PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan membahan tentang perilaku Abnormal. Kategori normalitas dan abnormalitas
menjelaskan gambaran ideal dari perilaku, meskipun perilaku dan tindakan tersebut dihindari dalam diri
seseorang. Banyak sekali istilah yang berhubungan dengan kejiwaan. Di antara berbagai istilah atau
nama itu adalah perilaku atau psikologi abnormal, perilaku meladaptif, gangguan mental, gangguan
emosional, psikopatologi, disfungsi psikologis, sakit mental, gangguan perilaku dan kadang disebut gila.
Dengan perkrmbangan lain, dinyatakan bahwa gangguan kejiwaan ditandai dengan perilaku maladaptif
yang terjadi ketika orang tersebut melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan umur, kriteria ini
mengacu pada tingkatan IQ.
Gangguan psikologis juga dapat dikelompokkan berdasarkan model, yaitu struktur teoristis yang bersifat
tentatif digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan disfungsi psikologi atau perilaku abnormal itu.
Model adalah analogi konseptual yang memiliki kualitas yang membimbing pemikiran kita mengenai
perangkat kejadian tertentu.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Kategori normalitas dan abnormalitas menjelaskan gambaran ideal dari perilaku, meskipun perilaku dan
tindakan tersebut dihindari dalam diri seseorang. Banyak sekali istilah yang berhubungan dengan
kejiwaan. Di antara berbagai istilah atau nama itu adalah perilaku atau psikologi abnormal, perilaku
meladaptif, gangguan mental, gangguan emosional, psikopatologi, disfungsi psikologis, sakit mental,
gangguan perilaku dan kadang disebut gila. Dengan perkembangan lain, dinyatakan bahwa gangguan
kejiwaan ditandai dengan perilaku maladaptif yang terjadi ketika orang tersebut melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan umur, kriteria ini mengacu pada tingkatan IQ.
Gangguan psikologis juga dapat dikelompokkan berdasarkan model, yaitu struktur teoristis yang bersifat
tentatif digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan disfungsi psikologi atau perilaku abnormal itu.
Model adalah analogi konseptual yang memiliki kualitas yang membimbing pemikiran kita mengenai
perangkat kejadian tertentu.
Diagnosis perilaku abnormal didasarkan pada frekuensi statistik, norma sosial, perilaku penyesuain, dan
penderitaan pribadi.
Penyebab Primer ( Primary Cause ). Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya
suatu gangguan tidak akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada
kasus paresis general yaitu sejenis psikosis yang disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat
progresif atau berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami kelumpuhan
total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin menyerang seseorang.
Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause ). Kondisi yang mendahului dan membuka
jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu di masa
mendatang. Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya (rejected child) mungkin menjadi
lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang – orang yang
memiliki dasar rasa aman yang lebih baik
Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause ). Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak
tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda yang
menjadi terganggu sesudah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh tunangannya.
Contoh lain seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah
bisnis pakaiannya bangkrut.
Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause ). Kondisi yang cenderung mempertahankan
atau memperteguh tinkah laku maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang
berlebihan pada seorang gadis yang ”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang
bersangkutan kurang bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya. (Dyah
Kusbiantari dalam http: //kusbiantari.blogspot.com / 2012 diakses tanggal 16 November 2012).
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu penyebab tunggal.
Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai hubungan sebab akibat sederhana
melainkan saling mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering menadi sumber penyebab
sebagai abnormalitas.
1. Faktor Biologis adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat
perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen,
kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh.
Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan
terhadap stress. Ini dapat dihubungkan kewarisan genetis atau gangguan fungsi fisik, menurut
Dr. Tobin komponen rutin dalam setiap evaluasi penilaian sampai sejauh mana masalah yang
kelihatannya disebabkan secara emosiobnal dapat dijelaskan dalm kerangka determinal biologis.
2. Faktor Psikologis adalah gangguan yang umumnya muncul sebagai akibat pengalaman gaya
hidup yang bermasalah. Pengalaman hidup tersebut bersifat interpersonal kejadian-kejadian
yang terjadi karena interaksi dengan orang lain. Namun, orang juga memiliki pengalaman intra
psikis, pengalaman yang terjadi di dalam fikiran dan perasaan. Masaalah-masalah emosional
dapat mubncul dari persepsi yang terdistorsi dan cara berfikir yang salah.[5]
3. Faktor Sosio Kultural, istilah ini mengacu pada berbagai lingkaran pengaruh sosial jalan hidup
seseorang. Abnormalitas dapat pula disebabkan oleh kejadian-kejadian pada selah satu atau
keseluruhan konteks sosial tersebut.[6]
4. Faktor – faktor psikososial
Trauma Di Masa Kanak-kanak. Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan
rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit
disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak
cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
Deprivasi Parental. Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang
tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social.
