TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh :
1. Etika Deskriftif : Etika yang melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas yang
mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu, kebudayaan atau
subkultur tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya.
Misalnya : Adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
2. Etika Normatif : Etika yang menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan
moral yang bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek kehidupan
sehari-hari.
Created By Fachruddin 1
Etika Khusus dibagi menjadi 2 bagian :
a). Etika Pribadi/Individual : Membahas kewajiban dan perilaku manusia
terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi,
kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur.
b). Etika Sosial : Membahas bagaimana manusia berinteraksi yang menyangkut
hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan
langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk
kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya.
3. Metaetika : Suatu cara yang digunakan untuk mempraktekkan Etika sebagai ilmu.
1.1.3 Tujuan Belajar Etika : adalah membuat mahasiswa menjadi lebih kritis ;
1. Kritis terhadap lembaga-lembaga masyarakat : orang tua, agama, negara dan lain-lain.
2. Kritis terhadap berbagai ideologi.
3. Kritis terhadap diri sendiri.
1.2.1 Hedonisme
Teori kesenangan yang didasarkan pada sesuatu itu baik jika memuaskan keinginan
kita serta apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri kita.
Teori hedonisme sudah ditemukan pada Aristippos dari Kyrene (sekitar 433-355 s.M.)
seorang murid Sokrates.
1.2.2 Eudemonisme
Teori kesenangan yang mengatakan bahwa setiap kegiatannya manusia mengejar
suatu tujuan dan tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan.
Pandangan eudemonisme berasal dari filsuf Yunani besar yaitu Aristoteles (384-322 s.M.)
Created By Fachruddin 2
1.2.3 Utilitarisme
Teori kesenangan yang didasarkan pada nilai-nilai kegunaan. Teori ini berpijak dari
tradisi moral yang mempunyai maksud dan tujuan untuk memajukan kepentingan warga
negara.
1. Utilitarisme Klasik
Teori utilitarisme klasik berkembang di Inggris, yang dikembangkan oleh Jeremy
Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873).
Menurut Jeremy Bentham bahwa kesenangan dan kebahagiaan harus diukur secara
kuantitatif karena kualitas kesenangan selalu sama.
Sedangkan menurut John Stuart Mill :
a. Bahwa kesenangan dan kebahagiaan harus diukur dari segi kuantitatif dan segi
kualitasnya juga karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih
rendah.
b. Kebahagiaan yang menjadi norma etis adalah kebahagiaan semua orang yang
terlibat dalam suatu kejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang barangkali
bertindak sebagai pelaku utama
2. Utilitarisme Aturan
Menurut Stephen Toulmin menegaskan bahwa prinsip kegunaan tidak harus
diterapkan atas salah satu perbuatan, melainkan atas aturan-aturan moral yang mengatur
perbuatan-perbuatan kita.
Selain itu menurut Richard B. Brandt mengatakan bahwa sistem aturan moral
sebagai keseluruhan diuji dengan prinsip kegunaan.
Created By Fachruddin 3
b. Imperatif Hipotesis
Perintah atau kewajiban moral yang selalu diikut sertakan sebuah syarat.
2. Deontologi Menurut William David Ross (Inggris, 1877-1971)
Menurut W. D. Ross mengatakan bahwa : Kewajiban itu selalu merupakan
kewajiban prima facie (pada pandangan pertama), artinya suatu kewajiban-untuk
sementara, dan hanya berlaku sampai timbul kewajiban lebih penting yang mengalahkan
kewajiban pertama tadi.
W. D. Ross menyusun daftar kewajiban prima facie sebagai berikut :
a. Kewajiban kesetiaan
b. Kewajiban ganti rugi
c. Kewajiban terima kasih
d. Kewajiban keadilan.
e. Kewajiban berbuat baik.
f. Kewajiban mengembangkan dirinya.
g. Kewajiban untuk tidak merugikan.
2. Era 1960an
Donn Parker dari SRI International Menlo Park California à riset untuk
menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan
profesionalisme di bidang komputer.
Buku “Rules of Ethics in Information Processing”
1968 à pengembangan Kode Etik Profesional pertama yang dilakukan
untuk Association of Computing Machinery (ACM)
Belum adanya suatu kerangka teoritis umum mengenai etika
Created By Fachruddin 4
3. Era 1970an
Joseph Weizenaum, menciptakan suatu program ‘ELIZA’ à tiruan dari
“Psychotherapist Rogerian’ yang melakukan wawancara dengan pasien à
Bukti bahwa komputer akan segera mengotomasi psikoterapi.
1976 à Buku “Computer Power and Human Reason (hubungan
antara
manusia dengan mesin)
Walter Maner à kursus eksperimental mengenai “computer ethics” di
tingkat universitas (1970 sampai pertengahan 1980)
1978 à Buku “Starter Kit in Computer Ethics” à material kurikulum
dalam pengembangan pendidikan etika komputer di universitas
4. Era 1980an
Pembahasan computer-enabled crime atau kejahatan komputer, masalah
yang disebabkan kegagalan sistem komputer, invasi keleluasaan pribadi
melalui database komputer dan perkara pengadilan mengenai kepemilikan
perangkat lunak.
Etika komputer à Suatu disiplin ilmu
Pertengahan 80an à James Moor à artikel “What is Computer Ethics?”
Deborah Johnson à buku teks “Computer Ethics”
Created By Fachruddin 5
BAB II
ETIKET, MORAL, AGAMA, DAN KEPRIBADIAN
2.1 ETIKET
2.1.1 Konsep Dasar Etiket
Etiket : Merupakan tata cara formal dan tata krama lahiriah yang juga merupakan aturan-
aturan konvensional mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradab
untuk mengatur interaksi antar pribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing
individu.
Etiket didukung oleh berbagai nilai, antara lain :
a. Nilai-nilai kepentingan umum.
b. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kebaikan.
c. Nilai-nilai kesejahteraan.
d. Nilai-nilai kesopanan, saling menghargai.
e. Nilai diskersi (pertimbangan) penuh pikir, mampu membedakan sesuatu yang
patut dirahasiakan dan yang boleh dikatakan/tidak dirahasiakan.
Dalam beretika dan beretiket diperlukan adanya kepekaan dan toleransi yang
diharapkan akan timbul adanya saling pengertian, pemahaman, dan saling menghargai antara
individu yang satu dengan individu yang lain.
Created By Fachruddin 6
1. Akan memperoleh reaksi yang kurang profesional.
2. Akan tidak diperdulikan dan cenderung kurang dihargai.
3. Akan merasa ragu-ragu dalam bertindak.
4. Memperoleh teguran dari lingkungan (atasan atau rekan kerja).
Created By Fachruddin 7
2.2 MORAL DAN ETIKA
2.2.1 Konsep Dasar Moral
Moral : Merupakan aturan kesusilaan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
beradab (berupa ajaran baik dan buruk, perbuatan, dan kelakuan atau akhlaq).
