SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan Freight Forwarding?
Freight forwarding adalah perusahaan yang bergerak di jasa pengangkutan barang secara
keseluruhan, freight forwarding bisa berfungsi sebagai EMKL,Pelayaran,Jasa kepabeanan
,bahkan pengiriman door to door.
Referensi: http://repository.stimart-amni.ac.id/1409/2/3.%20BAB%202.pdf
Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi sektor logistik akan tumbuh sebesar 11,56%
dari Rp 797,3 triliun pada 2018 menjadi Rp 889,4 triliun pada 2019.
Pada tahun 2018, sektor logistik (yang dalam pengelompokan lapangan usaha Badan
Pusat Statistik/BPS sebagai Transportasi dan Pergudangan) berkontribusi sebesar 5,37%
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang bernilai Rp 14.837,36 triliun.
Tingkat pertumbuhan sektor logistik tahun 2019 yang diprediksi sebesar 11,56% tersebut
lebih tinggi daripada tahun 2018.
Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI) terhadap data Produk Domestik Bruto
(PDB) dari Biro Pusat Statistik (BPS), sektor logistik (lapangan usaha Transportasi dan
Pergudangan) tahun 2018 tumbuh sebesar 8,44% dari tahun 2017 yang sebesar 735,2
triliun. Namun, kontribusi terhadap PDB mengalami penurunan dari 5,41% pada 2017
menjadi 5,37% pada 2018.
SCI memprediksi kontribusi sektor logistik terhadap PDB pada tahun 2019 akan
meningkat menjadi 5,55%. Nilai kontribusi tersebut lebih tinggi daripada kontribusi pada
periode 2016-2018.
Referensi: https://supplychainindonesia.com/sektor-logistik-diprediksi-tumbuh-1156-
pada-2019/
Bisnis logistik dan jasa pengiriman atau kurir menjadi sektor yang meraih lonjakan
pertumbuhan saat pandemi covid-19. Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder
Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan itu dipicu peningkatan
aktivitas digital masyarakat saat pandemi, termasuk di dalamnya belanja online atau
daring.
Ia merinci kegiatan logistik saat pandemi masih dapat bertahan bahkan mengalami
pertumbuhan positif adalah layanan logistik e-commerce dan layanan pengiriman barang
(courier service).
Sementara itu data Kementerian Keuangan menunjukkan transaksi pembelian lewat e-
commerce meningkat 18,1 persen menjadi 98,3 juta dengan total nilai transaksi naik 9,9
persen menjadi Rp20,7 triliun.
Referensi: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201116100845-92-570185/bisnis-
logistik-dan-jasa-kurir-melejit-di-tengah-corona
Industri logistik nasional diprediksi bangkit pada 2021, dengan pertumbuhan 10-12%,
dibandingkan estimasi tahun ini turun 5%. Hal ini bakal ditopang pemulihan ekonomi
nasional.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menerangkan, tahun
ini, hanya sektor logistik e-commerce yang mencetak pertumbuhan fantastis. Besarannya
sama seperti sektor e-commerce yang mencapai 18,1% selama pandemic Covid-19.
“Namun, kontribusi logistik ecommerce terhadap total industri masih kecil, kurang dari
10%, sehingga sektor logistik masih minus per akhir kuartal III-2020,” ujar dia di Jakarta,
Jumat (20/11/2020).
Dia menegaskan, sejauh ini, segmen logistik korporasi (business to business/B2B) masih
menjadi penyumbang transaksi terbesar. Segmen ini terkontraksi, seiring pandemic
Covid-19 yang membuat beberapa perusahaan menghentikan sementara aktivitas operasi.
Dia juga menyoroti perang harga antara pemain logistik e-commerce yang telah
berlangsung dalam lima bulan terakhir. Ini terjadi akibat daya beli masyarakat yang
belum pulih. Kini, masyarakat lebih memilih jasa logistik termurah yang ada di platform
marketplace.
Referensi: https://investor.id/business/228874/industri-logistik-bangkit-2021
4. Bagaimana prediksi perkembangan bisnis freight forwarding kedepannya (setidaknya 5 tahun
ke depan)?
Isu di industri logistik yang masih dihadapi oleh Indonesia saat ini, antara lain adanya
ketimpangan jumlah pengiriman kargo/barang dari Kawasan Indonesia timur ke Barat,
biaya logistik yang masih tinggi, tingkat layanan logistik yang belum konsisten serta
pembangunan konektivitas nasional belum memiliki jiwa Indonesia yang terhubung.
Menurut Bank Dunia, Logistic Performance Index (LPI) 2018 Indonesia ada di posisi ke-
46 dengan skor 3,15 atau naik dari posisi sebelumnya di peringkat ke-63 dengan skor
2,98. Namun kenaikan peringkat belum banyak menjawab isu yang berkembang di
industri logistik tanah air. Sebagai contoh adalah biaya logistik, biaya logistik Indonesia
mencapai 23,5% pada 2017 sedangkan di ASEAN antara lain Vietnam (15%), Thailand
(13,2%), Malaysia (13%) dan Singapura (8,1%).
Bisnis logistik diprediksi akan mengalami peningkatan 65% dari tahun 2020-2024,
dengan proyeksi CAGR tahun 2020-2024 sebesar 10%. Di antara layanan logistik seperti
pasar freight forwarder diprediksi akan meningkat 82% dari tahun 2020-2024, layanan
pasar pengangkutan melalui moda air freight meningkat sebesar 64% dari tahun 2020-
2024 sedangkan pasar Courier, Express, and Parcel (CEP) meningkat sebesar 52% dari
tahun 2020-2024 hal ini diimbangi oleh pertumbuhan sektor e-commerce mencapai 25%
dari total pasar CEP dan sedang mengalami kemajuan pesat terutama di pulau Jawa
(Indonesia Bagian Barat).