Anda di halaman 1dari 10

7.

Pathway fraktur

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

FRAKTUR
MK: Nyeri Akut
Diskontinuitas tulang Pergeseran pragment tulang

Kerusakan frakment tulang


Perubahan jaringan sekitar

Reaksi stres klien


Laserasi kulit Spasme otot

Pergeseran Frag Tulang Penekanan tek kapiler Melepaskan ketokolamin


Vena/arteri terputus
Gangguan
Pelepasan Histamin Memobilisasiasam lemak
Deformitas integritas
T&G: Perdarahan tulang
kulit
Protein plasma hilang Bergabungan dengan
Gangguan mobilitas fisik trombosit
Kehilangan vulume Edema
cairan Emboli
Penekanan pembuluh darah

Syok Hipovolemik
Penurunan perpusi jaringan Penyumbatan pembuluh
darah
Gangguan perfusi jaringan
T&G

3. Trauma Dada jejas pada thorak.


Nyeri dada
Pembengkakan
bernafas pendek.
Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan.
Trauma Tajam/Trauma Penurunan tekanan darah.
Trauma Tumpul Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh
Radiologi : X-foto thoraks 2 Tembus
arah (PA/AP dan lateral). distensi vena leher.
Gas darah arteri (GDA) Perfusi jaringan tidak adekuat.
Torasentesis Perpindahan energi kinetik dari objek penyebab trauma ke jaringan tubuh. Energi kinetik ini dipegaruhi Pulsus paradoksus ( tekanan darah sistolik turun dan
Hemoglobin oleh masa dan kecepatan objek tersebut.perpindahan energi yang besar menyebabkan kerusakan/trauma berfluktuasi dengan pernapasan .
Saturasi O2 menurun Pada Jaringan Tubuh Pergerakan dada asimetris.
(biasanya).
Toraksentesis
WSD Trauma Dada

Paru Jantung Diafragma Fraktur Costa Pembuluh darah

Ruptur
Kerusakan Jarinan
Paru
Kerusakan Cedera Pada Diafrag Sederhana Multiple Kerusakan Paru Jantung
pleura Paru Epikard
ma pada organ lain

Sederhana Tension Herniasi isi Proses Flail Chest Hematot


Udara Darah inflamasi Ginjal Hepar horak Tamponade
tertahan abdomen ke
terkumpul di Organ lain Jantung
dilapisan epikard rongga dada
Tekanan paru meningkat
Kolap Paru Tekanan Udara pleura
Dalam Pleura Nyeri
Meningkat Pneumothora
Ekspansi Henti
G3 Pengisian k Perda
Pneumotorax diagfragma Jantung
G3 Ekspansi Ventrikel rahan
paru terganggu Pernafasan Membatasi
Kompresi paru Terbatas batuk
meningkat efektif
G3 G3 Sirkulasi
G3 Oksigenasi Sistemik Syok
Oksigenasi G3 Oksigenasi hipovolemik
Ateletaksi Akumulasi
Aliran Darah s
sekret
Sentral
menurun Hipoksia Syok
Hipoksia Hipovolemik Hipoksia
Sumbatan
Hipoksia Jalan nafas
Gagal Nafas Arterial Gagal nafas

Syok Hipovolemik
Gigitan
Kelebihan obat
Obat- Karbon Monoksida ular/serangga/
9. Keracunan/Overdosis Makanan obatan / pajanan merkuri /
dalam darah
bahan kimia zat serupa Pemeriksaan Penunjang :
8. PATHWAY PLASENTA PREVIA Lab (Darah lengkap, AGD, Elektrolit, Analisa Urin,)
Radiologi (Thorax PA)
KERACUNAN / OVERDOSIS
EKG

Kehamilan gandaRiwayat AborsiRiwayat insisi Saluran Saluran Pembuluh Kontak ke kulit


cerna Napas darah
uterus Riwayat kelahiran besar
Gg. Sistem Eritrosit Kerusakan
Kehamilan > 35 th Pembuluh Usus Halus Lambung Korosi trakea Hb CO ↑ Saraf otonom hancur Jaringan kulit
darah
Hb CO Pusat Mempengaruhi
Infeksi Edema laring
menggantikan HbO pernafasan kemampuann
Usus Iritasi saluran T&G : Radang dan
Kristal as. folat Diekskresika Sel Saraf GI darah untuk nekrosis jaringan
menumpuk di dalam n oleh ginjal Terganggu Obstruksi sal. berkoagulasi
O2 ke jaringan ↓ T&G : Nafas
tubulus ginjal, ureter & napas
T&G: cepat dan Perdaraha
uretra Tidak terjadi Diare, muntah dalam n MK. Kerusakan
Racun
pelepasan T&G : Hipoksia Integritas Kulit
mengendap
asetilkolin Penumpukan Jaringan
Obstruksi Sal. Ginjal di ginjal MK. Gg. Pola T&G :
Sekret
MK. Nafas Hemoglobin MK. Risiko ↓
Gg. Reabsorpsi air Otot tidak Hipovolemia T&G: ↓, Trombosit gg. Perfusi
Gagal Ginjal dapat MK. Bersihan Sesak Nafas ↓ jaringan
T&G:
berkontraksi jalan Napas Nafas cepat,
T&G: Oliguri tidak efektif Tek. Darah ↑, MK.
T&G: MK. Gg. Nadi ↑ Risiko Syok
Kelumpuhan otot Pertukaran gas
MK : Gg. MK. Risiko ↓
Eliminasi Urin curah jantung
MK : Merangsang
Hambatan noreseptor
MK : Gangguan Mobilitas Fisik
Fungsi Saraf Impuls ke komurdosalis
medulla

Thalamus
Embrio lebih dari satu
Disfungsi T&G : Kerusakan
Saraf Pandangan Kabur Otak Korteks Serebri
Kebutuhan O2 dan Nutrisi Kerusakan
T&G :
lapisan Kaku Sendi Gg. Bicara Sulit MK : Risiko uterus Kematian Uterus Tua Nyeri kepala & otot
Menelan Cedera
MK : Nyeri
lacenta lebih besarPenipisan Akut endometrium
MK : Ketidakseimbangan
Vaskularisasi uterus Nutrisi kurang dari
kebutuhan Tubuh

Vaskularisasi uterus tempat blastosit Plasenta

memperluaskan

Berimplantasi
Permukaan
Blastosit mencari tempat yang lebih baik

Blastositinplantasi di dekat segmen bawah uterus

Plasenta menutupi seluruh


atau sebagian jalan lahir

PLASENTA PREVIA

Pembentukan segmen bawah uterus Menutupi pembukaan jalan lahir

Dan dilatasi ostium uteriSeksioCesarea

Tipisnya pembuluh darah serviks Luka post operasi

Dan uterus segmen bawah Nyeri Merangsang area sensorik Jaringan terputus

Kontraksi uterus Resiko infeksi

Perdarahan Volume darah menurun Gangguan pertukaran gas

Pemeriksaan penunjang
RisikoHipovolemia
a. Pemeriksaan luar

b. Pemeriksaan inspekulo

c. Pemeriksaan letak plasenta tidak langsung

d. Penentuan letak plasenta secara langsung


Tidak bisa diatasi Bisa diatasi menunggu sampai usia

Kehamilan 37 minggu

Usia kehamilan atermPremature

Partus Aterm Partus Premature

5. Trauma Kepala

kecelakaan Tembakan Jatuh Kekerasan

Cedera Kepala

Kompensasi tubuh Ggn. autoregulasi


Trauma Tajam Trauma Tumpul
vasokontriksi

Ruptur vena dalam serebral Iskemik Fraktur tulang tengkorak


Hipoksia, hipoksemia

MK : Risiko
Hematom subdural PH, PO2 , PCO2 MK : Risiko Perfusi Arteri meningen media otak rusak Infeksi
serebral tidak efektif
Hematom epidural
Hematoma subdural akut Hematoma Hematoma
subdural subakut subdural kronis
Lobus frontalis Lobus parietalis Lobus temporalis Lobus occipital
Tekanan jaringan otak
Gangguan neurologis Vena ruang
subdural robek - Ggn. Memori - Ggn. Perabaan - Ggn. Pendengran - Ggn. penglihatan
Perubahan kesadaran,
- Ggn. Berpikir - Ggn. Sensasi - Ggn. Sensasi - Ggn. Luas lapang
perubahan pupil
- Ggn. Bicara - Ggn. Motorik - Ggn. Motorik pandang
Peningkatan TIK Hematoma & - Ggn. Motorik - Pandangan ganda
Herniasi batang otak kerusakan sel darah - Ggn. Menelan
- Inkontenensia urine Herniasi
MK : Nyeri Nyeri Klasifikasi MK : Gangguan MK : Gangguan
Gangguan pernapasan tentorium serebri persepsi sensori
Akut kepala persepsi sensori

Sesak napas/apneu, Merobek membran


& sel darah Reflek babinski
obstruksi jalan nafas Kelemahan motorik
Lobus temporalis Hematoma (+)

Sesak napas/apneu, MK : - Nyeri kepala progresif


MK : Pola nafas Peningkatan MK : Gangguan
obstruksi jalan nafas - Risiko - Muntah proyektil
tidak efektif hematom
Hipovolemia - TD Peningkatan TIK Mobilitas Fisik
PATOFLOW - Defisit Nutrisi
Coronary Artery Desease (CAD) Kesadaran
- Penurunan
MK : Bersihan Jalan MK : Gangguan Hemiparise
nafas tidak efektif
Mobilitas Fisik

Faktor resiko Tindakan


aterosklerosis Angiografy
Pemeriksaan
diagnostik: Tanda & gejala
Ketidajefekti Penyempitan lumen arteri, ruptur plak,
EKG
Nyeri dada
Enzim jantung fan thrombosis, dan spasme arteri
Serum elektrolit Manajemen Sesak napas

CT-Scan jantung Kesehatan Penurunan aliran darah Kelelahan


arteri koronaria
Cemas, gelisah

Keringat dingin
Gangguan suplai O2 ke miokard

Iskemic
miokard
Kerusakan otot
kemikokardium

Metabolisme pH sel Edema Sindrom koroner


Ketidakseimbangan Gangguan Ventilasi
kebutuhan oksigen Spontan Iskemic>30

Infark
miokardiumInfark
transmural Infark
subendokardial

Anxietas

nyeri
Nyeri

Reflex simpati
vasokontriksi sistemik
retensi Na dan air

Intoleran Penurunan Curah


si Jantung
denyut jantung
Aktivitas

daya kontraksi jantug


Perubahan
tekanan
hemodinak progresif
ventrikel kiri
Beban akhir meningkat

Perfusi
1. Perubahan perfusi ventrikel kiri,
Kongesti
perifer
Jaringan pulmonalis daya dilatasi ventrikel kiri
2. Penuruan perfusi
tidak coroner meningkat
3. Peningkatan kongesti Tekanan hidostatik
efektif Pembesaran ventrikel kiri
paru-paru
>> tekanan osmotik
Hipotensi, asidosis
Trasudasi cairan Hipertrofi
metabolic, hiposekmia
ke intetisial ventrikel kiri
Menekan fungsi miokardium
Perembesan
Kelebihan
Syok kardiogenik cairan ke alveoli
Volume cairan

Edema paru Sesak napas


oliguria kematian
Kelelahan
takikardi
7. Coronary Artery Desease (CAD)

Faktor resiko Tindakan


aterosklerosis Angiografy
Pemeriksaan
diagnostik: Tanda & gejala
Ketidajefekti Penyempitan lumen arteri, ruptur plak,
EKG
Nyeri dada
Enzim jantung fan thrombosis, dan spasme arteri
Serum elektrolit Manajemen Sesak napas

CT-Scan jantung Kesehatan Penurunan aliran darah Kelelahan


arteri koronaria
Cemas, gelisah

Keringat dingin
Gangguan suplai O2 ke miokard

Iskemic
miokard
Kerusakan otot
Ketidakseimbangan Gangguan Ventilasi
kemikokardium
kebutuhan oksigen Spontan Iskemic>30

Metabolisme pH sel Edema Sindrom koroner


anaerob menurun sel akut
Infark
miokardiumInfark
Produksi asam Pelepasan STEMI
transmural Infark
laktat meningkat enzim subendokardial

Angina Anxietas
CKMB LDH
pektoris

Fungsi vetrikel kiri dan ggn Mekanisme kompensasi


Infark
nyeri pada: papilla Iskemik jaringan
Nyeri kotraktilitas: mempertahankan curah
dan kordatendinae, Hopoksemia Pengaruh
jantug dan perfusi perifer
septum ventrikel, saraf otonom  Daya kontraksi
perikardium Ggn metabolisme  Perubahan daya kembang
dan gerakan dinding
Gg potensial aksi Ketidakseimbangan vetrikel
 Curah sekuncup
Perubahan
elektrofisiologi
Reflex simpati

aritmia vasokontriksi sistemik


retensi Na dan air

Komplikasi Intoleran Penurunan Curah


post infark si Jantung
denyut jantung
Aktivitas
Disfungsi otot papilaris,
daya kontraksi jantug
defek septum ventrikel,
Perubahan
tekanan
ruptur jantung,aneurisma
hemodinak progresif
ventrikel kiri
ventrikel,
Beban akhir meningkat
tromboembolisme,
Perfusi
4. Perubahan perfusi ventrikel kiri,
Kongesti
perifer
Jaringan pulmonalis daya dilatasi ventrikel kiri
5. Penuruan perfusi
tidak coroner meningkat
6. Peningkatan kongesti Tekanan hidostatik
efektif Pembesaran ventrikel kiri
paru-paru
>> tekanan osmotik
Hipotensi, asidosis
Trasudasi cairan Hipertrofi
metabolic, hiposekmia
ke intetisial ventrikel kiri
Kelebihan
Volume cairan
1. Triase
a. Kategori merah
Pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas pertama (area resusitasi) yang
butuh pertolongan segera. Kriteria pasien yang masuk dalam kategori ini adalah
mengalami kondisi kritis yang membutuhkan pertolongan medis segera.
b. Kategori Kuning
Pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas kedua (area tindakan) yang juga
membutuhkan pertolongan segera. Hanya saja, pasien yang termasuk kategori ini
tidak dalam kondisi kritis.
c. Kategori hijau
Kategori ini termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi). Pasien dalam kategori
ini umumnya mengalami cedera ringan dan biasanya masih mampu berjalan atau
mencari pertolongan sendiri.
d. Kategori Hitam
Kategori hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak mungkin ditolong
lagi atau sudah meninggal.

2. Saat terjadi kegawat daruratan penolong atau yg melihat kejadian pertama melakukan
panggilan ke 119 emergency call yang akan Masuk di NCC setelah masuk akan di terima
oleh PSC kabupaten/Kota kemudian tim akan datang untuk menolong dan dibawa ke
fasilitas pelayanan lanjutan jejaring SPGDT
11. Airway/jalan napas

1. Pastikan kepatenan jalan napas dan kebersihannya segera. Benda asing seperti darah,
muntahan, permen, gigi palsu, atau tulang. Obstruksi juga dapat disebabkan oleh lidah
atau edema karena trauma jaringan.
2. Jika pasien tidak sadar, selalui curigai adanya fraktur spinal servikal dan jangan
melakukan hiperekstensi leher sampai spinal dipastikan tidak ada kerusakan.
3. Gunakan tindakan jaw thrust secara manual untuk membuka jalan napas.

Breathing/pernapasan

1. Kaji irama, kedalaman dan keteraturan pernfasan dan observasi untuk ekspansi bilateral
pada dada.
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya krekels, wheezing, atau tidak adanya bunyi
nafas.
3. Jika pernafasan tidak adekuat atau tidak ada dukungan pernafasan pasien dengan suatu
alat oksigenasi yang sesuai

Circulation/Sirkulasi

1. Tentukan status sirkulasi dengan mengkaji nadi, mencatata irama dan ritmenya dan
mengkaji warna kulit.
2. Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kompenssasi dada tertutup.
3. Kaji tekanan darah
4. Jika pasien hipotensi, segera pasang jalur intravena dengan jarum besar (16-18). Mulai
pergantian volume per protokol. Cairan kristaloid seimbang (0.9% normal salin atau RL)
biasanya yang digunakan
5. Kaji adanya bukti perdasarahan dan kontrol perdarahan dengan penekanan langsung.
6. Jika pasien tidak bernafasa periksa denyut nadi di leher (karotis)
7. Jika pasien bernafas, periksa denyut nadi pada karotis atau pada pergelangan tangan
(radial)
8. Jika nadi katoris pasien teraba, tapi nadi radialis tidak maka ini tanda dari syok.
9. Jika ditemuka darah berwarna cerah dan muncrat kemungkinan berasal dari arteri,
sebaliknya bila berwarna gelap dan mengalir biasanya berasal dari vena
10. Kaji juga warna kulit, suhu tubuh dan kelembaban. Jika ditemukan kulit pucat dan dingin
menjadi indikasi syok
6. Patofosiologi Abdomen

Trauma paksa (jatuh, benda Trauma benda tajam (Pisau,


tumpul, kompresi dll) peluru, dll)
Gaya predisposisi trauma > elastisitas & Viskositas
Pemeriksaan:
Foto thoraks
Cek darah rutin
Ketahanan jaringan tidak mampu mengkompensasi Plain abdomen foto tegak
Cek urine rutin
DPL
Trauma abdomen USG dan CT Scan
Laparoskopi
Rekto-sigmoidoskopi.
Trauma Tajam Trauma Tumpul
T&G:
Melena
Kerusakan Kerusakan Kerusakan Kompresi Nyeri Tekan
Jaringan organ jaringan organ
Kulit abdomen abdomen

Luka terbuka Perforasi lapisan Perdarahan Perdarahan


abdomen(Kontusio, intra

Risiko Laserasi, jejas, abdomen


hematoma) Hipovolemia Peningkatan
infeksi
Kerusakan TIA
T&G:
Merangsang free
integritas Distensi
nerve ending Risiko Syok Abdomen

T&G: T&G:
Takikardi
Nyeri akut Mual/muntah

Defisit Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai