu, faktor yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.
Karena untuk mempertahankan iklim yang menguntungkan adalah
kebutuhan untuk kesadaran di seluruh masyarakat, di Indonesia kolaborasi

34
dengan pemerintah yang peduli dengan menjaga keamanan dan
kenyamanan adalah tujuan utama.
Selain itu, Menurut Chookaew dkk, terdapat delapan faktor standar
pengukuran pariwisata syariah dari segi administrasi dan pengelolaannya
untuk semua wisatawan yang hal tersebut dapat menjadi suatu
karakteristik tersendiri, yaitu:42
a) Pelayanan kepada wisatawan harus cocok dengan prinsip
Muslim secara keseluruhan;
b) Pemandu dan staf harus memiliki disiplin dan menghormati
prinsip-prinsip Islam;
c) Mengatur semua kegiatan agar tidak bertentangan dengan
prinsip Islam;
d) Bangunan harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam;
e) Restoran harus mengikuti standar internasional pelayanan
halal;
f) Layanan transportasi harus memiliki keamanan sistem proteksi;
g) Ada tempat-tempat yang disediakan untuk semua wisatawan
Muslim melakukan kegiatan keagamaan; dan
h) Bepergian ke tempat-tempat yang tidak bertentangan dengan
prinsip Islam

Tabel 2. 2 Kriteria Wisata Halal

Kategori Indikator
Destinasi Tersedia pilihan aktivitas wisata, seni, dan budaya yang
Pariwisata (Alam, tidak mengarah pada pornoaksi, dan kemusyrikan
Budaya, Buatan) Bila memungkinkan menyelenggarakan minimal satu
festival halal life style
Pramuwisata berpakaian dan berpenampilan sopan
Tersedia pilihan daya tarik wisata pantai dan pemandian
yang terpisah untuk pria dan wanita dan/atau mempunyai
aturan pengunjung tidak berpakaian minim

42
Chookaew, S, dkk (2015). Increasing Halal Tourism Potential at Andaman Gulf in. Journal
of Economics, Business and Management, III (7). H. 741

35
Hotel Tersedia makanan halal
Tersedia fasilitas yang memudahkan untuk beribadah,
seperti Masjid, Mushola dan fasilitas bersuci
Tersedia playanan saat bulan Ramadhan untuk memenuhi
kebutuhan sahur dan buka puasa
Tidak adanya aktivitas non-halal seperti perjudian,
minuman beralkhohol, dan kegiatan diskotik
Tersedia fasilitas rekreasi kolam reang dan fasilitas
kebugaran/gym yang terpisah antara pria dan wanita
Bila hotel menyediakan fasilitas spa, maka terapis pria
untuk pelanggan pria dan terapis wanita untuk pelanggan
wanita. Terapi tidak menggunakan bahan yang
mengandung babi, alkholol maupun produk turunannya
Biro Perjalanan Menyediakan paket wisata yang sesuai dengan kriteria
umum Pariwisata Halal
Tidak menawarkan aktivitas non-halal
Memiliki daftar usaha penyedia makanan dan minuman
halal
Pemandu wisata memahami dan mampu melaksanakan
nilai-nilai syariah dalam menjalankan tugas
Berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan etika
Islam
Sumber Data: Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal
Data oleh Garit Bira Widhasti, dkk.

c. Hukum Perjalanan Wisata dalam definisi Kontemporer


Pada asalnya hukum melakukan perjalanan yang bersifat umum
adalah diperbolehkan (mubah) kecuali terdapat suatu indikasi penghalang
yang mengeluarkannya dari status hukum mubah (diperbolehkan). Ibnu
Hazm menyatakan, “mereka bermufakat bahwa perjalanan seseorang
diperbolehkan selama matahari belum tergelincir dari hari kamis.”
Ibnu Abidin berkata, “Pada asalnya, membaca Al-Qur’an (tilawah)
adalah (bernilai) ibadah, kecuali terdapat suatu indikasi penghalang (yang
mengeluarka dari konteks ibadah) semisal riya’ (pamer), sum’ah (beramal
agar didengar orang), atau kondisi junub, sehingga perbuatan tersebut
menjadi sebuah kemaksiatan. Dan safar (berpergian) pada asalnya adalah
mubah, kecuali ada indikasi untuk ibadah haji atau berjihad, maka hal
tersebut adalah sebuah kemaksiatan.”

36
Berpergian adalah sebuah sarana yang hukumnya berdasarkan
tujuannya:
1) Adakalanya bepergian menjadi sebuah kewajiban, apabila
dilakukan untuk sebuah kewajiban seperti menunaikan ibadah
haji yang wajib (ibadah haji pertama kalli;
2) Adakalanya menjadi sunah, semisal berpergian untuk
melakasanakan ibadah haji yang sunah;
3) Berpergian bisa menjadi makruh (dibenci)
4) Berpergian juga bisa menjadi haram seperti bepergian untuk
melakukan kemaksiatan;
5) Dan bisa menjadi mubah (diperbolehkan),seperti bepergian
untuk melakukan perniagaan demi memperbanyak harta.
Pendapat populer dikalangan para ulama adalah bahwa bepergian
untuk mencari hiburan dan kesenangan merupakan salah satu aktivitas
bepergian yang diperbolehkan atau hukumnya mubah. Lalu terdapat
pernyataan yang terkenal juga, yaitu diperbolehkannya mengunjungi
negeri kafir (dar al-kufr) yang aman untuk keperluan berniaga. Kendati
demikian sebagian ulama menganggap hal tersdebut makruh (tindakan
yang di benci).
Dalam perjalanan wisata terdapat Lima kategori hukum wisata,
diantaranya:
1) Wisata yang diperbolehkan (mubah). Wisata ini dilakukan
untuk mendapatkakn hiburan, kegembiraan, dan kesenangan
jiwa. Pada aslanya wisata jenis ini diperbolehkan, kecuali jika
dilokasi tersebut terjadi berbagai kerusakan (fenomena
dekandesi moral, hedonisme, dan permisivisme-penerj.).
Wisata mensyaratkan dua hal penting; pertama, seorang
Muslim harus mampu menampakkan identitas keIslamannya.
Kedua, dia tidak berpartisipasi dalam perkumpulan-
perkumpulan maksiat dan acara-acara yang diharamkan

37
2) Wisata yang dibenci (makruh). Yaitu wisata yang tidak
mempunyai tujuan syar’I dan kesenangan belaka. Contohnya,
bepergian ke negara-negara yang didalamnya tersebar berbagai
kersakan. Sebab, kerusakan merajalela di negara-negara yang
dikunjungi dan sulit untuk menghindarkan diri darinya.
3) Wisata yang diharamkan. Yaitu wisata terlarang karena suatu
yang bersifat eksternal. Diantara bentuk-bentuknya:
a) Wisata yang dilakukan dengan tujuan bermaksiat, mengubah paradigma
tentang hal-hal yang diharamkan Allah, serta menenggelamkan diri
kedalam berbagai kemaksiatan dan kekejian, baik yang nampak maupun
tersembunyi.
b) Aktivitas berpergian yang dilakukan untuk berpartisipasi bersama orang-
orang kafir dalam hari raya-hari raya dan perayaan-perayaan keagamaan
mereka. Wisata yang mempersempit hak-hak Allah. Seperti orang yang
melakukan pelesir pada saat musim haji, padahal dia termasuk orang yang
wajib dan mampu menunaikan haji.
c) Wisata yang mempersempit ruang hak-hak hamba-hamba Allah, semisal
hak kedua orangtua dan istri. Atau misalnya ketika sejumlah biaya
berwisata berpergian membuat seseorang menunda membayar utang,
padahal dia harus menunaikannya.
d) Wisata yang dianjurkan demi mengambil pelajaran dengan jalan
merenungkan tanda-tanda alam (sunatullah) yang merefleksikan kebesaran
Allah. Hal ini sebagaimana dinyatakan-Nya:

ۚ َ َ‫ئ النَّ ْشَأََ َ ْاْ ِِ َر‬ َّ ‫ْف بَدَأ َ ْالخ َْلقَ ۚ ث ُ َّم‬
ُ ‫َّللاُ يُ ْن ِش‬ ِ ‫يروا فِي ْاْل َ ْر‬
ُ ‫ض فَا ْن‬
َ ‫ظ ُروا َكي‬ ُ ‫قُ ْل ِس‬
َ ‫َّللاَ َعلَ ٰى ُك ِل‬
‫ش ْيءٍ قَدِير‬ َّ ‫ِإ َّن‬
“Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka
perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia)
dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya
sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala
sesuatu.” (Al-ankabut:20)

38
Atau melakukan perjalanan untuk mengamati nasib
bangsa-bangsa terdahulu, dan apa yang menimpa mereka
disebabkan dosa-dosa mereka. Dengan demikian seorang
wisatawan dapat menyaksikan jejak kekuasaan Allah atas
manusia yang memiliki kekuatan lebih besar dari dirinya.
Dengan begitu, dia bisa berhenti melakukan kemaksiatan-
kemaksiatan.
Allah menjelaskan hal tersebut dalam berbagai ayat.
Dia berfirman:

َ‫ان َعاق َب ُة ْال ُم َك بِّذِ ن‬


‫ن‬
َ َ َ َْ ُ ُ ْ َ
‫ض فانظروا كيف ك‬ ْ َ ْ ‫َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ ُ نَ نٌ َ ُ ن‬
‫ِر‬ ِ ِ ‫قد خلت ِمن قب ِلكم سن ف ِس ريوا ِ يف اْلر‬
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-
sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi
dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).” (Ali Imran: 137)

d. Konsep Pariwisata Syariah


Konsep wisata syariah adalah sebuah proses pengintegrasian nilai-
nilai keisalaman kedalam seluruh kegiatan wisata. Pokok dari wisata
syariah tentunya adalah pemahaman makna syariah disegala aspek
kegiatan wisata mulai dari sarana penginapan, sarana transportasi, sarana
makanan dan minuman, sistem keuangan, hingga fasilitas dan penyedia
jasa wisata itu sendiri.43
Beberapa prinsip pengembangan wisata berbasis syariah
mencangkup:
1) Pengembangan fasilitas wisata berbasis syariah dalam skala
besar atau kecil beserta pelayanan di luar dan di dalam atau
dekat lokasi wisata.

43
Unggul Priyadi, M.Si. Pariwisata Syariah: Prospek perkembangan. H. 92

39
2) Fasilitas dan pelayanan berbasis syariah tersebut dimiliki dan
dikerjakan oleh masyarakat setempat, yang dilakukan dengan
bekerjasama atau dilakukan secara individual oleh yang
memiliki.
3) Pengembangan wisata berbasis syariah didasarkan pada salah
satu sifat budaya tradisional yang lekat pada suatu lingkungan
religius atau sifat atraksi berbasis syariah yang dekat dengan
alam dimana pengembangan lingkungan sebagai pusat
pelayanan berbasis syariah bagi wisatawan yang mengunjungi
kedua atraksi tersebut.44

B. Tinjauan Teoritis
1. Teori Kepastian Hukum
Kepastian adalah perihal (keadaan) yang pasti. Hukum secara hakiki
harus pasti dan adil. Secara normatif kepastian hukum adalah ketika suatu
peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara pasti
dan logis.45 Selain itu kepastian hukum menghendaki adanya upaya
pengaturan hukum dalam perundang-undangan yang dibuat oleh pihak yang
berwenang dan berwibawa, sehingga terdapat aspek yuridis yang dapat
menjamin adanya kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan
yang harus ditaati.46

Menurut Jan Michiel otto, kepastian hukum yang sesungguhnya memang


lebih berdimensi yuridis. Namun Otto memberikan batasan kepastian hukum
yang lebih jauh yang mendefenisikan kepastian hukum sebagai kemungkinan
bahwa dalam situasi tertentu yaitu:

a. Tersedia aturan-aturan yang jelas (jernih), konsisten dan mudah


diperoleh (accessible)

44
Unggul Priyadi, M.Si. Pariwisata Syariah: Prospek perkembangan. H. 92
45
Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, 2004, Raja Grafindo
Persada: Jakarta. H.14
46
Zainal Asikin. Pengantar Tata Hukum Indonesia. 2012. Rajawali Press, Jakarta.

40
b. Instansi-instansi penguasa (pemerintahan) menerapkan aturan-aturan
hukum tersebut secara konsisten dan juga tunduk dan taat kepadanya.

c. Warga secara prinsipil menyesuaikan perilaku mereka terhadap


aturan- aturan tersebut.

d. Hakim-hakim (peradilan) yang mandiri dan tidak berpihak


menerapkan aturan-aturan hukum tersebut secara konsisten sewaktu
mereka menyelesaikan sengketa hukum dan, Keputusan peradilan
secara konkret dilaksanakan.47

Kepastian Hukum sebagai salah satu tujuan hukum dan dapat dikatakan
upaya mewujudkan keadilan. Bentuk nyata dari kepastian hukum adalah
pelaksanaan dan penegakan hukum terhadap suatu tindakan tanpa
memandang siapa yang melakukan.48 Hukum yang di tegakkan oleh instansi
penegak hukum yang diberikan tugas harus menjamin “kepastian hukum”
demi tegaknya ketertiban dan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Jika
adanya ketidakpastian hukum akan menimbulkan “social disorganization
atau kekacauan sosial” dalam kehidupan masyarakat dan akan saling
berbuat sesuka hati serta bertindak menghakimi sendiri.49
2. Teori Kemanfaatan
Definisi manfaat dalam kamus besar Bahasa Indonesia manfaat secara
terminologi bisa diartikan guna atau faedah.50 Menurut teori utilistis,
kemanfaatan hukum ingin menjamin kebahagian yang terkesan bagi
manusia dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya. Pengamat teori ini adalah
Jeremy Benthan, menurut Utrecht teori tersebut berat sebelah sehingga
dalam menanggapi teori ini mengemukakan tiga hal yaitu:
a. Tidak memberikan tempat untuk mempertimbangkan seadil-
adilnya hal-hal yang kongkret.

47
L.j Van Apeldoorn dalam Shidarta,Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka
Berfikir, PT.REVIKA Aditama,Bandung,2006,H. 84
48
CST Kansil. Kamus Istilah Hukum. Gramedia Pustaka, Jakarta. H. 270
49
L.j Van Apeldoorn dalam Shidarta,Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka
Berfikir, PT.REVIKA Aditama,Bandung,2006,H. 85
50
KBBI, http://kbbi.web.id/manfaat, diakses Tanggal 28-03-2020

41
b. Hanya memperhatikan hal-hal yang berfaedah dan karena itu isinya
bersifat umum.
c. Sangat individualistis dan tidak memberi pada perasaan hukum
seorang.
Menurut Utrecht, hukum menjamin adanya kepastian hukum dalam
pergaulan manusia. Anggapan tersebut didasarkan atas anggapan vanikan
bahwa hukum untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan
itu tidak dapat diganggu (mengandung pertimbangan kepentingan mana
yang lebih besar dari pada yang lain).51
Sehingga kemanfaatan merupakan hal yang paling utama didalam sebuah
tujuan hukum, mengenai pembahasan tujuan hukum terlebih dahulu
diketahui apakah yang diartikan dengan tujuannya sendiri dan yang
mempunyai tujuan hanyalah manusia akan tetapi hukum bukanlah tujuan
manusia, hukum hanyalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara. Tujuan hukum bisa terlihat dalam
fungsinya sebagai fungsi perlindungan kepentingan manusia, hukum
mempunyai sasaran yang hendak dicapai.52
Secara etimologi istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta “pari”
yang berarti ‘seluruh, semua atau penuh’ dan “wisata” yang berarti
‘perjalanan’. Pariwisata dimaknai sebagai perjalanan yang penuh atau
lengkap, yaitu bepergian dari suatu tempat tertentu ke satu atau beberapa
tempat lain, singgah atau tinggal beberapa saat tanpa bermaksud untuk
menetap, dan kemudian kembali ke tempat asal

C. Konsep Penyelenggaraan Wisata Berbasis Syariah Menurut Fatwa DSN


MUI No. 108/DSN-MUI/X/2016
Fatwa 108/DSN-MUI/X/2016 mengatur tentang keseluruhan tentang
kegiatan pariwisata syariah, dari ketentuan akad (perjanjian) yang dilakukan,
ketentuan hotel, destinasi wisata, SPA, Sauna, Massage, Biro perjalanan,

51
Said Sampara dkk, Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Yogyakarta, 2011, h. 45-46
52
Said Sampara dkk, Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Yogyakarta, 2011, h. 40.

42
maupun ketentuan mengenai pemandu wisatanya.
1. Ketentuan Hukum dan Prinsip Umum
Dalam fatwa ini dijelaskan bahwa segala bentuk
penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah boleh
dilakukan dengan syarat mengikuti ketentuan yang terdapat dalam
fatwa ini. Dengan demikian, segala bentuk penyelenggaraan
Pariwisata syariah harus mengacu pada ketentuan fatwa ini.
Prinsip umum dalam Penyelenggaraan Pariwisata Syariah,
Penyelenggara wisata syariah wajib:
a. Terhindar dari kemusyrikan, kemaksiatan,
kemafsadatan, tadzir/israf, dan kemungkaran;
b. Menciptakan kemashlahatan dan kemanfaatan baik
secara material maupun spiritual.
2. Ketentuan terkait antara pihak dan akad
a. Pihak-pihak yang berakad:
1) Wisatawan;
2) Biro Perjalanan Wisata Syariah (BPWS);
3) Pengusaha Pariwisata;
4) Pemandu Wisata
5) Terapis
b. Akad antar Pihak:
1) Akad antara Wisatawan dengan BPWS adalah akad ijarah;
2) Akad antara BPWS dengan Pemandu Wisata adalah akad
ijarah atau ju'alah;
3) Akad antara Wisatawan dengan Pengusaha Pariwisata
adalah ijarah;
4) Akad antara hotel syariah dengan wisatawan adalah akad
ijarah;
5) Akad antara hotel syariah dengan BPWS untuk pemasaran
adalah akad wakalah bil ujrah;
6) Akad antara Wisatawan dengan Terapis adalah akad ijarah;

43
7) Akad untuk penyelenggaraan asuransi wisata, penyimpanan,
dan pengelolaan, serta pengembangan dana pariwisata wajib
menggunakan akad-akad yang sesuai dengan fatwa DSN-
MUI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Ketentuan Destinasi Wisata


a. Destinasi wisata wajib diarahkan pada ikhtiar untuk:
1) Mewujudkan kemashlahatan umum;
2) Pencerahan, penyegaran, dan penenangan;
3) Memelihara amanah, keamanan, dan kenyamanan;
4) Mewujudkan kebaikan yang bersifat universal dan inklusif;
5) Memelihara kebersihan, kelestarian alam, sanitasi, dan
lingkungan;
6) Menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan kearifan lokal
yang tidak melanggar prinsip syariah.
b. Destinasi wisata wajib memiliki:
1) Fasilitas ibadah yang layak pakai, mudah dijangkau, dan
memenuhi persyaratan syariah;
2) Makanan dan minuman halal yang terjamin kehalalannya
dengan sertifikat Halal MUI.
c. Destinasi wisata wajib terhindar;
1) Kemusyikan dan khurafat;
2) Maksiat, zina, pornografi, pornoaksi, minuman keras,
narkoba, dan perjudian;
3) Pertunjukan seni dan budaya serta atraksi yang bertentangan
dengan prinsip- prinsip syariah.
4. Ketentuan terkait wisatawan
Wisatawan wajib memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
a. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah dengan
menghindarkan diri dari syirik, maksiat, munkar, dan kerusakan
(fasad);

44
b. Menjaga kewajiban ibadah selama berwisata;
c. Menjaga akhlak mulia;
d. Menghindari destinasi wisata yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah.
5. Ketentuan terkait biro perjalanan wisata syariah
Biro perjalanan wisata syariah wajib memenuhi ketentuan berikut
ini:
a. Menyelenggarakan paket wisata yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah;
b. Memiliki daftar akomodasi dan destinasi wisata yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah;
c. Memiliki daftar penyedia makanan dan minuman halal yang
memiliki sertifikat halal MUI;
d. Menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam
melakukan jasa pelayanan wisata, baik bank, asuransi, lembaga
pembiayaan, lembaga penjaminan, maupun dana pensiun;
e. Mengelola dana investasinya wajib sesuai dengan prinsip
syariah;
f. Wajib memiliki panduan wisata yang dapat mencegah terjadinya
tindakan syirik, khurafat, maksiat, zina, pornografi, pornoaksi,
minuman keras, narkoba, dan judi.
6. Ketentuan terkait Hotel Syariah
a. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas akses pornografi
dan tindakan asusila;
b. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas hiburan yang
mengarah pada kemusyrikan, maksiat, pornografi, dan tindak
asusila;
c. Makanan dan minuman yang disediakan oleh hotel syariah
wajib mendapatkan sertifikat halal dari MUI;
d. Menyediakan fasilitas, peralatan, dan sarana yang memadai
untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci;

45
e. Pengelola dan karyawan/karyawati hotel wajib mengenakan
pakaian yang sesuai dengan syariah;
f. Hotel syariah wajib memiliki pedomaan dan/atau panduan
mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin
terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip
syariah;
g. Hotel syariah wajib menggunakan jasa Lembaga Keuangan
Syariah dalam melakukan pelayanan.
7. Ketentuan terkait pemandu wisata
Pemandu wisata syariah wajib memiliki ketentuan berikut ini:
a. Memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah dalam
menjalankan tugas, terutama yang berkaitan dengan fikih
pariwisata;
b. Berakhlak mulia, komunikatif, ramah jujur, dan bertanggung
jawab;
c. Memiliki kompetensi kerja sesuai standar profesi yang berlaku
yang dibuktikan dengan sertifikat;
d. Berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan nilai dan
prinsip-prinsip syariah.

46
BAB III
GAMBARAN UMUM PT CHERIA TOUR TRAVEL

A. Sejarah Singkat PT Cheria Tour Travel


Cheria Tour Travel adalah perusahaan tour dan travel yang melayani
bagi individual dan group baik ke dalam maupun ke luar negeri. Cheria Tour
Travel di dirikan pada tahun 2012. Cheria Tour Travel menyediakan tempat,
personal, dan adat kebiasaan melalui bimbingan.
Cheria halal wisata berlokasi di Jl. Kapten Tendean No. 82 Mampang
Prapatan Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12790, Indonesia. Telp. 021-7900-
216/7900-201 Fax. 021-7918-2408. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa
berlisensi konsorsium dengan izin BPW SIUP: 2365/2012 dan dikategorikan
sebagai biro resmi perjalanan wisata halal di Indonesia.
Dalam hal ini cheria tour travel juga menganggap bahwa perusahaan
termasuk aktif secara international sebagai angota IATA dengan Nomor
15314132 dan ASITA. Cheria Halal Wisata Juga merupakan member aktif
perusahaan terkemuka Cheria group. Secara keseluruhan Cheria Tour Travel
memiliki tiga produk utama yang siap dan telah dipasarkan sebagai berikut:
1. Paket Haji Plus
Cheria wisata melayani masyarakat di Indonesia sebagai
penyelenggaraan haji plus kuota dan haji plus non kuota. Untuk
paket haji plus Cheria Wisata menawarkan paket haji plus kuota
Depag RI.
2. Paket Umroh
Cheria Tour Travel memiliki paket umroh wisata. Yakni; paket
umroh yang reguler selama 9 hari dengan hanya mengunjungi 3 kota
yaitu Mekkah, Madinah, dan Jeddah atau paket umroh plus selama
12 hari. Jadi, 9 hari untuk ibadah umroh dan 3 hari selanjutnya untuk
wisata Muslim dan destinasinya dapat di pilih.

47
3. Paket Tour Muslim
Cheria Tour Travel memiliki paket tour Muslim yang bernama
Cheria Halal Holidays. Untuk destinasinya pun tidak hanya destinasi
pada negara – negara mayoritas Muslim. Sejumlah negara
nonMuslim seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Korea Selatan,
China, Jepang, bahkan beberapa negara eropa kini telah berbenah
menyambut wisatawan Muslim. Wisata Muslim erat kaitannya
dengan label kehalalan yang membuat nyaman ketika berwisata.
Bisnis tersebut dijalankan dengan prinsipnya yakni; salat lima waktu
wajib dilaksanakan dan bisa menikmati makanan halal bebas
alkhohol dan No Pork di negara-negara nonMuslim.
B. Visi Misi Cheria Wisata Tour Travel
Visi Cheria Halal Wisata yaitu menjadi perusahaan yang memimpin
dalam jaringan customer, mapan dalam tekhnologi dan prima dalam layanan
yang mengusung prinsip syariah yang bersifat amanah dan misi Cheria Halal
Wisata yaitu:
1. Senantiasa membina dan melayani customer dan jaringan customer
dalam format mitra, agent atau referal sebaik mungkin
2. Senantiasa mengupdate tekhnologi dan mengoprtimalkan semua
sumber daya yang ada, baik dalam pengembangan inovasi produk
dan layanan kami maupun dari segi sumber daya manusia dengan
mengadakan evaluasi dan mengadakan internal training dalam
meningkatkan kemampuan layanan kami.
C. Strategi Promosi Wisata Halal Cheria Tour Travel
Cheria Wisata Tour Travel merupakan perusahaan biro perjalanan wisata
memiliki produk wisata halal yang dikenal dengan Cheria Halal Holidays.
Cheria Tour Travel mengakui bahwa keunggulannya adalah selalu
mengutamakan produk berbasis Muslim friendly dan kepuasan konsumen.
PT Cheria juga memiliki anak usaha yaitu Halal Travel Konsorsium
yang merupakan spesialis membuat market place tour halal berbasis web dan
aplikasi mobile yang bisa diunduh di Android dan selanjutnya yang sedang

48
dikembangkan versi IOS dengan ratusan produk tour halal yang berkejasama
dengan berbagai perusahaan tour dan travel. Hal tersebut merupakan salah
satu strategi promosi cheria tour travel.
Selain itu, Mengadakan lomba blog wisata halal, menggunakan Ads
(iklan) di media sosial, membuat buku tentang wisata halal, dan lainnya juga
merupakan strategi yang dilakukan. Akan tetapi pemanfaatan digital media
yang lebih sering dilakukan, strategi tersebut bernama co-marketing.
D. Produk-produk Destinasi Wisata Halal Cheria Tour Travel
Secara keseluruhan Cheria Wisata memiliki tiga produk utama yang siap
dan telah dipasarkan sebagai berikut:
1. Paket Haji Plus
Cheria Wisata menawarkan Paket Haji plus Kuota Depag RI. Paket
Haji plus Cheria Wisata price $8500.
2. Paket Umroh.
Pelanggan Cheria Wisata dapat memilih paket umroh yang reguler
selama 9 hari dengan hanya mengunjungi 3 kota yaitu Mekkah,
Madinah dan Jeddah atau paket umroh plus, selama 12 hari. Jadi, 9
hari untuk ibadah umroh dan 3 hari selanjutnya untuk wisata Muslim.
Destinasinya bisa Anda pilih: Eropa, Istambul Turki, Cairo Mesir,
Dubai, Aqso atau plus Maroko-Spanyol. Setiap bulannya sepanjang
tahun selalu ada umroh baik reguler maupun umroh plus. Paket umroh
cheria wisata di mulai dari price $2250 yang disesuaikan dengan
tahun keberangkatan.
3. Paket Tour Muslim/ Wisata Syariah
Pada paket ini PT. Cheria Tour Travel mengklaim bahwa customer
yang dapat mengikuti Cheria Halal Holiday tidak hanya Muslim tapi
nonMuslim pun bisa menikmati. Wisata Muslim memang sedang
menjadi tren, bukan hanya di Indonesia, sekaligus juga dunia.
Destinasi yang ditawarkan oleh Cheria Tour Traveel di dominasi pada
negara-negara mayoritas Muslim. Yang mana saat ini sejumlah negara
non Muslim seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Korea Selatan,

49
Cina, Jepang, bahkan beberapa negara Eropa kini mulai berbenah
menyambut wisatawan Muslim. Sebagai Muslim tentu fenomena ini
merupakan sebuah trend travelling yang membanggakan. Karena
wisata Muslim, sudah pasti erat kaitannya dengan label kehalalan
yang membuat nyaman ketika beriwisata. Prinsipnya, salat Lima
waktu dapat dilaksanakan dan bisa menikmati makanan halal bebas
alkohol di negara-negara non Muslim.

50
BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN

PT Cheria Tour Travel (Cheria Tour Travel) berdiri sejak 2012 sebagai Biro
Perjalanan dan Penyelenggaraan Haji ONH PLUS dan Umroh serta Tour Wisata
Muslim memiliki ijin Biro Perjalanan Wisata (BPW)/SIUP: 2365/2012 dan Depag
RI Ijin Umroh dan Khusus Haji.
Cheria Tour Travel merupakan pioner dari terbentuknya Komunitas Wisata
Halal di Indonesia yang menggawangi travel lainnya. Dalam laman website
Cheria Wisata Tour Travel dijelaskan bahwa paket tour wisata Muslim ini,
pelanggan tidak kesulitan menunaikan ibadah shalat selama tour berlangsung,
selain itu juga Akan disajikan berbagai makanan halal selama liburan tersebut.
Penawaran yang dilakukan tidak hanya paket domestik, Cheria Wisata Tour
Travel juga menawarkan paket tour Muslim internasional. Di era internet ini
pelanggan Cheria Wisata Tour Travel kebanyakan datang dari media sosial atau
dunia maya.53
Cheria Wisata Tour Travel telah memenuhi kriteria pariwisata syariah yang
terlampir dalam Fatwa DSN MUI seperti tersedia tempat ibadah bagi Muslim dan
disajikan makanan yang halal. Namun apakah dalam praktiknya Cheria Wisata
Tour Travel telah berpedoman pada Fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah dalam
melakukan pelayanan jasa pariwisata halal di PT. Cheria Tour Travel?
PT Cheria Tour Travel (Cheria Tour Travel) berdiri sejak 2012 sebagai Biro
Perjalanan dan Penyelenggaraan Haji ONH PLUS dan Umroh serta Tour Wisata
Muslim memiliki ijin Biro Perjalanan Wisata (BPW)/SIUP: 2365/2012 dan Depag
RI Ijin Umroh dan Khusus Haji.
Cheria Tour Travel merupakan pioner dari terbentuknya Komunitas Wisata
Halal di Indonesia yang menggawangi travel lainnya. Dalam laman website
Cheria Wisata Tour Travel dijelaskan bahwa paket tour wisata Muslim ini,
pelanggan tidak kesulitan menunaikan ibadah shalat selama tour berlangsung,

53
Info Grafis Cheria Tour Travel/11/10/18, https://www.cheria-travel.com/p/cheria-tour-
travel-wisata.html diakses pada 28 Oktober 2018

51
selain itu juga Akan disajikan berbagai makanan halal selama liburan tersebut.
Penawaran yang dilakukan tidak hanya paket domestik, Cheria Wisata Tour
Travel juga menawarkan paket tour Muslim internasional. Di era internet ini
pelanggan Cheria Wisata Tour Travel kebanyakan datang dari media sosial atau
dunia maya.54
Cheria Wisata Tour Travel telah memenuhi kriteria pariwisata syariah yang
terlampir dalam Fatwa DSN MUI seperti tersedia tempat ibadah bagi Muslim dan
disajikan makanan yang halal. Namun apakah dalam praktiknya Cheria Wisata
Tour Travel telah berpedoman pada Fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah dalam
melakukan pelayanan jasa pariwisata halal di PT. Cheria Tour Travel?

A. Analisis Wisata Halal pada PT Cheria Tour Travel Berdasarkan Fatwa


DSN-MUI No: 108/DSN-MUI/X/2016
Ada dua hal yang melatarbelakangi lahirnya fatwa DSN-MUI Nomor
108/DSN-MUI/X/2016 yaitu; Pertama, semakin berkembangnya sektor
pariwisata halal di dunia termasuk di Indonesia, sehingga memerlukan
pedoman penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah; kedua,
belum adanya ketentuan hukum mengenai pedoman penyelenggaraan
pariwisata berdasarkan prinsip syariah belum diatur dalam fatwa DSN-MUI.55
Cheria Tour Travel adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
berlisensi konsorsium dengan izin BPW SIUP: 2365/2012. Cheria Tour
Travel juga merupakan perusahaan yang menawarkan dan menyelenggarakan
produk cheria halal holidays sejak tahun 2012.56 Akan tetapi Cheriatna telah
memperkenalkan dan mepromosikannya sejak tahun 2010.57
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh Cheriatna selaku direktur utama, yang

54
Info Grafis Cheria Tour Travel/11/10/18, https://www.cheria-travel.com/p/cheria-tour-
travel-wisata.html diakses pada 28 Oktober 2018
55
Fahadil Amin Al hasan, “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”, Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, 2017.
56
Profil Perusahaan PT Cheria Tour Travel
57
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019

52
memiliki kesempatan bersekolah di jepang. Hal tersebut mendorongnya untuk
membentuk produk wisata halal yaitu Cheria Halal Holiday yang akan
memenuhi salah satu kebutuhan umat Islam dalam melakukan perjalanan
ibadah dan wisata, seperti pentingnya menu halal di tempat kunjungan wisata
walaupun ke negeri nonMuslim dan ketersediaan fasilitas ibadah.58
Menurut cheriatna definisi dari wisata syariah adalah melakukan
perjalanan yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip syariah. Penempatan
kata antara halal atau syariah menurutnya pariwisata halal lebih tepat untuk
diterima di masyarakat selain itu juga pariwisata halal lebih tepat sebagai
bahasa promosi atau marketing. Hal terpenting adalah para wisatawan
Muslim mendapatkan layanan Muslim friendly yang tepat dan benar ketika
sedang berpergian ke antar negara.
Saat ini sudah banyak biro perjalanan wisata yang manawarkan
perjalanan wisata halal tetapi sebagian besar travel masih mengemasnya
dengan wisata religi seperti umroh dan haji. Cheria halal holiday menawarkan
paket wisata halal degan prinsip syariah dan nilai-nilai dalam Islam.
Meskipun wisatawan pergi ke negara dengan mayoritas nonMuslim tetapi
mereka medapatkan fasilitas yang sangat Muslim friendly.
Dengan adanya aplikasi halal traveler Akan membantu para wisatawan
untuk menjangkau tempat-tempat ibadah, restoran dengan menu halal,
menentukan arah kiblat dan pengingat waktu sholat. Aplikasi tersebut dapat
digunakan di seluruh negara. Hal itu merupakan salah satu keunggulan cheria
tour travel dalam mepromosikan wisata halal di era digital.59
Pada beberapa kesempatan cheria juga menerima wisatawan nonMuslim
namun hanya 1% dari 99% wisatawan Muslim, beberapa aktifitas wisatawan
nonMuslim tidak mengikuti dan hanya menunggu.60 Cheriatna menganggap
bahwa wisata halal dapat terbuka untuk siapa saja meskipun sebenarnya

58
Cheriatna, Laris Manis Bisnis Wisata Halal. Jakarta: Gema Insani, 2018. h. 25
59
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019
60
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019

53
cheria tour travel lebih memfokuskan kepada wisatawan Muslim.
Wisatawan difasilitasi degan hotel bertaraf 4 atau setarafnya, beberapa
hotel yang dikunjungi menawarkan spa, sauna, dan message, hal tersebut
hanya menjadi opsional bagi wisatawan sedangkan pihak cheria tour travel
tidak menawarkan hal tersebut.61
Berikut analisis peneliti terhadap penyelenggaraan wisata halal pada
cheria tour travel menurut fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2106
tentang pedoman penyelenggaraan pnariwisata halal, berdasarkan prinsip
syariah:
1. Ketentuan Hukum dan Prinsip Umum

No Fatwa Implementasi
Terhindar dari kemusyrikan, Penyelenggaraan wisata
kemaksiatan, kemafsadatan, halam ini menggunakan
tadzir/israf, dan prinsip syariah,
kemungkaran; menghindari hal-hal yang
dilarang oleh agama.
Menciptakan kemaslahatan Tentunya cheria tour
dan kemanfaatan baik secara travel akan selalu
material maupun spiritual. memberikan pelayanan
yang sangat terbaik untuk
para customer yang
menggunakan jasa
perjalanan wisata halal di
cheria.
Tabel 4. 1 Analisis Ketentuan Hukum dan Prinsip Umum

Ketentuan hukum di dalam fatwa DSN MUI adalah


penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah boleh
dilakukan dengan syarat mengikuti ketentuan yang terdapat dalam

61
Wawancara customer

54
fatwa tersebut.62 Ketentuan tersebut mempertegas suatu ketentuan
yakni, apabila penyelenggaraan pariwisata sudah terlaksana
berdasarkan prinsip syariah, maka boleh kententuan tersebut dapat
dilakukan dengan syarat mengikuti beberapa ketentuan yang telah
difatwakan.
Maksudnya adalah jika sekiranya terjadi hal yang bertentangan
dengan suatu yang telah difatwakan, maka sebaiknya dengan
menentang prinsip-prinsip syariah sebagaimana mestinya, yang pada
akhirnya akan berujung pada larangan (haram) untuk dilakukan.63 Hal
tersebut berkaitan dengan dengan berpergian (berwisata) yang
merupakan sebuah sarana yang hukumnya berdasarkan tujuannya.64
Selanjutnya yang berkaitan dengan prinsip umum dalam
ketentuan yang ada didalam fatwa adalah Terhindar dari kemusyrikan,
kemaksiatan, kemafsadatan, tadzir/israf, dan kemungkaran dan
Menciptakan kemashlahatan dan kemanfaatan baik secara material
maupun spiritual.65 Sesungguhnya tugas utama kehadiran pariwisata
halal, yakni meyakini para wisatawan agar mereka semakin kokoh dan
kuat imannya dengan banyak bertadabbur alam akan ciptaan Tuhan
yang sedemikian kaya, bervariasi dan beranekaragam.
Sejak awal didirikannya cheria tour travel, konsep
pengembangan wisata yang di tawarkan adalah wisata yang
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Produk tersebut dikenal dengan
Cheria Halal Holiday yang merupakan merek wisata halal yang
ditawarkan oleh cheria tour travel. Wisata halal ini lebih di khususkan

62
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
63
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar. Pariwisata Prespektif Multidimensi. Malang: UIN Maliki
Press. Cet.2, 2019. h.174-175
64
Dr. Fahad Salim Bahammam,. Panduan Wisatawan Muslim. Jakarta:Pustaka Al-kautsar.
2012. h.9
65
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018

55
untuk calon wistaawan muslim walaupun terkadang ada nonmuslim
yang ingin mengikuti.66
Meskipun begitu perbedaan agama tidak menjadi suatu halangan
selama saling mentoleransi satu sama lain. Peranan aktif tour guide
dan tour leader memberikan rasa nyaman wisatawan yang mengikuti
paket perjalanan di cheria tour travel. Oleh karena itu secara
implementasi cheria tour travel telah sesuai dengan ketentuan yang
ada dalam fatwa DSN-MUI.

2. Analisis Ketentuan terkait antara para pihak dan akad

No Fatwa Implementasi
Akad antara Wisatawan Menggunakan transaksi jual
dengan BPWS adalah akad beli seperti pada umumnya.
ijarah;
Akad antara BPWS Cheria tour travel akan
dengan Pemandu Wisata meminta kepada departemen
adalah akad ijarah atau yang berwenang agar
ju'alah; disiapkan pemandu wisata
untuk perjalanan wisata
ketempat pilihan yang akan
dikunjungi
Tabel 4. 2 Analisis Ketentuan terkait antara para pihak dan akad

Landasan akad mengacu kepada firman Allah Swt. dalam


Alquran, Q.s. al-Mâidah [5]:1 dan Q.s. al-Nisâ [4]: 29:

َ َْ ‫ت لَ ُك ْم بَ ِهي َمةُ ْاْل َ ْنعَ ِام إِ ََّّل َما يُتْ َل ٰى َعلَ ْي ُك ْم ََي‬ ْ َّ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ْوفُوا بِ ْالعُقُو ِد ۚ أ ُ ِحل‬
َ َّ ‫ص ْي ِد َوأ َ ْنت ُ ْم ُح ُ َ ٌم ۗ إِ َّن‬
‫َّللا يَحْ ُك ُم َما ي ُِ َي ُد‬ َّ ‫ُم ِح ِلي ال‬
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu (Q.s.
al-Mâidah [5]: 1).

66
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019

56
‫َّللا َو ْليَقُولُوا‬
َ َّ ‫علَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّقُوا‬ ِ ً‫ش الَّذِينَ لَ ْو ت ََ َ ُكوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِ َيَّة‬
َ ‫ضعَافًا خَافُوا‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
َ ‫قَ ْو ًَّل‬
‫سدِيدًا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.
(Q.s. al-Nisâ [4]:29).
Dari dua ayat tersebut di atas menegaskan bahwa setiap
mukmin berkewajiban untuk memenuhi apa yang telah dijanjikan dan
di akadkan baik berupa perkataan maupun perbuatan. Pelaksanaan
akad dalam transaksi perdagangan diharuskan adanya kerelaan kedua
belah pihak, atau yang diistilahkan ‘antarâdhin minkum’. Walaupun
kerelaan tersebut merupakan sesuatu yang tersembunyi di lubuk hati,
tetapi indikator dan tanda-tandanya dapat terlihat. Ijâb dan qabûl atau
apa saja yang dikenal dalam adat kebiasaan di masyarakat sebagai
serah terima merupakan bentuk-bentuk yang digunakan hukum untuk
menunjukkan kerelaan. 67
Dalam pedoman penyelenggaraan DSN-MUI dijelaskan bahwa
akad antara wisatawan dengan Biro Perjalanan Wisata Syariah adalah
akad ijarah dan akad antara biro perjalanan wisata syariah dengan
pemandu wisata adalah ju’alah.68 Meskipun sudah diatur dalam fatwa
DSN-MUI istilah akad tersebut tidak digunakan dalam transaksi yang
dilakukan oleh cheria tour travel.
Hal tersebut dikarenakan cheria tour travel merupakan biro
perjalanan wisata pada umumnya, hanya saja paket perjalanan yang di
tawarkan adalah wisata halal yang berprinsip syariah sehingga
wisatawan dapat terlayani fasilitas yang Muslim friendly. Tidak ada

67
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Kesan dan Keserasian Alquran, (Ciputat: Lentera
Hati, 2001), h. 413
68
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018

57
istilah akad yang digunakan dalam bertransaksi untuk mengikuti
perjalanan wisata halal sebab cheria tour travel bukanlah biro
perjalanan wisata syariah dan tidak bersertifikat halal DSN-MUI.69
Pengetahuan dalam penerapan akad menjadi salah satu kendala
sehingga belum di terapkan dalam setiap transaksi. Penggunaan istilah
akad juga menjadi tidak terlalu penting untuk digunakan. Sebab
kerangka berfikir yang diterapkan dalam setiap transaksi dengan asas
suka sama suka.
Kedudukan fatwa DSN-MUI dalam negara Indonesia bukan
sebagai peraturan perundang-undangan yang memiliki kekuatan yang
mengikat secara penuh. Sehingga fatwa hanya dijadikan sebagai
pedoman yang berprinsip syariah.
Menurut analisis peneliti cheria tour travel tidak sesuai dengan
fatwa DSN MUI tentang penyelenggaraan wisata halal berdasarkan
prinsip syariah karena masih melakukan transaksi secara konvensional
yakni tanpa menggunakan istilah akad. Namun apabila didasari
dengan asas suka sama suka dan mengikuti peraturan yang berlaku
maka cheria tour travel telah sesuai secara prinsip hukum.
Oleh sebab itu perlu adanya pembelajaran atau sosialisasi
terhadap penerapan akad-akad dalam syariah terutama yang berkaitan
dengan pariwisata halal pada ketentuan dalam fatwa DSN-MUI
Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pariwisata berdasarkan Prinsip Syariah

69
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019

58
3. Analisis Ketentuan Wisatawan

No Fatwa Implementasi
Berpegang teguh Dalam hal ini semua kembali
pada prinsip-prinsip kepada diri sendiri namun cheria
syariah dengan tour travel akan menyaring
menghindarkan diri wisatawan yang akan mengikuti
dari syirik, maksiat, paket perjalanan bersama cheria
munkar, dan halal holiday serta akan
kerusakan (fasad). diverifikasikan data-data yang
diberikannya.
Menjaga kewajiban Pemandu wisata dan tour
ibadah selama leader (ketua rombongan)
berwisata; sangat komunikatif untuk
mengingatkan waktu sholat.
Apalagi tidak semua
wisatawan mengetahui waktu
sholat di negara tujuan.70
Menjaga akhlak Saat terjadi suatu kendala
mulia; dalam perjalanan doa dan
dzikir selalu dilantunkan
sampai benar-benar dalam
keadaan yang aman.71

70
Ayu Vidiati Rukhmana, Wawancara Pribadi dengan Customer Cheria Tour Travel, 29
Desember 2019
71
Nabilla Dp, keliling turki selama 9 hari bersama cheria travel
https://www.bundatraveler.com/keliling-turki-selama-9-hari-bersama-cheria-travel/ diakses
pada 10 Januari 2020

59
Menghindari Destinasi tujuan yang di
destinasi wisata yang tawarkan merupakan desrinasi
bertentangan dengan yang memiliki sejarah islam
prinsip-prinsip dan merupakan ciri khas atau
syariah. cagar budaya dari tempat
tujuan yang akan dikunjungi.
Tabel 4. 3 Analisis ketentuan Wisatawan

Dalam Undang-Undang Nomor 10 tentang Kepariwisataan


definisi wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan.
Sedangkan dalam bahasa inggris orang yang melakukan perjalanan
disebut traveller sedangkan orang yang melakukan perjalanan untuk
tujuan wisata disebut tourist.72
Dalam fatwa DSN-MUI wisatawan juga memiliki kriteria yang
menjadi ketentuan dalam fatwa tersebut yakni; Berpegang teguh pada
prinsip-prinsip syariah dengan menghindarkan diri dari syirik, maksiat,
munkar, dan kerusakan (fasad); Menjaga kewajiban ibadah selama
berwisata; Menjaga akhlak mulia; Menghindari destinasi wisata yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.73
Tidak ada kriteria terlalu spesifik untuk wisatawan yang akan
mengikuti paket perjalanan dengan cheria tour travel. Verifikasi data
menjadi hal utama apakah wisatawan itu sudah mahram atau belum
mahram. Hal tersebut dapat dicek dengan lampiran kartu tanda
penduduk dan kartu keluarga yang diberikan.74
Meskipun mengikuti perjalanan wisata bersama pasangan yang
secara sah, wisatawan tetap satu kamar dengan wisatawan yang

72
Undang-undang Nomor 10 tahun 2010 tentang Kepariwisataan
73
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
74
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019

60
sejenis, seperti wanita dengan wanita dan laki-laki dengan laki-laki.75
Nabila merupakan customer yang pernah menggunakan jasa cheria
tour travel mengatakan pada saat keadaan darurat atau bahaya selama
diperjalanan ada wisatawan yang sepanjang jalan berdzikir, ada juga
yang tak pernah berhenti berdoa yang membaca alqur’an.76
Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa wisatawan yang
menggunakan jasa cheria tour travel berpegang teguh dengan prinsip-
prinsip syariah. Maka cheria tour travel telah sesuai memenuhi kriteria
wisatawan.

75
Nabilla Desyalika Putri, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon seluler
pada tanggal 25 Desember 2019
76
Nabilla Dp, keliling turki selama 9 hari bersama cheria travel
https://www.bundatraveler.com/keliling-turki-selama-9-hari-bersama-cheria-travel/ diakses
pada 10 Januari 2020

61
4. Analisis Ketentuan Destinasi Wisata

No Fatwa Implementasi
Destinasi wisata wajib Selama perjalanan wisata di
diarahkan pada ikhtiar destinasi tujuan wisatawan
untuk Mewujudkan yang mengikuti paket
kemashlahatan umum; perjalanan merasakan
Pencerahan, penyegaran, ketenangan dan kebahagiaan
dan penenangan; jiawam, selain itu juga
Memelihara amanah, mersakan dirinya aman
keamanan, dan meskipun berpergian jauh
kenyamanan; Mewujudkan dan dapat melaksanakan
kebaikan yang bersifat ibadah dengan baik serta
universal dan inklusif; pemandu wisata yang selalu
Memelihara kebersihan, mengingatkan bahwa
kelestarian alam, sanitasi, keindahan alam ini sebagai
dan lingkungan; suatu taddabur alam atau
Menghormati nilai-nilai mengagumi kebesaran Allah
sosial-budaya dan kearifan SWT.
lokal yang tidak melanggar
prinsip syariah.
Destinasi wisata wajib Saat waktu sholat tiba,
memiliki Fasilitas ibadah sebisa mungkin wisatawan
yang layak pakai, mudah akan diajak berhenti sejenak
dijangkau, dan memenuhi di masjid lokal yang berada
persyaratan syariah; di negara tujuan. Apabila
Makanan dan minuman tidak ada maka akan sholat
halal yang terjamin dihotel.
kehalalannya dengan
sertifikat Halal MUI.

62
Destinasi wisata wajib Dengan penerapan prinsip
terhindar kemusyikan dan syariah tentunya destinasi
khurafat; Maksiat, zina, yang dituju wajib terhindar
pornografi, pornoaksi, dari kemusyrikan, maksiat,
minuman keras, narkoba, zina, dll.
dan perjudian; Pertunjukan
seni dan budaya serta
atraksi yang bertentangan
dengan prinsip- prinsip
syariah.
Tabel 4. 4 Analisis Ketentuan Destinasi Wisata

Global Muslim Travel Index (GMTI) memberikan acuan


standar halal di dunia terbagi menjadi tiga kriteria, yaitu destinasi
ramah keluarga, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah
Muslim, serta kesadaran halal dan pemasaran destinasi.
M Nazari dan M. Battour memberikan pengertian istilah
wisata halal sebagai objek atau tindakan yang diperbolehkan
berdasarkan syariat Islam untuk digunakan atau dilibatkan oleh
wisatawan Muslim dalam industri pariwisata. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa lokasi pelaksanaan
wisata halal dapat dilakukan di berbagai negara bahkan ke negara
yang minoritas Muslim.77
Dalam fatwa DSN-MUI ketentuan destinasi wisata terbagi
menjadi tiga garis besar ketetapan78yaitu yang berkaitan terhadap
ikhtiar dalam berwisata halal, kewajiban yang diperlukan ada
dalam wisata halal dan destinasi yang perlu di hindari pada wisata
halal.
Destinasi tujuan wisata halal cheria tour travel adalah

77
Cheriatna, Laris Manis Bisnis Wisata Halal. Jakarta: Gema Insani,2018. h. 40
Fahadil Amin Al hasan, “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
78

penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”, Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum,
2017.

63
domestic dan international. Tujuan destinasi international lebih
banyak di minati oleh wisatawan. Konsep yang ditawarkan sama
seperti biro perjalanaan pada umumnya dan menambahkan prinsip
syariah serta memberikan fasilitas yang Muslim friendly. Selain itu
juga wisatawan tidak di arahkan untuk menghadiri kegiatan
beribadah atau proses ritual pada suatu agama.79
Sejauh ini fasilitas yang di berikan membuat wisatawan
merasa aman dengan ibadahnya dan makanan yang hendak
dimakan. Apabila terdapat lokasi wisata yang tidak mengandung
unsur sejarah Islam, maka wisatawan diingatkan bahwa
keberadaannya di tempat tersebut sebagai taddabur alam terhadap
ciptaan Allah SWT.80
Hal tersebut membuktikan bahwa destinasi tujuan produk
cheria halal holiday telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Karena
sejak awal prinsip yang diterapkan dalam wisata halal ini adalah
prinsip- prinsip syariah yang sesuai dengan ajaran Islam.

5. Analisis Ketentuan Terkait Hotel

No Fatwa Implementasi
Hotel syariah tidak boleh Hotel yang digunakan
menyediakan fasilitas dipilih dengan sebaik
akses pornografi dan mungkin dan sangat ramah
tindakan asusila; wisatawan muslim.

79
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019
80
Rizka Afriandita Edmanda, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon
seluler pada tanggal 24 Desember 2019

64
Hotel syariah tidak boleh Tentunya hotel yang
menyediakan fasilitas menjadi tempat tujuan untuk
hiburan yang mengarah beristirahat harus ramah
pada kemusyrikan, muslim.
maksiat, pornografi, dan
tindak asusila;
Makanan dan minuman Untuk destinasi domestik
yang disediakan oleh sangat mudah menemukan
hotel syariah wajib hotel syariah yang
mendapatkan sertifikat bersertifikat halal. Namun
halal dari MUI; untuk destinasi internasional
sebisa mungkin
mendapatkan hotel yang
dapat bekerjasama agar
menyediakan makanan yang
sangat muslim friendly.
Menyediakan fasilitas, Para wisatawan yang hendak
peralatan, dan sarana melakukan perjalanan selalu
yang memadai untuk diwajibkan untuk membawa
pelaksanaan ibadah, perlengkapan sholat agar
termasuk fasilitas bersuci; memudahkan dirinya untuk
beribadah dimapun tempat
yang akan di singgahinya.
Pengelola dan Pada destinasi international
karyawan/karyawati hotel akan cukup sulit
wajib mengenakan pakaian menemukan hotel dengan
yang sesuai dengan penataan karyawan seperti
syariah; pada ketentuan yang
tercantum dalam fatwa.
Sehingga hal yang paling

65
penting adalah wisatawan
mendapatkan makanan dan
fasilitas yang sangat muslim
friendly. Namun pada
destinasi domestic tentu
dengan mudah mendapatkan
hotel syariah dengan
penataan seperti ketentuan
dalam fatwa.
Tabel 4. 5 Analisis Ketentuan Hotel

Hotel halal adalah salah satu hotel yang menyediakan


layanan halal kepada wisatawan Muslim. Jenis hotel tidak terbatas
untuk melayani makanan Halal dan minuman tetapi operasi di
seluruh hotel juga akan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
syariah.81
Beberapa ketentuan hotel dalam wisata halal telah diatur
dalam fatwa DSN-MUI di antaranya hotel tidak boleh menyediakan
fasilitas hiburan yang mengarah pada kemusyrikan, maksiat,
pornografi, dan tindak asusila, makanan dan minuman yang
disediakan oleh hotel syariah wajib mendapatkan sertifikat halal
dari mui.82
Hotel yang digunakan cheria tour travel bertaraf bintang
emapat (4) atau setarafnya.83 Untuk mendapatkan hotel dengan
kriteria makanan dan minuman seperti dengan ketentuan fatwa
DSN-MUI cukup sulit ditemukan untuk destinasi antar negara.
Namun cheria tour travel dapat meminta menu makanan yang

81
Chookew, dkk. Journal of Economics, Business and Management, Vol. 3, No. 7, July 2015
82
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
83
Nabilla Desyalika Putri, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon seluler
pada tanggal 25 Desember 2019

66
Muslim friendly.84 Saat dihotel wisatawan akan mendapatkan
makanan per-group atau rombongan dan tidak secara perorangan
dan menu makanan yang akan dimakan telah diatur dan di
sesuaikan.85
Selain itu fatwa DSN-MUI juga memuat ketentuan berikut,
yaitu; menyediakan fasilitas, peralatan, dan sarana yang memadai
untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci, dan pengelola
serta karyawan/karyawati hotel wajib mengenakan pakaian yang
sesuai dengan syariah.86 Pada destinasi wisata international tidak
semua hotel di negara tujuan memiliki fasilitas lengkap untuk
beribadah dan mewajibkan karyawan/karyawati mengenakan
pakaian sesuai dengan syariah.87
Dalam perkembangan wisata halal di Indonesia, hotel yang
bersertifikat halal juga terbilang masih sedikit. Hal tersebut juga
bisa menjadi sebab terkendalanya wisata halal yang sesuai dengan
prinsip syariah menurut fatwa DSN-MUI. Namun karena mayoritas
masyarakat Indonesia beragama Islam maka akan mudah
menemukan tempat ibadah Muslim.
Ketentuan hotel pada cheria tour travel menurut fatwa
DSN-MUI adalah sesuai meskipun beberapa ketentuan tidak
memenuhi namun apabila dalam pelaksanaannya wisatawan yang
mengikuti perjalanan merasakan dirinya aman dan tenang, maka
hal tersebut dapat dikatakan telah sesuai.

84
Sobari, HRD Cheria Tour Travel, Wawancara pada tanggal 21 Oktober 2019
85
Rizka Afriandita Edmanda, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon
seluler pada tanggal 24 Desember 2019
86
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
87
Sobari, HRD Cheria Tour Travel, Wawancara pada tanggal 21 Oktober 2019

67
6. Analisis Ketentuan terkait Biro Perjalanan Wisata Syariah

No Fatwa Implementasi
Menyelenggarakan paket Konsep awal wisata halal di
wisata yang sesuai dengan cheria tour travel adalah
prinsip-prinsip syariah; berdasarkan prinsip syariah.
Memiliki daftar akomodasi Setiap wisatawan mendapatkan
dan destinasi wisata yang itinerary yang cukup jelas dan
sesuai dengan prinsip- sistematis.
prinsip syariah;
Memiliki daftar penyedia Saat ini seluruhnya ada di
makanan dan minuman aplikasi Halal Traveler.
halal yang memiliki Aplikasi tersebut sagat dinamis
sertifikat halal MUI; dan update dalam hal mencari
tempat atau restoran yang
halal.
Menggunakan jasa Lembaga Cheria tour travel hanya
Keuangan Syariah (LKS) sekedar menyediakan rekening
dalam melakukan jasa bank syariah agar menjadi
pelayanan wisata, baik bank, referensi atau pilihan bagi para
asuransi, lembaga wisatawan yang hendak
pembiayaan, lembaga membayar paket perjalanan
penjaminan, dana pensiun; yang akan diikuti.
Mengelola dana investasinya Pengelolaan dana investasi di
wajib sesuai dengan prinsip cheria tour travel
syariah; menggunakan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Wajib memiliki panduan Dalam aplikasi Halal Traveler
wisata yang dapat mencegah juga terdapat panduan wisata.
terjadinya tindakan syirik, Wisatawan dapat melihatnya

68
khurafat, maksiat, zina, didalam aplikasi tersebut.
pornografi, pornoaksi,
minuman keras, narkoba, dan
judi.
Tabel 4. 6 Analisis Ketentuan Biro Perjalanan Wisata Syariah

Biro Perjalanan Wisata Syariah (BPWS) adalah kegiatan usaha


yang bersifat komersial yang mengatur, dan rnenyediakan pelayanan
bagi seseorang atau sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan
dengan tujuan utama berwisata yang sesuai dengan prinsip syariah.88
Fatwa DSN-MUI mengatur beberapa ketentuan yang wajib
dipenuhi oleh biro perjalanan wisata syariah salah satunya adalah
menyediakan paket wisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
memiliki daftar akomodasi dan destinasi wisata yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah, dan wajib memiliki panduan wisata yang dapat
mencegah terjadinya tindakan syirik, khurafat, maksiat, zina,
pornografi, pornoaksi, minuman keras, narkoba, dan judi.
Ketentuan tersebut masih dalam cakupan yang sangat luas.
Sehingga perlu diperjelas dan dibatasi secara rinci dan ketentuan
tersebut memiliki kesamaan terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah
di atur sebelumnya.89 Selain itu fungsi hotel dalam perjalanan wisata
juga hanya untuk tempat beristirahat, wisatawan juga lebih banyak
menghabiskan waktunya di dalam kamar.90
Cheria tour travel memiliki destinasi tujuan yang popular baik
domestik maupun international. Beberapa destinasi merupakan negara
dengan mayoritas Muslim sehingga mudah mendapatkan restoran atau
hotel yang Muslim friendly. Daftar akomodasi, destinasi dan penyedia

88
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
89
Fahadil Amin Al hasan, “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”, Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, 2017.
90
Nurrahman Hasyim, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon seluler
pada tanggal 25 Desember 2019

69
makanan dan minuman halal yang tercatat hanya sebatas Muslim
friendly karena cheria tour travel lebih banyak menangani paket wisata
international.91
Penafsiran dalam ketentuan makanan dan minuman halal yang
memiliki sertifikat MUI adalah hanya untuk tujuan wisata domestik.
Sedangkan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas
penduduknya adalah Muslim sehingga dengan mudah dapat
menemukan tempat ibadah dan restoran ataupun hotel yang
menyediakan makanan yang halal meskipun tidak bersertifikat halal.92
Pada destinasi internasional wisatawan akan diajak ke restoran
untuk makan siang dengan menu makanan khas Indonesia, ada juga
makanan chinese. Selain itu juga wisatawan diberitahukan mengenai
proses pembuatan makanan tersebut, seperti proses pemotongan ayam,
kandungan bahan makanan yang terdapat didalamnya, dll.93
Dalam fatwa DSN-MUI juga mengatur ketentuan untuk
menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam melakukan jasa
pelayanan wisata, baik bank, asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga
penjaminan, maupun dana pensiun dan mengelola dana investasinya
wajib sesuai dengan prinsip syariah.94
Eksistensi bank syariah masih kurang jika dibandingkan
dengan bank konvensional. Untuk saaat ini cheria tour travel hanya
dapat menyediakan rekening bank syariah saja. Karena bank syariah
masih belum bisa memberikan dana investasi untuk
menyelenggarakan wisata halal. Mayoritas penduduk Indonesia juga

91
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019
92
Sobari, HRD Cheria Tour Travel, Wawancara pada tanggal 21 Oktober 2019
93
Rizka Afriandita Edmanda, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon
seluler pada tanggal 24 Desember 2019
94
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018

70
masih banyak menggunakan jasa bank konvensional.95
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara kepada lima
(5) wisatawan yang pernah menggunakan jasa cheria tour travel.
Keseluruhan wisatawan tersebut menggunakan transfer antar bank
konvensional dan mengetahui bahwa cheria tour travel juga memiliki
rekening bank syariah.
Maka cheria tour travel dapat dikatakan telah sesuai dengan
fatwa DSN-MUI karena telah memenuhi kriteria ketentuan yang
diatur dalam fatwa DSN-MUI meskipun beberapa ketentuan
menyesesuaikan dengan keadaan dan kondisi. Namun hal tersebut
tidak menjadi suatu masalah yang begitu besar karena pada dasarnya
penyelenggaraan biro perjalanan wisata syariah menggunakan prinsip-
prinsip syariah yang kemudian itu cheria tour travel selalu
menerapkannya.

7. Analisis Ketentuan terkait Pemandu Wisata

No Fatwa Implementasi
Memahami dan mampu Kriteria pemandu wisata pada
melaksanakan nilai-nilai cheria tour travel seperti pada
syariah dalam umumnya. Kendala yang di
menjalankan tugas, hadapi saat menuju destinasi
terutama yang berkaitan yang mayoritas nonmuslim
dengan fikih pariwisata; namun terdapat banyak
sejarah islam disana seperti di
eropa contohnya. Terkadang
mendapatkan pemandu wisata
yang nonmuslim namun tetap
menjaga cara berpakaiannya.

95
Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, Wawancara Pribadi pada tanggal 25
Oktober 2019

71
Berakhlak mulia, Pemandu wisata cheria tour
komunikatif, ramah jujur, travel sangat memenuhi
dan bertanggung jawab; kriteria tersebut, berakhlak
mulia, komunikatif, ramah
dan sangat bertanggung
jawab. Bahkan seperti
keluarga sendiri
Memiliki kompetensi Menggunakan pemandu
kerja sesuai standar wisata lokal yang ada di
profesi yang berlaku negara tujuan, tentunya
yang dibuktikan dengan pemandu tersebut harus
sertifikat; bersertifikat profesi.

Berpenampilan sopan Meskipun di beberapa negara


dan menarik sesuai sulit untuk mencari pemandu
dengan nilai dan prinsip- wisata muslim, namun
prinsip syariah. pemandu wisata nonmuslim
menjaga cara berpakaiannya.
Tabel 4. 7 Analisis Ketentuan Pemandu Wisata

Pemandu Wisata adalah orang yang memandu dalam


pariwisata syariah. Dengan adanya pemandu wisata dalam perjalanan
wisata maka perjalanan wisatawanpun dibuat sedemikian nyaman oleh
pemandu wisata agar perjalanan yang dilakukan lebih efektif.
Pemandu wisata biasa disebut dengan guide, seseorang yang akan
memberikan penjelasan dan petunjuk kepada wisatawan tentang
segala sesuatu yang mereka lihat saat berkunjung di objek, tempat,
atau daerah wisata tertentu.96
Tour leader juga berperan dalam perjalanan wisata sebagai
ujung tombak dalam sebuah perjalanan wisata. Mereka harus
memastikan perjalanan lancer dan sukses sesuai dengan program yang

96
Suwantoro Gamal, Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 1997. h. 13

72
telah disusun oleh travel agent. Selain itu juga keberadaan tur leader
Muslim harus bisa melayani kebutuhan dasar wisatawa Muslim seperti
mengetahui lokasi makanan halal, mampu menunjukkan arah kiblat
saat di hotel maupun di masjid untuk beribadah.97
Dalam Fatwa DSN-MUI mengatur tentang kewajiban yang
harus dimiliki pemandu wisata yaitu; Memahami dan mampu
melaksanakan nilai-nilai syariah dalam menjalankan tugas, terutama
yang berkaitan dengan fikih pariwisata; Berakhlak mulia, komunikatif,
ramah jujur, dan bertanggung jawab; Memiliki kompetensi kerja
sesuai standar profesi yang berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat;
sopan dan menarik sesuai dengan nilai dan prinsip-prinsip syariah.98
Ketentuan terkait pemandu wisata yaitu waijb memahami dan
mampu melaksanakan nilai-nilai syariah dalam menjalankan tugas
terutama fikih pariwisata perlu diperjelas maksudnya, karena istilah
tersebut masih awwam dan perlu diperjelas secara memadai.99
Pada umumnya pemandu wisata harus memiliki standar
profesi yang dibuktikan dengan sertifikat profesi. Kemudian
kriteria seperti berakhlak mulia, komunikatif, ramah jujur,
bertanggung jawab merupakan sifat pada seseorang, tentunya setiap
pemandu wisata akan dilihat sifat tersebut dalam proses sertifikasi.
Selain itu pemandu wisata tentu akan memakai pakaian yang sopan
dan baik untuk pemandu wisata saat bertugas.
Cheria tour travel menggunakan jasa pemandu lokal di
negara tujuan, pemandu tersebut menjelaskan destinasi tujuan
secara detail dan lengkap.

97
Winda Destiana Putri, Tour Leader Kunci Perkembangan Wisata Halal.
https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/17/01/31/okmz1t359-tour-
leader-kunci-perkembangan-wisata-halal di akses pada tanggal 02 Januari 2019
98
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-MUI/X/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan prinsip Syariah.
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada 15 Oktober 2018
99
Fahadil Amin Al hasan, “Pariwisata Halal (Analisis Fatwa DSN MUI tentang pedoman
penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah)”, Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, 2017.

73
Wisatawan merasakan bahwa pengetahuannya bertambah
dan sangat senang mendengarkannya. Selain itu pemandu wisata
dapat berbahasa Indonesia meskipun terkadang berbahasa inggris.
Pemandu wisata juga aktif untuk mengingat sholat dan apabila
tujuan wisata yang akan kami datangi tidak mengandung unsur
sejarah atau hanya sekedar pemandangan alam yang indah,
wisatawan diingatkan bahwa kehadiran mereka di tempat tersebut
sebagai taddabur alam. 100
Dalam ketentuan terkait pemandu wisata dalam
penyelenggaraan wisata halal di cheria tour travel menurut fatwa
DSN-MUI telah sesuai dan telah memenuhi kriteria yang telah
diatur dalam fatwa DSN-MUI. Meskipun belum sepenuhnya
memenuhi ketentuan yang ada dalam fatwa.

B. Kendala-kendala Cheria Tour Travel dalam menyelenggarakan wisata


halal
Pada desember 2012 di Surabaya merupakan awal mula pariwisata halal
Indonesia dalam pengembangan wisata syariah, yang mana sebagai bukti
komiten pemerintah dalam pengembangan dan promosi Indonesia sebagai
destinasi wisata syariah dunia. Kemudian pada tahun 2015 di abu dhabi istilah
wisata halal mulai dikenal dengan adanya sebuah acara World Halal Tourism
Summit setelah itu pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan
Pariwisata Halal Indonesia atau Halal Tourism Indonesia dalam acara World
Islamic Economic Forum (WIEF) pada 2 Agustus 2016 di Ibu Kota Jakarta.101
Pemerintah juga mempersiapkan destinasi wisata, hotel ramah muslim dan
biro perjalanan wisata. Dalam memperkenalkan pariwisata halal
Kemenparekraf melakukan diplomasi tidak hanya untuk Muslim lokal akan

100
Sri Januarti Syahria, Customer Cheria Tour Travel, Wawancara melalaui telepon seluler
pada tanggal 24 Desember 2019
101
Garit Bira Widhasti, dkk. Diplomasi Publik Pemerintah Republik Indonesia
Melalui Pariwisata Halal. Solidaritas: Jurnal Ilmu-ilmu social Vol 1 (2017)

74
tetapi juga pada Muslim International dengan melakukan beberapa aktivitas
kampanye Pariwisata Halal Indonesia, seperti:
1. Peluncuran brand Pariwisata Halal atau Halal Tourism Indonesia
yang dilakukan sebagai country branding untuk merepresantasikan
keindahan alam, keanekaragaman seni budaya, dan tradisi, serta
kerharmonisan kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Menjalankan strategi POSE (paid media, owned media, social
media, endorser) dalam pelaksanaan kampanye Pariwisata Halal
Indonesia.
3. Kampanye Pariwisata Halal atau Halal Tourism Indonesia oleh
Kemenparekraf melalui Festival dan Expo.
4. Program Familiarization Trip (Farm Trip), Farm Trip merupakan
serangkaian program yang dilakukan untuk mengenalkan dan
memberikan pemahaman mendalam tentang potensi pariwisata,
kuliner dan budaya Indonesia terhadap agen perjalanan, media
Massa, dan penulis blog (blogger).102
Berbagai aktivitas diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk
melakukan kampanye Pariwisata Halal yang bertujuan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan citra Indonesia di mata internasional, namun masih
terdapat kendala bagi biro perjalanan wisata yang mempromosikan wisata
halal, seperti cheria tour travel.
Setiap tahunnya permintaan pariwisata halal selalu mengalami
peningkatan. Meskipun dalam perkembangan wisata halal domestik masih
terdapat penolakan di beberapa daerah sehingga menjadi sesuatu problematika
yang perlu di dukung pemerintah. Saat ini wisata halal yang diselenggarakan
cheria tour travel lebih dominan wisata mancanegara.103
Berikut beberapa kendala yang dihadapai cheria tour travel dalam
menyelenggarakan produk cheria halal holiday:

102
Garit Bira Widhasti, dkk. Diplomasi Publik Pemerintah Republik Indonesia
Melalui Pariwisata Halal. Solidaritas: Jurnal Ilmu-ilmu social Vol 1 (2017)
103
Wawancara Pribadi dengan Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, 25 Oktober
2019

75
1. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pariwisata halal. Pada
beberapa daerah di Indonesia masih terdapat penolakan terhadap
wisata halal seperti di Bali, Sumatra, Lombok, dll. Penolakan
tersebut terjadi karena kesalahpahaman terhadap penerapan wisata
halal yang memberikan kesan seperti memberikan ruang tersendiri
untuk Muslim.
2. Mitra hotel dan restauran yang masih terbatas dalam menyediakan
makanan dan layanan yang Muslim friendly. Untuk destinasi wisata
domestik biro perjalanan wisata dapat menemukan beberapa hotel
syariah telah tersedia. Kendala tersebut muncul pada destinasi
international yang belum secara keseluruhan menerapkan wisata
halal dan menyediakan makanan yang Muslim friendly.
3. Harga tiket pesawat domestic yang terbilang mahal. Dengan
semakin mahalnya tiket domestik dibandingkan pada saat
berpergian keluar negeri membuat wisatawan lebih tertarik untuk
berpergian keluar negeri.
4. Kurangnya dukungan Perbankan Syariah dalam memberikan Dana
Investasi.

76
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang sudah penulis kemukakan pada Bab
sebelumnya, dan merujuk pada rumusan masalah yang terdapat di Bab
pendahuluan, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Penyelenggaraan wisata halal pada cheria tour travel dengan tinjauan
fatwa DSN-MUI No 108/DSN-MUI/X/2016 belum sepenuhnya
memenuhi kepatuhan fatwa. Dari tujuh ketentuan yang di teliti 30% telah
memenuhi ketentuan dalam fatwa DSN-MUI yaitu pada ketentuan
prinsip umum dan hukum, ketentuan destinasi wisata dan ketentuan
wisatawan. Lalu 60% hampir memenuhi ketentuan fatwa apabila
ketentuan tersebut disempurnakan dengan menjadikan fatwa sebagai
pedoman Baku dalam penyelenggaraannya. Oleh karena itu
penyelenggaraan wisata halal di Cheria Tour Travel berpotensi menjadi
biro perjalanan wisata syariah karena konsep wisata halal yang di miliki
oleh cheria tour travel dapat memberikan banyak pilihan bagi para
wisatawan dan dapat mengikuti perkembangan di era digital dengan
adanya aplikasi halal traveler yang membantu memberikan informasi
kepada wisatawan pada saaat perjalanan wisata. Meskipun dalam
pembahasan ini cheria tour travel belum sepenuhnya menerapkan
ketentuan yang terdapat dalam fatwa.
2. Apresiasi yang sangat baik untuk pemerintah Indonesia terumata
kemenpekraf yang telah memperkenalkan wisata halal Indonesia kepada
dunia. Namun bagi para pelaku biro perjalanan khususnya pada cheria
tour travel terdapat beberapa kendala sebagai berikut:
a. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pariwisata halal. Pada
beberapa daerah di Indonesia masih terdapat penolakan terhadap
wisata halal seperti di Bali, Sumatra, Lombok, dll. Penolakan
tersebut terjadi karena kesalahpahaman terhadap penerapan wisata
halal yang memberikan kesan seperti memberikan ruang tersendiri

77
untuk Muslim.
b. Mitra hotel dan restauran yang masih terbatas dalam menyediakan
makanan dan layanan yang Muslim friendly. Pada destinasi wisata
domestik biro perjalanan wisata dapat menemukan beberapa hotel
syariah telah tersedia dan makanan yang sangat Muslim friendly.
Kendala tersebut muncul pada destinasi international yang belum
secara keseluruhan menerapkan wisata halal dan menyediakan
makanan yang Muslim friendly.
c. Harga tiket pesawat domestik yang terbilang mahal. Dengan
semakin mahalnya tiket domestik dibandingkan pada saat
berpergian keluar negeri membuat wisatawan lebih tertarik untuk
berpergian keluar negeri.
d. Kurangnya dukungan perbankan dalam memberikan Dana
investasi.

78
B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan penelitian seperti yang telah diuraikan di atas,


maka dapat dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Penyelenggaran wisata halal pada cheria tour travel akan lebih


sempurna apabila menjadikan fatwa DSN-MUI dalam ketentuan-
ketentuannya sebagai Pedoman dalam menyelenggarakan bisnis
wisata halal.

2. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia sebaiknya


melakukan sosialisasi terhadap ketentuan yang berkaitan dengan
prinsip syariah dan membuat implementasi fatwa no 108/DSN-
MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Syariah. Selain itu Dewan Syariah Nasional
juga dapat menambahkan aturan berupa standar pelayanan karyawan
terhadap konsumen yang menggunakan jasa berdasarkan prinsip
syariah. Selanjutnya pemerintah Indonesia terutama menteri
pariwisata dan ekonomi kreatif sebaiknya segera membentuk
peraturan perundang-undangan agar wisata halal di Indonesia
memiliki kekuatan hukum yang tetap.

3. Penelitian ini juga memiliki kekurangan dan keterbatasan, oleh


karena itu penulis merekomendasikan untuk dilakukan penelitian
lanjutan atau penelitian lainnya dengan membandingkan penerapan
wisata halal pada beberapa biro perjalanan wisata yang menyediakan
produk wisata halal dan masalah yang tidak menjadi fokus penelitian
yang telah penulis kerjakan.

79
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

A.W. Munawwair, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Lengkap. Surabaya:


Pustaka Progresif. 1997.
Amin, Ma’ruf. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. Elsas: Jakarta. 2008.
Amiruddin & Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2014.
Apeldoorn, L.J van dalam Shidarta, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran
Kerangka Berfikir. Bandung: PT. Revika Aditama. 2006.
Asikin Zainal. Pengantar Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Press. 2012.
Bahammam, Dr. Fahad Salim. Panduan Wisatawan Muslim. Jakarta: Pustaka Al-
kautsar. 2012.
Dahlan, Abdul Aziz dan dkk. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeva, 2001.
Djakfar, Prof. Dr. H. Muhammad. Pariwisata Prespektif Multidimensi. Malang:
UIN Maliki Press. Cet.2, 2019.
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman
Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017).
Gamal, Suwantoro. Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 1997
Lexi J, Moleong. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2002.
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,
1995.
Marzuki, Peter Mahmud. (2008). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana

Muljadi, A.J. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2009.
Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Priyadi, Dr. Unggul. Pariwisata Syariah: Prospek dan Perkembangan.


Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan YKPN. 2016.
Rohadi, Abdul Fatah. Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fikih Islam. Bumi
Aksara: Jakarta. 2016.

80
Said Sampara, dkk. Pengantar Ilmu Hukum.Total Media, Yogyakarta.2011.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009
Yoeti, Drs. H. Oka A, MBA. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: angkasa,
1996.

PERATURAN
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No 108/DSN-
MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaan Wisata Berdasarkan
prinsip Syariah. https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada
15 Oktober 2018
Undang-undang No 10 tahun 2010 tentang Kepariwisataan

JURNAL
Abdul Rasyid, SHI, MCL, Ph.D, Dr (Cand) dan M. Reza Syariffudin Zaki, S.H.,
MA. Regulasi Pariwisata Syaiah di Indonesia dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN. 2017
Al Hasan, Fahadil Amin. Penyelenggaraan parawisata halal di Indonesia
(Analisis Fatwa DSN-MUI tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Syariah). Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum Vol.2,
Nomor 1, Januari-Juni.2017.
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau. Strategi Pengembangan Wisata Syariah Di Sumatera Barat:
ANALISIS SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath).
SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Vol. 2, No. 1, Juni 2019.
Fariana, Andi. Hukum Islam sebagai The Living Law Dalam meminilisasi dampak
negative pariwisata dipulau lombok bagian utara. Jurnal Hukum Islam
Vol.5, No.2 p.163-334.
Gayo , Ahyar A, dkk. Kedudukan Fatwa MUI Dalam Upaya Mendorong
Pelaksanaan Ekonomi Syariah. BPHN PUSLITBANG. 2011.
Hakim, Atang Abd, dkk. Toward Indonesia Halal Tourism. AHKAM - Volume 17,
Number 2, 2017.

81
Hamzanah, Adrian Adi. Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata Halal
dalam Pengembangan Pariwisata Halal di NTB. Jurnal Pena Justitia.
vol.17. 2017.
Jaelani, Aan. Halal tourism industry in Indonesia Potential and prospects. MPRA
Paper No.76237 https://mpra.ub-muenchen.de/76237/, posted 17 January.
2017
Ridwan Nurdin. Kedudukan Fatwa MUI Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah
di Indonesia (Makalah).
Samori, Z, dkk. Current trends on Halal Tourism: Cases on selected Asian
countries, Tourism Management Prespective. 2016.
Syahriza, Rahmi. Pariwisata Bebasis Syariah (telaah Makna kata saran dan
derivasinya dalam Al-Qur’an. Jurnal Human Falah, Vol.2. 2014.
Widhasti, Garit Bira, dkk. Diplomasi Publik Pemerintah Republik Indonesia
Melalui Pariwisata Halal. Solidaritas: Jurnal Ilmu-ilmu social Vol 1.
2017.

WEBSITE

Brojonegoro,B.2016.dikutip
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2672032/kepala-bappenas-
bambang daerah-harus-kompak-bantu-pariwisata
Cheria Tour Travel Website. https://www.cheria-travel.com/p/cheria-tour-travel-
wisata.html
Go Muslim, Targetkan Ranking Satu Dunia Kemenpar Adakan KPHN,
https://www.goMuslim.co.id/read/news/2016/08/30/1337/targetkanrankin
gsatu-dunia-kemenpar-adakan-kompetisi-parawisata-halal-dunia-
2016.html
Laporan Ekonomi Triwulan Indonesi. Tekanan Mereda. 2017. Dikutip
http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/publication/indonesia-
economic-quarterly-october-2016 , diakses pada tanggal 29 Desember.

82
Rahmadsyah, Agung. https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180411180123-269-290115/indonesia-peringkat-ke-dua-
destinasi- wisata-halal-dunia
Republika news online, Kompetisi pariwisata halal nasional 2016 dalam
percepatan industry wisata halal.
https://www.republika.co.id/berita/koran/news-
update/16/08/12/obsmk617-kompetisi-pariwisata-halal-nasional-2016-
percepat-industri-wisata-halal
Saiffudin Achmad, Problematika Pariwisata halal.
https://www.kompasiana.com/saiffudinachmad/5d2dc3a1097f3659b728cf
04/problematika-pariwisata-halal diakses pada tanggal 10 November 2018
Winda Destiana Putri, Tout Leader Kunci Perkembangan Wisata Halal.
https://www.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/travelling/17/01/31/okmz1t359-tour-leader-kunci-perkembangan-
wisata-halal di akses pada tanggal 02 Januari 2019

WAWANCARA

Wawancara Pribadi dengan Ayu Vidiati Rukhmana, Customer Cheria Tour


Travel, 29 Desember 2019
Wawancara Pribadi dengan Cheriatna, Direktur Utama PT Cheria Tour Travel, 25
Oktober 2019
Wawancara Pribadi dengan Nabilla Desyalika Putri, Customer Cheria Tour
Travel, 25 Desember 2019
Wawancara Pribadi dengan Nurhasyim Rahman, Customer Cheria Tour Travel,
25 Desember 2019
Wawancara Pribadi dengan Rizka Afriandita Edmanda, Customer Cheria Tour
Travel, 24 Desember 2019
Wawancara Pribadi dengan Shobari, HRD PT Cheria Tour Travel, 21 Oktober
2019
Wawancara Pribadi dengan Sri Januarti Syahria, Customer Cheria Tour Travel,
26 Desember 2019

83
LAMPIRAN
Outline Pertanyaan Wawancara
1. Sejak kapan produk wisata halal di promosikan oleh PT cheria tour travel?
2. Produk apa saja yang ditawarkan oleh PT chreia tour travel selain wisata halal
?
3. Bolehkan anda cerita latar belakang sehingga anda dapat memiliki ide untuk
membuka bisnis wisata halal?
4. Apa definisi wisata syariah menurut pandangan anda?
5. Istilah manakah yang lebih tepat menurut anda, wisata halal atau wisata
syariah?
6. Apa yang menjadi kerangka berfikir anda ketika membentuk wisata halal ini?
7. Apa prinsip dasar penyelenggaraan wisata halal di PT cheria tour travel?
8. Apa saja yang menjadi kriteria wisata halal pada perusahaan anda?
9. Apa kriteria yang menjadi destinasi wisata halal di pt cheria tour travel?
10. Bagaimana konsep wisata syariah yang dilakukan oleh PT cheria tour travel
saat ini?
11. Manakah destinasi yang lebih banyak minat wisatawan muslim indonesia
(domestik/internasional)?
12. Apakah anda menggunakan istilah akad dalam sebuah transaksi perjalanan
wisata halal?
13. Apa bank yang digunakan oleh PT Cheria Tour Travel pada setiap transaksi ?
14. Bagaimana pendapat anda tentang perkembangan wisata syariah di indonesia?
15. Apakah ada nonmuslim yang ikut wisata syariah?
16. Apa saja keunggulan atau ciri khas wisata syariah di PT cheria tour travel?
17. Apakah wisata halal selalu mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir ini
?
18. Apa saja kendala/hambatan PT cheria tour travel dalam melakukan bisnis
wisata syariah?
19. Dapatkah anda menjelaskan skema pemesanan hingga pembayaran yang
dilakukan oleh konsumen untuk mengikuti wisata halal?
20. Apa saja yang didapatkan oleh wisatawan dari paket perjalanan tour wisata
halal di PT. Cheria Tour Travel?
21. Apa kriteria hotel yang akan menjadi tempat beristirahat para wisatawan
dalam melaksanakan wisata halal?
22. Apakah produk wisata halal di pt cheria tour travel juga menawarkan spa dan
message? Jika ya dapatkah dijelaskan bagaimana ?
23. Adakah kriteria khusus untuk pemandu wisata halal ketika mereka sedang
menemani/mengarahkan wisatawan dalam perjalanan wisata halal?
24. Bagaimana pendapat anda terhadap pemerintah dalam menindaklanjuti wisata
halal dari segi hukum?
25. Dasar hukum dan syarat seperti apa yang digunakan untuk melakukan wisata
halal di PT. Cheria ini?
26. Apakah anda sudah mengetahui bahwa DSN-MUI telah megeluarkan Fatwa
tentang pariwisata halal?
27. Apa saja yang dapat anda pahami dari fatwa dsn-mui tentang pariwisata halal
tersebut?
28. Apa harapan anda untuk pengembangan wisata halal di Indonesia?
Outline Wawancara Customer
1. Apa paket perjalanan yang anda ikuti di PT cheria tour travel?
2. Apa saja yang anda dapatkan setelah pembayaran dilakukan?
3. Apakah anda melakukan pembayaran melalui bank? jika ya, bank apakah yang anda gunakan?
4. Apakah selama perjalanan anda selalu diingatkan untuk beribadah jika sudah masuk waktu sholat?
5. Apakah ada nonmuslim dalam rombongan anda?
6. Apakah hotel yang anda tempati terdapat arah kiblat dan menyediakan makanan yang muslim friendly?
7. Apakah hotel atau PT Cheria menawarkan spa dan message?
8. Apakah anda diarahkan ke restoran yang terjamin kehalalannya atau bersertifikat MUI saat dalam
perjalanan?
9. Apakah tour guide bersikap ramah, jujur, berpernampilan sopan sesuai dengan nilai dan prinsip syariah ?
10. Bagaimana Perbedaan saudara terhadap pelayanan wisata halal Tour di PT Cheria Tour Travel?
Halal Holiday
Wisata Halal Keluarga

w w w. c h e r i a . c o . i d
H I G H L I G H T
KATA PENGANTAR
Cheria Halal Holiday Tour Travel Hadir dalam rangka memenuhi salah satu
kebutuhan umat muslim melakukan perjalanan wisata yaitu pentingnya menu
halal di tempat kunjungan wisata dan dapat melaksanakan ibadah sholat dengan
mudah di tempat kunjungan wisata walau ke negeri non muslim sekalipun.

Berdiri sejak tahun 2012 kami sudah melayani ribuan wisatawan dan peziarah
dengan komitmen pelayanan terbaik dengan harga bersaing dan garansi
kepuasan bagi para tamu kami.

Cheria telah menjadi leader dalam industri tour halal di Indonesia dan Menjadi
tempat belajar untuk travel agent lainnya dengan aktif memberikan training
untuk mempopulerkan wisata halal di Indonesia

Layanan kami mencakup kebutuhan paket Tour Muslim untuk dalam negeri
yang sudah tersedia 39 produk dan ratusan produk untuk luar negeri juga
menyediakan tiket, hotel, visa dan kebutuhan perjalanan lainnya baik untuk
kebutuhan personal, corporate atau grup.

Untuk tiket Cheria terdaftar sebagai Agen IATA baik Domestik maupun
Internasional.

www.cheria.co.id 01
DAFTAR ISI

01 Kata Pengantar 13 Legalitas Perusahaan

02 Daftar Isi 14 Keunggulan

03 Prol Perusahaan 14 Key Achievements

04 Susunan Direksi 15 Travel Award

05 Struktur Organisasi 16 Website & Aplikasi

06 Pengalaman 20 Testimoni

07 Pelayanan 21 Kumpulan Video

07 Nilai 22 Berita Terkait

08 Visi & Misi 25 Cheria Activity

09 Produk 26 Galeri

www.cheria.co.id 02
COMPANY PROFILE

Prol Perusahaan

Cheria Halal Holiday adalah perusahaan tour dan travel terdepan yang
melayani servis komprehensif bagi individual dan grup baik ke dalam maupun ke
luar negeri. Cheria Halal Holiday didirikan pada tahun 2012 oleh para profesional
yang berkualitas dengan pengalaman lebih dari sekian tahun dalam dunia
industri pariwisata dan marketing. Kami menyediakan tempat, personal, dan adat
kebiasaan melalui bimbingan profesional dengan transportasi modern, hotel
berkualitas, restoran mewah melalui vendor-vendor terpercaya.

Cheria Halal Holiday berlokasi di Jl.Kapten Tendean No. 82 Mampang


Prapatan Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12790, Indonesia Tel. 021-7900-216/
7900-201 Fax. 021- 7918-2408, kantor kami buka dari pukul 8-5 selama 6 hari
seminggu.

Cheria Halal Holiday adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa


berlisensi penuh dengan mengantongi BPW SIUP : 2365/2012 dan kami
dikategorikan sebagai biro resmi perjalanan wisata halal di Indonesia. Secara
internasional kami adalah anggota aktif IATA dan ASITA. Dan perusahaan kami
adalah member aktif dari perusahaan terkemuka Cheriagroup.

www.cheria.co.id 03
Susunan Direksi & Manajemen

Adapun susunan direksi Cheria Halal Holiday adalah sebagai berikut:

Komisaris : Farida Ningsih


Direktur : Silvia Anggraini
HRD : Sobari
Manager Marketing : Ismail Nursaleh
Acc & Tax : Tatik Budiman
Ticketing : Nur Salim
Marketing : Chefa Qonita
IT : Helmay
Desain Gras : Didit D. Irawan
Customer Service : Nurjanah, Asri, Karina, Siti, Fitri
Finance : Nde Hasanudin
Dokumentasi : Siti Nurhayati

www.cheria.co.id 04
STRUKTUR ORGANISASI
PT. Cheria Halal Holiday

KOMISARIS
Farida Ningsih

DIREKTUR
Silvia Anggraini

HRD
Sobari

MANAGER MARKETING
Ismail Nursaleh

IT & MARKETING TICKETING ACC & TAX


Helmay & Cefa Qonita Nur Salim Tatik Budiman

DESAIN GRAFIS FINANCE


Didit D. Irawan Nde Hasanudin

CUSTOMER SERVICE DOKUMENTASI


Nurjanah, Asri, Karin Siti Nurhayati

Halal Holiday

www.cheria.co.id 05
Setiap departemen Cheria Halal Holiday terintegrasi untuk memberikan
beragam pelayanan yang istimewa. Setiap departemen mampu bekerja secara
independent untuk menyediakan pelayanan terbaik bagi para pelanggan kami,
menargetkan tidak hanya hubungan baik jangka pendek melainkan hubungan
persahabatan jangka panjang sekalipun.
Setiap member dari team multilingual Cheria Halal Holiday yang
profesional akan menjamin pelayanan bagi pengalaman perjalanana yang terbaik
yang bisa Bapak/Ibu dapatkan, dengan tetap mengacu pada nilai kompetitif
terbaik yang tersedia. Kami meyakini bahwa kesuksesan tidaklah datang secara
kebetulan. Filoso kami adalah menyediakan pelayanan – pelayanan yang terbaik,
dan memberi perhatian penuh pada klien kami adalah pondasi bisnis kami; inilah
yang kemudian menjadikan kami perusahaan tour dan travel besar yang
dipercaya dan diterima baik oleh masyarakat luas, khususnya dalam perjalanan
haji dan umroh.
Pelayanan kami tersebar di nusantara dan berpusat khususnya di kantor
utama kami di wilayah ibukota Jakarta, terdiri Departemen Manajemen dan
Administratif, Departemen Operasional, Departemen Reservasi, Departemen
Penjualan dan Marketing, serta Departemen Inbound, Outbound, and Ticketing
yang memberi kami keuntungan kompetitif dengan kesemuanya berada di
bawah satu atap sekaligus.

Jasa Cheria Halal Holiday didasarkan pada tiga fokus besar :


1. Pengalaman
Cheria Halal Holiday memiliki reputasi yang sempurna bagi pelayanan
personal maupun grup. Kualitas dan nilai yang telah menempuh perjalanan
panjang dan database yang komprehensif di back up dengan pengalaman dalam
industri parawisata dan marketing selama sekian tahun.
Cheria Halal Holiday memiliki sumber daya manusia yang tekun melakukan
perjalanan bisnis dan inspeksi yang mendalam mengenai properti-properti
terbaru di mana saja yang memerlukan renovasi dan inovasi. Kami melihat
pentingnya hal ini dalam usaha menjadi perusahan travel dan tour yang berada di
atas rata-rata. Hal inilah yang membuat kami mampu menyeimbangkan
kesesuaian kebutuhan para klien dan personalitas mereka.

www.cheria.co.id 06
2. Pelayanan
Cheria Halal Holiday berorientasi pada kepuasan pelanggan. Hal ini
menjadikan kami secara profesional menyediakan layanan email bagi
kenyamanan pelayanan pendaftaran dan memperoleh informasi terkait. Kreatif
tapi juga merupakan pendekatan yang sangat persisten untuk pengaturan jadwal
travel yang selayaknya, dan mengidentikasi nilai kemungkinan yang terbaik.
Konsultan Travel Cheria Halal Holiday sangat ramah, profesional dan
berpengalaman dalam mengakomodir bagi peserta travel musiman (orang lama)
ataupun bagi orang yang sama sekali baru dalam dunia travel.Kami bangga
mempersembahkan jaminan atas “kepuasan pelanggan”. Prosentase besar yang
terdapat pada daftar tunggu kami adalah klien - klien yang berulang di mana
rekomendasi besar kami peroleh dari perkataan atau kabar dari mulut ke mulut.

3. Nilai
Cheria Halal Holiday memiliki rumusan dasar “mengerti bagaimana”
kebutuhan dan keinginan para pelanggan, dan sebagai agensi sales penjualan
untuk hampir porsi besar bagi biro perjalanan tour domestik dan internasional,
kami tidak hanya tahu tentang harga yang kompetitif tapi kami juga “mengerti
bagaimana” melalui harga yang sangat kompetitif tersebut sekaligus kami juga
mampu meraih peluang maksimal untuk segala pilihan dan eksibilitas.

Cheria Halal Holiday Office

TWINK
B U I L D I N G
3rd Floor

www.cheria.co.id 07
VISI & MISI
Visi Cheria Halal Holiday :
Menjadi perusahaan yang memimpin dalam jaringan
customer, mapan dalam teknologi dan prima dalam
layanan yang mengusung prinsip syariah yang bersifat
amanah.

Misi Cheria Halal Holiday :


- Senantiasa membina dan melayani customer dan
jaringan customer dalam format mitra, agent atau
referal sebaik mungkin.
- Senantiasa mengupdate teknologi dan
mengoptimalkan semua sumber daya yang ada, baik
dalam pengembangan inovasi produk dan layanan kami
maupun dari segi sumber daya manusia dengan
mengadakan evaluasi dan mengadakan internal training
dalam meningkatkan kemampuan layanan kami.

www.cheria.co.id 08
Produk

Secara keseluruhan Cheria Halal Holiday memiliki produk utama yang siap
dan telah dipasarkan adalah Paket Tour Halal Domestik & Internasional.

Cheria Halal Holiday membidik customer tidak hanya muslim tapi


nonmuslim pun bisa menikmati. Wisata muslim memang sedang menjadi tren
saat ini, bukan hanya di Indonesia, sekaligus juga dunia. Untuk destinasinya pun
tak lagi didominasi pada negara-negara mayoritas muslim. Sejumlah negara
nonmuslim seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, Cina, Jepang,
India, bahkan beberapa negara Eropa kini mulai berbenah menyambut
wisatawan muslim. Sebagai muslim tentu fenomena ini merupakan sebuah trend
travelling yang membanggakan. Karena, yang namanya wisata muslim, sudah
pasti erat kaitannya dengan label kehalalalan yang membuat nyaman ketika
beriwisata. Prinsipnya, salat lima waktu wajib dilaksanakan, dan bisa menikmati
makanan halal dan bebas alkohol di negara-negara nonmuslim.