Moral dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Moral Murni : Moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu
perwujudan/manifestasi dari pancaran ilahi.
Moral murni disebut juga Hati Nurani.
2. Moral Terapan : Moral yang didapat dari berbagai ajaran filosofi, agama, adat yang
menguasai pemutaran manusia.
Contoh moral : Aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat
orang tua, ajaran ideologi dan lain-lain.
Sumber moral : Tradisi, adat, agama, ideologi negara, dan lain-lain.
Created By Fachruddin 8
baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang sesuai dengan moral itu sendiri,
bidang inilah yang selanjutnya disebut bidang moral.
2. Objek Etika adalah pernyataan-pernyataan moral, oleh karena itu Etika dapat juga
dikatakan sebagai filsafat tentang bidang moral dimana Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia melainkan bagaimana manusia itu harus bertindak.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan antara etika dan agama ada beberapa hal
yang harus diperhatikan :
Created By Fachruddin 9
1. Etika tidak dapat menggantikan agama dan tidak bertentangan dengan agama.
2. Etika diperlukan oleh agama.
3. Agama tidak hanya memberi petunjuk moral, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip
etis.
4. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral, dimana pemeluk
Agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi Agama itu
memerlukan keterampilan Etika agar dapat memberikan orientasi itu.
2.4 KEPRIBADIAN
2.4.1 Kepribadian : Sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan
memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan yang
menimbulkan kesan pada orang lain.
Pengertian Kepribadian menurut beberapa ahli sosiologi :
1. Menurut Schever Dan Lamm (1998) Mendefenisikan : kepribadian sebagai keseluruhan
pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang yang sudah baku dan
berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.
2. Menurut Horton (1982) Kepribadian adalah : Keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temperamen seseorang yang akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
dihadapkan pada situasi tertentu dimana setiap orang mempunyai kecendrungan
perilaku yang baku, atau pola dan konsisten sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
Created By Fachruddin 10
b. Kepribadian Luar (Your-Outer-Self).
Pengembangan diri dari kepribadian yang terpancar dan pertama kali dilihat orang lain
sehingga akan menimbulkan kesan atau persepsi tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian yaitu :
a. Warisan Biologis (Kepribadian yang didapat dari faktor
genetis/keturunan keluarga)
b. Lingkungan Fisik (Kepribadian yang didapat dari lingkungan)
Lingkungan fisik tidak mendorong kepribadian khusus pada seseorang.
Created By Fachruddin 11
Created By Fachruddin 12
BAB III
PENERAPAN ETIKA, ETIKET DAN KOMPETENSI DIRI
Orang yang dianggap mempunyai martabat dalam mewujudkan diri dalam pergaulan
masa kini yaitu yang salah satunya memiliki etika dan bisa melibatkan diri pada hubungan
antara perilaku diri sendiri dan perilaku orang lain.
Created By Fachruddin 13
3.2.2 Etika Mahasiswa di Luar Lingkungan Kampus Secara Umum ; meliputi :
1. Menjadi contoh yang baik di lingkungan mahasiswa tersebut
berada.
2. Berperilaku dan bertutur kata yang baik.
3. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian.
Created By Fachruddin 14
6. Dari awal sampai akhir fokus pada pertanyaan.
Created By Fachruddin 15
3.3.5 Etika Melayani Tamu Dikantor
Etika dalam melayani tamu di kantor, kita dituntut untuk selalu :
1. Siap
2. Bersikap Ramah dan Sopan
3. Bijaksana
4. Taktis
5. Komunikatif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan menerima tamu, yaitu : ruangan,
perlengkapan dan sikap.
Created By Fachruddin 16
6. Tutup mulut
3.4 KOMPETENSI DIRI
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kompetensi diri mencakup 5 hal yaitu :
1. Kompetensi Teknikal
Kompetensi untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan rancang bangun.
2. Kompetensi Sosial
Kompetensi yang erat kaitannya dengan kecerdasan emosi (emotional intelligent),
mencakup kompetensi komunikasi dan kompetensi bekerja sama dengan orang lain.
3. Kompetensi Konseptual
Kompetensi yang berkaitan dengan perencanaan, pengumpulan informasi, pengolahan
informasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
4. Kompetensi Etikal
Kompetensi yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dan etika.
5. Kompetensi Pembelajaran
Kompetensi yang berkaitan dengan membaca dan belajar.
Created By Fachruddin 17
BAB IV
ETIKA PROFESI DAN PROFESI
DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI
4.1.1 Profesi
Suatu kegiatan atau pekerjaan yang menuntut suatu keahlian dalam pelaksanaannya
yang dihubungkan dengan sumpah dan janji yang bersifat religius.
Atau Pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dan ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui praktek dan
pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai ketrampilan tersebut
Created By Fachruddin 18
b. Tanggungjawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan
profesi (by profession)
2. Kebebasan
3. Kejujuran
4. Keadilan
5. Otonomi.
4.2.2 PROFESIONALISME :
Created By Fachruddin 19
Nilai-nilai profesional harus menjadi bagian dan telah menjiwai seseorang yang sedang
mengemban sebuah profesi
B. KodeEtik
Tata aturan berdasarkan aspek etika dan moral yang disepakati bersama oleh anggota
suatu asosiasi profesi untuk dijadikan pedoman dalam bertindak secara profesional
Created By Fachruddin 20
a. Memberi pedoman bagi anggota asosiasi dalam aspekaspek etika dan moral,
terutama yang berada di luar jangkauan hukum, undang-undang dan peraturan
peraturan yang berlaku
b. Memberi perlindungan bagi kelompok masyarakat terhadap berbagai macam
perilaku yang merugikan, sebagai akibat adanya kegiatan di bidang profesi yang
bersangkutan
Usaha untuk meningkatkan kode etik :
a. Menyebarkan dokumen kode etik kepada orang yang menyandang profesi yang
bersangkutan
b. Melakukan promosi etika profesional
c. Memberikan sanksi disipliner yang melanggar kode etik
Created By Fachruddin 21
3. Kelompok Ketiga, mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi.
Pada kelompok ini terdapat pekerjaan :
Created By Fachruddin 22
2. Teknisi Komputer
a. Memiliki kemampuan yang spesifik, baik dalam bidang hardware maupun
software
b. Mampu menangani problem-problem yang bersifat spesifik
3. Trainer
Melatih ketrampilan dalam bekerja dengan komputer
4. Konsultan
a. Menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan TI
b. Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi
c. Penguasaan masalah menjadi sangat penting
5. Peneliti
a. Menemukan hal – hal baru di bidang TI
b. Teori, konsep, atau aplikasi
6. Project Manager
a. Mengelola proyek pengembangan software
b. Tugas: meyakinkan agar pengembangan software
• Dapat berjalan dengan lancar
• Menghasilkan produk seperti yang diharapkan
• Menggunakan dana dan sumber daya lain seperti yang telah dialokasikan
7. Programer
a. Kemampuan :
• Membuat program berdasarkan permintaan
• Menguji dan memperbaiki program
• Mengubah program agar sesuai dengan sistem
b. Penguasaan bahasa pemrograman sangat ditekankan
8. Graphic Designer
a. Membuat desain grafis, baik itu web maupun animasi
b. Perlu menguasai web design dan aplikasi berbasis web
9. Network Specialist
a. Kemampuan :
• Merancang dan mengimplementasikan jaringan komputer
• Mengelola jaringan komputer
b. Tugas :
• Mengontrol kegiatan pengolahan data jaringan
• Memastikan apakah sistem jaringan komputer berjalan dengan semestinya
• Memastikan tingkat keamanan data sudah memenuhi syarat
Created By Fachruddin 23
10. Database Administrator
a. Mengelola basis data pada suatu organisasi
• Kebijakan tentang data
• Ketersediaan dan integritas data
• Standar kualitas data
b. Ruang lingkup meliputi seluruh organisasi/perusahaan
11. Sistem Analyst And Design
a. Melakukan analisis terhadap sebuah sistem dan mengidentifikasi kelebihan,
kelemahan, dan problem yang ada
b. Membuat desain sistem berdasarkan analisis yang telah dibuat
c. Keahlian yang diperlukan
• Memahami permasalahan secara cepat dan akurat
• Berkomunikasi dengan pihak lain
Created By Fachruddin 24
3. Testable/Certificable
Klasifikasi pekerjaan harus bersifat testable, yaitu bahwa fungsi yang didefenisikan dapat
diukur /diuji.
4. Applicable
Fungsi yang didefenisikan harus dapat diterapkan pada region masing-masing.
Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, kriteria
pekerjaan tersebut harus diuji. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator komputer
(sekedar mengoperasikan), tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf
operator tersebut tidak membutuhkan latar belakang pendidikan tertentu.
Adapun seorang software engineer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena
seseorang yang bekerja sebagai software engineer haruslah berpengetahuan dan memiliki
pengalaman kerja di bidangnya.
Julius Hermawan (2003), mencatat dua karakteristik yang dimiliki oleh software
engineer sehingga pekerjaan tersebut layak disebut sebuah profesi, yaitu :
1. Kompetensi
Sifat yang selalu menuntut professional software engineer untuk memperdalam dan
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan profesinya.
2. Tanggung jawab pribadi
Kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar, seorang
software engineer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan perangkat
lunak, seperti :
a. Bidang ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak
b. Manajemen sumber daya
c. Mengelola kelompok kerja
d. Komunikasi.
Created By Fachruddin 25
BAB V
ETIKA DAN DAMPAK DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI
Created By Fachruddin 26
5.1.3 Etika Dalam ber-Email
1. Jangan jadikan Email sebagai satu-satunya cara berkomunikasi.
2. Tuliskan email secara pendek dengan kata-kata yang baik.
3. Terbuka terhadap pertanyaan.
4. Batasi email humor.
5. Ungkapkan kemarahan lewat tatap muka langsung.
6. Lima menit antara waktu menerima dan membalas email.
7. Setiap hari tentukan waktu untuk membalas email.
8. Belajarlah untuk menulis email yang baik.
Ada beberapa pendekatan lain yang perlu diperhatikan untuk menerapkan prinsip yang
berhubungan dengan menghargai orang lain atau diri sendiri dalam menggunakan komputer :
1. Hormatilah diri sendiri
2. Hormatilah orang lain
3. Hormatilah sekolah Anda
4. Hormatilah perusahaan dan profesi Anda
Created By Fachruddin 27
5.1.7 Alasan Utama Minat Masyarakat yang Tinggi pada Etika Komputer
Menurut James Moore, terdapat tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada
etika komputer, yaitu :
1. Kelenturan Logika (Logical Malleability)
Kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita inginkan
(komputer akan bekerja seperti yang diilustrasikan oleh programernya).
2. Faktor Transformasi
Komputer bisa mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu.
Contoh : Kita bisa mengirimkan surat melalui fasilitas e-mail, yang bisa sampai
tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada.
3. Faktor Tidak Kasat Mata (Invisibility Factors)
Semua operasional internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang
membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat dan
penyalahgunaan yang tidak tampak.
Created By Fachruddin 28
2. Hak atas akurasi
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh
sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai.
3. Hak atas kepemilikan
Hal ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk
program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau
disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut dipengadilan.
4. Hak atas akses
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus
melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut.
Contohnya : Kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di
Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk
kedalam kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan
sosial. Jasa informasi membuat kontrak tersebut dengan individu dan kelompok yang
menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output informasinya. Kontrak tersebut tidak tertulis
tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi.
Kontrak Sosial Jasa Informasi tersebut menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi orang lain.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan data.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
Created By Fachruddin 29
7. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis
informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-
program seperti audit etika.
8. Mendorong penggunaan program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika
dengan cara yang sama seperti perusahaan memperdulikan pemulihan bagi alkoholik atau
penyalahgunaan obat bius.
9. Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.
10. Berikan contoh.
Created By Fachruddin 30
5.3.3 Beberapa Langkah Strategis Untuk Mengurangi Dampak Buruk
Informasi juga dapat disalah gunakan, hal ini menimbulkan terjadi polusi informasi,
yaitu : Propagasi informasi yang salah dan pemanfaatan informasi (baik benar atau salah)
untuk mengendalikan hidup manusia tanpa atau dengan disadari merupakan suatu akibat dari
penyalahgunaan ini. Begitu juga informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan salah
persepsi terhadap yang menerima atau membacanya. Kesalahpahaman informasi akan
menyebabkan permasalahan dan dapat mengalami dampak buruk bagi masyarakat.
Untuk menghadapi masalah diatas I Made Wiryana menyampaikan beberapa langkah
strategis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut, antara lain :
1. Desain yang berpusat pada manusia.
2. Dukungan Organisasi.
3. Perencanaan Pekerjaan.
4. Pendidikan.
5. Umpan balik dan imbalan.
6. Meningkatkan kesadaran publik.
7. Perangkat Hukum.
8. Riset yang maju.
Created By Fachruddin 31
Namun juga menimbulkan beberapa permasalahan seperti masalah pajak,
perlindungan konsumen, pemalsuan tandatangan digital.
4. Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual
Informasi berbentuk digital sehingga mudah untuk disalin.
Menimbulkan keuntungan tapi juga menimbulkan permasalahan
Contoh : pembajakan perangkat lunak, softlifting, penjualan CD ilegal, penyewaan
perangkat lunak ilegal.
ISSUE ETIKA
SISTEM DAN
TEKNOLOGI
INFORMASI
INDIVIDU
MASYARAKAT
Tanggung Jawab
KEBIJAKAN Sistem Mutu
dan Kontrol
Mutu Hidup
(Quality of Life)
Gambar 1 : Hubungan antara issue etika, sosial, politik pada masyarakat informasi
Created By Fachruddin 32
Keterangan :
a. Hak Informasi dan Kewajiban : Hak individu dan organisasi. Hak dan kewajiban individu
dan organisasi mengenai informasi.
b. Hak Kepemilikan dan Kewajiban : Cara HAKI diproteksi pada masyarakat digital yang
pelanggarannya sulit ditelusuri dan mengabaikannya mudah.
c. Tanggung jawab dan Kontrol : Bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan/kesalahan
yang berakibat pada individu dan informasi kolektif dan hak kepemilikan.
d. Mutu Sistem : Standar dari data dan mutu sistem yang dibutuhkan untuk memproteksi
hak individu dan keselamatan masyarakat.
e. Mutu Hidup : Nilai yang harus dilindungi dalam informasi dan masyarakat yang
knowledge-based. Institusi yang harus diproteksi dari pelanggaran. Nilai dan praktek
budaya didukung oleh teknologi informasi.
Created By Fachruddin 33
BAB VI
INTERNET DAN CYBERCRIME
Internet identik dengan cyberspace atau dunia maya. Dysson (1994) cyberscape
merupakan suatu ekosistem bioelektronik di semua tempat yang memiliki telepon, kabel
coaxial, fiber optic atau elektomagnetik waves. Hal ini berarti bahwa tidak ada yang tahu pasti
seberapa luas internet secara fisik.
Karakteristik dunia maya ( Dysson : 1994 ) sebagai berikut :
a. Beroperasi secara virtual / maya.
b. Dunia cyber selalu berubah dengan cepat.
c. Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial.
d. Orang-orang yang hidup dalam dunia maya tersebut dapat melaksanakan aktivitas
tanpa harus menunjukkan identitasnya.
e. Informasi di dalamnya bersifat public.
Created By Fachruddin 34
6.1.3 Pentingnya Etika di Dunia Maya
Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat
tersendiri. Surat menyurat yang dulu dilakukan secara tradisional (merpati pos atau kantor
pos) sekarang bisa dilakukan hanya dengan duduk dan mengetik surat tersebut di depan
komputer.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut:
a. Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya,
bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
b. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang
tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
c. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang
untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan
melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
d. Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan
memungkinkan masuknya “penghuni” baru didunia maya tersebut.
6.1.4 Netiket
Netiket atau Nettiquette, adalah etika dalam berkomunikasi menggunakan internet.
Contoh penerapan Netiket sebagai berikut :
a. Netiket pada one to one communications
Yang dimaksud dengan one to one communications adalah kondisi dimana komunikasi
terjadi antarindividu “face to face” dalam sebuah dialog.
Created By Fachruddin 35
c. Information services
Pada perkembangan internet, diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang
disebut layanan informasi (information service). Berbagai jenis layanan ini antara lain
seperti Gropher, Wais, Word Wide Web (WWW), Multi-User Dimensions (MUDs),
Multi-User Dimensions which are object Oriented (MOOs).
6.2 CYBERCRIME
6.2.1 Konsep Dasar Cybercrime
Pengertian Cybercrime (Kriminalitas Cyber)
Adalah : Tindak pidana criminal yang dilakukan pada teknologi internet
(cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum didalam cyberspace ataupun
kepemilikan pribadi dengan memanfaatkan teknologi komputer.
Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan
Jenis kejahatan “konvensional” :
1. K. kerah biru (blue collar crime) : Pencurian, penipuan, pembunuhan.
2. K. kerah putih (white collar crime) : Kejahatan koorporasi, birokrat, malpraktek.
A. Menurut motifnya, kejahatan di internet dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Motif Intelektual : Kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan diri pribadi dan
menunjukan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan
mengimplementasikan.
2. Motif Ekonomi, Politik dan Kriminal : Kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan
pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan
politik pada pihak lain.
B. Kejahatan komputer juga dapat ditinjau dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Komputer sebagai intrumen untuk melakukan kejahatan tradisional.
2. Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, dimana data-data didalam
komputer yang menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus atau
diduplikasi secara tidak sah.
3. Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data.
4. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan hak akses dengan cara-cara yang illegal
(unauthorized acquisition, disclosure or use of information and data)
Menurut Bainbridge (1993) membagi beberapa kejahatan dengan menggunakan sarana
komputer, yaitu :
1. Memasukkan intruksi yang tidak sah.
2. Perubahan data input.
3. Perusakan data, hal ini terjadi terutama pada data output.
4. Komputer sebagai pembantu kejahatan.
Created By Fachruddin 36
5. Akses tidak sah terhadap sistem komputer atau yang dikenal dengan hacking.
Bernstein (1996) mengungkapkan bahwa ada beberapa keadaan di internet yang dapat
terjadi sehubungan lemahnya sistem keamanan antara lain :
1. Password seseorang dicuri ketika terhubung ke sistem jaringan dan ditiru atau
digunakan oleh si pencuri.
2. Jalur komunikasi disadap dan rahasia perusahaan pun dicuri melalui jaringan
komputer.
3. Sistem informasi dimasuki (penetrated) oleh pengacau (intruder).
4. Server jaringan dikirim data dalam ukuran sangat besar (email bomb) sehingga sistem
menjadi macet.
Selain itu ada tindakan menyangkut masalah keamanan berhubungan dengan
lingkungan hukum yaitu :
1. Kekayaan intelektual (intellectual property) dibajak.
2. Hak cipta dan paten dilanggar dengan melakukan peniruan dan atau tidak membayar
royalti.
3. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan teknologi tertentu.
4. Dokumen rahasia disiarkan melalui mailing list atau bulletin.
5. Pegawai menggunakan internet untuk tindakan a-susila seperti pornografi.
Created By Fachruddin 37
4. Modus operandi kejahatan
Keunikan dari kejahatan ini adalah penguasaan teknologi informasi dalam modus
operandi.
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Kerugian yang ditimbulkan dari kejahatan ini dapat bersifat material maupun non-
material, seperti : waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat, dan bahkan
sampai kerahasiaan informasi. Cybercrime juga berpotensi menimbulkan kerugian pada
banyak bidang seperti politik, ekonomi dan sosial budaya.
Created By Fachruddin 38
f.Cyberstalking
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan
tersebut menyerupai terror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan
media internet.
g. Carding
Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang
lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
h. Hacking dan Cracking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk
mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan
kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya
untuk memiliki kemampuan penguasaan sistem di atas rata-rata pengguna. Jadi,
hacker memiliki konotasi yang netral.
Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan
virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
i. Typosquatting and Cybersquatting
Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip dengan nama
domain orang lain.
Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain
nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan
tersebut dengan harga yang lebih mahal.
j. Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling
sering terjadi adalah pembajakan perangkat lunak (Software Piracy).
k. Cyber Terorism
Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.
Created By Fachruddin 39
kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat kejahatan. Contoh : probing atau
portscanning.
Created By Fachruddin 40
Diutamakan dari masyarakat yang menguasai dunia komputer dan internet disamping
kemampuan lain yang dipersyaratkan.
2. Strategi Jangka Menengah
a. Cyber police
Merupakan orang-orang khusus yang dilatih dan di didik untuk melakukan
penyidikan cybercrime. Pola pembentukan cyber police merupakan bagian dari upaya
reformasi kepolisian.
b. Kerjasama internasional
Kerjasama kepolisian internasional perlu di tindak lanjuti untuk melakukan
penegakan hukum, karena kejahatan modern sudah melintasi batas-batas negara yang
dilakukan berkat dukungan teknologi, sistem komunikasi dan transportasi. Kerjasama
internasional dapat menunjukkan adanya sistem kepolisian yang terbuka dan
mendapatkan keuntungan dalam kerjasama mengatasi penjahat-penjahat internasional
yang masuk melintasi hukum Indonesia.
3. Strategi Jangka Panjang
a. Membuat UU cyber crime
Tujuannya untuk pemberatan atas tindakan pelaku agar dapat menimbulkan efek jera
dan mengatur sifat khusus dari sistem pembuktian, selain itu juga untuk
mempermudah aparat penegak hukum dalam penegakan hukum.
b. Membuat perjanjian bilateral
Menjalin hubungan bilateral diperlukan dalam menanggulangi cyber crime yang tidak
ada batasan waktu dan tempat.
Created By Fachruddin 41
BAB VII
PRIVACY, ACCURACY, PROPERTY, ACCESSIBILITY
Created By Fachruddin 42
B. 2 Bagian Privacy
1. Privasi Fisik
Hak seseorang untuk mencegah seseorang yang tak dikehendaki terhadap waktu,
ruang, properti (hak milik).
2. Privasi Informasi
Adalah hak individu untuk menentukan kapan, bagaimana, dan apa saja informasi
pribadi yang ingin dikomunikasikan dengan pihak lain.
Sebuah informasi harus aman, dalam arti hanya diakses oleh pihak–pihak yang
berkepentingan saja sesuai dengan sifat dan tujuan dari informasi tersebut.
D. Privacy di Indonesia
Pengguna Internet di Indonesia masih jauh dari kesadaran akan pentingnya privasi
data mereka di Internet, hal ini akan menjadi obyek yang berbahaya bagi kejahatan
kerah putih dari luar negeri
Belum adanya hukum di dunia Internet (Cyber Law) mengakibatkan masih
banyaknya ketidakpastian akan hukum bagi perlindungan privasi bagi pengguna
Internet di Indonesia
E. Contoh Studi Kasus Security VS Invasi Privacy dan beberapa pandangan dalam
penyelesaiannya :
Pekerjaan Anda : database administrator di ISP. Anda bertugas mengamati trafik
pengguna.
Data : log web akses
Problem : Apakah Anda dibenarkan mereview akses data sehingga Anda
mengetahui hal-hal yang dilakukan pengguna ?
Created By Fachruddin 43
Konservatif :
Anda dipercayai menjaga informasi sensitif para pengguna ISP. Jangan lukai
kepercayaan itu.
Liberal :
Tugas Anda untuk menjaga keamanan. Jika pengguna mengakses situs ilegal,
perusahaan Anda akan beresiko.
Kesimpulan: Tips! Cek perjanjian dengan customer, apakah Anda legal
melakukannya. Demi keseimbangan antara sekuriti dan privacy.
7.2.2 Accuracy (Keakuratan)
Dengan menggunakan komputer kita dapat memperoleh informasi dari berbagai
macam sumber yang bisa membantu kita dalam proses belajar mengajar dengan cara mencari
informasi yang berkualitas sesuai dengan teori yang kita pelajari.
Authenticity, fidelity, dan akurasi pengumpulan dan pengolahan informasi.
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem
informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan,
dan bahkan membahayakan.
• Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh
Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan
pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya.
Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan,
keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
Created By Fachruddin 44
B. Contoh Kasus / Masalah dan beberapa pandangan dalam penyelesaiannya :
Problem : Anda mendapat tugas memasukkan data dan menggambar grafik untuk
laporan keuangan. Bos Anda meminta untuk menghapus tampilan yang rendah, karena
akan menyebabkan laporan akan jelek secara keseluruhan.
Konservatif :
Merubah data akan menyebabkan masalah-masalah lain yang berkelanjutan. Tolak
permintaan bos Anda dan jelaskan bahwa Anda tidak ingin terlibat dalam masalah
hukum.
Liberal:
Itu adalah hak prerogatif bos Anda. Pastikan saja bahwa itu tidak membuat data
menjadi tidak akurat, dengan hanya membatasi laporan. Jangan terjebak dalam
merubah atau menghapus data.
Kesimpulan:
Sayangnya hal ini sering terjadi. Tidak melaporkan sesi data tertentu lebih baik
daripada merubah data. Selalu ingat hukum dan etika profesional Anda. Karena apa
yang Anda lakukan akan menjadi bahan pijakan suatu keputusan.
Created By Fachruddin 45
Kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Perlindungan terhadap hak
property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual). Perlindungan Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu :
1. Hak Cipta (copyright),
Hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian kekayaan
intelektual tanpa seijin pemegangnya.
Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto,
film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor.
2. Paten,
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling
sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan
sangat berguna.
3. Rahasia Perdagangan (trade secret).
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau
kontrak.
Penandatangan kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut
untuk diserahkan pada orang lain atau dijual.
Created By Fachruddin 46
BAB VIII
UNDANG-UNDANG HAK CIPTA DAN PERLINDUNGAN TERHADAP
PROGRAM KOMPUTER
Created By Fachruddin 47
2. Fungsi dan Sifat Hak Cipta
Hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan.
3. Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya Tidak Diketahui
Hak cipta atas ciptaannya yang tidak diketahui penciptanya seperti karya peninggalan
prasejarah, sejarah, benda budaya nasional lainnya, folklor dan hasil kebudayaan rakyat
yang menjadi milik bersama dimiliki oleh negara.
4. Jenis Ciptaan yang dilindungi
Dalam Undang-undang ini, ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra.
5. Beberapa Hal yang tidak memiliki Hak Cipta
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara.
b. Peraturan perundangan-undangan.
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah.
d. Putusan pengadilan atau penetapan Hakim.
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
6. Beberapa Hal yang tidak dianggap Hak Cipta
a. Pengumuman dan atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan menurut
sifatnya yang asli.
b. Pengumuman dan atau perbanyakan segala sesuatu yang di umumkan dan atau
diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali apabila hak cipta itu dinyatakan
dilindungi.
c. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita,
lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain dengan ketentuan
sumbernya harus disebutkan secara lengkap.
UUHC juga mencatat beberapa hal yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta, yaitu :
dalam pemakaiannya untuk keperluan-keperluan sosial dan non komersial dengan
syarat bahwa sumbernya harus disebutkan terlebih dahulu dan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pencipta.
7. Masa Berlaku Hak Cipta
a. Hak cipta atas ciptaan buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain, drama atau
drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, lagu atau mudik berlaku
seumur hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah
pencipta meninggal dunia.
b. Hak cipta tas ciptaan program komputer, sinematografi, fotografi, database, dan karya
hasil pengalihwujudan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
Created By Fachruddin 48
8. Ketentuan Pidana
a. Hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya
sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan seperti mengumumkan atau
memperbanyak hak tersebut tanpa seizin pemegangnya.
b. Dalam pengertian “mengumumkan atau memperbanyak”, termasuk didalamnya
kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,
menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan
kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ciptaan kepada
public melalui sarana apapun.
c. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud diatas, dapat dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat
1 bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 atau pidana penjara paling lama
7 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000.
d. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.
Created By Fachruddin 49
Ayat 4 : Ketentuan tentang pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak merupakan
kewajiban untuk mendapatkan Hak Cipta.
Pasal 36
Pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan tidak mengandung arti sebagai
pengesahan atas isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang didaftar.
Pasal 37
Ayat 1 : Pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan dilakukan atas permohonan yang
diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau kuasa.
Ayat 2 : Permohonan diajukan kepada direktorat jenderal dengan surat rangkap 2 (dua) yang
ditulis dalam bahasa Indonesia dan disertai contoh ciptaan atau penggantinya dengan
dikenai biaya.
Ayat 3 : Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, direktorat jenderal akan
memberikan keputusan paling lama 9 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya
permohonan secara lengkap.
Ayat 4 : Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah konsultan yang terdaftar pada
direktorat jenderal.
Ayat 5 : Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara untuk dapat diangkat dan terdaftar
sebagai konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat 4diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
Created By Fachruddin 50
Beberapa alasan yang menyebabkan maraknya tingkat pelanggaran terhadap hak
cipta perangkat lunak di Indonesia antara lain :
a. Perangkat lunak bajakan lebih murah dibandingkan dengan membeli lisensi.
b. Data-data yang dimuat dalam format digital memudahkan pemakainya melakukan
penyalinan pada data-data dari satu media ke media lain.
c. Adanya kecenderungan manusia untuk selalu mencoba sesuatu yang baru (downloading
illegal).
d. Belum adanya perangkat undang-undang yng mampu menjerat seseorang secara lebih
tegas ketika orang tersebut diketahui menyebarluaskan dan atau menggunakan perangkat
lunak secara ilegal, (Indonesia telah memiliki UUHC namun belum menempati peran
strategis didalam pelaksanaannya).
e. Kurangnya masyarakat untuk menghargai hasil ciptaan orang lain dan kurangnya
kesadaran hukum masyarakat.
Created By Fachruddin 51
BAB IX
ETIKA BISNIS DAN
HUKUM PERDAGANGAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Bisnis modern merupakan realistas yang yang amat kompleks. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Guna menjelaskan kekhususan aspek etis ini,
dalam suatu pendekatan pertama kita membandingkan dulu dengan aspek-aspek lain, terutama
aspek ekonomi dan hukum. Sebab, bisnis sebagai kegiatan social dapat disoroti sekurang
kurangnya dari tiga sudut pandang yang berbeda tetapi tidak selalu mungkin dipisahkan ini :
sudut pandang ekonomi, hukum, dan etika.
1. Sudut Pandang Ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis Yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar-menukar,
jual-beli, memproduksimemasarkan, bekerja-memperkerjakan, dan bertinteraksi dengan
orang lain lainnya, dengan maksud memperoleh untung. Dipandang dari sudut
Created By Fachruddin 52
ekonomis, good bussines atau bisnis yang baik adalah bisnis yang membawa banyak
untung. Orang bisnis selalu akan berusaha membuat bisnis yang baik (dalam arti itu).
2. Sudut Pandang Moral
Disamping aspek ekonomi dari bisnis, di sini tampak aspek lain : aspek moral. Selalu
ada kendala etis bagi perilaku kita, termasuk juga perilaku ekonomis. Tidak semuanya
bisa kita lakukan untuk mengejar tujuan kita (di bidang bisnis : mencari keuntungan)
boleh kita lakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Bisnis
yang baik (good bussines) bukan saja bisnis yang baik secara moral.
3. Sudut pandang hukum
Tidak diragukan, bisnis terikat juga oleh hukum. “Hukum dagang” atau “Hukum bisnis”
merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dari segi norma, hukum lebih jelas
dan pasti dibandingkan etika. Karena hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi
tertentu, bila terjadi pelanggaran. Hukum dan etika kerap kali tidak bisa dilepaskan satu
sama lain. Memang benar, ada hal-hal yang diatur oleh hukum tidak mempunyai
hubungan langsung dengan etika. Tetapi ada juga ada perilaku dalam segi moral penting,
tetapi tidak diatur menurut hukum.
Untuk bisnis, sudut pandang hukum tentupenting. Bisnis harus mentaati hukum dan
peraturan yang berlaku. “Bisnis yang baik” antara lain berarti juga bisnis yang patuh
pada hukum. Disamping hukum, kita membutuhkan etika juga. Kita memerlukan norma
moral yang menetapkan apa yang etis dan tidak etis untuk dilakukan. Pada taraf
normatif etika mendahului hukum. Jika secara moral suatu perilaku ternyata salah,
kemungkinan besar (walaupun tidak pasti) perilaku itu melanggar hukum juga.
Dapat disimpulkan, supaya patut disebut good bussines, tingkah laku bisnis harus
memenuhi syarat-syarat dari semua sudut pandang tadi. Memang benar bisnis yang ekonomis
tidak baik (jadi, tidak membawa untung) tidak pantas disebut bisnis yang baik. Bisnis tidak
pantas disebut good bussines kalau tidak baik dari sudut pandang etika dan hukum juga.
Dalam hal ini penting aspek hukum lebih mudah diterima, sekurang-kurang pada taraf teoritis
(walaupun dalam praktek barangkali sering dilanggar).
Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnis pun dapat dijalankan pada tiga taraf :
1. Taraf Makro.
Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi sebagai keseluruhan.
2. Taraf Meso (Madya atau Menegah)
Etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang organisasi. Organisasi di sini terutama
berarti perusahaan, tapi bisa juga serikat buruh, lembaga konsumen, perhimpunan
profesi dan lain-lain.
Created By Fachruddin 53
3. Taraf Mikro.
yang difokuskan adalah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis. Di sini
dipelajari tanggung jawab etis dari karyawan dan majikan, bawahan dan manajer,
produsen dan konsumen, pemasok dan investor.
Created By Fachruddin 54
2. Kelompok kedua sangat mendukung,
karena agar cepat ada aturan hukum, maka paling mungkin adalah dengan
mengaplikasikan sistem hukum tradisional yang saat ini berlaku.
3. Kelompok ketiga (jalan tengah)
berpendapat bahwa aturan hukum harus dibentuk secara evolutif dengan cara
menerapkan prinsip-prinsip ”common law” yang dilakukan secara hati-hati dan dengan
menitikberatkan kepada aspek-aspek tertentu dalam aktivitas ”cyberspace” yang
menyebabkan kekhasan dalam transaksi- transaksi di Internet.
Created By Fachruddin 55
9.4.1 Perjanjian Dalam Perdagangan
Pada perjanjian dalam perdagangan mengacu pada 2 prinsip kebebasan sebagai prinsip
klasik hukum ekonomi internasional :
1. Freedom of Commerce (prinsip kebebasan berniaga).
Niaga ini diartikan luas dari sekedar kebebasan berdagang (Freedom of Trade).
Niaga disini mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan
perdagangan. Jadi setiap negara memiliki kebebasan untuk berdagang dengan pihak
atau negara manapun di dunia
2. Freedom of Communication (kebebasan berkomunikasi),
yaitu bahwa setiap negara memiliki kebebasan untuk memasuki wilayah negara lain,
baik melalui darat atau laut untuk melakukan transaksi transaksi perdagangan
internasional ( Huala Adolf, 1997: 26).
Sistem hukum Indonesia tentang perikatan yang secara mendasar dibedakan menurut
sifat perjanjiannya yaitu :
1. Perjanjian Konsensuil
Perjanjian dimana adanya kata sepakat antara para pihak saja, sudah cukup untuk
timbulnya perjanjian. Ex : Jual beli, sewa menyewa
2. Perjanjian Riil
Perjanjian yang baru terjadi kalau barang yang menjadi pokok perjanjian telah
diserahkan
3. Perjanjian Formil
Adakalanya perjanjian yang konsensuil, adapula yang disaratkan oleh Undang
Undang, di samping sepakat juga penuangan dalam suatu bentuk atau disertai
formalitas tertentu (J Satrio, 1995: 45).
Created By Fachruddin 56
6. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi
7. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti;
8. Mekanisme penyelesaian sengketa;
9. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.
2. Perlindungan Konsumen
a. Masalah perlindungan konsumen dalam E-Commerce merupakan aspek yang cukup
penting untuk diperhatikan, karena beberapa karakteristik khas E-Commerce akan
menempatkan pihak konsumen pada posisi yang lemah atau bahkan dirugikan
seperti;
b. Perusahaan di Internet (the Internet merchant) tidak memiliki alamat secara fisik di
suatu negara tertentu, sehingga hal ini akan menyulitkan konsumen untuk
mengembalikan produk yang tidak sesuai dengan pesanan;
c. Konsumen sulit memperoleh jaminan untuk mendapatkan ”local follow up service
or repair”;
d. Produk yang dibeli konsumen ada kemungkinan tidak sesuai atau tidak kompatibel
dengan persyaratan lokal (local requirements);
e. Dengan karakteristik E-Commerce seperti ini konsumen akan menghadapi
persoalan hukum yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran, kontrak, dan
perlindungan terhadap data-data individual konsumen yang diberikan kepada pihak
perusahaan.
Created By Fachruddin 57
f. Undang-undang perlindungan konsumen masing-masing negara seperti yang
dimiliki Indonesia tidak akan cukup membantu, karena E-Commerce beroperasi
secara lintas batas (borderless).
3. Pajak / Taxation
a. Pengaturan pajak merupakan persoalan yang tidak mudah untuk diterapkan dalam
Ecommerce yang beroperasi secara lintas batas. Masing-masing negara akan
menemui kesulitan untuk menerapkan ketentuan pajaknya, karena baik perusahaan
maupun konsumennya sulit dilacak secara fisik.
b. Kerumitan-kerumitan dalam masalah perpajakan ini menyebabkan prinsip-prinsip
perpajakan internasional seperti ”source of income”, ”residency”, dan ”place of
permanent establishment” harus ditinjau kembali.
c. Sistem perpajakan nasional akan menghadapi persoalan yang cukup serius dimasa
depan apabila tidak diantisipasi mulai dari sekarang. Namun, upaya yang dilakukan
harus melalui satu pendekatan internasional baik melalui harmonisasi hukum
maupun kerjasama institusi penegak hukum.
4. Jurisdiksi / Jurisdiction
a. Peluang yang diberikan oleh perdagangan elektronik untuk terbukanya satu bentuk
baru perdagangan internasional pada saat yang sama melahirkan masalah baru
dalam penerapan konsep yurisdiksi yang telah mapan dalam sistem, hukum
tradisional.
b. Prinsip-prinsip yurisdiksi seperti tempat terjadinya transaksi (the place of
transaction) dan hukum kontrak (the law of contract) menjadi usang (obsolete)
karena operasi Internet yang lintas batas.
c. Persoalan ini tidak bisa diatasi hanya dengan upaya-upaya di level nasional, tapi
harus melalui kerjasama dan pendekatan internasional
5. Digital Signature
a. Digital signature merupakan salah satu isu spesifik dalam perdagangan elektronik.
b. Digital signature ini pada prinsipnya berkenaan dengan jaminan untuk ”message
integrity” yang menjamin bahwa si pengirim pesan (sender) itu benar-benar orang
yang berhak dan bertanggung jawab untuk itu (the sender is the person whom they
purport to be).
c. Hal ini berbeda dengan ”real signature” yang berfungsi sebagai pangakuan dan
penerimaan atas isi pesan/dakumen, Persoalan hukum yang muncul seputar ini
antara lain berkenaan dengan fungsi dan kekuatan hukum digital signature.
Created By Fachruddin 58
d. Di Amerika saat ini telah ditetapkan satu undang-undang yang secara formal
mengakui keabsahan digital signature.
e. Pada level internasional panduannya bisa dilihat dalam Pasal 7 UNCITRAL Model
Law.
Suatu tanda tangan secara umum harus dapat menjalankan sejumlah fungsi
(Adrian Mc Cullaghi, Peter Little, William Cacli) sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi penandatangan;
2) Memberikan kepastian tentang keterlibatan seseorang dalam penandatanganan
tersebut;
3) Mengasosiasikan orang tertentu dengan isi dokumen;
4) Menyatakan kepemilikan dokumen pada si penandatangan.
Dari perbandingan karakteristik antara tanda tangan secara umum dan tanda tangan
secara tradisional, maka tanda tangan elektronik dapat ditolak keabsahannya, karena
tidak memenuhi butir 5 dan 7 (melibatkan proses fisik dan kemudahan untuk dihapus).
Namun, menurut para pakar tanda tangan elektronik harus diterima keabsahannya
sebagai tanda tangan dengan alasan sebagai berikut:
1) Tanda tangan elektronik dibubuhkan oleh seseorang/beberapa orang yang
berkehendak dan diikat secara hukum.
2) Tanda tangan elektronik dapat dibuat atau dibubuhkan dengan menggunakan
peralatan mekanik seperti halnya tanda tangan tradisional.
3) Sifat keamanan yang sama seperti tanda tangan tradisional.
4) Unsur niat dapat dipenuhi oleh tanda tangan elektronik.
5) Tanda tangan elektronik dapat diletakkan di bagian mana saja dari suatu
dokumen seperti tanda tangan tradisional.
6. Masalah Validitas
Created By Fachruddin 59
Permasalahan substansial lainnya dalam e-commerce adalah masalah yang berkaitan
dengan keabsahan dokumen elektronik yang digunakan dalam pembentukan kontrak
elektronik serta permasalahan kontrak elektronik itu sendiri. Permasalahan tersebut
erat kaitannya dengan wujud dokumen dan tanda tangan elektronik yang cenderung
untuk tidak tertulis langsung diatas kertas, melainkan lebih bersifat abstrak
(intangible).
7. Copy Right
a. Internet dipandang sebagai media yang bersifat ”low-cost distribution channel”
untuk penyebaran informasi dan produk-produk entertainment seperti film, musik,
dan buku.
b. Produk-produk tersebut saat ini didistribusikan lewat ”physical format” seperti
video dan compact disks. Hal ini memungkinkan untuk didownload secara mudah
oleh konsumen.
c. Sampai saat ini belum ada perlindungan hak cipta yang cukup memadai untuk
menanggulangi masalah ini.
8. Masalah Pembuktian
a. Dalam praktek pengadilan di Indonesia, penggunaan data elektronik sebagai alat
bukti yang sah masih belum biasa digunakan.
b. Padahal di beberapa negara seperti Australia, Chili, Jepang, China, dan Singapura
telah memiliki peraturan hukum yang memberikan pengakuan data elektronik
sebagai alat bukti yang sah. Contoh: Contract Law of The People’s Republic of
China 1999.
Created By Fachruddin 60
Di Indonesia sebelum tahun 2008, perlindungan hak-hak konsumen dalam perdagangan
elektronik masih rentan. Undang-undang. Perlindungan konsumen yang berlaku sejak tahun
2000 memang telah mengatur hak dan kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang
tepat untuk diterapkan dalam e-commerce. Untuk itu perlu dibuat peraturan hukum mengenai
cyberlaw termasuk didalamnya tentang e-commerce agar hak-hak konsumen sebagai
pengguna internet khususnya dalam melakukan transaksi e-commerce dapat terjamin.
Sebelum Cyberlaw (UU ITE No. 11 tahun 2008) terwujud, maka peraturan perundangan
lain yang terkait dengan internet / perdagangan elektronik dapat digunakan untuk
mengantisipasi persoalan-persoalan hukum yang timbul. Ada beberapa peraturan perundangan
yang terkait antara lain:
1. UU larangan parktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat No.5/ 1999
2. UU Perlindungan Konsumen No. 8/ 1999,
3. UU Telekomunikasi No. 36/ 1999,
4. UU Hak Cipta No.12/ 1997,
5. UU Merek No. 15/ 2001,
6. UU Dokumen Perusahaan No. 8/ 1997 (pasal 15) jo Peraturan Pemerintah
No.88/1999
tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan, SEMA No.39/TU/88/102/Pid.
7. RUU Pemanfaatan Tehnologi Informasi (RUU PTI).
9.5 Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE tahun 2008)
Di Indonesia telah disahkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU-ITE) pada hari Selasa 25 maret 2008.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tentang perdagangan
elektronik berdasarkan UU ITE No 11 Tahun 2008, pasal-pasal yang berkaitan dengan
perdagangan elektronik yaitu :
Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum
Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia.
Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan
informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan
produk yang ditawarkan.
Pasal 10
Created By Fachruddin 61
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi
oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan.
Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para
pihak.
Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi
Elektronik internasional yang dibuatnya.
Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik
internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.
Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase,
atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani
sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang
dibuatnya.
Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian
sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin
timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional
Pasal 20
Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat
penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima.
Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik.
Pasal 21
Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri, melalui pihak
yang dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.
Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
Jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi;
Jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab pemberi kuasa; atau
Created By Fachruddin 62
Jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen
Elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap Sistem Elektronik,
segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen
Elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan, segala akibat hukum
menjadi tanggung jawab pengguna jasa layanan.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat
dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak
pengguna Sistem Elektronik.
Pasal 22
Penyelenggara Agen Elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada Agen Elektronik
yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan perubahan
informasi yang masih dalam proses transaksi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 30
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos,
melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 46
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
Created By Fachruddin 63
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Created By Fachruddin 64
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 1998 Tentang Pendirian Perusahaan
Perseroan dibidang Perbankan.
Serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan kejahatan e-commerce
Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah :Uncitral Model Law on
Electronic Commerce 1996.
Beberapa point penting di dalam Uncitral Model Law on Electronic Commerce
tersebut antara lain adalah :
1. Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data messages.
2. Pengakuan tanda tangan digital.
3. Adanya pengakuan atas orisinilitas data messages.
4. Data messages dapat memenuhi syarat pembuktian hukum (admissibility and
evidential weight).
5. Pengakuan atas dokumentasi dalam data messages.
Created By Fachruddin 65
LEMBAR ISTILAH
Created By Fachruddin 66
DAFTAR PUSTAKA
Fairuz El Said., 2010, Undang-Undang Internet dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tentang
E-Commerce. URL : <http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/10/25/undang-undang-
internet-dan-transaksi-elektronik-uu-ite-tentang-e-commerce/ >, 20 Desember 2012
F. Sinaradi., 2007, Etika Profesi Kependidikan. Cetakan III. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
K. Bertens., 2007, Etika. Cetakan kesepuluh. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Koehn, Daryl., 2000, Landasan Etika Profesi. Cetakan keenam. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Rismawaty., 2008, Kepribadian dan Etika Profesi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Preston, John., Preston, Sally., Ferrett, Robert., 2007, Komputer dan Masyarakat. Edisi I.
Yogyakarta : Andi Yogya.
Teguh Wahyono., 2009, Etika Komputer : Tanggung Jawab Profesional Bidang Teknologi
Informasi. Edisi II. Yogyakarta : Andi Offset.
Try Adriansyah., dan Eki Siwi Putranti., 2008, Contoh Etika Profesi di
Bidang IT. URL : <
http://images.ekiazalah.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/
Created By Fachruddin 67
SemGgAoKCIAAADNiFa81/ETIKA%20PROFESI%20DI%20BIDANG%20IT.doc?
nmid=232398605 >, 10 Januari 2010. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Williams, Brian K.,. Sawyer, Stacey C., 2007, Using Information Technology : Pengenalan
Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi. Edisi Ke I. Yogyakarta : Andi Yogya.
Created By Fachruddin 68