Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERCERNAAN

DISUSUN OLEH :
1. Egi Ananta Ketaren (200204015)
2. Icce Triwani Sitompul (200204025)
3. Indah Anggreini Togatorop (200204026)
4. Ona Riska (200204038)
5. Yogi Ufanda (200204055)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa. Karena dengan segala karunianya lah kelompok
dapat menyusun makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan sistem percernaan” ini sesuai waktu yang
telah di tentukan

Terima kasih kelompok ucapkan kepada dosen pengajar mata kuliah keperawatan medikal bedah
ll yang telah memberikan banyak pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian
makalah ini. kelompok sangat berharap agar makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi para
pembaca

kelompok juga sangat mengharapkan masukan,kritikan, serta saran dari semua pihak. Agar
makalah ini bisa menjadi lebih sempurna.

Medan, 24 Maret 2022


Penyusun

Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya
untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang dapat digunakan dalam
metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh tenaga atau energi. Selama dalam
proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan dapat diserap oleh usus,
kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang terkandung dalam
berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja atas satu jenis
makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan itu berguna
bagi tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di seluruh
tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna yang dimulai dari
mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan yang letaknya di luar saluran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu system pencernaan ?
2. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
3. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
4. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat
jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi
di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa
- sisa makanan melalui anus.

B. Proses Pencernaan
Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses
tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong oleh gigi seri
dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum dapat
diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi sari makanan yang mudah
larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar
pencernaan.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti
berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di
lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses
pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal
berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.

2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.

3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.

4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,

terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.

6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

C. Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir
pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar
usus, hati, dan pankreas.

1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: gigi, lidah,
dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami pencerrnaan secara
mekanik dan kimiawi.

a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi
dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham
belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi
(kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi
seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan
lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk
merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk,
berfungsi untuk mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi
merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum
gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut
gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring,
dan 8 gigi geraham.

b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang
dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.

c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah dalam rongga mulut
ada 3 pasang, yaitu:
 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
 Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah
 Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga melindungi
selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang untuk pembentukan saliva (air liur)
adalah: adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan memikirkan makanan. Fungsi saliva
(ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai pelumas untuk
mempermudah menelan.
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ).
Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja dengan baik pada
PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

2. Tekak (pharynk)
Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga hidung dengan tenggorokan
dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang menuju tenggorokan
disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu proses menelan.

3. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang panjangnya 25 cm, dimulai
dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Esophagus memiliki fungsi sebagai pen
ghantar makanan dari farynk ke lambung.
Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi,
pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong
makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis
merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung.

4. Lambung
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga perut.
Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat
( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan
pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong.
Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan
teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir ( musin ), asam
lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak
mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama
makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi
memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu
(kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa
didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan,
dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan
(sekresi) getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya dapat
bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus
12 jari melalui sfingter pilorus.
5. Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk
menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting pada
metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh dari
usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25
mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas
permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat bermuaranya
saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam
usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula hepatopankreatika atau ampula pateri.
Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu
berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di bawah lambung menghasilkan
getah pankreas, getah pankreas menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase

b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,


Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara
kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan
pankreas.

c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.


Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan diserap
oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler darah,
sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh getah bening).
Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar bawah selangka.

Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu usus. Getah
usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim misalnya peptidase, maltase,
sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada
permukaan sel epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di dalam sel-
sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom, hormon sekretin, dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang cair
digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping gerakan peristaltik ada juga
gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus satu dari
yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari (duodenum) melalui saluran-saluran,
empedu dan getah pangkreas (dari pangkreas). Empedu digunakan untuk pencernaan lemak yang
dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu kerja lipase. Empedu ini sifatnya
alkalis dan membuat makanan yang keluar dari lambung yang asam menjadi netral. Garam empedu
mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari lemak yang
dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan.
Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus
halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim.
Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan.
Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding
usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam
empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat
penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak.
Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada
keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta
pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses
pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan,
lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi
menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang
gerak peristaltik usus.

b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar
eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-
pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap
normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus.
Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak,
tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu dalam pemecahan pati.

c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus.
Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1. Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
2. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
4. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus
halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum.
Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya
bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh
jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi
ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa
diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus,
sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak.
Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak
dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang
terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke
dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap
di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

7. Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon
transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat
tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan
dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan
menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri
ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara teratur
dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan
oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot
lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot
dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta
rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang
yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot
sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses
pencernaan telah selesai dengan sempurna.
D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air
2. Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga nmenimbulkan rasa
sakit pada perut .
3. Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan selaput perut
(peritonium).
4. Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)
5. Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna
6. Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih sehingga bila kena gesekan
menimbulkan rasa nyeri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut
melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.
Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat
dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan
dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan
pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul
besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir pada
anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati,
dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system pencernaan adalah: diare,
sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.

B. Kritik dan Saran


Kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya memenuhi tugas
dan menambah pengetahuan penulis dan pembaca. Dan semoga makalah yang telah kami susun
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002


Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005. Green,
J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.

Anda mungkin juga menyukai