Oleh :
Dr.dr.Ampera Matippanna, S.Ked.,MH
ISBN: 978-623-227-527-0
Penulis: Dr.dr.Ampera Matippanna, S.Ked., MH
Tata Letak: Yogi
Design Cover: Haqi
14,5 cm x 20 cm
xii + 168 halaman
Cetakan Pertama, Februari 2021
Diterbitkan Oleh:
Uwais Inspirasi Indonesia
Anggota IKAPI Jawa Timur Nomor: 217/JTI/2019 tanggal 1
Maret 2019
Redaksi:
Ds. Sidoarjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo
Email: Penerbituwais@gmail.com
Website: www.penerbituwais.com
Telp: 0352-571 892
WA: 0812-3004-1340/0823-3033-585
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta,
sebagaimana yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang nomor 19 Tahun 2002, bahwa:
Kutipan Pasal 113
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000, 00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g, untuk penggunaan secra komesial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).
KATA SAMBUTAN
Prof. Dr. dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An,
KIC, KAKV
iv Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Selamat DR.dr.Ampera atas terbitnya Buku ini dan
tentunya akan menjadi referensi bagi TS Dokter dalam
memahami Aspek Hukum sebelum memberikan Tindakan dan
Pelayanan Kesehatan kepada Pasien .
Salam Sehat,
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran v
KATA SAMBUTAN
Dr. Muhammad Ichsan Mustari, MHM
vi Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Kesehatan lainnya bekerja dengan baik tapi juga mereka
mengharapkan seorang dokter harus bekerja dengan benar.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran vii
KATA SAMBUTAN
Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), MMedEd
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran ix
KATA PENGANTAR
x Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Semoga buku yang disusun secara sederhana ini dapat
memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan kedepan.
Penulis,
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran xi
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
Prof.Dr.dr.Syafri Kamsul Arif, Sp.An, KIC, KAKV ......... iii
KATA SAMBUTAN
Dr. Muhammad Ichsan Mustari, MHM ................................ v
KATA SAMBUTAN
Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), MMedEd........................... iii
KATA PENGANTAR............................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................... xii
xii Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
D. Dampak Pelaksanaan Informed Consent ............................ 35
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran xiii
BAB VI REKAM MEDIS ...................................................122
A. Pengertian Rekam Medis ..................................................122
B. Isi Rekam Medis ............................................................... 126
C. Waktu Penyimpanan Rekam Medis ..................................132
D. Fungsi dan Kegunaan Rekam Medis ................................ 134
xiv Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
BAB I
INFORMED CONSENT
I
stilah informed consent (persetujuan tindakan medis)
merupakan istilah medik yang sering digunakan dalam
pelayanan kesehatan khususnya dalam praktek kedokteran
karena setiap kali dokter akan melakukan suatu tindakan medik
tertentu kepada pasien akan selalu berhubungan informed
consent.
2 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
mendapatkan penjelasan yang cukup dari dokter yang akan
melakukan tindakan tersebut. Seorang dokter, meskipun telah
mendapatkan persetujuan tindakan medis dari pasien tidaklah
berarti akan terbebas dari gugatan atau tuntutan hukum apalagi
jika proses informed consent yang didapatkannya tidak sesuai
dengan mekanisme dan tatacara sebagaimana yang diatur
dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
4 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
kemungkinan terjadinya resiko medis yang mungkin saja dapat
berakibat fatal bagi pasien tersebut.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 5
Hak Asasi yang berhubungan dengan Hak menentukan diri
sendiri (the right to self determination).
6 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat
profesi kedokteran.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 7
dokter terhadap pasien (ada kegiatan penjelasan rinci oleh
dokter). Penandatanganan formulir Informed consent secara
tertulis hanya merupakan pengukuhan atas apa yang telah
disepakati sebelumnya. Lebih lanjut Ampera Matippanna
menjelaskan bahwa ada beberapa kaidah yang harus
diperhatikan dalam menyusun dan memberikan Informed
consent agar hukum perikatan ini tidak cacat hukum, yaitu
diantaranya adalah: tidak bersifat memperdaya (Fraud); tidak
berupaya menekan (Force) dan tidak menciptakan ketakutan
(Fear).
8 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap.
4. Pasal 58c UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan menyatakan bahwa tenaga kesehatan dalam
menjalankan praktik, memperoleh persetujuan dari
penerima pelayanan kesehatan atau keluarganya atas
tindakan yang akan diberikan.
5. Pasal 2 ayat (1) Permenkes RI Nomor 290 /Menkes/ Per/ III/
2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
menyatakan bahwa semua tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien harus mendapat pesetujuan.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 9
Pelaksanaan tindakan medis yang dilakukan oleh dokter
atau pihak rumah sakit tanpa pemberitahuan dan persetujuan
terlebih dahulu oleh pasien adalah sebuah perbuatan
malpraktek medis, dimana dokter atau pihak rumah sakit dapat
dipersalahkan karena perbuatannya baik karena kesengajaan
ataupun karena kelalaiannya tidak meminta persetujuan
tindakan medis pada pasien, apalagi jika akibat tindakan yang
dilakukannya menimbulkan kerugian pada pasien.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 11
Berdasarkan ketentuan Pasal 351 KUHP tersebut
disebutkan bahwa penganiayaan yang menyebabkan luka, atau
matinya seorang pasien atau perbuatan lainnya yang merusak
kesehatan diancam dengan pidana penjara. Dengan demikian
seorang dokter yang dengan sengaja atau lalai meminta
persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan medis tetentu
yang menyebabkan luka berat atau meninggalnya seorang
pasien, maka ketentuan dalam pasal 351 KUHP dapat
diberlakukan.
12 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Gugatan perdata ganti kerugian akibat adanya perbuatan
dokter yang melakukan tindakan medis tanpa informed consent
yang menimbulkan kerugian menurut Rosa Agustina dapat
berupa kerugian yang nyata telah dideritanya (materil), maupun
keuntungan yang akan diperoleh dikemudian hari (immateril).
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 13
keluarganya sebelum memberikan persetujuan atau penolakan
atas tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien.
Informasi Medis yang harus disampaikan kepada pasien atau
keluarganya setidaknya menyangkut hal-hal sebagaimana yang
diatur dalam :
14 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
hal ini dokter dapat menyampaikan informasi ini kepada
pihak keluarga atau wali pasien”
c) Pasal 10 Kode etik Rumah Sakit (Kodersi) diatur kewajiban
rumah sakit untuk memberikan informasi kepada pasien
terkait dengan penyakitnya yang berbunyi “Rumah sakit
harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan
tindakan apa yang hendak dilakukan.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 15
tidak dapat diwakilkan kepada petugas lainnya seperti bidan
atau perawat yang bertugas dikamar operasi. Hal ini penting
karena penjelasan yang diberikan kepada pasien bukan hanya
sekedar untuk mendapatkan persetujuan tetapi menyangkut
masalah-masalah seperti yang disebutkan didalam ketenntuan
Pasal 45 ayat (3) UU Praktek kedokteran yakni ; diagnosis dan
tata tata cara tindakan medis; tujuan tindakan medis yang
dilakukan; alternatif tindakan lain dan risikonya; risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi; dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan.
Tentunya hasil penjelasan atau informasi medis yang
akan dijelaskan tidak akan menjadi akurat jika penjelasan itu
diwakilkan kepada orang lain, sehingga berpotensi
menimbulkan pemahaman yang berbeda atau keliru dari pasien.
Jika terjadi sesuatu yang diluar harapan pasien karena tidak
mendapatkan penjelasan yang cukup mamadai, dengan
sendirinya akan berptensi terhadap munculnya gugatan atau
tuntutan hukum oleh pasien atau keluarganya.
16 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
disebabkan karena yang akan mrasakan tindakan dan akibatnya
bukanlah orang lain melainkan pasien itu sendiri dan
keluarganya. Dalam hal memberi persetujuan tindakan medis
berlaku beberapa ketentuan agar persetujuan itu dapat dianggap
sah dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
18 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
dewasa. Berdasarkan Pasal 433 KUHPerdata, seseorang
dianggap berada di bawah pengampuan apabila orang
tersebut dalam keadaan sakit jiwa, memiliki daya pikir yang
rendah, serta orang yang tidak mampu mengatur
keuangannya sehingga menyebabkan keborosan yang
berlebih.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 19
D. Isi Informed Consent
Sebagaimana yang telah dijelaskan dibagian awal,
bahwa informed consent adalah persetujuan tindakan medis
yang diberikan oleh pasien atau keluarganya kepada dokter
untuk melakukan suatu tindakan medis tertentu setelah terlebih
dahulu mendapatkan informasi medis yang jelas. Informasi
medis yang diberikan kepada pasien tidak selalu sama pada
setiap orang, tergantug pada diagnose penyakit, perjalanan
penyakit, kondisi kesehatan, tujuan dilakukannya tindakan
medis, resiko tindakan medis yang mungkin terjadi, dampak
yang dapat terjadi jika tindakan tersebut dilakukan atau tidak
dilakukan dan alternatif tindakan lainnya yang dapat dilakukan
selain tindakan medis utama yang disarankan oleh dokter.
20 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Setelah semua informasi tersebut dipahami oleh pasien
barulah pasien atau keluarganya memberikan keputusan untuk
menyetujui atau menolak tindakan medis yang disarankan oleh
dokter yang akan melakukan tindakan tersebut.Dengan
demikian maka isi informed consent idealnya memuat hal-hal
sebagai berikut:
1. Identitas Rumah sakit
Identitas rumah sakit atau klinik tempat dilakukannya
tindakan medis tersebut yaitu nama rumah sakit, alamat,
nomor telepon dan keterangan lainnya wajib dicantumkan
pada surat persetujuan tindakan medis yang dibuat oleh
pasien. Identitas rumah sakit ini biasanya menjadi kepala
surat (kop) sebagai bukti keabsahan dari surat persetujuan
tersebut. Hal ini penting jika terjadi suatu kasus
malpraktek yang dil;akukan oleh dokter rumah sakit
tersebut, maka rumah sakit tersebut juga dapat dimintai
pertanggung jawaban hukum atas perbuatan dokter yang
bekerja pada rumah sakit tersebut.
2. Identitas Pasien atau keluarga
Identitas pasien atau keluarganya antara lain, nama, umur,
alamat, dan hubungan dengan pasien jika karena satu dan
lain hal pasien tidak dapat membuat persetujuan sehingga
dianggap cakap untuk membuat persetujuan medis tersebut
dan sekaligus untuk memastikan data diri pasien yang akan
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 21
dioperasi sama dengan yang tertera dalam surat pesetujuan
tindakan medis tersebu.
3. Pernyataan Persetujuan /Penolakan Tindakan Medis
Pernyataan persetujuan atau penolakan tindakan medis
menjadi unsur utama dalam isi informed consent, Maka
harus ditulis dengan terang dan jelas karena akan
berdampak secara hukum sah atau tidaknya sebuah
indakan medks yang dilakukan
4. Pernyataan Jenis Tindakan medis yang disetujui Pasien
Pernyataan persetujuan atau penolakan harus dicantumkan
dengan jelas untuk memastikan jenis-jenis tindakan apa
yang disetujui untuk dilakukan terhadap diri pasien yang
akan dilakukan oleh dokter. Hal ini tentunya dilakukan
setelah mendapatkan informasi medis dari dokter terkait
jenis tindakan dan tata cara pelaksanaan tindakan medis
tersebut.
5. Pernyataan telah mendapatkan Informasi Medis.
Dalam isi informed consent harus memuat pernyataan
pasien atau keluarganya bahwa telah mendapatkan
penjelasan atau informasi medis terkait tindakan yang akan
dilakukan terhadap dirinya atau keluarganya, termasuk
segala resiko medis yang mungkin saja terjadi.
6. Pernyataan Kesiapan menanggung resiko medis,
Pernyataan ini penting untuk dibuat agar pasien atau
22 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
keluarganya tidak menggugat atau menuntut dokter atau
rumah sakit jika terjadi hal-hal buruk yang menimpa
pasien mulai dari awal dilaksanakannya tindakan medis,
dan beberapa waktu berselang setelah tindakan medis
tersebut dilaksanakan.
7. Pernyataan bahwa persetujuan tindakan tanpa paksaan atau
tekanan.
Pernyataan ini juga harus ada sebagai keterangan bahwa
tindakan medis yang disetujui oleh pasien yang
dipercayakan kepada dokter adalah murni atas inisiatif
sendiri dan tanpa paksaan ataupun tekanan dalam membuat
persetujuan tindakan tersebut dan termasuk kerelaan
menanggung segala resiko medis yang mungkin saja
terjadi.
8. Tanda tangan asli dari pasien atau keluarganya
Bukti sahnya persetujuan tindakan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga adalah jika pernyataan tersebut telah
dibubuhi dengan tanda tangan asli dari pasien atau
keluarganya yang berhak memberikan persetujuan.
9. Tanda tangan asli dokter yang akan melaksanakan
tindakan medis.
Tanda tangan asli dari dokter yang akan melakukan
tindakan juga menjadi hal yang penting sebagai syarat
keabsahan dari pernyataan persetujuan tindakan medis
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 23
tersebut dan sebagai bukti yang mengikat bagi para pihak
dalam hubungan hukum tersebut, Tanda tangan dokter ini
seharusnya dilakukan dihadap pasien atau keluarganya
segera setelah pasien menandatangani berkas persetujuan
tindakan medis tersebut.
10. Tanda tangan saksi-saksi
Sebaiknya isi persetujuan tindakan medis ini juga dibubuhi
tanda tangan para saksi masing-masing dari kedua belah
pihak yang turut hadir dalam proses pemberian informasi
medis yang dilaksanakan oleh dokter yang nantinya dapat
dimintai keterangan jika terjadi sesuatu yang tidak
dikehendaki oleh pasien atau keluarganya akibat tindakan
medis tersebut.
24 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
BAB II
URGENSI INFORMED CONSENT
DALAM TINDAKAN MEDIS
I
nformed consent memiliki prinsip utama yaitu
kesepakatan antara dokter dan pasien atau keluarganya
dalam hal pemberian tindakan medis, Kesepakatan
tersebut dibangun atas kebebasan dari para pihak khususnya
bagi pasien atau keluarganya dalam mengambil keputuan
menerima atau menolak tindakan medis yang akan dilakukan
oleh dokter terhadap pasien. dilakukan atau tidak dilakukannya
sebuah tindakan medis. Kesepakatan dari kedua belah pihak
bersifat mengikat sebagai sebuah perjanjian (kontrak), sebagai
mana yang diatur dalam ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata
yang menjelaskan bahwa suatu perjanjian akan terjadi jika
kedua belah pihak mencapai kesepakatan.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 25
Kesepakatan dalam pelaksanaan informed consent
sebagai bentuk perjanjian (kontrak) terapeutik memiliki
beberapa fungsi yang sangat penting dalam penyelenggaraan
tindakan medis, baik untuk kepentingan pasien maupun bagi
dokter yang akan melakukan tnidakan medis tersebut. Adapun
fungsi-fungsi penting dalam pelaksanaan informed consent
sebelum dilaksanakannya tindakan medis, yaitu antara lain :
1) Memberi Perlindungan hukum terhadap dokter
Tindakan medis yang dilakukan oleh dokter setelah
mendapatkan persetujuan akan memberi perlindungan
hukum dan rasa aman dalam melaksanakan tindakan medis,
dikarenakan telah melaksanakan kewajibannya memberikan
informasi medis yang jelas terkait tindakan medis yang akan
dilakukan sehingga dapat dipahami oleh pasien dengan baik
dan selanjutnya pasien memyetujui dan menandatangani
persetujuan tersebut serta memberi kepercayaan bagi dokter
untuk melaksanakan tindakan medis sebagaimana yang
disetujui oleh pasien atau keluarganya. Hal ini merupakan
salah satu kewajiban dokter sebagaimana diatur dalam
berbagai peraturan perundang-undangan. Perlindungan
hukum bagi Dokter tersebut tentunya sepanjang tidak ada
unsur kesengajaan atau kelalaian yang oleh perbuatannya
menimbulkan kerugian, cacat atau kematian bagi pasien.
2) Pelayanan Medik yang berkualitas bagi Pasien
26 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Melalui pelaksanaan informed consent yang sesuai dengan
mekanisme dan tata cara yang diatur oleh undang-undang
akan memberi jaminan pelayanan tindakan medis yang
berkualitas bagi pasien. Jaminan ini didasari oleh karena
tindakan medis akan dilakukan oleh dokter yang memiliki
kompetensi keilmuan yang baik yang sesuai dengan
tindakan medis yang akan dilakukan dan sekaligus telah
memiliki pengalaman yang baik dalam melaksanakan
tindakan tersebut serta adanya kepastian ketersediaan alat
dan sarana pendukung pelaksanaan tindakan medis yang
akan dilakukan.
3) Sebagai Sarana komunikasi terapeutik
Informed consent berfungsi sebagai sarana komunikasi
antara dokter dan pasien atau keluarganya. Melalui informed
consent ini dokter tidak bertindak sebagai eksekutor yang
menentukan tindakan medis yang akan dilakukan melainkan
pasien atau keluarganya. Melalui informed consent
terbangun komunikasi dua arah dimana pasien juga dapat
bertanya dan berpendapat untuk hal-hal yang kurang jelas
atau tidak dimengerti dan sekaligus menyatakan pendapat
atas informasi medis yang diberikan yang dapat berupa
persetujuan, penolakan ataupun memilih alternatif lainnya.
Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi terapeutik
untuk menghindari kesalah pahaman atau kekeliruan dalam
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 27
memahami penjelasan dokter sebagai mana yang disebutkan
dalam Pasal 7 ayat (3) Permenkes 290/2008. dan dialog
sehingga pasien dapat memilih yang terbaik.
4) Alat bukti hukum pada dugaan malpraktek
Meskipun dokter telah melaksanakan informed consent
dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku tidak menutup kemungkinan terjadinya
gugatan atau tuntutan hukum pasien sebagai akibat ketidak
puasan terhadap hasil tindakan medis yang tidak sesuai
dengan harapan. Maka disinilah peran informed consent
dijadikan sebagai alat bukti dipersidangan. Informed consent
dapat menjadi alat bukti atau bukti petunjuk dalam
membuktikan adanya unsur kesengajaan atau kelalain dokter
yang menyebabkan terjadinya keburukan, cacat atau
kematian yang dialami oleh pasien.
28 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
dokter, informed consent dapat membuat rasa aman dalam
menjalankan tindakan medis pada pasien, sekaligus dapat
digunakan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan
adanya tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya
apabila timbul akibat yang tidak dikehendaki. Bagi pasien,
informed consent merupakan penghargaan terhadap hak-
haknya agar tidak dilanggar oleh dokter dan sekaligus dapat
digunakan sebagai alasan gugatan atau tuntutan terhadap dokter
yang melakukan penyimpangan praktik dokter dari maksud
diberikannya persetujuan pelayanan.
30 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
diberikan dengan pernyataan (Expressed) baik dalam bentuk
lisan ataupun tertulis Bentuk persetujuan tindakan yang
diberiakan baik secara tersirat maupun dengan pernyataan,
dijelaskan sebagai berikut :
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 31
2) Expressed Consent (dinyatakan)
Bentuk lain dari persetujuan tindakan (consent) yaitu
persetujuan tindakan yang diberikan oleh pasien yang
dinyatakan secara jelas kepada dokter untuk memberikan
kepercayaan kepada dokter melakukan tindakan medis
tertentu dalam bentuk lisan atau tertilis. Untuk persetujuan
lisan biasanya diberikan pada tindakan medis yang relatif
aman dengan tigkat resiko yang sangat rendah sedangkan
persetujuan tertulis diberikan oleh pasien pada kasus-kasus
yang yang berat dan memiliki resiko yang sangat tinggi
misalnya pada kasus-kasus pembedahan.
32 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Surat Pernyataan Persetujuan tindakan medis yang telah
ditandatangani oleh pasien atau keluarganya yang berhak.
34 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
simpan berkas rekam medik yaitu minimal lima tahun sejak
pasien terakhir datang berobat atau setelah meninggal dunia.
36 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
akan berdampak terhadap citra organisasi profesi. Nama
organisasi profesi akan menjadi harum di masyarakat karena
tidak ada dokter yang menjadi anggota organisasinya
tersandung kasus dugaan malpraktek.
b) Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tempat
dilaksanakannya tindakan medis dengan sendirinya akan
mengalami dampak atas Pelaksanaan informed consent yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dampak yang pertama yang akan diterima oleh rumah sakit
adalah meningkatnya tingkat kepecayaan pasien terhadap
penyelenggaraan pelayanan Kesehatan karena semua dokter
yang akan melaksanakan tindakan medis sebelumnya telah
memberikan informasi medis yang jelas kepada pasien.
Pasien akan merasa lebih puas dan nyaman karena ditangani
oleh dokter-dokter yang profesional. Dampak besar kedua
yang akan dialami oleh rumah sakit yaitu akan terhindar dari
kerugian finasial atas gugatan ganti rugi pasien sebagai
bentuk tanggung jawab perdata atas kesalahan yang
dilakukan oleh dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.
c) Reputasi Dokter
Dampak Pelaksanaan informed consent yang sesuai Dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan
sendirinya akan berdampak besar terhadap reputasi dan
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 37
masa depan dokter itu sendiri.Sekali dokter tersebut
dinyatakan terbukti bersalah karena kesengajaan atau karena
kelalaiannya yang menyebabkan kerugian, cacat atau
matinya seorang pasien, maka dengan sendirinya akan
menghancurkan reputasi dan masa depannya. Dokter yang
terbukti bersalah melakukan perbuatan malpraktek dapat
kehilangan gelar dokternya dan dinyatakan tidak dapat lagi
menjalankan praktek profesi kedokteran.
38 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
BAB III
PENATALAKSANAAN INFORMED
CONSENT DALAM TINDAKAN
MEDIK OPERATIF
T
indakan medis yang dilakukan oleh dokter dapat
dikelompok kan dalam dua jenis yaitu jenis tindakan
medis non operatif dan jenis tindakan medis operatif.
Tindakan medis operatif merupakan tindakan medis yang
dilakukan dengan anestesi umum atau lumbal dan dilaksanakan
di kamar operasi.Setiap tindakan medis operatif selalu
mengandung resiko yang dapat mengancam keselamatan
pasien, itulah sebabnya mengapa tindakan medis operatif selalu
membutuhkan persetujuan tindakan (informed consent) dalam
bentuk tertulis.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 39
Pernyataan informed consent yang dibuat secara
tertulis merupakan bukti adminstratif untuk kepentingan
dokter, rumah sakit dan pasien atau keluarga bahwa
persetujuan yang dibuat oleh pasien atau keluarganya adalah
atas dasar kebebasan pasien atau keluarganya untuk
menentukan pilihanya terhadap tindakan medis yang akan
diterimanya setelah terlebih dahulu mendapatkan penjelasan
yang cukup terhadap diagnose penyakit, perjalanan penyakit,
alasan dilakukannya tindakan medis, tujuan yang akan dicapai
melalui pemberian tindakan medis. Tingkat keberhasilan dari
tindakan medis dan kemungkinan resiko yang akan terjadi jika
tindakan tersebut dilaksanakan.
42 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Salah satu bagian penting yang kadang terlupakan
dalam pelaksanaan Informed consent adalah penjelasan tentang
resiko medis yang mungkin akan terjadi pada setiap
pelaksanaan tindakan medic operatif, sehingga jika hal itu
benar terjadi pasien dapat memakluminya dan tidak secara
gegabah untuk menggugat atau menuntut dokter atas dugaan
malpraktek. Hampir sebagian besar gugatan atau tuntutan
terhadap dokter adalah karena kurangnya pemahaman pasien
atas resiko medis dalam setiap tindakan medis. Meskipun
demikian tidaklah berarti bahwa setelah mendapatkan
persetujuan tindakan medis, maka secara otomatis dokter akan
terbebas dari gugatan atau tuntutan hukum, apalagi jika dapat
dibuktikan adanya perbuatan melawan hukum baik karena
kesengajaan ataupun karena kelalaian dokter yang
menyebabkan terjadinya kerugian, luka cacat atau kematian
pasien.
B. Resiko Medis
Dalam setiap penyelenggaraan praktek kedokteran,
khususnya pada pemberian terapi dan tindakan medis tertentu
selalu diperhadapkan dengan resiko yang sering disebut
sebagai resiko tindakan medis atau resiko medis. Resiko medis
ini adalah sesuatu yang dapat mengancam kesehatan dan
keselamatan pasien yang mungkin akan terjadi sebagai akibat
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 43
dilakukannya tindakan medis yang tidak dikehendaki baik oleh
dokter maupun pasien, meskipun tindakan medis tersebut telah
dilakukan sesuai dengan standar profesi, standar operasional
dan standar kebutuhan medis pasien dan dengan tingkat
ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi.
44 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Dari pengertian malpraktek yang dikemukakan oleh
Budi sampurna Nampak sangat jelas perbedaan malpraktek
dengan resiko medis, dimana malpraktek memiliki unsur
kesengajaan, adanya kelalaian atau karena kekurang mahiran
yang tidak beralasan sehingga menimbulkan suatu kondisi atau
peristiwa yang tidak harapkan oleh pasien yang menyebabkan
terjadinya cedera, cacat atau kematian, sedangkan resiko medis
adalah terjadinya suatu kondisi atau peristiwa yang tidak
dikehendaki baik oleh dokter maupun pasien, meski semua
prosedur tindakan telah dilakukan sesuai dengan standar
profesi, standar operasional dan standar kebutuhan medis pasien
dan kondisi atau peristiwa tersebut tetap terjadi.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 45
kepada pasien tindakan pengobatan yang akan diberikan dan
pilihan obat yang akan diinjeksikan kedalam tubuhnya,
termasuk kemungkinan terjadinya reaksi syok anafilaktik
tersebut dan pasien atau keluarganya menyatakan
pesetujuannya baik secara lisan ataupun tertulis. Setelah itu
dokter tersebut mulai melaksanakan Standar operasional
pemberian obat secara menlalu cara suntikan baik melalui otot
(intra muscular) maupun melalui pembuluh darah vena
(intravenous), mulai dari mempersiapkan dan memastikan obat
obat anti biotik yang akan diberikan, melakukan titrasi,
melakukan desinfeksi dan melakukan skin test untuk
memastikan ada atau tidaknya reaksi alergi sebagai kontra
indikasi pemberian obat tersebut. Setelah menunggu beberapa
menit ternyata skin test reaksi tidak ditemukan. Maka mulailah
dokter menginjeksikan pasien dengan obat anti biotik yang
terpilih (drug of choise) untuk penyakit yang telah terdiagnosa
tersebut Namun berselang beberapa saat tiba-tiba pasien
mengalami sesak napas, kejang-kejang, kebiruan dan denyut
jantung yang tidak stabil. Maka secara sigap dokter tersebut
melalukan penanganan syok anafilaktik dari mulai
membebaskan jalan nafas, memasang oksigen, menyuntikkan
adrenalin dan tindakan ainnya yang sesuai dengan SOP
penanganan syok anfilaktik namun apa hendak dikata akhirnya
pasien mengalami kematian.
46 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Dalam situasi ini dokter tentunya tidak dapat
dipersalahkan, karena peristiwa yang terjadi adalah murni
resiko tindakan medis, tidak ada unsur kelalaian atau kekurang-
hati-hatian, dan semua tindakan yang dilakukan berdasarkan
standar profesi, standar operasional dan standar kebutuhan
medis pasien. Itulah sebabnya mengapa informed consent
menjadi penting dalam setiap tindakan medis yang akan
diberikan kepada pasien. Penandatanganan persetujuan
tindakan medic (informed consent) adalah bukti kesediaan
pasien atau keluarganya untuk menanggung segala resiko
medis yang akan terjadi dalam sebuah pemberian tindakan
medis. Yang dibuatnya atas kesadaran sendiri, tanpa paksaan
atau tekanan setelah mendengarkan dan mendapatkan
penjelasan yang baik dari dokter, kususnya kemungkinan akan
terjadinya resiko medis tersebut.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 47
Dalam ketentuan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa pasien
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang manusiawi,
adil, jujur, tanpa diskriminasi dan bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar operasional prosedur. Kemudian
didalam Pasal 44 (1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang praktek Kedokteran mewajibkan dokter atau dokter
gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
48 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 595/ Menkes/
SK/ VII/ 1993 /Tentang Standar Pelayanan Medis, mengatur
hal-hal sebagai berikut :
Setiap sarana pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan medis wajib memberikan pelayanan medis sesuai
dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang berlaku
Pemberian pelayanan medis pada setiap sarana kesehatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan bidang
tugasnya
Standar Pelayanan Medis yang berlaku bagi setiap sarana
pelayanan kesehatan harus mengikuti ketentuan
sebagaimana terlampir dalam lampiran keputusan ini, yang
pemutakhirannya akan dilakukan secara berkala
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 49
Standar pelayanan medis harus selalu diperbaharui sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat
50 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 mengatakan
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter atau dokter gigi.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 51
Soejadi, (1996) pasien adalah individu terpenting dirumah
saki
52 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Hal inilah yang seringkali menjadi sumner penyebab
terjadinya gugatan atau tuntutan hukum akibat perlakuan yang
memandang pasien hanyalah sebagai obyek dalam pelayanan
kesehatan sehingga mengabaikan hak-hak pasien yang pada
gilirannya menimbulkan rasa tidak puas dan nyaman, Sehingga
ketika terjadi hal yang sangat merugikan pasien, maka serta
merta mereka menggugat dan menuntut sang dokter/rumah
sakit tersebut.
54 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
tindakan medis, agar persetujuan tersebut tidak dianggap cacat
hukum dan batal demi hukum.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 55
BAB IV
ASPEK HUKUM INFORMED CONSENT
P
erjanjian Terapeutik adalah sebuah bentuk perjanjian
antara dokter dan pasien atau keluarganya dibidang
pelayanan medis. Suatu perjanjian yang dibuat
haruslah berdasarkan kesepakatan bersama yang bersifat
mengikat bagi para pihak yang membuat perjanjian tersebut.
Hal ini sesuai dengan Pasal 1338 KUHPerdata yang
mengatakan bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.” Dengan demikian perjanjian terapeutik adalah
sebuah perjanjian di bidang pelayanan medis antara dokter dan
pasien atau keluarganya yang bersifat mengikat bagi dokter dan
pasien atau keluarganya dalam mewujudkan suatu upaya medis
yang telah mereka sepakati bersama.
56 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan pula bahwa
perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Kemudian
perjanjian ini oleh Subekti (2005) menyebutkan bahwa
perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji
kepada orang lain atau dua orang berjanji kepada orang lain
atau dimana dua orang berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 57
Perjanjian terapeutik adalah perjanjian yang bersifat
khusus yang membedakannya dengan bentuk perjanjian pada
umumnya yaitu pada obyek perjanjiannya adalah pelayan
medis yang sifatnya adalah perjanjian upaya (Inspanning
verbintenis). Karakteristik inspanning verbintenis menurut
Veronika Komalawati (2002), adalah perjanjian yang tidak
didasarkan pada hasil akhir tetapi pada upaya yang sungguh-
sungguh. Dalam hal ini bukan kesembuhan pasien yang
diperjanjikan tetapi pada upaya yang sungguh-sungguh dari
seorang dokter berdasarkan kompetensi keilmuan yang
diimilikinya yang bekerja sesuai dengan standar operasional
prosedur dan tingkat ketelitian dan kehati-hatian yang sangat
tinggi.
58 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
oleh banyak faktor, tidak hanya oleh pelayanan medis yang
diberikan oleh pasien.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 59
Pelaksanaan informed consent dalam perjanjian
terapeutik dilandasi oleh beberapa asas hukum yaitu antara
lain:
a. Asas Legalitas
Asas Legalitas memegang peranan penting dalam suatu
perjanjian terapeutik dimana kedua belah pihak baik dokter
maupun pasien memiliki legalitas atau keabsahan menurut
hukum dalam pelaksanaan informed consent. Legalitas yang
dimaksud adalah berupa hak dan kewenangan sebagai
subyek hukum dalam melakukan perbuatan-perbuatan
hukum. Untuk dapat melakukan perbuatan hukum seseorang
harus dianggap cakap menurut hukum sehingga mampu
memangku hak dan kewajiban hukum. Jika salah satu pihak
tidak memenuhi unsur legalitas dalam melaksanakan
informed consent, maka informed consent tersebut dapat
dibatalkan.
b. Asas Kebebasan
Pelaksanaan informed consent harus dilandasi oleh asas
kebebasan dari masing-masing pihak untuk membuat sebuah
persetujuan. Dalam hal ini informed cosent haruslah
dilakukan atas kehendak bebas dari masing-masing pihak,
tanpa unsur paksaan, tekanan atau intimidasi dari pihak
manapun. Dalam hal ini pasien bebas menentukan untuk
60 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
menyatakan setuju atau menolak tindakan medis setelah
mendapatkan informasi yang cukup dan jelas dari dokter
c. Asas Itikad Baik
Asas itikad baik yaitu asas hukum dimana sebuah perjanjian
dibuat semata untuk tujuan yang baik dengan tidak
melanggar kesusilaan, hukum dan ketertiban umum. Dengan
demikian asas itikad baik dalam pelaksanaan informed
consent dilakukan dengan tujuan untuk menolong
menyembuhkan dan memulihkan kesehatan pasien dan
bukan untuk tujuan yang bertentangan dengan sumpah
dokter, kode etik kedokteran dan hukum yang berlaku
d. Asas Kejujuran
Dalam pelaksanaan informed consent kejujuran dokter dan
pasien sangat menentukan hasil dari tindakan medis yang
dihasilkan. Pasien harus jujur menyampaikan segala keluhan
dan penderitaan akibat penyakit yang dialaminya sebaliknya
dokterpun harus secara jujur menyampaikan kepada pasien
atau keluaganya diagnosis penyakit yang ditegakkannnya,
perjalanan penyakit yang dialami pasien dan prognosisinya
serta indikasi medis tindakan dan pengobatan yang akan
dilakukan, jenis dan tata cara tindakan medis yang akan
dilakukan berseta dengan prognosisnya, serta kemungkinan-
kemungkinan resiko yang akan muncul akibat
dilaksanakannya tindakan medis tersebut. Termasuk
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 61
penyebab timbulnya penyakit terdokter dan pasien
merupakan salah satu hal yang penting dalam transaksi
terapeutik.
e. Asas saling kepercayaan
Asas saling kepercayaan menjadi sangat penting dalam
pelaksanaan informed consent. Antara dokter dan pasien
atau keluarganya harus memupuk saling kepercayaan
sebagai modal utama dalam terjadi sebuah kesepakatan.
Tentunya akan sulit bagi seorang pasien atau keluarganya
memberikan persetujuan tindakan medis, jika tidak
mempercayai bahwa dokter tersebut akan bekerja dengan
sunguh-sungguh dan penuh ketelitian sesuai dengan
kompetensi keilmuan dan pemgalaman yang dimiliki untuk,
menolong menyembuhkan atau memilihkan kesehatannya.
Kesepakan atas dasar pemaksaan, tekanan atau intimidasi
dapat dimitakan untuk dibatalkan oleh pihak yang merasa
dirugikan.
f. Tepat Waktu
Asas tepat waktu dalam pelaksanaan informed consent juga
harus mendapatkan perhatian dari para pihak, pelaksanaan
informed consent yang tepat waktu (golden period) akan
sangat menolong dalam upaya penyebuhan dan pemulihan
kesehatan pasien.
62 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
B. Syarat Sahnya Informed consent sebagai Perjanjian
Terapeutik
Informed consent sebagai sebuah hubungan hukum
antara dokter dan pasien atau keluarganya masing-masing
bertindak sebagai subyek hukum melakukan kesepakatan atau
perjanjian dalam hal pelaksanaan suatu tindakan medis tertentu.
Pengertian Subyek hukum (rechtsubject) yang dimaksudkan
adalah orang atau badan hukum yang memiliki hak dan
kewenangan secara hukum untuk melakukan tindakan-tindakan
hukum dan mampu mempertanggung jawabkan secara hukum
akibat dari tindakan hukum yang dilakukannya.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 63
d. Menurut Chaidir Ali, Subjek Hukum adalah manusia yang
berkepribadian hukum dan segala sesuatu yang berdasarkan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang demikian itu oleh
hukum diakui sebagai pendukung dari hak dan kewajiban.
e. Menurut Mertokusumo adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Hanya manusia
yang dapat menjadi subyek hukum.
f. Menurut Syahran adalah pendukung hak dan kewajiban
64 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
menurut jenis subyek hukum tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1) Manusia (natuurlijk persoon)
Manusia secara hukum telah dianggap sebagai subyek
hukum sejak dari lahirnya, bahkan sejak masih dalam
kandungan ibunya, jika ada kepentingan hukum yang
menghendakinya, namun dalam hukum perjanjian
khususnya dalam hubungan hukum antara dokter dan
pasien, tidak semua orang dapat dianggap sebagai subyek
hukum.
Manusia yang tidak dapat dianggap sebagai subyek hukum
yaitu manusia yang oleh hukum dipandang tidak cakap
untuk mengemban hak dan kewajiban hukumnya. Dalam hal
tersebut, perbuatan-perbuatan hukum yang akan
dilakukannya harus diwakilkan oleh keluarga yang juga
harus cakap bertindak sebagai subyek hukum, seperti anak
yang masih dibawah umur (belum dewasa), atau belum
menikah, dan orang yang berada dalam pengampuan seperti
orang yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros.
Ketentuan terkait subyek hukum manusia (natuurlijk
person) bagi pasien juga berlaku dalam pelaksanaan
informed consent, Hanya bagi mereka yang dianggap cakap
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 65
oleh hukum yang dapat bertindak sebagai subyek hukum
dalam memberikan persetujuan tindakan medis.
2) Badan Hukum (rechts persoon)
Subyek hukum lainnya selain manusia adalah badan hukum.
Badan hukum adalah suatu perkumpulan yang dibentuk atau
didirikan oleh dua orang atau lebih menurut tatacara yang
diatur oleh hukum yang diberi kewenangan hukum untuk
menjadi subyek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban
hukum yang dalam pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
diwakili oleh para pengurus yang masing-masing adalah
subyek hukum. R, Subekti (2005) menjelaskan pengertian
badan hukum sebagai badan atau perkumpulan yang
memiliki hak untuk dapat melakukan perbuatan seperti
manusia dan memiliki kekayaan sendiri, dapat menggugat
atau digugat didepan hakim.
Salah satu bentuk badan hukum dalam pelayanan kesehatan
adalah Rumah Sakit baik yang didirikan oleh pemerintah
(badan hukum publik) maupun yang didirikan oleh swasta
(badan hukum privat). Dalam Pasal 20 Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan
bahwa Rumah sakit dapat dikelola oleh pemerintah dengan
bentuk Badan Layanan Umum (BLU), kemudian pada Pasal
21 Undang_Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit yang dikelola oleh
66 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
swasta dalam bentuk Badan Hukum yaitu Perseroan
Terbatas (PT) Badan hukum Rumah Sakit dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban dilakukan oleh jajaran
direktur dan pejabat struktural atau staf yang mendapatkan
penugasan khusus berdasarkan kewenangan dan fungsinya
yang bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit dan bukan
untuk kepentingan diri sendiri. Hal tersebut dapat
memangku hak dan kewajibannya yang fungsi
pelaksanaannya dilakukan oleh para pengurus yang
bertindak untuk dan atas nama badan hukum dan bukan
untuk kepentingan pribadi dari masing-masing pengurus
tersebut.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 67
a. Adanya kesepakatan para pihak
Dasar dari sebuah perjanjian hukum adalah kesepakatan
para pihak. Tanpa kesepakatan antara dokter dan pasien atau
keluarganya tidak akan mungkin terjadi perjanjian hukum.
Dalam hal syarat kesepakatan ini para pihak melakukannya
atas kehendak bebas untuk saling mengikatkan diri terhadap
sesuatu yang menjadi obyek dari perjanjian tersebut.
Kesepakatan yang dibuat atas dasar paksaan atau ancaman
adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum sebagai
mana diatur dalam Pasal 1321 KUHPerdata. Kemudian
dalam Pasal 1324 KUHPerdata, dianggap telah terjadi
pemaksaan apabila tindakan pemaksaan tersebut sedemikian
rupa sehingga memberi kesan yang dapat menimbukan
ketakutan pada orang yang berakal sehat Pasal 1324
KUHPerdata yang mengatur bahwa: “Paksaan terjadi, bila
tindakan itu sedemikian rupa sehingga memberi kesan dan
dapat menimbulkan ketakutan pada orang yang berakal
sehat, bahwa dirinya, orang-orangnya, atau kekayaannya,
terancam rugi besar dalam waktu dekat.
b. Adanya kecakapan para pihak
Syarat kecakapan para pihak, mengandung pengertian dapat
tidaknya seseorang bertindak sebagai subyek hukum dalam
perjanjian hukum. Jika terdapat salah satu pihak yang tidak
cakap untuk menjadi subyek hukum maka perjanjian
68 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
tersebut dapat dibatalkan. Pengertian dapat dibatalkan yaitu
salah satu pihak dapat meminta pembatalan, dan selama
pembatalan tersebut tidak dibatalkan oleh hakim, perjanjian
tersebut tetap mengikat bagi kedua belah pihak. Permintaan
pembatalan perjanjian menurut subekti dalam Simanjuntak
(2007), dapat melalui mekanisme secara aktif yaitu langsung
memintakan pembatalan kepada hakim atau melalui
pembelaan pada saat terjadinya gugatan. Hak untuk
meminta pembatalan perjanjian, menuntut pemulihan
bahkan hak untuk menuntut ganti rugi merupakan hak bagi
para pihak yang merasa dirugikan.
Dalam hal terjadinya informed consent dimana pihak pasien
yang memberikan persetujuan tindakan medis tidak
memenuhi syarat kecakapan sebagai subyek hukum yang
kemudian dalam pelaksanaan tindakan medis mengalami
kerugian, cacat atau kematian, maka keluarga pasien dapat
melakukan gugatan atau tuntutan hukum atas persetujuan
tindakan medis tersebut.
Seseorang yang dianggap cakap untuk bertindak sebagai
subyek hukum adalah telah berusia dewasa (21 tahun
keatas) belum dewasa (dibawah 21 Tahun) tetapi telah
menikah dan tidak sedang mengalami gangguan kesehatan
berat dan gangguan mental
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 69
c. Adanya obyek perjanjian
Obyek perjanjian dapat berupa barang dan jasa dengan
spesifikasi yang jelas berupa jenis, bentuk, ukuran, jumlah
dan lain sebagainya yang harus disepakati oleh para pihak.
Dalam mewujudkan obyek perjanjian maka didalamnya
mengatur hak dan kewajiban para pihak sebagai sebuah
prestasi yang harus dipenuhi dalam perjanjian tersebut.
Menurut Pasal 1333 KUHPerdata, obyek perjanjian harus
mencakup pokok barang tertentu yang sekurang-kurangnya
dapat ditentukan jenisnya, kemudian didalam Pasal 1332
KUHPerdata, obyek yang diperjanjikan adalah barang yang
dapat diperdagangkan.
Berbeda dengan perjanjian pada umumnya, obyek perjanjian
terapeutik bukanlah berupa barang atau jasa yang harus
dapat diwujudkan sebagai prestasi seperti kesembuhan, atau
pulihnyanya kesehatan pasien, tetapi yang diperjanjikan
adalah upaya maksimal dokter dalam melaksanakan suatu
pengobatan atau tindakan medis tertentu berdasarkan
kompetensi keilmuan, pengalaman dan ketelitian yang tinggi
dalam menolong pasien. Perjanjian seperti ini dikenal
dengan perjanjian upaya (inspanning verbintenis).
70 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
d. Oleh sebab yang halal
Sebuah perjanjian yang disepakati oleh para pihak haruslah
memiliki tujuan baik, benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara etika, moral dan hukum yang berlaku di
masyarakat, Hal ini sesuai dengan Pasal 1337 KUH Perdata,
yang berbunyi: Suatu sebab adalah terlarang, jika sebab itu
dilarang oleh undang-undang atau bila sebab itu
bertentangan dengan kesusilaan atau dengan ketertiban
umum.
Dalam hal perjanjian terapeutik, hal yang yang dilarang atau
bertentangan dengan undang-undang antara lain tindakan
abortus provocatus criminalis atau pengguran kandungan
tidak atas alasan medis yang kuat. Hal ini sangat
bertentangan dengan sumpah, kode etik dan hukum
kedokteran yang berlaku.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 71
pengadilan atau melalui pembelaan pada saat terjadinya
gugatan. Kemudian syarat obyek perjanjian dan oleh sebab
yang halal merupakan syarat obyektif dari apa yang
diperjanjikan dan tujuan dari perjanjian tersebut dilaksanakan.
Tidak terpenuhinya syarat obyektif ini, maka perjanjian
tersebut batal demi hukum atau perjanjian tersebut dianggap
tidak pernah ada.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 75
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya.
76 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
setelah mendapatkan persetujuan adalah sebuah peristiwa
hukum yang dapat menggerakkan hukum bekerja, selain oleh
karena diatur dalam ketentuan perundang-undangan, juga
karena adanya kesepakatan atau perjanjian terapeutik dalam
hubungan hukum antara dokter dan pasien atau keluarganya.
78 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
kelalaian dokter akan menggerakkan hak pasien untuk
menuntut ganti rugi atau menuntut pidana bagi dokter tersebut.
Dengan demikian perlu dipahami bahwa sekalipun dokter telah
mendapatkan persetujuan tindakan medis (informed consent)
dari pasien atau keluarganya, tidaklah membebaskan dirinya
terhadap gugatan ataupun tuntutan hukum. Oleh sebab itu,
menjadi sangat penting bagi dokter untuk melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya secara efektif, terukur dan terarah serta bekerja
dengan dengan sangat professional untuk meminimalisir kasus-
kasus hukum dugaan malpraktik.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 79
Wanprestasi dalam informed consent sebagai sebuah
perjanjian terapeutik adalah bagian dari upaya para pihak
untuk menuntut pelaksanaan prestasi seperti apa yang telah
diperjanjikan oleh masing-masing pihak dalam
melaksanakan kewajiban hukumnya. Kegagalan dari salah
satu pihak untuk memenuhi seperti apa yang telah
diperjanjikan tersebut dianggap sebagai ingkar janji
(wanprestasi). Dalam hal ini baik dokter maupun pasien
sama-sama dapat menuntut untuk dipenuhinya prestasi
sebagai kewajiban dari masing-masing pihak.
Berbeda dengan naskah perjanjian atau kontrak pada
umumnya yang telah mengatur hak dan kewajiban para
pihak serta sanksi yang telah ditetapkan, melainkan pada
berkas persetujuan tindakan medik hanya berisi keterangan
bahwa dokter telah memberikan informasi medis yang jelas
dan dapat dipahami oleh pasienatau keluaega dan pasien
telah menyatakan setuju dan menanda tangani berkas
informed consent tersebut.
Maka dasar penilaian wanprestasi tidak terletak pada berkas
persetujuan karena tidak mengatur secara tegas hak dan
keajiban para pihak, tetapi sebagaimana uamh dikemukakan
oleh M. Yahya Harahap (1986) penilaian wanprestasi adalah
“Pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya
atau dilakukan tidak menurut selayaknya. Berdasarkan
80 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
pengertian tersebut, maka penilaian wanprestasi dokter
diukur atas dasar apakah tindakan yang dilakukannya adalah
sebuah kepatutan dan kepantasan menurut aturan-atuan
hukum yang berlaku.
Menurut Pasal 1246 KUHPerdata ganti kerigian yang dapat
digugatkan kepada pihak yang melakukan wanprestasi yaitu
ganti kerugian yang nyata dialami dan keuntungan yang
sedianya didapatkan jika keadaan tersebut tidak terjadi.
Menurut R. Setiawan (1990) disebutkan bahwa dalam Pasal
1246 KUHPerdata ganti rugi terdiri dari dua faktor yaitu
kerugian yang nyata-nyata diderita dan keuntungan yang
seharusnya diperoleh.
Kedua faktor tersebut dicakup dalam pengertian biaya,
kerugian dan bunga.
Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran yang nyata,
misalnya biaya Notaris, biaya perjalanan dan seterusnya.
Kerugian adalah berkurangnya kekayaan kreditur
sebagai akibat dari pada ingkar janji.
Bunga adalah keuntungan yang seharusnya diperoleh
kreditur jika tidak terjadi ingkar janji.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 81
Selain gugatan perdata dengan wanprestasi, juga
berdasarkan Perbuatan Melawan Hukum sebagai mana yang
tertuang dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang berbunyi “Tiap
perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan
kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan
kerugian tersebut.”.
82 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
tindakan medis yang cacat yuridis, kesalahan dalam
pelaksanaan standar operasional prosedur, adanya benda
atau alat yang tertinggal didalam tubuh pasien dan lain
sebagainya.
Tentunya sangat sulit bagi pasien atau keluarganya untuk,
membuktikan adanya unsur kesalahan atau kelalaian dokter
dalam pelaksanaan tindakan medis. Perbuatan Melawan
Hukum.Dalam hal ini maka beban pembuktian ada pada
pihak dokter untuk menyatakan bahwa tidak melakukan
kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan tindakan medik
tersebut.
c. Ada hubungan kausal antara kerugian dan kesalahan
Dalam hal gugatan perdata yang dilakukan oleh pasien atau
keluarganya kepada dokter, haruslah dapat dibuktikan
bahwa ada hubungan sebab akibat dari kerugian yang
dialami dan tindakan dokter yang diterimanya dalam suatu
hubungan hukum. Ganti kerugian yang ditgugatkan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
tindakan medis.
d. Perbuatan itu melanggar hukum
Bahwa tindakan medik yang dilakukan oleh dokter dapat
dibuktikan secara nyata adalah perbuatan tersebut jelas-jlas
dapat dipersalahkan secara hukum karena melanggar
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 83
Selain gugatan ganti kerugian dapat ditujukan kepada
dokter, maka rumah sakitpun juga dapat digugat berdasarkan
Pasal 1367 KUHPerdata yang berbunyi: “Seseorang tidak
hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan
perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada
di bawah pengawasannya”.
84 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
maka kepada sipelaku dibebankan pertanggung jawaban agar
kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang secara terus
menerus. Agar sipelaku dapat dibebankan pertanggung
jawaban maka kepada sipelakupun harus dapat dicela karena
perbuatannya tersebut. Dengan demikian terdapat hubungan
yang sangat kuat antara kesalahaan sebagai perbuatan tercela
dan sipelaku yang tercela sebagai pembuat kesalahan.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 85
Pertanggung jawaban pidana yang dibebankan kepada
Seseorang bukanlah satu-satunya alasan karena adanya
perbuatan pidana (celaan obyektif) tetapi oleh beberapa faktor
yang menjadi syarat yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Sudarto (1990), menjelaskan bahwa terdapat beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Adanya suatu tindak pidana yang dilakukan oleh pembuat;
Adanya unsur kesalahan berupa kesengajaan atau kealpaan;
Adanya pembuat yang mampu bertanggung jawab
Tidak ada alasan pemaaf.
86 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
berhubungan erat dengan dengan sikap bathin sipelaku (mens
rea). Sikap bathin ini adalah unsur psikologis atau sikap mental
seseorang dalam melakukan sebuah perbuatan pidana yang
meliputi unsur adanya niat atau maksud tujuan tertentu pada
waktu melakukan perbuatan pidana tersebut.
88 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Mengenai ukuran kelalaian yang digunakan, Wirjono
Prodjodikoro menjelakan bahwa yang ukuran culpa adalah
ukuran rata-rata kebanyakan orang bertindak dalam keadaan in
concreto terjadi. Jadi ukurannya bukanlah pada seseorang yang
selalu bertindak dengan kehati-hatian yang tinggi, dan tidak
pula pada seseorang yang selalu serampangan dalam bertindak.
Hal serupa juga dikatakan oleh Wirjono Prodjodikoro lebih
lanjut, dikatakan bahwa untuk culpa ini harus diambil sebagai
ukuran bagaimana kebanyakan orang dalam masyarakat
bertindak dalam keadaan yang in concreto terjadi. Jadi,
tidaklah dipergunakan sebagai ukuran seorang yang selalu
sangat berhati-hati, dan juga tidak seorang yang selalu
serampangan dalam tindak tanduknya. Sebagai kesimpulan,
bahwa ukuran Culpa yang digunakan tidaklah merujuk pada
ukuran tingkat kehati-hatian orang perorang yang sangat tinggi
atau kesampangan bertindak orang perorang, melainkan pada
ukuran rata-rata kebanyakan orang dalam bertindak dalam hal
suatu perbuatan tertentu.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 91
menuntut dokter atas dugaan perbuatan malpraktek karena hasil
tindakan medis yang tidak sesuai dengan yang diharapkannya,
karena meskipun nantinya dugaan itu tidak terbukti, namun
akan melekat stigama malpraktek terhadap dokter yang
bersangkutan, sehingga akan berdampak buruk terhadap
reputasi dan kariernya sebagai seorang professional yang
melayani masyarakat untuk memberi pertolongan dalam hal
penyembuhan dan pemulihan kesehatan masyarakat.
92 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Registrasi dan Surat ijin Praktek sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 75, 76 dan 79 UU No 29 Tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran, yang kemudian oleh putusan MK Nomor
4/PUU -V/2007 telah dinyatakan tidak bersifat mengikat
sehingga dianggap sebagai bukan perbuatan pidana lagi.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 93
Pertanggung jawaban pidana karena unsur kelalaian dokter
dalam melaksanakan tindakan medis adalah kekurang hati-
hatian atau kealpaan dalam menerapkan standar-standar
pelayan medic yaitu antara lain standar profesi medis, standar
operasional prosedur dan standar kebutuhan medis pasien..
Penerapan standar-standar tersebut dengan secara disiplim akan
menghindari adanya kesalahan ataupun kelalaian yang dapat
berakibat hukum dikemudian hari. Hakim dalam memutus
sebuah tuntutan pidana terhadap adanya dugaan kelalaian
dokter dalam menlaksanakan tindakan medis akan berupaya
menemukan ada atau tidak adanya kelalaian tersebut
berdasarkan pelaksanaan standar-standar pelayanan medis yang
diterapkan oleh dokter yang mengakibatkan terjadinya luka,
cacat atau kematian pada pasien.
94 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
minimal yang oleh seorang individu untuk dapat melakukan
kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri
yang dibuat oleh organisasi. Selanjutnya Veronica
Komalawati (2002) memberikan batasan pengertian standar
profesi sebagai pedoman yang harus digunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Berkenaan
dengan pelayanan medik, pedoman yang digunakan adalah
standar pelayanan medik yang terutama dititik beratkan pada
proses tindakan medik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk menilai ada tidaknya
unsur kelalaian maka indikator yang digunakan adalah
pelaksanaan tindakan medis yang dilakukannya oleh dokter
haruslah berada dalam ruang lingkup keilmuan dan
kompetensi yang dimilikinya sebagai kemampuan minimal
yang harus dikuasainya dalam pelaksanaan tindakan
tersebut. Batasan kemampuan minimal yang harus dikuasai
oleh seorang dokter agar dianggap kompeten (cakap) dalam
melakukan tindakan tersebut diatur oleh kolegium keilmuan
atau spesialisasi dari kelompok masing-masing menurut
jenis spesialisasi dokter yang dibuktikan dengan adanya
ijazah, sertifikat kompetensi dan surat tanda registrasi pada
masing-masing kelompok keahlian. Pelaksanaan kompetensi
tersebut haruslah menurut tatacara yang dianut dalam
organisasi tersebut dan menurut etika profesi yang tinggi.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 95
Sebagai sebuah contoh seorang dokter bedah tidak
dibenarkan melakukan tindakan secsio cesarea karena tidak
menjadi kewenangan kompetensinya dan secara etika
profesi sangat bertententangan atau seorang alhi kebidanan
dan kandungan melakukan operasi usus buntu juga tidak
dibenarkan dikecualikan dalam keadaan yang bersifat
darurat yang harus membutuhkan tindakan segera diaman
dokter spesialisasi tersebut tidak ada dan sangat tidak
memungkinkan untuk dilakukan rujukan dan tindakan
tersebut atas persetujuan pasien atau keluarganya setelah
mendapatkan informasi medis yang jelas. Dalam hal ini
berlaku alasan pemaaf yang dapat meniadakan pertanggung
jawaban pidana.
Berikut masalah kompetensi minimal yang harus dikuasai
adalah ukuran rata-rata yang dapat dilakukan oleh dokter
yang lain dengan situasi dan tempat kejadian yang sama
yang dapat melaksanakan tindakan tersebut dengan sangat
baik. Dalam hal ini dokter yang tidak dapat melakukan
tindakan tersebut dengan baik sementara teman sejawatnya
dapat melakukan tanpa komplikasi Diianggap telah
melakukan bad practice sehingga dapat dianggap sebagai
sebuah kesalahan.
2) Standar Operasional Prosedur (SOP)
96 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur dalam setiap
tindakan medis merupakan sebuah kemutlakan. Standar
Operasinal Prosedur adalah sebuah perangkat instruksi
berupa langkah-langkah atau alur-alur yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan sebuah proses dalam tindakan medis
agar memberikan hasil yang optimal dalam pelayanan
kesehatan kepada pasien. Langkah-langkah atau alur-alur
kerja tersebut adalah serangkaian tindakan yang terbaik
yang harus dilakukan dalam pemberian pelayanan kesehatan
karena langkah atau alur kerja tersebut disusun oleh orang-
orang yang memiliki kompetensi keilmuan yang baik dan
menjadi konsesnsus bersama untuk dijadikan sebagai
pedoman dalam melaksanakan tindakan medis menurut
spsislaisasi keahlian masing-masing dokter.
Sebelum melakukan tindakan medis tertentu kepada pasien
serangkaian langkah-langkah baku yang telah dijadikan
sebagai standar operasional prosedur (SOP) yaitu dengan
alur-alur sebagai berikut :
Melakuan pemeriksaan anamnese
Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan penunjang
Menegakkan diagnose medis
Melaksanakan informed consent
Pemberian tindakan medis
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 97
Tentunya pelaksanaan tindakan dari setiap alur haruslah
berdasarkan tatacara dan ketentuan sebagaimana lazimnya
menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam pelayanan
kesehatan khususnya kode etik kedokteran dan hukum
kesehatan yang berlaku. Meskipun alur-alur tersebut telah
menjadi baku, namun dalam hal tertentu seperti dalam
kejadian kegawat daruratan kadang alur tersebut diabaikan
demi untuk memberi tindakan/pertolongan yang bersifat
segera demi untuk keselamatan pasien.
Selain SOP tindakan tersebut diatas yang bersifat umum,
juga terdapat SOP tindakan medis yang bersifat khusus yang
sesuai dengan masing-masing jenis tindakan menurut
keahlian masing-masing. Misalnya SOP tindakan operasi
usus buntu, SOP tindakan general anastesi, SOP tindakan
sectio caesarea dan lain-lain
Untuk SOP tindakan yang bersifat umum sangat mudah
untuk melihat atau atau tidaknya kelalain dokter, tetapi SOP
tindakan khusus sangat sulit untuk menentukan ada atau
tidaknya unsur kelalaian dokter. Untuk itu digunakan
pendapat ahli yang paham terkait tindakan tersebut.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan medis Pasien
Hal berikut yang tidak kalah pentingnya dalam penilaian
kelalaian dokter dalam melaksanakan tindakan medis adalah
standar pemenuhan kebutuhan medis pasien agar
98 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan aman bagi
kesehatan dan keselamatan pasien (patien safety). Hal ini
sangat berkaitan erat dengan ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan suatu tindakan
medik tertentu Kelalaian dalam memperhatikan standar
kebutuhan medis pasien dalam tindakan medis dapat
berakibat fatal, Sebagai contoh yang dapat digambarkan
adalah adanya ketersediaan oksigen yang cukup diruang
operasi pada saat melakukan pembedahan. Jika sewaktu-
waktu pasien mengalami kekurangan oksigen (asfiksia)
sehingga menyulikan pernafasan pasien maka oksigen harus
segera dapat diberikan, kelalaian dalam mengecek
ketersediaan oksigen sebelum melaksanakan tindakan medis
operasi adalah sebuah kesalahan.
Dari keselurahan rangkaian penjelasan terkait pertanggung
jawaban pidana bagi dokter dalam persetujaun tindakan
medis, maka hendaklah dipahami bahwa kegagalan dokter
dalam memenuhi harapan pasien atas tindakan medis yang
diterimanya tidaklah senua karena unsur kesalahan baik
berupa kesengajaan ataupun karena kelalaian. Tetapi yang
paling sering terjadi adalah karena faktor resiko medis. Perlu
komunikasi dan edukasi yang baik kepada pasien terkait
informasi medis yang diberikan sebelum pasien memberikan
persetujuannya khususnya menyangkut prognosis tindakan
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 99
dan resiko tindakan yang mungkin sajat erjadi. Meskipun
demikian terkadang masih dijumpai adanya kelalaian dokter
dalam menerapkan standar-standar pelayanan medis seperti
standar profesi, standar operasional prosedur dan standar
kebutuhan medis pasien yang dapat dimintai pertanggung
jawaban pidana atas kelalaian tersebut.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 101
c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
102 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
BAB V
RAHASIA MEDIS
A. Latar Belakang
D
ari sejak Zaman Hipocrates sampai saat ini,
hubungan dokter dan pasien dalam pelayanan
kesehatan dibangun atas adanya saling kepercayaan
diantara masing-masing pihak. Kepercayaan tersebut tidak
hanya yang berhubungan dengan pengobatan atau tindakan
medis tetapi juga menyangkut kepercayaan atas rahasia medis
pasien. Sejak permulaan sejarah kehidupan umat manusia telah
diketahui adanya hubungan kepercayaan diantara sesamanya
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 103
ikhlas menyampaikan segala sesuatu yang dialami dan
dirasakan sehubungan dengan penyakitnya kepada dokter dan
juga memberi kepercayaan bagi dokter untuk memeriksa
bagian-bagian tubuhnya yang sakit.
104 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
3. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena keprofesian saya.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 105
bebas tersebut karena adanya jaminan wajib simpan rahasia
medis pasien yang diatur dalam berbagai ketentuan perundang-
undangan.
106 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Jika diagnose penyakit adalah masalah yang umum tanpa
diungkapkan oleh dokter orang lain bisa melihat seperti
penyakit influenza, luka robek, atau patah tulang mungkin
dapat ditolerir, tetapi jika diagnosanya adalah penyakit
gonorea, HIV atau abortus provocatus criminalis tentunya
harus disikapi dengan kewaspadaan yang tinggi.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 107
B. Pengertian Rahasia Medis
Setiap pasien yang datang memeriksakan kesehatannya
ke dokter atau ke rumah sakit mempunyai hal-hal yang bersifat
rahasia dalam hidupnya yang tentunya harus dijaganya agar
jangan sampai diketahui oleh orang lain. Namun tidak semua
rahasia pasien tersebut termasuk rahasia medis atau rahasia
kedokteran yang harus dijaga dan dilindungi oleh dokter atau
pihak rumah sakit. Rahasia medis atau rahasia kedokteran
hanyalah rahasia yang berhubungan dengan informasi dan data
pribadi pasien dalam hubungan medis antara dokter dan pasien
sekaitan dengan penyakit atau gangguan kesehatan yang
menjadi alasan pasien datang untuk mendapatkan pelayanan
kedokteran.
108 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
bahwa Rahasia Kedokteran adalah data dan informasi tentang
kesehatan seseorang yang diperoleh tenaga kesehatan pada
waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya. Kemudian
dalam Pasal 3 Permenkes 36/2012 tersebut menjelaskan bahwa
data dan informasi pasien yang dimaksud adalah mengenai: a)
identitas pasien; b) kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan
diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan kedokteran; c) hal lain
yang berkenaan dengan pasien.. Kemudian data dan informasi
tersebut bersumber dari pasien, keluarga pasien, pengantar
pasien, surat keterangan konsultasi atau rujukan, atau sumber
lainnya.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 109
Pelanggaran hak konstitusional pembukaan rahasia
medis akan berdampak terhadap kerugian pasien yang dapat
berupa rusaknya reputasi dan nama baik pasien beserta
keluarganya dan tidak menutup kemungkinan adanya kerugian
materi yang menyertai. Oleh sebab itu maka rahasia medis ini
harus dilindungi oleh dokter atau pihak rumah sakit agar tidak
dibuka kepada publik atau tidak dapat diakses oleh pihak yang
tidak berhak, baik data dan informasi yang bersifat
konvensional (rekam medis) maupun yang bersifat data
elektronik..
110 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
2. Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tentang Rumah Sakit,
mengatakan bahwa hak pasien untuk mendapatkan privasi
dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
3. Pasal 4 ayat (1) Permenkes Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Rahasia Kedokteran menegaskan bahwa Semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia
kedokteran.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 111
4. Pasien sebagai pemilik rahasia medis yang menerima
pelayanan kesehatan yang telah dewasa dan dianggap cakap
untuk melakukan perbuatan hukum, khususnya dalam
hubungan hukum dokter-pasien
5. Keluarga atau wali bagi pasien yang belum dewasa atau
yang menurut hukum tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum yang harus diwakili oleh keluarga atau
walinya. Keluarga atau kalinya haruslah telah dewasa atau
yang telah menikahi yang menurut undang-undang
dipandang cakap dalam melakukan perbuatan hukum.
112 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
3. Data-data medis pasien yang dicatatkan dalam berkas rekam
medis yang harus di jaga kerahasiaannya agar tidak mudah
diakses oleh pihak yang tidak berkepentingan. Berkas rekam
medis tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan
tidak mudah rusak agar jika suatu ketika akan digunakan
untuk kepentingan hukum ketika terjadi sengketa medis
maupun dalam hal penegakan hukum sebagaimana yang
diatur dalam ketentuan perundang-undangan tentang tidak
berlakunya wajib simpan rahasia medis.
4. Data dan informasi medis pasien rujukan yang dikirim pada
berkas rujukan medis pasien yang berisi identitas pasien,
diagnose penyakit, penobatan dan tindakan medis yang telah
diberikan oleh dokter atau rumah sakit ke rumah sakit
rujukan.
Semua data dan informasi tersebut harus dijaga dan
dilindungi agar tidak menjadi informasi yang terbuka bagi
pihak lain yang tidak berhak. Khusus untuk rahasia medis
pada pasien rujukan sebaiknya dikrim dengan sampul
tertutup dan diantrkan langsung oleh pasien atau
keluarganya atau oleh perawat yang bertugas mendampingi
pasien yang dirujuk.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 113
D.Wajib Simpan Rahasia Medis
Pengertian wajib simpan rahasia medis adalah sebuah
tanggung jawab yang dibebankan kepada dokter atau pihak
rumah sakit atas kerahasiaan pasien yang diketahuinya dalam
hubungan medis antara dokter dan pasien atau keluarganya.
Kewajiban tersebut didasari oleh kepercayaan pasien terhadap
dokter untuk mempercayakan segala kerahasiaan medis yang
dimilikinya baik yang diungkapkan sendiri maupun yang
ditemukan oleh dokter pada saat memeriksa kesehatan tubuh
pasien. Selain tanggung jawab atas dasar kepercayaan pasien
juga didasari oleh kewajiban hukum atas dasar ketentuan
perundang-undang.
114 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
1. Pasal 48 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktek kedokteran yang mewajibkan bagi setiap dokter dan
dokter gigi yang melaksanakan praktek kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran.
2. Pasal 51c Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktek kedokteran mewajibkan setiap dokter dan dokter
gigi untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia
3. Pasal 38 (1) Setiap Rumah Sakit harus menyimpan rahasia
kedokteran
4. Pasal 4 ayat (2) Permenkes No 36 Tahun 2012.
menjelakaskan kewajiban menyimpan rahasia kedokteran
yaitu : a) dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain
yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien; b) pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan; c) tenaga
yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan; d)
tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan
informasi kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e) badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan
kesehatan; dan f) mahasiswa/siswa yang bertugas dalam
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan/atau manajemen
informasi di fasilitas pelayanan kesehatan
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 115
E. Pembukaan Rahasia Medis
Rahasia medis pasien adalah hak privasi yang
dilindungi oleh undang-undang bahkan disebutkan dalam Pasal
4 ayat (3) Permenkes Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Rahasia
medis menyebutkan bahwa wajib simpan rahasia kedokteran
berlaku selamanya, walaupun pasien telah meninggal.
Ayat (1) :
Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan
kesehatan pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
meliputi:
116 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
a) Kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan,
penyembuhan, dan perawatan pasien; dan
b) Keperluan administrasi, pembayaran asuransi atau jaminan
pembiayaan kesehatan.
Ayat (2)
Ayat (3)
Ayat (4)
Ayat (5)
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 119
8. Seorang dokter wajib menyadari bahwa membuka
rahasia jabatan dokter dapat membawa konsekuensi
etik, disiplin dan hukum.
120 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Kebijakan Kesehatan, dan Penelitian dalam konteks pandemi
Covid-19.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 121
BAB VI
REKAM MEDIS
R
ekam medis (medical record) adalah suatu dokumen
medis yang berisi data pribadi dan informasi medis
pasien, baik yang ditulis oleh dokter atau tenaga
kesehatan lainnya yang memberi pelayanan kesehatan terhadap
pasien mulai dari saat pendaftaran pasien, pemeriksaan
anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan tindakan
medis.
122 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan hak-hak
dibidang pelayanan kesehatan. Rekam medis kini telah menjadi
sebuah kebutuhan dalampenyelenggaraan praktek kedokteran
karena isi rekam medis tersebut memuat banyak aspek yaitu
antara lain rahasia medis pasien, penerapan standar profesi dan
standar operasional prosedur, pembiayaan kesehatan dan juga
sebagai alat bukti dalam persidangan.
1. Huffman (1999)
Rekam Medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan
pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat
ini yang ditulis oleh profesikesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien tersebut.
2. Hanafiah dan Amir (2007)
Rekam Medis adalah kumpulan keterangan testing identical,
Basil anamnesis, pemeriksaan Dan caravan segala kegiatan
para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu.
3. Homan (2002)
Rekam Kesehatan (medik) adalah tempat penyimpanan data
dan informasi mengenai pelayanan Kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Rekam Kesehatan mencatat siapa,
apart, Japan, dimana dan bagaimana perawatan pada pasien.
4. Hatta dkk (dalam Lubis, 2010)
Rekam medis adalah dokumen tentang identitas, anamnesis,
diagnosis, pengobatan, pemeriksaan dan pelayanan lain yang
diberikan pada pasien, pada sarana pelayanan Kesehatan
yang meliputi pendaftaran pasien mulai dari tempat
peneriamaan pasien, kemudian bertanggung jawab untuk
mengumpulkan, menganalisa, mengolah dan menjamin
124 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
kelengkapan berkas rekam medis dari unit Rawat Jalan,
Rawat Inap, UGD dan unit penunjang lainnya.
126 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
dokter atau tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas
kesehatan tersebut lebih dari satu orang dan melayani secara
silih berganti.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 127
1. Indentitas Pasien
128 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
keterangan dari orang lain atau keluarga yang
mengantarkannya (allo anamnese).
5. Diagnosis
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 129
6. Rencana penatalaksanaan
130 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
9. Nama dokter/tenaga kesehatan
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 131
C. Waktu Penyimpanan Rekam Medis
Rekam Medis adalah dokumen yang bersifat rahasia
(konfidensial) sehingga harus disimpan dan dipelihara dengan
baik. Meskipun demikian ada masa waktu simpan yang diatur
menurut ketentuan yang berlaku. Dalam ketentuan Pasal 8 ayat
(1) Permenkes 269/2008 Tentang Rekam Medis, wajib simpan
Rekam Medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya 5
tahun sejak tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
Setelah 5 tahun, berkas tersebut dapat dimusnahkan kecuali
ringkasan medis pulang dan persetujuan tindakan harus
disimpan selama 10 tahun terhitung sejak tanggal ringkasan
pulang tersebut dibuat dan tanggal persetujuan tindakan
tersebut dibuat oleh pasien.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 133
Terkait dalam sistem pencatatan dan pelaporan kasus-
kasus terkonfirmasi Covid-19 pada situasi pandemi seperti ini
sebagai kewajiban dokter atau rumah sakit melaporkannya,
dapat saja dilakukan dengan menyamarkan identitas pasien
dengan menggunakan nama inisial agar kerahasiaan pasien
tersebut tetap terjaga. Hal ini penting untuk melinidungi pihak
dokter dan rumah sakit terhadap dari tuntutan hukum pasien
atau keluarganya
1. Aspek Pengadministrasian
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 135
2. Aspek Perencanaan Pengobatan dan Tindakan Medis.
3. Aspek Hukum
136 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
4. Aspek Pendidikan dan Penelitian
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 137
BAB VII
TANGGUNG JAWAB HUKUM
REKAM MEDIS
SIA MEDIS
S
etiap perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek
hukum dengan sendirinya akan berakibat hukum
hukum. Segala akibat dari perbuatan hukum tersebut
merupakan kewajiban hukum sipelaku untuk mempertanggung
jawabkannya. Oleh akibat hukum tersebut sipelaku dapat
dipersalahkan, digugat atau dituntut di muka hukum,
138 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
(2010) menjelaskan bahwa pertanggung tanggung jawaban
harus mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan
timbulnya hak hukum bagi seseorang untuk menuntut orang
lain sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum
orang lain untuk memberi pertanggung jawabannya.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 141
B. Tanggung jawab Hukum Administrasi Rekam Medis
Penatalaksanan Rekam Medis yang baik adalah sebuah
keharusan bagi penyelenggara pelayanan kesehatan (health
provider) dalam hal ini dokter, tenaga kesehatan tertentu dan
rumah sakit. Hal ini diatur dalam ketentuan perundang-
undangan yaitu antara lain :
142 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 143
Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, men
jelaskan bahwa Rumah Sakit yang tidak memenuhi
kewajibannya membuat Rekam Medis akan menerima sanksi
adminstrasi mulai dari teguran lisan tertulis sampai pemcabutan
izin operasional.
Ayat (1) :
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 147
sekarang maupun yang dahulu, ia diwajibkan menyimpannya,
di hukum penjara paling lama sembilan bulan atau denda
paling banyak Rp. 9000.
Ayat (2) :
148 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
3. Pasal 267 KUHP
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 149
bersangkutan sebelum menjelaskan kepada pihak keluarga
terkait diagnosis tindakan pengonatan dan lain sebagai nya.
150 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
I
nformed consent merupakan sebuah perwujudan Hak
Asasi Manusia (HAM) dalam pelayanan kesehatan yaitu
hak menentukan diri sendiri (the right to self
determination). Hak menentukan diri sendiri adalah ha katas
kehendak bebas dari pasien untuk menerima atau menolak
sebuah tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter
terhadap diri pasien. Pasienlah yang berkuasa untuk
menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
terhadap dirinya sendiri.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 151
secara hukum. Informed consent sebelum ditandatangani oleh
pasien sebagai sebuah persetujuan atau penolakan haruslah
terlebih dahulu telah mendapatkan informasi medis yang jelas
oleh dokter yang akan melakukan tindakan medis tersebut.
152 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
hukum dengan subyek hukum dimana hak dan kewajiban para
pihak saling berhadap-hadapan. Kewajiban dokter dalam
melakukan tindakan medis yang sesuai dengan standar profesi
dan standar operasional prosedur untuk menolong
menyembuhkan dan memulihkan kesehatan pasien adalah
merupakan bentuk penuhan terhadap hak-hak pasien.
Sebaliknya kewajiban pasien untuk mengikuti advis dokter dan
menghindari pantangan karena alasan kesehatan dan termasuk
membayar jasa medis pelayanan adalah pemunuhan terhadap
hak-hak dokter.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 153
karena kelalaian dengan tidak melaksanakan informed consent
sebagaimana menurut posedur dan tatacara yang diatur dalam
ketentuan perundang-undangan.
154 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
kepentingan penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri
atas dasar permintaan dari lembaga atau institusi yang
berwenang menurut undang-undang dan atas dasar kepentingan
umum.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 155
B. Saran
Hendaknya semua dokter sebelum melakukan tindakan
medis wajib meminta persetujuan tindakan medis kepada
pasien atau keluarganya. Para dokter harus menyadari bahwa
informed consent sebagai bentuk perjanjian terapeutik bukan
hanya sekedar hubungan medis biasa melainkan sebuah
hubungan hukum yang dapat berakibat hukum adminstrasi,
perdata dan pidana.
156 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
berlaku atau menyebabkan data dan informasi medis pasien
dapat terakses oleh pihak yang tidak berhak sehingga
menimbulkan kerugian bagi pasien baik karena kesengajaan
atau karena kelalaian dapat dipersalahkan, digugat atau dituntut
secara hukum menurut ketentuan yang berlaku.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 157
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
158 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Anni Iswandyarie, 2006. Tanggung jawab hukum dan sanksi
bagi dokter, Prestasi pustaka. Jakarta.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 161
J. Guwandi, 1996. Pasien dan Hukum. FKUI. Jakarta.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 163
Sudikno Mertokusumo. 1986. Mengenal Hukum. Liberty.
Yogyakarta.
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 165
Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
166 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran
Artikel / Journal:
Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran 167
Eddie, I.Doloksaribu. Desember 2008. Kendala Pembuktian
dalam Kasus Malpraktek di Indonesia. Jurnal Gloria
Juris Vol.8, No.03.
168 Pentingnya Memahami Informed Consent Dan Rahasia Medis Dalam Praktek Kedokteran