Anda di halaman 1dari 13

SHALAT JUMAT

Shalat Jum’at merupakan salah satu bentuk dari amal shaleh yang merupakan
kewajiban untuk dilaksanakan bagi setiap muslim apabila tidak ada udzur dan memenuhi syarat
untuk terselenggaranya jamaah shalat Jum’at (Ghazali 2008:11).

Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah R.a. Rasulullah S.a.w dengan
tegas menjelaskan bahwa hari yang paling baik ialah hari Jum’at. Shalat Jum’at itu fardu ain
bagi setiap orang muslim yang tidak udzur atau berhalangan maupun sakit (Syahruddin, 1988
: 4).

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Jumu’ah ayat 9-10

‫ّللا َوذَ ُروا البَي َع ذَ ِلكُم خَير لَكُم‬


ِ َّ ‫صالةِ مِن يَو ِم ال ُج ُمعَ ِة فَاسعَوا ِإلَى ذِك ِر‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا نُود‬
َّ ‫ِي لِل‬
َ َّ ‫ّللا َواذكُ ُروا‬
ً ‫ّللا َكث‬
‫ِيرا‬ ِ َّ ‫ض َوابتَغُوا مِن فَض ِل‬
ِ ‫صالة ُ فَانتَش ُِروا فِي األر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫ (فَإِذَا ق‬9) َ‫ِإن كُنتُم تَعلَ ُمون‬
ِ َ‫ضي‬
َ‫لَ َعلَّكُم تُف ِلحُون‬

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat,
maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila salat telah dilaksanakan, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumuah ayat 9-10).

Syarat-Syarat Sholat Jum’at

1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat (sebagai syarat umum berkenaan dengan perintah melaksanakan
amaliyah yang bersifat furu)
4. Laki-laki
5. Merdeka bukan budak
6. Tidak sedang dalam perjalanan. Thariq bin Syihab meriwayatkan, Rasulullah Saw
bersabda, Shalat Jum’at itu wajib bagi setiap muslim secara berjamaah, kecuali bagi
empat orang: hamba sahaya, wanita, anak kecil, dan orang sakit. (HR Abu Dawud).
7. Tidak ada uzur yang menggugurkan kewajiban shalat Jum’at
8. Tinggal ditempat yang didirikan shalat Jum’at atau didekatnya.
Tata Cara Sholat Jum’at

Sholat Jumat dilaksanakan sebagaimana sholat dua rakaat lainnya. Namun demikian,
sebelum sholat Jumat, makmum diharuskan mendengarkan khutbah. Tata cara sholat Jumat:

1. Niat, kemudian Takbiratul Ikhram

ِ ‫ض الج ُْم َع ِة َر ْك َعتَي ِْن ُم ْستَ ْق ِب َل اْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َماْ ُم ْو ًما ِ ه‬
‫َلِل تَ َعالَى‬ ْ ‫ص ِِّل‬
َ ْ‫ي فَر‬ َ ُ‫ا‬
2. Membaca Doa Iftitah
3. Membaca/mendengar surat Al Fatihah yang dibaca imam
4. Membaca/mendengarkan surat atau ayat-ayat yang dibaca imam
5. Ruku' disertai Tuma'ninah
6. Sujud disertai Tuma'ninah.
7. Duduk di antara dua sujud disertai dengan Tuma'ninah
8. Sujud kedua, lalu membaca
9. Berdiri kembali dan melaksanakan sholat seperti rakaat pertama hingga tasyahud
(tahiyyat) akhir
10. Mengucapkan salam

Sunah-Sunah Dalam Melaksanakan Sholat Jum’at


1. Bersuci atau membersihkan tubuh (mandi) terlebih dahulu sebelum berangkat ke
masjid.
2. Memakai pakaian yang bagus, sopan dan rapi.
3. Memakai minyak wangi.
4. Memotong kuku dan merapikan rambut yang sudah panjang dengan rapi.
5. Bersegera untuk pergi ke mesjid dan usahkan shalat tahiyyatul masjid setelah sampai
ke masjid.
6. Semari menunggu khutbah bacalah Al-Qur’an atau berdzikir mengingat Allah Swt.
7. Mendengarkan dengan baik khutbah Jum’at yang disampaikan oleh khotib, dab tidak
ramai.
Hikmah Dalam Melaksanakan Sholat Jum’at
1. Untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt.
2. Menjalin hubungan silatuhrahmi sesama muslim
3. Menambah wawasan kita melalui materi-materi yang ada dalam khutbah Jum’at
4. Untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
SHALAT SUNNAH

1. Shalat Rawatib
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat
fardhu lima waktu. Shalat yang dilakukan sebelumnya disebut shalat qabliyah,
sedangkan yang dilakukan sesudahnya disebut shalat ba’diyah. Berdasarkan
kualitasnya, shalat sunah rawatib ini terbagi menjadi dua bagian yaitu, sunnah muakkad
(sunah yang dikuatkan hukum syarí) dan sunnah ghairu muakkad (sunah yang tidak
dikuatkan oleh hukum syari). Shalat sunah rawatib muakkad sangat besar fadilahnya
dan dijanjikan ganjaran yang besar apabila menunaikannya. Sedangkan shalat sunah
rawatib ghairu muakkad sedikit fadilahnya jika dibandungkan dengan shalat sunah
muakkad.

Jumlah rakaat shalat rawatib berbeda-beda tergantung shalat apa yang diiringi
dan kapan (sebelum/sesudahnya) shalat tersebut dilaksanakan. Diantara sekian banyak
shalat rawatib, yang merupakan puncaknya (peringkat tertinggi) adalah 2 rakaat
sebelum shalat subuh, kemudian 4 rakaat sebelum shalat dzuhur. Hal ini sebagaimana
yang diceritakan dalam hadist Nabi Saw, diriwayatkan dari Aisyah RA : bahwasannya
Nabi Saw tidak pernah meninggalkan shalat (sunah) 4 rakaat sebelum dzuhur dan 2
rakaat sebelum subuh (H.R Imam Bukhari).

Dalil tentang shalat sunnah rawatib adalah hadist berikut ini :

Dari ibnu umar RA, “aku menjaga 10 rakaat dari Nabi SAW: 2 rakaat sebelum shalat
dzuhur, 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah shalat maghrib, 2 rakaat sesudah shalat
isya dan 2 rakaat sebelum shalat subuh.” (HR. Mutafaqun álaihi)

Mengenai cara pengerjaan shalat sunnah rawatib ini, sebagaimana yang telah
masyhur di kalangan kita, seorang makmum dari jamaah mengubah tempatnya untuk
menunaikan shalat sunnah rawatib, walaupun ubahnya seseorang itu hanya dengan
jarak satu tapak dari tempat asal. Shalat sunnah rawatib ini didirikan dalam 2 rakaat
dengan 1 salam. Sekiranya jamaah mengerjakan shalat sunnah rawatib 4 rakaat, maka
shalat sunnah itu didirikan dengan 2 kali salam.

Hikmah shalat sunnah rawatib adalah sebagai berikut : sebagai penambal kekurangan
dari shalat fardhu, diharamkan masuk neraka, dibangunkan rumah atau istana di surga.
2. Shalat Tahajud
Tahajud berasal dari kata kerja ‘tahajjada’ yang berarti tetap terjaga di malam
hari, berjaga malam. Ash Syafi’i menyatakan bahwa sholat di malam hari, baik sebelum
tidur atau sesudah tidur dan sholat witir disebut sholat tahajud. Salat Tahajud adalah
salat sunah muakad yang didirikan pada malam hari atau malam menjelang pagi/
sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. Salat ini bukanlah bagian dari salat lima
waktu yang diwajibkan bagi umat Muslim dan dapat dikerjakan sedikitnya dua rakaat
dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Isra ayat 79 :

‫سى أَن يَبعَثَكَ َربُّكَ َمقَا ًما َّمح ُمودًا‬ َ َ‫َومِنَ ٱلَّي ِل فَتَ َهجَّد بِِۦه نَافِلَةً لَّك‬
َ ‫ع‬

Artinya:

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajud lah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji.” (Q.S Al-Isra ayat 79)

Rasulullah SAW bersabda: “Waktu paling dekat antara Rabb dengan hamba-Nya
adalah pada separuh malam terakhir. Karenanya jika kamu dapat menjadi salah satu
orang yang mengingat Allah, maka lakukanlah.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)

Syarat Sah Shalat Tahajjud

1) Dilakukan setelah sholat Isya hingga fajar sidiq (menjelang waktu subuh)
2) Paling sedikit dilakukan sebanyak dua rakaat, tidak ada batasan maksimalnya.
3) Bisa dilaksanakan sendiri atau berjamaah
4) Diutamakan setiap dua rakaat salam, artinya dikerjakan dua rakaat
5) Waktu pelaksanaan. Dalam hal ini sebagian ulama berbeda pendapat ada yang
mensyaratkan harus tidur dahulu sebelum sholat tahajud ada pulan yang
membolehkan tidak harus tidur dulu sebelum sholat tahajud.

Tata Cara Shalat Tahajjud

1) Mengucapkan Niat Sholat Tahajud


‫هللا اكبر‬. ‫اصلى سنة التهجد ركعتين هلل تعالى‬
2) Mengucapkan Takbir (Allahu Akbar)
3) Membaca Surat Al Fatihah
4) Membaca Surat Pendek atau Panjang Al Qur’an
5) Gerakan sholat ruku dan menbaca doa ruku
6) Gerakan sholat i’tidal dan membaca doa i’tidal
7) Gerakan sholat sujud pertama dan membaca doa sujud
8) Gerakan sholat duduk diantara 2 Sujud dan membaca doa diantara 2 sujud
9) Gerakan sholat sujud Kedua dan membaca doa sujud
10) Berdiri kembali untuk melanjutkan ke rakaat kedua sholat Tahajud
11) Gerakan sholat tahiyat akhir dan membaca doa tahiyat akhir
12) Gerakan salam dengan mengucapkan salam “Assallamuallaikum” tengok
kearah kanan dan tengok ke arah kiri.

Doa setelah shalat tahajud :

‫ت‬ َّ ‫ َولَكَ ال َحمدُ اَنتَ َم ِلكُ ال‬. ‫ض َو َمن فِي ِه َّن‬


ِ ‫س َم َوا‬ َ ‫ت َوا‬
ِ ‫الر‬ َّ ‫اَلل ُه َّم َربَّنَا لَكَ ال َحمدُ اَنتَ قَيِِّ ُم ال‬
ِ ‫س َم َوا‬
‫ َولَكَ ال َحمدُ اَنتَ ال َح ُّق‬. ‫ض َو َمن فِي ِه َّن‬ َ ‫ت َوا‬
ِ ‫الر‬ َّ ‫ َولَكَ ال َحمدُ اَنتَ نُو ُر ال‬. ‫ض َو َمن فِي ِه َّن‬
ِ ‫س َم َوا‬ َ ‫وا‬
ِ ‫الر‬
‫صلَّى‬ ُ َّ‫َو َوعدُكَ ال َح ُّق َو ِلقَا ُءكَ َحق َوقَولُكَ َحق َوال َجنَّةُ َحق َوالن‬
َ ‫ار َحق َوالنَّبِيُّونَ َحق َو ُم َح َّمد‬
ُ‫علَيكَ ت ََو َّكلتُ َواِلَيكَ اَنَبت‬ َ ‫سلَّ َم َحق َوالسَّا‬
َ ‫اَلل ُه َّم لَكَ اَسلَمتُ َوبِكَ اَ َمنتُ َو‬. ‫عةُ َحق‬ َ ‫علَي ِه َو‬
َ ُ‫هللا‬
‫صمتُ َواِلَيكَ َحاكَمتُ فَاغفِرلِي َماقَدَّمتُ َو َما اَ َّخرتُ َو َما اَس َررتُ َو َما اَعلَنتُ َو َما‬ َ ‫َوبِكَ خَا‬
َّ ِ‫ال ُق َّوةَ ا‬
ِ‫ال بِاهلل‬ َ ‫ال َحو َل َو‬ َّ ِ‫الاِ َلهَ ا‬
َ ‫ َو‬. َ‫ال اَنت‬ َ ‫اَنتَ ال ُم َق ِدِّ ُم َواَنتَ ال ُم َؤ ِ ِّخ ُر‬. ‫اَنتَ اَعلَ ُم بِ ِه مِ نِِّي‬

Artinya :

"Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan
makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan
makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk
di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan
dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun
demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari
Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga
aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku
rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah
lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa
lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau
Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan
selain pertolongan Allah."
3. Shalat Witir
Pada bulam Ramadhan, shalat witir sunnah dikerjakan dengan berjamaah baik
sebelum atau sesudah shalat tarawih. Apabila shalata witir dikerjakan lebih dari 2 rakaat
maka dalam pelaksanaannya boleh dengan 2 cara, menggabungkannya keseluruhan
rakaat dengan satu kali salam atau memisahkan antara satu rakaat yang paling akhir
dengan rakaat-rakaat sebelumnya. Hukum melaksanakan shalat witir adalah sunah,
yakni shalat sunah yang sangat utamakan. Dalam hadits dinyatakan:

(‫يااهل القران اوتروافات هللا وشريت الوتر)رواه ابوداود‬

Artinya:

"Hai para ahli Al-Qur'an, kerjakanlah shalat witir, sebab Tuhan itu Tunggal (Esa). Dia
suka kepada bilangan witir (ganjil)." (HR. Abu Dawud)

Waktu pelaksanaan shalat witir adalah sesudah shalat 'isya sampai terbit fajar,
dan biasanya shalat witir itu dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan rakaatnya 1
rakaat, atau 3, 5, 7, 9 dan 11. Jumlah 11 rakaat itu telah cukup, dan inilah yang
dikerjakan oleh Rasulullah saw. sebagaimana dinyatakan oleh Aisyah ra. yang arti nya:

“Pernah Nabi saw. shalat malam (witir) melebihi dari sebelas rakaat."

Niat shalat witir 2 rakaat :

‫أصلي سنة ركعتين من الوثر هلل تعالى‬

Niat shalat witir 1 rakaat :

‫اصلى سنة الوئرركعة هلل تعالى‬

Doa Sesudah Shalat Witir

‫ ونسألك‬. ‫ وتسألك يقينا صادقا‬،‫ وتسألك قلبا خاش ًعا ونسألك علما نافعا‬.‫اللهم إنا نسألك إيمانادايتها‬
.‫ وتسألك العفو والعافية ونسألك تمام العافية‬.‫ ونسألك خير كثيرا‬.‫ ونسألك ديناقتا‬،‫عمالص الحا‬
‫ اللهم ربنا تقبل منا صالتنا وصيامنا وقيامنا‬، ‫وتسألك الشكر علىالعافية ونسألك الغناء عن الناس‬
‫ وصل هللا على خير‬. ‫وتخشعنا وتضرعنا وتعبد تاوتيم تقصيرناياهللا يا هللا يا هللا يا ارحم الراحمين‬
‫خلقه محمد وعلى اله وصحبه اجمعين والحمد لورتالعالمين‬
Artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, hati yang
khusyuk, ilmu yang bermanfaat, ketetapan keyakinan yang benar, (dapat
melaksanakan) amal yang shaleh, tetap dalam agama Islam, diberinya kebaikan yang
melimpah limpah, memperoleh ampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna,
mensyukuri atas kesehatan kami, dan kami mohon kepada-Mu kecukupan. Ya Allah,
ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, rukuk kami, khusyuk kami,
ketundukan kami dan pengabdian kami, dan sempurnakanlah kealpaan kami (dalam me
nunaikan kewajiban), ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai Zat Yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Semoga Allah memberi rahmat atas sebaik-baik makhluk-Nya yaitu Nabi
Muhammad, keluarga. dan semua sahabatnya. Dan segala puji hanya milik Allah Tuhan
seluruh alam.”

4. Shalat Dhuha
Shalat dhuha ialah shalat sunnah yang dilakukan orang Islam pada waktu ketika
matahari dalam posisi sedang naik, kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya matahari
(kisaran jam tujuh pagi) hingga sampai pada waktu shalat dzuhur. (tergantung letak
geografis dimana kita berada). Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Tirmidzi
dan Ibnu Majah bersabda mengenai keutamaan sholat dhuha 12 rakaat. Bagi yang
mengerjakan akan diberikan Allah SWT istana di surga. “Barang siapa sholat Dhuha
12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga.”

Syarat Sah Shalat Dhuha

1) Sebelum shalat disyaratkan suci dari hadats kecil dan hadats besar
2) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
3) Menutup aurat
4) Tahu masuknya waktu shalat dhuha
5) Menghadap kiblat

Tata cara Shalat Dhuha

Tata cara shalat dhuha sama dengan shalat yang lainnya yakni diawali dengan niat dan
di akhiri dengan salam. Adapun dalam shalat sunnah tidak ada at-tahiyyat pertama, jadi
jika ingin mendirikan shalat dhuha 4 rakaat, hanya ada At-tahiyyat akhir saja.

Niat sholat dhuha


‫ص ِلِّى سُنَّةَ الضَّحى َركعَتَي ِن ُمستَقبِ َل القِبلَ ِة اَدَا ًء ِهللِ تَعَالَى‬
َ ُ‫ا‬

“Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena
Allah Ta’ala”

Doa sholat dhuha

‫ والعضمة‬، ‫ والقدرة قدرتك‬، ‫ والقوة قوتك‬، ‫ والجمال جمالك‬، ‫ والبهاء بهاءك‬، ‫اللهم إنِّ الضحاء ضحاءك‬
‫اللهم إن كان رزقي في السماء فأنزله وإن كان في األرض رجه وإن كان معسرا (معشرا )فيشره‬. ‫عضمتك‬
‫وإن كان حراما فطهرة وإن كان بعيدا فقربه بحق ضحاءك وبهاءك وجمالك وقوتك وقدرتك آيني ما أتيت عبادك‬
‫الصالحين‬

Artinya :

"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu,
penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar
mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran
dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa
yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih."

5. Shalat Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat sunnah 2 rakaat yang dilakukan ketika seseorang
ragu dalam memilih dua perkara atau lebih. Juga, ketika seseorang menghadapi
permasalahan penting dalam menentukan suatu keputusan yang berdampak besar
dalam kehidupannya. Dengan shalat itu, seseorang dianjurkan agar meminta petunjuk
atau bimbingan Allah agar keputusan yang diambil nantinya tidak salah.

Istikharah berarti thalab al khiyarah min Allah, yaitu usaha untuk mendapatkan
sesuatu yang terbaik dengan cara memohon petunjuk kepada Allah lewat shalat. Tidak
salah bila istikharah itu bersifat spiritual, yakni usaha yang sepenuhnya bersifat
rohaniah. Soal istikaharah ini, rasulullah Saw bersabda, “apabila salah seorang diantara
kalian berniat melakukan suatu urusan, hendaklah dia shalat dua rakaat yang bukan
fardhu kemudian hendaklah dia berdoa”.

Berdasarkan petunjuk Rasulullah, sebagaimana yang diriwayatkan imam


bukhari, bahwa istikharah dilakukan dengan shalat sunah 2 rakaat di malam hari.
Sejatinya, persoalan waktu pelaksanaan istikharah itu dilakukan pada malam hari atau
siang hari tidaklah menjadi permasalahan serius. Karena jika ditilik hadist tersebut,
Rasulullah tidak menjelaskan waktu, dan bahkan tidak mencantumkan nama shalat itu
sebagai shalat istikharah.

Adapun tatacara shalatnya tidak jauh berbeda dengan shalat sunah lainnya.
Perbedaannya hanya terletak ketika selesai shalat, orang yang bersangkutan dianjurkan
untuk membaca doa istikharah yang intinya berisi permohonan kepada Allah , agar ia
diberikan sesuatu yang terbaik untuk kepentingan jangka pendek (dunia) maupun
jangka Panjang (akhirat).

Niat Shalat Istikharah :

‫لِل تَعَالَى‬
ِ َّ ِ ‫َارةِ َركعَتَي ِن‬
َ ‫االستِخ‬ َ ُ‫أ‬
ِ َ‫ص ِلِّي سُنَّة‬

6. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha


Shalat hari raya ada dua, yaitu hari raya Fitri tanggal 1 Syawal dan pada hari raya Adha
tanggal 10 Dzulhijjah. Waktu shalat 'Id dimulai dari terbit matahari sampai
tergelincirnya. Kedua shalat hari raya tersebut, hukumnya sunah muakkad (sangat
ditekankan) bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir. Boleh dikerjakan
sendirian dan sebaiknya dilakukan berjamaah.

Nabi saw. bersabda:

‫عن أم عطية قالت كتانوم ان نخرج يوم العيدحتى تخريج البكر من خدرهاحتى في الحيض فيكن‬
)‫ (رواه البخاری‬.‫خلف الناس فيكيرن بتكبيره ويدعون بدعائهم يرجون بركة ذلك اليوم وظهرته‬

"Dari Ummi 'Athiyah katanya: 'Kami diperintahkan pergi shalat hari raya, bahkan anak-
anak gadis keluar dari pingitannya. Juga perempuan-perempuan yang sedang haid
(datang bulan) tetapi mereka hanya berdiri saja di belakang orang banyak, dan turut
takbir dan berdoa bersama-sama dan mereka mengharapkan beroleh keberkahan dan
kesucian hari itu." (HR. Bukhari).

Tatacara melaksanakan Shalat ‘id

1) Pada pagi hari tanggal 1 Syawal, sesudah kita menunaikan shalat subuh dan
sesudah kita mandi sunah Hari Raya, lalu berangkatlah menuju masjid atau
tanah lapang dengan memperbanyak meng ucapkan takbir.
2) Setelah tiba di masjid, maka sebelum duduk shalat tahiyyatul masjid dua rakaat.
Kalau di tanah lapangan tidak ada tahiyyatul masjid, hanya duduklah dengan
ikut mengulang-ulang bacaan takbir, sampai mulai shalat 'Id itu.
3) Niat Shalat ‘id
4) Shalat Idul Fitri:

‫أصيل سنة لعيد الفطر ركعتين يله تعالى‬

5) Shalat Idul Adha:

‫أصل ستة لعيد األضحى ركعتين هلل تعالى‬

6) Pada rakaat pertama sesudah niat mula-mula membaca takbiratul ihram


kemudian membaca doa iftitah, selanjutnya takbir 7 kali dan setiap habis takbir
disunahkan membaca:

‫سبحان هللا والديله وال اله اال هللا وهللا اكب‬

7) Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih tersebut. Kemudian membaca surah
Al-Fatihah dan disambung dengan membaca surah yang disukai, dan lebih
utama membaca surah Qaf atau surah Al A'la
8) Pada rakaat kedua,sesudah berdiri untuk rakaat keduamembaca takbir 5kali,dan
setiap takbir disunahkan membaca tasbih seperti tersebut pada rakaat pertama.
9) Kemudian membaca surah Al-Fatihah dan diteruskan dengan bacaan surah yang
kita kehendaki, tetapi lebih utama membaca surah Al-Ghasyiah. Bacaan itu
dengan suara yang nyaring. Imam menyaringkan yakni mengeraskan suaranya
pada waktu membaca surah Al-Fatihah dan surah-surah lainnya, sedangkan
makmum tidak nyaring.
10) Shalat ini dikerjakan dua rakaat dan dilakukan sebagaimana shalat shalat yang
lain.
11) Khutbah dilakukan sesudah shalat 'Id dua kali, yaitu pada khutbah pertama
membaca takbir 9 kali dan pada khutbah kedua membaca takbir 7 kali dan
pembacaannya harus berturut-turut.
12) Hendaknya dalam khutbah Idul Fitri berisi penerangan tentang zakat fitrah dan
pada hari raya Haji berisi penerangan tentang ibadah haji dan hukum kurban.

Sunnah – sunnah yang dilaksanakan sebelum Shalat 'Id


1) Pada hari raya disunahkan mandi, dan berhias dengan memakai pakaian yang
sebaik-baiknya dan menggunakan wangi-wangian yang dimilikinya.
2) Disunahkan makan sebelum pergi shalat pada hari Idul Fitri, tetapi pada hari
raya Haji disunahkan tidak makan kecuali setelah shalat.
3) Pergi untuk mengerjakan shalat dan pulangnya dari shalat hendak nya
mengambil jalan yang berlainan.
4) Takbiran. Pada hari raya Fitri dan Haji disunahkan membaca takbir di luar shalat
dan waktunya:
a. Hari raya Fitri takbir dimulai dari terbenamnya matahari hingga imam
berdiri untuk mengerjakan shalat hari raya.
b. Hari raya Haji takbir dimulai dari subuh pada hari Arafah (tanggal 9
Dzulhijjah) dan pada tiap-tiap shalat fardhu yang lima waktu pada hari-hari
tanggal tersebut.
5) Pada rakaat kedua, sesudah berdiri untuk rakaat kedua membaca takbir 5 kali,
dan setiap takbir disunahkan membaca tasbih seperti tersebut pada rakaat
pertama.
7. Shalat Khusuf/Kusuf
Shalat gerhana atau shalat kusufain sesuai dengan Namanya dilakukan saat
terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari. Shalat yang dilakukan saat
gerhana bulan disebut dengan shalat khusuf sedangkan saat gerhana matahari disebut
dengan shalat kusuf.

Shalat gerhana ini merupakan shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah. Rasulullah bersabda :

“sesungguhnya matahari dan bulan dalah dua tanda-tanda kebesaran Allah. Allah
mempertakutkan hamba-hamba-Nya dengan keduanya. Tiadalah terjadi gerhana karena
kematian seseorang dan tidak pula karena kelahirannya. Maka apabila kamu melihat
gerhana (matahari/bulan) itu, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sehingga
gerhana itu berakhir.”(H.R Bukhari)
Mengenai cara pelaksanaannya, shalat sunah ini dikerjakan sebanyak 2 rakaat,
dengan 4 kali ruku dan I’tidal membaca kembali surat al fatihah, kemudian dilanjutkan
dengan kembali ruku dan I’tidal. Kemudian diteruskan dengan sujud sebagaimana
biasa. Pada rakaat kedua juga dilakukan pada rakaat pertama. Dengan demikian, dalam
shalat gerhana dilakukan 4 kali ruku, 4 kali membaca surat al fatihah, dan 4 kali sujud.
Niat Shalat Sunnah Gerhana Bulan :

َ ُ‫أ‬
‫ َمأ ُمو ًما هلل تَ َعالَى‬/‫ص ِلِّي سُنَّةَ ال ُخسُوفِ َرك َعتَي ِن ِإ َما ًم‬
Niat Shalat Sunnah Gerhana Matahari :

‫لِل تَ َعالَى‬ َّ ‫سوفِ ال‬


ِ ِّ ِ ‫ َمأ ُمو ًما‬/ ‫شم ِس اِ َما ًما‬ َ ُ‫أ‬
ُ ‫صلِِّي‬
ُ ُ‫سنَّةً ِلك‬

Melaksanakan shalat gerhana selain wujud syukur kita atas seluruh nikmat
Allah serta untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaannya juga dimaksudkan untuk
memohon kepada Allah agar dihindarkan dari berbagai bencana dan kemadharatan.
Dengan demikian, hikmah terbesar dari shalat ini adalah mendapatkan perlindungan
dari-Nya, karena hal inilah, shalat gerhana ini sangat penting untuk kita istiqamahkan.

8. Shalat Istisqa
Salat istisqa adalah salat sunah yang dilakukan untuk meminta diturunkannya
hujan. Salat ini dilakukan bila terjadi kemarau yang panjang atau karena dibutuhkannya
hujan untuk keperluan/hajat tertentu. Adapun menurut istilah (Fikh), shalat istisqa
adalah: permohonan hamba kepada Allah SWT terhadap air dalam kondisi kebutuhan
yang sangat mendesak.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Nuh ayat 10-12 :

‫غفَّا ًرا‬
َ َ‫فَقُلتُ استَغف ُِروا َربَّكُم ۗ اِنَّه كَا ن‬
‫علَيكُم ِ ِّمد َرا ًرا‬
َ ‫س َما َء‬
َّ ‫يُّر ِس ِل ال‬
‫َّويُمدِدكُم ِبا َ م َوا ل َّو َبنِينَ َو َيج َعل لَّـكُم َجنّٰت َّو َيج َعل لَّـكُم اَنه ًرا‬
Artinya :

“Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,


sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun – kebun mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-
sungai” (QS. Nuh: 10-12)

Syarat-syarat melaksanakan Shalat Istisqa

1) Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaubat dengan


berpuasa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal
shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rezeki &
datangnya murka Allah.
2) Pada hari ke-4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan pergi
kelapangan dengan pakaian sederhana & tanpa wangi-wangian untuk shalat
Istisqa’
3) Usai shalat diadakan khutbah 2 kali. Pada khutbah pertama hendaknya
membaca istigfar 9x dan pada khutbah kedua 7x.
4) Saat berdo’a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat
membelakangi makmumnya.

Tata Cara melaksanakan shalat istsqa

Tata cara shalat sunah ini mirip seperti shalat Idul Fitri yang melibatkan pembacaan
khutbah dan pembacaan takbir. Meskipun begitu, terdapat beberapa hal rukun dalam
tata cara shalat istisqa yang membedakan dari shalat Id.

1) Membaca niat shalat istisqa :


‫أصلي سنة االستسقاء ركعتين هلل تعالى‬
2) Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
3) Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
4) Melaksanakan khutbah sebanyak dua kali atau sekali sebelum (atau setelah)
shalat. Namun lebih diutamakan pelaksanaan khutbah setelah shalat.
5) Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali.
6) Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali.
7) Perbanyak doa dalam khutbah kedua.

Anda mungkin juga menyukai