Dosen Pengampu :
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas makalah untuk mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan baik dan
tanpa kendala. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan juga kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Dan akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
c.Tujuan .......................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
3
a.Kesimpulan .................................................................................................................. 54
b.Saran ............................................................................................................................ 54
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non profit yang bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umum, seperti peningkatan keamanan,
peningkatan mutu pendidikan atau peningkatan mutu kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana
bentuk-bentuk organisasi lainnya pemerintah juga memiliki aspek sebagai lembaga ekonomi.
Dimana organisasi pemerintah melakukan berbagai bentuk pengeluaran guna membiayai
kegiatankegiatan yang dilakukan, dan pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk
memperoleh penghasilan guna menutupi biaya. Sebagaimana halnya organisasi swasta
(perusahaan), organisasi pemerintah juga berusaha untuk mencegah atau menghindari
pemborosan dan hal-hal lain yang dianggap merugikan keuangan oerganisasi pemerintah.
Untuk menjamin adanya efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan maka diperlukan
sebuah sistem akuntansi keuangan yang tepat dan benar-benar diterapkan dalam organisasi
tersebut. Sistem akuntansi keuangan dalam organisasi pemerintah merupakan suatu hal yang
penting untuk diperhatikan karena sistem akuntansi keuangan dibutuhkan untuk mengatur dan
pengendalian terhadap seluruh kegiatan keuangan. Penerapan sistem akuntansi keuangan
bertujuan untuk mengatur dan melindungi kekayaan (aset) yang dimiliki oleh pemerintah.
5
Rumusan Masalah
Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah persamaan dasar akuntansi,
yaitu:
Persamaan dasar ini akan mendasari seluruh proses dalam siklus akuntansi, mulai dari
pencatatan transaksi, pengklasifikasian, sampai pada penyusunan laporan keuangan seperti
neraca. Secara garis besar, laporan neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah daerah pada tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam
bentuk berimbang antara sisi kiri yaitu aset dengan sisi kanan yaitu kewajiban dan ekuitas.
Tabel 1
CONTOH NERACA
NERACA
7
Berdasarkan Neraca Pemerintah Kota ABC diatas dapat dilihat jumlah kekayaan
pemerintah daerah, sedangkan kewajiban dan ekuitas menunjukkan sumber dana atas
kepemilikan aset atau kekayaan tersebut. Kekayaan pemerintah daerah bisa berupa aset lancar,
investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya. Dalam hal ini sumber dana untuk
memperoleh aset tersebut diklasifikasikan menjadi dua sumber utama, yaitu dari kewajiban
pemerintah daerah dan kekayaan bersih pemerintah daerah sendiri yang disebut ekuitas.
Aturan debit dan kredit akan membantu kita dalam mencatat informasi ke dalam buku
besar. Dalam akun-akun dari persamaan akuntansi, aturan debit dan kredit untuk aset
berlawanan arah dengan kewajiban dan ekuitas. Apabila suatu akun aset bertambah, maka akun
tersebut didebit dan jika berkurang, maka akun yang bersangkutan dikredit. Sebaliknya, untuk
akun kewajiban dan ekuitas dikredit untuk penambahan dan didebit untuk pengurangan.
Saldo normal (normal balance) dari suatu akun adalah posisi yang bertambah menurut
aturan debit dan kredit. Sebagai contoh adalah saldo normal dari akun kas adalah saldo debit,
karena suatu Aset bertambah dengan mencatat pada posisi debit. Oleh karena itu, saldo normal
adalah pada sisi yang positif, dimana saldo normal dari Aset adalah pada sisi debit, sebaliknya
kewajiban dan ekuitas mempunyai saldo normal pada sisi kredit atau disebut akun-akun
bersaldo kredit.
Aturan yang sebaliknya dari aturan debit-kredit untuk aset dan beban akan berlaku
untuk akun utang, ekuitas, dan pendapatan. Contoh, apabila suatu transaksi mengakibatkan
bertambahnya utang, maka akun utang akan dicatat di sisi kredit; dan sebaliknya jika transaksi
mengakibatkan berkurangnya utang, maka akun utang tersebut akan dicatat sisi debit. Cara
yang sama berlaku untuk ekuitas, dan pendapatan.
Dengan kaidah debit-kredit seperti diuraikan di atas, berikut ini digambarkan ringkasan
kaidah debit-kredit dan saldo normalnya dari masing-masing akun yang digunakan dalam
pencatatan transaksi keuangan pemerintah.
8
Pencatatan Dengan Akun
Media atau formulir utama yang dipakai untuk tujuan pengikhtisaran transaksi adalah
akun (account). Media ini berguna untuk mencatat secara lengkap perubahan yang terjadi
dalam aset, kewajiban atau ekuitas selama periode.
Kelompok akun-akun yang digunakan dalam suatu organisasi disebut buku besar
(ledger). Daftar dari akun-akun dalam entitas disebut daftar akun (chart of account). Akun-
akun ini disajikan dalam daftar tersebut lengkap dengan nama dan nomor kode akun. Dengan
menggunakan akun, maka informasi dapat diperoleh saat dibutuhkan dan laporan keuangan
dapat disusun tepat waktu.
Bentuk Akun
Bentuk akun yang paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah bentuk huruf
“T” (T-account). Bentuk akun ini terdiri atas tiga bagian yaitu: (1) Nama akun dari masing-
masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas, diletakkan diatas garis horizontal pada huruf T, (2)
Sisi kiri, (3) Sisi kanan dari huruf T.
Contoh dari akun bentuk empat kolom dapat dilihat pada akun kas:
9
Tabel 3 diatas mempunyai saldo debit sebesar Rp8.000.000 setelah transaksi pertama
diposting dari jurnal ke buku besar (akun) kas di kasda, dan mempunyai saldo debit sebesar
Rp8.500.000 setelah posting transaksi keempat.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
BUKU BESAR
SKPD : …………………………....................
10
Bagan Akun
Buku besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu organisasi yang saling
berhubungan. Berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, akun dikelompok kedalam tiga
kelompok sebagai berikut :
Bagan Akun Standar (BAS) untuk pemerintah pemerintah daerah sesuai Lampiran III
Pemendagri 64 tahun 2013 terdiri dari 5 level yang terdiri dari kode akun, kelompok, jenis,
obyek, dan rincian obyek. Panduan penyusunan BAS untuk pemerintah daerah sebagaimana
diatur dalam Pemendagri 64/2013 sebagaimana diuraikan berikut ini:
11
1. AKUN NERACA
Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/ atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
12
Kewajiban
Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Klasifikasi dari akun Kewajiban sebagaimana tercantum pada tabel berikut:
Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan. Klasifikasi Akun Ekuitas
sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
13
2. AKUN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH
Akun Pendapatan-LRA
Akun Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Klasifikasi Akun Belanja sebagaimana
tercantum dalam tabel sebagai berikut:
14
Akun Transfer
15
Pembiayaan
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Klasifikasi Akun Pembiayaan sebagaimana tercantum
dalam tabel sebagai berikut:
Akun Pendapatan LO
16
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Klasifikasi
Akun Pendapatan LO sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
17
Akun Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Klasifikasi Akun Beban sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Beban Transfer adalah beban pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan
uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan. Klasifikasi Beban Transfer-LO sebagai berikut:
18
Akun Beban Non Operasional
Beban Non Operasional merupakan beban yang sifatnya tidak rutin. Klasifikasi Beban
Non Operasional sebagai berikut
Beban Luar Biasa adalah beban yang terjadi dari kejadian luar biasa. Klasifikasi Beban
Luar Biasa sebagai berikut:
SIKLUS AKUNTANSI
Pencatatan yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pencatatan jurnal anggaran di Buku
Jurnal berdasarkan dokumen DPA SKPD/PPKD.
19
2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal.
20
c) Contoh jurnal untuk mencatat beban
21
Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi di atas adalah membuat jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian ini dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun – akun
tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Hal ini untuk
memastikan bahwa pendapatan diakui pada periode diperolehnya pendapatan itu dan beban
diakui pada periode terjadinya.
Penyesuaian memungkinkan untuk melaporkan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas di neraca
pada tanggal neraca dan untuk melaporkan jumlah surplus atau defisit yang wajar di laporan
operasional. Neraca saldo di atas mungkin belum memuat data laporan keuangan yang upto-
date, karena alasan-alasan berikut.
a. Kejadian-kejadian tertentu, seperti pemakaian bahan pakai habis, tidak dijurnal setiap
hari karena alasan kepraktisan.
b. Beban yang terjadi karena berlalunya waktu, seperti berkurangnya manfaat gedung,
persekot sewa dan asuransi, tidak dijurnal selama periode akuntansi.
c. Beberapa akun, seperti beban listrik, mungkin belum dicatat karena tagihan dari PLN
belum diterima.
Dengan demikian, jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan berikut:
22
4. Posting ke Buku Besar
Buku besar (ledger) atau yang merupakan kumpulan akun-akun digunakan untuk mencatat
secara terpisah aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja,
dan pembiayaan.
Proses posting akun-akun dari jurnal ke buku besar disebut dengan posting. Posting ke buku
besar merupakan penggolongan dan peringkasan transaksi sebab tiap-tiap data transaksi
dibawa ke masing-masing akun yang sesuai. Posting dapat dilakukan secara kronologis
sebagaimana halnya penjurnalan, tetapi dapat juga secara periodik (mingguan atau bulanan).
Posting merupakan proses pemindahan informasi, minimal berupa tanggal transaksi dan
jumlah rupiah dalam buku jurnal ke buku besar yang berkaitan untuk masing-masing ayat
jurnal. Jumlah rupiah dalam akun yang dijurnal atau dicatat di buku jurnal di posisi Debit,
maka ketika dipindahkan ke buku besar jumlah rupiah tersebut diletakkan di kolom Debit
juga sebesar angka yang sama.
Adakalanya satu nama akun di jurnal berkali-kali, baik di posisi debit ataupun kredit.
Meskipun dijurnal lebih dari satu kali, buku besar yang akan menampung akun tersebut tetap
hanya satu buku besar. Dengan demikian, dalam buku besar Akun X misalnya, akan terlihat
banyak transaksi untuk Akun X jika di dalam jurnal akun X dijurnal/dicatat berkali-kali.
23
BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Laporan YA YA
Realisasi
Anggaran
(LRA)
24
Laporan YA YA
Operasional
(LO)
Neraca YA YA
Laporan YA YA
Perubahan
Ekuitas
(LPE)
Laporan TIDAK YA
Perubahan-
SAL
Catatan Atas YA YA
Laporan
Keuangan
Unsur yang dicakup dalam laporan realisasi anggaran terdiri dari Pendapatan, Belanja,
Transfer, dan Pembiayaan. Adapun definisi masing-masing unsur adalah:
25
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah daerah. Belanja terdiri dari Belanja Operasi, Belanja
Modal, dan Belanja Tidak Terduga.
26
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
27
Sumber : PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
b. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi
aset atau timbulnya kewajiban.
d. Akun Luar Biasa adalah pendapatan atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi bukan merupakan operasi biasa, Format LO sebagai
berikut:
28
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
29
Sumber: PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
5. Neraca
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah.
30
31
5. Laporan Arus Kas (LAK)
a. Aktivitas Operasi
32
dari sumber pendanaan sendiri (tidak mengandalkan pihak luar). Misalnya
penerimaan pendapatan pemerintah dan pembayaran belanja operasional
pemerintah (pegawai, subsidi dll).
b. Aktivitas Investasi
Arus kas dari Aktivasi Investasi menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas
sebagaio akibat dari perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi pemerintah, misalnya
aset dan instrumen investasi.
c. Aktivitas Pembiayaan
Arus kas dari Aktivasi Pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sebagai akibat dari pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan
untuk memperkirakan hak tagih pemerintah terhadap pihak lain dan hak tagih pihak lain
terhadap pemerintah dimasa depan. Misalnya adalah penerimaan dan pembayaran pinjaman.
d. Aktivitas Transitoris
Arus kas dari Aktivasi Transitoris menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas
yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan belanja, dan pembiayaan pemerintah.
Misalnya adalah Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang.
33
34
Sumber: PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
35
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;
Sa ldo
Kode
Nama Akun
Akun
Debit Kredit
36
1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Rp-
Perorangan Rp259.000.000
Saldo
Kode
Nama Akun
Akun
Debit Kredit
Bermotor
Tempat Kerja
37
3.1.3.01.0 RK PPKD Rp- Rp1.768.415.000
1
Instruktur
38
5.2.2.04.0 Belanja modal Rp110.000.000 Rp-
1 Pengadaan
Kendaraan Dinas
Perorangan
39
9.1.2.25.0 Honorarium Rp64.750.000 Rp-
3 Tenaga
Ahli/Instruktur/
Narasumber
Bermotor
Saldo
Kode Akun Nama Akun
Debit Kredit
Kerja
Setelah neraca saldo setelah penyesuaian selesai dibuat, selanjutnya disusun laporan
keuangan. Laporan keuangan pokok terdiri dari:
e. Neraca;
40
f. Laporan Arus Kas (LAK);
- Saldo Akun di neraca saldo setelah penyesuaian yang mempunyai kode akun
3 digit depan yang sama dengan kode akun 3 digit di laporan keuangan,
dipindahkan ke laporan keuangan (dalam contoh: neraca).
- Apabila terdapat lebih dari satu akun yang mempunyai kode akun dengan 3
digit depan sama, maka yang dipindahkan ke laporan keuangan adalah total
penjumlahan saldosaldonya.
dibuat untuk menihilkan semua akun nominal atau akun sementara yang
dilaporkan dalam LRA dan LO. Hakikatnya jurnal ini dibuat agar akun-akun
sementara tersebut tidak muncul sebagai saldo awal pada tahun berikutnya di
buku besar, karena akun akun tersebut memang hanya untuk mengakumulasi
transaksi selama satu periode.
41
3.1.2.05.01 1.811.000.000
Estimasi
Perubahan SAL
Puskesmas – LRA
3.1.2.06.01 1.781.750.0
Surplus/Defisit - 00
LRA
Representasi
5.1.1.01.02 Rp194.601.7
Tunjangan Keluarga 55
5.1.1.01.03 Rp135.713.9
Tunjangan Jabatan 62
5.1.1.01.04 Rp117.971.0
Tunjangan 12
Fungsional
5.1.1.01.06 Rp80.205.62
Tunjangan Beras 2
42
5.1.1.01.07 Rp17.026.99
Tunjangan 5
PPh/Tunjangan
Khusus
5.1.2.24.01 Rp64.750.00
Honorarium Tenaga 0
Ahli/
Narasumber/Instruk
tur
Kendaraan Dinas
Perorangan
3.1.2.06.01 1.781.750.00
Surplus/Defisit - 0
LRA
Jurnal Penutup LO
Puskesmas - LO
43
3.1.1.02.01 Rp1.726.875.00
Surplus/Defisit - 0
LO
Representasi -
LO
9.1.1.01.02 Rp194.601.75
Tunjangan 5
Keluarga -
LO
9.1.1.01.03 Rp135.713.96
Tunjangan 2
Jabatan -
LO
9.1.1.01.04 Rp117.971.01
Tunjangan 2
Fungsional
- LO
9.1.1.01.06 Rp80.205.622
Tunjangan Beras
- LO
9.1.1.01.07 Rp17.026.995
Tunjangan PPh/
Tunjangan
Khusus – LO
44
9.1.2.01.01 Rp144.500.00
Beban 0
Persediaan alat
tulis kantor
9.1.2.03.03 Rp15.325.000
Beban Jasa
listrik
9.1.2.25.03 Rp64.750.000
Honorarium
Tenaga
Ahli/Instruktur
/ Narasumber
9.1.7.01.04 Rp37.000.000
Beban
Penyusutan
Alat
Angkutan
Darat
Bermotor
9.1.7.02.01 Rp4.800.000
Beban
Penyusutan
Bangunan
Gedung
Tempat Kerja
45
31/12/201 3.1.1.01.01 Rp1.726.875.00
4 Ekuitas 0
3.1.1.02.01 Rp1.726.875.000
Surplus/Defisit
- LO
Jurnal penutup kemudian diposting ke buku besar. Setelah diposting, saldo di buku
besar tersebut akan bernilai nol atau nihil. Dengan demikian, pada awal tahun berikutnya tidak
akan muncul saldo buku besar bersangkutan. Sehingga dengan demikian, saldo yang ada hanya
saldo akun-akun riil yaitu akun-akun neraca atau persis seperti yang ditunjukkan di laporan
keuangan berupa neraca.
Format Neraca Saldo setelah Penutupan sama persis dengan format Neraca Saldo
setelah Penyesuaian, hanya judulnya diganti Neraca Saldo setelah Penutupan dan angka di
neraca saldo setelah penutupan merupakan saldo terakhir setelah posting jurnal penutup.
Contoh Neraca Saldo setelah Penutupan
46
CONTOH KASUS AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
No. Transaksi
1. Diterbitkan surat ketetapan pajak (Dokumen : Surat Keterangan Pajak/SKP)
atas Pajak sebesar Rp.200.000.000
2a. Diterima pembayaran pajak pada tanggal 1 secara tunai / rekening (Dokumen :
tanda Bukti Pembayaran/TBP/Nota Kredit) oleh Bendahara Penerimaan
sebesar Rp.75.000.000
2b. Bendahara Penerimaan menyetor pendapatan tersebut ke Kas Daerah
47
3. Bendahara Pengeluaran menerima SP2D-UP/GU/TU sebesar Rp.15.000.000
4. Dibayar dan di SPJ kan Beban Perjalanan Dinas sebesar Rp.4.500.000
5a. Sepeda motor dari hasil kegiatan Pengadaan Sepeda Motor senilai
Rp.30.000.000 dengan dokumen : Berita Acara serah terima
5b. Dibayar/terbit SP@D-LS sebesar Rp.30.000.000atas pengadaan sepeda motor
6. Dilakukan perhitungan penyusutan sepeda motor roda 2 sebesar Rp.2.500.000
7. Dilakukan perhitungan penyisihan piutang sebesar Rp.1.250.000
PENYELESAIAN :
JURNAL UMUM
(dalam ribuan)
48
Perubahan SAL Rp. 30.000
6. Beban Penyusutan Rp. 2.500
Akumulasi Penyusutan Rp. 2.500
(Penyesuaian-Beban penyusutan sepeda motor)
7. Beban penyisishan piutang tak tertagih Rp. 1.250
Penyisihan Piutang Rp. 1.250
(penyesuaian-penyisihan piutang)
49
NERACA SALDO
(dalam ribuan)
JURNAL PENUTUPAN
(dalam ribuan)
50
Surplus LO Rp.191.759
(dalam rupiah)
51
Belanja
LAPORAN OPERASIONAL
(dalam ribuan)
Uraian Jumlah
Pendapatan LO Rp.200.000
Pendapatan Pajak Sewa LO Rp.200.000
Total Pendapatan LO
Beban
Beban SPPD Rp. 4.500
Beban Penyusutan Rp. 2.500
Beban Penyisihan Piutang Rp. 1.250
Tota Beban Rp. 8.250
Surplus LO Rp. 191.750
(dalam ribuan)
Uraian Jumlah
Ekuitas Awal
Surplus/ Defisit LO Rp.191.750
52
Dampak Kumulatif Perubahan Mendasar:
-Nilai Persediaan -
-Selisih Nilai Revaluasi Aset -
-Lain-lain -
NERACA
(dalam ribuan)
Rp.123.750
AT Kendaraan Bermotor R2 Rp.30.000
Akumulasi Penyusutan ( Rp. 2.500)
Rp.27.500
Jumlah asset Rp.161.750
Kewajiban (Rp.30.000)
RK PPKD Rp.151.250
Ekuitas LO Rp.40.500
Ekuitas SAL
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Rp.161.750
53
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Adapun saran setelah membaca makalah ini adalah bagi pembaca sebaiknya
mengetahui dan memahami bagaiman pelaporan keuangan pemerintah daerah, bagi penyusun
sebaiknya dapat menyusun makalah dengan lebih baik di kemudian hari, dan diharapkan
makalah ini dapat menambah wawasan kepada para pembaca dalam mempelajari laporan
keuangan pada pemerintah daerah.
54
DAFTAR PUSTAKA
55