Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kritis Terkait Adanya Kepala Desa Yang Mendukung Wacana

Perpanjangan Masa Jabatan Periode Presiden Menjadi 3 Periode


Nama : Reza Maharani R
Npm : 202030248
Kelas : E-Hubungan Internasional

Sejak isu wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode kembali
memanas, dimana sebelumnya suara-suara tersebut berasal dari mayoritas dalam lingkaran
perpol-parpol koalisi Presiden, sekarang menjadi bertambah dengan munculnya suara-
suara yang berasl dari sekelompok kepala desa. Hal ini dikarenakan para kepala desa
meminta supaya masa jabatan Presiden bisa berlaku hingga 3 periode. Asosiasi
Pemerintahan Desa Indonesia (APDESI) menyatakan bahwasannya mereka akan
mendeklarasikan dukungan untuk Presiden agar dapat menjabat selama 3 periode. Bukan
tanpa alasan mereka ingin mendukung agar presiden dapat menjabat selama 3 periode,
mereka menilai bahwasannya presiden dirasa mampu untuk selalu mengabulkan kebutuhan
mereka sebagai kepala desa. Menurut Direktur Indonesian Politics Reasearch & Consulting
(IPCR) Idil Akbar mengatakan bahwasannya rencana deklarasi mengenai dukungan wacana
Presiden menjabat selama 3 periode akan sangat berbahaya. Karena deklarasi ini hanya akan
menjadi bahan untuk pembenaran dan hal ini akan berbahaya bagi demokrasi dan
pemerintahan untuk kedepannya karena akan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Meskipun kepala desa merupakan actor politik pada tingkat daerah namun mereka dilarang
keras untuk berpolitik praktis sebagaiamana yang telah tercantum pada Undang-Undang
tentang Desa. Kepala desa juga merupakan pelayan bagi masyarakat yang dimana mereka
seharusnya taat pada konstitusi, alih-alih melanggengkan oligarki kekuasaan.Terlebih lagi
melihat akan adanya banyak masalah yang ditimbulkan jika Presiden menjabat selama 3
periode itu jelas, tapi mengapa mereka masih mendukung untuk perpanjangan jabatan harus
lah dipertanyakan. Hal ini menarik adanya dugaan terdapat campur tangan elit yang dimana
mereka ingin melanggengkan kekuasaan mereka dibalik APDESI. Jika memang adanya
campur tangan dari para elit, maka para kepala desa ini haya dijadikan batu loncatan
mereka. Suara dari para kepala desa ini dianggap sebagai bagian dari orkestrasi para elit
setelah berbagai cara yang sebelumnya, seperti penyuaraan melalui jajaran ketum Parpol
sampai dengan klaim big data Menko tidak berjalan dengan lancar. Perpanjangan masa
jabatan juga jelas tidak konstitusional, karena menurtu Yusril Ihza Mahendra selaku pakar
hukum tata negara bahwa jalur konstitusional menurutnya itu tidak ada pengaturan terkait
dengan perpanjangan masa jabatan Presiden. Konstitusi hanya mengatur Presiden hanya
dibolehkan untuk menjabat maksimal dua kali masa jabatan dengan satu kali masa
jabatannya dihitung 5 tahun. Yang dimana itu artinya Presiden hanya dapat menjabat selama
10 tahun saja dengan ketentuan 2 kali masa jabatan. Dengan ketentuan itu membuat tidak
mungkin secara konstitusional adanya perpanjangan masa jabatan. Jika pun ingin dilakukan,
maka harus dilakukannya amandemen terlebih dahulu atau perubahan pada konstitusi lalu
pada perubhannya diagendakan untuk dapat mengubah ketentuan mengenai masa jabatan
Preside, menajdi adanya perpanjangan.

Sumber

https://metro.tempo.co/read/1582459/uu-tpks-disahkan-psi-jakarta-minta-anies-
baswedan-responsif

https://populis.id/read16213/campur-tangan-kepala-desa-di-tengah-badai-wacana-3-
periode-jokowi

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/31/07070031/rencana-perangkat-desa-
dukung-jokowi-3-periode-dinilai-bisa-buat-gaduh?page=all

Anda mungkin juga menyukai