Hubungan orang tua – anak yang patogenik. Hubungan patogenik adalah hubungan yang
tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat
menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.
Struktur keluarga yang patogenik. Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi
yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola
komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada
sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para
anggotanya.
Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari. Kehidupan keluarga karena
berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .
Stress berat. Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis.
Menghindari konflik batin dari diri sendiri atau juga dari lingkungan.
Selalu berusaha memelihara kebersihan jiwa dengan selalu berpikir positif.
Usahakan untuk selalu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Latihan untuk menerapkan disiplin dalam segala hal.
Melatih diri sendiri untuk tidak selalu berfikir negatif dan menggunakan pertahanan diri dalam
menghadapi masalah.
Mencoba mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi dengan usaha yang konkrit dan rasional.
Adanya perilaku abnormal atau juga macam – macam abnormalitas dalam psikologi terbagi ke dalam
beberapa jenis perilaku berikut:
1. Psikopat
Kelainan perilaku berupa sikap anti sosial atau yang tidak mengindahkan norma sosial merupakan
bagian dari macam – macam abnormalitas dalam psikologi dan dikaji dalam bidang psikologi abnormal.
Gangguan seksual dalam psikologi abnormal ini berupa seseorang yang mempunyai cara normal untuk
memuaskan dorongan seksualnya namun obyek pemuasannya berbeda dari biasanya. Jenis – jenis
kelainan obyek seksual yaitu:
Homoseks yaitu tertarik untuk melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis pria
Lesbian yaitu adanya rasa tertarik untuk berhubungan seksual dengan sesama wanita.
Pedofilia, yaitu berupa obyek anak yang belum akil baligh sebagai sasaran pemuasan kebutuhan
seksualnya.
Fetisisme yaitu obyek yang dijadikan sasaran untuk pemuasan seksual adalah benda mati.
Incest, yaitu menggunakan sesama anggota keluarga yang tidak diperbolehkan menikah untuk
memuaskan hasrat seksual.
Kelainan ini mempunyai objek lawan jenis namun dengan cara pemuasan yang tidak biasa, antara lain:
Voyeurisme – Pemuasan seksual dengan cara melihat atau mengintip orang yang telanjang
Sadisme – Cara pemuasan seksual dengan menyakiti objeknya secara fisik dan psikologis.
4. Psikoneurosis
Psikoneurosis adalah kumpulan suatu reaksi psikis dengan ciri spesifik berupa kecemasan dan
diekspresikan dengan tidak sadar menggunakan mekanisme pertahanan diri. Contohnya:
Fugue – Gangguan mental berupa keinginan kuat untuk meninggalkan rumah karena mengalami
amnesia.
Somnabulisme – Kondisi tidur sambil berjalan dan juga melakukan suatu perbuatan tertentu.
Fobia – Timbulnya ketakutan yang tanpa sebab dan irasional pada sesuatu hal.
Obsesi – Adanya suatu ide yang melekat kuat mengenai suatu hal yang harus dilakukan dan bersifat
tidak logis.
Histeria – Berupa gangguan mental yang ditandai dengan perilaku cenderung dramatis, emosional dan
berlebihan reaksinya.
5. Psikosis
Kelainan kepribadian ini disebut psikosis mayor karena mengenai seluruh kepribadian orang yang
bersangkutan dan membuatnya tidak lagi dapat hidup dan bergaul dengan normal dengan orang – orang
di sekitarnya. Terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Psikosis Fungsional yaitu skizophrenia yang mengalami perpecahan kepribadian antara pikiran, perasaan
dan perbuatan yang dilakukan, juga paranoid yang membuat seseorang selalu merasa iri, cemburu dan
curiga kepada orang lain secara tidak logis.
Psikosis manik depresif yaitu gangguan serius pada mental yang ditandai dengan perubahan emosi dari
sangat gembira hingga sangat sedih dalam hitungan yang tidak lama kemudian.
Psikosis organik yang disebabkan oleh kelainan pada fungsi anggota tubuh.