Anda di halaman 1dari 24

Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No.

2, Desember 2020, 60-76 DOI:


10.9744/scriptura.10.2.60-76
ISSN 1978-385X (Print) / ISSN 2655-4968 (Online)

STRATEGI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DOKTER KEPADA


PASIEN DALAM PROSES PELAYANAN KESEHATAN DI RSU RAFFA
MAJENANG

Grace Sinthike Kewas1; Rini Darmastuti2*


1,2
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas
Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60,
Salatiga 50711, Indonesia
*Penulis korespondensi; Email: gracesintikhe016@gmail.com; 2rini.darmastuti@uksw.edu
1

ABSTRAK

Majenang merupakan kota kecamatan di kota Cilacap yang terletak di ujung paling barat dan
berbatasan dengan Jawa Barat. Letak geografis ini membuat budaya yang dimiliki
masyarakat Majenang adalah percampuran antara budaya Jawa dan Sunda. Akibatnya,
membawa dampak pada komunikasi antarbudaya yang terjadi, termasuk proses komunikasi
dalam pelayanan kesehatan yang ada di RSU Raffa, Majenang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi apa yang digunakan oleh dokter kepada pasien yang berbeda budaya di
Rumah Sakit Umum Raffa selama proses pelayanan kesehatan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian
menemukan bahwa pertama, proses komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh dokter dan
pasien terjadi dalam bentuk komunikasi verbal dan non verbal. Kedua, Hambatan yang
terjadi dalam komunikasi antarbudaya ini adalah hambatan bahasa, persepsi dan budaya.
Ketiga, strategi yang digunakan untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan menggunakan
penerjemah, edukasi pasien, mempelajari budaya dan karakter pasien dan sosialisasi ke desa-
desa.

Kata kunci: Strategi komunikasi, komunikasi antarbudaya, Rumah Sakit


Umum Raffa, Majenang.
ABSTRACT

Majenang is a subdistrict city in the city of Cilacap which is located at the westernmost tip
and is bordered by West Java. This geographical position makes the culture of the
Majenang community a mix of Javanese and Sundanese culture. The involvement brought
about intercultural communication that occurred, including the process of communication
in the existing health services at Raffa General Hospital, Majenang. This study discusses
what strategies are used by doctors for patients of different cultures at Raffa General
Hospital during the health care process. The method used in this study is a qualitative
method using ethnography. The results of the study found that first, the process of
intercultural communication carried out by doctors and patients was carried out in the form
of verbal and nonverbal communication. Second, the barriers that occur in intercultural
communication are language, perception, and cultural barriers. Third, the strategies used
to overcome these obstacles by using translators, patient education, cultural interaction and
patient character and socialization to villages.
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

Keywords: Communication strategy, intercultural communication, Raffa General Hospital,


Majenang.

1. PENDAHULUAN bahasa yang dimiliki masyarakat Majenang


tersebut, dapat dilihat bahwa tidak akan
Majenang merupakan salah satu kecamatan pernah ada komunikasi tanpa adanya
yang ada di Kabupaten Cilacap. Secara budaya, dan tidak akan ada budaya tanpa
geografis, Majenang terletak di Cilacap komunikasi. Budaya yang mereka miliki
bagian barat berbatasan langsung dengan sangat mempengaruhi komunikasi yang
Provinsi Jawa Barat, yang dibatasi oleh mereka lakukan, termasuk bahasa yang
kecamatan Wanareja dan Dayeuh Luhur mereka gunakan. Sebaliknya, bahasa yang
(Pemerintah Kabupaten Cilacap). Letak mereka gunakan dalam berkomunikasi, akan
geografis yang berada di posisi Jawa Tengah mempengaruhi budaya yang mereka miliki.
paling barat dan berbatasan langsung dengan Hal ini sesuai dengan pernyataan Edward T.
Jawa Barat, menjadikan banyaknya Hall (dalam Liliweri, 2003:21) yang
penduduk transmigrasi di Majenang, salah memberikan penjelasan bahwa antara
satunya penduduk suku Sunda. Transmigrasi budaya dan komunikasi dapat diibaratkan
ini juga membawa dampak pada penggunaan sebagai dua keping mata uang yang tidak
bahasa di masyarakat Majenang. Dalam dapat dipisahkan.
kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa
yang digunakan oleh masyarakat Majenang Komunikasi antarbudaya bisa terjadi dimana
adalah bahasa Jawa Ngapak dan bahasa saja dan kapan saja. Komunikasi
Sunda, dan berdasarkan penggunaan bahasa antarbudaya tidak hanya terjadi di antara
tersebut membuat mayoritas masyarakat orang-orang yang berbeda bangsa, ras, etnik,
Majenang terutama didaerah pegunungan bahasa, dan agama. Namun, dapat juga
tidak bisa berbahasa Indonesia. terjadi di antara orang-orang yang berbeda
tingkat pendidikan, status sosial, jenis
Selain itu, Kejawen juga menjadi budaya kelamin, serta profesi. Salah satu profesi
yang menjadi ciri khas masyarakat yang terlibat komunikasi antarbudaya itu
Majenang. Kejawen adalah pandangan hidup adalah komunikasi antara dokter dan pasien.
orang Jawa yang melakukan kehidupan
berdasarkan moralitas atau etika dan religi Komunikasi antara dokter dan pasien yang
yang tercermin di dalam hubungan manusia terjadi di Rumah Sakit Umum Raffa
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan Majenang ini dapat dikatakan sebagai
manusia lainnya, dan hubungan manusia komunikasi antar budaya, karena
dengan alam (Soesilo, 2004). Kepercayaan komunikasi ini dilakukan oleh peserta
masyarakat Majenang terhadap Kejawen komunikasi yang memiliki latar belakang
sudah terjadi secara turun temurun, budaya yang berbeda. Dalam konteks ini,
sekalipun mereka sudah menganut agama dokter-dokter di RSU Raffa Majenang ada
tertentu. yang berasal dari Jogja, Jakarta dan
beberapa kota lainnya yang ada di sekitar
Kepercayaan yang dianut ini yang kemudian Majeneng. Dokter-dokter ini memiliki
membentuk cara berperilaku, budaya yang beraneka ragam. Ada yang
berkomunikasi, pola pikir, persepsi, dan cara berlatar belakang budaya Jawa, budaya
bergaul seperti yang diajarkan oleh budaya Sunda dan budaya lainnya. Sementara itu
yang mereka hidupi. Melalui budaya dan pasien di RSU ini sebagian besar berasal
60

61
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

dari Majenang dan memiliki latar belakang interpersonal (antarorang) yang berlatar
budaya Sunda. Perbedaan latar belakang budaya dan bahasa yang berlainan (Venus,
budaya ini menjadi salah satu faktor yang A., Syafirah, N. A.
mempengaruhi pada setiap peristiwa Salam, 2019).
komunikasi yang dilakukan antara dokter
dan pasien. Charley H Dood (dalam Liliweri 2003: 19)
mengatakan komunikasi antarbudaya
Selain latar belakang budaya, latar belakang meliputi komunikasi yang melibatkan
Pendidikan juga menjadi faktor lainnya yang peserta komunikasi yang mewakili pribadi,
mempengaruhi setiap peristiwa komunikasi antarpribadi maupun kelompok. Komunikasi
antara dokter dan pasien. Perbedaan latar antar budaya yang terjadi antara dokter dan
belakang budaya dan latar belakang pasien di RSU Raffa, pada saat tertentu
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat terjadi pada level antarpribadi, tetapi disaat
penting pada saat proses simbolik dan proses yang lain
transaksional terjadi dalam setiap peristiwa
komunikasi yang terjadi antara dokter dan Di RSU Raffa Majenang, dokter merupakan
pasien. Pada tataran inilah terjadi tenaga medis yang mempunyai peranan
komunikasi antar Budaya. Hal ini seperti penting dalam menyelesaikan permasalahan
yang dikatakan oleh Gudykunst dan Kim kesehatan seorang pasien. Komunikasi
(1997 dalam Darmastuti, 2013: 63), bahwa menjadi landasan penting dalam proses
komunikasi antarbudaya merupakan proses diagnosis, terapi maupun pencegahan
transaksional dan proses simbolik yang penyakit. Komunikasi antar budaya menjadi
melibatkan atribusi makna antara individu- urgensi dalam proses penyembuhan ini.
individu dari budaya yang berbeda. Hanya saja hubungan yang terjadi antara
dokter dengan pasien tidak selalu berjalan
Komunikasi antarbudaya dapat dipahami harmonis. Konflik dan kesalahpahaman atau
sebagai suatu relasi atau hubungan antara miscommunication seringkali terjadi, yang
individu-individu yang berlainan budaya, disebabkan karena adanya perbedaan
misalnya suku bangsa, etnik, ras, bahasa, persepsi. Perbedaan persepsi ini seringkali
dan sosial. (Regar, Kawung, & Tangkudung, muncul karena perbedaan latar belakang
2014). Komunikasi yang berlangsung pada budaya dan perbedaan tingkat Pendidikan
dasarnya bersifat lisan, sehingga ide yang sehingga memunculkan pemahaman yang
disampaikan lebih langsung dan nyata (lebih berbeda dalam komunikasi. Di sisi yang lain,
memiliki sense of communication). Dalam bahasa yang digunakan dalam aktivitas
komunikasi, terdapat elemen penting yang sehari-hari menjadi salah satu faktor
menjadi faktor penunjang keberhasilan suatu mengapa konflik dalam komunikasi antar
komunikasi yaitu bahasa. Bahasa merupakan budaya antara dokter dan pasien di RSU
bagian integral dari budaya suatu Raffa
masyarakat (Fauziah, 2015). Dalam kondisi Majenang ini bisa terjadi.
tertentu, bahasa dapat memengaruhi dan Dalam aktivitas sehari-hari di RSU Raffa
membentuk perilaku dan sikap masyarakat, Majenang, ketika mengobati pasiennya,
terutama dalam aspek pola pikir, persepsi, dokter-dokter di RS ini selalu menggunakan
cara pandang, dan cara bergaul. Sistem bahasa Indonesia. Sedangkan pasien di RS
kultural yang dimiliki oleh suatu masyarakat ini kebanyakan menggunakan bahasa
dicerminkan dalam bahasanya, sehingga daerah, yaitu bahasa Sunda atau bahasa
menciptakan beragam bahasa yang menjadi Jawa. Masih banyak masyarakat Majenang,
ciri penanda tuturnya. Keberagaman bahasa terutama yang berasal dari gunung, yang
ini pada masanya nanti dapat memengaruhi belum paham bahasa Indonesia. Perbedaan
komunikasinya, terutama komunikasi bahasa inilah yang memunculkan

62
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

permasalahan dalam komunikasi antar dalam pemahaman medis. Banya dari


budaya antara dokter dan pasien di RSU masyarakat Majenang yang masih percaya
Raffa. Mengacu dari pendapat Samovar dan bahwa penyakit yang mereka derita bukan
Porter (1994), Three cultural elements have disebabkan karena hal-hal medis, tetapi lebih
the potential to affect situations in which dipengaruhi oleh hal-hal lain yang ada di
people from different backgrounds come sekitar kehidupannya. Terbatasnya informasi
together: (1) perception, (2) verbal yang didapatkan masyarakat, membuat
processes, and (3) nonverbal processes”. masyarakat terlalu cepat mengambil
Menurut Samovar dan Porter, ada tiga keputusan untuk melakukan pengobatan
elemen budaya yang dimiliki oleh suatu alternatif tanpa mengkonsultasikan
masyarakat dan memiliki potensi besar kondisinya kepada dokter terlebih dahulu.
untuk mempengaruhi situasi ketika orang- Untuk mengobati penyakit mereka, mereka
orang yang berasal dari latar belakang akan memilih berobat ke dukun dan
budaya itu berkumpul. Ketiga elemen itu sejenisnya, dibanding berobat ke dokter. Hal
adalah persepsi, proses verbal dan proses tersebut membuat penanganan medis
non verbal. Tiga elemen ini juga yang terhadap kesehatan pasien akhirnya menjadi
mempengaruhi ketika peristiwa komunikasi terhambat. Tidak jarang, pasien yang datang
antara dokter dan pasien di RSU Raffa berobat ke RSU Raffa mengalami
terjadi. keterlambatan penanganan medis.

Dalam konteks sebagai seorang komunikator Dokter di RSU Raffa tidak begitu
dalam komunikasi antar budaya dengan menghiraukan cerita rakyat yang berbau
pasien, dokter seringkali tidak memahami takhayul ataupun kepercayaan sebagian
makna dari pesan yang disampaikan oleh masyarakat Majenang dengan pengobatan-
pasien sebagai komunikan. Hal ini pengobatan tradisional. Padahal pendekatan
disebabkan karena perbedaan budaya serta personal kepada masyarakat dengan
bahasa yang digunakan pasien. Pada tataran memahami budaya mereka dan memahami
ini, dokter belum mendapatkan tips yang jitu cerita rakyat serta kepercayaan yang mereka
serta strategi yang tepat untuk anut, bisa menjadi pendekatan yang efektif
berkomunikasi dengan pasien yang memiliki untuk kesembuhan pasien di RSU Raffa ini.
latar belakang budaya yang berbeda dengan
pasiennya. Selama ini strategi yang Pada tataran ini, perlu dipikirkan bagaimana
digunakan oleh dokter adalah dengan strategi komunikasi atau cara berkomunikasi
menafsirkan dan memprediksi sikap dari antara dokter dan pasien dengan
pasiennya yang dapat pasiennya. Salah satu berlandaskan pada pemahaman komunikasi
patokan yang digunakan adalah informasi antar budaya. Tujuannya adalah untuk
terkait dengan usia dan pendidikan pasien, membangun pemahaman yang sama antara
serta pasien tersebut berasal dari daerah dokter dan pasien pada saat berkomunikasi
mana. dan untuk mengurangi ketidakpastian ketika
berkomunikasi. Berdasarkan latar belakang
Di sisi yang lain, pasien yang datang di RSU ini, maka yang menjadi pertanyaan adalah,
Majenang ini hampir sebagian besar adalah “Bagaimana strategi komunikasi antar
masyarakat di Majenang yang masih budaya dari dokter kepada pasien dalam
mempunyai kepercayaan terhadap Kejawen. proses pelayanan kesehatan di RSU Raffa
Kepercayaan masyarakat Majenang terhadap Majenang ini”. Pertanyaan ini dapat
budaya Kejawen membentuk tingkah laku, dirumuskan dalam rumusan masalah:
cara berkomunikasi dan juga pola pikir yang 1) Bagaimana komunikasi antarbudaya yang
akhirnya berdampak pada proses pelayanan terjadi antara dokter dan pasien suku
kesehatan di RSU Raffa seperti halnya Jawa “Ngapak” di RSU Raffa Majenang?

63
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

2) Apa saja faktor penghambat dalam proses dan terkesan terburu-buru. Dalam peristiwa
komunikasi tersebut? komunikasi antar budaya antara dokter dan
3) Bagaimana strategi komunikasi yang pasien, bahasa, pengalaman, hambatan fisik,
digunakan dokter dalam melakukan kompetisi dan hambatan nonverbal
proses pelayanan kesehatan kepada merupakan hambatan yang muncul dalam
pasien Suku Jawa “Ngapak” ? komunikasi antar budaya ini.

Tulisan ini didasarkan pada hasil penelitian Penelitian yang ketiga adalah penelitian
yang didasarkan pada hasil penelitian- yang dilakukan Fitra Hadi (Hadi, 2017)
penelitian terdahulu. Penulis menggunakan dengan judul “Komunikasi Antarbudaya
penelitian-penelitian terdahulu ini sebagai Pada Mahasiswa Bangka-Sunda (Studi
dasar untuk memahami komunikasi antar Etnografi Komunikasi Kedwibahasaan Pada
budaya dan untuk membangun wawasan Mahasiswa Bangka-Sunda di FISIP UNPAS
penulis terkait dengan komunikasi antar Bandung)”. Tujuan dari penelitian ini adalah
budaya. untuk mengetahui situasi komunikatif,
peristiwa komunikatif, dan tindak
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi komunikatif sehingga dapat mengetahui pola
dasar pemahaman penulis dalam memahami komunikasi mahasiswa Bangka-Sunda FISIP
komunikasi antar budaya ini adalah UNPAS. Hasil dari penelitian ini adalah
penelitian dengan judul proses komunikasi kedwibahasaan yang
“Strategi Komunikasi Antarbudaya Dalam dilakukan oleh mahasiswa Bangka-Sunda di
Mengurangi Stereotipe Negatif Terhadap FISIP UNPAS Bandung melahirkan varietas
Suku Batak di Rusunawa Keudah, Banda bahasa yaitu, bahasa Bangka, bahasa
Aceh”. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Indonesia, dan bahasa Sunda tingkat sedang
(Putri, 2014) ini bertujuan untuk mengetahui hingga kasar.
kendala yang dialami warga suku Batak
dalam berkomunikasi di Rusunawa Keudah Tiga penelitian ini menjadi dasar
dan strategi komunikasi antarbudaya yang pemahaman dan wawasan penulis dalam
digunakan oleh warga bersuku Batak dalam penulisan artikel ini. Sekalipun tulisan ini
mengurangi stereotipe negatif. Hasil dari didasarkan pada tiga penelitian di atas, tetapi
penelitian ini adalah warga suku Batak di ada kebaharuan dari tulisan ini, yaitu
Rusunawa Keudah menggunakan strategi pembahasan terkait dengan strategi
komunikasi akomodasi untuk mengurangi komunikasi dalam komunikasi antar budaya
stereotipe negatif. yang dilakukan dalam dunia kesehatan
dengan menggunakan pendekatan etnografi.
Penelitian kedua adalah penelitian Dorothy Kebaharuan dari tulisan ini dalam kajian
Simanjuntak (Simanjuntak, 2016) dengan komunikasi kesehatan bukan hanya
judul “Pelayanan Kesehatan Dalam membahas tentang proses pelayanan dokter
Pendekatan Komunikasi Antarbudaya (Studi serta hambatannya seperti yang dilakukan
Fenomologi Pelayanan Kesehatan Dokter oleh Simanjuntak, tetapi juga membahas
Kepada Pasien Di RSUP H. Adam Malik tentang strategi komunikasi antar budaya di
Medan). Penelitian ini bertujuan untuk dunia medis.
mengetahui proses pelayanan kesehatan
dokter kepada pasien di Instalansi Rawat Kebaharuan lainnnya, penelitian ini bukan
Jalan RSUP H. Adam Malik dalam hanya membahas tentang strategi
pendekatan komunikasi antarbudaya. Hasil komunikasi antar budaya terkait dengan
temuan penelitian ini adalah dokter yang stereotype negatif seperti yang dilakukan
sangat terbatas dalam memberikan oleh Putri (2014), tetapi juga terkait dengan
penjelasan kepada pasien, minim informasi

64
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

kepercayaan dan bahasa yang dimiliki oleh sexual or whatever else, can become
setiap partisipan komunikasi sebagai faktor your prison after a while. The identity
penting dalam komunikasi antar budaya. that you stand up for can enslave you
and close you to the rest of the world”
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Interaksionisme Simbolis
2.1 Identitas Budaya
Secara etimologis, kata identitas berasal dari Interaksionisme simbolis merupakan sebuah
kata Identitty, yang berarti (1) kondisi atau pergerakan dalam sosiologi yang berfokus
kekayaan tentang sesuatu yang sama, suatu pada cara-cara manusia membentuk makna
keadaan yang mirip satu sama lain; (2) dan susunan dalam masyarakat melalui
kondisi atau fakta tentang sesuatu yang sana percakapan. Barbara Ballis Lal meringkas
di antara dua orang atau dua benda; (3) dasar-dasar pemikiran gerakan ini sebagai
kondisi atau fakta yang menggambarkan berikut (Littlejohn, 2012:231):
sesuatu yang sama diantara dua orang 1. Manusia membuat keputusan dan
(individualitas) atau dua kelompok atau bertindak sesuai pemahaman subjektif
benda (Webster New World Dictionary mereka menemukan diri mereka
dalam Darmastuti, 2013:94). 2. Kehidupan sosial terdiri dari proses-
proses interaksi daripada susunan,
Menurut Ting-Toomey (dalam Darmastuti, sehingga terus berubah
2013:94) identitas budaya atau kultural 3. Manusia memahami pengalaman mereka
merupakan perasaan (emotional melalui makna-makna yang ditemukan
significance) dari seseorang untuk ikut dalam symbolsimbol dari kelompok
memiliki (sense of belonging) berafiliasi utama mereka dan bahasa merupakan
dengan kultur tertentu. Masyarakat yang bagian penting dalam kehidupan sosial
terbagi kedalam kelompok-kelompok itu 4. Dunia terbentuk dari objek-objek sosial
kemudian melakukan identifikasi kultural yang memiliki nama dan makna yang
(cultural identification, sebagai representasi ditentukan secara sosial
dari sebuah budaya partikular). Identitas 5. Dunia terbentuk dari objek-objek sosial
budaya yang terbentuk dalam kehidupan yang memiliki nama dan makna yang
suatu masyarakat akan mempengaruhi ditentukan secara social
persepsi diri setiap anggota dalam 6. Tindakan manusia didasarkan pada
masyarakat. Bagaimana mereka memandang penafsiran mereka, dimana objek dan
diri mereka, bagaimana mereka bersikap dan tindakan yang berhubungan dalam situasi
bertingkah laku, sangat dipengaruhi oleh yang dipertimbangkan dan diartikan
identitas budaya mereka sendiri. 7. Diri seseorang merupakan sebuah objek
yang signifikan dan layaknya semua
Identitas yang dimiliki oleh suatu objek sosial, dikenalkan melalui interaksi
masyarakat kalau tidak digunakan secara sosial dengan orang lain
hati-hati, akan menjadi belenggu bahkan
penjara bagi masyarakat tersebur. Hal ini Tiga konsep utama dalam teori yang
seperti yang dikatakan oleh Murathan dicetuskan oleh Mead ini ditulis dalam
Mungan (dalam Samovar, Porter dan Daniel, karyanya yang terkenal yaitu masyarakat,
2012: diri sendiri dan pikiran. Menurut
81), pemahaman ini, dalam bentuknya yang
‘Identity is a concept of our age that mendasar, sebuah tindakan sosial melibatkan
should be used very carefully. All types sebuah hubungan dari tiga bagian, yaitu
of identities, ethnic, national, religious, gerakan tubuh awal dari salah satu individu,

65
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

respon dari orang lain terhadap bagi gerakan 2011:11) bahwa cara yang terbaik untuk
tersebut dan sebuah hasil. Hasilnya adalah menerangkan kegiatan komunikasi ialah
arti dari tindakan tersebut bagi pelaku menjawab pertanyaan “Who Says What
komunikasi. Makna tidak semata-mata Which Chanel To Whom With What
terletak dalam setiap hal ini, tetapi dalam Effect?”. Untuk mantapnya strategi
hubungan ketiga hal tersebut. komunikasi, maka segala sesuatunya harus
dipertautkan dengan komponen-komponen
Menurut Blumer, ada 3 prinsip utama yang yang merupakan jawaban terhadap pertanyaa
terkandung dalam teori interaksionisme dalam rumus Laswell tersebut.
simbolik, yaitu Meaning (makna), language a. Who? (Siapa komunikatornya)
(bahasa) dan thought (pemikiran) (Griffin, b. Says What? (Pesan apa yang
2003:56). Makna dalam interaksionisme digunakannya)
simbolik, menurut Herbert Blumer c. In which channel? (Media apa yang
(Soeprapto, 2002:120) dipahami dengan cara digunakan-
bertumpu pada 3 premis utama, yaitu: nya)
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu d. To whom (Siapa komunikannya)
berdasarkan makna-makna yang ada e. With what effect? (Efek apa yang
pada sesuatu itu bagi mereka. diharapkannya.
2. Makna itu diperoleh dari hasil
interaksi sosial yang dilakukan Tujuan dari strategi komunikasi menurut
dengan orang lain. Liliweri
3. Makna-makna tersebut (Liliweri, 2011:248-249) yaitu untuk
disempurnakan di saat proses memberitahu
interaksi sosial sedang berlangsung. (announcing), memotivasi (motivating),
mendidik (educating), menyebarkan
2.3 Strategi Komunikasi informasi (informating), dan mendukung
pembuatan keputusan (supporting decision
Strategi komunikasi merupakan paduan dari marketing). Adapun faktor-faktor yang
perencanaan komunikasi (communication mempengaruhi strategi komunikasi agar
planning) dan manajemen (management tepat sasaran menurut (Effendy, 2011:35-39)
communication) untuk mencapai suatu yaitu:
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut 1) Mengenali Sasaran Komunikasi
strategi komunikasi harus dapat Sebelum merencanakan komunikasi,
menunjukkan bagaimana oprasionalnya sebaiknya perlu memahami komunikan
secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata yang akan menjadi sasaran komunikasi
bahwa kepada situasi kondisi (Effendy, terlebih dahulu. Faktor yang perlu
2004:29). Seperti halnya dengan strategi diperhatikan dalam komunikasi adalah
komunikasi dalam bidang apapun, strategi faktor kerangka referensi, kerangka
komunikasi harus didukung oleh teori, referensi seseorang terbentuk dari hasil
karena merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman, pendidikan, gaya hidup,
pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. norma hidup, status sosial dan lainnya.
Banyak teori komunikasi yang sudah Faktor kedua yaitu situasi dan kondisi
diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk pada saat komunikan akan menerima
strategi komunikasi barangkali yang pesan yang disampaikan dan kondisi fisik
memadai baiknya untuk pendukung strategi dan psikis komunikan pada saat
komunikasi ialah apa yang dikemukakakn menerima pesan.
oleh Harold D. Lasswell. Menurut Laswell
seperti yang dikutip dalam (Effendy, 2) Pemilihan Media Komunikasi

66
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

Media komunikasi banyak bentuknya Penelitian etnografi menurut Spadley


seperti media tulis atau cetak, visual, (Spradley, 1997) dimulai dengan memilih
aural dan audiovisual. Untuk mencapai proyek etnografi, mengumpulkan data
sasaran komunikasi, seorang komunikator etnografi, membuat catatan etnografis, dan
dapat memilih media yang sesuai menganalisis data etnografi. Pelaksanaan
bergantung pada tujuan yang dicapai, penelitian ini diawali dengan memilih
pesan yang akan disampaikan dan teknik proyek etnografi yaitu melakukan observasi
yang akan dipergunakan. secara langsung di RSU Raffa, Majenang.
3) Pengkajian Tujuan Pesan
Pesan komunikasi mempunyai tujuan Narasumber dalam penelitian ini adalah
tertentu, pesan komunikasi terdiri atas isi tenaga paramedis yang terdiri dari 2 dokter
pesan (the content of the message) dan spesialis, 3 orang perawat dan3 orang
lambang (symbol). Isi pesan komunikasi pasien.
bisa satu tetapi lambang yang Teknik pengumpulan data dalam penelitian
dipergunakan bisa bermacam-macam yang digunakan sebagai dasar dalam
seperti bahasa, gambar, warna, kial penelitian ini adalah dengan menggunakan
(gesture), dan sebagainya. Lambang yang observasi secara langsung dan wawancara
paling banyak digunakan dalam secara mendalam. Dalam penelitian ini
komunikasi adalah bahasa karena bahasa penulis melakukan observasi secara
dapat mengungkapkan pikiran dan langsung di RSU Raffa, serta melakukan
perasaan, fakta, dan opini. wawancara mendalam dengan keyperson,
4) Peran Komunikator dalam Komunikasi yaitu dokter dan pasien. Selain itu, penulis
Faktor penting yang ada pada diri juga melakukan wawancara mendalam
komunikator adalah daya tarik sumber dengan perawat dan satpam untuk
(source attractiveness) dan kredibilitas memperlengkapi data dan dalam rangka
sumber (source credibility). Seseorang melakukan triangulasi narasumber sebagai
komunikator akan berhasil dalam salah satu teknik triangulasi dalam penelitian
komunikasi jika pihak komunikan merasa yang penulis lakukan.
bahwa ada kesamaan antara komunikator,
sehingga komunikan bersedia taat pada Teknik analisis data yang penulis gunakan
pesan yang dilancaran oleh komunikator. dalam penelitian ini adalah model analisis
Spadley. Model analisis data kualitatif yang
3. METODE PENELITIAN dikemukakan oleh Spradley (dalam
Sugiyono, 2012) ada empat tahapan dalam
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu analisis domain, analisis
penelitian kualitatif dengan pendekatan taksonomi, analisis komponensial, dan
etnografi. Penelitian kualitatif adalah analisis tema kultural. Pada tahap pertama,
penelitian yang dilakukan dalam setting penulis melakukan analisis domain. Pada
tertentu yang ada dalam kehidupan rill tahapan ini penulis berusaha untuk
dengan maksud menginvestigasi dan memperoleh gambaran umum tentang RSU
memahami fenomena apa yang terjadi, Raffa untuk mendapatkan gambaran
mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya bagaimana komunikasi antar budaya yang
(Fitrah & Luthfiyah, 2017:45). Sedangkan terjadi antara dokter dengan pasien di RSU
etnografi merupakan suatu bangunan Raffa ini. Pada tahapan analisis taksonomi,
pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, penulis mulai melakukan analisis dengan
teori etnografi, dan berbagai macam berpusat pada komunikasi antar dokter dan
deskripsi kebudayaan (Spradley, 1997:12). pasien dengan memusatkan pada komunikasi
antar budaya. Tahap selanjutnya, penulis
mulai melakukan analisis komunikasi antar

67
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

budaya yang terjadi antara dokter dan pasien tinggal di daerah pegunungan, banyak
yang memiliki perbedaan latar belakang dipengaruhi oleh budaya Sunda dan
budaya, bahasa dan pendidikan serta menggunakan Bahasa Sunda dalam
menggali hambatan-hambatan yang terjadi kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang
dalam komunikasi antar budaya ini. tinggal di kota kecamatan lebih banyak
Berdasarkan dari hasil analisis data yang dipengaruhi budaya Jawa dan menggunakan
dilakukan dalam beberapa tingkatan ini, Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
penulis kemudian mencoba memetakan Hal ini seperti yang dikatakan oleh Wn salah
strategi komunikasi antar budaya antara satu narasumber dalam penelitian ini yang
dokter dan pasien di RSU Raffa Majenang berprofesi sebagai perawat, dalam
ini. wawancara mendalam yang dilakukan pada
tanggal 2 Februari
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 2020 mengatakan,
“Masyarakat Majenang yang tinggal di
4.1 Kebudayaan Masyarakat Majenang pegunungan banyak yang memeluk
agama hindu dan banyak yang
Gudykunst and Kim (1992 dalam (Tubbs & menganut kepercayaan kejawen.
Sylvia, 2008:19) memberikan pengertian Sedangkan masyarakat yang tinggal di
budaya sebagai suatu cara hidup yang perkotaan, kebanyakan memeluk agama
dikembangkan dan dimiliki oleh sekelompok Islam”.
orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Dalam konteks ini, budaya Pernyataan narasumber Az ini diperkuat
dipahami sebagai aturan untuk hidup dengan pernyataan mas IP, salah satu
bersama dan memiliki peran yang sangat narasumber dalam penelitian ini yang
besar dalam suatu masyarakat. Pada tataran berprofesi sebagai Satpam di RS Raffa.
ini budaya memberikan aturan untuk Dalam wawancara mendalam pada tanggal
bermain dalam permainan kehidupan. Hal 30
ini seperti yang dikatakan oleh Samovar April 2020, mas IP yang asli Majenang
(2012:8), “Culture provides the rules for mengatakan,
playing the game of life”. “Penduduk kota kebanyakan beragama
Mengacu dari pendapat Gudykunst dan Kim muslim. Sedangkan penduduk yang
serta pendapat Samovar, bagi masyarakat tinggal di pegunungan masih banyak
Majenang, budaya yang mereka miliki yang menganut kepercayaan Kejawen.
merupakan cara hidup yang mereka miliki Masyarakat yang tinggal di
dan mereka kembangkan. Budaya pegunungan ini masih banyak yang
memberikan aturan untuk bermain dalam percaya kepada dukun (mereka sering
kehidupan. Budaya masyarakat Majenang menyebutnya dengan kata mbah). Pada
sangat dipengaruhi oleh letak geografis hari-hari tertentu mereka memiliki
mereka. Sebagai kecamatan terbesar di ritual-ritual yang dilakukan
Cilacap, budaya dari masyarakat Majenang berdasarkan kepercayaan yang mereka
sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa dan miliki. Misalnya sebelum puasa
budaya Sunda. Hal ini disebabkan karena kemarin, banyak yang pergi ke kubur
Majenang berada di posisi paling barat dari untuk berdoa. Tujuannya supaya yang
propinsi sudah meninggal arwahnya tidak
Jawa Tengah, yang berbatasan dengan diganggu dengan arwah lain, dan biar
propinsi Jawa Barat. Ada hal yang menarik tenang mereka di alam sana.”
terkait dengan budaya masyarakat
Majenang. Masyarakat Majenang yang Dari sudut nilai-nilai, nilai-nilai yang dianut
oleh masyarakat Majenang sangat

68
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan bagi mereka. Makna itu diperoleh dari hasil
yang dianut. Hal ini seperti yang interaksi sosial yang dilakukan dengan orang
disampaikan oleh Ibu Ar, salah satu pasien lain dan Makna-makna tersebut
di RS Raffa yang berperan sebagai disempurnakan di saat proses interaksi sosial
narasumber dalam penelitian ini. Menurut sedang berlangsung (dalam (Soeprapto,
Ibu Ar dalam wawancara mendalam 20 2002:120). Tiga premis utama yang ditulis
Januari 2020, oleh Blumer ini menunjukkan bahwa makna
“Nek wong gunung kie ya akehne ijek diperoleh setiap individu melalui interaksi
melu kejawen. Sedulur karo tangga- yang dilakukan. Artinya, setiap individu
tanggane nyong ya podo bae ijek do membangun makna melalui proses
nyeluk mbah nek lagi loro, nyong ngei komunikasi. Proses ini melibatkan
sajen nggo syarate, karo nyong dikon partisipasi individu-individu untuk
topo nang alas gunung nggo ngresiki melakukan interpretive construction
bathine nyonge karo nggo ngentukke (Birowo, 2019). Hal ini juga yang terjadi
ilmu gen ndang waras” (Kalau orang dengan masyarakat Majenang, khususnya
gunung itu sebagian besar masih ikut yang tinggal di pegunungan. Setiap individu
Kejawen. Saudara dan tetangga saya yang tinggal di daerah pegunungan di
hampir semua masih memanggil mbah Majenang ini memberikan makna dalam
kalau baru sakit. Saya memberikan kehidupan mereka, berdasarkan dari
sesaji sebagai syaratnya dan diminta interpretive construction ketika mereka
bertapa di hutan untuk membersihkan melakukan interaksi sosial dengan individu
batin saya, dan supaya saya lainnya. Makna yang mereka peroleh dari
mendapatkan ilmu supaya cepat interaksi sosial, akan mempengaruhi
sembuh). tindakan setiap individu. Tindakan yang
dilakukan setiap individu dalam semua
Kejawen adalah pandangan hidup orang bidang (mulai dari bidang social, ekonomi
Jawa yang melakukan kehidupan bahkan sampai bidang kesehatan) akan
berdasarkan moralitas atau etika dan religi ditentukan oleh makna yang muncul dari
yang tercermin di dalam hubungan manusia interaksi sosial yang dilakukan.
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
manusia lainnya, dan hubungan manusia Edward T. Hall (dalam Liliweri, 2003:21)
dengan alam (Soesilo, 2004). Masyarakat mengatakan bahwa antara budaya dan
Majenang (khususnya yang tinggal di komunikasi dapat diibaratkan sebagai dua
pegunungan), sekalipun sudah menganut keping mata uang yang tidak dapat
agama tertentu, tapi masih banyak yang dipisahkan. Tidak akan pernah ada
menganut kepercayaan Kejawen. komunikasi tanpa ada budaya, dan tidak
Kepercayaan yang dianut ini yang kemudian akan ada budaya tanpa komunikasi. Hal ini
membentuk cara berperilaku seperti yang juga yang terjadi dengan masyarakat
diajarkan oleh budaya yang mereka hidupi. Majenang. Budaya yang mereka miliki
Hal ini dapat dilihat dari cara berpakaian sangat mempengaruhi komunikasi yang
maupun ritual-ritual yang dilakukan oleh mereka lakukan. Sebaliknya, komunikasi
masyarakat Majenang dengan membuat yang mereka lakukan sangat mempengaruhi
sesaji-sesaji ketika mereka mempunyai budaya yang terbentuk. Pengaruh antara
hajatan. budaya dan komunikasi ini juga berdampak
ketika masyarakat Majenang berkomunikasi
Herbert Blumer dalam teori interaksi dengan individu lainnya, baik yang berasal
simboliknya mengatakan bahwa manusia dari Majenang sendiri maupun dengan
bertindak terhadap sesuatu berdasarkan masyarakat di luar kota kecamatan
makna-makna yang ada pada sesuatu itu

69
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

Majenang dalam konteks komunikasi semua bidang kehidupan manusia. Hal ini
antarbudaya. seperti yang dikatakan oleh (Samovar,
2012),
Fred E. Jandt mengatakan “intercultural Culture is an extremely popular and
communication generally refers to face-to- increasingly overused term ini
face interaction among people of diverse contemporary society. Culture has
culture” (Jandt, 1998:36). Dalam pandangan been linked to such fields as corporate,
Jandt, komunikasi antarbudaya adalah management, health care, psychology,
komunikasi yang terjadi antara orang-orang education, public relations, marketing
yang memiliki latar belakang budaya yang and
berbeda yang terjadi secara tatap muka. advertising (Samovar, 2012: 10)
Menurut Joseph A Devito, komunikasi
antarbudaya ini terjadi ketika orang-orang Menurut Samovar, budaya mempunyai
yang terlibat dalam komunikasi memiliki peran penting dalan pelayanan kesehatan,
kepercayaan, nilai, atau cara berperilaku hal ini disebabkan karena pelayanan
kultural yang berbeda (Devito, 1997:479). kesehatan dapat berjalan dengan efektif
ketika pelayanan itu dilakukan dengan
Mengacu dari pendapat Jandt dan Devito, menggunakan pendekatan sesuai dengan
komunikasi antarbudaya yang dilakukan budaya dari pasien. Pada tataran inilah
oleh masyarakat Majenang sangat komunikasi antarbudaya menjadi satu hal
dipengaruhi oleh posisi geografis kota yang sangat penting, antara paramedis
kecamatan ini. Majenang yang terletak di dengan pasien.
Jawa Tengah, dengan posisi diujung barat
Jawa Tengah dan berdekatan dengan Jawa 4.2 Dokter sebagai komunikator dalam
Barat. Posisi geografis ini membuat proses pelayanan kesehatan
masyarakat Majenang berada dalam satu
kondisi untuk berinteraksi dan Komunikasi antarbudaya juga terjadi antara
berkomunikasi dengan masyarakat yang dokter dengan pasien di RS Raffa,
memiliki budaya yang berbeda. Di satu sisi, Majenang. Yang menarik dari komunikasi
pada saat tertentu masyarakat Majenang di antarbudaya yang terjadi di rumah sakit ini
posisikan harus berkomunikasi dengan disebabkan karena perbedaan budaya antara
masyarakat yang memiliki budaya Jawa, di dokter-dokter dan pasien. Dokter-dokter
sisi yang lain, masyarakat Majenang yang ada di rumah sakit ini sebagian besar
dikondisikan untuk berkomunikasi dengan berasal dari kota-kota di sekitar Majenang
masyarakat yang memiliki latar belakang seperti dari Yogyakarta, Jakarta dan kota-
budaya Sunda. Pada tataran ini terjadi kota lainnya. Perawat dan tenaga medis
pertemuan antar budaya Jawa dan budaya lainnya berasal dari kota kecamatan
Sunda yang akhirnya membentuk Majenang, sedangkan pasien yang datang
komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam berobat ke rumah sakit ini sebagian besar
kehidupan masyarakat Majenang. berasal dari masyarakat yang tinggal di
Komunikasi ini dipengaruhi oleh pegunungan yang menggunakan Bahasa
kepercayaan, nilai dan cara berperilaku Sunda kasar, dengan latar belakang
sesuai dengan perpaduan budaya Jawa dan kepercayaan Kejawen. Kondisi ini yang
budaya Sunda yang mereka anut, seperti memunculkan komunikasi antarbudaya antar
yang dikatakan oleh DeVito. dokter dan pasien.

Komunikasi antarbudaya dilakukan dalam Charley H Dood (dalam Darmastuti,


semua bidang, karena budaya itu sendiri 2013:64) mengatakan bahwa komunikasi
mempunyai peran yang sangat besar dalam

70
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

antarbudaya meliputi komunikasi yang seperti “inyong” yang berarti saya, lalu
melibatkan peserta komunikasi yang “kencot” yang berarti lapar. Ya hanya kata-
mewakili pribadi, antarpribadi maupun kata dasar sih”.
kelompok dengan menekankan pada
perbedaan latar belakang kebudayaan yang Menurut dokter Dh, komunikasi verbal
mempengaruhi komunikasi para peserta atau dalam komunikasi antarbudaya yang
partisipan komunikasi. Komunikasi dilakukan dengan pasien adalah dengan
antarbudaya yang terjadi di RSU Raffa memberikan perhatian melalui ucapan
Majenang ini juga melibatkan peserta selamat pagi dan menggunakan Bahasa
komunikasi yang mewakili pribadi, Indonesia yang diselingi dengan Bahasa
antarpribadi maupun kelompok dengan ngapak, sekalipun itu hanya Bahasa yang
penekanan pada perbedaan latar belakang dasar-dasar saja. Tujuannya adalah untuk
kebudayaan yang akhirnya mempengaruhi membangun kedekatan dengan pasien.
para peserta atau partisipan komunikasi pada Komunikasi verbal ini juga dilakukan oleh
saat mereka berkomunikasi. Hal ini dapat dokter
kita lihat dari tindak komunikasi yang Artt, salah satu dokter spesialis bedah yang
dilakukan oleh setiap peserta komunikasi ada di RSU Raffa ini. Dalam wawancara
pada saat mereka sedang berkomunikasi, mendalam dengan penulis pada tanggal 22
baik dalam komunikasi antar pribadi Januari 2020, dokter yang berasal dari
maupun dalam komunikasi kelompok. Yogyakarta ini mengatakan, “Kalo visit itu
mengucapkan salam,”Selamat pagi/siang
Tindak komunikasi yang terjadi antara Bapak/Ibu? setelah “memeriksakan kondisi
dokter dan pasien di RSU Raffa ini terjadi pasien, lalu setelah itu biasanya saya
dalam dua bentuk komunikasi, yaitu menanyakan apa saja aktivitas yang
komunikasi verbal dan non-verbal. dilakukan di rumah. Nanti kalo pasiennya
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mau cerita saya dengarkan. Saya
dalam menyampaikan pesannya dengan ngobrolnya pake Bahasa Indonesia tapi
menggunakan secara lisan dan tertulis sering saya campur dengan bahasa Jawa
(Effendy, 1998:7). Proses komunikasi verbal Ngapak, karena saya sudah lumayan lama
dokter dan pasien dimulai di ruang rawat disini jadi saya mulai ngerti dikit-dikit
inap. Proses komunikasi verbal yang terjadi bahasa sini (Jawa), untuk meningkatkan
antara dokter dan pasien yaitu dimulai lagi makanya saya terapin aja ketika
dengan dokter mengucapkan salam, visite”.
menanyakan kabar, serta memeriksakan Penggunaan bahasa daerah disela-sela
kondisi pasien. Hal tersebut sesuai seperti Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
yang dikatakan dokter Dh dalam wawancara dokter, menjadi salah satu cara yang
mendalam pada tanggal 21 Januari 2020, dilakukan dalam komunikasi antarbudaya
merupakan salah satu dokter spesialis tulang antara dokter dengan pasien. Langkah ini
di rumah sakit ini, “Biasanya ketika visit ke dilakukan untuk membangun kedekatan dan
bangsal gitu saya ngucapin salam dulu supaya pasien merasa nyaman. Dokter-
seperti “selamat pagi atau selamat siang dokter menggunakan Bahasa Indonesia, hal
Pak/Bu? gimana keadaannya?”. Kemudian ini seperti penelitian yang dikatakan dalam
dilanjutkan dengan memeriksa kondisi hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hadi,
pasien lalu saya memberitahukan tentang 2017), hendaknya setiap pelaku komunikasi
perkembangan kesehatannya gimana. Kalo antarbudaya senantiasa menanamkan sikap
untuk bahasanya saya pake Bahasa toleransi dan pemikiran yang positif antar
Indonesia, saya tidak bisa Bahasa Jawa sesama.
Ngapak, tapi kadang ada sih saya nyelipin
sedikit kata-kata bahasa Jawa Ngapaknya

71
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

Bentuk komunikasi kedua yang dalam Dalam komunikasi antarbudaya antara


komunikasi antarbudaya antara dokter dan dokter dengan pasien ini, komunikasi
pasien di RSU Raffa adalah komunikasi nonverbal digunakan untuk membangun
non-verbal. Komunikasi non verbal adalah kepercayaan pasien, memotivasi pasien,
komunikasi dengan menggunakan gejala memberikan semangat bahkan sebagai
yang menyangkut dengan gerak-gerik bentuk penghargaan. Hal ini seperti yang
(gestures), sikap (postures, ekspresi wajah dikatakan Ahmad Subandi, bahwa respon
(facial expressions, pakaian yang bersifat dengan istilah balik (feedback) dalam suatu
simbolik, isyarat dan gejala yang sama yang tindak komunikasi yang memiliki peranan
tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan atau pengaruh yang besar dalam menentukan
(Effendy, 2004:28). Dokter Dh, dalam baik atau tidaknya suatu komunikasi
wawancara mendalam pada tanggal 21 (Subandi, 1982:50).
Januari 2020 yang merupakan salah satu
narasumber dalam 4.3 Pasien sebagai komunikan dalam
penelitian ini mengatakan, pelayanan kesehatan
“Saat mengucapkan salam saya
Komunikasi verbal dan non-verbal juga
sembari senyum supaya pasien merasa
dilakukan oleh pasien pada saat terjadi
dihargai. Lalu yang tidak boleh
ketinggalan itu kontak mata, karena komunikasi antarbudaya antara paramedis
dengan pasien. Bapak As, salah satu pasien
saat itu kita secara tidak langsung
membangun kepercayaan si pasien dokter Artt di RSU Raffa dalam wawancara
mendalam pada tanggal 17 Januari 2010
tersebut terhadap kita. Saya juga
biasanya menggunakan gerakan- mengatakan, “Ya ngerukna, nek nyong
ditakoni ya njawab di rewangi perawat karo
gerakan tangan agar pasien dapat
mengerti apalagi pasien banyak yang anggota keluarga” (Ya dengarin, kalo
ditanya ya dijawab. tapi dibantu perawat
tidak bisa Bahasa Indonesia, jadi
supaya memudahkan mereka mengerti. atau anggota keluarga).
Oiya anggukan kepala juga biasanya
kalau pasien lagi cerita saya Berbeda dari Bapak As, Ibu Ar merespon
menganggukkan kepala sebagai tanda dengan cara yang berbeda. Dalam
mengerti” wawancara dengan peneliti pada tanggal 20
Januari 2020, Ibu Ar salah satu pasien yang
Hampir sama dengan pendapat dokter Dh, ditangani oleh dr. Dh mengatakan, “Nyonge
terkait dengan komunikasi non-verbal, meneng bae karo ngrungokna nek doktere
dalam wawancara mendalam dengan peneliti njelasna” (Saya diam saja dan
pada tanggal 21 Januari mendengarkan waktu dokternya
2020, dokter Artt mengatakan, menjelaskan).
“Kalau sudah ketemu pasien gitu, ya
bawaannya harus senang, senyum, Komunikasi antarbudaya tidak lepas dari
apalagi kan saya menanganinya suasana dari setiap peristiwa komunikasi
orang yang habis operasi jadi harus yang terjadi. Menurut dokter Dh, dalam
happy, kita tenaga medis harus wawancara mendalam pada tanggal 21
bawa energi positif ke mereka. Januari 2020, suasana yang tercipta selama
Selain itu biasanya saya kasih proses komunikasi antara dokter dan pasien
sentuhan gitu seperti saat dalam pelayanan kesehatan di RSU Raffa ini
memeriksa suhu tubuh pasien, adalah suasana yang tenang. Hal ini seperti
maupun sedang memberikan kata- yang dikatakan dokter Dh,
kata semangat sambil menepuk “Biasanya saya visite itu ketika pagi
pundak pasien” hari, suasananya itu tenang dan

72
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

kondusif ya, karena kan pasiennya juga yang dibangun dalam setiap peristiwa
baru bangun jadi belum banyak komunikasi antar dokter dan pasien
anggota keluarga di ruangan”. dilakukan dalam rangka membangun
suasana yang kondusif supaya pasien
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Ibu merasa tenang dan nyaman, sehingga tidak
Ar. terjadi ketegangan supaya pasien cepat
Dalam wawancara mendalam pada tanggal sembuh.
20 Januari 2020, Ibu Ar mengatakan, Yaa
adem ayem karo sepi, Nyonge pas lagi tangi 4.4 Faktor Penghambat dalam proses
seduluran durung pada teka” (Ya tenang, pelayanan Kesehatan di RSU Raffa
sepi juga, saya baru bangun juga dan belum
banyak keluarga) Chaney & Martin (2004:11) mengatakan
ada bebe- rapa hambatan yang sering
Suasana santai dalam peristiwa komunikasi terjadi dalam komunikasi antarbudaya,
ketika sedang visit juga diciptakan oleh yaitu hambatan fisik (Physical), hambatan
dokter Art. Dalam wawancara mendalam budaya (culturan), hambatan persepsi
pada tanggal 22 Januari 2020, dokter Art (motivationnal), hambatan pengalaman
mengatakan, Suasananya sih santai ya, (experiential), hambatan emosi
soalnya saya juga selipin candaan sedikit (emotional), hambatan bahasa (linguistic),
saat hambatan nonverbal dan hambatan
ngobrol dengan pasien.” kompetisi (competition). Hambatan-
hambatan ini juga yang terjadi dalam
Pernyataan dokter Art ini dipertegas komunikasi antarbudaya antara dokter dan
dengan bapak As, pasien yang ditangani pasien di RSU Raffa.
dokter Art. Dalam wawancara mendalam
ini bapak As mengatakan, “Enak banget, Novinger (dalam Ridwan, 2016:114)
suasane yo nyante” (Enak suasananya, mengatakan bahwa dalam proses
santai). komunikasi antarbudaya, reaksi negatif dan
evaluasi individu terhadap sebuah budaya
Berdasarkan hasil wawancara dengan dapat menciptakan hambatan komunikasi.
beberapa narasumber dalam penelitian ini, Itu sebabnya, memahami budaya lain yang
komunikasi antarbudaya yang berlangsung dimiliki oleh partisipan komunikasi pada
antara dokter dan pasien dilakukan dalam saat kita berkomunikasi dalam komunikasi
dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi antarbudaya menjadi satu hal yang sangat
verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal penting. Pengetahuan yang kita miliki
yang terjadi dengan menggunakan Bahasa tentang komunikasi antarbudaya, serta
Indonesia yang diselingi dengan Bahasa kemampuan kita untuk menggunakan
Jawa Ngapak. Penggunaan Bahasa Jawa komunikasi antarbudaya secara efektif,
Ngapak diantara Bahasa Indonesia dapat membantu menjembatani perbedaan
dilakukan sebagai cara untuk membangun budaya, mengurangi masalah dan
kedekatan antara dokter dan pasien. membantu mencapai hubungan yang lebih
Komunikasi non-verbal dilakukan dengan harmonis dan produktif. Hal ini seperti
menggunakan ekspresi, kontak mata, sikap yang dikatakan Samovar,
dan gerakan tubuh (gesture). Komunikasi A knowlage of intercultural
non-verbal ini dilakukan dengan tujuan communication, and the ability to use it
untuk membangun kepercayaan pasien, effectively, can help bridge cultural
memotivsi, memberikan semangat bahkan differences, mitigare problem and assist
memberikan penghargaan. Suasana santai in achieving more harmonious,
productive relations (Samovar, 2012:8)

73
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

daerah dan kami juga tidak terlalu bisa


Ada tiga hambatan yang sangat menonjol bahasa Jawa Ngapak atau Sunda”.
dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi
antara dokter dan pasien. Ketiga hambatan Saat berkomunikasi dengan pasien, dokter
tersebut adalah hambatan bahasa, hambatan mengalami kesulitan ketika menyampaian
budaya dan hambatan persepsi. informasi terkait kondisi kesehatan pasien
karena pasien hanya bisa berbahasa Jawa
4.4.1 Hambatan Bahasa. Ngapak dan tidak mengerti ketika dokter
menjelaskan. Hal ini disebabkan karena
Hambatan bahasa (linguistic), terjadi karena mayoritas dokter yang bertugas di RSU
pengirim pesan (sender), dan penerima Raffa Mejenang ini merupakan pendatang
pesan (receiver) menggunakan bahasa dan bukan penduduk asli Majenang. Oleh
berbeda atau penggunaan katakata yang karena itu, informasi yang disampaikan
tidak dimengerti oleh penerima pesan dokter menjadi terhambat. Hal ini juga
(Chaney & Martin, 2004:11). Dalam proses dibenarkan oleh Ibu Ar selaku pihak pasien
pelayanan kesehatan di RSU Raffa, yang ditangani oleh dr. Dh. Dalam
hambatan yang paling sering ditemukan wawancara mendalam pada tanggal 20
yaitu bahasa. Menurut (Keraf & Gorys, Januari 2020 Ibu Ar mengatakan:
1997:1) bahasa adalah alat komunikasi “Nek nyonge ngobrol karo doktere,
antara anggota masyarakat berupa simbol doktere kadang njawabe ora lancar
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dadine nyong nek arep ngei weroh yo
manusia. Bahasa memudahkan seseorang bingung” (Kalau ngobrol sama
dalam berkomunikasi baik itu dengan orang dokternya, dokternya tidak lancar
yang berkebudayaan sama maupun dengan bahasa Jawa jadi agak bingung juga
orang yang berbeda budaya. Apabila dalam kalau mau kasih tau sesuatu).
komunikasi tersebut tidak tercapai kesamaan
makna pesan, maka bahasa dapat menjadi Tanggapan serupa juga disampaikan Bapak
suatu hambahan dalam komunikasi. Hal ini As dalam wawancara dengan peneliti pada
juga yang dialami dokter RSU Raffa yang tanggal 17 Januari 2020, mengatakan:
selalu berinteraksi dengan pasien suku Jawa “Angel nek nyong arep ngomong
yang tidak bisa bahasa Indonesia dengan langsung nang doktere seringan
baik. Akibatnya dalam proses pelayanan nganggone bahasa medis seng nyong
kesehatan dokterdokter yang melayani ora mudeng, nyong angel nek kon
pasien agak kesulitan ketika menyampaikan ngomong Indonesia, kadang anake
informasi. Hal ini seperti yang disampaikan nyong seng ngerungokna. Nek lagi metu
oleh dokter Dh selaku dokter yang lebih ya paling nyonge mantuk-mantuk bae”
sering bertemu dengan pasien yang berlatar (sulit kalau mau ngomong langsung ke
belakang budaya berbeda dengan beliau, dokternya, kadang bahasa-bahasanya
dalam wawancara pada tanggal 21 Januari bahasa dokter, susah ngertinya, apalagi
2020, beliau mengatakan: saya tidak lancar kalau Bahasa
“Selama saya berpraktek di Raffa, Indonesia, kalau misalnya ada anak
hambatan yang paling banyak dijumpai saya, bisa membantu. Tapi kalo lagi ga
itu karena perbedaan bahasa. ada, saya paling ngangguk-ngangguk
Mayoritas pasien yang datang ke sini aja)
(RSU Raffa) kan dari gunung sana dan
mereka itu banyak yang tidak bisa Barbara Ballis Lal (dalam Littlejohn,
Bahasa Indonesia, sedangkan kami tim
2012:231) mengatakan manusia memahami
medis di sini juga mayoritas dari luar
pengalaman mereka melalui makna-makna
yang ditemukan dalam simbol-simbol dari

74
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

kelompok utama mereka dan bahasa komunikasi (Chaney, 2004:11). Persepsi


merupakan bagian penting dalam kehidupan adalah pengamatan tentang objek, peristiwa
sosial. Mengacu dari pendapat Barbara atau hubungan-hubungan yang diperoleh
Ballis Lal, bahasa menjadi bagian yang dengan menyimpulkan informasi dan
sangat penting dalam kehidupan sosial, menafsirkan pesan (Rakhmat, 2007). Dalam
termasuk dalam komunikasi antarbudaya wawancara yang dilakukan dengan peneliti
antara dokter dan pasien. Ketika bahasa pada tanggal 22 Januari 2020, dokter Art
tidak bisa menjadi media yang mengatakan:
menghubungkan antara komunikator dan “Pasien menganggap bahwa ketika
komunikan, maka yang terjadi adalah mereka masuk rumah sakit, mereka
berhentinya proses komunikasi yang terjadi. berpikirnya harus sembuh hanya
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Ar, dalam beberapa hari, sedangkan
salah satu pasien di RSU Raffa yang secara medis dalam proses
mengatakan, penyembuhan itu membutuhkan waktu
“Nek nyonge ngobrol karo doktere, yang tidak singkat. Nah nanti
doktere kadang njawabe ora lancar dampaknya itu kalau misalnya udah
dadine nyong nek arep ngei weroh yo tiga atau empat hari belum bisa
bingung” (Kalau ngobrol sama pulang, akhirnya pasien ataupun
dokternya, dokternya tidak lancar keluarganya akan neror kita (dokter
Bahasa Jawa jadi agak bingung juga atau perawat) dengan segala
kalau mau kasih tau sesuatu). pertanyaan seperti “kapan pulang”,
Hambatan bahasa merupakan hambatan “kenapa tidak sembuh-sembuh”, dan
yang sering terjadi dalam pelayanan lain sebagainya. Kita biasanya
kesehatan. Hal ini seperti yang dituliskan nenangin dengan bilang kalau mereka
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pasti sembuh asalkan harus rutin
Simanjuntak pada tahun 2016 dengan judul minum obat.”
‘Pelayanan Kesehatan dalam pendekatan
komunikasi antarbuday (Studi Tindakan yang dilakukan oleh pasien-pasien
fenomenologi pelayanan kesehatan Dokter yang melakukan perawatan di RSU Raffa ini
kepada Pasien di RSUP H. Adam Malik tidak lepas dari pemahaman dan penafsiran
Medan)’. Hasil dari penelitian ini mereka tentang rumah sakit, pengobatan dan
menunjukkan bahwa hambatan antarbudaya proses kesembuhan. Pemahaman dan
seperti bahasa, pengalaman, hambatan fisik, penafsiran mereka ini sangat terkait dengan
kompetisi dan hambatan non-verbal pengetahuan yang mereka miliki. Tindakan
merupakan hambatan yang muncul dalam manusia itu didasarkan pada penafsiran
pelayanan kesehatan di RSUD H. Adam mereka, dimana objek dan tindakan yang
Malik. Karakter dokter dan pasien serta berhubungan dalam situasi yang
faktor situasional turut memberikan dipertimbangkan dan diartikan (Barbara
pengaruh pada proses pelayanan kesehatan Ballis Lal dalam Littlejohn, 2012). Pada
(Simanjuntak, 2016). tataran ini, persepsi mempunyai peranan
yang sangat menentukan. Persepsi
4.4.2 Hambatan Persepsi. merupakan proses internal yang diakui
individu dalam menyeleksi, dan mengatur
Hambatan persepsi (motivational), stimuli yang datang dari luar. Stimuli itu
berkaitan dengan tingkat motivasi dari ditangkap oleh indera, secara spontan
pendengar. Artinya, pendengar yang pikiran dan perasaan kita akan memberi
menerima pesan ingin menerima pesan makna atas stimuli tersebut. Secara
tersebut atau tidak mempunyai motivasi sederhana persepsi dapat dikatakan sebagai
sehingga dapat menjadi hambatan

75
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

proses individu dalam memahami kontak madang seng di wei rumah sakit. Tapi
atau hubungan nyong durung mari-mari iki wes
dengan dunia sekelilingnya (Aw, 2010:107) patang dino neng kene. Jarene doktere
sedilut ngkas mari, tapi buktine
Bapak As dalam wawancara dengan peneliti during”.
pada tanggal 17 Januari 2020 mengatakan:
“Nyong ya kesel.lha nyong wes melui Respon ini muncul sebagai akibat persepsi
seng dokter ngomong, dikon ngombe yang muncul berdasarkan dari pandangan
obat seng di wei iyo manut, nyong yo negatif yang dia miliki. Pandangan negatif
madang seng di wei rumah sakit. Tapi ini bisa jadi disebabkan karena pasien
nyong during mari-mari iki wes tersebut tidak paham dengan pesan yang
patang dino neng kene. Jarene doktere disampaikan oleh dokter. Untuk mengatasi
sedilut ngkas mari, tapi buktine ya perbedaan persepsi ini, Maya Hervia Putri
during” (Iya lah, kesal. Soalnya saya dalam penelitiannya yang dilakukan pada
tuh sudah mengikuti apa yang mereka tahun 2014 dengan judul ‘Strategi
(dokter) bilang, seperti minum obat Komunikasi Antarbudaya dalam mengurangi
yang mereka kasih, saya juga makan stereotype negatif terhadap suku Batak di
kok makanan yang dikasih. Tapi Rusunawa Keudah, Banda Aceh’
sampe sekarang saya masih disini mengatakan bahwa hambatan persepsi ini
(RSU Raffa) aja. Udah empat hari saya disebabkan karena respon partisipan
disini. Kata dokternya waktu itu komunikasi. Hasil penelitian ini mengatakan
sebentar lagi sembuh, sebentar lagi dalam proses komunikasi antarbudaya,
sembuh, tapi buktinya belum sembuh setiap individu cenderung menarik
juga, sudah bosan saya disini). kesimpulan terhadap lawan bicaranya
berdasarkan persepsi awal yang mereka
Persepsi menjadi satu hal yang sangat terima sebagai bentuk penafsiran makna
penting dalam sebuah komunikasi, termasuk yang mereka dapatkan dari proses
dalam proses komunikasi yang terjadi antara komunikasi diantara partisipan komunikasi
dokter dan pasien di RSU Raffa. Hal ini (Putri, 2014:81)
ditunjukkan dari setiap simbol yang
dikirimkan oleh komunikator (dalam hal ini 4.4.3 Hambatan Budaya.
dokter) tidak langsung dapat diterima dan
Hambatan budaya (cultural), berasal dari
dengan mudah dimengerti oleh komunikan.
etnik yang berbeda, agama, dan perbedaan
Proses interpretasi dan belajar dari
sosial antara budaya satu dan budaya lainnya
pengalaman merupakan hal utama dalam
(Chaney & Martin, 2004:11).
memahami komunikasi atau simbol-simbol
Koentjaraningrat (Warsito, 2012:99)
yang disampaikan.
mengatakan, nilai budaya terdiri dari
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam
Selain itu, perbedaan persepsi tidak jarang
fikiran sebahagian besar warga masyarakat
terjadi yang disebabkan karena pandangan
dalam hal-hal yang mereka anggap amat
negatif yang dimiliki oleh partisipan
mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu
komunikasi lainnya yang disebabkan karena
masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan
ketidakjelasan makna. Hal ini dapat dilihat
dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai
dari respon As yang agak jengkel dengan
budaya yang dimiliki seseorang
kondisinya dan mengatakan,
mempengaruhinya dalam mengambil
“Nyong ya kesel, lha nyong wes melui
alternatif, caracara, alat-alat dan tujuan-
seng dokter ngomong, dikon ngombe
tujuan pembuatan yang tersedia.
obat seng di wei iyo manut, nyong yo
Kepercayaan masyarakat Jawa di Majenang

76
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

terhadap dukun menjadi salah satu faktor wong loro, nyong sering lunga maring
yang mempengaruhi proses pelayanan mbah nek eneng seng loro. Ancen wes
kesehatan di RSU Raffa. Sebagai contoh, dadi “syarat” nek nggo warga neng
dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi di kana sih, nek jare wong-wong nang
masyarakat Majenang yang tinggal di kana, kudu nang mbah disit nek arep
pegunungan, ketika ada salah satu dari sehat wal afiat, percuma nek mangkat
antara mereka yang sakit, maka tindakan nag rumah sakit tapi during nag mbah
pertama yang mereka lakukan adalah pergi disit, pamali. Nek arep nang mbah
ke dukun. Dalam perkembangannya, setelah deweke di kongkon nggawa banyu sak
mereka pergi ke dukun dan belum sembuh botol karo gula mbek duit sak ikhlase,
juga, atau bahkan makin parah, maka mengko banyune di wacak na mantra
mereka baru mengambil keputusan untuk trus kon ngombe. Mengko nek during
berobat ke rumah sakit. mari baru nang rumah sakit” (di desa
Cijati kampung saya tuh masih banyak
Kondisi ini dibenarkan oleh dokter Dh yang “mbah” (dukun) yang menjadi
seringkali menerima pasien dalam kondisi pengobatan alternatif warga kampung.
yang sudah parah karena tidak segera Saya juga sering pergi ke “mbah” kalau
berobat ke rumah sakit, tetapi berobat ke anggota keluarga ada yang sakit.
dukun terlebih dahulu. Dalam wawancara Memang sudah menjadi “syarat” warga
mendalam yang dilakukan peneliti pada disana sih, kata orang-orang harus ke
tanggal 21 Januari 2020 beliau mengatakan: “mbah” dulu supaya di ridhoi, percuma
“Iya, jadi biasanya kalau ada pasien kalo ke rumah sakit dulu kalau ke
yang dari gunung datang mereka itu belum ke “mbah”, pamali. Kalau mau
biasanya sudah sakit lama, jadi mereka manggil syaratnya kita cuma disuruh
sudah pergi ke dukun dulu jika disana bawa satu botol air putih trus bawa
tidak membaik baru datang kesini (RSU gula sama uang secukupnya, nanti air
Raffa), lalu ada juga beberapa tersebut dibacakan doadoanya dia
keluarga pasien yang suka ngundang (dukun) trus kita minum. Nanti kalau
dukun untuk di doain disini, kita juga ga sembuh-sembuh ya sudah kita ke
tidak mempermasalahkan ya, yang rumah sakit).
penting obatnya diminum. Ada
beberapa juga pasien yang ketika Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
memang harus ditangani dengan serius Majenang yang tinggal di gunung, membuat
karena sudah parah justru anggota mereka memprioritaskan pergi ke dukun
keluarga malah menolak alasannya terlebih dulu baru ke rumah sakit. Kondisi
karena kata “mbah” itu tidak harus ini juga diperjelas dengan pendapat dokter
dioperasi, tapi kita ngobrol pelan- Art dalam wawancara mendalam pada
pelan, meyakinkan mereka dengan tanggal 21 Januari 2020, mengatakan,
kasih tau manfaatnya barulah mereka “Wah, kalo soal mistis-mistis gitu mah
mau nurut” disini memang banyak pasien yang
masih menganut demikian. Soalnya
Kepercayaan terhadap dukun juga masih masyarakat disini memang mayoritas
diyakini oleh salah satu narasumber yaitu masih nganut Kejawen gitu, jadi ya
Bapak As. Dalam wawancara yang beginilah memang di Majenang,
dilakukan dengan peneliti pada tanggal 17 hehe.” Perbedaan budaya, bahasa dan
Januari 2020, beliau mengatakan: persepsi menjadi hambatan-hambatan
“Neng desane nyong, Cijati emang ijek yang membuat komunikasi
akeh dukun e seng iso ngobati wong- antarbudaya yang terjadi antara dokter
dan pasien di RSU Raffa tidak berjalan

77
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

dengan efektif. Oleh karena itu, skala yang lebih besar melalui transfer ide-
memahami secara jelas dan ide baru. Seorang pakar perencanaan
komprehensip berbagai hambatan komunikasi Middleton (Cangara, 2014:64)
maupun rintangan dalam komunikasi membuat definisi dengan menyatakan
antarbudaya adalah jembatan kearah bahwa strategi komunikasi adalah
perwujudan komunikasi antarbudaya kombinasi terbaik dari semua elemen
yang efektif (Turnomo, 2005:56). komunikasi mulai dari komunikator, pesan,
saluran (media), penerima sampai pada
4.5 Strategi Komunikasi antarbudaya pengaruh (efek) yang dirancang untuk
dokter kepada pasien mencapai tujuan komunikasi yang
optimal.”
Liliweri (2003:5) mengatakan bahwa esensi
dari komunikasi itu terletak pada proses, Berdasarkan observasi langsung dan
yakni suatu aktivitas yang ‘melayani’ wawancara mendalam yang dilakukan oleh
hubungan antara pengirim dan penerima penulis, ada beberapa strategi komunikasi
pesan melampaui ruang dan waktu. Ketika yang dilakukan oleh dokter kepada pasien
proses ini mengalami suatu hambatan, dalam komunikasi antarbudaya di RSU
maka proses itu tidak akan berjalan dengan Raffa, Majenang ini. Strategi tersebut
baik. Begitu juga yang terjadi dalam adalah: pertama, strategi dalam mengatasi
komunikasi antarbudaya yang antara dokter hambatan bahasa; kedua, strategi dalam
dan pasien di RSU Raffa. Ketika proses mengatasi hambatan budaya dan ketiga,
komunikasi antarbudaya yang terjadi strategi dalam mengatasi hambatan
mengalami hambatan, maka komunikasi persepsi.
yang terjadi antara paramedis dengan
pasien di RSU Raffa ini juga tidak akan 4.6 Strategi dengan menggunakan
berjalan secara efektif. Oleh karena itu penerjemah.
dipikirkan cara untuk mengatur bagaimana
pesan itu bisa sampai kepada pasien, karena Dalam menangani perbedaan bahasa, strategi
sebetulnya komunikasi itu sendiri adalah yang dilakukan oleh paramedis yang ada di
manajemen pesan dengan tujuan RSU Raffa ini adalah dengan menggunakan
menciptakan makna. Hal ini seperti yang penerjemah. Menggunakan penerjemah
dikatakan oleh Griffin, Communication is merupakan salah satu strategi yang
the management of messages with the digunakan. Hal ini seperti yang dijelaskan
objective of creating meaning” (Griffin, oleh dokter Dh dalam wawancara mendalam
2003). dengan peneliti pada tanggal 21 Januari
2020. Dalam wawancara mendalam ini,
Dalam penerapan sehari-hari, manajemen dokter Dh mengatakan, “Selama ini, kami
pesan juga sering disebut dengan strategi dari pihak tenaga medis terutama dokter
komunikasi. Liliweri (Liliweri, 2011:240) solusinya adalah menggunakan penerjemah,
mengatakan strategi komunikasi adalah biasanya yang bantuin terjemahkan itu
strategi untuk menciptakan komunikasi perawat atau tidak anggota keluarga
yang konsisten, komunikasi yang dilakukan pasien”.
berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari
beberapa opsi komunikasi. Rogers (dalam Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu
Cangara, 2014:64) memberi batasan Ar, salah satu pasien yang menjadi
pengertian strategi komunikasi sebagai narasumber dalam penelitian ini. Dalam
suatu rancangan yang dibuat untuk wawancara mendalam ini, ibu Ar
mengubah tingkah laku manusia dalam mengatakan,

78
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

“Doktere biasane nggawa perawate diputuskan untuk dirawat inap. Hal ini
kon nerjemana seng kadang nyonge seperti yang dijelaskan oleh dokter Dh
ora mudeng” (Iya, dokternya biasanya dalam wawancara mendalam dengan
minta tolong asistennya (perawat) penulis. Dalam wawancara mendalam ini
dalam menerjemahkan bahasa dokter Dh mengatakan, “Untuk upaya yang
yang saya tidak paham) kami lakukan terhadap persepsi pasien yaitu
kami menjelaskan di awal tentang rentang
Strategi dengan menggunakan penerjeman waktu proses pemulihan sakit yang di derita
ini juga dilakukan oleh dokter Art. pasien contohnya untuk pemulihan pasca
Walaupun mengetahui dan paham sedikit- operasi fraktur (patah tulang) paling tidak
sedikit dengan bahasa Jawa, dokter Art juga satu sampai dengan dua bulan, jadi pasien
menggunakan penterjemah. Cara yang tidak khawatir kok belum sembuhsembuh,
dilakukan oleh dokter Art adalah dengan selain itu setiap visite kami juga selalu
meminta bantuan kepada keluarga pasien menjelaskan ke mereka (pasien)”
atau perawat untuk menterjemahkan bahasa
pasien. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Hal yang serupa juga disampaikan dokter
dokter Art dalam wawancara dengan peneliti Art dalam wawancara dengan peneliti pada
pada tanggal 21 Januari 2020, “saya tetap tanggal 24 April 2020 via telepon. Dalam
membutuhkan teman-teman dari perawat wawancara mendalam ini dokter Art
atau tidak anggota keluarga pasien yang mengatakan,
bisa berbahasa Indonesia, karena saya “Kalau saya pribadi karena saya
belum lancar bahasa Jawa Ngapak, jadi dokter bedah, rata-rate pasien saya
saya masih tetap butuh translator”. operasi. Nah, sebelum operasi saya
selalu menjelaskan kalo untuk pasca
Bapak As, salah satu pasien dokter Ar operasi itu, pemulihan paling minim
mempertegas strategi yang dilakukan oleh satu minggu, jadi saat saya visite
dokter Ar dalam mengatasi hambatan bahasa pasien tidak bertanya lagi”.
ini. Dalam wawancara mendalam dengan
peneliti, bapak As mengatakan, “Doktere 4.7 Mempelajari budaya dan karakter
senenge takon nang kancane nek ora pasien.
mudeng, kadang nek pas ana anake nyong
ya anake nyong ngewangi njelasna” Strategi lain yang digunakan oleh paramedis
(dokternya suka bertanya ke temannya dalam menghadapi hambatan persepsi dari
(perawat) kalau tidak mengerti atau tidak pasien adalah dengan cara mempelajari
bertanya ke anak atau keponakan saya kalau budaya serta karakter pasien. Hal ini seperti
sedang disini). yang dikatakan oleh dokter Dh dalam
wawancara mendalam pada tanggal 21
Sejak ada bantuan penerjemah, dokter- Januari
dokter yang ada di RSU Raffa menjadi lebih 2020,
terbantu dalam proses pelayanan kesehatan “Saya suka tanya teman-teman perawat
dengan pasien yang tidak bisa berbahasa biasanya bagaimana karakter
Indonesia. masyarakat disini (Majenang), lalu
bertanya juga pengalaman apa saja sih
Edukasi Pasien. Strategi kedua yang yang pernah mereka alami dulu selama
digunakan oleh paramedis dalam mengubah berhadapan dengan pasien suku Jawa
persepsi pasien tentang proses pemulihan Ngapak ini”.
adalah dengan mengedukasi pasien. Edukasi
ini dilakukan pada saat awal ketika pasien

79
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

Hal yang sama juga dilakukan oleh dokter total atau amputasi, disana juga kita
Art selama berpraktik di RSU Raffa. Dalam memutarkan video tentang contoh
wawancara mendalam pada tanggal22 orang-orang yang diamputasi akibat
Januari 2020 beliau mengatakan, salah penanganan supaya mereka
“Saya walaupun sudah cukup lama tau”.
berada di Majenang, tapi saya masih
agak susah sih paham sama karakter Upaya yang sama juga dilakukan oleh dokter
mereka, oleh karena itu saya tetap Art.
terus mencari informasi terkait Dalam wawancara mendalam pada tanggal
kebudayaan masyarakat Majenang 22
terutama pasien-pasien yang berobat Januari 2020 beliau mengatakan,
di RSU Raffa”. “Biasanya kami sosialisasi ke
masyarakat desa yang di gunung-
Upaya yang dilakukan oleh dokter-dokter gunung, biasanya tentang bahaya dan
yang ada di RSU Raffa ini bertujuan untuk akibat apabila salah penanganan, dan
mengidentifikasi bagaimana keadaan pentingnya harus ada penanganan
masyarakat Majenang. Dokterdokter yang medis”.
bertugas di RSU Raffa Majenang ini
menyadari bahwa mereka adalah warga 5. KESIMPULAN
pendatang yang perlu belajar dari budaya
masyarakat setempat. Oleh karena itu Sebagai Rumah Sakit yang terletak di
menjadi hal yang sangat penting untuk wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
mempelajari karakter masyarakat Barat, membuat RSU Raffa menjadi tempat
Majenang, khususnya masyarakat yang bertemunya keanekaragaman budaya dalam
tinggal di daerah pegunungan. Melalui dunia medis. Komunikasi yang terjalin
identifikasi yang dilakukan ini, dapat antara dokter dan pasien menggunakan
dijadikan pedoman bagi dokter-dokter komunikasi verbal dan non-verbal.
dalam bertindak untuk mengedukasi pasien Komunikasi verbal yang digunakan yaitu
yang masih memiliki pemahaman serta dengan mengucapkan salam, menanyakan
persepsi yang salah terhadap proses kondisi pasien, menanyakan apa saja
penyembuhan. Mengacu dari pendapat aktifitas pasien di rumah. Dalam melakukan
Rogers (dalam Cangara, 2014:64), strategi proses pelayanan kesehatan para dokter
komunikasi merupakan suatu rancangan menggunakan Bahasa Indonesia dan pasien
yang dibuat untuk mengubah tingkah laku menggunakan Bahasa Jawa Ngapak.
manusia dalam skala yang lebih besar Komunikasi non verbal yang terdapat dalam
melalui transfer ide-ide baru. Sosialisasi ke proses komunikasi dokter dan pasien di RSU
desa-desa. Strategi ketiga yang dilakukan Raffa yaitu senyuman (mimik wajah),
dokter untuk menghadapi hambatan terkait gerakan-gerakan tubuh (gesture), dan
dengan budaya, khususnya kepercayaan melakukan sentuhan-sentuhan fisik seperti
masyarakat yang masih lebih percaya ke menyentuh dahi pasien dan memberikan
dukun adalah dengan melakukan sosialisasi tepukan pada pundak pasien. Ada beberapa
ke desa-desa tentang pentingnya hambatan yang terjadi dalam komunikasi
penanganan medis ketika sakit. Terkait hal antarbudaya antara dokter dan pasien,
ini, dokter Dh mengatakan, hambatan tersebut adalah hambatan Budaya
“Untuk hal itu kita biasanya bikin (cultural), hambatan Bahasa (linguistic) dan
sosialisasi ke desa-desa, disana kita hambatan Persepsi (motivational), yaitu
menjelaskan bahayanya patah tulang perbedaan persepsi dalam memahami proses
kalau langsung dipijat oleh dukun penyembuhan penyakit dan kepercayaan
akibat paling fatalnya itu bisa lumpuh masyarakat yang masih mempercayai dukun.

80
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

Chaney, Lilian, Martin, Jeanette, & Martin.


Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang (2004).
terjadi, ada empat strategi yang digunakan Intercultural Business Communication.
oleh paramedis yang ada di RSU Raffa. New Jersey: Pearson Education, Inc,
Strategi tersebut adalah Strategi dengan Upper Saddle River.
menggunakan penerjemah, edukasi pasien, Darmastuti, R. (2013). Mindfullness Dalam
mempelajari budaya dan karakter pasien dan Komunikasi Antarbudaya (Mapa, Ed.).
Sosialisasi ke desa-desa. Strategi-strategi ini Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.
digunakan oleh dokter dalam melakukan Devito, J. A. (1997). Komunikasi
proses pelayanan kesehatan, yaitu Antarmanusia: Kuliah Dasar. Jakarta:
menggunakan penterjemah atau translator Professional Books.
untuk memudahkan komunikasi, Effendy, O. U. (2004a). Dimensi-dimensi
memberikan pemahaman ketika dokter visit. Komunikasi (Cet. Ke-4). Bandung: PT.
Pada saat visit, dokter menjelaskan tentang Remaja Rosdakarya.
rentang waktu proses pemulihan pasien. Effendy, O. U. (2004b). Dinamika
Selain itu, dokter juga mempelajari budaya Komunikasi. Bandung: PT Remaja
dan karakter masyarakat setempat demi Rosdakarya.
kelancaran proses komunikasi dengan Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi
bertanya melalui dokter atau perawat yang Teori dan Praktek. Bandung: PT.
merupakan penduduk asli Majenang. Dalam Remaja Rosdakarya.
tindakannya, dokter juga belajar bahasa Fauziah, S. (2015). Faktor Sosiokultural
Jawa Ngapak dan mulai menerapkannya dalam Pemakaian Bahasa. Zawiyah
ketika sedang berkomunikasi dengan pasien. Jurnal Pemikiran Islam, 1(1), 154–174.
Dan strategi yang terakhir yaitu mengadakan Fitrah, M. dan L. (2017). Metodologi
sosialisasi di desa-desa terutama yang Penelitian; Penelitian Kualitatif,
berada di gunung dengan tujuan untuk Tindakan Kelas & Studi Kasus).
memberikan pemahaman terkait pentingnya Sukabumi: CV Jejak.
penanganan medis agar masyarakat tidak Griffin, E. A. (2003). A First Look at
salah paham dan tidak sembarangan dalam Communication Theory. New York
melakukan tindakan medis. City: McGraw-Hill.
Hadi, F. (2017). Komunikasi Antarbudaya
6. DAFTAR PUSTAKA pada
Mahasiswa Bangka-Sunda (Studi Etnografi
Samovar, Larry A. & Richard E. Porter. Komunikasi Kedwibahasaan Pada
(1994). Intercultural Communication: A Mahasiswa Bangka-Sunda di FISIP
Reader. Tenth Edition. Australia: UNPAS Bandung). PERPUSTAKAAN.
Wadsworth. Jandt, F. E. (1998). Intercultural
Samovar, Larry A; Richard E Porter and Communication, An Introduction.
Edwin R McDaniel. 2012. Intercultural London: Sage Publication.
Communication: A Reader. 13th edition. Keraf, & Gorys. (1997). Komposisi: Sebuah
United States: Wadsworth Cengage Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:
learning. Nusa Indah.
Aw, S. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Liliweri, A. (2003). Dasar-dasar
Yogyakarta: Graha Ilmu. Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:
Cangara, H. (2014). Perencanaan Strategi Pustaka Pelajar.
Komunikasi (Ed Revisi). Jakarta: PT Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada
RajaGrafindo Persada. Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. Littlejohn, W. S. (2012).

81
Ramdhini: Pengaruh Intensitas Menonton Video Youtube dan Kredibilitas Beauty Vlogger

Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba


Humanika.
Pemerintah Kabupaten Cilacap. (n.d.). Profil
Kondisi Geografis Kabupaten Cilacap.
Putri, M. H. (2014). Strategi Komunikasi
Antarbudaya dalam Mengurangi
Stereotipe Negatif Terhadap Suku
Batak di Rusunawa Keudah, Banda
Aceh. Universitas Syiah Kuala.
Rakhmat, J. (2007). Persepsi Dalam Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Regar, P. P., Kawung, E., & Tangkudung, J.
P. M. (2014). Pola komunikasi antar
budaya dan identitas etnik Sangihe –
Talaud – Sitaro (Studi pada Masyarakat
Etnik Sanger-Tahuna-Sitaro di Kota
Manado). Journal Acta Diurna, III, 1–
10.
Ridwan, A. (2016). Komunikasi
Antarbudaya (Mengubah Persepsi dan
Sikap dalam Meningkatkan Kreativitas
Manusia). Bandung: CV Pustaka
Setia.
Samovar, Larry A., R. E. P., & McDaniel,
dan E. R. (2010). Komunikasi Lintas Spradley, J. (1997). Metode Etnografi (M. Z.
Budaya (Communication Between Elizabeth & Tiara Wacana, Eds.).
Cultures) (7th ed.). Jakarta: Salemba Yogyakarta.
Humanika. Subandi, A. (1982). Psikolog Sosial (cet. ke-
Samovar, L. A., Porter, R. E., & McDaniel, 11). Jakarta: Bulan Bintang.
E. R. (2012). Intercultural Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
Communication A Reader (13th editi). Kualitatif. Bandung: CV, Alberta.
USA: Wadsworth Cengage Learning. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Simanjuntak, D. R. (2016). Pelayanan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kesehatan dalam pendekatan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
komunikasi antarbudaya (Studi Kuantitatif dan R&D. Bandung:
fenomenologi pelayanan kesehatan Alfabeta.
Dokter kepada Pasien di RSUP H. Tubbs, S., & Moss, S. (2008). Human
Adam Malik Medan). Jurnal Simbolika. Communication Principles and
Soeprapto, R. (2002). Interaksi Simbolik, Contexts (8th ed). Boston:
Perspektif Sosiologi Modern. McGraw-Hill.
Yogyakarta: Averrpes Press dan Pustaka Turnomo, R. (2005). Menghargai
Pelajar. Perbedaan Kultural: Mindfulness
Soesilo. (2004). Kejawen: Philosofi & dalam Komunikasi Antaretnis.
Perilaku. Venus, A., Syafirah, N. A. Salam, N. E.
Jakarta: Yayasan “Yusula.” (2019). Stereotip, Melayu, Etnik,
Reformasi, Pendatang. Jurnal
Manajemen Komunikasi, 3(2), 131–141.

82
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020: 60-76

Warsito. (2012). Antropologi Budaya.


Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Widyastuti, D. A. R., Birowo, M. A., &
Sidhi, T. A.
P. (2019). Konsep Diri Perempuan Di
Kawasan
Rawan Bencana Gunung Merapi. Jurnal
ASPIKOM, 4(1), 156.
https://doi.org/10.24329/
aspikom.v4i1.420

83

Anda mungkin juga menyukai