Operasional (SPO)
terkait K3RS
Prosedur
NAMA RUMAH
SAKIT
LOGO RUMAH
SAKIT
NAMA RUMAH
SAKIT
Kotak Heading
2.B. Petunjuk Pengisian Prosedur
a. Kolom Logo dan Nama Rumah Sakit
b. Kolom Judul SPO diberi judul/nama sesuai dengan proses
kerjanya. Judul SPO diketik simetris di dalam kolom judul
dengan huruf kapital
c. Kolom Nomor Dokumen, untuk SPO baru dikosongkan terlebih
dahulu, untuk SPO revisian diisikan nomor SPO revisi
sebelumnya.
d. Kolom Nomor Dokumen Unit diisi sesuai dengan format yang
telah disetujui, sesuai dengan SPO Penomoran Dokumen.
e. Kolom Halaman berisi halaman menggunakan Nomor sesuai
dengan jumlah halaman, contoh: halaman 1/3, 2/3, 3/3
f. Kolom Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO): diisi
Nama, jabatan dan tanda tangan dengan jelas
g. Kolom Persetujuan diisi oleh Direktur Jajaran terkait dan
ditanda tangani
h. Kolom ditetapkan diisi dan ditandatangani oleh Direktur Utama
i. Khusus untuk Komite: Yang membuat Standar Prosedur
Operasional (SPO) adalah Sub Komite dengan Persetujuan dari
Ketua Komite dan ditetapkan oleh Direktur Utama.
j. Kolom Standar Prosedur Operasional: ditulis dengan huruf
besar/kapital
k. Tanggal terbit diisi sesuai dengan tanggal pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional (SPO)/revisian SPO.
l. Unit Kerja diisi dengan unit kerja pembuat Standar Prosedur
Operasional (SPO)
m. Flow Chart dibuat bila dianggap perlu
n. Ukuran Kertas: kertas yang digunakan untuk pembuatan
Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja (IK)
menggunakan Kertas ukuran A4.
o. Margin: Margin Atas : 1 cm ; Margin kanan : 1 cm ; Margin
Bawah : 1 cm ; Margin Kiri :1,5 cm
• Catatan: Kepala SPO pada halaman – halaman berikutnya
hanya memuat: Logo dan Nama RS, Judul SPO, Nomor
Dokumen, Nomor Dokumen Unit, Nomor Revisi dan Halaman
• Tentukan jenis huruf dan besar font
Lima Simbol pada Flowchart
2.C. Isi dari Prosedur
• Pengertian berisi definisi dari SPO baik didapat dari buku Buku
Referensi atau penjabaran dari suatu definisi.
• Tujuan: kepentingan yang ingin dicapai dari SPO atau hasil akhir
yang diharapkan dari pembuatan SPO
• Kebijakan adalah aturan yang mendasari SPO tersebut, seperti
Undang – undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Direktur, SOTK,
Kutipan Kebijakan Internal/Eksternal.
• Prosedur berisi tata cara, langkah – langkah, pedoman teknis
pelaksanaan SPO
• Unit Terkait: adalah unit kerja yang berkepentingan dengan SPO
2.D. Cara Mengelola Prosedur
• Rumah sakit menetapkan unit kerja yang mengelola SPO
dan harus memiliki arsip seluruh SPO,
• Pengelola SPO juga harus membuat tata cara penyusunan,
penomoran, distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan
revisi SPO
• Setiap perubahan dokumen harus menggunakan formulir
khusus “Usulan Perubahan Dokumen”
Tata Cara Penyusunan Prosedur
3.A. Syarat Penyusunan Prosedur
• Dimulai dengan menyusun proses bisnis sampai pada level
terkecil
• Level terkecil dari setiap proses bisnis dibuatkan SPO
• SPO disusun oleh unit kerja terkait
• SPO sebaiknya memiliki flow chart
• Harus dikenali siapa melakukan apa, kapan dan dimana.
• Subjek, prediket dan objek jelas.
• Menggunakan kalimat perintah atau instruksi
• Pastikan SPO memperhatikan aspek K3
3.B. Proses Penyusunan Prosedur
• Penyusunan rancangan dilakukan oleh unit
• Dalam penyusunan dan pembahasan rancangan dapat dibentuk
Tim/Pokja khusus
• Penyampaian rancangan kebijakan harus disertai dengan nota
dinas yang memuat latar belakang, tujuan, dasar hukum, serta
urgensi pembentukan kebijakan.
• Atas dasar nota dinas tersebut, Direktur Utama meminta
persetujuan Direksi
Identifikasi
kebutuhan SPO
• Elemen penilaian standar
akreditasi
• Turunan dari proses bisnis di unit
kerja
Flow Charting
• SPO merupakan alur dari proses
kegiatan
• Mulai dengan membuat flow
chart untuk menulis SPO
• Buat diagram kotak yang
menggambarkan langkah
penting dari seluruh proses
• Uraikan kegiatan di masing
masing kotak
• Susun alur dari semua kegiatan
yang telah diuraikan
Keberhasilan Penyusunan SPO
• Komitmen dari pimpinan dalam bentuk dukungan fasilitas
dan sumber daya
• Fasilitator yang mempunyai kemampuan untuk menyusun SPO
• Target waktu penyusunan
• Pemantauan dan pelaporan kemajuan
3.D. Cara Penomoran
Prosedur
• Semua SPO harus diberi nomor
• Kebijakan rumah sakit tentang pemberian
nomor SPO
• Pemberian nomor SPO dapat
menggunakan tata persuratan rumah sakit
• Pemberian nomor sebaiknya secara sentral
Kode Penomoran
• Kode unit kerja
• Kode SPO
• Nomor urut
3.D. Cara Penyimpanan Prosedur
• SPO asli disimpan di secretariat tim
akreditasi atau bagian lain yang
ditunjuk
• Penyimpanan dokumen asli SPO
harus sesuai tata cara
penyimpanan dokumen
• Salinan SPO disimpan dimasing
masing unit kerja yang
membutuhkan
• Penyimpanan dan pendistribusian
SPO juga dapat dilakukan
menggunakan system IT rumah
sakit
• Setiap SPO di lingkungan rumah sakit ditetapkan masa berlaku
dan masa penyimpanan arsipnya sesuai Jadwal Retensi Arsip di
lingkungan RS
• SPO yang tidak berlaku/tidak dipergunakan karena revisi atau
hal lain ditandai “obsolete”
• Semua SPO (baik yang terpakai atau obsolete) tercatat dalam
daftar invetaris SPO
• Penyimpanan SPO dengan elektronik file harus sesuai standar
ketentuan
3.E. Cara
Pendistribusian
Prosedur