Anda di halaman 1dari 172

KATA PENGANTAR

Tahun 2019 merupakan tahun transisi perkuatan kelembagaan


Badan POM dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 80
Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dengan
terbitnya Perpres tersebut, Badan POM dituntut segera memperkuat
lembaganya melalui perubahan struktur organisasi serta
menyesuaikan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsi
yang diamanatkan dalam Perpres tersebut.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan merupakan bagian dari
pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka Good Governance and
Clean Government serta pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi. Penyusunan Laporan Kinerja
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Melalui Laporan ini, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan melaporkan kinerjanya
yang diukur dari pencapaian kinerja sasaran, program, dan kegiatan yang dilakukan
sepanjang tahun 2019. Dengan demikian, upaya peningkatan pengawasan obat dan
makanan yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan Reformasi Birokrasi dapat
tercapai.

Semoga penyajian Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan ini dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat, serta bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
sehingga lebih produktif, efektif dan efisien, untuk terwujudnya Good Governance.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si


NIP. 196305271989032001

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii


DAFTAR TABEL......................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... v


DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................vi
IKHTISAR EKSEKUTIF........................................................................................................ vii
BAB I - PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG..................................................... Error! Bookmark not defined.
B. GAMBARAN UMUM ORGANISASI ............................................................................ 1
1. Tugas Pokok ...................................................................................................... 1
2. Fungsi ................................................................................................................ 2
C. STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................................... 2
D. SUMBER DAYA MANUSIA ........................................................................................ 9
E. ASPEK STRATEGIS ................................................................................................ 10
BAB II – PERENCANAAN KINERJA ................................................................................... 14
A. RENCANA STRATEGIS ........................................................................................... 14
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019...................................................................... 26
C. PAGU ANGGARAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ............ 26
D. KRITERIA PENCAPAIAN KINERJA ......................................................................... 27
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................. 28
A. CAPAIAN KINERJA/SASARAN PROGRAM ............................................................ 28
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN ................................................................................. 53
C. ANALISA EFISIENSI KEGIATAN ............................................................................. 56
BAB IV - PENUTUP ............................................................................................................ 58
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 58
B. SARAN ..................................................................................................................... 59

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019
Tabel 2 Cara Pengukuran Indikator Sasaran Program Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan
Tabel 3 Target Kinerja Tahun 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Tabel 4 Pagu Anggaran 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Tabel 5 Rincian Anggaran per Sasaran tahun 2019
Tabel 6. Kriteria Pencapaian Indikator Kinerja
Tabel 7. Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019
Tabel 8. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-1
Tabel 9. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-2
Tabel 10. Indeks Kepuasan Pelayanan Publik di Bidang Pangan Olahan
Tabel 11. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-3
Tabel 12. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-4
Tabel 13. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-5
Tabel 14. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-6
Tabel 15. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-7
Tabel 16. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-8
Tabel 17. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-9
Tabel 18. Realisasi Anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2019
Tabel 19. Anggaran dan realisasi belanja per indikator kinerja Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan


Gambar 2. SDM Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Gambar 3. Grafik Profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2019
Gambar 4. Peta Strategi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan


Tahun 2015-2019

Lampiran 2 Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Pengawasan Pangan


Olahan Tahun Anggaran 2019
Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun
Anggaran 2019
Lampiran 4 Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Tahun Anggaran 2019
Lampiran 5 Pengukuran Kinerja Kegiatan Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan Tahun Anggaran 2019
Lampiran 6 Pengukuran Efisiensi Kegiatan Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan Tahun Anggaran 2019

vi
IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019 berisi informasi
tentang Hasil Pengukuran Kinerja selama Tahun 2019 berdasarkan Penetapan Kinerja
Tahun 2019 yang telah disusun sebelumnya dalam revisi Rencana Strategis 2015-2019.
Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja
kepada Kepala BPOM, di samping sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan dan upaya untuk memperbaiki kinerja di
masa mendatang.

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, Deputi III menetapkan 2 (dua)
tujuan yang akan dicapai Deputi III dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jaminan produk pangan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya daya saing pangan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu
dan mendukung inovasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 9 (Sembilan) Sasaran Program. Dari
12 (dua belas) indikator sasaran program, 6 (enam) indikator melebihi target dengan
kategori Sangat Baik, 3 (tiga) indikator sesuai target dengan kategori Baik, dan 3 (tiga)
indikator tidak mencapai target dengan kategori Tidak dapat disimpulkan.

Pada tahun 2019, pagu anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sebesar
Rp. 58.870.422.000,-. Realisasi anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 58.543.317.885,-
(99,44%).
Untuk mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan harus melakukan
berbagai upaya peningkatan kinerja menghadapi berbagai tantangan dan kendala baik
internal maupun eksternal. Peningkatan kinerja secara terus menerus menjadi perhatian
bagi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari
dukungan segenap pihak baik internal maupun seluruh stakeholder terkait.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) berdiri pada tahun 2001 melalui
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen. Keputusan tersebut telah diubah beberapa kali dan terakhir menjadi
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Berdasarkan peraturan tersebut Kepala Badan POM
menerbitkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dalam
susunan organisasi baru Badan POM memiliki 6 (enam) Eselon I, yang terdiri dari:
Sekretariat Utama, Inspektorat Utama dan 4 (empat) Kedeputian. Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan merupakan salah satu Eselon I di Badan POM yang
biasa disebut dengan Deputi 3.

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Bab VII
Pasal 241, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan merupakan unsur pimpinan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPOM dan
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

Menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang


pengawasan pangan olahan.

Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan


menyelenggarakan fungsi:

Penyusunan kebijakan di bidang pengawasan sebelum beredar dan


pengawasan selama beredar meliputi standardisasi, registrasi, pengawasan
produksi, dan pengawasan distribusi pangan olahan;

Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan sebelum beredar dan


pengawasan selama beredar meliputi standardisasi, registrasi, pengawasan
produksi, dan pengawasan distribusi pangan olahan;

1
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan
sebelum beredar dan pengawasan selama beredar meliputi standardisasi,
registrasi, pengawasan produksi, dan pengawasan distribusi pangan olahan;

Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dalam rangka pengawasan


sebelum beredar dan pengawasan selama beredar meliputi standardisasi,
registrasi, pengawasan produksi dan pengawasan distribusi pangan olahan;

Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan sebelum beredar


dan pengawasan selama beredar meliputi standardisasi, registrasi, pengawasan
produksi dan pengawasan distribusi pangan olahan; dan

Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala.

ASPEK STRATEGIS DAN PERMASALAHAN UTAMA


1. Peningkatan jumlah penduduk dan pola konsumsi berdampak pada tingginya
pertumbuhan sektor industri pangan, termasuk UMKM. Peningkatan jumlah
pelaku usaha akan meningkatkan jumlah pangan olahan yang beredar di
masyarakat yang harus diawasi keamanan, mutu, dan gizi sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Persyaratan registrasi pangan olahan yang tidak
dikuasai oleh pelaku usaha terutama pelaku UMKM menjadi kendala dalam
pemenuhan persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan olahan yang akan
beredar. Oleh karena itu, peningkatan pemahaman pelaku usaha terhadap
persyaratan registrasi pangan olahan merupakan salah satu faktor penting
terpenuhinya pangan yang aman, bermutu dan bergizi.
2. Globalisasi yang membawa keleluasaan informasi, peningkatan arus distribusi
barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu berdimensi lintas
bidang. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada
meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam dan peningkatan jumlah
pangan olahan beredar di masyarakat. Masalah ini akan menjadi semakin
kompleks ketika demand terhadap pangan tinggi namun tidak diimbangi dengan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan keamanan pangan.

3. Adanya perjanjian-perjanjian internasional, khususnya di bidang ekonomi yang


menghendaki adanya area perdagangan bebas/Free Trade Area (FTA)

2
diantaranya perjanjian ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand) FTA, ASEAN-China FTA, ASEAN-Japan
Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade
Agreement (AKFTA), ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) dan ASEAN-
Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). Dengan adanya
perdagangan bebas, produk dari luar dapat lebih mudah penetrasi ke wilayah
Indonesia. Hal ini harus diantisipasi masuknya pangan olahan yang tidak
memenuhi syarat dan produk ilegal dimana keamanan dan mutunya belum
terjamin untuk dikonsumsi. Melalui proses pengawasan olahan sebelum beredar,
pangan olahan impor diharuskan memiliki izin sebelum diedarkan.

4. Berlakunya program Sustainable Development Goals (SDGs) yang meliputi 17


goals bidang pengawasan Obat dan Makanan, terdapat beberapa agenda terkait
dengan Goal 2. End hunger, achieve food security and improved nutrition, and
promote sustainable agriculture. Tantangan bagi Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan adalah pengawalan keamanan, mutu, dan gizi pangan olahan
melalui intensifikasi pengawasan pre-market dan post market serta pembinaan
pelaku usaha agar secara mandiri menjamin mutu produknya.

5. Adanya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan


Nasional yang mana BPOM merupakan salah satu penyelenggara subsistem
sediaan farmasi dan makanan yaitu menjamin aspek keamanan,
khasiat/kemanfaat dan mutu Obat dan Makanan yang beredar serta upaya
kemandirian di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan melakukan penjaminan aspek keamanan, mutu,
dan gizi pangan olahan yang beredar dalam menunjang SIstem Kesehatan
Nasional.

6. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas


Pengawasan Obat dan Makanan, dimana substansi dari Inpres adalah penegasan
terhadap tugas dan fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga/Daerah dalam
melakukan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan.

7. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010-2025.


Deputi Bidan Pengawasan Pangan Olahan sebagai unit pemberi layanan publik
sebagai salah satu sasaran utama Reformasi Birokrasi melakukan upaya
perbaikan terus menerus dalam mecapai pelayanan prima. Upaya pelayanan
registrasi online (e-registration) dan percepatan pelayanan melalui mekanisme
notifikasi telah dilakukan.Debirokratisasi pelayanan publik dilakukan dengan

3
kaidah analisis berbasis risiko untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan publik.

8. Dalam rangka memberikan pelayanan publik yang optimal dan menciptakan


budaya organisasi yang professional, kredibel dan inovatif, Deputi Bidan
Pengawasan Pangan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2015.
Untuk menjalankan dan memantau penerapan sistem manajemen mutu, dibentuk
perwakilan manajemen (Management Representative) beserta tim untuk
melaksanakan kegiatan sesuai sistem manajemen mutu yaitu menyelenggarakan
audit internal oleh auditor internal, kaji ulang manajemen, audit eksternal,
sosialisasi kaji ulang manajemen, penyusunan dan revisi dokumen-dokumen ISO,
memantau sasaran mutu, serta melaksanakan survey kepuasan pelanggan.

9. Adanya perkembangan teknologi informasi dapat menjadi potensi bagi Deputi


Bidang Pengawasan Pangan Olahan untuk dapat melakukan pelayanan secara
online, yang dapat memudahkan akses dan jangkauan masyarakat.
Pengembangan sistem registrasi berbasis elektronik (e-registration) yang telah
diterapkan merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan pelayanan
publik yang sesuai dengan harapan para stakeholder, namun dengan
diterbitkannya peraturan-peraturan terbaru terkait pangan olahan membutuhkan
pengembangan yang kontinu pada sistem registrasi pangan olahan berbasis
elektronik yang menjadi potensi permasalahan dalam pengembangan sistem.

10. Sarana dan prasarana pendukung pelayanan publik yang memberikan


kemudahan pelayanan kepada pelaku usaha. Registrasi secara elektronik
merupakan salah satunya upaya peningkatan pelayanan publik registrasi pangan
olahan untuk meningkatkan akses pelaku usaha melalui sistem on line yang
berbasis web, sehingga pelaku usaha dapat melakukan pendaftaran di mana saja.
Dukungan teknologi infomasi sangat dibutuhkan seperti perbesaran bandwith
sistem e-registration sehingga dapat mempercepat pelaku usaha dalam
mendaftarkan produknya. Sulitnya pelaku usaha untuk dapat berkonsultasi
mengenai pendaftaran pangan olahan, maka diperlukan perpanjangan tangan
Deputi 3 di daerah dalam hal ini dibutuhkan peran dari petugas di Balai
Besar/Balai POM. Dalam proses Registrasi Pangan Olahan di Deputi 3, Evaluator
sebagai ujung tombak penilaian pangan olahan perlu diterapkan standardisasi
kompetensi evaluator dengan penetapan standar kompetensi evaluator.
Kompetensi evaluator perlu diatur secara berjenjang, tergantung pada lingkup
tanggung jawab dan tingkat risiko pangan olahan yang ditanganinya. Terkait hal

4
tersebut, telah disusun standar kompetensi evaluator untuk menentukan jenjang
evaluatornya dan pelatihan yang diperlukan untuk peningkatan kompetensi.

11. Perubahan ekonomi dan sosial masyarakat. Konsumsi masyarakat terhadap


produk-produk makanan cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan
gaya hidup masyarakat (life style) termasuk pola konsumsinya. Adanya
transformasi budaya berakibat terjadinya perubahan perilaku sosial yang
mendorong pergeseran kebutuhan konsumen kearah jenis makanan yang siap
saji (fast food). Selain itu, perubahan juga terlihat terhadap permintaan akan
berbagai pangan fungsional yang ditujukan untuk pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.

12. Kecenderungan perubahan demand ini semakin kuat, baik di tingkat nasional
maupun di dunia internasional. Mendunianya trend ini dapat mengganggu pola
makan masyarakat Indonesia. Sementara itu pengetahuan dan kemampuan
masyarakat masih belum memadai untuk memilih dan menggunakan produk
secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar
mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali
tidak rasional. Untuk itu diperlukan pengawasan yang memadai terhadap
keamanan, mutu dan gizi dari produk-produk yang meningkat konsumsinya.
Disamping itu perlu ada optimalisasi pengawasan label dan iklan pangan olahan
di peredaran untuk meminimalkan promosi pangan yang berlebihan dan
menyesatkan.

13. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam produksi


dibidang pangan serta meningkatnya tren transaksi online menyebabkan
perlunya intensifikasi pengawasan Pangan Olahan tidak secara bussiness as
usual namun perlunya pengawasan semesta meliputi seluruh komponen
pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

B. STUKTUR ORGANISASI

Pada tahun 2018 Organisasi dan Tata Kerja Badan POM telah mengalami perubahan,
organisasi dan tata kerja baru diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 26 tahun 2017 dan

5
diberlakukan pada bulan Maret 2018. Selain perubahan susunan struktur organisasi juga mengalami perubahan nomenklatur, baik di tingkat
eselon I, II, III, maupun tingkat eselon IV. Deputi 3 yang semula Deputi Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya berganti
nomenklatur menjadi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Struktur organisasi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

1
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan membawahi 5 Direktorat dengan nama yang
baru yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut:

a. Direktorat Standardisasi Pangan Olahan

Direktorat Standardisasi Pangan Olahan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian,


penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang standardisasi pangan olahan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan


menyelenggarakan fungsi:
 Pengkajian dan penyiapan penyusunan kebijakan di bidang standardisasi mutu pangan
olahan, pangan olahan tertentu, dan keamanan pangan;

 Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi mutu pangan olahan, pangan


olahan tertentu, dan keamanan pangan;

 Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang standardisasi


mutu pangan olahan, pangan olahan tertentu, dan keamanan pangan;

 Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang standardisasi mutu


pangan olahan, pangan olahan tertentu, dan keamanan pangan;

 Penyusunan dan penetapan standar dan persyaratan keamanan, manfaat, dan mutu
pangan olahan;

 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi mutu pangan


olahan, pangan olahan tertentu, dan keamanan pangan; dan

 Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.

b. Direktorat Registrasi Pangan Olahan

Direktorat Registarsi Pangan Olahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan


pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang registrasi
pangan olahan.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 2


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Registrasi Pangan
Olahan menyelenggarakan fungsi :
 Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang registrasi pangan olahan risiko tinggi,
pangan olahan risiko sedang, pangan olahan risiko rendah, dan bahan tambahan
pangan;

 Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang registrasi pangan olahan risiko tinggi,


pangan olahan risiko sedang, pangan olahan risiko rendah, dan bahan tambahan
pangan;

 Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang registrasi


pangan olahan risiko tinggi, pangan olahan risiko sedang, pangan olahan risiko rendah,
dan bahan tambahan pangan;

 Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi pangan olahan
risiko tinggi, pangan olahan risiko sedang, pangan olahan risiko rendah, dan bahan
tambahan pangan;

 Pelaksanaan registrasi pangan olahan risiko tinggi, pangan olahan risiko sedang,
pangan olahan risiko rendah, dan bahan tambahan pangan;

 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang registrasi pangan olahan


risiko tinggi, pangan olahan risiko sedang, pangan olahan risiko rendah, dan bahan
tambahan pangan; dan

 Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.

c. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang mempunyai tugas


melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pengawasan pangan risiko rendah dan sedang.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang
menyelenggarakan fungsi:
 Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko
sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 3


 Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko
sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;
 Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang inspeksi
pangan risiko rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan
pangan;
 Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang inspeksi pangan risiko
rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;
 Pelaksanaan inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi pangan
risiko rendah dan sedang;
 Pengambilan contoh (sampling) di sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi pangan
risiko rendah dan sedang; g. pelaksanaan surveilan pangan risiko rendah dan sedang;
 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang inspeksi pangan risiko
rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan; dan
 Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat

d. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru

Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pengawasan pangan risiko tinggi dan teknologi baru.

Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan


Teknologi Baru menyelenggarakan fungsi:
 Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang inspeksi pangan olahan tertentu, pangan
steril komersial, dan pangan teknologi baru;
 Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang inspeksi pangan olahan tertentu, pangan
steril komersial, dan pangan teknologi baru;
 Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang inspeksi
pangan olahan tertentu, pangan steril komersial, dan pangan teknologi baru;
 Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang inspeksi pangan olahan
tertentu, pangan steril komersial, dan pangan teknologi baru;

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 4


 Pelaksanaan inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi pangan
risiko tinggi dan teknologi baru;
 Pengambilan contoh (sampling) di sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi pangan
risiko tinggi dan teknologi baru;
 Pelaksanaan surveilan pangan risiko tinggi dan teknologi baru;
 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang inspeksi pangan olahan
tertentu, pangan steril komersial, dan pangan teknologi baru; dan
 Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.

e. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha mempunyai tugas


melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di
bidang pangan olahan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Pemberdayaan


Masyarakat dan Pelaku Usaha menyelenggarakan fungsi:
 Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan
pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di bidang pangan olahan;
 Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan
pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di bidang pangan olahan;
 Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan
peran pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen
di bidang pangan olahan;
 Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan peran
pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di
bidang pangan olahan;
 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan peran
pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di
bidang pangan olahan; dan
 Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 5


C. SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah SDM yang dimiliki Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan untuk melaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan pangan olahan sampai tahun 2019 adalah 232 orang PNS
yang tersebar di lima Direktorat sebagai berikut :

1. Direktorat Standardisasi Pangan Olahan, sejumlah 42 orang


2. Direktorat Registrasi Pangan Olahan, sejumlah 68 orang
3. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru sejumlah 41 orang;
4. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang, sejumlah 42 orang
5. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha, sejumlah 39 orang
dengan proporsi dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut:

Gambar 2. SDM Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Adapun profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan berdasarkan tingkat
pendidikan pada tahun 2019 dapat dijelaskan pada Tabel 1 berikut :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 6


Tabel 1. Profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2019

SMA/
Prof
No Unit Kerja S3 S2 S1 D3 Seder Jumlah
esi
ajat

Direktorat Standardisasi Pangan


1 1 16 7 14 3 1 42
Olahan

Direktorat Registrasi Pangan


2 0 17 22 25 4 0 68
Olahan

Direktorat Pengawasan Pangan


3 1 12 7 17 3 1 41
Risiko Tinggi dan Teknologi Baru

Direktorat Pengawasan Pangan


4 0 7 21 10 3 1 42
Risiko Rendah dan Sedang

Direktorat Pemberdayaan
5 0 18 8 9 4 0 39
Masyarakat dan Pelaku Usaha

TOTAL 2 70 65 75 17 3 232

Gambar 3. Grafik Profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 7


BAB II

PERENCANAAN KINERJA

1. RENCANA STRATEGIS
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Badan POM mempunyai kewajiban untuk
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Badan POM sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dengan berpedoman pada RPJMN. Selain itu, untuk mengantisipasi perubahan
lingkungan strategis yang berimplikasi pada tuntutan kompetensi Badan POM selaku
institusi pengawas, Renstra Badan POM harus memuat rencana kegiatan lima tahunan yang
dapat secara berkelanjutan memecahkan permasalahan yang dihadapi serta mengantisipasi
berbagai perubahan yang terkait dengan tahapan-tahapan dalam memecahkan berbagai
masalah tersebut. Namun dengan adanya perubahan Organisasi dan Tata Kerja Badan
POM telah dilakukan revisi Renstra 2015-2019.

Renstra memuat Visi, Misi, Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, Kebijakan, Program dan
Kegiatan. Rencana Strategis adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan
potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan dapat diwujudkan antara lain dengan perumusan visi dan
misi yang jelas, sehingga segala sumber daya dapat digunakan secara konsisten dalam
rangka pelaksanaan misi. Orientasi pada visi dan misi yang dijabarkan ke dalam tujuan dan
sasaran, selanjutnya diukur tingkat capaiannya berdasarkan hasil dari indikator sasaran.
Pengukuran dan evaluasi kinerja ini akan mendorong upaya perbaikan manajemen dan
peningkatan kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan.

VISI

Sejalan dengan visi dan misi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019, Badan POM telah
menetapkan Visi Badan POM periode 2015-2019. Mengingat Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian Visi Badan POM,
maka Visi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan yang akan dicapai sesuai Renstra
periode 2015-2019 adalah sama dengan Visi Badan POM, yaitu:

”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing
Bangsa”

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 8


Penjelasan Visi:
Proses penjaminan pengawasan Pangan harus melibatkan masyarakat dan pemangku
kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan yang lebih baik. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman
dan Daya Saing adalah sebagai berikut:
Aman : Kemungkinan risiko yang timbul pada penggunaan Obat dan Makanan telah
melalui analisa dan kajian, sehingga risiko yang mungkin masih timbul
adalah seminimal mungkin/ dapat ditoleransi/ tidak membahayakan saat
digunakan pada manusia. Dapat juga diartikan bahwa khasiat/manfaat Obat
dan Makanan meyakinkan, keamanan memadai, dan mutunya terjamin.
Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang telah memenuhi
standar, baik standar nasional maupun internasional, sehingga produk lokal
unggul dalam menghadapi pesaing di masa depan.

Masuknya produk pangan dari luar negeri sebagai dampak globalisasi dan perdagangan
bebas, serta Harmonisasi ASEAN bidang pangan tahun 2015 merupakan tantangan
tersendiri bagi industri pangan dalam negeri untuk meningkatkan daya saing produk dalam
negeri. Diperlukan peran serta Badan POM untuk mempersiapkan industri dalam negeri
untuk bersaing secara sehat dengan produk lain dari luar negeri.

Diharapkan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan memberikan kontribusi yang


signifikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bagi keberhasilan pencapaian Renstra
BPOM 2015-2019 terutama dalam bidang pangan.

MISI
Mewujudkan visi yang dikemukakan di atas merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh
seluruh jajaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Untuk mencapai visi tersebut,
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan memiliki misi yaitu:

1. Meningkatkan sistem pengawasan pangan berbasis risiko untuk melindungi


masyarakat
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan pengawasan komprehensif (full
spectrum) mencakup standardisasi, penilaian produk sebelum beredar, pemeriksaan
sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian, serta penegakan hukum.
Dengan penjaminan produk Obat dan Makanan memenuhi standar keamanan,
khasiat/manfaat, dan mutu, diharapkan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
mampu melindungi masyarakat dengan optimal.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 9


Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin tinggi,
sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya prioritas dalam
penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan pangan seharusnya didesain
berdasarkan analisis risiko untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki
secara proporsional untuk mencapai tujuan misi ini. Pengawasan Obat dan Makanan
yang dilakukan BPOM akan meningkat efektivitasnya apabila BPOM mampu
merumuskan strategi dan langkah yang tepat karena pengawasan bersifat lintas
sektor. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan perlu melakukan mitigasi risiko
di semua proses bisnisnya, antara lain pada pengawasan sarana dan produk serta
secara proaktif memperkuat pengawasan lebih ke hulu melalui pengawasan importir
bahan baku dan produsen.

2. Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam memberikan jaminan


keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku
kepentingan
Sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM), pelaku
usaha mempunyai peran yang sangat strategis. Pelaku usaha harus
bertanggungjawab dalam pemenuhan standar dan persyaratan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku terkait dengan produksi dan distribusi Obat dan Makanan
sehingga menjamin Obat dan Makanan yang diproduksi dan diedarkan aman,
berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu.

Sebagai unit organisasi pengawas, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan


harus mampu membina dan mendorong pelaku usaha untuk dapat memberikan
produk yang aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu. Dengan pembinaan secara
berkelanjutan, ke depan diharapkan pelaku usaha mempunyai kepasitas dan
komitmen dalam memberikan jaminan keamanan pangan.

Era perdagangan bebas telah dihadapi oleh seluruh negara di dunia termasuk
Indonesia. Sementara itu, kontribusi industri Obat dan Makanan terhadap
Pendapatan Nasional Bruto (PDB) cukup signifikan. Industri makanan dan minuman
berkontribusi ke PDB dari sektor non migas sebesar 34,33%. Pertumbuhan industri
makanan dan minuman dan minuman pada tahun 2017 mencapai sebear 9,23%,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 8,46%.
Pertumbuhan cabang industri non migas pada tahun 2017 yang tertinggi dicapai oleh
Industri Makanan dan Minuman sebesar 9,23 persen dan Industri Kimia, Farmasi
dan Obat Tradisional sebesar 4,53 persen.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 10


Industri dalam negeri harus mampu bersaing baik di pasar dalam maupun luar
negeri. Kemajuan industri Obat dan Makanan secara tidak langsung dipengaruhi
oleh sistem dan dukungan regulatory, sehingga BPOM berkomitmen untuk
mendukung peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan keamanan,
khasiat/manfaat, dan mutu Obat dan Makanan.

Industri dalam negeri harus mampu bersaing baik di pasar dalam maupun luar
negeri. Kemajuan industri pangan secara tidak langsung dipengaruhi oleh sistem
dan dukungan regulatory, sehingga BPOM berkomitmen untuk mendukung
peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan keamanan, manfaat, dan mutu
pangan.

Masyarakat sebagai konsumen juga mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pengawasan Pangan. Sebagai salah satu pilar pengawasan pangan, masyarakat
diharapkan dapat memilih dan menggunakan pangan yang memenuhi standar, dan
diberi kemudahan akses informasi dan komunikasi terkait pangan. Untuk itu, Deputi
III melakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mendukung pengawasan melalui kegiatan Pemberdayaan,
Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat, serta kemitraan dengan
pemangku kepentingan lainnya, sehingga mampu melindungi diri dan terhindar dari
produk pangan yang mengandung bahan berbahaya dan ilegal.

Perkembangan ilmu dan teknologi pengolahan dan pengemasan pangan, metode


dan teknik pemasaran dan perdagangan pangan, serta peningkatan kesadaran
tentang kesehatan, telah mendorong berbagai inovasi produk pangan. Jenis pangan
yang diperkenalkan semakin bervariasi; diantaranya pangan organik, bahan
tambahan pangan, pangan iradiasi, pangan produk rekayasa genetik, pangan untuk
bayi, usia lanjut dan kebutuhan medis khusus. Menyadari hal tersebut, sejak awal
penyusunan regulasi, Badan POM telah mengikutsertakan para pemangku
kepentingan. Pertimbangan keamanan pangan, perlindungan konsumen, penerapan
oleh industri pangan dan implementasi perdagangan yang jujur dan bertanggung
jawab didiskusikan secara transparan dan kondusif.

Meningkatnya pangan yang memenuhi syarat adalah salah satu target Deputi III.
Direncanakan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) akan
menjadi persyaratan mendasar yang wajib dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan setiap industri pangan agar tidak ditemukan lagi
penggunaan bahan dan proses produksi yang membahayakan kesehatan dan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 11


higiene sanitasi yang buruk, termasuk dengan pendekatan Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP) untuk tindakan pencegahan sehingga tingkat
kepercayaan terhadap keamanan dan kualitas pangan di Indonesia meningkat.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Pengawasan Pangan


Olahan tidak dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan kerjasama atau kemitraan
dengan pemangku kepentingan lainnya. Dalam era otonomi daerah, khususnya
terkait dengan bidang kesehatan, peran daerah dalam menyusun perencanaan
pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Pengawasan pangan bersifat unik
karena tersentralisasi, yaitu dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Pusat dan
diselenggarakan oleh Balai di seluruh Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan
tersendiri dalam pelaksanaan tugas pengawasan, karena kebijakan yang diambil
harus bersinergi dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah, sehingga pengawasan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pada Gambar 7 dapat dilihat hubungan
antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam pengawasan pangan.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM


Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan sumber daya yang memadai
dalam mencapai kapasitas kelembagaan yang kuat. Hal ini membutuhkan sumber
daya yang merupakan modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal ini
terutama terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana penunjang
kinerja. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan kualitasnya,
menuntut Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan harus mampu mengelola
sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung terwujudnya
sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, pengelolaan
sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh
seluruh elemen organisasi.

Di samping itu, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan melaksanakan tugas


tertentu tidak hanya bersifat teknis semata (techno structure), namun juga
melaksanakan fungsi pengaturan (regulating), pelaksana (executing), dan
pemberdayaan (empowering). Untuk itu, diperlukan penguatan
kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan
fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan
nilai organisasi.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 12


Misi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan diadaptasi dari misi BPOM
merupakan langkah utama yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi BPOM.
Pengawasan pre- dan post-market yang berstandar internasional diterapkan dalam
rangka memperkuat BPOM menghadapi tantangan globalisasi. Dengan penjaminan
mutu produk Obat dan Makanan yang konsisten, yaitu memenuhi standar aman,
berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, diharapkan BPOM mampu melindungi
masyarakat dengan optimal.

Dari segi organisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap


mempertahankan sistem manajemen mutu dan prinsip organisasi pembelajar
(learning organization). Untuk mendukung itu, maka BPOM perlu memperkuat
koordinasi internal dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta saling
bertukar informasi (knowledge sharing).

TUJUAN
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan menetapkan 2 (dua) tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya jaminan produk pangan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya daya saing pangan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan
mendukung inovasi.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 13


PETA STRATEGI

Gambar 4. Peta Strategi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Pada penyusunan Sasaran Program, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan


menetapkan 9 (sembilan) sasaran program dengan 12 (dua belas) indikator menggunakan
metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam 4 (empat) perspektif yaitu,
Stakeholders perspective, Customer perspective, Internal process perspective, dan Learning
and growth perspective, seperti yang terlihat pada Gambar 4 di atas.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 14


SASARAN STRATEGIS
Sesuai revisi Renstra Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2015-2019 terdapat 9
(sembilan) sasaran strategis untuk mencapai tujuan Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan. Sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran program ini telah ditetapkan indikator
dengan cara pengukuran masing-masing indikator pada Tabel 2 dan target dari sasaran
strategis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 15


Tabel 2. Cara Pengukuran Indikator Sasaran Program Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan

SASARAN PROGRAM INDIKATOR CARA PENGUKURAN


1. Terwujudnya Pangan Indeks Pengawasan Menggunakan metodologi statistic dan
Olahan yang aman, Pangan Olahan Analitycal Hierarchy Process (AHP)
bermutu dan bergizi untuk pembobotan indikator kinerja
pembentuk indeks

2. Meningkatnya kepuasan Indeks kepuasan pelayanan Menggunakan perhitungan dari rata-rata


pelaku usaha terhadap publik di bidang Pangan capaian Indeks Kesadaran Masyarakat
layanan publik di bidang Olahan atas pelaksanaan pelayanan publik Dit.
Pangan Olahan Registrasi Pangan Olahan, Dit.
Standardisasi Pangan Olahan, Dit.
Pengawasan Pangan Risiko Rendah
dan Sedang, serta Dit. Pengawasan
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi
Baru
3. Meningkatnya kepatuhan Indeks kepatuhan Melalui pendekatan statistik-kuantitatif
pelaku usaha dan (compliance index) pelaku salah satunya adalah dengan mengukur
kesadaran masyarakat usaha di bidang Pangan menggunakan variabel pembentuk yaitu
terhadap keamanan, Olahan pemenuhan ketentuan bagi sarana
mutu, dan gizi Pangan produksi dan sarana distribusi pangan
Olahan olahan

Indeks kesadaran Menghitung indeks kesadaran


masyarakat terhadap masyarakat dilakukan dengan
keamanan, mutu, dan gizi metodologi survei
Pangan Olahan

4. Meningkatnya Indeks pemanfaatan Menghitung persentase Standar Pangan


pemanfaatan kebijakan kebijakan pengawasan Olahan yang dimanfaatkan, dilakukan
pengawasan pangan pangan olahan perhitungan dengan membandingkan
olahan hasil proporsi standar pangan olahan
yang diimplementasikan dengan standar
pangan olahan yang diberlakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada
stakeholder Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan baik internal maupun
eksternal.
5. Meningkatnya ketepatan Rasio ketepatan waktu Menjumlahkan 40% realisasi IKK Rasio
waktu pelayanan publik pelayanan publik di bidang ketepatan waktu pelayanan publik di
di bidang Pangan Olahan Pangan Olahan bidang registrasi Pangan Olahan, 10%
realisasi indikator persentase
pengaduan/ keluhan/masukan terkait
registrasi Pangan Olahan yang
ditindaklanjuti, 5% realisasi IKK Tingkat
efektifitas pendampingan, 5% capaian
IKK Persentase pelaku usaha yang
meningkat pemahamannya terhadap

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 16


persyaratan registrasi pangan olahan,
10% realisasi IKK Persentase
permohonan pengkajian keamanan,
mutu, gizi dan manfaat pangan olahan
yang diselesaikan tepat waktu, 3%
realisasi IKK Rasio ketepatan waktu
pelayanan publik terkait sarana Pangan
Olahan Risiko Rendah dan Sedang,
20% realisasi IKK Rasio ketepatan
waktu pelayanan publik terkait produk
Pangan Olahan Risiko Rendah dan
Sedang, 2% realisasi IKK Tingkat
pemahaman pelaku usaha terhadap
pembinaan terkait PRRS yang
diberikan, 3% realisasi IKK Rasio
ketepatan waktu pelayanan publik
terkait pengawasan sarana produksi dan
distribusi Pangan Olahan Risiko Tinggi
dan Teknologi Baru, dan 2% realisasi
IKK Tingkat pemahaman pelaku usaha
terhadap pembinaan terkait PRTTB
yang diberikan
6. Meningkatnya peran Presentase instansi Mengkompilasi capaian dari kegiatan
pemerintah dalam pemerintah yang berperan Kab/Kota yang menerapkan peraturan
pengawasan Pangan aktif dalam pengawasan Badan POM tentang SPP-IRT, Desa
Olahan Pangan Olahan yang menerapkan konsep desa pangan
aman dan Provinsi yang menerapkan
program keamanan Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS)
7. Meningkatnya efektivitas Rasio tindak lanjut hasil Menjumlahkan 25% realisasi indikator
pengawasan Pangan pengawasan pangan Rasio tindak lanjut hasil pengawasan
Olahan berbasis risiko olahan yang dilaksankan Pangan Olahan Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru yang dilaksanakan, 25%
realisasi indikator Rasio tindak lanjut
hasil pengawasan sarana produksi,
sarana distribusi dan produk/sampling
Pangan Olahan Risiko Rendah dan
Sedang yang dilaksanakan, 25%
realisasi indikator Tingkat pemahaman
pelaku usaha terhadap pembinaan
terkait Pangan Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru, dan 25% realisasi
indikator Tingkat pemahaman pelaku
usaha terhadap pembinaan terkait
Pangan Risiko Rendah dan Sedang

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 17


Presentase tindak lanjut Menjumlahkan 20% realisasi indikator
hasil pengawasan pangan keputusan hasil pengawasan pangan
olahan yang diselesaikan olahan yang ditindaklanjuti oleh PRTTB,
sesuai NSPK 20% realisasi indikator Persentase
keputusan hasil pengawasan pangan
olahan yang ditindaklanjuti oleh PRRS,
30% realisasi indikator Persentase balai
yang telah sesuai dalam pengambilan
keputusan pengawasan PRRS, dan
30% realisasi indikator Persentase balai
yang telah sesuai dalam pengambilan
keputusan pengawasan PRTTB
8. Meningkatnya Presentase pelaku usaha Menjumlahkan 50% realisasi IKK
pemberdayaan pangan olahan yang Persentase industri pangan olahan yang
masyarakat dan pelaku mandiri dalam rangka menerapkan PMR, 20% realisasi IKK
usaha di bidang Pangan menjamin keamanan Persentase UMKM pangan yang
Olahan pangan diintervensi keamanan pangan dan 30%
realisasi IKK Persentase pasar yang
memenuhi kriteria pasar aman dari
bahan berbahaya
Presentase partisipasi Menghitungnya dengan mengukur
masyarakat dalam individu masyarakat yang mendapat
pengawasan di bidang sosialisasi keamanan pangan dengan
Pangan Olahan nilai hasil evaluasi (post test) minimal 80
9. Terwujudnya RB Deputi Nilai AKIP Deputi Bidang Rentang Nilai Evaluasi AKIP terdiri dari:
Bidang Pengawasan Pengawasan Pangan 1. AA (sangat memuaskan), dengan
Pangan Olahan sesuai Olahan skor > 90-100
dengan roadmap RB 2. A (memuaskan), dengan skor > 80-90
BPOM 2015-2019 3. BB (sangat baik), dengan skor > 70-
80
4. B (baik), dengan skor > 60-70
5. CC (cukup/memadai), dengan skor >
50-60
6. C (kurang), dengan skor > 30-50
7. D (sangat kurang), dengan skor > 0-
30

Tabel 3. Target Kinerja Tahun 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Indikator Program/ Target


Sasaran Program
Kegiatan
2019
Stakeholder Perspective
Terwujudnya Pangan Olahan yang Indeks Pengawasan Pangan Olahan
aman, bermutu dan bergizi 71
Customer Perspective

Meningkatnya kepuasan pelaku Indeks kepuasan pelayanan publik di


usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan Olahan 81
bidang Pangan Olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 18


1. Indeks kepatuhan (compliance
index) pelaku usaha di bidang 61
Meningkatnya kepatuhan pelaku
Pangan Olahan
usaha dan kesadaran masyarakat
terhadap keamanan, mutu, dan gizi 2. Indeks kesadaran masyarakat
Pangan Olahan terhadap kemanan, mutu, dan gizi 66
pangan olahan

Internal Process Perspective

Meningkatnya pemanfaatan kebijakan Indeks pemanfaatan kebijakan


pengawasan Pangan Olahan pengawasan Pangan Olahan 100

Meningkatnya ketepatan waktu Rasio ketepatan waktu pelayanan


pelayanan publik di bidang Pangan publik di bidang Pangan Olahan 0.94
Olahan
Meningkatnya peran pemerintah Persentase instansi pemerintah yang
dalam pengawasan Pangan Olahan berperan aktif dalam pengawasan 54
Pangan Olahan
1. Rasio tindak lanjut hasil
pengawasan pangan olahan yang
0.63
dilaksanakan
Meningkatnya efektivitas pengawasan
Obat berbasis risiko 2. Persentase keputusan hasil
pengawasan pangan olahan yang
73
ditindaklanjuti

1. Persentase pelaku usaha pangan


olahan yang mandiri dalam rangka 35
Meningkatnya pemberdayaan menjamin keamanan pangan
masyarakat dan pelaku usaha di 2. Persentase partisipasi masyarakat
bidang Pangan Olahan dalam pengawasan di bidang 80
Pangan Olahan

Learning and Growth Perspective


Terwujudnya RB Deputi Bidang Nilai AKIP Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan sesuai Pengawasan Pangan Olahan 81
roadmap RB BPOM 2015-2019

Target dari Sasaran Program dan Indikator Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perjanjian Kinerja
adalah lembar atau dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih
tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan
yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen
yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam waktu satu tahun.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 19


Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019 disusun
berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2019. Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019 merupakan
bagian dari dokumen yang ditetapkan guna mewujudkan sasaran strategis Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan yaitu menguatnya sistem pengawasan pangan dan
meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan dan
partisipasi masyarakat. Matriks Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun
2019 dapat dilihat dalam Lampiran 2 dan Lampiran 3.

3. PAGU ANGGARAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN

Berikut anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan untuk mendukung capaian
sasaran program tahun anggaran 2019:

Tabel 4. Pagu Anggaran 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan


Unit Pagu
(Rp)
Dit Standardisasi Pangan Olahan 10.728.621.000
Dit Registrasi Pangan Olahan 8.979.000.000
Dit Pengawasan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru 9.553.024.000
Dit. Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang 14,922,142,000
Dit. Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha 14.687.635.000

58.870.422.000

Tabel 5. Rincian Anggaran per Sasaran tahun 2019


Sasaran Program Indikator Kinerja Program Pagu
Anggaran
SP1. Terwujudnya Pangan IKP1. Indeks Pengawasan
Olahan yang aman, Pangan Olahan 9,112,321,000
bermutu dan bergizi
SP2. Meningkatnya Kepuasan IKP2. Indeks Kepuasan
Pelaku Usaha terhadap Pelayana Publik di 2,169,423,000
layanan Publik di Bidang Bidang Pangan
Layanan Publik Olahan
SP3. Meningkatnya Kepatuhan IKP3. Indeks Kepatuhan
Pelaku Usaha dan (compliance index) 4,363,168,000
Kesadaran masyarakat pelaku usaha di
terhadap keamanan, bidang Pangan
mutu, dan Gizi Pangan Olahan
Olahan IKP4. Indeks Kesadaran
Masyarakat terhadap 3,416,815,000
keamanan, mutu, dan
gizi Pangan Olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 20


Sasaran Program Indikator Kinerja Program Pagu
Anggaran
SP4. Meningkatnya IKP5. Indeks Pemanfaatan
Pemanfatan kebijakan kebijakan 5,694,134,000
Pengawasan Pangan pengawasan pangan
Olahan Olahan
SP5. Meningkatnya Ketepatan IKP6. Rasio ketepatan
waktu pelayanan publik di waktu pelayanan 4,839,866,000
Bidang Pangan Olahan publik di bidang
Pangan Olahan
SP6. Meningkatnya Peran IKP7. Persentase instansi
Pemerintah dalam pemerintah yang 3,853,320,000
pengawasan pangan berperan aktif dalam
olahan pengawasan pangan
olahan
SP7. Meningkatnya Efektivitas IKP8. Rasio Tindak Lanjut
Pengawasan Pangan Hasil Pengawasan 4,953,648,000
Olahan berbasis risiko Pangan Olahan yang
Dilaksanakan
IKP9. Persentase keputusan
hasil Pengawasan 9,730,667,000
Pangan Olahan yang
ditindaklanjuti
SP8. Meningkatnya IKP10. Persentase usaha
pemberdayaaan pangan olahan yang 4,320,086,000
masyarakat dan pelaku mandiri dalam rangka
usaha di bidang Pangan menjamin keamanan
Olahan pangan
IKP11. Persentase Partisipasi
masyarakat dalam 609,263,000
pengawasan di bidang
Pangan Olahan
SP9. Terwujudnya RB Deputi IKP12. Nilai AKIP Deputi
Bidang Pengawasan Bidang Pengawasan 6,075,783,000
Pangan Olahan sesuai Pangan Olahan
roadmap RB BPOM
2015-2019

4. KRITERIA PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA


Keberhasilan suatu sasaran strategis dapat diukur melalui capaian indikator sasaran
strategis atau yang biasa disebut indikator kinerja. Pengukuran indikator kinerja dilakukan
dengan cara menghitung realisasi setiap indikator dari setiap sasaran strategis sesuai
definisi operasional indikator yang ditetapkan saat perencanaan kinerja. Selanjutnya
dihitung persentase capaian kinerja untuk masing-masing indikator dengan cara
membandingkan realisasi dan target yang telah ditetapkan pada perjanjian kinerja. Dalam
Laporan Kinerja ini, kriteria pencapaian indikator kinerja (X) yang digunakan pada Tabel 6.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 21


Nilai Pencapaian Sasaran (NPS) = {(bobot x %capaian)1 + (bobot x %capaian)2 +(bobot x
%capaian)n}/ n

Tabel 6. Kriteria Pencapaian Indikator Kinerja

Kriteria Rentang Capaian Lapkin 2019

Sangat Kurang <50

Kurang 50 - <70

Cukup 70 - <90

Baik 90 - <110

Sangat Baik 110 – 120

Tidak dapat disimpulkan > 120

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 22


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Instansi melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan


sebelumnya dalam dokumen perjanjian kinerja pada setiap akhir periode. Pengukuran
kinerja dalam bentuk laporan kinerja dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian
kinerja terhadap target kinerja yang telah ditetapkan. Laporan kinerja ini digunakan sebagai
dasar dalam menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program/kegiatan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi.

Laporan kinerja tahun 2019 merupakan evaluasi kegiatan yang berjalan selama tahun 2019
dan dapat dijadikan masukan untuk perbaikan perencanaan sampai dengan akhir periode
Renstra. Evaluasi pada laporan kinerja ini dilakukan pada 9 (sembilan) sasaran program
dengan 12 (dua belas) indikator yang telah ditetapkan seperti dijabarkan pada BAB II.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

I. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019

Dengan adanya perubahan organisasi dan tata kerja baru Badan POM tahun 2019, dan
adanya Revisi Renstra Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2015 – 2019, maka
sejak bulan Maret 2019, sasaran strategis Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
berubah menjadi 9 (sembilan) sasaran, yaitu:
1. Terwujudnya Pangan Olahan yang aman dan bermutu;
2. Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan
Olahan;
3. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap
keamanan, mutu dan gizi pangan olahan;
4. Meningkatnya pemanfaatan kebijakan pengawasan Pangan Olahan;
5. Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan;
6. Meningkatnya peran pemerintah dalam pengawasan Pangan Olahan;
7. Meningkatnya efektivitas pengawasan Pangan berbasis risiko;
8. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang Pangan Olahan;
9. Terwujudnya RB Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sesuai roadmap RB
BPOM 2015-2019.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 23


Capaian masing-masing sasaran tersebut diukur dengan menggunakan indikator input dan
output. Secara lengkap, Pengukuran Kinerja Program Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan Tahun 2019 tersebut dituangkan pada Lampiran 4.

Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran program terdiri dari 12 indikator yang
menjadi pengukuran kinerja Deputi, yaitu:

1. Indeks Pengawasan Pangan Olahan;


2. Indeks kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan Olahan;
3. Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Pangan Olahan;
4. Indeks pemanfaatan kebijakan pengawasan Pangan Olahan;
5. Indeks kesadaran masyarakat terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan olahan;
6. Rasio ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan;
7. Persentase instansi pemerintah yang berperan aktif dalam pengawasan Pangan
Olahan;
8. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan pangan olahan yang dilaksanakan;
9. Persentase keputusan hasil pengawasan pangan olahan yang ditindaklanjuti;
10. Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin
keamanan pangan;
11. Persentase partisipasi masyarakat dalam pengawasan di bidang Pangan Olahan;
12. Nilai AKIP Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan.

Uraian tentang Indikator dan Target Kinerja untuk masing-masing sasaran strategis tersebut
diuraikan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019
Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran

Terwujudnya Indeks Pengawasan


Pangan Olahan Pangan Olahan
yang aman, 71 75,98 107,01% Sangat baik
bermutu dan
bergizi

Meningkatnya Indeks kepuasan


kepuasan pelaku pelayanan publik di
usaha terhadap bidang Pangan
81 84,34 104,12% Sangat baik
layanan publik di Olahan
bidang Pangan
Olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 24


Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran
1. Indeks
Meningkatnya kepatuhan
kepatuhan (compliance index) Tidak dapat
61 77,10 126,39%
pelaku usaha pelaku usaha di disimpulkan
dan kesadaran bidang Pangan
masyarakat Olahan
terhadap 2. Indeks kesadaran
keamanan, masyarakat
mutu, dan gizi terhadap kemanan, 68 70,00 102,94% Sangat baik
Pangan Olahan mutu, dan gizi
pangan olahan
Meningkatnya Indeks pemanfaatan
pemanfaatan kebijakan
kebijakan pengawasan 100 100,00 100,00% baik
pengawasan Pangan Olahan
Pangan Olahan

Meningkatnya Rasio ketepatan


ketepatan waktu waktu pelayanan
pelayanan publik publik di bidang 0,94 0,97 103,19% Sangat baik
di bidang Pangan Olahan
Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase instansi
peran pemerintah yang
pemerintah berperan aktif dalam
54 62 114,81% Sangat baik
dalam pengawasan
pengawasan Pangan Olahan
Pangan Olahan
1. Rasio tindak
lanjut hasil
pengawasan Tidak dapat
0,63 0,76 122,22
Meningkatnya pangan olahan yang disimpulkan
efektivitas dilaksanakan
pengawasan
Obat berbasis 2. Persentase
risiko keputusan hasil
pengawasan 73 85,81 117,55% Sangat baik
pangan olahan yang
ditindaklanjuti
1. Persentase
pelaku usaha
pangan olahan yang
35 37,90 108,30% Baik
Meningkatnya mandiri dalam
pemberdayaan rangka menjamin
masyarakat dan keamanan pangan
pelaku usaha di 2. Persentase
bidang Pangan partisipasi
Olahan masyarakat dalam Tidak dapat
80 100 125,00%
pengawasan di disimpulkan
bidang Pangan
Olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 25


Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran
Terwujudnya RB Nilai AKIP Deputi
Deputi Bidang Bidang Pengawasan
Pengawasan Pangan Olahan
Pangan Olahan 81 77,72 95,95% baik
sesuai roadmap
RB BPOM 2015-
2019

2. Analisis Akuntabilitas Kinerja


Berikut penjelasan mengenai Sasaran program yang dimiliki Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan:
1. Terwujudnya Pangan Olahan yang aman dan bermutu;
Pada tahun 2019, pencapaian sasaran program pertama pada Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan adalah “Terwujudnya Pangan Olahan yang aman dan
bermutu” dalam kategori Memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian indikator
“Indeks Pengawasan Pangan Olahan” sebesar 107,01% terhadap target yang
ditetapkan.
Tabel 8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-1
2019 Realisasi
2019
Realisasi
Sasaran Indikator Target Realisasi % terhadap
2018
Capaian 2018
(%)
(7) =
(1) (2) (4) (5) (6) (8) = (6)/(4)
(6)/(5)
Terwujudnya Indeks
Pangan Pengawasan
86,36
Olahan yang Pangan 71 75,98 107,01% 87,98
aman san Olahan
bermutu

Nilai Indeks Pengawasan Obat dan Makanan (IPOM) adalah suatu ukuran untuk menilai
tingkat efektivitas kinerja pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh BPOM
yang akan diukur menggunakan 3 (tiga) dimensi yaitu pemerintah, masyarakat, dan
pelaku usaha.
Dimensi pemerintah mencakup variabel yang terkait dengan pengawasan yang
dilakukan oleh BPOM baik sendiri maupun yang dilakukan dengan instansi lain. Dimensi
ini terkait dengan kinerja pengawasan BPOM dalam rangka terwujudnya visi yaitu Obat
dan Makanan Aman, meningkatkan kesehatan dan daya saing bangsa. Indikator
pembentuk dimensi ini antara lain:

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 26


1. Persentase keputusan registrasi pangan olahan yang diselesaikan tepat waktu,
2. Persentase keputusan hasil pengawasan pangan risiko rendah dan sedang yang
diselesaikan tepat waktu,
3. Persentase keputusan hasil pengawasan pangan risiko tinggi dan teknologi baru
yang diselesaikan tepat waktu,
4. Persentase makanan yang memenuhi syarat,
5. Persentase sarana produksi dan sarana distribusi yang diinspeksi dalam rangka
pendalaman mutu hasil pengawasan pangan risiko tinggi dan teknologi baru,
6. Persentase sarana produksi dan sarana distribusi pangan risiko rendah dan
menengah yang dilakukan inspeksi dalam rangka pendalaman mutu,
7. Persentase pangan fortifikasi yang memenuhi syarat
8. Persentase propinsi yang menerapkan program keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS)
9. Persentase desa yang menerapkan konsep desa pangan aman
10. Persentase pasar yang memenuhi kriteria pasar aman dari bahan berbahaya

Dimensi masyarakat mencakup variabel yang terkait dengan pemberdayaan


masyarakat, terkait dengan intervensi yang dilakukan BPOM terhadap masyarakat
seperti pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi Obat dan Makanan. Dimensi ini
juga dapat mencakup peran aktif masyarakat dalam mendukung pengawasan Obat dan
Makanan. Indikator pembentuk dimensi ini antara lain:
1) Indeks kepuasan masyarakat di bidang pangan
2) Indeks pengetahuan masyarakat di bidang pangan
3) Persentase individu yang memahami konsep keamanan pangan

Dimensi pelaku usaha mencakup variabel yang terkait dengan kontribusi/peran dari
pelaku usaha sebagai contoh adalah kepatuhan pelaku usaha dalam pemenuhan
persyaratan/ketentuan. Dimensi ini terkait intervensi yang diberikan kepada pelaku usaha
dalam rangka peningkatan kepatuhan pelaku usaha dan daya saing produk.
1. Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha di Bidang Pangan
2. Indeks Kepuasan Pelaku Usaha di Bidang Pangan
3. Persentase industri pangan olahan yang menerapkan Program Manajemen Risiko
Pengukuran indeks ini didasarkan oleh indikator indeks kepatuhan pelaku usaha,
indeks kepuasan masyarakat, indeks pengetahuan masyarakat, indeks kepuasan pelaku
usaha, dan indikator kinerja masing-masing komoditi. Capaian pada indikator ini tidak

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 27


dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena terdapat perubahan beberapa
variabel pengukuran dan data yang digunakan dalam pengukuran indeks tersebut.

2. Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan


Olahan;
Sasaran program kedua adalah “Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap
layanan publik di bidang Pangan Olahan” yang diukur melalui indikator Indeks kepuasan
pelayanan publik di bidang Pangan Olahan.

Tabel 9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-2


2019 Realisasi
Target Realisasi % 2019
Realisasi
Sasaran Indikator terhadap
2018
Capaian 2018
(%)
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)

Meningkatnya Indeks
kepuasan pelaku kepuasan
usaha terhadap pelayanan
81.58 81 84,56 103.64% 102.90
layanan publik di publik di bidang
bidang Pangan Pangan Olahan
Olahan

Hasil Pencapaian kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan
Olahan unit di Kedeputian III dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10 Indeks Kepuasan Pelayanan Publik di Bidang Pangan Olahan
Unit Pelayanan di Target Realisasi Capaian
Kedeputian III (%)
Registrasi Pangan Olahan 79 83,96 106,28
Pengawasan Pangan Risiko 72 86,99 98,85
Rendah dan Sedang
Pengawasan Pangan Risiko 79,17 84,03 106
Tinggi dan Teknologi Baru
Standardisasi Pangan 85 83,27 97,96
Olahan
Rata-rata 84,56

Penilaian kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang pengawasan


Pangan Olahan dilakukan oleh Inspektorat Utama dengan melakukan survei ke pelaku
usaha yang menerima layanan publik di unit kedeputian III. Indikator Indeks kepuasan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 28


pelayanan publik di bidang Pangan Olahan dihitung menggunakan perhitungan dari
rata-rata capaian Indeks Kesadaran Masyarakat atas pelaksanaan pelayanan publik
Direktorat Registrasi Pangan Olahan, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan,
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang, serta Direktorat
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru.

No Unit Jenis Layanan


a. Direktorat Pengawasan Pangan Layanan e-bpom Surat Keterangan Impor
Risiko Rendah dan Sedang (SKI), Surat Keterangan Ekspor (SKE),
sertifikasi Higiene Sanitasi (HS), sertifikasi
Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
(CPPOB), dan pendaftaran produsen Bahan
Tambahan Pangan (BTP).
b. Direktorat Pengawasan Pangan Pelayanan Sertifikasi Cara Produksi Pangan
Risiko Tinggi dan Teknologi Baru Olahan yang Baik untuk pangan olahan
tertentu, Program Manajemen Risiko
c. Direktorat Standarisasi Pangan Pengkajian permohonan keamanan, mutu,
Olahan gizi, manfaat, dan label pangan olahan,
Konsultasi terkait keamanan, mutu, gizi,
manfaat, dan label pangan olahan.
d. Direktorat Registrasi Pangan Registrasi pangan olahan (e-reg) dan
Olahan registrasi BTP (e-reg)

Capaian Nilai IKM Tahun 2019 didukung oleh upaya peningkatan pelayanan publik,
yaitu :

1) Peningkatan pemahaman pelaku usaha terhadap persyaratan registrasi pangan


olahan setelah diberikan pendampingan melalui kegiatan bimbingan teknis ataupun
loket pelayanan publik.

2) Pengembangan berbagai media konsultasi dan komunikasi baik offline maupun


online, antara lain melalui penyediaan leaflet/booklet, banner, seminar online,
subsite, call center, live chat, dan digital marketing sebagai sarana untuk
memudahkan pelaku usaha berkonsultasi, sarana informasi terkait
sistem/mekanisme/prosedur layanan, dan sebagai sarana pelengkap media
informasi publik yang mendukung keterbukaan layanan publik.

3) Penyelenggaraan forum komunikasi, sosialisasi, bimbingan teknis/supervisi dengan


pelaku usaha ekspor dan impor pangan, industri PMR, dan industri yang akan
sertifikasi CPPOB.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 29


4) Pengembangan sistem e-Registration, e-BTP, dan aplikasi e-sertifikasi yang
dilakukan oleh Pusdatin.

5) Peningkatan kompetensi SDM baik hard skill maupun soft skill guna meningkatkan
efektivitas penilaian dan layanan publik di dalam negeri ataupun luar negeri

6) Peningkatan sarana dan pra sarana layanan publik,

7) Sinergi kebijakan pelayanan publik dengan stakeholder K/L terkait sesuai arah
kebijakan pemerintah.

3. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan,


mutu dan gizi pangan olahan;

Sasaran “Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap


keamanan, mutu, dan gizi Pangan Olahan” diukur dengan indikator Indeks kepatuhan
(compliance index) pelaku usaha di bidang Pangan Olahan dan Indeks kesadaran
masyarakat terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan olahan.

Tabel 11 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-3


2019 Realisasi
Realisasi 2019 terhadap
Sasaran Indikator Target Realisasi %
2018 2018
Capaian
(%)
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)
Meningkatnya Indeks
kepatuhan kepatuhan
pelaku usaha (compliance
dan kesadaran index)
masyarakat pelaku
terhadap usaha di 61.17 61 77.10 126,39 126.04
keamanan, bidang
mutu, dan gizi Pangan
Pangan Olahan
Olahan

Indeks
kesadaran
masyarak
at
terhadap
N/A 68 70 102,94 N/A
kemanan,
mutu, dan
gizi
pangan
olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 30


Pengukuran indikator indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang
Pangan Olahan dilakukan oleh PRKOM dalam kajian tingkat kepatuhan pelaku usaha
Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan, untuk mengukur indeks kepatuhan
pelaku usaha pangan secara nasional. Data yang diukur berdasarkan data hasil
pemeriksaan/pengawasan sarana produksi, distribusi, penandaan dan iklan pangan
olahan tahun 2018 di seluruh provinsi. Metode yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif menggunakan skala pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan
indikator pembentuk indeks kepatuhan pelaku usaha terdiri dari data hasil pemeriksaan
sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan (GMP); sarana distribusi
Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan (GDP); sarana pelayanan obat, narkotika,
psikotropika dan prekusor yang memenuhi ketentuan; hasil pengawasan iklan dan
penandaan Obat dan Makanan. Nilai bobot pangan olahan sebesar 0,230.
Capaian indikator Tahun 2019 ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun
2018 sebelumnya sehubungan dengan perbedaan variabel indikator pembentuk indeks.
Variabel indikator di tahun 2018 terdiri dari data hasil pemeriksaan sarana produksi Obat
dan Makanan yang memenuhi ketentuan (CPPOB); sarana distribusi Obat dan Makanan
yang memenuhi ketentuan (CDPB); sarana pelayanan obat, narkotika, psikotropika dan
prekusor yang memenuhi ketentuan; dan industri pangan olahan yang menerapkan
Program Manajemen Risiko (PMR) tahun 2015-2017.
Indeks Kepatuhan dihitung berdasar konversi nilai sarana yang Memenuhi Ketentuan
(MK) dan Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) kedalam pengklasifikasian/grading menjadi
A (baik), B (cukup) dan C (kurang). Selanjutnya dihitung persentase masing-masing
grading untuk dianalisis secara statistik (Top one box atau Top two boxes). Top one box
adalah (A/total x 100) dan Top two boxes adalah (A+B/total x 100).

Kunci keberhasilan meningkatnya kepatuhan pelaku usaha di bidang pangan olahan


antara lain terlaksananya bimbingan dan pembinaan terkait persyaratan keamanan
pangan olahan yang intensif kepada pelaku usaha di bidang pangan olahan yang
dilakukan melalui kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), intervensi
keamanan pangan kepada UMKM pangan (produsen dan ritel pangan), dan kegiatan
pendampingan kepada UMKM pangan.

Meskipun nilai indeks kepatuhan pelaku usaha pangan olahan pada tahun 2019 masih
belum secara spesifik mencerminkan pelaku usaha baik sarana produksi maupun
sarana distribusi berbasis risiko produk, namun demikian Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan telah menyiapkan langkah-langkah dalam rangka pencapaian indikator
ini di tahun 2019 yaitu :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 31


a. Menyiapkan data pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, label dan iklan
secara lengkap dan komprehensif sehingga dapat di analisa tren setiap tahunnya.
b. Melakukan analisa permasalahan yang menyebabkan ketidakpatuhan pelaku usaha
sehingga dapat dirumuskan langkah tindak lanjut yang tepat terutama untuk
pembinaan maupun penindakan.
c. Bimbingan dan pembinaan UMKM yang lebih intensif kepada pelaku usaha.

Pengukuran indeks kesadaran masyarakat terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan
olahan dilakukan oleh PRKOM. Indikator pembentuk indeks kesadaran masyarakat
adalah sejauh mana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam memilih Obat
dan Makanan yang aman untuk dikonsumsi. Indeks kesadaran masyarakat dihitung
berdasarkan konversi nilai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang memenuhi
ketentuan kaidah terhadap Kemasan baik, baca Label, produk yang memiliki Izin edar
dan produk yang tidak Kadaluarsa.
Hasil pengukuran indeks kesadaran masyarakat dibentuk oleh 3 komponen penyusun
yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku, hasil survei per masing-masing komponen untuk
komoditi pangan olahan adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan : Dari hasil survei diperoleh Nilai Indeks Pengetahuan Masyarakat
secara Nasional terhadap KLIK untuk komoditi pangan olahan berada dalam kategori
baik dengan nilai indeks 75,98. Dari hasil analisis tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap KLIK diketahui bahwa pengetahuan tentang kadaluwarsa menunjukkan
prosentase tertinggi, diikuti oleh pengetahuan tentang label dan kemasan, yang
terendah adalah pengetahuan nomor ijin edar.
b. Sikap : Dari hasil survei diperoleh Nilai Indeks Sikap Masyarakat secara Nasional
terhadap KLIK untuk komoditi pangan olahan berada dalam kategori baik dengan
nilai indeks 75,41. Dari hasil analisis sikap masyarakat/responden terhadap KLIK
menunjukkan bahwa sikap masyarakat menganggap penting semua komponen KLIK
pada saat akan membeli/mengkonsumsi suatu produk.
c. Perilaku: Dari hasil survei diperoleh Nilai Indeks Perilaku Masyarakat secara
Nasional terhadap KLIK untuk komoditi pangan olahan berada dalam kategori kurang
baik dengan nilai indeks 58,62. Dari hasil analisis perilaku masyarakat/responden
tentang KLIK menunjukkan bahwa dalam membeli/mengkonsumsi Makanan kurang
baik dalam mencermati KLIK. Meskipun sudah baik dalam mencermati kondisi
Kemasan, cukup baik mencermati tanggal Kadaluwarsa namun kurang baik dalam
mencermati informasi yang ada pada Label serta tidak baik dalam mencermati
Nomor Ijin Edar.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 32


Dari hasil kajian pengukuran di atas, diperoleh nilai indeks kesadaran masyarakat
terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan olahan adalah 70,0. Nilai realisasi indeks
capaian sebesar 102,94%. Indikator ini baru dilakukan pengukurannya pada tahun 2019,
sehingga indeks ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bimbingan
kepada masyarakat melalui kegiatan KIE terkait keamanan pangan olahan kepada
masyarakat, pemberdayaan organisasi sosial dan kemasyarakatan dan kegiatan
bimbingan teknis kepada kader keamanan pangan yang akan menduplikasikan
pengetahuannya dan dilanjutkan dengan sosialisasi tentang keamanan pangan kepada
masyarakat yang temasuk dalam organisasi sosial dan kemasyarakatan.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, dilakukan upaya peningkatan


jangkauan penyebaran informasi dan edukasi melalui kegiatan KIE. Diharapkan
masyarakat menjadi konsumen cerdas dengan meningkatnya pengetahuan tentang
pangan aman, mengubah sikap dan perilaku yang baik dalam memilih pangan olahan
yang aman.

4. Meningkatnya pemanfaatan kebijakan pengawasan Pangan Olahan;


Indeks pemanfaatan kebijakan adalah suatu ukuran untuk menilai sejauh mana
kebijakan yang diterbitkan BPOM dapat diterima oleh stakeholder pengawasan pangan
olahan, serta mampu menyelesaikan permasalahan yang akan dan telah muncul sesuai
dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut. Kebijakan meliputi regulasi peraturan
perundang-undangan, standar, pedoman, Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK), yang mendukung pada peningkatan efektivitas/penguatan pengawasan pangan
olahan. Kebijakan dinilai ketika telah memenuhi kriteria tertentu, di antaranya telah
dilakukan proses Regulatory Impact Assessment (RIA) atau dievaluasi/diukur dengan
tools evaluasi. Sumber data untuk pengukuran indikator ini diperoleh dari Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan. Pencapaian indicator ini dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-4


Realisasi
2019
2019 terhadap
Realisasi
Sasaran Indikator 2018
2018
(%)
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 33


Realisasi
2019
2019 terhadap
Realisasi
Sasaran Indikator 2018
2018
(%)
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)

Meningkatnya Indeks
pemanfaatan pemanfaatan
kebijakan kebijakan
pengawasan pengawasan 100 100 100 100 100
Pangan Pangan
Olahan Olahan

Realisasi indikator kinerja Indeks pemanfaatan kebijakan pengawasan pangan olahan


pada tahun 2019 sebesar 100. Jika dibandingkan dengan target Indeks tahun 2019
maka realisasi kinerja pada indikator tersebut mencapai 100% (kategori BAIK).
Capaian ini didukung oleh pelibatan stakeholder dalam tahapan proses penyusunan
standar dan sosialisasi standar yang efektif yang telah dilakukan oleh Direktorat
Standardisasi Produk Pangan sehingga standar yang disusun dapat diimplementasikan
dan dimanfaatkan dengan baik oleh stakeholder, baik internal maupun eksternal BPOM.

Keberhasilan pelaksanaan sasaran ini tergantung pada pelaksanaan kegiatan


pengembangan sistem standardisasi produk pangan olahan dalam rangka menjamin
pangan olahan yang beredar aman, bermanfaat dan bermutu, pelayanan publik kepada
pelaku usaha, sosialisasi standardisasi produk pangan, perumusan standar prioritas
produk pangan, penyelarasan terhadap standar internasional, peningkatan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana standardisasi produk pangan yang kredibel dan
peningkatan kerjasama standardisasi produk pangan di tingkat nasional, dimana
penerapan kegiatan tersebut sudah tepat dan selaras dengan sasaran yang ingin
diwujudkan. Akan tetapi penyempurnaan tetap diperlukan antara lain dalam bentuk lebih
menyelaraskan sasaran dengan tujuan, misi dan visi dalam suatu struktur yang logis
sesuai dengan pedoman yang berlaku.

Hasil dari berbagai sasaran dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2019, belum secara tuntas dan menyeluruh mampu menjawab
perkembangan pesat kemajuan ilmu dan teknologi di bidang pangan. Namun demikian,
telah diupayakan agar sejalan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan dimana
pengelolaannya sesuai dengan mekanisme sistem standardisasi produk pangan.

5. Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan;

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 34


Sasaran “Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan”
diukur dengan indikator rasio ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan
Olahan. Ketepatan waktu pelayanan publik adalah pemenuhan waktu janjian pelayanan
(SLA) yang diberikan kepada masyarakat/pelanggan untuk memenuhi salah satu atribut
keberhasilan penyelenggaran pelayanan publik. Rasio ketepatan waktu pelayanan
publik merupakan perbandingan jumlah pemenuhan waktu janji pelayanan (SLA) yang
memenuhi waktu dengan jumlah pengajuan pelayanan oleh masyarakat/pelanggan.

Untuk menghitung rasio ketepatan waktu pelayanan publik dilakukan dengan


membandingkan jumlah pelayanan yang memenuhi persyaratan janji layanann yang
tepat waktu/memenuhi SLA dibandingkan dengan jumlah pengajuan pelayanan oleh
masyarakat/pelanggan. Masyarakat/pelanggan yang menggunakan pelayanan publik di
bidang pangan olahan adalah pelaku usaha (produsen, importir, dan distributor) serta
Kementerian/Lembaga lain.

Nilai rasio ketepatan waktu pada rentang 0-1 dimana semakin angkanya mendekati 1
maka semakin tinggi tingkat pemenuhan ketepatan waktu pelayanan publik terhadap
pengajuan pelayanan. Sebaliknya, semakin nilainya mendekati 0 maka semakin rendah
pemenuhan ketepatan waktu pelayanan publik yang diberikan.
Nilai capaian indikator ini dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-5


2019 Realisasi
Realisasi Realisa 2019 terhadap
Sasaran Indikator Target %
2018 si 2018
Capaian
(%)
(7) =
(1) (2) (4) (5) (6) (8) = (6)/(4)
(6)/(5)
Meningkatnya Rasio
ketepatan waktu ketepatan
pelayanan waktu
publik di bidang pelayanan
Pangan Olahan publik di 0.94 0.94 0.97 103.19 103.19
bidang
Pangan
Olahan

Tabel di atas menunjukkan peningkatan realisasi indikator Rasio ketepatan waktu


pelayanan publik di bidang Pangan Olahan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa upaya yang
telah dilakukan antara lain:

a. Intensifikasi penilaian berkas registrasi pangan olahan,

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 35


b. Peningkatan kompetensi SDM oleh unit terkait,
c. Peningkatan layanan pengajuan sertifikasi secara online,
d. Peningkatan inovasi-inovasi terkait pelayanan publik yang dilakukan oleh unit terkait.

6. Meningkatnya peran pemerintah dalam pengawasan Pangan Olahan;


Sasaran “Meningkatnya peran pemerintah dalam pengawasan Pangan Olahan” diukur
dengan indikator Persentase instansi pemerintah yang berperan aktif dalam
pengawasan Pangan Olahan.
lnstansi pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, instansi di bawah pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan instansi di bawah pemerintah kabupaten/kota
sampai tingkat desa/kelurahan. Instansi pemerintah daerah berperan aktif dalam
pengawasan pangan olahan jika :
a. Pemerintah Kabupaten/Kota menerapkan peraturan BPOM tentang Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
b. Pemerintah provinsi menerapkan program keamanan pangan jajanan anak sekolah
(PJAS)
Nilai capaian indikator ini dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-6

2019 Realisasi
Realisasi Realisa 2019 terhadap
Sasaran Indikator Target %
2018 si 2018
Capaian
(%)
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)
Meningkatnya Persentase
peran instansi
pemerintah pemerintah
dalam yang
pengawasan berperan aktif 54.05 54 62 114.81 114.71
Pangan dalam
Olahan pengawasan
Pangan
Olahan

Realisasi indikator kinerja persentase instansi pemerintah yang berperan aktif dalam
pengawasan pangan olahan pada tahun 2019 sebesar 114,81% (sangat baik). Jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 maka sebesar 114,71%. Selama kurun
waktu tahun 2019 telah dilakukan beberapa inovasi untuk mencapai peningkatan
realisasi kinerja. Beberapa inovasi dan kebijakan yang dilakukan diantaranya:

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 36


1) Focuss Group Discussion (FGD) dengan lintas sektor untuk mensinergikan dan
meluruskan berbagai pending issues seputar Perijinan SPP-IRT terintegrasi secara
elektronik melalui Sistem Online Single Submission (OSS).

2) Penyediaan layanan konsultasi via live chat melalui aplikasi sppirt.pom.go.id untuk
memudahkan Pemerintah Daerah dalam mendapatkan informasi terkait penerbitan
SPP-IRT.

3) Peningkatan SDM guna mendukung capaian indikator kinerja terus dilakukan


diantaranya Pelatihan Infografis untuk membantu SDM Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku Usaha dalam membuat dan mengembangkan materi dan
produk informasi kemanana pangan yang lebih menarik dan mudah dipahami bagi
Pemerintah Daerah.

4) kegiatan asistensi regulasi ke Pemerintah Daerah sebagai upaya untuk


meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pemangku kepentingan di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan DPM-PTSP terkait peraturan Badan POM mengenai
SPP-IRT. Kegiatan ini dikemas dengan paparan dan diskusi sekaligus sharing
pengalaman terkait implementasi peraturan tersebut di lapangan, dan dibuat
Whatsapp Group di tiap Provinsi sebagai forum komunikasi dan konsultasi bagi
Pemerintah Daerah dalam hal implementasi penerbitan SPP-IRT,

5) Adanya pengembangan dan sosialisasi aplikasi pelaporan SPP-IRT yang telah


dibuat oleh Badan POM untuk memudahkan Dinas Kesehatan melakukan pelaporan
terkait pemberian SPP-IRT,

6) Pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi tenaga PKP/DFI melalui Bimtek PKP


dan DFI yang dilaksanakan di Pusat maupun berkolaborasi dengan Pemerintah
Daerah untuk meningkatkan kompetensi Tenaga PKP/DFI dan pemahaman akan
prinsip penerbitan SPP-IRT.

Berdasarkan hasil evaluasi, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam
penerbitan SPP-IRT sesuai ketentuan antara lain:

1) Faktor kelembagaan, permasalahan timbul karena adanya peraturan/kebijakan


daerah yang kurang mendukung penerapan peraturan SPP-IRT seperti tupoksi
yang tumpang tindih dan tidak ada koordinasi antar dinas
2) Faktor SDM, masih ditemukan kabupaten/kota yang tidak memiliki petugas PKP
dan DFI atau jika ada jumlahnya masih terbatas. Selain itu, adanya mutasi juga
turut mempengaruhi tersedianya tenaga PKP/DFI. Terbatasnya jumlah SDM

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 37


yang kompeten tersebut berdampak pada masih banyaknya kesalahan yang
ditemukan dalam proses penerbitan SPP-IRT seperti jenis pangan yang diizinkan
mendapat SPP-IRT, ketentuan label, dan kategori industri yang diperbolehkan
memperoleh SPP-IRT, dan lain-lain
3) Faktor anggaran, di beberapa daerah anggaran yang disediakan untuk
penerbitan SPP-IRT juga sering menjadi kendala yang menyebabkan
terhambatnya penyelenggaraan Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) dan
pemeriksaan sarana industri rumah tangga.

Sebagai tindak lanjut, rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun selanjutnya yaitu:

1) Memperkuat kembali koordinasi lintas sektor melalu advokasi dengan


Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dan Provinsi bersama Balai Besar/ Balai/
Loka POM untuk menggalang komitmen para pemangku kepentingan terhadap
pentingnya penerapan regulasi terkait SPP-IRT sebagai bentuk pengawasan pre-
market untuk menjamin keamanan mutu produk IRTP yang beredar.
2) Intensifikasi asistensi regulasi kepada Pemerintah Daerah, dengan materi dan
produk informasi keamanan pangan yang lebih menarik, sederhana namun
mudah dipahami, sehingga diharapkan akan mempermudah serta meningkatkan
pemahaman Pemerintah Daerah mengenai prinsip penerbitan SPP-IRT.
3) Pengembangan e-learning untuk tenaga PKP dan DFI untuk memperluas
cakupan tenaga PKP DFI yang ada di tingkat Pemerintah Daerah.

Terkait penerapan program keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) oleh
pemerintah provinsi, telah dilakukan:
1) Database Elektronik (Google Drive) capaian tahapan intervensi PJAS untuk diisi oleh
Balai Besar/Balai POM di 14 Provinsi (intervensi utama : Bimbingan teknis PJAS bagi
komunitas sekolah dan Distribusi Paket Edukasi (Produk Informasi) Keamanan
Pangan untuk Sekolah)
2) Survey Online dengan Kuesioner Elektronik dengan Aplikasi Survey Monkey kepada
stakeholder kunci di daerah yang menjadi lokus program (Bappeda, Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Sekolah).
Pertanyaan pada aplikasi tersebut merupakan penjabaran dari peran setiap
stakeholder kunci dan berkontribusi sebagai input untuk mengukur Parameter
Advokasi Lintas Sektor Dalam Rangka Sinergisme Program dan Penggalangan
Komitmen.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 38


Pencapaian penerapan program keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) oleh
pemerintah provinsi, diantaranya didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :

 Instruksi Presiden No. 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan
Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektifitas Obat dan
Makanan serta Permendagri No. 41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi
Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah merupakan payung
hukum yang memperkuat implementasi Program Intervensi Keamanan PJAS di
Daerah.
 Sinergisme lintas sektor antara Badan POM dengan Kementerian yang memiliki
program berbasis sekolah dan sebagai Instansi Pembina program tersebut pada OPD,
terutama dalam aspek : integrasi lokus dan program, keterlibatan SDM instansi terkait
(Sanitarian Puskesmas dan Dinas Kesehatan, Petugas Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Propinsi, Petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
dan Propinsi serta Fasilitator Sekolah Ramah Anak) pada implementasi intervensi
keamanan PJAS.
 Keberhasilan Advokasi Lintas Sektor yang dilaksanakan dengan OPD terkait untuk
menyepakati pelaksanaan intervensi keamanan PJAS secara sinergis dan terpadu
 Komitmen dan Dukungan Pemerintah Daerah dalam program Intervensi Keamanan
PJAS
 Komitmen sekolah dalam melakukan program keamanan pangan di sekolah, terutama
dalam pembentukan Tim Keamanan Pangan Sekolah, Pembinaan Kantin Sekolah
serta melakukan KIE kepada siswa.
Kunci penunjang keberhasilan pencapaian program antara lain :

1. Penyelenggaraan workshop Intervensi Keamanan PJAS untuk menyamakan


persepsi petugas Pusat dan petugas Balai Besar/Balai POM dalam
mengimplementasikan program PJAS 2019 serta koordinasi lintas sektor dengan
kementerian terkait yang menjadi Institusi pembina program berbasis sekolah yaitu
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2. Pertemuan lintas sektor di pusat dan daerah dilakukan dengan tujuan untuk
sinergisme program dan lokus serta penggalangan komitmen lintas sektor dalam
melakukan intervensi keamanan PJAS. Pertemuan lintas sektor di pusat dilakukan
bersama Kementerian yang memiliki program berbasis sekolah seperti Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 39


(program UKS dan Sekolah Sehat), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Sekolah Ramah Anak) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Sekolah Adiwiyata).
3. Pengembangan materi dan media promosi keamanan pangan yang dapat dijadikan
sebagai rujukan oleh Balai Besar/Balai POM diantaranya redesain media cetak
(poster, leaflet, buku) dan media audio visual (video), Pembuatan komik serial
(Kantin Sekolah Viral), Social Media Campaign Keamanan PJAS serta branding
Keamanan Pangan di Commuter Line dan Stasiun Manggarai. Selain itu, telah
dikembangkan materi promosi keamanan pangan di sekolah yang disesuaikan
dengan tingkat Pendidikan.
4. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program PJAS yang bertujuan untuk
memonitor capaian target tahapan implementasi program keamanan PJAS di 14
Propinsi serta mengevaluasi implementasi keamanan PJAS dengan lintas sektor.
Monitoring dan evaluasi program dilaksanakan dengan beberapa kegiatan yaitu:
1) Monitoring progress capaian target tahapan implementasi program keamanan PJAS
di 14 provinsi melalui database elektronik serta komunikasi yang intensif dan efektif
dengan penanggung jawab di Balai Besar/Balai POM melalui media Whatsapp
Group PJAS 2019.
2) Workshop Monev Intervensi Keamanan PJAS di 14 Provinsi yang bertujuan untuk
menyampaikan capaian implementasi intervensi keamanan PJAS Tahun 2019
kepada stakeholder kunci daerah serta melakukan koordinasi untuk keberlanjutan
program PJAS di daerah.

7. Meningkatnya efektivitas pengawasan Pangan berbasis risiko;

Sasaran “Meningkatnya efektivitas pengawasan Pangan berbasis risiko” diukur dengan


2 (dua) indikator, yaitu:
1) Rasio tindak lanjut hasil pengawasan pangan olahan yang dilaksanakan, dan
2) Persentase keputusan hasil pengawasan pangan olahan yang ditindaklanjuti.

Sumber data berasal dari laporan feedback dari tindaklanjut hasil pengawasan dan
tingkat pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan yang dilakukan Direktorat
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dan Direktorat Pengawasan Pangan
Risiko Tinggi dan Teknologi Baru. Indikator ini diperlukan dalam rangka mengukur
terkait kemampuan pelaku usaha untuk memahami informasi yang disampaikan dalam
kegiatan pembinaan yang dilakukan baik berupa kegiatan supervisi, bimbingan teknis,
dan KIE. Nilai capaian indikator ini dapat dilihat pada Tabel 15.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 40


Tabel 15 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-7

Realisasi
2019 terhadap
2019
Realisasi 2018
Sasaran Indikator
2018 (%)
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)
Rasio tindak
lanjut hasil
pengawasan
0.63 0.63 0.77 122,22 122,22
pangan
olahan yang
Meningkatnya
dilaksanakan
efektivitas
pengawasan
Persentase
Obat berbasis
keputusan
risiko
hasil
pengawasan 73.12 73.00 85.81 117.56 117.35
pangan
olahan yang
ditindaklanjuti

Capaian indiaktor kinerja Rasio Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang
Dilaksanakan diperoleh dari kontribusi capaian 4 IKK dari 2 direktorat pengawasan di
kedeputian 3 yaitu Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dan
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru. IKP ini dihitung
dengan menjumlahkan 25% capaian indikator Rasio tindak lanjut hasil pengawasan
Pangan Olahan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru yang dilaksanakan, 50% capaian
indikator Rasio tindak lanjut hasil pengawasan sarana produksi, sarana distribusi dan
produk/sampling Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang dilaksanakan, 25%
capaian indikator Tingkat pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan terkait
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru, dan 25% capaian indikator Tingkat
pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan terkait Pangan Risiko Rendah dan
Sedang.
Berdasarkan cara perhitungan capaian indikator kinerja tersebut diatas diperoleh
capaian Rasio Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Dilaksanakan
pada tahun 2019 sebesar 0,77 dengan capaian sebesar 122,22 % (tidak dapat
disimpulkan) dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,63. Capaian IKP Rasio Tindak
Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Dilaksanakan bila dibandingkan dengan
target pada tahun 2019 telah tercapai pada tahun 2019.
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan capaian diperlukan langkah-langkah
pada Direktorat pengawasan di kedeputian 3 sebagai berikut :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 41


 Mendorong direktorat pengawasan di kedeputian 3 untuk mengintensifkan kegiatan
jejaring pangan dalam rangka koordinasi antar lintas Kementrian dan Lembaga (K/L)
terkait sehingga meningkatkan awareness dari tiap K/L terkait pengawasan pangan
yang dilakukan oleh direktorat pengawasan di kedeputian 3.
 Mendorong direktorat pengawasan di kedeputian 3 untuk meningkatkan monitoring
internal terkait tindak lanjut apa yang telah dikeluarkan dan apakah tindak lanjut
tersebut telah direspon atau tidak oleh K/L terkait.
 Membuat sistem pengawalan tindak lanjut hasil pengawasan yang terintegrasi,
sehingga pelaksanaan tindak lanjut dapat dilaksanakan lebih komprehensif.
 Berperan aktif dalam penyebaran informasi terkait Pangan Olahan melalui sosial
media seperti Instagram, youtube yang berisi konten bermuatan edukasi kepada
industri maupun masyarakat secara langsung
 Meningkatkan kompetensi pegawai pengawas secara terus menerus dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam penyampaian informasi kepada pelaku usaha dan
masyarakat.

Persentase Keputusan Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Ditindaklanjuti


Capaian Indiaktor Kinerja Program (IKP) Persentase Keputusan Hasil Pengawasan Pangan
Olahan yang Ditindaklanjuti diperoleh dari kontribusi capaian 4 IKK dari 2 direktorat
pengawasan di kedeputian 3 yaitu Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan
Sedang dan Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru. IKP ini
dhitung dengan menjumlahkan 20% capaian indikator Persentase keputusan hasil
pengawasan pangan olahan yang ditindaklanjuti oleh PRTTB, 20% capaian indikator
Persentase keputusan hasil pengawasan pangan olahan yang ditindaklanjuti oleh PRRS,
30% capaian indikator Persentase balai yang telah sesuai dalam pengambilan keputusan
pengawasan PRRS, dan 30% capaian indikator Persentase balai yang telah sesuai dalam
pengambilan keputusan pengawasan PRTTB.

Berdasarkan cara perhitungan capaian IKP tersebut diatas diperoleh capaian IKP -
Persentase Keputusan Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Ditindaklanjuti pada tahun
2019 sebesar 85,81% dengan capaian sebesar 117,56 % (sangat baik) dari target yang
telah ditetapkan sebesar 73,00%. Capaian IKP Persentase Keputusan Hasil Pengawasan
Pangan Olahan yang Ditindaklanjuti bila dibandingkan dengan target pada tahun 2018 telah
melampaui target yang telah ditetapkan atau sebesar 117,36%.
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan capaian IKP diperlukan langkah-langkah
pada Direktorat pengawasan di kedeputian 3 sebagai berikut :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 42


 Mendorong optimalisasi UPT BPOM diseluruh Indonesia sehingga dapat menghasilkan
jumlah Keputusan hasil pengawasan Pangan Olahan yang ditindaklanjuti oleh direktorat
pengawasan di kedeputian 3.
 Pengembangan sistem yang dapat mengawal penyampaian keputusan hasil tindak
lanjut secara tepat waktu.
 Monitoring terhadap dokumen dan tindak lanjut yang harus diterbitkan, sehingga jumlah
keputusan yang diterbitkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
 Mengintensifkan penggunaan aplikasi persuratan online untuk memonitoring laporan
masuk.
 Melakukan evaluasi secara berkala sehingga kendala yang ditemui dalam penyelesaian
indikator ini dapat diatasi dan meningkatkan monitoring terhadap pencapaian indikator.

8. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang Pangan Olahan;


Sasaran “Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang
Pangan Olahan” diukur dengan indikator kinerja meliputi:
1) Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin
keamanan pangan, dan
2) Persentase partisipasi masyarakat dalam pengawasan di bidang Pangan Olahan
Nilai capaian indikator ini dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-8

2019 Realisasi
2019
Realisasi
Sasaran Indikator Target Realisasi % terhadap
2018
Capaian 2018
(%)
(7) =
(1) (2) (4) (5) (6) (8) = (6)/(4)
(6)/(5)
Persentase pelaku usaha
Meningkatnya pangan olahan yang
pemberdayaa mandiri dalam rangka 34.68 35 37,90 108,30 109,28
n masyarakat menjamin keamanan
dan pelaku pangan
usaha di
bidang Persentase partisipasi
Pangan masyarakat dalam
79.91 80 100 125 125.14
Olahan pengawasan di bidang
Pangan Olahan

Realisasi Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka
menjamin keamanan pangan sebesar 108,3% (baik). Jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2018 maka sebesar 109,28%. Pada tahun 2019 strategi pembinaan UMKM

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 43


mengutamakan pendampingan yang lebih intensif yang memperkuat strategi
sebelumnya (Bimtek dan Sosialisasi Keamanan Pangan). Berbagai upaya Intervensi
Keamanan Pangan bagi Pelaku Usaha Pangan yang telah dilaksanakan meliputi:
1. Penguatan komitmen kepada stakeholder (Organisasi masyarakat dan Poltekkes)
yang berperan sebagai fasilitator melalui komunikasi yang lebih intensif yang
dilakukan dengan video conference, komunikasi secara online dan pertemuan
langsung sehingga fasilitator lebih memahami tugas dan fungsinya
2. Bimbingan teknis keamanan pangan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha yang berkoordinasi dengan
BBPOM/BPOM, Loka POM, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, serta Organisasi
Kemasyarakatan di masing-masing daerah
3. Sosialisasi Keamanan Pangan kepada pelaku usaha pangan dilaksanakan oleh
Fasilitator Keamanan Pangan Poltekkes dan Organisasi Kemasyarakatan

Hambatan dalam pencapaian target indikator Persentase pelaku usaha pangan olahan
yang mandiri dalam rangka menjamin keamanan pangan pada tahun 2019 adalah :
a) Rendahnya willingness industri untuk melakukan perbaikan baik terhadap temuan
pada saat audit atau rekomendasi perbaikan dari sidang komisi.

b) Industri memerlukan waktu dalam penyesuaian sistem PMR dengan sistem internal
yang telah diterapkan sebelumnya.

c) Belum semua industri melaksanakan Peraturan Kepala Badan POM Nomor. 2 tahun
2017 tentang Penerapan Program Manajemen Risiko Keamanan Pangan di Industri
Pangan Mengingat Grace Period peraturan tersebut sampai dengan Agustus 2018.

d) Otoritas Kompeten untuk validasi proses termal yang terbatas, yang masih
merupakan masalah yang dihadapi dari tahun 2018.

e) Terdapat kendala dalam penyusunan Pedoman Program Manajemen Risiko pada


industri Pangan Keperluan Gizi Khusus (PKGK). Hal ini disebabkan karena untuk
PKGK perlu adanya penilaian terhadap kandungan gizi secara seksama yang
dilakukan oleh petugas yang berkompeten.

Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan untuk pencapaian target indikator


Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin
keamanan pangan adalah :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 44


a) Melakukan pendekatan dalam rangka mendorong pemenuhan persyaratan PMR
dengan secara berkesinambungan melakukan bimbingan teknis intensif kepada
industri.

b) memberikan surat peringatan Keras kepada Industri yang tetap tidak menjalankan
kewajiban Perbadan tersebut.

c) Verifikasi ulang terhadap industri yang sudah menyelesaikan CAPA (Corection


Action Preventif Action) terhadap temuan Audit, sehingga diharapkan dapat
diusulkan untuk masuk ke Sidang Komisi.

d) Melakukan Finalisasi Pedoman Program Manajemen Risiko pada Industri PKGK dan
segera melakukan sosialisasi dan bimtek terhadap pemberlakuan kewajiban
pemberlakuan PMR pada industri PKGK.

e) Percepatan pencapaian target PMR ke industry panggan dengan meningkatkan


target pada RPJMN 2020-2024.

Berbagai upaya Intervensi Keamanan Pangan bagi Pelaku Usaha Pangan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2019 guna mencapai target Persentase partisipasi
masyarakat dalam pengawasan di bidang Pangan Olahan meliputi:
1. Penguatan komitmen kepada stakeholder (Organisasi masyarakat dan
Poltekkes) yang berperan sebagai fasilitator melalui komunikasi yang lebih
intensif yang dilakukan dengan video conference, komunikasi secara online dan
pertemuan langsung sehingga fasilitator lebih memahami tugas dan fungsinya
2. Bimbingan teknis keamanan pangan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha yang berkoordinasi dengan
BBPOM/BPOM, Loka POM, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, serta Organisasi
Kemasyarakatan di masing-masing daerah
3. Sosialisasi Keamanan Pangan kepada pelaku usaha pangan dilaksanakan oleh
Fasilitator Keamanan Pangan Poltekkes dan Organisasi Kemasyarakatan
Untuk memastikan keberhasilan pencapaian indikator pada Tahun 2019 maka
dilakukan:
1. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan komitmen dan dukungan
dari organisasi masyarakat terhadap pelaksanaan pendampingan, bimbingan teknis
keamanan pangan dan sosialisasi keamanan pangan.
2. Koordinasi dengan UPT untuk melakukan tindak lanjut berupa pendampingan
kepada fasilitator dan UMKM yang telah diintervensi keamanan pangan.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 45


9. Terwujudnya RB Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sesuai roadmap RB
BPOM 2015-2019.
Pengukuran sasaran Terwujudnya RB Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
sesuai roadmap RB BPOM 2015-2019 diukur melalui indikator Nilai AKIP Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan. Adapun realisasi kinerja sasaran tersebut dapat dilihat
pada Tabel 17.

Tabel 17 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-9

2019 Realisasi
2019
Realisasi
Sasaran Indikator Target Realisasi % terhadap
2018
Capaian 2018
(%)
(7) = (8) =
(1) (2) (4) (5) (6)
(6)/(5) (6)/(4)
Terwujudnya RB Deputi Nilai AKIP Deputi
Bidang Pengawasan Bidang Pengawasan
Pangan Olahan sesuai Pangan Olahan
roadmap RB BPOM 73.44 81 77.72 95.95 105.82
2015-2019

Realisasi indikator kinerja Nilai AKIP adalah sebesar 77.72. Bila dibandingkan dengan
target tahun 2019 maka capaian indikator adalah sebesar 95.95 dengan kategori BAIK.
Jika dibandingkan dengan target tahun 2019, capaian tahun 2019 ini juga masih belum
mampu mencapai target. Perlu upaya perbaikan untuk tahun berikutnya agar target
dapat tercapai.

Kendala pencapaian target tahun 2019 ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
a) Mekanisme pengumpulan data kinerja dan pemantauan kinerja masih belum
memadai,
b) Kelemahan dalam merevi dokumen perencanaan yang disesuaikan dengan dinamika
implementasi program;

Untuk mencapai target pada indikator kinerja ini maka Deputi Bidang Pengawan
Pangan Olahan akan melakukan perbaikan dalam penyusunan LAKIP serta
implementasi sistem akuntabilitas instansi pemerintah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 46


a) Mereviu dokumen perencanaan kinerja, antara lain dokumen Indikator Kinerja
Utama, dan dokumen Perjanjian Kinerja dan disesuaikan dengan perkembangan
terkini;
b) Menyusun mekanisme pengumpulan data kinerja Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan.

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pada tahun 2019, pagu anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sebesar
Rp. 59.387.617.000,-. dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 58.954.733,- (99.27%).
Realisasi anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2019 dapat dilihat pada
Tabel 18 berikut.

Tabel 18. Realisasi Anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2019

No Unit Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian

1 Standardisasi Pangan Olahan 10,728,621,000 10,608.832.127 98.88


9,453,378,414
2 Registrasi Pangan Olahan 9,496,195,000 99.55
Pangan Risiko Tinggi dan
3 9,553,024,000 9,503,599,195 99.48
Teknologi Baru
Pangan Risiko Rendah dan
4 14,922,142,000 14,554,586,514 99.09
Sedang
Pemberdayaan Masyarakat
5 14,687,635,000 14,554,586,514 99.09
dan Pelaku Usaha
Total 59,387,617,000 58,954,733,280 99.27

Secara umum pelaksanaan pengelolaan keuangan Deputi Bidang Pengawasan Pangan


Olahan selama tahun 2019 telah diupayakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntabilitas
instansi pemerintah dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Anggaran dan realisasi belanja per
indikator kinerja dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Anggaran dan realisasi belanja per indikator kinerja Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan

Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu Realisasi Persen


Program Anggaran Anggaran
SP1. Terwujudnya IKP1 Indeks
Pangan Olahan . Pengawasan
yang aman, Pangan Olahan 99.23
9,112,321,000 9,042,149,470
bermutu dan
bergizi

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 47


Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu Realisasi Persen
Program Anggaran Anggaran
SP2. Meningkatnya IKP2 Indeks
Kepuasan . Kepuasan
Pelaku Usaha Pelayana Publik
terhadap di Bidang 99.50
2,169,423,000 2,158,619,408
layanan Publik Pangan Olahan
di Bidang
Layanan Publik
SP3. Meningkatnya IKP3 Indeks
Kepatuhan . Kepatuhan
Pelaku Usaha (compliance
99.35
dan Kesadaran index) pelaku 4,363,168,000 4,334,908,875
masyarakat usaha di bidang
terhadap Pangan Olahan
keamanan, IKP4 Indeks
mutu, dan Gizi . Kesadaran
Pangan Olahan Masyarakat
terhadap 98.90
3,416,815,000 3,379,317,961
keamanan,
mutu, dan gizi
Pangan Olahan
SP4. Meningkatnya IKP5 Indeks
Pemanfatan . Pemanfaatan
kebijakan kebijakan 98.33
5,694,134,000 5,599,201,751
Pengawasan pengawasan
Pangan Olahan pangan Olahan
SP5. Meningkatnya IKP6 Rasio
Ketepatan . ketepatan
waktu waktu
pelayanan pelayanan 99.53
4,839,866,000 4,817,326,344
publik di publik di bidang
Bidang Pangan Pangan Olahan
Olahan
SP6. Meningkatnya IKP7 Persentase
Peran . instansi
Pemerintah pemerintah
dalam yang berperan 98.79
3,853,320,000 3,806,693,004
pengawasan aktif dalam
pangan olahan pengawasan
pangan olahan
SP7. Meningkatnya IKP8 Rasio Tindak
Efektivitas . Lanjut Hasil
Pengawasan Pengawasan
99.42
Pangan Olahan Pangan Olahan 4,953,648,000 4,924,926,764
berbasis risiko yang
Dilaksanakan
IKP9 Persentase
. keputusan hasil
Pengawasan
99.02
Pangan Olahan 9,730,667,000 9,635,774,385
yang
ditindaklanjuti

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 48


Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu Realisasi Persen
Program Anggaran Anggaran
SP8. Meningkatnya IKP1 Persentase
pemberdayaaa 0. usaha pangan
n masyarakat olahan yang
dan pelaku mandiri dalam
99.57
usaha di rangka 4,320,086,000 4,301,313,405
bidang Pangan menjamin
Olahan keamanan
pangan
IKP1 Persentase
1. Partisipasi
masyarakat
dalam 99.04
609,263,000 603,436,184
pengawasan di
bidang Pangan
Olahan
SP9. Terwujudnya IKP1 Nilai AKIP
RB Deputi 2. Deputi Bidang
Bidang Pengawasan
Pengawasan Pangan Olahan
Pangan Olahan 98.88
6,075,783,000 6,007,790,731
sesuai
roadmap RB
BPOM 2015-
2019

C. ANALISA EFISIENSI KEGIATAN


Pengukuran efisiensi kegiatan diukur dengan membandingkan indeks efisiensi (IE) terhadap
standar efisiensi (SE) yang diperoleh. Hasil pengukuran kinerja kegiatan dan pengukuran
efisiensi kegiatan di setiap indikator pada Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan dapat
dilihat pada Lampiran ... dan Lampiran ......

Indeks efisiensi (IE) diperoleh dengan membagi % capaian output terhadap %


capaian input (dalam laporan ini, capaian input yaitu realisasi anggaran), sesuai
rumus berikut:

Standar efisiensi (SE) merupakan angka pembanding yang dijadikan dasar dalam
menilai efisiensi. Dalam hal ini, SE yang digunakan adalah indeks efisiensi sesuai
rencana capaian, yaitu 1, yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 49


Efisiensi suatu kegiatan ditentukan dengan membandingkan IE terhadap SE,
mengikuti formula logika berikut:

Jika IE > SE, maka kegiatan dianggap efisien

Jika IE < SE, maka kegiatan dianggap tidak efisien

Kemudian, terhadap kegiatan yang efisien atau tidak efisien tersebut diukur tingkat
efisiensi (TE), yang menggambarkan seberapa besar efisiensi/ketidakefisienan yang
terjadi pada masing-masing kegiatan, dengan menggunakan rumus berikut:

Pada pengukuran efisiensi per indikator kegiatan Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan Tahun 2019 terdapat 1 (satu) sasaran yang tidak efisien, yaitu Nilai AKIP Deputi
Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Hal ini terjadi karena capaian nilai AKIP tidak
mencapai target, sehingga mempengaruhi nilai efisiensi. Informasi capaian kinerja yang
disajikan belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan
program dan kegiatan organisasi.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 50


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara garis besar, dapat diambil kesimpulan pencapaian kinerja Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (Lapkin) Deputi Bidang Pengawasan Pangan


Olahan tahun 2019 menyajikan berbagai keberhasilan dan kegagalan capaian strategis
yang ditunjukkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan tahun 2019.
Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian indikator utama (IKU)
maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Hasil capaian kinerja yang
ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

2. Dalam rangka mencapai tujuan strategis Badan POM 2015-2019, telah ditetapkan 9
(sembilan) sasaran program yang pencapaiannya diukur dengan 12 (dua belas)
indikator kinerja utama. Pada tahun 2019 indikator kinerja program yang tercapai
dengan kriteria sangat baik antara lain :
a) Indeks Pengawasan Pangan Olahan
b) Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang Pangan Olahan
c) Indeks kesadaran masyarakat terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan olahan
d) Rasio ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan
e) Persentase instansi pemerintah yang berperan aktif dalam pengawasan Pangan
Olahan
f) Persentase keputusan hasil pengawasan pangan olahan yang ditindaklanjuti
3. Indikator Kinerja Program yang tercapai dengan kriteria baik antara lain :
a) Indeks pemanfaatan kebijakan pengawasan Pangan Olahan
b) Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin
keamanan pangan
c) Nilai AKIP Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Selain kedua kriteria diatas terdapat 2 (dua) indikator yang masuk kedalam kriteria tidak
dapat disimpulkan yaitu :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 51


a) Indeks kepatuhan (compliance index) pela ku usaha di bidang Pangan Olahan
b) Rasio tindak lanjut hasil pengawasan pangan olahan yang dilaksanakan
c) Persentase partisipasi masyarakat dalam pengawasan di bidang Pangan Olahan
4. Pada tahun 2019, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan telah berhasil
memperkuat sistem pengawasan pangan olahan. Hal ini ditunjukkan dengan
tercapainya seluruh target dari indikator kinerja utama yang memiliki capaian diatas
atau sama dengan 100%.

5. Sebagai perwujudan akuntabilitas keuangan terhadap Reviu Rencana Strategis 2015-


2019 dan Rencana Kinerja Tahunan 2019 dengan alokasi anggaran yang disediakan,
pencapaian sasaran dalam program yang dijabarkan dalam 127 (seratus dua puluh
tujuh) kegiatan pada direktorat dibawah kedeputian III. Realisasi anggaran Deputi
Bidang Pengawasan Pangan Olahan mencapai Rp. 58.611.458.282,- atau 99,11%.

6. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan telah memiliki rencana tindaklanjut terhadap
indikator kinerja program yang berlanjut pada RPJMN tahun 2020-2024 dalam rangka
memperbaiki kinerja program. Beberapa rencana tindaklanjut yang akan diambil antara
lain: Mereviu dokumen perencanaan kinerja dan pelaksanaan perencanaan dan
monitoring program yang lebih baik pada RPJMN tahun 2020-2024

7. Sebagai penutup dari Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
tahun 2019, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar sasaran strategis yang
dirumuskan dalam Rencana Kinerja Tahunan 2019 dan Perjanjian Kinerja 219
dapat dicapai.

B. SARAN

Dari kesimpulan di atas, untuk perbaikan kedepan diperlukan saran yang sangat bermanfaat
dan dapat membantu manajemen Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, yaitu:

1. Dalam rangka meningkatkan kinerja Kedeputian Bidang Pengawasan Pangan Olahan


yang berfokus kepada pengawasan pangan olahan untuk mendukung tercapainya
sasaran strategis dan visi, misi BPOM, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
disarankan untuk fokus prioritas kegiatan meliputi peningkatan pengawasan pangan
olahan, pemantapan dan penguatan peran serta pemerintah dan stake holder terkait
dalam pengawasan pangan olahan. Selain itu diperlukan perkuatan teknologi informasi

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 52


sistem pengawasan olahan dan peningkatan kompetensi SDM pengawasan pangan
olahan .
2. Pelaksanaan program dan kegiatan harus dilakukan sesuai dengan Rencana Strategis
dan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan yang telah disiapkan sehingga capaian
kinerja dan realisasi anggaran dapat sesuai dengan perencanaan yang tepat.
Perencanaan merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kegiatan sehingga perlu
dijabarkan dalam KAK yang spesifik.
3. Definisi Operasional setiap Indikator Kinerja Program harus dirumuskan secara tepat
dan penetapan target kinerja pada RPJM tahun 2020-2024 harus lebih diperhitungkan
dengan baik berdasarkan data dukung dan baseline tahun-tahun sebelumnya sehingga
dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Monitoring program perlu dilakukan secara optimal terutama penyerapan anggaran setiap
bulannya sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap triwulan
sehingga setiap permasalahan yang terjadi dalam kegiatan dapat dilakukan perbaikan
dengan cepat dan tujuan kegiatan dapat tercapai secara optimal.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 53


LAMPIRAN

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 54


LAMPIRAN 1

RENCANA STRATEGIS
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN TAHUN 2015-2019

Sasaran Strategis Indikator Target


2015 2016 2017 2018
Menguatnya Sistem Persentase Pangan 88,1 88,6 89,1 89.6
Pengawasan Obat dan yang memenuhi
Makanan syarat
Meningkatnya kemandirian Persentase industri 3 5 7 9
pelaku usaha, kemitraan dengan pangan olahan yang
pemangku kepentingan, dan mandiri dalam rangka
partisipasi masyarakat menjamin keamanan
pangan

Sasaran Program/ Indikator Program/ Target


Kegiatan Kegiatan
2018 2019
Terwujudnya Pangan Olahan Indeks Pengawasan Pangan Olahan
yang aman, bermutu dan bergizi
70 71.00

Meningkatnya kepuasan pelaku Indeks kepuasan pelayanan publik di


usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan Olahan
bidang Pangan Olahan 77.50 81.00

1. Indeks kepatuhan (compliance


index) pelaku usaha di bidang Pangan
Olahan 60 61
Meningkatnya kepatuhan pelaku
usaha dan kesadaran masyarakat
terhadap keamanan, mutu, dan 2. Indeks kesadaran masyarakat
gizi Pangan Olahan terhadap kemanan, mutu, dan gizi
pangan olahan - 66

Meningkatnya pemanfaatan Indeks pemanfaatan kebijakan


kebijakan pengawasan Pangan pengawasan Pangan Olahan
100 100
Olahan

Meningkatnya ketepatan waktu Rasio ketepatan waktu pelayanan


pelayanan publik di bidang publik di bidang Pangan Olahan
Pangan Olahan 0.86 0.94

Meningkatnya peran pemerintah Persentase instansi pemerintah yang


dalam pengawasan Pangan berperan aktif dalam pengawasan
Olahan Pangan Olahan 50.67 54.00

1. Rasio tindak lanjut hasil


Meningkatnya efektivitas pengawasan pangan olahan yang
0.60 0.63
pengawasan Obat berbasis risiko dilaksanakan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 55


Sasaran Program/ Indikator Program/ Target
Kegiatan Kegiatan
2018 2019
2. Persentase keputusan hasil
pengawasan pangan olahan yang
72.80 73.00
ditindaklanjuti

1. Persentase pelaku usaha pangan


olahan yang mandiri dalam rangka 29.00 35.00
Meningkatnya pemberdayaan menjamin keamanan pangan
masyarakat dan pelaku usaha di 2. Persentase partisipasi masyarakat
bidang Pangan Olahan dalam pengawasan di bidang Pangan 70.00 80.00
Olahan

Terwujudnya RB Deputi Bidang Nilai AKIP Deputi Bidang Pengawasan


Pengawasan Pangan Olahan Pangan Olahan
sesuai roadmap RB BPOM 2015- 78 81.00
2019

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 56


LAMPIRAN 2

RENCANA KINERJA TAHUNAN


DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
TAHUN ANGGARAN 2019

KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

NOMOR: HK.04.01.5.55.11.18.4430

TENTANG

RENCANA KINERJA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

TAHUN 2019

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,

Menimbang : a. bahwa untuk penyusunan rencana kerja dan


penganggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan pada tahun 2019 perlu menetapkan
Rencana Kinerja Deputi Bidang Pegawasan
Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Tahun 2019;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan
tentang Rencana Kinerja Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Tahun 2019;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 57


tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 80);

3. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang


Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
180);

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 986);

5. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan


Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun
2019-2024 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 663);

6. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan


Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1745);

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 58


MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN


PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN TENTANG RENCANA KINERJA DEPUTI
BIDANG PENGAWASAN PANGA OLAHAN BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2019.

KESATU : Rencana Kinerja sebagaimana tercantum dalam


lampiran keputusan ini, merupakan acuan
penyusunan rencana kerja dan pendanaan Tahun
2019;

KEDUA : Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Pangan


Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 November 2018

Plt. DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN


OLAHAN

Ir. Tetty Helferi Sihombing., MP

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 59


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN BADAN POM
NOMOR: HK.04.01.5.55.11.18.4430
TENTANG
RENCANA KINERJA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN TAHUN
2019

RENCANA KINERJA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
TAHUN 2019
Target
No PERSPEKTIF Sasaran Program Indikator Kinerja
2019
Terwujudnya
Pangan Olahan
Indeks Pengawasan
1. STAKEHOLDER yang aman, 71
Pangan Olahan
bermutu dan
bergizi
Meningkatnya Indeks kepuasan
kepuasan pelaku pelayanan publik di
usaha terhadap bidang Pangan
layanan publik di Olahan 81
bidang Pangan
Olahan
Indeks kepatuhan
CUSTOMER Meningkatnya (compliance index)
2 kepatuhan pelaku pelaku usaha di
PERSPECTIVE 61
usaha dan bidang Pangan
kesadaran Olahan
masyarakat
Indeks kesadaran
terhadap
masyarakat
keamanan, mutu,
terhadap kemanan, 66
dan gizi Pangan
mutu, dan gizi
Olahan
pangan olahan
Meningkatnya
Indeks pemanfaatan
pemanfaatan
kebijakan
kebijakan 100
pengawasan Pangan
pengawasan
Olahan
Pangan Olahan
2. INTERNAL Meningkatnya Rasio ketepatan
PROCESS ketepatan waktu waktu pelayanan
PERSPECTIVE pelayanan publik publik di bidang 0.94
di bidang Pangan Pangan Olahan
Olahan
Meningkatnya Persentase instansi
peran pemerintah pemerintah yang 54

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 60


dalam pengawasan berperan aktif
Pangan Olahan dalam pengawasan
Pangan Olahan
1. Rasio tindak
lanjut hasil
pengawasan pangan 0.63
Meningkatnya olahan yang
efektivitas dilaksanakan
pengawasan
2. Persentase
Pangan berbasis
keputusan hasil
risiko
pengawasan pangan 73
olahan yang
ditindaklanjuti

1. Persentase
pelaku usaha
pangan olahan yang 35
mandiri dalam
Meningkatnya rangka menjamin
pemberdayaan keamanan pangan
masyarakat dan
pelaku usaha di 2. Persentase
bidang Pangan partisipasi
Olahan masyarakat dalam 80
pengawasan di
bidang Pangan
Olahan
Terwujudnya RB Nilai AKIP Deputi
Deputi Bidang Bidang Pengawasan
Pengawasan Pangan Olahan 81
Pangan Olahan
sesuai roadmap RB
BPOM 2015-2019

Plt. DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN

Ir. Tetty Helferi Sihombing., MP

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 61


LAMPIRAN 3
PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
TAHUN ANGGARAN 2019

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 62


Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 63
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 64
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 65
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 66
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 67
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 68
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 69
LAMPIRAN 4
PENGUKURAN KINERJA
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
TAHUN ANGGARAN 2019
Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran

Terwujudnya Indeks Pengawasan


Pangan Olahan Pangan Olahan
yang aman, 71 75,98 107,01% Sangat baik
bermutu dan
bergizi

Meningkatnya Indeks kepuasan


kepuasan pelaku pelayanan publik di
usaha terhadap bidang Pangan
81 84,34 104,12% Sangat baik
layanan publik di Olahan
bidang Pangan
Olahan
1. Indeks
Meningkatnya kepatuhan
kepatuhan (compliance index) Tidak dapat
61 77,10 126,39%
pelaku usaha pelaku usaha di disimpulkan
dan kesadaran bidang Pangan
masyarakat Olahan
terhadap 2. Indeks kesadaran
keamanan, masyarakat
mutu, dan gizi terhadap kemanan, 68 70,00 102,94% Sangat baik
Pangan Olahan mutu, dan gizi
pangan olahan
Meningkatnya Indeks pemanfaatan
pemanfaatan kebijakan
100 100,00 100,00% baik
kebijakan pengawasan
pengawasan Pangan Olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 70


Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran
Pangan Olahan

Meningkatnya Rasio ketepatan


ketepatan waktu waktu pelayanan
pelayanan publik publik di bidang 0,94 0,97 103,19% Sangat baik
di bidang Pangan Olahan
Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase instansi
peran pemerintah yang
pemerintah berperan aktif dalam
54 62 114,81% Sangat baik
dalam pengawasan
pengawasan Pangan Olahan
Pangan Olahan
1. Rasio tindak
lanjut hasil
pengawasan Tidak dapat
0,63 0,76 122,22
Meningkatnya pangan olahan yang disimpulkan
efektivitas dilaksanakan
pengawasan
Obat berbasis 2. Persentase
risiko keputusan hasil
pengawasan 73 85,81 117,55% Sangat baik
pangan olahan yang
ditindaklanjuti
Meningkatnya 1. Persentase
pemberdayaan pelaku usaha
masyarakat dan pangan olahan yang
35 37,90 108,30% Baik
pelaku usaha di mandiri dalam
bidang Pangan rangka menjamin
Olahan keamanan pangan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 71


Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran
2. Persentase
partisipasi
masyarakat dalam Tidak dapat
80 100 125,00%
pengawasan di disimpulkan
bidang Pangan
Olahan

Terwujudnya RB Nilai AKIP Deputi


Deputi Bidang Bidang Pengawasan
Pengawasan Pangan Olahan
Pangan Olahan 81 77,72 95,95% baik
sesuai roadmap
RB BPOM 2015-
2019

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 72


LAMPIRAN 5
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
TAHUN ANGGARAN 2019

PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %


input :
Dana : 99.91%
810,811,000 810,050,440
Output :
Persentase Sarana produksi 62% 62% 100%
dan distribusi pangan olahan
Risiko tinggi dan teknologi
baru yang memenuhi
ketentuan
1 Penyusunan NSPK Pengawasan Input :
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Dana : 99.99%
Baru 301,922,000 301,880,156
Output :
Jumlah Pedoman yang 7 Dokumen Final (Pedoman 1. Dokumen Final Pedoman pertahanan 100%
dihasilkan mekanisme penerapan pangan pada sarana produksi dan
sanksi/denda, pedoman peredaran pangan
penerapan kategori risiko, 2. Dokumen Final Pedoman penetapan
tools pemeriksaan kategori risiko,
sarana ritel dan gudang 3. Dokumen Final Pedoman prioritas
importir, pedoman pemeriksaan sarana distribusi pangan,
perlindungan sarana 4. Dokumen Final COP Minuman Sari
pengolahan dan Buah,

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 73


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
peredaran pangan dari 5. Dokumen Final COP Minuman Ringan,
pemalsuan dan 6. Dokumen Final COP Susu Bubuk,
pencemaran yang Susu Cair dan SKM,
disengaja, 3 dokumen 7. Tools Pemeriksaan Sarana
review COP) Distribusi Pangan
2 On the job training Pengawasan Input :
Pangan AMDK Dana : 99.99%
286,204,000 286,189,152
Output :
Terselenggaranya kegiatan On Terselenggaranya kegiatan Terselenggaranya kegiatan OJT pada 100%
the Job Training (OJT) OJT Pengawasan tanggal 21-27 April 2019
Pengawasan Pangan Pangan AMDK
AMDK
3 Foreign Inspection Input :
Dana : 99.68%
222,685,000 221,981,132
Output :
Terselenggaranya kegiatan Terselenggaranya kegiatan Terselenggaranya kegiatan Foreign 100%
foreign inspection foreign inspection ke China Inspection ke Thailand, China, dan
dan Thailand, Vietnam Vietnam
input :
Dana : 1,712,827,000 1,701,169,359 99.32%
Output :
Persentase sarana produk 48% 57.65% 120.10%
dan distribusi Pangan Olahan
Risiko Rendah dan Sedang
yang memenuhi ketentuan
1 Verifikasi sarana produksi dan Input :
distribusi pangan/bahan tambahan Dana : 99.38%
1,572,666,000 1,562,911,052
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 74


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah sarana produksi dan 422 sarana 432 sarana 102.37%
distribusi pangan/bahan
tambahan pangan yang
diverifikasi

2 Verifikasi Sarana Produksi UMKM Input :


Pangan Olahan Untuk Peningkatan Dana : 98.64%
Daya 140,161,000 138,258,307
Output :
Jumlah sarana produksi IRTP 71 sarana 71 sarana 100%
yang diverifikasi
input :
Dana : 431,666,000 426,646,213 98.84%
Output :
Persentase Pangan Olahan 85% 87.95% 103.47%
Risiko Rendah dan Sedang
yang memenuhi syarat
3 Penanganan Isu Keamanan Pangan Input :
Dana : 98.80%
374,866,000 370,368,713
Output :
Keterlibatan dalam pertemuan 20 pertemuan 20 pertemuan 100%
terkait Isu Keamanan Pangan
4 Implementasi Sistem Traceability dan Input :
Recall Bagi Industry Menengah Dana : 99.08%
Importir 56,800,000 56,277,500
Output :
Terselenggaranya Sosialisasi 1 Sosialisasi 1 Sosialisasi 100%
implementasi Sistem
Traceability dan Recall bagi

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 75


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Industri Menengah dan Importir
Input :
Dana : 99.85%
268,072,000 267,683,123
Output :
Persentase Pangan Olahan 87% 83% 95%
Risiko Tinggi dan Teknologi
baru yang memenuhi syarat
4 Audit Verifikasi Sarana Distribusi Input :
Pangan Direktorat Pengawasan Dana : 99.85%
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi 268,072,000 267,683,123
Baru Output :
- Jumlah Sarana distribusi oleh 45 sarana distribusi pangan 50 sarana distribusi 111.11%
Ditwas PRTTB
- Jumlah sampel dalam rangka 280 sampel 253 sampel
pengawasan Label Ditwas
PRTTB
Input :
Dana : 100.00%
882,412,000 882,391,150
Output :
Persentase standar pangan 100% 100% 100%
olahan yang dimanfaatkan
5 Penyelenggaraan Sidang CCCF ke-13 Input :
di Yogyakarta Dana : 100.00%
882,412,000 882,391,150
Output :
Terselenggaranya Sidang Terselenggaranya Sidang Terselenggaranya Sidang CCCF ke-13 di 100.00%
CCCF ke-13 di Yogyakarta CCCF ke-13 di Yogyakarta Yogyakarta

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 76


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Input :
Dana : 98.54%
1,542,844,000 1,520,350,770
Output :
Persentase UMKM pangan 75% 82.55% 110.07%
yang meningkat
pemahamannya tentang
keamanan pangan
1 Pembinaan Balai Deputi Bidang Input :
Pengawasan Pangan Olahan Dana : 99.11%
(Manokwari) 47,630,000 47,206,261
Output :
Terlaksananya Pembinaan 1 Kali 1 Kali
Balai Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan
(Manokwari)
2 Focus Group Discussion Pasar Aman Input :
dari Bahan Berbahaya Dana : 98.63%
544,564,000 537,106,942
Output :
Terlaksananya Focus Group 1 Laporan 1 Laporan
Discussion Pasar Aman dari
Bahan Berbahaya
3 Pemberdayaaan Masyarakat pada Input :
Komunitas UMKM Dana : 98.46%
950,650,000 936,037,567
Output :
Terlaksananya Pemberdayaaan 9 Titik 9 Titik
Masyarakat pada Komunitas
UMKM

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 77


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Input :
- Dana 99.08%
3,195,617,000 3,166,175,292
Output :
Persentase Registrasi 87% 86.40% 99.31%
Pangan Olahan yang
Diselesaikan Tepat Waktu

1 Pembahasan Penilaian Pendaftaran Input :


dan Iklan Pangan Olahan
- Dana 99.87%
69,123,000 69,033,504
Output :
Jumlah laporan hasil diuji petik 2 Laporan 2 Laporan 100
dan reevaluasi penilaian
pangan olahan
2 Forum Koordinasi Dalam Rangka Input :
Registrasi Pangan Olahan - Dana 96.24%
691,285,000 665,306,049

Output :
Jumlah laporan forum 1 Laporan 1 Laporan 100
koordinasi
3 Bimbingan Teknis dan Pelayanan Input :
Registration Pangan Olahan - Dana 99.78%
1,503,892,000 1,500,541,168

Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 78


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah pelaku usaha yang 1.400 Pelaku usaha 1.400 Pelaku usaha 104.29
diberikan sosialisasi, bimtek
dan pelayanan registrasi
pangan olahan
4 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian Input :
III pada Direktorat Registrasi Pangan - Dana 100.00%
Olahan 931,317,000 931,294,571

Output :
Jumlah laporan forum 1 Laporan 1 Laporan 100
koordinasi teknis Kedeputian III

Input :
Dana : 99.72%
571,567,000 569,978,089
Output :
Indeks Kepuasan Pelayanan 79.17 84.03 106%
Publik di bidang Pengawasan
Pangan Olahan Risiko tinggi
dan Teknologi baru
5 Operasional Direktorat Pengawasan input :
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Dana : 99.25%
Baru 210,586,000 208,999,456
Output :
Jumlah Paket dalam rangka Tersedianya 12 paket Tersedianya 12 paket Operasional 100%
mendukung operasional Operasional Direktorat Direktorat Pengawasan Pangan Risiko
Direktorat Pengawasan Pangan Pengawasan Pangan Risiko TInggi dan Teknologi Baru
Risiko Tinggi dan Teknologi Tinggi dan Teknologi Baru
Baru
7 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian Input :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 79


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
III pada Direktorat Pengawasan Dana : 100.00%
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi 360,981,000 360,978,633
Baru Output :
terselenggaranya kegiatan terselenggaranya kegiatan terselenggaranya kegiatan forum 100%
forum koordinasi teknis forum koordinasi teknis koordinasi teknis kedeputian III pada
kedeputian III pada Ditwas kedeputian III pada Ditwas Ditwas PRTTB
PRTTB PRTTB
Input :
Dana : 113,955,000 112,647,007 98.85%
Output :

Indeks kepuasan pelayanan 72 86.99 120.82%


publik di bidang pengawasan
Pangan Olahan Risiko
Rendah dan Sedang
1 Perkuatan Kompetensi dan Motivasi Input :
Dana : 94.50%
113,955,000 107,682,007
Output :
Pertemuan dalam rangka 3 pertemuan 3 pertemuan 100.00%
kompetensi dan motivasi serta
keberlanjutan lembaga LSFI

Input :
Dana : 94.50%
113,955,000 107,682,007
Output :
Indeks kepuasan pelayanan 85 83.27 97.96%
publik di bidang
standardisasi pangan olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 80


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Pengembangan e-Standardization Input :
Bahan Baku dan Kategori Pangan Dana : 99.04%
126,782,000 125,568,000
Output :
Jumlah dokumen 1 dokumen 1 dokumen 100.00%
pengembangan e-
standardization
Input :
- Dana 99.78%
472,307,000 471,253,993
Output :
Indeks kepuasan pelayanan 79 Indeks 83.96 Indeks 106.28%
publik di bidang registrasi
Pangan Olahan
1 Survey Kepuasan Pelanggan Input :
- Dana 97.13%
22,460,000 21,816,200
Output :
Jumlah laporan survey 1 Laporan 1 Laporan 100.00%
kepuasan pelanggan yang
dilaksanakan
2 Peningkatan Competency Pegawai Input :
- Dana 99.95%
337,040,000 336,867,500
Output :
- Training Bahasa Inggris 1 Paket 1 Paket 100.00%
- Training Pelayanan Publik 1 Paket 1 Paket 100.00%
3 Pengadaan Perlengkapan Pelayanan Input :
Publik - Dana 99.79%
112,807,000 112,570,293

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 81


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Output :
Terlaksananya perlengkapan 12 Bulan 12 Bulan 100.00%
pelayanan publik

Input :
- Dana Rp561,923,000 Rp561,401,588 99.91
Output :
Persentase 100 % 100 % 100
pengaduan/keluhan/masukan
terkait registrasi Pangan
Olahan yang ditindaklanjuti
1 Penerapan, Monitoring dan Evaluasi Input :
Reformasi Birokrasi di Direktorat
Registrasi Pangan Olahan - Dana 9991.00%
561,923,000 561,401,588
Output :

Jumlah laporan penerapan, 1 Laporan 1 Laporan 100


monitoring dan evaluasi
Reformasi Birokrasi
Input :
Dana : 99.14%
1,357,832,000 1,346,107,067
Output :
Indeks Kepatuhan Pelaku 70 77.1 110%
Usaha Sarana produksi dan
Distribusi pangan olahan
Risiko Tinggi dan Teknologi
baru
8 Pemantapan Jejaring Pengawasan Input :
Pangan Terpadu Dana : 99.27%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 82


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
890,519,000 884,014,528
Output :
- Terselenggaranya workshop - Workshop Jejaring - 2 kegiatan : 105.67%
terkait pengawasan pangan Pengawasan Pangan
Nasional
- Terselenggaranya FGD Air - FGD Air FGD Pengawasan Perbatasan
- jumlah rapat terkait koordinasi - 75 (Tujuh Puluh Lima) Rapat Isu Keamanan Pangan
lintas sektor terkait
pengawasan pangan
Rapat koordinasi dengan - 1 kegiatan :
lintas sektor terkait
pengawasan pangan
Rapat dan Konferensi Pers Isu Palm Oil
Free
- Rapat koordinasi lintas sektor dalam
kota : 53 kali
Rapat koordinasi lintas sektor luar kota
: 35 kali
9 Pertemuan/Sidang/Workshop/Pelatihan Input :
Internasional tentang pangan dalam Dana : 98.88%
rangka pengawasan 467,313,000 462,092,539
Output :
Laporan dalam rangka Laporan dalam rangka - Laporan kunker ke Amerika Serikat 166.67%
Pertemuan/Sidang/WorshopPel pertemuan/Sidang/Worksho (27 jan – 5 feb),
atihan Internasional terkait p/ Pelatihan 6 negara - Laporan kunker ke Uni Emirat Arab (9
(Philipina, Singapore, – 12 Des)
Thailand, Vietnam, - Laporan Pertemuan di Thailand (24-
Australia, Jerman) 27 Juli)
- Laporan Better Training for Safer Food
(BTSF) (16-19 Des)
- Laporan Workshop MRA on PF

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 83


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
ASEAN Singapura (24-28 Sep)
- Pertemuan di ke Singapura (17 - 23
Nov)
- Laporan kunker ke Arab, Yordania dan
Palestina serta Kerja Sama Selatan-
Selatan (KSS) 28 Sept – 9 Okt
- Laporan AHC4 meeting di Vietnam
(25-28 Juni)
- Laporan kunjungan MFDs di Korea
Selatan (26 Mei – 1 Juni)
- Laporan ARASFF meeting di Laos (22-
26 Juli)
Input :
Dana : 99.39%
995,398,000 989,359,344
Output :
Indeks kepatuhan 61 77.100 126.39%
(compliance index) Pelaku
Usaha di bidang Pangan
Olahan
1 Perkuatan Lintas Sektor pada Input :
Komunitas Pasar Dana : 99.09%
164,658,000 163,165,500
Output :
Terlaksananya Perkuatan 1 Laporan 1 Laporan
Lintas Sektor pada Komunitas
Pasar
2 KIE Keamanan Pangan (Sumatera Input :
Utara dan Sumatera Barat) Dana : 99.60%
194,140,000 193,371,300

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 84


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Output :
Terlaksananya KIE Keamanan 2 Titik 2 Titik
Pangan (Sumatera Utara dan
Sumatera Barat)
3 Sosialisasi Keamanan Pangan Input :
Dana : 99.41%
636,600,000 632,822,544
Output :
Terlaksananya Sosialisasi 1 Laporan 1 Laporan
Keamanan Pangan
Input :
Dana : 99.48%
2,009,938,000 1,999,442,464
Output :
Indeks kesesuaian standar 90 100.000 111.11%
pangan olahan
1 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Input :
Standar, Pedoman dan Code of Dana : 99.77%
Practice di Bidang Keamanan Pangan 652,361,000 650,876,080
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 85


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1. Rancangan Peraturan Badan 5 rancangan standar 5 rancangan standar 100%
POM tentang Bahan Tambahan
Pangan Perisa
2. Rancangan Revisi Peraturan
Badan POM tentang Bahan
Penolong dalam Pangan
Olahan
3. Pedoman dan Kriteria Plastik
Berbahan Polyethylene
Terephthalate (PET) Daur
Ulang yang Aman untuk
Kemasan Pangan
4. Pedoman Penerapan
Peraturan Badan POM tentang
Cemaran Mikroba
5. Policy Brief Formaldehida
dalam Pangan Olahan yang
Terbentuk karena Proses
2 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Input :
Standar, Pedoman dan Code of Dana : 99.13%
Practice di Bidang Pangan Olahan 811,067,000 804,026,384
Tertentu
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 86


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1. Rancangan Peraturan Badan 5 rancangan standar 5 rancangan standar 100%
POM Tentang Pangan Untuk
Keperluan Gizi Khusus
2. Rancangan Peraturan Badan
POM Tentang Pedoman Cara
Produksi yang Baik Untuk
Pangan Steril Komersial yang
DIsterilisasi Setelah Dikemas
3. Rancangan Peraturan Badan
POM tentang Pedoman Cara
Produksi yang Baik Untuk
Produk PKGK (MP-ASI)
4. Rancangan Peraturan Badan
POM Tentang Pedoman
Informasi Nilai Gizi Pada Label
Pangan Olahan Yang
Diproduksi Oleh UMK (Usaha
Mikro dan Kecil)
5. Pedoman Penilaian Mutu
Gizi Dan Non Gizi Pangan
3 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Input :
Standar, Pedoman dan Code of Dana : 99.64%
Practice di Bidang Mutu Pangan 546,510,000 544,540,000
Olahan
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 87


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1. Rancangan Peraturan Badan 4 rancangan standar 4 rancangan standar 100%
POM Tentang Pengawasan
Periklanan Pangan Olahan
2. Pedoman Implementasi
Pelabelan Pangan Olahan:
Pencantuman Jumlah Bahan
Baku dan Informasi Alergen
3. Pedoman Spesifikasi dan
Penggunaan Bahan Dasar
Permen Karet
4. Pedoman Perhitungan
Karakteristik Dasar Kategori
Pangan
Input :
Dana : 99.55%
1,321,433,000 1,315,459,367
Output :
Indeks kepatuhan pelaku usaha 55 77.1 140.18%
sarana produksi dan distribusi
Pangan Olahan Risiko Rendah
dan Sedang
Perkuatan Pengawasan Pangan Online Input :
dan MLM Dana : 99.88%
553,228,000 552,579,430
Output :
Jumlah rapat dalam rangka 5 rapat 5 rapat 100.00%
perkuatan pengawasan pangan
oline dan MLM

Pengelolaan Hasil Pengawasan Input :


Pramuka Sapa Dana : 99.31%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 88


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
768,205,000 762,879,937
Output :
Petunjuk penyelenggaraan atau 4 petunjuk penyelenggaraan/ - 1 Petunjuk penyelenggaraan Rintisan 100.00%
modul SAKA POM modul SAKA POM
- 3 Modul Krida SAKA POM
Input :
Dana : 98.50%
2,095,382,000 2,063,858,594
Output :
Indeks kesadaran masyarakat 68 70.00 102.94%
terhadap keamanan, mutu,
dan gizi Pangan Olahan
1 Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Input :
Kemasyarakatan Dana : 95.78%
405,829,000 388,697,875
Output :
Terlaksananya Pemberdayaan 1 Laporan 1 Laporan
Organisasi Sosial dan
Kemasyarakatan
2 Monitoring dan Evaluasi Program Input :
Germas Sapa Dana : 98.79%
105,757,000 104,479,000
Output :
Terlaksananya Monitoring dan 1 Laporan 1 Laporan
Evaluasi Program Germas
Sapa
3 Perencanaan Program Germas Sapa Input :
Dana : 98.60%
238,216,000 234,885,230

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 89


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Output :
Terlaksananya Perencanaan 1 Laporan 1 Laporan
Program Germas Sapa
4 Pengembangan Materi Promosi Input :
Keamanan Pangan Dana : 99.32%
741,110,000 736,053,607
Output :
Terlaksananya Pengembangan 1 Laporan 1 Laporan
Materi Promosi Keamanan
Pangan
5 KIE Keamanan PJAS Input :
Dana : 99.22%
604,470,000 599,742,882
Output :
Terlaksananya KIE Keamanan 5 Titik 5 Titik
PJAS
Input :
Dana : 99.55%
1,321,433,000 1,315,459,367
Output :
Indeks kepatuhan pelaku usaha 55 77.1 140.18%
sarana produksi dan distribusi
Pangan Olahan Risiko Rendah
dan Sedang
1 Perkuatan Pengawasan Pangan Online Input :
dan MLM Dana : 99.88%
553,228,000 552,579,430
Output :
Jumlah rapat dalam rangka 5 rapat 5 rapat 100.00%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 90


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
perkuatan pengawasan pangan
oline dan MLM

2 Pengelolaan Hasil Pengawasan Input :


Pramuka Sapa Dana : 99.31%
768,205,000 762,879,937
Output :
Petunjuk penyelenggaraan atau 4 petunjuk penyelenggaraan/ - 1 Petunjuk penyelenggaraan Rintisan 100.00%
modul SAKA POM modul SAKA POM
- 3 Modul Krida SAKA POM
Input :
Dana : 99.73%
849,160,000 846,870,861
Output :
Jumlah kebutuhan standar 14 standar 14 standar 100.00%
pangan olahan
1 Persiapan Posisi Indonesia pada Input :
Pertemuan Internasional Dana : 99.76%
499,180,000 498,003,000
Output :
Jumlah Indonesia Comments 17 dokumen 17 dokumen 100%
on EWG, CL and CRD 2019
2 Pengkajian Peraturan, Standar, Input :
Pedoman dan Code of Practice di Dana : 99.83%
Bidang Keamanan Pangan dalam 286,712,000 286,215,861
Rangka Emerging Issue
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 91


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Dokumen Kajian Keamanan 1 dokumen 1 dokumen 100%
Bahan Alam sebagai Alternatif
Bahan Tambahan Pangan
untuk Eradikasi
Penyalahgunaan Bahan
Berbahaya
3 Pengkajian Profil Gizi Pangan Olahan Input :
Dana : 99.03%
63,268,000 62,652,000
Output :
Dokumen Kajian Profil Gizi 1 dokumen 1 dokumen 100%
Pangan Olahan
Input :
Dana : 98.12%
1,419,910,000 1,393,179,007
Output :
Persentase sosialisasi yang 80% 100% 125.00%
dilaksanakan dibandingkan
dengan sosialisasi yang
direncanakan
1 Perkuatan Jejaring Lintas Sektor dalam Input :
Rangka Standardisasi Pangan Olahan Dana : 97.62%
310,153,000 302,772,220
Output :
Jumlah laporan Perkuatan 1 laporan 1 laporan 100%
Jejaring Lintas Sektor
2 Intensifikasi Komunikasi Penerapan Input :
Standar Pangan Dana : 99.92%
466,509,000 466,116,085
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 92


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah pelaksanaan kegiatan 3 lokasi 3 lokasi 100%
Intensifikasi Penerapan Standar
Pangan
3 Sosialisasi Standar Pangan Olahan Input :
Dana : 97.05%
643,248,000 624,290,702
Output :
Jumlah pelaksanaan kegiatan 4 lokasi 4 lokasi 100%
Sosialisasi Standar Pangan
Input :
Dana : 97.89%
3,119,774,000 3,054,072,054
Output :
Persentase standar pangan 80% 100% 125.00%
olahan yang sudah disusun
dibanding dengan yang
direncanakan
1 Partisipasi Aktif pada Sidang Codex Input :
dan Pertemuan Internasional Dana : 96.72%
1,116,805,000 1,080,141,453
Output :
Jumlah kehadiran pada sidang 8 pertemuan 8 pertemuan 100%
internasional
2 Evaluasi dan Perencanaan Direktorat Input :
Standardisasi Pangan Olahan Dana : 98.35%
144,688,000 142,297,890
Output :
Dokumen pelaksanaan 1 dokumen 1 dokumen 100%
kegiatan Evaluasi dan
Perencanaan Direktorat

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 93


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Standardisasi Pangan Olahan
3 Forum Koordinator Teknis Kedeputian Input :
III pada Direktorat Standardisasi Dana : 97.77%
Pangan Olahan 353,932,000 346,038,060
Output :
Dokumen pelaksanaan 1 dokumen 1 dokumen 100%
kegiatan Evaluasi Kinerja
Kedeputian III
4 Dukungan Kegiatan Standardisasi Input :
Pangan Olahan Dana : 98.75%
1,504,349,000 1,485,594,651
Output :
Terlaksananya operasional 12 bulan 12 bulan 100%
penunjang kegiatan
Input :
- Dana Rp305,290,000 Rp305,079,829 99.93%
Output :
Jumlah pedoman, standard, 6 Dokumen 6Dokumen 100.00%
kriteria, dan prosedur
registrasi pangan Olahan.
1 Updating Pedoman Penilaian Pangan Input :
Olahan - Dana 99.79%
49,985,000 49,881,911
Output :
Jumlah dokumen Updating 2 Dokumen 2 Dokumen 100.00%
Pedoman Penilaian dan
Frequently Asked Question
(FAQ) Registrasi Pangan
Olahan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 94


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
2 Penyempurnaan Master Data Input :
Pendaftaran e-Registration
- Dana 99.97%
33,210,000 33,199,506
Output :
Jumlah Master Data yang 156 Master Data 156 Master Data 100.00%
dibuat
3 Monitoring Content dan Aplikasi Input :
Registrasi Pangan Olahan
- Dana 99.96%
222,095,000 221,998,412
Output :
Jumlah laporan monitoring 1 Laporan 1 Laporan 100.00%
content dan aplikasi registrasi
pangan olahan
Input :
Dana : 99.29%
274,414,000 272,472,844
Output :
Rasio Ketepatan Waktu 76.70% 100% 130.38%
Pelayanan Publik terkait
Pengawasan Sarana produksi
Pangan Olahan Risiko tinggi
dan Teknologi Baru
10 Pemeriksaan Kesehatan Pegawa Input :
Dana : 99.97%
96,150,000 96,122,000
Output :
Terselenggaranya kegiatan Terselenggaranya kegiatan Terselenggaranya kegiatan pemeriksaan 100%
pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan kesehatan pegawai

