Sehari setelah proklamasi 17 Agustus 1945, UUD 1945 disahkan pertama kali
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), pada saat itu dimulailah babak
baru penyelenggaraan ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945 bersamaan dengan
itu telah dipilih dan ditetapkan pula Presiden dan Wakil Presiden yaitu masing-
masing Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Peristiwa terbentuknya negara RIS diawali dari Konferensi Meja Bundar anatara
Belanda dan Indonesia di Den Haag dari tanggal 23 Agustus- 2 Novenber 1949
ialah kerajaan Belanda harus memulihkan kedaulatan atas wilayah Indonesia
kepada Pemerintahan Republik Indonesia Serikat. Dan pada hari yang sama pula
Republik Indonesia menyerahkan kedaulatan kapada Republik Indonesia Serikat
dan menjadi salah satu dari enam belas negara bagian dari Republik Indonesia
serikat.
Negara Serikat yang berbentuk federal merupakan baentukan dari Belanda seperti
Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur, Negara Pasundan, Negara
Sumatra Selatan , Negara Jawa Timur, Negara Madura, dan lain-lain. Akan tetapi
walaupun berbentuk Negara Serikat yang terpisah-pisah rakyat tetap merasakan
sebagai Negara kesatuan yang tujuan utamanya mempertahan Negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Seperti telah diketahui bahwa negara RIS adala hasil kompromi antara Indonesia
dengan Belanda dalam posisi terdesak Indonesia menerima RIS, namun Negara
RIS hasil dari KMB tidak sejalan dengan cita-cita dan perjuangan bangsa
Indonesia, maka pada tanggal 27 Desember 1949 dirintis untuk kembali kepada
Negara kesatuan dengan proses pemulihan kedaulatan
Maka pada tanggal 18 Agustus 1950, UUDS 1950 dinyatakan berlaku, UUDS
1950 ini sangat berbeda dengan UUDS 1945 hasil proklamasi terutama sistem
pemerintahan yang parlementer, kepada pemerintahan di pimpin oleh Perdana
Menteri. Pada periode ini Pemerintahan ini tidak stabil sering terjadi pergantian
pemerintahan, untuk itu diadakanlah Pemilihan Umum untuk Konstituante bulan
Desember 1955 yang diikuti oleh banyak partai politik, pada tanggal 10
November 1956 Presiden Soekarno membuka dengan resmi sidang pertama
Konstituante di Bandung. Presiden Soekarno meminta agar Konstituante agar
tidak terlalu lama bersidang untuk menghasilkan UUD. Tetapi setelah itu
Konstituante telah menjadi medan perdebatan yang tidak berkesudahan, medan
pertarungan bagi partai politik dan pemimpin-pemimpin politik mengenai
persoalan-persoalan prinsipil.
Dengan berlakunya UUDS 1950 ini maka Presiden dan Wakil Presiden tidak bisa
diganggu gugat, Menteri Menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah dan Presiden berhak membubarkan DPR.
Maka dengan pertimbangan keselamatan negara dan bangsa pada tanggal 5 Juli
1959 Presiden Soekarno mengumumkan ”Dekrit” yang berisi: pembubaran
Konstituante, penetapan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi
UUDS 1950.
Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) adalah surah intruksi dari Presiden
Soekarno kepada Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban
(Pangkopkamtib), Jenderal Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang
dianggap perlu dalam mengatasi situasi keamanan, kestabilan pemerintahan, dan
jalannya proses revolusi.
Dengan adanya Supersemar ini maka Orde lama berakhir Orde Baru muncul.
Sumber: