Anda di halaman 1dari 10

konsep dan teknik cara pemberian medikasi parenteral melalui intravena (selang IV)

intracutan (IC), subcutan (SC) dan intramuscular (IM)

a.      Secara intravena (IV)


1.      Pengertian
Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit.
2.      Tujuan dan manfaat
1. Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :
- Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang sedaang gawat
darurat .
- Menghindari kerusakan jaringan .
- Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Tempat injeksi intravena :
-pada lengan (vena basilika dan vena sefalika).
-pada tungkai (vena safena)
-pada leher (vena jugularis)
-pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

3.      Persiapan peralatan untuk pemberian obat intravena


  Buku catatan pemberian obat
  Kapas alkohol
  Sarung tangan sekali pakai
  Obat yang sesuai
  Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
  Bak spuit
  Baki obat
  Plester
  Kasa steril
  Bengkok
  Perlak pengalas
  Pembendung vena (torniket)
  Kasa steril
  Betadin

4.      Prosedur Kerja:


  Cuci tangan.
  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 
  Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan
  Penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan. 
  Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
  Apabilaobat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades
steril). 
  Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi. 
  Desinfeksi dengan kapas alkohol. 
  Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang akan
dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di
atas vena yang akan dilakukan penyuntikan. 
  Ambil spuit yang berisi obat. 
  Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh
darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300 
  Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan
obat hingga habis. 
  Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukkan
dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok. 
  Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat serta
reaksinya setelah penyuntikan (jika ada).
b.      Secara intracutan (IC)
Intrakutan Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit.
Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikkan. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi
jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral. Hal tersebut bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Letak pemberian intrakutan yaitu:
1.         Dilengan atas, yaitu tiga jari di bawah sendi bahu tepat di tengah daerah muskulus
deltoideus.
2.         Dilengan bawah, yaitu bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari peredaran darah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberikan obat melalui jaringan intrakutan yaitu:
  Tempat injeksi
  Jenis spuit dan jarum yang digunakan
  Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
  Kondisi atau penyakit klien
  Pasien yang benar
  Obat yang benar
  Dosis yang benar
  Cara atau rute pemberian obat yang benar
  Waktu yang benar

1.         Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat melalui Jaringan Intrakutan
a)      Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
b)      Obat dalam tempatnya
c)      Spuit 1 cc/spuit insulin
d)      Cairan pelarut
e)      Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
f)       Bengkok
g)      Perlak dan alasnya.

2.         Prinsip Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan


a)        Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi
pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan
tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat
alergi obat pada pasien, benar  tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila
diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.
b)        Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam dari
saat penyuntikan obat.
c)         Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
d)        Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan pada
suatu jenis obat,  maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan, dan dapat
mengkolaborasikannya  dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga
tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun keluarga
yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk  pembuktian penolakan
therapi.
e)        Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik, dilakukan
dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit
dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.
f)          Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc dalam  spuit,
untuk langsung disuntikan pada pasien

3.         Prosedur Kerja Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan


a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
c)      Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan
keatasan
d)      Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
e)      Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil
0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
f)       Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
g)      Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
h)      Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20
derajat di permukaan kulit.
i)        Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
j)        Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
k)      Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.

c.       Secara Intra Muskular (IM)


1.      Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan  langsung ke dalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan
pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf,
misalnya pada bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas. Pemberian
obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepaskan secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi (setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah). Aliran darah
tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikkan.

2.      Indikasi Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.


Indikasi pemberian obat secara intramuscular biasa dilakukan pada pasien yang tidak
sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral,bebas dari infeksi,lesi kulit,jaringan parut,tonjolan tulang,otot atau saraf besar
dibawahnya.Pemberian obat secara intamuskular harus dilakukan atas perintah dokter.
3.      Kontra Indikasi Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Kontra Indikasi pemberia nobat secara intramuscular : Infeksi,Lesi kulit,Jaringan
parut,Tonjolan tulang,Otot atau saraf besar dibawahnya.

4.         Daerah Penyuntikan Dalam Pemberian Obat Intramuskular.


1)      Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang
dengan lutut sedikit fieksi.
2)      Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fieksi.
3)      Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar
ke arah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fieksi dan diletakkan di
depan tiungkai bawah.
4)      Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau bcrbaring
mendatar lengan atas fieksi.
5.         Persiapan Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
1)      Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat.
2)      Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya).
3)      Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran.Untuk orang dewasa panjangnya 2,5-3
cm,untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4)      Kapas alcohol dalam tempatnya.
5)      Cairan pelarut/aquadest steril.
6)      Bak instrument/bak injeksi.
7)      Gergaji ampul.
8)      Bengkok.
9)      Handscoon 1 pasang.
6.         Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
1)      Tempat injeksi.
2)      Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3)      Injeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4)      Kondisi atau penyakit klien.
5)      Obat yang tepat dan benar.
6)      Dosis yang diberikan harus tepat.
7)      Pasien yang tepat.
8)      Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
7.         Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuscular Secara Umum.
1)      Mencuci tangan.
2)      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3)      Ambil obat dan masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosisnya.Setelah itu letakkan dalam
bak injeksi.
4)      Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
5)      Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6)      Lakukan penyuntikan :
⁻         Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara,anjurkan pasien untuk berbaring terlentang
dengan lutut sedikit fleksi.
⁻         Pada ventrogluteal engan cara,anjurkan pasien untuk miring,tengkurap atau terlentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.
⁻         Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar
kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diltakkan didepan
tungkai bawah.
⁻         Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring
mendatar lengan atas fleksi.
7)      Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8)      Setelah jarum masuk,lakukan aspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam
spuit,maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis.
9)      Setelah selesai,tarik spuit dan tekan sambil di masase penyuntikan dengan kapas
alcohol,kemudian spuit yang telah digunakan letakkan dalam bengkok.
10)  Catat reaksi pemberian,jumlah dosis,dan waktu pemberian.
11)  Cuci tangan.

d.        Secara subcutan (SC)


1.Pengertian
Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit.
Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan bagian atas,kaki bagian atas,dan daerah
disekitar pusar.
2.Tujuan
Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan
subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi .

Persiapan peralatan pemberian obat subcutan


-          Buku catatan pemberian obat
-          Kapas alkohol
-          Sarung tangan sekali pakai
-          Obat yang sesuai
-          Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 sampai ½ inci
-          Bak spuit
-          Baki obat
-          Plester
-          Kasa steril
-          Bengkok
3. Prosedur 
-  Cuci tangan
-  Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
-  Identifikasi klien
-  Beri tahu klien prosedur kerjanya
-  Atur klien pada posisi yang nyaman
-  Pilih area penusukan
-  Pakai sarung tangan
-  Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
-  Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
-  Buka tutup jarum
-  Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan dengan ujung
arum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 45 0
atau 900 .
-  Lepaskan tarikan tangan non dominan
-  Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
-  Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit
tekan tempat penusukan selama 2menit,dan observasi adanya memar, jika perlu berikan
plester,siapkan obat yangbaru.
-  Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil melakukan
enekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
-  Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai perdarahan berhenti.
-  Kembalikan posisi klien
-  Buang alat yang sudah tidak dipakai
-  Buka sarung tangan 
-  Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat, serta
reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)

e.         Secara intramuscular (IM)


Penyuluhan pasien ,Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan efektif.
1.      Tahap PraInteraksi
a)      Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b)      Mencuci tangan.
c)      Menyiapkan obat dengan benar
d)      Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
2.      Tahap Orientasi
a)      Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b)      Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
c)      Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3.      Tahap Kerja
a)      Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
b)      Memasang perlak dan alasnya
c)      Membebaskan daerah yang akan di injeksi
d)      Memakai sarung tangan
e)      Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya edema,
massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
f)       Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar diameter
±5cm)
g)      Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
h)      Memasukkan  spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
i)        Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
j)        Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
k)      Mencabut jarum dari tempat penusukan
l)        Menekan daerah tusukan dengan kapas  desinfektan
m)   Membuang spuit ke dalam bengkok.
4.         Tahap Terminasi
a)      Melakukan evaluasi tindakan
b)      Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c)      Berpamitan dengan klien
d)      Membereskan alat-alat
e)      Mencuci tangan
f)       Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
I.           Konsep dan teknik cara pemberian medikasi secara topical(kulit, mata, telinga dan
hidung)
1.      Pemberian Obat Pada Kulit
Memberikan obat pada kulit merupakan pemberian obat dengan mengoleskannya dikulit yang
bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit atau
mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti krim,
losion, aerosol dan spray.
a.      Persiapan alat dan bahan:
a)      Obat dalam tempatnya (seperti krim, losion, aerosol dan sray).
b)      Pinset anatomis.
c)      Kain kasa.
d)      Kertas tisu.
e)      Balutan.
f)       Pengalas.
g)      Air sabun, air hangat.
h)      Sarung tangan.
b.      Prosedur kerja:
a)      Cuci tangan.
b)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
c)      Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
d)      Gunakan sarung tangan.
e)      Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras)
dan gunakan pinset anatomis.
f)       Berikan obar sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan dan
mengompres.
g)      Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati.
h)      Cuci tangan.

