Anda di halaman 1dari 17

Cari

Cari

Unduh

SimpanSimpan makalah konsep seksualitas Untuk Nanti

Makalah Konsep Seksualitas

Diunggah olehdede

0 penilaian

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)

2K tayangan

19 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Deskripsi:makalah

Judul Asli

makalah konsep seksualitas

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen


Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

Facebook

Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

Twitter

Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

LinkedIn

Bagikan dengan Email, membuka klien email

Email

Copy Text

Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen Ini

Unduh

SimpanSimpan makalah konsep seksualitas Untuk Nanti

BAB IPENDAHULUAN1.

Latar belakang

Kajian-kajian mengenai hubungan seks yang baik mulai banyak diperbincangkandimana-mana, karena
seks bisa dibilang sebagai salah satu pilar terpenting dari rumahtangga. Seks sekarang bukan hanya saja
sebagai ajang pelampiasan hasrat biologis, namun juga sebagai ajang pembuktian dalam berbagai hal,
seks juga dianggap sebagai aplikasidari perasaan cinta tertinggi seseorang kepada orang lain, maka dari
itu seks harus diatursedemikian rupa sehingga mampu memberi kepuasan bagi pasangan yang
melakukannya.Aturan-aturan mengenai hubungan seks yang selama ini dibuat khusus untuk
mengatursuatu hubungan seks banyak terdapat di dunia medis atau kedokteran (ginekologi
danseksiologi), namun jangan salah dulu, ada beberapa kitab dari masa lalu yang mengaturtentang
hubungan seks yang baik, seperti misalnya Kama Sutra dan Kama Tantra dari Indiaatau serat Centani
dari Jawa. Kitab-kitab tersebut mewakili pemikiran-pemikiran kuno(local wisdom) mengenai bagaimana
cara berhubungan seks yang baik. Lalu bagaimanadengan agama? Selama ini kajian seks mempunyai
porsi yang relatif sedikit untukdibicarakan di dalam forum agama. Kama Sutra dan Kama Tantra sendiri
bisa dibilangmerupakan perwakilan dari agama Hindu, walau memang pengaruh hindunya tidak
begitukental. Di kalangan Islam sendiri tedapat berbagai macam kitab yang membicarakanmasalah
hubungan seks yang baik baik secara general maupun detail, seperti misal kitabUqudullujain dan
Qurratul Uyyun, sangat menarik memahami isi keduaIlmu tentang kandungan dan Ilmu yang mengkaji
tentang hubungan seks.

kitab tersebut, karena selama ini kita tahu bahwa Islam adalah agama yang palingdisiplin menerapkan
aturan mengenai hal-hal yang berhubungan tentang seks, pornoaksi,dan pornografi. Kitab Qurratul
Uyyun berisi mengenai penjelasan tentang hubungan sekssecara detail dan bukan sebagai konsumsi
umum, melainkan lebih sering diajarkan di pondok-pondok pesantren. Sedangkan kitab uqdullujen
biasanya dipelajari di kajian-kajian

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda

Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!

0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat

0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat

umum Islam, bahkan sekarang masyarakat bisa membaca dan memelajarinya sendirikarena sudah
tersedia kitab terjemahannya dalam bahasa Indonesia di toko-toko buku.Mengacu pada sang pembawa
ajaran tersebut. Tak terkecuali dalam ajaran Islam,salah satu pedoman yang digunakan dalam
pembelajarannya adalah dengan memahamikitab-kitab karangan para ulama terdahulu, yang
merupakan pencerminan dari sang Nabi,Muhammad. Konsep mengenai budaya seksualitas diatas itulah
yang dapat digunakansebagai alat atau kacamata untuk mendatang dan mengkaji serta memahami
seksualitasyang berdasar pada dogma agama. Bila seksualitas dilihat dengan menggunakan
kacamataagama, maka agama diperlakukan sebagai kebudayaan; yaitu: sebagai sebuah pedoman bagi
kehidupan masyarakat yang diyakini kebenarannya oleh para warga masyarakattersebut. Agama dilihat
dan diperlakukan sebagai pengetahuan dan keyakinan yangdipunyai oleh sebuah masyarakat; yaitu,
pengetahuan dan keyakinan yang kudus dan sakralyang dapat dibedakan dari pengetahuan dan
keyakinan sakral dan yang profan yangmenjadi ciri dari kebudayaan.Pada waktu seorang ahli antropologi
melihat dan memperlakukan perilaku seks

yang “benar” menur

ut agama sebagai kebudayaan, maka yang dilihatnya adalah perilakuseks sebagai keyakinan yang hidup
yang ada dalam masyarakat manusia, dan bukan agamayang ada dalam teks suci, yaitu dalam kitab suci
Al Qur'an dan Hadits Nabi. Sebagai sebuahkeyakinan yang hidup dalam masyarakat, maka agama
menjadi bercorak lokal; yaitu, lokalsesuai dengan kebudayaan dari masyarakat tersebut. Mengapa
demikian? untuk dapatmenjadi pengetahuan dan keyakinan dari masyarakat yang bersangkutan, maka
agamaharus melakukan berbagai proses perjuangan dalam meniadakan nilai-nilai budaya yang
bertentangan dengan keyakinan hakiki dari agama tersebut dan untuk itu juga harus
dapatmensesuaikan nilai-nilai hakikinya dengan nilai-nilai budaya serta unsurunsur kebudayaanyang
ada, sehingga agama tersebut dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai unsur dan
nilai-nilai budaya dari kebudayaan tersebut. Dengan demikian makaagama akan dapat menjadi nilai-nilai
budaya dari kebudayaan tersebut.Untuk itu dalam pembuatan makalah ini mudah-mudahan bisa
memberikan pemikiran yang positif mengenai seksualitas menurut konsep yang benar.

2.

Perumusan masalah

Dengan realitas yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, untukmempermudah dan
memperjelas arah makalah ini, akan dibagi menjadi beberapa pertanyaan, yaitu : Bagaimana pola, peran
dan eksistensi pembelajaran seksualitas yangdipercaya berdasarkan konsep seksualitas?

3.

Tujuan

Selain memang untuk memenuhi tuntutan akademis dari dosen pengajar matakuliah psikososial,dan
juga rasa keingintahuan penulis untuk menelusuri bagaimana proses pembelajaran hubungan seks
sebelum menikah melalui konsep teori seksualitas.
4

BAB II

PEMBAHASANA.

Pengertian

Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan
alat reproduksi. (Stevens: 1999). Sedangkan menurut WHO dalamMardiana (2012) seksualitas adalah
suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya danmeliputi seks, identitas dan peran gender,
orientasi seksual, erotisme, kenikmatan,kemesraan dan reproduksi.Seksualitas adalah komponen
identitas personal individu yang tidak terpisahkandan berkembang dan semakin matang sepanjang
kehidupan individu. Seksualitas tidaksama dengan seks. Seksualitas ialah interaksi faktor-faktor biologis,
psikologi personal,dan lingkungan. Fungsi biologis mengacu pada kemampuan individu untuk memberi
danmenerima kenikmatan dan untuk bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual psikologismengacu
pada pemahaman dalam diri individu tentang seksualitas seperti citra diri,identifikasi sebagai pria atau
wanita, dan pembelajaran peran-peran maskulin atau feminin. Nilai atau aturan sosio budaya
membantu dalam membentuk individu berhubungan dengandunia dan bagaimana mereka memilih
berhubungan seksual dengan orang lain. (Bobak:2004)2 aspek seksualitas:1.

Seksualitas dalam arti sempitDalam arti sempit seks berarti kelamin. Yang termasuk dalam kelamin
adalah sebagai berikut:a.

Alat kelamin itu sendiri b.

Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat kelaminc.

Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang membedakan laki-laki dan perempuand.

Hubungan kelamin2.
Seksualitas dalam arti luasSegala hal yang terjadi akibat dari adanya perbedaan jenis kelamin antara
lain:a)

Perbedaan tingkah laku: lembut, kasar, genit, dll

b)

Perbedaan atribut: pakaian, nama, dllc)

Perbedaan peran. (Mardiana: 2012)

B.

Fungsi Seksualitas

1.

KesuburanPada beberapa kebudayaan, seorang wanita muda mungkin merasakan adanya


keinginanyang kuat untuk membuktikan kesuburannya bahkan walaupun ia sebenarnya
belummenginginkan anak pada tahap kehidupannya saat itu. Ini adalah macam masyarakat yangsecara
tradisional wanita hanya dianggap layak dinikahi apabila ia sanggup membuktikankesuburannya.2.

KenikmatanMungkin pendorong primer atau mendasar perilaku seksual adalah kenikmatan


ataukesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan kenikmatankhas seksual
yang berkaitan dengan orgasme.3.

Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasanganDalam suatu pertalian seksual yang ekslusif,
pasangan melakukan secara bersama-samahal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain.
Ini adalah esensi dari keintimanseksual. Efektivitas seks dalam memperkuat keintiman tersebut berakar
dari risiko psikologis yang terlibat; secara khusus, resiko ditolak, ditertawakan, mendapati bahwadirinya
tidak menarik, atau kehilangan kendali dapat memadamkan gairah pasangan.4.

Menegaskan maskulinitas atau feminitasSepanjang hidup kita, terutama pada saat-saat identitas gender
terancam karena sebab lain(mis., saat menghadapi perasaan tidak diperlukan atau efek penuaan), kita
mungkinmenggunakan seksualitas untuk tujuan ini.5.

Meningkatkan harga diriMerasa secara seksual bagi orang lain, atau berhasil dalam upaya seksual,
secara umumdapat meningkatkan harga diri.6.

Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubunganKekuasaan (power) seksualitas cenderung dianggap
sebagai salah satu aspek maskulinitas,dengan pria, baik karena alasan sosial maupun fisik, biasanya
berada dalam posisidominan. Namun, seks dapat digunakan untuk mengendalikan hubungan baik oleh
pria dan

wanita dan karenanya sering merupakan aspek penting dalam dinamika hubungan.Kekuasaan tersebut
mungkin dilakukan dengan mengendalikan akses ke interaksi seksual,menentukan bentuk pertalian
seksual yang dilakukan, dan apakah proses menimbulkanefek positif pada harga diri pasangan.
Sementara dapat terus menjadi faktor dalam suatuhubungan yang sudh berjalan, hal ini juga merupakan
aspek yang penting dan menarik

dalam perilaku awal masa “berpacaran”.

7.

Mengungkapkan permusuhanAspek penting dalam

masalah “dominasi” pada interaksi seksual pria

-wanita adalah pemakaian seksualitas untuk mengungkapkan permusuhan. Hal ini paling relevan
dalammasalah perkosaan dan penyerangan seksual. Banyak kasus penyerangan atau pemaksaanseksual
dapat dipandang sebagai perluasan dari dominasi atau kekuasaan, biasanya oleh pria terhadap wanita.
Juga terdapat keadaan-keadaan dengan penyerangan seksual dapatdipahami sebagai suatu ungkapan
kemarahan, baik terhadap wanita itu sendiriatau terhadapwanita itu sebagai pengganti wanita lain.8.
Mengurangi ansietas atau keteganganMenurunnya gairah yang biasanya terjadi setelah orgasme dapat
digunakan sebagai carauntuk mengurangi ansietas atau ketegangan.9.

Pengambilan resikoInteraksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dari yang relatif ringan,
misalnyaketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual. Adanya resikotersebut
menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan terjadinya epidemi HIV danAIDS. Bagi sebagian
besar orang, kesadaran adanya resiko akan memadamkan responseksual sehingga mereka mudah
menghindari resiko tersebut. Namun, bagi beberapaindividu, gairah yang berkaitan dengan persepsi
resiko malah meningkatkan responsseksual. Untuk individu yang seperti ini, resiko seksual menjadi salah
satu bentukkesenangan yang dicari.10. Keuntungan materiProstitusi adalah bentuk yang jelas dari
aktivitas seksual untuk memperoleh keuntungandan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinan.
Pernikahan, sampai masa ini masihsering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu bentuk
perlindungan dan bukansemata mata ikatan emosional komitmen untuk hidup bersama.( Glasier: 2005 )

Sorotan

C.

Kesehatan Seksualitas

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai

kesejahteraan fisik,mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini

tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam

kehidupan pribadi dan sosialnya misalnya dalammenjaga hubungan dengan

teman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan oleh normadalam


masyarakat atau agama. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau

gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu

perempuan danlaki-laki diakui dan dihormati (BKKBN, 2006).

D.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Seks Manusia

Pertumbuhan dan perkembangan seks manusia disebut libido. Terdiri dari beberapatahap yaitu:

1.

Tahap oral: Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan seks denganmenghisap puting
susu ibu, dot botol, menghisap jari tangan, Dengan bayi baru dapat tidursetelah disusui ibu, menghisap
botol atau tidur sambil menghisap jarinya. Oleh karena itu perilaku demikian tidak perlu dilarang.

2.

Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat buang air besar,antara umur 3-4
tahun sering duduk lama ditoilet, sehingga kepuasannya tercapai.

3.

Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan alatkelaminnya.

4.

Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual seolah-olah terbenam,karena
mungkin lebih banyak bermain, mulai masuk sekolah, dan adanya pekerjaan rumahdari sekolah,
Sehingga anak-anak cepat lelah dan lekas tertidur, untuk siap bangun pagidan pergi ke sekolah.

5.
Tahap genital: Umur anak sekaitar 12-15 tahun. Tanda seks sekunder mulai berkembangdan keinginan
seks dalam bentuk libido mulia tampak dan terus berlangsung sampaimencapai usia lanjut. Suara mulai
berubah, keinginan dipuja dan memuja mulai muncul,keingian dicumbu dan mencumbu pun mulai
tampak. Saat ini masa yang sangat berbahaya,sehingga memerlukan perhatian orang tua. Pada wanita
telah mulai dating bulan(menstruasi) dan pria mulai mimpi basah sehingga dapat menyebabkan
kehamilan atau

hamil bila mereka melakukan hubungan seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum mencapai
tingkat dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dihendaki,memberikan dampak kejiwaan
yang sangat menyedihkan. (chandranita :2009)Berkembangnya seksualitas dan pertalian seksual1.

RemajaPada awal masa remaja, sebagian besar seksualitas berkaitan dengan penegasan identitasgender
dan harga diri. Pada saat awitan pubertas terjadi perubahan-perubahan di tubuhyang berlangsung tanpa
dapat diduga sementara perubahan-perubahan hormonmenimbulkan dampak pada reaktivitas emosi.2.

Pasangan dan awal perkawinanSetelah perkawinan dimulai, tantangannya adalah membangun rasa
aman dalam pertalian

seksual yang juga mulai kehilangan pengaruh “pengalaman barunya”. Pada tahap inilah

membangun komunikasi yang baik menjadi sangat penting untuk kelanjutan perkembangan pertalian
seksual. Apabila pasangan tidak mengembangkan cara-cara yangmemungkinkan pasangannya
mengetahui apa yang mereka nikmati dan apa yang tidakmenyenangkan maka akan muncul masalah
yang seharusnya dapat dihadapi dandipecahkan.3.

Awal menjadi orang tuaKehamilan, dan beberapa bulan setelah kelahiran, menimbulkan kebutuhan
lebih lanjutakan penyesuaian seksual. Wanita besar kemungkinannya mengalami penurunankeinginan
seksual dan kapasitas untuk menikmati seks menjelang akhir kehamilnya karenaterjadinya perubahan-
perubahan fisik dan mekanis. Periode pascanatal, karena berbagaialasan merupakan salah satu periode
saat munculnya kesulitan-kesulitan seksual yangapabila pasangan obesitas belum mengembangkan
metode-metode yang sesuai untukmengatasinya, dapat menimbulkan kesulitan berkepanjangan.
Masalah jangka panjangyang paling sering dalam hali ini adalah hilangnya gairah seksual pihak wanita.4.
Usia paruh bayaSeksualitas pada hubungan yang sudah terjalin lama biasanya menghadapi hambatan
yang berbeda-beda. Pada tahap ini sesuatu yang baru dalam hubungan seksual telah lama hilang.Bagi
banyakorang halini tidak menimbulkan masalah. Mereka telah mengembangkan bentuk kenyamanan
intimasiseksual lain yang tetap menjadi bagian integral dari hubungan

mereka. Tetapi bagi yang lain, kualitas hubungan seksual yang rutin ini akan memakankorban. Pada
keadaan seperti ini stress di tempat kerja misalnya akan mudah menyebabkankelelahan dan
memadamkan semua antusiasme spontan untuk melakukan aktivitas seksual.Hubungan intim menjadi
jarang dilakukan dan sebagai konsekuensinya dapat timbulketegangan dalam hubungan pasangan
tersebut.Pada kelompok yang lebih tua lagi masalah seksual yang kita hadapi terutama adalahmasalah
ereksi pada pria dan hilangnya minat seksual pada wanita. Proses penuaanmemang menimbulkan
dampak pada seksualitas tetapi tentu tidak selalu negatif. Pasangan pada usia ini lebih kecil
kemungkinannya meminta pertolongan dalam konteks keluarga berencana atau kesehatan reproduksi.
(Glasier: 2005)

E.

Respon Seksualitas

Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi berturut-turut.

“Normal”

pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing-masing fase, dan hasil bercinta yangmemuaskan.
Empat tahapan siklus respon seksual :1.

Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menitsampai beberapa
jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan meliputi:a.

Peningkatan ketegangan otot b.

Peningkatan denyut jantungc.

Perubahan warna kulitd.


Aliran darah ke daerah genitale.

Mulainya pelumasan Vaginaf.

Testis membengkak dan skrotum mengencang2.

Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan yangterjadi dalam fase
ini meliputi:a.

Fase kegembiraan meningkat b.

Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vaginac.

Klitoris

menjadi sangat sensitived.

Testis naik ke dalam skrotume.

Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah

10

f.

Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot3.


Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan fase terpendek,hanya
berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut:a.

Kontraksi otot tak sadar b.

Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasanc.

Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim beriramad.

Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasie.

Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh4.

Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ketingkat
fisiologis normal. Fase resolusi ditandai dengan relaksasi, keintiman,dan seringkalikelelahan. Sering kali
perempuan tidak memerlukan fase resolusi sebelum kembali keaktivitas seksual dan kemudianorgasme,
sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan
usia laki-laki, panjang darifase refraktori akan sering meningkat.F.

Dimensi Seksualitas

Seksualitas memiliki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi Seksualitas seperti sosiokultural,dimensi agama


dan etik, dimensi psikologis dan dimensi biologis (Perry & Potter, 2005).Masing-masing dimensi tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:1)

Dimensi Sosiokultural

Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang
diterima di dalam kultur. Keragaman kultural secara global menciptakanvariabilitas yang sangat luas
dalam norma seksual dan menghadapi spectrum tentangkeyakinan dan nilai yang luas. Misalnya
termasuk cara dan perilaku yangdiperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang, tipe
aktivitasseksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, dengan siapa seseorang menikahdan siapa
yang diizinkan untuk menikah.Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk
nilai dansikap seksual, juga dalam membentuk atau menghambat perkembangan dan ekspresiseksual
anggotanya. Setiap kelompok sosial mempunyai aturan dan norma sendiri yangmemandu perilaku
anggotanya.

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

11

Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpikir individu dan menggarisbawahi perilaku seksual,
termasuk, misalnya saja, bagaimana seseorang menemukan pasanganhidupnya, seberapa sering mereka
melakukan hubungan seks, dan apa yang merekalakukan ketika mereka melakukan hubungan seks.2)

Dimensi Agama dan etik

Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide tentang pelaksanaan
seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas membentukdasar untuk pembuatan
keputusan seksual. Spektrum sikap yang ditunjukan padaseksualitas direntang dari pandangan
tradisional tentang hubungan seks yang hanyadalam perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan
individu menentukan apa yang benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik
individu dapatmengakibatkan konflik internal.3)

Dimensi Psikologis

Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dandihargai dipelajari
sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua.Orangtua biasanya mempunyai
pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya.Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas
melalui komunikasi yang halus dannonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk
seksual berhubungandengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka tentang tubuh
dantindakan mereka. Orangtua memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda
berdasarkan jender.4)

Dimensi Biologis

Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yangditentukan pada
masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah dibuahiterorganisir dalam kromosom yang
menjadikan perbedaan seksual. Ketika hormoneseks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia
membentuk karakteristik laki-lakidan perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali saat
pubertas, dimana anak perempuan mengalami menstruasi dan perkembangan karakteristik seks
sekunder, dananak laki-laki mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan
perkembangan karakteristik seks sekunder.

12

G.

Permasalahan Seksualitas

Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:a)

Ketidaktahuan mengenai seksLebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak
klitorisnyasendiri. Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak diketahui oleh banyakorang.
Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul-betul merakyat. Ini berpangkaldari kurangnya
pendidikan seks yang sebagian besar dari antara masyarakat tidakmemperolehnya pada waktu remaja.
Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatasinformasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena
mereka tidak mendapatkan pendidikan seksdi sekolah atau lembaga formal lainnya. Akibatnya,
keingintahuan soal seks didapatkannyadari berbagai media. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan
pendidikan soal sekskepada anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak-anaknya
tidurdalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipun sama-sama perempuan ataulaki-laki.
Demikian halnya dengan menghindarkan anak-anaknya mandi bersama keluargaatau juga teman-
temannya.Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks. Jawaban- jawaban yang
diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai dengan usia si anak.Karena itulah, orang tua dituntut
membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuantentang seks. Terlebih lagi, perubahan fisik dan
emosi anak akan terjadi pada usia 13


15tahun pada pria dan 12

14 tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertasyaitu masa peralihan dari masa anak-
anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulaitertarik kepada lawan jenisnya. b)

KelelahanRasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini dalammelakukan
hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan hidup, sang wanitaharus ikut bekerja di luar
rumah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada waktu suamiistri pulang dari kerja, mereka akan
merasa lelah. Dan pasangan yang sedang lelah jarangmerasakan bahwa hubungan seks menarik minat.
Akhirnya mereka memilih untuk tidur.Kelelahan bisa menyebabkan bertambahnya usaha yang
diperlukan untuk memuaskan

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baruBagikan di Twitter, terbuka di jendela baruBagikan di


LinkedIn, terbuka di jendela baruBagikan dengan Email, membuka klien emailCopy Text

Anda mungkin juga menyukai

Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik

Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik

angels03

Makalah Seksualitas

Makalah Seksualitas

Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos.

Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan

Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan

Syamsul Putra

Majalah

Podcast
Lembar Musik

Leaflet Kespro

Leaflet Kespro

feliciadewi

Asuhan Keperawatan Tb Paru

Asuhan Keperawatan Tb Paru

Muhammad Luthfianoor Ryfanie

Sap Lansia

Sap Lansia

Friska Hutahaean

Pengertian Konsep Seksualitas

Pengertian Konsep Seksualitas

Vistaa Vistoo Anasari

Makalah Pneumothorax. baru.docx

Makalah Pneumothorax. baru.docx

Ga

Anda mungkin juga menyukai