Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

EBP TERAPI KOMPLEMENTER PADA LANSIA (FISIK)


(TERAPI AKUPRESUR MEMBERIKAN RASA TENANG DAN
NYAMAN SERTA MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PADA LANSIA)
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Koordinator : Lina Safarina, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 3


Hilda Alviana (213119131)
Tasya Citra Ellysa (213119135)
Dio Rifki Cahyandi (213119140)
Dindha Aulia Putri Nurani (213119144)
Nabila Fauzia Herawati (213119148)
Fauziah Eka Santi (213119153)
Dina Sri Anggraena (213119157)
Mega Alifiani Futri (213119162)
Neng Gita Rizki Permata (213119166)
KELAS 3D
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul “EBP Terapi Komplementer
Pada Lansia (Fisik)” mengenai “Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang
Dan Nyaman Serta Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia” dengan baik,
sholawat serta salam semoga tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW,
juga kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya, dan mudah mudahan sampai kepada
kita selaku umat-Nya. Aamiin. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu
Lina Safarina, S.Kp., M.Kep selaku Dosen Koordinator, juga pihak-pihak terkait
yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, tim penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang di miliki sehingga makalah dapat selesai dengan baik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi kami. Besar
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta memberi manfaat bagi pembaca. Aamiin.

Cimahi, 06 April 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
A. Definisi Terapi Komplementer .................................................................4
B. Definisi Terapi Akupresur pada Lansia ....................................................4
C. Pengertian Hipertensi Pada Lansia............................................................5
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................6
A. Definisi Terapi Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Lansia ...............................................................................................................6
B. Manfaat Terapi Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Lansia ...............................................................................................................6
C. Frekuensi, dosis, atau durasi pada Terapi Akupreusr untuk menurunkan
Tekanan Darah pada Lansia .............................................................................7
D. Cara kerja Terapi Akupreusr untuk menurunkan Tekanan Darah pada
Lansia ...............................................................................................................8
E. SOP Terapi Komplementer Akupresur untuk menurunkan Tekanan
Darah ................................................................................................................9
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................14
A. Kesimpulan .............................................................................................14
B. Saran ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16
LAMPIRAN .......................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evidence based practice (EBP) bukan merupakan konsep yang
barudidunia keperawatan. Memang kalau dilihat sejarahnya, konsep EBP ini
diambildari ilmu kedokteran yang selanjutnya di adopsi dan disesuaikan
dengan ilmukeperawatan, tapi keduanya memiliki fondasi yang sama dengan
tujuan yang juga tidak jauh berbeda.EBP sendiri dapat diartikan sebagai
sebuah proses yang digunakan untukmemanfaatkan atau menggunakan
evidence atau bukti (Research dan qualityimprovement), decision making
dan nursing expertise untuk membimbing dalampemberian asuhan
keperawatan atau pelayanan yang holistic kepada pasien.
EBP pada dasarnya sangat diperlukan untuk dapat mencapai
patientoutcomes, menghindari intervensi yang tidak perlu dan tidak sesuai
dan tentusaja mengurangi/menghindari komplikasi hasil dari perawatan dan
jugapengobatan. EBP menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu
patient centeredcare yang semakin banyak digaungkan di dunia kesehatan
dan keperawatan Terapi komplementer dalam sistem keperawatan pada
dasarnya bertujuan untuk mencapai keselarasan, keseimbangan dan
kesejahteraan dalam diri seseorang.
Lanjut usia (Lansia) merupakan kelompok orang yang sedang mengalami
suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade
dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari (Notoatmodjo, 2012).
Secara umum dikatakan lanjut usia apabila usia yang mencapai 60 tahun ke
atas, hal ini berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia (Kemenkes RI, 2016).

1
Hipertensi yang terjadi pada lansiaberdampak buruk terhadap kesehatan
dan kualitas hidup lansia. Kekhawatiran akan efek samping dari penggunaan
obat-obatan yang dikeluhkan penderita hipertensi menjadikan terapi
komplementer sebagai alternatif pilihan terapi. Sebagai terapi komplementer
yang lebih murah, mudah, dan aman akupresur dapat dijadikan salah satu
terapi untuk mengatasi hipertensi pada lansia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Terapi Akupresur untuk menurunkan
Tekanan Darah pada Lansia?
2. Apa saja Manfaat Terapi Akupresur pada Lansia?
3. Berapa Frekuensi, dosis, atau durasi pada Terapi Akupreusr untuk
menurunkan Tekanan Darah pada Lansia?
4. Bagaimana cara kerja Terapi Akupreusr untuk menurunkan Tekanan
Darah pada Lansia?
5. Bagaimana SOP dari Terapi Komplementer Akupresur untuk
menurunkan Tekanan Darah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa atau Mahasiswi mampu mengetahui Terapi Akupresur untuk
menurunkan Tekanan Darah pada Lansia.
2. Mahasiswa atau Mahasiswi mampu mengetahui Manfaat Terapi
Akupresur pada Lansia.
3. Mahasiswa atau Mahasiswi mampu mengetahui Berapa Frekuensi, dosis,
atau durasi pada Terapi Akupreusr untuk menurunkan Tekanan Darah
pada Lansia.
4. Mahasiswa atau Mahasiswi mampu mengetahui Bagaimana cara kerja
Terapi Akupreusr untuk menurunkan Tekanan Darah pada Lansia?
5. Mahasiswa atau Mahasiswi mampu mengetahui SOP dari Terapi
Komplementer Akupresur untuk menurunkan Tekanan Darah.

2
D. Manfaat Penulisan
Sebagai penambah wawasan tentang EBP Terapi Komplementer Pada
Lansia (Fisik), mengenai “Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang Dan
Nyaman Serta Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia” yang ada di
pelayanan kesehatan khususnya keperawatan, serta agar dapat mengetahui
bagaimana penerapannya secara nyata di lapangan dan mengetahui tentang
Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang Dan Nyaman Serta Mampu
Menurunkan Tekanan Darah Lansia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara
umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Fatimah,2017)
Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan
medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan
nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem –
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan
nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.
(Prasetyaningati,2019).

B. Definisi Terapi Akupresur pada Lansia


Pijat akupresur (acupressure) adalah cara pijat berdasarkan ilmu
akupunktur (acupuncture) atau bisa juga disebut akupunktur tanpa jarum.
Pemijatan dilakukan pada titik akupunktur dibagian tubuh tertentu untuk
menghilangkan keluhan atau penyakit yang diderita (Oka Sukanta, 2010).
Terapi akupresur yang dilakukan akan menstimulasi sel saraf sensorik
disekitar titik akupresur akan diteruskan kemedula spinalis, kemudian ke
mesensefalon dan komplek pituitari hipothalamus yang ketiganya diaktifkan
untuk melepaskan hormon endorfin yang dapat memberikan rasa tenang dan
nyaman. Akupresur juga menstimulai pelepasan histamin yang berpengaruh
pada vasodilatsi pembuluh darah, kedua manfaat akupresur tersebut dapat
menurunkan tekanan darah lansia.

4
C. Pengertian Hipertensi Pada Lansia
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah
memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017). Hipertensi sering
dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam karena dapat
menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta merupakan salah satu penyakit
yang dapat mengakibatkan kematian. Hipertensi juga beresiko menimbulkan
berbagai macam penyakit lainnya yaitu seperti gagal jantung, jantung koroner,
penyakit ginjal dan stroke, sehingga penanganannya harus segera dilakukan
sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat
menurunkan umur harapan hidup penderitanya (Sulastri, Elmatris, and
Ramadhani, 2012).
Hipertensi pada lansia dibedakan atas hipertensi dimana tekanan sistolik
sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
lebih besar dari 90 mmHg, serta hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg (NOC, 2015).

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Terapi Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Lansia
Terapi akupresur adalah suatu bentuk fisioterapi dengan memberikan
pijatan dan stimulasi pada titik atau titik tertentu pada tubuh (Saputra &
Mulyadi, 2020). Akupresur dilakukan dengan cara menekan atau
memberikan getaran selama 15-20 detik pada setiap tempat atau titik
(Aminuddin, Sudarman & Syakib, 2020). Teknik ini sangat efisien dan
relatif aman karena tidak dilakukan secara invasif atau melukai kulit tubuh.
Manfaat akupresur termasuk membantu dalam manajemen stres,
menenangkan ketegangan saraf, meningkatkan relaksasi tubuh,
meningkatkan sirkulasi darah sehingga proses oksigenasi ke jaringan lebih
lancar, dan sangat bermanfaat dalam mengurangi insomnia. Teknik terapi
ini menggunakan jari yang dilakukan pada titik-titik yang berhubungan
dengan hipertensi (Afrila & Dewi, 2015).
Pijat pada titik-titik tertentu dalam terapi akupresur dapat merangsang
gelombang saraf sehingga dapat meningkatkan aliran darah, mengendurkan
kejang, dan menurunkan tekanan darah (Afrila & Dewi, 2015). Pernyataan
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Majid (2016) tentang
terapi akupresur serta didapatkan bahwa akupresur memberikan efek
penurunan tekanan darah lansia.

B. Manfaat Terapi Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada


Lansia
1. Menstimulai pelepasan histamin yang berpengaruh pada vasodilatsi
pembuluh darah, hal tersebut dapat menurunkan tekanan darah lansia.
2. Bermanfaat untuk penyembuhan rehabilitasi, cemas, menghilangkan rasa
sakit, serta mencegah kekambuhan penyakit.

6
3. Di dalam tubuh manusia terdapat 12 (dua belas) meridian umum dan 2
(dua) meridian istimewa yang mewakili organ-organ dalam tubuh, yang
dapat dimanipulasi untuk melancarkan energi (qi), sehingga tubuh
menjadi seimbang/sehat (Wong, 2011).
4. Akupresur dapat digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh,
melancarkan peredaran darah, memperbaiki kualitas tidur serta
mengurangi stres atau menenangkan pikiran (Kementerian Kesehatan RI,
2015).
5. Akupresur sangat praktis karena dengan sentuhan memiliki keajaiban
tersendiri yang sangat berguna untuk menghilangkan rasa Lelah pada
tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, merangsang tubuh untuk
mengeluarkan racun.

C. Frekuensi, dosis, atau durasi pada Terapi Akupreusr untuk


menurunkan Tekanan Darah pada Lansia
Lansia merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko terjadinya
masalah kesehatan. permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia
sebagai akibat bertambah usia, pola hidup dan lingkungan sehingga
menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif salah satunya adalah
Hipertensi.
Durasi terapi akupresur yang paling banyak digunakan dalam sepuluh
artikel adalah 10 menit hingga 30 menit dan dilakukan 3 kali seminggu.
Terapi akupresur tidak boleh diterapkan pada klien dengan pembengkakan
pada titik pijat, lecet pada kulit dan penyakit serius seperti gagal jantung.
Seseorang tidak boleh terlalu keras dalam menekan titik-titik saat
memberikan pijatan dan tidak boleh membuat pasien kesakitan. Pijat yang
tepat harus mampu menciptakan sensasi kenyamanan. Saat dipijat, tubuh
menjadi rileks dan otomatis memengaruhi saraf parasimpatis.

7
D. Cara kerja Terapi Akupreusr untuk menurunkan Tekanan Darah
pada Lansia
Menurut Rice (2006) akupresur adalah memberikan stimulus atau
rangsangan pada titik-titik meridian tubuh dengan mengggunakan jari-jari
yang bertujuan untuk mempengaruhi organ tubuh tertentu dengan
mengaktifkan aliran energi (qi) tubuh. Memberikan stimulus pada titik
tersebut akan menstimulasi sel saraf sensorik disekitar titik akupresur
selanjutnya diteruskan kemedula spinalis, mesensefalon dan komplek
pituitari hipothalamus yang ketiganya diaktifkan untuk melepaskan hormon
endorphin yang dapat memberikan rasa tenang dan nyaman (Saputara &
Sudirman, 2009).
Kondisi yang relaksasi tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan
tekanan darah lansia. Tsay, Cho, Chen (2004) yang menyatakan bahwa
akupresur efektif untuk menenangkan suasana hati, mengurangi kelelahan
dan dapat menurunkan tekanan darah.
Akupresur merupakan terapi dengan prinsip healing touch yang lebih
menunjukan prilaku caring pada responden, sehingga dapat memberikan
perasaan tenang, nyaman, perasaan yang lebih diperhatikan yang dapat
mendekatkan hubungan terapeutik antara peneliti dan responden (Metha,
2007).
Pengaruh lain dari reaksi akupresur adalah merangsang pengeluaran
serotonin yang berfungsi sebagai neurotransmiter pembawa signal
rangsangan ke batang otak yang dapat mengaktifkan kelenjar pineal untuk
menproduksi hormon melatonin (Chen, Lin, Wu & Lin (1999). Hormon
melatonin inilah yang dapat mempengaruhitekanan darah. Sebagaimana
hasil penelitian “vascular helath and risk management” yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah dengan melantonin terutama
pada malam hari.

8
E. SOP Terapi Komplementer Akupresur untuk menurunkan Tekanan
Darah
Langkah-langkah terapi akupresur (Murdiyanti, 2019)
1. Alat yang dibutuhkan
a. Sphygmomanometer
b. Stetoskop
c. Minyak zaitun
d. Lembar observasi tekanan darah
e. Tisue Basah dan kering
f. Matras
2. Pre Interaksi
a. Persiapkan alat yang diperlukan
b. Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
a. Beri salam, panggil responden dengan namanya, dan perkenalkan diri
(untuk pertemuan pertama)
b. Menanyakan keluhan atau kondisi responden
c. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lainnya tindakan hal yang perlu
dilakukan oleh pasien selama terapi akupresur dilakukan
d. Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya
sebelum terapi dilakukan
e. Lakukan pengkajian untuk mendapatkan keluhan dan kebutuhan
komplementer yang diperlukan
4. Tahap Kerja
a. Jaga privasi pasien dengan menutup tirai
b. Siapkan alat dan bahan seperti matras, minyak zaitun, tissue basah &
kering, sphygmomanometer
c. Atur posisi klien dengan memposisikan pada posisi terlentang
(supinasi), duduk dengan tangan bertumpu dimeja, berbaring miring,
atau tengkurup dan berikan alas

9
d. Pastikan klien dalam keadaan rileks dan nyaman
e. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat
menghambat
f. tindakan akupresur yang akan dilakukan, jika perlu
g. Cuci tangan
h. Kaji keluhan pasien dan ukur TTV pasien
i. Bersihkan telapak kaki klien dengan tissue basah
j. Keringkan telapak kaki klien dengan tissue kering
k. Tuangkan minyak zaitun ke tangan secukupnya
l. Massage ringan kaki klien untuk melemaskan otot-otot kaki agar
tidak kaku
m. Cari titik-titik rangsangan yang ada di tubuh, menekannya hingga
masuk ke sistem saraf. Bila penerapan akupresur memakai jarum,
akupresur hanya memakai gerakan tangan dan jari, yaitu teknis tekan
putar, tekan titik, dan tekan lurus .
n. Mulai melakukan akupresur pada titik KI 1 lakukan tekanan selama 2
menit

Mulai melalukan akupresur pada titik LR 3 lakukan tekanan selamat 2


menit.

10
Mulai melalukan akupresur pada titik ST 36 lakukan tekanan selamat 2
menit.

Mulai melalukan akupresur pada titik LI 4 lakukan tekanan selamat 2


menit.

Mulai melalukan akupresur pada titik DU 16 lakukan tekanan selamat 2


menit.

11
Mulai melalukan akupresur pada titik GB 20 lakukan tekanan selamat 2
menit.

Mulai melalukan akupresur pada titik GB 21 lakukan tekanan selamat 2


menit.

Mulai melalukan akupresur pada titik TH 17 lakukan tekanan selamat 2


menit.

o. Setelah titik ditemukan, oleskan minyak secukupnya pada titik


tersebut untuk memudahkan melakukan pemijatan atau penekanan dan
mengurangi nyeri lecet ketika penekanan dilakukan.

12
p. Lakukan pemijatan atau penekanan menggunakan jempol tangan atau
jari lain dengan 30 kali pemijatan atau pemutaran searah jarum jam
untuk menguatkan dan 40-60 kali pemijatan atau putaran ke kiri untuk
melemahkan. Pemijatan dilakukan pada masing-masing bagian tubuh
(kiri dan kanan) kecuali pada titik yang terletak dibagian tengah.
5. Terminasi
a. Beritahu responden bahwa tindakan sudah selesai dilakukan, rapikan
klien kembali ke posisi yang nyaman
b. Evaluasi perasaan klien
c. Berikan reinforcement positif kepada pasien dan berikan air putih 1
gelas
d. Kaji kembali tekanan darah klien
e. Rapikan alat dan cuci tangan
6. Hasil
a. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien setelah Tindakan
b. Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
7. Dokumentasi
a. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal, dan jam pelaksanaan
b. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif)
c. Dokumentasi tindakan dalam bentuk SOP

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
EBP sendiri dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunakan untuk
memanfaatkan atau menggunakan evidence atau bukti (Research dan
qualityimprovement), decision making dan nursing expertise untuk
membimbing dalampemberian asuhan keperawatan atau pelayanan yang
holistic kepada pasien.
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan
nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.
Hipertensi pada lansia dibedakan atas hipertensi dimana tekanan sistolik
sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
lebih besar dari 90 mmHg, serta hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari
90 mmHg (NOC, 2015).
Manfaat Terapi Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Lansia Menstimulai pelepasan histamin yang berpengaruh pada vasodilatsi
pembuluh darah, hal tersebut dapat menurunkan tekanan darah lansia.
Frekuensi, dosis, atau durasi pada Terapi Akupreusr untuk menurunkan
Tekanan Darah pada Lansia Durasi terapi akupresur yang paling banyak
digunakan dalam sepuluh artikel adalah 10 menit hingga 30 menit dan
dilakukan 3 kali seminggu.

14
Cara kerja Terapi Akupreusr untuk menurunkan Tekanan Darah pada
Lansia Menurut Rice (2006) akupresur adalah memberikan stimulus atau
rangsangan pada titik-titik meridian tubuh dengan mengggunakan jari-jari
yang bertujuan untuk mempengaruhi organ tubuh tertentu dengan
mengaktifkan aliran energi (qi) tubuh.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis
dan diharapkan dapat melaksanakan Asuhan dalam Keperawatan
Gerontik mengenai "Terapi Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan
Darah Pada Lansia" sesuai dengan teori dan prosedur yang mendasari
setiap praktik yang dapat menghindari kesalahan.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat memahami mengenai "Terapi
Akupresur Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia", serta
menambah wawasan mengenai masalah tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Y. A., & Rini, P. S. (2016). Terapi Akupresur memberikan rasa tenang
dan Nyaman serta mampu menurunkan tekanan Darah Lansia. Jurnal Aisyah:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 79-86. Link :
https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/view/MR

SISWANDI, C. D. (2019). PENGARUH AKUPRESUR TERHADAP WAKTU


PENCAPAIAN BROMAGE SCORE 2 PADA PASIEN POST SPINAL ANESTESI
DI RSUD WATES KULON PROGO (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta). Link :
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3584/4/04%20Chapter2.pdf

Efendi, Z., Syahid, A., Surya, D. O., Guci, A., Musharyadi, F., & Adha, D.
(2021). PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN AKUPRESUR AWAM PADA
KELUARGA LANSIA DENGAN HIPERTENSI. JURNAL ABDI
MERCUSUAR, 1(2), 52-58. Link :
http://jurnal.mercubaktijaya.ac.id/index.php/jam/article/view/266

16
LAMPIRAN

17
18
19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai