Anda di halaman 1dari 17

Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional

Dan Bela Negara Bagi Indonesia


dalam Membangun Kolektif Kebangsaan

Disusun oleh :

Disusun Oleh :

Karinta Elmira A. (11190700000011)


Radita Pratama Putri (11190700000121)
Valda Dwi Kartika (11190700000153)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang senantiasa memberikan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi dan Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, pada segenap keluarga, para sahabatnya
serta umatnya sepanjang zaman.

Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, kami bersyukur telah menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi
Indonesia dalam Membangun Kolektif Kebangsaan” Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Arif Zamhari, M.Ag., Ph.D. selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Rekan-rekan kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, dan penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami agar
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, 15 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................................3

A. Ketahanan Nasional..............................................................................................................3

B. Hakikat dan Konsep Bela Negara.........................................................................................4

C. Semangat Kolektif Kebangsaan untuk Memperkuat Negara Kesatuan ...............................6

D. Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia dalam
Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan....................................................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sampai saat ini ancaman dan hambatan yang harus dihadapi Indonesia kian kompleks. Di
era reformasi dan globalisasi sekarang ini begitu tampak bagaimana pola hidup warga
negara Indonesia yang cukup dapat mengimbangi sebuah kemajuan zaman walaupun
masih dikatakan dini untuk hal itu. Bela negara merupakan landasan sikap yang harus
ditumbuh kembangkan pada setiap warga negara Indonesia guna menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesadaran bela negara harus diyakini sebagai
sebuah kebutuhan dan keharusan bagi warga negara Indonesia khususnya para pemuda
yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa untuk ikut bertanggung jawab
mengemban amanat penting ini. Kondisi bangsa kita sekarang merupakan salah satu
indikator bahwa sebagian pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran
akan pentingnya bela Negara.

Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal tersebut
dengan semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan ketangguhan bangsa dalam
membangun kekuatan nasional untuk menjaga dan menjamin keutuhan keberlangsungan
bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional yang disebut dengan ketahanan
nasional. Selain itu, bela negara merupakan implementasi  bangsa Indonesia dalam
menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia sehingga tercipta dan terjaganya
keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian negara Indonesia. Sehingga kami
mengambil judul “Urgensi  Dan Tantangan Ketahanan Nasional  Dan Bela Negara Bagi
Indonesia Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan”.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ketahanan nasional?
2. Bagaimana konsep bela negara?
3. Bagaimana semangat kolektif kebangsaan untuk memperkuat negara kesatuan?
4. Apa saja urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara bagi Indonesia
dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ketahanan nasional
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep bela negara
3. Untuk mengetahui bagaimana semangat kolektif kebangsaan untuk memperkuat
negara kesatuan
4. Untuk mengetahui apa saja urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
bagi Indonesia dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ketahanan Nasional
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat, dapat
menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal kuat,
keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh,
dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal
disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah ketahanan nasional adalah
perihal keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional. Ketahanan nasional
merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang
dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan
Nasionalnya.(Kusrahmadi, t.t.)

Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk mewujudkan


cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan nasional. Dalam
hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan nasional, setiap bangsa
berbeda-beda, sesuai dengan falsafah, budaya dan pengalaman sejarah masing-masing.
Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia ketahanan nasional dibangun diatas dasar falsafah
bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara,
Pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran seseorang saja, melainkan nilai-nilai
Pancasila telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia
sebelum membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Hal inilah yang
menurut Notonagoro disebut sebagai kausa materialis pancasila. Kemudian dalam proses
pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara
Indonesia, dan secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat bangsa
dan negara Indonesia, dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu

3
dalam pengertian ini Pancasila sebagai suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan
ideologis ketahanan nasional Indonesia. (Kaelan : 2010 : 146)

Beberapa sifat ketahanan nasional:

1. Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak
mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama.
Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung
oleh pihak lain
2. Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara
serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan
dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan
berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan
bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan
diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya.
4. Konsultasi dan kerjasama
Dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa, hubungan kedua
belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan
dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan
tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata.

B. Hakikat dan Konsep Bela Negara


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. (Hadi
Wiyono, Isworo : 2007 : 3)

4
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara
itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Bela negara menurut UU RI No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan


Keamanan Negara pasal 1 ayat (2) yaitu “Tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu, berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi negara, dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman
baik dari luar maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan
negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional, serta
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945”.

Indonesia terletak diposisi silang dunia, yaitu diantara dua benua dan dua samudra.
Posisi sangat strategis ini tentu akan mengundang ancaman juga bahaya dari luar,
terlebih saat melihat limpahan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala ancaman juga
bahaya maka setiap warga negara Indonesia wajib dan harus ikut serta melaksanakan
upaya bela negara.

Ketika bicara mengenai bela negara, tentu akan menyangkut perihal Ketahanan
Nasional. Sunarso (2013: 200) mendefinisikan ketahanan nasional sebagai “kondisi
dinamis suatu bangsa, keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalamyang secara
langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup

5
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya”. Sutarman (2011: 82-
83) menjelaskan hubungan/keterkaitan antara pembelaan negara atau bela negara dengan
ketahanan nasional meliputi:
1. Pembelaan Negara sebagai wujud partisipasi warga negara yang dilakukan secara
semesta dalam arti bahwa seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasi diri
guna menanggulangi setiap bentuk ancaman baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam negeri adalah dalam rangka memelihara dan meningkatkan
Ketahanan Nasional.
2. Perihal usaha atau upaya bela negara itu bagi warga negara bukan suatu kesadaran,
tetapi harus diterima sebagai suatu panggilan tugas dan kewajiban, karena ancaman
yang datang baik yang langsung maupun tidak langsung dapat timbul sewaktu -
waktu, dan pengingkaran terhadap kewajiban bela negara merupakan karapuhan
Ketahanan Nasional, yang pada gilirannya akan membahayakan identitas, keutuhan,
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasionalnya.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Cinta Tanah Air.
2.      Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
3.      Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4.      Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5.      Memiliki kemampuan awal Bela Negara.

C. Semangat Kebangsaan Negara Kesatuan


Adanya suatu negara dianggap karena hasil perjuangan dan kemauan rakyat
semuanya, oleh karena itu dalam menjalankan pemerintahan harus sesuai dengan aspirasi

6
dan kehendak rakyat. Pemerintah akan kuat dan akan menjalankan fungsinya dengan baik
apabila diakui dan didukung rakyatnya. Namun, sebaliknya ia akan lemah dan kurang
mampu menjalankan fungsinya apabila tidak diakui dan (LandasanTeori, 1992) tidak
didukung oleh rakyatnya. Bangsa Indonesia berusaha mendirikan negara dan
menjalankan pemerintahannya berdasarkan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat
Indonesia, negara yang demikianlah adalah negara yang didirikan dengan menggunakan
semangat kebangsaan. Dari pengertian tersebut, masyakarat diharapkan untuk
bertanggung jawab, demi mempertahankan, memajukan, dan menjaga kelestarian sampai
akhir kelak. (86240-none-5efd079f.pdf, t.t.)

Perwujudan semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara


Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam nasionalisme dan patriotisme bagi
bangsa Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :

1) Sebelum Masa Kebangkitan Nasional


Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme
sebelum kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada
pemimpin, belum terorganisir dan tujuan perjuangan belum jelas.

2) Masa Kebangkitan Nasional


Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat
nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak
berdirinya Budi Utomo merupakan titik awal kesadaran nasionalisme. Masa ini
disebut angkata nperintis, sebab disamping merintis kesadaran nasional juga
merintis berdirinya organisasi.  

3) Masa sumpah pemuda


Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa
Indonesia. Yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa
Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu nilai
persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang

7
menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang
mencapai kemerdekaan.

4) Masa proklamsi kemerdekaan


Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan
bangsa Indoensia, juga merupakan  wujud perjuangan yan gberdasarkan
persatuan Indonesia. Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat persatuan
dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis mencapai tonggak sejarah
yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan. Proklamasi
kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan mengantarkan bangsa
Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang merdeka, berdaulat,
adil dan makmur.

Wujud semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara


Kesatuan Republik Indonesia yang dapat digali dari perjuangan bangsa Indonesia antara
lain Pancasila sebagai dasar Negara, Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan,
Bendera merah putih sebagai bendera Negara, dan Garuda Pancasila sebagai lambang
Negara.

D. Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional


A. Urgensi
Urgensi jika dilihat dari bahasa Latin “urgere” yaitu (kata kerja) yang berarti
mendorong. Jika dilihat dari bahasa Inggris bernama “urgent” (kata sifat) dan dalam
bahasa Indonesia “urgensi” (kata benda). Istilah urgensi merujuk pada sesuatu yang
mendorong kita, yang memaksa kita untuk diselesaikan.Dengan demikian
mengandaikan ada suatu masalah dan harus segera ditindaklanjuti Urgensi yaitu kata
dasar dari “urgen” mendapat akhiran “i” yang berarti sesuatu yang jadi bagian atau
yang memegang pimpinan yang terutama atau unsur yang penting. (LandasanTeori,
1992)

8
Bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela
negara secara fisik adalah memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara
militer). Bela negara secara fisik pengertiannya lebih sempit daripada bela negara
secara nonfisik. (Oleh, t.t.)

 Bela Negara Secara Fisik


Bela negara secara fisik pengertiannya lebih sempit daripada bela
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan
dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar
Kemiliteran. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti
Resimen Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan
Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
(OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lain-lain. Rakyat
Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan
Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang
disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat
terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat
Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat.

 Bela Negara Secara Nonfisik


Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa bela negara tidak selalu
harus berarti “memanggul senjata menghadapi musuh” atau bela negara
yang militerisitik.Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara
nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan
pengabdian sesuai dengan profesi. Pendidikan kewarganegaraan diberikan
dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal
(sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur nonformal (sosial kemasyarakatan).

9
B. Ancaman dan Tantangan Ketahanan Nasional
Ancaman dibedakan menjadi 2 yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer. 
1. Ancaman militer merupakan ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata
yang dinilai mampu membahayakan negara.

Contoh Ancaman Militer


a.) Dari dalam negeri
 Gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dan membuat negara baru).
 Pengrusakan lingkungan secara besar-besaran.
 Sabotase dari dalam negeri.
 Aksi terorisme dari dalam negeri.
 Pemberontakan bersenjata.
 Aksi kekerasan dan kejahatan yang berbau SARA.
b.) Dari luar negeri
 Agresi.
 Spionase.
 Sabotase.
 Pelanggaran wilayah oleh negara lain.
 Aksi teror melalui jaringan internasional.

2. Ancaman non-militer (nirmiliter) adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan


bersenjata namun jika tetap dibiarkan akan merugikan negara, bahkan dapat
membahayakan negara. 
Contoh Ancaman Non-militer
a.) Dari dalam negeri
 Kemiskinan.
 Kebodohan.
 Keterbelakangan.

10
 Narkoba.
b.) Dari luar negeri 
 Pengaruh arus globalisasi.
 Jaringan narkoba internasional.
 Maraknya media propaganda asing.

Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan suatu


bangsa atau negara.

1.      Di Bidang Politik

Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif
dan responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau
mendengarkan aspirasi rakyat artinya pemerintah ini tidak Meskipun telah
diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin semua suara serta partisipasi
rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih sering
manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada tidak
meratanya pemberian hak suara kepada rakyat .

2.      Di Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi kemiskinan menjadi ancaman bagi Ketahanan Nasional.


Suatu kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah yang besar di
Indonesia. Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga
masih tergolong miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang
masih hidup miskin banyak sekali. Kondisi penduduk demikian tidak mendukung
adanya Ketahanan Nasional yang kuat. Oleh karena itu kemiskinan merupakan
tatangan yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan
Ketahanan Nasional yang tangguh.

3.      Di Bidang Sosial Budaya

11
Dalam bidang sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat
Indonesia  mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya
dan suku bangsa yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering dijadikan
alat untuk memecah belahkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konflik
yang terjadi akibat dari perbedaan ras dan golongan.

4.      Di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan


NKRI jangan sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan
Pulau Sipadan diambil  oleh negara lain. Apalagi kita tahu RI memiliki batas wilayah
dilaut dengan 10 negara tetangga, yaitu dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Vietnam, Philipina, Pulau, PNG, Australia dan Timor Leste berbatasan dengan RI di
darat. Baik perbatasan di laut maupun di darat masalah penegasan dan penetapan
batas internasional tersebut sampai sekarang belum tuntas karena masih ada kantung-
kantung sepanjang garis batas yang belum tertutup (belum ada kesepakatan bersama
dalam penentuan batas negara maupun yang bermasalah). Sebagai contoh, di
perbatasan darat antara RI-Malaysia di Kalimantan terdapat 10 permasalahan batas
yang masih perlu penyelesaian. Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di
daerah batasan dengan menempatkan TNI di daerah perbatasan.

Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan


menempatkan TNI di daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan
mengambil tindakan cepat untuk melakukan negosiasi dengan pemerintahan negara
lain tentang batas wilayah. Jikatindakan represif tidak berjalan, kita bisa saja
melakukan konfontrasi dengan negara yang bersangkutan seperti yang dilakukan
Indonesia kepada Malaysia tahun 1960-an

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, ketahanan nasional adalah perihal keteguhan hati untuk
memperjuangkan kepentingan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis
suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara
langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya

Peran seluruh warga negara sangat diperlukan dalam hal ini. Sebagai warga negara
Indonesia harus menjaga pertahanan dan keamanan negara demi menjaga kedaulatan negara
untuk mempertahankan martabat dan keutuhan bangsa. Begitupun generasi muda, sebagai
generasi penerus bangsa, sudah seharusnya mampu menjaga keutuhan negara untuk
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Endang Zaelani Sukaya, Achmad Zubaidi, Sartini, dan Parmono. 2000. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Paradigma

Herdianto Herdianto dan Handayama Jumanta. 2010. Cerdas, Kritis, dan Aktif
Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga

Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : Paradigma

Kementrian Pertahanan Indonesia. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Jakarta: Kementrian
Pertahanan Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jendral Dewan Ketahanan Nasional

86240-none-5efd079f.pdf. (t.t.). Diambil dari https://media.neliti.com/media/publications/86240-

none-5efd079f.pdf

Kusrahmadi, S. D. (t.t.). KETAHANAN NASIONAL. 15.

LandasanTeori, A. (1992). BAB II LANDASAN TEORI. 36.

Oleh, D. (t.t.). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA. 12.

14

Anda mungkin juga menyukai