Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhamad Adam Zein Rusmana

NIM : 171111046

Kelas : 3B-TKGE

Mata Kuliah : SMK3L

1. Prinsip K3
a. Mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal

Berdasarkan UU no.13 tahun 2003 pasal 86 ayat (1) tentang Ketenagakerjaan


disebutkan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

b. Mencegah kecelakaan kerja dengan kerja sama tim yang baik


Berdasarkan UU no.13 tahun 2003 pasal 87 ayat (1) tentang Ketenagakerjaan
disebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
c. Perlindungan serta pengamanan fisik pribadi maupun tamu
Berdasarkan UU no. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat (1) tentang Keselamatan Kerja
disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada setiap tenaga
kerja baru tentang kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam
tempat kerja, semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerja, alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan, cara-cara dan sikap
yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Menyelenggarakan pembinaan bagi tenaga kerja
Berdasarkan UU no.1 tahun 1970 pasal 9 ayat (3) tentang Keselamatan Kerja
disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
2. Prinsip SMK3
a. Penetapan Kebijakan K3

Kebijakan K3 merupakan syarat dasar dalam membangun SMK3 di tempat kerja.


Kebijakan K3 merupakan komitmen piminan suatu organisasi perusahaan untuk menjamin
K3 seluruh personil di bawah kendalinya juga pihak-pihak yang berkaitan (berhubungan)
dengan kegiatan (aktivitas) operasi perusahaan (organisasi) tersebut.

Berdasatkan Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 pasal 7 ayat (1) dan (2) tentang
Penerapan SMK3 disebutkan bahwa penetapan kebijakan K3 yang dibuat oleh pengusahan
paling sedikit harus:

1. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:


a. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
b. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sector lain yang lebih
baik;
c. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
d. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan keselamatan; dan
e. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan;
2. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus; dan
3. Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
b. Perencanaan K3
Perencanaan K3 merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan pekerjaan suatu
proyek. Menurut Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 pasal 9 ayat (2), (3) dan (5)
tentang Penerapan SMK3 disebutkan bahwa rencana K3 disusun ddan ditetapkan oleh
pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan serta dalam
penyusunannya pengusaha harus mempertimbangkan:
1. Hasil penelaahan awal;
2. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
3. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
4. Sumber daya yang dimiliki

Rencana K3 juga paling sedikit memuat:


1. Tujuan dan sasaran;
2. Skala prioritas;
3. Upaya pengendalian bahaya;
4. Penetapan sumber daya;
5. Jangka waktu pelaksanaan
6. Indikator pencapaian; dan
7. Sistem pertanggungjawaban.
c. Pelaksanaan Rencana K3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 pasal 10 ayat (2), (3) dan (4)
tentang Penerapan SMK3 disebutkan bahwa pengusaha dalam melaksanakan rencana K3
didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana dan sarana. Sumber daya
manusia harus memiliki:
1. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
2. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi
dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.

Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:

1. Organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;


2. Anggaran yang memadai;
3. Prosedur operasi/kerja, informasi dan pelaporan serta pendokumentasian; dan
4. Instruksi kerja.
d. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 pasal 14 ayat (2), (4), (5) dan (6)
tentang Penerapan SMK3 disebutkan bahwa pemantauan dan evaluasi kinerja K3
dilakukan melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten. Hasil pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 dilaporkan kepada pengusaha digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan
dan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau standar
lainnya.
e. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 pasal 15 ayat (3) dan (4) tentang
Penerapan SMK3 disebutkan bahwa hasil peninjauan dan peningkatan kerja digunakan
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kerja yang dilaksanakan dalam hal:
1. Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
2. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
3. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
4. Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
5. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi;
6. Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;
7. Adanya pelaporan; dan/atau
8. Adanya masukan dari pekerja/buruh.

Anda mungkin juga menyukai