Anda di halaman 1dari 28

ANDAL

PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

BAB I
PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah


bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic. Sedangkan
Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Kebutuhan masyarakat akan sarana pelayanan kesehatan yang baik


dan representative mendorong hadirnya berbagai penyedia jasa
layanan kesehatan termasuk rumah sakit. Semakin banyaknya jenis
penyakit yang ada saat ini, yang disebabkan karena adanya
penurunan kualitas lingkungan maupun kondisi psikologis, pada
akhirnya menuntut adanya fasilitas kesehatan yang mampu
membantu pasien untuk menyembuhkan penyakitnya dan
memulihkan kondisinya setelah sakit. Rumah sakit merupakan salah
satu sarana pelayanan kesehatan yang umumnya banyak didirikan
di kota-kota besar termasuk kota Banjarmasin. Pendirian rumah
sakit diharapkan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan
pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Terkait dengan pembangunan dan operasional sebuah rumah sakit,


maka keberadaan rumah sakit dan keseluruhan aktivitas didalamnya
dapat mengakibatkan terjadinya kemungkinan kontak langsung
ataupun tidak langsung yang kurang baik kepada masyarakat dan
lingkungan melalui media air, udara dan tanah. Kegiatan Rumah
Sakit sebagai bagian dari kegiatan di bidang kesehatan tersebut
dalam operasionalnya akan menimbulkan dampak positif dan

Pendahuluan I- 1
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

negative pada lingkungan hidup. Dampak positif yang dirasakan


adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan
dampak negatifnya antara lain adalah dihasilkannya sampah dan
limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit
dan pencemaran di samping masalah-masalah sosial lainnya
sehingga memerlukan perhatian khusus. Rumah sakit sebagai salah
satu pusat pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai beberapa
kegiatan yang elbih banyak mempunyai resiko tinggi dalam
penyebaran penyakit menular maupun tidak menular. Oleh
karenanya dalam penyelenggaraan Rumah Sakit diperlukan upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah
sakit.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lambung Mangkurat


merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit
milik Pemprov. Kalimantan Selatan yang turut berkiprah dalam
bidang layanan kesehatan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
saat ini memiliki tiga rumah sakit yakni RSUD Ulin Banjarmasin,
RSUD Lambung Mangkurat, dan RSUD Sambang Lihum. Masing-
masing rumah sakit ditetapkan arah pengembangan sesuai zona
jenis layanan yang ditetapkan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Lambung Mangkurat merupakan rumah sakit yang diarahkan untuk
pelayanan kesehatan umum. Pada awal beroperasi RSUD Lambung
Mangkurat telah dilengkapi dengan Dokumen AMDAL dengan
rekomendasi AMDAL Nomor : 217 Tahun 2006 Tanggal 2 Oktober
2006 yang diterbitkan oleh Komisi Penilai AMDAL Kota Banjarmasin.
Pada Tahun 2012, RSUD Lambung Mangkurat mulai melakukan
tahap pengembangan, dimana pengembangan tahap I yaitu
mencakup Pembangunan Gedung Poliklinik dan IGD serta untuk
tahap II yaitu Pembangunan Gedung Diagnotik dan Gedung Instalasi
Bedah Sentral. Dalam kegiatan tersebut juga sudah dilengkapi
dengan Dokumen UKL - UPL dengan rekomendasi UKL – UPL Nomor :
660.4/78/BLH/2012 Tanggal 19 September 2012. Setelah tahap II

Pendahuluan I- 2
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

selesai, selanjutnya tahap pengembangan RSUD Lambung


Mangkurat akan dilakukan secara bertahap dimana perencanaan
pembangunan tersebut dilakukan sampai dengan Tahun 2016.
Rencana pengembangan RSUD Lambung Mangkurat saat ini
direncanakan di atas lahan seluas 86.240 m2.

Dalam proses pembangunan, maka kegiatan yang dilakukan mulai


dari penyiapan proyek sampai dengan operasional proyek akan
memberikan perubahan pada kondisi lingkungan baik yang bersifat
positif maupun negatif. Demikian pula dengan rencana
pengembangan RSUD Lambung Mangkurat tersebut, maka segala
aktivitas selama proses persiapan proyek, pelaksanaan dan
operasional proyek diprakirakan akan menimbulkan dampak positif
dan negatif terhadap komponen lingkungan hidup fisik kimia, biologi,
sosekbud dan kesehatan masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan adanya perubahan pada lingkungan, maka
proses pembangunan harus dilakukan dengan memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi secara seimbang.
Pembangunan harus mampu untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Untuk melihat potensi dampak penting yang ditimbulkan dan


pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan guna mengantisipasi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif maka
pemrakarsa diwajibkan memiliki Dokumen Lingkungan dalam
bentuk Dokumen AMDAL. Kewajiban tersebut sejalan dengan
kebijakan lingkungan hidup di Indonesia tersebut, yang tertuang
dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada pasal 22, yang menyebutkan bahwa setiap
usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal). Melalui penyusunan Dokumen AMDAL,
diharapkan dampak besar dan penting yang diprakirakan timbul
dapat diidentifikasi, diduga dan dievaluasi secara cermat dan

Pendahuluan I- 3
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

mendalam untuk serta dapatnya diupayakan langkah-langkah


antisipasi dan penanganan dampak sejak awal. Hasil penyusunan
dokumen AMDAL ini dapat menjadi pedoman bagi pemrakarsa dan
instansi yang terkait, terutama dalam menentukan kebijksanaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Alasan rencana pengembangan RSUD Lambung Mangkurat wajib


untuk dilengkapi dengan dokumen AMDAL, adalah adanya ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki AMDAL, yang menetapkan bahwa pembangunan
gedung bangunan dengan luas bangunan ≥ 10.000 m 2 wajib memiliki
Dokumen AMDAL. Kriteria bahwa rencana pengembangan RSUD
Lambung Mangkurat wajib memiliki AMDAL adalah karena intensitas
bangunan yang dikembangkan memiliki luas bangunan 64.222,89 m2
dan ukuran tersebut melebihi luasan bangunan 10.000 m2.

Pengembangan RSUD Lambung Mangkurat ini merupakan kegiatan


tunggal karena rencana kegiatan yang dikembangkan adalah untuk
kegiatan rumah sakit saja sehingga sistematika penyusunan
dokumen AMDAL dilakukan berdasarkan pendekatan studi AMDAL
tunggal sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
2012 pasal 8 huruf 2 dan Dokumen Lingkungan disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun
2012.

1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Secara garis besar rencana kegiatan pembangunan RSUD Lambung


Mangkurat CV RL dilaksanakan dengan beberapa tahap kegiatan.
Adapun tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Prakonstruksi

o Sosialisasi

b. Tahap Konstruksi

Pendahuluan I- 4
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

o Mobilisasi tenaga kerja

o Kegiatan mobilisasi alat berat dan material

o Pembangunan dan pengoperasian Base Camp

o Kegiatan penyiapan lahan

o Kegiatan pembongkaran bangunan

o Pembangunan pondasi

o Pembangunan struktur atas gedung

o Pembangunan saluran dan jalan Lingkungan

o Penataan landscape

c. Tahap pasca operasi

o Kegiatan operasional rumah sakit (pelayanan medis-non medis,


penunjang medis-nonmedis)

o Kegiatan parkir rumah sakit

o Kegiatan pemeliharaan lingkungan

Kegiatan pembangunan RSUD Lambung Mangkurat CV Rona Lestari


dijadwalkan beroperasi selama 5 tahun yaitu tahap pra-konstruksi
selama enam bulan di tahun ke-1, tahap konstruksi selama empat
tahun di tahun ke-1 sampai dengan ke-4 tahap pasca operasi selama
satu tahun dari tahun ke-4 sampai dengan ke-5. Adapun jadwal
perpembangunan RSUD Lambung Mangkurat an dan uraian-uraian
rencana kegiatan pembangunan RSUD Lambung Mangkurat CV RL
adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Rencana Kegiatan
pembangunan RSUD Lambung
Tahapan Mangkurat (Tahun ke-)

1 2 3 4 5

Pendahuluan I- 5
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

TAHAP PRA-KONSTRUKSI

1. 2. Sosialisasi X X X X X

TAHAP KONSTRUKSI

1. 2. Mobilisasi tenaga kerja X X

3. 4. Mobilisasi peralatan dan pengadaan


X X X X
material
5. 6. Pembangunan dan pengoperasian
X X X X
Base Camp

7. 8. Kegiatan penyiapan lahan X X X X

9. 10. Kegiatan pembongkaran bangunan X X X X


11.12. Pembangunan pondasi X X X X
13.14. Pembangunan struktur atas gedung X X X X
15.16. Pembangunan saluran dan jalan
X X X X
Lingkungan
17.18. Penataan landscape X X X X

TAHAP PASCA OPERASI

1. 2. Kegiatan operasional rumah sakit X

3. 4. Kegiatan parkir rumah sakit X

5. 6. Kegiatan pemeliharaan lingkungan X

Sumber : CV RL (2019)

1.1.1. Tahap Pra-Konstruksi

Sebelum kegiatan perpembangunan RSUD Lambung Mangkurat an


dimulai, terlebuh dahulu dilakukan persiapan-persiapan untuk
mendukung kelancaran pada tahap operasional tersebut yaitu pada
tahap pra-konstruksi melaksanakan kegiatan sosialisasi.

A. Sosialisasi

Sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat dilakukan pemrakarsa


bekerjasama dengan instansi pemirintah Kabupaten, Kecamatan, aparat
desa maupun tokoh masyarakat setempat untuk menjelaskan maksud
dan tujuan dari pembangunan RSUD Lambung Mangkurat CV RL.
Sosialisasi awal oleh CV RL dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan

Pendahuluan I- 6
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

konsultasi publik studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) pada hari


senin tanggal 9 Mei 2018 yang berlokasi dikantor Kelurahan Alalak dan
hari Selasa tanggal 10 Mei 2018 yang berlokasi dikantor desa Kelurahan
Alalak yang dalam kesempatan itu pihak memrakarsa memperkenalkan
diri dan mensosialisasikan kembali maksud dan tujuan terkait dengan
adanya kegiatan pembangunan RSUD Lambung Mangkurat.
Selanjutnya, pemrakarsa akan melaksankan sosialisasi lanjutan secara
terus menerus sesuai dengan kemajuan kegiatan pembangunan RSUD
Lambung Mangkurat ini, untuk menghindari ketidak pahaman antara
masyarakat dan pihak pemrakarsa yang dapat menimbulkan dampak
negatip baik terhadap masyarakat maupun pemrakarsa.
Kesalahpahaman dapat saja terkait lahan yang menjadi wilayah atau
areal konsesi pembangunan RSUD Lambung Mangkurat, rekrutmen
tenaga kerja dan terkait dengan pengelolaan lingkungan.

C. Tahap Konstruksi

Pada tahapan selanjutnya merupakan tahap konstruksi guna


mempersiapkan fasilitas-fasilitas pembangunan RSUD Lambung
Mangkurat untuk menunjang kegiatan operasional. Tahap konstruksi
ini meliputi beberapa kegiatan yaitu: mobilisasi tenaga kerja, kegiatan
mobilisasi alat berat dan material , pembangunan dan pengoperasian
base camp, kegiatan penyiapan lahan, kegiatan pembongkaran
bangunan, pembangunan pondasi, pembangunan struktur atas gedung,
pembangunan saluran dan jalan Lingkungan, dan penataan landscape.
Adapun uraian kegiatan pada tahap konstruksi ini adalah sebagai
berikut:

A. Mobilisasi Tenaga Kerja

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, CV RL akan melakukan


penerimaan tenaga kerja secara bertahap yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi
calon tenaga kerja. Penduduk setempat yang memenuhi persyaratan,
akan mendapatkan prioritas mengikuti seleksi peneriamaan karyawan.

Pendahuluan I- 7
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional penambangan


batuara CV RL diatur sebagai berikut:

Tenaga kerja tetap, adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab atas
kegiatan penambangan dan penunjangnya secara langsung, antara lain:
kepala teknik pembangunan RSUD Lambung Mangkurat, kepala bagian,
supervisor.

Tenaga kerja tidak tetap, adalah tenaga kerja yang upahnya diberikan
berdasarkan hasil kerja yang telah dilakukan, antara lain: operator
pendukung, sopir sarana, cleaning service, dll.

Kualifikasi syarat tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan kerjanya


(job requitmen). Mereka yang akan direkrut adalah mereka yang
mempunyai latar belakang disiplin ilmu dan pengalaman yang sesuai.
Analisis jabatan (job analisis) selanjutnya dibutuhkan untuk
mendapatkan karyawan yang cocok dengan kebutuhan kerja, dengan
upah dan beban kerja yang sesuai pula. Adapun keperluan tenaga kerja
akan disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Daftar Tenaga Kerja CV RL

No
Tenaga Kerja / Karyawan Jumlah
.

Tenaga Kerja Tetap

1 Direktur 1
Manager Pembangunan RSUD Lambung
2 Mangkurat /Kepala Tehnik Pembangunan 1
RSUD Lambung Mangkurat
3 Seketaris 1
4 Supervisor K3 dan Lingkungan (Wakil KTT) 2
5 Supervisor Operasi Produksi dan Geologi 2
6 Supervisor Bengkel dan Gudang 1
7 Supervisor Keuangan dan Administrasi 1
8 Staf K3 dan Lingkungan 4
9 Staf Keuangan dan Administrasi 5

Pendahuluan I- 8
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

10 Staf Operasi Produksi 6


11 Staf Bengkel dan Peralatan 4

Tenaga Kerja Tidak Tetap

1 Operator Pendukung 6
2 Sopir Sarana 6
Helper Mekanik, Welder dan Sopir Penunjang
3 4
Kegiatan
4 Satpam, Clening Service, dll 6
Jumlah 50
Sumber : Studi Kelayakan CV. Rona Lestari, 2015

Selanjutnya, dalam rangka pelaksanaan program kesehatan dan


keselamatan kerja (K3) dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri
Perpembangunan RSUD Lambung Mangkurat an dan Energi Nomor
555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perpembangunan RSUD Lambung Mangkurat an Umum. Perusahaan
telah berkomitmen untuk menciptakan kegiatan pembangunan RSUD
Lambung Mangkurattanpa terjadi kecelakaan kerja dengan menerapkan
kesehatan dan keselamatan kerja sesuai peraturan yang berlaku.
Secara garis besar program K3 yang akan diterapkan oleh CV RL yaitu:

 Pengadaan dan mewajibkan kariyawan menggunakan alat pelindung


diri (APD)

 Pekerja pembangunan RSUD Lambung Mangkurat dilaksanakan


sesuai dengan Standar operasional Prosedur (SOP) yang telah
ditetapkan

 Pengecekan rutin terhadap peralatan kerja terutama pada alat berat


yang digunakan untuk kegiatan penambangan

 Memasang rambu-rambu keselamatan kerja

Inpeksi keamanan sarana dan prasarana pembangunan RSUD


Lambung Mangkurat

Pendahuluan I- 9
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

 Patrol keamanan, melakukan tindakan pencegahan dengan


pemberhentian dan peringatan atau penyaranan jika terdapat hal-
hal yang bertentangan dengan peraturan K3

 Pemeriksaan dan pengobatan kariyawan secara rutin

 Pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan dibidang K3

 Pertemuan rutin dan diskusi K3 sebelum bekerja, seperti Safety talk


dan pertemuan K3

B. Mobilisasi Peralatan dan Pengadaan Material

Mobilisasi peralatan merupakan kegiatan mendatangkan alat berat,


mesin produksi dan/atau peralatan penunjang yang akan dipergunakan
pada operasional pembangunan RSUD Lambung Mangkurat CV RL.
Selengkapnya jenis dan jumlah peralatan dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Kebutuhan peralatan kegiatan pembangunan RSUD


Lambung Mangkurat

No Jenis Peralatan Tipe/merk Kapasitas Jumlah


.

A. Peralatan Pembangunan RSUD Lambung Mangkurat Utama (Alat


Berat)

1 Excavator Excavator Cat 330 1.2 ton 3


2 Excavator Excavator Cat 330 1.2 ton
3 Bulldozer Bulldozer Komatsu 2.0 m3 2
D85

B. Alat Angkut Pembangunan RSUD Lambung Mangkurat

1 Dump Truck Hino AK tronton 20 ton 9


2 Dump Truck Mitsubishi PS 150 7 ton 15

C. Peralatan Penunjang

1 Grader Grader Mits MG 431 2.0 m3 1


2 Mobil penyiraman jalan Mitsubishi 10.000 lt 1
3 Tangki Solar Mitsubishi 10 ton 1
4 Pompa Dongfeng 20 pk 3

Pendahuluan I- 10
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

5 Genset Camp/Bengkel Yamaha 80 kva 2


6 Genset Pembangunan Dongfeng (portbbl) 10 kva 3
RSUD Lambung Mangkurat

D. Sarana Transportasi

No Jenis Peralatan Tipe/merk Kapasitas Jumlah


1 Mobil Operasional Mitsubishi Strada - 3
2 Mobil Karyawan Mitsubishi Strada - 3

E. Sarana / Peralatan Penunjang Lain

1 Water Storage - 1
2 Oil Storage - 1
3 Chain Saw - 1
4 Parang dan Kampak - 1
5 HT Icom - 4
6 SSB Icom - 2
7 Infrastruktur Kantor - 2
8 Pengadaan Peralatan -
Penunjang

F. Sarana Ke Pelabuhan

1 Chruster & pendukungnya - 3


2 Loader - 2
Jumlah 61
Sumber: Studi kelayakan CV RL, 2015.

Seperti halnya mobilisasi peralatan, kegiatan pengadaan material


merupakan kegiatan mendatangkan material dan bahan-bahan
penunjang lainnya yang akan dipergunakan pada tahap konstruksi dan
operasional pembangunan RSUD Lambung Mangkurat CV RL, seperti;
batu, pasir, semen, tanah uruk, besi betin, baja, kayu, tiang pancang
dan sebagainya yang akan di datangkan dari wilayah Kabupaten Tanah
laut melalui jalur darat.

C. Pembangunan Dan Pengoperasian Base Camp

Direncanakan dibangun satu lantai dengan ukuran 20 m x 12 m bertipe


bangunan panggung. Bangunan base camp ini terdiri dari beberapa

Pendahuluan I- 11
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

ruang seperti: ruang kerja, ruang direktur, ruang rapat, ruang


administrasi, lobby, pantry, musholla dan toilet.

D. Kegiatan Penyiapan Lahan

Pembersihan lahan penambahan dilakukan pada lokasi pembangunan


RSUD Lambung Mangkurat yang akan dibuka. Berkaitan dengan
operasi ini akan dilakukan beberapa pekerjaan, antara lain:

 Penebangan pohon dan pemotongan kayu

Pada pembersihan lahan, apabila diketemukan pohon-pohon, maka


terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan operasi
pemotongan kayu. Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu
ditumbangkan dengan tenaga dorong bulldozer, maka operator akan
langsung menggunakan bulldozer. Untuk pohon-pohon berukuran
besar, untuk penebangannya perlu dibantu dengan menggunakan
gergaji mesin (chain saw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki
ukuran besar, maka operasi pemindahan kayu dari lokasi
penambangan ke tempat penyimpanan kayu ini perlu dipergunakan
alat angkut untuk beban berat (crane) dan rantai besi untuk
pengikat dan penarik, serta truk pengangkut kayu.

 Pembabatan semak dan perdu

Perkerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan dengan


menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan dorong
dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari alat
tersebut. Semak dan perdu yang sudah dibabat tersebut selanjutnya
akan didorog ke daerah-daerah lembah yang dekat dengan areal
penambangan. Lahan yang diersihkan dibatasi oleh rencana block
pembangunan RSUD Lambung Mangkurat , sempadan sungai, mata air,
tepi jurang, waduk, danau, dan daerah milik jalan sesuai dengan
peraturan perundangan-perundangan yang berlaku.

E. Kegiatan Pembongkaran Bangunan

Kegiatan pembongkaran beberapa bagian bangunan untuk diperbaiki.

Pendahuluan I- 12
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

F. Pembangunan Pondasi

Pembangunan pondasi untuk menunjang Kegiatan Pembangunan RSUD


Lambung Mangkurat menggunakan pondasi injection pile.

G. Pembangunan Struktur Atas Gedung

Pembangunan konstruksi atas bangunan-bangunan yang menjadi


fasilitas Pembangunan RSUD Lambung Mangkurat terdiri dari rangka
bangunan dengan struktur konstruksi beton dan baja.

H. Pembangunan Saluran Dan Jalan Lingkungan

Pembuatan Saluran

 Pembuatan saluran di sekeliling pembangunan RSUD Lambung


Mangkurat , yang bertujuan untuk mencegah air yang berasal dari
luar pembangunan RSUD Lambung Mangkurat masuk kedalam
pembangunan RSUD Lambung Mangkurat . Dalam pembuatan
saluran ini diperlukan perhatian topografi sekitar pembangunan
RSUD Lambung Mangkurat sehingga dapat ditentukan daerah
tangkapan hujan secara tepat.

 Pembuatan saluran diatas jenjang dan lereng, yang bertujuan untuk


mengalirkan air yang berada di atas jenjang menuju lantai
pembangunan RSUD Lambung Mangkurat sehingga tidak terjadi
genangan air di atas jenjang yang dapat mempengaruhi kemantapan
lereng.

Di dalam pembuatan saluran-saluran tersebut maka yang menjadi


pertimbangan adalah hal-hal sebagai berikut:

 Saluran pengaliran dapat mengalirkan debit air yang direncanakan.

 Kecepatan air sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan


terjadinya pendangkalan di dalam saluran.

 Pembuatan saluran pengairan dengan menggunakan peralatan


konvensional yang ada.

Untuk rancangan pengairan ini digunakan dua macam penampang


yaitu:

Pendahuluan I- 13
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

o Penampang trapezium dengan kemiringan sisi 70o, dengan


dimensi sebenarnya adalah sebagai berikut:
Kemiringan sisi (Z) = 0,0465 Lebar dasar (B)= 1,63 m
Luas penampang (L)= 3,601 m2 jari-jari hidraulik (R)= 0,5 h
Penampang-penampang ini adalah saluran-saluran yang
berumur relatif panjang, seperti saluran di sekeliling
pembangunan RSUD Lambung Mangkurat . Berdasarkan
perhitungan debit air maka kedalaman saluran berkisar 0,68 –
0,96.
o Penampang segitiga, khususnya untuk saluran diatas jenjang.
Dimensi untuk penampang segitiga adalah sebagai berikut:
Sudut tengah: 90o
L = h2
P = 2h2
R = h2

Dimana :
L = luas penampang basah (m3) P = sekeliling basah (m)
R = jari-jari hidraulik =A/P H = kedalaman saluran (m)
Berdasarkan perhitungan debit air maka kedalaman saluran ini
antara 0,37 – 0,66 m.

Dinding saluran umumnya tidak dilapisi secara khusus (terbuat dari


tanah) khususnya untuk saluran yang umumnya tidak lama seperti
jenjang aktif. Pembuatannya menggunakan bulldozer atau backhoe
untuk saluran segitiga.

Pembangunan Jalan RSUD Lambung Mangkurat

Jalan pembangunan RSUD Lambung Mangkurat disiapkan untuk dua


jalur pengangkutan truk tronton dengan kecepatan maksimum 40
km/jam, dengan kecepatan bermuatan di tikungan tidak boleh lebih dari
25 km/jam. Dimensi jalan yang akan diterapkan adalah sebagai
berikut:

Lebar : 2 x lebar truk jungkit 20 ton

Pendahuluan I- 14
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

: 2 x 2,5 = 6 m
Lebar jalan pada belokan : 6m
Kemiringan jalan : 8%
Turning radius untuk alat angkut : < 50 ton minimum 6 m
Turning radius yang dipakai : 10 m
Super elevasi (e) : h/lebar jalan pada belokan

Untuk Turning radius 10 m, kecepatan maksimum di belokan ± 25


km/jam, e = 0,04 (m/m), h = beda tinggi sisi luar dibandingkan sisi
dalamnya. Maka untuk lebar jalan 12 m, h = 12 m x 0,04 (m/m) = 0,48.
Pembuatan jalan yang menghubungkan permukaan kerja dengan lokasi
penimbunan tanah penutup. Jalan pembangunan RSUD Lambung
Mangkurat dipersiapkan untuk jalur 2 jalur pengangkutan truk jungkit
dengan kecepatan maksimum 40 km/jam. Kecepatan truk bermuatan
tidak boleh melebihi 25 km/jam jalan di tikungan.

I. Penataan Landscape

Penataan landscape dilakukan pada saat hampir terselesainya proyek


Pembangunan RSUD Lambung Mangkurat, maka kawasan terbuka hijau
(RTH) ditanami dengan tanaman penghijauan dan berkonsep ekologi dan
estetika Penataan landscape disesuaikan dengan fungsi bangunan
sebagai Pembangunan RSUD Lambung Mangkurat dan fungsi ekologis
untuk green barrier dan sound barrier serta konservasi air.

1.1.2. Tahap Pasca Operasi

Kegiatan pada tahap pasca operasi ini meliputi: kegiatan operasional


rumah sakit (pelayanan medis-non medis, penunjang medis-nonmedis),
kegiatan parkir rumah sakit, kegiatan pemeliharaan lingkungan. Uraian-
uraian kegiatan pasca operasi adalah sebagai berikut:

A. kegiatan operasional rumah sakit

B. kegiatan parkir rumah sakit

C. kegiatan pemeliharaan lingkungan

Pendahuluan I- 15
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

1.2. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah/Dikaji

Evaluasi dampak potensial dimaksudkan untuk menyaring lebih ke arah


kemungkinan besar dampak-dampak potensial hasil identifikasi
merupakan dampak yang secara hipotetik sebagai dampak penting.
Proses evaluasi dampak potensial dilakukan melalui diskusi antara
pakar, studi literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian,
melakukan survey lapangan pendahuluan, melakukan konsultasi
publik sebagai bentuk sebagai bentuk pelibatan masyarakat (PerMen LH
No 17 Tahun 2012) untuk menjaring isu-isu utama dengan “professional
judgement” para pakar anggota tim sesuai bidangnya masing-masing.
Prinsip dasar evaluasi dampak potensial esensinya adalah memisahkan
dampak-dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan (dari
dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Dalam proses ini, harus dijelaskan
dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial dapat disimpulkan
menjadi dampak penting hipotetik (DPH) atau dampak penting tidak
hipotetik (DPTH).

Salah satu kriteria untuk menentukan DPH atau tidak adalah dengan
menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana untuk mengelola
dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi bagian
dari rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan
pemerintah dan/atau standar internasional, dan lain sebagainya.
Adapun uraian hasil evaluasi dampak potensial adalah sebagai berikut:

1.2.1. Tahap Pra-konstruksi

A. Sosialisasi

 Disharmoni Sosial Masyarakat

Penyampaian informasi melalui sosialisasi yang berkelanjutan oleh


CV RL terhadap masyarakat tentang kegiatan pembangunan RSUD
Lambung Mangkurat ini dapat memberikan dampak positif di
masyarakat, khususnya pada hormonisasi antara perusahaan
dengan masyarakat. Dengan adanya sosialisasi yang baik dan

Pendahuluan I- 16
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

berkelanjutan dapat meminimalkan dampak dari disharmoni sosial


masyarakat, maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih dalam.

 Sikap dan Persepsi Masyarakat

Adanya sosialisasi pada masyarakat tentang rencana kegiatan,


dampaknya dan hal-hal lain yang berkegiatan dengan pelaksanaan
kegiatan akan membuka wawasan masyarakat tentang kegiatan
pembangunan RSUD Lambung Mangkurat dan dapat meningkatkan
sikap dan persepsi positif masyarakat akan sangat mendukung
aktifitas kegiatan perpembangunan RSUD Lambung Mangkurat an
yang akan dilakukan. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

1.2.2. Tahap Konstruksi

A. Mobilisasi Tenaga Kerja

Matapencaharian dan Pendapatan Keluarga

Kegiatan penerimaan tenaga kerja khususnya terhadap masyarakat lokal


akan memberikan dampak terhadap meningkatnya pendapatan
masyarakat. Dampak dari kegiatan ini merupakan dampak yang
penting karena juga dapat memberikan dampak terhadap komponen lain
seperti persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

Kesempatan Kerja dan Berusaha

Kegiatan penerimaan tenaga kerja lokal ini di prakirakan memberikan


dampak yang cukup signifikan, karena dengan terserapnya tanga kerja
lokal khususnya masyarakat yang berbeda di wilayah studi dapat
mengurangi tingkat pengangguran. Maka dampak kegiatan ini
merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

Pendahuluan I- 17
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

B. Kegiatan mobilisasi alat berat dan material

 Penurunan kinerja jalan

Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahapan


ini hanya berlangsung sementara atau selama tahap konstruksi.
Namun, dampak yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan ini juga
berdampak pada komponen serta adanya tanggapan masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Kualitas Udara

Adanya perubahan kualitas udara ambien CO, NO 2, SO2, dan debu


dikarenakan kegiatan mobilisasi peralatan dan pengadaan material
ini dapat menurunkan kualitas udara berupa peningkatan kadar
debu dan udara ambien yang dihasilkan oleh penggunaan BBM oleh
kendaraan di sepanjang jalan yang dilalui kegiatan mobilisasi
peralatan dan bahan. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Tingkat kebisingan

Pada saat ini kondisi lalu lintas di Jalan memang sudah ramai/padat
dimana tingkat kebisingan akibat aktivitas kendaraan sudah tinggi.
Kebisingan terjadi karena adanya aktifitas pengangkutan dan juga
adanya mobilisasi kendaraan pengangkut kegiatan mobilisasi
peralatan dan material dilakukan secara bertahap sesuai kegiatan
sehingga kebisingan yang terjadi berpengaruh terhadap kondisi
sekitar yang memang sudah ramai. Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

C. Pembangunan dan pengoperasian Base Camp

 Dihasilkannya Sampah

Pendahuluan I- 18
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Peningkatan volume sampah dari aktivitas KM/wc proyek yang


maupun dari sampah-sampah proyek serta sampah sisa makanan
administrasi proyek. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Peningkatan air limbah B3

Peningkatan limbah B3 dari aktivitas KM/wc proyek yang maupun


dari sampah-sampah proyek. Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

 Tumbuhnya sektor informal

Berupa munculnya penyediaan warung untuk pemenuhan


kebutuhan sehari hari bagi tenaga kerj proyek. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

D. Kegiatan penyiapan lahan

 Tingkat Kebisingan

Penyiapan lahan yang dilakukan kontraktor akan menimbulkan


kebisingan yang dapat mengganggu masyarakat di sekitar lokasi
proyek, terlebih sudah terdapat operasionat rumah sakit, Dalam
kegiatan penyiapan lahan digunakan beberapa alat berat dan
beberapa alat ringan yang ada di area proyek sehingga akan
menimbulkan kebisingan sampai 90 dBA. Kebisingan ¡ni akan
berkurang seara .eksponensial dan akan mencapai nilai 55 dBA pada
jarak 60 m. Karena jarak pemukiman/kegiatan sangat dekat maka
dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Peningkatan limpasan air permukaan

Dengan adanya pemadatan lahan pada area proyek akan


meningkatkan debit limpasan air permukaan karena lahan awal

Pendahuluan I- 19
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

adalah tanah terbuka di mana air dapat meresap ke dalam tanah


tetapi karena adanya pemadatan air hujan tidak dapat meresap dan
meningkatkafl Iimpasafl air di sekitar proyek, sehingga dampak
peningkatan air limpasan dapat dikategorikan sebagal Dampak
Penting Hipotetik (DPH) dan perlu dikaji lebih lanjut.

E. Kegiatan pembongkaran bangunan


 Tingkat Kebisingan

Kebisingan Yang timbul selama kegiatan pembongkaran sebagian


bangunan untuk direnovasi dilaksanakan dapat mengganggu
masyarakat sekitar. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Dihasilkannya sampah material hasil bongkaran


Pembongkaran sebagian bangunan lama akan menghasilkan sampah
material yang tidak sedikit sehingga dampak peningkatan volume
sampah. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

F. Pembangunan pondasi
 Tingkat Kebisingan

Metode injection pile yang digunakan untuk pembangunan pondasi


diperkirakan dapat menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu
kenyamanan masyarakat sekitar karena peralatan berat yang
digunakan untuk melakukan penanaman dan injeksi pile. Maka
dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Peningkatan tegangan tanah

Pembangunan pondasi dengan metode injeksi pile menimbulkan


tegangan tanah yang dihasilkan dan memerlukan penanganan
tersendiri. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Keresahan masyarakat

Pendahuluan I- 20
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Adanya keresahan masyarakat terhadap keretakan bangunan,


sehingga dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan
pembangunan pondasi. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Potensi getaran
Adanya dampak potensi getaran akibat kegiatan pembangunan
pondasi. Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

G. Pembangunan struktur atas gedung


 Tingkat Kebisingan
Banyaknya peralatan yang digunakan sehingga menyebabkan
kebisingan. Oleh karena itu, dampak peningkatan kebisingan
akibat dari kegiatan pembangunan struktur atas gedung. Maka
dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.
 Penurunan kualitas udara
Kegiatan ini diperkirakan akan berdampak pada peningkatan
debu dan emisi gas buang. Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
 Dihasilkannya sampah konstruksi
Dampak dihasilkannya sampah konstruksi yang menumpuk dari
kegiatan pembangunan struktur atas gedung. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
 Keresahan masyarakat
Adanya keresahan masyarakat terhadap pembangunan struktur
yang berdampak pada penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan dan peningkatan sampah. Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
H. Pembangunan saluran dan jalan Lingkungan
 Penurunan genangan

Pendahuluan I- 21
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Dampak penurunan genangan dari kegiatan ini merupakan


Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
 Penurunan kualitas udara
Dampak penurunan kualitas udara dari kegiatan pembangunan
saluran dan jalan lingkungan bersifat kumulatif. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih mendalam.
I. Penataan landscape
 Peningkatan kualitas udara
Kegiatan penataan landscape berdampak positif. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih mendalam.
 Peningkatan komunitas vegetasi
Kegiatan penataan landscape berdampak positif. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih mendalam.

2.4.2.4. Tahap Pasca Operasi

A. Kegiatan operasional rumah sakit

 Dihasilkannya sampah

Timbulan sampah medis dan non medis dari kegiatan operasional


rumah sakit maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Peningkatan limbah B3

Peningkatan timbulan sampah medis dari kegiatan operasional


rumah sakit maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Dihasilkannya air limbah

Pendahuluan I- 22
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Peningkatan air limbah B3 dari aktivitas KM/wc pasien dan pegawai.


Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Terjadinya infeksi nosocomial

Akan ada penyebaran infeksi nosocomial. Maka dampak dari


kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

 Keresahan masyarakat

Adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan.


Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Potensi genangan

Adanya potensi genangan selama kegiatan operasional. Maka dampak


dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

 Peningkatan pelayanan kesehatan

Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan berdampak positif.Maka


dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Peluang usaha baru

Kegiatan membuka peluang usaha baru berdampak positif.Maka


dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

B. Kegiatan parkir rumah sakit

 Penurunan kinerja jalan

Pendahuluan I- 23
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Adanya kegiatan mobilisasi selama tahap pasca konstruksi. Namun,


dampak yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan ini juga
berdampak pada komponen serta adanya tanggapan masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

 Keresahan masyarakat

Adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan.


Maka dampak dari kegiatan ini merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih mendalam.

C. Kegiatan pemeliharaan lingkungan

 Terjaganya kesehatan lingkungan

Kegiatan ini memberikan dampak positif. Maka dampak dari


kegiatan ini merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

 Terjaganya keselamatan pengguna gedung

Dampak Peningkatan keselamatan pengguna gedung dari kegiatan


pemeliharaan gedung rumah sakit. Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

1.3.1. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi merupakan resultan dari batas proyek, batas


ekologis, batas sosial, dan batas administratif yang mempunyai
keterkaitan erat dengan besaran dan sebaran dampak seperti pada peta
batas wilayah studi (Gambar 1.3).

Pendahuluan I- 24
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

a. Batas Proyek

Batas tapak proyek, yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana


kegiatan akan dilakukan termasuk komponen kegiatan tahap
prakonstruks, konstruksi, dan pasca konstruksi (operasional). Dari
ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak
terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Batas proyek dilihat
darikepemilikan lahan yang dikembangan yaitu dengan luasan 86.240
m2. Tapak rencana proyek Pengembangan RSUD Lambung Mangkurat
dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara : Bekas kantor PDAM, pemukiman penduduk


RT 16 Kelurahan Alalak Utara
b. Sebelah Timur : Jl. Brigjend H. Hassan Basry, pemukiman
penduduk RT 40 dan RT 39 Kelurahan Alalak Utara
c. Sebelah Selatan: kios dan ruko penduduk
d. Sebelah Barat : Pemukiman penduduk RT 16 Kelurahan
Alalak Utara Batas tapak proyek.

b. Batas Ekologis

Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari rencana


kegiatan (dalam hal ini pembangunan Pengembangan RSUD Lambung
Mangkurat menurut meda transportasi limbah, (air, udara), dimana
proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan
akan mengalami perubahan yang mendasar. Termasuk dalam ruang ini
adalah ruang di sekitar rencana kegiatan, yang secara ekologis
memberikan dampak terhadap aktivitas kegiatan. Batas ekologis
merupakan batasan wilayah yang mellputi ekosistem terestrial dan
akuatik yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh kegiatan proyek.
Berdasarkan pengertian tersebut maka batas ekologis pada kegiatan
tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Untuk melihat segala kemungkinan dampak yang terjadi terhadap


komponen lingkungan sosekbud maka didentifikasi kondisi

Pendahuluan I- 25
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

sosekbud yang dibatasi pada masyarakat di wilayah Kelurahan


Alalakutara.
b. Ekosistem akuatik meliputi daerah manfaat saluran air badan air
terdekat yang diperkirakan akan terkena dampak adanya kegiatan
limbah domestik maupun limpasan air dari kegiatan proyek.

c. Batas Sosial

Batas sosial merupakan ruang di sekitar rencana kegiatan yang


merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial, yang
mempengaruhi norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk
sistem dan struktur sosial). Kegiatan tersebut juga mempengaruhi
proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diprakirakan
akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan.
Mengingat dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh rencana
kegiatan menyebar tidak merata, maka batas sosial ditetapkan dengan
membatasi wilayah-wilayah yang mendapat dampak langsung dari
kegiatan proyek tersebut.n Berdasarkan gambaran di atas, maka batas
sosial ditetapkan meliputi wilayah permukiman masyarakat di
Kelurahan Alalak Utara, khususnya warga RT 15, 16, 39 dan 40
Kelurahan Alalak Utara.

d. Batas Administrasi

Batas Administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara


leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di ruang tersebut.
Batas ruang tersebut dapat berupa batas administratif pemerintahan.
Lokasi pembangunan Pengembangan RSUD Lambung Mangkurat di
wilayah administratif Kelurahan Alalak Utara.

1.3.2. Batas Waktu Kajian

Penentu batas waktu kajian dari tahap pra-konstruksi, konstruksi dan


Pasca operasi saling terintegrasi dengan umur pembangunan RSUD
Lambung Mangkurat selama 5 tahun tahap pra-konstruksi selama

Pendahuluan I- 26
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

enam bulan di tahun ke-1, tahap konstruksi selama empat tahun di


tahun ke-1 sampai dengan ke-4 tahap pasca operasi selama satu tahun
dari tahun ke-4 sampai dengan ke-5.

Pendahuluan I- 27
ANDAL
PERTAMBANGAN BATUBARA CV. TRIAS JAYA MANDIRI

Gambar 1.3 Batas Wilayah Studi

Pendahuluan I- 28

Anda mungkin juga menyukai