Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fahtni Chairanti

Kelas : 4.D Akuntansi

NIM : 11190820000113

Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen

EVALUASI KINERJA

1. Apa itu kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya pengertian kinerja dapat dimaknai secara beragam.
Beberapa pakar memandangnya sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian pekerjaan,
sementara sebagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Kinerja juga dapat digambarkan sebagai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi perusahaan yang tertuang dalam
perumusan strategi planning suatu perusahaan. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses
yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses
penyusunan kebijakan atau program atau kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh
terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.

2. Apa itu Evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja merupakan suatu proses untuk mengetahui sejauh mana kinerja aparatur
pegawai bila dibandingan dengan serangakain standarisasi yang dilakukan untuk bekerja sesuai
komunikasi informasi yang telah diberikan oleh pimpinan. Evaluasi kinerja dilakukan juga untuk
menilai seberapa baik pegawai bekerja setelah menerima informasi dan berkomunikasi dengan
yang lain agar pekerjaan sesuai dengan kemauan pimpinan dan kinerja para pegawai itu sendiri
dapat terlihat secara baik oleh pimpinan dan masyarakat selaku penilai.

3. Alat ukur yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja


 Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu alat ukur yang dipergunakan untuk
menentukan derajat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Ukuran
dapat berupa keuangan dan non- keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja strategi organisasi. Sebagai alat ukur kinerja strategi perusahaan, KPI
mengidentifikasikan kesehatan dan perkembangan organisasi, keberhasilan kegiatan,
program atau penyampaian pelayanan untuk mewujudkan target-target atau sasaran
organisasi (Moeheriono, 2012: 108).
 Analytical Hierarchy Proses (AHP) dikenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1980,
metode ini digunakan untuk mendapatkan bobot kinerja berdasarkan bagaimana
preferensi dari pengambilan keputusan terhadap tingkat kepentingan dari masing-
masing perspektif kelompok KPI (Moeheriono, 2012: 127). AHP merupakan suatu alat
pengukuran kualitatif yang mengolah hal-hal yang bersifat kuantitatif. Model ini sangat
mendukung pengukuran kinerja terkait dalam hal penilaian prioritas dari indikator-
indikator kinerja.

4. Kategori dan jenis evaluasi kinerja (secara umum ada 2)


a. Evaluasi kinerja keuangan

Pengertian Evaluasi kinerja keuangan adalah peniliain penentuan ukuran-ukuran tertentu yang
dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba.

Tujuan evaluasi kinerja keuangan perusahaan

Setiap perusahaan memiliki tujuan dari evaluasi kinerja keuangan yang dilakukan, diantaranya:

1. Mengetahui tingkat likuiditas perusahaan


Dalam hal ini evaluasi kinerja keuangan mampu mengukur tingkat likuiditas
perusahaan. Likuiditas perusahaan bisa mengukur kemampuan suatu
perusahaan apakah bisa memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
dibayar pada saat jatuh tempo.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas
Selain mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, evaluasi kinerja keuangan juga
mampu mengukur tingkat solvabilitas. Solvabilitas akan menunjukkan apakah
perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya atau tidak saat 
perusahaan tersebut dilikuidasi dalam jangka pendek atau panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas
Evaluasi kinerja keuangan juga dapat mengukur tingkat rentabiliotas
perusahaan. Rentabilitas atau profitabilitas dapat menunjukkan bagaimana
kemampuan perusahaan dalam  menghasilkan untung selama periode
akuntansi tertentu.
4. Mengetahui tingkat stabilitas
Terakhir, evaluasi kinerja keuangan juga mampu menililk ringkay stabilitas
perusahaan, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan apakah bisa
melakukan usahanya dengan stabil atau tidak. Hal ini diukur dengan melihat
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang serta bunga dalam periode
tertentu.

Analisis evaluasi kinerja keuangan perusahaan

Ada beberapa alat atau pedoman yang dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan yang
dapat dilihat dari analisis sebagai berikut:

1. Analisis perbandingan laporan keuangan


Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan selama dua
periode atau lebih dengan memeperlihatkan berabagi perubahan secara absolut dan
relatif.
2. Analisis tren atau tendensi posisi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui posisi keunagan perusahaan apakah sedang
naik atau turun.
3. Analisis persentase perkomponen
Analisis yang dilakukan untuk mengetahuii seberapa besar persentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap total aktiva maupun utang perusahaan.
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
5. Teknik analisis yang dilakukan untuk mengetahui besarnya sumber serta penggunaan
modal kerja dengan membandingkan dua periode keja.
6. Analisis sumber dan penggunaan kas
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kas perusahaan serta perubahannya
pada periode tertentu.
7. Analisis rasio keuangan
Analisis keuangan yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pos tertentu yang
ada pada neraca dan laporan laba rugi.
8. Analisis perubahan laba kotor
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana posisi laba perusahaan serta dan
sebab-sebab terjadinya perubahan laba tersebut.
9. Analisis breakeven
Teknik analisis yang dilakukan untuk mengetahui berakeven point atau target penjualan
tertentu yang harus dicapai supaya perusahaan untung dan tidak mengalami kerugian.

b. Evaluasi kinerja non keuangan

Evaluasi kinerja non keuangan adalah penilaian kinerja yang menunjukkan pertumbuhan suatu
perusahaan. Perusahaan dapat mengetahui tingkat keberhasilan perusahaannya dengan
mengevaluasi melalui analisis kinerja non keuangan.. Kinerja–kinerja yang di evaluasi dalam
sistem non keuangan yaitu :

1. Kehadiran Pegawai
2. Prestasi Kerja
3. Kualitas Produk
4. Perkembangan Perusahaan
5. Lingkungan Kerja
5. Standard dan kriteria pengukuran evaluasi kinerja

Menurut Wirawan (2009: 67) “Standar kinerja adalah target, sasaran, tujuan upaya kerja
karyawan dalam kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan harus
mengarahkan semua tenaga, pikiran, ketrampilan, pengetahuan, dan waktu kerjanya untuk
mencapai apa yang ditentukan oleh standar kinerja”. Standar kinerja pekerjaan (performance
standard) menetapkan tingkat kinerja pekerjaan yang diharapkan dari pelaksana pekerjaan dan
kriteria pengukuran kesuksesan pekerjaan. Standar kinerja pekerjaan membuat eksplisit
kuantitas dan atau kualitas kinerja yang diharapkan dalam tugas dasar yang ditentukan
sebelumnya dalam deskripsi pekerjaan. Standar kinerja pekerjaan ini biasanya berupa
pernyataan mengenai kinerja yang dianggap diterima dan dapat dicapai atas sebuah pekerjaan
tertentu. Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam standar kinerja pekerjaan
diantaranya adalah :

1) Standar kinerja harus relevan dengan individu dan organisasi.


2) Standar kinerja harus stabil dan handal.
3) Standar kinerja harus membedakan antara pelaksanaan pekerjaan yang
baik, sedang dan buruk.
4) Standar kinerja harus dijabarkan dalam angka.
5) Standar kinerja harus mudah diukur.
6) Standar kinerja harus dipahami oleh karyawan dan penyelia.
7) Standar kinerja harus memberikan interprestasi yang tidak bias.

Standar kinerja mempunyai dua fungsi. Pertama, menjadi tujuan atau sasaran upaya karyawan.
Jikalau standar telah terpenuhi, karyawan akan merasakan adanya pencapaian dan
penyelesaian. Kedua, standar kinerja pekerjaan ini merupakan kriteria pengukuran keberhasilan
sebuah pekerjaan. Tanpa adanya standar, tidak ada sistem pengendalian yang dapat
mengevaluasi kinerja karyawan. Beberapa diantaranya dapat menjadi disfungsional.

Menurut Randall S. Schular & Susan E. Jackson (1999: 11)“Ada tiga jenis dasar kriteria evaluasi
kinerja”, yaitu:
1. Kriteria berdasarkan sifat (memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang
karyawan).
2. Kriteria berdasarkan perilaku (kriteria yang penting bagi pekerjaan yang membutuhkan
hubungan antar personal).
3. Kriteria berdasarkan hasil (kriteria yang fokus pada apa yang telah dicapai atau
dihasilkan).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003: 143) “Untuk mencapai tujuan kinerja karyawan maka
dapat dinilai dari tiga hal, meliputi: penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan,
adanya standar pelaksanaan kerja, praktis (mudah dipahami atau dimengerti karyawan atau
penilai)”.

Menurut Suyadi Prawirosentono (2008: 27), kinerja dapat dinilai atau diukur dengan beberapa
indikator yaitu:

1. Efektifitas
Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
2. Tanggung jawab
Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan wewenang.
3. Disiplin
Yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin karyawan adalah ketaatan
karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan perusahaan
dimana dia bekerja.
4. Inisiatif
Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang berkaitan tujuan
perusahaan. Sifat inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan perusahaan
dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif karyawan merupakan daya dorong
kemajuan yang akhirnya akanmempengaruhi kinerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai