Anda di halaman 1dari 28

FORMAT LAPORAN AKHIR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN BETON

Oleh:

PERIS AKUINES TURNIP

NIM. 5203311012

Dosen Pengampu:

 Drs. SARWA, MT
 KINANTI WIJAYA, M.Sc.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan " PENGUJIAN
BETON".

Ucapan terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Ibu Kinanti Wijaya dan Bapak
Sarwa selaku dosen mata kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas praktek pada mata kuliah ini.

Saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk menambah
pengetahuan para pembaca makalah ini. Saya berharap juga saran agar penyusunan makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi penulisannya, berhubung karena tidak ada yang sempurna di
dunia.

Medan, 05 Januari 2021

Peris Turnip

NIM. 5203311012
DAFTAR ISI
I. PENGUJIAN KADAR ORGANIK PASIR
BAB 1. PENDAHULUAN
(Isinya Dasar Teori dan Tujuan)
BAB 2. ALAT DAN BAHAN
(Isinya penjelasan alat dan bahan yang digunakan)
BAB 3. PROSEDUR PENGUJIAN
(Isinya penjelasan prosedur pengujian)
BAB 4. DATA HASIL PERCOBAAN
(Isinya data mentah pengujian)
BAB 5. ANALISIS DATA
(Isinya perhitungan hasil uji dan/atau gambar grafik hasil uji)
BAB 6. KESIMPULAN
(Isinya kesimpulan hasil uji)
DAFTAR PUSTAKA
II. PENGUJIAN KADAR LUMPUR AGREGAT
BAB 1. PENDAHULUAN
(Isinya Dasar Teori dan Tujuan)
BAB 2. ALAT DAN BAHAN
(Isinya penjelasan alat dan bahan yang digunakan)
BAB 3. PROSEDUR PENGUJIAN
(Isinya penjelasan prosedur pengujian)
BAB 4. DATA HASIL PERCOBAAN
(Isinya data mentah pengujian)
BAB 5. ANALISIS DATA
(Isinya perhitungan hasil uji dan/atau gambar grafik hasil uji)
BAB 6. KESIMPULAN
(Isinya kesimpulan hasil uji)
DAFTAR PUSTAKA
III. PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN DAN GRADASI AGREGAT
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

1. Berat jenis kering ( bulk specific gravity ) adalah perbandingan antara berat
jenis kering agregat dan volumenya yaitu volume dimensional agregat kasar

A
Bulk specific gravity =
(B−C )

2. Berat jenis kering permukaan SSD ( bulk specific gravity SSD ) yaitu
perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dengan air suling
yang beratnya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh

B
Bulk specific gravity SSD =
( B−C )

3. Berat jenis semu ( apparent specific gravity ) adalah perbandingan antara


berat agregat kering dengan berat air akan tetapi yang diperhitungkan adalah
volumenya partikel dan bagian yang diresapi air pada suhu tertentu

A
Apparent specific gravity =
( A−C)

4. Penyerapan ( absorption % ) adalah persentase air yang di serap pori pori


terhadap berat agregat kering

( B− A)
Absorption = x 100
A

Keterangan :
A = berat kerikil di udara
B = berat kerikil dalam keadaan SSD
C = berat kerikil di dalam air
B. Tujuan
Untuk mengetahui berat jenis dan penyerapan air yang dapat diserap agregat kasar, yang
dihitung terhadap berat kering
BAB II
ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Alat yang di gunakan dalam menganalisis daya serap kerikil adalah :
1. Timbangan 5. Kain lap

2. Dunagan test set 6. Oven

3. Keranjang besi 7. Ember

4. Saringan 19,1 mm dan 4,75 mm 8. Wadah


9. Skop kecil

B. Bahan
Kerikil / batu pecah dalam kondisi SSD dengan berat 200gr (2kg)
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN
Langkah langkah yang harus di lakukan dalam menguji daya serap kerikil yaitu :

1. Sebelum mengambil benda uji, langkah pertama yaitu timbang wadah terlebih dahulu
2. Setelah wadahnya di timbang, ambil kerikil sebanyak dua sampel (2000gr persampel)
3. Setelah mendapatkan benda uji, lakukan penyucian terhadap benda uji tersebut
kemudian di rendam selama ±24jam
4. Langkah selanjutnya mengelap kerikil sampai keadaan SSD
5. Setelah kerikil dalam keadaan SSD, timbang kerikil (B)
6. Setelah kerikil sampai di keadaan SSD, ayak kerikil menggunakan ayakan 19,1mm
dan 4,75mm. Ambil kerikil yang lolos dari ayakan ukuran 4,75mm
7. Lalu timbang lah kerikil yang lolos dengan ayakan 4,75mm
8. Langkah selanjutnya adalah memasukkan benda uji kedalam keranjang yang telah di
nolkan bacaannya terlebih dahulu, kmeudian mencelupkan kedalam container berisi
yang berisi air (C)
9. Lalu masukkan kedalam oven dengan suhu 150° C selama 24jam
10. Lalu setelah di keluarkan dari oven, timbang beratnya (A)
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
Inilah hasil perhitungan disaat melakukan uji daya serap kerikil

SAMPEL 1

 Berat sampel (B) = 2000 gr


 Berat wadah = 6,5gr
 Berat keranjang = 649gr
 Berat kerikil di dalam air (C) = berat kerikil di dalam air – berat keranjang
= 1856gr – 649gr
= 1207gr

 Berat kerikil setelah di oven (A) = berat kerikil setelah di oven – berat cawan
= 1987gr – 649gr
= 1338gr

SAMPEL 2

 Berat sampel (B) = 2000gr


 Berat wadah = 6,5gr
 Berat keranjang = 649gr
 Berat kerikil di dalam air (C) = berat kerikil dalam air – berat keranjang
= 1792gr – 649gr
= 1143gr

 Berat kerikil setelah di oven (A) = berat kerikil setelah di oven – berat cawan
= 2072gr – 649gr
= 1423gr
BAB V
DATA HASIL PERCOBAAN
Dari hasil perhitungan data disaat melakukan uji analisis daya serap kerikil, kita dapat
melakukan perhitungan sebagai berikut :

A
 Berat jenis kering =
( B−C )
1338
=
(2000−1207)
1338
=
794
= 1,68 ( sampel 1 )

A
 Berat jenis kering =
( B−C )
1423
=
(2000−1143)
1432
=
857
= 1,66 ( sampel 2 )

1,68+1,6 6
RATA RATA =
2
= 1,67

B
 Berat jenis permukaan SSD = (B−C )
2000
=
(2000−1207)
2000
=
793
= 2,522 ( sampel 1 )

B
 Berat jenis permukaan SSD = (B−C )
2000
=
(2000−1143)
2000
=
857
= 2,33 ( sampel 2 )

2,522+ 2,33
RATA RATA =
2
= 2,426
A
 Berat semu =
( A−C)
1338
=
(1338−1207)
1338
=
131
= 10,21 ( sampel 1 )

A
 Berat semu =
( A−C)
1423
=
(1423−1143)
1423
=
280
= 5,08 ( sampel 2 )

10,21+5,08
RATA RATA =
2
= 7,64

( B− A)
 Penyerapan = x100%
A
= ¿ ¿x100%
662
= 1338 x100%
= 49,47% ( sampel 1 )

( B− A)
 Penyerapan = x100%
A
(2000−1423)
= x100%
1423
577
= 1423 x100%
= 40,54% ( sampel 2 )

49,47+ 40 ,54
RATA RATA =
2
= 45%
BAB VI
KESIMPULAN
1. Dari hasil pengujian berat jenis dan daya serap kerikil dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Bulk specific gravity = 1,67
Bulk specific gravity SSD = 2,426
Apparent specific gravity =7,64
Absorption = 45%
II. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN DAYA SERAP PASIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan dengan
perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang
kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan aspal
yang banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak
karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan
banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai
penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan
agregat pada kondisi kering.
Macam-macam berat jenis yaitu:
1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volume
pori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati
air dan volume partikel)
2 Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi
aspal ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa
memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative
density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori udara
yang dapat menyerap air.
4. Berat jenis efektif
Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran
partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya akan
terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal.

1.2 Tujuan Praktikum


1.      Tujuan Umum
Dapat menentukan nilai berat jenis dan penyerapan agregat halus dan mengelompokkannya
berdasarkan berat jenisnya.
2.      Tujuan Khusus
A. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan
B. agregat halus dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
halus dengan baik dan benar.
C. Dapat mencatat ,menghitung dan menganalisa data pengujian berat jenis agregat halus.
D. Dapat membandingkan dan menyimpulkan besarnya nilai berat jenis dan penyerapan
agregat halus yang diperoleh dengan standar yang digunakan.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
Timbangan

Gelas Pycnometer

Vacuum Pump

Mould Kerucut Sel

Oven

Ember

Gelas Ukur Kapasitas 1000 ml

Skop kecil

2.2 Bahan
2 Sample pasir kondisi SSD 500gr/sample
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN

3.1 Langkah Pengujian


1. Rendam benda uji dalam air menggunakan ember selama 24 jam
2. Setelah itu angkat benda uji dari rendaman, lalu keringkan dengan cara dianginkan hingga
mencapai kondisi kering permukaan (SSD).
3. Untuk menentukan pasir dalam keadaan SSD menggunakan kerucut segitiga.
4. Sediakan 2 sampel benda uji yang telah mencapai kondisi SSD, catat berat benda uji
untuk masing-masing sampel (S gr). Bagian pertama yang dimasukkan kedalam gelas
pycnometer kemudian diisi dengan air sebanyak 2/3 gelas pycnometer. Kemudian
diguncang perlahan sebelum diletakkan pada alat vacuum.
5. Letakkan gelas pycnometer pada alat vacuum. Biarkan benda uji hingga terlihat buih-buih
dalam pasir
6. Lepaskan gelas pycnometer dari alat vacuum. Kemudian buanglah buih yang terdapat
pada mulut pycnometer dengan cara mengisi pycnometer dengan air sampai melimpah
dari leher pycnometer tersebut. Pengisian air dilakukan secara perlahan-lahan. Setelah
udara tidak ada lagi, tambahkan air hingga garis batas air.

3.2 Langkah Pengujian Selanjutnya


1. Timbang berat pycnometer + benda uji + air pada suhu standar (25oC atau suhu normal
tertentu) dengan cara memasukkan benda uji ke dalam bak air, perhatikan perubahan suhu
per 5 menit dengan bantuan termometer. Catat beratnya (C gr).
2. Keluarkan benda uji yang ada dalam pycnometer tersebut, lalu keringkan benda uji
tersebut ke dalam oven selama 24jam.
3. Isi pycnometer dengan air bersih hingga batas air max /garis pada gelas pycnometer.
4. Timbang berat pycnometer + air dan catat hasilnya (B gr).
5. Keluarkan benda uji kering oven. Setelah dingin, timbanglah benda uji, lalu catat
beratnya (A gr).

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
4.1 Sample 1
Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan udara (SSD), gr (S) : 500 gr
Berat Pycnometer + benda uji + air, gr (C) : 906 gr
Berat benda uji kering oven, gr (A) : 462 gr
Berat Pycnometer + air, gr (B) : 657 gr

4.2 Sample 2
Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan udara (SSD), gr (S) : 500 gr
Berat Pycnometer + benda uji + air, gr (C) : 886 gr
Berat benda uji kering oven, gr (A) : 386 gr
Berat Pycnometer + air, gr (B) : 655 gr

4.3 Rata – rata (Average) Sample 1 dan 2


Average (S) : 500 gr
Average (C) : 896 gr
Average (A) : 424 gr
Average (B) : 656 gr
BAB V
ANALISIS DATA

5.1 Perhitungan Hasil Uji Sample 1

Bluk Specific Gravity : : 1,84 gr

Bluk Specific Gravity SSD : : 1,99 gr

Apperent Specific Gravity : :


2,16 gr

Absorption (%) : :
8,24

5.2 Perhitungan Hasil Uji Sample 2

Bluk Specific Gravity : : 1,43 gr

Bluk Specific Gravity SSD : : 1,85 gr

Apperent Specific Gravity : : 2,49 gr

Absorption (%) : :
29,5

5.3 Average Perhitungan Sampel 1 dan 2

Average Bluk Specific Gravity : 1,635 gr

Average Bluk Specific Gravity SSD : 1,92 gr

Average Apperent Specific Gravity : 2,325 gr

Average Absorption (%) : 18,86


BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil pengujian berat jenis dan daya serap pasir dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bluk Specific Gravity : 1,635 gr
2. Bluk Specific Gravity SSD : 1,92 gr

3. Apparent Specific Gravity : 2,325 gr


4. Absorption (%) : 18,86
Agregat yang diuji termasuk golongan agregat halus berdasarkan berat ukurannya.
III. PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN DAN GRADASI AGREGAT
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum
Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat
menentukan gradasi agregat dengan semilogaritma. Pemeriksaan ini di maksudkan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar
dengan menggunakan saringan

BAB 2. ALAT DAN BAHAN


A. Alat

B. Bahan
- Kerikil / Batu Pecah : 2000 – 3000 gr/sampel
- Pasir : 1000 – 2000 gr/sampel
-
BAB 3. PROSEDUR PENGUJIAN
Langkah Pengujian
1. Sediakan sampel bersih dan kering
2. Timbang berat sampel ( A gr)
3. Timbang berat saringan ( B gr)
4. Susunlah satu set saringan hingga pan alasnya, kemudian letakkan sampel pada
saringan yang teratas kemudian tutup saringan teratas
5. Kemudian gunakan sieve shaker machine selama 15 menit
6. Keluaran daringan dari sieve shaker machine , lalu biarkan selamat 3 menit agar
debu – debunya turun
7. Lepaskan saringan – saringan tersebut satu persatu secara perlahan lalu
timbanglah tiap – tiap saringan tersebut ( C / gr )
8. Catatlah berat sampel yang tertahan ditiap saringan (W gr)
9. Hitunglah FM agregat
10. Gambarlah kurva gradasi agregat tersebut
11. Tentukan zona gradasi agregat tersebut

BAB 4. DATA HASIL PERCOBAAN


Gradasi Kerikil
Gradasi Pasir
BAB 5. ANALISIS DATA
Grafik Kerikil
Grafik Pasir
BAB 6. KESIMPULAN
Data hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah berat sampe tertahan di atas masing –
masing saringan
Laporan meliputi :
1. Presentase lolos kumulatif pada masing – masing ukuran saringan
2. Gambar grafik akumulatif
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://sipil.ub.ac.id/
lab.transport/wp-content/uploads/2018/05/Manual-Praktikum-Perkerasan-
Jalan.pdf&ved=2ahUKEwib0q2664PuAhVI83MBHU2fCDIQFjAAegQIARAB&usg
=AOvVaw2suQNLQPCkVpELHAUIyCdi

Anda mungkin juga menyukai