Disusun oleh :
1. Cindy Kirana Zahrani Sasmita (211601007)
2. Enjella Septia Putri (211601017)
3. Iqbal Ramadhan (211601029)
4. Fentina Dwi Natabea (211601025)
5. Angelina Putri Haniza (211601042)
Kelas : 1 Keperawatan A
STIKES PEMKAB JOMBANG
Mata kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan
Dosen : Dr. Anis Satus Syarifah,Skep.,Ns,M.Kes
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Definisi 5
B. Etiologi Gagal Jantung Kongestif 5
C. Patologi Gagal Jantung Kongestif 6
D. Patofisiologi Gagal Jantung Kongestif 7
E. Gejala Gagal Jantung Kongestif 9
F. Diagnosis Gagal Jantung Kongestif 9
G. Manifestasi Gagal Jantung Kongestif 10
H. Faktor Resiko Dari Gagal Jantung Kongestif 10
I. Komplikasi Gagal Jantung Kongestif 11
J. Penatalaksanaan Gagal Jantung Kongestif 11
K. Terapi Farmakologi Pengobatan Gagal Jantung Kongestif 11
L. Pengobatan Gagal Jantung Kongestif 11
M. Pencegahan Gagal Jantung Kongestif 12
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN 13
B. DAFTAR PUSTAKA 14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung dapat diibaratkan suatu pompa berganda, yang terdiri dari bagian kiri dan
kanan. Bagian kanan dari jantung berfungsi untuk memompa darah dari tubuh ke
paru-paru, sedangkan bagian kiri berfungsiuntuk memompa darah dari paru-paru
ke tubuh. Setiap bagian terdiri dari dua kompartemen, di bagian atas merupakan
serambi (atrium) dan dibagian bawah merupakan bilik (ventriculus). Antara
serambi dan bilik terdapat katup, begitu pula antara bilik dan pembuluh besar.
Fungsi keempat katup tersebut adalah untuk menjamin darah mengalir hanya satu
jurusan
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung. Selama peredaran
darah gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi
(diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi kedua
atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.
Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total pada
ventrikel., hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Pada keadaan
normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri
sama sehingga tidak terjadi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak
seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka
vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam
vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.
Bila curah jantung karena suatu keadaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh, maka jantung akan memakai mekanisme kompensasi.
Mekanisme kompensasi ini terdiri dari beberapa malam dan bekerja secara
bersamaan serta saling memengaruhi, sehingga secara klinis tidak dapat dipisah
pisahkan secara jelas. Dengan demikian diupayakan memelihara tekanan darah
yang masih memdai untuk perfusi alat-alat vital. Mekanisme ini mencakup 1).
Mekanisme Frank Starling, 2). Pertumbuhan hipertrofi ventrikel dan 3). Aktivasi
neurohormonal. Bila mekanisme isi secara maksimal digunakan dan curah
jantung.
Gagal jantung kongestif (congestive heart failures) adalah sindrom klinis akibat
penyakit jantung. Ditandai dengan kesulitan bernafas serta retensi natrium dan air
yang abnormal. Yang sering menyebabkan edema. Kongesti ini dapat terjadi
dalam paru atau sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah
jantungnya pada sisi kanan atau menyeluruh.
Gagal jantung merupakan kelainan multi sistem dimana terjadi gangguan pada
jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulus sistem syaraf simpati serta
perubahan neurohormonaly yang kompleks. Pada disfungsi sistolik terjadi
gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya penurunan cardiac
output. Sedangkan pada disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan miokard
dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance. Ventrikel kiri
mennyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel kri kardiomiopati hipertrofik,
selain penyebab seperti infiltrasi pada penyakit amiloid.
Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung meliputi penatalaksanaan secara
farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan gagal jantung baik akut
maupun kronik ditujukan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki prognosis,
meskipun penatalaksanaan secara individual tergantung dari etiologi serta
bertanya kondisi.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Gagal jantung kongestif adalah kondisi saat jantung tidak mampu memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen dan nutrisi.Masalah kesehatan ini dulu mendapat julukan silent killer atau
pembunuh senyap karena bisa muncul tanpa disertai gejala dalam jangka waktu
lama hingga akhirnya membuat pasien meninggal.
K. Terapi Farmakologi
1. Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer, mengurangi gejala
volume berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural peroksimal,
menurunkan volume plasma selanjutnya menurunkan preload untuk
mengurangi beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan juga
menurunkan afterload agar tekanan darah menurun.
2. Antagonis aldosteron
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.
3. Obat inotropik
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung.4
4. Glikosida digitalis
5. Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penurunan
volume distribusi.
Gagal jantung kongestif (CHF) dapat diperbaiki dengan obat atau operasi, seperti
penjelasan di atas. Prospek keberhasilan terapi tergantung pada seberapa parah
CHF yang kamu dimiliki dan apakah ada penyakit lain yang menyertai, seperti
diabetes atau hipertensi. Semakin dini penyakit ini didiagnosis dan diterapi, maka
akan semakin baik pula prospek keberhasilan terapi. Selalu diskusikanlah dengan
dokter untuk menentukan rencana pengobatan yang terbaik.
Lakukanlah beberapa hal berikut ini agar kamu terhindar dari penyakit gagal
jantung: