Nim : 19482011051
Tugas : Farmakoterapi gangguan pernapasan
Kasus
➢ Keluhan utama
Pasien Tn.S datang ke IGD RSUD dr.Sayidiman Magetan pada tanggal 01 Desember
2019 diantar oleh keluarganya dengan keluhan sesak napas (+) yang semakin meningkat
sejak 1 hari yang lalu, sesak mengi dan dirasakan terus menerus, sesak semakin
meningkat saat beraktivitas, berkurang dengan posisi duduk, sesak tidak dipengaruhi
oleh emosi, cuaca, maupun makanan.
➢ Riwayat penyakit
Riwayat sesak napas sejak ± 5 tahun yang lalu, sesak berkurang setelah minum obat
salbutamol. Namun 1 hari
yang lalu sesak tidak berkurang dengan minum obat. Keluhan penyerta berupa batuk
berdahak dengan dahak berwarna putih kental sejak ± 3 hari yang lalu. Tidak terdapat
riwayat batuk darah dan nyeri dada. Riwayat penyakit dahulu seperti penyakit ginjal,
alergi, asma dan opname disangkal. Riwayat penyakit keluarga seperti penyakit serupa,
asma, diabetes mellitus, hipertensi dan jantung disangkal. Riwayat kebiasaan merokok
diakui oleh pasien. Pasien seorang petani. Pasien merokok sejak umur 18 tahun dan
berhenti merokok saat umur 50 tahun, pasien merokok ± 1 bungkus/hari. Indeks
Brinkman : 32 tahun x 20 batang/ hari.
➢ Pemeriksaan umum
1. Pemeriksaan fisik
Didapatkan keadaan umum tampak sakit, kesadaran compos mentis E4V5M6,
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 77x/menit reguler, respiratory rate 24x/menit
reguler, suhu 36,5oC, SpO2 98%.
2. Pemeriksaan status generalis
didapatkan, Kepala : bibir sianosis (-), Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), refleks pupil +/+ (3mm/3mm), Leher :Leher simetris, pembesaran kelenjar
getah bening (-/-), peningkatan jugular vein pressure(-).
3. Pemeriksaan thoraks pulmo Inspeksi :
Bentuk dada normal (+) normal, retraksi (-) normal, Palpasi :
ketinggalan gerak (-/-) normal, fremitus (+/+) normal, Perkusi : hipersonor diseluruh
lapang paru kanan dan kiri; auskultasi : wheezing (+) dan ekspirasi memanjang pada
lapang paru kanan dan kiri.
4. Pemeriksaan thorax jantung inspeksi :
ictus cordis tidak tampak (+) normal, palpasi : ictus cordis teraba (+) normal, kuat
angkat (+)mnormal, perkusi : redup pada jantungm(+) normal, auskultasi : Suara
Jantung I-II reguler (+), murmur (-),
bising jantung (-).
5. Pemeriksaan abdomen, inspeksi :
448
Jejas (-), distensi (-), massa (-), auskultasi : Peristaltik usus (+) normal, perkusi :
Timpani seluruh lapang abdomen (+) normal, hepar pekak (+) normal, undulasi (-),
pekak beralih (-), palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), defans muskuler (-).
6. Pemeriksaan ekstremitas superior : akral hangat (+/+) normal, edema (-/-) normal,
ekstremitas inferior : akral hangat (+/+) normal, edema (-/-) normal.
7. Pemeriksaan darah lengkap
didapatkan, hemoglobin 16,4 g/dL, leukosit x103/μ,66L, hematokrit 48,4%,
trombosit 309x103/μL,
eritrosit 5,52x106/μL, MCV 87,7 fl, MCH 29,7 pg, MCHC 33,9 g/dL.
8. Pemeriksaan kimia klinik
didapatkan, gula darah sewaktu (GDS) 100 mg/dl. Pemeriksaan penunjang lain yang
dilakukan
adalah pemeriksaan foto thorax PA
➢ Hasil pemeriksaan
Pasien didiagnosis penyakit paru obstruktif kronik dengan diagnosis banding asma, tb
paru. Tata laksana pada pasien ini yaitu nebul combivent-fluoxetide/ 8 452 jam, infus
rl/pz no.iii, drip aminophilin 240 20 tpm, injeksi ceftriaxon 1 gram 2x1, injeksi
dexametason 5mg/ml 3x1, injeksi pantoprazole 40 mg 1x1, injeksi solvinex 2x1,
sucralfat syr no.i 3xcii, curcuma tab 3x1.
449
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS : LAPORAN
KASUS
ABSTRAK
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah proses inflamasi kronis yang heterogen, saluran
udara mengalami kerusakan alveoli dan pembuluh darah. Pada laporan kasus ini didapatkan
seorang laki-laki berumur 63 tahun datang ke IGD RSUD dr.Sayidiman dengan keluhan sesak
napas (+) yang semakin meningkat sejak 1 hari yang lalu, sesak mengi dan dirasakan terus
menerus, sesak semakin meningkat saat beraktivitas, riwayat sesak napas sejak ± 5 tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan perkusi thorax didapatkan hipersonor di seluruh lapang paru kanan dan
kiri sedangkan, pada pemeriksaan auskultasi thorax didapatkan suara wheezing pada lapang paru
kanan dan kiri dengan hasil pemeriksaan foto thorax PA yaitu penyakit paru obstruktif kronik.
Penatalaksanaan PPOK mencakup penghentian merokok, pemberian antibiotik, bronkodilator,
kortikosteroid, terapi oksigen, pengontrolan sekresi, rehabilitasi yang berupa latihan fisik, dan
latihan napas khusus.
ABSTRACT
450
yang mempunyai gejala berupa masyarakat dengan pendidikan rendah
451
saat beraktivitas, berkurang dengan keadaan umum tampak sakit,
Tidak terdapat riwayat batuk darah dan anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
nyeri dada. Riwayat penyakit dahulu refleks pupil +/+ (3mm/3mm), Leher
seperti penyakit ginjal, alergi, asma dan :Leher simetris, pembesaran kelenjar
452
Pemeriksaan thorax jantung, leukosit x103/µ,66L, hematokrit
(+) normal, palpasi : ictus cordis eritrosit 5,52x106/µL, MCV 87,7 fl,
teraba (+) normal, kuat angkat (+) MCH 29,7 pg, MCHC 33,9 g/dL.
Jantung I-II reguler (+), murmur (-), (GDS) 100 mg/dl. Pemeriksaan
Pemeriksaan ekstremitas
Gambar 1. Penyakit Paru Obstruktif
superior : akral hangat (+/+) normal, Kronik
edema (-/-) normal, ekstremitas Pasien ini didiagnosis
inferior : akral hangat (+/+) normal, penyakit paru obstruktif kronik
edema (-/-) normal. dengan diagnosis banding asma, tb
Pemeriksaan darah lengkap paru. Tata laksana pada pasien ini
didapatkan, hemoglobin 16,4 g/dL, yaitu nebul combivent-fluoxetide/ 8
453
jam, infus rl/pz no.iii, drip urutan pertama penyumbang angka
solvinex 2x1, sucralfat syr no.i 3xcii, Beberapa hal yang berkaitan
fase awal, kedua penyakit ini belum Klasifikasi PPOK (Gold, 2010) :
454
c. Derajat II : PPOK sedang. Gejala Hambatan aliran udara yang
dan kadang ditemukan gejala batuk perubahan fisiologi utama pada PPOK
VEP1/KVP < 70%, 50% < VEP1 < vaskularisasi paru dikarenakan adanya
d. Derajat III : PPOK berat. Gejala yang kronik dan perubahan struktural
aktivitas, rasa lelah dan serangan radikal bebas dan antioksidan berada
VEP1/KVP < 70%, 30% < VEP1 < perubahan pada kondisi dan jumlah ini
Gejala diatas ditambah tanda – tanda besar menimbulkan kerusakan sel dan
gagal napas atau gagal jantung menjadi dasar dari berbagai macam
Pada derajat ini kualitas hidup pencetus PPOK yaitu partikel noxius
455
bronkus sehingga menghambat aktivitas kerusakan jaringan interstitial alveolus.
menimbulkan iritasi pada sel mukosa erosi epitel serta pembentukan jaringan
infeksi serta menghambat proses pada asma, pada PPOK juga dapat
dapat berupa rusaknya dinding alveolus. hipertrofi otot polos pernapasan serta
Kerusakan yang terjadi berupa perforasi distorsi akibat fibrosis. Pada emfisema
bersatunya alveoulus satu dan yang lain distal bronkiolus terminal, disertai
anti-protease pada saluran pernafasan regang elastis paru. Terdapat dua jenis
456
sentri-asinar. Pada jenis pan-asinar termasuk iga yang tampak
a. Inspeksi tungkai.
457
Irama jantung di apeks mungkin evaluasi yang dapat digunakan
palpasi. tersedia :
c. Auskultasi a. Spirometri
458
beta agonis short acting, 160 Tabel 1. Indikator kunci untuk
mendiagnosis PPOK
mcg anti kolinergik short acting,
Gejala Keterangan
atau 2 kombinasi. FEV diukur
Sesak Progresif (sesak
10-15 menit setelah beta agonis
bertambah berat
seiiring
short acting, atau 30-45 menit berjalannya
waktu)
setelah anti kolinergik short Bertambah berat
dengan aktivitas
acting atau bila kombinasi Persisten
(menetap
keduanya. Bila setelah sepanjang hari)
Pasien mengeluh,
bronkodilator FEV1/FVC tetap “Perlu usaha
untuk bernapas”
<70% maka terkonfirmasi
Berat, sukar
adanya limitasi airflow bernapas,
terengah-engah
(obstruksi). Batuk kronik Hilang timbul
dan mungkin
c. Foto Thorax tidak berdahak
Batuk kronik Setiap batuk
Foto thorax PA dan lateral berdahak kronik berdahak
dapat
berguna untuk menyingkirkan
mengindikasikan
penyakit paru lain. CT scan juga PPOK
Riwayat Asap rokok
dapat dilakukan bila ada terpajan Debu
faktor risiko Bahan kimia di
kecurigaan tumor paru. tempat kerja
Asap dapur
d. Analisis Gas Darah : dilakukan Riwayat
keluarga
apabila saturasi oksigen
(IDDI, 2014).
arteroperifer <92%. Uji latihan
Penilaian tingkat keparahan
kardiopulmoner : sepeda statis
Penilaian dapat dilakukan dengan
(ergocycle), treadmill, jalan 6
kuisioner COPD Assesment Test (CAT)
menit. Skrining alpha-1 anti
adalah kuesioner khusus penyakit yang
trypsin deficiency (PDPI, 2003).
divalidasi dan dirancang untuk
459
memberikan ukuran sederhana dari
460
Tabel 2. Modified MRC dyspneu diyakini dapat meningkatkan harapan
scale (PDPI, 2003).
hidup dan mengurangi resiko
Grade Keluhan sesak
berdasarkan aktivitas terjadinya cor pulmonale. Upaya
0 Sesak napas baru timbul
jika melakukan kegiatan pengontrolan sekresi dilakukan
berat
1 Sesak napas timbul bila dengan penyukupan asupan cairan
berjalan cepat pada lantai
yang datar atau jika dan kelembapan, drainage postural,
berjalan di tempat yang
sedikit landau serta pemberian obat mukolitik untuk
2 Jika berjalan bersama
teman seusia dijalan yang mengencerkan sekret.
datar, selalu lebih lambat;
atau jika berjalan Patofisiologi terjadinya
sendirian dijalan yang
datar sering beristirahat eksaserbasi akut adalah edema
untuk mengambil napas
3 Perlu istirahat untuk mukosa, peradangan, dan
menarik napas setiap
berjalan 100 meter atau bronkokontriksi. Pemberian inhalasi
setelah berjalan beberapa
menit agonis B2 short acting maupun long
4. Timbul sesak napas
ketika mandi atau acting dan antikolinergik dapat
berpakaian
berfungsi sebagai bronkodilator.
461
sebagai obat antibiotik lini pertama Penyebab PPOK yaitu
KESIMPULAN recoil.
462
Chronic Obstructive
Pulmonary Disease. Original
research.
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer (Edisi
Revisi), IDDI, 2014.
Perhimpunan dokter paru Indonesia.
2011. Penyakit paru obstruktif
kronik. Diagnosis dan
penatalaksanaan. Jakarta.
463