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 95


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
pegawai pegawai
11 Perkuatan Kompetensi Pegawai Ditwas Input :
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Dana : 98.93%
Baru 178,264,000 176,350,844
Output :
terselenggaranya kegiatan 1. Sharing Knowledge 1. Sharing Knowledge 100%
dalam rangka peningkatan Multicriterian Decision Multicriterian Decision Analysis
kompetensi pegawai Ditwas Analysis
PRTTB 2. Sharing Knowledge 2. Sharing Knowledge Sistem
Sistem Pengawasan Pengawasan Pangan Jepang
Pangan Jepang
3. Sharing Knowledge 3. Sharing Knowledge Penentuan
Penentuan Masa Masa Kedlauarsa Produk Pangan
Kedlauarsa Produk
Pangan
4. Sharing Knowledge 4. Sharing Knowledge Tetrapack
Tetrapack
5. Sharing Knowledge 5. Sharing Knowledge Scientific
Scientific Decision Decision Making model: Macro
Making model: Macro and Micro Analysis
and Micro Analysis
6. Training HACCP (2 orang) 6. Training HACCP (2 orang)
7. Poster Persentation: 7. Poster Persentation: Nutrition and
Nutrition and Food Food Innovation for Sustained
Innovation for Sustained Well Being in Denpasar
Well Being in Denpasar
8. Training ISO
9001:2015
9. Inhouse training ISO 8. Bimbingan Teknis Nasional Kearsipan
17021 (2 orang)
10. Training Technical 9. Sharing Knowledge Food
Review Safety System in Korea

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 96


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
10. Food defense training by
Premisis (8 Januari 2019)
Input :
Dana : 99.14%
594,277,000 589,136,625
Output :
Rasio ketepatan waktu 90 100 111.11%
pelayanan publik terkait
sarana dan produk Pangan
Olahan Risiko Rendah dan
Sedang
Perkuatan Pengawasan Post Border Input :
Dana : 99.14%
594,277,000 589,136,625
Output :
Bimtek SKI/SKE online pangan 7 bimtek 7 bimtek 100%
dalam rangka perkuatan
pengawasan post border
Input :

Dana : 98.43%
450,000,000 442,914,000
Output :
Persentase permohonan 80% 100% 125.00%
pengkajian keamanan, mutu,
gizi dan manfaat pangan
olahan yang diselesaikan
tepat waktu
1 Pengkajian dan Evaluasi Standar Input :
Keamanan Pangan Dana : 99.90%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 97


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
200,000,000 199,800,000
Output :
Jumlah pengkajian dan evaluasi 104 keputusan 104 keputusan 100%
standar keamanan pangan
yang tepat waktu
2 Pengkajian dan Evaluasi Mutu Standar Input :
Pangan Olahan Dana : 94.89%
125,000,000 118,610,000
Output :
Jumlah pengkajian dan evaluasi 44 keputusan 44 keputusan 100%
mutu standar pangan olahan
yang tepat waktu
3 Pengkajian dan Evaluasi Standar Input :
Pangan Olahan Tertentu Dana : 99.60%
125,000,000 124,504,000
Output :
Jumlah pengkajian dan evaluasi 61 keputusan 61 keputusan 100%
standar pangan olahan tertentu
yang tepat waktu
Input :
- Dana Rp2,188,532,000 Rp2,183,674,601 99.78%
Output :
Rasio ketepatan waktu 0.9 Rasio 0.9 Rasio 100.00%
pelayanan publik di bidang
registrasi Pangan Olahan
1 Intensifikasi Penilaian Berkas Input :
Registrasi Pangan Olahan - Dana 99.94%
1,508,630,000 1,507,671,007
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 98


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah keputusan registrasi 16400 Keputusan 16.413 Keputusan 100.08%
pangan olahan yang dihasilkan
2 Pelatihan/ Pertemuan/ Seminar/ Input :
Workshop - Dana 99.25%
522,902,000 519,003,594
Output :
Jumlah pegawai yang 67 Pegawai 67 Pegawai 100.00%
meningkat kompetensinya
Jumlah Pelatihan / Pertemuan/ 10 Pertemuan 10 Pertemuan 100.00%
Seminar/ Workshop
3 Pemeriksaan Kesehatan Pegawai Input :
Direktorat Registrasi Pangan Olahan - Dana 100.00%
157,000,000 157,000,000
Output :
Jumlah laporan pemeriksaan 1 Laporan 1 Laporan 100.00%
kesehatan pegawai
Input :
- Dana Rp989,502,000 Rp986,420,648 99.69%
Output :
Persentase Pelaku Usaha 76% 95.47% 125.62%
yang meningkat
pemahamannya terhadap
persyaratan registrasi
pangan olahan
1 Publikasi Media Komunikasi dan Digital Input :
Marketing Registrasi Pangan Olahan - Dana 99.80%
222,572,000 222,133,410
Output :
Jumlah laporan digital 1 Laporan 1 Laporan 100.00%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 99


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
marketing pangan olahan
2 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Input :
Registrasi Pangan Olahan - Dana 99.97%
478,640,000 478,517,116
Output :
Jumlah pelaku usaha dan 800 Peserta 800 Peserta 100.00%
masyarakat yang tersosialisasi
3 Pembuatan media komunikasi dalam Input :
rangka management risiko registrasi - Dana 99.99%
pangan olahan 203,290,000 203,270,122
Output :
Jumlah Laporan media 1 Laporan 1 Laporan 100.00%
komunikasi dalam rangka
management risiko registrasi
pangan olahan
4 Penyempurnaan Subsite Direktorat Input :
Registrasi Pangan Olahan - Dana 97.06%
85,000,000 82,500,000
Output :
Jumlah Laporan 1 Laporan 1 Laporan 100.00%
penyempurnaan subsite
Direktorat Registrasi Pangan
Olahan
Input :
- Dana Rp343,141,000 Rp342,707,626 99.87%
Output :
Tingkat efektivitas 87% 88.66% 101.91%
pendampingan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 100


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Coaching Clinic Registrasi Pangan Input :
Olahan - Dana 99.82%
175,334,000 175,013,500
Output :
Jumlah peserta yang mengikuti 210 Pelaku Usaha 207 Pelaku Usaha 98.57%
coaching clinic
2 Inhouse Training Penilaian Pangan Input :
Olahan di Pusat - Dana 99.93%
167,807,000 167,694,126
Output :
Jumlah UPT POM yang 40 Loka POM 40 Loka POM 100.00%
mengikuti inhouse training
Penilaian Pangan Olahan di
Pusat
Input :
Dana : 98.66%
2,098,900,000 2,070,680,377
Output :
Persentase Kabupaten/Kota 30% 30.12% 100.40%
yang menerapkan peraturan
BPOM tentang SPPIRT
1 Asistensi Regulasi Pemda Input :
Dana : 99.93%
708,660,000 708,173,522
Output :
Terlaksananya Asistensi 25 Kab/Kota 25 Kab/Kota
Regulasi Pemda
2 Kajian Implementasi Peraturan Kepala Input :
Badan POM tentang SPP-IRT Dana : 99.26%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 101


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
411,017,000 407,982,445
Output :
Terlaksananya Kajian 1 Laporan 1 Laporan
Implementasi Peraturan Kepala
Badan POM tentang SPP-IRT
3 Peningkatan Kompetensi Petugas Input :
Dana : 95.34%
164,466,000 156,806,000
Output :
Terlaksananya Peningkatan 1 Laporan 1 Laporan
Kompetensi Petugas
4 Advokasi Keamanan Pangan Input :
Dana : 97.11%
573,717,000 557,160,881
Output :
Terlaksananya Advokasi 1 Laporan 1 Laporan
Keamanan Pangan
5 Penilaian Desa Pangan Aman Input :
Dana : 99.80%
241,040,000 240,557,529
Output :
Terlaksananya Penilaian Desa 1 Laporan 1 Laporan
Pangan Aman
Input :
Dana : 98.95%
1,754,420,000 1,736,012,627
Output :
Persentase Provinsi yang 80% 92.86% 116.08%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 102


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
menerapkan program
keamanan pangan jajanan
anak sekolah (PJAS)
1 Workshop Program Intervensi Input :
Keamanan PJAS Dana : 98.22%
158,115,000 155,295,700
Output :
Terlaksananya Workshop 1 Laporan 1 Laporan
Program Intervensi Keamanan
PJAS
2 Pertemuan Lintas Sektor di Daerah Input :
Dana : 99.89%
171,600,000 171,407,382
Output :
Terlaksananya Pertemuan 1 Laporan 1 Laporan
Lintas Sektor di Daerah
3 Monitoring dan Evaluasi Program Input :
Dana : 98.92%
1,424,705,000 1,409,309,545
Output :
Terlaksananya Monitoring dan 14 Provinsi 14 Provinsi
Evaluasi Program

Input :
Dana : 99.72%
2,058,570,000 2,052,803,689
Output :
Tingkat Pemahaman pelaku 80% 94% 118%
usaha terhadap pembinaan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 103


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
terkait pangan olahan risiko
tinggi dan teknologi baru
yang diberikan
12 Bimbingan Teknis Sistem Input :
Traceability dan Recall Bagi Dana : 99.97%
Industri Menengah Importir dan 439,668,000 439,544,746
Distributor
Output :
Terselenggaranya bimbingan Terselenggaranya bimbingan Terselenggaranya bimbingan teknis 100%
teknis Sistem Traceability teknis Sistem Traceability Sistem Traceability dan Recall di
dan Recall bagi Industri dan Recall bagi Industri Jogja, Pekanbaru, Kendari,
Menengah dan Importir di Menengah dan Importir Banjarmasin, Manado, Mataram)
5 wilayah di 5 wilayah (Jogja,
Pekanbaru,
Banjarmasin, Makassar,
Manado)
13 Komunikasi Informasi dan Edukasi Input :
Pengawasan Keamanan, Mutu, Gizi Dana : 99.65%
dan Manfaat Pangan Olahan Risiko 1,618,902,000 1,613,258,943
Tinggi
Output :
Terselenggaranya kegiatan Terselenggaranya 10 Terselenggaranya 10 kegiatan KIE (7 Titik 100%
KIE kegiatan KIE (7 Titik di di Serang, 1 Titik di Sukabumi, 2 titik di
Serang, 1 Titik di Sukabumi, Kupang
2 titik di Kupang
Input :
Dana : 98.95%
546,429,000 540,688,979
Output :
Rasio Tindak Lanjut Hasil 27% 30% 111%
Pengawasan Pangan Olahan
Risiko Tinggi dan Teknologi
Baru yang dilaksanakan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 104


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
14 Penganganan Isu Keamanan Pangan Input :
Risiko Tinggi dan Teknologi Baru Dana : 98.95%
546,429,000 540,688,979
Output :
- Terselenggaranya pelatihan - Terselenggaranya 1 kali Terselenggaranya 1 kegiatan pelatihan 100%
surveilan KLB KP pelatihan surveilan KLB KP surveilan KLB KP
- Ditindaklanjutinya kasus, KLB Ditindaklanjutinya kasus, KLB Ditindaklanjutinya kasus, KLB dan
dan INRASFF sebanyak 80 dan INRASFF sebanyak 80 INRASFF sebanyak 80 kasus
kasus kasus
- Jumlah Concept note 1 Concept note 1 Concept note Indonesia untuk
Indonesia untuk ASEAN Indonesia untuk ASEAN ASEAN (Asean Health Cluster 4
(Asean Health Cluster 4 (Asean Health Cluster 4 dan ARASFF)
dan ARASFF) dan ARASFF)
- Sewa domain
www.INRASFF.net
Sewa domain Sewa domain www.INRASFF.net
www.INRASFF.net
Input :
Dana : 99.90%
73,219,000 73,149,000
Output :
Persentase Keputusan hasil 94% 94.90% 101%
Pengawasan Pangan Risiko
Tinggi dan Teknologi Baru
yang diselesaikan tepat
waktu
15 Perkuatan Pengawasan Pangan input :
Online dan MLM Dana : 99.90%
73,219,000 73,149,000
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 105


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
- Rapat pembahasan Rapat pembahasan Rapat pembahasan pengawasan pangan 100%
pengawasan pangan online pengawasan pangan online online dan MLM
dan MLM dan MLM
- Pencetakan pedoman Pencetakan pedoman Pencetakan pedoman pengawasan
pengawasan pangan online pengawasan pangan online pangan online

- Sosilaisasi ke pelaku usaha Sosilaisasi ke pelaku usaha Sosilaisasi ke pelaku usaha online
online online (Grand Mercure Hotel)
Input :
Dana : 99.49%
398,461,000 396,439,057
Output :
Persentase Sarana produksi 92% 98% 107%
dan Sarana Distribusi yang
diinspeksi dalam rangka
pendalaman mutu hasil
pengawasan pangan risiko
tinggi dan teknologi baru
a Audit Verifikasi Sarana Produksi Input :
Pangan Direktorat Pengawasan Dana : 99.49%
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi 398,461,000 396,439,057
Baru
Output :
Jumlah sarana produksi pangan 74 sarana produksi pangan 77 sarana produksi pangan yang 104.05%
yang diverifikasi yang diverifikasi diverifikasi
Input :
Dana : 97.91%
443,494,000 434,212,730
Output :
Persentase Balai yang telah 65% 70% 108%
sesuai dalam pengambilan
keputusan pengawasan

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 106


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
pangan risiko tinggi dan
teknologi Baru
a Supervisi dan Monitoring Kinerja Input :
Pengawasan Balai Besar Balai POM Dana : 97.91%
443,494,000 434,212,730
Output :
Jumlah Balai yang telah 13 Balai/Balai Besar POM 13 Balai (Serang, Banjarmasin, Padang, 100.00%
disupervisi terkait kinerja yang disupervisi Yogyakarta, Manokwari, Aceh, Sofifi,
pengawasan oleh Balai/Balai Makassar, Gorontalo, Kupang, Ambon,
Besar POM Pangkal Pinang, Denpasar)
Pembilanan Balai/Loka (Jayapura,
Marauke)
Input :
Dana : 99.57%
2,300,000,000 2,290,223,746
Output :
Persentase Industri pangan 15% 15% 100%
olahan yang menerapkan
program manajemen Risiko
a Audit Verifikasi Penerapan Program input :
Manajemen Risiko pada Sarana Dana : 99.41%
Produksi 500,073,000 497,111,122
Output :
Jumlah Sarana yang diuadit 20 industri 22 industri 110.00%
dalam rangka verifikasi
Penerapan Program
Manajemen Risiko pada Sarana
Produksi
a Penyusunan Pedoman dan Revisi input :
Perka PMR Dana : 100.00%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 107


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
502,162,000 502,160,712
Output :
- Jumlah Pedoman PMR yang 2 Pedoman PMR - 2 Pedoman PMR (Aseptic dan PKGK) 100%
dihasilkan
- Jumlah Dokumen Revisi 1 Dokumen Revisi Perka - 1 Dokumen Revisi Perka PMR
Perka PMR PMR
- Jumlah Dokumen protokol 2 dokumen protokol validasi - 2 Protokol Validasi
validasi produk pangan Steril produk pangan steril
Komersial komersial
- Terselenggaranya worshop 1 workshop expert - 1 workshop expert gathering
expert gathering gathering dalam rangka dalam rangka perumusan
perumusan mekanisme mekanisme pembinaan dan
pembinaan dan Pengawasan UMKM PSK
Pengawasan UMKM
PSK
4 Perkuatan Program Manajemen Risiko Input :
untuk Kemandirian Pengawasan Dana : 99.48%
Keamanan Pangan di Industri Pangan 1,297,765,000 1,290,951,912
Output :
- Pemeliharaan inspection kit 1 kegiatan Pemeliharaan - 1 kegiatan Pemeliharaan inspection 102%
inspection kit kit
- Jumlah Sosialisasi/Bimtek 4 Sosialisasi/Bimtek PMR - 4 Sosialisasi/Bimtek PMR
PMR yang diselenggarakan
- Jumlah Supervisi PMR yang 10 Supervisi PMR - 11 Supervisi PMR
dilakukan
- Terselenggaranya kegiatan 1 kegiatan Benchmarking - 1 kegiatan Benchmarking PMR
benchmarking PMR
- Pengembangan sistem PMR 1 Pengembangan sistem - Pengembangan sistem PMR 100%
PMR
Input :
Dana : 0.996333226

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 108


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
2,108,091,000 2,100,361,107
Output :
Rasio tindak lanjut hasil 55 55.01 100.02%
pengawasan sarana produksi,
sarana distribusi dan
produk/sampling Pangan
Olahan Risiko Rendah dan
Sedang yang dilaksanakan
Bimbingan Teknis Nasional Food Input :
Inspector Tingkat dasar tahun 2019 Dana : 99.96%
691,607,000 691,343,622
Output :
Bimtek Nasional Food Inspector 1 Bimtek 1 Bimtek 100.00%
Tk. Dasar tahun 2019
Bimbingan Teknis Nasional Food Input :
Inspector Tingkat Muda tahun 2019 Dana : 99.98%
510,040,000 509,952,884
Output :
Bimtek Nasional untuk Loka 1 Bimtek 1 Bimtek 100.00%
Workshop / Seminar Pengawasan Input :
Pangan Direktorat Pengawasan Dana : 97.45%
Pangan Risiko Rendah dan Sedang 227,628,000 221,830,484
Output :
Workshop / Seminar 9 Pertemuan 9 Pertemuan 100.00%
Pengawasan Pangan Direktorat
Pengawasan Pangan Risiko
Rendah dan Sedang
Forum Food Inspector tahun 2019 Input :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 109


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Dana : 99.77%
678,816,000 677,234,117
Output :
Penyelenggaraan Forum Food 1 pertemuan 1 pertemuan 100.00%
Inspector tahun 2019
Input :
Dana : 98.64%
4,806,051,000 4,740,566,831
Output :
Persentase keputusan hasil 94% 94.04% 100.04%
pengawasan pangan risiko
rendah dan sedang yang
diselesaikan tepat waktu
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Balai Input :
Besar / Balai POM Dana : 96.06%
240,558,000 231,072,989
Output :
Supervisi Balai Binaan Deputi 2 UPT Badan POM 2 UPT Badan POM 100.00%
III
Koordinasi Lintas Sektor Pengawasan Input :
Pangan Risiko Rendah dan Sedang Dana : 98.01%
1,072,034,000 1,050,719,351
Output :
dokumen petunjuk operasional 1 dokumen 1 dokumen 100.00%
DAK non Fisik Sub bidang
pengawasan Pangan olahan
Rapat Koordinasi Pusat dan Balai Input :
dalam rangka Manajemen Sampling Dana : 99.52%
Tahun 2019 869,940,000 865,805,452
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 110


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Dokumen pedoman sampling 1 dokumen 1 dokumen 100.00%
pangan olahan
Forum Komunikasi ABG (Academia, Input :
Bussiness and Government) Dana : 98.84%
2,623,519,000 2,592,969,039
Output :
Forum Komunikasi ABG 23 Forum 23 Forum 100.00%
Input :
Dana : 99.26%
1,586,832,000 1,575,162,216
Output :
Persentase pangan fortifikasi 82% 81.52% 99.41%
yang memenuhi syarat
Pengawasan Pangan Fortifikasi di Input :
Tingkat Produksi Dana : 98.75%
209,822,000 207,189,732
Output :
Pengawasan pangan fortifikasi 6 provinsi 6 provinsi 100.00%
di tingkat produsen
Bimbingan Teknis Nasional Input :
Pengawasan Pangan Mengenai Dana : 99.58%
Pengawasan Fortifikasi 770,558,000 767,343,524
Output :
Bimbingan teknis nasional 1 pertemuan 1 pertemuan 100.00%
Penyebaran Informasi Pangan Input :
Fortifikasi di Media Publik Dana : 98.83%
660,624,000 652,885,778
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 111


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Penyebaran informasi pangan 1 kegiatan 1 kegiatan 100.00%
fortifikasi dan nutrisi
Advokasi ke Pemda Wilayah Sentra Input :
Garam terkait Pengawasan Pangan Dana : 99.54%
Fortifikasi 155,650,000 154,932,914
Output :
Advokasi PEMDA 4 provinsi 4 provinsi 100.00%
Focus Group Discussion dalam rangka Input :
Monitoring dan Evaluasi Program Dana : 97.76%
Pengawasan Fortifikasi Pangan 153,346,000 149,904,062
Output :
Pertemuan lintas sektor dalam 1 pertemuan 1 pertemuan 100.00%
rangka monitoring dan evaluasi
Program Pengawasan
Fortifikasi
Input :
Dana : 99.57%
4,320,086,000 4,301,313,405
Output :
Persentase UMKM pangan 2% 2.04% 102.00%
yang diintervensi keamanan
pangan
1 Intervensi Keamanan Pangan bagi Input :
UMKM Dana : 99.36%
2,750,347,000 2,732,671,937
Output :
Terlaksananya Intervensi 8000 UMKM 8421 UMKM
Keamanan Pangan bagi UMKM
2 Pendampingan UMKM Input :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 112


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Dana : 99.93%
1,569,739,000 1,568,641,468
Output :
Terlaksananya Pendampingan 17000 UMKM 19281 UMKM
UMKM
Input :
Dana : 99.04%
609,263,000 603,436,184
Output :
Presentase kader keamanan 80% 100% 125.00%
pangan yang memahami
prinsip keamanan pangan
1 Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Input :
Dana : 99.04%
609,263,000 603,436,184
Output :
Terlaksananya Bimbingan 270 Kader 271 Kader
Teknis Keamanan Pangan
input :
Dana : 99.92%
450,155,000 449,790,431
Output :
Nilai AKIP Direktorat 81 75.86 94%
Pengawasan Pangan Risiko
Tinggi dan Teknologi Baru
9 Perencanaan Kegiatan Tahun 2020 Input :
dan Monitoring Kegiatan 2019 Dana : 99.83%
127,266,000 127,054,700
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 113


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Tersedianya dokumen RKAKL Dokumen RKAKL Tahun Dokumen RKAKL Tahun Anggaran 2020 100%
tahun 2020 Anggaran 2020 (Pagu (Pagu Indikatif dan Pagu Alokasi
Indikatif dan Pagu Alokasi Anggaran)
Anggaran)
6 Penerapan Sistem Manajemen Mutu Input :
ISO 9001:2015 dan Wilayah Bebas Dana : 99.95%
Korupsi - Ditwas Pangan Risiko Tinggi 322,889,000 322,735,731
dan Teknologi Baru
Output :
- Terselenggaranya Pelatihan - Terselenggaranya 1 kali - Terselenggaranya 1 kegiatan pelatihan 100%
Surveilan KLB KP pelatihan surveilan KLB KP surveilan KLB KP
- Jumlah KLB KP dan INRASFF - Ditindaklanjutinya kasus, - Ditindaklanjutinya kasus, KLB dan
yang ditindaklanjuti KLB dan INRASFF sebanyak INRASFF sebanyak 80 kasus
80 kasus
- Jumlah Concept note - 1 Concept note - 1 Concept note Indonesia untuk
Indonesia untuk ASEAN Indonesia untuk ASEAN ASEAN (Asean cluster 4 dan
(Asean cluster 4 dan ARASFF)
ARASFF)
Sewa domain Sewa domain www.INRASFF.net
www.INRASFF.net
Input :
Dana : 99.86%
1,271,342,000 1,269,575,213
Output :
Nilai AKIP Direktorat 81 70.68 87.26%
Pemberdayaan Masyarakat
dan pelaku Usaha
1 Forum Koordinasi Teknis Deputi Input :
Bidang Pengawasan Pangan Olahan Dana : 99.98%
400,000,000 399,919,282
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 114


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Terlaksananya Forum 1 Kegiatan 1 Kegiatan
Koordinasi Teknis Deputi
Bidang Pengawasan Pangan
Olahan
2 Dukungan Administrasi Kegiatan Input :
Direktorat Dana : 98.95%
80,840,000 79,994,899
Output :
Terlaksananya Dukungan 1 Dokumen 1 Dokumen
Administrasi Kegiatan
Direktorat
3 Pelaksanaan Operasional Kegiatan Input :
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Dana : 99.90%
dan Pelaku Usaha 645,535,000 644,903,032
Output :
Terlaksananya Pelaksanaan 1 Laporan 1 Laporan
Operasional Kegiatan Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan
Pelaku Usaha
4 Administrasi Satker pada Direktorat Input :
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Dana : 99.89%
Usaha 86,555,000 86,458,000
Output :
Terlaksananya Administrasi 1 Dokumen 1 Dokumen
Satker pada Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan
Pelaku Usaha
5 Dukungan Kegiatan Direktorat Input :
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Dana : 99.81%
Usaha 58,412,000 58,300,000

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 115


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Output :
Terlaksananya Dukungan 1 Dokumen 1 Dokumen
Kegiatan Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan
Pelaku Usaha
Input :
- Dana Rp922,688,000 Rp921,498,182 99.87%
Output :
Nilai AKIP Direktorat
Registrasi Pangan Olahan 81 76.37 94.28%
1 Perencanaan, Monitoring Dan Evaluasi Input :
Kegiatan Direktorat Registrasi Pangan - Dana 99.99%
Olahan 330,058,000 330,012,432
Output :
Jumlah dokumen perencanaan, 4 Dokumen 4Dokumen 100.00%
monitoring dan evaluasi
Kegiatan
2 Pengembangan Metode Pelaporan Input :
Kinerja dan Database Registrasi - Dana 99.88%
Pangan Olahan 19,512,000 19,488,800
Output :
Jumlah modul pelaporan kinerja 2 Modul Pelaporan 2 Modul Pelaporan 100.00%
dan database Registrasi
Pangan Olahan
3 Pelaksanaan Operasional Direktorat Input :
Registrasi Pangan Olahan - Dana 99.74%
383,021,000 382,013,500
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 116


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Terlaksananya operasional 12 Bulan 12 Bulan 100.00%
penunjang kegiatan
4 Administrasi Kedeputian III Pada Input :
Direktorat Registrasi Pangan Olahan - Dana 99.88%
28,360,000 28,326,250
Output :
Terlaksananya 12 Bulan 12 Bulan 100.00%
Peradministrasian Kedeputian
III
5 Penunjang Kegiatan (Sewa Mesin Input :
Fotocopy) - Dana 100.00%
36,000,000 36,000,000
Output :
Frekuensi Sewa Mesin Fotokopi 12 Bulan 12 Bulan 100.00%
6 Pengelolaan Arsip Registrasi Pangan Input :
Olahan - Dana 99.94%
125,737,000 125,657,200
Output :
Jumlah laporan pengelolaan 1 Laporan 1 Laporan 100.00%
arsip
Input :
Dana :
Output :
Nilai AKIP Direktorat 81 72.41 89.40%
Pengawasan Pangan Olahan
Risiko Rendah dan Sedang
Operasional Kegiatan Direktorat Input :
Pengawasan Pangan Risiko Rendah Dana : 541,880,000 97.30%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 117


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
dan Sedang 527,265,945
Output :
Jumlah Paket dalam rangka 12 paket 12 paket 100%
mendukung operasional
Direktorat pengawasan pangan
risiko rendah dan sedang
Administrasi Satker Kedeputian III Input :
Dana : 112,500,000 99.56%
112,002,450
Output :
Penyelenggaraan pertemuan 10 pertemuan 10 pertemuan 100%
satker kedeputian III
Forum Koordinasi Teknis Kedeputian Input :
III pada Direktorat Pengawasan Dana : 451,183,000 100.00%
Pangan Risiko Rendah dan Sedang 444,910,250
Output :
terselenggaranya kegiatan terselenggaranya kegiatan terselenggaranya kegiatan forum 100.00%
forum koordinasi teknis forum koordinasi teknis koordinasi teknis kedeputian III pada
kedeputian III pada Ditwas kedeputian III pada Ditwas Ditwas PRRS
PRRS PRRS
Perencanaan, Monev dan Penerapan Input :
Sistem Manajemen Mutu Ditwas PRRS Dana : 778,279,000 99.77%
741,089,400
Output :
Tersedianya dokumen RKAKL Dokumen RKAKL Tahun Dokumen RKAKL Tahun Anggaran 2020 100%
tahun 2020 Anggaran 2020 (Pagu (Pagu Indikatif dan Pagu Alokasi
Indikatif dan Pagu Alokasi Anggaran)
Anggaran)
Input :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 118


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Dana : 99.67%
1,870,645,000 1,864,394,591
Output :
Nilai AKIP Direktorat 81.00 76.25 94.14%
Standardisasi Pangan Olahan
Peningkatan Kompetensi Pegawai Input :
Direktorat Standardisasi Pangan Dana : 99.26%
Olahan 336,945,000 334,445,000
Output :
Jumlah pelaksanaan pelatihan 5 pelatihan 5 pelatihan 100%
di lingkungan Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan
Pengadaan Perangkat Pengolah Data Input :
pada Direktorat Standardisasi Pangan Dana : 100.00%
Olahan 288,064,000 288,064,000
Output :
Jumlah Alat Pengolah Data 1 paket 1 paket 100%
dan Komukasi Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan
Pengadaan Perangkat Pengolah Data Input :
pada Direktorat Pengawasan Pangan Dana : 100.00%
Risiko Tinggi dan Teknologi Baru 208,363,000 208,363,000
Output :
Jumlah Alat Pengolah Data 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Pengawasan Pangan
Risiko Tinggi dan Teknologi
Baru
Pengadaan Perangkat Pengolah Data Input :
Pada Direktorat Registrasi Pangan Dana : 100.00%

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 119


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Olahan 397,644,000 397,644,000
Output :
Jumlah Alat Pengolah Data 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Registrasi Pangan
Olahan

Pengadaan Perangkat Pengolah Data Input :


pada Direktorat Pengawasan Pangan Dana : 99.96%
Risiko Rendah dan Sedang 146,840,000 146,784,000
Output :
Jumlah Alat Pengolah Data 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Pengawasan Pangan
Risiko Rendah dan Sedang

Pengadaan Perangkat Pengolah Data Input :


pada Direktorat Pemberdayaan Dana : 99.64%
Masyarakat dan Pelaku Usaha 164,200,000 163,602,500
Output :
Jumlah Alat Pengolah Data 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku Usaha

Pengadaan Perangkat Fasilitas Input :


Perkantoran pada Direktorat Dana : 98.44%
Standardisasi Pangan Olahan 24,452,000 24,071,002
Output :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 120


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah Fasilitas Perkantoran 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan

Pengadaan Perangkat Fasilitas Input :


Perkantoran pada Direktorat Dana : 98.51%
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan 91,637,000 90,269,500
Teknologi Baru
Output :
Jumlah Fasilitas Perkantoran 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Pengawasan Pangan
Risiko Tinggi dan Teknologi
Baru

Pengadaan Perangkat Fasilitas Input :


Perkantoran pada Direktorat Dana : 99.79%
Pengawasan Pangan Risiko Rendah 132,000,000 131,726,185
dan Sedang
Output :
Jumlah Fasilitas Perkantoran 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Pengawasan Pangan
Risiko Rendah dan Sedang

Pengadaan Perangkat Fasilitas Input :

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 121


PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Perkantoran pada Direktorat Dana : 98.67%
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku 80,500,000 79,425,404
Usaha Output :
Jumlah Fasilitas Perkantoran 1 paket 1 paket 100%
Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku Usaha

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan | 122


LAMPIRAN 6
PENGUKURAN EFISIENSI KEGIATAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
TAHUN ANGGARAN 2019

Sasaran Indikator SASARAN PROGRAM/KEGIATAN/ SUB KEGIATAN RATA-RATA % IE SE KATEGORI TE


Program Kinerja STRATEGIS CAPAIAN TARGET
Program INPUT OUTPUT

Terwujudnya Indeks Meningkatnya Persentase Sarana produksi dan distribusi pangan olahan 99.91% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan Pengawasan Sarana Risiko tinggi dan teknologi baru yang memenuhi ketentuan
yang aman, Pangan Produksi dan
bermutu dan Olahan Distribusi
bergizi Pangan 1 Penyusunan NSPK Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan 99.99% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan Risiko Teknologi Baru
Tinggi dan
2 On The Job Training Pengawasan Pangan AMDK 99.99% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Teknologi
Baru yang
Memenuhi 3 Foreign Inspection 99.68% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Ketentuan
Meningkatnya Persentase Pangan Olahan Risiko Tinggi dan Teknologi baru 99.85% 95.40% 0.96 1 TIDAK -
Pangan yang memenuhi syarat EFISIEN 0.04
Olahan Risiko
4 Audit Verifikasi Sarana Distribusi Pangan Direktorat 99.85% 111.11% 1.11 1 EFISIEN 0.11
Tinggi dan
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
teknologi baru
yang aman,
bermanfaat
dan bermutu
Meningkatnya Persentase sarana produk dan distribusi Pangan Olahan 99.32% 120.10% 1.21 1 EFISIEN 0.21
sarana Risiko Rendah dan Sedang yang memenuhi ketentuan
produksi dan

123
distribusi 5 Verifikasi sarana produksi dan distribusi pangan/bahan 99.38% 102.37% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Pangan tambahan
Olahan Risiko
Rendah dan 6 Verifikasi Sarana Produksi UMKM Pangan Olahan Untuk 98.64% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Sedang yang Peningkatan Daya
memenuhi Persentase Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang 98.84% 103.47% 1.05 1 EFISIEN 0.05
ketentuan memenuhi syarat
7 Penanganan Isu Keamanan Pangan 98.80% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
8 Implementasi Sistem Traceability dan Recall Bagi Industry 99.08% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Menengah Importir
Terwujudnya Persentase UMKM pangan yang meningkat pemahamannya 98.54% 110.07% 1.12 1 EFISIEN 0.12
Pangan tentang keamanan pangan
Olahan yang
aman, bermutu 9 Pembinaan Balai Deputi Bidang Pengawasan Pangan 99.11% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
dan bergizi Olahan (Manokwari)
melalui
pemberdayaan
masyarakat 10 Focus Group Discussion Pasar Aman dari Bahan 98.63% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
dan pelaku Berbahaya
usaha
11 Pemberdayaaan Masyarakat pada Komunitas UMKM 98.46% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02

Meningkatnya Persentase standar pangan olahan yang dimanfaatkan 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
standar
pangan olahan
yang 12 Penyelenggaraan Sidang CCCF ke-13 di Yogyakarta 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dimanfaatkan
Meningkatnya Persentase Registrasi Pangan Olahan yang Diselesaikan 99.08 99.31 1.00 1 EFISIEN 0.00
pangan olahan Tepat Waktu
yang 13 Pembahasan Penilaian Pendaftaran dan Iklan Pangan 99.87 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
memenuhi Olahan

124
syarat melalui 14 Forum Koordinasi Dalam Rangka Registrasi Pangan 96.24 100 1.04 1 EFISIEN 0.04
penilaian Olahan
keamanan,
mutu dan gizi 15 Bimbingan Teknis dan Pelayanan Registration Pangan 99.78 104.29 1.05 1 EFISIEN 0.05
sebelum Olahan
produk 16 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian III pada Direktorat 100 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
diedarkan Registrasi Pangan Olahan

Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Kepuasan Pelayanan Publik di bidang Pengawasan 99.72% 106.14% 1.06 1 EFISIEN 0.06
Kepuasan Kepuasan Kepuasan Pangan Olahan Risiko tinggi dan Teknologi baru
Pelaku Usaha Pelayana pelaku usaha 17 Operasional Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi 99.25% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
terhadap Publik di terhadap dan Teknologi Baru
layanan Publik Bidang layanan publik
di Bidang Pangan di bidang 18 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian III pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Layanan Publik Olahan pengawasan Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
pangan olahan
risiko tinggi
dan teknologi
baru
Meningkatnya Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan Pangan 98.85% 120.82% 1.22 1 EFISIEN 0.22
kepuasan Olahan Risiko Rendah dan Sedang
pelaku usaha
terhadap
19 Perkuatan Kompetensi dan Motivasi 94.50% 100.00% 1.06 1 EFISIEN 0.06
layanan publik
di bidang
pengawasan
Pangan
Olahan Risiko
Rendah dan
Sedang
Meningkatnya Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang standardisasi 94.50% 97.96% 0.99 1 TIDAK -
kepuasan pangan olahan EFISIEN 0.01

125
pelaku usaha 20 Pengembangan e-Standardization Bahan Baku dan 99.04 100 1.01 1 EFISIEN 0.01
terhadap Kategori Pangan
layanan publik
di bidang
standardisasi
pangan olahan
Meningkatnya Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang registrasi 99.78% 106.28% 1.07 1 EFISIEN 0.07
kepuasan Pangan Olahan
pelaku usaha 21 Survey Kepuasan Pelanggan 97.13% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
terhadap 22 Peningkatan Competency Pegawai 99.95% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
layanan publik
di bidang 23 Pengadaan Perlengkapan Pelayanan Publik 99.79% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
registrasi
Pangan
Olahan
Terlaksananya Persentase pengaduan/keluhan/masukan terkait registrasi 99.91 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
tindak lanjut Pangan Olahan yang ditindaklanjuti
pengaduan/
keluhan/
masukan 24 Penerapan, Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi di 99.91 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
terkait Direktorat Registrasi Pangan Olahan
registrasi
Pangan
Olahan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha Sarana produksi dan 99.14% 110.14% 1.11 1 EFISIEN 0.11
Kepatuhan Kepatuhan kepatuhan Distribusi pangan olahan Risiko Tinggi dan Teknologi baru
Pelaku Usaha (compliance Pelaku Usaha
dan Kesadaran index) pelaku Pangan
masyarakat usaha di Olahan Risiko 25 Pemantapan Jejaring Pengawasan Pangan Terpadu 99.27% 105.67% 1.06 1 EFISIEN 0.06
terhadap bidang tinggi dan
keamanan, Pangan Teknologi
mutu, dan Gizi Olahan Baru 26 Pertemuan/Sidang/Workshop/Pelatihan Internasional 98.88% 166.67% 1.69 1 EFISIEN 0.69
Pangan Olahan tentang pangan dalam rangka pengawasan

126
Meningkatnya Indeks kepatuhan (compliance index) Pelaku Usaha di bidang 99.39% 126.39% 1.27 1 EFISIEN 0.27
kepatuhan Pangan Olahan
pelaku usaha
pangan dan 27 Perkuatan Lintas Sektor pada Komunitas Pasar 99.09% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
kesadaran
masyarakat
28 KIE Keamanan Pangan (Sumatera Utara dan Sumatera 99.60% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
terhadap
Barat)
keamanan,
mutu dan gizi 29 Sosialisasi Keamanan Pangan 99.41% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Pangan
Olahan
Tersedianya Indeks kesesuaian standar pangan olahan 99.48 111.11 1.12 1 EFISIEN 0.12
standar
pangan olahan 30 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan 99.77 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
sesuai Code of Practice di Bidang Keamanan Pangan
kebutuhan
31 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan 99.13 100 1.01 1 EFISIEN 0.01
Code of Practice di Bidang Pangan Olahan Tertentu

32 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan 99.64 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Code of Practice di Bidang Mutu Pangan Olahan

Indeks Meningkatnya Indeks kesadaran masyarakat terhadap keamanan, mutu, dan 98.50% 102.94% 1.05 1 EFISIEN 0.05
Kesadaran kepatuhan gizi Pangan Olahan
Masyarakat pelaku usaha
terhadap pangan dan 33 Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan 95.78% 100.00% 1.04 1 EFISIEN 0.04
keamanan, kesadaran
mutu, dan gizi masyarakat 34 Monitoring dan Evaluasi Program Germas Sapa 98.79% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Pangan terhadap
Olahan keamanan,
mutu dan gizi 35 Perencanaan Program Germas Sapa 98.60% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01

127
Pangan 36 Pengembangan Materi Promosi Keamanan Pangan 99.32% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Olahan
37 KIE Keamanan PJAS 99.22% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Meningkatnya Indeks Kepatuhan Pelaku usaha sarana produksi pangan 99.55% 140.18% 1.41 1 EFISIEN 0.41
kepatuhan olahan risiko rendah dan sedang
pelaku usaha
Pangan
Olahan Risiko 38 Perkuatan Pengawasan Pangan Online dan MLM 99.88% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Rendah dan
Sedang 39 Pengelolaan Hasil Pengawasan Pramuka Sapa 99.31% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01

Meningkatnya Indeks Tersedianya Jumlah kebutuhan standar pangan olahan 99.73% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pemanfatan Pemanfaatan identifikasi
kebijakan kebijakan kebutuhan 40 Persiapan Posisi Indonesia pada Pertemuan Internasional 99.76% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan pengawasan standar
Pangan Olahan pangan Pangan 41 Pengkajian Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of 99.83% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan Olahan Practice di Bidang Keamanan Pangan dalam Rangka
Emerging Issue

42 Pengkajian Profil Gizi Pangan Olahan 99.03% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Terlaksananya Persentase sosialisasi yang dilaksanakan dibandingkan 98.12% 125.00% 1.27 1 EFISIEN 0.27
sosialisasi dengan sosialisasi yang direncanakan
standar
Pangan
Olahan yang 43 Perkuatan Jejaring Lintas Sektor dalam Rangka 97.62% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
efektif Standardisasi Pangan Olahan
44 Intensifikasi Komunikasi Penerapan Standar Pangan 99.92% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00

45 Sosialisasi Standar Pangan Olahan 97.05% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03

128
Tersusunnya Persentase standar pangan olahan yang sudah disusun 97.89% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
standar dibanding dengan yang direncanakan
Pangan
Olahan yang
46 Partisipasi Aktif pada Sidang Codex dan Pertemuan 96.72% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
sesuai dengan
Internasional
perencanaan
47 Evaluasi dan Perencanaan Direktorat Standardisasi Pangan 98.35% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Olahan
48 Forum Koordinator Teknis Kedeputian III pada Direktorat 97.77% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Standardisasi Pangan Olahan

49 Dukungan Kegiatan Standardisasi Pangan Olahan 98.75% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01

Tersedianya Jumlah pedoman, standard, kriteria, dan prosedur registrasi 99.93% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
identifikasi pangan Olahan.
kebutuhan
50 Updating Pedoman Penilaian Pangan Olahan 99.79% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
standar
registrasi
Pangan 51 Penyempurnaan Master Data Pendaftaran e-Registration 99.97% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan

52 Monitoring Content dan Aplikasi Registrasi Pangan Olahan 99.96% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00

Meningkatnya Rasio Meningkatnya Rasio Ketepatan Waktu Pelayanan Publik terkait Pengawasan 99.29% 130.38% 1.31 1 EFISIEN 0.31
Ketepatan ketepatan ketepatan Sarana produksi Pangan Olahan Risiko tinggi dan Teknologi
waktu waktu Waktu Baru
pelayanan pelayanan Pelayanan
publik di publik di Publik di 53 Pemeriksaan Kesehatan Pegawai 99.97% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Bidang Pangan bidang bidang 54 Perkuatan Kompetensi Pegawai Ditwas Pangan Risiko 98.93% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Olahan Pangan pengawasan Tinggi dan Teknologi Baru
Olahan Pangan
Olahan Risiko

129
tinggi dan
Teknologi
Baru
Meningkatnya Rasio ketepatan waktu pelayanan publik terkait sarana dan 99.14% 111.11% 1.12 1 EFISIEN 0.12
ketepatan produk pangan olahan risiko rendah dan sedang
waktu
pelayanan
publik di 55 Perkuatan Pengawasan Post Border 99.14% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
bidang
pengawasan
pangan olahan
risiko rendah
dan sedang
Meningkatnya Persentase permohonan pengkajian keamanan, mutu, gizi 98.43% 116.63% 1.18 1 EFISIEN 0.18
ketepatan dan manfaat pangan olahan yang diselesaikan tepat waktu
waktu
pelayanan
publik di 56 Pengkajian dan Evaluasi Standar Keamanan Pangan 99.90% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
bidang
standardisasi
Pangan 57 Pengkajian dan Evaluasi Mutu Standar Pangan Olahan 94.89% 100.00% 1.05 1 EFISIEN 0.05
Olahan
58 Pengkajian dan Evaluasi Standar Pangan Olahan Tertentu 99.60% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00

Meningkatnya Rasio ketepatan waktu pelayanan publik di bidang registrasi 99.78 108.89 1.09 1 EFISIEN 0.09
ketepatan Pangan Olahan
waktu
pelayanan 59 Intensifikasi Penilaian Berkas Registrasi Pangan Olahan 99.94 100.08 1.00 1 EFISIEN 0.00
publik di
bidang
60 Pelatihan/ Pertemuan/ Seminar/ Workshop 99.25 100 1.01 1 EFISIEN 0.01
registrasi
Pangan

130
Olahan 61 Pemeriksaan Kesehatan Pegawai Direktorat Registrasi 100 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase Pelaku Usaha yang meningkat pemahamannya 99.69 125.62 1.26 1 EFISIEN 0.26
pemahaman terhadap persyaratan registrasi pangan olahan
pelaku usaha
62 Publikasi Media Komunikasi dan Digital Marketing 99.8 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
terhadap
Registrasi Pangan Olahan
persyaratan
keamanan, 63 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Registrasi Pangan 99.97 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
manfaat dan Olahan
mutu Pangan
Olahan 64 Pembuatan media komunikasi dalam rangka management 99.99 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
sebelum risiko registrasi pangan olahan
diedarkan

65 Penyempurnaan Subsite Direktorat Registrasi Pangan 97.06 100 1.03 1 EFISIEN 0.03
Olahan
Pendampingan Tingkat efektivitas pendampingan 99.87 101.91 1.02 1 EFISIEN 0.02
yang efektif di 66 Coaching Clinic Registrasi Pangan Olahan 99.82 98.57 0.99 1 TIDAK -
bidang EFISIEN 0.01
registrasi
Pangan 67 Inhouse Training Penilaian Pangan Olahan di Pusat 99.93 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Kabupaten/Kota yang menerapkan peraturan 98.66% 100.40% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Peran instansi instansi BPOM tentang SPPIRT
Pemerintah pemerintah pemerintah 68 Asistensi Regulasi Pemda 99.93% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dalam yang daerah yang 69 Kajian Implementasi Peraturan Kepala Badan POM tentang 99.26% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
pengawasan berperan aktif berperan aktif SPP-IRT
pangan olahan dalam dalam
pengawasan pengawasan 70 Peningkatan Kompetensi Petugas 95.34% 100.00% 1.05 1 EFISIEN 0.05
pangan pangan 71 Advokasi Keamanan Pangan 97.11% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
olahan
72 Penilaian Desa Pangan Aman 99.80% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00

131
Persentase Provinsi yang menerapkan program keamanan 98.95% 116.07% 1.17 1 EFISIEN 0.17
pangan jajanan anak sekolah (PJAS)

73 Workshop Program Intervensi Keamanan PJAS 98.22% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02

74 Pertemuan Lintas Sektor di Daerah 99.89% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00


75 Monitoring dan Evaluasi Program 98.92% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Meningkatnya Rasio Tindak Meningkatnya Tingkat Pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan 99.72% 117.50% 1.18 1 EFISIEN 0.18
Efektivitas Lanjut Hasil Kualitas terkait pangan olahan risiko tinggi dan teknologi baru yang
Pengawasan Pengawasan Pembinaan diberikan
Pangan Olahan Pangan pada Pelaku
berbasis risiko Olahan yang Usaha di 76 Bimbingan Teknis Sistem Traceability dan Recall Bagi 99.97% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Dilaksanakan Bidang Industri Menengah Importir dan Distributor
Pangan
Olahan Risiko
tinggi dan 77 Komunikasi Informasi dan Edukasi Pengawasan 99.65% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Teknologi baru Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Olahan Risiko
Tinggi

Meningkatnya Rasio Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan Risiko 98.95% 111.11% 1.12 1 EFISIEN 0.12
Efektivitas Tinggi dan Teknologi Baru yang dilaksanakan
Pengawasan
Pangan
Olahan Risiko 78 Penganganan Isu Keamanan Pangan Risiko Tinggi dan 98.95% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Tinggi dan Teknologi Baru
Teknologi Persentase Keputusan hasil Pengawasan Pangan Risiko 99.90% 100.96% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Baru Berbasis Tinggi dan Teknologi Baru yang diselesaikan tepat waktu
Risiko

Persentase 79 Perkuatan Pengawasan Pangan Online dan MLM 99.90% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
keputusan

132
hasil Persentase Sarana produksi dan Sarana Distribusi yang 99.49% 106.52% 1.07 1 EFISIEN 0.07
Pengawasan diinspeksi dalam rangka pendalaman mutu hasil pengawasan
Pangan pangan risiko tinggi dan teknologi baru
Olahan yang
ditindaklanjuti
80 Audit Verifikasi Sarana Produksi Pangan Direktorat 99.49% 107.69% 1.08 1 EFISIEN 0.08
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru

Persentase Balai yang telah sesuai dalam pengambilan 97.91% 107.69% 1.10 1 EFISIEN 0.10
keputusan pengawasan pangan risiko tinggi dan teknologi
Baru
81 Supervisi dan Monitoring Kinerja Pengawasan Balai Besar 97.91% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Balai POM
Persentase Industri pangan olahan yang menerapkan 99.57% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
program manajemen Risiko

82 Audit Verifikasi Penerapan Program Manajemen Risiko 99.41% 110.00% 1.11 1 EFISIEN 0.11
pada Sarana Produksi
83 Penyusunan Pedoman dan Revisi Perka PMR 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00

84 Perkuatan Program Manajemen Risiko untuk Kemandirian 99.48% 102.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Pengawasan Keamanan Pangan di Industri Pangan

Meningkatnya Rasio Tindak lanjut hasil pengawasan sarana 99.63% 100.02% 1.00 1 EFISIEN 0.00
efektivitas produksi,distribusi, dan produk/sampling pangan olahan
pengawasan risiko rendah dan sedang yang dilaksanakan
pangan olahan
risiko rendah
dan sedang 85 Bimbingan Teknis Nasional Food Inspector Tingkat dasar 99.96% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
berbasis risiko tahun 2019

133
86 Bimbingan Teknis Nasional Food Inspector Tingkat Muda 99.98% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
tahun 2019
87 Workshop / Seminar Pengawasan Pangan Direktorat 97.45% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

88 Forum Food Inspector tahun 2019 99.77% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Persentase keputusan hasil pengawasan pangan risiko 98.64% 100.04% 1.01 1 EFISIEN 0.01
rendah dan sedang yang diselesaikan tepat waktu

89 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Balai Besar / 96.06% 100.00% 1.04 1 EFISIEN 0.04
Balai POM
90 Koordinasi Lintas Sektor Pengawasan Pangan Risiko 98.01% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Rendah dan Sedang
91 Rapat Koordinasi Pusat dan Balai dalam rangka 99.52% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Manajemen Sampling Tahun 2019
92 Forum Komunikasi ABG (Academia, Bussiness 98.84% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
and Government)
Persentase pangan fortifikasi yang memenuhi syarat 99.26% 99.41% 1.00 1 EFISIEN 0.00

93 Pengawasan Pangan Fortifikasi di Tingkat 98.75% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01


Produksi
94 Bimbingan Teknis Nasional Pengawasan Pangan 99.58% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Mengenai Pengawasan Fortifikasi
95 Penyebaran Informasi Pangan Fortifikasi di 98.83% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Media Publik
96 Advokasi ke Pemda Wilayah Sentra Garam 99.54% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
terkait Pengawasan Pangan Fortifikasi
97 Focus Group Discussion dalam rangka 97.76% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Monitoring dan Evaluasi Program Pengawasan
Fortifikasi Pangan

134
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase UMKM pangan yang diintervensi keamanan 99.57% 101.80% 1.02 1 EFISIEN 0.02
pemberdayaaan usaha pangan pemberdayaan pangan
masyarakat dan olahan yang pelaku usaha
98 Intervensi Keamanan Pangan bagi UMKM 99.36% 105.26% 1.06 1 EFISIEN 0.06
pelaku usaha di mandiri pangan
bidang Pangan dalam rangka 99 Pendampingan UMKM 99.93% 113.42% 1.13 1 EFISIEN 0.13
Olahan menjamin
keamanan
pangan
Persentase Meningkatnya Presentase kader keamanan pangan yang memahami prinsip 99.04% 125.00% 1.26 1 EFISIEN 0.26
Partisipasi jumlah keamanan pangan
masyarakat kader/individu
dalam yang 100 Bimbingan Teknis Keamanan Pangan 99.04% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
pengawasan diintervensi
di bidang keamanan
Pangan pangan
Olahan
Terwujudnya Nilai AKIP Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan 99.92% 93.65% 0.94 1 TIDAK -
RB Deputi Deputi Bidang RB Direktorat Teknologi Baru EFISIEN 0.06
Bidang Pengawasan Pengawasan
Pengawasan Pangan Pangan 101 Perencanaan Kegiatan Tahun 2020 dan Monitoring 99.83% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan Olahan Olahan Risiko Kegiatan 2019
sesuai roadmap Tinggi dan 102 Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dan 99.95% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
RB BPOM 2015- Teknologi Wilayah Bebas Korupsi - Ditwas Pangan Risiko Tinggi dan
2019 Baru sesuai Teknologi Baru
Roadmap RB
BPOM 2015-
2019
Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan pelaku 99.86% 87.26% 0.87 1 TIDAK -
RB Direktorat Usaha EFISIEN 0.13
Pemberdayaan
Masyarakat 103 Forum Koordinasi Teknis Deputi Bidang Pengawasan 99.98% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dan Pelaku Pangan Olahan
Usaha sesuai 104 Dukungan Administrasi Kegiatan Direktorat 98.95% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01

135
roadmap RB 105 Pelaksanaan Operasional Kegiatan Direktorat 99.90% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
BPOM 2015- Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha
2019

106 Administrasi Satker pada Direktorat Pemberdayaan 99.89% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Masyarakat dan Pelaku Usaha

107 Dukungan Kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat 99.81% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dan Pelaku Usaha

Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan 99.10% 89.40% 0.9 1 TIDAK -
RB Direktorat Sedang EFISIEN 0.10
Pengawasan
Pangan 108 Operasional Kegiatan Direktorat Pengawasan Pangan 97.30% 100% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Risiko Rendah dan Sedang

109 Administrasi Satker Kedeputian III 99.56% 100% 1 1 EFISIEN 0.00


110 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian III pada Direktorat 98.61% 100% 1 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

111 Perencanaan, Monev dan Penerapan Sistem Manajemen 95.22% 100% 1 1 EFISIEN 0.00
Mutu Ditwas PRRS
Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Registrasi Pangan Olahan 99.87 94.28 0.94 1 TIDAK -
RB Direktorat EFISIEN 0.06
Registrasi
Pangan 112 Perencanaan, Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Direktorat 99.99 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan sesuai Registrasi Pangan Olahan
roadmap RB

136
BPOM 2015- 113 Pengembangan Metode Pelaporan Kinerja dan Database 99.88 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
2019 Registrasi Pangan Olahan

114 Pelaksanaan Operasional Direktorat Registrasi Pangan 99.74 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan
115 Administrasi Kedeputian III Pada Direktorat Registrasi 99.88 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan
116 Penunjang Kegiatan (Sewa Mesin Fotocopy) 100 100 1.00 1 EFISIEN 0.00

117 Pengelolaan Arsip Registrasi Pangan Olahan 99.94 100 1.00 1 EFISIEN 0.00

Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Standardisasi Pangan Olahan 99.67% 94.14% 0.94 1 TIDAK -0.1
RB Direktorat EFISIEN
Standardisasi
Pangan 118 Peningkatan Kompetensi Pegawai Direktorat Standardisasi 99.26% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Olahan sesuai Pangan Olahan
roadmap RB 119 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
BPOM 2015- Standardisasi Pangan Olahan
2019

120 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru

121 Pengadaan Perangkat Pengolah Data Pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Registrasi Pangan Olahan

122 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 99.96% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

137
123 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 99.64% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

124 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 98.44% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan

125 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 98.51% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi
Baru

126 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 99.79% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

127 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 98.67% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

LAMPIRAN 7
PENGUKURAN REALISASI ANGGARAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN

138
TAHUN ANGGARAN 2019

Kegiatan Pendukung
pada POK
Indikator
Sasaran Sasaran %
Kinerja Indikator Kinerja PAGU Realisasi
Program Kegiatan No Realisasi
Program
Th 2019

Terwujudnya Indeks Meningkatnya Persentase 1 Penyusunan NSPK 99.99%


Pangan Olahan Pengawasan sarana produksi Sarana produksi Pengawasan Pangan 301,922,000 301,880,156
yang aman, Pangan dan distribusi dan distribusi Risiko Tinggi dan
bermutu dan Olahan pangan olahan pangan olahan Teknologi Baru
bergizi risiko tinggi dan Risiko tinggi dan 2 On the job training 99.99%
teknologi baru teknologi baru Pengawasan Pangan 286,204,000 286,189,152
yang memenuhi yang memenuhi AMDK
ketentuan ketentuan
3 Foreign Inspection 99.68%
222,685,000 221,981,132

Meningkatnya Persentase 1 Audit Verifikasi Sarana 99.85%


Pangan Olahan Pangan Olahan Distribusi Pangan 268,072,000 267,683,123
Risiko Tinggi Risiko Tinggi dan Direktorat Pengawasan
dan teknologi Teknologi baru Pangan Risiko Tinggi dan
baru yang yang memenuhi Teknologi Baru
aman, syarat
bermanfaat dan
bermutu
Terwujudnya Persentase 1 Pembinaan Balai Deputi 99.11%
Pangan Olahan UMKM pangan Bidang Pengawasan 47,630,000 47,206,261
yang aman, yang meningkat Pangan Olahan
bermutu dan pemahamannya (Manokwari)

139
bergizi melalui tentang 2 Focus Group Discussion 98.63%
pemberdayaan keamanan Pasar Aman dari Bahan 544,564,000 537,106,942
masyarakat dan pangan Berbahaya
pelaku usaha 3 Pemberdayaaan 98.46%
Masyarakat pada 950,650,000 936,037,567
Komunitas UMKM
Meningkatnya Persentase 1 Verifikasi sarana produksi 99.47%
sarana produksi sarana produksi dan distribusi 1,572,666,00 1,562,911,05
dan distribusi pangan olahan pangan/bahan tambahan 0 2
pangan olahan risiko rendah dan
risiko rendah sedang yang
dan sedang memenuhi
yang memenuhi ketentuan
ketentuan
Persentase 2 Verifikasi Sarana Produksi 98.64%
sarana distribusi UMKM Pangan Olahan 140,161,000 138,258,307
pangan olahan Untuk Peningkatan Daya
risiko rendah dan
sedang yang
memenuhi
ketentuan
Meningkatnya Persentase 1 Penanganan Isu 98.92%
pangan olahan pangan olahan Keamanan Pangan 374,866,000 370,368,713
risiko rendah risiko rendah dan
dan sedang sedang yang
yang memenuhi memenuhi syarat
syarat
2 Implementasi Sistem 99.08%
Traceability dan Recall 56,800,000 56,277,500
Bagi Industry Menengah
Importir
Meningkatnya Persentase A Pembahasan Penilaian 99.87%
pangan olahan Registrasi Pendaftaran dan Iklan 69,123,000 69,033,504
yang Pangan Olahan Pangan Olahan

140
memenuhi yang B Forum Koordinasi Dalam 96.24%
syarat melalui Diselesaikan Rangka Registrasi 691,285,000 665,306,049
penilaian Tepat Waktu Pangan Olahan
keamanan, C Bimbingan Teknis dan 99.78%
mutu dan gizi Pelayanan Registration 1,503,892,00 1,500,541,16
sebelum Pangan Olahan 0 8
produk D Forum Koordinasi Teknis 100.00%
diedarkan Kedeputian III pada 931,317,000 931,294,571
Direktorat Registrasi
Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase A Penyelenggaraan Sidang 100.00%
standar standar pangan CCCF ke-13 di 882,412,000 882,391,150
pangan olahan olahan yang Yogyakarta
yang dimanfaatkan
dimanfaatkan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Kepuasan 1 Forum Koordinasi Teknis 100.00%
Kepuasan Kepuasan Kepuasan Pelayanan Publik Kedeputian III pada 360,981,000 360,978,633
Pelaku Usaha Pelayana pelaku usaha di bidang Direktorat Pengawasan
terhadap Publik di terhadap Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan
layanan Publik Bidang layanan publik Pangan Olahan Teknologi Baru
di Bidang Pangan di bidang Risiko tinggi dan 2 Penerapan Sistem 99.95%
Layanan Publik Olahan pengawasan Teknologi baru Manajemen Mutu ISO 322,889,000 322,735,731
pangan olahan 9001:2015 - Ditwas
risiko tinggi dan Pangan Risiko Tinggi dan
teknologi baru Teknologi Baru
3 Operasional Direktorat 99.25%
Pengawasan Pangan 210,586,000 208,999,456
Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru

141
Meningkatnya Indeks kepuasan 1 Penguatan Kompetensi 98.85%
kepuasan pelayanan publik dan Motivasi 113,955,000 107,682,007
pelaku usaha di bidang
terhadap pengawasan
layanan publik Pangan Olahan
di bidang Risiko Rendah
pengawasan dan Sedang
pangan olahan
risiko rendah
dan sedang
Meningkatnya
kepatuhan
pelaku usaha
dan kesadaran
masyarakat
terhadap
keamanan,
manfaat dan
mutu obat dan
makanan
Meningkatnya Indeks A Survey Kepuasan 97.13%
kepuasan kepuasan Pelanggan 22,460,000 21,816,200
pelaku usaha pelayanan
terhadap publik di bidang
layanan publik registrasi B Peningkatan Competency 99.95%
di bidang Pangan Olahan Pegawai 337,040,000 336,867,500
registrasi
Pangan
Olahan C Pengadaan Perlengkapan 99.79%
Pelayanan Publik 112,807,000 112,570,293

142
Terlaksananya Persentase A Penerapan, Monitoring 99.91%
tindak lanjut pengaduan/kelu dan Evaluasi Reformasi 561,923,000 561,401,588
pengaduan/ han/masukan Birokrasi di Direktorat
keluhan/ terkait registrasi Registrasi Pangan Olahan
masukan Pangan Olahan
terkait yang
registrasi ditindaklanjuti
Pangan
Olahan
Meningkatnya Indeks A Pengembangan e- 99.04%
kepuasan kepuasan Standardization Bahan 126,782,000 125,568,000
pelaku usaha pelayanan Baku dan Kategori
terhadap publik di bidang Pangan
layanan publik standardisasi
di bidang pangan olahan
standardisasi
pangan olahan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks 1 Pemantapan Jejaring 99.27%
Kepatuhan Kepatuhan kepatuhan Kepatuhan Pengawasan Pangan 890,519,000 884,014,528
Pelaku Usaha (compliance Pelaku Usaha Pelaku Usaha Terpadu
dan Kesadaran index) pelaku Pangan Olahan Sarana produksi
masyarakat usaha di Risiko tinggi dan Distribusi 2 Pertemuan/Sidang/Works 98.88%
terhadap bidang dan Teknologi pangan olahan hop/Pelatihan 467,313,000 462,092,539
keamanan, Pangan Baru Risiko Tinggi dan Internasional tentang
mutu, dan Gizi Olahan Teknologi baru pangan dalam rangka
Pangan Olahan pengawasan
Meningkatnya Indeks kepatuhan 1 Perkuatan Lintas Sektor 99.09%
kepatuhan (compliance pada Komunitas Pasar 164,658,000 163,165,500
pelaku usaha index) Pelaku 2 KIE Keamanan Pangan 99.60%
pangan dan Usaha di bidang (Sumatera Utara dan 194,140,000 193,371,300
kesadaran Pangan Olahan Sumatera Barat)
masyarakat 3 Sosialisasi Keamanan 99.41%
terhadap Pangan 636,600,000 632,822,544
keamanan,
mutu dan gizi

143
Pangan Olahan
Tersedianya Indeks A Penyusunan dan Revisi 99.77%
standar kesesuaian Peraturan, Standar, 652,361,000 650,876,080
pangan olahan standar pangan Pedoman dan Code of
sesuai olahan Practice di Bidang
kebutuhan Keamanan Pangan
B Penyusunan dan Revisi 99.13%
Peraturan, Standar, 811,067,000 804,026,384
Pedoman dan Code of
Practice di Bidang Pangan
Olahan Tertentu
C Penyusunan dan Revisi 99.64%
Peraturan, Standar, 546,510,000 544,540,000
Pedoman dan Code of
Practice di Bidang Mutu
Pangan Olahan

Indeks Meningkatnya Indeks kesadaran 1 Pemberdayaan 95.78%


Kesadaran kepatuhan masyarakat Organisasi Sosial dan 405,829,000 388,697,875
Masyarakat pelaku usaha terhadap Kemasyarakatan
terhadap pangan dan keamanan, mutu, 2 Monitoring dan Evaluasi 98.79%
keamanan, kesadaran dan gizi Pangan Program Germas Sapa 105,757,000 104,479,000
mutu, dan masyarakat Olahan 3 Perencanaan Program 98.60%
gizi Pangan terhadap Germas Sapa 238,216,000 234,885,230
Olahan keamanan,
mutu dan gizi 4 Pengembangan Materi 99.32%
Pangan Olahan Promosi Keamanan 741,110,000 736,053,607
Pangan
5 KIE Keamanan PJAS 99.22%
604,470,000 599,742,882
Meningkatnya Indeks 1 Perkuatan Pengawasan 99.88%
kepatuhan Kepatuhan Pangan Online dan MLM 553,228,000 552,579,430
pelaku usaha Pelaku usaha
dan kesadaran sarana produksi
masyarakat pangan olahan

144
terhadap risiko rendah dan
keamanan, sedang
manfaat dan
mutu obat dan Indeks 2 Pengelolaan Hasil 99.46%
makanan Kepatuhan Pengawasan Pramuka 768,205,000 762,879,937
Pelaku usaha Sapa
sarana distribusi
pangan olahan
risiko rendah dan
sedang
Meningkatnya Indeks Tersedianya Jumlah A Updating Pedoman 99.79%
Pemanfatan Pemanfaatan identifikasi pedoman, Penilaian Pangan Olahan 49,985,000 49,881,911
kebijakan kebijakan kebutuhan standard,
Pengawasan pengawasan standar kriteria, dan
Pangan Olahan pangan registrasi prosedur
Olahan Pangan registrasi
Olahan pangan Olahan. B Penyempurnaan Master 99.97%
Data Pendaftaran e- 33,210,000 33,199,506
Registration

C Monitoring Content dan 99.96%


Aplikasi Registrasi 222,095,000 221,998,412
Pangan Olahan

Tersedianya Jumlah A Persiapan Posisi 99.76%


identifikasi kebutuhan Indonesia pada 499,180,000 498,003,000
kebutuhan standar pangan Pertemuan Internasional
standar pangan olahan
olahan
B Pengkajian Peraturan, 99.83%
Standar, Pedoman dan 286,712,000 286,215,861
Code of Practice di
Bidang Keamanan
Pangan dalam Rangka

145
Emerging Issue

C Pengkajian Profil Gizi 99.03%


Pangan Olahan 63,268,000 62,652,000

Terlaksananya Persentase A Perkuatan Jejaring Lintas 97.62%


sosialisasi sosialisasi yang Sektor dalam Rangka 310,153,000 302,772,220
standar pangan dilaksanakan Standardisasi Produk
olahan yang dibandingkan Pangan
efektif dengan yang
direncanakan
B Intensifikasi Komunikasi 99.92%
Penerapan Standar 466,509,000 466,116,085
Pangan

C Sosialisasi Standar 97.05%


Pangan Olahan 643,248,000 624,290,702

Tersusunnya Persentase A Partisipasi Aktif pada 96.72%


standar pangan standar pangan Sidang Codex dan 1,116,805,00 1,080,141,45
olahan yang olahan yang Pertemuan Internasional 0 3
sesuai dengan sudah disusun
perencanaan dibanding dengan
yang
direncanakan
B Evaluasi dan 98.35%
Perencanaan Direktorat 144,688,000 142,297,890
Standardisasi Pangan
Olahan

146
C Forum Koordinator Teknis 97.77%
Kedeputian III pada 353,932,000 346,038,060
Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan
D Dukungan Kegiatan 98.75%
Standardisasi Pangan 1,504,349,00 1,485,594,65
Olahan 0 1

Meningkatnya Rasio Meningkatnya Rasio Ketepatan 1 Pemeriksaan Kesehatan 99.97%


Ketepatan ketepatan ketepatan Waktu Pelayanan Pegawai 96,150,000 96,122,000
waktu waktu Waktu Publik terkait
pelayanan pelayanan Pelayanan Pengawasan
publik di Bidang publik di Publik di bidang Sarana produksi Perkuatan Kompetensi 98.93%
Pangan Olahan bidang pengawasan Pangan Olahan Pegawai Ditwas Pangan 178,264,000 176,350,844
Pangan Pangan Olahan Risiko tinggi dan Risiko Tinggi dan
Olahan Risiko tinggi Teknologi Baru Teknologi Baru
dan Teknologi
Baru
Meningkatnya Rasio ketepatan 1 Perkuatan Pengawasan 99.14%
ketepatan waktu pelayanan Post Border 594,277,000 589,136,625
waktu publik terkait
pelayanan sarana pangan
publik di bidang olahan risiko
pengawasan rendah dan
pangan olahan sedang
risiko rendah
dan sedang
Rasio ketepatan
waktu pelayanan
publik terkait
produk Pangan
Olahan Risiko
Rendah dan
Sedang

147
Meningkatnya Rasio ketepatan A Intensifikasi Penilaian 99.94%
ketepatan waktu Berkas Registrasi Pangan 1,508,630,00 1,507,671,00
waktu pelayanan Olahan 0 7
pelayanan publik di bidang B Peningkatan Kompetensi 99.25%
publik di registrasi SDM pada Direktorat 522,902,000 519,003,594
bidang Pangan Olahan Registrasi Pangan Olahan
registrasi
C Pemeriksaan Kesehatan 100.00%
Pangan
Pegawai Direktorat 157,000,000 157,000,000
Olahan
Registrasi Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase A Publikasi Media 99.80%
pemahaman Pelaku Usaha Komunikasi dan Digital 222,572,000 222,133,410
pelaku usaha yang meningkat Marketing Registrasi
terhadap pemahamannya Pangan Olahan
persyaratan terhadap B Komunikasi, Informasi dan 99.97%
keamanan, persyaratan Edukasi Registrasi 478,640,000 478,517,116
manfaat dan registrasi Pangan Olahan
mutu Pangan pangan olahan C Pembuatan media 99.99%
Olahan komunikasi dalam rangka 203,290,000 203,270,122
sebelum management risiko
diedarkan registrasi pangan olahan
D Penyempurnaan Subsite 97.06%
Direktorat Registrasi 85,000,000 82,500,000
Pangan Olahan
Pendampingan Tingkat A Inhouse training 99.93%
yang efektif di efektivitas pendaftaran pangan 167,807,000 167,694,126
bidang pendampingan olahan untuk fasilitator di
registrasi Loka POM
Pangan B Coaching Clinic Registrasi 99.82%
Olahan Pangan Olahan 175,334,000 175,013,500
Meningkatnya Persentase A Pengkajian dan Evaluasi 99.90%
ketepatan permohonan Standar Keamanan 200,000,000 199,800,000
waktu pengkajian Pangan
pelayanan keamanan, mutu,
publik di bidang gizi dan manfaat

148
standardisasi pangan olahan
pangan olahan yang diselesaikan
tepat waktu
B Pengkajian dan Evaluasi 94.89%
Mutu Standar Pangan 125,000,000 118,610,000
Olahan
C Pengkajian dan Evaluasi 99.60%
Standar Pangan Olahan 125,000,000 124,504,000
Tertentu
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase 1 Asistensi Regulasi Pemda 99.93%
Peran instansi instansi Kabupaten/Kota 708,660,000 708,173,522
Pemerintah pemerintah pemerintah yang 2 Kajian Implementasi 99.26%
dalam yang daerah yang menerapkan Peraturan Kepala Badan 411,017,000 407,982,445
pengawasan berperan berperan aktif peraturan BPOM POM tentang SPP-IRT
pangan olahan aktif dalam dalam tentang SPPIRT
3 Peningkatan Kompetensi 95.34%
pengawasan pengawasan
Petugas 164,466,000 156,806,000
pangan pangan
4 Advokasi Keamanan 97.11%
olahan
Pangan 573,717,000 557,160,881
5 Penilaian Desa Pangan 99.80%
Aman 241,040,000 240,557,529
Persentase 1 Workshop Program 98.22%
Provinsi yang Intervensi Keamanan 158,115,000 155,295,700
menerapkan PJAS
program 2 Pertemuan Lintas Sektor 99.89%
keamanan di Daerah 171,600,000 171,407,382
pangan jajanan 3 Monitoring dan Evaluasi 98.92%
anak sekolah Program 1,424,705,00 1,409,309,54
(PJAS) 0 5
Meningkatnya Rasio Tindak Meningkatnya Tingkat 1 Bimbingan Teknis Sistem 99.97%
Efektivitas Lanjut Hasil Kualitas Pemahaman Traceability dan Recall 439,668,000 439,544,746
Pengawasan Pengawasan Pembinaan pelaku usaha Bagi Industri Menengah
Pangan Olahan Pangan pada Pelaku terhadap Importir dan Distributor
berbasis risiko Olahan yang Usaha di pembinaan terkait

149
Dilaksanakan Bidang Pangan pangan olahan Komunikasi Informasi dan 99.65%
Olahan Risiko risiko tinggi dan Edukasi Pengawasan 1,618,902,00 1,613,258,94
tinggi dan teknologi baru Keamanan, Mutu, Gizi 0 3
Teknologi baru yang diberikan dan Manfaat Pangan
Olahan Risiko Tinggi

Meningkatnya Rasio Tindak 1 Penanganan Isu 98.95%


Efektivitas Lanjut Hasil Keamanan Pangan Risiko 546,429,000 540,688,979
Pengawasan Pengawasan Tinggi dan Teknologi Baru
Pangan Olahan Pangan Olahan
Risiko Tinggi Risiko Tinggi dan
dan Teknologi Teknologi Baru
Baru Berbasis yang
Risiko dilaksanakan

Meningkatnya Rasio Tindak 1 Bimbingan Teknis 99.96%


efektivitas lanjut hasil Nasional Food Inspector 691,607,000 691,343,622
pengawasan pengawasan Tingkat dasar tahun 2019
pangan olahan sarana
risiko rendah produksi,distrib
dan sedang usi, dan
berbasis risiko produk/samplin
g pangan olahan
risiko rendah
dan sedang
yang
dilaksanakan

150
2 Bimbingan Teknis 99.98%
Nasional Food Inspector 510,040,000 509,952,884
Tingkat Muda tahun 2019

3 Workshop / Seminar 98.30%


Pengawasan Pangan 227,628,000 221,830,484
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Rendah
dan Sedang
4 Forum Food Inspector 99.77%
tahun 2019 678,816,000 677,234,117

5 Monitoring dan Evaluasi 99.33%


Kinerja Balai Besar / Balai 240,558,000 231,072,989
POM

Persentase Meningkatnya Persentase 1 Perkuatan Pengawasan 99.90%


keputusan Efektivitas Keputusan hasil Pangan Online dan MLM 73,219,000 73,149,000
hasil Pengawasan Pengawasan
Pengawasan Pangan Olahan Pangan Risiko
Pangan Risiko Tinggi Tinggi dan
Olahan yang dan Teknologi Teknologi Baru
ditindaklanjuti Baru Berbasis yang diselesaikan
Risiko tepat waktu

151
Persentase 1 Verifikasi Sarana Produksi 99.49%
Sarana produksi Pangan 398,461,000 396,439,057
dan Sarana
Distribusi yang
diinspeksi dalam
rangka
pendalaman
mutu hasil
pengawasan
pangan risiko
tinggi dan
teknologi baru
Persentase Balai 1 Supervisi dan Monitoring 97.91%
yang telah sesuai Kinerja Pengawasan Balai 443,494,000 434,212,730
dalam Besar Balai POM
pengambilan
keputusan
pengawasan
pangan risiko
tinggi dan
teknologi Baru
Persentase 1 Audit Verifikasi Penerapan 99.41%
Industri pangan Program Manajemen 500,073,000 497,111,122
olahan yang Risiko pada Sarana
menerapkan Produksi
program
manajemen

2 Penyusunan Pedoman 100.00%


dan Revisi Perka PMR 502,162,000 502,160,712

152
3 Perkuatan Program 99.48%
Manajemen Risiko untuk 1,297,765,00 1,290,951,91
Kemandirian Pengawasan 0 2
Keamanan Pangan di
Industri Pangan

Meningkatnya Persentase 1 Rapat Koordinasi Pusat 99.86%


efektivitas keputusan hasil dan Balai dalam rangka 869,940,000 865,805,452
pengawasan pengawasan Manajemen Sampling
pangan olahan pangan risiko Tahun 2019
risiko rendah rendah dan
dan sedang sedang yang
berbasis risiko diselesaikan
tepat waktu

2 Koordinasi Lintas Sektor 98.92%


Pengawasan Pangan 1,072,034,00 1,050,719,35
Risiko Rendah dan 0 1
Sedang

3 Forum Komunikasi ABG ( 99.47%


Academia, Bussiness and 2,623,519,00 2,592,969,03
Government) 0 9

Persentase 1 Pengawasan Pangan 99.80%


pangan fortifikasi Fortifikasi di Tingkat 209,822,000 207,189,732
yang memenuhi Produksi
syarat

153
2 Bimbingan Teknis 99.79%
Nasional Pengawasan 770,558,000 767,343,524
Pangan Mengenai
Pengawasan Fortifikasi

3 Penyebaran Informasi 99.05%


Pangan Fortifikasi di 660,624,000 652,885,778
Media Publik

4 Advokasi ke Pemda 99.61%


Wilayah Sentra Garam 155,650,000 154,932,914
terkait Pengawasan
Pangan Fortifikasi

5 Focus Group Discussion 98.80%


dalam rangka Monitoring 153,346,000 149,904,062
dan Evaluasi Program
Pengawasan Fortifikasi
Pangan

Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase 1 Intervensi Keamanan 99.36%


pemberdayaaan usaha pemberdayaan UMKM pangan Pangan bagi UMKM 2,750,347,00 2,732,671,93
masyarakat dan pangan pelaku usaha yang diintervensi 0 7
pelaku usaha di olahan yang pangan keamanan 2 Pendampingan UMKM 99.93%
bidang Pangan mandiri pangan 1,569,739,00 1,568,641,46

154
Olahan dalam rangka 0 8
menjamin
keamanan
pangan
Persentase Meningkatnya Presentase kader 1 Bimbingan Teknis 99.04%
Partisipasi jumlah keamanan Keamanan Pangan 609,263,000 603,436,184
masyarakat kader/individu pangan yang
dalam yang memahami
pengawasan diintervensi prinsip keamanan
di bidang keamanan pangan
Pangan pangan
Olahan
Terwujudnya Nilai AKIP Terwujudnya Nilai AKIP 1 Operasional Direktorat 99.83%
RB Deputi Deputi RB Direktorat Direktorat Pengawasan Pangan 127,266,000 127,054,700
Bidang Bidang Pengawasan Pengawasan Risiko Tinggi dan
Pengawasan Pengawasan Pangan Olahan Pangan Risiko Teknologi Baru
Pangan Olahan Pangan Risiko Tinggi Tinggi dan
sesuai roadmap Olahan dan Teknologi Teknologi Baru
RB BPOM Baru sesuai
2015-2019 Roadmap RB
BPOM 2015-
2019
Terwujudnya Nilai AKIP 1 Forum Koordinasi Teknis 99.98%
RB Direktorat Direktorat Deputi Bidang 400,000,000 399,919,282
Pemberdayaan Pemberdayaan Pengawasan Pangan
Masyarakat dan Masyarakat dan Olahan
Pelaku Usaha pelaku Usaha 2 Dukungan Administrasi 98.95%
sesuai roadmap Kegiatan Direktorat 80,840,000 79,994,899
RB BPOM 3 Pelaksanaan Operasional 99.90%
2015-2019 Kegiatan Direktorat 645,535,000 644,903,032
Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku
Usaha

155
4 Administrasi Satker pada 99.89%
Direktorat Pemberdayaan 86,555,000 86,458,000
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
5 Dukungan Kegiatan 99.81%
Direktorat Pemberdayaan 58,412,000 58,300,000
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
Terwujudnya Nilai AKIP 1 Operasional Kegiatan 541,880,000 527,265,945 97.30%
RB Direktorat Direktorat Direktorat Pengawasan
Pengawasan Pengawasan Pangan Risiko Rendah
Pangan Pangan Risiko dan Sedang
Rendah dan
Sedang
2 Administrasi Satker 112,500,000 112,002,450 99.56%
Kedeputian III

3 Forum Koordinasi Teknis 451,183,000 Rp444,910,2 100.00%


Kedeputian III pada 50
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Rendah
dan Sedang
4 Perencanaan, Monev dan 778,279,000 741,089,400 99.77%
Penerapan Sistem
Manajemen Mutu Ditwas
PRRS
Terwujudnya Nilai AKIP A Perencanaan, Monitoring Rp330,058,0 Rp330,012,4 99.99%
RB Direktorat Direktorat Dan Evaluasi Kegiatan 00 32
Registrasi Registrasi Direktorat Registrasi
Pangan Pangan Olahan Pangan Olahan
Olahan sesuai B Pengembangan Metode Rp19,512,00 Rp19,488,80 99.88%
roadmap RB Pelaporan Kinerja dan 0 0
BPOM 2015- Database Registrasi
2019 Pangan Olahan

156
C Pelaksanaan Operasional Rp383,021,0 Rp382,013,5 99.74%
Direktorat Registrasi 00 00
Pangan Olahan

D Administrasi Kedeputian Rp28,360,00 Rp28,326,25 99.88%


III Pada Direktorat 0 0
Registrasi Pangan Olahan

E Penunjang Kegiatan Rp36,000,00 Rp36,000,00 100.00%


(Sewa Mesin Fotocopy) 0 0

F Pengelolaan Arsip Rp125,737,0 Rp125,657,2 99.94%


Registrasi Pangan Olahan 00 00

Terwujudnya Nilai AKIP A Peningkatan Kompetensi Rp336,945,0 Rp334,445,0 99.26%


RB Direktorat Direktorat Pegawai Direktorat 00 00
Standardisasi Standardisasi Standardisasi Pangan
Pangan Olahan Pangan Olahan Olahan
sesuai roadmap
RB BPOM
2015-2019
B Pengadaan Perangkat Rp288,064,0 Rp288,064,0 100.00%
Pengolah Data pada 00 00
Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan
C Pengadaan Perangkat Rp208,363,0 Rp208,363,0 100.00%
Pengolah Data pada 00 00
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru

157
D Pengadaan Perangkat Rp397,644,0 Rp397,644,0 100.00%
Pengolah Data Pada 00 00
Direktorat Registrasi
Pangan Olahan
E Pengadaan Perangkat Rp146,840,0 Rp146,784,0 99.96%
Pengolah Data pada 00 00
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Rendah
dan Sedang
F Pengadaan Perangkat Rp164,200,0 Rp163,602,5 99.64%
Pengolah Data pada 00 00
Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
G Pengadaan Peralatan Rp24,452,00 Rp24,071,00 98.44%
Fasilitas Perkantoran 0 2
Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan
H Pengadaan Peralatan Rp91,637,00 Rp90,269,50 98.51%
Fasilitas Perkantoran 0 0
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru
I Pengadaan Fasilitas Rp132,000,0 Rp131,726,1 99.79%
Perkantoran pada 00 85
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Rendah
dan Sedang
J Pengadaan Fasilitas Rp80,500,00 Rp79,425,40 98.67%
Perkantoran pada 0 4
Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku
Usaha

158
159
160

Anda mungkin juga menyukai