Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan merupakan bagian dari
pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka Good Governance and
Clean Government serta pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi. Penyusunan Laporan Kinerja
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Melalui Laporan ini, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan melaporkan kinerjanya
yang diukur dari pencapaian kinerja sasaran, program, dan kegiatan yang dilakukan
sepanjang tahun 2019. Dengan demikian, upaya peningkatan pengawasan obat dan
makanan yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan Reformasi Birokrasi dapat
tercapai.
Semoga penyajian Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan ini dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat, serta bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
sehingga lebih produktif, efektif dan efisien, untuk terwujudnya Good Governance.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019
Tabel 2 Cara Pengukuran Indikator Sasaran Program Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan
Tabel 3 Target Kinerja Tahun 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Tabel 4 Pagu Anggaran 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Tabel 5 Rincian Anggaran per Sasaran tahun 2019
Tabel 6. Kriteria Pencapaian Indikator Kinerja
Tabel 7. Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019
Tabel 8. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-1
Tabel 9. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-2
Tabel 10. Indeks Kepuasan Pelayanan Publik di Bidang Pangan Olahan
Tabel 11. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-3
Tabel 12. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-4
Tabel 13. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-5
Tabel 14. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-6
Tabel 15. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-7
Tabel 16. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-8
Tabel 17. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran ke-9
Tabel 18. Realisasi Anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2019
Tabel 19. Anggaran dan realisasi belanja per indikator kinerja Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019 berisi informasi
tentang Hasil Pengukuran Kinerja selama Tahun 2019 berdasarkan Penetapan Kinerja
Tahun 2019 yang telah disusun sebelumnya dalam revisi Rencana Strategis 2015-2019.
Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja
kepada Kepala BPOM, di samping sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan dan upaya untuk memperbaiki kinerja di
masa mendatang.
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, Deputi III menetapkan 2 (dua)
tujuan yang akan dicapai Deputi III dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jaminan produk pangan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya daya saing pangan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu
dan mendukung inovasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 9 (Sembilan) Sasaran Program. Dari
12 (dua belas) indikator sasaran program, 6 (enam) indikator melebihi target dengan
kategori Sangat Baik, 3 (tiga) indikator sesuai target dengan kategori Baik, dan 3 (tiga)
indikator tidak mencapai target dengan kategori Tidak dapat disimpulkan.
Pada tahun 2019, pagu anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sebesar
Rp. 58.870.422.000,-. Realisasi anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 58.543.317.885,-
(99,44%).
Untuk mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan harus melakukan
berbagai upaya peningkatan kinerja menghadapi berbagai tantangan dan kendala baik
internal maupun eksternal. Peningkatan kinerja secara terus menerus menjadi perhatian
bagi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari
dukungan segenap pihak baik internal maupun seluruh stakeholder terkait.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) berdiri pada tahun 2001 melalui
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen. Keputusan tersebut telah diubah beberapa kali dan terakhir menjadi
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Berdasarkan peraturan tersebut Kepala Badan POM
menerbitkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dalam
susunan organisasi baru Badan POM memiliki 6 (enam) Eselon I, yang terdiri dari:
Sekretariat Utama, Inspektorat Utama dan 4 (empat) Kedeputian. Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan merupakan salah satu Eselon I di Badan POM yang
biasa disebut dengan Deputi 3.
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Bab VII
Pasal 241, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan merupakan unsur pimpinan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPOM dan
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan
sebelum beredar dan pengawasan selama beredar meliputi standardisasi,
registrasi, pengawasan produksi, dan pengawasan distribusi pangan olahan;
2
diantaranya perjanjian ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand) FTA, ASEAN-China FTA, ASEAN-Japan
Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade
Agreement (AKFTA), ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) dan ASEAN-
Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). Dengan adanya
perdagangan bebas, produk dari luar dapat lebih mudah penetrasi ke wilayah
Indonesia. Hal ini harus diantisipasi masuknya pangan olahan yang tidak
memenuhi syarat dan produk ilegal dimana keamanan dan mutunya belum
terjamin untuk dikonsumsi. Melalui proses pengawasan olahan sebelum beredar,
pangan olahan impor diharuskan memiliki izin sebelum diedarkan.
3
kaidah analisis berbasis risiko untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan publik.
4
tersebut, telah disusun standar kompetensi evaluator untuk menentukan jenjang
evaluatornya dan pelatihan yang diperlukan untuk peningkatan kompetensi.
12. Kecenderungan perubahan demand ini semakin kuat, baik di tingkat nasional
maupun di dunia internasional. Mendunianya trend ini dapat mengganggu pola
makan masyarakat Indonesia. Sementara itu pengetahuan dan kemampuan
masyarakat masih belum memadai untuk memilih dan menggunakan produk
secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar
mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali
tidak rasional. Untuk itu diperlukan pengawasan yang memadai terhadap
keamanan, mutu dan gizi dari produk-produk yang meningkat konsumsinya.
Disamping itu perlu ada optimalisasi pengawasan label dan iklan pangan olahan
di peredaran untuk meminimalkan promosi pangan yang berlebihan dan
menyesatkan.
B. STUKTUR ORGANISASI
Pada tahun 2018 Organisasi dan Tata Kerja Badan POM telah mengalami perubahan,
organisasi dan tata kerja baru diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 26 tahun 2017 dan
5
diberlakukan pada bulan Maret 2018. Selain perubahan susunan struktur organisasi juga mengalami perubahan nomenklatur, baik di tingkat
eselon I, II, III, maupun tingkat eselon IV. Deputi 3 yang semula Deputi Bidang Pengawasan Kemanan Pangan dan Bahan Berbahaya berganti
nomenklatur menjadi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Struktur organisasi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan dapat
dilihat pada Gambar 1.
1
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan membawahi 5 Direktorat dengan nama yang
baru yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut:
Penyusunan dan penetapan standar dan persyaratan keamanan, manfaat, dan mutu
pangan olahan;
Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi pangan olahan
risiko tinggi, pangan olahan risiko sedang, pangan olahan risiko rendah, dan bahan
tambahan pangan;
Pelaksanaan registrasi pangan olahan risiko tinggi, pangan olahan risiko sedang,
pangan olahan risiko rendah, dan bahan tambahan pangan;
Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang
menyelenggarakan fungsi:
Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko
sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pengawasan pangan risiko tinggi dan teknologi baru.
Jumlah SDM yang dimiliki Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan untuk melaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan pangan olahan sampai tahun 2019 adalah 232 orang PNS
yang tersebar di lima Direktorat sebagai berikut :
Adapun profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan berdasarkan tingkat
pendidikan pada tahun 2019 dapat dijelaskan pada Tabel 1 berikut :
SMA/
Prof
No Unit Kerja S3 S2 S1 D3 Seder Jumlah
esi
ajat
Direktorat Pemberdayaan
5 0 18 8 9 4 0 39
Masyarakat dan Pelaku Usaha
TOTAL 2 70 65 75 17 3 232
Gambar 3. Grafik Profil PNS Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019
PERENCANAAN KINERJA
1. RENCANA STRATEGIS
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Badan POM mempunyai kewajiban untuk
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Badan POM sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dengan berpedoman pada RPJMN. Selain itu, untuk mengantisipasi perubahan
lingkungan strategis yang berimplikasi pada tuntutan kompetensi Badan POM selaku
institusi pengawas, Renstra Badan POM harus memuat rencana kegiatan lima tahunan yang
dapat secara berkelanjutan memecahkan permasalahan yang dihadapi serta mengantisipasi
berbagai perubahan yang terkait dengan tahapan-tahapan dalam memecahkan berbagai
masalah tersebut. Namun dengan adanya perubahan Organisasi dan Tata Kerja Badan
POM telah dilakukan revisi Renstra 2015-2019.
Renstra memuat Visi, Misi, Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, Kebijakan, Program dan
Kegiatan. Rencana Strategis adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan
potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan dapat diwujudkan antara lain dengan perumusan visi dan
misi yang jelas, sehingga segala sumber daya dapat digunakan secara konsisten dalam
rangka pelaksanaan misi. Orientasi pada visi dan misi yang dijabarkan ke dalam tujuan dan
sasaran, selanjutnya diukur tingkat capaiannya berdasarkan hasil dari indikator sasaran.
Pengukuran dan evaluasi kinerja ini akan mendorong upaya perbaikan manajemen dan
peningkatan kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan.
VISI
Sejalan dengan visi dan misi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019, Badan POM telah
menetapkan Visi Badan POM periode 2015-2019. Mengingat Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian Visi Badan POM,
maka Visi Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan yang akan dicapai sesuai Renstra
periode 2015-2019 adalah sama dengan Visi Badan POM, yaitu:
”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing
Bangsa”
Masuknya produk pangan dari luar negeri sebagai dampak globalisasi dan perdagangan
bebas, serta Harmonisasi ASEAN bidang pangan tahun 2015 merupakan tantangan
tersendiri bagi industri pangan dalam negeri untuk meningkatkan daya saing produk dalam
negeri. Diperlukan peran serta Badan POM untuk mempersiapkan industri dalam negeri
untuk bersaing secara sehat dengan produk lain dari luar negeri.
MISI
Mewujudkan visi yang dikemukakan di atas merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh
seluruh jajaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Untuk mencapai visi tersebut,
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan memiliki misi yaitu:
Era perdagangan bebas telah dihadapi oleh seluruh negara di dunia termasuk
Indonesia. Sementara itu, kontribusi industri Obat dan Makanan terhadap
Pendapatan Nasional Bruto (PDB) cukup signifikan. Industri makanan dan minuman
berkontribusi ke PDB dari sektor non migas sebesar 34,33%. Pertumbuhan industri
makanan dan minuman dan minuman pada tahun 2017 mencapai sebear 9,23%,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 8,46%.
Pertumbuhan cabang industri non migas pada tahun 2017 yang tertinggi dicapai oleh
Industri Makanan dan Minuman sebesar 9,23 persen dan Industri Kimia, Farmasi
dan Obat Tradisional sebesar 4,53 persen.
