Anda di halaman 1dari 5

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dijadikan acuan untuk analisis masalah yang
berkaitan dengan Studi Evaluasi Implementasi Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan di SMA Kabupaten Boyolali sebagai pelaksana Kurikulum 2013, maka
dapat disimpulkan.
1. Ditinjau dari komponen context, sekolah mengadaptasi kebijakan pemerintah tentang
perubahan kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks
kurikulum 2013 dan implementasinya pada kategori tinggi/baik, bahwa keenam
sekolah memiliki dasar hukum kebijakan yang kuat sebagai sekolah pelaksana
implementasi kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks
kurikulum 2013. Untuk memberikan pemahaman tentang kurikulum pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks kurikulum 2013, selanjutnya keenam
sekolah telah melaksanakan kegiatan sosialisasi, diklat, dan program pendampingan,
masih terdapat beberapa guru yang memiliki tingkat pemahaman yang kurang.
2. Ditinjau dari komponen input, dinyatakan dengan kondisi obyektif dukungan sumber
daya dan komponen sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks kurikulum 2013, pada kategori
tinggi/baik, bahwa keenam sekolah telah memiliki kurikulum yang diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mengacu kurikulum 2013,
berupa dokumen KTSP yang disusun melalui prosedur yang benar, sebagian guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menggunakan pedoman mata pelajaran
sebagai acuan dalam menyusun perangkat pembelajaran. Sekolah didukung dimensi
ketenagaan yang sangat baik, dengan dikelola oleh kepala sekolah dan guru yang
memiliki kriteria dan kualifikasi yang memadai, ketercukupan jumlah guru
pengampu, dan dapat melaksanakan tugas secara profesional. Terdapat sebagian
kecil siswa secara potensi dan kualifikasi kemampuan dasar (basic skill) belum
memenuhi tuntutan karakteristik pendidikan di SMA. Sebagian besar sekolah telah
didukung dengan kepemilikaan sarana prasarana, alat, media, serta sumber belajar,
dimana tuntutan kurikulum menghendaki dilaksanakannya pembelajaran aktif,

215
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

216

kreatif, dan inovatif.


3. Ditinjau dari komponen process, sekolah dapat menjalankan manajemen dan
pengelolaan layanan pembelajaran sebagai tolok ukur dalam mengimplementasikan
kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks kurikulum
2013, pada kategori tinggi/baik, bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dari keenam sekolah telah menyusun perencanaan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian pembelajaran. Kegiatan
tersebut meliputi bentuk-bentuk kegiatan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, memfasilitasi berlangsungnya proses pembelajaran agar
berjalan sesuai tuntutan saintific sesuai karakteristik keilmuan pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, dan menerapkan penilaian otentik. Peserta didik dapat
mengikuti serangkaian proses dalam pembelajaran namun masih membutuhkan
bimbingan dan pendampingan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
4. Ditinjau dari komponen product, ketercapaian hasil pembelajaran dan kompetensi
kelulusan sebagai tolok ukur dalam mengimplementasikan kurikulum pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks kurikulum 2013, pada kategori
tinggi/baik, bahwa keenam sekolah telah menetapkan sasaran hasil belajar dan
kriteria kualifikasi lulusan pada dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi
keterampilan. Berbagai pendekatan telah ditempuh melalui optimalisasi pendidikan
karakter, memperkuat kompetensi pengetahuan, daya pikir, dan kemampuan problem
solving, serta memperkuat dimensi keterampilan dalam bentuk kemampuan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba, menalar atau
mengasosiasi, serta mengomunikasikan. Peserta didik telah dapat menunjukkan
karakter yang baik, peningkatan kemapuan problem solving, dan kemampuan
keterampilan saintific sebagai hasil pendidikan di sekolah namun masih
membutuhkan bimbingan dan pendampingan dalam menerapkan karakter,
mengaktualisasikan dalam berbagai bentuk pengetahuan, serta lebih kreatif dalam
mencipta, dan mengomunikasikan hasil belajarnya.
5. Kendala yang dihadapi oleh keenam sekolah pelaksana adalah pada variabel context,
secara umum kecenderungan yang mengakibatkan tidak maksimalnya implementasi
kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Kabupaten Boyolali
sebagai pelaksana Kurikulum 2013 terletak pada aspek sosialisasi, diklat, dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

217

kegiatan pendampingan yang belum efektif, sehingga sehingga kurang mampu


memberikan pemahaman secara teoritik dan praktis terkait konten perubahan
kurikulum dan terapannya. Pada variabel input, dalam hal pemenuhan sarana
prasarana, sekolah belum bisa secara masif untuk mewujudkannya, terdapat
keterbatasan kemampuan guru dalam memanfaatkan sarana berbasis IT. Pada
variabel process, pada aspek perencanaan pembelajaran kecenderungan hambatan
yang muncul adalah kesulitan pemilihan dan penentuan model pembelajaran yang
akan digunakan, pada aspek pelaksanaan pembelajaran kecenderungan hambatan
yang muncul adalah pengelolaan pembelajaran dengan mengaplikasikan model
problem solving, kecenderungan yang lain adalah keterbatasan kemampuan guru
dalam mengintegrasikan IT dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pada aspek
penilaian pembelajaran kecenderungan yang muncul sebagai hambatan adalah
kesulitan dalam perekaman data sesuai indikator penilaian. Sedangkan pada variabel
product, secara umum kecenderungan yang mengakibatkan tidak maksimalnya
implementasi kurikulum adalah belum tercapainya kemampuan akademik peserta
didik secara maksimal. Kecenderungan ini dapat dilihat dari hasil analisa data yang
diperoleh bahwa masih terdapat peserta didik yang belum mencapai KKM,
khususnya terkait dengan pengetahuan prosedural, serta keterampilan mencipta
(kreasi) dan presentasi daya kreasi.

B. Implikasi
Implikasi dalam penelitian ini adalah berdasar hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi kurikulum berjalan dengan baik ditinjau dari komponen context, input,
process, maupun product. Pemerintah melalui BP2MK Wilayah II Surakarta berharap
bahwa keenam sekolah benar-benar bisa menjadi sekolah rujukan dalam implementasi
kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Kabupaten Boyolali sebagai
pelaksana Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa masih terdapat kendala implementasi,
diharapkan pemerintah melakukan restrukturisasi manajerial dengan langkah-langkah
antara lain melakukan pendataan kebutuhan implementasi terkait kebutuhan kurikulum
diklat yang berkualitas, pendataan kualifikasi kemampuan sumber daya manusia secara
tepat, dan pendataan kesiapan dan kepemilikan sarana prasarana oleh sekolah pelaksana.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

218

Untuk selanjutnya mengintensifkan koordinasi antara pemerintah, satuan pendidikan,


serta masyarakat sebagai pengguna layanan jasa pendidikan. Pemerintah, dan segenap
komponen satuan pendidikan, serta masyarakat bersinergi dalam pemenuhan kebutuhan
perangkat pendukung implementasi kurikulum, proses pelaksanaan kurikulum, serta
kepengawasan dan evaluasi sebagai media kontrol kualitas pelaksanaan implementasi
kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks kurikulum 2013.
Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai ujung tombak
implementasi kurikulum terkait, harus mampu menangkap perubahan paradigma
pembelajaran sesuai dengan tuntutan perubahan kurikulum, sehingga perlu
mengupayakan untuk selalu meningkatkan kemampuan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran.

C. Rekomendasi
Untuk menjamin proses pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik dan dapat mewujudkan kualitas lulusan yang memadai tentunya dibutuhkan
dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah dengan intervensi kewenangannya
berkewajiban menciptakan kurikulum yang representatif untuk kepentingan warga
negaranya dalam mengantisipatsi tantangan zaman, sekolah dengan segenap
komponennya merupakan wahana dan tempat untuk mengaplikasikan tuntutan kurikulum
sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah, sedangkan guru sebagai ujung tombak
dalam pelaksanaannya, segenap komponen perlu bersinergi dalam menyukseskan
program implementasi kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam
konteks kurikulum 2013. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan program
kurikulum dibutuhkan evaluasi, berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat
direkomendasikan sebuah hasil untuk bisa ditindaklanjuti menjadi sebuah kebijakan baru.
Oleh karena itu berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian evaluasi
implementasi kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Kabupaten
Boyolali sebagai pelaksana Kurikulum 2013, maka disarankan kepada:
1. Pemerintah hendaknya mempersiapkan secara matang segenap akses dan
infrastruktur pelaksanaan kebijakan dengan mempertimbangkan aspek sosialisasi
dan kesiapan implementer perubahan kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

219

kesehatan dalam konteks kurikulum 2013, sehingga dalam pelaksanaannya dapat


diminimalisir hambatannya.
2. Dinas pendidikan agar lebih memperhatikan dan mengendalikan pelaksanaan
kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks kurikulum
2013 yang diimplementasikan oleh sekolah, terutama dari aspek
kepengawasannya melalui pengawas sekolah.
3. Satuan pendidikan hendaknya bertindak sigap untuk melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam mengimplementasikan kurikulum pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan dalam konteks kurikulum 2013 dengan mempersiapkan segala
kebutuhan, baik dari sosialisasi regulasi, penyiapan sumber daya manusia,
penyiapan sarana prasarana maupun kriteria lulusan secara output maupun
outcome, sebagai antisipasi tantangan zaman.
4. Guru pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan melaksanakan perubahan
kurikulum sebagai antisipasi tantangan perubahan zaman, bahwa aktivitas
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan kebutuhan untuk menjadi
insan sehat, yang berkarakter, berpengetahuan, dan berdaya kreasi.
Berdasarkan hasil kajian, pembahsana dan simpulan penelitian tentang studi
evaluasi implementasi kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam
konteks kurikulum 2013 dan kendala yang dihadapinya, dengan hasil yang baik, maka
dengan ini peneliti merekomendasikan kepada pemerintah untuk melanjutkan
pelaksanaan kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam konteks
kurikulum 2013 dengan meningkatkan kualitas pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai