Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah
segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf Yunani abad ke-6 SM,
Pythagoras.

Sejarah Pythagoras

Sebetulnya jika ditelusuri dari sejarahnya, Pythagoras adalah merupakan nama seseorang dari
zaman Yunani Kuno, yang hidup sekitar tahun 570 hingga 495 SM. Pythagoras sendiri
merupakan seorang filsuf dan sekaligus juga ilmuwan matematika yang sangat pintar dan terkenal
di zamannya.

Selama hidupnya, ilmuwan satu ini sangat suka berkelana ke berbagai macam tempat, seperti
Mesir dan Babilonia. Dan jika dilihat dari sejarahnya selama ia melakukan perjalanan tersebut, ia
juga mengumpulkan beragam ilmu dari tempatnya berkunjung.

Setelah itu, dia mulai menetap di Crotone, Italia dan di sinilah Pythagoras mulai mendirikan suatu
gerakan atau sekolah bernama Pythagorean. Ia menjadi pengajar juga pada sekolah tersebut, dan
di sini para siswa diajarkan mengenai berbagai macam hal yang ada di alam semesta ini dan
diajak untuk dapat memahami bahwa semua hal dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan.

Apalagi ini juga dibuktikan dari temuannya yang berhasil menyelesaikan masalah panjang sisi
segitiga dengan menggunakan formula ciptaannya yang sederhana.

Tujuan Rumus Pitagoras

Rumus pitagoras atau juga disebut sebagai pythagoras adalah salah satu rumus yang dipakai
dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar ukuran salah satu panjang dari sisi segitiga. Rumus
pitagoras yang juga sering disebut sebagai dalil teorema pythagoras ini juga adalah merupakan
salah satu materi dalam pelajaran matematika yang umumnya selalu diajarkan paling awal yakni
sejak Sekolah Dasar.

Rumus Pythagoras

Rumus Pythagoras dapat kita tulis formulanya berdasarkan dalil pythagoras. Kita ambil sebagai
contoh:
Ada sebuah segitiga yang memiliki:
 Panjang alas segitiga disebut a,
 Panjang tingginya disebut b,
 Panjang sisi miringnya disebut sebagai c.

Maka dengan memakai dalil pythagoras, hubungan antara ketiganya bisa dirumuskan menjadi:
a2 = c2 – b2

Rumus pitagoras juga dapat dijabarkan sebagai rumus yang memiliki konsep a2 + b2 = c2 yang
pada dasarnya bisa dinyatakan dalam beberapa bentuk, yakni:
 a2 + b2 = c2
 c2 = a2 + b2
 a2 = c2 – b2
 b2 = c2 – a2

Jika kalian ingin menyelesaikan setiap rumus yang ada tersebut, kalian dapat menggunakan nilai
akar dari salah satu rumus pythagoras diatas. Maka akan didapatkan:

 a = √c2 – b2
 b = √c2 – a2
 c = √a2 + b2
Namun, perlu diingat bahwa rumus yang ada di atas hanya berlaku untuk segitiga siku siku,
sehingga jika kalian membutuhkannya untuk segitiga yang lain, rumus ini tidak dapat digunakan.

Dalil Pythagoras
Seorang nakhoda kapal melihat puncak mercusuar yang berjarak 80 meter dari
kapal. Jika diketahui tinggi mercusuar adalah 60 meter dari permukaan laut,
dapatkah kalian menentukan jarak nakhoda dari puncak mercusuar tersebut?

Persoalan di atas dapat kita hitung dengan menggunakan prinsip segitiga siku-siku.
Jika panjang dua sisi segitiga siku-siku kita ketahui, maka sisi yang lain dapat kita
tentukan. Caranya adalah dengan menggunakan dalil Pythagoras.

Dalam dalil Phytagoras melibatkan bilangan kuadrat dan akar kuadrat dalam sebuah
segitiga.

Dalil Pythagoras adalah istilah lain dari teorema pythgoras yaitu bahwa sisi


miring atau sisi terpanjang pada segitiga siku – siku sama dengan jumlah kuadrat
sisi – sisi lainnya.

Oleh karena itu, sebelum membahas lebih jauh dalil Pythagoras, marilah kita
mengingat kembali materi kuadrat bilangan, akar kuadrat bilangan, luas daerah
persegi, dan luas daerah segitiga siku-siku.

Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan


Masih ingatkah kalian bagaimana menentukan kuadrat dari suatu bilangan?

Untuk menentukan kuadrat dari suatu bilangan adalah dengan cara mengalikan
bilangan tersebut dengan dirinya sendiri. 

Perhatikan contoh soal berikut ini!


Kebalikan dari kuadarat suatu bilangan adalah akar kuadrat. Misalkan, bilangan p
yang tak negatif diperoleh p2 = 16. Maka bilangan p dapat ditentukan dengan
menarik √16 menjadi p = √16. Bilangan p yang diinginkan adalah 4 karena 4 2 = 4 × 4
= 16. Bilangan p = 4 dinamakan akar kuadrat dari bilangan 16.

Jadi, akar kuadrat suatu bilangan adalah bilangan tak negatif yang apabila


dikuadratkan akan menghasilkan bilangan yang sama dengan bilangan semula. 

Perhatikan contoh soal berikut!

Penggunaan dalil pytagoras dalam kehidupan sehari-hari

Pernahkah Anda berpikir apa manfaatnya kita mempelajari teorema


Pythagoras? Suatu ilmu akan tahu manfaatnya jika ilmu tersebut
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak sekali permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang


disajikan dalam bentuk soal cerita dan dapat diselesaikan dengan
menggunakan teorema Pythagoras.

Untuk memudahkan menyelesaikan soal-soal penerapan teorema


Pythagoras diperlukan bantuan gambar (sketsa). Untuk mengetahui
manfaat teorema Pythagoras silahkan pelajari contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1
Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang
panjangnya 250 meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat
berada di bawah layang-layang adalah 70 meter. Hitunglah ketinggian
layang-layang tersebut.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana AB merupakan jarak anak di tanah dengan titik yang tepat


berada di bawah layang-layang dan AC merupakan panjang benang.
Tinggi langyang-layang dapat dicari dengan teorema Pythagoras yakni:
BC = √(AC2 – AB2)
BC = √(2502 – 702)
BC = √(62500 – 4900)
BC = √57600
BC = 240 m
Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 240 m
Contoh bukti kasus pytagoras

Ada sebuah kapal yang berlayar ke arah timur sejauh 150 km, lalu berubah kearah selatan sejauh
200 km. Berapakah jarak kapal saat ini dari tempat semula?

Penyelesaian:

Jarak kapal ketempat semula = AC

AC = √(AB²+BC²)
AC = √(150²+200²)
AC = √(22500+40000)
AC = √(62500)
AC = 250 km

Anda mungkin juga menyukai