Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol.

2 , Desember 2020

ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA TAKSI


KONVENSIONAL DAN TAKSI BERBASIS DARING DI KOTA
MAGELANG
Ayu Atma Meydiyana1, Woro Partini Maryunani2, Evi Puspitasari3
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar,
Jl. Kapten Suparman 39 Potrobangsan, Magelang Utara, Magelang, Jawa
Tengah 56116
Corresponding Author : ayuatmameydiyana@gmail.com

ABSTRAK

Transportasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan yang menyangkut suatu pergerakan
dan perpindahan kegiatan masyarakat di Kota Magelang. Dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi sekarang sangat pesat, salah satunya dalam bidang transportasi. Oleh karena itu, munculah
taksi berbasis daring yang sering kita sebut dengan taksi online. Pemilihan moda bukan merupakan proses
yang acak melainkan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan pemikiran diatas perlu diadakanya
kajian tentang pemilihan moda di Kota Magelang untuk mengetahui pemodelan pengguna jasa taksi
konvesional yang berpindah menggunakan jasa taksi berbasis daring.
Penelitian ini menggunakan metode logit biner untuk memeodelkan pemilihan moda..
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pengguna taksi dengan teknik stated
preference. Dengan perubahan atribut yaitu atribut biaya perjalanan, waktu tunggu, dan waktu tempuh.
Hasil penelitian didapatkan bahwa masyarakat Kota Magelang sebanyak 83% memilih taksi berbasis
daring.
1
Dengan hasil analisis logit biner didapat model pemilihan moda: 𝑃𝐺𝑂 = (−1,1630−0,00120(𝐶𝐺−𝐶𝐴)) dimana nilai CG
1+𝑒𝑥𝑝
dan nilai CA merupakan hasil pengurangan dari parameter yang diteliti. Berdasarkan survei dengan teknik
stated preference diketahui bahwa atribut yang digunakan yaitu biaya perjalanan, waktu tunggu, dan
waktu tempuh. Dari hasil perhitungan yang paling mempengaruhi niali probabilitas yaitu atribut biaya
perjalanan.

Kata kunci : pemilihan moda, logit biner, teknik stated preference

1. PENDAHULUAN perencanaan model permintaan transportasi.


Transportasi merupakan hal yang Moda transportasi merupakan komponen
penting dalam kehidupan yang menyangkut yang penting, karena menentukan sentivitas
suatu pergerakan dan perpindahan. Kegiatan model untuk permintaan Perubahan
manusia sehari-hari sangatlah berbeda, yang (Combes dan Tavasszy, 2016). Perencanaan
disebabkan oleh tujuan perjalanan yang jalan di Indonesia
berbeda antara satu dengan yang lainnya. khususnya di Departemen Pekerjaan
Hal ini juga berpengaruh dalam hal Umum baik di tingkat nasional, provinsi
maupun kabupaten

1
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

2.2 Angkutan Umum


menggunakan nilai CBR (California
Menurut Warpani (2002), angkutan
Bearing Ratio) untuk menentukan tebal
umum adalah angkutan penumpang yang
perkerasan jalan, berdasarkan proyeksi lalu
dilakukan dengan sistem sewa atau bayar.
lintas dan umur rencananya. Data CBR
Termasuk dalam pengertian angkutan umum
tersebut digunakan sebagai dasar untuk
penumpang adalah angkutan kota (bus,
mengevaluasi kekuatan struktur perkerasan
minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan
apakah nantinya diperlukan pemeliharaan
angkutan udara.
atau peningkatan jalan. (Sudarno, 2018)
Dengan perkembangan teknologi 2.3 Angkutan Taksi
informasi dan komunikasi sekarang sangat Peraturan Pemerintah Nomor 74
pesat, salah satunya dalam bidang Tahun 2014 pasal 42 tentang Angkutan
transportasi. Oleh karena itu, munculah taksi Jalan bahwa pelayanan orang dengan
berbasis daring yang sering kita sebut angkutan taksi merupakan pelayanan dari
dengan taksi online. Pemilihan moda bukan pintu ke pintu dengan wilayah operasi dalam
merupakan proses yang acak melainkan di wilayah perkotaan. Sistem pembayaran pada
pengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan angkutan taksi dilakukan berdasarkan
pemikiran diatas perlu diadakanya kajian argometer yang dilengkapi dengan alat
tentang pemilihan moda di Kota Magelang pencetak bukti pembayaran.
untuk mengetahui pemodelan pengguna jasa
taksi konvesional yang berpindah 2.4 Pemilihan Moda
menggunakan jasa taksi berbasis daring.
(Anendya, 2018) Pemilihan moda mungkin merupakan
Penelitian ini dilakukan dengan model terpenting dalam perencanaan
beberapa fomulir yang ditujukan kepada transportasi. Hal ini disebabkan karena peran
pengguna moda transpotasi taksi kunci dari angkutan umum dalam berbagai
konvesional dan juga kepada pengguna kebijakan transportasi. . Tidak seorang pun
moda transpotasi taksi berbasis daring dapat menyangkal bahwa moda angkutan
dengan teknik stated preference dan untuk umum menggunakan ruang jalan jauh lebih
mengolah datanya menggunakan metode efisien daripada moda angkutan pribadi.
logit biner. Seterusnya, jika ada pengendara yang
berganti ke moda transportasi angkutan
2. LANDASAN TEORI umum, maka angkutan pribadi mendapatkan
2.1 Transportasi keuntungan dari perbaikan tingkat pelayanan
Menurut Tamin (2000), transportasi akibat pergantian moda tersebut. Oleh
adalah pergerakan manusia dan/atau barang karena itu, masalah pemilihan moda dapat
dari tempat yang satu ke tempat yang lain. dikatakan sebagai tahap terpenting dalam
Pergerakan timbul karena adanya aktifitas berbagai perencanaan dan kebijakan
didalam masyarakat. Proses transportasi transportasi. (Tamin, 2000)
tercipta akibat perbedaan kebutuhan antara
manusia satu dengan yang lain, yang bersifat 2.5 Teknik Stated Preference
kualitatif dan mempunyai ciri berbeda Teknik Stated Preference
sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, merupakan pendekatan terhadap responden
jenis yang diangkut, dan lain–lain. untuk mengetahui respon mereka terhadap

2
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

situasi yang berbeda. Masing-masing survei pengguna angkutan umum ini


individu ditanya tentang responnya jika dihitung dari jumlah penduduk Kota
mereka dihadapkan kepada situasi yang Magelang yang menggunakan angkutan umum.
6060
diberikan dalam keadaan yang sebenarnya 𝑛= = 98 responden
1+6060.10%2
(bagaimana preferensinya terhadap pilihan ≈100 responden
yang ditawarkan). Kebanyakan Stated
Preference menggunakan perancangan
eksperimen untuk menyusun 3. METODOLOGI PENELITIAN
alternatifalternatif yang disajikan kepada 3.1 Bagan Alur Penelitian
responden. (Yosritzal,2006) Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

2.6 Metode Logit Biner


Pada dasarnya perilaku agregat
individu dalam memilih jasa transpotasi
sepenuhnya merupakan hasil keputusan
setiap individu. Pelaku perjalanan
dihadapkan pada berbagai alternatif baik
berupa alternatif tujuan perjalanan, moda 4
angkutan, maupun rute perjalanan.
Sehubungan dengan proses pemilihan
perjalanan ini, dalam diri individu pelaku
perjalanan terdapat hierarki pemilihan.
Model logit biner selisih mengamsusikan
bahwa Cid 1 dan Cid 2 merupakan bagian
yang diketahui dari biaya gabungan setiap
moda dan pasangan asal-tujuan. Jika kita
juga mempunyai informasi mengenai
proporsi pemilihan setiap moda untuk
setiap pasangan. Setelah indikator (i,d)
dihilangkan, untuk alasan Gambar 1 Bagan alur penelitian
penyerderhanaan, proporsi P1 setiap
pasangan (i,d) untuk moda 1 diperoleh 3.2 Lokasi Penelitian
model sebagai berikut : 𝑃1 = 1
1+𝑒𝑥𝑝(⍺+𝛽)(𝐶2−𝐶1)). (Tamin,2000) Lokasi penelitian ini berada di Kota
Magelang yang dapat dilihat pada Gambar 2
2.7 Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel yang
harus diambil ditentukan oleh dua hal,
pertama tingkat ketelitian/tingkat
kesalahan yang akan kita ambil, kedua
adalah teknik analisis yang akan
digunakan. Selanjutnya untuk mengetahui
alokasi ukuran sampel tiap sub-populasi
dihitung dengan menggunakan rumus
Slovin. Jumlah sampel penelitian dalam
3
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

memudahkan responden dalam mengisi


kuesioner.

3.5 Parameter Utilitas Moda

Pada pembukaan fungsi utilitas moda


yang akan digunakan dalam model
pemilihan, maka perlu dilakukan
spesifikasi parameter yang akan diestimasi
besarannya untuk tiap-tiap variabel utilitas
moda. Spesifikasi parameter-parameter
utilitas moda tersebut meliputi :
X1: Waktu akses ke jalan raya
X2: Konsumsi waktu tunggu
X3: Waktu konsumsi perjalanan moda
X4: Ongkos Moda

Gambar 2 Lokasi penelitian 3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data-data yang akan
digunakan dalam penelitian ini, dilakukan
3.3 Metode Analisis Data cara sampling dengan menyebarkan
kueisioner atau pertanyaan yang disusun
Metode penelitian adalah cara-cara berdasarkan variable penelitian yang
ilmiah untuk mencapai tujuan penelitian. diukur. Teknik pengumpulan data dalam
Dalam metode penelitian diperlihatkan penelitian ini yaitu teknik stated preference
cara mendapatkan data dan pada dasarnya merupakan perpaduan dari
cara menganalisis data hingga sampai dua metode dasar, yakni survei kuesioner
dengan kesimpulan untuk menjawab tujuan dan survei wawancara.
penelitian. Penelitian pada skripsi
pengambilan data menggunakan metode
stated preference dan untuk analisis 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
datanya menggunakan metode logit biner
selisih. 4.1 Hasil
4.1.1 Karakteristik Pengguna Transportasi
3.4 Penurunan Variabel-Variabel Taksi di Kota Magelang
Penelitian
1. Usia
Berdasarkan konsep utilitas, Dari hasil survei yang telah dilakukan
konsumen cenderung memaksimumkan berdasarkan usia responden, sebaran usia
fungsi utilitas dalam memilih suatu moda. pengguna taksi konvensional dan taksi
Dengan berpedoman pada variabel-variabel berbasis daring di Kota Magelang adalah
yang berpengaruh terhadap pemilihan berusia 15 tahun – 25 tahun 58%, kemudian
moda transpotasi. Representasi fungsi berusia 26 tahun - 35 tahun 15%, kemudian
utilitas, meliputi konstanta karakteristik berusia 36 tahun – 45 tahun 5%, kemudian
moda dan variabel-variabel pelayanan. berusia 46 tahun – 55 tahun 19%, dan
Selanjutnya, penjabaran variabel pelayanan pengguna berusia >55 tahun 3%. Hal ini
dibuat tidak terlalu rinci untuk disebabkan pengguna yang berusia 15 tahun –
4
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

25 tahun memiliki mobilitas yang tinggi berbasis daring daripada memilih taksi
karena berada di usia produktif, sudah mampu konvesional. Dengan persentasi 83%
mandiri melakukan perjalanan bila masyarakat Kota Magelang memilih taksi
dibandingkan dengan pengguna taksi berusia berbasis daring, sedangkan 17% masyarakat
>55 tahun. Kota Magelang memilih taksi konvesional.
2. Jenis Kelamin 2. Persentase Tujuan Menggunakan Moda
Dari hasil survei yang telah Dari hasil survei yang telah
dilakukan berdasarkan jenis kelamin dilakukan bahwa di Kota Magelang paling
responden, mayoritas pengguna taksi di banyak yaitu berlibur/rekreasi dimana lain-
Kota Magelang adalah pengguna taksi lain bisa di asumsikan untuk tujuan tempat
dengan jenis kelamin perempuan 56% dan wisata, mall dan lain sebagainya adalah
laki- laki 44%. Hal ini disebabkan pada sebesar 29%,
survei dilakukan lebih banyak pengguna
perempuan yang melakukan perjalanan. 3. Persentase alasan terhadap pemilihan
moda
3. Frekuensi Menggunakan Moda Dari beberapa alasan pemilihan moda
Dari hasil survei yang telah pada umumnya pengguna transportasi taksi
konvesional alasan kemudahan sebagai
dilakukan berdasarkan frekuensi alasan utama yang paling banyak dipilih
menggunakan moda transportasi taksi di responden dengan persentase sebesar 50%.
Kota Magelang, responden yang pernah Untuk pengguna transportasi taksi berbasis
menggunakan kedua moda taksi yaitu daring pada umumnya juga mereka
sebanyak 81% dan responden yang hanya mengemukakan alasan kemudahan sebagai
alasan utama yang paling bnyak dipilih
pernah menggunakan salah satu moda taksi responden sebesar 44%. Alasan kemudahan
sebanyak 19%. para responden yang memilih taksi berbasis
daring ini karena mereka mudah
4. Pengguna Taksi Berdasarkan mendapatkan taksi
Kendaraan yang Dimiliki 4. Persentase pendapatan per bulan
Dari hasil survei yang telah terhadap pemilihan moda
dilakukan berdasarkan kendaraan yang Responden yang memilih taksi
dimiliki, responden yang memiliki konvesional dengan pendapatan dibawah
kendaraan motor sebanyak 70% , Rp.500.000,00 sebanyak 24%, kemudian
mempunyai motor dan mobil 22% dan yang masyarakat Kota Magelang berpenghasilan
tidak memiliki kendaraan sebanyak 8%. Rp. 500.000,00-Rp.1.000.000,00 sebanyak
29% memilih moda taksi konvesional, lalu
4.1.2 Hasil Analisis Pemilihan Moda Rp.1.000.000,00-Rp.2.000.000,00
Responden Pengguna Taksi sebanyak 18% nya memilih moda taksi
konvesional, lalu sisanya mayarakat
1. Persentase Pemilihan Moda
berpenghasilan lebih dari Rp.2.000.000
Dari hasil survei yang telah
sebesar 29% memilih moda taksi
dilakukan bahwa masyarakat Kota
konvesional.
Magelang lebih cenderung memilih taksi

5
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

Jika biaya taksi berbasis daring lebih


Responden yang memilih taksi
mahal sebanyak Rp.5.000 ketimbang taksi
berbasis daring dengan pendapatan
konvesional, persentase orang menggunakan
dibawah Rp.500.000,00 sebanyak 11%,
taksi berbasis daring adalah sebesar 74.6 %.
kemudian masyarakat Kota Magelang
berpenghasilan Rp. 500.000,00- Jika biaya taksi berbasis daring lebih
Rp.1.000.000,00 sebanyak 11% memilih murah Rp.5.000 dibandingkan dengan biaya
moda taksi konvesional, lalu taksi konvesional maka jumlah pengguna
Rp.1.000.000,00-Rp.2.000.000,00 taksi berbasis daring naik sebesar 75 %.
sebanyak 30% nya memilih moda taksi Gambar 4.22 dapat digunakan oleh para
konvesional, lalu sisanya mayarakat pengambil kebijakan operasi taksi berbasis
berpenghasilan lebih dari Rp.2.000.000 daring dan taksi konvesional untuk
sebesar 48% memilih moda taksi menentukan kebijakan yang harus diambil
konvesional. untuk menarik para konsumen.
4.1.3 Analisis Pemodelan Matematis
Pemilihan Moda Taksi Konvensional dan 4.1.4 Analisis Data Stated Preference
Taksi Berbasis Daring Berdasarkan Berdasakan Persepsi Pengguna Taksi
penelitian pada pemilihan moda Konvensional dan Taksi Berbasis Daring
di Kota Magelang didapat nilai ⍺ = - Analisis data Stated Preference
1,11630 dan β= - 0,00120 maka dari itu dilakukan untuk memperoleh model utilitas.
model Logit Biner Selisih untuk Data yang diperoleh dari responden berupa
Masyarakat Kota Magelang dapat skala pilihan ditransformasikan menjadi
dinyatakan bentuk skala probabilitas. Dari nilai
1
dalam persamaan 𝑃𝐺𝑂 = 1+𝑒𝑥𝑝 (−1,1630−0,00120(𝐶𝐺−𝐶𝐴 probabilitas tersebut ditransformasikan lagi
))
kedalam skala simetrik yang nantinya akan
menjadi nilai utilitas yang bersesuaian dengan
0,76 skala probabilitas tersebut.

0,75
Log e{(1-P)/P}

Tabel 1 Transformasi Skala Matrik


Skala
0,74 Probabilitas Utilitas
Skala Respon
(P) Ln
0,73 1 Pasti Memilih Taksi 0.1 -2.1972
-200 -100 Konvensional
0 100 200
2 Mungkin Memilih Taksi 0.3 -0.8473
Cg-Ca Konvensional
3 Pilihan Berimbang 0.5 0.0000
Gambar 3. Model Logit Biner Masyarakat 4 Pasti Memilih Taksi Berbasis 0.7 0.8473
Kota Magelang Daring
5 Mungkin Memilih Taksi 0.9 2.1972
Berdasarkan Gambar 3 model Logit Berbasis Daring
Biner masyarakat Kota Magelang bahwa
74.8% masyarakat Kota Magelang memilih
taksi berbasis daring, meskipun biaya taksi
konvesional dengan taksi berbasis daring
sama.

6
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

Langkah selanjutnya adalah 3. Atribut Waktu Tempuh


melakukan analisis regresi untuk Dari perhitungan regresi linier
memperoleh model utilitasnya. Skala didapatkan nilai α = -1.706437464 dan β = -
simetrik akan menjadi variable terikat 0.006216653, maka dari itu persamaan
sedangkan variable bebasnya adalah selisih utilitas untuk atribut waktu tempuh dapat
tiap-tiap atribut. dinyatakan dalam persamaan 𝑈𝑡𝑘 − 𝑈𝑡𝑏 =
Dengan menggunakan regresi linier −1.706437464 + 0.006216653(∆𝑋₃)
akan didapat konstanta (b₀) dan koefisien
(bₙ) untuk masing-masing model. Sehingga 5. KESIMPULAN DAN SARAN
model utilitas dapat dinyatakan :
5.1 Kesimpulan
𝑈₁ − 𝑈₂ = 𝑏₀ + 𝑏ₙ (∆𝑋)
1. Model pemilihan moda dalam studi
Dari model utilitas yang di dapatkan, akan ini adalah menggunakan Model Logit Biner
diperoleh nilai konstanta dan koefisien dengan fungsi selisih utilitas Taksi
regresi masing-masing atribut.Dari regresi Konvensional dan Taksi Berbasis Daring.
yang dihasilkan konstanta dan koefisien Dari hasil analisis didapat persamaan model
tersebut kemudian didapat suatu formula logit biner antara Taksi Konvensional dan
utilitas yang digunakan untuk mencari Taksi Berbasis Daring adalah sebagai
probabilitas pemilihan moda dengan model berikut:
1
logit biner. 𝑃𝐺𝑂 =
Dalam penelitian kali ini atribut yang 1 + 𝑒𝑥𝑝(−1,1630−0,00120(𝐶𝐺−𝐶𝐴))
akan digunakan sebagai alternatif pemilihan
moda yaitu biaya/tariff perjalanan, waktu 2. Dari analisis yang dilakukan
tunggu, dan waktu tempuh. terhadap data stated preference dengan tiga
macam atribut diperoleh model yang
1. Atribut Biaya Perjalanan berbentuk fungsi utilitas model moda taksi
konvensional dan taksi berbasis daring
Dari perhitungan regresi linier sebagai berikut.
didapatkan nilai α = -1.543381859 dan β = -
0.000016, maka dari itu persamaan utilitas a. Atribut biaya perjalanan
untuk atribut biaya perjalanan dapat Diperoleh model utilitas (𝑈𝑡𝑘 − 𝑈𝑡𝑏) =
dinyatakan dalam persamaan −1.543381859 − 0.000016 (∆𝑋₁). Dari tabel
𝑈𝑡𝑘 − 𝑈𝑡𝑏 = −1.543381859 − 0.000016 perhitungan probabilitas biaya perjalanan
(∆𝑋₁) diperoleh pada selisih biaya perjalanan Rp
2.600 taksi berbasis daring lebih murah
daripada taksi konvensional probabilitas
2. Atribut Waktu Tunggu
taksi taksi konvensional dan taksi berbasis
Dari perhitungan regresi linier daring berimbang.
didapatkan nilai α = -1.617600272 dan β = Jika selisih biaya perjalanan lebih
0.002444691, maka dari itu persamaan besar maka probabilitas taksi berbasis daring
utilitas untuk atribut waktu tunggu dapat akan naik dan probabilitas taksi
dinyatakan dalam persamaan 𝑈𝑡𝑘 − 𝑈𝑡𝑏 = konvensional akan turun.
−1.617600272 + 0.002444691(∆𝑋₂)

7
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

a. Atribut waktu tunggu a. Usia responden yang paling banyak dalam


pemilihan moda yaitu usia 15 – 25 tahun
Diperoleh model utilitas (𝑈𝑡𝑘 −
𝑈𝑡𝑏) = sebesar 58%. Pada usia tersebut para
−1.617600272 + 0.002444691(∆𝑋₂) pengguna moda transportasi taksi adalah
Dari table perhitungan probablitias orang-orang yang memiliki mobilitas
waktu tunggu diperoleh pada selisih tinggi karena berada di usia produktif.
waktu tunggu 5 menit taksi berbasis b. Jenis kelamin responden dalam pemilihan
daring lebih cepat daripada taksi moda, dengan hasil yang didapat mayoritas
konvensional, probabilitas taksi pengguna taksi adalah perempuan sebesar
konvensional dan taksi berbasis 56% dan laki-laki 44%. Hal ini disebabkan
daring berimbang. Jika selisih waktu pada survey penelitian dilakukan lebih
tunggu lebih cepat maka probablitias banyak pengguna perempuan yang
taksi berbasis daring akan naik dan melakukan perjalanan menggunakan moda
probabilitas taksi konvensional akan transportasi taksi.
turun. c. Tujuan menggunakan moda di Kota
Magelang paling banyak yaitu
b. Atribut waktu tempuh berlibur/rekreasi dimana lain-lain bisa di
asumsikan untuk tujuan tempat wisata,
Diperoleh model utilitas mall dan lain sebagainya adalah sebesar
𝑈𝑡𝑘 − 𝑈𝑡𝑏 = −1.706437464 + 29%.
0.006216653(∆𝑋₃). Dari table d. Alasan pemilihan moda pada umumnya
perhitungan probabilitas waktu tempuh pengguna transportasi taksi konvesional
diperoleh waktu tempuh pada selisih yaitu alasan kemudahan sebagai alasan
waktu 2 menit taksi berbasis daring utama yang paling banyak dipilih
lebih cepat daripada taksi responden dengan persentase sebesar 50%.
konvensional, probabilitas taksi Untuk pengguna transportasi taksi berbasis
konvensional dan taksi berbasis daring daring pada umumnya mereka
berimbang. Jika selisih waktu tempuh mengemukakan alasan kemudahan sebagai
lwbih cepat maka probabilitas taksi alasan utama yang paling bnyak dipilih
berbasis daring akan naik, dan responden sebesar 44%.
probabilitas taksi konvensional akan e. Berdasarkan pendapatan per bulan
turun. pengguna moda Taksi Konvensional
prosentase terbesar untuk tingkat
pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
3. Faktor yang mempengaruhi pemilihan yakni 29,4%, sedangkan pengguna moda
moda yaitu usia responden, jenis kelamin, Taksi Berbasis daring prosentase terbesar
tujuan menggunakan moda, alasan untuk tingkat pendapatan >Rp. 2.000.000
terhadap pemilihan moda, dan pendapatan yakni 47,6%.
masyarakat pemilih moda transportasi.

8
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil, Vol. 2 , Desember 2020

5.2 Saran Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan


1. Dalam penelitian ini parameter yang Pemodelan Transportasi. Institut
di teliti hanya waktu dan biaya, dalam Teknologi Bandung. Bandung
penelitian lebih lanjut parameter
kenyamanan serta keamanan bisa Warpani, S. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas
ditambahkan. dan Angkutan Jalan. Penerbit ITB.
2. Dari sudut pandang kemajuan Bandung
teknologi diera globalisasi ini Taksi Berbasis
Daring merupakan moda transpotasi pilihan Yosritzal. 2006. Review Pendekatan Stated
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nya, Preference dalam beberapa Penelitian
selain itu Taksi Berbasis Daring merupakan Transportasi di Kota Padang
alternatif bagi para pendatang di Kota
Magelang untuk memilih moda transpotasi.
3. Model pemilihan moda yang
dihasilkan dalam studi ini merupakan
analisis untuk pemilihan moda antara Taksi
Konvensional dan Taksi Berbasis Daring.
Studi dapat dikembangkan untuk pemilihan
moda yang lain nya.

DAFTAR PUSTAKA
Combes. F dan Tavasszy. L. A, 2016.
Inventory Theory, Mode Choice and
Network Structure in Freight
Transport. European journal of
transport & Infrastructure, Vol.16.

Enggar Pradipta, Anendya. 2018.


Pemodelan Pemilihan Moda
Transportasi Umum di Kota
Magelang Menggunakan Metode
Logit Biner.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun


2014 pasal 42 tentang Angkutan
Jalan

Sudarno, S, 2018, Analisa Lebar dan Tebal


Lapisan Perkerasan Lentur Ruas
Jalan Kaliangkrik Kabupaten
Magelang. 12(1), 1-5

Anda mungkin juga menyukai