Industri dalam negeri harus mampu bersaing baik di pasar dalam maupun luar
negeri. Kemajuan industri pangan secara tidak langsung dipengaruhi oleh sistem
dan dukungan regulatory, sehingga BPOM berkomitmen untuk mendukung
peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan keamanan, manfaat, dan mutu
pangan.
Masyarakat sebagai konsumen juga mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pengawasan Pangan. Sebagai salah satu pilar pengawasan pangan, masyarakat
diharapkan dapat memilih dan menggunakan pangan yang memenuhi standar, dan
diberi kemudahan akses informasi dan komunikasi terkait pangan. Untuk itu, Deputi
III melakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mendukung pengawasan melalui kegiatan Pemberdayaan,
Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat, serta kemitraan dengan
pemangku kepentingan lainnya, sehingga mampu melindungi diri dan terhindar dari
produk pangan yang mengandung bahan berbahaya dan ilegal.
Meningkatnya pangan yang memenuhi syarat adalah salah satu target Deputi III.
Direncanakan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) akan
menjadi persyaratan mendasar yang wajib dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan setiap industri pangan agar tidak ditemukan lagi
penggunaan bahan dan proses produksi yang membahayakan kesehatan dan
TUJUAN
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan menetapkan 2 (dua) tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya jaminan produk pangan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya daya saing pangan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan
mendukung inovasi.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran program ini telah ditetapkan indikator
dengan cara pengukuran masing-masing indikator pada Tabel 2 dan target dari sasaran
strategis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Target Kinerja Tahun 2019 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Target dari Sasaran Program dan Indikator Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berikut anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan untuk mendukung capaian
sasaran program tahun anggaran 2019:
58.870.422.000
Kurang 50 - <70
Cukup 70 - <90
Baik 90 - <110
Laporan kinerja tahun 2019 merupakan evaluasi kegiatan yang berjalan selama tahun 2019
dan dapat dijadikan masukan untuk perbaikan perencanaan sampai dengan akhir periode
Renstra. Evaluasi pada laporan kinerja ini dilakukan pada 9 (sembilan) sasaran program
dengan 12 (dua belas) indikator yang telah ditetapkan seperti dijabarkan pada BAB II.
Dengan adanya perubahan organisasi dan tata kerja baru Badan POM tahun 2019, dan
adanya Revisi Renstra Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2015 – 2019, maka
sejak bulan Maret 2019, sasaran strategis Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
berubah menjadi 9 (sembilan) sasaran, yaitu:
1. Terwujudnya Pangan Olahan yang aman dan bermutu;
2. Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan
Olahan;
3. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap
keamanan, mutu dan gizi pangan olahan;
4. Meningkatnya pemanfaatan kebijakan pengawasan Pangan Olahan;
5. Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan;
6. Meningkatnya peran pemerintah dalam pengawasan Pangan Olahan;
7. Meningkatnya efektivitas pengawasan Pangan berbasis risiko;
8. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang Pangan Olahan;
9. Terwujudnya RB Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sesuai roadmap RB
BPOM 2015-2019.
Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran program terdiri dari 12 indikator yang
menjadi pengukuran kinerja Deputi, yaitu:
Uraian tentang Indikator dan Target Kinerja untuk masing-masing sasaran strategis tersebut
diuraikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Tahun 2019
Nilai
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi Pencapaian Kriteria
Program
Sasaran
Nilai Indeks Pengawasan Obat dan Makanan (IPOM) adalah suatu ukuran untuk menilai
tingkat efektivitas kinerja pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh BPOM
yang akan diukur menggunakan 3 (tiga) dimensi yaitu pemerintah, masyarakat, dan
pelaku usaha.
Dimensi pemerintah mencakup variabel yang terkait dengan pengawasan yang
dilakukan oleh BPOM baik sendiri maupun yang dilakukan dengan instansi lain. Dimensi
ini terkait dengan kinerja pengawasan BPOM dalam rangka terwujudnya visi yaitu Obat
dan Makanan Aman, meningkatkan kesehatan dan daya saing bangsa. Indikator
pembentuk dimensi ini antara lain:
Dimensi pelaku usaha mencakup variabel yang terkait dengan kontribusi/peran dari
pelaku usaha sebagai contoh adalah kepatuhan pelaku usaha dalam pemenuhan
persyaratan/ketentuan. Dimensi ini terkait intervensi yang diberikan kepada pelaku usaha
dalam rangka peningkatan kepatuhan pelaku usaha dan daya saing produk.
1. Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha di Bidang Pangan
2. Indeks Kepuasan Pelaku Usaha di Bidang Pangan
3. Persentase industri pangan olahan yang menerapkan Program Manajemen Risiko
Pengukuran indeks ini didasarkan oleh indikator indeks kepatuhan pelaku usaha,
indeks kepuasan masyarakat, indeks pengetahuan masyarakat, indeks kepuasan pelaku
usaha, dan indikator kinerja masing-masing komoditi. Capaian pada indikator ini tidak
Meningkatnya Indeks
kepuasan pelaku kepuasan
usaha terhadap pelayanan
81.58 81 84,56 103.64% 102.90
layanan publik di publik di bidang
bidang Pangan Pangan Olahan
Olahan
Hasil Pencapaian kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang Pangan
Olahan unit di Kedeputian III dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10 Indeks Kepuasan Pelayanan Publik di Bidang Pangan Olahan
Unit Pelayanan di Target Realisasi Capaian
Kedeputian III (%)
Registrasi Pangan Olahan 79 83,96 106,28
Pengawasan Pangan Risiko 72 86,99 98,85
Rendah dan Sedang
Pengawasan Pangan Risiko 79,17 84,03 106
Tinggi dan Teknologi Baru
Standardisasi Pangan 85 83,27 97,96
Olahan
Rata-rata 84,56
Capaian Nilai IKM Tahun 2019 didukung oleh upaya peningkatan pelayanan publik,
yaitu :
5) Peningkatan kompetensi SDM baik hard skill maupun soft skill guna meningkatkan
efektivitas penilaian dan layanan publik di dalam negeri ataupun luar negeri
7) Sinergi kebijakan pelayanan publik dengan stakeholder K/L terkait sesuai arah
kebijakan pemerintah.
Indeks
kesadaran
masyarak
at
terhadap
N/A 68 70 102,94 N/A
kemanan,
mutu, dan
gizi
pangan
olahan
Meskipun nilai indeks kepatuhan pelaku usaha pangan olahan pada tahun 2019 masih
belum secara spesifik mencerminkan pelaku usaha baik sarana produksi maupun
sarana distribusi berbasis risiko produk, namun demikian Deputi Bidang Pengawasan
Pangan Olahan telah menyiapkan langkah-langkah dalam rangka pencapaian indikator
ini di tahun 2019 yaitu :
Pengukuran indeks kesadaran masyarakat terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan
olahan dilakukan oleh PRKOM. Indikator pembentuk indeks kesadaran masyarakat
adalah sejauh mana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam memilih Obat
dan Makanan yang aman untuk dikonsumsi. Indeks kesadaran masyarakat dihitung
berdasarkan konversi nilai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang memenuhi
ketentuan kaidah terhadap Kemasan baik, baca Label, produk yang memiliki Izin edar
dan produk yang tidak Kadaluarsa.
Hasil pengukuran indeks kesadaran masyarakat dibentuk oleh 3 komponen penyusun
yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku, hasil survei per masing-masing komponen untuk
komoditi pangan olahan adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan : Dari hasil survei diperoleh Nilai Indeks Pengetahuan Masyarakat
secara Nasional terhadap KLIK untuk komoditi pangan olahan berada dalam kategori
baik dengan nilai indeks 75,98. Dari hasil analisis tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap KLIK diketahui bahwa pengetahuan tentang kadaluwarsa menunjukkan
prosentase tertinggi, diikuti oleh pengetahuan tentang label dan kemasan, yang
terendah adalah pengetahuan nomor ijin edar.
b. Sikap : Dari hasil survei diperoleh Nilai Indeks Sikap Masyarakat secara Nasional
terhadap KLIK untuk komoditi pangan olahan berada dalam kategori baik dengan
nilai indeks 75,41. Dari hasil analisis sikap masyarakat/responden terhadap KLIK
menunjukkan bahwa sikap masyarakat menganggap penting semua komponen KLIK
pada saat akan membeli/mengkonsumsi suatu produk.
c. Perilaku: Dari hasil survei diperoleh Nilai Indeks Perilaku Masyarakat secara
Nasional terhadap KLIK untuk komoditi pangan olahan berada dalam kategori kurang
baik dengan nilai indeks 58,62. Dari hasil analisis perilaku masyarakat/responden
tentang KLIK menunjukkan bahwa dalam membeli/mengkonsumsi Makanan kurang
baik dalam mencermati KLIK. Meskipun sudah baik dalam mencermati kondisi
Kemasan, cukup baik mencermati tanggal Kadaluwarsa namun kurang baik dalam
mencermati informasi yang ada pada Label serta tidak baik dalam mencermati
Nomor Ijin Edar.
Meningkatnya Indeks
pemanfaatan pemanfaatan
kebijakan kebijakan
pengawasan pengawasan 100 100 100 100 100
Pangan Pangan
Olahan Olahan
Hasil dari berbagai sasaran dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2019, belum secara tuntas dan menyeluruh mampu menjawab
perkembangan pesat kemajuan ilmu dan teknologi di bidang pangan. Namun demikian,
telah diupayakan agar sejalan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan dimana
pengelolaannya sesuai dengan mekanisme sistem standardisasi produk pangan.
Nilai rasio ketepatan waktu pada rentang 0-1 dimana semakin angkanya mendekati 1
maka semakin tinggi tingkat pemenuhan ketepatan waktu pelayanan publik terhadap
pengajuan pelayanan. Sebaliknya, semakin nilainya mendekati 0 maka semakin rendah
pemenuhan ketepatan waktu pelayanan publik yang diberikan.
Nilai capaian indikator ini dapat dilihat pada Tabel 13.
2019 Realisasi
Realisasi Realisa 2019 terhadap
Sasaran Indikator Target %
2018 si 2018
Capaian
(%)
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)
Meningkatnya Persentase
peran instansi
pemerintah pemerintah
dalam yang
pengawasan berperan aktif 54.05 54 62 114.81 114.71
Pangan dalam
Olahan pengawasan
Pangan
Olahan
Realisasi indikator kinerja persentase instansi pemerintah yang berperan aktif dalam
pengawasan pangan olahan pada tahun 2019 sebesar 114,81% (sangat baik). Jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 maka sebesar 114,71%. Selama kurun
waktu tahun 2019 telah dilakukan beberapa inovasi untuk mencapai peningkatan
realisasi kinerja. Beberapa inovasi dan kebijakan yang dilakukan diantaranya:
2) Penyediaan layanan konsultasi via live chat melalui aplikasi sppirt.pom.go.id untuk
memudahkan Pemerintah Daerah dalam mendapatkan informasi terkait penerbitan
SPP-IRT.
Berdasarkan hasil evaluasi, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam
penerbitan SPP-IRT sesuai ketentuan antara lain:
Sebagai tindak lanjut, rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun selanjutnya yaitu:
Terkait penerapan program keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) oleh
pemerintah provinsi, telah dilakukan:
1) Database Elektronik (Google Drive) capaian tahapan intervensi PJAS untuk diisi oleh
Balai Besar/Balai POM di 14 Provinsi (intervensi utama : Bimbingan teknis PJAS bagi
komunitas sekolah dan Distribusi Paket Edukasi (Produk Informasi) Keamanan
Pangan untuk Sekolah)
2) Survey Online dengan Kuesioner Elektronik dengan Aplikasi Survey Monkey kepada
stakeholder kunci di daerah yang menjadi lokus program (Bappeda, Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Sekolah).
Pertanyaan pada aplikasi tersebut merupakan penjabaran dari peran setiap
stakeholder kunci dan berkontribusi sebagai input untuk mengukur Parameter
Advokasi Lintas Sektor Dalam Rangka Sinergisme Program dan Penggalangan
Komitmen.
Instruksi Presiden No. 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan
Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektifitas Obat dan
Makanan serta Permendagri No. 41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi
Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah merupakan payung
hukum yang memperkuat implementasi Program Intervensi Keamanan PJAS di
Daerah.
Sinergisme lintas sektor antara Badan POM dengan Kementerian yang memiliki
program berbasis sekolah dan sebagai Instansi Pembina program tersebut pada OPD,
terutama dalam aspek : integrasi lokus dan program, keterlibatan SDM instansi terkait
(Sanitarian Puskesmas dan Dinas Kesehatan, Petugas Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Propinsi, Petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
dan Propinsi serta Fasilitator Sekolah Ramah Anak) pada implementasi intervensi
keamanan PJAS.
Keberhasilan Advokasi Lintas Sektor yang dilaksanakan dengan OPD terkait untuk
menyepakati pelaksanaan intervensi keamanan PJAS secara sinergis dan terpadu
Komitmen dan Dukungan Pemerintah Daerah dalam program Intervensi Keamanan
PJAS
Komitmen sekolah dalam melakukan program keamanan pangan di sekolah, terutama
dalam pembentukan Tim Keamanan Pangan Sekolah, Pembinaan Kantin Sekolah
serta melakukan KIE kepada siswa.
Kunci penunjang keberhasilan pencapaian program antara lain :
Sumber data berasal dari laporan feedback dari tindaklanjut hasil pengawasan dan
tingkat pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan yang dilakukan Direktorat
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dan Direktorat Pengawasan Pangan
Risiko Tinggi dan Teknologi Baru. Indikator ini diperlukan dalam rangka mengukur
terkait kemampuan pelaku usaha untuk memahami informasi yang disampaikan dalam
kegiatan pembinaan yang dilakukan baik berupa kegiatan supervisi, bimbingan teknis,
dan KIE. Nilai capaian indikator ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Realisasi
2019 terhadap
2019
Realisasi 2018
Sasaran Indikator
2018 (%)
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (4) (5) (6) (7) = (6)/(5) (8) = (6)/(4)
Rasio tindak
lanjut hasil
pengawasan
0.63 0.63 0.77 122,22 122,22
pangan
olahan yang
Meningkatnya
dilaksanakan
efektivitas
pengawasan
Persentase
Obat berbasis
keputusan
risiko
hasil
pengawasan 73.12 73.00 85.81 117.56 117.35
pangan
olahan yang
ditindaklanjuti
Capaian indiaktor kinerja Rasio Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang
Dilaksanakan diperoleh dari kontribusi capaian 4 IKK dari 2 direktorat pengawasan di
kedeputian 3 yaitu Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dan
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru. IKP ini dihitung
dengan menjumlahkan 25% capaian indikator Rasio tindak lanjut hasil pengawasan
Pangan Olahan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru yang dilaksanakan, 50% capaian
indikator Rasio tindak lanjut hasil pengawasan sarana produksi, sarana distribusi dan
produk/sampling Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang dilaksanakan, 25%
capaian indikator Tingkat pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan terkait
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru, dan 25% capaian indikator Tingkat
pemahaman pelaku usaha terhadap pembinaan terkait Pangan Risiko Rendah dan
Sedang.
Berdasarkan cara perhitungan capaian indikator kinerja tersebut diatas diperoleh
capaian Rasio Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Dilaksanakan
pada tahun 2019 sebesar 0,77 dengan capaian sebesar 122,22 % (tidak dapat
disimpulkan) dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,63. Capaian IKP Rasio Tindak
Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Dilaksanakan bila dibandingkan dengan
target pada tahun 2019 telah tercapai pada tahun 2019.
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan capaian diperlukan langkah-langkah
pada Direktorat pengawasan di kedeputian 3 sebagai berikut :
Berdasarkan cara perhitungan capaian IKP tersebut diatas diperoleh capaian IKP -
Persentase Keputusan Hasil Pengawasan Pangan Olahan yang Ditindaklanjuti pada tahun
2019 sebesar 85,81% dengan capaian sebesar 117,56 % (sangat baik) dari target yang
telah ditetapkan sebesar 73,00%. Capaian IKP Persentase Keputusan Hasil Pengawasan
Pangan Olahan yang Ditindaklanjuti bila dibandingkan dengan target pada tahun 2018 telah
melampaui target yang telah ditetapkan atau sebesar 117,36%.
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan capaian IKP diperlukan langkah-langkah
pada Direktorat pengawasan di kedeputian 3 sebagai berikut :
2019 Realisasi
2019
Realisasi
Sasaran Indikator Target Realisasi % terhadap
2018
Capaian 2018
(%)
(7) =
(1) (2) (4) (5) (6) (8) = (6)/(4)
(6)/(5)
Persentase pelaku usaha
Meningkatnya pangan olahan yang
pemberdayaa mandiri dalam rangka 34.68 35 37,90 108,30 109,28
n masyarakat menjamin keamanan
dan pelaku pangan
usaha di
bidang Persentase partisipasi
Pangan masyarakat dalam
79.91 80 100 125 125.14
Olahan pengawasan di bidang
Pangan Olahan
Realisasi Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka
menjamin keamanan pangan sebesar 108,3% (baik). Jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2018 maka sebesar 109,28%. Pada tahun 2019 strategi pembinaan UMKM
Hambatan dalam pencapaian target indikator Persentase pelaku usaha pangan olahan
yang mandiri dalam rangka menjamin keamanan pangan pada tahun 2019 adalah :
a) Rendahnya willingness industri untuk melakukan perbaikan baik terhadap temuan
pada saat audit atau rekomendasi perbaikan dari sidang komisi.
b) Industri memerlukan waktu dalam penyesuaian sistem PMR dengan sistem internal
yang telah diterapkan sebelumnya.
c) Belum semua industri melaksanakan Peraturan Kepala Badan POM Nomor. 2 tahun
2017 tentang Penerapan Program Manajemen Risiko Keamanan Pangan di Industri
Pangan Mengingat Grace Period peraturan tersebut sampai dengan Agustus 2018.
d) Otoritas Kompeten untuk validasi proses termal yang terbatas, yang masih
merupakan masalah yang dihadapi dari tahun 2018.
b) memberikan surat peringatan Keras kepada Industri yang tetap tidak menjalankan
kewajiban Perbadan tersebut.
d) Melakukan Finalisasi Pedoman Program Manajemen Risiko pada Industri PKGK dan
segera melakukan sosialisasi dan bimtek terhadap pemberlakuan kewajiban
pemberlakuan PMR pada industri PKGK.
Berbagai upaya Intervensi Keamanan Pangan bagi Pelaku Usaha Pangan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2019 guna mencapai target Persentase partisipasi
masyarakat dalam pengawasan di bidang Pangan Olahan meliputi:
1. Penguatan komitmen kepada stakeholder (Organisasi masyarakat dan
Poltekkes) yang berperan sebagai fasilitator melalui komunikasi yang lebih
intensif yang dilakukan dengan video conference, komunikasi secara online dan
pertemuan langsung sehingga fasilitator lebih memahami tugas dan fungsinya
2. Bimbingan teknis keamanan pangan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha yang berkoordinasi dengan
BBPOM/BPOM, Loka POM, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, serta Organisasi
Kemasyarakatan di masing-masing daerah
3. Sosialisasi Keamanan Pangan kepada pelaku usaha pangan dilaksanakan oleh
Fasilitator Keamanan Pangan Poltekkes dan Organisasi Kemasyarakatan
Untuk memastikan keberhasilan pencapaian indikator pada Tahun 2019 maka
dilakukan:
1. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan komitmen dan dukungan
dari organisasi masyarakat terhadap pelaksanaan pendampingan, bimbingan teknis
keamanan pangan dan sosialisasi keamanan pangan.
2. Koordinasi dengan UPT untuk melakukan tindak lanjut berupa pendampingan
kepada fasilitator dan UMKM yang telah diintervensi keamanan pangan.
2019 Realisasi
2019
Realisasi
Sasaran Indikator Target Realisasi % terhadap
2018
Capaian 2018
(%)
(7) = (8) =
(1) (2) (4) (5) (6)
(6)/(5) (6)/(4)
Terwujudnya RB Deputi Nilai AKIP Deputi
Bidang Pengawasan Bidang Pengawasan
Pangan Olahan sesuai Pangan Olahan
roadmap RB BPOM 73.44 81 77.72 95.95 105.82
2015-2019
Realisasi indikator kinerja Nilai AKIP adalah sebesar 77.72. Bila dibandingkan dengan
target tahun 2019 maka capaian indikator adalah sebesar 95.95 dengan kategori BAIK.
Jika dibandingkan dengan target tahun 2019, capaian tahun 2019 ini juga masih belum
mampu mencapai target. Perlu upaya perbaikan untuk tahun berikutnya agar target
dapat tercapai.
Kendala pencapaian target tahun 2019 ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
a) Mekanisme pengumpulan data kinerja dan pemantauan kinerja masih belum
memadai,
b) Kelemahan dalam merevi dokumen perencanaan yang disesuaikan dengan dinamika
implementasi program;
Untuk mencapai target pada indikator kinerja ini maka Deputi Bidang Pengawan
Pangan Olahan akan melakukan perbaikan dalam penyusunan LAKIP serta
implementasi sistem akuntabilitas instansi pemerintah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pada tahun 2019, pagu anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan sebesar
Rp. 59.387.617.000,-. dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 58.954.733,- (99.27%).
Realisasi anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2019 dapat dilihat pada
Tabel 18 berikut.
Tabel 18. Realisasi Anggaran Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan 2019
Tabel 19. Anggaran dan realisasi belanja per indikator kinerja Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan
Standar efisiensi (SE) merupakan angka pembanding yang dijadikan dasar dalam
menilai efisiensi. Dalam hal ini, SE yang digunakan adalah indeks efisiensi sesuai
rencana capaian, yaitu 1, yang diperoleh dengan menggunakan rumus:
Kemudian, terhadap kegiatan yang efisien atau tidak efisien tersebut diukur tingkat
efisiensi (TE), yang menggambarkan seberapa besar efisiensi/ketidakefisienan yang
terjadi pada masing-masing kegiatan, dengan menggunakan rumus berikut:
Pada pengukuran efisiensi per indikator kegiatan Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan Tahun 2019 terdapat 1 (satu) sasaran yang tidak efisien, yaitu Nilai AKIP Deputi
Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Hal ini terjadi karena capaian nilai AKIP tidak
mencapai target, sehingga mempengaruhi nilai efisiensi. Informasi capaian kinerja yang
disajikan belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan
program dan kegiatan organisasi.
A. KESIMPULAN
Secara garis besar, dapat diambil kesimpulan pencapaian kinerja Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
2. Dalam rangka mencapai tujuan strategis Badan POM 2015-2019, telah ditetapkan 9
(sembilan) sasaran program yang pencapaiannya diukur dengan 12 (dua belas)
indikator kinerja utama. Pada tahun 2019 indikator kinerja program yang tercapai
dengan kriteria sangat baik antara lain :
a) Indeks Pengawasan Pangan Olahan
b) Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang Pangan Olahan
c) Indeks kesadaran masyarakat terhadap kemanan, mutu, dan gizi pangan olahan
d) Rasio ketepatan waktu pelayanan publik di bidang Pangan Olahan
e) Persentase instansi pemerintah yang berperan aktif dalam pengawasan Pangan
Olahan
f) Persentase keputusan hasil pengawasan pangan olahan yang ditindaklanjuti
3. Indikator Kinerja Program yang tercapai dengan kriteria baik antara lain :
a) Indeks pemanfaatan kebijakan pengawasan Pangan Olahan
b) Persentase pelaku usaha pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin
keamanan pangan
c) Nilai AKIP Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Selain kedua kriteria diatas terdapat 2 (dua) indikator yang masuk kedalam kriteria tidak
dapat disimpulkan yaitu :
6. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan telah memiliki rencana tindaklanjut terhadap
indikator kinerja program yang berlanjut pada RPJMN tahun 2020-2024 dalam rangka
memperbaiki kinerja program. Beberapa rencana tindaklanjut yang akan diambil antara
lain: Mereviu dokumen perencanaan kinerja dan pelaksanaan perencanaan dan
monitoring program yang lebih baik pada RPJMN tahun 2020-2024
7. Sebagai penutup dari Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
tahun 2019, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar sasaran strategis yang
dirumuskan dalam Rencana Kinerja Tahunan 2019 dan Perjanjian Kinerja 219
dapat dicapai.
B. SARAN
Dari kesimpulan di atas, untuk perbaikan kedepan diperlukan saran yang sangat bermanfaat
dan dapat membantu manajemen Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, yaitu:
Monitoring program perlu dilakukan secara optimal terutama penyerapan anggaran setiap
bulannya sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap triwulan
sehingga setiap permasalahan yang terjadi dalam kegiatan dapat dilakukan perbaikan
dengan cepat dan tujuan kegiatan dapat tercapai secara optimal.
RENCANA STRATEGIS
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN TAHUN 2015-2019
NOMOR: HK.04.01.5.55.11.18.4430
TENTANG
TAHUN 2019
Ditetapkan di Jakarta
1. Persentase
pelaku usaha
pangan olahan yang 35
mandiri dalam
Meningkatnya rangka menjamin
pemberdayaan keamanan pangan
masyarakat dan
pelaku usaha di 2. Persentase
bidang Pangan partisipasi
Olahan masyarakat dalam 80
pengawasan di
bidang Pangan
Olahan
Terwujudnya RB Nilai AKIP Deputi
Deputi Bidang Bidang Pengawasan
Pengawasan Pangan Olahan 81
Pangan Olahan
sesuai roadmap RB
BPOM 2015-2019
Output :
Jumlah laporan forum 1 Laporan 1 Laporan 100
koordinasi
3 Bimbingan Teknis dan Pelayanan Input :
Registration Pangan Olahan - Dana 99.78%
1,503,892,000 1,500,541,168
Output :
Output :
Jumlah laporan forum 1 Laporan 1 Laporan 100
koordinasi teknis Kedeputian III
Input :
Dana : 99.72%
571,567,000 569,978,089
Output :
Indeks Kepuasan Pelayanan 79.17 84.03 106%
Publik di bidang Pengawasan
Pangan Olahan Risiko tinggi
dan Teknologi baru
5 Operasional Direktorat Pengawasan input :
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Dana : 99.25%
Baru 210,586,000 208,999,456
Output :
Jumlah Paket dalam rangka Tersedianya 12 paket Tersedianya 12 paket Operasional 100%
mendukung operasional Operasional Direktorat Direktorat Pengawasan Pangan Risiko
Direktorat Pengawasan Pangan Pengawasan Pangan Risiko TInggi dan Teknologi Baru
Risiko Tinggi dan Teknologi Tinggi dan Teknologi Baru
Baru
7 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian Input :
Input :
Dana : 94.50%
113,955,000 107,682,007
Output :
Indeks kepuasan pelayanan 85 83.27 97.96%
publik di bidang
standardisasi pangan olahan
Input :
- Dana Rp561,923,000 Rp561,401,588 99.91
Output :
Persentase 100 % 100 % 100
pengaduan/keluhan/masukan
terkait registrasi Pangan
Olahan yang ditindaklanjuti
1 Penerapan, Monitoring dan Evaluasi Input :
Reformasi Birokrasi di Direktorat
Registrasi Pangan Olahan - Dana 9991.00%
561,923,000 561,401,588
Output :
Dana : 98.43%
450,000,000 442,914,000
Output :
Persentase permohonan 80% 100% 125.00%
pengkajian keamanan, mutu,
gizi dan manfaat pangan
olahan yang diselesaikan
tepat waktu
1 Pengkajian dan Evaluasi Standar Input :
Keamanan Pangan Dana : 99.90%
Input :
Dana : 99.72%
2,058,570,000 2,052,803,689
Output :
Tingkat Pemahaman pelaku 80% 94% 118%
usaha terhadap pembinaan
- Sosilaisasi ke pelaku usaha Sosilaisasi ke pelaku usaha Sosilaisasi ke pelaku usaha online
online online (Grand Mercure Hotel)
Input :
Dana : 99.49%
398,461,000 396,439,057
Output :
Persentase Sarana produksi 92% 98% 107%
dan Sarana Distribusi yang
diinspeksi dalam rangka
pendalaman mutu hasil
pengawasan pangan risiko
tinggi dan teknologi baru
a Audit Verifikasi Sarana Produksi Input :
Pangan Direktorat Pengawasan Dana : 99.49%
Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi 398,461,000 396,439,057
Baru
Output :
Jumlah sarana produksi pangan 74 sarana produksi pangan 77 sarana produksi pangan yang 104.05%
yang diverifikasi yang diverifikasi diverifikasi
Input :
Dana : 97.91%
443,494,000 434,212,730
Output :
Persentase Balai yang telah 65% 70% 108%
sesuai dalam pengambilan
keputusan pengawasan
Terwujudnya Indeks Meningkatnya Persentase Sarana produksi dan distribusi pangan olahan 99.91% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan Pengawasan Sarana Risiko tinggi dan teknologi baru yang memenuhi ketentuan
yang aman, Pangan Produksi dan
bermutu dan Olahan Distribusi
bergizi Pangan 1 Penyusunan NSPK Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan 99.99% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan Risiko Teknologi Baru
Tinggi dan
2 On The Job Training Pengawasan Pangan AMDK 99.99% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Teknologi
Baru yang
Memenuhi 3 Foreign Inspection 99.68% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Ketentuan
Meningkatnya Persentase Pangan Olahan Risiko Tinggi dan Teknologi baru 99.85% 95.40% 0.96 1 TIDAK -
Pangan yang memenuhi syarat EFISIEN 0.04
Olahan Risiko
4 Audit Verifikasi Sarana Distribusi Pangan Direktorat 99.85% 111.11% 1.11 1 EFISIEN 0.11
Tinggi dan
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
teknologi baru
yang aman,
bermanfaat
dan bermutu
Meningkatnya Persentase sarana produk dan distribusi Pangan Olahan 99.32% 120.10% 1.21 1 EFISIEN 0.21
sarana Risiko Rendah dan Sedang yang memenuhi ketentuan
produksi dan
123
distribusi 5 Verifikasi sarana produksi dan distribusi pangan/bahan 99.38% 102.37% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Pangan tambahan
Olahan Risiko
Rendah dan 6 Verifikasi Sarana Produksi UMKM Pangan Olahan Untuk 98.64% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Sedang yang Peningkatan Daya
memenuhi Persentase Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang 98.84% 103.47% 1.05 1 EFISIEN 0.05
ketentuan memenuhi syarat
7 Penanganan Isu Keamanan Pangan 98.80% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
8 Implementasi Sistem Traceability dan Recall Bagi Industry 99.08% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Menengah Importir
Terwujudnya Persentase UMKM pangan yang meningkat pemahamannya 98.54% 110.07% 1.12 1 EFISIEN 0.12
Pangan tentang keamanan pangan
Olahan yang
aman, bermutu 9 Pembinaan Balai Deputi Bidang Pengawasan Pangan 99.11% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
dan bergizi Olahan (Manokwari)
melalui
pemberdayaan
masyarakat 10 Focus Group Discussion Pasar Aman dari Bahan 98.63% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
dan pelaku Berbahaya
usaha
11 Pemberdayaaan Masyarakat pada Komunitas UMKM 98.46% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Meningkatnya Persentase standar pangan olahan yang dimanfaatkan 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
standar
pangan olahan
yang 12 Penyelenggaraan Sidang CCCF ke-13 di Yogyakarta 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dimanfaatkan
Meningkatnya Persentase Registrasi Pangan Olahan yang Diselesaikan 99.08 99.31 1.00 1 EFISIEN 0.00
pangan olahan Tepat Waktu
yang 13 Pembahasan Penilaian Pendaftaran dan Iklan Pangan 99.87 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
memenuhi Olahan
124
syarat melalui 14 Forum Koordinasi Dalam Rangka Registrasi Pangan 96.24 100 1.04 1 EFISIEN 0.04
penilaian Olahan
keamanan,
mutu dan gizi 15 Bimbingan Teknis dan Pelayanan Registration Pangan 99.78 104.29 1.05 1 EFISIEN 0.05
sebelum Olahan
produk 16 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian III pada Direktorat 100 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
diedarkan Registrasi Pangan Olahan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Kepuasan Pelayanan Publik di bidang Pengawasan 99.72% 106.14% 1.06 1 EFISIEN 0.06
Kepuasan Kepuasan Kepuasan Pangan Olahan Risiko tinggi dan Teknologi baru
Pelaku Usaha Pelayana pelaku usaha 17 Operasional Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi 99.25% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
terhadap Publik di terhadap dan Teknologi Baru
layanan Publik Bidang layanan publik
di Bidang Pangan di bidang 18 Forum Koordinasi Teknis Kedeputian III pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Layanan Publik Olahan pengawasan Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
pangan olahan
risiko tinggi
dan teknologi
baru
Meningkatnya Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan Pangan 98.85% 120.82% 1.22 1 EFISIEN 0.22
kepuasan Olahan Risiko Rendah dan Sedang
pelaku usaha
terhadap
19 Perkuatan Kompetensi dan Motivasi 94.50% 100.00% 1.06 1 EFISIEN 0.06
layanan publik
di bidang
pengawasan
Pangan
Olahan Risiko
Rendah dan
Sedang
Meningkatnya Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang standardisasi 94.50% 97.96% 0.99 1 TIDAK -
kepuasan pangan olahan EFISIEN 0.01
125
pelaku usaha 20 Pengembangan e-Standardization Bahan Baku dan 99.04 100 1.01 1 EFISIEN 0.01
terhadap Kategori Pangan
layanan publik
di bidang
standardisasi
pangan olahan
Meningkatnya Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang registrasi 99.78% 106.28% 1.07 1 EFISIEN 0.07
kepuasan Pangan Olahan
pelaku usaha 21 Survey Kepuasan Pelanggan 97.13% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
terhadap 22 Peningkatan Competency Pegawai 99.95% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
layanan publik
di bidang 23 Pengadaan Perlengkapan Pelayanan Publik 99.79% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
registrasi
Pangan
Olahan
Terlaksananya Persentase pengaduan/keluhan/masukan terkait registrasi 99.91 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
tindak lanjut Pangan Olahan yang ditindaklanjuti
pengaduan/
keluhan/
masukan 24 Penerapan, Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi di 99.91 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
terkait Direktorat Registrasi Pangan Olahan
registrasi
Pangan
Olahan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha Sarana produksi dan 99.14% 110.14% 1.11 1 EFISIEN 0.11
Kepatuhan Kepatuhan kepatuhan Distribusi pangan olahan Risiko Tinggi dan Teknologi baru
Pelaku Usaha (compliance Pelaku Usaha
dan Kesadaran index) pelaku Pangan
masyarakat usaha di Olahan Risiko 25 Pemantapan Jejaring Pengawasan Pangan Terpadu 99.27% 105.67% 1.06 1 EFISIEN 0.06
terhadap bidang tinggi dan
keamanan, Pangan Teknologi
mutu, dan Gizi Olahan Baru 26 Pertemuan/Sidang/Workshop/Pelatihan Internasional 98.88% 166.67% 1.69 1 EFISIEN 0.69
Pangan Olahan tentang pangan dalam rangka pengawasan
126
Meningkatnya Indeks kepatuhan (compliance index) Pelaku Usaha di bidang 99.39% 126.39% 1.27 1 EFISIEN 0.27
kepatuhan Pangan Olahan
pelaku usaha
pangan dan 27 Perkuatan Lintas Sektor pada Komunitas Pasar 99.09% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
kesadaran
masyarakat
28 KIE Keamanan Pangan (Sumatera Utara dan Sumatera 99.60% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
terhadap
Barat)
keamanan,
mutu dan gizi 29 Sosialisasi Keamanan Pangan 99.41% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Pangan
Olahan
Tersedianya Indeks kesesuaian standar pangan olahan 99.48 111.11 1.12 1 EFISIEN 0.12
standar
pangan olahan 30 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan 99.77 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
sesuai Code of Practice di Bidang Keamanan Pangan
kebutuhan
31 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan 99.13 100 1.01 1 EFISIEN 0.01
Code of Practice di Bidang Pangan Olahan Tertentu
32 Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan 99.64 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Code of Practice di Bidang Mutu Pangan Olahan
Indeks Meningkatnya Indeks kesadaran masyarakat terhadap keamanan, mutu, dan 98.50% 102.94% 1.05 1 EFISIEN 0.05
Kesadaran kepatuhan gizi Pangan Olahan
Masyarakat pelaku usaha
terhadap pangan dan 33 Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan 95.78% 100.00% 1.04 1 EFISIEN 0.04
keamanan, kesadaran
mutu, dan gizi masyarakat 34 Monitoring dan Evaluasi Program Germas Sapa 98.79% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Pangan terhadap
Olahan keamanan,
mutu dan gizi 35 Perencanaan Program Germas Sapa 98.60% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
127
Pangan 36 Pengembangan Materi Promosi Keamanan Pangan 99.32% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Olahan
37 KIE Keamanan PJAS 99.22% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Meningkatnya Indeks Kepatuhan Pelaku usaha sarana produksi pangan 99.55% 140.18% 1.41 1 EFISIEN 0.41
kepatuhan olahan risiko rendah dan sedang
pelaku usaha
Pangan
Olahan Risiko 38 Perkuatan Pengawasan Pangan Online dan MLM 99.88% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Rendah dan
Sedang 39 Pengelolaan Hasil Pengawasan Pramuka Sapa 99.31% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Meningkatnya Indeks Tersedianya Jumlah kebutuhan standar pangan olahan 99.73% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pemanfatan Pemanfaatan identifikasi
kebijakan kebijakan kebutuhan 40 Persiapan Posisi Indonesia pada Pertemuan Internasional 99.76% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan pengawasan standar
Pangan Olahan pangan Pangan 41 Pengkajian Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of 99.83% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan Olahan Practice di Bidang Keamanan Pangan dalam Rangka
Emerging Issue
42 Pengkajian Profil Gizi Pangan Olahan 99.03% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Terlaksananya Persentase sosialisasi yang dilaksanakan dibandingkan 98.12% 125.00% 1.27 1 EFISIEN 0.27
sosialisasi dengan sosialisasi yang direncanakan
standar
Pangan
Olahan yang 43 Perkuatan Jejaring Lintas Sektor dalam Rangka 97.62% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
efektif Standardisasi Pangan Olahan
44 Intensifikasi Komunikasi Penerapan Standar Pangan 99.92% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
128
Tersusunnya Persentase standar pangan olahan yang sudah disusun 97.89% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
standar dibanding dengan yang direncanakan
Pangan
Olahan yang
46 Partisipasi Aktif pada Sidang Codex dan Pertemuan 96.72% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
sesuai dengan
Internasional
perencanaan
47 Evaluasi dan Perencanaan Direktorat Standardisasi Pangan 98.35% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Olahan
48 Forum Koordinator Teknis Kedeputian III pada Direktorat 97.77% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Standardisasi Pangan Olahan
49 Dukungan Kegiatan Standardisasi Pangan Olahan 98.75% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Tersedianya Jumlah pedoman, standard, kriteria, dan prosedur registrasi 99.93% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
identifikasi pangan Olahan.
kebutuhan
50 Updating Pedoman Penilaian Pangan Olahan 99.79% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
standar
registrasi
Pangan 51 Penyempurnaan Master Data Pendaftaran e-Registration 99.97% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan
52 Monitoring Content dan Aplikasi Registrasi Pangan Olahan 99.96% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Meningkatnya Rasio Meningkatnya Rasio Ketepatan Waktu Pelayanan Publik terkait Pengawasan 99.29% 130.38% 1.31 1 EFISIEN 0.31
Ketepatan ketepatan ketepatan Sarana produksi Pangan Olahan Risiko tinggi dan Teknologi
waktu waktu Waktu Baru
pelayanan pelayanan Pelayanan
publik di publik di Publik di 53 Pemeriksaan Kesehatan Pegawai 99.97% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Bidang Pangan bidang bidang 54 Perkuatan Kompetensi Pegawai Ditwas Pangan Risiko 98.93% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Olahan Pangan pengawasan Tinggi dan Teknologi Baru
Olahan Pangan
Olahan Risiko
129
tinggi dan
Teknologi
Baru
Meningkatnya Rasio ketepatan waktu pelayanan publik terkait sarana dan 99.14% 111.11% 1.12 1 EFISIEN 0.12
ketepatan produk pangan olahan risiko rendah dan sedang
waktu
pelayanan
publik di 55 Perkuatan Pengawasan Post Border 99.14% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
bidang
pengawasan
pangan olahan
risiko rendah
dan sedang
Meningkatnya Persentase permohonan pengkajian keamanan, mutu, gizi 98.43% 116.63% 1.18 1 EFISIEN 0.18
ketepatan dan manfaat pangan olahan yang diselesaikan tepat waktu
waktu
pelayanan
publik di 56 Pengkajian dan Evaluasi Standar Keamanan Pangan 99.90% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
bidang
standardisasi
Pangan 57 Pengkajian dan Evaluasi Mutu Standar Pangan Olahan 94.89% 100.00% 1.05 1 EFISIEN 0.05
Olahan
58 Pengkajian dan Evaluasi Standar Pangan Olahan Tertentu 99.60% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Meningkatnya Rasio ketepatan waktu pelayanan publik di bidang registrasi 99.78 108.89 1.09 1 EFISIEN 0.09
ketepatan Pangan Olahan
waktu
pelayanan 59 Intensifikasi Penilaian Berkas Registrasi Pangan Olahan 99.94 100.08 1.00 1 EFISIEN 0.00
publik di
bidang
60 Pelatihan/ Pertemuan/ Seminar/ Workshop 99.25 100 1.01 1 EFISIEN 0.01
registrasi
Pangan
130
Olahan 61 Pemeriksaan Kesehatan Pegawai Direktorat Registrasi 100 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase Pelaku Usaha yang meningkat pemahamannya 99.69 125.62 1.26 1 EFISIEN 0.26
pemahaman terhadap persyaratan registrasi pangan olahan
pelaku usaha
62 Publikasi Media Komunikasi dan Digital Marketing 99.8 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
terhadap
Registrasi Pangan Olahan
persyaratan
keamanan, 63 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Registrasi Pangan 99.97 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
manfaat dan Olahan
mutu Pangan
Olahan 64 Pembuatan media komunikasi dalam rangka management 99.99 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
sebelum risiko registrasi pangan olahan
diedarkan
65 Penyempurnaan Subsite Direktorat Registrasi Pangan 97.06 100 1.03 1 EFISIEN 0.03
Olahan
Pendampingan Tingkat efektivitas pendampingan 99.87 101.91 1.02 1 EFISIEN 0.02
yang efektif di 66 Coaching Clinic Registrasi Pangan Olahan 99.82 98.57 0.99 1 TIDAK -
bidang EFISIEN 0.01
registrasi
Pangan 67 Inhouse Training Penilaian Pangan Olahan di Pusat 99.93 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Kabupaten/Kota yang menerapkan peraturan 98.66% 100.40% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Peran instansi instansi BPOM tentang SPPIRT
Pemerintah pemerintah pemerintah 68 Asistensi Regulasi Pemda 99.93% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dalam yang daerah yang 69 Kajian Implementasi Peraturan Kepala Badan POM tentang 99.26% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
pengawasan berperan aktif berperan aktif SPP-IRT
pangan olahan dalam dalam
pengawasan pengawasan 70 Peningkatan Kompetensi Petugas 95.34% 100.00% 1.05 1 EFISIEN 0.05
pangan pangan 71 Advokasi Keamanan Pangan 97.11% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
olahan
72 Penilaian Desa Pangan Aman 99.80% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
131
Persentase Provinsi yang menerapkan program keamanan 98.95% 116.07% 1.17 1 EFISIEN 0.17
pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
73 Workshop Program Intervensi Keamanan PJAS 98.22% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Meningkatnya Rasio Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan Olahan Risiko 98.95% 111.11% 1.12 1 EFISIEN 0.12
Efektivitas Tinggi dan Teknologi Baru yang dilaksanakan
Pengawasan
Pangan
Olahan Risiko 78 Penganganan Isu Keamanan Pangan Risiko Tinggi dan 98.95% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Tinggi dan Teknologi Baru
Teknologi Persentase Keputusan hasil Pengawasan Pangan Risiko 99.90% 100.96% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Baru Berbasis Tinggi dan Teknologi Baru yang diselesaikan tepat waktu
Risiko
Persentase 79 Perkuatan Pengawasan Pangan Online dan MLM 99.90% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
keputusan
132
hasil Persentase Sarana produksi dan Sarana Distribusi yang 99.49% 106.52% 1.07 1 EFISIEN 0.07
Pengawasan diinspeksi dalam rangka pendalaman mutu hasil pengawasan
Pangan pangan risiko tinggi dan teknologi baru
Olahan yang
ditindaklanjuti
80 Audit Verifikasi Sarana Produksi Pangan Direktorat 99.49% 107.69% 1.08 1 EFISIEN 0.08
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
Persentase Balai yang telah sesuai dalam pengambilan 97.91% 107.69% 1.10 1 EFISIEN 0.10
keputusan pengawasan pangan risiko tinggi dan teknologi
Baru
81 Supervisi dan Monitoring Kinerja Pengawasan Balai Besar 97.91% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Balai POM
Persentase Industri pangan olahan yang menerapkan 99.57% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
program manajemen Risiko
82 Audit Verifikasi Penerapan Program Manajemen Risiko 99.41% 110.00% 1.11 1 EFISIEN 0.11
pada Sarana Produksi
83 Penyusunan Pedoman dan Revisi Perka PMR 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
84 Perkuatan Program Manajemen Risiko untuk Kemandirian 99.48% 102.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Pengawasan Keamanan Pangan di Industri Pangan
Meningkatnya Rasio Tindak lanjut hasil pengawasan sarana 99.63% 100.02% 1.00 1 EFISIEN 0.00
efektivitas produksi,distribusi, dan produk/sampling pangan olahan
pengawasan risiko rendah dan sedang yang dilaksanakan
pangan olahan
risiko rendah
dan sedang 85 Bimbingan Teknis Nasional Food Inspector Tingkat dasar 99.96% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
berbasis risiko tahun 2019
133
86 Bimbingan Teknis Nasional Food Inspector Tingkat Muda 99.98% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
tahun 2019
87 Workshop / Seminar Pengawasan Pangan Direktorat 97.45% 100.00% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang
88 Forum Food Inspector tahun 2019 99.77% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Persentase keputusan hasil pengawasan pangan risiko 98.64% 100.04% 1.01 1 EFISIEN 0.01
rendah dan sedang yang diselesaikan tepat waktu
89 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Balai Besar / 96.06% 100.00% 1.04 1 EFISIEN 0.04
Balai POM
90 Koordinasi Lintas Sektor Pengawasan Pangan Risiko 98.01% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Rendah dan Sedang
91 Rapat Koordinasi Pusat dan Balai dalam rangka 99.52% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Manajemen Sampling Tahun 2019
92 Forum Komunikasi ABG (Academia, Bussiness 98.84% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
and Government)
Persentase pangan fortifikasi yang memenuhi syarat 99.26% 99.41% 1.00 1 EFISIEN 0.00
134
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase UMKM pangan yang diintervensi keamanan 99.57% 101.80% 1.02 1 EFISIEN 0.02
pemberdayaaan usaha pangan pemberdayaan pangan
masyarakat dan olahan yang pelaku usaha
98 Intervensi Keamanan Pangan bagi UMKM 99.36% 105.26% 1.06 1 EFISIEN 0.06
pelaku usaha di mandiri pangan
bidang Pangan dalam rangka 99 Pendampingan UMKM 99.93% 113.42% 1.13 1 EFISIEN 0.13
Olahan menjamin
keamanan
pangan
Persentase Meningkatnya Presentase kader keamanan pangan yang memahami prinsip 99.04% 125.00% 1.26 1 EFISIEN 0.26
Partisipasi jumlah keamanan pangan
masyarakat kader/individu
dalam yang 100 Bimbingan Teknis Keamanan Pangan 99.04% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
pengawasan diintervensi
di bidang keamanan
Pangan pangan
Olahan
Terwujudnya Nilai AKIP Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan 99.92% 93.65% 0.94 1 TIDAK -
RB Deputi Deputi Bidang RB Direktorat Teknologi Baru EFISIEN 0.06
Bidang Pengawasan Pengawasan
Pengawasan Pangan Pangan 101 Perencanaan Kegiatan Tahun 2020 dan Monitoring 99.83% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan Olahan Olahan Risiko Kegiatan 2019
sesuai roadmap Tinggi dan 102 Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dan 99.95% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
RB BPOM 2015- Teknologi Wilayah Bebas Korupsi - Ditwas Pangan Risiko Tinggi dan
2019 Baru sesuai Teknologi Baru
Roadmap RB
BPOM 2015-
2019
Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan pelaku 99.86% 87.26% 0.87 1 TIDAK -
RB Direktorat Usaha EFISIEN 0.13
Pemberdayaan
Masyarakat 103 Forum Koordinasi Teknis Deputi Bidang Pengawasan 99.98% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dan Pelaku Pangan Olahan
Usaha sesuai 104 Dukungan Administrasi Kegiatan Direktorat 98.95% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
135
roadmap RB 105 Pelaksanaan Operasional Kegiatan Direktorat 99.90% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
BPOM 2015- Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha
2019
106 Administrasi Satker pada Direktorat Pemberdayaan 99.89% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Masyarakat dan Pelaku Usaha
107 Dukungan Kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat 99.81% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
dan Pelaku Usaha
Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan 99.10% 89.40% 0.9 1 TIDAK -
RB Direktorat Sedang EFISIEN 0.10
Pengawasan
Pangan 108 Operasional Kegiatan Direktorat Pengawasan Pangan 97.30% 100% 1.03 1 EFISIEN 0.03
Risiko Rendah dan Sedang
111 Perencanaan, Monev dan Penerapan Sistem Manajemen 95.22% 100% 1 1 EFISIEN 0.00
Mutu Ditwas PRRS
Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Registrasi Pangan Olahan 99.87 94.28 0.94 1 TIDAK -
RB Direktorat EFISIEN 0.06
Registrasi
Pangan 112 Perencanaan, Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Direktorat 99.99 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan sesuai Registrasi Pangan Olahan
roadmap RB
136
BPOM 2015- 113 Pengembangan Metode Pelaporan Kinerja dan Database 99.88 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
2019 Registrasi Pangan Olahan
114 Pelaksanaan Operasional Direktorat Registrasi Pangan 99.74 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Olahan
115 Administrasi Kedeputian III Pada Direktorat Registrasi 99.88 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pangan Olahan
116 Penunjang Kegiatan (Sewa Mesin Fotocopy) 100 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
117 Pengelolaan Arsip Registrasi Pangan Olahan 99.94 100 1.00 1 EFISIEN 0.00
Terwujudnya Nilai AKIP Direktorat Standardisasi Pangan Olahan 99.67% 94.14% 0.94 1 TIDAK -0.1
RB Direktorat EFISIEN
Standardisasi
Pangan 118 Peningkatan Kompetensi Pegawai Direktorat Standardisasi 99.26% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Olahan sesuai Pangan Olahan
roadmap RB 119 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
BPOM 2015- Standardisasi Pangan Olahan
2019
120 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
121 Pengadaan Perangkat Pengolah Data Pada Direktorat 100.00% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Registrasi Pangan Olahan
122 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 99.96% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang
137
123 Pengadaan Perangkat Pengolah Data pada Direktorat 99.64% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha
124 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 98.44% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan
125 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 98.51% 100.00% 1.02 1 EFISIEN 0.02
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi
Baru
126 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 99.79% 100.00% 1.00 1 EFISIEN 0.00
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang
127 Pengadaan Perangkat Fasilitas Perkantoran pada 98.67% 100.00% 1.01 1 EFISIEN 0.01
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha
LAMPIRAN 7
PENGUKURAN REALISASI ANGGARAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
138
TAHUN ANGGARAN 2019
Kegiatan Pendukung
pada POK
Indikator
Sasaran Sasaran %
Kinerja Indikator Kinerja PAGU Realisasi
Program Kegiatan No Realisasi
Program
Th 2019
139
bergizi melalui tentang 2 Focus Group Discussion 98.63%
pemberdayaan keamanan Pasar Aman dari Bahan 544,564,000 537,106,942
masyarakat dan pangan Berbahaya
pelaku usaha 3 Pemberdayaaan 98.46%
Masyarakat pada 950,650,000 936,037,567
Komunitas UMKM
Meningkatnya Persentase 1 Verifikasi sarana produksi 99.47%
sarana produksi sarana produksi dan distribusi 1,572,666,00 1,562,911,05
dan distribusi pangan olahan pangan/bahan tambahan 0 2
pangan olahan risiko rendah dan
risiko rendah sedang yang
dan sedang memenuhi
yang memenuhi ketentuan
ketentuan
Persentase 2 Verifikasi Sarana Produksi 98.64%
sarana distribusi UMKM Pangan Olahan 140,161,000 138,258,307
pangan olahan Untuk Peningkatan Daya
risiko rendah dan
sedang yang
memenuhi
ketentuan
Meningkatnya Persentase 1 Penanganan Isu 98.92%
pangan olahan pangan olahan Keamanan Pangan 374,866,000 370,368,713
risiko rendah risiko rendah dan
dan sedang sedang yang
yang memenuhi memenuhi syarat
syarat
2 Implementasi Sistem 99.08%
Traceability dan Recall 56,800,000 56,277,500
Bagi Industry Menengah
Importir
Meningkatnya Persentase A Pembahasan Penilaian 99.87%
pangan olahan Registrasi Pendaftaran dan Iklan 69,123,000 69,033,504
yang Pangan Olahan Pangan Olahan
140
memenuhi yang B Forum Koordinasi Dalam 96.24%
syarat melalui Diselesaikan Rangka Registrasi 691,285,000 665,306,049
penilaian Tepat Waktu Pangan Olahan
keamanan, C Bimbingan Teknis dan 99.78%
mutu dan gizi Pelayanan Registration 1,503,892,00 1,500,541,16
sebelum Pangan Olahan 0 8
produk D Forum Koordinasi Teknis 100.00%
diedarkan Kedeputian III pada 931,317,000 931,294,571
Direktorat Registrasi
Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase A Penyelenggaraan Sidang 100.00%
standar standar pangan CCCF ke-13 di 882,412,000 882,391,150
pangan olahan olahan yang Yogyakarta
yang dimanfaatkan
dimanfaatkan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Kepuasan 1 Forum Koordinasi Teknis 100.00%
Kepuasan Kepuasan Kepuasan Pelayanan Publik Kedeputian III pada 360,981,000 360,978,633
Pelaku Usaha Pelayana pelaku usaha di bidang Direktorat Pengawasan
terhadap Publik di terhadap Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan
layanan Publik Bidang layanan publik Pangan Olahan Teknologi Baru
di Bidang Pangan di bidang Risiko tinggi dan 2 Penerapan Sistem 99.95%
Layanan Publik Olahan pengawasan Teknologi baru Manajemen Mutu ISO 322,889,000 322,735,731
pangan olahan 9001:2015 - Ditwas
risiko tinggi dan Pangan Risiko Tinggi dan
teknologi baru Teknologi Baru
3 Operasional Direktorat 99.25%
Pengawasan Pangan 210,586,000 208,999,456
Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru
141
Meningkatnya Indeks kepuasan 1 Penguatan Kompetensi 98.85%
kepuasan pelayanan publik dan Motivasi 113,955,000 107,682,007
pelaku usaha di bidang
terhadap pengawasan
layanan publik Pangan Olahan
di bidang Risiko Rendah
pengawasan dan Sedang
pangan olahan
risiko rendah
dan sedang
Meningkatnya
kepatuhan
pelaku usaha
dan kesadaran
masyarakat
terhadap
keamanan,
manfaat dan
mutu obat dan
makanan
Meningkatnya Indeks A Survey Kepuasan 97.13%
kepuasan kepuasan Pelanggan 22,460,000 21,816,200
pelaku usaha pelayanan
terhadap publik di bidang
layanan publik registrasi B Peningkatan Competency 99.95%
di bidang Pangan Olahan Pegawai 337,040,000 336,867,500
registrasi
Pangan
Olahan C Pengadaan Perlengkapan 99.79%
Pelayanan Publik 112,807,000 112,570,293
142
Terlaksananya Persentase A Penerapan, Monitoring 99.91%
tindak lanjut pengaduan/kelu dan Evaluasi Reformasi 561,923,000 561,401,588
pengaduan/ han/masukan Birokrasi di Direktorat
keluhan/ terkait registrasi Registrasi Pangan Olahan
masukan Pangan Olahan
terkait yang
registrasi ditindaklanjuti
Pangan
Olahan
Meningkatnya Indeks A Pengembangan e- 99.04%
kepuasan kepuasan Standardization Bahan 126,782,000 125,568,000
pelaku usaha pelayanan Baku dan Kategori
terhadap publik di bidang Pangan
layanan publik standardisasi
di bidang pangan olahan
standardisasi
pangan olahan
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks 1 Pemantapan Jejaring 99.27%
Kepatuhan Kepatuhan kepatuhan Kepatuhan Pengawasan Pangan 890,519,000 884,014,528
Pelaku Usaha (compliance Pelaku Usaha Pelaku Usaha Terpadu
dan Kesadaran index) pelaku Pangan Olahan Sarana produksi
masyarakat usaha di Risiko tinggi dan Distribusi 2 Pertemuan/Sidang/Works 98.88%
terhadap bidang dan Teknologi pangan olahan hop/Pelatihan 467,313,000 462,092,539
keamanan, Pangan Baru Risiko Tinggi dan Internasional tentang
mutu, dan Gizi Olahan Teknologi baru pangan dalam rangka
Pangan Olahan pengawasan
Meningkatnya Indeks kepatuhan 1 Perkuatan Lintas Sektor 99.09%
kepatuhan (compliance pada Komunitas Pasar 164,658,000 163,165,500
pelaku usaha index) Pelaku 2 KIE Keamanan Pangan 99.60%
pangan dan Usaha di bidang (Sumatera Utara dan 194,140,000 193,371,300
kesadaran Pangan Olahan Sumatera Barat)
masyarakat 3 Sosialisasi Keamanan 99.41%
terhadap Pangan 636,600,000 632,822,544
keamanan,
mutu dan gizi
143
Pangan Olahan
Tersedianya Indeks A Penyusunan dan Revisi 99.77%
standar kesesuaian Peraturan, Standar, 652,361,000 650,876,080
pangan olahan standar pangan Pedoman dan Code of
sesuai olahan Practice di Bidang
kebutuhan Keamanan Pangan
B Penyusunan dan Revisi 99.13%
Peraturan, Standar, 811,067,000 804,026,384
Pedoman dan Code of
Practice di Bidang Pangan
Olahan Tertentu
C Penyusunan dan Revisi 99.64%
Peraturan, Standar, 546,510,000 544,540,000
Pedoman dan Code of
Practice di Bidang Mutu
Pangan Olahan
144
terhadap risiko rendah dan
keamanan, sedang
manfaat dan
mutu obat dan Indeks 2 Pengelolaan Hasil 99.46%
makanan Kepatuhan Pengawasan Pramuka 768,205,000 762,879,937
Pelaku usaha Sapa
sarana distribusi
pangan olahan
risiko rendah dan
sedang
Meningkatnya Indeks Tersedianya Jumlah A Updating Pedoman 99.79%
Pemanfatan Pemanfaatan identifikasi pedoman, Penilaian Pangan Olahan 49,985,000 49,881,911
kebijakan kebijakan kebutuhan standard,
Pengawasan pengawasan standar kriteria, dan
Pangan Olahan pangan registrasi prosedur
Olahan Pangan registrasi
Olahan pangan Olahan. B Penyempurnaan Master 99.97%
Data Pendaftaran e- 33,210,000 33,199,506
Registration
145
Emerging Issue
146
C Forum Koordinator Teknis 97.77%
Kedeputian III pada 353,932,000 346,038,060
Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan
D Dukungan Kegiatan 98.75%
Standardisasi Pangan 1,504,349,00 1,485,594,65
Olahan 0 1
147
Meningkatnya Rasio ketepatan A Intensifikasi Penilaian 99.94%
ketepatan waktu Berkas Registrasi Pangan 1,508,630,00 1,507,671,00
waktu pelayanan Olahan 0 7
pelayanan publik di bidang B Peningkatan Kompetensi 99.25%
publik di registrasi SDM pada Direktorat 522,902,000 519,003,594
bidang Pangan Olahan Registrasi Pangan Olahan
registrasi
C Pemeriksaan Kesehatan 100.00%
Pangan
Pegawai Direktorat 157,000,000 157,000,000
Olahan
Registrasi Pangan Olahan
Meningkatnya Persentase A Publikasi Media 99.80%
pemahaman Pelaku Usaha Komunikasi dan Digital 222,572,000 222,133,410
pelaku usaha yang meningkat Marketing Registrasi
terhadap pemahamannya Pangan Olahan
persyaratan terhadap B Komunikasi, Informasi dan 99.97%
keamanan, persyaratan Edukasi Registrasi 478,640,000 478,517,116
manfaat dan registrasi Pangan Olahan
mutu Pangan pangan olahan C Pembuatan media 99.99%
Olahan komunikasi dalam rangka 203,290,000 203,270,122
sebelum management risiko
diedarkan registrasi pangan olahan
D Penyempurnaan Subsite 97.06%
Direktorat Registrasi 85,000,000 82,500,000
Pangan Olahan
Pendampingan Tingkat A Inhouse training 99.93%
yang efektif di efektivitas pendaftaran pangan 167,807,000 167,694,126
bidang pendampingan olahan untuk fasilitator di
registrasi Loka POM
Pangan B Coaching Clinic Registrasi 99.82%
Olahan Pangan Olahan 175,334,000 175,013,500
Meningkatnya Persentase A Pengkajian dan Evaluasi 99.90%
ketepatan permohonan Standar Keamanan 200,000,000 199,800,000
waktu pengkajian Pangan
pelayanan keamanan, mutu,
publik di bidang gizi dan manfaat
148
standardisasi pangan olahan
pangan olahan yang diselesaikan
tepat waktu
B Pengkajian dan Evaluasi 94.89%
Mutu Standar Pangan 125,000,000 118,610,000
Olahan
C Pengkajian dan Evaluasi 99.60%
Standar Pangan Olahan 125,000,000 124,504,000
Tertentu
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase 1 Asistensi Regulasi Pemda 99.93%
Peran instansi instansi Kabupaten/Kota 708,660,000 708,173,522
Pemerintah pemerintah pemerintah yang 2 Kajian Implementasi 99.26%
dalam yang daerah yang menerapkan Peraturan Kepala Badan 411,017,000 407,982,445
pengawasan berperan berperan aktif peraturan BPOM POM tentang SPP-IRT
pangan olahan aktif dalam dalam tentang SPPIRT
3 Peningkatan Kompetensi 95.34%
pengawasan pengawasan
Petugas 164,466,000 156,806,000
pangan pangan
4 Advokasi Keamanan 97.11%
olahan
Pangan 573,717,000 557,160,881
5 Penilaian Desa Pangan 99.80%
Aman 241,040,000 240,557,529
Persentase 1 Workshop Program 98.22%
Provinsi yang Intervensi Keamanan 158,115,000 155,295,700
menerapkan PJAS
program 2 Pertemuan Lintas Sektor 99.89%
keamanan di Daerah 171,600,000 171,407,382
pangan jajanan 3 Monitoring dan Evaluasi 98.92%
anak sekolah Program 1,424,705,00 1,409,309,54
(PJAS) 0 5
Meningkatnya Rasio Tindak Meningkatnya Tingkat 1 Bimbingan Teknis Sistem 99.97%
Efektivitas Lanjut Hasil Kualitas Pemahaman Traceability dan Recall 439,668,000 439,544,746
Pengawasan Pengawasan Pembinaan pelaku usaha Bagi Industri Menengah
Pangan Olahan Pangan pada Pelaku terhadap Importir dan Distributor
berbasis risiko Olahan yang Usaha di pembinaan terkait
149
Dilaksanakan Bidang Pangan pangan olahan Komunikasi Informasi dan 99.65%
Olahan Risiko risiko tinggi dan Edukasi Pengawasan 1,618,902,00 1,613,258,94
tinggi dan teknologi baru Keamanan, Mutu, Gizi 0 3
Teknologi baru yang diberikan dan Manfaat Pangan
Olahan Risiko Tinggi
150
2 Bimbingan Teknis 99.98%
Nasional Food Inspector 510,040,000 509,952,884
Tingkat Muda tahun 2019
151
Persentase 1 Verifikasi Sarana Produksi 99.49%
Sarana produksi Pangan 398,461,000 396,439,057
dan Sarana
Distribusi yang
diinspeksi dalam
rangka
pendalaman
mutu hasil
pengawasan
pangan risiko
tinggi dan
teknologi baru
Persentase Balai 1 Supervisi dan Monitoring 97.91%
yang telah sesuai Kinerja Pengawasan Balai 443,494,000 434,212,730
dalam Besar Balai POM
pengambilan
keputusan
pengawasan
pangan risiko
tinggi dan
teknologi Baru
Persentase 1 Audit Verifikasi Penerapan 99.41%
Industri pangan Program Manajemen 500,073,000 497,111,122
olahan yang Risiko pada Sarana
menerapkan Produksi
program
manajemen
152
3 Perkuatan Program 99.48%
Manajemen Risiko untuk 1,297,765,00 1,290,951,91
Kemandirian Pengawasan 0 2
Keamanan Pangan di
Industri Pangan
153
2 Bimbingan Teknis 99.79%
Nasional Pengawasan 770,558,000 767,343,524
Pangan Mengenai
Pengawasan Fortifikasi
154
Olahan dalam rangka 0 8
menjamin
keamanan
pangan
Persentase Meningkatnya Presentase kader 1 Bimbingan Teknis 99.04%
Partisipasi jumlah keamanan Keamanan Pangan 609,263,000 603,436,184
masyarakat kader/individu pangan yang
dalam yang memahami
pengawasan diintervensi prinsip keamanan
di bidang keamanan pangan
Pangan pangan
Olahan
Terwujudnya Nilai AKIP Terwujudnya Nilai AKIP 1 Operasional Direktorat 99.83%
RB Deputi Deputi RB Direktorat Direktorat Pengawasan Pangan 127,266,000 127,054,700
Bidang Bidang Pengawasan Pengawasan Risiko Tinggi dan
Pengawasan Pengawasan Pangan Olahan Pangan Risiko Teknologi Baru
Pangan Olahan Pangan Risiko Tinggi Tinggi dan
sesuai roadmap Olahan dan Teknologi Teknologi Baru
RB BPOM Baru sesuai
2015-2019 Roadmap RB
BPOM 2015-
2019
Terwujudnya Nilai AKIP 1 Forum Koordinasi Teknis 99.98%
RB Direktorat Direktorat Deputi Bidang 400,000,000 399,919,282
Pemberdayaan Pemberdayaan Pengawasan Pangan
Masyarakat dan Masyarakat dan Olahan
Pelaku Usaha pelaku Usaha 2 Dukungan Administrasi 98.95%
sesuai roadmap Kegiatan Direktorat 80,840,000 79,994,899
RB BPOM 3 Pelaksanaan Operasional 99.90%
2015-2019 Kegiatan Direktorat 645,535,000 644,903,032
Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
155
4 Administrasi Satker pada 99.89%
Direktorat Pemberdayaan 86,555,000 86,458,000
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
5 Dukungan Kegiatan 99.81%
Direktorat Pemberdayaan 58,412,000 58,300,000
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
Terwujudnya Nilai AKIP 1 Operasional Kegiatan 541,880,000 527,265,945 97.30%
RB Direktorat Direktorat Direktorat Pengawasan
Pengawasan Pengawasan Pangan Risiko Rendah
Pangan Pangan Risiko dan Sedang
Rendah dan
Sedang
2 Administrasi Satker 112,500,000 112,002,450 99.56%
Kedeputian III
156
C Pelaksanaan Operasional Rp383,021,0 Rp382,013,5 99.74%
Direktorat Registrasi 00 00
Pangan Olahan
157
D Pengadaan Perangkat Rp397,644,0 Rp397,644,0 100.00%
Pengolah Data Pada 00 00
Direktorat Registrasi
Pangan Olahan
E Pengadaan Perangkat Rp146,840,0 Rp146,784,0 99.96%
Pengolah Data pada 00 00
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Rendah
dan Sedang
F Pengadaan Perangkat Rp164,200,0 Rp163,602,5 99.64%
Pengolah Data pada 00 00
Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
G Pengadaan Peralatan Rp24,452,00 Rp24,071,00 98.44%
Fasilitas Perkantoran 0 2
Direktorat Standardisasi
Pangan Olahan
H Pengadaan Peralatan Rp91,637,00 Rp90,269,50 98.51%
Fasilitas Perkantoran 0 0
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Tinggi dan
Teknologi Baru
I Pengadaan Fasilitas Rp132,000,0 Rp131,726,1 99.79%
Perkantoran pada 00 85
Direktorat Pengawasan
Pangan Risiko Rendah
dan Sedang
J Pengadaan Fasilitas Rp80,500,00 Rp79,425,40 98.67%
Perkantoran pada 0 4
Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Pelaku
Usaha
158
159
160