KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dosen Pengampu:
Latifah Hanum, M.S.A, A.k.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga penyusunan makalah dengan judul “Kebijakan Pemerintah” dapat kami
selesaikan, guna menambah wawasan mengenai efisiensi, pasar dan pemerintahan dalam
keuangan publik.
1. Ibu Latifah Hanum, M.S.A, A.k selaku dosen mata kuliah Keuangan Publik, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya yang telah membimbing dengan baik
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
2. Teman-teman kelas dan kelompok yang telah memberikan dorongan serta dukungan
dalam penulisan makalah ini.
Kritik dan saran yang sangat membangun juga kami harapkan dan akan kami terima.
Sehingga makalah ini kami harapkan dapat memberikan manfaat berupa ilmu yang berguna
bagi pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
3.1 Kesimpulan...........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan dalam pengertian pilihan untuk melakukan atau untuk tidak melakukan
mengandung makna adanya kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan, kehendak
mana dinyatakan berdasarkan otoritas yang dimiliki untuk melakukan pengaturan dan jika
perlu dilakukan pemaksaan. Pernyataan kehendak oleh otoritas dikaitkan dengan konsep
pemerintah yang memberikan pengertian atas kebijakan yang dialkukan oleh pemerintah
yang disebut sebagai kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah dapat berkonotasi
sebagai kebijakan negara ketika pemerintah yang melakukan adalah diarahkan pada
pemerintah negara. Kalau kebijakan pemerintah dipahami dari saran yang akan dicapai
(diatur) di mana sasarannya adalah publik tidak saja dalam pengertian negara akan tetapi
dalam pengertian masyarakat dan kepentingan umum maka kebijakan pemerintah dapat
dikategorikan sebagai kebijakan publik.
Kebijakan pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah kebijakan dan kebijaksanaan memiliki makna yang berbeda. Istilah kebijakan
dalam bahasa inggris yaitu policy yang dibedakan dari kata kebijaksanaan dan kebajikan
(Abidin, 2012). Kebijakan memiliki makna tindakan berisi aturan yang terkandung dalam
sebuah kebijaksanaan. Sementara kebijaksanaan adalah program, kegiatan, atau strategi
yang digunakan oleh sejumlah orang atau kelompok dan dilaksanakan serta memiliki
pengaruh besar dalam pencapaian suatu tujuan tertentu.
Kata pemerintah berasal dari kata “Perintah” yang memiliki makna menyuruh untuk
melakukan sesuatu. Pemerintah adalah kekuasaan memerintah kekuasan negara atau
badan-badan, organ-organ, dan lembaga negara yang memerintah suatu negara.
Kemudian pemerintahan dapat diartikan sebagai perbuatan, cara, atau perilaku dalam
memerintah negara. Kebijakan pemerintah secara umum dapat diartikan sebagai tindakan
atau perilaku yang dipilih dan dilaksanakan secara sah oleh pemerintah kepada seluruh
anggota masyarakat untuk menyelesaikan masalah untuk mencapai tujuan bersama. Dari
definisi tersebut kebijakan pemerintah memiliki 6 implikasi yang meliputi:
1. Kebijakan pemerintah berbentuk tindakan yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti
program, strategi, dan taktik.
2. Tindakan pemerintah ini kemudian akan dilaksanakan dan dialokasikan kepada seluruh
masyarakat dan bersifat mengikat.
3. Tindakan pemerintah ini berasal dari lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Di mana
lembaga-lembaga ini mempunyai kewenangan hukum, politik, dan finansial. untuk
melaksanakannya.
4. Tindakan pemerintah ini bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat.
5. Tindakan yang dilakukan pemerintah mempunyai tujuan tertentu.
Menurut Mifta Thoha dalam Administrasi Fisip Unpatti, 2019 mengemukakan bahwa
ruang lingkup kebijakan pemerintah terdiri dari beberapa hal yang meliputi:
Kebijakan pemerintah pasti memiliki kandungan atau isi tertentu. Menurut Hoogerwerf
(1997) dalam Administrasi Fisip Unpatti, 2019 menyebutkan bahwa ada lima isi dari
kebijakan yang meliputi:
1. Masalah Kebijakan
Masalah-masalah yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh kejadian-kejadian tertentu
yang berpengaruh pada orang-orang secara berbeda-beda. Adanya permasalahan di
masyarakat ini tentu saja harus segera dipecahkan. Untuk itu, suatu kebijakan pemerintah
dapat menjadi upaya untuk memecahkan, mengurangi, atau mencegah suatu masalah
tertentu.
2. Asas, Norma, dan Tujuan Kebijakan
Asas memiliki makna aturan tingkah laku secara umum. Norma adalah aturan tingkah
laku yang lebih khas. Tujuan kebijakan adalah keinginan atau kebutuhan rakyat banyak
yang hendak diwujudkan melalui kebijakan itu.
3. Sarana-sarana Kebijakan
Sarana kebijakan adalah sesuatu yang dipergunakan atau dapat dipergunakan oleh
pemerintah untuk memperlancar tercapainya tujuan. Sarana kebijakan mempunyai
hubungan dengan tujuan kebijakan. Hal ini karena sarana dapat terwujud setelah tujuan
kebijakan ditetapkan.
4. Aktivitas Kebijakan
Pelaksanaan kebijakan dapat dibedakan berdasarkan mobilitas dan alokasi sarana.
Mobilisasi sarana adalah penyediaan sarana untuk pelaksanaan kebijakan. Sementara
alokasi menunjukkan kuantitas dan sarana tertentu untuk suatu tujuan tertentu.
Dalam perumusan kebijakan pemerintah memerlukan proses yang harus dilalui dan
dalam perjalanannya tentunya muncul beberapa masalah. Adanya masalah ini haruslah
segera diresapi dan ditanggulangi. Selain itu, adanya masalah yang muncul perlu ditanggapi
dengan positif baik dari masyarakat maupun oleh para pembuat kebijakan. Untuk itu dalam
mengkaji masalah dan kemudian merumuskan masalah secara benar adalah tugas utama
dari pembuat kebijakan sehingga diperlukan kapasitas yang cukup dalam melaksanakan
tugas ini.
Proses perumusan usulan kebijakan pemerintah tidak dapat lepas dari proses yang telah
dilalui sebelumnya. proses perumusan masalah adalah kegiatan menyusun dan
mengambangkan program pemerintah dalam hal mengatasi masalah tertentu. Untuk dapat
membuat perumusan usulan kebijakan ini diperlukan beberapa proses yang meliputi:
1. Mengidentifikasikan alternatif.
2. Merumuskan alternatif.
3. Menilai masing-masing alternatif yang tersedia.
4. Memilih alternatif yang paling memuaskan atau paling memungkinkan dilakukan.
Nyatanya dalam perumusan kebijakan bukanlah hal yang mudah. Setiap aktor
administrator dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian dalam hal merumuskan
kebijakan. Disamping itu mereka harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perumusan usulan kebijakan. Faktor tersebut meliputi adanya tekanan dari
luar, adanya pengaruh kebiasaan lama, adanya pengaruh sifat pribadi, adanya pengaruh
kelompok lama, dan adanya pengaruh keadaan masa lalu.
Setelah memilih usulan kebijakan yang dinilai baik dan sesuai maka akan dilakukan
proses pengesahan oleh pemerintahan. Pengesahan terhadap kebijakan pemerintah dapat
diartikan sebagai penentuan kebijakan akhir oleh pemerintah. Dalam negara yang menganut
prinsip demokrasi maka landasan utama dalam proses pengesahan akan dilakukan secara
musyawarah apabila dari proses musyawarah mengalami jalan buntu akan dilanjutkan
dengan pemungutan suara atau voting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentu akan memiliki
dampak positif dan dampak negatif atau adanya pro dan kontra yang terjadi dalam
masyarakat. Sehingga agar tercipta keadaan yang kondusif dan kesejahteraan pada
masyarakat pembuatan kebijakan harus melihat berbagai aspek kehidupan dan harus bisa
memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Pada realitanya banyak tujuan kebijakan yang
tidak tercapai hal ini disebabkan karena tersedianya sumber daya yang terbatas, kesalahan
dalam pengadministrasian kebijakan publik, masalah-masalah yang sering timbul, respon
masyarakat yang kurang baik, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian
khusus dari pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA