Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEBIJAKAN PEMERINTAH

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Keuangan Publik

Dosen Pengampu:
Latifah Hanum, M.S.A, A.k.

Diusulkan oleh Kelompok 2:

1. Kharissima Ndaru Amallia 2050302407111027 Angkatan 2020


2. Nurid Dhukha 205030401111022 Angkatan 2020
3. Safira Salsabilla 205030401111019 Angkatan 2020

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga penyusunan makalah dengan judul “Kebijakan Pemerintah” dapat kami
selesaikan, guna menambah wawasan mengenai efisiensi, pasar dan pemerintahan dalam
keuangan publik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan


berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Maka dari itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Latifah Hanum, M.S.A, A.k selaku dosen mata kuliah Keuangan Publik, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya yang telah membimbing dengan baik
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
2. Teman-teman kelas dan kelompok yang telah memberikan dorongan serta dukungan
dalam penulisan makalah ini.

Kritik dan saran yang sangat membangun juga kami harapkan dan akan kami terima.
Sehingga makalah ini kami harapkan dapat memberikan manfaat berupa ilmu yang berguna
bagi pembaca sekalian.

Malang, Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5

1.3 Tujuan....................................................................................................5

1.4 Manfaat..................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Kebijakan Pemerintah................................6

2.2 Isi dan Model Kebijakan Pemerintah......................................................7

2.3 Proses Perumusan Kebijakan Pemerintahan.........................................9

2.4 Pengesahan Kebijakan Pemerintahan..................................................10

2.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Kebijakan Pemerintahan............................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

3.1 Kesimpulan...........................................................................................12

3.2 Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan fiskal memiliki dua instrumen pokok, yaitu perpajakan (tax policy).
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencanadalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak (tentag organisasi,atau
pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis
pedomanuntuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran tertentu. Kebijakan
pemerintah pada hakikatnya merupakan kebijakan yang ditujukan untuk publik dalam
pengertian yang seluas-luasnya (negara, masyarakat dalam berbagai status serta untuk
kepentingan umum), baik itu dilakukan secara langsung maupun tidak secara langsung
yang tercermin pada berbagai dimensi kehidupan publik. Oleh karena itu, kebijakan publik
sering disebut sebagai kebijakan publik.

Kebijakan dalam pengertian pilihan untuk melakukan atau untuk tidak melakukan
mengandung makna adanya kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan, kehendak
mana dinyatakan berdasarkan otoritas yang dimiliki untuk melakukan pengaturan dan jika
perlu dilakukan pemaksaan. Pernyataan kehendak oleh otoritas dikaitkan dengan konsep
pemerintah yang memberikan pengertian atas kebijakan yang dialkukan oleh pemerintah
yang disebut sebagai kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah dapat berkonotasi
sebagai kebijakan negara ketika pemerintah yang melakukan adalah diarahkan pada
pemerintah negara. Kalau kebijakan pemerintah dipahami dari saran yang akan dicapai
(diatur) di mana sasarannya adalah publik tidak saja dalam pengertian negara akan tetapi
dalam pengertian masyarakat dan kepentingan umum maka kebijakan pemerintah dapat
dikategorikan sebagai kebijakan publik.

Kebijakan pemerintah

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dan ruang lingkup kebijakan pemerintah?
2. Bagaimana isi dan model dari kebijakan pemerintah?
3. Bagaimana proses perumusan dan kebijakan dalam pemerintahan?
4. Bagaimana pengesahan kebijakan yang dilakukan dalam pemerintahan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi dan ruang lingkup kebijakan pemerintah.
2. Mengetahui tentang isi dan model kebijakan pemerintah.
3. Mengetahui tentang proses perumusan dan kebijakan dalam pemerintahan.
4. Mengetahui tentang pengesahan kebijakan dalam pemerintahan.
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Bagi penulis sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang lebih luas
lagi sehingga dapat dijadikan pembelajaran dalam menulis makalah lain.
2. Bagi Pembaca
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta menjadi referensi terkait Kebijakan Pemerintah dalam keuangan
publik.
3. Bagi Penulis Lain
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan masukan dan
sumber informasi kepada para penulis lain dalam makalah selanjutnya terkait
Kebijakan Pemerintah dalam keuangan publik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Kebijakan Pemerintah

Istilah kebijakan dan kebijaksanaan memiliki makna yang berbeda. Istilah kebijakan
dalam bahasa inggris yaitu policy yang dibedakan dari kata kebijaksanaan dan kebajikan
(Abidin, 2012). Kebijakan memiliki makna tindakan berisi aturan yang terkandung dalam
sebuah kebijaksanaan. Sementara kebijaksanaan adalah program, kegiatan, atau strategi
yang digunakan oleh sejumlah orang atau kelompok dan dilaksanakan serta memiliki
pengaruh besar dalam pencapaian suatu tujuan tertentu.

Kata pemerintah berasal dari kata “Perintah” yang memiliki makna menyuruh untuk
melakukan sesuatu. Pemerintah adalah kekuasaan memerintah kekuasan negara atau
badan-badan, organ-organ, dan lembaga negara yang memerintah suatu negara.
Kemudian pemerintahan dapat diartikan sebagai perbuatan, cara, atau perilaku dalam
memerintah negara. Kebijakan pemerintah secara umum dapat diartikan sebagai tindakan
atau perilaku yang dipilih dan dilaksanakan secara sah oleh pemerintah kepada seluruh
anggota masyarakat untuk menyelesaikan masalah untuk mencapai tujuan bersama. Dari
definisi tersebut kebijakan pemerintah memiliki 6 implikasi yang meliputi:

1. Kebijakan pemerintah berbentuk tindakan yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti
program, strategi, dan taktik.
2. Tindakan pemerintah ini kemudian akan dilaksanakan dan dialokasikan kepada seluruh
masyarakat dan bersifat mengikat.
3. Tindakan pemerintah ini berasal dari lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Di mana
lembaga-lembaga ini mempunyai kewenangan hukum, politik, dan finansial. untuk
melaksanakannya.
4. Tindakan pemerintah ini bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat.
5. Tindakan yang dilakukan pemerintah mempunyai tujuan tertentu.
Menurut Mifta Thoha dalam Administrasi Fisip Unpatti, 2019 mengemukakan bahwa
ruang lingkup kebijakan pemerintah terdiri dari beberapa hal yang meliputi:

1) Adanya partisipasi masyarakat


Adanya partisipasi masyarakat sangat penting untuk memberikan kritik, saran, serta
pemikiran bagi pemerintah. Hal ini untuk mendapatkan cara atau alternatif terbaik untuk
memecahkan masalah.

2) Adanya kerangka kerja policy


Kerangka kerja kebijakan adalah batas kajian yang mengkonstruksi semua faktor
potensial yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah atau dalam hal pembuatan
kebijakan pemerintah.
3) Adanya strategi-strategi policy
Pembuat kebijakan harus mampu mengamati semua permasalahan secara jeli untuk
dapat menetapkan strategi yang sesuai dan dapat diandalkan.
4) Adanya kejelasan tentang kepentingan masyarakat
Kepentingan masyarakat umum itu hendaknya memberikan keseimbangan dengan
kepentingan pribadi yang terorganisasikan sebelum diputuskan sebagai kebijakan.
5) Adanya kelembagaan lebih lanjut dan kemampuan kebijakan pemerintahan
Suatu kebijakan yang baik sangat ditentukan oleh adanya pendirian lembaga riset yang
mengenal kebijakan negara atau pemerintah yang bersifat independen.
6) Adanya isi kebijakan dan evaluasinya
Adanya pembuatan kebijakan negara/pemerintah didasarkan pada kebijakan yang
nyata. Studi kebijakan pemerintah ini memiliki isi berbeda antara masa lalu dan masa
sekarang. Meskipun begitu, kedua telah memberikan andil dalam proses pembuatan
kebijakan menjadi lebih baik.
2.2 Isi dan Model Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah pasti memiliki kandungan atau isi tertentu. Menurut Hoogerwerf
(1997) dalam Administrasi Fisip Unpatti, 2019 menyebutkan bahwa ada lima isi dari
kebijakan yang meliputi:

1. Masalah Kebijakan
Masalah-masalah yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh kejadian-kejadian tertentu
yang berpengaruh pada orang-orang secara berbeda-beda. Adanya permasalahan di
masyarakat ini tentu saja harus segera dipecahkan. Untuk itu, suatu kebijakan pemerintah
dapat menjadi upaya untuk memecahkan, mengurangi, atau mencegah suatu masalah
tertentu.
2. Asas, Norma, dan Tujuan Kebijakan
Asas memiliki makna aturan tingkah laku secara umum. Norma adalah aturan tingkah
laku yang lebih khas. Tujuan kebijakan adalah keinginan atau kebutuhan rakyat banyak
yang hendak diwujudkan melalui kebijakan itu.

3. Sarana-sarana Kebijakan
Sarana kebijakan adalah sesuatu yang dipergunakan atau dapat dipergunakan oleh
pemerintah untuk memperlancar tercapainya tujuan. Sarana kebijakan mempunyai
hubungan dengan tujuan kebijakan. Hal ini karena sarana dapat terwujud setelah tujuan
kebijakan ditetapkan.

4. Aktivitas Kebijakan
Pelaksanaan kebijakan dapat dibedakan berdasarkan mobilitas dan alokasi sarana.
Mobilisasi sarana adalah penyediaan sarana untuk pelaksanaan kebijakan. Sementara
alokasi menunjukkan kuantitas dan sarana tertentu untuk suatu tujuan tertentu.

5. Urutan Waktu dan Kecepatan Kebijakan


Pemilihan waktu suatu kebijakan berkaitan dengan tujuan, sarana, dan aktivitas
kebijakan. Urutan waktu sebuah kebijakan akan menentukan kecepatan pelaksanaannya.
Meskipun demikian antara urutan waktu dan kecepatan kebijakan harus dapat dibedakan.

Model-model kebijakan pemerintah telah berkembang sesuai kemajuan zaman,


kondisi suatu negara serta kerangka berfikir dari masing-masing pembuat model. Model
kebijakan pemerintahan negara tersebut meliputi:
1. Model kelembagaan/Institusional Kebijakan sebagai Hasil dari Lembaga
Model kelembagaan ini disebut juga model tradisional, dimana memiliki fokus pada
struktur organisasi pemerintahan. Hal ini karena kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan
berpusat pada lembaga negara seperti lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Kelemahan dari model ini adalah kurangnya analisa terkait hubungan antara lembaga-
lembaga pemerintahan dengan kebijakan negara. Terlebih hubungan antara lembaga dan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap isi kebijakan negara.

2. Model Elit-Massa (Kebijakan sebagai Preferensi Elit)


Dalam model elit massa kebijakan negara ditentukan oleh kelompok elit dan pejabat
hanya sekedar pelaksana-pelaksana dari kebijakan yang telah diciptakan oleh kelompok elit
tersebut. Rakyat tidak mengetahui informasi tentang kebijakan negara dan tidak dapat
menyampaikan aspirasi mereka maka banyak tuntutan dan keinginan rakyat yang tidak
terpenuhi. Kelemahan model ini adalah kebijakan negara yang dibuat lebih ditujukan pada
kepentingan kelompok elit dibandingkan masyarakat.

3. Model Kelompok (Kebijakan sebagai Keseimbangan)


Dalam model ini menyebutkan bahwa kebijakan negara merupakan suatu usaha
pembuat kebijakan untuk menghindari konflik kelompok dan menjaga keseimbangan di
dalam kehidupan dan perjuangan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kelompok dapat
menjadi penghubung antara individu dengan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa politik
benar-benar dapat mempengaruhi kebijakan negara melalui perjuangan dalam
kelompok.Kelemahan dari model kelompok ini adalah terlalu memperhatikan peranan faktor
luar dengan mengabaikan faktor dalam organisasi pemerintahan dalam hal perumusan
kebijakan negara.

4. Model Proses (Kebijakan sebagai Suatu Aktivitas Politik)


Ide dari model ini menunjukkan bahwa kebijakan sebagai suatu aktivitas politik yang
terdiri dari kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, pengesahan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan dan evaluasinya. Model ini menekankan pada proses bagaimana
tahapan aktivitas politik yang dilakukan dalam proses membentuk kebijakan negara.
Kekurangan dari model ini adalah dipandang terlalu sempit apabila dibandingkan dengan
model lainnya.

5. Model Sistem (Kebijakan sebagai Hasil dari Sistem)


Ide model sistem menyebutkan bahwa adanya kebijakan negara itu sebagai hasil dari
sistem politik suatu negara dalam merespon tuntutan dari lingkungannya. Lingkungan
dipandang sebagai input sistem politik dan program-programnya dipandang sebagai output
sistem politik. Suatu sistem politik ini saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain
dalam mengalokasikan nilai-nilai bagi masyarakat. Kelemahan dari model sistem ini adalah
tidak dijelaskan secara luas dan terperinci tentang isi dan proses konversi dari sistem politik
tersebut.

6. Model Rasional-Komprehensif (Kebijakan sebagai Penciptaan Tujuan yang Efisien)


Model ini menyatakan bahwa suatu kebijakan harus dirancang secara tepat dan rasional
untuk memaksimalkan nilai bersih. Dalam pembuatan kebijakan secara rasional diperlukan
suatu pembuatan keputusan yang mampu mempermudah tercapainya rasionalitas dalam
perumusan kebijakan. Kelemahan model ini adalah sulitnya mencapai kebijakan rasional
oleh para pembuat kebijakan dapat menghasilkan kebijakan negara yang bersifat optimal.

7. Model Inkrementalis (Kebijakan sebagai Kelanjutan Masa Lalu)


Model ini menyatakan bahwa kebijakan pemerintah yang ada saat ini adalah lanjutan
dari kebijakan di masa lalu dengan beberapa modifikasi. Hal ini membuat pembuat
kebijakan tidak harus mengadakan peninjauan kembali setiap tahunnya serta pembuat
kebijakan dapat menerima program-program yang telah ada dan setuju untuk melanjutkan
kebijakan tersebut. Kelemahan dari model ini adalah cenderung mengabaikan pembaruan
sosial dan hanya memusatkan perhatiannya pada tujuan jangka pendek dan hanya
mencapai beberapa variasi.

2.3 Proses Perumusan Kebijakan Pemerintahan

Dalam perumusan kebijakan pemerintah memerlukan proses yang harus dilalui dan
dalam perjalanannya tentunya muncul beberapa masalah. Adanya masalah ini haruslah
segera diresapi dan ditanggulangi. Selain itu, adanya masalah yang muncul perlu ditanggapi
dengan positif baik dari masyarakat maupun oleh para pembuat kebijakan. Untuk itu dalam
mengkaji masalah dan kemudian merumuskan masalah secara benar adalah tugas utama
dari pembuat kebijakan sehingga diperlukan kapasitas yang cukup dalam melaksanakan
tugas ini.

Jumlah agenda yang begitu banyaknya dalam masyarakat diperlukan agenda


kebijakan yang berbeda-beda untuk mengatasi masalah yang berbeda dan bisanya masalah
terpenting akan berada pada agenda pertama. Agenda kebijakan ini dibedakan menjadi dua
yaitu agenda sistemik dan agenda pemerintah. Agenda sistemik terdiri atas semua
isu/permasalahan yang dipandang secara umum oleh masyarakat dan mendapat perhatian
publik. Sementara agenda pemerintah adalah hal-hal atau isu yang secara tegas
memerlukan peran aktif dan serius dari pemerintah atau pembuat keputusan. Masalah yang
muncul pada kedua agenda ini adalah masuknya problem umum ke dalam agenda
pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena tidak semua pembuat keputusan menaruh perhatian
dan minat pada problem tersebut.
2.4 Pengesahan Kebijakan Pemerintahan

Proses perumusan usulan kebijakan pemerintah tidak dapat lepas dari proses yang telah
dilalui sebelumnya. proses perumusan masalah adalah kegiatan menyusun dan
mengambangkan program pemerintah dalam hal mengatasi masalah tertentu. Untuk dapat
membuat perumusan usulan kebijakan ini diperlukan beberapa proses yang meliputi:

1. Mengidentifikasikan alternatif.
2. Merumuskan alternatif.
3. Menilai masing-masing alternatif yang tersedia.
4. Memilih alternatif yang paling memuaskan atau paling memungkinkan dilakukan.
Nyatanya dalam perumusan kebijakan bukanlah hal yang mudah. Setiap aktor
administrator dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian dalam hal merumuskan
kebijakan. Disamping itu mereka harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perumusan usulan kebijakan. Faktor tersebut meliputi adanya tekanan dari
luar, adanya pengaruh kebiasaan lama, adanya pengaruh sifat pribadi, adanya pengaruh
kelompok lama, dan adanya pengaruh keadaan masa lalu.

Setelah memilih usulan kebijakan yang dinilai baik dan sesuai maka akan dilakukan
proses pengesahan oleh pemerintahan. Pengesahan terhadap kebijakan pemerintah dapat
diartikan sebagai penentuan kebijakan akhir oleh pemerintah. Dalam negara yang menganut
prinsip demokrasi maka landasan utama dalam proses pengesahan akan dilakukan secara
musyawarah apabila dari proses musyawarah mengalami jalan buntu akan dilanjutkan
dengan pemungutan suara atau voting.

2.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Kebijakan Pemerintah

Langkah selanjutnya setelah melakukan pengesahan adalah proses pelaksanaan


kebijakan pemerintah. Proses pelaksanaan kebijakan adalah langkah-langkah dalam
penggunaan sarana yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain
pelaksanaan kebijakan adalah bentuk implementasi atas kebijakan pemerintah yang telah
dibuat. Dimana pada tahap pengimplementasiannya juga akan memiliki dampak dan
konsekuensi pada saat pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah tidak selamanya dapat berjalan dengan


baik. Pastinya akan ada beberapa hambatan yang meliputi:

1. Hambatan politik dan ekonomi.


2. Kelemahan institusi.
3. Ketidakmampuan SDM di bidang teknis dan administratif.
4. Kurangnya bantuan teknis.
5. Kurangnya Desentralisasi dan partisipasi.
6. Sistem informasi yang kurang mendung.
Setelah kebijakan pemerintah tersebut dilaksanakan pasti akan ada kegiatan
evaluasi. Kegiatan evaluasi adalah langkah terakhir yang dilakukan untuk menilai
bagaimana isi kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan dampak kebijakan tersebut kepada
masyarakat. Dampak kebijakan ini memiliki beberapa macam dimensi meliputi:

1. Dampak yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.


2. Dampak terhadap situasi yang bukan sasaran utama.
3. Dampak yang terjadi pada masa sekarang dan masa depan.
4. Dampak terhadap biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Kegiatan evaluasi ini selain untuk menilai keberlangsungan kebijakan juga memiliki 2
tujuan. Pertama, menilai hal-hal secara keseluruhan proses kebijakan dan kedua, sebagai
usaha sistematis untuk menilai manfaat program-program pemerintah. Namun pada
realitanya banyak tujuan kebijakan yang tidak tercapai hal ini disebabkan karena
tersedianya sumber daya yang terbatas, kesalahan dalam pengadministrasian kebijakan
publik, masalah-masalah yang sering timbul, respon masyarakat yang kurang baik, dan
sebagainya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas mengenai kebijakan pemerintah dapat disimpulkan bahwa


kebijakan pemerintah berbentuk tindakan yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti
program, strategi, dan taktik. Tindakan pemerintah ini kemudian akan dilaksanakan dan
dialokasikan kepada seluruh masyarakat dan bersifat mengikat, berasal dari lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta lembaga-lembaga tersebut mempunyai kewenangan
hukum, politik, dan finansial. untuk melaksanakannya.Tindakan pemerintah ini bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Masalah Kebijakan. Isi
dari kebijakan pemerintah sendiri meliputi asas, norma, dan tujuan kebijakan, sarana-sarana
kebijakan, aktivitas kebijakan, serta urutan waktu dan kecepatan kebijakan. Model-model
kebijakan pemerintah telah berkembang sesuai kemajuan zaman, kondisi suatu negara
serta kerangka berfikir dari masing-masing pembuat model. Proses perumusan usulan
kebijakan pemerintah tidak dapat lepas dari proses yang telah dilalui sebelumnya. Proses
perumusan masalah adalah kegiatan menyusun dan mengambangkan program pemerintah
dalam hal mengatasi masalah tertentu. Untuk dapat membuat perumusan usulan kebijakan
ini diperlukan beberapa proses yang meliputi: mengidentifikasikan alternatif., merumuskan
alternatif, menilai masing-masing alternatif yang tersedia, serta memilih alternatif yang paling
memuaskan atau paling memungkinkan dilakukan. Langkah selanjutnya setelah melakukan
pengesahan adalah proses pelaksanaan kebijakan pemerintah. Proses pelaksanaan
kebijakan adalah langkah-langkah dalam penggunaan sarana yang dipilih untuk mencapai
suatu tujuan. Dengan kata lain pelaksanaan kebijakan adalah bentuk implementasi atas
kebijakan pemerintah yang telah dibuat. Dimana pada tahap pengimplementasiannya juga
akan memiliki dampak dan konsekuensi pada saat pelaksanaannya.

3.2 Saran

Dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentu akan memiliki
dampak positif dan dampak negatif atau adanya pro dan kontra yang terjadi dalam
masyarakat. Sehingga agar tercipta keadaan yang kondusif dan kesejahteraan pada
masyarakat pembuatan kebijakan harus melihat berbagai aspek kehidupan dan harus bisa
memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Pada realitanya banyak tujuan kebijakan yang
tidak tercapai hal ini disebabkan karena tersedianya sumber daya yang terbatas, kesalahan
dalam pengadministrasian kebijakan publik, masalah-masalah yang sering timbul, respon
masyarakat yang kurang baik, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian
khusus dari pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S. (2012). Kebijakan Publik Edisi 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Administrasi Fisip Unpatti. (2019). Kebijakan Pemerintahan. Diakses melalui:


https://adm.fisip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Bahan-Ajar-Kebijakan-
Pemerintahan-dikonversi.pdf. Pada tanggal 28 Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai