Anda di halaman 1dari 11

“ Makalah Syariat Islam di Indonesia ”

Dosen :

Pak Muhajir

Disusun Oleh :

Agustiyas Priantika

202121320018

Kelas L

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Prodi Manajemen

MKU Pendidikan Agama Islam

Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Ganjil 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kam, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Syariat Islam di Indonesia.

Makalah ini telah kami susun dengan malsimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pemuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun dari tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang Syariat Islam di
Indonesia, dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya,25 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................4
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................6

A. pengertian Syariat Islam di Indonesia.........................................................6


B. Tujuan Syariat Islam di Indonesia..............................................................7
C. Sumber Syariat Islam di Indonesia.............................................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................9

A. Kesimpulan ................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................10


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
penduduknya untuk memeluk dan menjalankan syariat agama. Sebagai Negara yang
berpendudukan muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya penduduk yang beragama
islam mengimpikan terwujudnya penerapan syariat islam di segala sendi kehidupan.
Syariat Islam mengatur tata kehidupan manusia seutuhnya dan masyarakat
seluruhnya yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan hidup, kehidupan dan
penghidupan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin dunia dan akhirat.
Sebagai dari syariat terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun
ibadah umum sumber syariat islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal
yang belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijthad).
Syariat dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau
keimanan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengertian Syariat Islam di Indonesia
2. Tujuan Syariat Islam di Indonesia
3. Sumber Syariat Islam di Indonesia

C. Tujuan Penulis
Adanya tujuan yang ditulis makalah ini :
1. Untuk mengetahui Syariat Islam di Indonesia
2. Untuk melengkapi tugas dan nilai mata kuliah pendidikan agama Islam
D. Manfaat Penulis

Adapun manfaat dari peneliti ini diantaranya :

1. Manfaat Teoris
a. Sebagai referensi dan acuan bagi peneliti yang akan dating.
b. Peneliti ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan, dan
pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini guna menyelesaikan tugas dan penilaian dari pendidikan Agama
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariat Islam di Indonesia

Syariat Islam (bahasa Arab: ‫ )ش@@ريعة إس@@المية‬yakni berisi hukum dan aturan Islam yang


mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik muslim maupun non- muslim. Selain
berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
Maka oleh sebagian penganut Islam, Syariat Islam merupakan panduan integral/ menyeluruh
dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
https://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

Sebagai sebuah khas agama, istilah syariat selalu identik dengan teologi Islam. Seperti
kalimat, Al-Quran adalah sumber pertama dari Syariat Islam. Meskipun sebenarnya istilah ini
sudah ada sejak sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, namun di lingkungan
masyarakat Indonesia istilah syariat lebih populer identik dengan Islam.

Syariat berasal dari kata dasar Sya-ra-‘a (ُ‫ ) َش َر َع – يَ ْشرع‬yang artinya memulai, mengawali,
memasuki, memahami. Atau diartikan juga dengan membuat peraturan, undang-undang, syariat.
Syar’un  (‫ )شَرْ ع‬dan Syir’atan (‫ ) ِشرْ عَة‬memiliki arti yang sama: ajaran, undang-undang, hukum,
piagam. https://www.dakwah.id/pengertian-syariat-islam/

B. Tujuan Syariat Islam di Indonesia


Diturunkannya Syariat Islam kepada manusia tentu memiliki “tujuan” yang sangat mulia.
Paling tida, ada “delapan” tujuan.

 Pertama, memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan hak


kepada setiap orang untuk memilih antara beriman atau tidak, karena, “Tidak
ada paksaan dalam memeluk agama Islam” (QS. Al Baqaarah, 2:256). Manusia
diberi kebebasan mutlak untuk memilih, “…Maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir” (QS. Al Kahfi, 18:29).
 kedua, “melindungi jiwa”. Syariat Islam sangat melindungi keselamatan jiwa
seseorang dengan menetapkan sanksi hukum yang sangat berat.
 Ketiga, “perlindungan terhadap keturunan”. Islam sangat melindungi keturunan
di antaranya dengan menetapkan hukum “Dera” seratus kali bagi pezina ghoiru
muhshon (perjaka atau gadis) dan rajam (lempar batu) bagi pezina muhshon
(suami/istri, duda/jand) (Al Hadits). 
 keempat, “melindungi akal”. Permasalahan perlindungan akal ini sangat menjadi
perhatian Islam. Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw menyatakan,
“Agama adalah akal, siapa yang tiada berakal (menggunakan akal), maka
tiadalah agama baginya”. 
  kelima, “melindungi harta”. Yakni dengan membuat aturan yang jelas untuk
bisa menjadi hak setiap orang agar terlindungi hartanya di antaranya dengan
menetapkan hukum potong tangan bagi pencuri. 
  keenam, “melindungi kehormatan seseorang”. Termasuk melindungi nama baik
seseorang dan lain sebagainya, sehingga setiap orang berhak dilindungi
kehormatannya di mata orang lain dari upaya pihak-pihak lain melemparkan
fitnah.
  ketujuh, “melindungi rasa aman seseorang”. Dalam kehidupan bermasyarakat,
seseorang harus aman dari rasa lapar dan takut.
 Kedelapan, “melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegara”. Islam
menetapkan hukuman yang keras bagi mereka yang mencoba melakukan
“kudeta” terhadap pemerintahan yang sah yang dipilih oleh ummat Islam
“dengan cara yang Islami”. https://republika.co.id/berita/47171/tujuan-syariat-
islam

C. Sumber Syariat Islam di Indonesia

1. Al Quran
Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tulisannya berbahasa Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril.
Al Quran juga merupakan hujjah atau argumentasi kuat bagi Nabi Muhammad SAW
dalam menyampaikan risalah kerasulan dan pedoman hidup bagi manusia serta hukum-
hukum yang wajib dilaksanakan. Hal ini untuk mewujudkan kebahagian hidup di dunia
dan akhirat serta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pembagian Harta Warisan Menurut Islam
Al Quran sebagai kalam Allah SWT dapat dibuktikan dengan ketidaksanggupan atau
kelemahan yang dimiliki oleh manusia untuk membuatnya sebagai tandingan, walaupun
manusia itu adalah orang pintar.
Dalam surat Al Isra ayat 88, Allah berfirman:
‫ْض ظَ ِه ْيرًا‬ ُ ‫ت ااْل ِ ْنسُ َو ْال ِج ُّن ع َٰلٓى اَ ْن يَّْأتُوْ ا بِ ِم ْث ِل ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ِن اَل يَْأتُوْ نَ بِ ِم ْثلِ ٖه َولَوْ َكانَ بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬ ِ ‫قُلْ لَّ ِٕى ِن اجْ تَ َم َع‬
Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
(dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain."
2. Hadits
Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui bahwa sabda,
perbuatan dan persetujuam Rasulullah Muhammad SAW tersebut adalah sumber hukum
Islam yang kedua sesudah Al Quran. Banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang
memerintahkan untuk mentaati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT dalam Q.S
Ali Imran ayat 32:
٣٢ - َ‫قُلْ اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َوال َّرسُوْ َل ۚ فَا ِ ْن ت ََولَّوْ ا فَا ِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ٰكفِ ِر ْين‬
Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah
bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir."
Al Hadits sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi sebagai penguat, sebagai pemberi
keterangan, sebagai pentakhshis keumuman, dan membuat hukum baru yang
ketentuannya tidak ada di dalam Al Quran. Hukum-hukum yang ditetapkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW ada kalanya atas petunjuk (ilham) dari Allah SWT, dan
adakalanya berasal dari ijtihad.
3. Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan sunah Rasul.
Dalam moraref atau portal akademik Kementerian Agama bertajuk Pandangan Imam
Syafi'i tentang Ijma sebagai Sumber Penetapan Hukum Islam dan Relevansinya dengan
perkembangan Hukum Islam Dewasa Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma' adalah salah
satu metode dalam menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di
dalam Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah yang
timbul di era globalisasi dan teknologi modern.
Jumhur ulama ushul fiqh yang lain seperti Abu Zahra dan Wahab Khallaf, merumuskan
ijma dengan kesepakatan atau konsensus para mujtahid dari umat Muhammad pada suatu
masa setelah wafatnya Rasulullah SAW terhadap suatu hukum syara' mengenai suatu
kasus atau peristiwa.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma sharih atau
lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat maupun perbuatan
terhadap hukum masalah tertentu. Ijma sharih ini juga sangat langka terjadi, bahkan
jangankan yang dilakukan dalam suatu majelis, pertemuan tidak dalam forum pun sulit
dilakukan.
Bentuk ijma yang kedua dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu masalah dalam
masa tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas serta diketahui orang banyak. Tidak
ada seorangpun di antara mujtahid lain yang menggungkapkan perbedaan pendapat atau
menyanggah pendapat itu setelah meneliti pendapat itu.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah bentuk sistematis
dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan peran yang amat penting.
Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i, qiyas menduduki tempat
terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah dari pada ijma.
https://news.detik.com/berita/d-5216687/4-sumber-hukum-islam-yang-disepakati-ulama
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Syariat Islam merupakan panduan integral/ menyeluruh dan sempurna seluruh
permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Diturunkannya Syariat Islam kepada
manusia tentu memiliki “tujuan” yang sangat mulia. Paling tida, ada “delapan” tujuan yaitu :
memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan hak, melindungi jiwa,
perlindungan terhadap keturunan, melindungi akal, melindungi harta, melindungi
kehormatan seseorang, melindungi rasa aman seseorang, melindugi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Para ulama menyepakati ada 4 sumber hukum Islam yaitu :
Al-Qur’an, Hadits, Ijma, dan Qiyas.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

https://www.dakwah.id/pengertian-syariat-islam/

https://republika.co.id/berita/47171/tujuan-syariat-islam

https://news.detik.com/berita/d-5216687/4-sumber-hukum-islam-yang-disepakati-ulama

Anda mungkin juga menyukai