Anda di halaman 1dari 205

Rahman Syamsuddin

miruddin Pabbu
KODE EYIK DAN
HUKUM KESEH&YAN

God
KODE ETIK DAN
HUKUM KESEHATAN
Undang – Undang Republik Indonesia no. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta Lingkup Hak Cipta
Pasal 2:
1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak cipta untuk mengumumkan
atau memperbanyak citaanya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang –undangan yang berlaku
Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 2 (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan / atau denda paling sedikit 1.000.000,00 (satu juta) rupiah atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan /atau denda paling banyak 5000.000.00000 (lima milyar)
rupiah.
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum
suatu ciptaan atau barang hail pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
500.0.0 (lima ratus juta) rupiah.
Kode Etik dan hukum
Kesehatan

Penulis

Rahman Syamsuddin
Amiruddin

Editor

Patawari
Copyrtg}st @ Menulis

Difecbitkan p<•tamc kaii dc[pm Bahasa Indonesia,

Pezwajahan \sii 7usran


Saznpuf. K u m”i aw• Et ¥¥\ O F @ fri Abad
Prncetnk: Edir
Peq›unakaan Nasin«al; Catalog Dalam Terbitan (KOT}
na› xia A Ho«< gg°iasn, zoiz
z + t92, 14 x 21 cm
ISBN: 602-97517-

Toddopuli l8 Baru No. 3 A, ivtikassar


Telp. , 08l24l4O4323

FHrrfod ’obey Persstekozz Caeabac•


T'oddopa(i IB Bzzru la. 3 A, MW
KATA PENGANTAR

Dalam kurikulum bidang studi kesehatan masyarakat program Sarjana tercantum


mata kuliah Etika dan kode etik kesehatan dan hukum kesehatan, suatu mata kuliah
baru yang masih dirasakan asing oleh mahasiswa Kesehatan sebagai bagian dari
filsafat ilmu . Dosen yang ditugasi memberi kuliah mata kuliah tersebut mulai berusaha
mengatasi keasingan dengan menyusun silabus dan sekaligus menguliahkannya.
Hal ini telah dilaksanakan sejak lama dan ternyata dirasakan besar manfaatnya.
Karena ada relevansinya, maka sebagian mahasiswa mengusulkan supaya bahan
kuliah yang telah pernah disajikan itu diterbitkan saja berupa buku pegangan kuliah
rnahasiswa Kesehatan.
Berdasarkan pertimbangan itu, saya selaku dosen pengasuh mata kuliah kode etik
dan hukum kesehatan berusaha memperbaiki naskah bahan kuliah tersebut dan
disusun dalam format naskah buku pegangan kuliah mahasiswa kesehatan. Buku ini
berjudul Etika dan hukum kesehatan. Etika artinya kode etik, yaitu kumpulan asas-asas
dan nilai-nilai moral yang menjadi penuntun perilaku profesi kesehatan. Profesi
kesehatan adalah profesi yang berkenaan dengan kesehatan, misalnya dokter,
perawat, penyuluh kesehatan, dan dosen. Etika Profesi kesehatan sama artinya dengan
Kode Etik Profesi Kesehatan.
Tentunya yang perlu dipertanyakan mengapa Etika Profesi kesehatan dimasukkan
dalam kurikulum bidang studi ilmu hukum program Sarjana. Apabila kita berpaling
kepada praktek profesi hukum kini, sepertinya sudah menggejala erosi moral yang
melanda profesional hukum dan kesehatan yang merusak citra profesi kesehatan.
Banyak diberitakan oleh media massa tentang malpraktek, penyalahgunaan wewenang
di kalangan professional kesehatan yang sudah jelas meranggar kode etik profesi
mereka dan juga melanggar hukum. Mungkin di sinilah letak relevansinya bahwa
mahasiswa patut diberi kuliah Etika profesi dan kode etik kesehatan dengan tujuan agar
mereka sejak dini sudah mengenal dan memahami kode etik profesi, sehingga dapat
diharapkan menjadi bekal yang sudah tertanam dalam diri mereka sebelum memangku
profesi kesehatan yang mereka pilih setelah selesai studi mereka di Fakultas kesehatan
masyarakat.
Mudah-mudahan buku sederhana ini bermanfaat bagi pembaca. Karya manusia
selalu ada cacat celanya, tidak luput buku sederhana ini. Segala saran, tegur, kritik
yang bertujuan menyempurnakan buku ini disambut dengan ucapan terima kasih.
Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita semua.
DAFTAR ISI Bab 4. Tenaga Kesehatan
Daftar Isi...............................................................................i A. Jenis Tenaga Kesehatan...........................................106
Kata Pengantar.....................................................................iv B. Syarat dan standar profesi kesehatan......................109
Bab 1 Manusia dan Hak Asasi C. Dasar hukum Tenaga Kesehatan..............................118
A. Hakikat Hidup Manusia..............................................1 Bab 5 Pengobatan Tradisional
B. Hak dan Kewajiban Manusia.....................................10 A. Definisi.......................................................................123
C. Hak Asasi Manusia di Indonesia...............................20 B. Bentuk pengobatan dan macam-macam
D. Hak dan kewajiban dalam profesi kesehatan....... 26 obat tradisional..................................................... 126
Bab 2 Etika dan hukum C. Karateristik Pengobatan Tradisional .................... 128
A. Definisi Etika ........................................................ 30 D. Pengobatan Tradisional dan Modern ................... 140
B. Hubungan Etika, Moral dan Agama dalam E. Etika dan hukum pengobatan tradisional ............. 144
Hukum ................................................................. 33 Bab 6 Manajemen Rumah Sakit
C. Pendekatan dan Nilai Etika .................................. 38 A. Definisi dan Fungsi rumah sakit ........................... 149
D. Prinsip – prinsip Etika Kesehatan ........................ 44 B. Etika dan Standarisasi rumah sakit...................... 153
E. Etika dan Profesi Kesehatan................................ 47 C. Macam-macam rumah sakit................................. 157
F. Etika Penelitian .................................................... 55 D. Etika dan Hukum Rumah Sakit ............................ 160
Bab 3. Kode Etik Profesi E. Kewajiban rumah sakit dan pasien ...................... 161
A. Pengertian dan Fungsi Kode Etik......................... 74 F. Hak rumah sakit dan pasien................................. 166
B. Faktor – Faktor Penghambat Kode Etik Etik ........ 80 Bab 7 Dasar – Dasar Hukum
C. Teori Dasar Pembuatan Keputusan Etis.............. 92 A. Definisi Hukum..................................................... 170
D. Kerangka pembuatan keputusan etis................... 99 B. Subjek dan Objek Hukum .................................... 176
E. Strategi penyelesaian permasalahan................... 103 C. Sumber Hukum .................................................... 182

[i] [ii]
D. Tujuan Hukum...........................................................202
E. Hukum Kesehatan.....................................................208
Bab 8 Kesehatan Lingkungan.............................................226
Bab 9 Kesehatan Kerja…………………………………...
Bab 10 Penyakit Menular
A. Definisi Penyakit Menular..........................................277
B. Penyakit Seksual HIV/AIDS.......................................280
C. Solusi Pencegahan Penyakit.....................................292
D. Dasar Hukum Penyakit Menular................................294
Bab 11 Mala Praktek
A. Definisi.......................................................................298
B. Kewajiban Pasien dan Dokter...................................306
C. Hak Pasien dan Dokter..............................................312
D. Dasar Hukum Praktek Dokter....................................325
E. Sangsi Hukum Mala Praktek.....................................327
Bab 12 Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan
A. Tanggung Jawab Hukum Dalam Perdata.................331
B. Tanggung Jawab Hukum Dalam Pidana...................349
C. Tanggung Jawab Hukum Dalam Tata Usaha
Negara.......................................................................362
Daftar Pustaka

[iii]
Manusia dan Hak Asasi BAB I

BAB 1
Manusia dan Hak Asasi

A. Hakikat Hidup Manusia


Bertitik tolak dari iman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
manusia percaya bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan
Tuhan, hakikatnya terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh. Tubuh adalah materi yang bersifat
konkret terdiri dari tulang, daging, darah, kulit yang dapat
dilihat, diraba, dirasa, tetapi tidak abadi. Apabila manusia
meninggal. Tubuhnya menjadi hancur. Jiwa terdapat di
dalam tubuh berupa roh yang bersifat abstrak, tidak dapat
dilihal, tidak dapat diraba, tidak dapat dirasa, tetapi abadi.
Apabila manusia meninggal, rohnya lepas dari tubuh dan
tidak pernah mengalami kehancuran, melainkan kembali ke
asalnya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Roh dalam tubuh
manusia merupakan penggerak dan sumber kehidupan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna karena dilengkapi oleh penciptanya den.gan
akai, perasaan, dan kehendak. Akal adalah alat berpikir,
sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal manusia
menilai mana yang benar dan yang salah, sebagai sumber
Page | 1
BAB I Manusia dan Hak Asasi

nilai kebenaran. Perasaan adalah alat uniuk menyatakan


keindahan, sebagai sumber seni. Dengan perasaan
manusia menilai mana yang indah (estetis) dan yang jelek,
sebagai sumber nilai keindahan.
Kehendak adalah alat untuk menvatakan pilihan, sebagai
sumberkebaikan' Dengan kehendak manusia menirai mana
yang baik dan yang buruk sebagai sumber nilai moral.
Dalam kehidupan manusia disadari bahwa yang benar,
yang indah dan yang baik itu menyenangkan,
membahagiakan, menentramkan, dan memuaskan
manusia. Sebaliknya, yang salah, yang jelek, dan yang
buruk itu menyengsarakan, menyusahkan,
menggelisahkan, dan membosankan manusia. Dari dua
sisiyang bertorak berakang ini, manusia adalah sumber
penentu yang menimbang, menilai, memutuskan untuk
memilih yang paling menguntungkan (nilai moral).
Perasaan merupakan sumber daya rasa jasmani dan
rohani. Daya rasa , jasmani berkenaan dengan tubuh,
sedangkan daya rasa rohani berkenaan dengan moral,
yang hanya ada pada manusia. Contoh daya rasa rohani
adalah sebagai berikut :

Page | 2
Manusia dan Hak Asasi BAB I

(a) Daya rasa intelektual berkenaan dengan pengetahuan.


Manusia merasa senang, bahagia, puas apabila dapat
mengetahui sesuatu. Sebaliknya, manusia merasa
sengsara, susah, kesal apabila tidak berhasil
mengetahui sesuatu.
(b) Daya rasa estetis berkenaan dengan seni. Manusia
merasa senang, bahagia, puas apabila dapat melihat,
mendengar, merasakan sesuatu yang indah.
Sebaliknya, manusia merasa sengsara, kesal, bosan
apabila mengalami sesuatu yang jelek.
(c) Daya rasa etis berkenaan dengan kebaikan. Manusia
merasa senang,. bahagia, puas apabila dapat memilih
sesuatu yang baik. Sebaliknya, manusia merasa
sengsara, menyesal, kesal, benci apabila terpilih pada
atau mengalami sesuatu yang buruk atau jahat.
(d) Daya rasa sosiar berkenaan dengan masyarakat
kelompok atau korp. Manusia ikut merasakan
kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, dia ikut
senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, dia
ikut sedih.
(e) Daya rasa religius berkenaan dengan agama. Manusia
merasa bahagia, tenteram jiwanya apabila

Page
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

mendekatkan diri atau taqwa kepada Tuhan Yang 3. tika profesi atau kode etik profesi adalah "rule of
Maha Esa. Sebaliknya, manusla merasa gelisah, conduct" atau aturan suatu profesi. Aturan bertindak atau
frustrasi dalam hidupnya apabila menjauhkan diri atau berperilaku sebuah profesi, tidak hanya menyangkut apa
lupa pada Tuhannya. yang harus dilakukan tetapi juga apa yang tidak boleh
Soren Kierkegaard (1954), seorang filsuf Denmark dilakukan oleh anggota profesi.
pelopor ajaran "eksistenssialisme" memandang manusia
secara konkret seperti yang kita alami dalam kehidupan
sehari-hari Eksistensi manusia dalam konteks kehidupan
konkret adalah makhluk alamiah yang terikat dengan
lingkungannya, memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada
hukum alamiah. Keterikatan dengan lingkungan itu
tercermin pada kehidupan sosial (daya rasa sosial) dan
perilaku etis {daya rasa etis) Untuk menyempurnakan
hidupnya manusia harus bekerja keras dan berkarya.
Bekerja dan berkarya merupakan kebutuhan dan sekaligus
bukli kualitas dan martabat manusia.
Selanjutnya menurut Kierkegaarci, kehidupan rnanusia
berrnula dari taraf estetis, kemudian rneningkat ke taraf etis
dan terakhir tarat religius. Pada taraf kehidupan estetis,
rnanusia mampu menangkap alam sekitarnya sebagai alam
yang mengagumkan dan rnengungkapkannya kernbali
dalam bentuk karya seni, seperti lukisan, patung, tarian,

Page Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

ada profesi notaris, advokat (pengacara), di bidang nyanyian yang indah. Pada taraf kehidupan etis, manusia
keuangan ada profesi akuntan, ekonom, di bidang meningkatan kehidupan estetis ketaraf manusiawi dalam
kesehatan ada profesi, dokter, dokter gigi, perawat, bentuk perbuatan bebas dan bertanggung jawab (nilai
kesehatan masyarakat, dan sebagainya. moral). Pada taraf kehidupan religius manusia menghayati
Telah dijelaskan bahwa, tujuan utama dikembangkannya pertemuannya dengan Tuhan penciptanya dalam bentuk
etika khusus (etika profesi) adalah untuk mengatur takwa. Makin dekat manusia dengan Tuhannya, makin
hubungan timbal balik yang jelas, atau hubungan pemberi dekat pula dia pada kesempurnaan hidup, dan makin jauh
pelayanan dan penerima pelayanan yang masing-masing dia dari kegelisahan dan keraguan.
menyangkut hak dan kewajibannya. Oleh sebab itu, prinsip- Jadi, menurut inti ajaran eksistensialisme dari Soren
prinsip etika profesi itu antara lain: Kierkegaard manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang
1. Prinsip-prinsip moral atau asas-asas akhlak yang harus terikat dengan lingkungannya. Kesempurnaannya
diterapkan oleh anggota profesi dalam hubungannya dibuktikan oleh kemampuannya bekerja keras dan berkarya
dengan konsumen, teman sejawat dan masyarakat serta penghayatannya terhadap Tuhan penciptanya. Makin
umum. Hal ini jelas bahwa etika profesi tidak hanya mendalam penghayatan manusia terhadap Tuhan makin
mengatur masalah hak dan kewajiban antara anggota berrnakna hidupnya dan akan terungkap pula kenyataan
profesi dengan konsumen, tetapi juga dengan manusia pribadi (subjektif) yang memiliki harkat dan
masyarakat umum, bahkan dengan teman sejawatnya. martabat yang tinggi.
2. Etika profesi mengatur kewajiban anggota profesi, dalam Theo Huijbers ('1995) menyatakan bahwa martabat
rangka memenuhi atau memberikan hak orang lain manusia itu menunjukkan manusia sebagai makhluk
khususnya hak konsumen, termasuk kewajiban terhadap istimewa yang tiada bandingannya di dunia. Keistimewaan
sesama anggota profesi, dan terhadap diri sendiri. tersebut tampak pada pangkatnya, bobotnya relasinya,
fungsinya sebagai manusia. bukan sebagai manusia
Page | Page
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

individual, melainkan sebagai anggota keras manusia, yang terjadi hubungan timbal balik antara yang dilayani atau
berbeda dengan keras tumbuh-tumbuhan dan binatang. pasien dan kelompok pemberi pelayanan.
Dalam arti universal ini semua manusia bernilai. sesuai Kedua kelompok dalam pelayanan profesi ini masing-
dengan nilainya itu, semua manusia harus dihormati. masing mempunyai hak dan kewajiban. oleh karena antara
Sebagai makhluk budaya manusia mempunyai hak dan kewajiban ini sering tidak jelas dan tidak dipahami
kebutuhan. Kebutuhan adalah segala yang diperiukan oleh masing- masing pihak, maka sering timbul perselisihan
manusia untuk menyempurnakan kehidupannya. di antara kedua
Kebutuhan merupakan perwujudan budaya manusia yang Belah pihak ini (pemberi pelayaan dan penerima
berdimensi cipta, rasa, dan karsa. Pada dasarnya pelayanan). untuk mencegah atau lebih tepat mengurangi
kebutuhan manusia diklasifikasikan menjadi empat jenis, intensitas konflik kedua belah pihak ini maka perlu dibuat
yaitu: atau dikembangkan ketentuan-ketentuan yang mengatur
(a) Kebutuhan ekonomi yang bersifat materiai, untuk hak-hak dan kewajiban- kewajiban kedua belah pihak ini.
kesehatan dan keselamatan jasmani, seperti pakaian, Aturan ini dituangkan dalam suatu etika profesi.
makanan, perumahan.. Dalam masyarakat telah berkembang berbagai benfuk
(b) Kebutuhan psikhis yang bersifat immaterial, untuk dan jenis pelayanan masyarakat, dan masing-masing
kesehatan dan keselamatan rohani. seperti pendidikan, mengembangkan pelayanan profesinya misalnya
hiburan. penghargaan, agama. pelayanan hukum, pelayanan sosial, pelayanan kesehatan,
(c) Kebutuhan biologis yang bersifat seksual. untuk pelayanan pendidikan dan sebagainya. Masing-masing
membentuk keluarga dan kelangsungan hidup generasi bentuk pelayanan ini mengembangkan etika pelayanannya
secara turun-temurun seperti perkawinan, berumah sendiri sesuai dengan visi dan misi pelayanan tersebut.
tangga. Selanjutnya masing-masing jenis pelayanan ini
mengembangkan etika profesi. Misalnya dibidang hukum
Page Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

6) Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right (d) Kebutuhan pekerlaan yang bersifat praktis, untuk
a. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan mewujudkan ketiga jenis kebutuhan di atas, seperti
pendidikan perusahaan; profesi.
b. Hak mendapatkan pengajaran Empat jenis kebutuhan tadi merUpakan kebutuhan dasar
c. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai yang diusahakan terpenuhi secara wajar pada masyarakat
dengan bakat dan minat modern walaupun dalam porsi yang belum seimbang.
D. Hak dan kewajiban dalam profesi kesehatan Apabila dirinci, kebutuhan dasar ini terdiri dari :
Etika telah disebutkan adanya dua macam etika yakni (a) pakaian (sandang);
etika umum, dan etika khusus. Etika umum adalah (b) makanan (pangan);
membahas tentang hubungan antara manusia dengan (c) perumahan (papan);
manusia yang lain dalam kehidupan bermasyarakat, yang (d) pendidikan (keahlian);
bersifat universal. sedangkan etika khusus membahas (e) hiburan(rekreasi);
masalah hubungan antara manusia atau orang dengan (f) perkawinan (rumah tangga).
orang lain dalam kelompok atau komunitas tertentu. (g) pekerjaan (perusahaan, profesi).
Kelompok-kelompok atau komunitas tertentu selanjutnya (h) Kesehatan
diartikan sebagai kelompok-kelompok yang mempunyai Kebutuhan.kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan
kekhasan, yakni sebagai kelompok-kelompok pelayanan baik dan sempurna apabila manusia individual itu
yang profesional. Lebih jelas lagi adalah kelompok profesi. berhubungan dengan lingkungan alam dan masyarakat,
Mungkin timbul pertanyaan mengapa etika khusus ini pada serta didukung oleh faktor :
perkembangannya hanya mencakup kelompok profesi saja. (a) kernauan kerja keras {nilai moral);
Hal ini disebabkan karena dalam kelompok profesi ini selalu (b) kemampuan intelektual (nilai kebenaran);
(c) sarana penunjang (nilai kegunaan).
Page | Page
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

Bekerja keras dan berkarya rnempunyai arti manusiawi c. Hak membuat dan mendirikan parpol / partai
karena cerminan mutu dan martabat manusia individual politik dan organisasi politik lainnya
dalam hubungannya dengan alam dan manusia individual d. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu
lain dalam masyarakat. Melaiui dimensi budaya, manusia usulan petisi
berjuang untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya. 3) Hak asasi hukum / Legal Equality Right
Apabila dihubungkan dengan kegiatan profesi hukum. maka a. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam
kebutuhan manusia untuk rnemperoleh layanan hukum juga hukum dan pemerintahan
termasuk dalam lingkup dimensi budaya perilaku b. Hak untuk memperoleh kesehatan
manusiawi yang dilandasi oleh nilai moral dan nilai c. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
kebenaran. Atas dasar ini, adalah beralasan bagi 4) Hak azasi Ekonomi / Property Rights
pengemban profesi hukum untuk memberikan layanan a. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
bantuan hukum yang sebaik-baiknya kepada klien yang b. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
membutuhkannya. c. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-
Hak untuk memperoleh layanan dan kewajiban untuk menyewa, hutang-piutang, dll
memberikan layanan dibenarkan oleh dimensi budaya d. Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
manusia. Namun dalam kenyataannya, manusia e. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang
menyimpang dari dimensi budaya tersebut sehingga layak
perilaku yang ditunjukkannya justru melanggar nilai moral 5) Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
dan nilai kebenaran yang seharusnya dia junjung tinggi. a. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
Mengapa terjadi pelanggaran nilai moral dan niiai b. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,
kebenaran? Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang penangkapan, penahanan dan penyelidikan di
mengkonsentrasi pada kebutuhan ekonomi yang terlalu mata hukum.
Page Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

kebutuhan pokok hidup yaitu pangan, sandang, berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan psikhis yang
perumahan. kesehatan. kerja, pendidikan. Di negara seharusnya berbanding sama dengan kebutuhan ekonomi.
sosialis, hak-hak sosial lebih diutamakan daripada hak- penyelesaiannya tidak lain harus kembali kepada hakikat
hak individual. sebaliknya di negara liberalis, setiap manusia dan untuk apa manusia itu hrdup. Hakikat manusia
manusia individual lebih bebas mernperjuangkan hak- adalah makhluk budaya yang menyadari bahwa yang
haknya. benar. yang indah, dan yang baik itu adalah keseimbangan
b. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan psikhis.
Manusia Dunia : Keseimbangan tersebut menyenangkan,
1) Hak asasi pribadi / Personal Right membahagiakan. menenteramkan, dan memuaskan
a. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan manusia karena inilah yang menjadi tujuan hidup manusia.
berpindah-pndah tempat Manusia sebagai makhluk budaya mempunyai berbagai
b. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan ragam kebutuhan. Kebutuhan tersebut hanya dapat
pendapat dipenuhi dengan usaha, apabila berhubungan dengan
c. Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi manusia lain dalam masyarakat. Hubungan tersebut
atau perkumpulan dilandasi oleh ikatan moral yang mewajibkan pihak-pihak
d. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan mematuhi.
menjalankan agama dan kepercayaan yang Berdasarkan ikatan moral tersebut pihak-pihak
diyakini masing-masing memenuhi apa yang seharusnya dilakukan (kewajiban) dan
2) Hak asasi politik / Political Right memperoreh apa yang seharusnya didapati (hak) dalam
a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu keadaan seimbang. pemenuhan kewajiban dan hak secara
pemilihan seimbang ini menyenangkan, membahagiakan,
b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan menenteramkan, dan memuaskan pihak-pihak. inilah
Page | Page
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

sebenarnya hakikat tujuan hidup yang hendak dicapai oieh negara-negara lain. Di antara rumusan terpenting hak
manusia daram hidup bermasyarakat. yaitu terpenuhinya asasi manusia adalah :
kebutuhan jasmani dan rohani secara seimbang. selama (a) Magna Charta: manusia berhak menghadap
nilai moral keseimbangan itu ada, maka selama itu pula pengadilan (1215)
manusia itu hidup bahagia dan damai. (b) The Virginia Bill of Rights: manusia berhak atas life,
B. Hak dan Kewajiban Manusia libefty, the pursuit of happiness (1776).
Perwujudan kebebasan dalam masyarakat adalah hak, (c) Declaration des droits de I'homme et du citoyen:
sedangkan konsekuensi hak adalah tanggung jawab dalam manusia berhak atas egalite, fraternite, liberte
bentuk kewajiban. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari- (1791)
hari dalam kebebasan selalu melekat tanggung jawab, Hak asasi manusia dibagi menjadi hak asasi individual
sejalan dengan hak yang selalu melekat kewajiban. dan sosial. Hak asasi yang melekat pada pribadi
Seorang warga negara di mana pun berada selalu manusia individual adalah hak hidup dan perkembangan
mempunyai hak, yang di sampingnya melekat kewajiban hidup, yaitu :
sebagai warga negara. Seorang karyawan di mana pun (a) Kebebasan batin;
juga selalu mempunyai hak dan kewajiban. Dalam keluarga (b) Kebebasan beragama,
pun, ibu-bapak-anak-pembantu rumah tangga selalu terkait (c) Kebebasan hidup pribadi (privacy);
dengan hak dan kewajiban. (d) Nama baik;
Hak adalah apa yang harus diperoleh dari pihak lain (e) melakukan pernikahan;
sedangkan kewajiban adalah apa yang dilakukan untuk (f) emansipasi wanita.
pihak lain yang memberikan hak. Hak-hak warga negara Hak asasi yang melekat pada pribadi manusia sebagai
adalah apa saja yang diperoleh dari negara, misalnya: makhluk sosial terdiri atas hak ekonomi, sosial. ,dan
memperoleh pekerjaan, memperoleh pendidikan, cultural. Hak asasi ini menyangkut hak untuk rnemenuhi
Page | Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

Hak manusia adalah hak yang dianggap melekat pada memperoleh pelayanan kesehatan dan sebagainya.
setiap manusia, sebab berkaitan dengan realitas hidup Sedangkan kewajiban warga negara antara lain membayar
manusia sendiri. Hak tersebut dinamakan "hak manusia" pajak, menjaga ketertiban dan keamanan negara, dan
sebab manusia harus dinilai menurut martabatnya. Hak seterusnya.
manusia tidak dapat direbut atau dicabut karena sudah Manusia menurut kodratnya, memiliki hak dan kewajiban
ada sejak rnanusia itu ada, tidak bergantung dari atas sesuai dalam menjalani kehidupan sosialnya dengan
persetujuan crang. merupakan bagian dari eksistensi manusia lain. Tidak seorang pun manusia yang tidak
manusia di dunia. Jadi hak manusia mempunyai sifat mempunyai hak (Pasal13KUHPerdata), tetapi
dasar, asasi, sehingga disebut juga hak asasi manusia konsekuensinya bahwa orang lain pun memiliki hak yang
(human rights). sama dengannya. Jadi ,hak pada pihak satu berakibat
Hak asasi manusia mendasari seluruh organisasi timbulnya "kewajiban" pada pihak lain untuk menghormati
hidup bersama, dan menjadi asas undang-undang. hak tersebut. Seseorang tidak boleh menggunakan haknya
Makna hak asasi manusia menjadi jelas ketika secara bebas, sehingga menimbulkan kerugian atau rasa
pengakuan hak tersebut diparrdang sebagai bagian tidak enak pada orang lain.
humanisasi hidup yang telah mulai digalang sejak Misalnya, A berhak atas sebuah rumah karena ia
manusia menyadari tempat dan tugasnya di dunia ini. pemiliknya, maka orang lain harus menghormati hak A
Sejarah humanisasi hidup pertama di bidang moral, tersebut. Artinya, orang lain tidak boleh mengganggu
kemudian juga di bidang sosial politik melalui hukum. kepemilikan A atas rumahnya, karena hak A itu atas rumah
Prinsip-prinsip pengakuan manusih sebagai subjek tersebut dilindungi oleh hukum. Untuk terjadinya "hak dan
,hukum mulai dirumuskan sebagai bagian integral tata kewajiban", diperlukan suatu "peristiwa" yang oleh hukum
hukum, pertama kali di lnggris, kemudian disusul oieh dihubungkan sebagai suatu akibat. Artinya, hak seseorang
terhadap sesuatu benda mengakibatkan timbulnya
Page | Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

kewajiban pada orang lain, yaitu menghormati dan tidak HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat
boleh mengganggu hak tersebut. pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku
Timbulnya suatu hak didasarkan oleh suatu peristiwa seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
hukum. Misalnya, terjadi jual-beli, perjanjian sewa- Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung
menyewa rumah merupakan peristiwa hukum yang dapat tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan
menimbulkan atau melahirkan hak dan kewajiban antara status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
para pihak. Hak dapat timbul pada seseorang (subjek Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum
hukum) disebabkan oleh beberapa hal berikut. yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki
a. Adanya subjek hukum baru, baik orang maupun badan wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar
hukum. hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran
b. Terjadi perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak ham di Indonesia memang masih banyak yang belum
yang melakukan perjanjian. terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan
c. Terjadi kerugian yang diderita oleh seseorang akibat dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih
kesalahan atau kelalaian orang lain. baik.
d. Karena seseorang telah melakukan kewajiban yang Theo Huijbers (1995) membedakan aniara dua jenis hak
merupakan syarat untuk memperoleh hak. yang terdapat pada manusia, yaitu :
e. Terjadi daluarsa (verjaring), biasanya karena acquisitief (a) Hak manusia (human rights);
verjaring yang dapat melahirkan hak bagi seseorang. (b) Hak undang-undang (tegat ights)
Sebaliknya, jika terjadi acquisitief verjaring, justeru Kedua jenis hak tersebut dibahas satu demi satu dalam
menghapuskan hak atau kewajiban seseorang (orang uraian berikut ini.
lain). a. Hak manusia

Page | Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

g. Kewajiban telah beralih atau dialihkan kepada orang Lenyapnya atau hapusnya suatu hak menurut hukum dapat
lain disebabkan oleh empat hal berikut. :
h. Terjadi suatu sebab di luar kemampuan manusia, a. Apabila pemegang hak meninggal dunia dan tidak ada
sehingga ia tidak dapat memenuhi kewajiban itu. pengganti atau ahli waris yang ditunjuk, baik oleh
C. Hak Asasi Manusia di Indonesia pemegang hak maupun ditunjuk oleh hukum.
Manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha b. Masa berlakunya hak telah habis dan tidak dapat
Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara diperpanjang lagi. Misalnya, kontrak rumah yang telah
alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh habis waktu kontraknya.
tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh c. Telah diterimanya suatu benda yang menjadi objek hak.
pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin Misalnya, seseorang yang mempunyai hak waris atau
keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta hak menagih hutang, tetapi warisan atau piutang itu
keharmonisan lingkungannya; sendiri telah diterima atau dilunasi, maka hak waris dan
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara hak menagih hutang itu hapus dengan sendirinya.
kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan d. Karena daluarsa (verjaring), misalnya seseorang yang
langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, memiliki sebidang tanah yang tidak pernah diurus, dan
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau tanah itu ternyata telah dikuasai oleh orang lain selama
dirampas oleh siapapun. Hak asasi manusia, manusia juga lebih 30 tahun, maka hak atas tanah itu menjadikan
mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu orang yang telah mengurus menguasainya selama lebih
terhadap yang lain dan terhadap masyarakat secara 30 tahun
keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa Hak adalah: "Claim" yang dibuat oleh orang atau
dan bernegara. kelompok yang satu terhadap yang lain atau masyarakat.
1. Pengertian dan Definisi HAM : Orang atau kelompok yang mempunyai hak, ia atau mereka
Page | Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

dapat menuntut bila orang atau kelompok lain mengklaim c. Adanya kesalahan atau kelalaian seseorang yang
atau mengusiknya. menimbulkan kerugian bagi orang lain, sehingga ia
1. Hak Legal dan Hak Moral wajib membayar ganti rugi'
Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang mempunyai d. Karena telah menikmati hak tertentu yang harus
berbagai hak yang dapat diklaim dari pemegang otoritas diimbangi dengan kewajiban tertentu pula.
dalam masyarakat atau negara yang bersangkutan. e. Karena daluarsa tertentu yang telah ditentukan oleh
Pada umumnya hak ini dikelompokkan menjadi dua, hukum atau karena perjanjian tertentu, bahwa
yakni: daluarsa dapat menimbulkan kewajiban baru.
a. Hak Legal Misalnya , kewajiban membayar denda atas pajak
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum kendaraan bermotor yang lewat waktu atau daluarsa
yang berlaku dalam masyarakat atau negara yang (ditentukan dalam undang-undang).
bersangkutan. Yang dimaksud hukum yang berlaku Hapusnya atau berakhirnya suatu kewajiban, disebabkan
adalah semua peraturan perundang-undangan atau oleh hal-hal berikut:
ketentuan hukum tertulis lainnya baik produk dari a. Karena meninggalnya orangyang mempunyai
penjabat eksekutif maupun legislatif. Sumber hak legal kewajiban, tanpa ada penggantinya, ahli waris
yang paling tinggi adalah Undang-Undang Dasar, maupun orang lain atau badan hukum yang ditunjuk
kemudian hak legal di bawahnya adalah: undang- oleh hukum.
undang, peraturan pemerintah, Keputusan Presiden b. Masa berlakunya telah habis dan tidak diperpanjang.
dan seterusnya. c. Kewajiban telah dipenuhi oleh yang bersangkutan.
b. Hak Moral d. Hak yang melahirkan kewajiban telah hapus.
Hak moral adalah hak yang didasarkan atas prinsip e. Daluarsa.
atau aturan etis saja yang pada umumnya tidak f. Ketentuan undang-undang.
Page | Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

b. Hak atas diri sendiri tidak ada yang ada adalah tertulis. Hak moral dapat berubah menjadi hak legal
kewajiban terhadap diri sendiri yakni: setiap orang apabila diikuti oleh perjanjian atau aturan tertulis.
wajib mempertahankan hidupnya dengan cara Misal: pinjam-meminjam, sewa-menyewa jual beli, dan
memelihara kesehatannya sendiri. Oleh sebab itu, sebagainya.
bunuh diri melanggar kewajiban terhadap diri sendiri 2. Hak Khusus dan Hak Umum
maupun terhadap orang lain terutama keluarganya. Di samping hak legal dan hak moral, hak juga dapat
Karena orang yang meninggal karena bunuh diri dibedakan berdasarkan karena fungsinya, yakni:
mengelak dari tanggung jawabnya kepada orang lain a. Hak Khusus
terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. Adalah hak yang timbul dalam suatu relasi khusus
Kewajibannya sesungguhnya merupakan beban yang yang tidak dimiliki oleh semua orang, atau terkait
diberikan oleh hukum kepada orang atau badan hukum dengan fungsi khusus seseorang terhadap yang lain.
(subjek hukum) misalnya kewajiban seorang atas Misalnya hak orang tua terhadap anaknya atau
pengobatan dan lahirnya karena ketentuan undang- sebaliknya. Hak pasien terhadap dokter, atau
undang. sebaliknya hak dokter terhadap pasiennya, hak
Lahir atau timbulnya suatu kewajiban, juga disebabkan istimewa karena pencapaian prestasi dari seorang
oleh beberapa hal sebagai berikut. karyawan di suatu perusahaan tertentu, atau hak
a. Karena diperoleh suatu hak yang membebani syarat istimewa karena pencapaian prestasi mahasiswa dari
untuk memenuhi suatu kewajiban. Misalnya, seorang sebuah perguruan tinggi, dan sebagainya.
pembeli yang berkewajiban membayar harga barang, b. Hak Umum
tetapi berhak menerima barang yang telah dilunasi. adalah hak yang dimiliki seseorang, karena ia
b. Berdasarkan suatu perjanjian yang telah disepakati manusia, bukan karena fungsi khusus. Hak yang
dimiliki oleh semua manusia (human right). Misal, hak
Page | Page |
BA Manusia dan Hak Manusia dan Hak BA

untuk hidup, hak untuk memperoleh pendidikan hak memperoleh pelayanan kesehatan, dan hak untuk
untuk memperoleh pekerjaan hak berpendapat dan nemperoleh tempat tinggal yang layak.
sebagainya. Hak umum ini dimiliki semua orang yang Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab
tinggal di kelompok masyarakat atau di negara mana berarti bahwa seseorang yang mempunyai hak, maka
pun sama. harus disertai kewajiban, seperti halnya orang yang
3. Hak Positif dan Hak Negatif memperoleh kebebasan juga harus bertanggung jawab.
Apabila dikaitkan dengan kebebasan seperti telah Oleh sebab itu, hak dan kewajiban mempunyai
diuraikan sebelum, di mana kebebasan yang harus hubungan yang timbal balik, dengan ketentuan bahwa:
diterima dari pihak lain, dan kebebasan yang harus a. Setiap kewajiban seseorang berkaitan atau
dilakukan maka hak juga dibedakan menjadi dua, berhubungan dengan hak orang lain; dan sebaliknya
yakni: setiap hak yang diterima oleh seseorang adalah terkait
a. Hak Negatif atau dalam hubungan dengan kewajibannya terhadap
adalah hak kebebasan melakukan sesuatu tanpa pihak yang lain. Contoh: hubungan dokter dengan
adanya bantuan dari pihak lain termasuk hak yang pasien. Dokter berkewajiban untuk memberikan
diperoleh dari pemegang otoritas, misalnya: hak pelayanan penyembuhan kepada pasien dan
untuk memeluk agama, hak untuk mengeluarkan pelayanan penyembuhan ini adalah hak pasien yang
pendapat hak untuk berkumpul, dan sebagainya. dituntut dari dokter. Sebaliknya, pasien berkewajiban
b. Hak Positif memenuhi perintah atau anjuran dokter, dan
Adalah hak untuk memperoleh sesuatu dari orang kewajiban pasien untuk memenuhi perintah dokter ini
atau pihak lain termasuk dari pemegang otoritas. dalam rangka memenuhi hak dokter untuk dipatuhi
Misalnya: hak untuk memperoleh pendidikan, hak perintahnya dalam rangka penyembuhan pasien
tersebut.
Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

Bab 2 hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,


Etika dan Hukum bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada
kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
A. Definisi Etika saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa kepada masyarakat yang memerlukannya.
Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. 1. Etika dan Etiket
Sebagai suatu subyek, etikakan berkaitan dengan konsep Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket
yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu dengan etiket yaitu: etika dan etiket menyangkut perilaku
salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak
etika didefinisikan sebagai ”the discipline which can act as mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika
the performance index or reference for our control system”. maupun etiket. Kedua-duanya mengatur perilaku
etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self manusia secara normatif artinya memberi norma bagi
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
sendiri. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in tersebut sering dicampuradukkan.
mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini 2. Perbedaan antara etika dengan etiket
jelasakan diperlukan untuk menjaga martabat serta 1) Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan
kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya
dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah- cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah
gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999). Sebuah profesi kalangan tertentu. Etika tidak terbatas pada cara

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah
tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut orang yang sungguh-sungguh baik.
masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis,
atau tidak boleh dilakukan. ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah
2) Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk. Etiket
berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia
dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak
sudah lupa. berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup
3) Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan di sebuah pulau terpencil atau ditengah hutan. Etis artinya
dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis
sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap
absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada
mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam
ditawar-tawar. pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia
4) Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
saja sedangkan etika memandang manusia dari segi Kode Etika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam
dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh
memegang etiket namun menipu. Orang dapat anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan
memegang etiket namun munafik sebaliknya tugasnya.
seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin B. Hubungan Etika, Moral dan Agama dalam Hukum
munafik karena seandainya dia munafik maka dia Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat
yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan Pluralisme moral diperlukan karena:


mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. 1) pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya
Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam perbedaan suku, daerah budaya dan
norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, agama yang hidup berdampingan;
norma moral, norma agama dan norma sopan santun. 2) modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur
Norma hukum berasal dari hukum dan perundang- dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya
undangan, norma agama berasal dari agama sedangkan menantang pandangan moral tradisional;
norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun 3) berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun
berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral kehidupan, masing-masing denganajarannya sendiri
berasal dari etika. tentang bagaimana manusia harus hidup.
Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan
pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia.
pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai
bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia
rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada
bernilai serta kewajiban manusia. Etika merupakan ilmu perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada
tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia
filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya
mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja,
mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar misalnya sebagai suami atau isteri. Moral berkaitan dengan
melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu
bagaimana pandangan moral yang sebenarnya). yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun.

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan
agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa empat alasan sebagai berikut:
sumber. 1) Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya
1. Etika dan Moralitas rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti
merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat
Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu membantu menggali rasionalitas agama.
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif. 2) Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan
pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan bahkan bertentangan.
tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti 3) Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dan masyarakat maka agama menghadapi masalah
dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya moral yang secara langsung tidak disinggung-
membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung,
bagaimana pandangan moral yang seharusnya. reproduksi manusia dengan gen yang sama.
2. Etika dan Agama 4) Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral.
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama Etika mendasarkan daripada argumentasi rasional
merupakan hal yang tepatuntuk memberikan orientasi semata-mata sedangkan agama pada wahyunya
moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka
kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika
memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan
pandangan dunia.

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

C. Pendekatan dan Nilai Etika Sedangkan secara umum Etika itu sendiri secara umum
Pada hakikatnya Etika merupakan aspek penting yang dapat dibagi menjadi :
perlu dimiliki oleh setiap orang yang merasa dirinya 1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
berwawasan dan berprofesional dalam pekerjaannya. bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana
Seperti yang kita ketahui Etika itu sendiri terdiri dari 2 manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
macam. Etika tersebut harus kita pahami bersama dalam prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia : manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
a. Etika Deskriptif baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di
Merupakan Etika yang berusaha meneropong secara analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa mengenai pengertian umum dan teori-teori.
yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai 2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
prilaku atau sikap yang mau diambil. mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
b. Etika Normatif kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang
Merupakan etika yang berusaha menetapkan berbagai didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis
diputuskan. : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang lainnya, sama dengan sebagian orang, atau tidak sama
ada dibaliknya dengan semua orang lain.
Etika dibagi lagi menjadi dua bagian : Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan
manusia terhadap dirinya sendiri. digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman
dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat tentang bagaimana nilai itu terbentuk.
manusia. Dalam membentuk tipologi dari nilai-nilai, Schwartz
Dari penjelasan diatas dapat diambil bahwa luasnya mengemukakan teori bahwa nilai berasal dari tuntutan
lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi manusia yang universal sifatnya yang direfleksikan dalam
menjadi banyak bagian atau bidang. Bidang tersebut kebutuhan organisme, motif sosial (interaksi), dan tuntutan
adalah : institusi sosial (Schwartz dan Bilsky, 1987).
1. Etika keluarga Teori nilai membahas dua masalah, etika dan estetika.
2. Etika profesi Etika membahas tentang baik buruknya tingkah laku
3. Etika politik manusia sedangkan estetika membahas mengenai
4. Etika lingkungan keindahan. Ringkasnya dalam pembahasan teori nilai ini
5. Etika idiologi bukanlah membahas tentang nilai kebenaran walaupun
Sejumlah ahli ilmu pengetahuan yang tertarik dengan kebenaran itu adalah nilai juga. Pengertian nilai itu adalah
tingkah laku manusia, sejak lama telah tertarik dengan harga dimana sesuatu mempunyai nilai karena dia
konsep nilai. Isu penting yang menurut Zavalloni (1975) mempunyai harga atau sesuatu itu mempunyai harga
perlu diperhatikan dalam pemahaman tentang nilai adalah karena ia mempunyai nilai.
nilai seseorang dapat sama seperti nilai semua orang

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

Ketiga hal tersebut membawa implikasi terhadap nilai Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA
sebagai sesuatu yang diinginkan. Penilaian Etika itu di PROFESI merupakan bidang etika khusus atau terapan
dasarkan pada beberapa factor yaitu : yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati atau niat
1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan
pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila. isi dari karsa inilah yang akan direalisasikan oleh
2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4 empat)
sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang variabel yang terjadi :
disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam 1. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak
jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan baik.
namanya pekerti. 2. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ;
Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari kelihatannya baik.
dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, 3. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak
niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata. baik.
Menurut Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa 4. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga) tingkat : Karena itu, nilai sesuatu yang sama belum tentu
1. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi mempunyai harga yang sama pula karena penilaian
perbuatan, jadi masih berupa rencana dalam hati, niat. seseorang terhadap sesuatu yang sama itu biasanya
2. Tingkat Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan berlainan. Bahkan ada yang tidak memberikan nilai
nyata, yaitu pekerti. terhadap sesuatu itu karena ia tidak berharga baginya
3. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu tetapi mungkin bagi orang lain malah mempunyai nilai yang
baik atau buruk. sangat tinggi karena itu sangatlah berharga baginya.

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

Perbedaan antara nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai penyembuh Aescpalius dan Hygea, dan Panacea dan
itu sendiri. Nilai bersifat ide atau abstrak (tidak nyata). Nilai semua dewa-dewa sebagai saksi bahwa sesuai dengan
bukanlah suatu fakta yang dapat ditangkap oleh indra. kemampuan dan pikiran saya akan mematuhi janji-janji
Tingkah laku perbuatan manusia atau sesuatu yang sebagai berikut ( ada 10 janji ):
mempunyai nilai itulah yang dapat ditangkap oleh indra 1. Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan
karena ia bukan fakta yang nyata. Jika kita kembali kepada ilmu ini dengan penuh kasih saying sebagaimana orang
ilmu pengetahuan, maka kita akan membahas masalah tua saya sendiri, jika perlu saya akan bagikan harta saya
benar dan tidak benar. untuk dinikmati bersama.
Kebenaran adalah persoalan logika. Persoalan nilai 2. Saya akan memperlakukan anak-anaknya sebagai
adalah persoalan penghayatan, perasaan, dan kepuasan. saudara kandung saya dan saya akan mengajarkan ilmu
Ringkasan persoalan nilai bukanlah membahas kebenaran yang telah saya peroleh dari ayahnya kalau mereka mau
dan kesalahan (benar dan salah), tetapi masalahnya ialah mempelajarinya tanpa imbalan.
soal baik dan buruk, senang atau tidak senang. Masalah 3. Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada
kebenaran memang tidak terlepas dari nilai, tetapi nilai anak-anaknya saya sendiri dan kepada anak-anak guru
adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai adalah saya dan kepada mereka yang telah mengikatkan diri
menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana dengan dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu
pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang pengobatan, dan tidak kepada hal-hal yang lainnya.
dikemukakan oleh beberapa golongan dan mempunyai 4. Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut
pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu. pengetahuan dan kemampuan saya akan membawa
D. Prinsip – Prinsip Etika Kesehatan kebaikan bagi penderita dan tidak akan merugikan
Berkembang dari sumpah Hipocrates ( 460 M – 377 M) siapapun.
bunyinya : “ Saya bersumpah demi Apollo dewa

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

5. Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan waktu. Tetapi jika sampai saya menghianati sumpah ini
kepada siapapun meskipun diminta atau menganjurkan balikkanlah nasib saya.
kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar yang sama, Dari sumpah tadi ada 7 prinsip yaitu : tidak merugikan,
saya tidak akan memebrikan obat untuk menggugurkan membawa kebaikan, menjaga kerahasiaan, otonomi
kandungan. pasien, berkata benar, berlaku adil, dan menghormati
6. Saya ingin menempuh hidup yang saya baktikan kepada privasi.
ilmu saya ini dengan tetap suci dan bersih. E. Etika dan Profesi kesehatan
7. Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap 1. Etika Kesehatan
seseorang walaupun iia menderita penyakit batu, tetapi Telah diuraikan pada bab sebelurnnya bahwa etika
akan menyerahkan kepada mereka yang berpengalaman adalah aturan bertindak dalam. kehidupan
dalam pekerjaan ini. bermasyarakab yang dianut atau dijalankan, rneskipun
8. Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu tidak secara eksplisit:tertulis. Secara garis besarnya etika
saya tujukan untuk kesembuhan yang sakit dan tanpa dikelompokkan menjadi dua, yakni etika urnum, dan etika
niat buruk atau mencelakakan dan lebih jauh lagi tanpa khusus. Etika umum merupakan aturan bertindak secara
niat berbuat cabul terhadap wanita ataupun pria baik umum dalam kelompok masyarakat tertentu. Meskipun
mereka maupun hamba sahaya. setiap kelompok masyarakat, bangsa atau etnis
9. Apapun yang saya dengar atau lihat tentang kehidupan mempunyai aturan bertindak masing-masing, namun
seseorang yang tidak patut disebar luaskan tidak akan pada prinsipnya etika umum ini bersifat universal. Sifat
saya ungkapkan karena saya harus merahasiakannya. universalisme etika, termasuk etika umum, karena
10. Selama saya tetap mematuhi sumpah saya ini, didasarkan pada hati nurani manusia. Hati nurani
izinkanlah saya menikmati hidup dalam mempraktikkan manusia pada prinsipnya sarana pada setiap bangsa,:
ilmu saya ini, dihormati olehs emua orang di sepanjang Bahwa mencuri, berbohong, membunuh dan sebagainya

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

itu tidak bermoral atau tidak etis, karena memang hal-hal lintas dan kecelakaan kerja Masalah kesehatan atau
tersebut bertentangan dengan hati nurani setiap manusia penyakit ini harus ditangani oleh tenaga kesehatan
di muka bumi ini. yang khusus, dan yang mempunyai kemampuan untuk
Sedangkan etika khusus, yang selanjutnya menyembuhkan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif ).
berkembang menjadi etika profesi adalah aturan, Profesi kesehatan yang berwewenang ini adalah
bertindak pada kelompok-kelompok masyarakat yang dokter atau dokter gigi, yang didampingi oleh tenaga
bersifat khusus, yakni kelompok profesi. Tujuan para medit perawat, perawat gigi dan bidan. Oleh
dikembangkarrrya etika profesi ini adalah untuk sebab itu, dari masalah kesehatan ini berkembang
mengatur hubungan timbal-balik antara kedua belah dengan terjadinya hubungan antara pemberi
pihak, yakni antara anggota kelompok atau anggota pelayanan (dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat)
masyarakat yang melayani dan yang dilayani. Dalam dengan pasien atau kelompok orang yang sakit.
bidang kesehatan, dengan sendirinya etika profesi ini Sehingga berkembang profesi dokter, dokter gigi,
berkembang dari hubungan antara para petugas perawat, bidan dan sebagainya.
kesehatan dengan masyarakat yang dilayani. Mengingat Oleh sebab itu, dari kelompok pelayanan ini
luasnya masalah kesehatan ini maka di dalarn profesi berkembang etika profesi: dokter, dokter gigi,
kesehatan pun berkembang berbagai kelompok profesi perawat,bidan, dan sebagainya. Terkait dengan
yang terkait dengan jenis dan sifat masalahnya. Secara peiayanan penyembuhan dan pemulihan juga
garis besar, masalah kesehatan dikelompokkan menjadi berkembang kelompok penunjang dari pelayanan ini,
dua, yakni: yakni obat atau farmasi. Hal ini terjadi karena dalam
a. Penyakit (menular dan tidak menular) dan masalah Proses penyembuhan dan pemulihan diperlukan
lain terkait dengan gangguan atau ketidaknormalan sarana penunjang medis yang lain seperti obat alat-
akibat kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga lalu alat penunjang medis lain misalnya laboratorium,

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

rekam,medis, dan sebagainya. Dari pelayanan Sedangkan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
penunjang medis ini akhirnya juga berkembang faktor risiko, pemberi pelayanannya adalah petugas
profesi-profesi: apoteker, rekam medis, rontgen, dan kesehatan preventif (pencegahan) dan promotif
seterusnya. (peningkatan) kepada masyarakat (clients) yang sehat.
b. Faktor-faktor risiko yang mengakibatkan penyakit atau Tujuannya agar masyarakat yang sehat ini tetap sehat
gangguan kesehatan yang lain. Faktor-faktor risiko tercegah dari penyakit (preventif) dan bahkan meningkat
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan yang lain kesehatanya (promotif). Petugas pelayanan preventif dan
ini, antara lain: promotif ini utamanya adalah petugas kesehatan
1. Makanan dan minuman. masyarakat, yang terdiri dari berbagai pelayanan misalnya
2. Lingkungan baik lingkungan fisik maupun nonfisik. epidemiologi, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat,
3. Perilaku. promosi kesehatan, dan seterusnya. selanjutnya,
Apabila masalah-masalah penyakit tersebut berkembanglah profesi kesehatan masyarakat dengan
memunculkan hubungan antara pemberi pelayanan (dokter, kekhususan profesi: epidemiolog entomolong ahli
dokter gigi, perawat, dan sebagainya) dengan pasien atau kesehatan lingkungan penyuluh atau promotor kesehatan,
orang sakit. Sedangkan untuk risiko terjadinya penyakit dan dan seterusnya.
masalah kesehatan yang lain, memunculkan hubungan Profesi berasal dari kata profesio (Latin), yang berarti
antara pemberi pelayanan pencegahan dengan masyarakat pengakuan. selaniutnya profesi adalah suatu tugas atau
yang sehat. Dengan jelas dikatakan bahwa pelayanan kegiatan fungsional dari suatu kelompok tertenfu yang
kuratif dan rehabilitatif diberikan oleh petugas kesehatan "diakui, atau “direkognisi” dalam melayani masyarakat.
medis dan para medis, untuk orang sakit supaya sembuh Dapat dikatakan juga bahwa etika profesi adalah
dan pulih. merupakan norma-norma, nilai-nilai, atau pola tingkah laku
kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

atau"jasa" kepada masyarakat. Etika profesi kesehatan seorang profesional dalam menjalankan tugasnya
adalah norma-norma atau perilaku bertindak bagi petugas tidak didasarkan keuntungan materi semata-mata.
atau profesi kesehatan dalam melayani kesehatan Tetapi harus mengutamakan terlebih dahulu
masyakakat. panggilan kemanusiaan. Seorang petugas kesehatan
1. Ciri-ciri Profesi dalam menolong penderita atau korban yang
Tidak semua petugas atau orang yang menjalankan didahulukan adalah menyelamatkan pasien atau
tugas atau pekerjaan di dalam suatu institusi atau korban bukan, berpikir siapa yang akan membayar
lembaga baik di pemerintah maupun swasta itu jasanya nanti.
memperoleh pengakuan sebagai profesi. Suatu profesi d. Pekerjaannya legal (melalui perizinan). Untuk
sekurang-kurangnya mempunyai ciri sebagai berikut: menjalankan tugas atau praktik, profesi ini dituntut
a. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional , perizinan secara hukum, atau izin praktik. Dokter
artinya orang yang termasuk dalam profesi yang praktik, bidan praktik ,Notaris, praktik, Akuntan
bersangkutan harus telah menyelesaikan pendidikan praktik, harus terlebih dahulu memperoleh izin praktik
profesi tersebut. orang yang berprofesi dokter, dari yang berwenang.
dengan sendirinya harus telah lulus pendidikan e. Anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat.
profesi dokter (bukan hanya sarjana kedokteran). seorang anggota profesi mempunyai kewajiban untuk
b. Pekerjaannya berdasarkan etik profesi.Artinya, dalam selalu meningkatkan profesinya melalui belajar terus-
menjalankan tugas atau profesinya seseorang harus menurus secara profesional tidak boleh berhenti
berlandaskan atau mengacu kepada etika profesi berlajar untuk memelihara keahliannya meningkatkan
yang telah dirumuskan oleh organisasi profesinya. profesionalitasnya.
c. Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada f. Anggota-anggotanya bergabung dalam suatu
keuntungan materi. Dalam menjalankan tugasnya organisasi profesi. Seseorang yang sudah

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

memperoleh pengukuhan profesi atau lulus dari 2. Promotif-Preventif:


pendidikan profesi diwajibkan setiap anggota a. Ahli Kesehatan Masyarakat,
organisasi profesi yang bersangkutan. Seseorangg b. Ahli Kesehatan lingkungan
yang sudah lulus pendidikan dokter harus menjadi c. Administrator Kesehatan,
anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia). d. Bidan dan Perawat Kesehatan Masyarakat,
Perlu ditegaskan kembali di sini, bahwa profesi e. Epidemiolog
kesehatan adalah semua kelompok atau jenis tugas f. Entomolog,
fungsional di dalam melakukan pelayanan kesehatan g. Penyuluh Pendidik Promotor Kesehatan,
terhadap " clients" atau masyarakat, baik yang sakit h. Dan sebagainya.
maupun yang sehat. secara lebih rinci dari yang telah F. Etika Penelitian
disinggung pada uraian sebelumnya, bahwa profesi Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh informasi
kesehatan sampai pada saat ini dapat dikelompokkan atau penjelasan tentang fenomena alam atau sosial, yang
menjadi: direncanakan secara sistematik dengan metode atau cara-
1. Kuratif-Rehabilitatif: cara tertentu. Dari batasan ini jelas, bahwa dalam kegiatan
a. Dokter, penelitian ada dua belah pihak yang berkepentingan. Pihak
b. Dokter gigi, pertama adalah pihak yang ingin memperoleh informasi
c. Perawat dan bidan, atau penjelasan, yakni si peneliti, dari pihak yang kedua
d. Apoteker adalah pemberi informasi atau pemberi penjelasan adalah
e. Rekam medis, masyarakat atau responden sebagai pihak yang diteliti.
f. Penata rontgen, Dalam hubungan antara pihak- pertama penelitian dengan
g. Laboran, pihak yang kedua (masyarakat yang diteliti; sudah barang
h. Fisioterapitis, dan sebagainya. tentu masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

disepakati sesama. Hubungan inilah yang perlu diatur perkataan lain hasil atau temuan sebuah penelitian
dalam etika penelitian. Etika penelitian bukan sekadar apa pun juga merupakan tambahan khasanah ilmu
hubungan perilaku untuk pihak peneliti dengan pihak yang pengetahuan.
diteliti, tetapi juga pemanfaatan hasil penelitian tersebut 2. Fungsi Terapan (Aplikatif)
bagi masyarakat. Karena siebuah penelitian secara etis Ilmu pengetahuan mempunyai aspek teori dan
harus mempunyai asas kemanfaatan bukan saja bagi ilmu aspek aplikatif atau penerapannya bagi kesejahteraan
tetapi juga bagi masyarakat. umat manusia atau masyarakat. Demikian pula
Penelitian, di samping sebagai bagian dari proses kesehatan masyarakat adalah ilmu (science) dan seni
pengembangan ilmu, selain itu hasil suatu penelitian juga (art). Oleh sebab itu sebuah penelitian bukan sekadar
merupakan, produk ilmu itu sendiri. Hasil sebuah membuktikan teori atau memperoleh teori baru, tetapi
penelitian sebagai produk ilmu mempunyai fungsi ganda, iuga harus mempunyai manfaat bagi peningkatan
yakni: program kesejahteraan masyarakat, utamanya
1. Fungsi Akademik (Teoretis) program kesehatan masyarakat.
Sebuah penelitian seberapa kecil pun harus Hal ini dimaksudkan bahwa hasil atau temuan
mempunyai fungsi akademik atau teoretis. Artinya sebuah penelitian di samping menambah khasanah
hasil atau temuan sebuah penelitian jenis apa pun ilmu pengetahuan seperti disebutkan di atas, juga
dengan metode apa pun pada hakikatnya adalah dapat merupakan masukan bagi pengembangan
merupakan temuan akademik, yang berarti program-program, khususnya program kesehatan
merupakan kontribusi teoretis bagi pengembangan masyarakat. Inilah yang dimaksud bahwa penelitian itu
ilmu yang bersangkutan. Penelitian di bidang juga mempunyai fungsi terapan atau aplikatif, di
kesehatan hasilnya jelas secara akademik merupakan samping fungsi teoretis. Hasil sebuah penelitian
sumbangan dan pencerahan ilmu kesehatan. Dengan meskipun menentukan teori yang muluk- muluk, tetapi

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

tidak dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat 2. Penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
yakni perbaikan program kesejahteraan masyarakat, (rehabilitatif ), adalah bidang kedokteran.
maka dapat dikatikan penelitian ini tidak mempunyai Oleh sebab itu, penelitian kesehatan secara umum
fungsi terapan. juga dikelompokkan menjadi dua, yakni penelitian-
Dapat disimpulkan bahwa penelitian merupakan peneiitian yang terkait dengan pencegahan dan
sarana atau cara memperoleh masukan atau input bagi peningkatan kesehatan, termasuk dalam kelompok
perencanaan atau pengembangunan program atau penelitian kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian-
alternatif pemecahan masaiah. penelitian yang terkait dengan penyembuhan dan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemulihan kesehatan termasuk dalam kelompok
penelitian harus dapat memenuhi dua fungsi atau penelitian kedokteran atau lebih spesifik iagi
peranan ini: pengembangan ilmu dan pengembangan menggunakan istilah "penelitian biomedik".
kesejahteraan masyarakat. Apabila penelitian individu, Dengan demikian, apabila kita bicarakan masalah
memenuhi salah satu fungsi tersebut, apalagi kedua- etika penelitian kesehatan, hendaknya dibedakan antara
duanya maka penelitian tersebut dapat dikatakan penelitan kesehatan masyarakat dan penelitian
penelitian yang tidak etis, karena mengingkari hakikat kedokteran (khususnya penelitian biomedik). Karena
penelitian itu sendiri. impiikasi etik kedua penelitian ini berbeda, karena
Penelitian kesehatan secara garis besamya subjeknya penelitiannyajugaberbeda. Maka dari itu, etika
dikelompokkan menjadi dua, sesuai dengan lingkup penelitian kesehatan juga dikelompokkan menjadi dua,
masaiah kesehatan yakni masalah: yakni:
1. Pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan a. Etika Penelitian Kesehatan Masyarakat Penelitian
kesehatan (promotif), adalah bidang kesehatan kesehatan masyarakat pada umumnya subjek
masyarakat. penelitiannya adalah orang yang sehat. Oleh sebab

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

itu, etika penelitian kesehatan masyarakat kesehatan harus diperhatikan hubungan antara kedua
menyangkut hubungan antara peneliti dengan subjek belah pihak ini secara etis, atau yang disebut etika
orang yang sehat. penelitian. Adapun status hubungan antara peneliti
b. Etika Penelitinn Kedokteran (Biomedis) dengan yangditeliti dalam konteks ini adalah, masing-
Penelitian kedokteran atau penelitian biomedis, masing pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Hak-
subjek penelitiannya adalah orang yang sakit hak dan kewajiban- kewajiban lni harus diakui dan
(pasien), dan menyangkut hidup dan matinya dihargai oleh masing-masing pihak tersebut.
seseorang atau pesien. Sehingga etika penelitian Hubungan antara peneliti dengan yang diteliti adalah
biomedik terkait dengan hubungan antara peneliti sebagai hubungan antara mereka yang memerlukan
yang pada umumnya dokter dengan orang yang sakit informasi dan mereka yang memberikan atau
atau pasien. menghasilkan informasi, seperti telah dijelaskan di atas.
Dalam bab ini akan dibahas tentang etika pada dua Peneliti sebagai pihak yang memerlukan informasi,
bidang kesehatan tersebut, yakni etika penelitian seyogianya menempatkan diri lebih rendah dari pihak
kesehatan masyarakat dan etika penelitian biomedik. yang memberikan/menghasilkan sebagai pemilik
Penelitian kesehatan masyarakat pada umumnya informasi atau responden. Responden untuk informan
menggunakan manusia sebagai objek yang diteliti di satu dalam hal ini mempunyai hak untuk tidak memberikan
sisi, dan sisi yang lain manusia sebagai peneliti atau informasi kepada peneliti. Oleh sebab itu, hak-hak
yang melakukan penelitian. Hal ini berarti bahwa adu mereka (responden) yang memberikan informasi harus
h.tbnt gun timbal batik antara manusia sebagai peneliti didahuiukan. sebagai perwujudan hak-hak responden
dan manusia sebagai yang diteliti yang perlu harus didahulukan ini, maka sebelum dilakukan
dipertimbangkan. Oleh sebab itu" sesuai dengan pengambilan data atau wawancara, kepada responden
prinsip,etika maka dalam "pelaksanaan penelitian terlebih dahulu dimintakan persetujuannya (inform

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

concent). Lebih-lebih apabila data atau informasi b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan:
tersebut diambil dari tubuh informan yang menimbulkan
rasa sakit (misalnya diambil sampel darahnya). Apabila
responden tidak bersedia diwawancarai atau
memberikan infomasi, adalah hak mereka, dan tidak
dilanjutkan pengambilan data atau wawancaranya.
Secara terinci hak-hak dan kewajiban-kewajiban
peneliti dan yang diteliti (informan) adalah sebagai
berikut:
1. Hak dan kewajiban
responden: Hak-hak
responden:
a. Hak untuk dihargai "privasi" -nya:
Privasi adalah hak setiap orang. Semua orang
mempunyai hak untuk memperoleh privasi"atau
kebebasan pribadinya. Demikian pula responden
sebagai objek penelitian di tempat kediamannya
masing-rnasing. Seorang tamu, termasuk peneliti atau
pewawancara yang datang kerumahnya atau tempat
kerjanya, lebih-lebih akan menyita waktunya untuk
diwawancarai, jelas merampas privasi orang atau
responden tersebut.

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan
Informasi yang akan diberikan oleh responden
adalah miliknya sendiiri. Tetapi karena diperlukan dan
diberikan kepada peneliti atau pewawancara, maka
kerahasiaan informasi tersebut perlu dijamin oleh
peneliti. Apabila infomasi tersebut kemudian diberikan
kepada peneliti dan kemudian diolahnya, maka
bentuknya bukan informasi individual dari orang per
orang dengan nama tertentu, tetapi dalam bentuk
agregat atau kelompok responden. Oleh sebab ifu,
realisasi hak responden unfuk merahasiakan
informasi dari masing-masing responden" maka nama
responden pun tidak perlu dicantumkan, cukup
dengan kode-kode tertentu saja.
c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau
keselamatan akibat dari informasi yang diberikan:
Apabila informasi yang diberikan itu membawa
dampak terhadap keamanan atau keselamatan bagi
dirinya atau keluarganya, maka peneliti harus
bertanggung jawab terhadap akibat tersebut.
d. Hak memperoleh imbalan atau kompensasi:
Apabila semua kewajiban telah dilakukan, dalam arti
telah memberikan informasi yang diperlukan oleh
peneliti

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

atau pewawancara, responden berhak menerima Kewajiban peneliti:


imbalan atau kompensasi dari pihak pengambil data
atau informasi.
Kewajiban responden: a. Menjaga "privasi" responden:
Setelah adanya " inform client" dari responden atau Seperti telah disebutkan bahwa posisi peneliti
informan artinya responden sudah mempunyai dalam etika penelitian lebih rendah dibandingkan
keterikatan dengan peneliti atau pewawancara berupa dengan responden. Oleh sebab itu, dalam melakukan
kewajiban responden untuk memberikan informasi wawancara atau memperoleh informasi dari
yang diperlukan peneliti. tetapi selama belum ada responden harus menjaga privasi rnereka. Untuk itu,
"inform concent", responden tidak ada kewajiban apa peneliti atau pewawancara harus menyesuaikan diri
pun terhadap peneliti atau pewawancara. dengan responden tentang waktu dan tempat
Hak dan kewajiban peneliti atau pewawancara: dilakukannya wawancara atau pengambilan data,
Hak peneliti: sehingga responden tidak rnerasa diganggu "privasi"
Bila responden bersedia diminta informasinya nya.
(menyetujui inform concent), peneliti mempunyai hak b. Menjaga kerahasiaan responden:
memperoleh informasi yang diperlukan sejujur- Informasi atau hal-hal yang terkait dengan
jujurnya dan selengkap-lengkpnya dari responden responden harus dijaga kerahasiaannya. Peneliti atau
atau informan. Apabila hak ini tidak diterima dari pewawancara tidak dibenarkan untuk menyampaikan
responden dalam arti responden menyembunyikan kepada orang lain tentang apa pun yang diketahui
informasi yang diperlukan, maka responden perlu oleh peneliti tentang responden di luar untuk
diingatkan kembali terhadap "inform cancent" yang kepentingan atau mencapai tujuan penelitian.
telah diberikan. c. Memberikan kompensasi:

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

Apabila informasi yarrg diperlukan telah diperoleh kehidupan sehari-hari mereka seperti "tikus atau
dari responden atau informan, maka peneliti atau kelinci percobaan" di laboratorium.
pewawancara juga memenuhi kewajibannya. Dalam kaitannya dengan etika penelitian; oleh
Kewajiban penelitian atau pewawancara seyogianya karena intensitas hubungan antara peneliti dan yang
bukan sekadar ucapan terima kasih saja kepada diteliti kedua metode penelitian ini (survei dan
responden. Tetapi diwujudkan dalam bentuk eksperimen semu) berbeda, maka implikasinya
penghargaan yang lairy misalnyaberupa kenang- etikanya sedikit berbeda pula.
kenangan atau apa pun sebagai apresiasi peneliti 1. Pada penelitian survei pada umumnya hanya satu
terhadap responden atau informan yang telah kali kontak antara peneliti dan responden, yakni
mengorbankan waktu, pikiran, mungkin tenaga dalam pada waktu pengambilan data (wawancara atau
rangka memberikan informasi yang diperlukan peneliti pengamatan) saja. Lamanya waktu hubungan
atau pewawancara" antara peneliti dengan yang diteliti (responden)
Penelitian kesehatan masyarakat, dilihat dari dengan sendirinya tergantung pada banyaknya data
metodenya dikelompokkan menjadi dua, yakni metode atau informasi yang akan diperoleh atau dicari:
penelitian survei (non-eksperimen), dan metode a. Apabila peneliti ingin memperoleh informasi
penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yang tentang: identitas responden (umur, pendidikan,
dimaksud dalam konteks kesehatan masyarakat agama, dan sebagainya), pengetahuan dan
dengan sendirinya bukan eksperimen sungguhan (true sikap responden, perilaku berdasarkan "recall"
experiment), tetapi eksperimen semu (quasi maka cukup dengan wawancara. Lamanya
experiment). Hal ini dikarenakan yang menjadi subjek wawancara tergantung banyaknya pertanyaan
penelitian adalah manusia yang hidup di masyarakat, (kuesioner).
sehingga tidak dapat diisolasi (dikontrol) dari

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

b. Apabila peneliti ingin memperoleh informasi wawancara atau angket dalam pengurnpulan data,
tetang perilaku responden dengan kualitas informasi atau data sangat tergantung dengan
menggunakan metode observasi (pengamatan), sumber inforrnasinya yakni responden atau informan.
maka ini berarti intensitas gangguan"privasi" Sedangkan informasi yang diberikan oleh sumbernya
responden lebih tinggi. Hal ini berarti peneliti atau inforrnannya sangat dipengaruhi oleh "suasana
dituntut memberikan imbalan yang lebih hati" dari orang sebagai infoman. Apabila suasana hati
dibanding dengan wawancara. informannya sangat kondusif" tentu akan
c. Apabila peneliti dalam pengarnbilan informasi mengeluarkan informasi yang jujur, lengkap dan jelas.
kepada responden dengan melakukan tindakan Tetapi kalau suasana hati informairnya sedang kurang
invasi, misalnya pengambilan sampel darah baik, sudah barang tentu infornasinya tidak akurat,
maka peneliti harus memberikan jaminan, mungkin asal menjawab, dan tidak dengan serius.
bahwa hal tersebut tidak menimbulkan rasa Suasana hati inforrnan ini sangat dipengaruhi oleh
sakit. Di samping itu, peneliti harus hubungannya dengan pewawancara atau peneliti.
bertanggung jawab apabila terjadi efek samping Misalnya: meskipun responden sedang bermasalah
atau akibat buruk dari tindakan pengambilan dengan keluarganya, tetapi peneliti rnampu
sampel darah tersebut. berkomunikasi dan menempatkan diri secara baik,
Memperhatikan hubungan baik peneliti atau rnaka responden akan menjadi pemberi informasi
pewawancara dengan responden atau sumber yang baik dan akurat. Sebaliknya, meskipun
informasi bukan semata-mata untuk kepentingan etika responden dalam keadaan biasa saja, tanpa ada
penelitian saja. melainkan juga untuk terjaminnya masalah pribadi dengan orang lain, tetapi peneliti tidak
kualitas data atau inforrnasi yang diperoleh dalam mampu berkomunikasi dengannya, akan menimbulkan
penelitian, terutama dengan rnenggunakan metode suasana hati yag tidak baik, dan hasilnya informasi

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

yang diberikan tidak akurat cenderung tidak jujur. Bentuk-benfuk kompensasi ini bermacam-macam,
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian di mana antara lain:
data atau informasinya diambil melalui wawancara a. Ucapan terima kasih: Ucapan terima kasih ini
atau angket kualitas hasil penelitiannya sangat biasanya tidak hanya sekadar kata-kata belaka,
tergantung pada proses pengambilan data atau melainkan diwujudkan dalam bentuk benda yang
informasi ini. berman-faat bagi responden.
Agar peneliti atau pewawancara memahami b. Apabila pengambilan data atau wawancara
pentingnya memperlakukan responden dalam rangka tersebut menyebabkan hilangnya waktu kerja
memperoleh kualitas informasi yang baik dan akurat, yang banyak bagi responden, maka peneliti perlu
maka perlu menyadari bahwa dalam pengambilan memberikan kompensasi dalam bentuk uang
data atau informasi kepada responden akan sesuai dengan waktu kerja yang hilang.
menimbulkan ketidaknyamanan responden. kondisi c. Apabila pengambilan data tersebut responden
responden atau informan pada waktu diambil atau informan harus datang ke suatu tempat yang
informasinya atau diambil datanya dalam posisi yang ditentukan, maka perlu diberikan uang transpor
tidak mengenakkan maka dari segi etika, seorang bagi responden sesuai dengan jauh dekatnya
peneliti harus bertanggung jawab atas ketidakenakan tempat tinggal responden dengan tempat
atau ketidaknyamanan responden sewaktu diambil wawancara.
informasinya. d. Apabila pengambilan data atau wawancara
Salah satu bentuk tanggung jawab seorang peneliti memerlukan waktu lama, peneliti berkewajiban
terhadap responden yang diganggu kenyamanannya memberikan snack atau makan kepada para
tersebut adalah memberikan kompensasi atau responden.
imbalan kepada responden ini.

Page | Page |
Etika dan BAB BAB Etika dan

e. Apabila akibat dari pengambilan data atau yang diberi kewenangan oleh Fakultas Kesehatan
informasi tersebut menimbulkan sakit atau Masyarakat, Universitas Indonesia.
penyakit, maka responden harus diberikan Masalah etik terkait dengan data sekunder
jaminan pemeliharaan kesehatannya termasuk khususnya dari puskesmas atau rumah sakit ini
bila responden memerlukan perawatan di rumah memang masih menimbulkan perdebatan. Karena
sakit. informasi atau data pasien tercatat di puskesmas atau
Suatu penelitian yang baik harus dapat dirumah sakit tersebut dalam rangka anamnesis
dipertanggungjawabkan baik secara metodologis, penyakitrya bukan untuk infomasi penelitian. Sehingga
substantif, maupun Secara etis atau moral. Untuk tidak etis kalau kemudian untuk data penelitian tanpa
menjamin bahwa sebuah penelitian dapat persetujuan pasien yang bersangkutan. Tetapi dari
dipertanggung-jawabkan secara etik maka harus pihak yang lain data di catatan medis di rumah sakit
melalui kaji etik terlebih dahulu. Artinya, sebelum atau puskesmas tersebut telah ada berdasarkan
penelitian tersebut dilakukan maka harus lolos kaji persetujuan antara pasien dengan dokter di rumah
etik. Kaji etik penelitian dilakukan oleh suatu badan sakit atau puskesmas, dan sekarang data tersebut
atau lembaga yang diberikan kewenangan untuk itu milik rumah sakit atau puskesmas. Maka apabila akan
sesuai dengan bidang keilmuan penelitian tersebut. digunakan atau dianalisis cukup persetujuan dari
Misalnya untuk penelitian- penelitian bidang rumah sakit atau puskesmas yang memiliki data
kesehatan masyarakat, institusi yang berwewenang tersebut.
melakukan kaji etik adalah Badan Penelitian dan
Pengembangan yang diberi kewenangan oleh
Departemen Kesehatan, atau Tim Kaji Etik FKM-UI,

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

Bab 3 yang tidak dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya
Kode Etik Profesi berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai
yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Kode etik
A. Pengertian dan Fungsi kode etik profesi merupakan rumusan norma moral manusia yang
Bertens (1995) menyatakan, kode etik profesi mengemban profesi itu. Kode etik profesi menjadi tolok ukur
merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh perbuatan anggota kelompok profesi. Kode etik profesi
kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi merupakan upaya pencegahan berbuat yang tidak etis bagi
petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya anggotanya.
berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang
mata masyarakat. tersusun secara teratur, rapi, lengkap, tanpa cacat,'dalam
Apabila satu anggota kelompok profesi itu berbuat bahasa yang baik, sehingga menarik perhatian dan
menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu menyenangkan pembacanya. Semua yang tergambar
akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, adalah perilaku yang baik-baik. Tetapi di balik semua itu
kelompok profesi harus menyelesaikannya berdasarkan terdapat kelemahan sebagai berikut
kekuasaannya sendiri. Kode etik profesi merupakan produk a) ldealisme yang terkandung dalam kode etik profesi
etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para
pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat profesional, sehingga harapan sangat jauh dari
berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional
pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota kelompok untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan
profesi tidak akan ketinggalan zaman. Kode etik profesi idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih
merupakan hasil pengaturan diri profesi yang dari pajangan tulisan berbingkai.
bersangkutan, dan ini perwujudan nilai moral yang hakiki,

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

b) Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral lingkup kewajiban bagi anggota profesi atau "isi" Kode Etik
yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena Profesi pada umumnya mencakup:
keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran a. Kewajiban umum,
profesional. Rupanya kekurangan ini memberi peluang b. Kewajiban terhadap klien,
kepada profesional yang leinah iman untuk berbuat c. Kewajiban terhadap teman sejawatnya,
menyimpang dari kode etik profesinya. d. Kewajiban terhadap diri sendiri.
Kode Etik Profesi seperti telah disebutkan sebelumnya Agar setiap profesi kesehatan senantiasa berpegang
bahwa etika kesehatan terkait dengan perilaku petugas teguh dan berperilaku sesuai dengan kehormatan
kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Mengingat profesinya, maka sebelum menjalankan tugas profesinya
petugas kesehatan demikian luasnya, maka masing-masing diwajibkan mengangkat sumpah, sebagai janji profesi baik
pefugas kesehatan tersebut mengelompokkan dirinya untuk umum (kemanusiaan), untuk klien atau pasien, teman
dalam profesi yang berbeda. Untuk mengatur perilaku sejawat dan untuk diri sendiri. Sumpah dan atau janji ini
masing-masing profesi atau petugas kesehatan ini, maka oleh masing-masing profesi telah dirumuskan secara
masing-masing profesi ini membuat panduan sendiri-sendiri cermat. Di bawah ini disajikan contoh lafal sumpah atau
yang disebut "Kode Etik. sarjana kesehatan di Indonesia.
Dapat dirumuskan bahwa."Kode Etik profesi" adalah Lafal Sumpah atau Janji Sarjana Kesehatan Masyarakat
suatu aturan tertulis tentang kewajiban yang harus Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa:
dilakukan oleh semua anggota profesi dalam menjalankan a. Saya akan membaktikan hidup saya gnnakepentingan
pelayanannya terhadap klien atau masyarakat. Kode etik perikemanusian terutama dalam bidang kesehatan
pada umumnya disusun oleh organisasi profesi yang masyarakat.
bersangkutan. Kode etik tidak mengatur "hak-hak" anggota
tetapi hanya "kewajiban-kewajiban" anggota. 'Ruang

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

b. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik- Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional
baiknya' sesuai martabat dan tradisi luhur jabatan yang telah digariskan, sehingga dapat diketahui dengan
kesehatan masyarakat. pasti kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun
c. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui calon anggota kelompok profesi. Dengan demikian dapat
karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dicegah kemungkinan terjadi konflik kepentingan antara
sarjana kesehatan masyarakat. sesama anggota kelompok profesi, atau antara anggota
d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan kelompok profesi
pengetahuan kesehatan masyarakat untuk sesuatu yang dan masyarakat. Anggota kelompok profesi atau anggota
bertentangan dengan hukum perikemanusiaan. masyarakat dapat melakukan kontrol melalui rumusan kode
e. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar etik profesi, apakah anggota kelompok profesi telah
dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh memenuhi kewajiban profesionalnya sesuai dengan kode
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, etik profesi.
politik kepartaian, atau kedudukan sosial. Kode etik profesi telah menentukan standardisasi
f. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Dengan
dan dengan penuh keinsafan. demikian, pemerintah atau masyarakat tidak perlu lagi
Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara campur tangan untuk menentukan bagaimana seharusnya
tertulis? Sumaryono (1995)mengemukakan tiga alasannya, anggota kelompok profesi rnelaksanakan kewaiiban
yaitu : profesionalnya. Hubungan antara pengemban profesi dan
(a) sebagai sarana kontrol sosial; masyarakat, misalnya antara pengacara dan klien, antara
(b) sebagai pencegah campur tangan pihak lain; dosen dan mahasiswa, antara dokter dan'pasien, tidak
(c) sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik. perlu diatur secara detail dengan undang-undang oleh
pemerintah, atau oleh masyarakat karena kelompok profesi

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

telah menetapkan secara tertulis norma atau patokan 1. Hubungan dokter dan pasien
tertentu berupa kode etik profesi. Dokter rnenyuruh pasiennya agar membeli obat resep di
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku apotek yang ditunjuknya. Hal ini menimbulkan dugaan ada
yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan kolusi bermotif bisnis antara dokter dan apoteker, bukan
tentunya akan lebih efektif lagi apabila norma perilaku motif profesional. lni berarti kode etik profesi dokter kurang
tersebut dirumuskan sedemikian, baiknya' sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.
memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Kode etik 2. Hubungan insinyur pemborong dan pimpro
profesi merupakan kristalisasi perilaku yang dianggap lnsinyur pemborong bangunan membangun gedung
benar menurut pendapat umum karena berdasarkan menurut konstruksi yang ditetapkan dalam kontrak.
pertimbangan kepentingan profesi yang bersangkutan. Ketentuan kontrak menyatakan bahwa semua bahan kayu
Dengan demikian, kode etik dapat mencegah adalah standar kelas satu. Nyatanya kayu kusen adalah
kesalahpahaman dan konflik, dan sebaliknya beiguna standar kelas dua. Di sini terjadi pengurangan nilai yang
sebagai bahan refleksi nama baik profesi. Kode etik profesi dianggap biasa oleh pemimpin proyek. Hal ini menimbulkan
yang baik adalah yang mencerminkan nilai moral anggota dugaan ada kolusi bermotif bisnrs antara irrsinyur dan
kelompok profesi sendiri dan pihak yang membutuhkan pimpro. lni berarti kode etik profesi insinyur kurang
pelayanan profesi yang bersangkutan. berfungsi sebagaimana mestinya.
B. Faktor – Faktor Penghambat Kode Etik Etik 3. Hubungan hakim dan terdakwa
Dewasa ini mulai menggejala bahwa kode etik profesi Hakim memutus perkara perkosaan dengan hukuman
kurang berfungsi sebagaimana mestinya di kalangan para percobaan. Padahal saksi penderita dengan tegas dan
profesional. Beberapa contoh gejala yang dapat gamblang rnenerangkan di bawah sumpah perbuatan
dikemukakan antara lain adalah hubungan yang bentuk kekerasan terdakwa menyetubuhinya bertentangan dengan
sebagai berikut. kehendaknya. Di sini tampak tidak sebanding antara

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

kehormatan yang ternoda dengan hukuman tanpa dijalani. tersebut akan diungkapkan dan dibahas terbalas pada
Hal ini menimbulkan dugaan, ada suap terdakwa kepada profesi hukum saja.
hakim. lni berarti kode etik profesi hakim kurang berfungsi Dalam pembahasan yang terdahulu telah dikemukakan
sebagaimana mestinya. tiga rumusan pengertian etika, salalr satu di antaranya
4. Hubungan dosen dan mahasiswa adalah sebagai kumpulan asas atau nilai moral, dan ini ada
Seorang dosen perguruan. tinggi tertentu baru bersedia dua bentuknya, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Apabila
memberi ujian kepada mahasiswanya apabila sudah diberi bentuk tertulis, maka kumpulan asas atau nilai 'moral
terdaftar minimal 10 mahasiswa dan sudah lunas itu disebut kode etik. Karena berkenaan dengan profesi,
membayar biaya ujian. Padahal menguji mahasiswa itu maka kode etik itu disebut kode etik profesi. Dengan
tidak perlu diukur dengan jumlah minimal terdaftar dan demikian, kode etik profesi bidang hukum disebut kode etik
lunas membayar uang ujian. Kewajiban profesional dosen profesi hukum, misalnya Kode Etik Advokat, Kode Etik
menguji mahasiswa berdasarkan jadwal ujian yang Notaris, Kode Etik Hakim, Kode Etik Jaksa, Kode Etik
ditetapkan oleh peraturan akademik. Hal ini menimbulkan Akademik Dosen.
dugaan, profesi dcsen bergeser ke kegiatan bisnis, hanya Seperti telah diuraikan terdahulu, kode etik profesi
rnenguji jika dibayar, tanpa bayaran tidak akan ada ujian. lni merupakan bagian dari hukum positif tertulis tetapi tidak
berarti kode etik profesi dosen kurang berfungsi mempunyai sanksi yang keras, Keberlakuan kode etik
sebagaimana mestinya. profesi semata-mata berdasarkan kesadaran moral anggota
Gejala-gejala tadi menunjukkan bahwa'betapa bagusnya profesi, berbeda dengan keberlakuan undang-undang yang
kode etik dibuat oleh kelompok profesi yang diharapkan bersifat memaksa dan dibekali dengan sanksi yang keras.
berfungsi sebagai ukuran periaku, nyatanya diabdikan. Flal Jika orang tidak patuh kepada undang-undang, dia akan
ini terjadi pasti ada alasan yang paling mendasar. Alasan dikenai sanksi oleh negara. Karena tidak mempunyai sanksi
keras, maka pelanggar kode etik profesi tidak merasakan

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

akibat dari perbuatannya. Malahan dia merasa seperti tidak Salah satu ciri jabatan adalah bawahan rnenghormati
apa-apa dan tidak berdosa kepada sesama manusia' dan taat pada atasan dan ini adalah ketentuan
1. Alasan Mengabaikan Kode Etik Profesi Undang-undang Kepegawaian. Dalam kasus ini di
Menggejalanya perbuatan profesional yang satu pihak cenderung hormat pada atasan dan
mengabaikan kode etik profesi karena beberapa alasan bersedia membela atasan sebab kalau tidak,
yang paling mendasar, baik sebagai individu anggota mungkin hakim tadi akan dipersulit naik pangkat atau
masyarakat maupun karena hubungan kerja dalam akan dimutasikan. Di lain pihak, pejabat mempunyai
organisasi profesi, di samping sifat manusia yang pengaruh terhadap bawahan dan karena itu
konsumeristis dan nilai imbalan jasa yang-tidak sebanding mengirim nota kepada hakim, tolong selesaikan
dengan iasa yang diberikan' Atas dasar faktor-faktor perkara tersebut dengan sebaik-baiknya, bukan
tersebut, maka dapat diinventarisasi alasan-alasan seadil-adilnya. Seharusnya hakim berlaku adil dan
mendasar mengapa profesional cenderung mengabaikan tidak memihak. tetapi nyatanya memihak atasannya.
dan bahkan melanggar kode etik Profesi. Sekali lagi, kode etik profesi diabaikan oleh
(a) Pengaruh sifat kekeluargaan profesional. Seharusnya masalah jabatan dipisahkan
salah satu ciri kekeluargaan itu memberi perlakuan dengan tuntutan profesi dan ini adalah adil.
dan penghargaan yang sama terhadap anggota (c) Pengaruh konsumerisme
keluarga dan ini dipandang adil. Perlakuan terhadap Gencarnya perusahaan–perusahaan
orang bukan keluarga lain lagi. Hal ini berpengaruh mempromosikan produk mereka melalui iklan media
terhadap perilaku profesional hukum yang terikat massa akan cukup berpengaruh terhadap
pada kode etik profesi. Yang seharusnya memberi peningkatan kebutuhan yang tidak sebanding
perlakuan sama terhadap klien. dengan penghasilan yang diterima oleh profesional.
(b) Pengaruh jabatan Hal ini mendorong profesional berusaha

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

memperoreh penghasilan yang lebih besar melalui upaya pemaksa yang keras seperti pada hukum positif
jalan pintas atau terobosan profesional, yaitu dengan yang bertaraf undang-undang, Hal ini merupakan
mencari imbalan jasa dari pihak yang dilayaninya. kelemahan kode etik profesi bagi profesional yang lemah
(d) Karena lemah iman iman.
Salah satu syarat menjadi profesional itu adalah Untuk mengatasi kelemahan ini, maka upaya alternatif
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa' yaitu yang dapat ditempuh ialah memasukkan upaya pemaksa
meraksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. yang keras ke dalam kode etik profesi. Alternatif tersebut
Ketaqwaan ini adalah dasar rnoral manusia. Jika dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu memasukkan
manusia mempertebal iman dengan taqwa, maka di klausula penunddkan pada hukum positif undang-undang di
dalam diri akan tertanam nilai moral yang menjadi dalam rumusan kode etik profesi, atau legalisasi kode etik
baik dan sebaliknya jika tidak maka dia akan berbuat profesi melalui Pengadilan Negeri setempat. Kedua upaya
buruk. Dengan taqwa manusia makin sadar bahwa tersebut diuraikan satu demi satu berikut ini.
kebaikan akan dibalas detrgan kebaikan. sebaliknya (a) Klausula penundukan pada undang-undang
keburukan akan dibalas dengan keburukan. Setiap undang-undang mencantumkan dengan tegas
Sesungguhnya Tuhan itu maha adil. Dengan taqwa sanksi yang diancamkan kepada pelanggarnya.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional memiliki Dengan demikian, menjadi penimbangan bagi
benteng moral yang kuat, tidak mudah tergoda dan warga,. tidak ada jalan lain kecuali taat, jika terjadi
tergiur dengan bermacam ragam bentuk materi di pelanggaran berarti warga yang bersangkutan
sekitarnya. Dengan iman yang kuat kebutuhan akan bersedia dikenai sanksi yang cukup memberatkan
terpenuhi secara wajar dan itulah kebahagiaan. atau merepotkan baginya.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, kode etik profesi (b) Ketegasan sanksi undang-undang.
adalah bagian dari hukum positif, tetapi tidak memiliki

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

undang ini lebih diproyeksikan kepada rumusan kode mana yang cukup diselesaikan oleh Dewan
etik profesi yang memberlakukan sanksi undang- Kehormatan, dan kewajiban mana yang harus
undang kepada pelanggarnya. Dalam rumusan kode diselesaikan oleh pengadilan. Untuk memperoleh
etik profesi dicantumkan ketentuan pelanggar kode legalisasi, ketua ptofesi yang bersangkutan
etik dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan
undang-undang yang berlaku". ini berarti, jika Negeri setempat agar kode etik itu disahkan dengan
pelanggar kode etik profesi itu merugikan klien atau akta penetapan pengadilan yang berisi perintah
pencari keadilan. maka dia dapat dikenai sanksi penghukuman kepada setiap anggota untuk
undang-undang, yaitu pembayaran ganti kerugian, mematuhi kode etik itu. Jadi, kekuatan berlaku dan
pembayaran denda, pencabutan hak tertentu, atau mengikat kode etik mirip dengan akta perdamaian
pidana badan. Untuk itu harus ditempuh saluran yang dibuat oleh hakim. Apabila ada yang melanggar
hukum yang bertaku bahwa yang berwenang kode etik, maka dengan surat perintah, pengadilan
membebani sanksi itu adalah pengadilan. Dengan memaksakan pemulihan itu.
kata lain pelanggar kode etik profesi dapat diajukan Kode etik profesi adalah norrna yang ditetapkan dan
ke muka pengadilan untuk diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya. memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
(c) Legalisasi Kode Etik Profesi seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu rnoral
Kode etik profesi adalah semacam perjanjian profesi itu di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan
bersama semua anggota bahwa mereka berjanji produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan
untuk mematuhi kode etik yang telah dibuat penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik
bersama. Dalam rumusan kode etik tersebut profesi adalah rumusan norma moral manusia yang
dinyatakan, apabila terjadi pelanggaran, kewajiban mengemban profesi dan menjadi tolok ukur perbuatan

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

anggota kelompok profesi. Kode etik profesi merupakan tidak merasakan akibat perbuatannya, malahan seperti
upaya pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggota. tidak berdosa kepada sesama manusia.
Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang Untuk mencegah terjadinya pelanggaran serius terhadap
tersusun secara teratur, rapi, lengkap, dalam bahasa yang kode etik profesi dapat ditempuh cara penundukan pada
baik tetapi singkat sehingga menarik perhatian dan undang-undang, sehingga pelanggar kode etik akan
menyenangkan pembacanya. Alasan dibuat tertulis diancam dengan sanksi seperti pelanggar undang-undang.
mengingat fungsinya sebagai sarana kontrol sosial, Cara lain lagi yaitu melegalisasikan kode etik profesi
pencegah campur tangan pihak lain, dan pencegah kepada Ketua Pengadilah Negeri, sehingga mempunyai
kesalahpahaman dan konflik. Namun, kode etik profesi kekuatan berlaku dan mengikat sama seperti akta
mempunyai kelemahan, yaitu terlalu idealis yang tidak perdamaian di muka pengadilan.
sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar profesional, Sama halnya dengan penegakan hukum adalah
sehingga menimbulkan kecenderungan untuk diabaikan. penegakan kode etik. Penegakan kode etik adalah usaha
Kecenderungan itu ditandai oleh menggejalanya melaksanakan kode etik sebagaimana mestinya,
perbuatan yang rnenunjukkan kode etik profesi kurang mengawasi pelaksanaannya supaya tidak lerjadi
berfungsi di kalangan para profesional anggota kelompok pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan kode
profesi. Kurang berfungsinya kode etik profesi karena kolusi etik yang dilanggar itu supaya ditegakkan kembali. Karena
bermotif bisnis, jasa profesional tidak sebanding dengan kode etik adalah bagian dari hukum positif, maka norma-
pendapatan yang diterimanya, pengaruh konsumerisme norma penegakan hukum undang-undang juga berlaku
dan yang paling menentukan adalah lemah iman. Kode etik pada penegakan kode etik. Penegakan. kode etik dalam arti
profesi semata-mata berdasarkan kesadaran moral, tidak sempit adalah memulihkan hak dan kewajiban yang telah
mempunyai sanksi keras, sehingga pelanggar kode etik dilanggar, sehingga trmbul keseimbangan seperti semula.
Bentuk pernulihan itu berupa penindakan terhadap

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

pelanggar kode etik. Penindakan tersebut meliputi tingkatan besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan
berikut : deontologi.
(a) Teguran himbauan supaya menghentikan 1. Teleologi
pelanggaran, dan jangan ,melakukan pelanggaran Teleologi (berasal dari bahasa Yunani telos,berarti akhir).
lagi; Istilahteleologi dan utilitarianisme sering digunakan saling
(b) Mengucilkan pelanggar dari kelompok profesi.sgbagai bergantian. Teleologi merupakan suatu doktrin yang
orang tidak disenangi sampai dia menyadari kembali menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan
perbuatannya, atau konsekuensi yang dapat terjadi. Pendekatan ini sering
(c) Memberlakukan tindakan hukum undang-undang disebut dengan ungkapan The end justifies the means atau
dengan sanksinya yang keras. makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang
Karena kode etik bermuara pada hukum undang-undang, terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil
maka terhadap pelanggal kode etik sejauh merugikan dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil
kepentingan negara atau kepentingan umum, diberlakukan mungkin bagi manusia (Kelly, 1987).
sanksi .undang-undang yang keras itu sesuai dengan berat Teori teleologi atau utilitarianisme dapat dibedakan
ringannya pelanggaran yang dilakukan. menjadi rule utilitarianisme dan act utilitarianisme. Rule
C. Teori dasar pembuatan keputusan etis utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu
Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun tindakan tergantung pada sejauh mana tindakan tersebut
untuk membuat keputusan etis praktik profesional (Fry, memberikan kebaikan atau kebahagiaan pada manusia. Act
1991; lih. Creasia, I99I). Teori - teori etik digunakan dalam utilitarianisme bersifat lebih terbatas; tidak melibatkan
pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip- aturan umum tetapi berupaya menjelaskan pada suatu
prinsip dan aturan-aturan. Para ahli falsafah moral telah situasi tertentu, dengan pertimbangan terhadap tindakan
mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

banyaknya atau ketidakbaikan sekecil-kecilnya pada secara sederhana sebagai statumakna, tetapi selalu
individu. contoh penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang sebagaihasil akhirterhadap dirinya sendiri (Frell, 1990; lih.
lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya Closkey, 1990).
menjadi beban di masyarakat. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat
2. Deontologi(Formalisme) yang yakin bahwa pasien harus diberitahu tentang apa
Deontologi (berasal dari bahasa Yunani deon, berarti yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut
tugas) berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, sangat menyakitkan. Contoh lain misalnya seorang perawat
benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan
konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai agamanya yang melarang tindakan membunuh.
moralnya. Dalam konteks di sini perhatian difokuskan pada Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak
tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat menggunakan pertimbangan, misalnya seperti tindakan
memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, karena
moral benar atau salah. Kant berpendapat prinsip-prinsip setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon
moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat bayi) merupakan tindakan yang secara moral buruk. Secara
universal, tidak kondisional, dan imperatif. Kant percaya lebih luas, teori deontologi dikembangkan menjadi lima
bahwa tindakan manusia secara rasional tidak konsisten, prinsip penting; kemurahan hati, keadilan, otonomi,
kecuali bila aturan-aturan yang ditaati bersifat universal, kejujuran, dan ketaatan (Fry,I99l; lih. Creasia, 1991).
tidak kondisional, dan imperatif. Dua aturan yang Kemurahan Hati (Beneficence)
diformulasi oleh Kant meliputi:. pertama, manusia harus Inti dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung jawab
selalu bertindak sehingga aturan yang merupakan dasar untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien
berperilaku dapat menjadi suatu hukum moral universal. dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
Kedua, manusia harus tidak memperlakukan orang lain membahayakan pasien. Prinsip ini sering kali sulit

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

diterapkan dalam praktik keperawatan. Berbagai tindakan Otonomi


yang dilakukan sering memberikan dampak yang Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu
merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas mempunyai kebebasan menentukan tindakan atau
apakah perawat bertanggung jawab atas semua cara yang keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih (Veatch
menguntungkan pasien. Dalam hal ini yang perlu dan Fry 1987; lih. Creasia, 1991). Permasalahan yang
diperhatikan adalah adanya sumbangsih perawat terhadap muncul dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi
kesejahteraan, kesehatan, keselamatan dan keamanan kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak
pasien. hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit,lingkungan
Keadilan (Justice) rumah sakit, ekonomi, tersedianya informasi dll.
Prinsip dari keadilan menurut Beauchamp dan Childress Kejujuran (Veracity)
menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat didefinisikan sebagai menyatakan hai yang sebenarnya dan
diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan tidak bohong. Kejujuran harus dimiliki tenaga kesehatan
kebutuhan mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan saat berhubungan dengan pasien. Kejujuran merupakan
dari mereka yang sederajat harus menerima sumber dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat-
pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding. Ketika pasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian
seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, sebenarnya pada pasien yang sakit parah. Namun,
maka menurut prinsip di sini ia harus mendapatkan sumber- penelitian pada pasien dalam keadaan tersebut
sumber kesehatan yang besar pula. Kegiatan alokasi dan menjelaslan bahwa pasien ingin diberitahu tentang
distribusi sumber-sumber ini memungkinkan dicapainya kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).
keadilan dalam pembagian sumber-sumber asuhan
kesehatan kepada pasien secara adil sesuai kebutuhannya.

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

Ketaatan (Fidelit) yang tepat untuk menepati janji sesuai hubungan perawat-
prinsip ketaatan didefinisikan oleh veatch dan Fry pasien' peduli kepada pasien merupakan salah satu aspek
sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu dari prinsip ketaatan.Peduli kepada pasien merupakan
kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan komponen paling penting dari praktik keperawatan,
perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, terutama pada pasien dalam kondisi terminal Rasa
mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/ kepedulian tenaga kesehatan diwujudkan dalam memberi
kepedulian. perawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik
Dalam hubungan antara manusia, individu cenderung kepada pasien, memberikan kenyamanan, dan
tetap menepati janji dan tidak melanggar, kecuali ada menunjukkan kemampuan profesional.
alasan demi kebaikan. Pelanggaran terhadap konfidensi D. Kerangka Pembuatan Keputusan Etis
merupakan hal yang serupa, terutama bila pelanggaran Kemampuan membuat keputusan masalah etis
tersebut merupakan pilihan tindakan yang lebih baik merupakan salah satu persyaratan bagi tenaga kesehatan
daripada jika tidak dilanggar. Beberapa orang berpendapat untuk menjalankan praktik tenaga kesehatan profesional.
bahwa pelanggaran ini dapat dilakukan jika menguntungkan Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang
orang banyak. Beberapa ofang menentang hal tersebut dan mempengaruhi seperti nilai dan kepercayaan pribadi, kode
menyatakan bahwa konfidensi merupakan hak individu etik tenaga kesehatan, konsep moral tenaga kesehatan dan
yang tidak tergantung pada kelompok/orang-orang lain. prinsip-prinsip etis
Salah satu cara untuk menerapkan prinsip konfidensi Berbagai kerangka model perbuatan keputusan etis telah
(menepati janji) adalah dengan memasukkan ketaatan dirancang oleh banyak ahli etika, di mana semua kerangka
dalam tanggung jawab. Untuk mewujudkan hal ini perawat tersebut berupaya menjawab pertanyaan dasar tentang
harus selektif dalam mempertimbangkan informasi apa etika, yang menurut Fry meliputi:
yang perlu dijaga konfidensinya dan mengetahui waktu

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

. Hal apakah yang membuat tindakan benar adakah dengan asuhan tenaga kesehatan. Kerangka Jameton,
benar? seperti yang ditulis oleh Fry (1991), terdiri dari enam tahap:
. Jenis tindakan apakah yang benar? 1. Identifikasi masalah. Ini berarti mengklasifikasi masalah
. Bagaimana aturan-aturan dapat diterapkan pada situasi dilihat dari nilai-nilai, konflik dan hati nurani. tenaga
tertentu? kesehatan juga harus mengkaji keterlibatannya terhadap
. Apakah yang harus dilakukan pada situasi tertentu? masalah etika yang timbul dan mengkaji parameter waktu
Beberapa kerangka pembuatan keputusan etis untuk protes pembuatan keputusan.
keperawatan dikembangkan dengan mengacu pada Model Keputusan Bioetis
kerangka pembuatan keputusan etika medis (Murphy dan Tahap I Model Keputusan Bioetis
Murphy, 1976; Borody 1981). Beberapa kerangka disusun Tahap 1 Review situasi yang dihadapi untuk
berdasarkan posisi falsafah praktik tenaga kesehatan mendeterminasi masalah kesehatan, keputusan yang
(Benjamin dan curtis, 1986; Aroskar, 1980), sementara dibutuhkan, komponen etis individu keunikan.
model-model lain dikembangkan berdasarkan proses Tahap 2 Kumpulkan informasi tambahan untuk
pemecahan masalah seperti yang diajarkan di pendidikan memperjelas situasi.
tenaga kesehatan (Bergman, 1973 ; Curtin, I978; Jameton Tahap 3 Identifikasi aspek etis dari masalah yang dihadapi.
1984 ; Stanley, 1980 ; Stenberg, 1 979 ; Thompson dan Tahap 4 Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi
Thompson, 1985). moral profesional.
Berikut ini merupakan contoh model yang dikembangkan Tahap 5 Identifikasi posisi moral dan keunikan individu
oleh rhompson dan Thompson dan moder oleh Jameton: yang berlainan.
Metode Jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan Tahap 6 Identifikasi konflik-konflik nilai bila ada.
permasalahan etika tenaga kesehatan yang berkaitan Tahap 7 Gali siapa yang harus membuat keputusan.

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

Tahap 8 Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang Tahap ini memberikan jawaban: Jenis tindakan benar?
diharapkan. tenaga kesehatan harus memikirkan masalah etis secara
Tahap 9 Tentukan tindakan dan laksanakan. berkesinambungan.Ini berarti perawat mempertimbangkan
Tahap l0 Evaluasi review hasil dari keputusan/tindakan. nilai-nilai dasar manusia yang penting bagi individu, nilai-
Sumber: J.B Thompson and HO Thompson, Ethic ini nilai dasar manusiayang menjadi pusat dari masalah, dan
Nursing, New york: MacMilan publishing Co. Inc., 1981, prinsip-prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah.
diadaprasikan oleh Kelly, 1987. berikan jawaban pada Tahap ini menjawab pertanyaan: Bagaimana aturan-
perawat terhadap pemyataan: Hal apakah yang membuat aturan tertentu diterapkan pada situasi tertentu? Pembuat
tindakan benar adalah benar? Nilai-nilai diklasifikasi dan keputusan harus membuat keputusan. Ini berarti bahwa
peran tenaga kesehatan dalam situasi yang terjadi pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut
diidentifikasi. keputusan mereka paling tepat. Tahap ini menjawab
Tenaga kesehatan harus mengumpulkan data tambahan. pertanyaan etka:Apayang harus dilakukan pada situasi
Informasi yang dikumpulkan dalam tahap ini meliputi: tertentu?
orang-orang yang dekat dengan pasien yang terlibat dalam Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji
membuat keputusan bagi pasien, harapan/keinginan dari keputusan dan hasil.
pasien dan orang yang terlibat dalam pembuatan E. Strategi Penyelesaian Permasalahan
keputusan. tenaga kesehatan kemudian membuat laporan Berbagai permasalahan etis yang timbul sering menuntut
tertulis kisah dari konflik yang terjadi. tenaga kesehatan untuk dapat mengatasinya. Dalam
Perawat harus mengindentifikasi semua pilihan atau menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara
alternatif secara terbuka kepada pembuat keputusan. perawat dan dokter tidak menutup kemungkinan terjadi
Semua tindakan yang rnemungkinkan harus terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat menyebabkan
termasuk hasil yang mungkin diperoleh besar dampaknya. masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga

Page | Page |
Kode Etik BAB BAB Kode Etik

menghambat perawatan pada pasien dan kenyamanan sakit Dr. cipto Mangunkusumo Jakarta. pengembangan
bekerja (MacPhail, 1988). panitia etika rumah sakit di Indonesia mengacu pada Surat
Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis Keputusan Menteri Kesehatan No,
adalah dengan melakukan rounde (Bioethics Rounds) yang 640/kepmenkes/sKDV1991 tentang Majelis Pembinaan dan
melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak pengawasan Etika Pelayanan Medis dan mengacu pada SK
difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi lebih Direktur Jenderal pelayanan Medik No. 1
untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang 55/Yan.Med/RS.UmdildYMD/II.92.
kemungkinan terdapat permasalahan etis. Beberapa rumah
sakit yang maju, misalnya di Amerika Serikat dan Kanada,
telah mengembangkan suatu dewan etik (Ethics
Committee) yang terdiri dari perawat, dokter, tenaga
kesehatan lain, para ulama, petugas administrasi, pakar
etik dan tokoh masyarakat. Tugas dewan ini adalah
membuat keputusan etis, memberikan penyuluhan,
konsultasi dan mendorong anggota profesi untuk sadar etik
(Neil Young, 1988 dari presidents Commission for the study
of ethical problems in medicine and biomedical and
behaviour research).
Pembentukan dewan etik atau yanglazimnya disebut
panitia Etika Rumah Sakit di Indonesia baru dalam tarap
pengembangan. Beberapa rumah sakit besar di Indonesia
telah membentuk panitia semacam ini, misalnya di Rumah

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

Bab 4 keluarlah
Tenaga Kesehatan
A. Jenis Tenaga Kesehatan
Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009
disebutkan bahwa tenaga kesehatan merupakan sumber
daya kesehatan yang paling utama. Sebab dengan tenaga
kesehatan ini semua sumber daya kesehatan yang lain
seperti fasilitas pelayanan kesehatan, perbekalan
kesehatan serta teknologi dan produk teknologi dapat dikelola
secara sinergis dalam rangka mencapai tujuan pembangun-
an kesehatan yang diharapkan. Secara hukum tenaga
kesehatan di Indonesia telah diatur tersendiri sejak 22
Juli 1963 dengan keluarnya Undang-Undang No. 6 Tahun
1963 tentang Tenaga Kesehatan. Undang-Undang No.6
Tahun 1963 ini masih menggunakan acuan hukum
Undang-Undang Kesehatan Tahun 1960.
Tahun 1992 dengan keluarnya Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992, maka Undang-Undang Pokok
Kesehatan Tahun 60 sudah tidak berlaku lagi. Sedangkan UU
No.6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan masih berlaku,
sambil menunggu produk hukum yang barn yang mengacu
pada UU No. 23 Tahun 1992. Akhirnya pada tahun 1996,

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga
Peraturan Pemerintah atau PP No. 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini
dijelaskan, bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Dalam Peraturan Pemerintah 32 Tahun 1996 dijelaskan
adanya berbagai macam tenaga kesehatan, yang
mempunyai bentangan yang sangat luas, baik dari segi
Tatar belakang pendidikannya maupun jenis pelayanan
atau upaya kesehatan yang dilakukan. Jenis tenaga
kesehatan berdasarkan UU ini meliputi:
1. Tenaga medis, mencakup:
a. Dokter,
b. Dokter gigi.
2. Tenaga keperawatan, mencakup:
a. Perawat,
b. Bidan.
3. Tenaga kefarmasian, mencakup:
a. Apoteker,

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

b. Analis, e. Analis kesehatan


c. Asisten Apoteker, f. Refraksionis
4. Tenaga kesehatan masyarakat, mencakup:
g. Optisien
a. Epidemiolog kesehatan, h. Otorik prostetek
b. Entomolog kesehatan, i. Teknisi transf Usi
c. Mikrobiolog kesehatan, j. Perekam medis
d. Penyuluh kesehatan, B. Syarat Dan Standar Profesi Kesehatan
e. Administrator kesehatan, Untuk menduduki tugas dan fungsi sesuai dengan jenis
f. Sanitarian. tenaga kesehatan seperti telah disebutkan di atas, maka
5. Tenaga gizi, yang mencakup: tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan atau
a. Nutrisionis, keterampilan sesuai dengan jenis dan kualifikasi tenaga
b. Esisten. kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, dalam Peraturan
6. Tenaga keterapian fisik, yang mencakup: Pemerintah No. 32 Tahun 1996 diatur ketentuan sebagai
a. Fisioterapis, berikut:

b. Akupasiterafis, 1. Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan


c. Terapis wicara. keterampilan di bidang kesehatan yang dinyatakan

7. Tenaga keteknisian medis, yang mencakup: dengan ijasah dari lembaga atau institusi pendidikan.

a. Radiografer, 2. Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya


kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan
b. Radioterafis
memiliki izin dari menteri. Persyaratan ini dikecualikan
c. Teknisi gizi
bagi tenaga kesehatan masyarakat.
d. Teknisi elektormedis
3. Selain izin dari Menteri, bagi tenaga medis dan
Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

tenaga kefarmasian lulusan dari lembaga pendidikan di pelayanan kesehatan, seperti bidang farmasi, alat-alat dan
luar negeri harus melakukan adaptasi terlebih dahulu di teknologi kesehatan, laboratorium klinik, penelitian
fakultas atau lembaga pendidikan dokter negeri di kesehatan dan biomedis, dan sebagainya.
Indonesia. c. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai
Perencanaan, pengadaan dan penempatan tenaga dengan kebutuhan pelayanan. Seperti telah disebutkan
kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan bahwa jenis tenaga kesehatan di Indonesia tidak kurang
tenaga kesehatan yang merata dan yang tersebar dari 28 jenis. Jenis tenaga kesehatan sebesar itu memang
diseluruh jenis fasilitas pelayanan kesehatan baik yang dibutuhkan oleh sarana dan fasilitas kesehatan
pemerintah maupun swasta. Penempatan tenaga kesehatan yang ada saat ini. Meskipun mungkin belum semua
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan nasional tenaga tenaga kesehatan yang diperlukan di masyarakat sudah
kesehatan. Dalam merencanakan tenaga kesehatan di tertampung dalam jenis-jenis pelayanan kesehatan
Indonesia, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang ada, seperti tekniker gigi, akupuntur dan
serta faktor-faktor sebagai berikut: mungkin masih ada lagi.
a. Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh 1. Pengadaan Tenaga Kesehatan
masyarakat. Hal ini akan ditentukan oleh jenis pelayanan Ketentuan tentang pengadaan tenaga kesehatan yang
(preventif, promotif, kuratif atau rahabilitatif) dengan diperlukan oleh berbagai jenis sarana dan pelayanan
memperhatikan pula faktor geografi, demografi dan kesehatan di Indonesia, menurut ketentuan dalam PP. No.
sosial budaya masyarakat. 32 Tahun 1996 ini, dilakukan melalui pendidikan dan
b. Samna kesehatan yang beraneka ragam yang tersebar pelatihan di bidang kesehatan.
diseluruh tanah air. Seperti diketahui bahwa sarana 2 . Pendidikan
kesehatan kita bukan berarti puskesmas dan rumah'sakit a. Pendidikan di bidang kesehatan dilaksanakan oleh
saja, tetapi juga sarana atau institusi yang menunjang lembaga atau institusi pendidikan, baik yang

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat. pelatihan lainnya.


b. Penyelenggaraan pendidikan bidang kesehatan ini f. Pelatihan di bidang kesehatan dapat
didasarkan pada izin dari pihak yang diberi kewenangan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau
untuk mengatur penyelenggaraan pendidikan tersebut. masyarakat (swasta).
3. Pelatihan
g. Pelatihan bidang kesehatan yang diselenggarakan
a. Pelatihan di bidang kesehatan diarahkan untuk oleh pemerintah dilaksanakan dengan
meningkatkan keterampilan atau penguasaan memperhatikan ketentuan perundang-undangan
pengetahuan di bidang teknis kesehatan. yang berlaku.
b. Pelatihan di bidang kesehatan dapat dilakukan secara h. Pelatihan di bidang kesehatan yang diselenggarakan
berjenjang sesuai dengan jenis tenaga kesehatan oleh masyarakat dilaksanakan atas dasar izin
yang bersangkutan. menteri.
c. Setiap tenaga kesehatan mempunyai kesempatan i. Pelatihan di bidang kesehatan wajib memenuhi
yang sama untuk mengikuti pelatihan di bidang persyaratan tersedianya:
kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya,. 1. Calon peserta.
d. Penyelenggaraan dan/atau pimpinan sarana kesehatan 2. Tenaga pelatih.
bertanggung jawab atas pemberian kesempatan 3. Kurikulum.
kepada tenaga kesehatan yang ditempatkan dan 4. Sumber yang tetap untuk menjamin
atau bekerja pada sarana kesehatan yang kelangsungan penyelenggaraaan pelatihan.
bersangkutan untuk meningkatkan keterampilan atau 5. Sarana dan prasarana.
pengetahuan melalui pelatihan bidang kesehatan.
j. Menteri dapat menghentikan pelatihan apabila
e. Pelatihan di bidang kesehatan dapat dilaksanakan di pelaksanaan pelatihan di bidang kesehatan yang
Balai Pelatihan Tenaga Kesehatan atau tempat diselenggarakan oleh masyarakat ternyata:

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

1. Tidak sesuai dengan arah pelatihan yang dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
ditentukan. berikut:
2. Tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
1. Kondisi wilayah di mana tenaga kesehatan yang
k. Penghentian pelatihan karena ketentuan-ketentuan bersangkutan ditempatkan.
penyelenggaraan pelatihan dilanggar. 2. Lamanya penempatan.
4. Penempatan Tenaga Kesehatan
3. Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
Penempatan tenaga kesehatan di tempat-tempat atau
masyarakat.
fasilitas pelayanan kesehatan, dalam undang-undang
4. Prioritas sarana kesehatan.
ini diatur sebagai berikut:
b. Penempatan tenaga kesehatan dengan cara
a. Dalam rangka penempatan pelayanan kesehatan bagi
masa bakti dilaksanakan dengan ketentuan:
seluruh masyarakat, pemerintah dapat mewajibkan
1. Sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh
tenaga kesehatan untuk ditempatkan pada sarana
pemerintah.
kesehatan tertentu untuk jangka waktu tertentu.
2. Sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh
b. Penempatan tenaga kesehatan ini dilakukan dengan
masyarakat yang ditunjuk oleh pemerintah.
cara masa bakti.
3. Lingkungan perguruan tinggi sebagai staf
c. Pelaksanaan penempatan tenaga kesehatan ini dilakukan
pengajar.
dengan memperhatikan ketentuan peraturan
4. Lingkungan Angkatan Bersenjata Republik
perundang-undangan yang berlaku.
Indonesia.
5. Penempatan Tenaga Kesehatan dengan Cara
c. Pelaksanaan ketentuan tersebut di atas lebih
Masa Bakti
operasional diatur lebih lanjut oleh menteri setelah
a. Penempatan tenaga kesehatan dengan cara masa bakti
mendengar pertimbangan dari pimpinan instansi terkait.
di tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan ini
d. Tenaga kesehatan yang telah melaksanakan masa
Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

bakti diberikan surat keterangan dari menteri. Indonesia), etika atau standar profesi perawat oleh PPNI
e. Surat keterangan telah melaksanakan masa bakti (Perkumpulan Perawat Nasional Indonesia), dan
tersebut merupakan persyaratan bagi tenaga seterusnya.
kesehatan untuk memperoleh izin menyelenggarakan Ketentuan tentang standar profesi petugas kesehatan
upaya kesehatan pada sarana kesehatan. ini dalam Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
f. Status tenaga kesehatan dalam penempatan tenaga diatur sebagai berikut:
kesehatan dapat berupa: 1. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan
1. Pengawai negeri sipil. tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
2. Pegawai tidak tetap. profesi tenaga kesehatan.
Petugas kesehatan adalah petugas kesehatan yang 2. Standar profesi tenaga kesehatan ini selanjutnya
profesional. Petugas kesehatan yang profesional ditetapkan oleh Menteri.
mendasarkan semua perilaku dan tindakannya dalam 3. Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam
melayani masyarakat atau pasien harus didasarkan pada melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk:
standar profesi. Oleh sebab itu, setiap jenis tenaga a. Menghormati hak pasien.
kesehatan yang melayani di berbagai sarana atau fasilitas b. Menjaga kerahasiaan identitas dan tata kesehatan
kesehatan harus mempunyai acuan bertindak (etika) pribadi pasien.
profesi. Acuan bertindak atau etika profesi atau "Kodes Etik c. Memberi informasi yang berkaitan dengan kondisi
Profesi" sebagai standar profesi kesehatan ini harus dan tindakan yang akan dilakukan.
dirumuskan oleh masing-masing organisasi atau d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan
perkumpulan profesi. Misalnya, untuk standar atau dilakukan.
etika dokter disusun oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia), e. Membuat dan memelihara rekam medis.
Etika atau standar profesi bidan oleh IBI (Ikatan Bidan

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

C. Dasar Hukum Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan hams memiliki kualifikasi minimum.
Aspek hukum tenaga kesehatan seperti telah diuraikan Ketentuan mengenai kualifikasi minimum ini akan diatur
di atas adalah bersumber pada PP. 32 Tahun 1996. dengan Peraturan Menteri. Di samping kualifikasi, tenaga
Sedangkan Peraturan Pemerintah tersebut disusun kesehatan mempunyai kewenangan untuk
berdasarkan perintah Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Kewenangan
khususnya pasal mengenai tenaga kesehatan. Dalam untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan ini sesuai
Undang-Undang Kesehatan yang baru (UU. No. 36 Tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
2009) ketentuan tentang Tenaga Kesehatan ini lebih 1. Dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
rinci dibandingkan dengan UU No. 23 Tahun 1992. Untuk dimiliki.
lebih jelasnya di bawah ini diuraikan ketentuan-ketentuan 2. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
tentang ketenagaan (Pasal 21-29 UU No. 36 Tahun 2009), tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah.
sebagai berikut: 3. Selama memberikan pelayanan kesehatan tersebut,
1. Perencanaan dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai
Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, materi.
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga 3. Etika dan Kode Etik
kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan Tenaga kesehatan yang berwenang menyelenggarakan
kesehatan. Ketentuan mengenai perencanaan, pelayanan kesehatan harus memenuhi ketentuan:
pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan a. kode etik,
pengawasan mutu tenaga kesehatan ini diatur dalam b. standar profesi,
Peraturan Pemerintah. Demikian juga ketentuan mengenai c. hak pengguna pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan akan diatur dengan undang-undang. d. standar pelayanan, dan
2. Kualifikasi dan Kewenangan e. standar prosedur operasional.

Page | Page |
Tenaga BAB BAB Tenaga

Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi diatur (2) Jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan
oleh organisasi-organisasi profesi yang bersangkutan. (3) Jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja
Sedangkan ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan pelayanan kesehatan yang ada.
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur Perlu diingat pula bahwa penempatan tenaga kesehatan
operasional diatur dengan peraturan Menteri Kesehatan. sebagaimana dimaksud dilakukan dengan tetap
4. Pendidikan dan Pelatihan memperhatikan hak tenaga kesehatan dan hak masyarakat
Pengadaan, pendidikan, dan peningkatan mutu tenaga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata.
kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah 6. Hak, Kewajiban, dan Kewenangan
daerah, dan atau masyarakat melalui pendidikan dan/atau Tenaga kesehatan mempunyai hak, kewajiban dan
pelatihan. Sedangkan penyelenggaraan pendidikan dan/atau kewenangan antara lain:
pelatihan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah dan 1. Mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
pemerintah daerah. melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
5. Pendayagunaan dan Penempatan 2. Berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan
Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
untuk pemerataan pelayanan kesehatan. Sedangkan Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan
pemerintah daerah dapat mengadakan dan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah.
mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan 3. Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib
kebutuhan daerahnya masing-masing. Pengadaan dan melakukan pemeriksaan kesehatan atas permintaan
pendayagunaan tenaga kesehatan ini harus dilakukan penegak hukum dengan biaya ditanggung oleh negara.
dengan memperhatikan: 4. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud tersebut
(1) Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan didasarkan pada kompetensi dan kewenangan sesuai
masyarakat;

Page | Page |
Tenaga Kesehatan BAB IV

dengan bidang keilmuan yang dimiliki.


Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan
kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui
mediasi.

Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

Bab 5 dan mepraktekkan penyembuhan dari mereka dan oleh


Pengobatan Tradisional mereka sendiri, yang disebut penyembuhan tradisional.
Penyembuhan tradisional memang asli dari bangsa
A. Definisi Indonesia sendiri secara turun-temurun, sampai saat ini. Dari
Penyembuhan dan pengobatan adalah kedua hasil penelitian yang ada, penduduk Indonesia yang sakit
terminologi yang tidak sama, tetapi juga tidak berbeda sama dan melakukan pengobatan sendiri, masih terdapat 28,
sekali. Penyembuhan adalah upaya yang dilakukan oleh 12% yang menggunakan obat tradisional. Dari mereka yang
seseorang terhadap orang yang sedang sakit (pasien) mencari pengobatan keluar, masih sekitar 4,0% dari
agar sembuh. Sedangkan pengobatan adalah upaya yang penduduk Indonesia, masih mencari pertolongan ke
dilakukan oleh seseorang untuk mengobati orang yang pengobatan tradisional (Profil Kesehatan Indonesia, tahun
sakit (pasien) supaya sembuh. Dari dua terminologi ini, 2008). Meskipun ilmu kedokteran sedemikan majunya, namun
memang penyembuhan mempunyai pengertian yang masyarakat Indonesia utamanya penduduk pedesaan tidak
lebih lugs, dibandingkan dengan pengobatan. Dalam atau belum bisa meninggalkan pengobatan tradisional yang
melakukan penyembuhan ini dapat dilakukan dengan telah turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang kita.
beberapa cara, dan salah satu caranya adalah Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian
memberikan obat kepada pasien (pengobatan). Cara lain Kesehatan tidak perlu menganggap remeh, bahkan
agar orang sakit menjadi sembuh, kecuali memberikan obat mematikan pengobatan tradisional. Memang kadang-
adalah mengatur makanan (diet), memijat dan mengurut, kadang pengobatan tradisional mempunyai akibat yang
fisioterapi, berolahraga, memberikan mantera-mantera atau fatal atau membahayakan bagi pasien, tetapi juga
cara-cara tradisional yang lain. mempunyai segi positifnya juga. Hal ini dapat dimaklumi
Sebelum masuknya penyembuhan modern oleh tenaga karena praktik penyembuhan yang dilakukan oleh para
kesehatan terutama dokter, bangsa Indonesia telah mengenal pengobat tradisional tidak didasarkan diagnosis penyakitnya

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

itu sendiri. Diagnosis yang dilakukan oleh pengobatan tertolong dan meninggal, karena terlambat
tradisional adalah lebih diarahkan pada diagnosis sosial- memperoleh penangan medis.
psikologis, terutama bagaimana hubungan pasien tersebut B. Bentuk Pengobatan Dan Macam-Macam Obat
dengan orang lain, dan apa yang telah dilakukan oleh Tradisional
pasien terhadap keluarga, tetangga, teman, dan orang lain. Dalam pengobatan tradisional, selalu terkait dengan
Oleh sebab itu, pengobatan yang dilakukan bersifat dua hal, yakni pengobat tradisional, dan obat tradisional,
mistik, mantera-mantera, atau jampi-jampi. yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
Namun di sisi yang lain, beberapa kasus menunjukkan 1. Pengobat tradisional adalah orang atau institusi atau
bahwa pengobatan tradisional mampu melakukan pelayanan yang melakukan pengobatan tradisional.
penyembuhan terhadap pasien, yang sebelumnya gagal Pengobatan tradisional yang dikenal di Indonesia, dapat
ditangani oleh tenaga kesehatan atau dokter. Maka dari itu berasal dari dua sumber, yakni:
sebenarnya bisa saja pasien mencari pertolongan ke (a) Asli daribangsa Indonesia sendiri (bermacam-macam
pengobat tradisional setelah memang terjadi kegagalan dukun),
pengobatan oleh petugas kesehatan. Dengan kata lain (b) Dari luar Indonesia, yakni dari India dan Cina
mencari alternatif pengobatan ke cara-cara tradisional ini. (sinshe, akupunktur).
Oleh sebab itu, pengobatan tradisional ini diposisikan sebagai 2. Obat tradisional adalah benda atau ramuan serta cara
pengobatan alternatif, bukan pilihan pertama. Tetapi yang yang digunakan untuk mengobati penderita.
sering terjadi di masyarakat, terutama di pedesaan Berdasarkan benda, cara atau metode yang digunakan
pengobatan tradisional merupakan pilihan pertama atau ini, juga terdapat bermacammacam antara lain:
utama, sedangkan tenaga kesehatan atau dokter menjadi (a) Dengan ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Biasanya
alternatif. Sehingga sering bahkan banyak pasien tidak yang digunakan untuk ramu-ramuan adalah daun,
bunga, akar, dan kulit kayu. Ramuan-ramuan ini

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

bisa dikemas dalam bentuk bubuk atau direbus meditasi.


langsung, sering disebut jamu, atau dalam bentuk (d) Dengan cara spiritual, melalui berbagai cara
ekstrak yang dikemas dalam bentuk kapsul. antara lain:
(b) Dengan sentuhan fisik, yakni bila antara
 Mantera
pengobat melakukan penyembuhan dengan  Doa,
sentuhan langsung fisik atau dengan alat terhadap  Psikoterapi, dan sebagainya.
penderita, misalnya: Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi,
terutama televisi, maka pengobatan tradisional semakin
 Dukun patah tulang
 Pijat-pijat refleksi marak juga. Program-program televisi baik swasta maupun
 Akupuntur pemerintah telah marak dengan tayangan pengobatan
Meskipun semula akupuntur ini tergolong ke dalam tradisional dengan berbagai bentuk dan cara mulai dengan
cara pengobatan tradisional yang berasal dari Gina, doa, mantera, hipnotisme sampai dengan menggunakan
tetapi akhirakhir ini juga sudah termasuk ke dalam alat-alat yang tergolong modern.
salah satu cara pengobatan modern. Pendidikan C. Karakteristik Pengobatan Tradisional
akupuntur juga telah dibuka atau diselenggarakan Kelangsungan hidup pengobatan tradisional dari abad ke
oleh rumah sakit, misalnya di RS abad sampai dewasa ini tidak menjadi surut, bahkan
Ciptomangunkusumo. Beberapa rumah sakit juga semakin marak seperti halnya dengan pengobatan modern.
telah membuka klinik atau pengobatan dengan cara Tidak menurunnya pengobatan tradisional di era modern ini
akupuntur. mempunyai beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut tidal<
(c) Dengan cara meditasi: lain adalah merupakan kelebihan-kelebihan dari
 Pernafasan tenaga dalam. pengobatan tradisional ini bila dihandingkan dengan
 Pengobat bersama-sama penderita melakukan
pengobatan modern, antara lain:

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

1. Pendekatan Holistik "paraji" (Sunda) dalam menolong persalinan bukan sampai


Pada umumnya pengobatan tradisional menggunakan selesai persalinan saja seperti yang dilakukan oleh bidan
pendekatan "holistik" dalam menangani pasien atau "client- atau dokter. Seorang dukun bayi di Jawa khususnya,
nya". Pengobatan tradisional tidak hanya mengaitkan menolong persalinan sampai bayinya berumur "se-lapari"
peyakit pasien dengan lingkungan fisik, tetapi juga atau 35 hari. Selama 35 hari umur bayi tersebut, setiap hari
dikaitkan pula dengan seluruh aspek kehidupan pasiennya (biasanya pada pagi hari) si dukun bayi masih merawat
termasuk sosial dan spiritualnya. Penyemhuhan tradisional, bukan saja kepada bayinya, tetapi juga kepada ibu si bayi
terutama di Indonesia, sangat memperhatikan berbagai tersebut. Kepada bayinya si dukun bayi memandikan,
aspek latar belakang pasien. Pengobat tradisional kemudian "me-bedong"nya. (Jawa). Bayi di "bedong" artinya
memandang penyebab penyakit lebih karena hubungan dibungkus pakai kain setelah dimandikan, dengan alasan
antara pasien dengan kehidupan sosial dan spiritualnya. agar kakinya nanti lurus tidak menjadi berbentuk "X" atau
Oleh sebab itu, cara penyembuhannya pun ditekankan "0". Sedangkan kepada ibu bayi si dukun bayi memijat, dan
pada yang bersifat sosial dan spiritual, misalnya harus minta membuatkan "jamu", sebagai perawatan ibu
maaf atau "njaluk ngapuro" (Jawa) kepada yang memberi pascapersalinan.
hidup atau kepada para arwah yang kemungkinan 3. Waktu Kontak dengan Pa s ie n Tidak Terbatas Waktu
disakiti hatinya oleb pasien. Kerja (Jam Kerja 24 Jam)
2. Pen g o ba ta n Dilakukan Sam pa i T unta s Dalam menolong atau menangani penderita atau pasien,
Pengobatan tradisional mengobati atau menangani pengobat tradisional tidak mempunyai hari dan jam kerja,
pasiennya tidak hanya sebatas selesainya masalah seperti petugas kesehatan atau dokter. Jam kerja para
kesehatan yang dialami oleh pasien. Pengobatan pengobat tradisional adalah selama 24 jam. Demikian juga
tradisional menangani masalah kesehatan sampai benar- tempat pertolongan atau pengobatan juga tidak terbatas di
benar tuntas. Sebagai contoh seorang "dukun bayi" atau suatu tempat, tetapi dapat dilakukan di mana saja (di

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

mana maunya pasien), di rumah pasien atau di tempat yang diobati adalah hubungan kekeluargaan. Sehingga
pengobat tradisional tersendiri. Waktu praktik pengobatan apabila nanti, misalnya keluarganya atau pasien yang
tradisional tidak ditentukan oleh mereka, tetapi yang sudah sakit menderita sakit lagi dapat dengan mudahnya
menentukan adalah pasien sendiri. Hari apa dan jam untuk memperoleh pertolongan lagi bahkan tanpa
berapa masyarakat atau pasien memerlukan pertolongan, dipungut bayaran. Lain halnya pada pengobatan modern,
maka pengobat tradisional siap melayani. seakrab apa pun hubungan antara petugas kesehatan
4. Pelayanan Bersifat Terpadu (Penyembuhan dan atau dokter dengan pasien, pada setiap minta pertolongan
Perawatan) pasti ditarik biaya.
Pelayanan yang diberikan oleh pengobat 6. Akrab, Ramah dan Sangat / Informal
tradisional pada umumnya menyatu antara Hubungan yang tidak formal antara pengobat tradisional
penyembuhan dan perawatan atau "curing and caring". dengan pasiennya akan melahirkan hubungan yang akrab
Mereka sendiri yang mengobati dan mereka sendiri yang dan ramah. Meskipun sebelumnya tidak kenal sate sama
merawat, bukan seperti pelayanan pengobatan modern, lain tetapi selama dalam proses pengobatan dan
dokter yang mengobati (curing), perawat yang merawat pascapenyembuhan, kedua belah pihak ini terjalin
(caring). Oleh karena intensnya hubungan antara pengobat hubungan yang akrab seperti halnya hubungan pertemanan
dengan pasien, maka terjadi hubungan yang akrab di biasa. Dapat dikatakan hubungan antara pengobat
antara mereka, bahkan antara pengobat tradisional tradisional dengan pasien atau mantan pasiennya sangat
dengan seluruh anggota keluarga pasien. informal.
5. Bersifat Kekeluargaan 7. Biaya Pengobatan Disesuaikan dengan Apa yang
Hubungan antara pengobat tradisional dengan pasien tidak Dimiliki Pasien (Tidak Harus Uang)
secara formal seperti antara dokter dengan pasiennya pada Pada pengobatan modern selalu terjadi semacam
pengobatan modern. Hubungan antara pengobat dengan hubungan transaksi, antara pemberi jasa (petugas

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

kesehatan atau dokter) dengan penerima jasa (pasien). menangani pasien tidak mengenal atau membedakan
Sudah barang tentu si pemberi jasa harus menerima kelas sosial. Dalam pelayanan kesehatan modern pun
imbalan jasa pelayanannya, dan penerima jasa atau semestinya tidak ada pelayanan yang membedakan
pelayanan harus memberikan imbalannya, berupa uang. kelas sosial ini. Namun pada kenyataannya di
Tetapi pada pengobatan tradisional hubungan transaksi ini masyarakat, masih banyak petugas kesehatan atau
tidak begitu tampak atau "kentara". Pemberi jasa dokter dalam melayani masyarakat masih melihat
pelayanan atau pengobat tradisional tidak terlalu menun adanya perbedaan kelas sosial ini.
tut haknya, demikian pula penerima pelayanan atau pasien 9. Pengobat Tradisional pada Umumnya Bersifat
tidak terlalu terbeban untuk memberikan atau membayar TurunTemurun
kepada pengobat tradisional. Imbalan jasa atau "bayaran" Keterampilan atau kemampuan yang climiliki oleh
pada pengobatan sekadar ucapan terima kasih yang pengobat tradisional pada umumnya atau sebagian
mungkin berupa uang atau benda lain, seperti hasil bumi bestir diperoleh dari orang tua mereka, kemampuan
(kalau di pedesaan), bahkan tidak jarang ucapan terima yang turun-temurun. Hal ini disebabkan (hampir dapat
kasih tersebut hanya berupa kata-kata "terima kasih dikatakan) tidak ada pendidikan dan pelatihan khusus
banyak". untuk mengembangkan kemampuan atau keterampilan
8. Tidak Mengenal Kelas Sosial dalam Melayani pengobatan tradisional ini. Kecuali akupuntur seperti yang
Pasien ditelah dijelaskan di a tas.
Dalam pengobatan tradisional tidak pernah terjadi 10. J a r a k y a n g D e k a t
pengkotakan kelas sosial. Pada umumnva pengobat Dalam pelayanan kesehatan modern dikenal
tradisional berasal dari masyarakat setempat, yang adanya "jarak pelayanan", yakni kemudahan
membaur dengan anggota masyarakat yang lain. Oleh terjangkaunya pelayanan kesehatan oleh masyarakat
sebab itu, dalam melayani masyarakat atau yang dilayani. Keterjangkauan ini ditentukan oleh jarak

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

antara pelayanan dengan masyarakat yang dilayani. sosial-psikologis yang jauh terhadap masyarakat.
Yang dimaksud jarak di sini mencakup dua hal, yakni: Petugas kesehatan yang bersikap angkuh, tidak ramah
a. Jarak fisik: dalam arti jauh dekatnya tempat meskipun berada di tengah-tengah masyarakat, akan
pelayanan tersebut dengan masyarakat yang membuat jarak yang jauh dengan masyarakat
dilayani. Jauh dekat antara fasilitas pelayanan yang dilayaninya.
dengan masyarakat, bukan semata-mata ditentukan Apabila jarak antara pengobat tradisional dengan
oleh banyaknya kilo meter, tetapi juga oleh sarana pasien atau masyarakat yang dilayani diukur dari dua
transportasi yang tersedia. Misalnya, rumah sakit macam jarak seperti diuraikan di atas (jarak fisik maupun
atau puskesmas yang terletak 10 kilo meter dari jarak sosial-psikologis), maka jarak tersebut sangat
pemukiman penduduk tetapi tersedia angkutan umum dekat, karena:
adalah lebih dekat dibandingkan dengan rumah a. Jarak Fisik
sakit atau puskesmas yang berjarak 5 kilo meter Pada umumnya setiap komunitas tertentu, terutama
dengan pemukiman penduduk, tetapi tidak ada di daerah pedesaan mempunyai seseorang yang
sarana transportasi umum. mempunyai kepandaian yang secara turun-temurun
b. Jarak sosial dalam arti jarak sosial-psikologis antara diwariskan dari nenek moyangnya. Salah satu
fasilitas dan petugas kesehatan tersebut dengan kepandaian tersebut adalah mengobati orang sakit
masyarakat. Misalnya, bagaimana persepsi (dukun), termasuk dukun bayi. Oleh sebab itu, setiap
masyarakat terhadap bagusnya bangunan dan ada anggota masyarakat yang sakit, pertolongan
prasarana pelayanan kesehatan. Pelayanan pertama yang mereka cari adalah dukun ini.
kesehatan yang begitu indah bangunannya dan Alasannya sederhana saja, karena dukun berada di
canggih fasilitasnya di tengah-tengah masyarakat tengah-tengah mereka, jadi dekat secara fisik.
yang miskin dan kumuh jelas menimbulkan jarak b. Jarak So sial -P sikologi s

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

Karena para dukun berasal dari mereka atau psikologis


masyarakat setempat, maka secara sosial dan
psikologis juga sangat dekat. Tidak ada barier sosial
psikologis sedikit pun antara pengobat tradisional
dengan masyarakatnya.
11. Obat y a n g Digunakan
Pada umumnya obat yang digunakan oleh pengobatan
tradisional lebih mengedepankan obat-obatan herbal. Oleh
sebab itu, hampir tidak menimbulkan efek samping
dibandingkan dengan obatobat modern yang sudah pasti
menggunakan zat-zat kimia.
Meskipun pengobatan tradisional mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan dengan pengobatan modern
seperti diuraikan di atas, tetapi pengobatan tradisional juga
mempunyai kekurangankekurangan atau kelemahan-
kelemahan antara lain:
a. Tidak Dilakukan Diagnosis Penyakit secara
Rasional
Hampir dikatakan semua pengobatan tradisional dalam
menangani penderita tidak didasarkan pada diagnosis
penyakit secara rasional. Diagnosis biasanya dilakukan
secara tidak rasional, yakni: diagnosis sosial,

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan
dan spiritual. Misalnya, menanyakan kepada pasien,
apakah selama ini mempunyai hubungan yang tidal<
baik dengan orang lain, tetangga atau kerabat-
kerabat yang lain, apakah akhir-akhir ini tidal<
pernah atau jarang berziarah ke makam para
leluhur, apakah selama ini kurang memberikan
sedekah, dan sebagainya. Oleh karena, para
pengobat tradisional ini tidak melakukan diagnosis
yang rasional, maka terapi atau pengobatan pasien
juga tidak rasional. Semua pasien yang
mempunyai penyakit yang berbeda, tetapi
memperoleh terapi yang sama. Bahkan kadang-
kadang terapinya membahayakan bagi pasien,
misalnya disuruh rend am ,di kali setiap pagi, atau
diberi air putih yang diberi jampi-jampi, dan
seterusnya.
b. Persyaratan yang Memberatkan Pasien
Dalam rangka terapi atau penyembuhan pasien,
kadang-kadang pasien atau keluarganya diminta
persyaratan, atau melakukan hal-hal yang sangat
memberatkan pasien atau keluarga pasien, misalnya:

 Harus membuat saji-sajian yang mahal dan langka,

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

antara lain: mencari dedaunan yang langka di orang lain akhimya menjadi korban. Bahkan kadang-
hutan, harus menyembelih ayam yang "hitam kadang mengalami penganiayaan massa.
mulus" (ayam yang semuanya serba hitam, dan d. Meningkatkan Keparaltan Penyakit pada Pasien
seterusnya.) Sering sekali terjadi pengobatan yang dihasilkan
 Melakukan sesuatu yang bahkan bukan kesembuhan, tetapi justru sebaliknya
betentangan dengan kesehatan, misalnya: penyakit menjadi semakin parah. Banyak
penderita gangguan jiwa dipasung dan dikucilkan kasus penderita penyakit gangguan jiwa karena
dari lingkungannya, seorang yang demam malaria stres, kemudian oleh pengobat tradisional disarankan
disuruh berendam di sungai, dan sebagainya. untuk dipasung saja, maka penderita ini dipasung
c. Mengorbankan Orang Lain Demi Mencapai oleh keluarga. Sudah barang tentu karena
Kesembuhannya dipasung tidak dapat
Seperti telah diuraikan di atas bahwa pengobatan bersosialisasi dengan lingkungannya, maka akan
tradisional hampir dikatakan semua melakukan bertambah stres yang akhirnya tidak menjadi lebih
diagnosis secara tidak rasional. baik, tetapi lebih parah lagi.
Misalnya seorang penderita yang did iagnosis oleh D. Pengobatan Tradisional Dan Modern
pengobat tradisional karena is diguna-guna oleh Boleh dikatakan bahwa pengobatan tradisional itu lahir
orang lain. Maka demi kesembuhan pasien ini bersama dengan lahirnya masyarakat di dunia ini.
penyakitnya harus dikembalikan kepada orang lain Sedangkan pengobatan modern baru lahir pada sekitar
yang dicurigai tersebut, yang belum tentu benar. Oleh pertengahan abad ke-19, jauh setelah adanya
sebab itu orang yang dicurigai tersebut secara penyembuhan tradisional ini. Seperti telah kita ketahui
magis "dibuat" sakit oleh pengobat tradisional ini, dan dari sejarah ilmu kedokteran, bahwa kedokteran
(kedokteran ilmiah) lahir pada tahun 1850, yakni

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan
dengan ditemukannya kuman mycobactorium
tubercolusis

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

(tbc) sebagai penyebab TBC oleh Robert Koch. berkembang.


Lahirnya kedokteran (penyembuhan modern) ini ditandai
dengan:
a. Mulai pada saat itu, para dokter melakukan penegakan
diagnosis berdasarkan gejala-gejala penyakit, melalui
atau dengan melakukan pemeriksaan penunjang yakni
dengan pemeriksaan laboratorium.
b. Dokter melakukan penyembuhan berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik, kemudian juga ditunjang dengan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Di Indonesia sendiri pelayanan keseha tan modern baru
dimulai
pada zaman penjajahan Belanda (abad 19), dengan
ditandai oleh:
a. Penanggulangan wabah cacar, antara lain dengan
dilakukan vaksinasi kepada masyarakat secara besar-
besaran.
b. Berdirinya Sekolah Dokter Jawa di Jakarta (Stovia),
yang sekarang menjadi Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnyan ilmu pengetahuan,
maka pengobatan/kedokteran modern juga ikut

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan
Berkembangnya kedokteran modern ditandai dengan
ditemukannya teknologi kedokteran yang makin canggih,
antara lain:
Alat-alat diagnosis, seperti: Cl' Scan, MR1, USG, dan
sebagainya. Alat-alat untuk membantu find akin medis
seperti: pisau bedah laser, alat pemecah batu ginjal
tanpa operasi, dan sebagainya.
Dengan berkembangan ilmu kedokteran modern ini,
sebagai tanggung jawab moral (etik) masyarakat harus
diberikan pemahaman tentang hak dan kewajibannya
dalam menerima pelayanan.
Seiring dengan meningkatnya pelayanan kesehatan
modern di satu sisi, sisi yang lain pelayanan kesehatan
tradisional stagnant atau mengalami stagnasi (tidak
berkembang). Namun berdasarkan pengalaman empiris
penyembuhan tradisional yang mempunyai segi positif,
tanpa mengabaikan segi negatifnya, maka pengobatan
tradisional tidak perlu dimatikan. Justru harus dibina
dan dikembangkan sehingga menjadi mitra pelayanan
kesehatan modern. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pengobatan tradisional dan modern harus bekerja sama,

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

saling melengkapi. Maka dari itu pengobatan modern penelitian bidang ini perlu dikembangkan. Penelitian-
mempunyai kewajiban moral untuk membina dan penelitian pengobatan tradisional perlu diarahkan untuk:
membimbing pengobatan tradisional. 1. Mengetahui berbagai elemen dan senyawa yang
2. Pengobatan tradisional dan modern masih sama- terdapat dalam tumbuhan atau tanaman obat.
sama dibutuhkan masyarakat. Kedua jenis pengobatan 2. Menemukan bahan baku alternatif dari tanaman atau
ini, yang di tengah-tengah masyarakat sama-sama masih tumbuhtumbuhan yang dapat digunakan untuk obat atau
dibutuhkan, tidak saling menyerang, tapi saling campuran obat.
melengkapi. 3. Membuktikan efek farmakologis, dengan melakukan
Pengobatan tradisional merupakan pengobatan "clinical trial" atau uji klinis bagi obat-obat tradisional.
alternatif. Kepada masyarakat diingatkan bahwa 4. Menemukan bahan aktif dari tumbuhan atau tanaman-
pengobatan tradisional adalah bentuk penyembuhan tanaman obat yang telah terbukti dapat digunakan untuk
atau pelayanan kesehatan alternatif, bukan yang utama. pengobatan.
Dalam memilih pengobatan, masyarakat diarahkan 5. Menemukan senyawa-senyawa yang mempunyai efek
utamanya ke "Pengobatan Modern", kemudian baru farmakologis, yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
"Pengobatan 'Tradisional". Artinya, pengobatan tradisional atau tanaman obat.
adalah pilihan terakhir setelah pengobatan modern gagal 6. Menemukan gen yang setelah dilakukan rekayasa dapat
melakukan penyembuhan. menghasilkan senyawa untuk digunakan sebagai
Penelitian dan Pengobatan Tradisional obat.
Agar pengobatan tradisional dapat seiring dan sejalan E. Etika Dan Hukum Pengobatan Tradisional
dengan pengobatan modern, dan juga mampu bertahan Dalam uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa
dan berkembang di tengah-tengah kemajuan ilmu pengobatan tradisional merupakan pengobatan alternatif.
pengetahuan dan teknologi kesehatan dewasa ini, Oleh sebab itu, posisi atau keberadaan pelayanan kesehatan

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

tradisional di tengah-tengah masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan d dikembangkan guna mewujudkan


menipakan pelengkap pelayanan kesehatan dalam rangka derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat yang setinggi- rangka mempertanggung jawabkan manfaat dan
tingginya. Dengan perkataan lain, maka pengobatan keamanan pengobatan pelayana kesehatan tradisional
tradision dapat dipandang sebagai salah satu upaya ini maka pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan
pengobatan atau perawatan (curing and caring) cara lain di dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan
luar ilmu kedoteran dan keperawatan yang ada di tengah- POM) harus melakukan pengawasan dan pembinaan
tengah masyarakat kita yan sebaik-baiknya .
Mengingat tidak kalah pentingnya peran pengobatan 3. Implikasi atau pelaksanaan pembinaan terhadap
tradisional ini dibandingkan dengan pengobatan modern, pengobat dan atau pelayanan kesehatan tradisional
maka upaya clari semua pihak terutama pemerintah, dalam dilakukan oleh:
hal ini Kementerian Kesehatan adalah: a) Pengobat Tradisional
1. Pengobatan tradisional perlu dibina dan diawasi agar Pengawasan dan pembinaan pelayanan
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan pengobata tradisional, terutama pengobat tradisional
keamanannya. Deng demikian maka pengobatan dilaksanakan of "Sub Direktorat Pembinaan Pengobat
tradisional pada khususnya, d a pelayanan kesehatan Tradisional, Direktor Jenderal Pelayanan Medik,
tradisional pada umumnya adalah mi pelayanan Kementerian Kesehatan R.I.
kesehatan modern dalam mewujudkan deraj b) Obat Tradisional
kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi- Pengawasan terhadap peredaran dan penggunaan
tingginya. "Oba Tradisional" dilakukan oleh Pusat
2. Pengobatan tradisional yang sudah dapat Pengawasan Obat Tradisional, Badan Pengawasan
dipertanggung jawabkan manfaat dan keamanannya Obat dan Minuman (Badan POM).

Page | Page |
Pengobatan BAB BAB Pengobatan

Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama
Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, dan kebudayaan masyarakat.
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional ini secara eksplisit Masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
diatur melalui Pasal 59 sampai dengan Pasal 61 yang intinya mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan
antara lain sebagai berikut: pelayanan kesehatan tradisional yang dapat
1. Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
kesehatan tradisional dibagi menjadi: Pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan
a. Pelayanan kesehatan tradisional yang kesehatan tradisional dengan didasarkan pada keamanan,
menggunakan keterampilan. kepentingan, dan perlindungan masyarakat.
b. Pelayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan ramuan.
Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh
peme-intah agar dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dankeamanannya serta tidak bertentangan
dengan norma agama.
Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan
tradisional yang menggunakan alat dan teknologi harus
mendapat izin dari lembaga kesehatan yang
berwewenang.
Penggunaan alat dan teknologi pelayanan kesehatan
tradisional harus dapat dipertangungjawabkan manfaat dan

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

Bab 6 lanjut. Sedangkan yang dimaksud pelayanan "kesehatan


Manajemen Rumah Sakit paripurna" adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
A. Definisi Dan Fungsi Rumah Sakit Landasan hukum dan etika rumah sakit, secara
Rumah Sakit (RS) adalah suatu badan usaha yang ideologis dan filosofis undang-undang ini menyebutkan,
menyediakan pemondokan dan yang memberikan jasa bahwa rumah sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila
pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapetik dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak
rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan antidiskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
dan untuk mereka yang melahirkan (WHO). Rumah sakit keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
juga merupakan sarana upaya kesehatan yang Pengaturan penyelenggaraan rumah sakit lebih
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta mengutamakan fungsi sosial yang bertujuan:
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan a. Mempermudah akses masyarakat untuk
dan penelitian (Permenkes No. 159b/1988). mendapatkan pelayanan kesehatan;
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan pasien, masyarakat„ lingkungan rumah sakit dan sumber
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan daya manusia di rumah sakit;
kesehatan perorangan secara paripurna yang c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan rumah sakit; dan
gawat darurat. Gawat darurat adalah keadaan klinis d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,
pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna masyarakat, sumber, daya manusia rumah sakit, dan
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih rumah sakit.

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

Sedangkan fungsi rumah sakit dalam undang-unclang hukum dan tanggung jawab hukum (UU No. 44 Tahun
ini juga menyebutkan antara laian sebagai berikut: 2009) sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan 1) Rumah sakit dapat menolak mengungkapkan segala
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar informasi kepada publik yang berkaitan dengan rahasia
pelayanan rumah sakit; kedokteran.
2. Pemeliharaan dan peningkatan keseha tan 2) Pasien dan/atau keluarga yang menuntut rumah sakit
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang dan menginformasikannya melalui media massa,
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya
kebutuhan medis; kepada umum.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber 3) Penginformasian kepada media massa diartikan sebagai
daya manusia dalam rangka peningkatan bentuk memberikan kewenangan kepada rumah
kemampuan dalam pemberian pelayanan sakit untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien
kesehatan; dan sebagai hak jawab rumah sakit.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan 4) Rumah sakit tidak bertanggung jawab secara hukum
serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau
rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kesehatan; komprehensif.
Rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, 5) Rumah sakit tidak dapat dituntutdalam melaksanakan
dan juga merupakan salah satu bentuk pelayanan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa
publik, di samping kewajiban hukum seperti telah manusia.
diuraikan di atas, rumah sakit memperoleh perlindungan 6) Rumah sakitbertanggung jawab secara hukum terhadap

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang I3erdasarkan rumusan etika RS yang disusun oleh PERSI,
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. etika RS mencakup:
Ketentuan Pidana (UU No.44 Tahun 2009 Pasal 62-63): 1. Kewajiban umum RS.
1. Setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan 2. Kewajiban RS terhadap masyarakat.
rumah sakit tidak memiliki izin dipidana dengan pidana 3. Kewajiban RS terhadap pasien.
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda 4. Kewajiban RS terhadap tenaga (karyawan) RS.
paling banyak Rp 5.000.000.000,00- (lima miliar 5. Kewajiban RS terhadap RS yang lain.
rupiah). Sebagai catatan, masing-masing RS dapat
2. Apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh korporasi, membentuk badan yang akan menangani masalah-
selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, masalah etik di lingkungannya sendiri, yang disebut PERS
pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa (I'anitia Etik RS) atau Hospital Ethical Committee.
pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari Sedangkan cakupan atau ruang lingkup etika rumah
pidana denda. sakit, rnenurut PERS, adalah meliputi pelayanan-
3. Selain pidana denda terhadap korporasi tersebut, korporasi pelayanan di rumah sakit, antara lain:
dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: 1. Rekam medis.
a. Pencabutan izin usaha; dan/atau 2. Keperawatan.
b. Pencabu tan status badan hukum. 3. Pelayanan laboratorium.
B. Etika Dan Standarisasi Rumah Sakit 4. Pelayanan klinik medik.
Etika rumah sakit di Indonesia telah disusun oleh 5. Pelayanan intensif.
organisasi perumahsakitan dari seluruh Indonesia, yakni 6. Pelayanan radiologi.
PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia). 7. Pelayanan kamar opera si.
8. Pelayanan rehabilitasi medik.

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

9. Pelayanan gawat darurat. (k) ruang kantor dan administrasi;


10. Pelayanan pasien dewasa. (l) ruang ibadah, ruang tunggu;
11. Pelayanan pasien anak. (m) ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah
Bangunan rumah sakit menurut ketentuan yang sakit;
diatur dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 ini (n) ruang menyusui;
adalah suatu bangunan yang dapat digunakan untuk (o) ruang mekanik;
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang (p) ruang dapur;
paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian (q) laundry;
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (r) kamar jenasah;
kesehatan. (s) taman;
Lebih lanjut ketentuan tentang bangunan rumah (t) pengolahan sampah; dan
sakit paling sedikit terdiri atas ruang: (u) pelataran parkir yang mencukupi.
(a) rawat jalan; Di samping sarana seperti disebutkan di atas suatu
(b) ruang rawat inap; bangunan rumah sakit, yang mencakup berbagai jenis
(c) ruang gawat darurat; rumah sakit irti, hendaknya dilengkapi prasarana yang
(d) ruang operasi; meliputi sebagai berikut:
(e) ruang tenaga kesehatan; (1) instalasi air;
(f) ruang radiologi; (2) instalasi mekanikal dan elektrikal;
(g) ruang laboratorium; (3) instalasi gas medis;
(h) ruang sterilisasi; (4) instalasi uap;
(i) ruang farmasi; (5) instalasi pengelolaan limbah;
(j) ruang pendidikan dan latihan; (6) pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

(7) petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat Misalnya: Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kusta, Rumah
terjadi keadaan darurat; Sakit Ibu dan Anak, Rumah Sakit Jantung, dan
(8) instalasi tata udara; sebagainya.
(9) sistem informasi dan komunikasi; dan 2. Rumah sakit dapat dikelompokkan berdasarkan nya,
(10) ambulan. yakni:
C. Macam-Macam Rumah Sakit a. Rumah sakit yang dikelola dan dimiliki oleh
Rumah sakit adalah merupakan pelayanan kesehatan Departemen Kesehatan.
rujukan, rtinya pelayanan rumah sakit tipe dan tingkat apa b. Rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah
pun utamanya fnelayani rujukan dari berbagai bentuk Daerah (RSUD):
pelayanan primer atau pelayanan kesehatan dasar seperti
 RSUD Provinsi
puskesmas, klinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.
 RSUD Kabupaten
Pelayanan primer yang dilakukan oleh rumah sakit biasanya
c. Rumah sakit yang dikelola dan dimiliki oleh TNI dan
dilakukan untuk penderita gawat darurat (energency) atau
POLRI:
pada bagian rawat jalan (out patiet).
1. Berdasarkan jenis penyakit atau masalah kesehatan
 RS Angkatan Darat

penderita, RS dibedakan menjadi:  RS Angkatan Laut


a. Rumah Sakit Umum (RSU).  RS Angkatan Udara, dan RS Polri
Rumah sakit yang melayani segala jenis masalah d. Rumah sakit yang dikelola dan dimiliki oleh

kesehatan atau penyakit dari masyarakat. Departemen lain dan BUMN.

b. Rumah sakit khusus:  RS Pertamina


Rumah sakit yang hanya melayani salah satu jenis  RS PELNI
masalah kesehatan atau penyakit dari masyarakat.  RS Perkebunan

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

e. Rumah sakit yang dikelola dan dimiliki oleh D. Etika Dan Hukum Rumah Sakit
swasta: Etika rumah sakit di Indonesia telah disusun oleh
 R S Yayasan organisasi perumahsakitan dari seluruh Indonesia, yakni
 RS Perusahaan (PT) PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia).
Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan I3erdasarkan rumusan etika RS yang disusun oleh PERSI,
kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, etika RS mencakup:
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus 1. Kewajiban umum RS.
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan 2. Kewajiban RS terhadap masyarakat.
pelayanan rumah sakit. 3. Kewajiban RS terhadap pasien.
3. Klasifikasi rumah sakit umum berdasarkan fungsi 4. Kewajiban RS terhadap tenaga (karyawan) RS.
rujukan ini terdiri atas: 5. Kewajiban RS terhadap RS yang lain.
a. Rumah sakit umum kelas A; Sebagai catatan, masing-masing RS dapat
b. Rumah sakit umum kelas B; membentuk badan yang akan menangani masalah-
c. Rumah sakit umum kelas C; masalah etik di lingkungannya sendiri, yang disebut PERS
d. Rumah sakit umum kelas D. (I'anitia Etik RS) atau Hospital Ethical Committee.
4. Klasifikasi rumah sakit khusus berdasarkan fungsi Sedangkan cakupan atau ruang lingkup etika rumah
rujukan juga terdiri atas: sakit, rnenurut PERS, adalah meliputi pelayanan-
a. Rumah sakit khusus kelas A; pelayanan di rumah sakit, antara lain:
b. Rumah sakit khusus kelas B; 1. Rekam medis.
c. Rumah sakit khusus kelas C. 2. Keperawatan.
3. Pelayanan laboratorium.
4. Pelayanan klinik medik. ;.

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

5. Pelayanan intensif. e) menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat


6. Pelayanan radiologi. tidak mampu atau miskin;
7. Pelayanan kamar opera si. f) melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan
8. Pelayanan rehabilitasi medik. memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak
9. Pelayanan gawat darurat. mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang mu
10. Pelayanan pasien dewasa. ka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
11. Pelayanan pasien anak. kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi
E. Kewajiban rumah sakit dan pasien kemanusiaan;
Dalam Undang-Undang Kesehatan Rumah Sakit No. g) membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu
44 Tahun 2009, disebutkan bahwa setiap rumah sakit pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam
mempunyai kewajiban sebagai berikut: melayani pasien;
a) memberikan informasi yang benar tentang pelayanan h) menyelenggarakan rekam medis;
rumah sakit kepada masyarakat; i) menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak
b) memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, dan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan lanjut usia;
rumah sakit; j) melaksanakan sistem rujukan;
c) memberikan pelayanan gawat daru rat kepada pasien k) menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
sesuai dengan kemampuan pelayanannya; standar profesi dan etika serta peraturan perundang-
d) berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan undangan;
pada bencana, sesuai dengan kemampuan l) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
pelayanannya; mengenai hak dan kewajiban pasien;

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

m) menghormati dan melindungi hak-hak pasien; dalam keadaan siap pakai.


n) melaksanakan etika rumah sakit; c. Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak
o) memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan mempunyai
penanggulangan bencana; peralatan medis khusus atau tenaga dokter yang
p) melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan diperlukan.
baik secara regional maupun nasional; d. Menyediakan daya penangkal kecelakaan.
q) membuat daftar tenaga medis yang melakukan Terkait dengan kualitas pelayanan rumah sakit, sebuah
praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga rumah sakit hams mengutamakan keselamatan pasien. Untuk
kesehatan lainnya; keselamatan pasien ini Undang-Undang No. 44 Tahun
r) menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah 2009 menentukan standar keselamatan pasien dengan
sakit (hospital by laws); ketentuan sebagai berikut:
s) melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi 1) Dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisis,
semua petugas rumah sakit dalam melaksanakan dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
tugas; dan menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
t) memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit 2) Rumah sakit melaporkan kegiatan ini kepada komite
sebagai kawasan tanpa rokok. yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan
Selain dari itu, secara umum untuk menghadapi hal-hal oleh Menteri.
tertentu sebuah rumah sakit harus menyediakan sarana 3) Pelaporan insiden keselamatan pasien tersebut dibuat
dan peralatan umum yang dibutuhkan serta bersedia: secara anonim dan ditujukan untuk mengoreksi sistem
a. Menyediakan sarana dan peralatan medis yang dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
dibutuhkan sesuai dengan tingkat rumah sakit.
b. Menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatan 3) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi
pasien sebagaimana ini selanjutnya diatur dengan dokter dan perawat.
Peraturan Menteri 4) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk
Kewajiban rumah sakit adalah hal-hal atau tindakan- memenuhi segala perjanjian yang ditandatangani.
tindakan yang wajib dilakukan kepada pasien dan 5) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk
masyarakat pada umumnya. melunasa semua imbalan atas jasa pelayanan
Dalam etika pelayanan kesehatan, termasuk RS/dokter.
pelayanan rumah sakit perlu ditegaskan hak dan kewajiban F. Hak rumah sakit dan pasien
masing-masing pihak Hak dan kewajiban antar rumah sakit Sebagai keseimbangannya rumah sakit mempunyai hak-
sebagai pemberi pelayanan dan pasien sebagai penerima hak antara lain sebagai berikut:
pelayanan. Rumah sakit sebagai pihak pemberi a. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya
pelayanan dengan segala kewajibannya, hanya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit;
menerima haknya dari pasien. Hak-hak rumah sakit ini b. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
dengan sendirinya merupakan kewajiban-kewajiban remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan
pasien sebagai penerima pelayanan rumah sakit. ketentuan peraturan perundang-undangan;
Kewajiban-kewajiban pasien tersebut antara lain sebagai c. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
berikut: mengembangkan pelayanan;
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati d. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan
sega peraturan dan tata tertib RS. peraturan perundang-undangan;
2) Pasien wajib untuk menceritakan sejujur-jujurnya tenta e. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
sesuatu mengenai penyakit yang dideritanya. f. mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan;

Page | Page |
Manajemen Rumah BAB BAB Manajemen Rumah

g. mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- g. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
undangan; dan didapatkan;
h. mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rum h. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit;
Seperti halnya rumah sakit mempunyai hak yang dituntut i. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
dan pasien, maka sebaliknya pasien pun mempunyai hak kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP)
yang harus diperoleh dari rumah sakit. Hak-hak pasien baik di dalam maupun di luar rumah sakit;
tersebut antara lain sebagai berikut: j. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan termasuk data-data medisnya;
yang berlaku di rumah sakit; k. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
c. Memperoleh informasi tentang: risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
1. Penyakit yang diderita terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
2. Tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter 3. pengobatan;
Alternatif terapi lainnya l. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
4. Prognosis akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
d. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa yang dideritanya;
diskriminasi; m. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
e. Memperoleh lay anan kesehatan yang bermutu sesuai n. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
f. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga o. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama

Page | Page |
Manajemen Rumah Sakit BAB VI

dalam perawatan di rumah sakit;


p. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya;
q. Menolak pelayananbimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
r. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah
sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
s. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

BAB 7 akan pernah dapat didefinisikan secara lengkap, jelas, dan


Dasar - Dasar Hukum tegas. Namun, Arnold juga menyadari bahwa
bagaimanapun para juris tetap akan terus berjuang mencari
A. Definisi Hukum bagaimana hukum didefinisikan, sebab definisi hukum
Sebagaimana disiplin ilmu pengetahuan lainnya, merupakan bagian yang substansial dalam memberi arti
keberadaan definisi tentang suatu hal dianggap sangat keberadaan hukum sebagai ilmu. Hukum juga merupakan
penting untuk dapat mengetahui dan memahami substansi sesuatu yang rasional dan dimungkinkan untuk dibuatkan
ilmu pengetahuan tersebut. Demikian pula ilmu hukum, definisi sebagai penghormatan para juris terhadap
menganggap definisi hukum memegang peranan penting eksistensi hukum.
dalam mempelajari hukum lebih mendalam. Jika pun Memahami pandangan Arnold, sehingga belum adanya
selama ini belum ada suatu definisi hukum yang lengkap definisi hukum yang lengkap, jelas, dan sistematis seperti
dan tuntas yang dapat diterima oleh semua kalangan, dikemukakan oleh Immanuel Kant di atas, juga bukan
bukan berarti tidak ada definisi hukum. Begitu banyak berarti berhentinya ilmuwan hukum mencari dan
definsi hukum dikemukakan oleh ilmuwan hukum yang menemukan rumusan yang kemungkinan dapat
tentu saja sangat berguna dalam hal berikut. merangkum seluruh aspek yang melingkupi hukum, kendati
1. Berguna sebagai pegangan awal bagi orang yang ingin sejumlah definisi hukum yang dikemukakan oleh para pakar
mempelajari hukum, khususnya bagi kalangan pemula. hukum tersebut belum juga disepakati bersama.
2. Berguna bagi kalangan yang ingin lebih jauh Sebagai pegangan bagi mahasiswa atau bagi orang
memperdalam teori hukum, ilmu hukum, filsafat hukum, yang baru belajar hukum, perlu ada definisi hukum sebagai
dan sebagainya. pegangan dalam mencoba mengetahui dan memahami
Arnold (Achmad Ali.1996:27) salah seorang sosiolog, hukum baik secara praktis maupun secara formil. Beberapa
mengakui bahwa dalam kenyataan hukum memang tidak juris telah membuat definisi hukum berdasarkan aliran atau

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

paham yang dianutnya (Achmad Ali, 1996:30-42), sebagai 3. Paham Historis


berikut. a. Karl von Satigny, hukum adalah aturan yang terbentuk
1. Paham Hukum Alam melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu
a. Aristoteles, hukum adalah sesuatu yang berbeda melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-diam.
daripada sekadar mengatur dan mengekspresikan Hukum berakar pada sejarah manusia, di mana
bentuk dari konstitusi dan hukum berfungsi untuk akarnya dihidupkan oleh kesadaran" keyakinan, dan
mengatur tingkah laku para hakim dan putusannya kebiasaan warga masyarakat.
dipengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap b. Marxist, hukum adalah suatu pencerminan dari
pelanggar. hubungan umum ekonomis dalam masyarakat pada
b. Grotius, hukum adalah peraturan tentang tindakan suatu tahap perkembangan tertentu.
moral yang menjamin keadilan pada peraturan hukum 4. Paham Positivis dan Dogmatis
tentang kemerdekaan. a. JohnAustin, melihat hukum sebagai seperangkat
2. Paham Antropologis perintah, baik langsung maupun tidak langsung dari
a. Schapera, hukum adalah setiap aturan tingkah laku pihak yang berkuasa kepada warga rakyatnya yang
yang mungkin diselenggarakan oleh pengadilan. merupakan masyarakat politik yang independen, di
b. Paul Bohannan, hukum adalah merupakan himpunan mana otoritasnya (pihak yang berkuasa) merupakan
kewajiban yang telah dilembagakan kembali dalam otoritas tertinggi.
pranata hukum. b. Hans Kelseng hukum adalah suatu perintah terhadap
c. Pospisil, hukum adalah aturan-aturan tingkah laku tingkah laku manusia. Hukum adalah kaidah primer
yang dibuat menjadi kewajiban melalui sanksi-sanksi yang menetapkan sanksi-sanksi.
yang dijatuhkan terhadap setiap pelanggaran dan
kejahatan melalui suatu otoritas pengendalian.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

c. Paul Scholten, hukum adalah suatu petunjuk tentang sumber hukum hanya dari ilegal history and
apa yang layak dilakukan dan apa yang tidak layak jurisprudence dan living law (hukum yang hidup dalam
untuk dilakukan yang bersifat perintah. masyarakat).
d. Van Kan, hukum adalah keseluruhan aturan hidup c. Bellefroid, mengatakan bahwa hukum adalah kaidah
yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang
manusia di dalam masyarakat. mengatur tata tertib masyarakat, dan didasarkan atas
5. Paham Sosiologis kekuasaan yang ada di dalam masyarakat itu.
a. Roscoe Pound, bahwa hukum itu dibedakan dalam 6. Paham Realis
dua arti: a. Holmes, seorang hahm di Amerika Serikat, hukum
1) Hukum dalam arti sebagai tata hukum, mempunyai adalah apa yang dikerjakan dan diputuskan oleh
pokok bahasan, pengadilan
a) hubungan antara manusia dengan individu b. Llewellyn, mengatakan bahwa hukum adalah apa
lainnya; yang diputuskan oleh seorang hakim tentang suatu
b) tingkah laku para individu yang mempengaruhi persengketaan, adalah hukum itu sendiri.
individu lainnya. c. Salmond, hukum adalah kgmpulan asas-asas yang
1) Hukum dalam arti kumpulan dasar-dasar diakui dan diterapkan oleh negara di dalam
kewenangan dari putusan-putusan pengadilan dan pengadilan.
tindakan administratif. Pandangan Roscoe Pound Kelihatan betul bahwa aliran realis mendefinisikan
tergolong dalam aliran Sosiologis dan Realis. hukum dengan mengidentikkan hukum dengan pengadilan
b. Eugen Ehrlich, seorang pakar hukum Jerman, dan hakimnya. Mereka mendefinisikan hukum dari sudut
mengatakan hukum adalah sesuatu yang berkaitan pandang yang ditekuninya atau bidang yang dikerjakannya.
dengan fungsi kemasyarakatan dan memandang

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

B. Subjek dan Objek Hukum sehingga ia bukan subjek hukum (tidak menerima
1. Subjek Hukum pembagian warisan). Akan tetapi, ada golongan manusia
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut yang dianggap tidak cakap bertindak atau melakukan
hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan perbuatan hukum, disebut (personae miserabile) yang
kewaji-ban. Subjek hukum ini, dalam kamus Ilmu Hukum mengakibatkan mereka tidak dapat melaksanakan
disebut juga" orang" atau"pendukung hak dan kewajiban". sendiri hak-hak dan kewijibannya. untuk menjalankan
Dengan demikian, subjek hukum memiliki kewenangan hak-hak dan kewajibannya, harus diwakili oleh orang
untuk bertindak menurut tata cara yang ditentukan atau tertentu yang ditunjuk, yaitu oleh walinya atau
dibenarkan hukum. pengampunya (kuratornya).
Adapun subjek hukum (orang) yang dikenal dalam ilmu Golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek
hukum adalah manusia dan badan hukum, hukum (personae miserabile) tersebut, dalam arti tidak
1. Manusia (natuurtijk persoon) menurut hukum, adalah dapat melakukan perbuatan hukum di bidang
setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama keperdataan atau harta benda, adalah sebagai berikut.
selaku pendukung hak dan kewajiban. Pada prinsipnya, a. Anak yang masih di bawah umur atau belum dewasa
orang sebagai subjek hukum dimulai sejak ia lahir dan (belum berusia 21 tahun), dan belum kawin/nikah.
berakhir setelah meninggal dunia. Namun, ada Dalam peraturan perundang-undangIndonesia,
pengecualian menurut Pasal 2 KUHPerdata, bahwa bayi terdapat berbagai ketentuan usia minimal seseorang
yang masih dalam kandungan ibunya dianggap telah untuk melakukan suatu perbuatan hukum atau
lahir dan menjadi subjek hukum, apabila kepentingannya memperoieh hak, yaitu sebagai berikut.
menghendaki (dalam hal menerima pembagian warisan). 1) Pasal 330 KuHPerdata untuk dapat melakukan
Apabila bayi tersebut lahir dalam keadaan meninggal perbuatan hukum di bidang harta benda, usia 21
dunia, menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada,

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

tahun atau telah nikah (kawin) atau pernah 2) Pemabuk dan pemboros (ketidakcakapannya
kawin/nikah. khusus dalam peralihan hak di bidang harta
2) Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun kekayaan).
1974 tentang Perkawinan menetapkan bahwa untuk 3) Isteri yang tunduk pada Pasal 110 BW/KUH-
dapat melangsungkan perkawinan, usia 19 tahun perdata. Namun berdasarkan Surat Edaran
bagi pria dan usia 16 tahun, bagi wanita. namun Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun 1953,
menurut Pasal 6 ayat (1),yang belum berusia 21 setiap isteri sudah dianggap cakap melakukan
tahun harus mendapat izin dari orangtua atau perbuatan hukum. Isteri yang ditempatkan di bawah
walinya untuk melakukan perkawinan". pengampuan berdasarkan penetapan hakim yang
3) Pasal 45 KUHPidana, belum dapat dipidana disebut "kurandus".
seseorang yang belum berusia 15 tahun, Namun 2. Badan hukum (rechts person), suatu perkumpulan atau
menurut pasal 46 KuHPidana , apabila juga akan lembaga yang dibuat oleh hukum dan mempunyai tujuan
dipidana hakim dapat memilih tiga putusan, yaitu tertentu. Badan hukum terbagi atas dua macam, yaitu
mengembalikan kepada orangtua si anak, sebagai berikut.
memasukkan dalam pemeliharaan anak negara/ a. Badan hukum privat, seperti perseroan terbatas (PT),
atau menjatuhkan pidana tetapi dikurangi sepertiga firma, CV, badan koperasi, yayasan dan sebagainya.
dari ancaman maksimal pidana yang dilanggar dan b. Badan hukum pubiik, seperti negara (mulai dari
dipenjara pada penjara khusus anak-anak. pemerintah pusat, sampai pemerintah desa), dan
b. Orang dewasa yang berada di bawah pengampuan instansi pemerintah.
(curatele), disebabkan oleh sebagai berikut. 2. Objek Hukum
1) sakit ingatan: gila, orang dungu, penyakit suka Objek hukum adalah "segala sesuatu yang bermanfaat
mencuri (kleptomania), khususnya penyakitnya. bagi subjek hukum, dan dapat menjadi objek idalam suatu

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

hubungan hukum". Menurut terminology (istilah) ilmu 1) sifatnya dapat bergerak sendiri, seperti hewan
hukum, objek hukum disebut pula "benda atau barang", (ayam, kerbau, kuda, ayam, kambing, dan
sedangkan "benda atau barang" menurut hukum adalah sebagainya);
"segala barang dan hak yang dapat dimiliki dan bernilai 2) dapat dipindahkan, seperti kursi, meja, sepatu,
ekonomis", dan dibedakan atas sebagai berikut. buku, dan sebagainya;
1. Benda berwujud dan benda tidak berwujud (Pasal 503 3) benda bergerak karena penetapan atau ketentuan
KuH-perdata). undang-undang, yaitu hak pakai atas tanah dan
a. Benda yang berwujud, yaitu segala sesuatu yang rumah, hak sero, hak bunga yang dijanjikan, dan
dapat dicapai atau dilihat dan diraba oleh panca sebagainya.
indera. Contohnya rumah, meja, kuda, pohon b. Benda tidak bergerak, yaitu setiap benda yang tidak
kelapa, dan sebagainya. dapat bergerak sendiri atau tidak dapat dipindahkan,
b. Benda tidak berwujud, yaitu segala macam benda karena:
yang tidak berwujud, berupa segala macam hak 1) sifatnya yang tidak bergerak, seperti gunung,
yang melekat pada suatu benda. Contoh, hak cipta, kebun, dan apa yang didirikan di atas tanah,
hak atas merek, hak atas tanah, hak atas rumah, termasuk apa yang terkandung di dalamnya;
dan sebagainya. 2) menurut tujuannya, setiap benda yang dihubungkan
2. Benda bergerak dan benda tidak bergerak (Pasal504 dengan benda yang karena sifatnya tidak bergerak,
KuH-Perdata). seperti wastafel di kamar mandi, tegel (ubin), alat
a. Benda bergerak, yaitu setiap benda yang bergerak, percetakan yang ditempatkan di gudang, dan
karena: sebagainya; .

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

3) penetapan undang-undang, yaitu hak atas benda monopoli filsafat hukum. Pandangan demikian kurang
tidak bergerak dan kapal yang tonasenya/beratnya beralasan bila melihat kenyataan hukum dalam
20 M3. masyarakat. Pembahasan tujuan hukum tidak sama sekali
C. Sumber Hukum dimonopoli oleh filsafat hukum, meskipun benar bahwa
Sumber Hukum dapat menimbulkan berbagai sebagian besar pembahasan filsafat hukum menyangkut
kemungkinan dalam mewujudkan tujuan-tujuan hukum tujuan hukum dan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Kemungkinan tersebut antara lain, hukum itu. Tujuan hukum tidak hanya dibicarakan dalam
kiprah hukum dalam masyarakat yang dapat menimbulkan filsafat hukum, meiainkan juga dalam teori hukum
masalah baru, atau hukum justru bertentangan dengan (pengantar ilmu hukum).
nilai-nilai hukum dan sosial yang hidup dan berkembang Pudarnya kepercayaan warga masyarakat terhadap
dalam masyarakat. Meskipun dalam pembentukan hukum hukum akibat tujuan hukum tidak tercapai, sangat
diperhadapkan pada dilema tentang kemungkinan adanya bergantung pada praktik hukum. Pada kondisi demikian,
nilai-nilai yang harus dikesampingkan, tetapi hendaknya tentunya teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan
hukum dioperasikan sesuai dengan tujuannya. Inti hukum, dapat menuntun bagi orang yang ingin mempelajari
kepercayaan warga masyarakat pada hukum, adalah hukum lebih mendalam, Dalam sejarah perkembangan ilmu
tercapainya tujuan-tujuan hukum secara maksimal. Oleh hukum dikenal tiga jenis aliran konvensional tentang tujuan
karena itu, pelaksanaan hukum hendaknya memberikan hukum, yaitu sebagai berikut.
kepuasan kepada warga masyarakat tentang harapan 1. Aliran etis yang menganggap bahwa pada asasnya
untuk mencapai tujuan tujuan hukum itu sendiri. tujuan hukum itu adalah semata-mata untuk mencapai
Membicarakan masalah tujuan hukum memang sangat keadilan. Salah satu penganut aliran etis ini adalah
beralasan, sebagaimana pandangan umum yang Aristoteles (van Apeldoorn, 1985:24-24) yang membagi
menganggap bahwa pembahasan tujuan hukum itu keadilan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

a. Keadilan distributif, yakni keadilan yang memberikan ketiga kekuatan pemberlakuan peraturan perundang-
kepada setiap orang jatah menurut jasanya. Artinya, undangan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
keadilan ini tidak menuntut supaya setiap orang 1. Dasar kekuatan berlaku yuridis Quridische gelding) pada
mendapat bagian yang sama banyaknya atau bukan prinsipnya menunjukkan:
persamaannya, melainkan kesebandingan a. keharusan adanya kewelangan dari pembuat
berdasarkan prestasi dan jasa seseorang. peraturan perundang-undangan, dalam arti harus
b. Keadilan komutatif, yakni keadilan yang memberikan dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang;
kepada setiap orang sama banyaknya, tanpa b. keharusan adanya kesesuaian bentuk atau jenis
mengingat jasa-jasa perseorangan. Artinya, hukum peraturan perundang-undangan dengan materi yang
menuntut adanya suatu persamaan dalam diatur, terutama kalau diperintahkan oleh peraturan
memperoleh prestasi atau sesuatu hal tanpa perundang-undangan yang lebih tinggi atau sederajat;
memperhitungkan jasa perseorangan. c. keharusan mengikuti tatacara tertentu, seperti
c. Sebelum membahas sumber-sumber hukum, ada pengundangan (pengumuman) setiap undang-undang
baiknya terlebih dahulu memahami bahwa ada tiga harus dalam Lembaran Negara, atau peraturan
dasar kekuatan berlakunya hukum (peraturan daerah harus mendapat persetujuandari DPRD
perundang-undangan) yaitu kekuatan berlaku yuridis, bersangkutan;
sosiologis, dan filosofis. Ketiganya merupakan syarat d. keharusan bahwa tidak bertentangan dengan
kekuatan berlakunya suatu peraturan perundang- peraturan perundang-undangan yang iebih tinggi
undangan yang diharapkan memberikan dampak tingkatannya.
positif bagi pencapaian efektivitas hukum itu sendiri. 2. Dasar kekuatan berlaku sosiologis (sosialogishe gelding)
Bagir Manan (1992:14-17) menguraikan maksud dari mencerminkan kenyataan penerimaan dalam
masyarakat. Menurut Soekanto dan Purbacaraka

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

(7989:91-92) bahwa landasan teoretis sebagai dasar untuk lebih mendalami hukum materil itu
sosiologis berlakunya suatu kaidah hukum, didasarkan seyogyanya ditinjau dari beberapa aspek cabang
pada dua teori, yaitu: ilmu hukum, seperti sosiologi hukum, sejarah,
a. teori kekuasaan (machttheorie) bahwa secara agama, psikologi, dan pemerintahan. Faktor idiil
sosiologis kaidah hukum berlaku karena paksaan yang menentukan isi hukum dimaksud, adalah
penguasa, terlepas diterima atau tidak diterima oleh patokan-patokan tetap tentang keadilan yang harus
masyarakat; Pada hakikatnya, sumber-sumber hukum dicermati oleh para pembentuk undang-undang.
yang dikenal dalam ilmu hukum dibedakan atas atas Faktor kemasyarakatan merupakan suatu faktor
dua jenis, sebagai berikut: yang betul-betul hidup dalam yang tunduk pada
1. Sumber Hukum Materiil ketentuan-keteirtuan yang berlaku.
Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang 2. Sumber Hukum Formil
menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum Keberadaan peraturan perundang-undangan
yang mengikat setiap orang. Sumber hukum baik sebagai wadah maupun proses/ oleh penganut
materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat, pandangan sosiologis dianggap sebagai suatu
pendapat umum (public opinion), kondisi sosial- lembaga sosial (social institution). Dipandang dari
ekonomi masyarakat, hasil penelitian ilmiah, tradisi, sudut hukum sebagai suatu sistem, peraturan
agama, dan moral, perkembangan internasional, perundang-undangan merupakan bagian dari
keadaan geografis, dan politik hukum struktur yang juga merupakan salah satu sumber
Sumber hukum materiil merupakan faktor yang hukum formil. Peraturan perundang-undangan
menentukan materi berlakunya hukum. Faktor- mempunyai dua fungsi utama yailu sebagai
faktor yang juga turut menentukan isi hukum adalah legalisasi dan legislasi. Legalisasi berarti
faktor idial dan faktor kemasyarakatan, sehingga mengesahkan fenomena yang telah ada dalam

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

masyarakat, sedangkan Legislasi bermakna dalam bentuk tertentu yang menjadi dasar sah dan
sebagai proses untuk melakukan pembaruan berlakunya hukum secara formal. Ia menjadi dasar
hukum. Faktor yang dapat mempengaruhi proses kekuatan yang dilihat dari bentuknya, mengikat baik
pembentukan peraturan perundang-undangan bagi warga masyarakat maupun para pelaksana
dibedakan atas dua hal. Pertama, struktur sosial hukum itu sendiri. Sumber hukum formil yang
yang mencakup aspek atau unsur sosial baku dikenal dalam ilmu hukum berasal dari enam jenis,
sebagai dasar eksistensi masyarakat, seperti yaitu undang-undang, kebiasaan, traktat,
stratifikasi sosial, lembaga sosial, kebudayaan, yurisprudensi, doktrin, dan hukum agama, dengan
serta kekuasaan dan wewenang . Kedua, sistem uraian sebagai berikut.
nilai-nilai tentang apa yang baik dan yang tidak baik a) Undang-undang
buruk) yang merupakan pasangan nilai-nilai yang Undang-undang adalah peraturan-peraturan tertulis
harus diserasikan. Pasangan nilai-nilai yang yang dibuat oleh alat perlengkapan negara yang
seyogianya tercermin dalam peraturan perundang- berwenang dan mengikat setiap orang selaku
undangan agar bermakna komprehensip, antara warga negara. Undang-undang dapat berlaku
lain kebebasan dengan ketertiban, umum dan dalam masyarakat, apabila telah memenuhi
khusus, perlindungan dengan pembatasan, persyaratan tertentu, yaitu dibuat secara formal dan
kebebasan dan ketertiban, dan sebagainya. diundangkan oleh Menteri sekretaris Negara yang
Mencermati bahasan di atas, maka sumber dimuat dalam Lembaran Negara. Asas setiap orang
hukum formil merupakan sumber hukum yang mengangap mengetahui undang-undang" berlaku
menentukanbentuk dan sebab terjadinya suatu jika persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi.
peraturan atau kaidah hukum. Faktor yang menjadi Ketentuan tersebut dalam ilmu hukum dinamakan "
sumber hukum formil merupakan sumber hukum fictie hukum", yaitu menganggap atau memfiksikan

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

bahwa apabila telah dilembarkan maka undang- 3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah


undang dianggap telah diketahui oleh warga Pengganti LIU (Perpu).
masyarakat. Lembaran negara adalah tempat 4) Peraturan Pemerintah (PP).
diundangkannya suatu undang-undang mempunyai 5) Keputusan Presiden (Keppres).
kekuatan mengikat, dan dasar hukumnya adalah 6) Peraturan Menteri/Instruksi Menteri.
Undang-undang. Hirarkis atau tata urutan peraturan 7) Peraturan Pelaksanaan Lainnya.
perundang-undangan ditetapkan melalui Ketetapan Akan tetapi, Tap MPRS Nomor XXIMPRS /7966 di
(Tap) MPRS Nomor XX /MPRS / l966 yang atas telah dicabut berlakunya melalui Tap MPR Nomor
kemudian diubah melalui Tap MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Peraturan Perundang-undangan. Secara rinci, Pasal 2
Urutan Perundang-undangan, dengan ketentuan Tap MPR Nomor III / MPR / 2000 mengurutkan
bahwa peraturan perundang-undangan yang hirarkis peraturan perundang-undangan di Indonesia,
derajatnya lebih rendah tidak boieh bertentangan yaitu sebagai berikut.
dengan perundang-undangan yang derajatnya lebih 1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
tinggi. Demikian pula pemberlakukannya, setiap 2) Ketetapan MPR (Tap MPR).
peraturanperundang-undanganyang lebih tinggi 3) Undang-Undang (UU).
derajatnya didahulukan dalam hal mengatur objek 4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
yang sama. Tata urutan (hirarkis) perundang- Undang (Perpu).
undangan menurut Tap MPRS Nomor XXIMPRS 5) Peraturan Pemerintah (PP).
/7966 adalah sebagai berikut. 6) Keputusan Presiden (Keppres).
1) Undang-Undang Dasar 1945 (ULID 7945). 7) Peraturan Daerah (Perda), dan menurut Pasal 3
2) Ketetapan MPR (Tap MPR). ayat (7) Tap ini, Perda terdiri atas:

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

a) Peraturan Daerah Propinsi, Pasal 447 tentang kejahatan bajak laut atau
b) Peraturan Daerah Kabupaten /Kota, menyerahkan perahu dalam kekuasaan bajak
c) Peraturan Desa. laut.
Mengenai kekuatan berlakunya suatu undang- Berlaku atau berakhirnya suatu undang-undang
undang, ilmu hukum nembedakannya ke dalam tiga didasarkan atas hal-halberikut.
jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Berlakunya undang-undang karena:
1) Kekuatan berlaku yuridis, yaitu bila seluruh a) ditentukan pada tanggal
persyaratan formal pembentukannya terpenuhi. ditetapkan/diundangkan;
2) Kekuatan berlaku sosiologis, yaitu apabila b) jika tidak ditentukan tanggalnya, maka
undang-undang secara nyata diterima dan undang-undang itu 30 berlaku pada hari ke-20
berlaku dalam masyarakat. Kekuatan berlaku sesudah hari diundangkan;
undang-undang secara sosiologis dalam c) ditentukan pada tanggal tertentu, misalnya,
masyarakat, ditentukan pula oleh dua faktor Undang-Undang Nomor Tahun 1986 tentang
berikut. Peradilan Tata Usaha Negara yang nanti
a) Pasal ke-2KUHPidana tentang kejahatan berlaku pada tanggal 1 Januari 1990, dan
mengenai mata uang atau uang kertas yang Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992
dikeluarkan oleh negara atau bank, ataupun tentang UULAI yang berlaku setahun
mengenai materai yang dikeluarkan serta kemudian, tetapi ditunda setahun lagi
merk yang digunakan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Indonesia. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1993;
b) Pasal 4 ke-4 KUHPidana tentang kejahatan d) ditentukan kemudian oleh peraturan lain; dan
yang diatur dalam Pasal 438, Pasal 444' dan

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

e) ditentukan berlaku surut, misainya dalam yang harus ditaati. Namun, tidak semua kebiasaan itu
undang-undang itu menyatakan ada mengandung hukum yang adil dan mengatur tata
pasal.yang diberlakukan surut. kehidupan masyarakat, sehingga tidak semua kebiasaan
2. Berakhirnya suatu undang;undang disebabkan itu dijadikan sumber hukum.
karena: Selain kebiasaan, dikenal pula peraturan yang
a) ditentukan dalam undang-undang itu sendiri; mengatur tata pergaulan masyarakat yang disebut " adat
b) dicabut secara tegas oleh undang-undang istiadat", yaitu himpunan kaidah sosial berupa tradisi
sejenis; yang umumnya bersifat sakral yang mengatur tata
c) undang-undang lama bertentangan dengan kehidupan sosial masyarakat tertentu. Adat istiadat ini
undang-undang baru, sehingga undang- sejak lama hidup, dan berkembang alam masyarakat
undang baru yang diberlakukan (lex posteriori tertentu, misalnya upacara pelaksanaan perkawinan
dero gat legi prioril); suku Bugis-Makassar, atau suku Jawa. suatu adat-
d) adanya hukum kebiasaan yang bertentangan istiadat dan kebiasaan dapat menjadi hukum kebiasaan
dengan undang-undang tersebut, atau atau hukum tidak tertulis", apabila telah memenuhi
undang-undang ifu tidak lagi ditaati atau syarat-syarat sebagai berikut.
bertentangan program pembangunan 1) Syarat materiil, yaitu kebiasaan tersebut
nasional. berlangsung secara terus-menerus dan dilakukan
b. Kebiasaan dengan tetap.
Kebiasaan merupakan sumber hukum yang ada 2) syarat psikologis, yaitu ada keyakinan warga
dalam kehidupan sosial masyarakat dan dipatuhi sebagai masyarakat, bahwa perbuatan atau kebiasaan itu
nilai-niiai hidup yang positif. Kebiasaan yang diyakini masuk akal sebagli suatukewajiban.
oleh masyarakat jelas akan diterima sebagai hukum

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

3) Syarat sanksi, yaitu ada sanksi apabila kebiasaan Dasar pelaksanaan traktat bagi Indonesia, adalah Pasal
itu dilanggar atau tidak ditaati oleh warga 11 ayat (1) UUD 1945 perubahan ketiga bahwa presiden
masyarakat. dalam membuat perjanjian internasional lainnya dan
Perbedaan yang prinsipil antara hukum kebiasaan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
dengan hukum adat (adat-istiadat), adalah sebagai beban keterangan negara, dan/atau mengharuskan
berikut. perubahan atau pembentukan undang-undang harus
1) Hukum kebiasaan seluruhnya tidak tertulis, dengan persetujuan DPR, Traktat yang telah disahkan,
sedangkan hukum adat sebagian besar secara berarti telah berlaku dan mengikat negara - negara
tertulis/dituliskan. peserta, termasuk warga negaranya. Jadi, syarat formil
2) Hukum kebiasaan berasal dari kontrak sosial dunia suatu traktat dapat dijadikan sumber hukum formil,
timur dengan dunia barat yang diresepsi ke dalam apabila telah disetujui oleh DPR dan gratifikasi oleh
hukum nasional, sedangkan hukum adat berasal Presiden. Namun, tidak semua bentuk traktat harus
dari kehendak nenek moyang, agama,dan tradisi mendapat persetujuan DPR, karena akan menghambat
masyarakat. keluwesan pemerintah menjalin hubungan dengan
c. Traktat (Perjanjian Antarnegara) negara lain.
Traktat atau perjanjian antarnegara adalah suatu Jenis traktat yang memerlukan persetujuan DPR,
perjanjian internasional setara dua negara atau lebih. adalah traktat yang mengandung isu-isu sebagai berikut.
Traktat dapat dijadikan sebagai sumber hukum formal, 1) Masalah politik yang dapat mempengaruhi kondisi
jika memenuhi syarat formal tertentu. Misalnya, dan arah perpolitikan luar negeri, seperti perjanjian
perjanjian antara negara yang biasa dilakukan oleh persekutuan, perjanjian tentang perubahan wilayah.
pemerintah Indonesia, harus disahkan oleh kedua 2) Masalah yang berdasarkan UUD 1945 dan sistem
setelah pihak agar mengikat negara peserta traktat. perundang'undangan Indonesia, traktat tersebut

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

harus diatur kembali dalam bentuk undang-undang, perjanjian. Traktat ini biasa pula disebut "traktat
misalnya masalah kewarganegraan dan masalah terbuka", seperti Piagam PBB.
yang berkaitan dengan kehakiman. Proses pembentukan suatu traktat dilakukan melalui
3) Ikatan kerja sama ekonomi dan pinjaman luar tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
negeri yang dapat mempengaruhi kebijakan politik 1) Penetapan, menentukan isi perjanjian oleh masing-
Indonesia, baik dalam negeri maupun luar negeri. masing delegasi negara.
Bentuk-bentuk traktat yang dikenal dalam hukum 2) Persetujuan DPR (Parlemen), isi perjanjian harus
internasional dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai disetujui oleh DPR agar kepala negara dapat
berikut. meratifikasinya.
1) Treaty, perjanjian yang harus disampaikan kepada 3) Ratifikasi kepala negara/ pengesahan berlakunya
DPR untuk disetujui sebelum diratifikasi kepala suafu traktat.
negara. d. Yurisprudensi
2) Agreement , perjanjian yang diratifikasi dahulu oleh Yurisprudensi adalah putusan hakim yang memuat
kepala negara barulah disampaikan ke DPR untuk peraturan tersendiri dan telah berkekuatan hukum tetap,
diketahui. Jenis-jenis traktat dibedakan atas tiga kemudian diikuti oleh hakim lain dalam peristiwayang
bentuk berikut. sama. Yurisprudensi yang merupakan putusan
a) Traktat bilateral: perjanjian antara dua negara. hakimyang telah berkekuatan hukum tetap, hanya
b) Traktat multilateral: perjanjian yang diikuti oleh mengikat para pihak yang berperkara atau berlaku
lebih dari dua negara. khusus, sedangkan undang-undang yang dibuat oleh
c) Traktat kolektif: perjanjian yang diikuti oleh lebih negara berlaku dan mengikat secara urnum. Jadi,
dari dua negara, dan memberi kesempatan yurisprudensi dijadikan sumber hukum formil karena ini
kepada negara lain untuk tunduk pada isi menjadi standar bagi hakim dalam memutuskan perkara

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

yang ditanganinya. Yurisprudensi biasa pula disebut Misalnya, penetapan pengangkatan anak,
judge made law (hukum yang dibuat pengadilan), penetapan penggantian nama, dan sebagainya.
sedangkan yurisprudensi dinegara-negara penganut 4) Yurisprudensi administratif, yaitu Surat Edaran
sistem Anglo Sakson (common law) diartikan sebagai Mahkamah Agung (SEMA) yang hanya berlaku
"ilmu hukum". secara administratif dan mengikat intern dalam
Yurispurudensi dalam arti luas sebagai putusan hakim lingkup peradilan.
atau hukum yang dibuat oleh pengadilan, terdiri atas e. Doktrin
empat jenis, yaitu sebagai berikut. Doktrin adalah pendapat atau ajaran para ahli hukum
1) Yurisprudensi tetap, yaitu semua putusan hakim (juris) yang terkemuka dan mendapat pengakuan dari
yang telah berkekuatan hukum tetap dan sifatnya masyarakat. Misalnya, hakim dalam memeriksa perkara
yuridis murni. Putusan hakim tersebut terjadi atau dalam pertimbangan putusannya menyebut-nyebut
berdasarkan rangkaian serupa yang dijadikan pendapat ahli hukum tertentu. Dengan demikian, hakim
patokan dalam memutuskan suatu perkara dianggap telah menemukan hukumnya dalam doktrin,
(standard arresten). sehingga doktrin yang demikian telah menjadi sumber
2) Yurisprudensi tidak tetap, yaitu semua putusan hukum formil. Pasal 38 ayat 1 Mahkamah Internasional
hakim terdahulu yang tidak didasarkan pada menetapkan, bahwa doktrin adalah menjadi salah satu
standard arrest, atau putusan yang tidak didasarkan sumber hukum formil.
pada putusan hakim sebelumnya yang Doktrin tidak mengikat seperti UU, kebiasaan, traktat,
telahberkekuatan hukum tetap. dan yurisprudensi, sehingga bukanlah hukum. Doktrin
3) Yurispudensi semi yuridis, yaitu semua penetapan hanya memiliki wibawa yang dipandang bersifat objektif,
pengadilan berdasarkan permohonan seseorang sehingga sering digunakan sebagai sumber
yang hanya berlaku khusus pada pemohon.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

pembentukan hukum, serta dapat dijadikan dasar Oleh karena itu, pembuatan hukum seyogianya mampu
pengambilan putusan bagi hakim. mengeliminasi setiap konflik yang diperkirakan akan terjadi
f. Hukum Agama dalam masyarakat. Perubahan masyarakat yang sangat
Hukum agama adalah hukum yang bersumber dari pesat dalam setiap aspek kehidupannya, membawa
Tuhan sebagai ajaran bagi kehidupan manusia di dunia, dampak terhadap keberadaan dan berlakunya hukum.
kemudian diresepsi ke dalam materi undang-undang. Dampak tersebut dapat menimbulkan berbagai
Dalam kenyataannya, hukum agama yang diakui dapat kemungkinan dalam mewujudkan tujuan-tujuan hukum
menjadi sumber hukum formil, meskipun selama ini yang hendak dicapai. Kemungkinan tersebut antara lain,
sebagian besar ahli hukum tidak memandangnya kiprah hukum dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
demikian. Pencantuman hukum agama sebagai sumber masalah baru, atau hukum justru bertentangan dengan
hukum nasional) dikemukakan oleh Achmad Ali yang nilai-nilai hukum dan sosial yang hidup dan berkembang
disampaikan dalam kuliah-kuliahnya dan ditulis dalam dalam masyarakat.
berbagai buku yang telah diterbitkan. Meskipun dalam pernbentukan hukum diperhadapkan
D. Tujuan Hukum pada dilema tentang kemungkinan adanya nilai-nila i
Keberadaan hukum dalam masyarakat, sebenarnya tidak yangharus dikesampingkan, tetapi hendaknya hukum
hanya dapat diartikan sebagai sarana untuk menertibkan dioperasikan sesuai dengan tujuannya. Inti kepercayaan
kehidupan masyarakat, melainkan juga dijadikan sarana warga masyarakat pada hukum, adalah tercapainya tujuan-
yang mampu mengubah pola pikir dan pola perilaku warga tujuan hukum secara maksimal. Oleh karena itu,
masyarakat. Perubahan kehidupan sosial warga pelaksanaan hukum hendaknya memberikan kepuasan
masyarakat yang semakin kompleks, juga mempengaruhi kepada warga masyarakat tentang harapan untuk
bekerjanya hukum dalam mencapai tujuannya. mencapai tujuan tujuan hukum itu sendiri.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

Membicarakan masalah tujuan hukum memang sangat keadilan. Salah satu penganut aliran etis ini adalah
beralasan, sebagaimana pandangan umum yang Aristoteles (van Apeldoorn, 1985:24-24) yang membagi
menganggap, bahwa pembahasan tujuan hukum itu keadilan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
monopoli filsafat hukum. Pandangan demikian kurang a. Keadilan distributif, yakni keadilan yang memberikan
beralasan bila melihat kenyataan hukum dalam kepada setiap orang jatah menurut jasanya.Artinya,
masyarakat. Pembahasan tujuan hukum tidak sama sekali keadilan ini tidak menuntut supaya setiap orang
dimonopoli oleh filsafat hukum, meskipun benar bahwa mendapat bagian yang sama banyaknya atau bukan
sebagian besar pembahasan filsafat hukum menyangkut persamaannya, meiainkan kesebandingan
tujuan hukum dan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan berdasarkan prestasi dan jasa seseorang.
hukum itu. Tujuan hukum tidak hanya dibicarakan dalam b. Keadilan komutatif, yakni keadilan yang memberikan
filsafat hukum, melainkan juga dalam teori hukum kepada setiap orang sama banyaknya, tanpa
(pengantar ilmu hukum). mengingat jasa-jasa Perseorangan. Artinya, hukum
Pudarnya kepercayaan warga masyarakat terhadap menuntut adanya suatu persamaan dalam
hukum akibat tujuan hukum tidak tercapai,sangat memperoleh prestasi atau sesuatu hal tanpa
bergantung pada praktik hukum. Pada kondisi demikian, memperhitungkan jasa perseorangan.
teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan hukum, 2. Aliran Utilitis yang menganggap bahwa pada asasnya
dapat menuntun bagi orang yang ingin mempelajari hukum tujuan hukum adalah semata-mata untuk menciptakan
lebih mendalam. Dalam sejarah perkembangan ilmu hukum kemanfaatan atau kebahagiaan warga masyarakat.
dikenal tiga jenis aliran konvensional tentang tujuan hukum, Aliran ini antara lain dianut oleh Jeremy Bentham, James
yaitu sebagai berikut. Mill, "John Stuart Mill, dan Soebekti. Jeremy Bentham
1. Aliran etis yang menganggap bahwa pada asasnya (Daliyo,dkk,7994:39) berpendapat, bahwa tujuan hukum
tujuan hukum itu adalah semata-mata untuk mencapai adalah menjamin adanya kebahagiaan yang sebanyak-

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

banyaknya kepada orang sebanyak-banyaknya pula. seseorang. van Kan (Daliyo,dkk, 1994:39) berpendapat
Demikian pula Soebekti menyatakan, bahwa tujuan bahwa tujuan hukum adalah menjaga setiap kepentingan
hukum itu mengabdi kepada tujuan negara, yaitu manusia agar tidak diganggu dan terjamin kepastiannya.
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan Ketiga aliran konvensional tujuan hukum yang
rakyatnya. Artinya, tujuan hukum hendaknya diwaikan di atas, merupakan tujuan hukum dalam arti
memberikan manfaat yang seluas-luas dan sebesar- luas. Gustav Radbruch (Rusli Effendy,dkk,1991:79)
besarnya kepada warga masyarakat. Hal tersebut mengemukakan tiga nilai dasar fujuan hukum yang
merupakan substansi dari ajaran moral ideal atau ajaran disebut "asas prioritas". Teori ini menyebut, bahwa tujuan
moral teoretis. hukum "pertama-tama wajib memprioritaskan keadilan,
Hukum dipandang semata-mata untuk memberikan disusul kemanfaatan, dan terakhir untuk kepastian
kebahagiaan bagi warga masyarakat, serta pelaksanaan hukum". Idealnya, tiga dasar tujuan hukum itu
hukum hendaknya tetap mengacu pada manfaat atau seyogianya diusahakan agar dalam setiap putusan
kegunaannya bagi warga masyarakat. hukum, baik yang dilakukan oleh hakim, oleh jaksa, oleh
3. Aliran normatif-dogmatik menganggap bahwa pada pengacara maupun
asasnya hukum adalah semata-mata untuk menciptakan aparat hukum lainnya. Ketiga nilai dasar tujuan hukum
kepastian hukum. Salah satu penganut aliran ini adalah itu diharapkan dapat terwujud secara bersama-sama,
John Austin dan van Kan, yang bersumber dari tetapi manakala tidak mungkin, maka haruslah
pemikiran positivistis yang lebih melihat hukum sebagai diprioritaskan keadilannya dulu, barulah
sesuatu yang otonom atau hukum dalam bentuk kemanfaatannya, dan terakhir barulah kepastian
peraturan tertulis. Artinya, karena hukum itu otonom hukumnya. Hanya dengan menerapkan asas prioritas ini,
sehingga tujuan hukum semata-mata untuk kepastian system hukum kita dapat tetap bergerak dan terhindar
hukum dalam melegalkan kepastian hak dan kewajiban dari konflik-intern yang dapat menghancurkannya".

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

E. Hukum Kesehatan pembangunan di bidang kesehatan yang semula berupa


Upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang upaya penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur
kesehatan, merupakan suatu usaha yang sangat luas dan berkembang ke arah kesatuan upaya pembangunan
menyeluruh, usaha tersebut meliputi peningkatan kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran serta
kesehatan masyarakat baik fisik maupun non-fisik. Di dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh, terpadu dan
Sistem Kesehatan Nasional disebutkan, bahwa kesehatan berkesinambungan yang mencakup:
menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan 1) upaya peningkatan (promotif);
jangkauannya sangat luas dan kompleks (Anonim, 1992:3). 2) upaya pencegahan (preventif) ;
Hal ini sejalan dengan pengertian kesehatan yang diberikan 3) upaya penyembuhan (kuratif);
oleh dunia intemasional sebagai: A state of complete 4) upaya pemulihan (rehabilitatif;.
physical, mental, and social, well being and not merely the Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud di atas,
absence of desease or infirmty (Koeswadji, 1992:17). dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial budaya, termasuk
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pada ekonomi, lingkungan fisik dan biologis yang bersifat dinamis
dasarnya masalah kesehatan menyangkut semua segi dan kompleks. Menyadari betapa luasnya hal tersebut,
kehidupan dan melingkupi sepanjang waktu kehidupan pemerintah melalui sistem kesehatan nasional, berupaya
manusia, baik kehidupan masa lalu, kehidupan sekarang menyelenggarakan kesehatan yang bersifat menyeluruh,
maupun masa yang akan datang. Dilihat dari sejarah terpadu, merata, dan dapat diterima serta terjangkau oleh
perkembangannya, telah terjadi perubahan orientasi nilai seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut
dan pemikiran mengenai upaya memecahkan masalah diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan
kesehatan. Proses perubahan orientasi nilai dan pemikiran kesehatan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat
dimaksud selalu berkembang sejalan dengan kesehatan yang optimal.
perkembangan teknologi dan sosial budaya. Kebijakan

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

Pokok permasalahannya sekarang, adalah bahwa Dalam rangka pembangunan sektor kesehatan yang
kemampuan manajemen kesehatan yang merupakan kunci demikian kompleks dan luas, sangat dirasakan, bahwa
dari keberhasilan pembangunan kesehatan pada saat ini peraturan perundang-undangan yang mendukung upaya
belum sepenuhnya memadai. Beberapa hal yang menjadi kesehatan perlu lebih disempumakan dan ditingkatkan. Jika
faktor penyebabnya adalah masih belum memadainya dilihat dari aspek yuridisnya, dengan dikembangkannya
sistem informasi kesehatan untuk disebarluaskan kepada sistem kesehatan nasional, sudah tiba saatnya untuk
masyarakat, integasi pelayanan kesehatan yang belum mengkaji kembali dan melengkapi peraturan perundang-
berjalan dengan baik, dan belum mantapnya pengendalian undangan bidang kesehatan, dengan mengeluarkan
dan pengawasan serta penilaian program yang ditetapkan. berbagai produk pokok hukum yang lebih sesuai yang
Di samping itu manajemen organisasi dan tata kerja sistem dapat:
pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik 1. Mendukung adanya sarana pelayanan, program, dan
yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun kegiatan dalam seluruh upaya kesehatan yang sudah
daerah serta upaya kesehatan yang dikelola.oleh atau yang akan dikembangkan, baik oleh pemerintah
masyarakat, temasuk pihak swasta, belum dirumuskan maupun masyarakat termasuk sektor swasta.
secara terperinci. 2. Memperhatikan kepentingan daerah dan diselaraskan
Mengingat bahwa upaya kesehatan harus dilaksanakan dengan peraturan perundang-undangan di sektor lain
secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan yang berkaitan dengan upaya kesehatan.
masyarakat, sudah barang tentu pemerintah diharapkan 3. Berfungsi mendorong pengembangan upaya
lebih mampu menghadapi tugasnya agar dapat mengatur kesehatan yang diinginkan di masa mendatang sesuai
secara baik masalah yang menyangkut dengan kesehatan. dengan tuntutan masyarakat yang dilayani.
Untuk itu masalah organisasi dan manajemen kesehatan 4. Mengatur kewenangan tiap tingkatan upaya
harus selalu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. kesehatan.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

5. Mengatur kewenangan dan tanggung jawab masalah kesehatan sering ditemui kasus-kasus yang
pembiayaan upaya kesehatan antara pemerintah merugikan pasien. Oleh sebab itu tidak mengherankan
pusat dan pemerintah daerah. apabila profesi kesehatan ramai diperbincangkan baik di
6. Mengatur wewenang dan tanggung jawab serta dapat kalangan intelektual maupun masyarakat awam dan
memberikan perlindungan hukum, bagi penerima dan kalangan pemerhati kesehatan.
pemberi jasa upaya kesehatan. Beberapa tahun terakhir ini sering timbul gugatan dari
7. Mengatur kualitas upaya kesehatan yang pasien yang merasa dirugikan, untuk menuntut ganti rugi
diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter
termasuk swasta. atau tenaga kesehatan dalam melaksanakan pekerjaannya.
8. Mengganti produk hukum yang tidak sesuai dengan Berbagai kasus telah disidangkan di pengadilan dan
situasi dan kondisi. mendapat sorotan dari profesi kalangan kesehatan dan
9. Memuat sanksi hukum yang sepadan, sehingga setiap profesi hukum. Kasus-kasus yang sudah diangkat dan
pelanggar dapat ditindak sebagaimana mestinya. disidangkan di pengadilan antara lain: kasus operasi
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di amandel yang dilakukan oleh ahli telinga, hidung, dan
bidang kesehatan, telah berkembang dengan pesat dan tenggorokan (THT) diJakarta, kasus bedah dan kasus
didukung oleh sarana kesehatan yang semakin canggih, penyuntikan pasien dengan silikon di Rumah Sakit Dr.
perkembangan ini turut mempengaruhi jasa profesional di Soetomo Surabaya, kasus penyuntikan pasien dengan
bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu semakin penisilin di Pati(Soejami, 1993:9). Di samping itu masih
berkembang pula. Berbagai cara perawatan dikembangkan banyak kasus-kasus lain di beberapa rumah sakit di tanah
sehingga akibatnya juga bertambah besar, dan air, yang menyebabkan mereka harus berhadapan dengan
kemungkinan untuk melakukan kesalahan semakin besar pengadilan karena digugat oleh pasien atau keluarganya
pula. Dalam banyak hal yang berhubungan dengan yang merasa dirugikan dalam pelayanan kesehatan.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

Keadaan seperti ini menunjukkan suatu gejal4bahwa dunia Pada dasarnya kesalahan atau kelalaian dokter dalam
kedokteran mulai dilanda krisis etik medik, bahkan juga melaksanakan profesi medis, merupakan suatu hal yang
krisis keterampilan medik yang tidak dapat diselesaikan penting untuk dibicarakan, hal ini disebabkan karena akibat
dengan kode etik kedokteran semata-mata, melainkan kesalahan atau kelalaian tersebut mempunyai dampak
harus diselesaikan dengan cara yang lebih luas lagi yaitu yang sangat merugikan. Selain merusak atau mengurangi
harus diselesaikan melalui j alur hukum (Koeswadji, kepercayaan masyarakat terhadap profesi kedokteran juga
1986:17). menimbulkan kerugian pada pasien. Untuk itu dalam
Munculnya kasus-kasus seperti itu merupakan indikasi memahami ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian
bahwa kesadaran hukum masyarakat semakin meningkat. tersebut, terlebih dahulu kesalahan atau kelalaian
Semakin sadar masyarakat akan aturan hukum, semakin pelaksanaan profesi harus diletakkan berhadapan dengan
mengetahui mereka akan hak dan kewajibannya dan kewajiban profesi. Di samping itu harus pula diperhatikan
semakin luas pula suara-suara yang msnuntut agar hukum aspek hukum yang mendasari terjadinya hubungan hukum
memainkan peranannya di bidang kesehatan. Hal ini pula antara dokter dengan pasien yang bersumber pada
yang menyebabkan masyarakat (pasien) tidak mau lagi transaksi terapeutik.
menerima begitu saja cara pengobatan seperti yang Langkah atau upaya meletakkan kesalahan atau
dilakukan sebelunrnya. Pasien ingin mengetahui kelalaian pelaksanaan profesi berhadapan dengan
bagaimana terapi medis dilakukan dan bagaimana kewajiban profesi, bertujuan untuk melihat apakah hak dan
bekerjanya obat yang diberikan, serta bagaimana harus kewajiban dalam pelaksanaan profesi dilaksahakan sesuai
bertindak sesuai dengan hak dan kepentingannya apabila dengan standar profesi atau tidak? Apakah tindakan medis
mereka menderita kerugian sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukan terhadap pasien, memenuhi pengetahuan
atau kelalaian dokter. yang biasanya dimiliki seorang dokter yang mempunyai
kemampuan rata-rata dalam bidang keahlian yang sama,

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

dalam situasi dan kondisi yang sama untuk mencapai perjanjian. Dikatakan sebagai perjanjian (transaksi) karena
tujuan pengobatan yang sama? (Soetrisno,l99l:l4l). Dengan adanya kesanggupan dari dokter untuk mengupayakan
cara seperti ini akan terlihat bahwa adanya kewajiban kesehatan atau kesembuhan pasien, sebaliknya pasien
berarti ada pula tanggung jawab. Konsekuensi dari menyetujui tindakan terapeutik yang dilakukan oleh dokter
tanggung jawab ini adalah membuka kemungkinan akan tersebut. Posisi yang demikian ini menyebabkan terjadinya
terjadi kesalahan atau kelalaian yang bisa ditinjau dari kesepakatan berupa perjanjian terapeutik, hal ini sesuai
sudut hukum, baik dari sudut hukum perdata, hukum dengan apa yang dikatakan Rutten bahwa perjanjian tidak
pidana, maupun hukum administrasi. lain adalah kesepakatan (Van Dunne, 1987:67).
Dilihat dari sudut hukum perdata, hubungan antara Secara yuridis kesepakatan ini melahirkan hak dan
dokter dengan pasien merupakan hubungan hukum yang kewajiban pada masing-masing pihak dan harus
didasarkan pada transaksi terapeutik. Penegasan dilaksanakan sebagaimana yang diperjanjikan. Apabila
mengenai hubungan ini sebagai suatu perjanjian (transaksi) salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya atau
dapat dilihat pada alinea pertama Kode Etik Kedokteran bertindak di luar apa yang diperjanjikan, pihak yang
Indonesia (Kodeki). Kode etik kedokteran ini diberi label etik dirugikan dapat mengajukan tuntutan ganti rugi. Dilihat dari
profesi dan dikukuhkan melalui Surat Keputusan Menteri sudut hukum pidana persoalan pokok yang menjadi titik taut
Kesehatan RI Nomor 80/DPK/I/K/1969, kemudian antara hukum kesehatan dengan hukum pidana ialah
disempurnakan melalui Musyawarah Kerja Nasional adanya kesalahan. Sejauh mana kesalahan itu terjadi,
(Mukernas) Etik Kedokteran II Tanggal l4 sampai l6 apakah benar peristiwa yang terjadi pada pasien
Desember 1981, untuk selanjutnya ditetapkan dengan merupakan akibat dari suatu kesalahan yang dilakukan oleh
Skep. Men. Kes. No. 4341/kepmenkes/SKDV I983. dokter? Untuk menentukan ada tidaknya kesalahan
Dilihat dari kaca mata hukum, hubungan antara pasien tersebut terlebih dahulu harus dibuktikan melalui
dengan dokter termasuk dalam ruang lingkup hukum pendekatan medik.

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

Hal ini disebabkan karena pertanggungiawaban seorang Menurut Senoadji (1983:6), hal ini menunjukkan bahwa
dokter dalam hukum pidana sangat erat kaitannya dengan suatu diagnosa atau terapi yang kurang tepat tidak
usaha yang dilakukan oleh seorang dokter, yaitu berupa demikian saja dapat dipertanggungjawabkan dokter apabila
langkah-langkah atau tindakan terapeutik dan diagnostik ia dengan pengetahuan, kemampuan, dan pengalamannya
yang diikat oleh lafal sumpah jabatan dan kode etik profesi telah mengikuti hrgtuldigheid yang diperlukan. oleh
(Koeswadji, 1984:3). karenanya untuk dapat dipidana harus dibuktikan terlebih
Seorang dokter dapat dikatakan melakukan suatu dahulu adanya unsur kesalahan dan atau kelalaian berat
kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan profesinya, atau zware schuld yang berakibat fatal atau serius terhadap
apabila dia tidak memenuhi kewajibannya dengan baik. pasien. Hal ini sesuai dengan keputusan Hoge Raad
Dalam praktiknya, seorang dokter yang berhadapan Belanda tanggal 3 Februari l9l3 yang menyatakan; bahwa
dengan pasien dalam upayanya melakukan diagnosa dan untuk ketentuan Pasal 307 w.v.s. Belanda sama dengan
terapi untuk penyembuhan, didasarkan pada kemampuan Pasal 359 KUHP Indonesia dibutuhkan pembuktian culpa
tertinggi yang dimilikinya. Atas dasar kemampuan tersebut lata atau kesalahan berat untuk medikus dan bukan culpa
dokter mengadakan suatu diagnosa dan kemudian mencari levis (Ameln, 1991:91).
terapinya. Apakah dia akan berhasil untuk menetapkan Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang
suatu diagnosa dan terapi yang tepat, sangat tergantung dibuat oleh kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup
dari pengetahuan, kemampuan, dan pengalamannya. bermasyarakat. pergaulan hidup atau hidup di masyarakat
Selain itu perlu diperhitungkan berbagai faktor yang dapat yang sudah maju seperti sekarang ini tidak cukup hanya
mempengaruhi diagnosa dan terapi yang dilakukan, seperti dengan adat kebiasaan yang turun temurun seperti
keadaan fisik pasien dan komplikasi yang timbul tanpa sebelum lahirnya peradaban yang modern. Untuk itu, maka
dapat diperhit"ngkan terlebih dahulu. oleh kelompok masyarakat yang hidup dalam suatu
masyarakat atau negara diperlukan aturan-aturan yang

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

secara tertulis yang disebut hukum. Meskipun demikian peraturan mengenai hukuman, kedudukan
tidak semua perilaku masyarakat atau hubungan antara penguasa/pemerintah lebih tinggi dibandingkan dengan
satu dengan yang lainnya juga masih perlu diatur oleh masyarakat sebagai subjek hukum.
hukum yang tidak tertulis yang disebut etik adat-istiadat, Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang
tradisi, kepercayaan dan sebagainya. berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau
Hukum tertulis, dikelompokkan menjadi dua, yakni: pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini berarti
a. Hukum perdata mengatur subjek dan antarsubjek, hukum kesehatan adalah aturan tertulis mengenai
anggota masyarakat yang satu dengan yang lain dalam hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan
hubungan interrelasi. Hubungan interrelasi ini antara dengan masyarakat atau anggota masyarakat. Dengan
kedua belah pihak ;: saudara atau sederajat atau sendirinya hukum kesehatan ini mengatur hak dan
mempunyai kedudukan sederajat. Misalnya, hubungan kewajiban masing-masing penyelenggara pelayanan dan
antara penjual dan pembeli, hubungan antara penerima pelayanan atau masyarakat, baik sebagai
penyewa,dan yang menyewakan. Di samping itu perorangan (pasien) atau kelompok masyarakat. Hukum
hubungan dalam keluarga, kesepakatan-kesepakatan kesehatan relatif masih muda bila dibandingkan dengan
dalam keluarga, termasuk perkawinan dan warisan juga hukum-hukum yang lain. Perkembangan hukum kesehatan
dapat digolongkan dalam hukum perdata. baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan
b. Hukum pidana adalah mengatur hubungan antara subjek diselenggarakannya "World Congress on Medical Law" di
dan subjek dalam konteks hidup bermasyarakat dalam Belgia tahun 1967.
suatu negara. Dalam hukum pidana selalu terkait antara Di Indonesia, perkembangan hukum kesehatan dimulai
seseorang yang melanggar hukum dengan penguasa dengan terbentuknya kelompok studi untuk Hukum
(dalam hal ini pemerintah) yang mempunyai kewenangan Kedokteran FK-UI dan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo
menjatuhkan hukuman. Dalam hukum pidana atau di Jakarta tahun 1982. Hal ini berarti, hampir 15 tahun

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

setelah diselenggarakan Kongres Hukum Kedokteran Dunia yang menerima pelayanan kesehatan agar tidak saling
di Belgia. Kelompok studi hukum kedokteran ini akhirnya merugikan.
pada tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan 4. Keduanya menggugah kesadaran untuk bersikap
Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKD). Pada kongres manusiawi, baik penyeienggara maupun penerima
PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14 April 1987. Hukum pelayanan kesehatan.
kesehatan mencakup komponen-komponen atau kelompok- 5. Baik etika maupun hukum kesehatan merupakan hasil
kelompok profesi kesehatan yang saling berhubungan pemikiran dari para pakar serta pengalaman para
dengan yang lainnya, yakni: Hukum Kedokteran, Hukum praktisi bidang kesehatan.
Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi, Sedangkan perbedaan antara etika kesehatan dan
Hukum Rumah Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat, hukum kesehatan, antara lain:
Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya. a. Etika kesehatan hanya berlaku di lingkungan masing-
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun rnasing profesi kesehatan, sedangkan hukum kesehatan
Etika dan Hukurn Kesehatan mempunyai perbedaan namun berlaku untuk umum.
mempunyai banyak persamaannya antara lain: b. Etika kesehatan disusun berdasarkan kesepakatan
1. Etika dan hukum kesehatan sama-sama merupakan anggota masing-masing profesi, sedangkan hukurn
alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat kesehatan disusun oleh badan pemerintahan, baik
dalam bidang kesehatan. legislatif (Undang-Undang-UU, Peraturan
2. Sebagai objeknya adalah sarna yakni rnasyarakat baik Daerah=Perda), maupun oleh eksekutif (Peraturan
yang sakit maupun yang tidak sakit (sehat). Pemerintah/PP Kepres. Kepmen, dan sebagainya).
3. Masing-masing mengatur kedua belah pihak antara c. Etika kesehatan tidak semuanya tertulis, sedangkan
hak dan kewajiban, baik pihak yang hukum kesehatan tercantum atau tertulis secara rinci
menyelenggarakan pelayanan kesehatan maupun

Page | Page |
Dasar – Dasar BAB BAB Dasar – Dasar

dalam kitab undang-undang atau lembaran negara 3. Peraturan Pemerintah.


lainnya. 4. Keputusan Presiden.
d. Sanksi terhadap pelanggaran etika kesehatan berupa 5. Keputusan Menteri Kesehatan.
tuntunan biasanya dari organisasi profesi, sedangkan 6. Keputusan Dirjen/Sekjen.
sanksi pelanggaran hukum kesehatan adalah "tuntutan", 7. Keputusan Direktur/Kepala Pusat.
sedang berujung pada pidana atau hukuman. 8. Dan seterusnya.
e. Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan oleh Majelis Kemudian dengan berkembangnya otonomi daerah
Kehormatan Etik Profesi dari masing-masing organisasi masing-masing daerah baik provinsi maupun kabupaten
profesi, sedangkan pelanggaran hukum kesehatan juga semakin marak untuk mengeluarkan peraturan-
diselesaikan lewat pengadilan. peraturan yang terkait dengan kesehatan misalnya:
f. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti 1. Peraturan Daerah (Perda)
fisik, sedangkan untuk pelanggaran hukum 2. Keputusan Gubernur, Wali Kota atau Bupati
pembuktiannya memerlukan bukti fisik. 3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Urutan perundangan bidang kesehatan: 4. Dan sebagainya.
Hukum kesehatan terkait dengan aturan legal yang
dibuat untuk kepentingan atau melindungi kesehatan
masyarakat di Indonesia mencakup:
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang tentang Kesehatan, yang pernah
berlaku diIndonesia: (UU Pokok Kesehatan No. 9 Tahun
1960; UU Kesehatan No. 23 Tahun 7992, direvisi
menjadi UU No. 36 tahun 2009.

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Bab 8 memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan dengan


Kesehatan Lingkungan tujuan memberi dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat
serta mempertinggi kesejahteraan dan daya guna
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat perikehidupan manusia.
faktor utama, yakni lingkungan perilaku, pelayanan Dalam undang-undang ini dijelaskan dasar pertimbangan
kesehatan dan keturunan atau herediter (81um,1974). perlunya undang-undang ini adalah untuk memelihara
Lingkungan sebagai faktor yang paling besar pengaruhnya dan mempertinggi kesehatan rakyat. Undang-undang ini
terhadap kesehataru tidak hanya lingkungan fisik saja, mengatur khusus untuk usaha-usaha bagi umum, yang
tetapi juga lingkungan nonfisik: sosial budaya ekonomi, meliputi antara lain:
politik, dan seterusnya. a. Higiene air, susu, makanan dan minuman untuk
Terkait dengan kesehatan lingkungan ada dua undang- konsumsi bagi umum perlu diawasi mutu
undang yang memberikan pengaturan masalah lingkungan kesehatannya tidak mengandung kuman penyakit, zat-
terkait dengan kesehatan ini, yakni: zat racury dan sebagainya.
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1962 b. Higiene perusahaan-perusahaan dan lingkungannya
Sebelum istilah kesehatan lingkungan digunakan pada perlu memenuhi syarat-syaratmutu kesehatan agar
saat,ini, dalam UU No 11 Tahun 1962 menggunakan karyawan tidak mudah mengalami bahaya dan bekerja
istilah higiene. Dalam undang-undang tersebut yang dalam suasana yang sehat.
dimaksud higiene adalah c. Higiene bangunan-bangunanumum, seperti stasiun,
segala upaya untuk memelihara dan mempertinggi pelabuhan, bioskop, sekolah, dan lain-lain harus
derajat kesehatan. Dalam undang-undang ini juga memenuhi syarat-syarat kesehatan seperti ventilasi,
disebutkan bahwa higiene adalah kesehatan masyarakat kebersihary dan sebagainya.
yang khusus meliputi segala usaha untuk melindungi,

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

d. Higiene tempat pemandian umum, harus bersih dan Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa kesehatan
sehat serta aman dari penularan dan penyebaran lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
penyakit menular. menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara
e. Higiene alat-alat pengangkutan umum seperti kereta manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya
api, bus, kapal, pesawat terbang, dan lain-lain perlu kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan. bahagia. secara lebih jelas lagi ketentuan hukum tentang
2. Undang-Undang No. 2 Tahun 1966 kesehatan lingkungan, dapat diuraikan di bawah ini:
Dalam undang-undang ini dijelaskan istilah higiene 4. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Undang-
digunakan untuk mencakup seluruh usaha manusia undang kesehatan ini berupaya menghimpun ketentuan
maupun masyarakat yang perlu dijalankan guna ketentuan hukum yang berkaitan dengan pelayanan
mempertahankan dan mengembangkan kesejahteraan di kesehatan menjadi satu, sehingga dengan demikian
dalam lingkungan yang bersifat badan dan jiwa maupun tidak tersebar di beberapa undang-undang seperti
sosial. Ketentuan tentang usaha-usaha di bidang higiene sebelumnya. Kesehatan lingkungan dalam undang-
dan pelaksanaan usaha tersebut antara lain: undang ini termasuk dalam bab mengenai upaya
a. Masyarakat harus mengerti dan sadar akan kesehatan. Pasal 22 menyebutkan tentang kesehatan
pentingnya keadaan yang sehat, baik kesehatan lingkungan sebagai berikut:
pribadi, maupun kesehatan masyarakat. 1) Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat
b. Pemerintah harus memberikan pelayanan di bidang umum, lingkungan pemukiman lingkungan kerja,
kesehatan bagi masyarakat. Lingkungan umum dan lingkungan lainnya.
3. Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok 2) Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup udara, pengamanan limbah padat, limbah cait, limbah

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

gur, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor radiotatif, sinar infra merah dan ultra violet, alat yang
penyakit dan penyehatan atau pengamanan lainnya. menghasilkan radioaktif, gelombang elektronik, dan
3) setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib sebagainya.
memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat d. Pengamanan terhadap arnbang batas bising yang dapat
sesuai dengan standar pelayanan. menggangu kesehatan di pabrik-pabrik serta
Ketentuan-ketentuan di atas dapat lebih dijelaskan pengendalian vektor penyakit dari binatang pembawa
bahwa: penyakit seperti serangga dan binatang pengerat.
a. Untuk mencapai kesehatan masyarakat yang optimal Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tidak
perlu ditingkatkan sanitasi lingkungan baik pula diberikan batasan tentang Kesehatan Lingkungan, namun
lingkungan tempatnya maupun terhadap wujud atau demikian pada Pasal 162 disebutkan bahwa kesehatan
bentuk substansinya yang berupa fisik, kimiawi atau lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
biologik, termasuk perubahan perilaku. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
b. Mengenai tempat umum dimaksud antara lain hotel, memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
pasar, pertokoan, pasar swalayan mall, bioskop, dan yang setinggi-tingginya. Ketentuan lain yang diatur dalam
lain-lain. Demikian pula dengan lingkungan kerja, undang-undang ini (Pasal 163) antara lain disebutkan
lingkungan pemukiman dan angkutan umum. sebagai berikut:
c. Penyehatan air dan udara untuk meningkatkan kualitas, 1. Pemerintah pemerintah daerah dan masyarakat
termasuk penekanan pada masalah polusi. pengaman menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak
ditujukan pada limbah padat, cair, dan gas serta mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
pengamanan terhadap limbah yang berasal dari rurnah 2. Lingkungan sehat tersebut mencakup lingkungan
tangga dan industri. Pengamanan ditujukan pula pada pemukiman,tempat kerja, tempat rekreasi, dan fasilitas
penetapan standar pengamanan tegangan tinggi, sinar umum.

Page | Page |
Kesehatan BAB

3. Lingkungan sehat di berbagai tempat atau tatanan ini


hendaknya bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan
gangguan kesehatan antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion; air yang
tercemar; udara yang tercemar; dan makanan yang
terkontaminasi.

Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Bab 9 seterusnya. Mengingat pentingnya faktor lingkungan kerja


Kesehatan Kerja sebagai faktor risiko bagi kesehatan masyarakat, utamanya
bagi pekerja, maka melahirkan upaya kesehatan kerja. Di
Sebuah ungkapan mengatakan bahwa "health is uested lingkungan akademi atau pendidikan tenaga kesehatan
in eaery-day liae", bahwa kesehatan itu dibentuk atau akhirnya lahirlah disiplin Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dihasilkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Kehidupan (K3). Sebelum lahirnya disiplin ilmu Kesehatan dan
manusia adalah berada dalam lingkungan di mana manusia Keselamatan Kerja ini, di beberapa Fakultas Kedokteran
hidup sehari-hari, mulai dari lahir sampai meninggal dunia. juga sudah berkembang "Hyperkes" atau higiene
Pada usia bayi sampai baiita hampir dikatakan manusia perusahaan dan kesehatan kerja.
hidup di lingkungan keluarga atau rumah tangga saja. Di kalangan praktisi, baik di perusahaan-perusahan atau
Tetapi pada usia sekoiah sampai mahasiswa, manusia, institusi- institusi kerja serta yang paling bertanggung jawab
sebagian besar waktunya dihabiskan di lingkungan terhadap kesehatan masyarakat (pemerintah, dalam hal ini
keluarga dan sekolah atau kampus. Sedangkan pada usia Kementerian Kesehatan) juga telah mengupayakan
dewasa, lepas dari pendidikan manusia menghabiskan kesehatan kerja ini sejak republik ini berdiri. Dalam Undang-
waktunya di dalam keluarga dan di tempat kerja. Oleh Undang Kerja Tahun 1948-1951, dan Peraturan Pemerintah
sebab itu, lingkungan kerja mempunyai peranan yang No. 1 Tahun 1951 telah ada aturan hukum tentang
penting juga dalam membentuk atau mempengaruhi kesehatan kerja di antaranya mencakup tentang:
kesehatan seseorang. Di samping dalam keluarga. Lebih- a. Jam kerja
lebih, lingkungan yang sangat berisiko terhadap terjadinya b. cuti tahunan
penyakit dan kecelakaan akibat kerja seperti di c. cuti hamil
pertambangan, pabrik-pabrik yang menghasiikan limbah d. cuti haid bagi pekerja wanita
yang berisiko terganggunya kesehatan manusia, dan

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

e. perafuran tentang kerja bagi anak-anak, orang muda dan Seiring dengan perkembangan kesehatan masyarakat,
wanita maka kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian
f. persyaratan tempat kerja, dan sebaginya. dari kesehatan masyarakat juga berkembang.
Di samping itu, sebelumnya yakni pada tahun 1947 Berkembangnya K3 bukan saja dari aspek akademisi
pemerintah pada waktu itu sebenarnya juga telah saja, tetapi juga aspek praktisi. Akhirnya pada Tahun
mengeluarkan Undang-Undang Kecelakaan Kerja. Namun 1970, pemerintah mengeluarakan Undang-Undang No. 1
demikian baru 4 tahun kemudian yakni pada tahun L951 tentang Keselamatan Kerja. Dengan keluarnya undang-
undang-undang tersebut diberlakukan. Beberapa ketentuan undang ini, dapat dikatakan bahwa kesehatan dan
yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja keselamatan kerja telah mengakomodasi perkembangan
antara lain sebagai berikut: kesehatan masyarakat, industrialisasi, serta teknologi
a. Penggantian kerugian kepada buruh yang mendapatkan dalam pembinaan norma-norrna dan etika keselamatan
kecelakan atau penyakit akibat kerja. kerja.
b. Diperusahaan yang mewajibkan memberi tunjangan, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
majikan berkewajiban membayar ganti rugi kepada buruh Kerja ini telah mengatur tentang keselamatan kerja
yang mendapat kecelakaan berhubungan dengan: dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,
hubungan kerja pada perusahaan ifu. di permukaan air, di dalam air maupun di udara dalam
c. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandag wilayah hukum Indonesia. Undang- undang juga
sebagai kecelakaan. mengatur hak dan kewajiban tenaga kerja, antara lain:
d. Jika buruh meninggal dunia akibat kecelakaan yang 1. Tempat kerja:
seperti ini, maka kewajiban membayar kerugian itu a. Tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan,
berlaku terhadap keluarga yang ditinggalkan. tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana
1. Undang-Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di Republik Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut
mana terdapat sumber atau sumber-sumber berlaku dalam tempat kerja di mana:
bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin,
ruangan, lapangan halaman dan sekelilingnya yang pesawat alat perkakas, peralatan atau instalasi
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan yang berbahaya atau dapat menimbulkan
dengan tempat kerja tersebut. kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas b) dibuat diolah, dipakai, dipergunakan,
memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan
bagiannya yang berdiri sendiri. Sedangkan atau barang yang, dapat meledak, mudah
pengusaha ialah: terbakar, menggigit mericury menimbulkan
1) orang atau badan hukum yang menjalankan infeksi, bersuhu tinggi;
sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan c) dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
itu mempergunakan tempat kerja; pembersihan atau pembongkaran rumah atau
2) orang atau badan hukum yang secara berdiri gedung atau bangunan lainnya, termasuk
sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan bangunan, saluran atau terowongan di bawah
miliknya dan untuk keperluan itu tanah dan sebagainya atau di rnana dilakukan
mempergunakan tempat kerja; pekerjaan persiapan;
c. Ruang lingkup keselamatan kerja adalah segala d) dilakukan usaha: pertanian, perkebunan
tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di pembukaan hutan, pengerjaan hutary
permukaan air, didalam air maupun di udara, yang pengolahan kayu atau hasil Hutan lainnya,
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: l) terdapat atau menyebar suhu, kelembapan debu,
emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, kotoran api asap, uap, gas, hembusan angin,
batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun m)dilakukan pembuangan atau pemusnahan
di dasar perairan; dilakukan pengangkutan sampah atau limbah;
barang, binatang atau manusia, baik di daratan, n) dilakukan pemancaran, penyiaran atau
melalui terowongan, di permukaan air, dalam air penerimaan radio, radar, televisi atau telepon;
maupun di udara; o) dilakukan pendidikan, pembinaan percobaan
f) dikerjakan bongkar-muat barang muatan di kapal, penyelidikan atau riset (penelitian)yang
perahu, dermaga, dok, stasiun, atau gudang; menggunakan alat teknis;
g) dilakukan penyelaman, pengambilan benda. Dan p) dibangkitkan, diubah, dikumpulkan disimpan,
pekerjaan lain di dalam air; dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
h) dilakukan pekerjhan dalam ketinggian di.atas minyak atau air;
permukaan, tanah atau perairan; q) diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau
i) dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau diselenggarakan rekreaisi lainnya yang memakai
suhu yang tinggi atau rendah; peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
i) dilakukan pekerjaan yang: mengandung bahaya 2. Syarat-syarat keselamatan kerja:
tertimbun tanah, kejatuhary terkena pelantingan Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-
benda terjatuh atau terperosok, hanyut atau syarat keselamatan kerja untuk:
terpelanting; a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
k) dilakukan pekerjaan dararn tangki, sumur atau b. mencegah, mengurangi dan memadamkan
lubang; kebakaran;

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan


d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan orang, binatang, tanaman atau barang;
diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian o. mengamankan dan memelihara segala jenis
lain yang berbahaya; bangunan;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan; p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para bongkar-muat perlakuan dan penyimpanan barang;
pekerja; q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca menfadi bertambah tinggi.
sinar atau radiasi, suara dan getaran; 3. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan
ganguanya, akibat kerja baik pisik maupur,phisikis, atau hak tenaga kerja untuk:
peracunan infeksi dan penularan; a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan
i. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang kerja;
baik; b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; diwajibkan;
l. memelihara kebersihary kesehatan dan ketertiban; c. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat
m.memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya;

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua d. Ketentuan mengenai kesehatan kerja ini ditetapkan
syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang dengan peraturan pemerintah.
diwajibkan; Penjelasan lebih lanjut tentang ketentuan-ketentuan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di tersebut antara lain sebagai berikut:
mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja a. Setiap pekerja di mana pun juga harus mampu
serta arat-alat perlindungan diri yang diwajibkan bekerja secara sehat dan selamat tanpa
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus membahayakan baik bagi dirinya sendiri maupun
ditentukan iain oleh pegawai pengawas dalam bagi orang lain dan juga tidak membahayakan bagi
batas-batas yang masih dapat masyarakat sekelilingnya. Cara bekerja yang
dipertanggungjawabkan. seperti ini sudah barang tentu akan menghasilkan
Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun produktivitas yang tinggi baik bagi pekerja itu
1992, tentang kesehatan Kerja juga telah sendiri maupun bagi institusi tempat kerja.
mencantumkan meskipun sangat terbatas. Hal ini b. Kesehatan kerja tidak hanya semata-mata pekerja
dapat dilihat di Pasal 23 pada UU No. 23 Tahun 1992, dapat bekerja dengan sehat atau selamat tetapi
sebagai berikut: juga mencakup pelayanan kesehatan bagi pekerja.
a. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk Artinya, apabila pekerja jatuh sakit baik akibat
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. langsung dari pekerjaannya ataupun karena sakit
b. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan yang lain, maka ia wajib mendapatkan pelayanan
kerja pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan. Bahkan pelayanan kesehatan ini bukan
kesehatan kerja. hanya untuk pekerja sendiri, tetapi juga bagi
c. setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan keluarganya (istri atau suami dan anak-anaknya).
kesehatan kerja. Di samping itu, kesehatan kerja juga mencakup

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

upaya pencegahan penyakit bagi pekerja, baik (psikis) dan sosialnya. Hal ini penting karena fisik
penyakit akibat kerja maupun penyakit yang lain yang sehat tidak menjamin keselamatan dan
yang mengganggu kesehatan dan keselamatan kesehatan kerja dan juga tidak menjamin
kerja. produktivitas kerja. oleh sebab itu, kesehatan kerja
c. Pelayanan kesehatan kerja seperti disebutkan, juga mengupayakan agar tempat pekerja dapat
diberikan kepada pekerja sesuai dengan jaminan menjalankan tugasnya urusan nyaman, tidak
sosial tenaga kerja yang telah diatur oleh undang- dibawah tekanan atau ketakutan sehingga terhindar
undang tenaga kerja. Pelayanan kesehatan kerja ini dari stres, dan sebagainya.
mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), f. Kesehatan kerja dan keselamatan kerja bukan
Pencegahan penyakit (preventif). Penyembuhan semata-mata untuk kepentingan pekerja dan
penyakit (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). institusi tempat kerja, tetapi juga untuk kepentingan,
d. Upaya kesehatan kerja juga dimaknai sebagai masyarakat, terutama masyarakat sekitar tempat
upaya untuk penyerasian atau harmonisasi kerja. Tanggung jawab terhadap masyarakat bagi
kapasitas dan atau kemampuan kerja, beban kerja institusi atau tempat kerja adalah masyarakat tidak
dan lingkungan kerja. Upaya penyerasian ini mendapatkan dampak negatif dari tempat kerja
dimaksudkan agar terpelihara kesehatan dan tersebut polusi (polusi limbah cair, Limbah padat),
keselamatan kerja karena tidak terjadi kelebihan udara dan bising. Oleh sebab itu, tempat kerja
beban atau menjalankan pekerjaan di luar harus mengupayakan seminimal mungkin agar
kemampuan dan kapasitas kerja bagi setiap masyarakat tidak tergangu kesehatannya akibat
pekerja. keberadaan institusi
e. Kesehatan dankeselamatan kerja tidak semata- 2. Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009
mata aspek fisik saja tetapi juga aspek mental

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Dalam undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pengelola tempat kerja juga wajib bertanggung jawab
Kesehatan secara hukum mengatur kesehatan dan atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja
keselamatan kerja ini tertuang dalam Pasal 164 - 66, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
antara lain sebagai berikut: undangan.
1. upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi 4. Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
oteh pekerjaan yang dimaksud upaya kesehatan kerja kerja. Sedangkan pekerja wajib menciptakan dan
ini, meliputi: menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan
a. pekerja di sektor formal, menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja.
b. pekerja di sektor informal, Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada
c. bagi setiap pekerja yang berada di lingkungan perusahaan/instansi, hasil pemeriksaan kesehatan secara
tempat kerja. fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan
2. upaya kesehatan kerja ini berlaku juga bagi kesehatan dalam pengambilan keputusan. Majikan atau pengusaha
pada lingkungan Tentara Nasional Indonesia Darat, wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya
Laut maupun udara serta Kepolisian Republik pencegahao peningkatan, pengobatan, dan pemulihan
lndonesia. pemerintah menetapkan standar kesehatan serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan
kerja. kesehatan pekerja. Majikan atau pengusaha juga harus
3. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar menanggung biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja
kesehatan kerja yang diatur oleh ketentuan yang yang diderita oleh pekerja sesuai dengan peraturan
berlaku lingkungan kerja yang sehat serta perundang-undangan.

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan untuk perlindungan terhadap bahaya kecelakaan sebagai
perlindungan pekerja.Dengan kesehatan kerja ini perlindungan teknis atau keamanan kerja (safety).
dimaksudkan perlindungan bagi buruh terhadap pemerasan Kesehatan kerja ini merupakan penjagaan agar buruh
(eksploitasi) tenaga buruh oleh majikan yang misalnya melakukan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan
untuk mendapat tenaga yang murah, mempekerjakan tidak hanya ditujukan terhadap pihak majikan yang hendak
budak, pekerja rodi, anak dan wanita untuk pekerjaan yang memeras tenaga buruh, tetapi juga ditujukan terhadap
berat dan untuk waktu yang tak terbatas. pihak buruh itu sendiri, dimana dan bilamana buruh
Perundang-undangan yang pertama-tama diadakan di misalnya hendak memboroskan tenaganya dengan tidak
Indonesia ini adalah untuk memperingankan pekerjaan mengindahkan kekuatan jasmani dan rohaninya.
yang dilakukan oleh para budak dan para pekerja rodi itu. Berhubung dengan itu ada kalanya bahwa suatu usaha
Undang-undang pertama di bidang kesehatan kerja ini yang perlindungan nampaknya merugikan pihak buruh, misalnya
diadakan pada tahun 1802 di Inggris, yaitu "The Health and larangan pekerjaan anak akan berakibatkan bahwa anak itu
Morals ofApprentices Act", terutama bermaksud membatasi tidak lagi dapat mencari nafkah sendiri untuk meringankan
waktu kerja bagi anak sampai 12 jam sehari. Juga beban hidup orang tuanya.
kesehatan keda di Nederland dimulai dengan undang- Undang-undang Kerja tahun 1948 No. 12, sebagai
undang tentang pekerjaan anak ("Kinderwetje - Van dikatakan dalam penjelasannya dimaksudkan sebagai
Houten") yang melarang mempekerjakan anak di bawah undang-undang pokok kesehatan kerja, memuat aturan-
umur 12 tahun. aturan dasar mengenai pekerjaan anak, pekerjaan orang
Sebagai peninggalan darizaman Hindia Belanda, di muda dan orang wanita, waktu kerja, waktu istirahat dan
Negara Indonesia ini sangat dibeda- bedakan antar bahkan tempat kerja. Karena pelaksanaan aturan-aturan itu secara
dipisah-pisahkan perlindungan terhadap pemerasan langsung dan segera akan menimbulkan pelbagai
sebagai perlindungan sosial atau kesehatan kerja dan kesukaran, maka pelaksanaannya tiap kali akan ditetapkan

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

dengan peraturan-pemerintah di manajuga dapat diadakan termasuk pula: kepala, pemimpin atau pengurus
aturan-aturan peralihan. perusahaan atau bagian perusahaan. Apa yang
Sesuai dengan tujuan mengadakan perlindungan, maka dimaksudkan dengan perusahaan, baik dalam undang-
sifat aturan-aturan dalam undang-undang tersebut adalah undang itu sendiri maupun dalam penjelasannya tidak
memaksa dengan ancaman pidana. Undang-undung ini diterangkan. Juga arti perusahaan ini diperluas yaitu
hanya berlaku terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh disamakan dengan perusahaan adalah segala tempat
buruh, yaitu orang yang bekeda pada orang lain atau badan pekerjaan, baik tempat pekerjaan itu dari Pemerintah
dengan menerima upah, jadi pekedaan yang dilakukan maupun dari swasta.
dalam hubungan kerja. Dengan ditetapkan bahwa tidak Dengan demikian maka Undang-undang Kerja ini pada
pula meliputi pekerjaan yang dilakukan oleh pelajar sekolah dasarnya berlaku bagi semua buruh dan majikan dengan
pertukangan yang bersifat pendidikan, pekerjaan yang tidak membeda-bedakan antara golongan warganegara,
dilakukan oleh seorang untuk dirinya sendiri, pekerjaan golongan penduduk, nasional atau asing dan terhadap
yang dilakukan seorang anak untuk orang-tuanya oleh semua perusahaan dengan tidak membeda-bedakan jenis
seorang isteri untuk suaminya, pekerjaan yang dilakukan tempat-kerja. Seperti di atas telah dikatakan, Undang-
oleh anggota-anggota sekeluarga untuk perusahaan undang Kerja mengatur pekerjaan anak, pekerjaan orang
keluarga itu,pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang muda, pekerjaan orang wanita, waktu-kerja dan waktu-
untuk tetangga atas dasar gotong-royong menurut istirahat serta tempat kerja. Mengenai pekerjaan anak, di
kebiasaan. dalam pasal2 dan pasal 3 Undang-undang Kerja ditentukan
Orang lain atau badan pada siapa/mana buruh itu bahwa anak tidak boleh menjalankan pekerjaan.
bekerja, biasanya disebut majikan, berhubung dengan Badan anak masih lemah untuk menjalankan pekerjaan,
tanggungjawab atas dilaksanakahnya ketentuan-ketentuan apa-lagi pekerjaan yang berat. Pekerjaan yang ringanpun
dalam undang-undang itu, diperluas pengertiannya, yaitu merugikan kemungkinan kemajuan kecerdasan, apalagi

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

yang sifatnya rutin menyebabkan tumpulnya kecerdasan atau untuk sesuatu perusahaan. Pembatasan pekerjaan
anak. Jadi maksud larangan pekerjaan anak itu adalah anak ini berlaku mutlak untuk semua perusahaan.
menjaga kesehatan dan pendidikannya. Larangan itu Selanjutnya "Maatregelen" menetapkan bahwa anak di
sifatnya mutlak, artinya di semua perusahaan. Tidak bawah umur l3 tahun tidak boleh melakukan pekerjaan:
dibeda-bedakan apakah pekerjaan itu dilakukan di a. di pabrik, yaitu ruangan tertutup atau dipandang sebagai
perusahaan perindustrian di perusahaan pertanian ataukah tertutup di mana untuk perusahaan digunakan alat
di perusahaan perdagangan. kekuatan (krachnverktuig);
Sebaliknya yang dilarang itu hanyalah pekerjaan yang b. di tempat-kerja. yaitu ruangan tertutup di mana untuk
dilakukan dalam hubungan-kerja. Melakukan pekeriaan perusahaan biasanya dilakukan pekerjaan tangan oleh
sebagai seorang swapekerja tidak dilarang. Dalam sepuluh orang atau lebih;
pembahasan selanjutnya perihal pekerjaan anak, pekerjaan c. membuat, memelihara membentuk atau membongkar
orang muda dan pekerjaan orang wanita, haruslah diartikan bangunan di bawah tanah, pekerjaan galian, bangunan
sebagai buruh anak, buruh orang muda dan buruh wanita. air, gedung dan jalan;
Anak adalah orang laki-laki atau wanita yang berusia l4 d. di perusahaan kereta api dan trem;
tahun ke bawah. Larangan pekerjaan anak ini maSih belum e. yang berkenaan dengan memuat, membongkar dan
dinyatakan berlaku. Sehubungan dengan itu untuk memindahkan barang, baik di pelabuhan, dermaga dan
mengatur pekerjaan anak masih digunakan peraturan dari galangan maupun di setasiun, tempat perhentian (halte)
zaman Hindia Belanda (Peraturan tentang Pembatasan dan tempat pembongkaran, tempat penimbunan dan
Pekerjaan Anak dan Pekerjaan Wanita pada Malam Hari). gudang, kecuali membawa dengan tangan. Pembatasan
Menurut peraturan ini seorang anak di bawah umur 14 pekerjaan ini adalah tidak mutlak untuk semua jenis
tahun bukan 14 tahun ke bawah tidak boleh melakukan perusahaan, tetapi hanya untuk jenis perusahaan
pekerjaan antara pukul 8 malam sampai 5 pagi di dalam tertentu saja, yaitu perusahaan perindustrian.

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Menurut Ordonnantie 1926 No. 87. (Peraturan tentang a. di dalam tambang, lobang di dalam tambang, lobang di
Pekerjaan Anak dan Orang Muda di Kapal) anak di bawah dalam tanah atau tempat mengambil logam dan bahan-
umur 12 tahun tidak boleh melakukan pekerjaan di kapal, bahan lain dari dalam tanah;
kecuali bila bekerjanya itu di bawah pengawasan ayahnya b. pekerjaan di kapal sebagai tukang api atau tukang
atau saudaranya sampai dengan derajat ketiga. Peraturan batubara;
ini hanya membatasai pekerjaan anak di kapal. c. pekerjaan di atas kapal, kecuali bila ia bekerja di bawah
Kedua peraturan tersebut di atas-bukanlah melarang pengawasan ayahnya atau seorang keluarga sampai
pekerjaan anak, melainkan hanya membatasi saja, yang dengan derajat ketiga:
pertama tidak membolehkan pekerjaan anak di perusahaan d. pekerjaan mengangkat barang-barang beratl
perindustrian dan yang kedua tidak membolehkan e. pekerja yang berhubungan dengan alat produksi dan
pekerjaan anak di kapal. Peraturan terakhir yang berkenaan bahan- bahan yang berbahaya.
dengan pekerjaan anak adalah Peraturan Menteri Tenaga Pasal 4 menetapkan beberapa kewajiban pengusaha
Kerja tahun 1987 tentang Perlindungan bagi Anak yang yang mempekerjakan anak yang terpaksa bekerja:
Terpaksa Bekerja. a. tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari;
Pasal 1 menetapkan bahwa anak yang terpaksa bekerja b. tidak mempekerjakan pada malam hari;
adalah anak yang berumur di bawah 14 tahun karena c. memberikan upah sesuai dengan peraturan pengupahan
alasan sosial ekonomi terpaksa bekerja untuk menambah yang berlaku;
penghasilan baik untuk keluarga maupun memperoleh d. memelihara daftar nama, umur dan tanggal lahir, tanggal
penghasilan untuk dirinya sendiri. mulai bekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Pasal 2 memberi pengecualian di ternpat-tempat mana Pasal 5 menetapkan sanksi pidana kepada pengusaha
anak tidak boleh dipekerjakan, yaitu: yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini, yang didasarkan pada pasal 17 Undang-undang

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok beberapa tempat kerja tersebut adalah mereka yang telah
Mengenai Tenaga Kerja. mencapai usia 12 (dua belas) tahun ke atas.
Pasal 6 menyatakan bahwa pengusaha perlu bekerja Berhubung peraturan menteri di satu pihak dan di pihak
sama dengan pelbagai pihak untuk mengusahakan agar lain kedua peraturan dari masa Hindia Belanda mengatur
anak tersebut diberi kesempatan untuk mendapatkan tentang hal yang sama dengan penetapan usia yang
pendidikan dasar dalam rangka peleksanaan Program berbeda maka secara yuridis formil yang berlaku adalah
Wajib Belajar. Hal tersebut diatur dalarn peraturan- peraturan yang tingkat urutannya (hierarkhis) lebih tinggi,
peraturan Wajib Belajar 9 tahun melalui Undang-undang dalam hal ini adalah kedua peraturan dari masa
No. 4 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pemerintahan Hindia Belanda, karena masing-masing
beserta Feraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 tentang berbentuk ordonansi yang setingkat dengan undang-
pendidikan Dasar. Memperhatikan peraturan menteri ini undang. Orang muda pada dasarnya dibolehkan melakukan
dapat dikemukakan bahwa isinya sebagian besar adalah pekerjaan, demikian menurut pasal4, pasal 5 dan pasal 6
sama dengan ketentuan-ketentuan dalam (Peraturan Undang-undang Kerja.
tentang Pembatasan Pekerjaan Anak dan Pekerjaan Orang muda adalah mereka yang berusia lebih dari 14
Wanita pada Malam Hari) dan (Peraturan tentang tahun tetapi kurang dari 18 tahun. Untuk menjaga
Pekerjaan Anak dan Orang Muda di Kapal). kesehatannya dan kemungkinan berkembangnya kemajuan
Penafsiran terhadap peraturan menteri atas usia anak jasmani dan rohaninya, kebebasan melakukan pekerjaan
membolehkan bekeda di tempat kerjayangdilarang sebagai itu, dibatasi.
yang dirinci dalam pasal2 (1) adalah mereka yang telah a. Orang muda tidak boleh menjalankan pekerjaan pada
mencapai umur 14 tahun ke atas. Sedangkan pada kedua malam hari. Dari larangan ini dapat dikecualikan hal-hal
peraturan yang berasal dari masa pemerintahan Hindia di mana pekerjaan orang muda pada malam hari itu,
Belanda, diketahui bahwa anak yang boleh bekerja di tidak dapat dihindarkan berhubung dengan kepentingan

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

atau kesejahteraan umum. Dimaksud dengan malam hari Orang muda menurut Undang-undang Kerja adalah yang
adalah waktu antara pukul 8.00 - 06.00. berusia lebih dari 14 tahun tetapi kurang dari 18 tahun dan
b Orang Muda tidak boleh menjalankan pekerjaan di dalam orang dewasa adalah mereka yang berusia l8 tahun ke
tambang, lobang di dalam tanah atau tempat mengambil atas. Juga orang wanita pada dasarnya tidak dilarang
logam dan bahan lain dari dalam tanah. Larangan ini melakukan pekerjaan sebagai yang diatur dalam pasal 7,
tidak berlaku terhadap buruh muda yang berhubung pasal 8 dan pasal 9, Undang-undang Kerja, tetapi hanya
dengan pekerjaannya kadang-kadang harus turun di dibatas berdasarkan pertimbangan bahwa wanita itu lemah
bagian tarnbang di bawah tanah dan tidak melakukan badannya dan untuk menjaga kesehatan dan
pekerjaan dengan tangan. kesusilaannya.
c. Orang muda tidak boleh menjalankan pekerjaan yang a. Orang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan pada
berbahaya bagi kesehatan atau keselamatannya. malam hari, kecualijikalau pekerjaan itu menurut sifat,
Pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan medis dan tempat dan keadaan seharusnya dijalankan oleh orang
keselamatan ini sebetulnya telah membawa kita ke wanita. Dari larangan ini dapat dikecualikan (pula) hal-hal
bidang keamanan kerja. Kesehatan di bidang kesehatan di manapekerjaan wanita pada malam hari itu tidak dapat
kerja lebih merupakan kebahagiaan daripada kesehatan dihindarkah berhubung dengan kepentingan atau
dalam arti-kata biasa. kesejahteraan umum. Malam hari di sini adalah antara
Ketentuan-ketentuan meqgenai pekerjaan orang muda pukul 18.00 sampai pukul 06.00.
yang dimuat dalam undang-undang kerja itu, juga belum b. Orang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan di
dinyatakan Berhubung dengan itu mengenai pembatasan dalam tambang, lobang di dalam tanah atau tempat lain
pekerjaan orang muda ini, ketentuan yang berlaku untuk mengarnbil logam danbahan lain dari dalam tanah.
sekarang, Larangan ini tidak berlaku terhadap orang wanita yang
berhubung dengan pekerjaannya kadang-kadang harus

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

turun di bagian tambang di bawah tanah dan tidak b. di tempat-kerja, yaitu ruangan tertutup, di mana untuk
melakukan pekerjaan tangan. larangan wanita tidak perusahaan biasanya dilakukan pekerjaan tangan oleh
boleh menjalankan pekerjaan yang berbahaya bagi sepuluh orang atau lebih;
kesehatannya atau keselamatannya, demikian pula c. membuat, memelihara, membetulkan atau membongkar
pekerjaan yang menurut sifat, tempat dan keadaannya bangunan di bawah tanah, pekerjaan g4lian, bangunan
berbahaya bagi kesusilaannya. air, gedung dan jalan;
Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Kerja d. di perusahaan kereta api dan terminal
mengenai pembatasan pekerjaan orang wanita ini, kecuali e. yang berkenaan dengan memuat, membongkar dan
yang tersebut pada b di atas, hingga kini belum memindahkan barang. baik di pelabuhan, dermaga dan
diberlakukan. Berhubung dengan itu, mengenai galangan mau pun di setasiun, tempat perhentian (halte)
pembatasan pekerjaan orang wanita pada malam hari dan tempat pembongkaran, ditempat penimbunan dan
(ada), masih berlaku ketentuan-ketentuan yang terdapat gudang. Kecuali membawa dengan tangan.
dalam "Maatregelen ter Beperking van de Kin-derarbeid en Jadi orang wanita pada malam hari hanya tidak boleh
de Nachtarbeid van de Vrouwen" tersebut di atas. melakukan pekerjaan yang terlarang bagi anak di bawah
Dari nama peraturan ini sudah dapat diketahui bahwa umur 12 tahun. Dengan demikian wanita tidak dilarang
pembatasan itu hanya mengenai pekerjaan pada malam melakukan pekerjaan lain dari yang disebut pada a sampai
hari belaka. Orang wanita antara pukul sepuluh malam dan dengan tersebut di atas antara pukul 22.00 dan pukul
pukul lima pagi tidak boleh melakukan pekerjaan: 05.00.
a. di pabrik, yaitu ruangan tertutup atau dipandang sebagai Berdasarkan keperluan yang khusus dari suatu
tertutup di mana untuk perusahaan digunakan alat- perusahaan, kepala Pengawasan Perburuhan dapat
kekuatan (krachtwerktuig); memberi izin kepada pabrik tempat-kerja atau perusahaan
tertentu, untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat yang

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

ditetapkannya, mempekerjakan wanita sampai suatu jumlah ditunjuk olehnya, bagi perusahaan yang penting untuk
tertentu, antara pukul l0 malam dan pukul 5 pagi. pembangunan negara, majikan dapat mengadakan aturan
Larangan bagi buruh wanita untuk melakukan pekerjaan waktu kerja yang menyimpang.
di dalam tanah sebagai tertera dalam berhubung dengan Selanjutnya dengan izin kepala Pengawasan Perburuhan
telah berlakunya ketentuan yang sama yang dimuat dalam atau pegawai yang ditunjuk olehnya, dalam hal di mana
Undang-undang Kerja, harus dipandang sebagai telah suatu waktu atau biasanya pada tiap waktu atau dalam
dicabut. " Di samping aturan pembatasan pekerjaan orang masa tertentu ada pekerjaan yang bertimbun-timbun yang
wanita tersebut, Undang-undang Kera memuat pula harus lekas diselesaikan boleh dilakukan pekerjaan dengan
ketentuan-ketentuan yang semata-mata ditujukan menyimpang dari waktu kerja tersebut, dengan ketentuan
bagiorang wanita, yaitu mengenai haid dan melahirkan bahwa waktu kerja itu tidak boleh lebih dari 54 jam
anak, sesuatunya qhfuk menjaga kesehatan buruh wanita seminggu. Dalam praktik pelaksanaan jam kerja bagi
dan anaknya. Hal ini akan diuraikan di bawah nanti. perusahaan yang bekerja terus-menerus selama 24 jam,
Tujuan memberi perlindungan kepada buruh yang menimbulkan kesukaran karena 24 jam itu tidak terbagi
merupakan asas dasar dari undang-undang Kerja dengan luga kata "dan" tidak memungkinkan majikan
dijelmakan pula dalam aturan-aturan mengenai waktu kerja, mengadakan aturan 5 hari kerja dengan 5 jam sehari
waktu istirahat dan tempat-kerja. dengan tidak usah mengadakan 5 kali satu jam kerja
Mengenai waktu kerja Undang-undang Kerja lembur seminggunya.
menetapkan bahwa buruh tidak boleh menjalankan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat
pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. dahulu pernah melemahkan ketentuan waktu kerja 7 jam
Ketentuan waktu kerja ini tidak berlaku bagi buruh ditempat sehari itu dengan mengakui adanya kebiasaan waktu kerja
pekerjaan yang bukan bersifat perusahaan. Juga dengan 8 jam sehari pada pelayaran antar pulau (tanpa adanya
izin kepala Pengawasan Perburuhan atau pegawai yang satu jam kerja lembur) Ketentuan dalam Undang-undang

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Kerja bahwa jika pekerjaan dilakukan pada malam hari atau 1. jam kerja para pengemudi bus dan prahoto tidak boleh
berbahaya bagi kesehatan atau 'keselamatan buruh, waktu lebih dari 12 jam, termasuk waktu mengaso sedikit-
kerja tidak boleh lebih dari 6 jam sehari dan 35 jam dikitnya satu jam untuk makan;
seminggu, belum berlaku. 2. dalam jam kerja itu seorang pengemudi dilarang
Mengenai pekerjaan di tambang "Mijnpolitie-reglement" rnengemudikan bus lebih dari 8 jam dan prahoto lebih
tersebut di atas antara lain menetapkan bahwa yang dari l0 jam;
melakukan pekerjaan di tempat yang panas suhunya lebih 3. setelah mengemudikan terus-mqnerus selama 4 jam
dari 30 derajat Celcius atau seringtergenang air, tidak boleh harus dapat mengaso sedikit-dikitnya setengah jam:
tinggal didalam tanah. untuk lebih dari enam jam sehari. 4. larangan mengernudikan terus-menerus lebih dari 4 jam
Dari zaman sebelum adanya Undang-undang Kerja 1948 Tidak berlaku terhadap pengemudi prahoto yang semata-
ada beberapa peraturan yang antara lain juga memuat mata bekerja dalam lingkungan kota.
aturan mengenai jam kerja. Dalam hal aturan dalam Undang-undang Kerja sendiri, perumusannya adalah
Undang-undang Kerj belum berlaku, aturan dalam juga mengharuskan majikan inengadakan hari istirahat-
peraturan dari zaman sebelum 1948 tetap berlaku, mingguan dan maksudnya hanyalah supaya hari istirahat
Peraturan yang mengatur jam-kerja (diensttijd) khusus itu diberikan kepada buruh dari semua golongan yang
bagi para-pengemudi kendaraan bermotor, sebagai dimuat bekerj a pada semua jenis perusahaan yang ada diseluruh
dalam "Voorschriften omtrent de dienst en rusttijden van wilayah Negara Indonesia dan sekali kali tidak bermaksud
Bestuurders van Motorrijtuigen" (Peraturan tentang Jam untuk meng[ilangkan atau mengurangi hak buruh atas upah
Kerja dan Waktu Istirahat bagi Pengemudi Kendaraan penuh pada hari istirahat-mingguan itu.
Bermotor) harus disesuaikan dengan waktu kerja menurut Asas upah penuh untuk hari istirahat-mingguan itu
Undang-undang Kerja. Peraturan khusus tersebut dicetuskan secara tegas dalam "Aanvullende
menetapkan: Plantersregeling" (Peraturan Perburuhan di Perusahaan

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

Perkebunan) yang menetapkan bahwa buruh berhak atas sebetulnya bukan hari libur yang diperlukan untuk
istirahat-mingguan dengan upah penuh. Juga buruh tidak memulihkan kesehatan buruh. tetapi hari libur yang
boleh menjalankan pekerjaan padahari-libur, kecuali jikalau diberik2an agar dapat ikut merayakan hari besar yang
pekerjaan itu menurut sifatnya harus dijalankan terus pada bersangkutan. Jadi masuk kesejahteraan atas biaya
hari libur itu. Hari-hari libur ini harus ditetapkan dengan pengusaha. Buruh yang menjalankan pekerjaan untuk
peraturan pemerintah. Hingga kini peraturan pemerintah ini seorang atau beberapa majikan dari satu organisasi. harus
belum diadakan.Yang ada ialah Keputusan Presiden tahun diberi izin untuk beristirahat sedikit-dikitnya dua minggu tiap
1953 No. 24 tentang Aturan Hari- hari libur. Keputusan tahun, sebagai ditetapkan dalam pasal l4 (l) Undang-
Presiden ini menetapkan bahwa penetapan hari libur untuk undang Kerja. Istirahat tahunan atau cuti-tahunan ini baru
kantor/perusahaan swasta dilakukan oleh Menteri Tenaga dinyatakan berlaku pada perusahaan-perusahaan tertentu,
kerja. Dan penetapan ini dilakukan dengan Peraturan yaitu perusahaan yang biasanya:
Menteri Tenaga kerja tahun 1953 No. 55 tentang Hari Libur a. menggunakan tenaga mesin dengan kekuatan paling
bagi Buruh. Dalam Peraturan Menteri Menteri Tenaga ini sedikit 3 tk akan tetapi kurang dari 4tk dan mempunyai
ditetapkan pria bahwa untuk hari libur harus dibayar penuh. buruh 20 orang atau lebih;
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Tenaga Kerja b. menggunakan tenaga mesin dengan kekuatan paling
No.PER-03/MEN/87 tentang Upah bagi Pekerja pada hari sedikit 4 tfr akan tetapi kurang dari 5 tk mempunyai
Libur Resmi, yang menururkan. penetapan peraturan resmi buruh l0 atau lebih;
pada Keputusan Presiden No. 3 tahun 1983 maka c. menggunakan tenaga mesin dengan kekuatan 5 tk atau
Peraturan Menteri Perburuhan No. 55 tahun 1953 oleh lebih;
peraturan baru tersebut di atas, dinyatakan tidak berlaku d. mempunyai buruh 50 orang atau lebih.
lagi atas dasar tidak sesuai lagi dengan perkembangan Menteri Tenaga kerja dengan menyimpang dari
penetapan hari libur dewasa ini. Hari-hari libur ini ketentuan di atas, dapat menunjuk perusahaan-perusahaan

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

lainnya. Pembatasan berlakunya cuti-tahunan ini pada Untuk mengetahui sekedar perkembangan dan keadaan
perusahaan yang tertentu saja menurut penjelasannya cuti tahunan dengan upah (annual holidays with pay) di luar
adalah karena bagi sebagian dari perusahaan kecil yang negeri, secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut.
kebanyakan masih (memerlukan banyak buruh), Pada permulaan abad ke-20 cuti-tahunan dengan upah,
pembayaran upah penuh tetap merupakan beban yang merupakan suatu keistimewaanyang terutama dinikmati
terasa berat untuk dipikul. oleh pejabat dan pegawai negeri, pegawai administrasi di
Dalam perkembangannya keluar Surat Keputusan perusahaan industri dan pemiagaan serta beberapa
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEPTS 69| golongan buruh lainnya. Sebelum Perang Dunia ke-I
N4EN/ I 980 tentang Perluasan Lingkup Istirahat Tahunan perundang-undangan yang memuat cuti-tahunan dengan
bagi Buruh. Surat keputusan ini meniperluas lingkup upah, adalah jarang dan"di mana ada, kebiasaan mengenai
berlakunya istirahat tahunan bagi buruh yang bekerja pada golongan buruh yang khusus saja.
perusahaan lainnya. Kewenangan Menteri atas perluasan Cuti-tahunan agak berkembang pada tahun-tahun
lingkup hal tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah pertama setelah Perang Dunia ke-1. Perundang-undangan
no. 21 tahun 1954 tentang lstirahat Tahunan bagi Buruh, mengenai cuti-tahunan bagi buruh umum, diadakan di
pasal lD. Austria dan Polandia. Dalam dasawarsa antara 1926 dan
Isi surat keputusan ini antara lain adalah memberlakukan 1936 banyak lagi perundang-undangan diadakan di negara-
pula istirahat tahunan kepada buruh yang berada dalam negara Eropa, Amerika Latin dan lain-lain. Tetapi baru
hubungan kerja untuk waktu tertentu. yaitu buruh yang sesudah Perang Dunia ke-II pengaturan cutitahunan itu
mengadakan perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Selama agak merata. Hak atas cuti-tahunan dengan upah
cuti-tahunan itu buruh tetap berhak atas upah penuh. dicantumkan pula dalam undang-undang dasar dari
pelbagai negara dan dalam Universal Declaration of Human
Rights. Disejumlah negara, perjanjian-perjanjian merupakan

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

sumber bagi cuti-tahunan dengan upah, seperti misalnya di dikecualikan, pengecualian ini didasarkan pada jumlah
Nederland, Inggris, Amerika Latin dan lain-lain. buruh yang bekerja; kadang-kadang disyaratkan pemakaian
Perjanjian-perburuhan memainkan peranan penting juga pesawat kekuatan. Mengenai lamanya waktu cuti, di
di negara-negara teftentu seperti ltalia di mana undang- pelbagai negara berbeda- beda misalnya:
undang menjamin cuti-tahunan, tetapi pelaksanaannya 4 hari kerja di Meksiko,
terserah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lagi 6 hari kerja diKanada. Jepang, Swis,
pula di rnana undang-undang menetapkan norma-norma m 8 hari kerja di Luxembourg,
inimum, perjanjian perburuhan dapat mengusahakan i0 hari kerja di Argentina, India, Iran, Pakistan,
ketentuan-ketentuan di atas norma minimum itu, atau di 12 hari kerja di Australia, Austria, Republik Federasi
mana cuti-tahunan itu hanya ditetapkan bagi golongan- Jerman-Irak,
golongan buruh tertentu saja, perjanjian-perburuhan dapat 18 hari kerja di Norwegia,
memperluas berlakunya cuti-tahunan itu. 30 hari atau sebulan diKuba, Panama.
Cuti tahunan dengan upah dapat pula diberikan Ada negara yang menaikkan waktu lamanya cuti-
berdasarkan putusan arbitrase, seperti di Australia atau tahunan itu berdasarkan masa-keda buruh yang
berdasarkan perjanjian kerja yang diadakan antara buruh bersangkutan, misalnya:
dan majikan. Mengenai lingkungan berlakunya cuti-tahunan Argentina : l-5 tahun masa-kerja sehari untuktiap
itu, perundang-undangan di banyak negara tidak bulan;masa kerja lebih 5 tahun 15 hari cuti; l-5 tahun masa-
menetapkan secara terperinci perusahaan-perusahaan kerja sehari untuk tiap bulan; masa kerja lebih 5 tahun l
manakah yang wajib memberi cuti, tetapi hanya %hari untuk tiap bulan; 12 hari kerja setelah setahun
menetapkannya secara umum saja; kadang-kadang bekerja dan ditambah 1 hari kerja untuk tiap masa-kerja 5
menyebutkan perusahaan-perusahaan yang tahun, sampai maksimum 24 hari termasuk 18 hari kerja; 1
dikecualikannya. Di mana golongan perusahaan tertentu hari tambahan untuk tiap tahun.

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

kedua; jika jumlah hari cuti melebihi 20 hari, maka dilarang melakukan pekerjaan, melainkan majikanlah
majikan tidak wajib membayar upah untuk hari yang yang dilarang mewajibkan buruh wanita melakukan
melebihi 20 hari itu. Mengenai jumlah pembayaran upah pekerjaan. Buruh wanita boleh melakukan pekerjaan,
untuk hari-hari cuti. Juga tidak ada kesatuan. Ada asal tidak diwajibkan oleh majikan. hari-hari haid itu
perundang-undangan yang memberikan upah penuh dan bukanlah hari-hari istirahat atau libur bagi buruh wanita.
ada yang memberikan suatu persentase dari upahnya, 2. Buruh wanita harus diberi istirahat selama satu setengah
misalnya: Belgia : empat persen, Ecuador : seperdua puluh- bulan sebelum saatnya menurut perhitungan akan
empat dan sebagainya. Kembali kepada Undang-undang melahirkan anak dan satu setengah bulan sesudah
Kerja 1948. undang-undang ini selanjutnya menetapkan melahirkan anak atau gugur-kandung. Istirahat
bahwa buruh yang telah bekerja enam tahun berturut-turut melahirkan ini (maternity) di kebanyakan negara tidak
pada seorang majikan atau pada beberapa majikan yang dipandang sebagai istirahat(dengan upah penuh),
tergabung dalam satu organisasi, mempunyai hak atas dibayar oleh majikan tetapi sebagai suatu jaminan sosial,
istirahattiga bulan lamanya, menurut pasal l4 (2) Undang- yaitu selama tidak melakukan pekerjaan karena
undang Kerja. melahirkan anak, buruh wanita itu menerima tunjangan
Ketentuan mengenai cuti besar atau cuti panjang ini, dari dana pertanggungan yang besarnya adalah sekian
belum dinyatakan berlaku. Namun demikian ada persen dari upahnya misalnya 50%.
perusahaan yang secara sukarela menjalankan aturan cuti 3. Buruh wanita yang anaknya masih menyusu, harus diberi
besar itu. Di luar istirahat-istirahat tersebut di atas, bagi kesempatan sepatutnya untuk menyusukan anaknya,
buruh wanita, sebagai di atas telah disinggung jikalau hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.
pula,.diadakan aturan tertentu sebagai berikut: Selanjutnya Undang-undang Kerja menetapkan bahwa
1. Buruh wanita tidak boleh diwajibkan bekerja pada hari kepada buruh harus juga diberi kesempatan yang
pertama dan kedua waktu haid. Di sini bukanlah wanita sepatutnya untuk menjalankan kewajibannya menurut

Page | Page |
Kesehatan BAB BAB Kesehatan

agamanya. Khusus bagi buruh yang belum dewasa. Kitab Hari semacam itu di mana buruh di seluruh Indonesia
Undang-undang Hukum Perdata mewajibkan majikan secara bersama-sama dapat memusyawarahkan
memberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kepentingan buruh dan negara Amerika Serikat mempunyai
lembaga untuk agarna pelajaran lanjutan, pelajaran Labour Day, yaitu hari Senin pertama dalam bulan
ulangan atau pelajaran kejuruan. September-masih diperlukan. Sebagai ganti tanggal I Mei
Akhirnya Undang-undang Kerja rnenetapkan bahwa kiranya dapat dipakaitanggal 3 Juli sebagai Hari
pada hari 1 Mei buruh dibebaskan dari kewajiban bekerja. Perburuhan. Pada tanggal 3 Juli 1947 untuk pertama
Seperti halnya dengan hari-hari haid bagi buruh wanita kalinya di Indonesia diadakan Kementerian Perburuhan
tanggal 1 Mei bukan hari istirahat. Buruh dibebaskan dari yaitu suatu Kementerian yang sangat memperhatikan
kewajiban bekerja, yaitu majikan tidak boleh mewajibkan buruh.
buruh untuk melakukan pekerjaan. Tanggal 1 Mei dianggap
sebagai hari libur hanya bila sifat pekedaan tidak
membebaskannya dari kewajiban bekerja. Bekerja pada
hari 1 Mei karena itu, dipandang sebagai melakukan kerja
lembur.
Tetapi dengan Peraturan Menteri Perburuhan tentang
Hari-hari Libur tersebut di atas, tanggal 1 Mei itu dijadikan
hari libur.Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-
O3A4EN/87 tentang Upah bagi Pekerja pada Hari Libur,
tanggal I Mei tidak dicantumkan lagi. Rupa-rupanya
indonesia tidak suka lagi dengan.l Mei sebagai hari
kebesaran buruh.

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

Bab 10 langsung, tanpa melalui perantara serangga atau binatang


Penyakit Menular lain. Penyebab penyakit atau "agent" masuk ke dalam
tubuh penderita ini menggunakan kendaraan (vehicles).
A. Definisi Penyakit Menular Berdasarkan kendaraan yang digunakan untuk memasuki
Penyakit menular (communicable diseases) adalah tubuh penderita (host), maka penyakit-penyakit ini
penyakit yang dapat ditularkan dari orang ke orang yang dikelompokkan menjadi dua, yakni:
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di a. Water Borne Diseases
negara-negara berkembang seperti Indonesia ini sebagian Adalah penyakit-penyakit yang ditularkan atau yang
besar masalah kesehatan adalah penyakit-penyakit masuk ke dalam tubuh penderita melalui (minuman)
menular. Namun demikian, dua dasa warsa terakhir ini dan atau makanan. Penyakit-penyakit ini masuk ke
meskipun penyakit menular masih cenderung menguasai dalam tubuh penderita terbawa bersama-sama dengan
masalah kesehatan masyarakat, penyakit tidak menular makanan atau minuman ke dalam tubuh penderita. Salah
(non communicable diseases) juga sudah mulai meningkat satu contoh penyakit ini dan merupakan penyakit
pula. Sehingga bagi negara-negara berkembang seperti pembunuh (killing diseases) bagi bayi dan anak balita di
Indonesia dapat dikatakan mempunyai beban ganda (double Indonesia adalah diare. Kemudian penyakit yang juga
burden) dalam menanggulangi penyakit dalam rangka menyerang bagian perut penderita baik anak-anak dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. dewasa adalah tifus dan bermacam-macam desentri.
Berdasarkan cara penularannya, penyakit menular b. Airborne Diseases
dikelompokkan menjadi dua, yakni: Adalah penyakit-penyakit yang ditularkan melalui atau
1. Menular Langsung bersama dengan udara. Penyebab penyakit (agent)
Penyakit menular langsung adalah masuknya bibit atau penyakit ini masuk ke dalam tubuh korbannya (host)
penyebab penyakit ke dalam tubuh penderita secara bersama-sama masuknya udara ke dalam tubuh

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

manusia. Salah satu penyakit yang juga masih tertentu. Kemudian melalui siklus perkembangan
termasuk pembunuh (killing diseases) pada bayi dan bibit penyakit tersebut dipindahkan ke dalam
anak balita adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut penderita lain melalui gigitan serangga tersebut. Maka
(ISPA) yang terdiri batuk pilek biasa (influenza) dan akhirnya terjadilah penularan penyakit melalui
pneumonia. Di samping itu bibit penyakit TB Paru yang ke serangga tersebut. Serangga yang sering menjadi
luar dari penderita TB melalui dahak (droplet) kemudian perantara penyakit ini adalah nyamuk sebagai perantara
menyatu dengan debu dan bersama dengan udara penularan penyakit demam berdarah, malaria, dan
yang kita hirup masuk ke dalam tubuh orang sehat, juga flariasis.
dapat menularkan penyakit tersebut. b. Penyakit-penyakit yang Ditularkan Melalui
2. Penyakit Menular Tidak Langsung Binatang
Penyakit menular tidak langsung ini, bibit penyakit (agent) Bibit penyakit penyakit-penyakit ini ditularkan oleh
masuk ke dalam tubuh penderita tidak secara langsung, binatang bukan serangga. Binatang-binatang yang
tetapi melalui perantara berupa binatang. Oleh sebab itu, sering menjadi perantara penularan penyakit adalah:
penyakit-penyakit ini sering disebut Penyakit-Penyakit anjing untuk penyakit rabies, sapi atau kerbau untuk
Bersumber Binatang (P2B2). Penyakit-penyakit penyakit antrax, pinjal tikus untuk penyakit pes, tikus
bersumber binatang ini juga dikelompokkan lagi mejadi untuk penyakit liptospirosis, dan sebagainya.
dua, yakni: B. Penyakit seksual HIV/AIDS
a. Penyakit-penyakit yang Ditularkan Melalui Serangga Penyakit menular yang sangat erat kaitannya dengan
(Vector Borne Diseases) moral atau etika masyarakat adalah penyakit-penyakit akibat
Bibit penyakit ini mula-mula berkembang biak hubungan seks. Penyakit Hubungan Seksual (PHS) atau
dalam tubuhserangga, utamanya nyamuk, setelah "sexual transmitted diseases (STD) ini memang tidak baru,
menggigit atau menghisap darah penderita penyakit namun sudah terjadi sejak berabad-abad lamanya. Namun,

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

menjelang berakhirnya abad ke 20 penyakit ini, khususnya penderita. Apalagi seorang anak menderita HIV/AIDS
HIV/AIDS meledak seiring dengan mengendurnya tata nilai adalah akibat dari ibu yang menderita HIV/AIDS, bukan
moral, dan mengedurnya ikatan norma sosial terutama berarti anak tersebut tidak bermoral.
antara suami dan istri. Akibat yang paling fatal dari Oleh karena itu, dalam rangka pencegahan PI IS ini
mengedurnya ikatan norma sosial ini adalah maraknya menghadapi dilema:
hubungan seks bebas (free sex) dan penggunaan narkoba a. Apabila penderita menginformasikan kepada orang
terutama di kalangan remaja. Dampak dari degradasi lain terutama kepada pasangannya, maka orang tersebut
moral, utamanya seks bebas ini meledaklah penyakit- akan dicap sebagai orang yang tidak bermoral, padahal
penyakit hubungan seks ini, terutama HIV/ADIS. Penyakit- mungkin tidak. Orang yang sudah menerima tuduhan ini
penyakit hubungan seks lainnya, yang sebelumnya telah sudah barang tentu akan memperoleh hukuman sosial.
ada adalah: gonorea, sifilis, herpes genetalis, dan HIV/AIDS. b. Tetapi apabila orang tersebut tidak menginfomasikan
1. Dilema Menghadapi Penderita PHS kepada orang lain, terutama kepada pasangan hubungan
Di kalangan masyarakat umum, penyakit-penyakit seks, maka berarti ia ikut menyebarkan penyakit tersebut
hubungan seks dipandang sebagai penyakit yang kepada orang lain.
memalukan. Maka tepat kalau dikatakan bahwa penyakit- Demikian pula bagi petugas kesehatan yang
penyakit ini merupakan penyakit moral. Orang-orang menangani kasus PHS, khususnya HIV/AIDS akan
menderita atau terkena penyakit ini adalah orang yang menghadapi dilema yang sama seperti ini:
tidak bermoral. Meskipun hal ini tidak seluruhnya benar, a. Apabila petugas kesehatan mengiformasikan penyakit
karena tidak semua penderita penyakit ini moralnya bejat. penderita kepada orang lain berarti melanggar hak
Misalnya, kalau seorang istri menderita penyakit HIV/AIDS, pasien, dan juga melanggar kode etik. Sebab dokter
bisa jadi is tertular karena suami yang suka "jajan", maka wajib menyimpan rahasia pasien termasuk penyakitnya.
suamilah yang tidak bermoral, bukan istri sebagai b. Tetapi apabila petugas kesehatan tidak menginfomasikan

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

penyakit penderita terhadap orang lain, terutama kepada  Salah satu pasangan hubungan seksual yang
keluarga penderita, maka berarti ia melanggar hak orang mengidap virus HIV akan menularkan ke
lain untuk dilindungi dari tertularnya penyakit dari orang lain. pasangannya.
Oleh sebab itu, guna melindungi pasien (kode etik), dan b. Melalui darah yang terinfeksi HIV:
juga demi melindungi masyarakat dari penularan pasien,  Darah dari penderita HIV/AIDS dapat ditularkan
maka penderita PHS, utamanya HIV/AIDS perlu melalui: transfusi darah, alat-alat bedah, jarum
disadarkan untuk tidak melakukan hubungan seks suntik, alat cukur, dan sebagainya.
dengan siapa saja, termasuk pasangannya tanpa c. Melalui ibu yang mengidap HIV/AIDS:
menggunakan alat pelindung (condom). Tanggung jawab  Seorang ibu penderita HIV/AIDS dapat menularkan
dan kewajiban petugas kesehatan adalah melindungi rahasia kepada bayi yang dilahirkan melalui plasenta.
pasien di satu pihak, tetapi dipihak yang lain petugas Terkait dengan cara penularan HIV/AIDS ini, telah terjadi
kesehatan juga melindungi keluarga pasien dan stigma masyarakat yang tidak atau kurang tepat tentang
masyarakat, melalui pemberian informasi yang benar HIV/AIDS dan yang sering mengakibatkan terganggunya
tentang HIV/AIDS kepada penderita. etika sosial, antara lain bahwa HIV/AIDS dapat ditularkan
Baik sebagai petugas kesehatan maupun sebagai dengan:
anggota masyarakat, dalam menyikapi masalah penyakit
 Berjabatan tangan/bersenggolan dengan penderita
menular, terutama HIV/AIDS, perlu memahami informasi-
HIV/AIDS.
informasi tentang penyakit tersebut, utamanya berkaitan  Bersentuhan dengan pakaian, barang bekas penderita
dengan cara penularan dan pencegahannya sebagai HIV/ AIDS.
berikut:  Berciuman dengan penderita HIV/AIDS.
1. Tiga Jalur Penularan:
 Makanan dan minuman.
a. Melalui hubungan seksual:
 Gigitan nyamuk atau serangga lain.
Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

 Berenang bersama dengan penderita I IIV/AIDS. terkena penyakit. Upaya-upaya promosi kesehatan ini

 Hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS. dilaksanakan melalui:


a. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan agar
 Bergaul dengan penderita HIV/AIDS.
masyarakat mempunyai pengetahuan, sikap dan
 Bersin atau batuk.
praktik hidup sehat sehingga tetap sehat dan bahkan
2. Cara Pencegahan HIV/AIDS:
meningkat kesehatannya.
Seorang ahli kesehatan masyarakat dari Amerika, yakni
b. Perbaikan gizi individu, kelompok dan masyarakat
Leave! and Clark (1954) telah memperingatkan, bahwa
sehingga mereka tetap sehat, meningkat kesehatannya
penyakit menular tidak seharusnya menjadi pembunuh
dan daya tahan tubuhnya kuat dan tahan dari segala
manusia yang dahsyat, asalkan para pemangku
macam serangan penyakit
kepentingan kesehatan (stake holder) terutama para
2. Specific Protection (Pelindungan Spesifik)
petugas kesehatan masyarakat melakukan upayaupaya
Satu-satunya cara untuk memberikan perlindungan
pencegahan sejak awal. Selanjutnya, Level and Clark
spesifik terutama bagi anak-anak sehingga terbebas dari
menganjurkan diperhatikannya lima pencegahan penyakit,
penyakit-penyakit menular tertentu adalah dengan
yang lebih dikenal dengan "Five levels of prevention",
memberikan kekebalan dengan cara memberikan imunisasi.
yakni:
Memang tidak semua penyakit dapat dicegah dengan
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
imunisasi, tetapi hanya beberapa penyakit saja, TBC,
Adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
Campak, Dipteri, Tetanus, Hepatitis B dan Polio.
individu dan masyarakat agar tercegah atau jatuh ke dalam
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan
sakit. Sasaran dari promosi kesehatan ini adalah individu
Pengobatan Segera)
atau kelompok atau masyarakat yang sehat agar
Diagnosis dini dan kemudian dilakukan pengobatan
meningkat derajat kesehatannya sehingga tidak mudah
segera merupakan upaya untuk mencegah tingkat

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

keparahan penyakit, dan akhirnya juga dapat mencegah tanpa hambatan. Tetapi bagi penderita yang sembuh tapi
terjadinya kematian akibat penyakit tersebut. Banyak kasus cacat, sudah barang tentu meskipun kembali melakukan
parahrtya penyakit dan akhirnya menyebabkan kematian pekerjaan atau kegiatan yang lain, tetapi tidak akan dapat
pada penderita karena keterlambatan dalam penanganan normal lagi atau optimal, seperti sebelum sakit. Itulah
penyakit tersebut. sebabnya secara etika petugas kesehatan berupaya
4. Disability Limitation (Mencegah Terjadinya Cacat) supaya bagi penderita yang cacat atau ketidakmampuan
Beberapa penyakit, termasuk penyakit menular sering irti diupayakan untuk pemulihannya (rehabilitasi).
menimbulkan kecacatan atau pun ketidakmampuan Pencegahan penyakit HIV/AIDS ditujukan terhadap jalur
pada penderita, walaupun penyakitnya sudah sembuh. transmisi atau cara penularan HIV/AIDS seperti telah
Timbulnya kecacatan penderita sudah barang tentu disebutkan di atas:
mengurangi kualitas hidup bagi penderita yang 1. Terkait dengan hubungan seksual:
bersangkutan. Oleh sebab upaya kesehatan pada tingkat ini  Tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan
adalah mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi seks.
kecacatan dari penderita yang sudah sembuh dari  Menggunakan kondom, jika tidak tahu bahwa
penyakitnya. pasangan hubungan seksnya berisiko atau tidak
5. Rehabilitation (Pemulihan) berisiko penyakit HIV/AIDS.
Seorang penderita suatu penyakit ketika menjalani 2. Terkait dengan penanganan darah:
pengobatan atau perawatan akan mengalami tiga  Mensterilkan alat-alat seperti: jarum suntik, alat
kemungkinan: sembuh dan pulih kembali, sembuh tetapi cukur, jarum tato, jarum akupuntur, dan
cacat, dan tidal< sembuh atau meninggal dunia. Bagi sebagainya.
penderita yang pulih kesehatannya akan kembali  Menggunakan sarung tangan bagi petugas
melakukan kegitan atau pekerjaannya seperti semula kesehatan atau mereka yang melakukan tugas

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

berkaitan dengan darah misalnya: di bagian Apabila mereka tidak bisa atau tidak mau
operasi atau bedah, di ruang persalinan, bagian berpuasa seks, dianjurkan menikah, dan harus
emergensi, ruang praktik dokter gigi, dan setia dengan pasangannya (faitfull). Artinya, tidak
sebagainya). berhubungan seksual dengan orang lain, kecuali
 Tes darah sebelum transfusi dan mendonorkan dengan pasangannya yang sah tersebut. Dengan
darah. kata lain tidak berganti-ganti pasangan hubungan
3. Terkait dengan penularan melalui plasenta: seks
Bagi ibu atau wanita yang telah positif terinfeksi 3) ) Condom
HIV/AIDS dianjurkan untuk tidak melahirkan anak. Apabila tidak dapat setia dengan pasangannya
3. Metode ABC karena alasan apa pun, dan terpaksa harus
Cara pencegahan HIV/AIDS melalui hubungan berhubungan seks di luar pasangannya, maka harus
seks, telah ditawarkan oleh kalangan aktivis menggunakan kondom. Cara yang ketiga inilah yang
penanggulangan HIV/AIDS, meskipun beberapa menimbulkan kontroversial. Bagi yang tidak
kalangan tidak menyetujuinya. Cara-cara pencegahan menyetujuinya, karena dengan penggunaan kondom
HIV/AIDS yang ditawarkan itu disingkat ABC, yakni: ini seolah-olah mengizinkan atau menyetujui
1) ) Abstinance perzinahan. Sedangkan bagi yang menyetujui
Bagi siapa pun dianjurkan untuk berpuasa, tidak penggunaan kondom, bagi mereka yang karena suatu
berhubungan seks dengan siapa pun guna hal tepaksa harus berhubungan seks dengan bukan
menghindari faktor risiko HIV/AIDS. Dengan kata lain pasangannya, harus menggunakan kondom untuk
melakukan "puasa" berhubungan seks dengan siapa menghindari penyebaran HIV/AIDS ini.
saja. Orang yang telah terinfeksi oleh HIV/AIDS atau penderita
2) ) Be faithfull HIV/ AIDS, juga yang sering disebut orang dengan HIV/AIDS

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

(ODHA) mengalami beban ganda dari segi etika. Di satu sisi c Sedangkan nama dan alamat yang lengkap hanya
ODHA ini sudah mengalami hukuman sosial; yakni petugas kesehatan atau institusi/pelayanan kesehatan
sebagai orang yang tidak bermoral, dan di sisi yang lain yang menangani kasus tersebut yang mengetahuinya.
ODHA ini memperoleh hukuman dari pranata sosial yang C. SOLUSI PENCEGAHAN PENYAKIT
ada, antara lain: Masalah HIV/AIDS di Indonesia sudah menjadi bagian dari
 Dipecat dari pekerjaannya. masalah kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, Pemerintah
 Ditolak masuk sekolah bagi penderita anak- telah menetapkan strategi nasional penanggulangan I
anak. Rumah sakit tidak mau merawat.
IIV/AIDS tersebut, antara lain:
 Membolehkan euthanasia bagi penderita.
 Dan hukuman yang paling berat dari masyarakat a. Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi yang
adalah dikucilkan oleh masyarakat dari lingkungan yang benar mengenai HIV/AIDS, baik untuk melindungi diri sendiri
normal. maupun mencegah penularan kepada orang lain.
Untuk mengurangi beban ganda yang ditanggung oleh b. Tetap menghormati harkat dan martabat para penderita HIV/
ODHA pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah AIDS dan keluarganya.
membuat kebijakan terhadap ODHA antara lain: c. Mencegah perlakuan diskriminatif kepada penderita
a. Pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta HIV/AIDS dan keluarganya.
yang menangani kasus ODHA hendaknya merahasiakan d. Setiap upaya diarahkan untuk mempertahankan
identitas penderita HIV/AIDS tersebut. dan memperkuat ketahanan keluarga yang menjadi salah
b Nama cukup ditulis dengan inisial, dan alamat cukup satu pilar dari kesejahteraan keluarga.
nama kabupaten saja, tempat kerja juga dengan inisial e. Dalam jangka panjang membentuk perilaku bertanggung
yang tidak boleh diketahui oleh umum. jawab khususnya dalam kesehatan reproduksi yang
mampu menangkal penyebaran virus HIV.
1. Tanggung Jawab Pemerintah

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

a. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan c. Dunia Usaha (Swasta):


kegiatan penanggulangan HIV/AIDS. Merupakan mitra pemerintah dan LSM/NGO,
b. Mengidentifikasi lokasi/wilayah yang potensial diharapkan partisipasinya dalam memberikan
untuk penyebaran HIV/AIDS. dukungan, utamanya dukungan dana bagi kegiatan
c. Menghimpun, menggerakkan dan memanfaatkan penanggulangan HIV/AIDS.
sumber daya secara efektif. D. Dasar Hukum Penyakit menular
d. Menjamin alokasi anggaran/dana untuk penanggulangan Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit
HIV/ AIDS. menular secara hukum merupakan tanggung jawab
e. Membantu dan memudahkan upaya masyarakat, dan kewajiban pemerintah. Hal ini tersirat dalam UU No. 36
lembaga dan organisasi nonpemerintah dalam Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 135-136, yang antara
memobilisasi sumber daya dan dana untuk kegiatan lain menyebutkan:
penanggulangan HIV/AIDS. a. Pemerintah menjamin ketersediaanbahan imunisasi yang
2. Tanggung Jawab Masyarakat aman, bermutu, efektif, terjangkau, dan merata bagi
a. Keluarga: masyarakat untuk upaya pengendalian penyakit menular
 Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat melalui imunisasi.
bertanggung jawab dalam membina anggota
b. Pemerintah, pemerintah daerah secara berkala menetapkan
keluarganya untuk mencegah penularan
dan mengumumkan jenis dan persebaran penyakit yang
HIV/AIDS.
berpotensi menular dan atau menyebar dalam waktu yang
b. LSM dan Organisasi Nonpemerintah lainnya:
singkat, serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi
 LSM dan NGO lainnya ikut bertanggung jawab
untuk mencegah agar HIV/AIDS tidak meluas atau sumber penularan.

meningkat, dan ikut menangani penderita I IIV/AIDS. c. Pemerintah, pemerintah daerah dapat melakukan
surveilans terhadap suatu penyakit menular.

Page | Page |
Penyakit BAB BAB Penyakit

d. Dalam melakukan surveilans pemerintah atau pemerintah masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
daerah dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat. secara nyata melebihi dari biasanya. Kondisi
e. Pemerintah, pemerintah daerah menetapkan jenis semacam ini disebut "KLB" atau kejadian luar biasa
penyakit yang memerlukan karantina, tempat karantina, (outbreak).
dan lama karantina. b. Pihak-pihak yang mempunyai kewajiban dan tanggung
f. Pemerintah, pemerintah daerah dalam menetapkan dan jawab terjadinya wabah yang paling depan (front line)
mengumumkan jenis dan penyebaran penyakit yang adalah ketua RT/RW, dan lurah) yang wilayahnya
berpotensi menular dan atau menyebar dalam waktu terkena melaporkan kejadian ini (wabah) kepada Unit
singkat dan pelaksanaan surveilans serta menetapkan Kesehatan terdekat dalam waktu secepatnya.
jenis penyakit yang memerlukan karantina, tempat c. Penyakit-penyakit yang berpotensi menimbulkan
karantina, dan lama karantina berpedoman pada wabah adalah: kolera, pes, demam kuning, demam
ketentuan yang berlaku. berdarah, tifus, campak, polio, pertusis, malaria,
1. Ketentuan tentang Wabah rabies, dan antrax.
Dalam rangka mengendalikan penyakit-penyakit Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009,
menular, terutama penyakit-penyakit yang berpotensi ketentuan tentang wabah disebutkan pada Pasal 156,
untuk menimbulkan wabah, pemerintah telah yakni:
mengeluarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 a. Dalam melaksanakan upaya pencegahan,
tentang Wabah dan Penyakit Menular. Ketentuan pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular,
tentang wabah dalam undang-undang tersebut antara lain pemerintah dapat menyatakan wilayah dalam keadaan
sebagai berikut: atau kejadian wabah, letusan, atau kejadian luar biasa
a. Yang dimaksud dengan wabah dan penyakit menular (KLB).
adalah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam b. Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan,

Page | Page |
Penyakit BAB

atau kejadian luar biasa ini harus dilakukan


berdasarkan hasil penelitian yang diakui
keakuratannya.
c. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
melakukan upaya penanggulangan keadaan wabah,
letusan, atau kejadian luar biasa tersebut.
d. Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan,
atau kejadian luar biasa dan upaya penanggulangan,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

Page |
Mala BAB BAB Mala

Bab 11 Di negara-negara maju fenomena malapraktik dan


Mala praktek kesadaran akan hak-hak pasien ini memang sudah terjadi
puluhan tahun yang lampau. Di Negara-negara
A. Definisi berkembang, terutama Indonesia baru kurang lebih dua
Beberapa tahun terakhir ini sering kita dengar dan dibahas dasa yang lampau. Sesuai dengan ungkapan yang
tentang praktik tenaga kesehatan baik itu dokter atau mengatakan lebih baik terlambat daripada tidak sama
bidan yang melakukan pengguguran kandungan. Sering sekali. Artinya, meskipun terlambat lebih baik kita sadarkan
juga kita dengar pasien yang menjadi cacat dan bahkan kepada masyarakat tentang masalah malapraktik ini, dan
meninggal dunia setelah ditangani oleh dokter atau petugas juga tentang hak-hak pasien terhadap petugas kesehatan,
kesehatan yang lain. Kemudian polemik yang muncul adalah terutama tenaga medis. Oleh sebab itu, cialam bab ini akan
bahwa petugas kesehatan melakukan malapraktik, dibahas tentang malapraktik dan kosekuensi hukumnya,
melakukan pengguguran, menyebabkan pasien cacat serta hak-hak pasien dalam kaitannya proses
seumur hidup dan bahkan sampai meninggal. Oleh sebab penyembuhan yang sedang mereka alami.
itu masyarakat, terutama yang terkena kasus atau Malapraktik, berasal dari kata "mala" artinya salah
yang keluarganya terkena kasus tersebut mengajukan atau tidak semestinya, sedangkan praktik adalah proses
tuntutan hukum. Fenomena semacam ini adalah bagus penanganan kasus (pasien) dari seorang profesional yang
kalau dilakukan secara proporsional. Sebab fenomena ini sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditentukan oleh
menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat kelompok profesinya. Sehingga malapraktik dapat diartikan
terhadap hukum kesehatan. Di samping itu, fenomena ini melakukan tindakan atau praktik yang salah atau yang
juga menunjukkan adanya kesadaran masyarakat, menyimpang dari ketentuan atau prosedur yang baku
terutama pasien tentang hak-haknya, atau hak-hak pasien. (benar). Dalam bidang kesehatan, malapraktik, adalah
penyimpangan penanganan kasus atau masalah

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

kesehatan (termasuk penyakit) oleh petugas kesehatan, Bertitik tolak dari dua butir kutipan tersebut dapat
sehingga menyebabkan dampak buruk bagi penderita atau disimpulkan bahwa apabila petugas kesehatan
pasien. Lebih khusus lagi bagi tenaga medis (dokter atau melalaikan kewajiban yang berarti tidak melakukan
dokter gigi), malapraktik adalah tindakan dokter atau sesuatu yang seharusnya dilakukan (butir a). dan petugas
dokter gigi (kelalaian dokter atau dokter gigi) terhadap kesehatan melakukan tindakan yang seharusnya tidak
penanganan pasien. Kelalaian di sini adalah sikap dan boleh dilakukan (butir b). Apabila petugas kesehatan apa
tindakan yang kurang hati-hati dan menyimpang dari pun jenisnya termasuk dokter dan dokter gigi bertindak seperti
kelaziman yang berlaku di dalam profesinya. Dalam itu dapat dikatakan malapraktik. Melakukan kelalaian bagi
praktik kedokteran atau kedokteran gigi, kelalaian juga petugas kesehatan dalam melakukan tugas atau profesinya
diartikan dengan melakukan tindakan medis di bawah adalah sebenarnya tidak melanggar hukum atau kejahatan,
standar layanan medis atau standar profesi kedoketeran. kalau kelalaian tersebut tidak sampai membawa kerugian
Undang-Undang No. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat
Kesehatan meskipun telah dicabut dengan keluarnya UU. menerimanya. Dalam hukum, prinsip ini disebut "De
No. 23 tahun 1992, dan diperbarui lagi dengan UU. No. 36 minimis noncurat lex" yang artinya hukum tidal<
Tahun 2009, tetapi esensinya secara implisit masih dapat mencampuri hal-hal yang kecil atau "sepele". Petugas yang
digunakan, yakni bahwa malapraktik terjadi apabila melakukan kelalaian yang seperti ini, meskipun tidak
petugas kesehatan: melanggar hukum, tetapi melanggar etika. Namun
a. Melalaikan kewajibannya. demikian, apabila kelalaian seorang tenaga kesehatan
b. Melakukan sutu hal yang seharusnya tidak boleh sehingga menyebabkan orang lain menderita kerugian atau
dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan, baik cedera, cacat, atau meninggal dunia berarti juga melanggar
mengingat sumpah jabatan maupun profesinya. hukum, dan juga melanggar etika. Kelalaian petugas
kesehatan yang menyebabkan kerugian, cedera atau

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

cacat, dan sebagainya bagi orang lain diklasifikasikan Malapraktik yang sering dilakukan oleh petugas kesehatan
sebagai kelalaian berat atau "culpa lata", atau serius, dan (dokter dan dokter gigi) secara umum diketahui terjadi
disebut tindakan kriminal. Kriteria yang digunakan apakah karena hal-hal sebagai berikut:
kelalaian petugas kesehatan sudah memenuhi kelalain a. Dokter atau dokter gigi kurang menguasai praktik
berat adalah sebagai berikut (Yusuf Hanafiah dan Amri kedokteran yang sudah berlaku umum di kalangan profesi
Amir: 1998): kedokteran atau kedokteran gigi.
a. Bertentangan dengan hukum. b. b. Memberikan pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi
Akibatnya dapat dibayangkan. c. di bawah standar profesi.
Akibatnya dapat dihindarkan. c. Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan
d. Perbuatannya dapat dipersalahkan. pelayanan dengan tidak hati-hati.
Dalam pratik kesehatan, yang sering dijumpai adalah d. Melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan
malapraktik kedokteran dan kedokteran gigi. Sedangkan hukum.
untuk petugas kesehatan yang lain (perawat, bidan, Apabila petugas kesehatan (dokter atau dokter gigi)
petugas kesehatan masyarakat, gizi dan apoteker) hampir melakukan hal-hal seperti tersebut di atas maka yang
tidak pernah kita jumpai. Hal ini disebab karena kerugian bersangkutan melanggar hukum kesehatan atau malapraktik,
yang diakibatkan oleh adanya malapraktik tenaga dan dapat dikenakan sanksi hukum. Untuk itu maka pihak
kesehatan ini, masyarakat mengukurnya hanya dari aspek masyarakat atau pasien dapat menuntut penggantian
cedera, cacat, dan kema tian saja. Kerugian-kerugian kerugian atas kelalaian tersebut. Untuk itu, pihak penuntut
semacam ini hanya ditimbulkan oleh adanya malapraktik atau masyarakat yang ingin menuntut ganti rugi harus
dokter atau dokter gigi. Sedangkan malapraktik petugas dapat membuktikan adanya empat unsur di bawah ini:
kesehatan lain pada umumnya hanya mengakibatkan a. Adanya sebuah kewajiban bagi petugas kesehatan
kerugian materi saja. terhadap penderita atau pasien, tetapi tidak dilakukan.

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

b. Petugas kesehatan telah melanggar standar pelayanan kasus ini tidak perlu dibuktikan adanya malapraktik dalam
kesehatan (medis) yang lazim digunakan. operasi atau bedah.
c. Penggugat atau penderita dan atau keivarganya telah Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kelalaian
menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti rugi. sebagai indikasi malapraktik dapat dibedakan menjadi
d. Secara jelas (faktual) kerugian itu disebabkan oleh dua, yakni:
tindakan di bawah standar atau ketentuan profesi a. Kelalaian dalam arti perdata, apabi la kelalaian petugas
kesehatan/medis. kesehatan atau medis tidak menyebabkan pelanggaran
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa malapraktik itu undang-undang. Artinya, akibat dari kelalaian tersebut tidak
pasti melanggar hukum. Apabila petugas kesehatan (dokter menyebabkan orang cedera, cacat, atau kematian.
atau dokter gigi) tidak melakukan sesuatu yang memenuhi Pelanggaran perdata jelas sanksinya adalah etik yang
unsur pidana, tetapi melakukan tindakan yang bertentangan diatur oleh lode etik profesi. Perlu dijelaskan di sini
dengan etika profesi, maka yang bersangkutan melakukan setiap profesi mempunyai Kode Etik Profesi. Profesi
malapraktik etik. Untuk pelanggaran etik atau malapraktik kesehatan sendiri juga terdiri dari berbagai macam
etik yang bersangkutan tidak dikenakan sanksi hukum atau profesi, misalnya dokter, dokter gigi, bidan perawat,
pidana, tetapi sanksi etik saja. Dalam praktik kedokteran kesehatan masyarakat, sanitarian, dan sebagainya.
sering pasien atau keluarga pasien sebagai penggugat Masing-masing profesi kesehatan ini mempunyai
tidak perlu membuktikan adanya kelalaian bagi tergugat perkumpulan atau ikatan profesi seperti IDI, PDGI, IBI,
atau petugas kesehatan. Tetapi dengan fakta yang IAKMI, dan sebagainya. Para organisasi profesi
ditemukan, sebenarnya sudah merupakan alat bukti. semestinya mempunyai "Kode Etik" Profesi masing-
Misalnya, timbulnya komplikasi pascaoperasi usus buntu masing. Setiap ada pelanggaran Kode Etik Pofesi dari
terdapat kapas yang tertinggal dalam perut pasien, setiap anggota pofesi, maka Masing-ma sing organisasi
sehingga menimbulkan komplikasi pascabedah. Dalam profesi inilah yang akan memberikan sanksinya.

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

b. Kelalaian dalam arti pidana, apabila kelalaian petugas Telah disebutkan sebelumnya bahwa hak-hak
kesehatan atau medis tersebut mengakibatkan masyarakat atau pasien harus diimbangi dengan
pelanggaran hukum atau undang-undang. A rtinya, akibat kewajiban-kewajiban mereka terhadap petugas pelayanan
kelalaian petugas kesehatan tersebut mengakibatkan kesehatan atau dokter. Maka masyarakat atau pasien yang
orang lain atau pasien cedera, cacat, atau meninggal baik pasti akan melakukan atau memenuhi kewajibannya
dunia. Sanksi pelanggaran hukum jelas adalah pidana setelah hak-haknya dipenuhi oleh petugas kesehatan atau
atau huku man, yang ditentukan oleh pengadilan, setelah dokter yang telah melayaninya. Secara garis besar kewajiban-
melalui proses pengadilan yang terbuka. kewajiban masyarakat atau pasien antara lain sebagai
B. Kewajiban Pasien dan dokter berikut:
Hak-hak pasien yang telah diuraikan sebelumnya a. Memeriksakan Diri Sedini Mungkin pada Petugas
adalah hal-hal yang bisa dituntut dari petugas kesehatan Kesehatan atau Dokter
atau dokter yang melayani. Sedangkan kewajiban pasien Banyak kasus komplikasi penyakit dan kematian yang
adalah hal-hal yang harus di- berikan pasien kepada sebenarnya tidak perlu terjadi apabila sedini mungkin
petugas kesehatan atau dokter. Seorang petugas penyakit tersebut terdeteksi sedini mungkin dan
kesehatan atau dokter tidak seharusnya mengutamakan memperoleh pengobatan segera. Oleh sebab itu, untuk
kewajiban pasien terlebih dahulu sebelum memenuhi hak- mengurangi kasus-kasus seperti ini masyarakat
hak pasien. Secara tegas di sini petugas kesehatan sebenarnya mempunyai kewajiban untuk
termasuk dokter tugas utamanya adalah melayani memeriksakan secara dini ke petugas kesehatan. Agar
masyarakat atau pasien. Tugas seorang pelayan masyarakat mempunyai kebiasan memeriksakan diri
hendaknya mendahulukan kepentingan atau hak yang (check up) kesehatan secara rutin, maka kewajiban
dilayani yakni pasien. petugas kesehatan untuk memberikan informasi
kesehatan. Masyarakat mempunyai hak untuk menerima

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

informasi tentang kesehatan, dan hal ini merupakan Masalah kepatuhan pasien terhadap dokter merupakan
salah satu hak asasi manusia yang dikeluarkan oleh faktor yang paling dominan dalam proses
PBB. penyembuhan penyakit. Kegagalan proses
b. Memberikan Informasi yang Benar dan Lengkap penyembuhan, bahkan sampai meninggalnya pasien
tentang Penyakitnya sering terjadi karena tidak patuhnya pasien terhadap
Sering terjadi, masyarakat atau pasien yang datang ke perintah atau petunjuk petugas kesehatan. Lebih-lebih
petugas kesehatan atau ke dokter tidak memberikan untuk penyakitpenyakit yang proses penyembuhannya
informasi yang jelas dan lengkap tentang tanda-tanda memerlukan waktu yang lama. Banyak pasien yang
atau gejala-gejala penyakit yang dialami atau dirasakan. tidak sabar ataupun karena ketidaktahuannya, tidak
Bahkan kadang-kadang banyak pasien yang mematuhi petunjuk atau anjuran dokter dan
menyembunyikan penyakitnya. Hal-hal semacam menghentikan apa yang harus dilakukan. Sehingga
ini sebenarnya merugikan pasien sendiri. Karena informasi belum atau tidak mencapai penyembuhan yang total.
yang tidak lengkap akhirnya mengakibatkan salah Oleh sebab itu, bagi penderita yang sudah menyerahkan
diagnosis oleh dokter, dan yang paling fatal proses penyembuhan kepada petugas kesehatan,
mengakibatkan pengobatan yang tidak tepat bahkan berkewajiban untuk mematuhi segala petunjuk dan
pengobatan yang salah. Oleh sebab itu, dalam rangka perintah petugas kesehatan atau dokter tersebut.
memperoleh pengobatan yang tepat dari petugas d. Menandatangani Surat-surat Pernyataan Persetujuan
kesehatan, seorang pasien berkewajiban memberikan Tindakan (Inform Concent)
informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya Apabila dalam proses penyembuhan, petugas kesehatan
kepada petugas kesehatan yang menanganinya. atau dokter harus melakukan tindakan invasi atau
c. Mematuhi Nasihat dan Petunjuk Dokter operasi terhadap pasien, maka pasien berkewajiban
menandatangani persetujuan setelah penjelasan (inform

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

concent) yang telah disiapkan oleh dokter. Apabila pasien akan sembuh adalah merupakan salah satu kewajiban
dalam keadaan tidak sadar, maka inform concent ter- pasien.
sebut dapat diberikan oleh anggota keluarganya. f. Melunasi Biaya Perawatan, Biaya Pemeriksaan dan
e. Yakin pada Dokternya, dan Yakin akan Sembuh Pengobatan serta Honorarium Dokter
Faktor keyakinan kepada petugas kesehatan atau Sering terjadi di masyarakat, seseorang mengalami
dokter sangatbesar pengaruhnya terhadap proses proses penyembuhan dari perawatan seorang petugas
penyembuhan penyakit. Di kesehatan, baik di rumah, di klinik, di rumah sakit, dan
dalam psikologi, keyakinan kepada seseorang atau sebagainya sampai berbulanhulan, bahkan bertahun-
sesuatu akan menimbulkan efek sugesti. Demikian pula tahun. Tetapi akhirnya, bukan kesembuhan yang
kalau seseorang yang menjalani proses pengobatan, diperoleh, melainkan kematian. Kadang-kadang si pasien
dan is sudah tidak yakin atau percaya kepada atau keluarga pasien meninggalkan sisa hutang yang
kemampuan dokter atau petugas kesehatan itu, maka belum terbayar. Secara berseloroh mereka mengatakan
niscaya dia akan sembuh. Oleh sebab itu, setiap orang "dikemplang" saja, toh akhirnya meninggal juga.
yang menjalani proses penyembuhan melalui siapa pun Ungkapan tersebut tidak benar, walau bagaimanapun,
termasuk dokter, mantri, bidan, bahkan dukun pun harus membayar biaya perawatan, pengobatan, iasa medis,
menaruh keyakinan dan kepercayaan bahwa orang dan sebagainya adalah kewajiban pasien atau keluarga-
tersebut dapat mendatangkan kesembuhan. Apabila nya. Kewajiban harus dipenuhi, karena hak-hak pasien
tidak percaya tentang hal itu maka sebaiknya sudah diterimanya meskipun mungkin tidak
membatalkan saja niatnya untuk menggunakan orang sepenuhnya.
tersebut untuk pengobatan penyakitnya. Oleh sebab itu, Setelah dibahas tentang hak-hak dan kewajiban-
keyakinan kepada kesehatan atau dokter dan keyakinan kewajiban pasien, maka untuk keseimbangannya akan

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

dibahas juga hak-hak dan kewajiban petugas adalah dokter, perawat, dan bidan. Di masyarakat
kesehatan, terutama dokter, seperti berikut ini. pedesaan, kontak pertama antara anggota masyarakat yang
1. Kewajiban Dokter sakit dengan pelayanan kesehatan adalah Puskesmas.
Profesi dokter merupakan profesi yang bersifat Masyarakat sudah akrab bahwa yang mereka kenal
kemanusian, adalah melayani anggota masyarakat sebagai petugas Puskesmas adalah mantri (baca:
yang mempunyai masalah dengan hidup atau mati, perawat), bidan, dan dokter. Lebih dari itu adalah dokter gigi
yang menderita dan yang kesakitan. Itulah dan sanitarian.
sebabnya maka dokter harus senantiasa Agak sedikit berbeda di daerah pekotaan, selain
mengutamakan kewajibannya ketimbang hak- puskesmas, maka dokter praktik swasta dan dokter di klinik
haknya atau kepentingan pribadinya. Profesi tampaknya lebih akrab bagi masyarakat pekotaan. Meskipun
dokter, dalam menjalankan kewajibannya berlaku di mata masyarakat petugas kesehatan-petugas kesehatan
"Aegroti Sahis Lex Suprema", yang artinya tersebut telah menjadi andalan mereka di waktu mereka
keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi atau keluarga mereka sakit, tetapi lebih banyak keluhan
atau yang paling utama. Kewajiban dokter yang diterima oleh petugas kesehatan, ketimbang pujiannya.
mencakup: Keluhan yang sering disampaikan oleh masyarakat
a. Kewajiban umum adalah: tidak ramah, judes, periksanya sebentar saja, tidak
b. Kewajiban terhadap penderita atau pasien pernah bicara, tidak responsif terhadap keluhan penyakit,
c. Kewajiban terhadap teman sejawat memberikan obat itu-itu saja, dan masih banyak sekali.
d. Kewajiban terhadap diri sendiri Keluhan-keluhan masyarakat yang sering kita dengar
C. Hak Pasien dan dokter tentang petugas kesehatan kita adalah positif apabila kita
Sudah menjadi pengetahuan yang umum, bahwa lihat dari segi masyarakat sebagai "konsumen" pelayanan
petugas kesehatan yang paling depan melayani masyarakat kesehatan. Karena dengan makin banyaknya keluhan

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

masyarakat terhadap pelayanan petugas kesehatan, dan kewajiban, yang saling diakui dan dihormati. Hak-hak
merupakan umpan balik bagi petugas kesehatan untuk masyarakat atau pasien harus dihargai oleh setiap
meningkatkan pelayanannya. Di sisi yang lain makin petugas kesehatan, dan sebaliknya hak-hak petugas
banyaknya keluhan masyarakat terhadap petugas kesehat- kesehatan juga harus diakui dan dihargai oleh masyarakat
an, dapat dimaknai makin meningkatnya pemahaman sebagai pengguna pelayanan. Demikian juga, petugas
masyarakat terhadap hak-hak pasien, yang selama ini kesehatan mempunyai kewajiban yang harus
diabaikan oleh petugas kesehatan terutama dokter. dilaksanakan untuk pasien atau masyarakat, tetapi juga
Pemahaman masyarakat selama ini bahwa mereka adalah masyarakat atau pasien harus menjalankan
sebagai objek pelayanan kesehatan, yang hams menerima kewajibannya untuk petugas kesehatan yang melayaninya.
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah (baca: petugas Di bawah ini akan diuraikan mengenai hak-hak dan
kesehatan). Pemahaman semacam ini bukan hanya pada kewajiban pasien atau masyarakat dan juga hak-hak dan
masyarakat saja, tetapi juga pada petugas kesehatan. kewajiban petugas kesehatan, utamanya tenaga medis
Masyarakat adalah di pihak yang dilayani yang harus (dokter dan dokter gigi).
"tunduk" terhadap apa pun yang dikatakan oleh petugas 1. Hak-hak Pasien
kesehatan. Masyarakat atau pasien hanya mempunyai Hak-hak masyarakat sebagai sasaran pelayanan
kewajiban, tidak mempunyai hak apaapa terhadap petugas kesehatan atau lebih spesifiknya lagi penderita atau pasien
kesehatan. Demikian pula petugas kesehatan, mereka hanya sebenarnya merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia
mempunyai hak dan tidak mempunyai kewajiban apa pun yang universal itu. Dalam deklarasi hak-hak asasi manusia
terhadap masyarakat atau pasien. (declaration of human rights) dad Perserikatan Bangsa-
Dalam perspektif etika dan hukum kesehatan kedua Bangsa (PBB), tahun 1948 telah dirumuskan bahwa:
belah pihak, balk masyarakat atau pasien dan petugas 1. Setiap orang dilahirkan merdeka dan mempunyai hak-hak
kesehatan (termasuk dokter) keduanya mempunyai hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

hendaknya bergaul satu sama lain dalam lain. Demikian pula demi kepentingan undang-undang hak
"persaudaraan". asasi juga bias dilanggar, misalnya hak untuk menolak
2. Manusia dihormati sebagai manusia tanpa memperhatikan imunisasi bagi anaknya. Tetapi karena demi kepentingan
asal keturunannya. pencegahan penyakit menular, dan pemerintah
3. Setiap manusia tidak boleh diperlakukan secara mengeluarkan peraturan atau undang-undang yang
kejam. mewajibkan semua anak harus diimunisasi, maka hak
4. Setiap orang diperlakukan sama di depan hukum dan tersebut dapat dilanggar.
tidak boleh dianggap bersalah kecuali pengadilan telah Dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), telah
menyalahkannya. juga dirumuskan ketentuan tentang hak-hak pasien ini
5. Setiap orang berhak mendapat pendidikan, pekerjaan, sebagai berikut:
dan jaminan sosial 1. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri dan hak
6. Setiap orang berhak memberikan pendapat. untuk mati secara wajar.
7. Setiap orang berhak mendapat pelayanan dan 2. Hak memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi
perawatan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya, juga sesuai dengan standar profesi kedokteran.
jaminan ketika menganggur, sakit, cacat, menjadi janda, 3. Hak memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi
usia lanjut atau kekurangan nafkah yang disebabkan dari dokter yang mengobatinya.
oleh hal-hal di luar kekuasaannya. 4. Hak menolak prosedur diagnosis dan terapi yang
Hak-hak asasi tersebut pada praktiknya dapat direncanakan, bahkan dapat menarik diri dari kontrak
dilanggar atau dibatasi sepanjang tidak bertentangan terapetik.
dengan peraturan undangundang atau hukum yang berlaku. 5. Hak memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang
Misalnya, persetujuan untuk menjadi donor dalam tindakan akan diikutinya.
transplantasi guna kepentingan kemanusiaan atau orang

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

6. Hak menolak atau menerima keikutsertaannya dalam dengan pasien, maka dokter mempunyai posisi yang
riset kedokteran. dominan atau kuat dibanding dengan posisi pasien atau
7. Hak dirujuk kepada dokter spesialis, apabila diperlukan, keluarga pasien. Hal ini dapat dimaklumi karena tenaga
dan dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah kesehatan, utamanya dokterlah yang mempunyai ilmu
selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh pengetahuan dan teknologi penyembuhan yang tinggi,
perawatan atau tindak lanjut. sehingga secara psikologis menempatkan posisi yang
8. Hak kerahasiaan dan rekam medisnya atas hak pribadi. lebih tinggi ketimbang pasiennya. Namun demikian,
9. Hak memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pula
nimah sakit. masyarakat atau pasien terutama di kota-kota besar telah
10. Hak berhubungan dengan keluarga, penasihat atau memperoleh akses yang tinggi terhadap informasi-informasi
rohaniwan dan lain-lainnya yang diperlukan selama tentang kesehatan, terutama kedokteran. Hal inilah yang
perawatan. menyebabkan meningkatnya hak-hak pasien atas proses
11. Hak memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat penyembuhan yang dilakukan.
Map, obat, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Mengingat sangat heterogennya masyarakat, utamanya
Rontgen (XRay),Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Magnetic pasien, baik dilihat dari segi pendidikan, sosial, ekonomi,
Resonance Immaing (MRI), dan sebagainya. budaya, agama, dan sebagainya maka petugas
Uraian tersebut menjelaskan bahwa hak-hak memperoleh kesehatan atau dokter dalam memenuhi hak-hak pasien
informasi atau penjelasan, merupakan hak asasi pasien atas hal yang paling sederhana saja tidak mudah.
yang paling utama bahkan dalam tindakan-tindakan khusus Misalnya, hak untuk pasien untuk menerima informasi
diperlukan persetujuan tindakan medis (inform content) yang tentang kesehatan atau hal-hal yang terkait dengan
ditandatangani oleh pasien dan atau keluarga pesien. penyakit yang diderita. Dalam memberikan informasi
Memang tidak boleh disangkal dalam hubungan dokter tentang kesehatan atau yang terkait dengan penyakit yang

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

diderita pasien dapat berpegang pada prinsip-prinsip antara b. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari
lain sebagai berikut (Yusuf Hanafiah dan Amri Amir, 1998): pasien/ keluarga tentang penyakitnya:
a. Informasi yang diberikan haruslah dikemas dalam bahasa Agar diperoleh diagnosis penyakit yang akurat, dan
yang sederhana, dan mudah dipahami semua pasien. melakukan terapi yang tepat, seorang dokter mempunyai
b. Pasien harus dapat memperoleh informasi tentang hak untuk memperoleh informasi yang lengkap dan jelas
penyakitnya, tindakan-tindakan yang akan diambil, dari pasien yang ditanganinya. Informasi ini dapat diperoleh
kemungkinan komplikasi dan risikonya. dari pasien langsung, tetapi bila tidak memungkinkan
c. Untuk anak-anak dan pasien penyakit jiwa, maka karena kondisi pasien atau pasien anak-anak informasi
informasi diberikan kepada orang tua atau walinya. diperoleh dari keluarga pasien.
Petugas kesehatan, utamanya dokter adalah juga c. Bekerja sesuai standar profesi:
manusia, yang kebetulan mempunyai profesi sebagai dokter. Untuk memperoleh hasil penyembuhan secara efektif dan
Sebagaimana seorang manusia, dan juga sebagaimana efisien bagi pasien, dokter mempunyai hak untuk
seorang petugas kesehatan, dokter juga mempunyai hak- melakukan tahap- tahap penyembuhan pasien sesuai
hak, antara lain sebagai berikut: dengan standar profesi dokter yang telah ditetapkan.
a. Melakukan praktik dokter: d. Menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan
Setelah memperoleh izin praktik dokter atau Surat Izin dengan etika, hukum, agama dan hati nuraninya:
Dokter (SID) dokter mempunyai hak untuk melakukan Apabila dari pihak lain, termasuk pasien atau
praktik pribadi (private practice). Persyaratan untuk dapat keluarganya menawarkan upaya lain di luar etika, hukum,
melakukan praktik dokter ini telah diatur oleh ketentuan agama, dan hati nuraninya dalam kaitannya dengan
hukum yang ada, baik dalam Peraturan Pemerintah penyembuhan pasien, dokter berhak untuk
maupun Surat Keputusan Menteri Kesehatan. (No. menolaknya.
561/Menkes/Per/X/181). e. Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

menurut penilaiannya kerja sama pasien dengannya Apabila pasien mengetahui kehidupan pribadi seorang
tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan darurat: dokter, maka pasien yang bersangkutan tidak boleh
Apabila dalam proses penyembuhan pasien setelah makan menyebarluaskan kehidupan pribadi tersebut. Dokter
waktu yang lama, dan baik pasien maupun dokter mempunyai hak atas kehidupan pribadinya (privacy).
sendiri merasa tidak ada kemajuannya, maka dokter h. Ketenteraman bekerja:
mempunyai hak untuk memutuskan hubungannya Karena profesinya, dokter sering memperoleh ancaman
dengan pasien. Dengan perkataan lain, dokter berhak atau bentuk intimidasi lain yang mengganggu
untuk tidak melanjutkan pengobatan kepada pasien, ketenangan dokter dalam menangani pasien. Apabila
setelah menurut penilaiannya tidak mendatangkan dokter dalam menangani pasien dalam kondisi tidak
kesembuhan bagi pasien. aman dan tenteram akan berakibat fatal bagi keamanan
f. Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, dan keselamatan pesien. Dokter berh untuk bekerja
kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain secara tenang dan tenteram.
yang mampu menanganinya: i. Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter:
Apabila seorang pasien penyakit tertentu meminta Dokter, di bawah sumpah dokter berhak mengeluarkan
pertolongan kepada seorang dokter, dan penyakit pasien sura keterangan sakit, surat keterangan kesehatan, surat
tersebut tidak sesuai dengan bidang spesialisasinya, keterangan kematian, dan sebagainya. Dengan
maka dokter tersebut berhak menolaknya. Kecuali sendirinya dalam memberikan surat-surat keterangan
pasien tersebut dalam keadaan darurat, dan dokter tersebut harus di dasarkan pada kondisi yang sebenarnya
spesialis yang sama dengan penyakit pasien tidak ada di tentang pasien atau orang yang memerlukan surat
lingkungan tersebut. keterangan tersebut.
g. Hak atas "privacy" dokter: j. Menerima imbalan:

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

Dokter berhak menerima imbalan jasa dari pasien atau demikian, masing-masing pihak memahami bagaimana
keluarga pasien dari kewajiban yang telah dilakukannya. seharusnya hubungan antara petugas kesehatan/dokter
Tetapi imbalan jasa ini tidak berlaku pada kasus-kasus dengan masyarakat/pasien.
,
tertentu, misatnya: pasien yang tidak mampu, pertolongan D. Dasar Hukum Praktek dokter
pertama pada kecelakaan, teman sejawat dan Untuk mengatur lebih jelas dan menjamin kepastian
keluarganya. hukum bagi raktik tenaga kesehatan, terutama dokter
k. Menjadi anggota perhimpunan profesi: dan dokter gigi, Pemerintah Indonesia pada tahun 2004
Dokter dan petugas kesehatan yang lain berhak untuk mengeluarkan UndangUndang No. 29 Tahun 2004 tentang
menjadi anggota perhimpunan atau perkumpulan profesi. Hal Praktik Kedokteran. Dalam andang-undang tersebut secara
ini penting karena semua petugas kesehatan termasuk eksplisit diatur tentang hak dan kewajiban dokter dan dokter
dokter mempunyai hak untuk mengikuti perkembangan gigi dan pasien (Pasal 53-55). Untuk •elasnya dapat
ilmu dan teknologi sesuai dengan profesinya. dikutipkan secara ringkas sebagai berikut:
2. Hak membela diri: 1. Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi
Apabila pasien atau keluarga pasien mengajukan a. Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
keluhankeluhan terhadap pelayanan seorang dokter, dan kedokteran mempunyai hak:
terlebih lagi pasien atau keluarga pasien melakukan 1) memperoleh perlindungan huktim sepanjang
tuntutan etika atau hukum, dokter berhak membela melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan
dirinya, baik sendiri maupun melalui pengacara. standar prosedur operasional;
Hak-hak dan kewajiban pasien dan dokter seperti telah 2) memberikan pelayanan medis menurut standar profesi
diuraikan tersebut seyogianya diketahui dan dan standar prosedur operasional;
disosialisasikan kepada semua petugas kesehatan 3) memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
terutama dokter dan masyarakat umurnH Dengan pasien atau keluarganya; dan

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

4) menerima imbalan jasa. tindak. medis yang akan dilakukan;


b. Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik 2. meminta pendapat dokter atau dokter gigi
kedokteran mempunyai kewajiban: lain;
1) memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar 3. mendapatkan pelayanan sesuai dengan
profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medi -
kebutuhan medis pasien; 4. menolak tindakan medis; dan
2) merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang 5. mendapatkan isi rekam medis.
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih b. Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik
balk, apabila tidak mampu melakukan suatu kedokteran mempunyai kewajiban:
pemeriksaan atau pengobatan; 1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur
3) merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang masalah kesehatannya;
tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu 2. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau
meninggal dunia; dokter gigi;
4) melakukan pertolongan darurat atas dasar 3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
perikemanusiaan, kecuali bila is yakin ada orang lain pelayanan kesehatan; dan
yang bertugas dan mampu melakukannya; dan 4. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
5) menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti diterima.
perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. E. Sangsi Hukum mala praktek
2. Hak dan Kewajiban Pasien Mengenai ketentuan pidana yang diatur oleh Undang-
a. Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik Undang Praktik Kedokteran (UU No. 29 Tahun 2004) diatur
kedokteran mempunyai hak: dalam Pasal 75-80, secara singkat sebagai berikut:
1. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang 1. Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja

Page | Page |
Mala BAB BAB Mala

melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah
tanda registrasi dipidana dengan pidana penjara paling memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda
lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik dipidana
100.000.000,00 (seratus juta rupiah). dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
2. Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima
dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa puluh juta rupiah).
memiliki surat tanda registrasi dipidana dengan pidana 6. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat,
penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-
3. Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi
dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau
memiliki surat tanda registrasi bersyarat dipidana dengan surat tanda registrasi dokter gigi atau surat izin praktik
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). tahun atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00
4. Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja (seratus lima puluh juta rupiah). Dipidana dengan
melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda
praktik dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
(tiga) tahun atau denda paling banyak Rp setiap dokter atau dokter gigi yang:
100.000.000,00 (seratus juta rupiah). a. dengan sengaja tidak memasang papan nama.
5. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis.
identitas berupa gelar atau bentuk lain yang c. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban tersebut
menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang di atas.

Page | Page |
Mala Praktek BAB XI

7. Setiap orang yang dengan sengaja mempekerjakan dokter


atau dokter gigi dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
8. Dalam hal tindak pidana tersebut dilakukan oleh
korporasi, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana
denda ditambah sepertiga atau dijatuhi hukuman
tambahan berupa pencabutan izin.

Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

Bab 12 terapeutik.Wanprestasi dalam pelayanan kesehatan baru


Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan terjadi bila telah terpenuhi unsur-unsur berikut ini.
1. Hubungan antara dokter dengan pasien terjadi
A. Tanggung jawab hukum dalam perdata berdasarkan kontak terapeutik.
Dalam transaksi terapeutik, posisi antara dokter dan 2. Dokter telah memberikan pelayanan kesehatan yang
pasien adalah sederajat, dengan posisi yang demikian ini tidak patut yang menyalahi tujuan kontrak terapeutik.
hukum menempatkan keduanya memiliki tanggung gugat 3. Pasien menderita kerugian akibat tindakan dokter yang
hukum. Bertitik tolak dari transaksi terapeutik ini, tidaklah bersangkutan.
mengherankan jika banyak ditemukan gugatan pasien Dalam gugatan atas dasar wanprestasi, ketiga unsur
terhadap dokter. Gugatan untuk meminta tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu adanya kontrak
pertanggungjawaban dokter bersumber pada dua dasar terapeutik antara pasien dengan dokter. Pembuktian
hukum, yaitu: Pertama, berdasarkan pada wanprestasi tentang adanya kontrak terapeutik dapat dilakukan pasien
(Contractuat tiabitity) sebagaimana diatur dalam Pasal 1239 dengan mengajukan rekam medik atau dengan
KUHPerdata. Kedua, berdasarkan perbuatan melanggar "persetujuan tindakan medik" yang diberikan oleh pasien.
hukum (onrechmatigedoad) sesuai dengan ketentuan Pasal Bahkan dalam kontrak terapeutik adanya kartu berobat atau
1365 KUHPerdata. dengan kedatangan pasien'menemui dokter untuk meminta
Wanprestasi dalam pelayanan kesehatan, timbul karena pertolongannya, dapat dianggap telah terjadi perjanjian
tindakan seorang dokter berupa pemberian jasa perawatan terapeutik. Sedangkan untuk unsur yang kedua, harus
yang tidak patut sesuai dengan apa yang diperjanjikan. dibuktikan dengan adanya kesalahan dan atau kelalaian
Perawatan yang tidak patut ini dapat berupa tindakan dokter.
kekuranghati-hatian, atau akibat kelalaian dari dokter yang Untuk membuktikan hal ini pasien harus mengajukan
bersangkutan sehingga menyalahi tujuan fakta bahwa seorang dokter yang merawatnya, tidak

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan dalam tetap melakukan tindakan medis tertentu. Di Belanda
kontrak terapeutik, atau dokter melakukan apa yang penetapan beban pembuktian mengenaihal ini dibedakan
diperjanjikan akan tetapi terlambat, atau dokter yang menjadi dua bagian.
bersangkutan melakukannya tidak sesuai dengan yang Pertama, apabila pasien berpendapat bahwa ia sama
diperjanjikan, atau dokter yang merawatnya melakukan sekali tidak pemah memberipersetujuan pada suatu
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. tindakan medis, bahkan suatu tindakan yang globalpun
Agar unsur yang ketiga dapat terpenuhi, semua tindakan tidak pemah diberikan, maka dokter harus membuktikan
dokter seperti di atas harus mempunyai hubungan kausal bahwa pasien telah memberikan persetujuan global
dengan kerugian yang diderita pasien. tersebut. Misalnya ada persetujuan pasien untuk amputasi
Jika timbul perselisihan atau pertentangan antara pasien kaki atau operasi lambung. Pembagian beban pembuktian
dengan dokter tentang pemberian persetujuan pada suatu yang demikian itu dibenarkan, karena dalam suatu tindakan
tindakan medis tertentu, di mana pasien mengatakan tidak medis tanpa ada persetujuan global dari pasien berarti telah
pernah memberikan persetujuan, sedangkan dokter terjadi suatu pelanggaran integritas dlri pasien. Sedang
sebaliknya menyatakan sudah mendapat persetujuan untuk bagi seorang dokter, bukti adanya persetujuan globar dari
melakukan tindakan medis. Kepada siapa beban pasien, merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar
pembuktian diberikan? baginya untuk melakukan tindakan medis. pembuktian itu
Di Jerman ketentuan yang berlaku adalah dokter harus dapat dilakukan dengan mengemukakan fakta-fakta bahwa
membuktikan bahwa ia telah mendapat persetujuan untuk pasien telah menjalani opname karena keluhan lambung,
tindakan medis tersebut. Di Prancis berlaku pemikiran yang digabungkan dengan fakta bahwa pasien mengetahui
sebaliknya, yaitu pasienlah yang harus membuktikan dirinya telah dibawa ke kamar operasi, hal ini merupakan
bahwa ia tidak memberikan persetujuan, akan tetapi walau bukti yang cukup bahwa ia telah menyetujui dilakukannya
persetujuan tidak diberikannya, dokter yang bersangkutan operasi lambung tersebut.

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

Kedua, apabila sebaliknya pasien mengajukan bukti membuat catatan- catatan tertulis tentang keadaan pasien
bahwa ia secara global telah menyetujuinya, tetapi (medical record), kecuali kalau ada kesan bahwa catatan itu
persetujuan tersebut tidak mencukupi syarat untuk tidak beres.
pengambilan tindakan-tindakan khusus yang relevan Hakim tidak akan memerintahkan pembagian beban
(misalnya: tempat yang tepat di bagian mana kaki itu akan pembuktian secara umum kepada salah satu pihak. Hakim
diamputasi, apakah di atas atau di bawah lutur). Apakah hanya akan menggantungkan beban pembuktian secara
telah diberikan informasi yang cukup tentang untung atau umum kepada salah satu pihak, hakim hanya akan
ruginya (dengan diambilnya sebagian besar lambung), menggantungkan beban pembuktian pada keadaan konkret
menyebabkan kaius itu menjadi berbeda. saja. Dasar hukum yang kedua untuk melakukan gugatan
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penjelasan pasien adalah perbuatan melawan hukum. Gugatan dapat diajukan
tidak secara serius mengenai integritas dirinya, tetapi jika terdapat fakfa-fakta yang berwujud suatu perbuatan
ternyata tahwa dokter telah memberikan tindakan medis melawan hukum, walaupun di antara para pihak tidak
yang layak menurut ukuran atau norma yang berlaku. terdapat suatu perjanjian. Untuk mengajukan gugatan
Dalam hal terjadinya kasus seperti ini, di mana posisi berdasarkan perbuatan melawan hukum, harus dipenuhi
pembuktian dari kedua pihak sangat surit, hakim akan empat syarat sebagaimana diatur Pasal 1365 KUHPerdata.
mencoba menghindari perintah pembebanan pembuktian 1. Pasien harus mengalami suatu kerugian.
kepada salah satu pihak luar. dalam hal ini berupaya 2. Adakesalahan.
mencari informasi sebanyak mungkin dari pasien dan dari 3. Ada hubungan kausal antara kesalahan dengan
suatu penjelasan di persidangan. Apabila diperlukan kerugian.
perintah pembebanan pembuktian, maka dalam 4. Perbuatan itu melawan hukum.
mempertimbangkannya agar supaya kedudukan dokter Ciri khas gugatan berdasarkan perbuatan melawan
lebih diuntungkan daripada pasien, karena dokter telah hukum dapat dilihat dari model pertanggungjawaban yang

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

diterapkan yaitu: pertanggungjawaban karena kesalahan pengawasannya. Dalam pelayanan kesehatan hal ini
(fault liability) yang bertumpu pada tiga asas sebagaimana mudah ditemukan, karena seorang dokter tidak selamanya
diatur oleh Pasal 1365,1366, dan 1367 KUHPerdata. melakukan perawatan secara mandiri, sebagian besar di
1. Setiap perbuatan melanggar hukum yang membawa antaranya menggunakan jasa tenaga kesehatan lainnya
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang seperti para medis untuk membantu tugas-tugas perawatan
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti pasien. Misalnya seorang dokter yang menggunakan jasa
kerugian tersebut. perawat kesehatan, atau rumah sakit yang mempekerjakan
2. Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk sejumlah tenaga kesehatan seperti dokter, jururawat, dan
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi lain-lain.
juga untuk kerugian yang disebabkan karena ke lalaian Gugatan yang ajukan kepada perbuatan melawan
atau kekuranghati-hatiannya. hukum, harus dibuktikan dengan adanya hubungan kausal
3. Setiap orang tidak saja bertanggung jawab untuk antara kesalahan dan kerugian yang diderita oleh pasien.
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri, Dalam ilmu hukum, pemecahan problem-kausalitas antara
tetapi juga untuk kerugian yang disebab\an karena kesalahan dan kerugian dikenal dua ajaran pokok
perbuatan orang-orang yang berada di bawah tanggung 1. Teori Conditio Sine Qua Non
jawabnya atau disebabkan oleh barang-barang yang Penerapan teori ini menyebabkan pertanggungiawaban
berada di bawah pengawasannya. menurut Pasal 1365 KUtlPerdata, menjadi sangat
Bertitik tolak pada ketiga prinsip ini, dapat disimpulkan diperluas, karena perbuatan yang jauh hubungannya
bahwa kesalahan berdasarkan perbuatan melanggar dengan akibat yang timbul, harus dianggap juga sebagai
hukum melahirkan pertangungjawaban hukum, baik sebab.
terhadap perbuatannya sendiri maupun terhadap perbuatan 2. Adequate Theorie
orang yang berada di bawah tanggung jawab dan

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

Teori ini dikembangkan oleh von Kries, dan mempunyai 4. Teori hukum objektif (de objectiefrechtelijke theorie).
pengertian sebagai berikut (Soetrisno, 1982 : 144). 5. Teori keadilan (de billijkheid theorie) atau teori hukum
- Suatu kerugian hanya merupakan akibat dari acara (procesrechtelij ke theorie).
perbuatan melanggar hukum, kalau kerugian tersebut Di antara teori-teori tersebut di atas, yang dominan
menurut akal manusia yang sehat dapat diharapkan dipakai dalam praktik hanya dua teori, yaitu :
merupakan suatu akibat dari perbuatan melanggar 1. Teori hukum objektif (de objectiefrechtelijkc theorie)
hukum tersebut. Menurut teori ini, pada prinsipnya undang-undang sendiri
- Kerugian tersebut merupakan akibat dari perbuatan yang harus menentukan baik secara lanpung atau
melanggar hukum yang dapat diduga semula. secara sistematis bagaimana konkretnya pembagian
- Kerugian tersebut menurut pengalaman dapat pembuktian itu harus dilaksanakan. Ditekankan adanya
diharapkan merupakan akibat perbuatan melanggar keharusan pada pihak-pihak yang bersengketa sebelum
hukum. mengajukan gugatan di persidangan. Titik tolak dari
Persoalan yang timbul, bagaimana membuktikan adanya persidangan ini ialah bahwa tiap pihak yang berperkara,
hubungan kausal antara perbuatan atau tindakan dokter mengemban beban pembuktian peristiwa-peristiwa yang
dengan kerugian yang diderita oleh pasien? Sebab di didalilkan tersebut ("Siapa yang mendalilkan sesuatu
dalam ilmu pengetahuan hukum berkembang adanya harus membuktikan" Pasal 177 RV).
beberapa teori tentang beban pembuktian (Sutrisno, 2. Teori keadilan atau teori hukum acara
1992:146) yaitu : Teori ini berpendapat bahwa jika dikeluarkan suatu
1. Teori pembuktian yang bersifat menguatkan saja ( de peraturan yang bersifat umum, yang mengatur
btood afirmatief theorie). bagaimana beban pembuktian itu seharusnya dibagi,
2. Teori hukum subjektif (de subjectiefrechtelijke theorie). pasti di dalam banyak kejadian tertentu menimbulkan
3. Teori hukum publik (de publieclvecht theorie). rasa tidak puas, oleh sebab itu teori ini mengutamakan

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

untuk menyerahkan pembagian beban pembuktian itu in adequate theorie yang bertujuan memberi pembatasan
concreto kepada hakim, di mana ia akan menggunakan pada pertanggungjawaban, telah diterima oleh Hoge Raad
rasa keadilan sebagai satu-satunya ukuran. sejak tahun 1927 pada putusan Hoge Raad tanggal 3
Hakim bebas membagi beban pembuktian sesuai Februari 1927
dengan keadaan dari tiap-tiap kejadian di mana ia akan dalam perkara De Hagsche Posf. Dalam yurisprudensi
dituntun oleh kejadian-kejadian dalam pengalamannya. tersebut yang menjadi problema adalah bagaimana kriteria
Teori ini mengutamakan dalam proses jangan sampai salah secara konkret mengenai istilah "Akal yang sehat dapat
satu pihak berada dalam posisi yang lebih sulit dari pihak diharapkan", atau ,,menurut pengalaman yang dapat
yang lain, sehingga beban pembuktian harus dibagi diharapkan", sepatutnya dapat diduga semula.
sedemikian rupa, agar beban tersebut dibebankan pada Untuk ini Z. Asikin Kusumah Atmadja (1983 : 20),
pihak yang paling sedikit dirugikan. Walau teori ini menyatakan bahwa ilmu hukum mencoba memberi kriteria
tampaknya merupakan kebalikan dari teori objektif, tetapi yang dirumuskan sebagai berikut:
dalam praktik, perbedaan tersebut tidak sebesar seperti 1. Pada asasnya, ganti rugi hanya diwajibkan kalau pada
yang dibayangkan. Dalam buku-buku ilmu hukum, teori ini saat terjadinya perbuatan melawan hukum, yang menjadi
telah banyak menjadi perhatian dan di negara lain banyak dasar pertanggungjawaban ganti rugi tersebut dengan
diterapkan untuk membantu posisi pasien yang berada memperhatikan kadar kemungkinan yang dapat diduga
pada posisi yang lemah. merupakan akibat dari perbuatan melawan hukum
Dalam praktik, pembuktian adanya hubungan kausal tersebut.
antara perbuatan dengan kerugian menurut ajaran teori 2. Kewajiban untuk membayar ganti rugi hanya meliputi
conditio sine quo tidak dapat diterapkan dengan sempurna ganti rugi pada waktu melakukan perbuatan melawan
tetapi hanya disimpulkan sebagai the must possible cause hukum dengan memperhatikan kadar kemungkinannya
yaitu, sebab yang paling mungkin. Sebaliknya, dalam merupakan akibat perbuatan melawan hukum.

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

Tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum terhadap seorang dokter
perbuatan melanggar hukum, undang-undang sendiri tidak (Putusan PN Sukabumi No. 40iPdt.G/1986).
memberikan perumusannya, namun sesuai dengan Posisi Kasus
yurisprudensi yang dianut di negeri Belanda sejak perkara Ayah Muhidin Sukendar menggugat seorang dokter mata
Lindenbaum CohenArrest Hoge Raad 3l Januari tahun l9l9 di Pengadilan Negeri Sukabumi. Gugatan tersebut berisi
diterapkan adanya empat kriteria perbuatan melanggar tuntutan agar dokter mata itu dinyatakan melakukan
hukum. perbuatan melanggar hukum, dan wajib memberi ganti
1. Perbuatan itu bertentangan dengan kewajiban hukum kerugian kepada penggugat. Adapun dalil gugatannya
sipelaku. adalah, bahwa dokter mata tersebut" tanpa seizin
2. Perbuatan itu melanggar hak orang lain. penggugat pelaku ayah, telah melakukan operasi mata
3. Perbuatan itu melanggar kaidah tata susila; anaknya. Setelah operasi tersebut dilakukan menimbulkan
4. Perbuatan itu bertentangan dengan asas kepatutan, akibat, biji mata anaknya menjadi hilang.
ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki Putusan Pengadilan Negeri Sukabumi menyatakan :
seseorang daram pergaulan dengan sesama warga "Gugatan tidak dapat diterima." Salah satu pertimbangan
masyarakat atau terhadap harta benda orang lain. hukumnya memuat: bahwa tergugat bertugas
Dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan, bila sebagaidirektur rumah sakit umum dan juga sebagai dokter
pasien atau keluarganya menganggap bahwa dokter telah mata pada rumah sakit yang bersangkutan, maka
melakukan perbuatan melawan hukum, pasien atau perbuatan dokter tersebut dilakukan dalam rangka tugas
keluarganya dapat mengajukan tuntutan ganti rugi menurut kedinasannya sehingga segala akibat yang timbul tidak
ketentuan Pasal 55 UU No. 23 Tahun 1992 tentang dapat dibebankan kepada direktur tersebut secara pribadi.
Kesehatan. Sebagai contoh dapat dilihat kasus Muhidin Oleh karenanya gugatan tersebut salah alamat, sebab yang
Sukendar di mana keluarganya mengajukan gugatan

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

harus digugat adalah pemerintah cq. rumah sakit umum Dari yurisprudensi tersebut, yang menerapkan doktrin
dan bukan tergugat pribadi selaku dokter mata. responden superio dapat disimpulkan bahwa penerapan
Bila kasus di atas, dihubungkan dan dianalisis dengan doktrin itu mempunyai dua tujuan pokok, yaitu:
menggunakan ketentuan Pasal 1367 KUHPerdata, di mana 1) adanya jaminan bahwa ganti rugi dibayar pada pasien yang
salah satu klausalnya menentukan, bahwa yang merupakan menderita kerugian akibat tindakan medis dokter;
salah satu prinsip pertanggungjawaban karena kesalahan 2) hukum dan keadilan menghendaki sikap kehati-hatian dari
dalam gugatan perbuatan melanggar hukum, adalah dokter.
termasuk perbuatan orang-orang yang berada di bawah Dalam doktrin respondeat superior terkandung makna,
pengawasannya, maka putusan Pengadilan Negeri bahwa seorang majikan adalah orang yang berhak untuk
Sukabumi tersebut sudah tepat, sebab yang seharusnya memberikan instruksi dan mengontrol tindakan
digugat adalah pemerintah cq. rumah sakit. Hal ini bawahannya, baik atas hasil yang dicapai rnaupun tentang
didasarkan pada suatu teori yang dikenal dengan "teori cara yang digunakan. Di samping itu dengan
hubungan majikan dengan buruh" atau juga yang dikenal perkembangan hukum kesehatan dan kecanggihan
dengan istilah doktrin respondeat superiori di mana antara teknologi kedokeran, rumah sakit pun tidak dapat
rumah sakit dan dokter mata tersebut terdapat suatu melepaskan diri dari tanggung jawab pekerjaan yang
hubungan kerja yang diatur dalam Pasal 1367 KUHPerdata. dilakukan oleh pegawainya, termasuk apa yang diperbuat
Untuk itu pertanggungjawaban tersebut berkaitan erat oleh para medis.
dengan tugas yang diberikan kepadanya (Sutadi,1992:115). Secara teoritis rumah sakit terikat pada doktrin
Ditentukannya pertanggungjawaban majikan dalam Pasal respondent superior, namun doktrin ini tidak dapat
1367 KuHPerdata atas kerugian yang ditimbulkan oleh diterapkan begitu saja, karena untuk penerapannya harus
bawahan bertujuan untuk menjarnin kepastian berhasilnya terlebih dulu dipenuhi syarat-syarat tertentu, seperti harus
tuntutan ganti rugi. adanya hubungan kerja antara atasan dengan bawahan

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

dan sikap tindak bawahan harus pula dalam ruang lingkup dari dokter atau tenaga kesehatan yang bekerja di rumah
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Hubungan kerja sakit. Jadi, dalam posisi yang
dianggap ada, apabila atasan mempunyai hak secara demikian, pasien harus menentukan bagian pelayanan
langsung mengawasidan mengendalikan aktivitas bawahan mana yang termasuk dalam perjanjian terapeutik dengan
daiam melakukan tugas-tugasnya. Dalam hal ini pekerjaan dokter dan bagian mana yang termasuk ke dalam kontrak
yang dilakukan haru.s rlerupakan suatu wujud perintah dengan rumah sakit. Misalnya pasien menderita kerugian
yang diberikan oleh atasan. pada tahap perawatan, maka pasien harus menentukan,
Dengan demikian pertanggungjawaban atas perbuatan apakah hal ini disebabkan adanya kesalahan pada tahap
melanggar hukum menurut ketentuan Pasal 1365 mempersiapkan atau mendistribusikan obat.
KUHPerdata merupakan bentuk pertanggungiawaban yang Selain itu pasien sulit untuk menentukan posisi seorang
menekankan pada faktor kesalahan. tentang bagaimana dokter atau tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit,
pasal tersebut dijadikan dasar gugatan, pihak yang apakah dokter atau tenaga kesehatan yang bersangkutan
dirugikan mempunyai kewajiban untuk membuktikan bertindak sebagai atasan atau sebagai pembantu, apakah
adanya kesalahan. ia bawahan atau bukan. Apakah tindakan yang
Masalahnya sekarang adalah sulitnya bagi pasien untuk dilakukannya termasuk dalam kompetensi pelaku itu sendiri
membuktikan adanya kesalahan tersebut. Kesulitan ini atau apakah tindakan itu dilaksanakan dibawah
timbul karena kurangnya informasi dan pengetahuan yang pengawinan. Semua hal itu tidaklah selalu jelas bagi
dimiliki oleh pasien tentang masalah kesehatan. Di samping pasien, oleh karenanya pasien atau keluarganya sangat
itu bila dikaitkan dengan keberadaan rumah sakit sebagai sulit untuk menentukan siapa yang dapat digugat untuk
pusat pelayanan medis, persoalannya semakin rumit. membayar ganti rugi.
Masalah kerumitan ini timbul karena di rumah sakit terdapat
perbedaan dalam kedudukan dan tanggungjawab profesi

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

B. Tanggung jawab hukum dalam Pidana "Natanson V. Klien tahun 1960". Yurisprudensi ini berisi
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, hukum pidana "Persetujuan (informed consent)" sebagai peniadaan
menganut asas "Tiada pidana tanpa kesalahan". pidana. Namun demikian, tidak berarti bahwa bagi profesi
Selanjutnya dalam Pasal 2 KUHP disebutkan, "Ketentuan dokter dibebaskan dari segala tanggung jawab pidana,
pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan sebab alasan pembenar dan alasan pemaaf bagi tindakan
bagi setiap omng yang melakukan suatu delik di Indonesia". dokter, hanya terdapat pada pengecualian-
Perumusan pasal ini menentukan bahwa setiap orang yang pengecualian tertentu seperti ketentuan yang diatur
berada dalam wilayah hukum Indonesia dapat dimintakan dalam pasal l5 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
pertanggung-jawaban pidana atas kesalahan yang Dalam ketentuan ini tenaga kesehatan dibenarkan
dibuatnya. Berdasarkan pada ketentuan itu, profesi dokter melakukan abortus berdasarkan indikasi medis untuk
tidak terlepas dari ketentuan pasal tersebut. Apalagi menyelamatkan ibu hamil.
seorang dokter dalam pekerjaannya sehari-hari selalu Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan hukum
berkecimpung dengan perbuatan yang diatur dalam KUHp. pidana maupun yurisprudensi, telah mengakui
Sekali pun hukum pidana mengenal adanya adarryaalasan penghapus pidana yang tidak tertulis. Hal ini
penghapusan pidana dalam pelayanan kesehatan, yaitu: merupakan perkembangan baru yang diajarkan oleh ilmu
alasan pembenar dan alasan pemaaf sebagaimana lealnya hukum dan yurisprudensi. perkembangan ini merupakan
yang terdapat di dalam yurisprudensi, namun tidak serta ketentuan hukum yang hidup, oleh karenanya dapat
merta alasan pembenar dan pemaaf tersebut menghapus dikualifikasi sebagai suatu alasan penghapus pidana yang
suatu tindak pidana bagi profesi dokter. Salah satu tidak tertulis. Perkembangan pertama yang mengakui
yurisprudensi yang memuat alasan pembenar dan alasan adanya alasan penghapus pidana yang tidak tertulis terjadi
pemaaf dalam pelayanan kesehatan adalah (Soekanto dan sejak adanya pengakuan Hoge Raad pada tahun 1916
Muhammad, 1983 : 75): yurisprudensi dalam kasus

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

tentang afwezigheid van alleschuld (Avas), yang berarti yang melakukan perawatan, jika terjadi penyimpangan
tiada pidana tanpa kesalahan, (Senoadji, 1985 : 82). terhadap suatu kaidah pidana, sepanjang dokter yang
Di Indonesia dengan adanya pengakuan terhadap ajaran bersangkutan melakukannya dengan memenuhi standar
melanggar hukum materiil, melalui putusan Mahkamah profesi dan standar kehati-hatian, Hal tersebut masih tetap
Agung R.I. No. 42K/Y/l965 tanggal 8 Januari 1966 dan dianggap telah melakukan peristiwa pidana hanya saja
putusan Mahkamah Agung No.8lK/Kr/1973 tanggal 30 kepadanya tidak dikenakan suatu pidana jika memang
Maret 1977, hal itu dipandang sebagai alasan penghapusan terdapat alasan yang khusus untuk itu, yaitu alasan
pidana, khususnya alasan pembenar yang bersifat tidak penghapus pidana.
tertulis. Menurut J. Guwandi (1989 : l5), risiko yang dihadapi
Moeljanto (1982 :137), membagi alasan penghapusan dokter dalam melakukan perawatan dapat digolongkan
pidana menjadi alasan pembenar dan alasan pemaaf. Pada menjadi tiga macam, yaitu : kecelakaan (accident), tindakan
alasan pembenar, yang dihapus adalah sifat "melanggar medis (risk of
hukum" dari suatu perbuatan, sehingga yang dilakukan oleh treatment), salah penilaian (eror of judgement). Risiko
terdakwa menjadi suatu perbuatan yang patut dan benar. kecelakaan dalam perawatan, biasanya terjadi apabila
Pada alasan pemaaf yang dihapus adalah kesalahan seorang dokter telah berbuat dengan kesungguhan dan
terdakwa, perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa tetap kehati-hatian, namun karena sulitnya tindakan perawatan
dipandang sebagai perbuatan yang melanggar hukum, yang dilakukannya, risiko tidak bisa dihindarkan, seperti
akan tetapi tidak dipidana karena tidak ada kesalahan. yang terjadi dalam kasus Roe v Ministry of Health
Dari yurisprudensi tersebut, terlihat adanya alasan 1954.Dalam kasus ini terjadi kecelakaan dimana phenol
penghapus pidana bagi tindakan png dilakukan oleh dokter, telah merembes masuk ke dalam ampul-ampul melalui
yaitu alasan penghapus pidana yang berada di luar undang- retak-retak yang tidak kelihatan, dan dipakai untuk spinal
undang. Dengan demikian bagi seorang dokter

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

anestesi. Akibatnya dua orang pasien menjadi lumpuh l) masalah informasi yang diterima oleh pasien sebelum dia
berat. memberikan persetujuan untuk menerima pera.watan;
Selanjutnya risiko yang kedua, bersumber dari tindakan 2) masalah persetujuan tindakan rnedis yang akan dilakukan
medis atau risk of treatment yaitu suatu bentuk risiko oleh dokter atau tenaga kesehatan;
perawatan yang terjadi sebagai akibat sampingan dari 3) masalah kehati-hatian dokter atau tenaga kesehatan yang
diagnosa dan terapi yang dilakukan terhadap pasien, melaksanakan perawatan. Hal ini banyak sekali hubungannya
misalnya rambut pasien rontok karena radio terapi, atau dengan masalah kealpaan dan standar pelayanan medis.
tulang patah karena electro conversive theraphy. Ketiga masalah pokok ini dipandang dalam kerangka
Sedangkan bentuk risiko yang ketiga yaitu risiko karena hukum kesehatan yang pada garis besarnya mengatur dua
kesalahan penilaian atau error of judgement.Ini terjadi persoalan yang mendasar, yaitu : Standar pelayanan medis
karena adanya kesalahan penilaian dari dokter seperti yang (standard of care) yang pada pokoknya membicarakan
terjadi dalam kasus Whitehouse vs Jordan 1980 mengenai kewajiban-kewajiban dokter. Standar profesi medis
seorang bidan yang telah menarik-narik cukup lama dan (standard of profession) yang timbul karena adanya dasar
terlalu keras seorang bayi pada persalinan yang sangat kealpaan yang berbentuk :
sukar, akibatnya bayi itu cacat berat pada otaknya. a) kewajiban
Semua risiko ini, merupakan risiko yang sering ditemui b) pelanggaran kewajiban
dalam perawatan. Untuk melihat lebih terang dan jelas c) penyebab.
tentang kesalahan dokter, yang perlu dibahas lebih lanjut d) kerugian.
dalam buku ini, adalah hal-hal yang menyangkut tentang Dalam Pasal 53 Ayat 2 UU No. 23 Tahun 1992 tentang
atau yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Kesehatan, disebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam
kedua belah pihak yang terikat dalam transaksi terapeutik, melakukan tugasnya berkewajiban mematuhi standar
yaitu pasien dan dokter. Hak dan kewajiban tersebut meliputi : profesi dan menghormati hak pasien. Hak-hak pasien yang

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

dimaksudkan di sini antara lain adalah hak memperoleh cozsenf. Munculnya hrik (consent) apabila didahului dengan
informasi, hak memberikan persetujuan, hak atas rahasia penjelasan, dan pemberitahuan (informed) tentang tindakan
kedokteran, dan hak atas pendapat kedua. Hak informasi di medis yang akan diambil, mengapa tindakan harus diambil
sini dapat diartikan sebagai hak untrk memperoleh dan apa hasilnya maupun kemungkinan efeknya bagi
informasi mengenai semua tindakan medis serta akibatnya, pasien. Semua keterangan yang diberikan harus jelas dan
baik informasi itu diberikan secara lisan maupun secara dapat dimengerti oleh pasien, sehingga dengan
tertulis. Secara luas informasi medis dapat diartikan kesadarannya sendiri pasien akan memberikan persetujuan
sebagai hal ikhwal yang menyangkut tindakan medis yang tindakan medis. Dengan demikian "persetujuan" merupakan
akan diambil atas diri pasien. dasar bagi pembenaran dijalankannya salah satu tindakan
Tentang pentingnya hak atas informasi ini dikemukakan terapeutik tertentu, persetujuan baik yang diberikan secara
oleh Koeswadji (1984 : 57), sebagai berikut : " tidak tertulis maupun diam-diam mempunyai arti dalam
mungkin seseorang memberikan persetujuannya untuk pandangan hukurn.
dirawat (atau dirawat lebih lanjut) bila tidak berdasarkan Dalam kaitannya dengan ganti rugi sebagaimana diatur
pada informasi yang lengkap mengenai segala dalam Pasal 55 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
aspek serta kemungkinan akibat (dampak) perawatan persetujuan/ rekam medik menjadi sangat penting. Hal ini
yang akan dideritanya untuk dapat dan mampu mengambil disebabkan gugatan ganti rugi langsung tanpa melalui
keputusan mengenai hidup dan kehidupan selanjutrya. prosedur pidana menghadapi banyak kendala, seperti
Persetujuan (untukperawatan) tanpa ada informasi kesulitan memperoleh bukti-bukti baik oleh pasien maupun
(mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan oleh keluarganya. Sedangkan melalui perkara pidana untuk
penyakitnya) tidaklah sah menurut hukum." membuktikan adanya culpa lata bukan merupakan
Hak selanjutnya adalah hak persetujuan, dalam ilmu pekerjaan yang mudah bagi penuntut umum. Dalam kondisi
hukum kesehatan hak ini dikenal dengan istilah informed seperti ini, sesuai dengan hukum pembuktian dalam

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

perkara pidana Pasal 184 KUHP tentang Alat Bukti, maka merawatnya telah salah mengadakan diagnosa dan
persetujuan/rekam medik sangat menentukan, karena dari menjatuhkan hukuman (Picard, 1984: l8).
rekam medik dan atau consent yang diajukan sebagai alat 2. Putusan Arrondisement Rechtbanks, Hertogen Botch (tgS4)
bukti dapat diketahui terapi apa yang dilakukan terhadap Mempermasalahkan seorang dokter dan perawatnya
pasien. karena pasien meninggal akibat kelalaian dalam
Dalam berbagai yurisprudensi di Belanda ditemui adanya memberikan dosis obat yang terlalu tinggi. Dalam hal
putusan yang menyatakan bahwa dokter atau tenaga inipengadilan berpendapat bahwa dokter tersebut bersikap
kesehatan telah lalai melaksanakan tugasnya dengan baik. kurang hati-hati dan kurang mengadakan kontrol.
Yurisprudensi tersebut antara lain: Dari yurisprudensi di atas, dapat dilihat bahwa ketelitian
l. Perkara Wade v. Nayernouri 1978 serta kehati-hatian dokter sangat diharapkan, karena
Posisi kasusnya, menyangkut seorang pasien yang kehati-hatian sangat mempengaruhi gagal atau berhasilnya
menderita sakit yang hebat, penglihatannya berputar-putar, suatu perawatan. Dari kasus-kasus di atas, terlihat bahwa
selalu merasa mual, mau muntah, dan takut melihat penderitaan pasien akibat operasi dan pemakaian obat
cahaya. Oleh dokter yang bertugas di bagian gawat darurat, sering menjadi pokok permasalahan dalam suatu perkara di
dilakukan diagnosa daram waktu hanya lima belas menit pengadilan. Hal itu disebabkan dokter sering sekali lalai
saja, kemudian disimpulkan bahwa pasien itu menderita untuk memantau kondisi pasien serta mengantisipasi
sakit kepala yang hebat ditambah dengan rasa ketakutan komplikasi setelah operasi diadakan. Suatu kenyataan pula,
yang berlebih-lebihan. Sebenarnya pasien tersebut bahwa sering dokter ahli bedah yang memimpin
mengalami pendarahan subarachanoid dan beberapa hari pembedahan tidak dapat selalu hadir di ruang
kemudian penyakitnya kambuh lagi yang menyebabkan pembedahan, untuk mengamati pasien yang telah dibedah
kematiannya. Pengadilan menyatakan bahwa dokter yang sampai pada jahitan yang terakhir, karena tugas-tugas
tersebut biasanya dilimpahkan pada asistennya. Sblain ini

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

penggunaan obat selalu mengandung risiko, walau Ketentuan yang dimaksud oleh pasal 32 Ayat [4] di atas,
kemungkinannya relatif kecil. bermaksud untuk melindungi pasien dari tindakan doktei
Dalam kasus-kasus di atas, dokter dipersalahkan yang tidak mempunyai keahlian dan kewenangan, untuk
melakukan kealpaan karenanya dijatuhi hukuman. Dalam melakukan perawatan sehingga menimbulkan kerugian
kaitannya dengan kelalaian dokter ini, di Indonesia belum atau penderitaan bagi pasien. Pelanggaran terhadap
ditemukan putusan Mahkamah Agung yang ketentuan pasal tersebut diancam dengan hukuman, pidana
mempermasalahkan kelalaian dokter dalam melaksanakan sesuai dengan maksud pasal 82 UU No.23 Tahun 1992
tugasnya, yang mengakibatkan timbulnya penderitaan bagi tentang Kesehatan, apabila pasien menderita cacat hukum
pasien. Dengan diundangkannya UU No. 23 Tahun 1992 annya ditambah seperempat, dan apabila meninggal dunia
tentang Kesehatan, maka ancaman pidana terhadap hukumannya ditambah sepertiganya.
kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter yang Di Indonesia terdapat yurisprudensi yang membenarkan
mengakibatkan pasien menderita cacat atau luka-luka, tidak tindakan seorang dokter dalam merawat pasiennya,
lagi semata-mata mengacu pada ketentuan Pasal 359, 360, walaupun pasien merasa dirugikan, putusan tersebut antara
dan 361 KUHP, karena di dalam UU Kesehatan sendiri lain :
telah dirumuskan ancaman pidananya. Ancaman tersebut I. Putusan Mahkamah Agung R.I. Reg. No. 600K/pid/1993
dimuat dalam Pasal 82 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Dalam kasus ini Mahkamah Agung membebaskan dokter
Kesehatan pada Ayat I huruf (a) disebutkan barang siapa dari pertanggungjawaban pidananya, karena dianggap tidak
yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja melakukan kesalahan.
melakukan pengobatan dan atau perawatan sebagaimana 2. Putusan Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta No. 174/1960
dimaksud dalam pasal 32 Ayat [4]......dipidana dengan Dalam kasus ini dokter yang melakukan perawatan
pidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana dibebaskan oleh pengadilan, karena pengadilan
denda paling banyak seratus juta rupiah. berpendapat bahwa dokter yang bersangkutan dinyatakan

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

tidak merakukan kesalahan, walaupun pasiennya C. Tanggung jawab hukum dalam tata Usaha Negara
meninggal. Dokter tersebut dianggap telah melakukan Jika terjadi kesalahan dokter dalam melakukan
semua upaya sesuai dengan standar profesi kedokteran perawatan, di mana tindakan itu mengakibatkan timbulnya
dan telah bertindak dengan penuh kehati-hatian. kerugian bagi pasien, tindakan tersebut mengandung aspek
3. Putusan Raad van fusfitle Medan 10 Maret 1938 pertanggungjawaban di bidang hukum administrasi. Aspek
Dalam kasus ini dokter dibebaskan oleh pengadilan, hukum adminis-trasinya di sini dinilai dari sudut
karena pengadilan menganggap dokter tidak melakukan kewenangan, yaitu: apakah dokter yang bersangkutan
kelalaian karena memberikan suntikan dengan isi yang berwenang atau tidak rnelakukan perawatan? Berdasarkan
salah akibat adanya rembesan obat lain ke dalam ampul pada hal tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
suntikan yang diberikan. ' untuk melakukan pekerjaan sebagai dokter diperlukan
Adapun maksud mernuat berbagai yrnisprudensi hukurn berbagai persyaratan, salah satu persyaratan yang paling
kesehatan dalam buku ini, adalah karena bertitik tolak dari penting adalah adanya izin dari Menteri Kesehatan RI
kenyataan dalam dunia intemasional yang sampai saat ini Ditinjau dari status kepegawaiannya, profesi kesehatan
terlihat bahwa antara hukum yang mengatur masalah dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: golongan
kesalahan dokter lebih banyak dihasilkan dari yurisprudensi pertama adalah mereka yang bekerjapada pemerintah yaitu
putusan pengadilan. Di Indonesia, dulu banyak perkara- PegawaiNegeri Sipil (PNS) dan anggota TNI/Polri;
perlrara yang menyangkut tentang kesalahan dokter yang golongan kedua adalah mereka yang berstatus sebagai
diputus oleh Mahkamah Agung RI. untuk kepentingan tenaga swasta yang terdiri dari: Pensiunan PNS/TNI-Polri,
pengembangan ilrnu hukum, oleh karena itu diperlukan dokter yang telah menyelesaikan wajib kerja sarjana dan
studi perbandingan dengan cara melihat putusan-putusan para pegawai tidak tetap pada Departemen Kesehatan.
pengadilan di negara lain. Bagi golongan pertama di atas, dokter yang
bersangkutan tunduk pada UU Kepegawaian. Dalam UU ini

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

dinyatakan antara lain, bahwa PNS sebagai unsur aparatur dilakukannya, bukan terletak pada putusannya melainkan
negara, abdi negara, dan abdi pemerintah. Sedangkan bagi terletak pada
golongan kedua, mereka tunduk kepada ketentuan yang kehendak pasien. Selain itu ia juga berkewajiban untuk
berlaku di luar ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang mematuhi peraturan-peraturan organisatoris dan
PNS. Bagi seorang dokter yang berstatus sebagai PNS administratif baik yang ditentukan oleh pemerintah melalui
maupun yang bukan PNS, dalam hubungannya dengan peraturan perundang-undangan, maupun yang ditetapkan
tugasnya untuk menjalankan perawatan terhadap pasien, oleh organisasi profesi.
mereka berhak untuk menjalankan otonomi profesi. Kesalahan seorang dokter dalam perawatan yang
Akan tetapi perlu disadari bahwa otonomi profesi yang menimbulkan kerugian bagipasien atau keluarganya, selain
dimaksud bukanlah sesuatu yang bersifat mutlak, banyak mengandung tanggung gugat perdata dan
faktor yang membatasinya. Otonomi itu tidak berarti bahwa pertanggungjawaban pidana, juga mengandung
seorang dokter dapat berbuat sekehendaknya, ia tetap pertanggungjawaban di bidang hukum administrasi. Hal ini
harus mematuhi dan menerapkan standar profesi. Jadi dapat dilihat sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 54 Ayat
otonom yang dimaksudkan di sini ditujukan pada ketentuan (l) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang
untuk memilih dari beberapa altematif guna melakukan berbunyi: Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan medis, hal itu pun boleh dilakukannya selama kesalahan dan atau kelalaian dalam melaksanakan
alternatif itu tetap menurut dan memenuhi standar profesi. profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. Selanjutnya
Di samping itu seorang tenaga kesehatan harus dalam penjelasan pasal tersebut ditegaskan, bahwa
menghormati hak pasien dalam memutuskan apa yang tindakan disiplin yang dimaksud adalah salah satu bentuk
akan dia lakukan terhadap pasien. Alasannya adalah tindakan administratif, misalnya pencabutan izin untuk
karena pada prinsipnya, perawatan yang akan jangka waktu tertentu atau hukuman lain sesuai dengan
kesalahan yang dilakukannya.

Page | Page |
Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan BAB BAB Pertanggung Jawaban Hukum Dalam Kesehatan

Mengingat bahwa status kepegawaian seorang tenaga diberi kewenangan untuk menindak. Jenis tindakan
kesehatan sebagaimana diutarakan di atas terbagi kepada administratif yang dapat diambil meliputi: a) teguran lisan;
dua golongan, yaitu tenaga kesehatan yang tergolong b) teguran tertulis; c) pencabutan rekomendasi/izin untuk
kepada PNS/TNI-polri dan tenaga kesehatan yang bukan meraksanakan praktik dalam suatu jangka waktu tertentu,
PNS/TNI-Polri, maka sanksi atau tindakan administatif yang selama-lamanya satu tahun.
dijatuhkan juga berbeda, sesuai dengan status Tindakan disiplin di atas, berlaku untuk semua tenaga
kepegawaiannya masing-masing. Bagi tenaga kesehatan kesehatan baik yang berstatus PNS/TNI-Polri maupun yang
PNS/TNI-polri selain tunduk kepada ketentuan-ketentuan bukan PNS/TNI- Polri. Di samping itu khusus bagi tenaga
hukum kesehatan, juga tindakannya diatur melalui kesehatan yang berstatus PNS/TNI-Polri masih dapat
peraturan-peraturan yang mengatur tentang PNS/TNI-polri diberikan tindakan administratif yang lain sesuai dengan PP
yang ditetapkan dalam bentuk UU ataupun PP, Kepres, No. 30/1980 tentang peraturan Disiplin pNS, yang tingkatan
maupun dalam bentuk peraturan menteri atau keputusan hukuman disiplinnya meliputi: hukuman disiplin ringan,
menteri. hukuman disiplin sedang, dan hukuman disiplin berat.
oleh karena itu sesuai dengan Peraturan Menteri Tujuan hukuman disiplin yang dijatuhkan terhadap
Kesehatan R.l. No. 4l/Menkes/Per. IV/I987 tentang tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan, adalah
Peningkatan Efisiensi Kerja Tenaga Medik di Rumah Sakit untuk memperbaiki dan mendidik tenaga kesehatan yang
Pemerintah, dalam Pasal 5 diatur ketentuan tindakan bersangkutan. Oleh karena itu, jika hukuman disiplin dalam
administratif, di mana tenaga kesehatan yang melakukan bidang pelayanan kesehatan diterapkan bagi tenaga
kesalahan dan atau kelalaian, di samping dikenakan kesehatan, maka dengan sendirinya rasa tanggung jawab
hukuman sesuai dengan ketentuan PP No. 30 Tahun 1980 yang mendalam akan mendorong mereka untuk melakukan
tentang Disiplin pegawai Negeri Sipil, dapat juga dikenakan kewajiban profesi dan mematuhi ketentuan-ketentuan
tindakan administratif sebagai sanksi oleh pimpinan yang hukuman yang telah digariskan.

Page | Page |
Daftar Pustaka Herkutanto. Pengantar Hukum Kesehatan. Bandung; 1987,
Remadja Rosda Karya.
Abdul Kadir Muhammad . Etika Profesi Hukum. Bandung. Hadiwardoyo, A. Purwa. 1994. Moral dan Masalahnya.
1996. PT Citra Aditya Bakti penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Ameln, Fred. Kapita Selekta Hukum Kedokteran Jakarta; Huijbers, Theo. 1995. Filsafat Hukum penerbit anisius,
1991,Grafikatama Jaya. yogyakarta.
Aryatmo, Tjokronegoro (Editor). 1979. Metodologi Penelitian Imam Soepomo. 1999. Pengantar Hukum Perburuhan.
Bidang Kedokteran. Jakarta: Komisi Jakarta. Djambatan
Pengembangan Riset dan Perpustakaan UI.
Indroharto. Usaha Memahami Undang-Undang tentang
Badher Johan Nasution ., 2005. Hukum Kesehatan Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta; 1992,
Pertanggung Jawaban Dokter. Jakarta; PT Sinar Harapan'
Rineka Cipta
Kansil, CST. 1991. Pengantar Hukum Kesehatan di
Bertens, K., 2001. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. lndonesia.Jakarta: Rineka Cipta.
Driyarkara, N. 1969. Filsafat Manusia. penerbit Kanisius, Koeswadji, Hermien Hadiati. Hukum dan Masalah Medik.
yogyakarta. surabaya; 1984, Airlangga University Press.
Friedmann, W. 1994. Teori dan Filsafat Hukum. Susunan l. Komalawati, D. Veronica. Hukum dan Etika dalam Praktik
Terjemahan Dokter. Jakarta; 1989, Sinar Harapan.
Hanafiatu M. Yusuf dan Amri Amir. 1999. Etika Kedokteran Lamintang, P.A.F" Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesio.
dan Hukum Kesehatan. jakarta: Penerbit Buku Bandung; 1984, Sinar Baru.
Kedokteran, EGC.
Leibo, Jef. Bunga Rampai Hukum dan Profesi Kedokteran
Hadjon, Philipus, dkk. Pengantar Hukum Administrasi dalam Masyarakat Indonesia. Yogyakarta; 1986,
Indonesia. Yogyakarta; 2009, Gadjah Mada Liberty.
University Press
Lubis, suhrawardi K. 1994. Etika Profesi Hukum. penerbit sinar
Grafika, Jakarta.
Ladd, John. 1965, Ihe Metaphysicat Etememts of Justice. Setiawan, Rahmat. Tinjauan Elementer Perbuatan Melawan
Mac. Miilan Publishing Company, New York. Hukum. Bandung; 1982,Alumni.
Muhammad, Abdulkadir. 1992. ttmu Budaya Dasar. penerbit Soekanto, Soerjono. Hukum Disiplin Tenaga Kesehatan dan
Fajar Agung, Jakarta. Korelasinya dengan Hukum Administrasi Negara.
Jakarta; 1987, Djambatan.
Muladi dan Barda Nawawi, 1984. Teori-teori dan
Kebijaksanaan pidana. Penerbit Alumni, Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan
Bandung. .Jakarta PT Rineka Cipta
Poespowardojo, Soerjanto. 1979. "Menuju Kepada Manusia Soenarto, R. KUHP dan KUHAP Dilengkapi dengan
Seutuhnya"Jakarta. Yurisprudensi Mahkamah Agung dan Hoge
Raad. Jakata;1991, Rajawali Press.
Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto. 1982.
Renungan Tentang Filsafat Hukum. Penerbit Sumaryono, E. 1995. Etika Profesi Hukum, Norma-norma Bagi
Rajawali, Jakarta. Penegak , Hukum. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus
Besar Bahasa lndonesia. Penerbit Departemen Suseno, Franz Magnis. l975. Efika Dasar, Penerbit Kanisius,
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Yogyakarta.
Picard, Ellen. Legal Liability of Doctors and Hospital in Siswanto, Hadi. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Putka
Canada. Toronto; 1984, Carswell Legal Rihama.
Publications.
Vos, H. De. 1987. Pengantar Etika. Terjemahan Soejono
Rahardjo, Satjipto. Hukum dalam Perspektif Sosial. Bandung; Soemargono. Penerbit Tiara Wacana,
1981, Alumni. Yogyakarta.
Rasjidi, Lili. 1984. Filsafat Hukum, Apakah Hukum itu. Penerbit
Remadja Karya, Jakarta.

Robert Riharjo. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Penerbit


Kanisius.Yogjakarta
Profil Penulis

Rahman syamsuddin dilahirkan di Palopo, 7 desember 1982.


Pendidikan tingginya dimulai dari Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin (2000) S2 Ilmu Hukum di Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin. Memulai Karier sebagai dosen tetap pada
fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar sejak tahun 2009 hingga sekarang. Mata Kuliah
Diampuhnya: Hukum Pidana, Hukum Acara Pidana dan Hukum Kesehatan.
Amiruddin Pabbu, anak ke-4 dari 5 bersaudara. Lahir di
Makassar, 1 Juni 1980, pendidikan Pasca Sarjana tahun 2004 di
Universitas Hasanuddin, memulai karir mengajar di Fakultas
Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat hingga sekarang
sekaligus sebagai dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia
Timur dengan mengasuh Mata Kuliah Sejarah Hukum Teori
Perkembangan Hukum Pidana sampai sekarang.
;.,btu ml Oagudul @i4a dan hu u k Ba ,
— .éRlnya kumpulan aaa-asaa d n ni i-n ai mo
- ”man)adi penuntun parilak p Iss keseha '
I. Up, kaJa dih dobter, k bi n n parg'MIu
I4gB$tat”8n.BukuinI menje¿kanma sia ” n h asasi, . '. I 1
etaa Arihukum, koda6ik pofesl ten ka ”tan, engobatan
tfadIeI0feI. man@emen rumah s BS da -da” x hukum,
kesehatan lirqkungan, kasehe k«1a, " mau&,
maApraNx dan pexaiggun n hu um da ka»e-
Buku' )n| dlt1erapkan dapat frl§aa$j jgy ggig›,\g
kbsehatañ (I\acefia1an Mes ” \ Xgg¿i /gg/y [efac

Ggi, Farmaai,KeD!t/a”nah, ” CImuX he@n
lalnnya)dan bamsnfgBt baal hatan ua
di
. 1»
i Ibl p@yan•rdaIemmenfng agar
terhipdardaJ macalahe5kadanhuku

IZB8l 602-9755 -d-6

Anda mungkin juga menyukai