Anda di halaman 1dari 8

Latar Belakang

Secara anatomi meningen menyelimuti otak dan medula spenalis. Selaputotak terdiri atas tiga lapisan
dari luar kedalam yaitu durameter, arakhnoid, dan piameter. Durameter terdiri atass lapisan yang
berfungsi kecuali diladalm tulangtengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan
terdapat sinusvenosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan keduahumisfer
serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal daridurameter yang memisahkan
lobus oksifitalis dari serebellum. Araknoidmerupakan membran lembut yang bersatu di tempatnya
dengan diameter,diantaranya terdapat ruang subaraknoid dimana terdapat arteri dan vena serebridan
dioenugi oleh cairan serebrosvinal. Sisterna magna adalah bagian terbesar dariruang subaraknoid
disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah diantaraserebellum dan medulla oblongata.
Diameter merupakan membran halus yangkaya akan pembuluh darah kecil yang menyuplai darah ke
otak dalam jumlahyang banyak. Secara ringkas pengertia dari meningitis adalah radang padameningen
atau membran (selaput) yang mengelilingi otak dan medulaspinalis.penyakit ini mempunyai insiden
tertinggi pada anak dibawah usia 5tahun,dengan puncak insiden pada anak usia 3-5 bulan (speer, 2014).

2.2 Rumusan Masalah

1)Apa Definisi dari meningitis?

2)Apa saja Etiologi/Penyebab dari meningitis ?

3)Apa saja Klasifikasi dari meningitis?

4)Bagaimana Patofisiologi dari meningitis ?

5)Apa saja Manifestasi Klinis / Gejala dari meningitis?

6)Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik pada penderita meningitis?

7)Apa saja Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita meningitis?

8)Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada penderita meningitis

Tujuan

1)Untuk mengetahui Definisi dari meningitis?

2) Untuk mengetahui Etiologi/Penyebab dari meningitis ?

3) Untuk mengetahui Klasifikasi dari meningitis?

4) Untuk mengetahui Patofisiologi dari meningitis ?

5)Untuk mengetahui Manifestasi Klinis / Gejala dari meningitis?


6)Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik pada penderita meningitis?

7)Untuk mengetahui Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita meningitis?

8)Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang pada penderita meningitis?

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingiotak dan medula spinalis) dan
disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2014).Meningitis adalah peradangan
pada selaput meningen, cairan serebrospinaldan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat(Suriadi & Rita, 2014).Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya
ditimbulkanoleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok,Streptokok,
Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 2014).Meningitis adalah infeksi cairan otak
disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai
jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(Smeltzer,2014).

2.2 Etiologi

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis
mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulangtengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum
tulang belakang. Seperti disebutkandiatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka
meningitisdibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitisserosa.

1. Meningitis BakteriBakteri yang paling sering menyebabkan meningitis diantaranya, MenurutDonna D.,
2013 :

a. Haemophillus influenzae (Tipe B)

b. Nesseria meningitides (meningococcal),

c. Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)

d. Streptococcus (grup A),

e. Streptococcus haemolyticuss,

f. Streptococcus pneumonia,

g. Staphylococcus aureus,
h. Escherichia coli,

i. Klebsiella,

j. Pseudomonas aeruginosa, dan

k. Mycobacterium tuberculosa.

Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespondengan terjadinya peradangan
dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit.Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit
terbentuk di ruangansubarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga
dapatmenyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulancairan ini akan
menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akanmenyebabkan jaringan otak akan mengalami infark
(Donna D., 2013).

2. Meningitis Virus Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya
bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhansendiri dan penyembuhan bersifat
sempurna. Tipe dari meningitis ini seringdisebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, diantaranya Menurut Donna D., 2013;

a. Coxsacqy

b. Virus herpes, baik herpez simplek maupun herpez zoster,

c. Arbo virus,

d. Campak dan varicela,

e. Toxoplasma gondhii, dan

f. Ricketsia.Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi padameningitis virus dan
tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak.Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan
lapisan otak. Mekanismeatau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada
jenissel yang terlibat.

3. Meningitis jamur : Kriptokokal meningitis adalah serius dan fatal. Bentuk penyakit pada pasien
HIV/AIDS dan hitungan CD< 200.Candida danaspergilus adalah contoh lain jamur meningitis.

4. Protozoa.

5. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan denganwanita.

6. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
7. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin,anak yang mendapat obat –
obatan imunosupresi.

8. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengansistem persarafan.
(Donna D., 2013).

2.3 Klasifikasi

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi padacairan otak, Menurut
Suriadi & Rita, 2014, yaitu

a) Meningitis serosaAdalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairanotak yang
jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma
gondhii dan Ricketsia. (Suriadi & Rita,2014).

b) Meningitis purulentaAdalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak danmedula
spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae(pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss,Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. (Suriadi & Rita, 2014).

2.4 Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti denganseptikemia, yang menyebar ke
meningen otak dan medula spinalis bagian atas.Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian
atas, otitis media,mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,
trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melaluinasofaring posterior, telinga bagian
tengah dan saluran mastoid menuju otak dandekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk ke dalam aliran darah dan
menyebabkan reaksi radangdi dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan
trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguanmetabolisme
akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat

purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang jugamenyebar ke dinding
membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkandengan perubahan fisiologis intrakranial,
yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema
serebral.Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadimeningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolapssirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya
hemoragi (padasindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endoteldan
nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

2.5
Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala meningitis secara umum menurut (Suriadi & Rita, 2014),diantaranya :

1. Aktivitas/istirahat ; Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakaninvolunter, kelemahan,


hipotonia.

2. Sirkulasi ; Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat,takikardi dan disritmia
pada fase akut.

3. Eliminasi ; Adanya inkontinensia atau retensi urin.

4. Makanan/cairan ; Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek,mukosa kering.

5. Higiene ; Tidak mampu merawat diri.

6. Neurosensori ; Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia”meningkatnya rasa nyeri,


kejang, gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia,ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori,
sulit mengambil keputusan,afasia, pupil anisokor, hemiparese, hemiplegia, tanda ”Brudzinski”
positif,rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, reflekskremasterik hilang
pada laki-laki

purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang jugamenyebar ke dinding
membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkandengan perubahan fisiologis intrakranial,
yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema
serebral.Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadimeningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolapssirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya
hemoragi (padasindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endoteldan
nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

7. Nyeri/kenyamanan ; Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler,fotosensitivitas, nyeri
tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh.

8. Pernafasan ; Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah.
9. Keamanan ; Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomenatau kulit, pungsi
lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasiyang baru berlangsung, campak, chiken
pox, herpes simpleks. Demam,diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.

10. Penyuluhan/pembelajaran ; Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakitkronis, diabetes


mellitus.Tanda dan gejala meningitis secara khusus :

1. Anak dan Remaja

a) Demam

b) Mengigil

c) Sakit kepala

d) Muntah

e) Perubahan pada sensorium

f) Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal)

g) Peka rangsang

h) Agitasi

i) Dapat terjadi: Fotophobia (apabila cahaya diarahkan pada mata pasien(adanya disfungsi pada saraf III,
IV, dan VI), Delirium, Halusinasi, perilakuagresi, mengantuk, stupor, koma.

2. Bayi dan Anak Kecil ; Gambaran klasik jarang terlihat pada anak-anak usia3 bulan dan 2 tahun

a) Demam

b) Muntah

c) Peka rangsang yang nyata

d) Sering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada tinggi)

e) Fontanel menonjol.

Neonatus :Tanda-tanda spesifik : Secara khusus sulit untuk didiagnosa sertamanifestasi tidak jelas dan
spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti ;

a. Menolak untuk makan.

b. Kemampuan menghisap menurun.


c.Muntah atau diare.

d.Tonus buruk.

e. Kurang gerakan.

f. Menangis buruk.

g.Leher biasanya lemas.

Tanda-tanda non-spesifik :

a. Hipothermia atau demam.

b. Peka rangsang.

c. Mengantuk.

d. Kejang.

e. Ketidakteraturan pernafasan atau apnea.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan laboratorium yang khas padameningitis adalah analisa cairan
otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial.
Analisa cairan otak diperiksauntuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa. Pemeriksaan darah
initerutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.Serum elektrolit dan
serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanyaketidakseimbangan elektrolit terutama
hiponatremi. Kadar glukosa darahdibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar
glukosa cairanotak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosacairan
otaknya menurun dari nilai normal.( Brunner & Suddarth,2014).

Pemeriksaan radiografi : CT-Scan dapat diindikasikan untuk mengevaluasiadanya komplikasi dan


dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya
normal, kecuali pada penyakit yangsudah sangat parah. (Brunner & Suddarth,2014).

2.8 Pemeriksaan Penunjang

• Lumbal PungsiLumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatanTIK.Meningitis bacterial : tekanan
meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif
terhadap beberapa jenis bakteri.Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa
dan protein normal, kultur biasanya negatif

•Glukosa dan LDH meningkat

• LED/ESRD : meningkat

• CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik Rontgent kepala :
mengindikasikan infeksi intracranial

• Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusatinfeksi atau
mengindikasikan tipe penyebab infeksi

• MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom
daerah serebral, hemoragik atau tumor

• Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

.• Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri ).

Anda mungkin juga menyukai