Anda di halaman 1dari 20

Makalah

ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH DAN DESA

Diajukan untuk melengkapi tugas Mata Kuiah Pemerintahan Daerah dan Desa

Dosen Pembimbing:

Rizal Fahmi,S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok V

Putri Raudhatul Jannah (1906101010030)

Nanak Muharamiati (1906101010031)

Putri Alya (1906101010036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas untuk menunjang
kegiatan belajar semester 4 (empat), Mata Kuliah Pemerintahan Daerah dan Desa
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Syiah
Kuala (USK) dengan judul Organisasi Pemerintahan Daerah dan Desa.
Makalah ini ditentukan oleh Dosen Mata Kuliah Pemerintahan Daerah dan
Desa. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Rizal Fahmi, M.Pd
yang telah memberi tugas ini sehingga kami bisa mengerti apa yang dimaksud
dengan Organisasi Pemerintahan Daerah dan Desa.
Demikian makalah ini kami buat dengan harapan dapat berguna bagi kami
pembaca pada umumnya, dan Mahasiswa sendiri pada khususnya. Kami sebagai
penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan penyusunan
makalah ini dan mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Darussalam, 26 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 PENGERTIAN ORGANISASI PEMERINTAH...........................................3

2.2 ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH....................................................3

2.2.1 Pengertian Organisasi Pemerintah Daerah..............................................3

2.2.2 Susunan Organisasi Pemerintah Daerah..................................................4

2.3 ORGANISASI PEMERINTAH DESA..........................................................8

2.3.1 Pengertian Organisasi Pemerintah Desa..................................................8

2.3.2 Susunan Organisasi Pemerintah Desa.....................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1 Kesimpulan...................................................................................................15

3.2 Saran.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang ”Pemerintah Daerah”
yang kemudian direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah memberikan
peluang yang besar kepada daerah-daerah untuk mengatur penyelenggaraan
pemerintahan sampai pada level terendah tanpa mencederai konstitusi. Organisasi
perangkat daerah dalam konteks manajemen pemerintahan daerah merupakan
salah satu hal krusial yang tidak bisa diabaikan keberadaannya dalam rangka
mengemban amanah dimaksud. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Susunan dan Pengendalian Organisasi Perangkat Daerah
dilakukan dengan berpedoman pada peraturan pemerintah. Pemerintah daerah
adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Namun dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepala daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang
dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintahan daerah.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemerintahan
Desa sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945 adalah Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pengertian Desa
menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menyatakan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul,
dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Pasal 26 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, Kepala
Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan
Pembangunan Desa, pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa. Selanjutnya menurut Pasal 48 Undang-undang Nomor 6 Tahun

iii
2014, Perangkat Desa terdiri dari Sekretariat Desa, Pelaksanaan Kewilayahan, dan
Pelaksana teknis. Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pokok
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian organisasi pemerintah
2. Pengertian organisasi pemerintah daerah dan desa
3. Susunan organisasi pemerintah daerah
4. Susunan organisasi pemerintah desa

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk memahami pengertian organisasi pemerintah
2. Untuk memahami pengertian organisasi pemerintah daerah dan desa
3. Untuk mengetahui bagaimana susunan organisasi pemerintah daerah
4. Untuk mengetahui bagaimana susunan organisasi pemerintah desa

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ORGANISASI PEMERINTAH

Keorganisasian dapat diartikan sebagai berikut:


1. Bagaimana sifat sebuah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk
pencapaian suatu tujuan bersama.
2. Bagaimana sifat sebuah bentuk kerangka struktur dimana pekerjaan dari
beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
3. Bagaimana sifat sebuah bentuk pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-
hubungan lain didalam suatu kelompok orang-orang.
4. Bagaimana sifat sebuah bentuk sistem tentang aktifitas kerjasama dua orang
atau lebih dari suatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang
sebagian besar tentang persoalan silaturahmi.(Kencana Syafiie, 2013)

Organisasi pemerintah (government organization) merupakan salah satu


bentuk dari berbagai bentuk organisasi nirlaba. Lembaga pemerintah dibentuk
umumnya untuk menjalankan aktivitas layanan masyarakat luas. Tujuan yang
ingin dicapai biasanya peningkatan keamanan dan kenyamanan mutu pendidikan,
mutu kesehatan, dan keimanan. Segala aktivitas tersebut dilakukan semata-mata
untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan layanan tersebut di
masa yang akan datang.

2.2 ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH

2.2.1 Pengertian Organisasi Pemerintah Daerah


Organisasi pemerintahan daerah merupakan lembaga yang menjalankan
roda pemerintahan dengan sumber legitimasi yang berasal dari masyarakat. Oleh
karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara
pemerintah harus diimbangi dengan kinerja yang baik, sehingga pelayanan dapat
ditingkatkan secara efektif dan menyentuh pada masyarakat. Hal ini semakin

v
diperkuat dengan adanya pemberlakuan sistem desentralisasi pada tata
pemerintahan dalam era otonomi daerah. (Maiti & Bidinger, 1981)

2.2.2 Susunan Organisasi Pemerintah Daerah


1) Kepala Daerah
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan Walikota yang masing-
masing berkedudukan sebagai kepala dengan tugas dan wewenang sebagai
berikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama DPRD.
b. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah.
c. Menetapkan Peraturan daerah yang telah mendapat persetujuan bersama
DPRD.
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan daerah tentang APBD
kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.
f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dan melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (Idris & Si, 2010)

Wakil Kepala Daerah


Wakil kepala daerah ialah wakil dari pucuk pimpinan (kepala daerah) di
suatu wilayah pemerintahan. Sesungguhnya wakil kepala daerah punya
kedudukan yang setara dengan kepala daerah dalam menjalankan roda
pemerintahan, terkecuali dalam penentuan kebijakan. Tugas dari Wakil Kepala
Daerah (Wakada) sebagai berikut:
a. Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
b. Membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal
di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat
pengawasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta

vi
mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan
hidup.
c. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan
kota bagi wakil kepala daerah Provinsi.
d. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota.
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah.
f. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan
oleh kepala daerah.
g. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah
berhalangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, wakil kepala
daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah. Wakil kepala daerah
menggantikan kepala daerah sampai habis masa jabatannya apabila kepala daerah
meninggal dunia, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya selama 6 (enam) bulan secara terus menerus dalam masa
jabatannya.(Idris & Si, 2010)

2) Perangkat Pemerintah Daerah


Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah
yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah
Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.(Idris & Si, 2010)

vii
a. Perangkat Daerah Provinsi
Perangkat daerah pemerintah provinsi secara umum terdiri dari:
1) Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi, mempunyai
tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah
2) Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD
mempunyai tugas yaitu :
a. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
b. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
c. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
d. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan
daerah.
3) Dinas Daerah
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas
daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah
4) Lembaga Teknis Daerah.
Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah
dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik
berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. Kepala badan,
kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebut bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui Sekretaris Daerah. (Idris & Si, 2010)

b. Perangkat Daerah Kabupaten/ Kota


Perangkat daerah pemerintah Kabupaten/ Kota secara umum terdiri dari:
1) Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Kabupaten, mempunyai tugas
dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

viii
2) Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
b. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
c. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
d. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah.
3) Dinas Daerah
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas
daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah.
4) Lembaga Teknis Daerah
Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah
dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik
berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. Kepala badan,
kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebut bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui Sekretaris Daerah.
5) Kecamatan
Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman
pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati
atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
6) Kelurahan
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda berpedoman pada
Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. (Idris &
Si, 2010)

ix
Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang
meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas
wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi
daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana
penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah
bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Demikian juga
mengenai jumlah susunan organisasi disesuaikan dengan beban tugas masing-
masing perangkat daerah. Besaran organisasi perangkat daerah (OPD) ditetapkan
berdasarkan variabel :
 Jumlah penduduk
 Luas wilayah
 Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). (Idris & Si, 2010)

2.3 ORGANISASI PEMERINTAH DESA

2.3.1 Pengertian Organisasi Pemerintah Desa


Organisasi Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan dari
pemerintah pusat yang memiliki peran atau strategi untuk mengatur masyarakat
yang ada di perdesaan demi mewujudkan pembangunan pemerintah. Berdasarkan
perannya tersebut, maka diterbitkanlah peraturan-peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pemerintahan desa yang mengatur pemerintahan desa,
sehingga roda pemerintahan berjalan dengan optimal.

2.3.2 Susunan Organisasi Pemerintah Desa


1) Kepala Desa
Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi
untuk satu kali masa jabatan. Pengisian jabatan dan masa jabatan kepala desa adat
berlaku ketentuan hukum adat di desa adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat serta prinsip Negara Kesatuan Republik

x
Indonesia yang ditetapkan dalam peratutan daerah kabupaten/kota dengan
berpedoman pada peraturan pemerintah. Dalam daerah kabupaten/kota dapat
dibentuk desa mempunyai kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai desa serta pemerintahan pusat, pemerintah daerah,
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat menugaskan sebagian
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kepala desa. Kepala Desa
juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat
persetujuan bersama BPD. Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan
Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon
Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005.
Tugas dan fungsi kepala desa, kepala desa berkedudukan sebagai kepala
pemerintahan desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala
desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Merujuk pada Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa, untuk melaksanakan tugasnya, kepala
desa memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja pemerintahan,
penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembina
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
administrasi kependudukan, dan penataan, dan pengelolaan wilayah;
b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana
perdesaan dan pembangunan bidang pendidikan kesehatan;
c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan,
dan ketenagakerjaan;
d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat
di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna; dan
e. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya.

xi
2) Perangkat Desa
Adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan
kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretaris Desa, dan unsur
pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam
bentuk pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis.
a) Sekertaris Desa
Sekretaris desa dipimpin oleh seorang sekretaris desa dan dibantu oleh staf
sekretaris. Sekretaris desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga) urusan, yaitu urusan
tata usaha dan umum, urusan keuangan, urusan perencanaan, dan paling sedikit
2 (dua) urusan, yaitu urusan umum dan perencanaan serta urusan keuangan.
Masing-masing urusan dipimpin oleh kepala urusan (Kaur). Semua itu sesuai
Pasal 3 ayat (1), (2), dan (3) Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa.
Tugas dan fungsi sekretaris desa, sekretaris desa berkedudukan sebagai
unsur pimpinan sekretariat desa. Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa
dalam bidang administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), Permendagri Nomor 84 Tahun 2015
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa,
sekretaris desa mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi;
b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum;
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumbersumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa, perangkat
desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya; dan
d. Melaksanakan urusan perencanaan, seperti menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

xii
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan. (Sugiman, 2018)

b) Pelaksanaan Kewilayahan
Pelaksana kewilayahan. Pelaksana kewilayahan merupakan unsur
pembantu kepala desa sebagai satuan tugas kewilayahan. Jumlahnya ditentukan
secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dengan
kemampuan keuangan desa serta memperhatikan luas wilayah kerja
karakteristik, geografis, jumlah kepadatan penduduk, serta sarana prasarana
penunjang tugas. Pelaksana kewilayahan dilaksanakan oleh kepala dusun atau
sebutan lain. Tugas kewilayahan meliputi, penyelenggaraan pemerintah desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa.
Tugas dan fungsi kepala kewilayahan, kepala kewilayahan atau sebutan
lainnya berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas
membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas di wilayahnya. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut, kepala kewilayahan/kepala
dusun memiliki fungsi:
a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan, serta penataan dan pengelolaan
wilayah;
b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya;
c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan
dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya; dan
d. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. (Sugiman,
2018)

c) Pelaksanaan Teknis
Pelaksana teknis. Merujuk Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84
Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan

xiii
Desa, Pasal 5 ayat (1), (2), dan ayat (3), pelaksana teknis merupakan unsur
pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional. Pelaksana teknis
paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu seksi pemerintahan, seksi
kesejahteraan, seksi pelayanan, dan paling sedikit terdiri dari 2 (dua) seksi, yaitu
seksi pemerintahan, seksi kesejahteraan dan pelayanan.
Tugas dan fungsi kepala seksi, kepala seksi berkedudukan sebagai unsur
pelaksana teknis. Kepala seksi bertugas membantu kepala desa sebagai
pelaksana tugas operasional. Untuk melaksanakan tugas kepala seksi
mempunyai fungsi:
a. Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan manajemen tata
praja pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan masalah
pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya
perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah,
serta pendataan dan pengelolaan profil desa;
b. Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan pembangunan
sarana prasarana pedesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan
tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi,
politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan
karang taruna;
c. Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan penyuluhan dan
motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, partisipasi
masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
(Sugiman, 2018)

Pemerintah desa yang dipimpin oleh kepala desa, dibantu oleh sekretaris
desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari atas kepala-kepala urusan,
yaitu pelaksana urusan dan kepala dusun. Kepala-kepala urusan membantu
sekretaris desa menyediakan data informasi dan memberikan pelayanan.
Pelaksanaan urusan adalah pejabat yang melaksanakan urusan rumah tangga desa
di lapangan. Kepala dusun adalah wakil kepala desa di wilayahnya. Urusan rumah
tangga desa adalah urusan yang berhak diatur dan diurus oleh pemerintah desa.

xiv
Untuk mengatur, mengurus, dan pengurusan urusannya, pemerintah desa
membuat peraturan desa. Peraturan desa dibuat oleh kepala desa bersama dengan
Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD. Peraturan desa
dilaksanakan oleh kepala desa dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui
BPD.
Tugas dan fungsi kepala urusan, kepala urusan berkedudukan sebagai
unsur staf sekretariat dan kepala urusan bertugas membantu sekretaris desa dalam
urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Selanjutnya, untuk melaksanakan tugas kepala urusan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti me- laksanakan
urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip
dan ekspedisi, penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana
perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset,
inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum;
b. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan
keuangan, seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-
sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan,
administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya; dan
c. Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan urusan
perencanaan, seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa,
menginventarisir datadata dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring
dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.(Sugiman, 2018)

Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil
dari penduduk desabersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota
BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golonganprofesi, pemuka
agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD

xv
adalah 6 tahun dan dapatdiangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan
berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan
sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan
Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
(Sugiman, 2018)

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organisasi pemerintah (government organization) merupakan salah satu
bentuk dari berbagai bentuk organisasi nirlaba. Lembaga pemerintah dibentuk
umumnya untuk menjalankan aktivitas layanan masyarakat luas. Tujuan yang
ingin dicapai biasanya peningkatan keamanan dan kenyamanan mutu pendidikan,
mutu kesehatan, dan keimanan. Segala aktivitas tersebut dilakukan semata-mata
untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan layanan tersebut di
masa yang akan datang.
Organisasi pemerintahan daerah meliputi seluruh penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang ada di daerah. Susunan organisasi pemerintahan daerah
meliputi kepala daerah dan wakil kepala daerah serta perangkat daerah yang
terdiri dari provinsi dan kota/kabupaten. Perangkat daerah yang ada di provinsi
meliputi Sekretariat Daerah; Sekretariat DPRD; Inspektorat; Badan Perancangan
Pembangunan Daerah; Dinas Daerah; Lembaga Teknis Daerah, sedangkan
prangkat daerah yang berada di kota/kabupaten meliputi Sekretariat Daerah;
Sekretariat DPRD; Inspektorat; Badan Perancangan Pembangunan Daerah; Dinas
Daerah; Lembaga Teknis Daerah; Kecamatan; Kelurahan.
Organisasi pemerintahan desa meliputi seluruh penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang ada di desa. Susunan organisasi pemerintahan daerah meliputi
Kepala Desa dan perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa, pelaksanaan
kewilayahan, pelaksanaan teknis, kepala urusan dan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD).

xvii
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan oleh penulis terutama dari
dosen pembimbing serta para pembaca sekalian yang berguna untuk
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua serta bisa menambah wawasan kita.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Kencana Syafiie, I. (2013). Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujamto. (1993) Perspektif Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

xix

Anda mungkin juga menyukai