PERCOBAAN (POGING)
DR. MARIA SILVYA E. WANGGA, S.H., M.H
Percobaan (Pasal 53 (1) KUHP), unsur-
unsurnya:
2. Permulaan pelaksanaan
kejahatan
Silvya. Wangga.copyright
1. Niat atau kehendak untuk melakukan kejahatan.
v Simons, Van Hamel, Van Hattum, Hazewinkel
Suringa: Niat adalah sama dgn kesengajaan
(kesengajaan dalam arti luas yang meliputi tiga (3)
corak yakni sengaja tujuan/maksud, sengaja
kepastian dan senngaja kemungkinan.
v Vos, yg menentang bahwa Niat sama dgn
kesengajaan dlm semua arti luas Menurutnya;
Niat dalam arti sempit adalah sengaja sebagai
maksud/tujuan.
v Menurut Moeljatno: niat tdk sama & tdk mungkin
disamakan dgn kesengajaan maka dari itu isinya
niat juga tdk bisa ditentukan dari isinya
kesengajaan
Silvya. Wangga.copyright.
Contoh:
1. H. R. tgl 12 Maret 1943, kasusnya sbb: “seorang sedang berdiri di atas
bordes kereta Api, ketika akan diperiksa barangnya oleh petugas, Ia
menendang kaki petugas tersebut sehingga apabila tsb tidak dgn cepat
berpegangan pada tiang besi kereta api pastilah petugas tersebut jatuh
keluar dan meninggal”. Putusannya Percobaan pembunuhan
2. H.R. tgl 6 Febuari 1951, kasusnya sbb “seorang petugas pengusut
pelanggaran lalu lintas telah memberi tanda agar sebuah kendaraan
berhenti. Tetapi sopirnya tidak menurut dan terus melaju dengan
kendaraannya, sehingga jika petugas tersebut tdk cepat-cepat
menghindar pastilah ia akan tertabrak dan meninggal”. Putusannya
Percobaan Pembunuhan.
Silvya. Wangga.copyright
Dari dua kasus di atas, sebenarnya tidak ada maksud/niat dari
sipelaku untuk membunuh, ia hanya bermaksud untuk
menghindarkan diri (urusan dgn petugas) atau berlari dari petugas
Silvya. Wangga.copyright
Pendapat Prof Moeljatno:
Silvya. w
”percobaan selesai”, apabila terdakwa telah melakukan semua perbuatan yg diperlukan utk
terjadinya kejahatan, tetapi akibat yg dilarang tidak terjadi.
Contoh: A bermaksud membunuh B dgn pistol, picu pistol telah ditarik, tetapi ternyata pistol tersebut
tidak meletus atau tembakan tidak mengenai sasaran. Dalam hal ini, menurut Moeljatno niat sudah
berubah menjadi kesengajaan karena telah diwujudkan dalam bentuk perbuatan.
Apabila dalam contoh di atas, perbuatan yg diperlukan utk terjadinya kejahatan belum dilakukan (picu
pistol belum ditarik) sehingga akibat yg terlarang juga belum ada maka dalam demikian dikatakan ada
“Percobaan tidak selesai/tertunda”. Menurut Moeljatno, dalam hal ini maka niat yg belum
diwujudkan sebagai perbuatan (belum ditunaikan/keluar) masih tetap menjadi niat yaitu baru merupakan
sikap batin yg mengarah kepada suatu perbuatan yg melawan hukum.
Dalam hal niat berubah menjadi kesengajaan, Moeljatno setuju dgn pendapat yg luas bhw meliputi
sengaja sebagai kemungkinan (dolus eventualis)
2. Permulaan Pelaksanaan kejahatan.
Silvya. Wangga.copyright
Pelaksanaan kehendak:
a. Ukuranya pada diri
sipelaku.
Silvya. Wangga.copyright
CONTOH:
Dony bermaksud melakukan pencurian di rumah Willy, untuk
melaksanakan maksudnya itu, Dony mempersiapkan segala
sesuatu peralatan untuk mencuri, kemudian pada malam hari
Dony mendatangi rumah Willy. Sesampai di rumah Willy. Dony
mematikan lampu teras, melepas kaca jendela dan baru saja
masuk lewat jendela itu Dony tertangkap.
CONTOH:
Dony bermaksud membunuh Willy dengan meledakan mobil yang dikendarai
Willy dgn dinamit di suatu tempat yang dilalui Willy. Dony mempersiapkan
dinamit dgn segala peralatan yang diperlukan dgn rapi dan menunggu di
samping schakelar sampai sampai Willy lewat di tempat itu. Apabila pada saat
menunggu, gerak-gerik Dony dicurigai dan akhirnya tertangkap.
Silvya. w
CONTOH:
H.R. 1934 Pembakaran rumah di Eindhoven.
v Pengadilan Tingkat Pertama memutuskan perbuatan H perbuatan permulaan
pelaksanaan dan H dijatuhi pidana penjara 4 thn (Psl 187 KUHP jo Pasal 53 KUHP)
v Putusan Mahkamah Agung Belanda: perbuatan H adalah perbuatan persiapan karena
belum merupakan perbuatan yg sangat diperlukan utk pembakaran rumah yg
diniatkan (tidak menuju ke arah dan langsung berhubungan dgn kejahatan yg
dituju), atas dasar ini H.R melepaskan H dari segala tuntutan hukum
v Menurut Prof Moeljatno: jika dilihat dari (3) syarat (Obyektif/apa yg dilakukan
mendekati delik yg dituju, subyektif/yg dituju itu menimbulkan kebakaran telah wajar,
perbuatan yg dilakukan bersifat melawan hukum (H melakukan di rumah milik orang
lain, seolah-olah rumahnya sendiri), Moeljatno menyatakan perbuatan H telah
terpenuhi sebagai DELIK PERCOBAAN PEMBAKARAN RUMAH Jo Pasal 187
KUHP jo Pasal 53 KUHP
Silvya. w
3). Pelaksanaan Tidak selesai Bukan Karena
Kehendak Sendiri
Silvya. w
SANKSI PIDANA/ANCAMAN HUKUMAN
BAGI PERCOBAAN (Pasal 53 ayat (2) KUHP)
Silvya.w