Anda di halaman 1dari 9

TERORIS PAK JENGGOT DITINJAU DARI TEORI TINDAKAN MANUSIA

THOMAS AQUINAS

Dibuat oleh :

Aprillia Intan Nugraini

52418002

Akuntansi

 ABSTRAK
Terorisme sejatinya sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan
manusia. Mulai dari dikenalnya kelompok radikal ISIS yang mendunia sampai
kelompok JAD yang ada di negeri kita sendiri. Bahkan masyarakat sepertinya
sudah hafal betul bahwa jika terjadi serangan teror dua kelompok itu pasti
pelakunya. Entah itu serangan rudal, ajaran sesat dan yang sering terjadi adalah
bom bunuh diri. Ajaran sesat yang dimaksud disini adalah ajaran paham terorisme
dan radikalisme. Jika serangan rudal sering terjadi di suriah lain halnya di
Indonesia, bom bunuh dirilah yang paling sering terjadi diantara sekian banyak
kasus terorisme.

 BERITA
DENSUS 88 TANGKAP PAK JENGGOT TERDUGA TERORIS ISIS
Editor: Siti Afifiyah
Sabtu 18 Mei 2018 | 12:11 WIB
JAKARTA, Tagar.id - Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen
Pol Dedi Prasetyo menyatakan tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap satu terduga
teroris berinisial E alias AR alias Pak Jenggot (50) di Bogor, Jawa Barat.

Pak Jenggot ditangkap di Jalan Raya Bogor, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan


Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada Jumat siang 17 Mei 2019.

"Ya, masih didalami oleh Densus di lapangan," kata Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi, Jumat malam,
mengkonfirmasi penangkapan Pak Jenggot dilansir Antara.

Penangkapan Pak Jenggot adalah hasil pengembangan dari informasi yang diberikan
oleh tersangka THB yang ditangkap di Pemalang, Jawa Tengah pada Sabtu 13 April
2019.

Pak Jenggot diduga termasuk jaringan teroris ISIS.

Bahan Peledak Hingga Buku Jihad

Di tempat penangkapan Pak Jenggot, Densus 88 bersama Polres Bogor menemukan


bahan peledak hingga buku jihad.

"Ditemukan beberapa bahan baku dan bahan jadi peledak yang dibuat secara
rumahan, antara lain adalah TATP dan Nitrogliserin, kemudian kami juga temukan
beberapa panci, paku-paku termasuk juga bukubuku pembuatan bom dan buku-buku
doktrin jihadis," ujar Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky, usai menggeledah rumah
terduga teroris tersebut.

Polisi juga menemukan barang bukti senjata tajam yaitu pistol, dan berbagai macam
golok.

Ia menduga kuat terduga teroris yang ditangkap ini merupakan jaringan ISIS,
kepolisian akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Dari hasil pemeriksaan sementara diduga tersangka merupakan pengikut jaringan


ISIS di Indonesia," ucap Dicky

 KATA KUNCI
 Teroris
 Bom
 Surga

 TEORI MORAL SUBYEKTIF THOMAS AQUINAS


Menurut thomas, tindakan manusia dibedakan menjadi 2 jenis yaitu directly
voluntary dan indirectly voluntary. Directly voluntary berarti tindakan langsung
yang dikehendaki seseorang dan hasil konsekuensi dari tindakan tersebut
sedangkan Indirectly voluntary berarti tindakan yang tidak dikehendaki tetapi
memiliki konsekuensi. Sama-sama memiliki konsekuensi tetapi tingkat
pertanggungjawabannya berbeda.

 OPINI
Mendengar kata teroris sepertinya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita.
Seperti yang kita ketahui, teroris di negeri ini seakan akan tidak pernah mati. Bak
pepatah mati satu tumbuh seribu. Rupanya pepatah tersebut sangat cocok
disematkan pada mereka. Dari mulai tempat ibadah yang dibom lalu beralih ke
kantor kepolisian dan sebagainya. Selalu begitu dan tidak ada habisnya.
Sasarannya bukan hanya di negeri ini saja. Motif seorang teroris melakukan hal
tersebut biasanya sangat bermacam–macam. Jihad adalah salah satu faktornya.
Banyak dari mereka salah mengartikan makna jihad. Jihad artinya berjuang di
jalan Allah dengan bersungguh-sungguh demi menegakkan ajaran agama. Jadi
seorang teroris tidak dapat dikatakan jihad karena mereka sesungguhnya tidak
mengetahui makna jihad yang sebenarnya. Yang menjadi pertanyaan apakah
perilaku untuk menjadi seorang teroris itu muncul dari diri sendiri, lingkungan
atau bisa jadi pengaruh dari media sosial. Menurut berita yang pernah saya
dengar apabila ada salah satu dari anggota keluarga yang menganut paham
terorisme maka tidak menampik kemungkinan anggota keluarga lainnya akan
mengikuti paham tersebut walaupun tidak semuanya selalu seperti itu. Terkadang
pengaruh paling besar kepribadian seorang anak terbentuk dari bagaimana cara
orang tua mendidik anak-anaknya. Jika sang ayah berkata A maka kemungkinan
besar anggota keluarga lainnya pasti akan mematuhi perintah tersebut tak
terkecuali anak. Mempengaruhi seorang anak utuk mempelajari paham terorisme
sangatlah salah. Masa kecil seorang anak seharusnya diisi dengan ajaran-ajaran
kebaikan bukan paham terorisme. Memori anak cenderung mulai bisa merekam
ingatan ketika berumur 4 tahun. Jika pada umur tersebut orang tua mengajarkan
ajaran yang cenderung buruk maka kemungkinannya si anak akan terus
mengingat ajaran tersebut sampai ia dewasa. Sumber lain yang pernah dikatakan
oleh mantan teroris yaitu dengan cara meledakkan bom bunuh diri maka mereka
bisa masuk surga. Bahkan cara tersebut diajarkan kepada anak-anak mereka agar
kelak bisa menjadi penerus jejak seorang teroris. Menurut penuturan sang mantan
teroris, yang mengejutkan adalah peran seorang ayah sangat penting dalam hal
cara meledakkan bom. Beliau pun pernah berkata seperti ini kepada kedua
anaknya “Kakak dan adik ingin masuk surga dengan cepat kan? Besok ayah akan
membawa kalian ke tempat X dan jangan lupa tombol merah ini ditekan ya
supaya kita sekeluarga bisa naik ke surga sama-sama”. Beliau juga menambahkan
bahwa semua ajaran paham terorisme mulai dari buku pengajaran, buku tata cara
meracik bom sampai biaya pembuatan bom tersebut didanai oleh sekolompok
orang. Kelompok tersebut menjanjikan jika mereka mampu mengeksekusi bom
bunuh diri tersebut dengan baik maka ganjaran dari perbuatannya adalah surga.
Beruntung tidak semua dari anaknya mau menuruti apa yang diperintakan oleh
sang ayah. Si anak pertama yang berumur 10 tahun justru lebih memilih pindah
ke rumah kakek dan neneknya karena ia merasa ajaran yang telah diajarkan oleh
ayahnya mulai tidak benar. Figur ayah yang seharusnya bisa mencontohkan hal
baik kepada anaknya malah berbuat sebaliknya. Perilaku seperti si ayah dapat
terjadi jika seseorang kurang bisa mengenali pendidikan agama dan moral yang
diajarkan di lingkungan keluarga maupun di lingkungan pendidikan formal.
Pendidikan agama dan moral pastinya selalu mengajarkan akan kita hal kebaikan.
Tergantung bagaimana cara kita menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Seseorang yang rendah dalam pendidikan juga rawan dalam hal terorisme. Selain
masalah rendahnya pendidikan, makna surga menurut para teroris juga sering di
salah artikan. Menurut mereka surga hanya bisa ditempati bagi mereka yang
melakukan jihad. Tetapi jihad yang dilakukannya adalah salah besar. Bukan surga
yang didapat melainkan neraka. Manusia berbuat kebajikan maupun kebatilan di
muka bumi ini agar mereka dapat merasakan buah dari perbuatannya nanti
diakhirat. Jika meledakkan bom bunuh diri dapat mengantarkan mereka masuk
surga apakah adil menurut anda ganjaran perbuatannya sama dengan umat yang
selalu taat melakukan ibadah wajib. Surga hanya dikhususkan bagi mereka yang
bisa mematuhi ajaran-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam ajaran semua
agama, membunuh hukumnya dosa besar. Apalagi bom bunuh diri tersebut
diledakkan tidak untuk dirinya sendiri melainkan melibatkan orang lain dalam
aksi tersebut. Kalau anda ingin bunuh diri jangan pernah melibatkan orang lain.
Cukup anda saja yang melakukannya karena tidak semua orang ingin mengakhiri
hidupnya dengan sia-sia. Masih banyak orang yang ingin hidup bahagia menurut
cara mereka masing-masing. Bayangkan saja jika bom bunuh diri itu dilakukan
ditempat umum. Berapa banyak nyawa yang akan melayang atas kejadian
tersebut. Jangan berusaha mencari benarnya sendiri. Pikirkanlah bagaimana reaksi
orang terkasih mereka bila mendengar salah satu dari anggota keluarganya
menjadi korban bom bunuh diri. Disatu sisi mungkin bahagia menurut anda tetapi
tidak untuk orang lain. Kebahagiaan yang paling utama pasti tidak akan
menganggu kebahagiaan orang lain. Banyak cara untuk memperoleh kebahagiaan
didunia ini. Tidak melulu dengan menyakiti orang lain maka kebahagiaan kita
akan terpenuhi.
Seperti akhir-akhir ini, masyarakat kembali dihebohkan dengan tertangkapnya
seorang juru parkir bernama pak jenggot yang terduga kelompok teroris jaringan
JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang juga tergabung dengan jaringan ISIS yang
ada di Indonesia. Kelompok teroris jaringan JAD sebenarnya sudah sejak lama
melakukan aksi terorisme di negeri ini. Kelompok ini memiliki anggota yang
tersebar hampir di seluruh penjuru negeri. Anehnya dari tahun ketahun jumlah
anggota dari mereka yang tertangkap oleh pihak polisi bukannya berkurang malah
bertambah. Hal ini dibuktikan dengan tertangkapnya beberapa terduga teroris
selain pak jenggot di daerah lain. Dalam kejadian itu, Densus 88 mengamankan
pak jenggot beserta istrinya karena masalah kepemilikan barang-barang yang
disinyalir mengandung ajaran sesat seperti ditemukannya sebuah bom panci yang
siap ledak, bahan-bahan peledak, buku cara membuat bom, dan buku jihad.
Menurut penuturan pihak polisi, bom panci yang siap ledak itu akan diledakkan
pada tanggal 22 Mei ketika massa berkumpul didepan gedung Bawaslu untuk
menolak hasil real count pemilu 2019. Yang terjadi pada tanggal 22 Mei 2019
adalah KPU mengumumkan hasil real count pemilu 2019 bahwasanya jumlah
perolehan suara terbanyak dari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
dimenangkan oleh pasangan nomor urut 1. Mayarakat yang tidak terima dengan
pernyataan resmi dari KPU tersebut lalu berbondong-bondong berkumpul menuju
kantor Bawaslu. Gerakan masyarakat itu disebit people power. Menurut beberapa
pakar politik, Gerakan people power seperti yang dilakukan oleh masyarakat saat
ini tidak akan sama seperti yang terjadi pada bulan Mei 1998. Menurut saya,
people power yang terjadi pada tahun 1998 didasari atas dasar masyarakat sudah
muak terhadap pemerintahan Presiden Soeharto karena tidak dapat mengatasi
krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Jika dibandingkan dengan people
power yang terjadi tanggal 22 Mei 2019 jelas sangatlah berbeda. People power
yang terjadi saat ini didasari oleh provokasi bahkan juga didanai oleh beberapa
aktor-aktor politik didalamnya. Seperti itulah negeriku tercinta. This is Indonesia
guys -_-. Kembali lagi ke topik semula. Strategi peledakkan bom tersebut adalah
ketika massa berkumpul didepan gedung Bawaslu pada saat itulah pak jenggot
akan beraksi dengan meledakkan bom panci miliknya. Jika peristiwa itu benar-
benar terjadi sudah dipastikan akan banyak korban berjatuhan. Bom panci
tersebut diduga memiliki daya ledak tinggi. Beruntung pihak polisi lebih dulu
menangkap pak jenggot sebelum dia meledakkan bom tersebut. Jika ditinjau
menggunakan teori Thomas Aquinas, perilaku tersebut bisa diklasifikasikan
kedalam directly voluntary. Dalam teori Thomas Aquinas, Kehendak bebas
manusia dibedakan menjadi 2 yaitu directly voluntary dan indirectly voluntary.
Perilaku pak jenggot termasuk directly voluntary karena didasari atas kehendak
dari diri sendiri dan pelaku tersebut mengetahui apa konsekuensi yang akan ia
terima dari hasil perbuatannya itu. Meledakkan bom adalah tindakan berbahaya
yang tidak boleh dilakukan oleh siapapun karena bisa membahayakan diri sendiri
dan orang lain. Hal itu sebetulnya sudah diketahui banyak orang termasuk pak
jenggot. Tetapi menurut pak jenggot, meledakkan bom adalah salah satu cara agar
ia bisa masuk surga. Padahal menurut Thomas Aquinas, suatu tindakan moral
yang buruk tidak pernah boleh merupakan directly voluntary. Lalu bagaimana
penjelasan sebenarnya? Semua orang kelak pasti ingin masuk surga karena surga
adalah dambaan bagi setiap manusia tak terkecuali bagi mereka yang pernah
berbuat dosa sekalipun. Jika ingin masuk surga maka kita harus melakukan hal-
hal baik kan. Entah itu taat beribadah, melakukan sedekah dan masih banyak yang
lain. Sesuatu yang baik akan menghasilkan kebaikan pula. Bak pepatah “Apa
yang kau tanam, itu yang kau tuai”. Menurut kitab suci agama saya, “Jika kamu
berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.” Maksudnya yaitu sebuah
kebaikan akan mendatangkan lebih dari satu kebaikan yang lain begitu pula
sebaliknya. Maka hukum karma seperti itu selalu berlaku bagi mereka yang
berbuat kebajikan ataupun kebatilan di bumi ini. Tindakan moral seperti pak
jenggot bisa saja dijatuhi hukuman seumur hidup ataupun hukuman mati jika
tersangka masih dalam keadaan hidup. Opini lainnya yaitu apakah kasus ini bisa
dikaitkan sebagai indirectly voluntary? Yang termasuk dalam indirectly
voluntary adalah jika pak jenggot mempunyai anak dan kemudian anak tersebut
diajari cara meledakkan bom maka anak tersebut termasuk kedalam kasus
indirectly voluntary karena keputusan bertindak ada dalam kehendak si anak
tetapi akibat dari perbuatan tersebut diluar kehendak si anak tersebut. Seorang
ank-anak yang masih polos tidak mengetahui secara pasti apakah benda tersebut
apabila ditekan tombolnya akan menyebabkan ledakan atau tidak. Jadi, Si anak
tidak dapat disalahkan karena dia tidak mengetahui dengan pasti apakah benda itu
berbahaya. Oknum yang mungkin bisa disalahkan adalah ayah dari si anak
tersebut menurut hukum yang berlaku di negara ini. Akhir dari opini saya kali ini,
sesungguhnya paham terorisme sangatlah salah dalam lingkup agama dan negara.
Alangkah baiknya kita tidak mengikuti ajaran itu. Sebagai umat yang beriman
kita seharusnya selalu senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan agar dijauhkan
dari perilaku yang menjerumus ke arah dosa. Teroris adalah sosok terkejam yang
yang pernah ada di jaman ini dan ingatlah bahwa hidup adalah hal paling berharga
yang tidak boleh direnggut oleh siapapun kecuali Tuhan.

TERIMAKASIH.
DAFTAR PUSTAKA

 Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).


 Rahayu, A., & Dewantara, A. (2018). STUDI KASUS EKSEKUSI MATI TKI
INDONESIA (TUTI TURSILAWATI) DITINJAU DARI TEORI TINDAKAN MANUSIA,
TATANAN MORAL SUBJEKTIF, DAN TATANAN MORAL OBJEKTIF.
 https://www.tagar.id/densus-88-tangkap-pak-jenggot-terduga-teroris-isis
 https://m.detik.com/news/berita/4554065/densus-88-tangkap-terduga-teroris-
pengikut-jaringan-isis-di-bogor
 https://m.detik.com/news/berita/d-4554711/terduga-teroris-pak-jenggot-dikenal-
sebagai-juru-parkir
 https://m.detik.com/news/berita/4554670/polisi-akan-musnahkan-bom-panci-
milik-terduga-teroris-bogor

Anda mungkin juga menyukai