Anda di halaman 1dari 22

PANDANGAN AGAMA MENGENAI MASALAH NIFAS PERSETUBUHAN DAN ASI

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama

oleh :

1. DEVI PRATIWI (1111009)

2. NOVI ANDYANI (1111021)

3. SANTY RAHAYU (1111029)

4. YUSUF MAULANA (1111039)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TINGKAT IA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2011
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa, atas limpahan lilmu-Nya kami dapat
menyelsaikan makalah ini yang alhamdulilah tepat pada waktunnya yang berjudul “Pandangan
Agama terhadap masalah nifas, persetubuhan, dan kebersihan mandi”.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian dari masalah nifas, persetubuhan , dan
kebersihan mandi, serta bagaimana pandangan menurut agama – agama di dunia khususnya
Indonesia yang mempunyai beragam keagamaan terhadap masalah - maslah ini. Oleh karena itu
kami berharap makalah ini dapat menjadi ilmu pengetahuaan bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini.Oleh karena itu, kritik yang membangun dari ibu dosen dan teman – teman yang sangat kami
harapkan.Sehingga makalah ini bisa lebih baik.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan
makalah ini khusunya kelompok kami yang sudah berusaha dan ibu dosen yang telah membingbing
kami dalam pembuatan makalah ini.Semoga Allah SWT senantiasa meridhoii segala usaha kita amin.

Bandung, 25 September 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Tujuan
2.1. Tujuan Umum
2.2. Tujuan Khusus

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian
1.1. Nifas
1.2. Persetubuahan
1.3. Kebersihan Mandi
1.4. Makanan dan Minuman
1.5. ASI
2. Pandangan Agama
2.1. Masalah nifas
2.2. Masalah aturan persetubuhan
2.3. Masalah kebersihan mandi
2.4. Halal haramnya makanan dan minuman
2.5. Masalah ASI

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beragamnya agama di dunia menimbulkan banyaknya keyakinan akan kepercayannya kepada


Tuhannya,beragam tradisi atau cara mereka menyembah,Nyaserta ilmu yang tidak akan pernah
musnah yang melatarbelakangi kelompok kami membuat makalah ini. Kami berusaha
mendeskripsikan mengenai pengertian masalah nifas, persetubuhan, kebersihan mandi atau hadas,
serta makanan dan minuman termasuk asi, serta bagai mana pandangan agama mengenai masalah -
maslah dalam isi makalah ini.

Apa sih nifas,persetubuhan,hadas, makanan dan minuman serta bagaimana pandangan -


pandangan agama mengenai pembahasan makalah ini ?. Nifas merupakan darah yang mengiringi
proses kelahiran atau sesudahnya adapun pandangan - pandangan mengenai nifas serta hukum dari
nifas itu sendiri.selanjutnya persetubuhan apa sih persetubuhan itu ?.Persetubuhan atau hubungan
seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia.Akan tetapi
dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau
menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin
lelaki dan perempuan. Sedangkan dalam segi atau pandangan agama mengenai aturan
persetubuhan ada persamaan dan perbedaanya yang akan di bahas dalam makalah ini.Apa si
kebersihan mandi dan bagai mana pandangan agama mengenai aturan - aturan dalam Kebersihan
mandi atau hadas itu sendiri ?. Hadas adalah mandi yang disebabkan oleh seseorang yang sedang
menanggung hadas besar dengan cara meratakan air ke seluruh tubuh badan dengan niat untuk
nienghilangkan hadas besar, pandangn agama mengenai semua pembahasan dalam makalah ini
akan di paparkan dalam tinjauan teoritis dengan harapan kita bias mempelajari sekaligus sebgai ilmu
pengetahuan karena kita sebagi mahasiswa yang berlimu dan penuh akan rasa ingin tahu.
2.Tujuan

2.1 Tujuan Umum

Kami membuat makalah ini yang berjudulkan “PANDANGAN AGAMA MENEGENAI MASALAH
NIFAS, PERSETUBUHAN, KEBERSIHAN MANDI,SERTA MAKANAN MINUMAN DAN ASI” untuk
mengetahui,memperdalam,sekaligus menjadikan suatu proses pembelajaran bagi kami.serta untuk
menjelaskan sekaligus memebri pengertian yang lebih dominan setelah kami berusaha merangkum
dengan sedemikian rupa agar saat kami mempersentasikan makalah ini akan memeberikan hal yang
positif terhadap pembaca.

2.2 Tujuan Khusus

Dalam pembuatan makalah ini kami pun ingin mengetahui sejauh mana pengertian dari
nifas, persetubuhan, kebersihan mandi,termasuk makanan minuman serta asi ini
membahas mengenai masalah pandangan dari segi agama yang beragam, kami sebagai
pelajar didik atau mahasiswa berkeinginan mengetahui serta menambah wawasan:.

- untuk menambah wawasan mahasiswa tentang masalah nifas


- untuk menambah wawasan mahasiswa tentang persetubuhan
- untuk menambah wawasan mahasiswa tentang kebersihan mandii
- untuk menambah wawasan mahasiswa tentang makanan dan minuman termasuk asi

BAB II
TINJAUN TEORITIS

1.Pengertian

1.1. Nifas

Nifas menurut pengertian bahasa Arab berarti proses kelahiran.seorang perempuan yang melahirkan
disebut nufasa, nuswah, atau nifas. Sedangkan menurut pengertian syari’at, nifas berarti darah yang
keluar setelah kosongnya rahim dari kehamilan, meskipun hanya berupa segumpal darah atau
sepotong daging, karena keduanya masuk dalam hukum wiladah (kelahiran). Dengan kata lain, ia
adalah darah yang keluar mengiringi kelahiran atau setelahnya.

Madzhab Hanafi memberikan batasan, nifas adalah darah yang keluar dari rahim setelah
kelahiranyang banyak jumlahnya meskipun keluar secara terputus-putus atau sebagian-sebagian,
bukan yang keluar sedikit. Menurut Maliki, nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan
karena melahirkan, baik bersamaan dengannya maupun sesudahnya, meskipun antara dua bayi
kembar. Sedangkan madzhab Hambali memberikan batasan nifas adalah darah yang dilepaskan oleh
rahim dengan sebab melahirkan, baik bersamaan, setelahnya, atau sebelumnya dua atau tiga hari,
yang diikuti dengan proses melahirkan.Menururt Dr. Abdul Karim Zaidan, dinamakan nifas mungkin
karena mulai bernafasnya anak yang baru dilahirkan dari rahim, atau mungkin juga karena keluarnya
diri (nafs) yang baru, yaitu seorang anak atau darah.

Selama nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim, cairan ini disebut “lokia”.
Pada hari pertama dan kedua ibu akan mengeluarkan lokia rubra atau lokia kruenta, berupa darah
segar bercampur sisa selaput ketuban dan lain-lain. Hari berikutnya keluar lokia sanguinolenta,
berupa darah bercampur lendir.Setelah satu pekan, keluar lokia serosa yang berwarna kuning dan
tidak mengandung darah. Setelah dua pekan, keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih.
Biasanya lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin terjadi lokiostasis (lokia tidak lancar
keluar) dan infeksi.Salah satu kelainan yang dapat ditemukan setelah melahirkan (selama nifas)
adalah “infeksi nifas” atau dalam istilah medis disebut juga “infeksi puerperalis”.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah
melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih selama dua hari,
terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam pertama.Tanda-
tanda infeksi nifas sangat bervariasi tergantung bagian yang terinfeksi dan keparahannya. Jika
ditemui tanda-tanda berikut ini, segeralah membawa ibu ke tempat pelayanan kesehatan untuk
mendapat penanganan yang sesuai:

 Demam tinggi (38°C atau lebih), kadang disertai menggigil.


 Rasa panas dan nyeri pada tempat infeksi
 Kadang-kadang terasa perih saat buang air kecil.
 Ibu terlihat sakit dan sangat lemah

1.2 Persetubuhan

Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang
dilakukan oleh manusia.Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan
lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar merujuk pada
pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan.

Persetubuhan mungkin didahului dengan percumbuan, yang menyebabkan gairah pada pasangan,
menyebabkan penis mengalami ereksi dan pelumasan alami pada vagina.Untuk memulai sebuah
hubungan seksual, penis yang telah ereksi dimasukkan ke dalam vagina dan salah satu partner atau
keduanya menggerakkan pahanya untuk membuat penis bergerak maju dan mundur di dalam vagina
dan menghasilkan gesekan, tanpa sama sekali mengeluarkan penis secara penuh. Dengan demikian,
mereka merangsang diri sendiri maupun partnernya hingga orgasme dan ejakulasi diperoleh.
Penetrasi dengan penis juga dikenal dengan intromission atau dengan nama Latin immissio penis.

Istilah Penetrasi digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana alat kelamin pria dimasukkan ke
dalam vagina.Hal ini tidak selamanya menjadi ritual yang wajib untuk mencapai kesenangan dan
kenikmatan dalam berhubungan seks.Aktivitas seks tanpa melakukan penetrasi biasanya dilakoni
oleh kaum remaja.
Persetubuhan adalah metode dasar reproduksi manusia. Selama ejakulasi, yang umumnya
disertai dengan orgasme pada pria, serangkaian kontraksi otot mengirimkan air mani yang berisi
gamet pria yang dikenal sebagai sel sperma atau spermatozoa ke dalam ruang vagina.Rute yang
dilalui dalam ruang vagina adalah melalui cervix menuju rahim dan kemudian menuju ke tuba
fallopi.Jutaan sperma terdapat dalam setiap ejakulasi, untuk meningkatkan kemungkinan sebuah
pembuahan dengan sel telur atau ovum.Sel sperma dapat bertahan hingga sembilan hari dalam
tubuh wanita.Ketika sebuah sel telur yang subur dari wanita terdapat dalam tuba fallopi, gamet pria
bergabung dengan ovum menghasilkan pembuahan dan pembentukan sebuah embrio baru. Ketika
sebuah ovum yang telah terbuahi mencapai rahim, ia akan tertanam pada dinding uterus, yang
dikenal dengan endometrium dan kehamilan dimulai.

1.3 Kebersihan Mandi atau Hadas

Mandi wajib ialah mandi yang disebabkan oleh seseorang yang sedang menanggung hadas besar
dengan cara meratakan air ke seluruh tubuh badan dengan niat untuk nienghilangkan hadas besar.
Sementara mandi sunat pula hanya mandi biasa bertujuan membersihkan tubuh badan disertai
dengan niat mandi tertentu seperti mandi hari Jumaat, Hari Raya, selepas memandikan mayat dan
mandi kerana gerhana bulan.

1.4 Makanan dan Minuman

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk
hidup untuk memberikan tenagadananutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman,
tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai.Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti
"makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara
antropometri

Makanan yang dibutuh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang meliputi sumber
hewan dan tumbuhan.Beberapa orang menolak untuk memakan makanan dari hewan seperti,
daging, telur dan lain-lain.Mereka yang tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut
vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok mereka.

Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain.Sedangkan minuman adalah cairan yang sangat
penting untuk kebutuhan dasar manusia.
1.5 ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi dengan standar emas.ASI terbukti mempunyai
keunggulan yang tak dapat digantikan oleh makanan dan minuman manapun, karena ASI
mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi
setiap saat.

Tahukah anda bahwa Standar Emas Makanan Bayi dimulai dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dilanjutkan denganpemberian ASI secara eksklusif selama 6 (enam) bulan. Setelah enam bulan bayi
diberikan Makanan Pendamping ASI dengan tetap dilanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun
atau lebih. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu langsung
diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai dan dapat menghisap puting ibu dalam
waktu 30 menit. Dengan demikian, kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang
pertama keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum
mengandung zat kekebalan yang lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada hari-hari berikut
setelah kelahiran bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan rasa kasih
sayang ibu dan bayi.

Pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan juga sudah terbukti secara ilmiah sangat banyak
manfaatnya. Anak-anak yang semasa bayi disusui secara ekslusif umumnya lebih cerdas dan lebih
kuat daya tahan tubuhnya terhadap penyakit dibandingkan anak yang diberi susu formula. Selain itu
pemberian ASI Eksklusif dapat menurunkan Angka Kematian Bayi. Oleh karena pemberian susu
formula kadang tidak disertai dengan botol yang cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi
diare. Dan pengenceran atau perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan
ketentuan pada label yang berakibat bayi kurang gizi. Diare dan kurang gizi merupakan pemicu
kematian pada bayi.
2. Pandangan Agama

2.1 Masalah nifas

Para ahli fiqh sepakat bahwa tidak ada batas minimal masa nifas.Terkadang darah keluar sebentar
setelah melahirkan, terkadang juga hingga sehari, dua hari, atau lebih. Namun terkadang juga tidak
keluar sama sekali. Telah diriwayatkan bahwa seorang perempuan pada masa Rasulullah
Saw.pernah melahirkan dan ia tidak melihat darah nifas sama sekali. Maka ia dinamakan dzat al-jufuf
(perempuan yang kering). Adapun berbagai nukilan dari perbedaan para ulama tentang batas minimal
nifas, maka kesimpulannya adalah bahwa masing-masing mereka memberikan batasan sesuai
dengan informasi yang sampai kepadanya.

2.1.1 Klahiran darah tanpa nifas

Setelah melahirkan, seorang perempuan terkadang tidak melihat darah kecuali setelah beberapa hari.
Jika ia melahirkan dan sama sekali tidak melihat darah hingga berlalu 15 hari atau lebih, kemudian
melihat darah, apakah ini dalam kategori haidh atau nifas? Dalam hal ini pendapat yang terpercaya
adalah darah haidh dan sama sekali bukan darah nifas.

Adapun bila ia melahirkan dan tidak melihat darah sama sekali, kemudian melihatnya sebelum 15 hari
dari masa melahirkan, maka apakah permulaan nifas dihitung sejak melihat darah itu atau sejak
melahirkan? Pendapat yang kuat adalah: sejak ia melihat darah. Wallahu a’lam.

Jika ia melihat darah sesaat, sehari, atau beberapa hari setelah melahirkan, kemudian mengalami
masa suci selama 15 hari atau lebih, lalu darah keluar lagi sehari semalam atau lebih, maka menurut
ahli fiqih hukum darah yang keluar pertama itu nifas dan yang keluar terakhir adalah haidh. Masa di
antara keduanya adalah masa suci, karena di antara kedua darah itu ada sela suci.Tidaklah mungkin
dua hal itu disatukan, sebagaimana disatukannya dua darah haidh.Ini adalah pandangan madzhab
Abu Yusuf, Muhammad, dan Abu Tsaur.

Pendapat kedua, yaitu pandangan Ibnu Suraij, mengatakan bahwa kedua darah itu adalah darah
nifas karena keluarnya pada saat memungkinkan untuk itu.Demikian pun bila ada sela di antara
keduanya kurang dari 15 hari.Adapun tentang masa bersih yang ada di sela-selanya terdapat dua
pendapat, suci dan nifas.Imam Nawawi berkata bahwa pendapat inilah yang masyhur dan jumhur
menjadikannya hukum qath’iy (pasti).
Bila seorang perempuan melahirkan anak dan ia tidak melihat darah karena si anak terlahir dalam
keadaan kering, maka apakah ia wajib mandi? Menurut pengikut Syafi’i dan Hanafi mereka wajib
mandi, karena kelahiran itu senantiasa diasumsikan mengalami nifas yang mengharuskan mandi.Ia
sama dalam posisi hukum wajib, seperti bertemunya dua kemaluan, dan bahwa anak adalah sperma
yang telah jadi, sehingga mandi sudah diwajibkan semata-mata mengeluarkan gumpalan darah atau
dagingnya.

Sedangkan menurut madzhab Hambali, bila kelahiran tanpa darah yang menyertainya maka tidaklah
mengharuskan mandi, karena kewajiban harus berdasar hukum syari’at dan tidak ada ketentuan
hukum dalam hal ini, tidak juga secara kontekstual.Demikian itu karena janin tidak bisa lagi disebut
darah dan tidak pula sperma, sedangkan dua hal inilah yang mengharuskan mandi menurut
syari’at.Wallahu a’lam.

2.1.2 Nifas berhenti sebelum 40 hari

Apabila perempuan nifas sudah suci sebelum genap 40 hari, hendaknya ia mandi, shalat dan puasa.
Namun seyogyanya suami tidak menyetubuhinya sebelum 40 hari. Ini berdasar hadits Utsman bin
Abu Al-’Ash, bahwa istrinya suatu ketika mendatanginya sebelum masa 40 hari nifasnya. Ia pun
melarang, “Jangan mendekatiku.” Demikian itu karena ia tidak bisa menjamin bahwa darah tidak
keluar pada saat jimak berlangsung. Jika itu terjadi, ia bersetubuh ketika nifas. Ini adalah madzhab
Imam Ahmad bin Hanbal.

Menurut jumhur ahli fiqih, bila darah nifas berhenti sebelum batas maksimal, boleh saja bagi suami
menyetubuhinya, sebagaimana si perempuan boleh saja shalat dan lain sebagainya. Tidaklah makruh
melakukan itu semua, karena ia dalam kondisi hukum suci untuk berbuat apa saja, demikian pula
bersetubuh.

Tidak ada bedanya, baik darah berhenti beberapa saat setelah melahirkan, atau beberapa hari
kemudian, dan suami boleh saja menjimaknya.Wallahu a’lam.
2.1.3 Nifas melebihi waktu maksimal

Apabila perempuan nifas melihat darah melebihi masa 40 hari -sebagaimana pendapat jumhur- maka
darah itu adalah darah istihadhah. Ketika dalam kondisi demikian, hendaklah ia shalat dan puasa.
Lebih dari itu, suami boleh menyebutuhinya, dan istri melakukan berbagai amalan sebagaimana yang
dilakukan oleh umumnya perempuan istihadhah.

Asy Syairazi, dalam kitab Al-Muhadzab berkata bahwa apabila seorang perempuan nifas dan darah
masih mengalir lebih dari 60 hari, maka hukumnya adalah hukum haidh yang berlangsung melewati
15 hari dan bisa dibedakan juga sesuai dengan kebiasaan, karena nifas seperti haidh dalam hal
hukum. Demikian juga tatkala dalam kondisi yang tidak dapat dibedakan dan tidak sebagaimana
biasanya.Wallahu a’lam.

2.1.4 Nifas karena keguguran

Para ulama berpendapat bahwa penetapan hukum nifas tidak disyaratkan si bayi telah berbentuk
sempurna, tidak pula harus hidup. Bahkanpun jika si ibu melahirkan janin yang sudah meninggal atau
masih berupa daging, baik yang sudah membentuk wujud manusia atau belum, maka -sebagaimana
ungkapan Qawabil- ia adalah daging manusia sehingga hukum nifas telah ditetapkan, berpengaruh
pada masa iddah, dan yang melahirkan itu telah menjadi ibu. Inilah pendapat Syafi’i dan Hambali.

Ahnaf, salah seorang ulama’ madzhab Hanafi berpendapat bahwa keguguran janin yang telah nyata
sebagian tubuhnya sudah cukup untuk menyebut ibunya sebagai nufasa (perempuan-perempuan
nifas) dan dengannya iddah telah usai.Misalnya telah nyata bentuk tangannya, kakinya, jari, atau
kuku-kukunya.

Adapun bila belum nyata wujud tubuhnya, misalnya masa kehamilan kurang dari 120 hari, maka
ibunya belum disebut orang nifas, dan darah yang terlihat itu adalah darah haidh jika berlangsung tiga
hari dan didahului masa suci yang utuh. Jika tidak, maka itu adalah darah istihadhah.
2.1.5 Nifas karena kelahiran kembar

Para ahli fiqih berbeda pendapat tentang permulaan masa nifas ketika melahirkan bayi kembar;
apakah nifas dihitung sejak keluarnya bayi pertama atau setelah keluarnya bayi kedua. Tentang ini
ada tiga pendapat:

Pendapat pertama, dianggap nifas sejak kelahiran bayi pertama karena darah tersebut mengikuti
proses kelahiran dan masa nifas mulai berlaku, sebagaimana bila melahirkan satu bayi. Jika nifas dua
kelahiran seluruhnya lebih dari 60 hari maka itu dianggap darah istihadhah. Akan tetapi jika sang ibu
melahirkan bayi kedua setelah masa 60 hari dari kelahiran bayi pertama, maka darah yang ia lihat
setelah kelahiran bayi kedua itu adalah darah rusak (istihadhah), bukan darah nifas. Demikianlah
pendapat madzhab Maliki dan sebagian ulama’ madzhab Syafi’i.

Madzhab Hanafi berpendapat bahwa darah yang terlihat setelah kelahiran kedua jika masih dalam
masa 40 hari, maka itu termasuk nifas pertama, namun bila sudah lewat dari 40 hari maka termasuk
darah istihadhah.

Pendapat kedua, nifas dihitung setelah kelahiran bayi kedua. Demikian itu karena selama masih ada
kehamilan maka darah tersebut bukanlah darah nifas, seperti ketika ia melihat darah sebelum
melahirkan. Di samping itu, masa nifas erat kaitannya dengan kelahiran, maka permulaan dan
akhirnya dihitung dari kelahiran bayi kedua.Inilah pendapat yang lebih kuat (rajih) menurut madzhab
Syafi’i.Ini juga pendapat Muhammad, Zufar, riwayat dari Ahmad dan Daud.Sedangkan darah yang
ada sebelumnya dianggap sebagai darah fasad atau haidh.

Pendapat ketiga, permulaan nifas dihitung sejak kelahiran bayi pertama, kemudian dihitung lagi di
kelahiran bayi kedua.Itu karena masing-masing kelahiran menyebabkan keluarnya darah nifas,
karenanya masing-masing kelahiran langsung dihitung sebagai permulaan masa nifas. Pada kasus
ini, perempuan mengalami 2 kali masa nifas, masing-masing sesuai dengan masanya dan tidak ada
persoalan jika total masa kedua nifas lebih dari 60 hari, bahkan meskipun ia melihat darah setelah
kelahiran pertama selama 60 hari dan setelah kelahiran kedua 60 hari pula, sehingga ia mengalami
dua kali masa nifas yang penuh.
2.1.6 Nifas karena kelahiran cesar

Perempuan perlu mengetahui hubungan antara melahirkan dengan jalan operasi dan nifas, karena
sebagian perempuan hamil melahirkan dengan jalan operasi medis, tidak dengan jalan kelahiran
alami, atau yang lazim disebut dengan “kelahiran caesar”.

Perempuan yang melahirkan dan sama sekali tidak melihat darah setelah atau ketika proses
kelahirannya, maka ia tetap dianggap perempuan suci, baik melahirkan melalui kemaluan –kelahiran
alami- maupun melalui perut dengan jalan operasi. Pendapat ini secara tegas dinyatakan oleh para
pengikut madzhab Hanafi di buku-buku mereka.

Dengan kata lain, bila ia melahirkan dengan jalan operasi caesar lalu keluar darah dari kemaluannya,
maka ia berarti mengalami nifas, karena nyata benar bahwa darah keluar dari rahim setelah
melahirkan. Adapun jika tidak keluar darah sama sekali, maka ia tidak disebut bernifas, hanya disebut
berluka (bedah). Apabila yang lahir sudah dapat dikategorikan sebagai anak secara hukum maka
dengannya iddah dapat selesai dan ia kini menjadi ibu bagi seorang anak. Wallahu a’lam.

2.1.7 Mandinya perempuan nifas

Para ulama sepakat atas wajibnya mandi disebabkan nifas. Sebagian ulama yang menukil ijmak
dalam masalah ini adalah Ibnul Mundzir, Thabari, dan lain-lain. Demikian itu karena nifas sama
halnya dengan haidh dan keduanya bertemu dalam banyak persoalan hukum. Karena pada masa
kehamilan darah berubah menjadi makanan janin, maka ketika bayi itu keluar darah pun ikut keluar
karena tidak ada lagi yang membutuhkan setelah itu. Karena ia dilarang berpuasa, jimak, dan gugur
pula kewajiban shalat, maka ia pun harus mandi sebagaimana mandi karena haidh.Mandi diwajibkan
begitu darah berhenti dan ia hendak menunaikan shalat atau ibadah sejenisnya, yang diwajibkan
begitu masa suci tiba. Wallahu a’lam.
2.2 Masalah Persetubuhan

Agama Islam

 Hubungan seksual hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri yang sah secara hukum
agama.
 Hubungan seksual tidak dilakukan pada saat seorang istri sedang haid.
 Hubungan seksual hanya dibenarkan melalui vagina, dan tidak melalui anus. Dengan
demikian, seks anal tidak dibenarkan dalam agama.
 Hubungan seksual hanya dilakukan dengan lawan jenis. Dengan demikian Homoseksual
maupun Lesbian tidak dibenarkan dalam agama.
 Hubungan seksual hanya dibenarkan pada pasangan yang telah menikah secara sah.

Agama Katolik

 Hubungan seksual hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri yang sah secara hukum
Gereja, meski tidak secara Sakramen
 Hubungan seksual hanya dilakukan dengan lawan jenis. Sebab homoseksualitas melawan
hukum kodrat. Akan tetapi manusia yang memiliki dorongan homoseksualitas dipandang
Gereja mengalami cobaan yang berat dan perlu dilayani dengan adil, bukan dengan
memojokkan atau mengadili.
 Hubungan seksual dilakukan sebagai perwujudan cinta kasih, bukan pemenuhan nafsu
belaka.

 Hubungan seksual selalu diarahkan pada kelahiran manusia baru ("bahwa tiap persetubuhan
harus tetap diarahkan kepada kelahiran kehidupan manusia" (Humanae Vitae 11) ). Oleh
sebab itu upaya kontrasepsi buatan (kondom, spiral, suntik, dll) dipandang sebagai
persetubuhan yang tidak mengarah pada kelahiran, dan dilarang oleh Gereja. Dalam
pandangan yang sama, perbuatan seksual selain penetrasi penis melalui vagina tidak
dibenarkan.

 Inses, hubungan seksual antar sanak saudara atau ipar, juga kepada anak muda pedofilia,
tidak dibenarkan oleh Gereja.
2.3 Masalah Kebersihan Mandi

Apabila mandi wajib tidak sah, ibadat yg dilakukan oleh seseorang itu juga turut tidak sah. Itulah
akibatnya jika tidak melakukan mandi wajib dengan betul,” tegas beliau ketika ditemui di rumahnya di
taman sri keramat Kuala Lumpur. Mandi wajib yang juga sebagai mandi junub atau janabah tidak
boleh dipandang ringan oleh umat islam. Setiap orang yg melakukannya mestilah mengetahui dan
memenuhi rukun-rukunnya. Jika tidak mandi wajib seseorang itu tidak akan sah.

Keadaan-keadaan yang mewajibkan seseorang itu mandi ialah:-

a. Melakukan hubungan jenis antara suami isteri


b. Meninggal dunia
c. Keluar darah haid atau nifas
d. Ibu yang melahirkan anak.
e. Keluar air mani

Rukun mandi wajib ada 3


1* niat.
2* menghilangkan najis di badan.
3* meratakan air keseluruh anggota badan yang zahir.

Niat mandi wajib


“Sahaja aku mengangkat hadas besar kerana Allah Taala.” Atau “ Sahaja aku mandi wajib kerana
Allah Taala.” Niat itu di dlm hati dan ia hendaklah disertakan ketika air sampai ke mana2 bahagian
anggota badan. Bagi perempuan yang habis haid, niat mandi wajib ialah: “Sahaja aku mengangkat
hadas haid kerana Allah Taala.” Manakala bagi perempuan yg habis nifas, niat mandi wajibnya ialah:
“Sahaja aku mengangkat hadas nifas kerana Allah Taala”. "Niat itu jika dilambatkan atau ketika
seseorang itu memulakannya selepas dia telah membasuh salah 1 anggota badannya akan
menjadikan mandi wajibnya tidak sah.

Oleh itu dia mestilah memulakan kembali niatnya ketika dia mula menyampaikan air keseluruh
anggota badannya.Sekiranya dia berniat sebelum air sampai ke badan, niat itu juga tidak sah.Oleh itu
mandi wajibnya tidak sah.”Jelasnya lagi..Mengenai rukun mandi wajib yg ke2, iaitu menghilangkan
najis yang ada pada badan, menurut uztaz hj mat jais, menurut imam nawawi, jika kita ada najis
dibadan, najis itu boleh dibasuh serentak dengan mandi wajib.Ertinya membasuh najis dengan mandi
itu boleh disekalikan.
2.4 Halal Haram Makanan dan Minuman

Agama Kristen katolik

Untuk umat Kristen katolik; tidak ada minuman & makanan yang diharamkan. Bukan apa yang masuk
ke mulut yang menajiskan, tapi yang keluar dari mulut itulah yang bisa menajiskan.Pandangan lain:
umat kristiani hanya dilarang makan darah.

Kisah para Rasul15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada
kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
Kisah Para rasul15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada
berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu
memelihara diri dari hal-hal Darah adalah simbol kehidupan; maka kami mendapat "darah" Kristus
bukan darah yang lain; karena sudah mendapat "darah" kristus secara rohani maka umat Katolik tidak
mengharamkan darah secara lahiriahUmat yahudi pantangannya sama dengan agama islam, hanya
ada perbedaan sedikit yaitu unta, kelinci, burung hantu, burung gagak

Tetapi tentang preverensi & untung ruginya menyantap yang haram menurut pihak lain itu hak masing
masing.Untuk umat Kristen katolik; tidak ada minuman & makanan yang diharamkan. Bukan apa
yang masuk ke mulut yang menajiskan, tapi yang keluar dari mulut itulah yang bisa menajiskan.

Mengenai minuman alcohol :alkitab tidak melarang minuman beralkohol (anggur/bir).


1Timotius 5:23 Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung
pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.

Berdasarkan riset teruji, minuman beralkohol (khususnya fermentasi buah anggur) bila diminum
sedikit, amat baik untuk kesehatan :Namun, alkitab jelas melarang bila meminum alkohol sampai
mabuk. Efesus 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,1Korintus 6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi
bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku

diperhamba oleh suatu apapun.


Agama Islam

Bukan pastor, bukan pendeta, bukan raja dan bukan sultan yang berhak menentukan halal-
haram.Barangsiapa bersikap demikian, berarti telah melanggar batas dan menentang hak Allah
dalam menetapkan perundang-undangan untuk ummat manusia.Dan barangsiapa yang menerima
serta mengikuti sikap tersebut, berarti dia telah menjadikan mereka itu sebagai sekutu Allah, sedang
pengikutnya disebut "musyrik".

Dengan demikian, maka dalan Islam dikenal, bahwa mengharamkan sesuatu yang halal itu dapat
membawa satu keburukan dan bahaya.Sedang seluruh bentuk bahaya adalah hukumnya
haram.Sebaliknya yang bermanfaat hukumnya halal.Kalau suatu persoalan bahayanya lebih besar
daripada manfaatnya, maka hal tersebut hukumnya haram.Sebaliknya, kalau manfaatnya lebih besar,
maka hukumnya menjadi halal.Kaidah ini diperjelas sendiri oleh al-Quran, misalnya tentang arak,
Allah berfirman:

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang hukumnya arak dan berjudi, maka jawablah:
bahwa keduanya itu ada suatu dosa yang besar, di samping dia juga bermanfaat bagi manusia, tetapi
dosanya lebih besar daripada manfaatnya." (al-Baqarah: 219)

Dan begitu juga suatu jawaban yang tegas dari Allah ketika Nabi Muhammad ditanya tentang
masalah halal dalam Islam.Jawabannya singkat Thayyibaat (yang baik-baik).Yakni segala sesuatu
yang oleh jiwa normal dianggapnya baik dan layak untuk dipakai di masyarakat yang bukan timbul
karena pengaruh tradisi, maka hal itu dipandang thayyib (baik, bagus, halal). Begitulah seperti yang
dikatakan Allah dalam al-Quran:
"Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa saja yang dihalalkan untuk mereka?
Maka jawablah: semua yang baik adalah dihalalkan buat kamu." (al-Maidah: 4)
"Pada hari ini telah dihalalkan untuk kamu semua yang baik." (al-Maidah: 5)

Oleh karena itu tidak layak bagi seorang muslim yang mengetahui dengan rinci tentang apa yang
disebut jelek dan bahaya yang justeru karenanya hal tersebut diharamkan Allah, kemudian kadang-
kadang dia akan menyembunyikan sesuatu yang mungkin nampak pada orang lain. Sebab kadang-
kadang ada juga sesuatu kejelekan yang tidak tampak pada suatu masa, tetapi di waktu lain dia akan
tampak. Waktu itu setiap mu'min harus mengatakan Sami'na Wa'athanaa (kami mendengarkan dan
kami mematuhi).
Tidaklah kamu mengetahui, bahwa Allah telah mengharamkan daging babi, tetapi tidak
seorang Islam pun yang mengerti sebab diharamkannya daging babi itu, selain karena kotor.Tetapi
kemudian dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan telah menyingkapkan, bahwa di dalam daging
babi itu terdapat cacing pita dan bakteri yang membunuh.Kalau sekiranya ilmu pengetahuan tidak
membuka sesuatu yang terdapat dalam daging babi itu seperti tersebut di atas atau lebih dari itu,
niscaya sampai sekarang ummat Islam tetap berkeyakinan, bahwa diharamkannya daging babi itu
justeru karena najis (rijsun).

"Mengharamkan yang Halal dan Menghalalkan yang Haram Sama dengan Syirik"

Kalau Islam mencela sikap orang-orang yang suka menentukan haram dan halal itu semua,
maka dia juga telah memberikan suatu kekhususan kepada mereka yang suka mengharamkan itu
dengan suatu beban yang sangat berat, karena memandang, bahwa hal ini akan merupakan suatu
pengungkungan dan penyempitan bagi manusia terhadap sesuatu yang sebenarnya oleh Allah diberi
keleluasaan. Di samping hal tersebut memang karena ada beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh
sementara ahli agama yang berlebihan.

2.5 Masalah ASI

Proses menyusui adalah pemberian hak anak oleh ibu. Konon pada zaman Rasul, wanita2 di desa
menjadikan ini sebagai mata pencaharian. Mereka berkeliling kota mencari wanita hamil dan
menawarkan jasa menyusui kalau bayinya lahir nanti. Halimatussa'diah adalah wanita dari bani
saad yang dipercaya untuk menyusui manusia mulia bernama Muhammad SAW.

Zaman skarang ada Bank ASI kita liat gimana ulama berpendapat tentang hal ini :

Di masa sekarang ini kita memang dikejutkan dengan berita telah berdirinya bank khsusus untuk
menampung air susu ibu. Para ulama kontemporer melihat dari beberapa sudut pandang yang
berlainan, sehingga yang kita temui dari fatwa mereka pun saling berbeda. Sebagian mendukung
adanya bank air susu tapi yang lainnya malah tidak setuju.
1. Pendapat Yang Membolehkan

Ulama besar semacam Dr. Yusuf Al-Qaradawi tidak menjumpai alasan untuk melarang diadakannya
semacam "bank susu." Asalkan bertujuan untuk mewujudkan maslahat syar'iyah yang kuat dan untuk
memenuhi keperluan yang wajib dipenuhi.Beliau cenderung mengatakan bahwa bank air susu ibu
bertujuan baik dan mulia, didukung oleh Islam untuk memberikan pertolongan kepada semua yang
lemah, apa pun sebab kelemahannya. Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang baru
dilahirkan yang tidak mempunyai daya dan kekuatan.

Beliau juga mengatakan bahwa para wanita yang menyumbangkan sebagian air susunya untuk
makanan golongan anak-anak lemah ini akan mendapatkan pahala dari Allah, dan terpuji di sisi
manusia. Bahkan sebenarnya wanita itu boleh menjual air susunya, bukan sekedar
menyumbangkannya.Sebab di masa nabi, para wanita yang menyusui bayi melakukannya karena
faktor mata pencaharian. Sehingga hukumnya memang diperbolehkan untuk menjual air susu.

Bahkan Al-Qaradawi memandang bahwa institusiyang bergerak dalam bidang pengumpulan ‘air susu’
itu yang mensterilkan serta memeliharanya agar dapat dinikmati oleh bayi-bayi atau anak-anak patut
mendapatkan ucapan terima kasih dan mudah-mudahan memperoleh pahala.

Selain Al-Qaradawi, yang menghalalkan bank susu adalah Al-Ustadz Asy-Syeikh Ahmad Ash-
Shirbasi, ulama besar Al-Azhar Mesir. Beliau menyatakan bahwa hubungan mahram yang
diakibatkan karena penyusuan itu harus melibatkan saksi dua orang laki-laki.Atau satu orang laki-laki
dan dua orang saksi wanita sebagai ganti dari satu saksi laki-laki.Bila tidak ada saksi atas penyusuan
tersebut, maka penyusuan itu tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara ibu yang menyusui
dengan anak bayi tersebut.

2. Yang Tidak Membenarkan Bank Susu

Di antara ulama kontemporer yang tidak membenarkan adanya bank air susu adalah Dr. Wahbah Az-
Zuhayli dan juga Majma' Fiqih Islami. Dalam kitab Fatawa Mua`sirah, beliau menyebutkan bahwa
mewujudkan institusi bank susu tidak dibolehkan dari segi syariah.Demikian juga dengan Majma'
Fiqih Al-Islamimelalui Badan Muktamar Islam yang diadakan di Jeddah pada tanggal 22 – 28
Disember 1985/ 10 – 16 Rabiul Akhir 1406. Lembaga inidalam keputusannya (qarar) menentang
keberadaan bank air susu ibu di seluruh negara Islam serta mengharamkan pengambilan susu dari
bank tersebut.
Perdebatan Dari Segi Dalil

Ternyata perbedaan pendapat dari dua kelompok ulama ini terjadi di seputar syarat dari penyusuan
yang mengakibatkan kemahraman.Setidaknya ada dua syarat penyusuan yang diperdebatkan.
Pertama, apakah disyaratkan terjadinya penghisapan atas puting susu ibu? Kedua, apakah harus ada
saksi penyusuan?
BAB 3

PENUTUP

1. Simpulan

Beragamnya agama di dunia menimbulkan banyaknya keyakinan akan kepercayannya kepada


Tuhannya,beragam tradisi atau cara mereka menyembah,Nya, sehingga semakin beragam pula
perbedaan mengenai permasalahan-permasalahan yang ada.Umhur ulamak - merangkumi ulamak-
ulamak sahabat, mazhab Imam Ahmad, Abu Hanifah, as-Sauri dan sebagainya- berpandangan;
tempoh nifas yang paling panjang ialah 40 hari. Pandangan ini berdalilkan hadis dari Ummu Salamah
r.a. yang menceritakan; “Wanita-wanita bersalin pada zaman Nabi s.a.w. menunggu (selepas
bersalin) hingga 40 hari”. Masalah persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip
adalah tindakan sanggamayang dilakukan oleh manusia.Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga
merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi
lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan dan menurut
pandangan agama persetubuhan hanya dilakukan oleh pasangan suami istri bukan oleh seseorang
yang belum mempunyai status.

Mandi wajib ialah mandi yang disebabkan oleh seseorang yang sedang menanggung hadas
besar dengan cara meratakan air ke seluruh tubuh badan dengan niat untuk nienghilangkan hadas
besar.dan pandangan agama mengenai kebersihan mandi ini karena ada hal hal yang telah di
lakukan seseorang Keadaan-keadaan yang mewajibkan seseorang itu mandi .Makanan dan minuman
serta asi yang menurut pandangn agama sangat beragam mulai dari yang haram sampai yang halal
semua agama beragam menanggapi maslah perbedaan ini karena mempunyai keyakinan yang
berbeda-beda.

2.Saran

Menurut kelompok kami pandangan berbagi agama terhadap perbedaan masalah ini sangat
beragam.semoga makalah ini berguna untuk menambah wawasan bagi pembaca.Saran kami adalah
jangan liat perbedaan dari segi agama tetapi kita harus bersatu dan bertoleransi.

Anda mungkin juga menyukai