Anda di halaman 1dari 2

SINOPSIS

SENDRATARI HARI JADI KABUPATEN BANJARNEGARA

Sendratari ini menggambarkan sejarah lahirnya Kabupaten Banjarnegara yaitu tanggal 26


Februari 1571, hal tersebut berdasar atas peristiwa diangkatnya Jaka Kaiman pada tanggal 22
Februari 1571 oleh Sultan Pajang sebagai Adipati Wirasaba setelah peristiwa terbunuhnya
Wargohutomo I akibat fitnah Demang Ki Ageng Toyareka pada tragedi Sabtu Pahing yaitu pada
saat Adipati Wirasaba mendapat titah Sultan agar mempersembahkan salah seorang putrinya
untuk dijadikan Garwa Ampean atau selir. Sang Adipati berangkat ke Pajang mempersembahkan
putri bungsunya yang bernama Rara Sukartiyah.

Pada masa kecilnya, Rara pernah dijodohkan dengan putra saudaranya yaitu Ki Ageng
Toyareka, namun setelah dewasa Rara Sukartiyah menolak untuk berumahtangga dan bercerai
sebelum berkumpul. Karena sakit hati akan kehilangan Rara Sukartiyah, Ki Ageng Toyareka
kemudian menyusul ke Pajang dan membuat fitnah dengan mengatakan kepada sultan bahwa
wanita itu sudah menjadi isterinya. Padahal menyerahkan seseorang yang sudah bersuami untuk
dijadikan sebagai selir sultan dianggap sebagai sebuah penghinaan. Setelah menerima pengaduan
Ki Ageng Toyareka yang juga merupakan adik Wargahutama I, Sultan Hadiwijaya sangat murka
sehingga diutuslah prajurit (gandek) untuk menyusul Adipati Wirasaba dan membunuhnya.
Seteleh Ki Ageng Toyareka pergi dari Pajang, Sultan Hadiwijaya memanggil Rara Sukartiyah
meminta penjelasan akan aduan Ki Ageng Toyareka, mendengar pernyataan Rara Sukartiyah
akan fitnah Ki Ageng Toyareka Sultan Hadiwijaya sangat menyesal akan tindakanya yang
tergesa-gesa, segera diperintahkan patihnya agar menyusul prajurit yang diutus membunuh
Adipati Wirasaba agar membatalkannya.

Tidak lama utusan Sultan Pajang yang diutus untuk membunuh Adipati Wirasaba
bertemu dengan Adipati Wirasaba, ketika itu Adipati Wirasaba sedang makan di kediaman Kyai
Bener, duduk di serabi rumah dengan lauk nasi dan pindang angsa pada hari Sabtu Pahing. tidak
lama kemudian utusan patih dari Sultan Pajang tiba dan melambaikan tangan, isyarat tersebut di
salah artikan oleh utusan pertama sehingga langsung menusukan tombak ke dada Adipati
Wirasaba.
Setelah kematian Adipati Warga Utama I, Sultan Hadiwijaya mengutus Tumenggung
Tambakbaya mengirimkan surat kepada keluarga Adipati Wargo Utomo I di Wirasaba yang
isinya mengharapkan kehadiran salah satu putera Adipati Wargo Utomo I untuk menghadap
Sultan, namun tidak ada yang berani menghadap. Akhirnya Tumenggung Tambakbaya meminta
Joko Kaiman (menantu Adipati/suami R. Rara Kartimah) untuk memenuhi panggilann Sultan
menghadap ke Pajang. Atas persetujuan saudara-saudara iparnya, berangkatlah Joko Kaiman
menghadap Sultan Hadiwijaya di Pajang.

Sesampainya di Pajang, Sultan menjelaskan duduk permasalahan sehingga Adipati Wargo


Utomo I terbunuh dan menyampaikan permohonan maaf kepada semua putera Adipati dan
masyarakat Wirasaba. Dalam kesempatan itu pula, Sultan Hadiwijaya mengangkat Joko Kaiman
menjadi Bupati Wirasaba menggantikan Adipati Wargo Hutomo I yang kemudian bergelar
Adipati Wargo Hutomo II. Saat itu, Jaka Kaiman tidak menyangka diangkat menjadi Bupati
Wirasaba menggantikan mertuanya pada 27 Ramadhan 978 H atau 22 Februari 1571. Ia bahkan
berangkat ke Pajang dalam rangka mewakili ipar-iparnya yang takut menghadap Sultan Pajang,
takut dibunuh sebagaimana Wargo Hutomo I. Maka wajar dan sadar diri bahwa ia hanya anak
menantu, pada saat pertemuan kedua dengan Sultan Pajang pada saat Hari Raya Idul Fitri
atau 1 Syawal 978 H, tepatnya pada Senin Pon 26 Februari 1571, Jaka Kaiman
mengusulkan untuk membagi Kadipaten Wirasaba menjadi 4, yaitu Wirasaba, Kejawar,
Merden (Pamerden) dan Banjar Petambakan, dan hal itu disetujui oleh Sultan
Hadiwijaya, sehingga begitu pulang dan sampai di Wirasaba, ia langsung membagi
Wirasaba menjadi empat yaitu:

1. Kabupaten Wirasaba diserahkan kepada Kyai Ngabei Wargo Wijoyo;


2. Kabupaten Merden, diserahkan kepada Kyai Ngabei Wiro Kusumo;
3. Kabupaten Banjar Petambakan diserahkan kepada Kyai Ngabei Wiroyudo, dan
4. Kabupaten Banyumas di Daerah Kejawar dipimpin sendiri oleh Wargo Hutomo II.

Demikianlah sehingga tanggal 26 Februari 1571 dijadikan hari lahir Kabupaten Banjarnegara.

Anda mungkin juga menyukai