Anda di halaman 1dari 6

Tugas Akuntansi Sektor Publik

Komponen IFMIS dan Konsolidasi Laporan GFS untuk Sektor Publik.

Prof. Mardiasmo

Disusun oleh

Anita Sanjaya (19/439898/EK/22266)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Komponen IFMIS
Berdasar Dener et al (2011), Komponen Integrated Financial Management Information
System (IFMS) terdiri atas setidaknya 4 kelompok substansi, yaitu:
1) Core FMIS
Core FMIS terdiri atas mencakup informasi dan sistem pada:
1. Proses Penganggaran/Budget System (Planning dan Preparation) [B]
Budget System merupakan proses perencanaan pembuatan penganggaran yang terdiri
atas yang termasuk:
a. Budget planning/formulation, alat perencanaan yang memperkirakan/menyatakan
pendapatan serta pengeluaran/biaya dalam suatu periode tertentu. Budget planning
juga memiliki fungsi sebagai alat pengawasan.
b. Medium-term framework seperti penyusunan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM) atau Medium Term Expenditure Framework (MTEF) maupun
Medium Term Budgeting Framework (MTBF). Medium-term framework
digunakan untuk dapat menetapkan alokasi serta pengunaan dari sumber dana
dalam periode tertentu.
c. Public Investment Management adalah pendekatan untuk pengelolaan
pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur public yang dilakukan secara strategis
dan efisien.
d. Program/performance-informed budgeting, penganggaran public yang
mendasarkan pada informasi kinerja pada proses pengambilan keputas dalam
pengalokasian anggaran yang tidak secara langsung mempengaruhi total alokasi
anggaran.
2. Pelaksanaan Anggaran/Treasury System (Budget Execution) [T]
Treasury System merupakan proses pemantauan, penyesuaian, dan pelaporan
anggaran tahun berjalan, terdiri atas:
a. Management of budget authorization/releases merupakan proses pemantauan
budget yang telah diautorisasi oleh pihak berwajib untuk periode berjalan
b. Pelaksanaan Anggaran yang terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan dari
budget yang telah diberikan
c. Commitment of funds, funds berupa uang yang berbentuk Redeemable Convertible
Preference Shares (RCPS) yang berupa pinjaman yang dapat dikonversi menjadi
ekuitas, serta dapat dipergunakan untuk pembiayaan, investasi, dan operasi.
d. Payment/revenue management adalah manajemen hasil dari pendapatan maupun
pembiayaan guna memprediksi perilaku/aktivitas yang dapat memaksimalkan
efisiensi dan efektivitas budgeting.
e. Cash forecasting and management, cash forecasting and management adalah
proses perkiraan/estimasi jumlah budget yang digunakan atau didapatkan dari
pendapatan/pembiayaan yang digunakan.
f. Accounting and reporting adalah proses pencatatan serta pelaporan keuangan dari
budgeting yang telah dilakukan pada periode yang telah ditentukan.
FMIS = (B+T)
3. Aplikasi Pendukung Lainnya/Others System [O], (F=B+T+O)
a. Revenue collection (tax and non-tax) berupa penagihan kewajiban keuangan
kepada masyarakat. Tax revenue collection dibebankan atas penghasilan yang
diperoleh entitas, sedangkan non-tax revenue collection dibebankan atas layanan
yang diberikan oleh pemerintah.
b. Debt management (domestic and external debt) adalah manajemen untuk
melakukan pendataan, pengumpulan, dan penagihan piutang dari penghutang. Jika
debt holder adalah penduduk negara, atau utang diterbitkan dalam mata uang
domestik, maka berarti itu adalah domestic debt, jika bukan, berarti itu adalah
external debt.
c. Procurement/purchasing berupa pengadaan ataupun pembelian barang/jasa dalam
lingkup yang menggunakan anggaran yang telah disediakan
d. Asset and inventory management, berupa proses pelacakan/pencatatan perubahan
aset dan inventory yang dimiliki dalam periode tertentu.
e. Human resources (HRMID) and payroll, sistem pengelolaan karyawan seperti
kinerja karyawan maupun pembayaran gaji karyawan.
f. Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA) yang berupa
penggabungan 3 kementrian guna mendukung proses perencanaan, penganggaran,
dan pelaporan informasi kinerja.
Core FMIS akan berkembang menjadi IFMIS ketika Core FMIS didukung dengan
Data Warehouse yang memiliki multi-dimensional data analytic.

2) Data Warehouse adalah database yang digunakan untuk mengumpulkan,


mengintegrasikan dan menyimpan informasi guna menghasilkan informasi yang dapat
digunakan untuk keperluan analisis
3) Pengunaan Teknologi Digital seperti social, mobile, analytics, cloud, and internet of
things (SMACIT) dan blockchain. Blockchain merupakan teknologi berdasar pada
pengembangan mata uang crypto.
4) Dukungan Manajemen Perubahan seperti kebijakan atau regulasi, pelaksanaan proses
bisnis, timeframe, manajemen resiko, pelaksanaan training, pemilihan SDM berkualitas.
Konsolidasi Laporan GFS untuk Publik
Government Financial Statistic (GFS) merupakan sistem kompilasi atau pengumpulan data
keuangan pemerintah. Data ini meliputi transaksi keuangan negara dan memiliki format yang
dapat digunakan untuk analisis ekonomi serta digunakan secara internasional.
GFS, berdasar penjelasan UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, perlu
dapat memenuhi beberapa kebutuhan yaitu, 1) analisis kebijakan dan kondisi fikasi,
pengelolaan, 2) analisis perbandingan antarnegara (cross country studies), 3) kegiatan
pemerintahan, dan 4) penyajian keuangan pemerintah.
GFS mensyaratkan adanya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). LKPP dibuat oleh Pemerintah Pusat, LKPD dibuat
oleh Pemerintah Daerah Kedua Laporan Keuangan tersebut dibuat dalam rangka transparansi
serta pertanggungjawaban atas APBN. Laporan Keuangan terdiri atas Financial Reporting
dan Budgeting Reporting.
GFS bukan hanya sekedar pelaporan keuangan konsolidasi, GFS juga merupakan sebuah
wujub transparansi dan keterbukaan informasi publik. GFS menyatukan LKPP dan LKPD
tetapi belum adanya standard akuntansi dan pelaporan yang seragam (perbedaan Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat [SAPP] dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah [SAPD]),
ditambah lagi dengan pengaturan Kebijakan Akuntansi dan Bagan Akun Standar (BAS). Hal-
hal tersebut menyebabkan pembuatan publikasi data GFS yang komprehensif dan terpadu
membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Kendala dalam penyusunan laporan konsolidasian GFS karena alasan diatas menimbulkan
beberapa hal, yaitu:
1. Perbedaan persepsi dalam penyusunan dan pengunaan laporan GFS serta konsep dan
manfaatnnya dan untuk siapa ditujukan penggunaannya
2. Belum adanya regulasi/kebijakan/peraturan untuk cakupan dan proses GFS untuk
menyajikan gambaran umum dari Standard Operating Procedur, dan
3. Sumber Data untuk GFS bervariasi, ditambar perbedaan SAPP dan SAPD, hal ini
menambah kesulitan konsolidasi data.
Daftar Pustaka
Sudarto, S. (2019). Pengembangan Integrated Financial Management Information System
(IFMIS) di Indonesia. Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan
Negara Dan Kebijakan Publik, 4(2), 87-103.
https://doi.org/https://doi.org/10.33105/itrev.v4i2.127
Berkas DPR. Government Financial Statistic. Dikunjungi pada 6 Desember 2021 melalui link
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-19.pdf

Anda mungkin juga menyukai