2.      Pemberian Obat Pada Mata


Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau saleb mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi
lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
a.      Persiapan alat dan bahan:
a)      Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa saleb.
b)      Pipet.
c)      Pinset anatomi dalam tempatnya.
d)      Korentang dalam tempatnya.
e)      Plester.
f)       Kain kasa.
g)      Kertas tisu.
h)      Balutan.
i)        Sarung tangan.
j)        Air hangat/ kapas pelembab.
b.      Prosedur kerja:
a)      Cuci tangan.
b)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
c)      Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dengan posisi perawat disamping kanan.
d)      Gunakan saryng tangan.
e)      Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata kearah
hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
f)       Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di
atas tulang orbita.
g)      Teteskn obat mata diatas sakus kunjungtiva. Stelah tetesan selesai sesuai dengan dosis,
anjurkan pasien untuk menutup mata dengan berlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes
mata.
h)      Apabila obat mata jenis saleb, pengang aplikasi saleb diatas pinggir kelopak mata kemudian
pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai,
anjurkan pasien untuk melihat kebawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak
mata bagian atas. Biarkan pasien untuk memejamkan mata dan merenggangkan kelopak
mata.
i)        Tutup mata dengan kasa bila perlu.
j)        Cuci tangan.
k)      Catat obat, jumblah, waktu dan tempat pemberian.

3.       Pemberian Obat pada Telinga


Memberika obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes telinga atau salep. Pada
umumnya, obat tetes telinga dapat berupa obat antibiotic diberikan pada gangguan infeksi
telinga, khususnya otitis media pada telinga tengah.
a.      Persiapan alat dan bahan:
a)      Obat dalam tempatnya.
b)      Penetes.
c)      Speculum telinga.
d)      Pinset anatomi dalam tempatnya.
e)      Korentang dalam tempatnya.
f)       Plester.
g)      Kain kasa.
h)      Kertas tisu.
i)        Balutan.
b.      Prosedur kerja:
a)      Cuci tangan.
b)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan digunakan.
c)      Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri sesuai dengan daerah yang akan
diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
d)      Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/kebelakang pada orang dewasa
dan kebawah pada anak-anak.
e)      Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosis pada
dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
f)       Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan atau oleskan salep pada liang
telinga.
g)      Pertahankan posisi kepala ±2-3 menit.
h)      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
i)        Cuci tangan.
j)        Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.

4.      Pemberian Obat Pada Hidung


Memberikan obat tetes pada hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan
keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
a.      Persiapan alat dan bahan:
a)      Obat dalam tempatnya.
b)      Pipet.
c)      Speculum hidung.
d)      Pinset anatomi dalam tempatnya.
e)      Korentang dalam tempatnya.
f)       Plester.
g)      Kain kasa.
h)      Kertas tisu.
i)        Balutan
b.      Prosedur kerja:
a)      Cuci tangan.
b)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dijalankan.
c)      Atur posisi pasien dengan cara:
d)      Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
e)      Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
f)       Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.
g)      Berikan tetesan obat sesuan dengan dosis pada tiap lubang hidung.
h)      Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 menit.
i)        Cuci tangan.
j)        Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.

J.        konsep dan teknik cara pemberian medikasi supositoria melalui anus /rektum dan
vagina.
1.      Pemberian obat melalui rectum/anus
Memberikan obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan memasukan obat
melalui anus dan kemudian raktum, dengan tujuan memberikan efek local dan sistemik.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat Supositotia yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah fases, dan merangsang buang
air besar.
Pemberian obat yang memiliki efek lokal, seperti Dulcolac Supositoria, berfungsi untuk
meningkatkan defekasi secara lokal. Pemberian obat dengan efek sistemik, seperti obat
Aminofilin Supositoria, berfungsi mendilatasi Bronkhus. Pemberian obat Supositoria ini
diberikan tepat pada dinding Rektal yang melewati sphincter ani interna. Konta indikasi pada
pasien yang mengalami pembedahan rectal.
a.      Persiapan alat dan bahan:
1) Obat Supositoria dalam tempatnya.
2) Sarung tangan.
3) Kain kasa.
4) Vaseline/pelican/pelumas.
5) Kertas tisu.
b.      Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Gunakan satung tangan.
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5) Oleskan pelicin pada ujung oabat Supositoria.
6) Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian masukan Supositiria secara berlahan melalui
anus, Sphincher ana interna, serta mengenai dinding rectal ± 10 cm pada orang dewasa, 5 cm
pada bayi atau anak.
7) Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama ± 45 menit.
9) Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam bengkok
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jumblah dosis, dan cara pemberian.
2. Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat melalui vagina,
yang bertujuan untun mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi lokal.
a.      Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya.
2) Sarung tangan
3) Kain kasa
4) Kertas tisu
5) Kapas sublimat dalam tempatnya.
6) Pengalas
7) Korentang dalam tempatnya
b.      Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5) Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6) Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7) Apabila jenis obat Supositoria, maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat
8) Renggangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal
vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
9) Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orivisium dan labia dengan tisu
10) Anjurkan untuk tetap dalam posisi selama ±10 menit agar obat bereaksi.
11) Cuci tangan
12) Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.

Anda mungkin juga menyukai