Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan kondisi sosial perekonomian suatu kota, kompleksitas


permasalahan sampah pun akan meningkat. Seperti meningkatkan produksi
sampah dari tahun ketahun, menurunnya kualitas lingkungan perkotaan karena
penanganan sampah sampah yang kurang memadai, kebutuhan biaya operasi dan
pemeliharaan yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan penerimaan retribusi
yang memadai, kesulitan mendapatkan lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir),
teknis pengoperasian prasarana dan sarana persampahan yang juga tidak memadai
akan membawa konsekensi pada pengelolaan sampah yang ideal.

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup


masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keragaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masarakat terhadap jenis bahan
pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberi kontribusi yang besar terhadap
kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah yang tidak
mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian fungsi
lingkungan baik lingkungan pemungkiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan
dan akhirnya berdampak pada penurunan kualitas kesehatan masarakat.

Paradigma baru yang diharapkan dapat mulai dilaksanakan adalah dari


orientasi pembuangan sampah ke orientasi daur ulang dan pengomposan. Melalui
peradigma baru ini pengelolaan sampah tidak lagi merupakan suatu rangkaian
yang hanya berakhir di TPA, tetapi lebih merupakan satu siklus sejalan dengan
konsep ekologi. Berdasarkan perhitungan Direktorat BintekDept.PU (1999), bila
konsep pengelolaan sampah terpadu dengan strategi 3M ( mengurangi,
menggunakan kembali dan mendaurulang) dilaksanakan, maka sampah yang akan

1
masuk ke TPA berupa residu hanya 15%. Sampah yang dikomposkan 40%, didaur
ulang 20% dan dibakar 25% (Hadiwijoyo; (1983).

Sampah merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat pada lingkungan.
Sumber, bentuk jenis dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh tingkat kebudaya
masyarakat makin kompleks pula sumber dan macam sampah yang ditemui.
Peningkatan timbulan sampah dan semakin tingginya komposisi anorganik
sampah serta menurunnya efisiensi TPA menyebabkan perlunya suatu konsep
untuk mengurangi timbulan sampah yang terangkut ke TPA. Beserta potensi
sampah yang bisa didaur ulang ditentukan oleh timbulan sampah, komposisi
sampah dan karakteristik sampah. Besarnya timbulan sampah ditentukan oleh
status ekonomi penduduk tersebut. Semakin tinggi status ekonomi suatu penduduk
maka semakin besar pula timbulan sampahnya.

B. Tujuan Survei

Mengetahui timbulan sampah permukiman di suatu kota.

a. Mengukur volume timbulan sampah permukiman per orang per hari secara
gravimetrik dan volumetrik
b. Mengetahui proporsi jenis sampah per orang per hari
c. Mengetahui pengolaan sampah rumah tangga disuatu permukiman (RT/RW,
Kelurahan, Kecamatan)

C. Manfaat Survei
a. Mahasiswa dapat mengukur volume timbulan sampah permukiman per orang
per hari secara gravimetric dan volumetric
b. Mahasiswa mampu mengetahui proporsi jenis sampah per orang per hari
c. Mahasiswa mampu mengelola sampah rumah tangga di suatu permukiman
(RT/RW, Kelrahan, Kecamatan)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah
Secara terbatas yang dimaksud dengan sampah adalah tumpukkan
bahan bekas dan sisa tanaman (daun, sisa sayuran, sisa buangan lain), atau
sisa hewan atau benda-benda lain yang dibuang. Dalam pengertian yang
luas, sampah diartikan sebagai benda yang dibuang, baik yang berasal dari
alam maupun dari hasil proses teknologi (Reksosoebroto, 1990).
Berdasarkan sifatnya, sampah terbagi menjadi beberapa jenis :
a. Sampah Organik (degradable)
Sampah organik, yaitu sampah-sampah yang mudah membusuk atau
terurai seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, kulit telur,
kotoran hewan. Sampah ini dapat dolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk/ sulit
terurai, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, botol dan
gelas minuman, kaleng dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan
sampah komersial atau sampah laku jual untuk dijadikan produk
lainnya.
c. Sampah B3
Sampah B3, ialah sampah atau limbah dari bahan-bahan berbahya dan
beracun seperti batu baterai, limbah rumah sakit, limbah pabrik dan
lain-lain.
Berdasarkan kemampuan terurai oleh alam (biodegradability),
maka dapat dibagi lagi menjadi :
1) Biodegradable, yaitu sampah yang dapat diuraikan secara
sempurna oleh proses biologi baik aerob maupun anaerob,
seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan

3
2) Non-degradable, aitu sampah yang tidak bisa diraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi :\
 Recyclable, sampah yang dapat diolah dan digunakan
kembali karena memiliki nilai ekonomi seperti plastik,
kertas, pakaian, dan lain-lain.
 Non-recyclable, sampah yang tidak meiliki nilai
ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali
seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-
lain.
B. Ukuran Timbulan Sampah
1. Satuan berat: kilogram per orang perhari (kg/o/h) atau kilogram per
meter-persegi bangunan perhari (Kg/m2/h) atau kilogram per tempat tidur
perhari (Kg/bed/h), dsb.
2. Satuan volume: liter/orang/hari (L/o/h), liter per meter-persegi bangunan
per hari (L/m2/h), liter per tempat tidur perhari (L/bed/h), dsb. Kota-kota
di Indonesia umumnya menggunakan satuan volume.

C.Teknik Pengukuran
1. Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel
(rumah tangga dan non-rumah tangga) yang ditentukan secara random-
proporsional di sumber selama 8 hari berturut-turut (SNI-19-3964-1995
dan SNI 36-1991-03).
2. Weight-Volume Analysis, pengukuran langsung pada kendaraan
pengangkut, bisa berdasarkan berat, atau volume.
3. Load-count analysis/ Analisis Penghitungan Beban
Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung
dengan mencatat volume, berat, jenis angkutan dan sumber sampah, untuk
kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selam perioda tertentu.

4
Contoh perhitungan Load Count Analysis :
Tentukan berat sampah yang dihasilkan per minggu dari 1200 rumah.
Dengan system pengumpulan sebagai berikut :
Jumlah truk compactor : 9 buah
Volume truk compactor : 20 m3
Jumlah dump truk : 7 buah
Volume truk : 8 m3
Jumlah pick-up : 10
Ukuran pick-up :2 m3

Jawab :
Truk kompaktor : 9 x 20 m3 = 180 m3
Dump truk : 7 x 8 m3 = 56 m3
Pick up : 10 x 2 m3 = 20 m3
Total sampah : 256 m3 / minggu
Volume sampah yang dihasilkan setiap rumah :
256 m3 / 1200 rumah = 0,2133 m3 /rumah/minggu

4. Karakteristik fisik, terdiri atas :


 Kandungan kadar air, yang dapat ditentukan dengan rumus berikut
ini :
M = {(w-d)/w}x100%
Dimana,
w : Jumlah berat sampel, kg
d : Berat sampel setelah dikeringkan 105ºC, kg
Spesific Weight / Berat Jenis (berat/volume; kg/liter, lb/ft3)
Ukuran partikel dan distribusi partikel
Field Capacity, didefinasikan sebagai jumlah total air yang dapat ditahan
oleh sampah secara grativitasi permeabilitas sampah.
5. Karakteristik kimiawi, yang dapat diketahui melalui:
 Proximate Analysis

5
Analisis terhadap kelembaban sampah, kandungan volatile di dalam
sampah, fixed cabon, dan ash di dalam sampah.

 Fusing point of ash

Temperatur dimana sampah menjadi terbakar menjadi abu (clinker), yaitu


pada suhu di atas 1000oC
 Ultimate Analysis

Analisis terhadap unsur-unsur kimia penyusun sampah. Sampah


mengandung komponen Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, dan
Ash. Analisis ini sangat menentukan system pengolahan sampah yang
efektif digunakan untuk memusnahkan sampah.
 Energy content (Btu/lb)

Analisis kandungan energy dalam sampah


Nilai kandungan kalori (formula ‘Dulong’)
BTU/Lb = 145,4 C + 620 (H-1/8 O) + 41 S
Ket : BTU = British Thermal Unit – kering
1 BTU = 0,252 kg/cal
1 lb = 1 pound= 0,454 kg
BTU/lb x 2,32 G = Kj/kg
BTU/lb(kering) = BTU/lb(bsh) x 100/100- % kelembaban.
6. Karekteristik Biologi, yaitu:
 Biodegradability adalah kemampuan sampah untuk diuraikan
dengan memanfaatkan aktifitas mikroorganisme. Karakteristik ini
dapat ditentukan dngen :

BF = 0,83 – 0,028 LC
Dimana,
BF : Biodegradability fraction (fraksi bahan organic yang mudah terurai)
LC : Lignin Content (kandungan lignin).

6
BAB III
PELAKSANAAN KRGIATAN

A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian digunakan metode penelitian dengan menggunakan
pendekatan kualitatif , yaitu; bersifat subjektif, teknik pengumpulan data secara
terbuka (wawancara ) penelitian kualitatif lebih kepada deskripsi konsep. Dalam
mengemukakan asumsi politik yang untuk membahas tentang berbagai temuan
dari fenomena yang diteliti, berbagai data yang didapat dibahas dan diasumsikan
kedalam simpulan-simpulan tertentu.
B. Lokasi Survei : Komplek kelapa Gading 2, Rt 003, Kelurahan Sungai Besar,
Kecamatan Banjarbaru Selatan.
C. Populasi Berapa Rumah Tangga : 30 Rumah
D. Cara Sampling Random
Jenis penelitian menggunakan pendekatan statistika yaitu:
a. Metode Stratified Random sampling: yang biasanya didasarkan pada
komposisi pendapatan penduduk setempat dengan anggapan bahwa
kuantitas dan kualitas sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan
masyarakat.
b. Jumlah sampel minimum: ditaksir berdasarkan berapa perbedaan yang
bisa diterima antara yang ditaksir dengan penaksir, berapa derajat
kepercayaan yang diinginkan, dan berapa derajat kepercayaan yang
diterima.
c. Pendekatan praktis: dapat dilakukan dengan pengambilan sampel sampah
berdasarkan atas jumlah minimum sampel yang dibutuhkan untuk
penentuan komposisi sampah, yaitu minimum 500 L atau sekitar 200 kg.
Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui
sumber sampahnya.
d. Jumlah sampel dapat dengan formula sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk, 1 juta, maka jumlah sampel penduduk :
Pp = Cd √ Ps

7
Keterangan : Pp = Jumlah penduduk pada 1 lokasi (jiwa)
Ps = Jumlah penduduk seluruh kota (jiwa)
Cd = Coeff domestik
>1, daerah padat
=1, daerah normal
<1, daerah jarang
b. Jumlah rumah tangga < 400.000 bh
Rp =Cd √ Rs
Keterangan : Rp = Jumlah pada 1 lokasi sampling
Rs = Jumlah rumah seluruh kota
Cd = coef domestik

E. Variabel
Variabel Definisi Operasional
Timbulan sampah Timbulan sampah rumah tangga adalah
banyaknya sampah yang timbul dari
masyarakat dalam satuan volume
maupun perkapita perhari, atau perluas
bangunan, atau perpanjang jalan.
Proporsi jenis sampah Proporsi jenis sampah adalah
melakukan penilaian jenis-jenisnya,
seperti membedakan sampah organik
dan juga anorganik. Sampah organik
seperti kertas, daun, dll. Sampah
anorganik seperti plastic, kaleng, dll.
Pengelolaan sampah rumah tangga Dalam mengelola sampah rumah
tangga, hal pertama yang harus
dilakukan adalah memisahkan jenis
sampah. Ada dua jenis sampah rumah
tangga yaitu organik dan anorganik.

F. Instrumen alat & bahan :


1. Box Sampling (Ukuran volume 250 liter-500liter)
2. Sarung Tangan Plastik
3. Meja sortir
4. Timbangan

8
5. Kantong plastik
6. Masker
7. Kuesioner
G. Cara Pengumpulan Data
Metode stratified random sampling: yang biasanya didasarkan pada
komposisi pendapatan penduduk setempat, dengananggapan bahwa kuantitas
dan kualitas sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat.

9
BAB IV
HASIL KEGIATAN
ƩPenduduk Jenis sampah
30 KK= 160 Dapur Plastik Kertas Lain-lain Total per hari
jiwa G V G V G V G V G V
Hari-1
Hari-2
Hari-3
Total per 3
hari
Timbulan
Sampah Per Formula : Timbulan sampah per
Orang/hari G V orang/hari=Ʃsampah (3hari)/Ʃpop/Ʃ3(hari)

10
Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sampah (diakses tanggal 31 Maret 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai