Anda di halaman 1dari 2

MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

Mata Kuliah : Penemuan Hukum


Hari/Tgl. Ujian : Kamis, 13 Januari 2022
Waktu : 4 hari (13-17 Januari 2022)
Dosen Pengampu : Dr. Woro Winandi, S.H., M. Hum.
Sifat Ujian : TAKE HOME
Tata Tertib Ujian:
 Saudara diberikan waktu paling lambat tanggal 17 januari 2022 pk. 22.00 wib untuk
mengunggah jawaban ujian
 Jawaban yang dikirim dalam format pdf dengan font Times New Roman dengan
diisi identitas saudara: nama lengkap, NIM, mata Kuliah, Tanda Tangan
 Mahasiswa diwajibkan mengunggah jawaban UAS melalui Elina paling lambat
tanggal 17 Januari 2022 pk 22.00 WIB
Pertanyaan:

1. Ada beberapa metode penemuan hukum yang biasa dipergunakan oleh hakim
dalam mengadili satu perkara untuk member keputusan yang adil.
a. Di dalam Penemuan Hukum dikenal penemuan ekstensif dan analogi hukum..
Jelaskan perbandingan di antara kedua penemuan hukum tersebut. Buatlah
contoh masing-masing 1 contoh kasus penemuan hukum ekstensif dan analogi
hukum!
2. Kasus konkret yang dihadapi adalah sebagai berikut: Budi menikah dengan Anita
secara adat Tionghoa pada tahun 1999 di Jakarta, namun pernikahan ini tidak
mereka catatkan di Catatan Sipil. Pada tahun 2010 Budi menikah lagi dengan
Angeline menurut agama Kristen dan kali ini dicatatkan di Catatan Sipil Kota
Bandung. Anita yang tidak diberi tahu tentang perkawinan tersebut kemudian
melaporkan perbuatan Budi dan Angeline masing-masing atas dasar Pasal 279 ayat
(1) butir ke-1 dan butir ke-2 KUHP.
Pertanyaan:
a. Apabila saudara menjadi hakim yang mengadili kasus tersebut dan
berpandangan legistis, metode penemuan hukum apa yang saudara pergunakan
untuk mengadili perkara tersebut? Jelaskan!
b. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh hakim dalam kegiatan
penemuan hukum!
c. Susun kembali silogisme dari penafsiran hakim atas unsur Pasal 279 ayat (1)
KUHP di atas!
3. Kasus: Pada tahun 1991, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah
mengeluarkan putusannya dalam perkara Waduk Kedungombo dalam putusannya
No. 2263/K/Pdt/1991 yang diputuskan oleh Majelis Hakim yang diketuai oleh
Hakim Agung Asikin Kusumaatmadja. Di dalam putusannya tersebut, majelis
hakim memutuskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah harus memberikan
ganti kerugian lebih dari nilai nominal yang dimohonkan oleh penggugat
(masyarakat Kedungombo).
Pertanyaan
a. Apa dasar pertimbangan hakim yang dipergunakan untuk memutus perkara
tersebut? Jelaskan!
b. Metode Penemuan Hukum apakah yang dilakukan oleh Hakim Asikin?
Jelaskan!
c. Apakah penemuan hukum yang dilakukan oleh Hakim Asikin dapat
digolongkan ke dalam penemuan hukum progresif? Jelaskan dengan disertai
argumentasi!
4. Jelaskan landasan teori munculnya penemuan hukum hermeneutika dan penafsiran
hukum modern! Buatlah contoh penemuan hukum Hermeneutika, Penafsiran
Hukum Modern!
5. Kapan seorang Notaris dikatakan melakukan penemuan hukum? Apa bentuk
penemuan hukum oleh Notaris? Jelaskan dan berikan contohnya!
6. Apakah yang seharusnya dilakukan oleh hakim dalam melakukan penemuan
hukum? Sebutkan juga aliran-aliran yang mempengaruhi berbagai macam
penemuan hukum yang ada!
000Selamat Mengerjakan000

Anda mungkin juga menyukai