Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

UAP

RUANG JANTUNG (RSUD RADEN MATTAHER)

Dosen Pembimbing:

Ns. Mashudi,S.kep.,M.kep

Pembimbing Klinik :

Ns.Lizda Hayani S,Kep

Di Susun Oleh :

Shatrio Raihan Wifianto (PO71201200001)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


UAP

A. Definisi
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien sakit dada yang khas
yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yangseringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dansegera hilang bila aktifitas berhenti.
(Anwar,Bahri,2009)
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatuiskemik
miokard tanpa adnya infark.
B. Etiologi
nyeri dada angina pectoris tidak stabil timbul akibat kurangnya suplai oksigenpada
otot jantung,sehingga terjadi kerusakan hingga kematian pada otot jantungyang
akhirnya merangsang saraf nyeri.Hal ini dapat terjadi karena beberapahal,yaitu :
1. Ruptur/hancurnya plak.Ruptur plak ini dianggap sebagai penyebab
terbanyak timbulnya anginapectoris tidak stabil akibat terjadinya sumbatan
parsial atau total daripembuluh darah koroner yang menyuplai oksigen ke
jantung yang sebelumnyatelah mengalami sumbatan minimal.Plak terjadi
akibat penimbunan lemak danjaringan fibrotic pada tepi pembuluh
darah.Biasanya plak hancur pada tepiyang berdekatan dengan permukaan
pembuluh darah akibat timbulnya aktivasidan penempelan dari thrombus
untuk menutup pembuluh darah yangrusak,sehingga terjadi sumbatan pada
pembuluh darah,bila sumbatan totalmaka akan timbul serangan
jantung,tetapi bila tidak total(70%)aknmenimbulkan angina pectoris tidak
stabil akibat penyempitan pembuluh darah
2. Thrombosis dan agregasi trombositDimana terjadi akibat interaksi antara
plak,sel otot polosjantung,makrofag,dan kolagen.Akibat adanya plak yang
menempel padapembuluh darah,memicu menempelnya thrombosius pada
plak,mengecilnyapembuluh darah dan pembentukan
thrombus.Akibatnya,terjadi penyempitanpembuluh darah,dalam hal ini
pembuluh darah koroner jantung, sehinggasupplai oksigen berkurang dan
timbullah nyeri.
3. Vasospasme atau pembuluh darah yang berkontraksi hingga lumennya kecil.
4. Erosi pada plak tanpa rupture
C. Tanda Dan Gejala

1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter
skapula atau lengan kiri.

2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadangkadang
hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).

3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.

4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.

5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi,
dizzines.

6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.

7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

D. Komplikasi
1. Infraksi miokardium yang akut (serangan jantung).
2. Kematian karena serangan jantung secara mendadak.
3. Aritma kardiak.
4. Hipoksemia
5. Trombosis vena dalam
6. Syok kardiogenik.

E. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai
oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara
pasti apa penyebab

F. Patthway
G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen


jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko secara bedah tujuan ini dicapai melalui
revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti
koroner transliminal perkutan (PTCA = percutaneous

transluminal coronary angioplasty), (didiskusikan di bawah). Biasanya diterapkan kombinasi


antara terapi medis dan pembedahan.

Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang akhir-akhir
ini sering di gunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang menawarkan
penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat
intrakoroner utnuk meningkatkan aliran darah, penggunaan untuk menguapkan plak dan
endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan
untuk membandingkan hasil akhir yang dipakai oleh salah satu atau seluruh teknik diatas,
melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus
dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang di derita
pasien.

2. Terapi Farmakologi

Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina
pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigemn jantung yang akan
mengurangi iskemis dan mengurangi nyeri augina.

Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi baik vena maupun arteria sehingga
mempengaruhi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena di seluruh
tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjalah penurunan
tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan arteriol sistemik dan menyebabkan
penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan
kebutuhan oksigen jantung, merupakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai
dan kebutuhan. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (subtingual) atau dipipi
(kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
a. Pasien diminta tidak menggerakkan lidah dan jangan menelan ludah sampai tablet
nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat mempercepat
penyerapan di bawah lidah.

b. Sebagai pencegah, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat
tidak stabil dan harus di simpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak boleh di
simpan dalam botol plastik atau logam.

c. Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas, uap, udara,
cahaya dalam waktu lama. Bila nitrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar di
bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut. Persediaan nitrogliserin harus
diperbaharui setiap 6 bulan sekali.

d. Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus mengatur sendiri dosis
yang diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat menghilangkan nyeri. Obat harus digunakan
untuk mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas yang mungkin akan menyebabkan nyeri.
Karena nitrogliserin dapat meningkatkan toleransi pasien terhadap latihan dan stress bila di
gunakan sebagai pencegahan (misalk sebelum latihan, menaiki tangga, hubungan seksual)
maka lebih baik gunakan obat ini sebelum rasa nyeri muncul.

e. Pasien harus mengingat berapa lama kerja nitrogliserin dalam

menghilangkan nyeri, bila nyeri tidak dapat dikurangi dengan nitrogliserin, harus dicurigai
adanya ancaman terjadinya infark miokardium. f. Bila nyeri menetap setelah memakai tiga
(3) tablet sublingual dengan interval 5 menit, pasien dianjurkan segera dibawa ke fasilitas
perawatan darurat terdekat. Efek samping nitrogliserin meliputi rasa panas, sakit kepala
berdenyut, hipertensi, dan takikardia. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih
diperdebatkan. Isorbid dinitrat (isordil) tampaknya efektif sampai 2 jam bila digunakan
dibawah lidah, tetapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.

H. Pemeriksaan penunjang
1. EKG Untuk mengetahui fungsi jantung. Akan ditemukan gelombang T inverted, ST
depresi,Q patologis.4
2. Enzim Jantung : CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
misalnya hipokalemi, hiperkalemi.
4. Sel darah putih, Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2
setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi Meningkat pada hari ke-2 dan ke-3 setelah IMA ,
menunjukkan inflamasi.
6. Kimia Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut
atau kronis
7. GDA Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis
sebagai penyebab IMA.
9. Foto dada Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK
atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram, dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup
atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.

I. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
a. Demografi
1) Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan
sumber informasi)
2) Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien).
b. Kesehatan Sekarang
Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:
1. Alasan masuk rumah sakit
pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul
kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal
2. Keluhan utama
 Pasien mengeluh sesak nafas
 Pasien mengeluh bibirnya bengkak
 Pasien mengaku tidak ada nafsu makan, mual dan muntah
 Pasien mengeluh nyeri di bagian perut
 Pasien mengeluh gatal-gatal dan timbul kemerahan di sekujur
tubuhnya
 Pasien mengeluh diare
 Pasien mengeluh demam
 Kronologis keluhan
Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam ,bibirnya bengkak,
tibul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal tertahankan
lagi sehingga pasien dibawa ke rumah sakit.
c. kesehatan masa lalu
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang
berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien
mengatakan pernah mengalami nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya
bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal dan pernah
menjalani perawatan di RS atau pengobatan tertentu.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang
sama.
e. Riwayat psikososial dan spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit
pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping
terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut
usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.
f. Kebutuhan dasar

A. Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta
ukur respirasi rate.
B. Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS,
apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
C. Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada
perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).
D. Eliminasi (BAB/BAK)
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.
E. Gerak dan aktifitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan
aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah
didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.
F. Rasa nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya,
misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian kanan atas (dikaji dengan
PQRST : faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala
nyeri)
G. Kebersihan diri
Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS.
H. Rasa aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani
keluarganya selama di RS.
I. Sosial dan komunikasi
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan
lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).
J. Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini
dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.
K. Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
L. Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien
menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun
sebaliknya

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d Sindrom coroner akut

2. Pola nafas tidak efektif b.d Depresi pusat pernapasan


3. Penurunan curah jantung b.d Sindrom coroner akut

C. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang termasuk dibuat untuk membantu
individu (klien) dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan
dalam hasil yang diharapkan.

Intervensi (perencanaan) ialah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi, pusat tujuan
pada klien, menetapkan hasil apa yang ingin dicapai serta memilih intervensi keperawatan
agar dengan mudah mencapai tujuan.

Tahapan perencanaan ini memberi kesempatan kepada perawat,pasien atau klien, serta
orang terdekat klien dalam merumuskan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah yang dialami oleh klien tersebut.

D. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat


melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 2011).

E. Evaluasi

Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)Evaluasi merupakan tahap akhir
yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai
atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat
dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan
telah tercapai

Anda mungkin juga menyukai