Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Kepemimpinan dan Berfikir Kesmas

DisusunOleh :
Yeni Anggraini 215130074P
Dico Fitrawan 215130021P
Eka Novalia 215130044P
Selvia Rosita 215130013P
Ramadhan Randi Firdaus 215130046P
Nezara Anggy Diapharina 215130043P

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya. Berkat limpahan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan
makalah kepemimpinan dan berfikir kesmas mengenai “Diabetes”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Berfikir Kesmas dan berdasarkan pada sub bab yang telah diberikan. Penulis berharap makalah
ini bermanfaat bagi semua orang sehingga mampu menambah pengetahuan orang-orang yang
membacanya.
Penulis mohon maaf jika dalam makalah ini ada banyak kekurangan karena penulis juga
masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun akan
senantiasa kami terima dengan lapang hati.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Patofisiologi Diabetes

2.2 Faktor Resiko Diabetes

2.3 PembiayaanPuskesmas

2.4 Perencanaan Tingkat Puskesmas

2.5TahapandalamPerencanaanPuskesmas

2.6TahapanPenyusunanRencanaUsulanKegiatan

2.7TahapanPenyusunanRencanaBisnisAnggaran

2.8ManfaatPerencanaanPuskesmas

2.9Keuntungan dan kelemahanPerencanaanPuskesmas

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang
yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.
Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan
insulin baik secara absolut maupun relatif. Ada tiga ciri pada penderita
diabetes melitus yaitu Polipagi (banyak makan), Polidipsi (banyak minum)
dan Poliuri (banyak kencing).

Terdapat 2 tipe diabetes yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu


akibat produksi insulin yang tidak ada akibat dari kelainan genetik yang terjadi
sejak usia muda. Pada diabetes tipe I gangguan ini disebabkan juga oleh
sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau bakteri berbahaya
lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin.
Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat menghasilkan insulin
sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin malah
menumpuk dalam darah. Diabetes tipe II yaitu terjadi resistensi insulin,
dimana ada produksi insulin yang optimal namun tidak seluruhnya berfungsi
dengan normal. Umumnya DM tipe II dapat diobati dengan obat-obatan oral,
tapi bila sudah mencapai titik resistensi insulin tinggi dan obat oral tidak
membantu fungsi insulin maka diberikan insulin sintetis.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perjalanan/patofisiologi penyakit diabetes?


2. Bagaimana dampak yang akan terjadi bila tidak tertangani?
3. Bagaimana situasi penyakit diabetes di Indonesia?
4. Bagaimana pencegahan penyakit diabetes?

1.3 Tujuan 2
Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui patofisiologi/perjalanan penyakit diabetes
2. Untuk Mengetahui dampak dari penyakit diabetes
3. Untuk Mengetahui apa saja penyebab penyakit diabetes
4. Untuk Mengetahui cara pencegahan penyakit diabetes
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan serta wawasan tentang team learning terkait penyakit diabetes

2. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Memberi informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat tentang
team learning terkait penyakit diabetes

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Patofisiologi Diabetes


Patofisiologi diabetes tipe I berupa penurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang
merusak sel-sel pulau langerhans di pankreas. Kerusakan sel pulau langerhans pankreas
diakibatkan oleh autoimun. Kerusakan sel tersebut diduga berhubungan dengan faktor
genetik dan paparan faktor lingkungan.
Pada patofisiologi diabetes tipe II terjadi sebagai akibat kombinasi beberapa aspek yang
berlangsung lama dan dapat bertahun-tahun secara subklinis. Aspek-aspek tersebut adalah
sekresi insulin, resistensi insulin dan ominous octet. Penurunan sekresi insulin dapat terjadi
karena gangguan fungsi sel-sel dalam pankreas. Resistensi insulin akan terjadi bila alur
penyimpanan nutrisi terpapar terus menerus dengan surplus energi yang menyebabkan
penurunan asupan glukosa perifer diiringi dengan peningkatan endogen produksi glukosa
oleh hepar melalui proses glukoneogenesis. Ominous octet merupakan gabungan dari kondisi
penurunan sekresi insulin pankreas, penurunan efek inkretin, peningkatan lipolisis,
peningkatan reabsorpsi glukosa, penurunan uptake glukosa perifer, disfungsi
neurotransmitter, peningkatan produksi glukosa oleh hepar dan peningkatan sekresi glukogan
dari sel-sel alfa pulau langerhans.

2.2 Faktor Resiko Diabetes


Diabetes disebabkan karena adanya gangguan fungsi dalam tubuh, sehingga tubuh tidak
mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel yang mengakibatkan glukosa menumpuk
dalam darah. Terdapat beberapa faktor resiko diabetes tipe I, antara lain :

1. Faktor riwayat keluarga atau keturunan.


Seseorang akan lebih memiliki resiko terkena diabetes tipe I jika ada anggota keluarga
yang mengidap penyakit yang sama karena berhubungan dengan gen.
2. Faktor geografi
Orang yang tinggal di daerah yang jauh garis khatulistiwa, seperti Finlandia dan Sardinia,
beresiko terkena diabetes tipe I. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa
didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun.
3. Faktor usia
Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian pada
4
anak-anak usia 10-14 tahun.
4. Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang
mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 tahun atau setelah 7 bulan,
memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
Sedangkan pada diabetes tipe II terdapat beberapa faktor resiko yaitu
1. Berat badan berlebih atau obesitas
2. Distribusi lemak perut yang tinggi
3. Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga
4. Riwayat penyakit diabetes tipe II dalam keluarga
5. Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap
lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih
6. Usia diatas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 45
tahun
7. Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak
cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes
8. Riwayat diabetes saat hamil
9. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur,
pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas

2.3 Gejala Diabetes


Gejala diabetes akan dialami berbeda-beda oleh setiap pengidapnya. Namun secara
umum ada beberapa gejala yang akan dialami oleh pengidap diabetes tipe I maupun tipe II,
seperti peningkatan rasa haus, peningkatan frekuensi buang air kecil, kelelahan secara terus
menerus, gangguan penglihatan, dan terjadinya infeksi secara terus menerus yang pada
umumnya terjadi pada bagian gusi maupun kulit.

2.4 Dampak Penyakit Diabetes


Jika diabetes (penderita diabetes) tidak dapat mengontrol penyakitnya, kadar gula dalam
darah bisa melonjak tinggi dan berbagai komplikasi. Berikut beberapa dampak yangterjadi
pada penderita diabetes :
1. Hiperglikemia
Kondisi nilai gula darah yang terlalu tinggi dari batas normal (bisa mencapai 500 m/dL)
disebut hiperglikemia. Pada penderita diabetes tipe I dapat mengalami hiperglikemia jika
tidak melakukan suntik insulin sebelum makan. Hal tersebut terjadi karena tubuh
kekurangan insulin yang berfungsi dalam proses perubahan glukosa menjadi energi.
2. Rambut Rontok
Tergolong dampak diabetes yang paling ringan. Kerontokan terjadi akibat kerusakan
pembuluh darah sehingga aliran darah segar penuh nutrisi ke folikel rambut jadi
5
terhambat. Folikel yang kekurangan nutrisi dan oksigen pada akhirnya melemah dan
tidak dapat mendukung pertumbuhan rambut. Kerontokan rambut akibat diabetes
nantinya dapat menyebabkan kebotakan. Tidak hanya di kepala, tapi juga di lengan, kaki,
alis, dan lain-lain.
3. Masalah gigi dan mulut
Kondisi kadar gula darah yang tinggi dapat memicu infeksi dan masalah pada mulut,
gigi, gusi, serta lidah. Ketika diabetes tidak terkontrol bukan berdampak pada darah
tetapi air liur juga. Air liur yang tinggi kadar gulanya akan mengandung bakteri. Nntinya
bakteri yang berkumpul dalam mulut memicu pembentukan plak pada gigi. Plak yang
semakin menebal dapat membuat gusi meradang dan terinfeksi. Selain itu masalah yang
sering dialami adalah bau mulut, radang gusi, penyakit gusi, mulut kering, hingga infeksi
jamur.
4. Disfungsi ereksi pada pria dan infeksi jamur vagina pada wanita
Hal ini terjadi karena rusaknya pembuluh darah dan saraf pada organ reproduksi pria.
Diabetes dapat membahayakan fungsi saraf tertentu pada tubuh yakni Autonomic
Nervous System (ANS). Sistem ini mengontrol pelebaran dan pembatasan pembuluh
darah. Jika pembuluh darah ini rusak akan berdampak pada disfungsi ereksi. Sementara
pada wanita infeksi jamur pada vagina diakibatkan oleh ketidakseimbangan bakteri
akibat tingginya kadar gula darah.
5. Kerusakan saraf
Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf akibat komplikasi diabetes. Menurut
American Academy of Family Physicians, 10-20% pengidap diabetes mengalami nyeri
saraf pada umumnya menyerang saraf tangan dan kaki. Selain itu menyebabkan mati rasa
atau kesemutan pada jari, nyeri, kebas hingga sensasi terbakar pada tangan dan kaki.
6. Kerusakan mata
Ditandai dengan penglihatan yang kabur selama beberapa hari atau minggu saat kadar
gula darah tinggi. Namun bila kadar gula darah meningkat secara terus menerus
pembuluh darah kecil yang terdapat dibelakang mata dapat rusak dan melemahkan saraf.
Selain itu dapat menimbulkan pembengkakan dan berisi cairan. Bberapa gangguan
penglihatan pada mata yang mungkin terjadi adalah retinopati diabetik, edema makula
diabetik, glaukoma, dan katarak diabetik.
7. Penyakit Kardiovaskuler
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh
darah. Seiring waktu kondisi ini bisa menghambat sirkulasi darah dan pengerasan
pembuluh darah yang dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke. Selain itu orang
yang terkena diabetes dapat terkena aritmia yaitu kondisi dimana jantung tidak
memompa darah dengan benar sehingga sirkulasi darah pada otak dan organ penting
dalam tubuh terhambat.
8. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
Kondisi ini dapat menyerang orang dengan jenis diabetes tipe I atau tipe II. Nefropati
diabetik terjadi ketika diabetes merusak pembuluh darah dan sel-sel yang ada di ginjal.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja dengan sangat keras.
6
Lambat laun pembuluh darah kecil pada ginjal dapat rusak (glomeruli) dan menurunkan
fungsi ginjal
9. Kaki diabetik (diabetic foot)
Kondisi dimana saat penderita diabetes memiliki luka sedikit bisa menjadi infeksi parah
yang sulit diobati (masa penyembuhan lama) dan dalam kasus serius luka yang
diakibatkan diabetes bisa membuat kaki penderita diamputasi. Hal ini terjadi karena
tingginya kadar gula darah menghambat sirkulasi darah kebagian kaki serta
menimbulkan kerusakan saraf kaki. Akibatnya sel-sel kaki kesulitan untuk memperbaiki
jaringan dan saraf yang rusak. Selain itu, kerusakan saraf pada kaki diabetik
menyebabkan mati rasa dan sensasi kebas.
10. Ketoasidosis diabetik
Menurut American Diabetes Association ketoasidosis lebih sering terjadi pada penderita
diabetes tipe I. Kondisi ini terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam darah
yang disebut keton. Keton yang dihasilkan berlebihan akan menumpuk didalam darah
dan menimbulkan gejala dehidrasi berat, sering buang air kecil, dan tubuh lemas. Tak
jarang ketoasidosis dapat menyebabkan koma.

2.5 Pengobatan Diabetes


Pengobatan diabetes disesuaikan dengan diabetes yang dialami. Terapi insulin dapat
dilakukan pada penderita diabetes tipe I maupun tipe II. Bahkan pada diabetes tipe I yang
cukup berat, transplantasi pankreas bisa dilakukan guna mengatasi pankreas yang rusak.
Sedangkan pada penderita diabetes tipe II akan diberikan beberapa jenis obat-obatan. Selain
itu penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan pola makan yang sehat, seperti
mengonsumsi buah, sayur, protein tanpa lemak, dan juga biji-bijian. Rutin melakukan
aktivitas fisikdapat menjaga kondisi penderita agar menurunkan kadar gula dan
mengubahnya menjadi energi. Contoh rutin aktivitas fisik adalah olahraga ringan, berenang
atau bersepeda.

2.6 Pencegahan Diabetes


Diabetes dapat dicegah dengan melakukan beberapa gaya hidup sehat diantaranya :
1. Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak.
2. Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.
3. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis
4. Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik
5. Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti menonton televisi
6. Menghindari atau berhenti merokok

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diabetes merupakan penyakit yang tidak menular dan lebih diakibatkan oleh gaya hidup
yang buruk. Diabetes dapat diderita dari semua kalangan usia baik balita maupun lanjut usia.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/diabetes/komplikasi-diabetes/kondisi-komplikasi-
diabetes/%3famp=1
https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-1/patofisiologi
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-2/patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai