Anda di halaman 1dari 2

Septi Gia Aprima

1914030027
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tanggal 4 Februari tahun 2019 lalu, merupakan peristiwa bersejarah dengan pertemuan dua
tokoh agama besar dunia, yakni Paus Fransiskus dan Imam besar Al-azhar, Syekh Ahmad el-
Tayyeb. Pertemuan tersebut, menghasilkan dokumen persaudaraan kemanusiaan, yang
menegaskan, “Musuh bersama kita saat ini adalah ekstrimisme akut, hasrat saling memusnahkan,
perang dan intoleransi, serta rasa benci antarsesama manusia yang semuanya mengatasnamakan
agama”
Untuk itu :Moderasi Beragama Menuju Indonesia Damai Sejahtera“ adalah judul syarahan
yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini. Sebagai rujukan al-qur’an surah al-Maidah ayat
77.

‫ض لُّوا ع َْن‬ َ ‫ض لُّوا ِم ْن قَ ْب ُل َوَأ‬


َ ‫ض لُّوا َكثِ يرًا َو‬ َ ‫ق َواَل تَتَّبِع ُٓوا َأ ْه َوٓا َء قَ وْ ٍم قَ ْد‬ ِ ‫قُلْ ٰيَٓأ ْه َل ْال ِك ٰت‬
ِّ ‫ب اَل تَ ْغلُوا فِى ِدينِ ُك ْم َغ ْي َر ْال َح‬
ِ ِ‫َس َوٓا ِء ال َّسب‬
‫يل‬
"Katakanlah (Muhammad), Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang
tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah
tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari
jalan yang lurus."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 77)

Hadirin yang mulia


Ghuluw menurut Syekh Muhammad At-Thohir bin Asyur dalam tafsir at-tahrir wa at-
tanwir juz 6 halaman 290 menjelaskan : ‫على المتعارف منه بحسب العق ل أو الع ادة الزي ادة في عم ٍل‬
Ghuluw adalah berlebih lebihan, bersikap kaku dan keras memahami hukum, bahkan
menyimpang dari syari’at. Padahal, islam menyuruh umatnya untuk bersikap wasath.
Pertengahan dalam urusan agama. ‫ دون التفريط واإلفرت‬Tidak ekstrim kanan, dan tidak ekstrim
kiri.

Namun hadirin, kita masih mendengar intoleransi karena berbeda etnis dan budaya, saling
mencaci, menghina, mengkafirkan di sosial media, sampai bentrok bersenjata.

Bukankah Rasulullah telah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah.
ِِ
ْ ‫ْلغلُ و في ال دين )رواه ابن􏰀 كم‬
Jauhilah sikap berlebihan “ ‫والغلُو في الدين فإنما هلَك من كان قَـبـ َل ُكم􏰁إ‬
‫“ (خزيمة‬
َّ ُ َّ ََََُّْ
dalam bergama, sesungguhnya sebab hancurnya umat sebelum kalian adalah sikap berlebihan
dalam beragama.

Oleh karena itu hadirin, sudah saatnya seluruh rakyat Indonesia, Apa pun agamamu, apa pun
budayamu, apa pun warna kulitmu, Mari kita dukung moderasi bergama untuk kedamaian
Indonesia. Setujuuuu....?

Dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan berbagai perbedaan,
namun bukan untuk diperdebatkan tapi untuk meraih rahmat Tuhan.
Sebagaimana yang tercantum dalam surah Ali Imran ayat 105. `

Artinya, Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah
datang kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab
yang berat. (Q.S. Ali Imran 105)

Hadirin, Syekh Al-Bagowi dalam tafsir Maalimuttanzil juz 4 halaman 86 menjelaskan


‫ وال تكوانوكاالذين تفرّق وا‬. menurut sebagian besar ulama, mereka yang berselisih adalah kaum
Yahudi dan Nasrani dan orang orang bid’ah dikalangan umat islam.

Hadirin yang berbahagia.


Menteri Agama Republik Indonesia, Jenderal TNI Purnawirawan Fachrul Razi menegaskan”
Moderasi beragama berarti bukan agamanya yang dimoderasi, tetapi cara beragamanya yang
dimoderatkan.
Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan juga menyampaikan “ Jangan merasa
paling agamis, jangan merasa paling pancasilais, agar hidup kita harmonis”. Setujuuuu
hadirinnnnnn ?????

Sebagai kesimpulan,
Pertama, moderasi beragama adalah aktualisasi dari nilai luhur pancasila. Kedua, seluruh
lembaga pendidikan di negeri ini harus menanamkan nilai moderasi, ke dalam jiwa generasi,
sehingga NKRI damai penuh toleransi, diberkahi Ilahi Robbi.

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai