Anda di halaman 1dari 1

Nama : Juliana Parembang

Nim : 2102096095
Prodi : Administrasi Bisnis / B
Matkul : Manajemen Perubahan

Analisis Strategi Perubahan Dalam Kasus PT Garuda Indonesia


Kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menjadi sorotan publik, Karena pandemi
COVID-19, banyak perusahaan mengalami krisis, termasuk perusahaan PT Garuda Indonesia. PT
Garuda Indonesia saat ini sedang mengalami masalah serius seiring dengan adanya pandemi
Covid-19 ini. Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia dalam keadaan sulit. Kondisi Kondisi
keuangan yang sangat memburuk ini, salah satunya berdampak pada penurunan jumlah
penumpang karena pembatasan mobilitas orang selama pandemi COVID-19.
Menurut saya kasus PT Garuda Indonesia ini termasuk dalam perubahan Manajemen Turn
Around, dari kesimpulan yang saya amati ada 4 opsi penyelamatan garuda Indonesia berdasarkan
tolak ukur kementrian BUMN diantaranya ialah:
Opsi pertama, untuk menyelamatkan Garuda Indonesia adalah yakni pemerintah terus
mendukungnya dengan memberikan pinjaman atau suntikan modal. Hal ini tercermin dalam kasus
di Singapura Maskapai dari Singapura, Cathay Pacific dari Hong Kong dan Air China Airlines dari
China. Kedua, menggunakan undang-undang perlindungan kepailitan untuk melindungi Garuda.
untuk merestrukturisasi Indonesia. Hal ini dilakukan dengan menggunakan proses kepailitan yang
sah untuk: restrukturisasi hutang, sewa dan kontrak kerja. Ketiga, Restrukturisasi Garuda
Indonesia dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru.
Keempat, Garuda Indonesia dilikuidasi dan pihak swasta harus mengisi kekosongan tersebut.
Masa lalu opsi likuidasi Garuda Indonesia, pemerintah akan mendorong swasta untuk
meningkatkan layanan udara, misalnya dengan pajak bandara atau subsidi rute yang lebih rendah.
Dan perubahan manajemen krisis
Kasus pada PT Garuda Indonesia ini juga termasuk dalam perubahan Manajemen krisis
karena Kondisi keuangan maskapai pelat merah itu kian terpuruk akibat hantaman pandemi Covid-
19. Sebab, krisis tersebut membuat anjloknya jumlah penumpang. Di sisi lain, utang perseroan
terus menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap
bulannya.

Anda mungkin juga menyukai