Jasa Cheria Halal Holiday memiliki produk-produk istimewa diantaranya:


- VIP Tour
- Free Independent Travellers
- Seat in Coach Tour
- Group / Konsorsium Tour
- International Tours
- Domestic Tours
- Free Ticket Delivery
- Reservasi Internasional dan Ticketing
- Hotel Reservation
- Conferention dan Mice
- Special Interest Group
- Cruises
- Travel
- Incentive Tours
- Outbond Tours

www.cheria.co.id 09
Paket Tour Halal Domestik

1) Paket Wisata Taman Nasional Tanjung Puting (3d2n)


2) Wisata Spesial Bambu Rafting & Mengembala Kerbau
3) Paket Spesial Ziarah Wali Pitu Bali
4) Tour Ziarah Wali Songo Via Surabaya 5 Hari 4 Malam
5) Ziarah Wali Songo Via Jakarta 5 Hari 4 Malam
6) Jelajah Krakatau
7) Jelajah Baduy
8) Ziarah Wali Songo+madura 6d5n Via Jakarta
9) Ziarah Wali Banten 3d2n
10) Paket Ziarah Wali Jakarta 3d2n
11) Lombok Exotic 3h2m
12) 4h3m Exotic Orangutan Tour
13) Belitung Murmer Halal Tour (daily)
14) Romantic Lombok
15) Lombok Special Custom Halal Destinasi
16) Lombok Gunung Rinjani
17) Kenawa Lombok Sumbawa
18) Lombok Pink Beach
19) Lombok Sembalun Senaru
20) Lombok Kombinasi Gili
21) Lombok Air Terjun
22) Lombok Gili Gili Cantik Selatan
23) Lombok Pantai Putih
24) Beautiful Of Lombok 3d2n-4p
25) Halal Bali Reguler Paket Tour 4h3m
26) Halal The Power Of Teambuilding Treasure Hunt Pro
27) 4 Hari 3 Malam Wisata Religi Spesial Jogja
28) Karimun Jawa Fun Trip
29) Bogor Culture Halal Tour
30) Explore Bromo-batu Halal Fun Trip

www.cheria.co.id 10
31) Malang - Bromo Halal Fun Trip
32) Malang Halal Fun Trip
33) 3h2m Orangutan Houseboat Borneo Tour
34) Jogya Aadc 3d2n
35) Exlusive Wisata Halal Lombok
36) Halal Tour Bali
37) Bogor Wonderful Golf
38) 3h2m Banjarmasin City Tour
39) Bogor Muslim Tour

Paket Tour Halal Internasional

1) Tour Halal Dubai


2) Tour Halal Korea
3) Tour Halal Malaysia-Singapore
4) Tour Halal Jepang
5) Tour Halal Hongkong
6) Tour Halal Australia
7) Tour Halal Beijing
8) Tour Halal Spanyol
9) Tour Halal Maroko
10) Tour Halal Turki
11) Tour Halal Uzbekistan
12) Tour Halal Eropa
13) Tour Halal Mesir

www.cheria.co.id 11
Kami telah membuktikan produk dan servis
terbaik kami baik secara lokal maupun mendunia
dengan memegang teguh kebijakan kepuasan
pelanggan kami. Kami hanya dapat memberikan
keterangan mengenai pelanggan kami sejauh mana
mereka mau dipublikasikan sesuai permintaan mereka.
Di antara pelanggan Cheria Halal Holiday yang sangat
berharga yang telah menikmati kepuasan layanan dari
kami adalah mahasiswa-i Gunadarma dan Debu band,
serta masih banyak lagi dari pelanggan kami yang
merasa puas.
Bersama Cheria Halal Holiday, kami dapat memastikan
bahwa permintaan anda akan mendapatkan perlakuan
yang berdedikasi dari tangan-tangan profesional.
Dengan bangga kami memberitahukan bahwa kami
adalah perusahaan yang sigap dan atensi dalam pelayan
pelanggan, anda akan mendapatkan pelayanan
maksimal dengan quick respon di mana anda tidak perlu
menunggu lama.
Kami senantiasa menantikan kehadiran Bapak/Ibu untuk
pelayanan langsung di kantor Cheria Halal Holiday, atas
perhatian Bapak/Ibu kami mengucapkan terima kasih.

www.cheria.co.id 12
Legalitas Perusahaan

Badan usaha : PT. CHERIA


Merek dagang : Cheria Halal Holiday
License : SK. Departemen Agama RI No. D/355 Umrah
Depag RI D/816-2012 dan BPW) SIUP : 2365/2012
Pemilik Perusahaan : - Cheriatna (Direktur Utama)
- Farida Ningsih (Komisaris)
Alamat : Jl.Kapten Tendean No. 82 Mampang Prapatan
Jakarta Selatan, DKI Jakarta,12790, Indonesia.
Telepon/FaX : 021-7900216/ 7900201/ 021- 79182408
Email : info@cheria-travel.com
Website : http/www.cheria-travel.com
Berdiri sejak : 23 Februari 2012
NPWP : 03.211.211.2-014.000
Jumlah karyawan : 13 Orang
Bidang usaha : Jasa, Tour Travel, Teknologi internet, Investasi

Teknologi sistem aplikasi : TRAVEL KONSORSIUM


Sistem : internetBuanternet . Telkomspeedy
Perangkat komputer : Acer, Samsung, Lenovo, Macbook
Printer : Epson laserjet, hp
Software : Microsoft ofce. Windows 2008
Perangkat komunikasi : PABX Panasonic. Semiwireless
Provider : Cheria. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia,
PT,Telkomsel PT,Telekomunikasi Indonesia PT.
Design : Adobe Photoshop, Coreldraw, MS Ofce 2010

www.cheria.co.id 13
Keunggulan Cheria Halal Holiday
1. Cheria telah menjadi leader dalam industri tour halal di Indonesia dan
Menjadi tempat belajar untuk travel agent lainnya dengan aktif
memberikan training untuk mempopulerkan wisata halal di Indonesia
2. Memiliki produk tour halal terlengkap baik domestik maupun
internasional
3. Memiliki web dengan 5 juta lebih pageview dengan page view 3000 per
hari menjadikan tour halal yang populer dikalangan netizen
4. Pertama dan satu-satunya yang memiliki aplikasi tour halal berbasis web
dan aplikasi mobile phone.

Key Achievements
Sebagai perusahaan biro perjalanan wisata halal PT Cheria yang biasa
dikenal Cheria Halal Holiday selalu mengutamakan keunggulan produk bebasis
muslim friendly dan kepuasan konsumen. Dengan semakin banyaknya
permintaan wisata halal dan banyaknya negara-negara maju dan berkembang
yang potensial menjual destinasi wisata serta makanan yang di sertikasi halal
menjadikan sasaran PT Cheria untuk semakin mengembangkan pemasaran di
bidang Tour Halal.
PT Cheria juga memiliki anak usaha yang spesialis membuat market place
tour halal berbasis web dan aplikasi mobile yg bisa diunduh di Android dan
selanjutnya yang sedang dikembangkan versi IOS, dengan ratusan produk tour
halal dengan bekerjasama dengan berbagai perusahaan tour dan travel
diharapkan mampu mendongkrak pasar Tour Halal pertama di Indonesia.
PT Cheria mampu menerapkan strategi bagi perusahaan ini agar tetap
dapat berjalan dalam kondisi terbaik. Selain itu juga kesuksesan dari sebuah
perusahaan tidak terlepas dari kerja keras karyawan atau tenaga kerja yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan akan lebih mudah
mencapai kesuksesan jika seluruh karyawan diajak berpartisipasi dalam
membangun perusahaan. Bentuk partisipasi tersebut adalah dengan mengajak
para karyawan ikut langsung dalam tim-tim yang dibentuk oleh perusahaan
sehingga kinerja yang dihasilkan semakin baik.

www.cheria.co.id 14
TRAVEL AWARD
Cheria Halal Holiday memperoleh peringkat 3
terbaik di 2 kategori sebagai :
1. Biro Perjalanan Wisata Halal Terbaik
2. Website Travel Ramah Wisatawan Muslim Terbaik
Dalam ajang kompetisi pariwisata halal nasional 2016
yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata.

Ibu Farida Ningsih pada acara malam penganugerahan


penghargaan wisata halal terbaik yang bertempat di Hotel Sahati
jakarta selatan pada tanggal 7 Oktober 2016.

www.cheria.co.id 15
Perencanaan Perusahaan Kedepan
Dengan perkembangan perusahaan yang cukup baik maka dengan itu
rencana kedepannya dari perusahaan ini adalah dengan mengoptimalkan cara
pemasaran baru yaitu dengan media internet dan sistem aplikasi mobile dengan
cara membangun dan mengembangkan situs perusahaan serta marketplace anak
perusahaan PT Cheria yaitu Travel Konsorsium.

Website & Aplikasi Cheria


Lebih dari 5 juta pageview sejak diluncurkan menjadikan cheria halal
holiday sangat popular dimata nitizen , bahkan mesin pencari google
menguatkan website cheria diperingkat teratas dalam setiap pencarian paket tour
halal

Cheria Halal Holiday teratas dan terbanyak dalam pencarian “Paket Tour Wisata
Halal” di google.

www.cheria.co.id 16
Menurut Alexa [situs analitik populer] : Cheria Halal Holiday Sangat Bersaing
Dengan Travel-travel Ternama Di Indonesia.

Website Page tentang Marketplace Tour Halal

www.cheria.co.id 17
Aplikasi Mobile
Kami yang pertama di Indonesia dalam meluncurkan aplikasi mobile Tour
Halal berbasis IOS dan Android dimana dalam aplikasi ini kami memberikan lebih
kemudahan dalam bisnis dan pelayanan tour halal. Aplikasi mobile Travel
Konsorsium dapat diunduh di Android dan selanjutnya yang sedang
dikembangkan versi IOS, dengan ratusan produk tour halal baik domestik
maupun internasional.

Tampilan Aplikasi Travel Konsorsium di Android

www.cheria.co.id 18
Sistem Webbase Tour Wisata Halal

Sistem saat ini terdiri dari 30 Vendor Tour Halal dengan 150 resellernya dari asia
tenggara dan sudah lebih 100 produk tour halal.

Majalah Wisata Halal Cheria

Majalah Wisata Halal Cheria Yang Terbit Setiap Tahun.

www.cheria.co.id 19
Testimoni

Video Youtube Pevita Pearce Menikmati Salju Bersama Cheria Halal Holiday

Testimoni lengkap bisa dilihat di :


Fanpage Facebook Testimoni https://www.facebook.com/testimoni.cheria/

www.cheria.co.id 20
Kumpulan video cheria
Kumpulan lengkap video-video tentang tour halal cheria halal holiday dapat dilihat di :
https://www.youtube.com/playlist?list=PLJFs6v25hb6OEz6jOk1iXbpSaPA0aKd0A

www.cheria.co.id 21
Berita Terkait Cheria Halal Holiday di Media

http://www.beritasatu.com/gur/301929-menjaga-amanah-konsumen.html

http://www.ilivesafe.co.id/people-among-us/foto/3456

http://life.viva.co.id/news/read/645970-sekarang-wisatawan-bebas-memilih-
wisata-halal

http://garuda-bandung.com/apa-jadinya-kalau-100-pengusaha-tour-travel-
berkolaborasi/

https://m.tempo.co/read/news/2016/01/07/089733811/kiat-memulai-bisnis-
biro-perjalanan-ala-cheria-travel

http://www.cheria-travel.com/2016/06/marketplace-tour-halal-di-
indonesia.html

http://www.beritasatu.com/food-travel/339065-tren-wisata-halal-
meningkat.html

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/15/06/30/nqqw7x-
puluhan-pengusaha-travel-bergabung-genjot-wisata-halal

www.cheria.co.id 22
People Among Us, www.ilivesafe.co.id

Training Marketing Tour Halal Bersama Komunitas

www.cheria.co.id 23
Lebih dari 100 Travel bergabung di acara Temu Bisnis Wisata Halal Travel Konsorsium
di Hotel Balairung, Juni 2016 yang di fasilitasi Cheria Wisata.

Travel-travel yang membentuk konsorsium tour halal di Halal Travel Konsorsium

www.cheria.co.id 24
CHERIA ACTIVITY
Cheria Sudah 5x melaksanakan lomba
menulis untuk mempopulerkan Wisata
Halal.

1. Lomba Menulis Artikel Tentang Cheria


Halal Holiday
Berhadiah Tour Halal Malaysia & Singapura
http://www.cheria-travel.com/2013/11/lomba-
menulis-artikel-tentang-cheria.html

2. Lomba Menulis Artikel Tentang Cheria


Halal Holiday
Berhadiah Tour Halal Ke Korea, Hongkong & Beijing
https://www.facebook.com/lombamenulisartikelkre
atif/?fref=ts

3. Lomba Menulis Artikel Wisata Halal


Hadiah utama Wisata Halal ke Raja Ampat.
http://www.cheria-travel.com/2016/02/lomba-
menulis-cheria-wisata.htm

4. Lomba Menulis Artikel Wisata Halal


Hadiah utama Wisata Halal ke Derawan.
http://www.cheria-travel.com/2016/11/lomba-
menulis-artikel-kreatif.html

5. Lomba Menulis Artikel Liburan Lebaran


Hadiah utama Wisata Pulau Weh Aceh.
http://www.cheria-travel.com/2017/04/lomba-
menulis-cheria.html

www.cheria.co.id 25
GALERI FOTO
galeri foto perjalanan tour halal domestik & internasional
yang dikumpulkan dan dipilih dari sebagian perjalanan
tour bersama cheria halal holiday.

Halal Holiday
WISATA HALAL
DOMESTIK

Tangkupan Parahu Sari Ater, Bandung

Pulau Tidung Raja Ampat

Pulau Derawan Pulau Tidung

www.cheria.co.id 26
WISATA HALAL
DOMESTIK

Pulau Tidung Bromo, Malang

Malang, Bromo Bromo, Malang

Pulau Lombok Pulau Lombok

www.cheria.co.id 27
WISATA HALAL
INTERNASIONAL

Great Wall Tiananmen Square

Eropa Timur Cappadocia, Turki

Alhambra Palace, Granada Eropa Barat

www.cheria.co.id 28
WISATA HALAL
INTERNASIONAL

Gurun Gobi, Mongolia Hongkong

Inner Mongolia Xinjiang China

Jepang Jepang

www.cheria.co.id 29
WISATA HALAL
INTERNASIONAL

Tour Turki Beijing Shanghai

Tour Korea Burj Al-Arab, Dubai

Masjid Muhammad Ali, Mesir Tour Halal Korea

www.cheria.co.id 30
Halal Holiday
Head Ofce :
Gd. TWINK Lt. 3
Jl. Kapten Tendean No. 82 Mampang Prapatan
Jakarta Selatan 12790
Phone : (+62) 21-7900 216 / 218 / 201
Email : info@cheria-travel.com

cheria holiday

@cheriaholiday

cheriaholiday

cheria holiday

cheria holiday
www.cheria.co.id

Anda mungkin juga menyukai