Anda di halaman 1dari 69

MODUL ETIKA PROFESI

TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh :

Fachruddin, MSI, Nurhadi,M.Cs,Herti Yani,MSI

STIKOM DINAMIKA BANGSA


JAMBI
2017
BAB I
KONSEP DASAR ETIKA, TEORI ETIKA,
DAN SEJARAH ETIKA KOMPUTER

1.1 KONSEP DASAR ETIKA


Merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari pandangan dan persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan yang berisi ketentuan norma-norma moral
dan nilai-nilai yang dapat menentukan prilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Lima (5) Ciri Khas Pemikiran Dasar Filsafat :
a. Rasional (Pemikiran yang logis dan dipertanggung jawabkan)
b. Kritis (Pemikiran yang membahas secara detail sampai keakar-akarnya)
c. Mendasar (Pemikiran yang harus mempunyai dasar aturan yang jelas)
d. Sistematik (Pemikiran yang terstrukstur)
e. Normatif (Pemikiran yang sesuai dengan norma dan aturan yang ada)

1.1.1 Pembagian Etika


Etika Sebagai Ilmu Tentang Moralitas ; dibagi atas 3 bagian yaitu :

1. Etika Deskriftif : Etika yang melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas yang
mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu, kebudayaan atau
subkultur tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya.
Misalnya : Adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
2. Etika Normatif : Etika yang menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan
moral yang bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek kehidupan
sehari-hari.

Secara umum Etika Normatif dapat dibagi dua bagian yaitu :


a. Etika Umum : Etika yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
etis baik dalam mengambil keputusan yang mengacu pada prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau pedoman untuk
menilai baik atau buruknya suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang.
b. Etika Khusus : Etika yang membahas bagaimana mengambil keputusan dan
bertindak dalam kehidupan sehari-hari pada proses dan fungsional dari suatu
organisasi (Penerapan prinsip moral dasar dalam bidang khusus).

Created By Fachruddin 1
Etika Khusus dibagi menjadi 2 bagian :
a). Etika Pribadi/Individual : Membahas kewajiban dan perilaku manusia
terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi,
kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur.
b). Etika Sosial : Membahas bagaimana manusia berinteraksi yang menyangkut
hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan
langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk
kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya.

3. Metaetika : Suatu cara yang digunakan untuk mempraktekkan Etika sebagai ilmu.

1.1.2 Fungsi Etika


1. Etika tidak langsung membuat manusia menjadi baik. Itu tugas ajaran moral, karena
moral yang bertugas membuat manusia menjadi baik.
2. Etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
moralitas.
3. Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral.

1.1.3 Tujuan Belajar Etika : adalah membuat mahasiswa menjadi lebih kritis ;
1. Kritis terhadap lembaga-lembaga masyarakat : orang tua, agama, negara dan lain-lain.
2. Kritis terhadap berbagai ideologi.
3. Kritis terhadap diri sendiri.

1.2 TEORI-TEORI ETIKA


Teori-teori etika yang berhubungan dengan kesenangan dan ketidaksenangan serta
kebahagiaan antara lain sebagai berikut :

1.2.1 Hedonisme
Teori kesenangan yang didasarkan pada sesuatu itu baik jika memuaskan keinginan
kita serta apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri kita.
Teori hedonisme sudah ditemukan pada Aristippos dari Kyrene (sekitar 433-355 s.M.)
seorang murid Sokrates.

1.2.2 Eudemonisme
Teori kesenangan yang mengatakan bahwa setiap kegiatannya manusia mengejar
suatu tujuan dan tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan.
Pandangan eudemonisme berasal dari filsuf Yunani besar yaitu Aristoteles (384-322 s.M.)

Created By Fachruddin 2
1.2.3 Utilitarisme
Teori kesenangan yang didasarkan pada nilai-nilai kegunaan. Teori ini berpijak dari
tradisi moral yang mempunyai maksud dan tujuan untuk memajukan kepentingan warga
negara.

1. Utilitarisme Klasik
Teori utilitarisme klasik berkembang di Inggris, yang dikembangkan oleh Jeremy
Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873).
Menurut Jeremy Bentham bahwa kesenangan dan kebahagiaan harus diukur secara
kuantitatif karena kualitas kesenangan selalu sama.
Sedangkan menurut John Stuart Mill :
a. Bahwa kesenangan dan kebahagiaan harus diukur dari segi kuantitatif dan segi
kualitasnya juga karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih
rendah.
b. Kebahagiaan yang menjadi norma etis adalah kebahagiaan semua orang yang
terlibat dalam suatu kejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang barangkali
bertindak sebagai pelaku utama

2. Utilitarisme Aturan
Menurut Stephen Toulmin menegaskan bahwa prinsip kegunaan tidak harus
diterapkan atas salah satu perbuatan, melainkan atas aturan-aturan moral yang mengatur
perbuatan-perbuatan kita.
Selain itu menurut Richard B. Brandt mengatakan bahwa sistem aturan moral
sebagai keseluruhan diuji dengan prinsip kegunaan.

1.2.4 Deontologi : Teori etika yang didasarkan pada nilai-nilai kewajiban.


Teori ini tidak mengukur baik tidaknya suatu perbuatan berdasarkan hasilnya,
melainkan semata-mata berdasarkan maksud sipelaku dalam melakukan perbuatan tersebut.
Atau bisa disebut juga sistem yang tidak menyoroti tujuan yang dipilih bagi perbuatan
atau keputusan kita, melainkan semata-mata wajib tidaknya perbuatan dan keputusan kita.
1. Deontologi Menurut Immanuel Kant (Jerman, 1724-1804)
a. Yang disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik.
b. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban (legalitas).
c. Suatu perbuatan bersifat moral jika dilakukan semata-mata karena hormat untuk
hukum moral, hukum moral yang dimaksud adalah kewajiban.
Immanuel Kant juga berprinsip pada 2 pembedaan perintah yaitu :
a. Imperatif Kategoris
Perintah atau kewajiban moral yang mewajibkan begitu saja, tanpa syarat.

Created By Fachruddin 3
b. Imperatif Hipotesis
Perintah atau kewajiban moral yang selalu diikut sertakan sebuah syarat.
2. Deontologi Menurut William David Ross (Inggris, 1877-1971)
Menurut W. D. Ross mengatakan bahwa : Kewajiban itu selalu merupakan
kewajiban prima facie (pada pandangan pertama), artinya suatu kewajiban-untuk
sementara, dan hanya berlaku sampai timbul kewajiban lebih penting yang mengalahkan
kewajiban pertama tadi.
W. D. Ross menyusun daftar kewajiban prima facie sebagai berikut :
a. Kewajiban kesetiaan
b. Kewajiban ganti rugi
c. Kewajiban terima kasih
d. Kewajiban keadilan.
e. Kewajiban berbuat baik.
f. Kewajiban mengembangkan dirinya.
g. Kewajiban untuk tidak merugikan.

1.3 SEJARAH ETIKA KOMPUTER


1. Era 1940 – 1950an
 Norbert Wiener
 PD II à penelitian di bidang etika dan teknologi yang memunculkan
cybernetics atau the science of information feedback systems.
 1948 à Buku Cybernetics : Control and Communication in the Animal
and the Machine (teknologi mampu memberikan “kebaikan” sekaligus
“malapetaka”)
 1950 à Buku The Human Use of Human Beings
 (Beberapa bagian pokok hidup manusia, prinsip hukum dan etika di bidang
komputer).
 Dasar-dasar etika yang diberikan Wiener masih diabaikan.

2. Era 1960an
 Donn Parker dari SRI International Menlo Park California à riset untuk
menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan
profesionalisme di bidang komputer.
 Buku “Rules of Ethics in Information Processing”
 1968 à pengembangan Kode Etik Profesional pertama yang dilakukan
untuk Association of Computing Machinery (ACM)
 Belum adanya suatu kerangka teoritis umum mengenai etika

Created By Fachruddin 4
3. Era 1970an
 Joseph Weizenaum, menciptakan suatu program ‘ELIZA’ à tiruan dari
“Psychotherapist Rogerian’ yang melakukan wawancara dengan pasien à
Bukti bahwa komputer akan segera mengotomasi psikoterapi.
 1976 à Buku “Computer Power and Human Reason (hubungan
antara
manusia dengan mesin)
 Walter Maner à kursus eksperimental mengenai “computer ethics” di
tingkat universitas (1970 sampai pertengahan 1980)
 1978 à Buku “Starter Kit in Computer Ethics” à material kurikulum
dalam pengembangan pendidikan etika komputer di universitas

4. Era 1980an
 Pembahasan computer-enabled crime atau kejahatan komputer, masalah
yang disebabkan kegagalan sistem komputer, invasi keleluasaan pribadi
melalui database komputer dan perkara pengadilan mengenai kepemilikan
perangkat lunak.
 Etika komputer à Suatu disiplin ilmu
 Pertengahan 80an à James Moor à artikel “What is Computer Ethics?”
 Deborah Johnson à buku teks “Computer Ethics”

5. Era 1990an - sekarang


 Donald Gotterban, Keith Miller, Simon Rogerson, Dianne Martin
 Etika Komputer menjadi salah satu bidang ilmu utama pada banyak riset
dan perguruan tinggi di dunia yang akan terus dikembangkan mengikuti
perkembangan komputer itu sendiri.

A. Etika Komputer Di Indonesia


 Pemikiran tentang etika komputer diadopsi menjadi kurikulum wajib di hampir
semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.
 Etika Komputer dimasukkan pada bidang studi yang relevan

B. Pandangan dalam cakupan Etika Komputer


1. Masalah à Bagaimana teknologi komputer harus digunakan
Etika Komputer à Menentukan apa yag harus kita lakukan

Created By Fachruddin 5
BAB II
ETIKET, MORAL, AGAMA, DAN KEPRIBADIAN

2.1 ETIKET
2.1.1 Konsep Dasar Etiket
Etiket : Merupakan tata cara formal dan tata krama lahiriah yang juga merupakan aturan-
aturan konvensional mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradab
untuk mengatur interaksi antar pribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing
individu.
Etiket didukung oleh berbagai nilai, antara lain :
a. Nilai-nilai kepentingan umum.
b. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kebaikan.
c. Nilai-nilai kesejahteraan.
d. Nilai-nilai kesopanan, saling menghargai.
e. Nilai diskersi (pertimbangan) penuh pikir, mampu membedakan sesuatu yang
patut dirahasiakan dan yang boleh dikatakan/tidak dirahasiakan.
Dalam beretika dan beretiket diperlukan adanya kepekaan dan toleransi yang
diharapkan akan timbul adanya saling pengertian, pemahaman, dan saling menghargai antara
individu yang satu dengan individu yang lain.

2.1.2 Landasan Dasar dan Landasan Umum Etiket


1. Landasan Dasar Etiket :
a. Baik dan benar disandang.
b. Baik dan benar dipandang.
c. Baik dan benar didengar.
2. Beberapa Landasan Umum Etiket :
a. Berpikir positif dan berjiwa besar.
b. Pengendalian emosi.
c. Menjaga agar penampilan tetap rapih dan menarik.
d. Toleransi dan introspeksi.
e. Dapat menjadi pendengar yang baik.
f. Memiliki respek terhadap orang lain (memahami, mengisi dan menghargai).
g. Tidak menyalahgunakan kelebihan yang dimilikki.
h. Berbicara dengan baik.
i. Pergunakan volume suara yang rendah dan dalam sikap yang terjaga.

Beberapa akibat adanya kekurangan dalam penerapan Etiket yaitu :

Created By Fachruddin 6
1. Akan memperoleh reaksi yang kurang profesional.
2. Akan tidak diperdulikan dan cenderung kurang dihargai.
3. Akan merasa ragu-ragu dalam bertindak.
4. Memperoleh teguran dari lingkungan (atasan atau rekan kerja).

2.1.3 Persamaan dan Perbedaan Etiket dengan Etika


1. Persamaan Etiket dengan Etika
a. Etiket dan Etika menyangkut perilaku manusia, istilah tersebut dipakai
mengenai manusia dan tidak mengenai hewan.
b. Etiket dan Etika mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi
norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

2. Perbedaan Etiket dengan Etika ;


a. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia, etiket
menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam
sebuah kalangan tertentu.
Sedangkan Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, dimana
etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri, artinya etika menyangkut
masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.
Sedangkan Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain, misalnya barang
yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
c. Etiket bersifat relatif, misalnya yang dianggap tidak sopan dalam
sebuah kebudayaan dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
Sedangkan Etika jauh lebih absolut, misalnya perintah seperti ”jangan berbohong
atau jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
d. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedangkan
Etika memandang manusia dari segi dalam (baik jasmaniah dan rohaniah yang
dilihat dari segi budaya, susila dan agama).
Misalnya : Penipu yang tutur katanya lembut itu memegang etiket namun ia menipu.
Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang
berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka
dia tidak bersikap etis, dimana orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-
sungguh baik.

Created By Fachruddin 7
2.2 MORAL DAN ETIKA
2.2.1 Konsep Dasar Moral
Moral : Merupakan aturan kesusilaan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
beradab (berupa ajaran baik dan buruk, perbuatan, dan kelakuan atau akhlaq).
Moral dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Moral Murni : Moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu
perwujudan/manifestasi dari pancaran ilahi.
Moral murni disebut juga Hati Nurani.
2. Moral Terapan : Moral yang didapat dari berbagai ajaran filosofi, agama, adat yang
menguasai pemutaran manusia.
Contoh moral : Aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat
orang tua, ajaran ideologi dan lain-lain.
Sumber moral : Tradisi, adat, agama, ideologi negara, dan lain-lain.

2.2.2 Pluralisme Moral


Pluralisme Moral terjadi karena :
1. Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya
dan agama yang hidup berdampingan.
2. Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan
masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional.
3. Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan yang masing-masing
dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.

2.2.3 Perbedaan Moral dan Etika


Etika dipakai untuk yang umum/konseptual/prinsipal,
Sedangkan moral dipakai untuk yang lebih khusus/ spesifik/ praktis.

2.2.4 Hubungan Moral dengan Etika ; yaitu :


1. Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik dan hal yang tidak
baik yang memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada
sekelompok manusia, dimana ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup
dan merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta
kewajiban manusia.
Sedangkan Etika merupakan bagian dari ilmu filsafat yang merefleksikan ajaran moral
yang sesuai dengan pemikiran filsafat mengenai kewajiban dan tingkah laku manusia

Created By Fachruddin 8
baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang sesuai dengan moral itu sendiri,
bidang inilah yang selanjutnya disebut bidang moral.
2. Objek Etika adalah pernyataan-pernyataan moral, oleh karena itu Etika dapat juga
dikatakan sebagai filsafat tentang bidang moral dimana Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia melainkan bagaimana manusia itu harus bertindak.

2.3 AGAMA DAN ETIKA


2.3.1 Pengertian Agama : Sistem atau prinsip kepercayaan kepada adanya kekuasaan
mengatur yang bersifat luar biasa yang berisi norma-norma atau peraturan yang
menata bagaimana cara manusia berhubungan dengan Tuhan dan bagaimana manusia
hidup yang berkelanjutan sampai sesudah manusia itu mati.

2.3.2 Persamaan dan Perbedaan Antara Agama dan Etika :


1. Persamaan Agama dan Etika ; dapat dibagi berdasarkan, yaitu :
2 Berdasarkan pada sasarannya
Etika dan Agama sama-sama bertujuan meletakkan dasar ajaran moral, agar manusia
dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan yang tidak baik.
3 Berdasarkan pada sifatnya
Etika dan Agama sama-sama bersifat memberi peringatan dan sama-sama bersifat
tidak memaksa.

2. Perbedaan antara Agama dan Etika :


a. Dari segi prinsip
Agama merupakan suatu kepercayaan pengabdian/penghambaan yang berdasarkan
syarat dan cara yang diatur oleh agama itu sendiri kepada Tuhan-nya, sedangkan
Etika bukanlah suatu kepercayaan yang mengandung pengabdian.
b. Dari sumbernya,
Agama (Islam) itu bersumber dari satu sumber Tuhan, sedangkan Etika bersumber
dari bermacam-macam jenis sumbernya, antara lain sumbernya berasal dari
pemikiran manusia (argumentasi rasional) yang sesuai dengan aliran masing-masing.
c. Pada bidang yang diajarkan,
Agama mengajarkan manusia pada beberapa alam (dunia, kubur, akhirat), sedangkan
Etika hanya mempersoalkan kehidupan moral manusia dialam dunia/fana ini saja.
d. Ajaran Agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya, sedangkan Etika
terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan antara etika dan agama ada beberapa hal
yang harus diperhatikan :

Created By Fachruddin 9
1. Etika tidak dapat menggantikan agama dan tidak bertentangan dengan agama.
2. Etika diperlukan oleh agama.
3. Agama tidak hanya memberi petunjuk moral, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip
etis.
4. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral, dimana pemeluk
Agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi Agama itu
memerlukan keterampilan Etika agar dapat memberikan orientasi itu.

2.3.3 Alasan Mengapa Etika diperlukan Agama ;


1. Orang beragama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu agama mengijinkan interpretasi yang
berbeda dan bahkan saling bertentangan.
3. Bagaimana agama harus bersikap terhadap masalah moral yang tidak disinggung dalam
wahyuNya, misalnya soal aborsi, bayi tabung dan lain-lain.
4. Etika memungkinkan dialog antar agama, dimana etika dapat menjadi dasar bagi
kerjasama antar agama.
5. Etika memungkinkan dialog antar agama dengan pandangan-pandangan dunia.

2.4 KEPRIBADIAN
2.4.1 Kepribadian : Sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan
memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan yang
menimbulkan kesan pada orang lain.
Pengertian Kepribadian menurut beberapa ahli sosiologi :
1. Menurut Schever Dan Lamm (1998) Mendefenisikan : kepribadian sebagai keseluruhan
pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang yang sudah baku dan
berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.
2. Menurut Horton (1982) Kepribadian adalah : Keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temperamen seseorang yang akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
dihadapkan pada situasi tertentu dimana setiap orang mempunyai kecendrungan
perilaku yang baku, atau pola dan konsisten sehingga menjadi ciri khas pribadinya.

2.4.2 Pembagian Kepribadian secara Umum dan Faktor yang Mempengaruhinya


1. Secara Umum Kepribadian terbagi 2 yaitu :
a. Kepribadian Dalam (Your-Inner-Self).
Pengembangan diri yang berakar dari sifat-sifat pribadi yang dipunyai manusia sejak
dilahirkan yang dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan, pergaulan dan sebagainya.

Created By Fachruddin 10
b. Kepribadian Luar (Your-Outer-Self).
Pengembangan diri dari kepribadian yang terpancar dan pertama kali dilihat orang lain
sehingga akan menimbulkan kesan atau persepsi tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian yaitu :
a. Warisan Biologis (Kepribadian yang didapat dari faktor
genetis/keturunan keluarga)
b. Lingkungan Fisik (Kepribadian yang didapat dari lingkungan)
Lingkungan fisik tidak mendorong kepribadian khusus pada seseorang.

Created By Fachruddin 11
Created By Fachruddin 12
BAB III
PENERAPAN ETIKA, ETIKET DAN KOMPETENSI DIRI

Orang yang dianggap mempunyai martabat dalam mewujudkan diri dalam pergaulan
masa kini yaitu yang salah satunya memiliki etika dan bisa melibatkan diri pada hubungan
antara perilaku diri sendiri dan perilaku orang lain.

3.1 ETIKET PERGAULAN


Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam etika pergaulan meliputi :
1. Diri pribadi.
2. Cara duduk.
3. Cara berjalan.
4. Cara berdiri.
5. Cara Berbicara
6. Pakaian.
7. Sopan santun terhadap wanita.
8. Sopan santun dikendaraan
9. Merokok.
10. Sopan santun menghadap orang yang lebih tua/atasan
11. Sopan santun melakukan kunjungan rumah.
12. Etika jamuan makan, dan lain-lain.

Etiket Dalam Berkenalan, yaitu :


1. Ekspresi muka, pandangan mata, sikap kepala.
2. Sikap (Simpatik, Hormat, Bersahabat).
3. Cara bersalaman (Tegas, hormat, Netral, Bersahabat)

3.2 ETIKA MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

Etika mahasiswa bertujuan untuk menciptakan perilaku seorang mahasiswa didalam


kehidupan baik dilingkungan kampus maupun di lingkungan luar kampus.
3.2.1 Etika Mahasiswa di Dalam Lingkungan Kampus Secara Umum ; meliputi :
1. Berpakaian rapi dan sopan.
2. Mentaati dan melakukan peraturan yang berlaku.
3. Memberi contoh yang baik dalam berperilaku.
4. Saling menghormati.
5. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan.

Created By Fachruddin 13
3.2.2 Etika Mahasiswa di Luar Lingkungan Kampus Secara Umum ; meliputi :
1. Menjadi contoh yang baik di lingkungan mahasiswa tersebut
berada.
2. Berperilaku dan bertutur kata yang baik.
3. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian.

3.2.3 Plagiat dan Etika


Pendidikan Perguruan Tinggi bertumbuh hingga suatu tingkat dimana ia menghadirkan
kepada dunia bahwa pemilik ijazah mempunyai penguasaan fakta yang diperlukan dan
keterampilan menulis dan juga mampu berpikir kritis, analisis dan argumentasi yang
meyakinkan. Keterampilan ini dikembangkan melalui suatu proses studi, membaca, kuliah,
dan menulis berbagai makalah termasuk skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa yang di tinjau
dan di koreksi oleh pihak fakultas/ jurusan yang berkualitas diperguruan tinggi tersebut.
Proses penulisan skripsi dengan mengklaim karya orang lain sebagai karya milik sendiri
(plagiat), merupakan tindakan ketidak jujuran dan penipuan yang tidak sesuai dengan etika
sebagai mahasiswa.
Ketika kelulusan diperoleh dengan pretensi yang salah, mempresentasikan diri sendiri sebagai
lulusan yang sah yang mempunyai keterampilan dan moral dari orang lain yang telah lulus,
merupakan penipuan terhadap publik dan para pemberi kerja dimasa yang akan datang.
Hal-hal yang akan terjadi jika plagiat terus dilakukan mahasiswa tanpa
mempertimbangkan konsep dasar etika adalah sebagai berikut :
1. Ijazah akan menjadi tidak berharga.
2. Anda menggunakan dosen sebagai alat untuk mencapai tujuan.
3. Tindakan Anda tidak menunjukkan rasa hormat terhadap diri sendiri, orang lain,
atau sekolah Anda.
4. Tindakan Anda merugikan Anda dan orang lain yang merupakan penipuan terhadap
orangtua/keluarga dan publik.

3.3 PENERAPAN ETIKA DIKANTOR


3.3.1 Etika Wawancara
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam beretika ketika wawancara sebagai berikut :
1. Penampilan.
2. Intonasi.
3. Semangat dan bahasa tubuh.
4. Taktis
5. Jelas (transparan)

Created By Fachruddin 14
6. Dari awal sampai akhir fokus pada pertanyaan.

3.3.2 Etika Kerja di Tempat Baru


Etika yang dilakukan saat anda berada ditempat kerja baru adalah :
1. Jangan terlalu over acting, usahakan untuk mencari tahu dan menyesuaikan diri
dengan kebijaksanaan perusahaan yang berlaku.
2. Cermati isu politik.
a. Cermati dan pelajari isu politik dari tiap pimpinan.
b. Cermat dalam memilih teman.
c. Jangan terlalu suka bergosip.
d. Tampilkan perilaku positif untuk membina hubungan baik.
3. Perhatikan minggu-minggu penyesuaian diri.
4. Menjadi bagian dari tim.
5. Kencan dengan rekan sekantor

3.3.3 Etika di Kantor


Hal-hal yang perlu diperhatikan atau dihindari dalam ber-etika dikantor adalah :
1. Hindari terlambat masuk kekantor.
2. Hindari membentuk kumpulan atau golongan.
3. Tidak masuk kantor dengan alasan yang tidak benar.
4. Bergegas pulang tetapi datang terlambat.
5. Hindari sering memakai telepon kantor untuk urusan pribadi.
6. Hindari pulang sebelum waktunya.
7. Hindari menggunakan tempat kerja sebagai tempat mengobrol.
8. Hindari bersikap menjilat keatasan dan mendepak kebawah.
9. Hindari selalu menunda-nunda pekerjaan.
10. Boros memakai alat-alat.
11. Segan merawat alat-alat tulis kantor.
12. Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor.
13. Bersikap acuh tak acuh terhadap publik.

3.3.4 Etika Bekerja di Ruang Kecil


Berikut ini sejumlah tips tentang bagaimana cara mengatur penghuni ruangan yang
bekerja diruang kecil untuk saling menghormati dan produktif dalam bekerja :
1. Kebebasan Privasi
2. Bicara
3. Suara
4. Bebauan.

Created By Fachruddin 15
3.3.5 Etika Melayani Tamu Dikantor
Etika dalam melayani tamu di kantor, kita dituntut untuk selalu :
1. Siap
2. Bersikap Ramah dan Sopan
3. Bijaksana
4. Taktis
5. Komunikatif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan menerima tamu, yaitu : ruangan,
perlengkapan dan sikap.

3.3.6 Etika Bertelepon Bisnis


Jika kita sebagai karyawan di salah satu perusahaan, hati-hati dalam menjawab telepon
yang berhubungan dengan bisnis atau pekerjaan, karena jika Anda tidak tepat memberi respon
bukan tidak mungkin hubungan Anda dan rekan bisnis akan hancur.
Hal-hal etika yang perlu diperhatikan dalam bertelepon bisnis adalah :
1. Hindari kata Hallo.
2. Jangan membiarkan penelepon menunggu.
3. Bijak menghadapi penelepon yang ngotot.
4. Meninggalkan pesan pada voice mail.

3.3.7 Etika Publisitas pada Perusahaan


Adapun Etika publisitas sebagai tanggung jawab perusahaan meliputi :
1. Publisitas dapat berdaya pengukuhan citra perusahaan.
2. Harus berpegang pada prinsip umum publisitas
a. Menarik indrawi (Sensasional)
b. Baru (Novelty)
c. Mempunyai kedekatan fisik dan emosional (Proximity).
3. Publisitas sebagai salah satu strategi bisnis.
4. Publisitas memiliki aturan seiring dengan aturan penyiaran dan informasi publik.

3.3.8 Etika Mengundurkan Diri Dalam Bekerja


Etika yang harus diperhatikan saat mengundurkan diri dalam bekerja yaitu :
1. Alasan yang dapat diterima.
2. Bersikap dewasa.
3. Tentukan jarak.
4. Tinggalkan dengan kesan yang baik
5. Berpamitan.

Created By Fachruddin 16
6. Tutup mulut
3.4 KOMPETENSI DIRI
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kompetensi diri mencakup 5 hal yaitu :
1. Kompetensi Teknikal
Kompetensi untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan rancang bangun.
2. Kompetensi Sosial
Kompetensi yang erat kaitannya dengan kecerdasan emosi (emotional intelligent),
mencakup kompetensi komunikasi dan kompetensi bekerja sama dengan orang lain.
3. Kompetensi Konseptual
Kompetensi yang berkaitan dengan perencanaan, pengumpulan informasi, pengolahan
informasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
4. Kompetensi Etikal
Kompetensi yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dan etika.
5. Kompetensi Pembelajaran
Kompetensi yang berkaitan dengan membaca dan belajar.

Created By Fachruddin 17
BAB IV
ETIKA PROFESI DAN PROFESI
DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

4.1 KONSEP DASAR ETIKA PROFESI

4.1.1 Profesi
Suatu kegiatan atau pekerjaan yang menuntut suatu keahlian dalam pelaksanaannya
yang dihubungkan dengan sumpah dan janji yang bersifat religius.
Atau Pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dan ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui praktek dan
pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai ketrampilan tersebut

A. Profesi berdasarkan bidangnya ada 2 jenis, yaitu :


1. Profesi Khusus
Para profesional yang bekerja semata-mata untuk mencari nafkah,
Contoh : pengacara, dokter, dll
2. Profesi Luhur
Para profesional yang bekerja tidak semata-mata untuk mencari nafkah tapi
didalamnya terdapat jiwa pengabdian.
Contoh : Guru, ahli agama, dll

B. Ciri-ciri Profesi adalah sebagai berikut :


1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

4.1.2 Etika Profesi


Segala sesuatu yang dibuat dan ditetapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan disisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian.

Prinsip-Prinsip Etika Profesi :


1. Tanggungjawab
Setiap orang penyandang profesi tertentu harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap
profesi, dimana hasil dan dampak yang ditimbulkan tersebut terdapat dua arti yaitu :
a. Tanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya (by function),

Created By Fachruddin 18
b. Tanggungjawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan
profesi (by profession)
2. Kebebasan
3. Kejujuran
4. Keadilan
5. Otonomi.

4.2 PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME


4.2.1 Profesional
Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Atau Seseorang yang hidup dengan mempraktekan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dengan suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang atau untuk
mengisi waktu luang.

A. Ciri-ciri Profesional adalah sebagai berikut :


1. Memiliki skill/ kemampuan, pengetahuan tinggi yang tidak dipunyai oleh orang umum
lainnya.
2. Mempunyai kode etik, dan merupakan standar moral bagi setiap profesi yang
dituangkan secara formal, tertulis dan normatif.
3. Memiliki tanggung jawab profesi (responsibility) dan integritas pribadi (integrity) yang
tinggi terhadap dirinya maupun terhadap publik, klien, pimpinan, organisasi
perusahaan, penggunaan media umum/massa dan hingga menjaga martabat serta nama
baik bangsa dan negaranya.
4. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat, bangsa dan negaranya.
5. Otonominisasi organisasi profesional, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola
(manajemen), yang mempunyai kemampuan dalam perencanaan program kerja,
strategik, mandiri dan tidak tergantung pihak lain serta yang sekaligus dapat bekerja
sama dengan pihak-pihak terkait, dapat dipercaya dalam menjalankan operasional,
peran dan fungsinya.
6. Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk menjaga
eksistensinya, mempertahankan kehormatan dan menertibkan perilaku standar profesi
sebagai tolak ukur itu agar tidak dilanggar.

4.2.2 PROFESIONALISME :

Created By Fachruddin 19
Nilai-nilai profesional harus menjadi bagian dan telah menjiwai seseorang yang sedang
mengemban sebuah profesi

B. Pelaksanaan dan Pengembangan Profesionalisme


Dalam pelaksanaannya seorang profesional harus :
1. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
2. Mampu mengkonversikan ilmunya menjadi ketrampilan
3. Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
4. Memiliki sikap : komitmen tinggi, jujur, tanggungjawab, berpikir sistematis,
menguasai materi

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengembangan profesionalisme yaitu :


1. Pengakuan
2. Organisasi
3. Kriteria
4. Kreatif
5. Konseptor
Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan profesional di bidang teknologi komputer
dan informasi adalah:
1. Sertifikasi
2. Akreditasi
3. Forum Komunikasi

4.3 DILEMA ETIKA PROFESI


A. Issue pokok yang menjadi sumber dilema etika hubungan klien – profesional
1. Prinsip dasar
2. Egoisme
3. Kerahasiaan
a. Pragmatisme
b. Hak Azasi
4. Otonomi Klien

B. KodeEtik
Tata aturan berdasarkan aspek etika dan moral yang disepakati bersama oleh anggota
suatu asosiasi profesi untuk dijadikan pedoman dalam bertindak secara profesional

C. Kode Etik dan Profesionalisme


Tujuan penyusunan kode etik & perilaku profesional :

Created By Fachruddin 20
a. Memberi pedoman bagi anggota asosiasi dalam aspekaspek etika dan moral,
terutama yang berada di luar jangkauan hukum, undang-undang dan peraturan
peraturan yang berlaku
b. Memberi perlindungan bagi kelompok masyarakat terhadap berbagai macam
perilaku yang merugikan, sebagai akibat adanya kegiatan di bidang profesi yang
bersangkutan
Usaha untuk meningkatkan kode etik :
a. Menyebarkan dokumen kode etik kepada orang yang menyandang profesi yang
bersangkutan
b. Melakukan promosi etika profesional
c. Memberikan sanksi disipliner yang melanggar kode etik

4.4 PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI


4.4.1 Pembagian Profesi Di Bidang Teknologi Informasi Berdasarkan Bidangnya.
Secara umum pekerjaan dibidang TI setidaknya terbagi dalam 3 kelompok sesuai
bidangnya, yaitu :
1. Kelompok Pertama, mereka yang bergelut didunia perangkat lunak (Software), baik
mereka yang merancang sistem operasi, database, maupun sistem aplikasi.
Pada kelompok ini terdapat pekerjaan seperti :
a. Sistem Analis, merupakan orang yang bertugas menganalisa sistem yang akan di
implementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, kelebihan dan
kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan di kembangkan.
b. Programer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem
analis, yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem
yang dianalisa sebelumnya.
c. Web Designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk
studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis
web.
d. Web Programer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan
rancangan web designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah
dirancang sebelumnya.
2. Kelompok Kedua, mereka yang bergelut di bidang perangkat keras (Hardware).
Pada kelompok ini terdapat pekerjaan seperti :
a. Technical Engineer, sering disebut juga teknisi, yaitu orang yang
berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan
perangkat sistem komputer.
b. Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis
jaringan komputer dari maintenance sampai pada trobbleshooting-nya.

Created By Fachruddin 21
3. Kelompok Ketiga, mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi.
Pada kelompok ini terdapat pekerjaan :

a. EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program


yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah
perusahaan atau organisasi lainnya.
b. Sistem Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi
terhadap sistem, memiliki kewenangan menggunakan hak akses terhadap sistem, serta
hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.
c. Mis Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi
terhadap sebuah sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut
secara keseluruhan baik perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya
manusianya.

4.4.2 Bidang Keahlian Komputer


2 Computer Engineers
Membuat dan Mengembangkan Perangkat Keras / Hardware
3 Computer Scientists
Membuat dan Mengembangkan Rancangan Pengembangan Software
4 Information Systems
Menganalisa kebutuhan informasi dan proses bisnis dan menentukan rancangan desain
sistem yang sesuai dengan tujuan organisasi
5 Software Engineers
Membuat dan mengembangkan perangkat lunak/software
6 Information Technology
Merencanakan, mengimplementasikan, merancang, dan memelihara sarana komputer
dalam organisasi

4.4.3 Pembagian Profesi Teknologi Informasi Berdasarkan Tugas dan


Kemampuannya
1. Operator
a. Menangani operasi sistem komputer
b. Tugas-tugas, antara lain :
• Menghidupkan dan mematikan mesin
• Melakukan pemeliharaan sistem komputer
• Memasukkan data
c. Tugas biasanya bersifat reguler dan baku

Created By Fachruddin 22
2. Teknisi Komputer
a. Memiliki kemampuan yang spesifik, baik dalam bidang hardware maupun
software
b. Mampu menangani problem-problem yang bersifat spesifik
3. Trainer
Melatih ketrampilan dalam bekerja dengan komputer
4. Konsultan
a. Menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan TI
b. Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi
c. Penguasaan masalah menjadi sangat penting
5. Peneliti
a. Menemukan hal – hal baru di bidang TI
b. Teori, konsep, atau aplikasi
6. Project Manager
a. Mengelola proyek pengembangan software
b. Tugas: meyakinkan agar pengembangan software
• Dapat berjalan dengan lancar
• Menghasilkan produk seperti yang diharapkan
• Menggunakan dana dan sumber daya lain seperti yang telah dialokasikan
7. Programer
a. Kemampuan :
• Membuat program berdasarkan permintaan
• Menguji dan memperbaiki program
• Mengubah program agar sesuai dengan sistem
b. Penguasaan bahasa pemrograman sangat ditekankan
8. Graphic Designer
a. Membuat desain grafis, baik itu web maupun animasi
b. Perlu menguasai web design dan aplikasi berbasis web
9. Network Specialist
a. Kemampuan :
• Merancang dan mengimplementasikan jaringan komputer
• Mengelola jaringan komputer
b. Tugas :
• Mengontrol kegiatan pengolahan data jaringan
• Memastikan apakah sistem jaringan komputer berjalan dengan semestinya
• Memastikan tingkat keamanan data sudah memenuhi syarat

Created By Fachruddin 23
10. Database Administrator
a. Mengelola basis data pada suatu organisasi
• Kebijakan tentang data
• Ketersediaan dan integritas data
• Standar kualitas data
b. Ruang lingkup meliputi seluruh organisasi/perusahaan
11. Sistem Analyst And Design
a. Melakukan analisis terhadap sebuah sistem dan mengidentifikasi kelebihan,
kelemahan, dan problem yang ada
b. Membuat desain sistem berdasarkan analisis yang telah dibuat
c. Keahlian yang diperlukan
• Memahami permasalahan secara cepat dan akurat
• Berkomunikasi dengan pihak lain

4.5 STANDARISASI PROFESI TI MENURUT SRIG PS SEARCC.


SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu forum
atau badan yang beranggotakan impunan profesional IT (Information Technology) yang terdiri
dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978 di Singapura oleh 6 ikatan komputer
dari negara-negara tetangga seperti Hongkong, Indonesia, Malaysia, Filiphina, Singapura dan
Thailand.
Indonesia sebagai anggota SEARCC telah aktif turut serta dalam berbagai kegiatan
yang dilaksanakan oleh SEARCC, salah satunya adalah SRIG-PS (Special Regional Interest
Group on Professional Standarisation) yang mencoba merumuskan standarisasi pekerjaan
dalam dunia teknologi informasi. Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI
merupakan model 2 dimensi yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat
pengetahuan yang dibutuhkan.

Beberapa Kriteria Menjadi Pertimbangan Dalam Mengembangkan Klasifikasi Job :


1. Cross Country, cross-enterprise applicability
maksudnya bahwa job yang diidentifikasi tersebut harus relevan dengan kondisi region
dan setiap negara pada region tersebut , serta memiliki kesamaan pemahaman atas setiap
fungsi pekerjaan.
2. Function Oriented bukan Tittle Oriented
Klasifikasi pekerjaan berorientasi pada fungsi, yang berarti bahwa gelar atau title yang
diberikan dapat saja berbeda, tapi yang penting fungsi yang diberikan pada
pekerjaan tersebut sama. Gelar atau Title dapat berbeda pada Negara yang berbeda.

Created By Fachruddin 24
3. Testable/Certificable
Klasifikasi pekerjaan harus bersifat testable, yaitu bahwa fungsi yang didefenisikan dapat
diukur /diuji.
4. Applicable
Fungsi yang didefenisikan harus dapat diterapkan pada region masing-masing.

Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, kriteria
pekerjaan tersebut harus diuji. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator komputer
(sekedar mengoperasikan), tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf
operator tersebut tidak membutuhkan latar belakang pendidikan tertentu.
Adapun seorang software engineer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena
seseorang yang bekerja sebagai software engineer haruslah berpengetahuan dan memiliki
pengalaman kerja di bidangnya.

Julius Hermawan (2003), mencatat dua karakteristik yang dimiliki oleh software
engineer sehingga pekerjaan tersebut layak disebut sebuah profesi, yaitu :
1. Kompetensi
Sifat yang selalu menuntut professional software engineer untuk memperdalam dan
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan profesinya.
2. Tanggung jawab pribadi
Kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar, seorang
software engineer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan perangkat
lunak, seperti :
a. Bidang ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak
b. Manajemen sumber daya
c. Mengelola kelompok kerja
d. Komunikasi.

Created By Fachruddin 25
BAB V
ETIKA DAN DAMPAK DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI

Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan


pekerjaannya.
Menurut James H. Moore mengatakan bahwa : ”Etika komputer terdiri dari dua
aktivitas utama yaitu waspada dan sadar bahwa bagaimana komputer mempengaruhi
masyarakat, karena itu harus berbuat sesuatu dengan merumuskan yang memastikan bahwa
teknologi tersebut digunakan secara tepat”.

5.1 ETIKA MENGGUNAKAN KOMPUTER (CYBERETHICS)


5.1.1 10 Perintah Etika Komputer
1. Jangan menggunakan komputer untuk melukai orang lain.
2. Jangan merusak pekerjaan komputer milik orang lain.
3. Jangan melihat file komputer orang lain.
4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri.
5. Jangan menggunakan komputer untuk menyebarkan fitnah.
6. Jangan menyalin atau menggunakan perangkat lunak proprietary tanpa membayar.
7. Jangan menggunakan sumber daya komputer milik orang lain tanpa otorisasi atau
kompensasi yang layak.
8. Jangan mencuri output intelektual milik orang lain.
9. Pertimbangkanlah konsekuensi sosial dari program yang Anda tulis atau sistem yang
Anda desain.
10. Gunakanlah komputer dalam cara yang memperhatikan dan menghormati orang lain.

5.1.2 Etika ber-Internet


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam etika berinternet, sebagai berikut :
1. Jangan gunakan huruf kapital.
2. Kutip seperlunya
3. Perlakuan terhadap pesan pribadi
4. Hati-hati dalam mem-forward
5. Jangan kirim file berukuran besar melalui Attachment
6. Hindari Personal Attack
7. Kritik dan saran yang bersifat pribadi harus disampaikan lewat PM (Personal
Message).
8. Jujur dalam mencantumkan sumber (Penulis).

Created By Fachruddin 26
5.1.3 Etika Dalam ber-Email
1. Jangan jadikan Email sebagai satu-satunya cara berkomunikasi.
2. Tuliskan email secara pendek dengan kata-kata yang baik.
3. Terbuka terhadap pertanyaan.
4. Batasi email humor.
5. Ungkapkan kemarahan lewat tatap muka langsung.
6. Lima menit antara waktu menerima dan membalas email.
7. Setiap hari tentukan waktu untuk membalas email.
8. Belajarlah untuk menulis email yang baik.

5.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika


1.Kebutuhan individu.
2. Belum adanya pedoman yang jelas.
3. Perilaku dan kebiasaan individu.
4. Lingkungan tidak etis.
5.Perilaku orang yang ditiru.

5.1.5 Sanksi Pelanggaran Etika


1. Sanksi Sosial (Sanksi sosial bisa saja berupa teguran atau bahkan dikucilkan
dari kehidupan bermasyarakat).
2. Sanksi Hukum (Sanksi hukum bisa berupa hukum adat, hukum perdata dan
pidana).

5.1.6 Prinsip-Prinsip Etis Dalam Menggunakan Teknologi Infomasi


Tiga prinsip yang dapat membantu Anda untuk menentukan apakah suatu tindakan itu
etis atau tidak etis didalam dunia teknologi :
1. Jika semua orang bertindak dengan cara yang sama, masyarakat
secara keseluruhan akan diuntungkan.
2. Jangan memperlakukan orang sebagai alat untuk mencapai tujuan.
3. Jadilah pengamat yang tidak berat sebelah.

Ada beberapa pendekatan lain yang perlu diperhatikan untuk menerapkan prinsip yang
berhubungan dengan menghargai orang lain atau diri sendiri dalam menggunakan komputer :
1. Hormatilah diri sendiri
2. Hormatilah orang lain
3. Hormatilah sekolah Anda
4. Hormatilah perusahaan dan profesi Anda

Created By Fachruddin 27
5.1.7 Alasan Utama Minat Masyarakat yang Tinggi pada Etika Komputer
Menurut James Moore, terdapat tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada
etika komputer, yaitu :
1. Kelenturan Logika (Logical Malleability)
Kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita inginkan
(komputer akan bekerja seperti yang diilustrasikan oleh programernya).
2. Faktor Transformasi
Komputer bisa mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu.
Contoh : Kita bisa mengirimkan surat melalui fasilitas e-mail, yang bisa sampai
tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada.
3. Faktor Tidak Kasat Mata (Invisibility Factors)
Semua operasional internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang
membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat dan
penyalahgunaan yang tidak tampak.

5.2 HAK-HAK DAN KOMPUTER


Hak Asasi Manusia : Hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan
universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin
kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat, yang tidak
boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu-gugat oleh siapapun.
Hak asasi manusia meliputi : hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraan.

5.2.1 Hak Sosial dan Komputer


Deborah Johnson mengemukakan bahwa masyarakat memiliki hak sosial atas
komputer, yang meliputi :
1. Hak atas akses komputer
2. Hak atas keahlian komputer
3. Hak atas spesialis komputer
4. Hak atas pengambilan keputusan komputer

5.2.2 Hak Atas Informasi


Richard O. Masson mengklarifikasikan hak atas informasi yang meliputi, yaitu :
1. Hak atas privasi
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiaannya.

Created By Fachruddin 28
2. Hak atas akurasi
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh
sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai.
3. Hak atas kepemilikan
Hal ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk
program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau
disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut dipengadilan.
4. Hak atas akses
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus
melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut.
Contohnya : Kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di
Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk
kedalam kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan
sosial. Jasa informasi membuat kontrak tersebut dengan individu dan kelompok yang
menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output informasinya. Kontrak tersebut tidak tertulis
tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi.
Kontrak Sosial Jasa Informasi tersebut menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi orang lain.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan data.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.

5.2.3 Etika Teknologi Informasi di Perusahaan


Penerapan etika teknologi informasi dalam perusahaan harus dimulai dari dukungan
pihak manajemen puncak terutama pada Chief Information Officer (CIO).
Tindakan untuk mencapai operasi komputer yang etis dalam sebuah perusahaan
menurut Donn Parker menyarankan agar CIO mengikuti rencana sepuluh (10) langkah dalam
mengelompokkan perilaku dan menekankan standard etika yang berupa :
1. Formulasikan suatu kode perilaku.
2. Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti penggunaan
jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data komputer.
3. Jelaskan sanksi yang akan di ambil terhadap pelanggar, seperti teguran, penghentian
dan tuntutan.
4. Kenali perilaku etis.
5. Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram seperti pelatihan dan bacaan yang di
isyaratkan.
6. Promosikan undang-undang kejahatan komputer pada karyawan.

Created By Fachruddin 29
7. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis
informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-
program seperti audit etika.
8. Mendorong penggunaan program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika
dengan cara yang sama seperti perusahaan memperdulikan pemulihan bagi alkoholik atau
penyalahgunaan obat bius.
9. Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.
10. Berikan contoh.

5.3 DAMPAK PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI


5.3.1 Dampak Positif
Dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sebagai berikut :
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Industri dan Manufaktur
3. Bidang Bisnis dan Perbankan
4. Bidang Teknik dan Ilmu Pengetahuan
5. Bidang Penerbangan dan Kemiliteran
6. Bidang Kedokteran
7. Bidang Kriminalitas
8. Bidang Entertainment dan Permainan
9. Bidang Komunikasi Jaringan Global (Internet)
10. Bidang Pemerintahan.

5.3.2 Dampak Negatif


I Made Wiryana berpendapat bahwa potensi-potensi kerugian yang disebabkan
pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat menimbulkan dampak sebagai berikut :
1. Rasa Ketakutan
2. Keterasingan
3. Golongan miskin informasi dan minoritas
4. Pentingnya individu
5. Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani.
6. Makin rentannya organisasi
7. Dilanggarnya privasi
8. Pengangguran dan pemindahan kerja
9. Kurangnya tanggung jawab profesi
10. Kaburnya citra manusia.

Created By Fachruddin 30
5.3.3 Beberapa Langkah Strategis Untuk Mengurangi Dampak Buruk
Informasi juga dapat disalah gunakan, hal ini menimbulkan terjadi polusi informasi,
yaitu : Propagasi informasi yang salah dan pemanfaatan informasi (baik benar atau salah)
untuk mengendalikan hidup manusia tanpa atau dengan disadari merupakan suatu akibat dari
penyalahgunaan ini. Begitu juga informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan salah
persepsi terhadap yang menerima atau membacanya. Kesalahpahaman informasi akan
menyebabkan permasalahan dan dapat mengalami dampak buruk bagi masyarakat.
Untuk menghadapi masalah diatas I Made Wiryana menyampaikan beberapa langkah
strategis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut, antara lain :
1. Desain yang berpusat pada manusia.
2. Dukungan Organisasi.
3. Perencanaan Pekerjaan.
4. Pendidikan.
5. Umpan balik dan imbalan.
6. Meningkatkan kesadaran publik.
7. Perangkat Hukum.
8. Riset yang maju.

5.4 ISU-ISU POKOK ETIKA KOMPUTER


Berikut beberapa isu pokok etika komputer :
1. Kejahatan Komputer
Kejahatan yang ditimbulkan karena penggunaan komputer secara ilegal (Andi
Hamzah, 1998). Kejahatan yang dilakukan dengan komputer sebagai basis
teknologinya.
Contoh -> penyebaran virus, spam email, carding.
2. Cyber Ethics
 Internet sebagai perkembangan di bidang komputer à berkomunikasi secara
langsung à peluang baru untuk berbisnis
 Permasalahan : pengguna berasal dari berbagai negara, hidup dalam dunia
anonymouse,
 Aturan dan Prinsip à Nettiquette/netiket (berdasar IETF (The Internet Engineering
Task Force)
 Diperlukan adanya aturan tak tertulis à Netiket, Emoticon.
3. E-commerce
 Model perdagangan elektronik
 Sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan
internet

Created By Fachruddin 31
 Namun juga menimbulkan beberapa permasalahan seperti masalah pajak,
perlindungan konsumen, pemalsuan tandatangan digital.
4. Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual
 Informasi berbentuk digital sehingga mudah untuk disalin.
 Menimbulkan keuntungan tapi juga menimbulkan permasalahan
 Contoh : pembajakan perangkat lunak, softlifting, penjualan CD ilegal, penyewaan
perangkat lunak ilegal.

5. Tanggung Jawab Profesi


 Munculnya kode etik profesi untuk memberikan gambaran adanya tanggungjawab
bagi para pekerja di bidang komputer untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara
profesional dengan baik.
 Organisasi profesi di bidang komputer di Indonesia à IPKIN (Ikatan Profesi
Komputer dan Informatika) à sejak tahun 1974

5.4.1 HUBUNGAN ANTARA ISU ETIKA, SOSIAL DAN POLITIK PADA


MASYARAKAT INFORMASI
Hubungan antara isu etika, sosial, dan politik pada masyarakat informasi dapat dilihat
pada gambar berikut :

ISSUE POLITIK Hak Kepemilikan


Hak Informasi
dan Kewajiban dan Kewajiban
ISSUE SOSIAL

ISSUE ETIKA

SISTEM DAN
TEKNOLOGI
INFORMASI

INDIVIDU

MASYARAKAT

Tanggung Jawab
KEBIJAKAN Sistem Mutu
dan Kontrol
Mutu Hidup
(Quality of Life)

Gambar 1 : Hubungan antara issue etika, sosial, politik pada masyarakat informasi

Created By Fachruddin 32
Keterangan :
a. Hak Informasi dan Kewajiban : Hak individu dan organisasi. Hak dan kewajiban individu
dan organisasi mengenai informasi.
b. Hak Kepemilikan dan Kewajiban : Cara HAKI diproteksi pada masyarakat digital yang
pelanggarannya sulit ditelusuri dan mengabaikannya mudah.
c. Tanggung jawab dan Kontrol : Bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan/kesalahan
yang berakibat pada individu dan informasi kolektif dan hak kepemilikan.
d. Mutu Sistem : Standar dari data dan mutu sistem yang dibutuhkan untuk memproteksi
hak individu dan keselamatan masyarakat.
e. Mutu Hidup : Nilai yang harus dilindungi dalam informasi dan masyarakat yang
knowledge-based. Institusi yang harus diproteksi dari pelanggaran. Nilai dan praktek
budaya didukung oleh teknologi informasi.

Created By Fachruddin 33
BAB VI
INTERNET DAN CYBERCRIME

6.1 INTERNET DAN ETIKA


Sejak awal peradaban, manusia selalu termotivasi memperbaharui teknologi yang ada.
Hal ini merupakan perkembangan yang hebat dan terus mengalami kemajuan. Dari semua
kemajuan yang signifikan yang dibuat oleh manusia sampai hari ini, mungkin hal yang
terpenting adalah perkembangan internet.

6.1.1 Perkembangan Internet


Internet (Interconection Networking) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan
komputer diseluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang bisa
saling mengakses. Dengan internet tersebut, satu komputer dapat berkomunikasi secara
langsung dengan komputer lain diberbagai belahan dunia.
Alasan mengapa era ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai aspek
kehidupan, yaitu :
a. Informasi pada internet bisa diakses 24 jam dalam sehari
b. Biaya murah dan bahan gratis
c. Kemudahan akses informasi dan melakukan transaksi
d. Kemudahan membangun relasi dengan pelanggan
e. Materi dapat di up-date dengan mudah
f. Pengguna internet telah merambah ke segala penjuru

6.1.2 Karakteristik Dunia Maya

Internet identik dengan cyberspace atau dunia maya. Dysson (1994) cyberscape
merupakan suatu ekosistem bioelektronik di semua tempat yang memiliki telepon, kabel
coaxial, fiber optic atau elektomagnetik waves. Hal ini berarti bahwa tidak ada yang tahu pasti
seberapa luas internet secara fisik.
Karakteristik dunia maya ( Dysson : 1994 ) sebagai berikut :
a. Beroperasi secara virtual / maya.
b. Dunia cyber selalu berubah dengan cepat.
c. Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial.
d. Orang-orang yang hidup dalam dunia maya tersebut dapat melaksanakan aktivitas
tanpa harus menunjukkan identitasnya.
e. Informasi di dalamnya bersifat public.

Created By Fachruddin 34
6.1.3 Pentingnya Etika di Dunia Maya
Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat
tersendiri. Surat menyurat yang dulu dilakukan secara tradisional (merpati pos atau kantor
pos) sekarang bisa dilakukan hanya dengan duduk dan mengetik surat tersebut di depan
komputer.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut:
a. Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya,
bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
b. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang
tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
c. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang
untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan
melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
d. Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan
memungkinkan masuknya “penghuni” baru didunia maya tersebut.

6.1.4 Netiket
Netiket atau Nettiquette, adalah etika dalam berkomunikasi menggunakan internet.
Contoh penerapan Netiket sebagai berikut :
a. Netiket pada one to one communications
Yang dimaksud dengan one to one communications adalah kondisi dimana komunikasi
terjadi antarindividu “face to face” dalam sebuah dialog.

Gambar 2 : One to One Communications


b. Netiket pada one to many communications
Konsep komunikasi one to many communications adalah bahwa satu orang bisa
berkomunikasi kepada beberapa orang sekaligus. Hal itu seperti yang terjadi pada
mailing list dan net news.

Gambar 3 : One to Many Communications

Created By Fachruddin 35
c. Information services
Pada perkembangan internet, diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang
disebut layanan informasi (information service). Berbagai jenis layanan ini antara lain
seperti Gropher, Wais, Word Wide Web (WWW), Multi-User Dimensions (MUDs),
Multi-User Dimensions which are object Oriented (MOOs).

6.2 CYBERCRIME
6.2.1 Konsep Dasar Cybercrime
Pengertian Cybercrime (Kriminalitas Cyber)
Adalah : Tindak pidana criminal yang dilakukan pada teknologi internet
(cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum didalam cyberspace ataupun
kepemilikan pribadi dengan memanfaatkan teknologi komputer.
Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan
Jenis kejahatan “konvensional” :
1. K. kerah biru (blue collar crime) : Pencurian, penipuan, pembunuhan.
2. K. kerah putih (white collar crime) : Kejahatan koorporasi, birokrat, malpraktek.
A. Menurut motifnya, kejahatan di internet dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Motif Intelektual : Kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan diri pribadi dan
menunjukan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan
mengimplementasikan.
2. Motif Ekonomi, Politik dan Kriminal : Kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan
pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan
politik pada pihak lain.
B. Kejahatan komputer juga dapat ditinjau dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Komputer sebagai intrumen untuk melakukan kejahatan tradisional.
2. Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, dimana data-data didalam
komputer yang menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus atau
diduplikasi secara tidak sah.
3. Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data.
4. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan hak akses dengan cara-cara yang illegal
(unauthorized acquisition, disclosure or use of information and data)
Menurut Bainbridge (1993) membagi beberapa kejahatan dengan menggunakan sarana
komputer, yaitu :
1. Memasukkan intruksi yang tidak sah.
2. Perubahan data input.
3. Perusakan data, hal ini terjadi terutama pada data output.
4. Komputer sebagai pembantu kejahatan.

Created By Fachruddin 36
5. Akses tidak sah terhadap sistem komputer atau yang dikenal dengan hacking.
Bernstein (1996) mengungkapkan bahwa ada beberapa keadaan di internet yang dapat
terjadi sehubungan lemahnya sistem keamanan antara lain :
1. Password seseorang dicuri ketika terhubung ke sistem jaringan dan ditiru atau
digunakan oleh si pencuri.
2. Jalur komunikasi disadap dan rahasia perusahaan pun dicuri melalui jaringan
komputer.
3. Sistem informasi dimasuki (penetrated) oleh pengacau (intruder).
4. Server jaringan dikirim data dalam ukuran sangat besar (email bomb) sehingga sistem
menjadi macet.
Selain itu ada tindakan menyangkut masalah keamanan berhubungan dengan
lingkungan hukum yaitu :
1. Kekayaan intelektual (intellectual property) dibajak.
2. Hak cipta dan paten dilanggar dengan melakukan peniruan dan atau tidak membayar
royalti.
3. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan teknologi tertentu.
4. Dokumen rahasia disiarkan melalui mailing list atau bulletin.
5. Pegawai menggunakan internet untuk tindakan a-susila seperti pornografi.

6.2.2 Karakteristik Unik dari Cybercrime


1. Ruang lingkup kejahatan
Cybercrime sering dilakukan secara transnasional, melintasi batas antar negara sehingga
sulit dipastikan yuridiksi hukum negara mana yang berlaku terhadapnya. Karakteristik di
internet dimana orang dapat berlalu lalang tanpa identitas (anonymous) sangat
memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas kejahatan yang tak tersentuh hukum.
2. Sifat kejahatan
Sifat kejahatan di dunia maya adalah non-violence yaitu tidak menimbulkan kekacauan
yang mudah terlihat. Jika kejahatan konvensional seringkali menimbulkan kekacauan,
maka kejahatan di internet bersifat sebaliknya. Sehingga ketakutan atas kejahatan (fear
of crime) tersebut tidak mudah timbul meskipun bisa saja kerusakan yang
diakibatkannya dapat saja lebih dahsyat dari kejahatan lain.
3. Pelaku kejahatan
Jika pelaku kejahatan konvensional mudah di identifikasi dan memiliki tipe tertentu,
maka pelaku cybercrime bersifat lebih universal meski memiliki ciri khusus yaitu
kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta
aplikasinya.

Created By Fachruddin 37
4. Modus operandi kejahatan
Keunikan dari kejahatan ini adalah penguasaan teknologi informasi dalam modus
operandi.
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Kerugian yang ditimbulkan dari kejahatan ini dapat bersifat material maupun non-
material, seperti : waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat, dan bahkan
sampai kerahasiaan informasi. Cybercrime juga berpotensi menimbulkan kerugian pada
banyak bidang seperti politik, ekonomi dan sosial budaya.

6.2.3 Jenis Cybercrime


1. Berdasarkan Jenis Aktivitasnya
a. Unauthorized Access.
Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan
komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem
jaringan komputer yang dimasukinya.
Probing dan Port Scanning merupakan contoh dari kejahatan ini.
Aktivitas “Port scanning” atau “probing” dilakukan untuk melihat servis-servis apa
saja yang tersedia di server target.
b. Illegal Contents
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap
melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
c. Penyebaran Virus Secara Sengaja
Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang
yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian
dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya (Virus Mellisa, Sircam, I Love You).
d. Data Forgery
Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang ada di Internet.
e. Cyber Espionage, Sabotage and Extortion
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki sistem jaringan komputer
pihak sasaran.
Selanjutnya, sabotage and extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan
dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data,
program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.

Created By Fachruddin 38
f.Cyberstalking
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan
tersebut menyerupai terror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan
media internet.
g. Carding
Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang
lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
h. Hacking dan Cracking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk
mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan
kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya
untuk memiliki kemampuan penguasaan sistem di atas rata-rata pengguna. Jadi,
hacker memiliki konotasi yang netral.
Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan
virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
i. Typosquatting and Cybersquatting
Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip dengan nama
domain orang lain.
Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain
nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan
tersebut dengan harga yang lebih mahal.
j. Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling
sering terjadi adalah pembajakan perangkat lunak (Software Piracy).
k. Cyber Terorism
Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.

2. Berdasarkan Motif Kegiatannya


a. Sebagai tindakan murni kriminal
Kejahatan yang murni merupakan tindak criminal yang dilakukan karena motif
kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana
kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding.
b. Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”
Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam “wilayah abu-abu” cukup sulit
menentukan apakah itu merupakan tindakan criminal atau bukan, mengingat motif

Created By Fachruddin 39
kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat kejahatan. Contoh : probing atau
portscanning.

3. Berdasarkan Sasaran Kejahatannya


a. Menyerang Individu (Against Person)
Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu
yang memiliki sifat atau criteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.
Beberapa contoh kejahatan ini antara lain : Pornografi, Cyberstalking, Cyber
Tresspass.
b. Menyerang Hak Milik (Against Property)
Cybercrime yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain.
Contoh: carding, cybersquatting, typosquatting, hijacking, data forgery.
c. Menyerang Pemerintah (Against Government)
Cybercrime ini dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah.

6.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Cyber Crime


1. Faktor Politik
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Sosial Budaya
6.2.5 Dampak Cybercrime
1. Dampak Cybercrime Terhadap Keamanan Negara
a. Kurangnya kepercayaan dunia terhadap Indonesia
b. Berpotensi menghancurkan negara
2. Dampak Cybercrime Terhadap Keamanan Dalam Negeri
a. Kerawanan sosial dan politik yang ditimbulkan dari Cybercrime antara lain isu-isu
yang meresahkan, memanipulasi simbol kenegaraan, dan partai politik dengan
tujuan untuk mengacaukan keadaan agar tercipta suasana yang tidak kondusif.
b. Munculnya pengaruh negative dari maraknya situs-situs porno yang dapat diakses
bebas tanpa batas yang dapat merusak moral bangsa.
6.2.6 Strategi Penanggulangan Cybercrime
1. Strategi Jangka Pendek
a. Penegakan hukum pidana
Merupakan salah satu manisvestasi untuk membuat hukum tidak hanya sebagai
barang rongsokan yang tak berguna.
b. Mengoptimalkan Undang-Undang khusus lainnya
Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjerat pelaku cybercrime
sehingga sepak terjang mereka semakin sempit.
c. Rekruitment aparat penegak hukum

Created By Fachruddin 40
Diutamakan dari masyarakat yang menguasai dunia komputer dan internet disamping
kemampuan lain yang dipersyaratkan.
2. Strategi Jangka Menengah
a. Cyber police
Merupakan orang-orang khusus yang dilatih dan di didik untuk melakukan
penyidikan cybercrime. Pola pembentukan cyber police merupakan bagian dari upaya
reformasi kepolisian.
b. Kerjasama internasional
Kerjasama kepolisian internasional perlu di tindak lanjuti untuk melakukan
penegakan hukum, karena kejahatan modern sudah melintasi batas-batas negara yang
dilakukan berkat dukungan teknologi, sistem komunikasi dan transportasi. Kerjasama
internasional dapat menunjukkan adanya sistem kepolisian yang terbuka dan
mendapatkan keuntungan dalam kerjasama mengatasi penjahat-penjahat internasional
yang masuk melintasi hukum Indonesia.
3. Strategi Jangka Panjang
a. Membuat UU cyber crime
Tujuannya untuk pemberatan atas tindakan pelaku agar dapat menimbulkan efek jera
dan mengatur sifat khusus dari sistem pembuktian, selain itu juga untuk
mempermudah aparat penegak hukum dalam penegakan hukum.
b. Membuat perjanjian bilateral
Menjalin hubungan bilateral diperlukan dalam menanggulangi cyber crime yang tidak
ada batasan waktu dan tempat.

Created By Fachruddin 41
BAB VII
PRIVACY, ACCURACY, PROPERTY, ACCESSIBILITY

7.1 SEKILAS TENTANG INFORMASI


Informasi bersumber kepada data dan diolah untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas dan bernilai. Nilai informasi dapat ditentukan dari manfaat dan biaya untuk
mendapatkan informasi tersebut sedangkan kualitas informasi tersebut tergantung tiga hal
yaitu: Informasi harus akurat (accurate), Informasi harus tepat waktu (timeliness), Informasi
harus bermanfaat (relevation). Berikut pengertian informasi menurut ahli :
Informasi berarti data yang telah dibentuk kedalam suatu format yang mempunyai arti
dan berguna bagi manusia. Sebaliknya, data merupakan sekumpulan baris fakta yang
mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau pada lingkungan fisik sebelum diolah
kedalam suatu format yang dapat difahami dan digunakan orang (C. Laudon dan P. Laudon,
2010 ; 46).
Kapan Etika dan Profesionalisme harus diterapkan?
Ada 4 (empat) isu etika di era informasi pada umumnya yaitu : privacy, accuracy, property,
dan accessibility.

7.2 EMPAT ISU ETIKA DI ERA INFORMASI


1. Privacy (Kerahasiaan)
2. Accuracy (Ketepatan)
3. Property (Kepemilikan)
4. Accessibility (Hak Akses)

7.2.1 Privacy (Kerahasiaan)


A. Konsep Dasar Privacy
Berikut pengertian privacy menurut beberapa ahli :
“Kemampuan seseorang untuk mengatur informasi mengenai dirinya sendiri” (Craig
van Slyke dan France Bélanger)
“Hak dari masing-masing individu untuk menentukan sendiri kapan, bagaimana, dan
untuk apa penggunaan informasi mengenai mereka dalam hal berhubungan dengan
individu lain” (Alan Westin).

Sedangkan Privacy menurut UU Teknologi Informasi Ayat 19 “Privasi adalah hak


individu untuk mengendalikan penggunaan informasi tentang identitas pribadi baik
oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya”.

Created By Fachruddin 42
B. 2 Bagian Privacy
1. Privasi Fisik
Hak seseorang untuk mencegah seseorang yang tak dikehendaki terhadap waktu,
ruang, properti (hak milik).
2. Privasi Informasi
Adalah hak individu untuk menentukan kapan, bagaimana, dan apa saja informasi
pribadi yang ingin dikomunikasikan dengan pihak lain.
Sebuah informasi harus aman, dalam arti hanya diakses oleh pihak–pihak yang
berkepentingan saja sesuai dengan sifat dan tujuan dari informasi tersebut.

C. Kebebasan dan Hukuman Pidana Pelanggaran Hak Privacy


Bebas adalah “hak asasi manusia yang paling dasar dimana masih adanya keterikatan
terhadap aturan–aturan atau norma–norma yang berlaku dimana tempat itu berada”.
Kebebasan memperoleh informasi merupakan “Kegiatan mempromosikan keterbukaan
dengan cara memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk mengakses informasi
tersebut”.
Hukuman dan Pidana Pelanggaran Haks Privacy diatur dalam Pasal 29 UU Teknologi
Informasi “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memanfaatkan
Teknologi Informasi untuk mengganggu hak privasi individu dengan cara
menyebarkan data pribadi tanpa seijin yang bersangkutan, dipidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun”.

D. Privacy di Indonesia
 Pengguna Internet di Indonesia masih jauh dari kesadaran akan pentingnya privasi
data mereka di Internet, hal ini akan menjadi obyek yang berbahaya bagi kejahatan
kerah putih dari luar negeri
 Belum adanya hukum di dunia Internet (Cyber Law) mengakibatkan masih
banyaknya ketidakpastian akan hukum bagi perlindungan privasi bagi pengguna
Internet di Indonesia

E. Contoh Studi Kasus Security VS Invasi Privacy dan beberapa pandangan dalam
penyelesaiannya :
 Pekerjaan Anda : database administrator di ISP. Anda bertugas mengamati trafik
pengguna.
 Data : log web akses
 Problem : Apakah Anda dibenarkan mereview akses data sehingga Anda
mengetahui hal-hal yang dilakukan pengguna ?

Created By Fachruddin 43
 Konservatif :
Anda dipercayai menjaga informasi sensitif para pengguna ISP. Jangan lukai
kepercayaan itu.
 Liberal :
Tugas Anda untuk menjaga keamanan. Jika pengguna mengakses situs ilegal,
perusahaan Anda akan beresiko.
 Kesimpulan: Tips! Cek perjanjian dengan customer, apakah Anda legal
melakukannya. Demi keseimbangan antara sekuriti dan privacy.
7.2.2 Accuracy (Keakuratan)
Dengan menggunakan  komputer  kita dapat memperoleh informasi dari berbagai
macam sumber yang bisa membantu kita dalam proses belajar mengajar dengan cara mencari
informasi yang berkualitas sesuai dengan teori yang kita pelajari.
Authenticity, fidelity, dan akurasi pengumpulan dan pengolahan informasi.
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem
informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan,
dan bahkan membahayakan.
• Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh
Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan
pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya.
Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan,
keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan antara accuracy dan informasi :


1. Informasi yang dihasilkan benar-benar akurat, data yang dimasukkan dan proses yang
digunakan didalam sistem harus benar sesuai dengan kenyataan atau proses harus sesuai
dengan perumusan-perumusan yang sesuai.
2. Informasi yang diberikan harus benar, terotentikasi, tepat, akurat, dan bertanggung
jawab karena apa yang Anda informasikan bisa jadi merupakan bahan referensi dalam
membuat keputusan.
3. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan
harus jelas mencerminkan maksudnya.

A. Data Tanpa Integritas = Data Terkontaminasi


Memberbaiki data dengan pembersihan tidak sulit.
Tapi mahal.
Perlu specialist.

Created By Fachruddin 44
B. Contoh Kasus / Masalah dan beberapa pandangan dalam penyelesaiannya :
Problem : Anda mendapat tugas memasukkan data dan menggambar grafik untuk
laporan keuangan. Bos Anda meminta untuk menghapus tampilan yang rendah, karena
akan menyebabkan laporan akan jelek secara keseluruhan.
 Konservatif :
Merubah data akan menyebabkan masalah-masalah lain yang berkelanjutan. Tolak
permintaan bos Anda dan jelaskan bahwa Anda tidak ingin terlibat dalam masalah
hukum.
 Liberal:
Itu adalah hak prerogatif bos Anda. Pastikan saja bahwa itu tidak membuat data
menjadi tidak akurat, dengan hanya membatasi laporan. Jangan terjebak dalam
merubah atau menghapus data.
 Kesimpulan:
Sayangnya hal ini sering terjadi. Tidak melaporkan sesi data tertentu lebih baik
daripada merubah data. Selalu ingat hukum dan etika profesional Anda. Karena apa
yang Anda lakukan akan menjadi bahan pijakan suatu keputusan.

7.2.3 Property (Kepemilikan)


Debat dalam isu-isu etik dalam dunia maya adalah soal kepemilikan informasi, dimana
salah satu filosofi lahirnya internet adalah kebebasan dalam informasi, sehingga jika informasi
kemudian menjadi milik segelintir orang, atau pihak, ini menjadi perdebatan tentang etika
dalam dunia maya. Misalnya saja kita baicara tentang sharing file musik yang dilindungi hak
cipta  melalui format MP3,a tau film-film melalui BitTorent.  Saling bertukar file melalui
dunia maya dianggap melanggar hukum. Hal yang sama juga diperdebatkan adalah soal
kepemilikan software, apakah software itu harus membayar lisensi karena termasuk Kekayaan
Intelektual (Intellectual Property Rights) atau dia bisa diakses oleh siapa saja melaui open
source.
• Siapa pemilik informasi?
Bagaimana harganya?
Siapa channel atau bagaimana informasi itu mengalir?
Siapa yang boleh mengakses?

Sebuah informasi mungkin memerlukan harga yang tinggi untuk memproduksinya.


Sekali diproduksi secara digital, maka ia mudah direproduksi dan didistribusikan, tanpa
merusak produk aslinya.

Created By Fachruddin 45
Kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Perlindungan terhadap hak
property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual). Perlindungan Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu :
1. Hak Cipta (copyright),
 Hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian kekayaan
intelektual tanpa seijin pemegangnya.
 Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto,
film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor.
2. Paten,
 Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling
sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan
sangat berguna.
3. Rahasia Perdagangan (trade secret).
 Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau
kontrak.
 Penandatangan kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut
untuk diserahkan pada orang lain atau dijual.

7.2.4 Accessibility (Hak Akses)


Hak untuk mengakses informasi dan pembayaran fee untuk akses informasi tersebut.
Berhubungan dengan informasi apa yang dapat diperoleh orang seseorang atau organisasi, dan
dalam kondisi seperti apa. Hak akses ini erat hubungannya dengan privasi dan sekuriti.
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan.
Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap
informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk
semua pihak.

Created By Fachruddin 46
BAB VIII
UNDANG-UNDANG HAK CIPTA DAN PERLINDUNGAN TERHADAP
PROGRAM KOMPUTER

8.1 UNDANG-UNDANG HAK CIPTA (UUHC)


8.1.1 Sejarah UUHC di Negara Republik Indonesia
Indonesia telah memiliki Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) yang memberikan
perlindungan atas kekayaan intelektual, termasuk didalamnya program-program komputer.
UUHC tersebut bahkan telah beberapa kali disempurnakan, yaitu mulai UU No. 6/1982 yang
kemudian disempurnakan pada UU No. 7/1987, kemudian UU No. 12/1997 dan yang terakhir
adalah UU No. 19/2002.

8.1.2 Konsep Dasar Hak Cipta


Hak Cipta : Merupakan Hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Hak cipta yang dimaksud pada undang-undang ini terdiri atas Hak Ekonomi (economic
rights) dan Hak Moral (moral rights).
Hak Ekonomi : Hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak
terkait.
Hak Moral : Hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan
atau dihapus tanpa alasan apapun walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.

8.1.3 Beberapa Hal yang Berkaitan Dengan UUHC


1. Pengertian Pencipta, Ciptaan dan Pemegang Hak Cipta.
Pencipta : Seseorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama atas inspirasinya
melahirkan suatu ciptaan berdsarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan atau keahlian yang dituangkan kedalam bentuk yang khas dan bersifat
pribadi.
Ciptaan : Hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan
ilmu pengetahuan, seni atau sastra.
Pemegang Hak Cipta : Pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima
hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak
yang menerima hak tersebut.

Created By Fachruddin 47
2. Fungsi dan Sifat Hak Cipta
Hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan.
3. Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya Tidak Diketahui
Hak cipta atas ciptaannya yang tidak diketahui penciptanya seperti karya peninggalan
prasejarah, sejarah, benda budaya nasional lainnya, folklor dan hasil kebudayaan rakyat
yang menjadi milik bersama dimiliki oleh negara.
4. Jenis Ciptaan yang dilindungi
Dalam Undang-undang ini, ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra.
5. Beberapa Hal yang tidak memiliki Hak Cipta
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara.
b. Peraturan perundangan-undangan.
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah.
d. Putusan pengadilan atau penetapan Hakim.
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
6. Beberapa Hal yang tidak dianggap Hak Cipta
a. Pengumuman dan atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan menurut
sifatnya yang asli.
b. Pengumuman dan atau perbanyakan segala sesuatu yang di umumkan dan atau
diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali apabila hak cipta itu dinyatakan
dilindungi.
c. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita,
lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain dengan ketentuan
sumbernya harus disebutkan secara lengkap.
UUHC juga mencatat beberapa hal yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta, yaitu :
dalam pemakaiannya untuk keperluan-keperluan sosial dan non komersial dengan
syarat bahwa sumbernya harus disebutkan terlebih dahulu dan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pencipta.
7. Masa Berlaku Hak Cipta
a. Hak cipta atas ciptaan buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain, drama atau
drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, lagu atau mudik berlaku
seumur hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah
pencipta meninggal dunia.
b. Hak cipta tas ciptaan program komputer, sinematografi, fotografi, database, dan karya
hasil pengalihwujudan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.

Created By Fachruddin 48
8. Ketentuan Pidana
a. Hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya
sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan seperti mengumumkan atau
memperbanyak hak tersebut tanpa seizin pemegangnya.
b. Dalam pengertian “mengumumkan atau memperbanyak”, termasuk didalamnya
kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,
menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan
kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ciptaan kepada
public melalui sarana apapun.
c. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud diatas, dapat dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat
1 bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 atau pidana penjara paling lama
7 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000.
d. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.

8.2 PERLINDUNGAN UUHC TERHADAP KARYA CIPTA PROGRAM KOMPUTER


Beberapa pasal dari Undang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002 yang berhubungan
dengan perlindungan terhadap program-program komputer, yaitu :
a. Pasal 1 ayat 8, tentang defenisi program komputer.
b. Pasal 2 ayat 2, tentang pemegang hak cipta atas program komputer.
c. Pasal 12 ayat 1a, tentang ciptaan yang dilindungi termasuk database dan
pengalihwujudan.
d. Pasal 15 ayat 1g, tentang pembuatan salinan cadangan program komputer.
e. Pasal 30 ayat 1, tentang masa berlakunya suatu hak cipta atas program komputer.
f. Pasal 72 ayat 3, tentang sanksi pidana pelanggaran hak cipta program komputer.

8.3 PENDAFTARAN HAK CIPTA DAN UUHC


Beberapa pasal dari UUHC No. 19/2002 yang terkait dengan pendaftaran Hak Cipta ;
Pasal 35
Ayat 1 : Direktorat Jenderal meneyelenggarakan pendaftaran, ciptaan dan dicatat dan dicatat
dalam Daftar Umum Ciptaan.
Ayat 2 : Daftar Umum Ciptaan tersebut dapat di lihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya.
Ayat 3 : Setiap orang dapat memperoleh untuk dirinya sendiri suatu petikan dari Dftar Umum
Ciptaan tersebut dengan dikenai biaya.

Created By Fachruddin 49
Ayat 4 : Ketentuan tentang pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak merupakan
kewajiban untuk mendapatkan Hak Cipta.
Pasal 36
Pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan tidak mengandung arti sebagai
pengesahan atas isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang didaftar.
Pasal 37
Ayat 1 : Pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan dilakukan atas permohonan yang
diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau kuasa.
Ayat 2 : Permohonan diajukan kepada direktorat jenderal dengan surat rangkap 2 (dua) yang
ditulis dalam bahasa Indonesia dan disertai contoh ciptaan atau penggantinya dengan
dikenai biaya.
Ayat 3 : Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, direktorat jenderal akan
memberikan keputusan paling lama 9 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya
permohonan secara lengkap.
Ayat 4 : Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah konsultan yang terdaftar pada
direktorat jenderal.
Ayat 5 : Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara untuk dapat diangkat dan terdaftar
sebagai konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat 4diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.

8.4 PELANGGARAN HAK CIPTA


Microsoft Coorporation sebagai sebuah perusahaan perangkat lunak raksasa dunia
mengelompokkan 5 macam bentuk pembajakan perangkat lunak seperti dibawah ini :
a. Memasukkan perangkat lunak ilegal keharddisk.
b. Softlifting : Terjadi jika sebuah lisensi dipakai melebihi kapasitas penggunaan seperti yang
tercantum dalam lisensi tersebut.
c. Penjualan CD ROM ilegal.
d. Penyewaan perangkat lunak ilegal.
e. Downloading ilegal : Melakukan download terhadap sebuah program komputer dari
internet dengan tidak mematuhi kaidah yang tertera pada lisensi download.

Tahun 2001, Bussiness Software Alliance (BSA) mengadakan survei pembajakan


perangkat lunak dari 65 negara, dan hasilnya Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar
dunia setelah Vietnam dan Cina, dengan tingkat pembajakan sebesar 89%.

Created By Fachruddin 50
Beberapa alasan yang menyebabkan maraknya tingkat pelanggaran terhadap hak
cipta perangkat lunak di Indonesia antara lain :
a. Perangkat lunak bajakan lebih murah dibandingkan dengan membeli lisensi.
b. Data-data yang dimuat dalam format digital memudahkan pemakainya melakukan
penyalinan pada data-data dari satu media ke media lain.
c. Adanya kecenderungan manusia untuk selalu mencoba sesuatu yang baru (downloading
illegal).
d. Belum adanya perangkat undang-undang yng mampu menjerat seseorang secara lebih
tegas ketika orang tersebut diketahui menyebarluaskan dan atau menggunakan perangkat
lunak secara ilegal, (Indonesia telah memiliki UUHC namun belum menempati peran
strategis didalam pelaksanaannya).
e. Kurangnya masyarakat untuk menghargai hasil ciptaan orang lain dan kurangnya
kesadaran hukum masyarakat.

8.5 UPAYA MENGATASI PELANGGARAN HAK CIPTA


a. Solusi pertama untuk mengatasi maraknya pelanggaran hak cipta tentunya berawal dari
membangun budaya masyarakat untuk menghargai hasil karya orang lain.
b. Solusi kedua adalah bahwa pemerintah, baik dari instansi-instansi terkait, jajaran penegak
hukum dan segenap lapisan masyarakat hendaknya sepakat untuk secara bersama-sama
memerangi pembajakan terhadap karya-karya intelektual karena pembajakan karya
intelektual merupakan perbuatan yang merugikan perekonomian bangsa.
Dalam perkembangannya, para pengguna komputer sekarang telah mempunyai pilihan
lain selain menggunakan program keluaran Microsoft yang komersial, yaitu dengan
menggunakan berbagai jenis program yang memiliki Lisensi Open Source.
Lisensi Open Source adalah lisensi dimana setiap orang yang menggunakan perangkat lunak
diperbolehkan membuat salinan tak terbatas, menjual atau bahkan memberikan program
komputer secara bebas tanpa ada kewajiban untuk membayar kepada siapapun. Lisensi Open
Source tidak memerlukan royalti atau biaya apapun untuk pendistribusian program Open
Source.

Created By Fachruddin 51
BAB IX
ETIKA BISNIS DAN
HUKUM PERDAGANGAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

9.1 KONSEP DASAR ETIKA BISNIS


Etika bisnis adalah “Penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada wilayah pelaku
manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis”.
Secara konkret etika sering terfokuskan pada perbuatan. Bisa dikatakan juga bahwa
teori etika membantu kita untuk menilai keputusan etis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Etika Bisnis :
1. Pengendalian diri.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility).
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang-ambing dalam pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalingkong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan pengusaha
kebawah.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.

Bisnis modern merupakan realistas yang yang amat kompleks. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Guna menjelaskan kekhususan aspek etis ini,
dalam suatu pendekatan pertama kita membandingkan dulu dengan aspek-aspek lain, terutama
aspek ekonomi dan hukum. Sebab, bisnis sebagai kegiatan social dapat disoroti sekurang
kurangnya dari tiga sudut pandang yang berbeda tetapi tidak selalu mungkin dipisahkan ini :
sudut pandang ekonomi, hukum, dan etika.
1. Sudut Pandang Ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis Yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar-menukar,
jual-beli, memproduksimemasarkan, bekerja-memperkerjakan, dan bertinteraksi dengan
orang lain lainnya, dengan maksud memperoleh untung. Dipandang dari sudut

Created By Fachruddin 52
ekonomis, good bussines atau bisnis yang baik adalah bisnis yang membawa banyak
untung. Orang bisnis selalu akan berusaha membuat bisnis yang baik (dalam arti itu).
2. Sudut Pandang Moral
Disamping aspek ekonomi dari bisnis, di sini tampak aspek lain : aspek moral. Selalu
ada kendala etis bagi perilaku kita, termasuk juga perilaku ekonomis. Tidak semuanya
bisa kita lakukan untuk mengejar tujuan kita (di bidang bisnis : mencari keuntungan)
boleh kita lakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Bisnis
yang baik (good bussines) bukan saja bisnis yang baik secara moral.
3. Sudut pandang hukum
Tidak diragukan, bisnis terikat juga oleh hukum. “Hukum dagang” atau “Hukum bisnis”
merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dari segi norma, hukum lebih jelas
dan pasti dibandingkan etika. Karena hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi
tertentu, bila terjadi pelanggaran. Hukum dan etika kerap kali tidak bisa dilepaskan satu
sama lain. Memang benar, ada hal-hal yang diatur oleh hukum tidak mempunyai
hubungan langsung dengan etika. Tetapi ada juga ada perilaku dalam segi moral penting,
tetapi tidak diatur menurut hukum.
Untuk bisnis, sudut pandang hukum tentupenting. Bisnis harus mentaati hukum dan
peraturan yang berlaku. “Bisnis yang baik” antara lain berarti juga bisnis yang patuh
pada hukum. Disamping hukum, kita membutuhkan etika juga. Kita memerlukan norma
moral yang menetapkan apa yang etis dan tidak etis untuk dilakukan. Pada taraf
normatif  etika mendahului hukum. Jika secara moral suatu perilaku ternyata salah,
kemungkinan besar (walaupun tidak pasti) perilaku itu melanggar hukum juga.

Dapat disimpulkan, supaya patut disebut good bussines, tingkah laku bisnis harus
memenuhi syarat-syarat dari semua sudut pandang tadi. Memang benar bisnis yang ekonomis
tidak baik (jadi, tidak membawa untung) tidak pantas disebut bisnis yang baik. Bisnis tidak
pantas disebut good bussines kalau tidak baik dari sudut pandang etika dan hukum juga.
Dalam hal ini penting aspek hukum lebih mudah diterima, sekurang-kurang pada taraf teoritis
(walaupun dalam praktek barangkali sering dilanggar).

Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnis pun dapat dijalankan pada tiga taraf :
1. Taraf Makro.
Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi sebagai keseluruhan.
2. Taraf Meso (Madya atau Menegah)
Etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang organisasi. Organisasi di sini terutama
berarti perusahaan, tapi bisa juga serikat buruh, lembaga konsumen, perhimpunan
profesi dan lain-lain.

Created By Fachruddin 53
3. Taraf Mikro.
yang difokuskan adalah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis. Di sini
dipelajari tanggung jawab etis dari karyawan dan majikan, bawahan dan manajer,
produsen dan konsumen, pemasok dan investor.

9.2 PRO KONTRA REGULASI AKTIFITAS DI INTERNET


Dampak negatif yang serius karena berkembangnya teknologi informasi terutama
teknologi internet harus segera ditangani dan ditanggulangi dengan segala perangkat yang
mungkin termasuk perangkat perundangan yang bisa mengendalikan kejahatan dibidang
teknologi informasi. Sudah saatnya bahwa hukum yang ada harus bisa mengatasi
penyimpangan penggunaan perangkat teknologi informasi sebagai alat bantunya, terutama
kejahatan di internet (cybercrime) dengan menerapkan hukum siber (cyberlaw).
Cyberlaw yang mengatur pemanfaatan teknologi informasi (internet) diperlukan karena :
1. Karakteristik Internet yang tidak mengenal batas-batas teritorial dan sepenuhnya
beroperasi secara virtual (maya), Internet juga melahirkan aktivitas-aktivitas baru yang
tidak sepenuhnya dapat diatur oleh hukum yang berlaku saat ini (the existing law). 
2. Kenyataan ini telah menyadarkan masyarakat akan perlunya regulasi yang mengatur
mengenai aktivitas-aktivitas yang melibatkan Internet.
Mengingat karakteristik aktivitas di Internet yang berbeda dengan di dunia nyata, maka
muncul pro kontra mengenai bisa dan tidaknya sistem hukum tradisional/konvensional (the
existing law) yang mengatur aktivitas tersebut.
1. Karakteristik aktivitas di Internet yang bersifat lintas-batas, sehingga tidak lagi tunduk
pada batasan-batasan teritorial, dan
2. Sistem hukum traditional (the existing law) yang justru bertumpu pada batasan-batasan
teritorial dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab persoalan-persoalan hukum
yang muncul akibat aktivitas di Internet.

Prokontra mengenai bisa tidaknya sistem hukum tradisional/konvensional (the exixting


law) mengatur aktifitas internet di bagi menjadi 3 kelompok :
1. Kelompok pertama total menolak,
karena Internet adalah ”surga demokrasi” (democratic paradise) yang menyajikan
wahana bagi adanya lalu-lintas ide secara bebas dan terbuka tidak boleh dihambat
dengan aturan yang didasarkan atas sistem hukum tradisional yang bertumpu pada
batasan-batasan territorial. Internet harus diatur sepenuhnya oleh system hukum baru
yang didasarkan atas norma-norma hukum yang baru pula yang dianggap sesuai dengan
karakteristik yang melekat pada Internet.

Created By Fachruddin 54
2. Kelompok kedua sangat mendukung,
karena agar cepat ada aturan hukum, maka paling mungkin adalah dengan
mengaplikasikan sistem hukum tradisional yang saat ini berlaku.
3. Kelompok ketiga (jalan tengah)
berpendapat bahwa aturan hukum harus dibentuk secara evolutif dengan cara
menerapkan prinsip-prinsip ”common law” yang dilakukan secara hati-hati dan dengan
menitikberatkan kepada aspek-aspek tertentu dalam aktivitas ”cyberspace” yang
menyebabkan kekhasan dalam transaksi- transaksi di Internet.

9.3 CYBERLAW DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK


Internet berkembang menjadi saluran distribusi global utama untuk produk, jasa,
lapangan pekerjaan bidang manajerial dan profesional. Dampaknya mengubah perekonomian,
struktur pasar dan industri, produk dan jasa serta aliran distribusinya, segmentasi pasar, nilai
bagi konsumen, perilaku konsumen, lapangan pekerjaan dan pasar tenaga kerja. Dampaknya
juga terjadi pada masyarakat dan politik, dan perspektif kita terhadap dunia dan diri kita
didalamnya.
Proposal Mefford merupakan satu sistem hukum yang dibentuk secara evolutif untuk
merespon kebutuhan-kebutuhan hukum (the legal needs) para pelaku transaksi dagang yang
mendapati kenyataan bahwa sistem hukum nasional tidak cukup memadai dalam menjawab
realitas-realitas yang ditemui dalam transaksi perdagangan internasional.
Dengan demikian maka ”cyberlaw” dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan yang
berkaitan dengan persoalan-persoalan yang muncul akibat dari pemanfaatan Internet.
Persoalan jaminan keamanan dalam transaksi elektronik (E-Commerce) pada umumnya
menyangkut transfer informasi seperti informasi mengenai data-data credit card dan data-data
individual konsumen. Ada dua masalah pada area ini yaitu :
1. ”Identification Integrity” yang menyangkut identitas si pengirim yang dikuatkan
lewat ”digital signature”, dan
2. ”Message Integrity” yang menyangkut apakah pesan yang dikirimkan oleh si
pengirim itu benar-benar diterima oleh si penerima yang dikehendaki (intended
recipient).
Dalam kaitan ini pula para konsumen memiliki kekhawatiran adanya ”identity
theft”’atau ”misuse of information” dari data-data yang diberikan pihak’ konsumen kepada
perusahaan.

9.4 ASPEK HUKUM PERJANJIAN PERDAGANGAN


Ada 2 hal yang terdapat dalam aspek hukum perjanjian perdagangan, yaitu : perjanjian
dalam perdagangan dan legalitas perjanjian perdagangan.

Created By Fachruddin 55
9.4.1 Perjanjian Dalam Perdagangan
Pada perjanjian dalam perdagangan mengacu pada 2 prinsip kebebasan sebagai prinsip
klasik hukum ekonomi internasional :
1. Freedom of Commerce (prinsip kebebasan berniaga).
Niaga ini diartikan luas dari sekedar kebebasan berdagang (Freedom of Trade).
Niaga disini mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan
perdagangan. Jadi setiap negara memiliki kebebasan untuk berdagang dengan pihak
atau negara manapun di dunia
2. Freedom of Communication (kebebasan berkomunikasi),
yaitu bahwa setiap negara memiliki kebebasan untuk memasuki wilayah negara lain,
baik melalui darat atau laut untuk melakukan transaksi transaksi perdagangan
internasional ( Huala Adolf, 1997: 26).

Sistem hukum Indonesia tentang perikatan yang secara mendasar dibedakan menurut
sifat perjanjiannya yaitu :
1. Perjanjian Konsensuil
Perjanjian dimana adanya kata sepakat antara para pihak saja, sudah cukup untuk
timbulnya perjanjian. Ex : Jual beli, sewa menyewa
2. Perjanjian Riil
Perjanjian yang baru terjadi kalau barang yang menjadi pokok perjanjian telah
diserahkan
3. Perjanjian Formil
Adakalanya perjanjian yang konsensuil, adapula yang disaratkan oleh Undang
Undang, di samping sepakat juga penuangan dalam suatu bentuk atau disertai
formalitas tertentu (J Satrio, 1995: 45).

9.4.1.1 Permasalahan Hukum Perdagangan


Perdagangan dengan memanfaatkan teknologi informasi semakin berkembang pesat,
seperti e-commerce. E-commerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik
dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan
daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Beberapa permasalahan
hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-commerce, antara lain:
5. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet;
6. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum;
7. Obyek transaksi yang diperjualbelikan;
5. Mekanisme peralihan hak;

Created By Fachruddin 56
6. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi
7. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti;
8. Mekanisme penyelesaian sengketa;
9. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.

9.4.1.2 Beberapa Isu Tentang Aspek Hukum Perdagangan


Ada beberapa isu tentang aspek hukum perdagangan, yaitu :
1. Kontrak
a. Persoalan mengenai kontrak dalam E-Commerce mengemuka karena dalam
transaksi ini kesepakatan antara kedua belah pihak dilakukan secara elektronik.
b. Akibatnya, prinsip-prinsip dalam hukum kontrak tradisional seperti waktu dan
tempat terjadinya suatu kontrak harus mengalami modifikasi.
c. Selain masalah diatas masih banyak aspek-aspek hukum kontrak lainnya yang harus
dimodifikasi seperti kapan suatu kontrak E-Commerce dinyatakan berlaku
mengingat kontrak-kontrak dalam Internet itu didasarkan atas ”click and-point
agreements”.
d. Apakah electronic contract itu dapat dipandang sebagai suatu kontrak tertulis?
e. Bagaimana fungsi dan kekuatan hukum suatu tanda tangan elektronik (Digital
Signature), dan sebagainya.

2. Perlindungan Konsumen
a. Masalah perlindungan konsumen dalam E-Commerce merupakan aspek yang cukup
penting untuk diperhatikan, karena beberapa karakteristik khas E-Commerce akan
menempatkan pihak konsumen pada posisi yang lemah atau bahkan dirugikan
seperti;
b. Perusahaan di Internet (the Internet merchant) tidak memiliki alamat secara fisik di
suatu negara tertentu, sehingga hal ini akan menyulitkan konsumen untuk
mengembalikan produk yang tidak sesuai dengan pesanan;
c. Konsumen sulit memperoleh jaminan untuk mendapatkan ”local follow up service
or repair”;
d. Produk yang dibeli konsumen ada kemungkinan tidak sesuai atau tidak kompatibel
dengan persyaratan lokal (local requirements);
e. Dengan karakteristik E-Commerce seperti ini konsumen akan menghadapi
persoalan hukum yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran, kontrak, dan
perlindungan terhadap data-data individual konsumen yang diberikan kepada pihak
perusahaan.

Created By Fachruddin 57
f. Undang-undang perlindungan konsumen masing-masing negara seperti yang
dimiliki Indonesia tidak akan cukup membantu, karena E-Commerce beroperasi
secara lintas batas (borderless).
3. Pajak / Taxation
a. Pengaturan pajak merupakan persoalan yang tidak mudah untuk diterapkan dalam
Ecommerce yang beroperasi secara lintas batas. Masing-masing negara akan
menemui kesulitan untuk menerapkan ketentuan pajaknya, karena baik perusahaan
maupun konsumennya sulit dilacak secara fisik.
b. Kerumitan-kerumitan dalam masalah perpajakan ini menyebabkan prinsip-prinsip
perpajakan internasional seperti ”source of income”, ”residency”, dan ”place of
permanent establishment” harus ditinjau kembali.
c. Sistem perpajakan nasional akan menghadapi persoalan yang cukup serius dimasa
depan apabila tidak diantisipasi mulai dari sekarang. Namun, upaya yang dilakukan
harus melalui satu pendekatan internasional baik melalui harmonisasi hukum
maupun kerjasama institusi penegak hukum.

4. Jurisdiksi / Jurisdiction
a. Peluang yang diberikan oleh perdagangan elektronik untuk terbukanya satu bentuk
baru perdagangan internasional pada saat yang sama melahirkan masalah baru
dalam penerapan konsep yurisdiksi yang telah mapan dalam sistem, hukum
tradisional.
b. Prinsip-prinsip yurisdiksi seperti tempat terjadinya transaksi (the place of
transaction) dan hukum kontrak (the law of contract) menjadi usang (obsolete)
karena operasi Internet yang lintas batas.
c. Persoalan ini tidak bisa diatasi hanya dengan upaya-upaya di level nasional, tapi
harus melalui kerjasama dan pendekatan internasional

5. Digital Signature
a. Digital signature merupakan salah satu isu spesifik dalam perdagangan elektronik.
b. Digital signature ini pada prinsipnya berkenaan dengan jaminan untuk ”message
integrity” yang menjamin bahwa si pengirim pesan (sender) itu benar-benar orang
yang berhak dan bertanggung jawab untuk itu (the sender is the person whom they
purport to be).
c. Hal ini berbeda dengan ”real signature” yang berfungsi sebagai pangakuan dan
penerimaan atas isi pesan/dakumen, Persoalan hukum yang muncul seputar ini
antara lain berkenaan dengan fungsi dan kekuatan hukum digital signature.

Created By Fachruddin 58
d. Di Amerika saat ini telah ditetapkan satu undang-undang yang secara formal
mengakui keabsahan digital signature.
e. Pada level internasional panduannya bisa dilihat dalam Pasal 7 UNCITRAL Model
Law.
Suatu tanda tangan secara umum harus dapat menjalankan sejumlah fungsi
(Adrian Mc Cullaghi, Peter Little, William Cacli) sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi penandatangan;
2) Memberikan kepastian tentang keterlibatan seseorang dalam penandatanganan
tersebut;
3) Mengasosiasikan orang tertentu dengan isi dokumen;
4) Menyatakan kepemilikan dokumen pada si penandatangan.

Adapun 7 Karakteristik yang dimiliki tanda tangan tradisional:


1) Dapat dibuat dengan mudah oleh orang yang sama;
2) Dapat dikenali dengan mudah oleh pihak ketiga;
3) Relatif sulit dipalsukan oleh pihak ketiga;
4) Dibubuhkan dan disertakan dalam dokumen sehingga keduanya menjadi satu
kesatuan;
5) Melibatkan proses fisik (penulisan tinta ke atas kertas);
6) Sama untuk semua dokumen yang ditandatangani oleh orang yang sama;
7) Relatif sulit untuk dihapus tanpa adanya bekas.

 Dari perbandingan karakteristik antara tanda tangan secara umum dan tanda tangan
secara tradisional, maka tanda tangan elektronik dapat ditolak keabsahannya, karena
tidak memenuhi butir 5 dan 7 (melibatkan proses fisik dan kemudahan untuk dihapus).
Namun, menurut para pakar tanda tangan elektronik harus diterima keabsahannya
sebagai tanda tangan dengan alasan sebagai berikut:
1) Tanda tangan elektronik dibubuhkan oleh seseorang/beberapa orang yang
berkehendak dan diikat secara hukum.
2) Tanda tangan elektronik dapat dibuat atau dibubuhkan dengan menggunakan
peralatan mekanik seperti halnya tanda tangan tradisional.
3) Sifat keamanan yang sama seperti tanda tangan tradisional.
4) Unsur niat dapat dipenuhi oleh tanda tangan elektronik.
5) Tanda tangan elektronik dapat diletakkan di bagian mana saja dari suatu
dokumen seperti tanda tangan tradisional.

6. Masalah Validitas

Created By Fachruddin 59
Permasalahan substansial lainnya dalam e-commerce adalah masalah yang berkaitan
dengan keabsahan dokumen elektronik yang digunakan dalam pembentukan kontrak
elektronik serta permasalahan kontrak elektronik itu sendiri. Permasalahan tersebut
erat kaitannya dengan wujud dokumen dan tanda tangan elektronik yang cenderung
untuk tidak tertulis langsung diatas kertas, melainkan lebih bersifat abstrak
(intangible).

7. Copy Right
a. Internet dipandang sebagai media yang bersifat ”low-cost distribution channel”
untuk penyebaran informasi dan produk-produk entertainment seperti film, musik,
dan buku.
b. Produk-produk tersebut saat ini didistribusikan lewat ”physical format” seperti
video dan compact disks. Hal ini memungkinkan untuk didownload secara mudah
oleh konsumen.
c. Sampai saat ini belum ada perlindungan hak cipta yang cukup memadai untuk
menanggulangi masalah ini.

8. Masalah Pembuktian
a. Dalam praktek pengadilan di Indonesia, penggunaan data elektronik sebagai alat
bukti yang sah masih belum biasa digunakan.
b. Padahal di beberapa negara seperti Australia, Chili, Jepang, China, dan Singapura
telah memiliki peraturan hukum yang memberikan pengakuan data elektronik
sebagai alat bukti yang sah. Contoh: Contract Law of The People’s Republic of
China 1999.

9. Dispute Settlement (Penyelesaian Sengketa)


a. Sampai saat ini belum ada satu mekanisme penyelesaian sengketa yang memadai
baik di level nasional maupun internasional.
b. Sehingga yang paling mungkin dilakukan oleh para pihak yang bersengketa saat ini
adalah menyelesaikan sengketa tersebut secara konvensional.
c. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan mengingat transaksi itu terjadi di dunia
maya, tapi mengapa penyelesaiannya di dunia nyata. Apakah tidak mungkin untuk
dibuat satu mekanisme penyelesaian sengketa yang juga bersifat virtual (On-line
Dispute Resolution).

9.4.2 Legalitas Perjanjian Perdagangan

Created By Fachruddin 60
Di Indonesia sebelum tahun 2008, perlindungan hak-hak konsumen dalam perdagangan
elektronik masih rentan. Undang-undang. Perlindungan konsumen yang berlaku sejak tahun
2000 memang telah mengatur hak dan kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang
tepat untuk diterapkan dalam e-commerce. Untuk itu perlu dibuat peraturan hukum mengenai
cyberlaw termasuk didalamnya tentang e-commerce agar hak-hak konsumen sebagai
pengguna internet khususnya dalam melakukan transaksi e-commerce dapat terjamin.
Sebelum Cyberlaw (UU ITE No. 11 tahun 2008) terwujud, maka peraturan perundangan
lain yang terkait dengan internet / perdagangan elektronik dapat digunakan untuk
mengantisipasi persoalan-persoalan hukum yang timbul. Ada beberapa peraturan perundangan
yang terkait antara lain:
1. UU larangan parktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat No.5/ 1999
2. UU Perlindungan Konsumen No. 8/ 1999,
3. UU Telekomunikasi No. 36/ 1999,
4. UU Hak Cipta No.12/ 1997,
5. UU Merek No. 15/ 2001,
6. UU Dokumen Perusahaan No. 8/ 1997 (pasal 15) jo Peraturan Pemerintah
No.88/1999
tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan, SEMA No.39/TU/88/102/Pid.
7. RUU Pemanfaatan Tehnologi Informasi (RUU PTI).

9.5 Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE tahun 2008)
Di Indonesia telah disahkan Undang-Undang  Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU-ITE) pada hari Selasa 25 maret 2008.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tentang perdagangan
elektronik berdasarkan UU ITE No 11 Tahun 2008, pasal-pasal yang berkaitan dengan
perdagangan elektronik yaitu :
 Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum
Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia.
 Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan
informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan
produk yang ditawarkan.
 Pasal 10

Created By Fachruddin 61
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi
oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan.
Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 Pasal 18
Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para
pihak.
Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi
Elektronik internasional yang dibuatnya.
 Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik
internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.
Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase,
atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani
sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang
dibuatnya.
 Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian
sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin
timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional

 Pasal 20
Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat
penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima.
Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik.

 Pasal 21
Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri, melalui pihak
yang dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.
Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
 Jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi;
 Jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab pemberi kuasa; atau

Created By Fachruddin 62
 Jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
 Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen
Elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap Sistem Elektronik,
segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
 Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen
Elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan, segala akibat hukum
menjadi tanggung jawab pengguna jasa layanan.
 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat
dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak
pengguna Sistem Elektronik.

 Pasal 22
Penyelenggara Agen Elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada Agen Elektronik
yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan perubahan
informasi yang masih dalam proses transaksi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 Pasal 30
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos,
melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

 Pasal 46
 Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
 Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).

Created By Fachruddin 63
 Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

9.5.1 Tujuan dan Guna UU ITE 2008 :


 UU ITE mengatur mengenai masalah informasi elektronik, transaksi elektronik dan
segala macam yang terkait dengan data elektronik.
 UU ini berguna untuk melindungi masyakat dari kejahatan maya (Cyber Crime) dan
kejahatan perbankan yang menggunakan transaksi elektronik.
 Selain itu UU ini bertindak untuk melindungi masyarakat dari segala macam porno
aksi yang beredar dalam situ-situs internet serta dari segala macam informasi yang
tidak menyenangkan.

9.5.2 Muatan UU ITE 2008 :


 Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan
konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework
Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas batas)
 Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP
 UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang
berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di
Indonesia
 Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual
 Perbuatan yang dilarang (cybercrime) diatur dalam (pasal 27-35):
 Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
 Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)
 Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
 Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
 Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
 Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
 Pasal 33 (Virus, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS))
 Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik(phising))

Selain UU ITE Nomor 11 tahun 2008, payung hukum untuk perdagangan


elektronik yaitu :
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Created By Fachruddin 64
 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
 Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 1998 Tentang Pendirian Perusahaan
Perseroan dibidang Perbankan.
 Serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan kejahatan e-commerce

Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah :Uncitral Model Law on
Electronic Commerce 1996.
Beberapa point penting di dalam Uncitral Model Law on Electronic Commerce
tersebut antara lain adalah :
1. Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data messages.
2. Pengakuan tanda tangan digital.
3. Adanya pengakuan atas orisinilitas data messages.
4. Data messages dapat memenuhi syarat pembuktian hukum (admissibility and
evidential weight).
5. Pengakuan atas dokumentasi dalam data messages.

Created By Fachruddin 65
LEMBAR ISTILAH

No. Kata Istilah

1. Publisitas Penyiaran tentang sesuatu kepada khalayak ramai.

2. Etis Sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis


menanyakan usia pada seorang wanita.

3. Ethos Sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu.

4. Ethos Kerja Sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya.


5. Impersonal Tidak berhubungan dengan seseorang/pribadi
6. Kode Etika atau Kode Daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah
Etik profesi yang disusun oleh anggota profesi dan
mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.

7. Kesadaran Moral Kesadaran manusia terhadap baik dan buruk.


8. Moralitas Sopan santun atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket atau sopan santun.
Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau
adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan
dari beberapa sumber.

9. Moralisasi Uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan


kelakuan/akhlaq yang baik dan buruk.

10. Nilai Moral Kebaikan manusia sebagai manusia.


11. Norma Moral Tentang bagaimana manusia harus hidup supaya
menjadi baik sebagai manusia.
12. Pretensi Dalih atau alasan yang dibuat-buat/yang kurang
kuat.
13. Pluralisme Keadaan masyarakat yang terdiri dari berbagai
macam perbedaan.

Created By Fachruddin 66
DAFTAR PUSTAKA

Aji Supriyanto.,2007, Pengantar Teknologi Informasi. Cetakan kedua. Jakarta : Salemba


Infotek.

Arif Wibowo., 2009, Etika Profesi & Budi Pekerti. URL :


<http://pjj.eepis-its.edu/file.php/1/moddata/forum/3/366/Etika_20Profesi_20_20BP_ceta
k_1_.pdf>, 10 Januari 2010. Jakarta : Universitas Budi Luhur.

Atip Latifulhayat., Cyberlaw dan Urgensinya bagi Infonesia. URL :


<http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=pasal%20hukum%20yang%20berkaitan
%20dengan%20e-
commerce&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE0QFjAE&url=http%3A%2F
%2Flana.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F30422%2FKuliah1b-
Cyberlaw.ppt&ei=oE7kUIGfHsmPrgeJoICoCw&usg=AFQjCNHwcB3zkiJmMPrqYOm
ix-nOkq_lZA&bvm=bv.1355534169,d.bmk >, 20 Desember 2012

Didik Tristianto., Etika Profesi Teknologi Informasi. URL : <https://www.google.com/url?


sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCkQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fdidiktristianto.dosen.narotama.ac.id%2Ffiles%2F2011%2F04%2FMateri-
ke-9-Etika-profesi-TI.ppt&ei=DaahUemsFsqUrgfE74GoCw&usg=AFQjCNFUKf-M-
qoAaDp4wYi_H2cnXQeOsQ&sig2=vqE7aJcLyJYemAj1WoibJg&bvm=bv.47008514,d
.bmk >, 25 Mei 2013

Fairuz El Said., 2010, Undang-Undang Internet dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tentang
E-Commerce. URL : <http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/10/25/undang-undang-
internet-dan-transaksi-elektronik-uu-ite-tentang-e-commerce/ >, 20 Desember 2012
  

F. Sinaradi., 2007, Etika Profesi Kependidikan. Cetakan III. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.

K. Bertens., 2007, Etika. Cetakan kesepuluh. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Koehn, Daryl., 2000, Landasan Etika Profesi. Cetakan keenam. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.

Lukito Edi Nugroho., Profesi Teknologi Informasi,


www.mti.ugm.ac.id/~lukito/CommService/Prospek%20Tenaga%20IT.ppt >, 20 Mei
2013

Rismawaty., 2008, Kepribadian dan Etika Profesi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Preston, John., Preston, Sally., Ferrett, Robert., 2007, Komputer dan Masyarakat. Edisi I.
Yogyakarta : Andi Yogya.

Teguh Wahyono., 2009, Etika Komputer : Tanggung Jawab Profesional Bidang Teknologi
Informasi. Edisi II. Yogyakarta : Andi Offset.

Try Adriansyah., dan Eki Siwi Putranti., 2008, Contoh Etika Profesi di
Bidang IT. URL : <
http://images.ekiazalah.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/

Created By Fachruddin 67
SemGgAoKCIAAADNiFa81/ETIKA%20PROFESI%20DI%20BIDANG%20IT.doc?
nmid=232398605 >, 10 Januari 2010. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Uky Yudatama., Sejarah dan Perkembangan Etika Profesi,


http://unipajbr.files.wordpress.com/2011/02/sejarah-etika-profesi.ppt >,
20 April 2013

Williams, Brian K.,. Sawyer, Stacey C., 2007, Using Information Technology : Pengenalan
Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi. Edisi Ke I. Yogyakarta : Andi Yogya.

Google., Pengertian Etika Profesi : Microsoft Power Point-Etika 1. URL :


<http://www.google.co.id/search?q=pengertian+etika+profesi&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a>, 12 April 2009.

---------., Wikipedia., Agama. URL : < http://id.wikipedia.org/wiki/Agama>, 13 April 2009.

---------., MPR RI /1998/Nomor XVII., Human Right In Indonesia : Hak


Asasi Manusia. URL : <
http://www.indonesiamissionny.org/issuebaru/HumanRight/tapmpr17.htm>, 14 April
2009.

---------., Etika dan Mayarakat Teknologi Informasi., URL :


<http://electronic.ifastnet.com/Etika%20dan%20TI.pdf>, 10 Januari 2010.

---------., Etika dan Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi. URL :


<file:///D:/AAK/Bahan%20Mengajar%20Etika%2009/Bahan%20Etika
%20Download/Bab11-Etika-Hukum-Ti.htm>, 10 Januari 2010.

Created By Fachruddin 68

Anda mungkin juga menyukai