Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PRAKTIKUM PENYUSUNAN LAPORAN BAB IV


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Riset Keperawatan
DOSEN DENNI FRANSISKA HELENA M , S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Aditya Julianto Pratama AK118003

Ai Riska Nurhamidah AK118006

Muhammad Ari Rafly AK118152

Robi Muhammad F AK118155

Tohari Wijaya AK118192

Windy Martinia Gunawan AK118200

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang “Praktikum
Penyusunan Laporan BAB V & VI”.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi dari makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 22 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data.......................................................................1

B. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................1

C. Metode Pengumpulan Data.......................................................................................3

D. Pengertian analisa data............................................................................................12

I. Sistematic Literatur Review (SLR).............................................................................15

J. Penulisan Bab V........................................................................................................16

1. TEKNIK PENYIMPULAN.............................................................................................19

2. PENETAPAN SARAN..................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................1

iii
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 134), instrumen pengumpulan data


adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Sedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa
instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008: 52) adalah alat
yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan
aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikol ogis itu secara teknis
biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif . Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif ,perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian adalah alat bantu yang digunakan ol eh peneliti untuk mengumpulkan
informasi kuantitat if tentang variable yang sedang diteliti.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan


dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian.
Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel- variabel
yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis
sebagai sasaran penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan


dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan
oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu
menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan
data, yaitu indikator empiris dan pengukuran. Indikator empiris menunjuk pada
yang diamati dari variabel yang bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada
1
kualitas yang diamati. Sehubungan dengan masalah pengukuran ini, harus disadari
bahwa kita menghadapi obyek yang berbeda-beda yang mengakibatkan adanya
variasi dalam pengukuran. Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi
pada pengukuran, yaitu :

1. Perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,


2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. Perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. Perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. Perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.

Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan data.


Masalah validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam
masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mengukur yang
diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin
pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai berikut:

1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli


Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi- informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli.
Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian,
konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam
mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang pernah
diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi
responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di
mana data akan dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok
masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya.
Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh- tokoh yang bersangkutan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan
lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan- kebiasaan
respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu,

2
bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.

4. Uji coba atau pilot study


Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan
sample. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal
atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam
bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan
terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi- informasi yang
diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan
kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat
dianalisis.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
tergantung dari masalah yang dihadapi.
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data
dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan

3
menggunakan metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes

Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi


tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan
menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi
kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Keunggulan metode ini adalah lebih akurat
karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data,
memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-
ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun
jenis-jenis tes, yaitu:

a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berpikir,
terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam
belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability
Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini
adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b. Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk
berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu
atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan
intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus
yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan
kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil
dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar
dibidang itu.
c. Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai
seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d. Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
4
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes
Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya
terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian,
meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-
jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola
bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
e. Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal
kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation);
dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri
kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun
serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri.
Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam
mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career
maturity).
f. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement
Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan
dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda,
berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes. Adapun jenis-jenis
metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan observasi, diantaranya :
a) Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik
yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum maksudnya
yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan
dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan observasi

5
kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi tersebut hanya
memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas, seperti
kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.
b) Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan
ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.
1) Langkah-langkah observasi
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang
harus ditempuh, antara lain :
a) Pertemuan Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan
bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan
menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee
(yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan diamati.
b) Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun
situasi di dalam kelas.
c) Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat
mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan
dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus
dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive)
serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.
2) Jenis-jenis Observasi
Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika dilihat
dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan serta/ aktif (participant
observation) dan observasi non partisipan/ pasif (non- participant
observation), sedangkan jika dilihat dari segi instrument yang digunakan
observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
Selain itu ada pula jenis observasi yang lain diantaranya observasi
terbuka, observasi terfokus, dan observasi sistematik. Masing-masing

6
jenis observasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a) Observasi Partisipan (Participant Observation).
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipasi
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai
mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya.
Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya
secara sistematis.
b) Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation).
Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung,
peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan
tentang perilaku objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan
observasi ini tidak akan mendapatkan data yang akurat karena
peniliti tidak mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh
objek penelitiannya. Contohnya, seorang guru yang bertindak
sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di
kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di
dalam kelas tersebut.
c) Observasi Terstruktur.
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana
tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
mengetahui dengan pasti variable apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini adalah
contoh bagan observasi terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti
sedang menghitung berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab
pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk (tidak
sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif apakan jawaban
yang diberikan siswa benar, salah, atau bahkan tidak menjawab

7
pertanyaan yang diajukan (di luar sasaran). Kemudian guru
menjumlahkan jawaban dari masing-masing kriteria penilaian..
d) Observasi Terbuka
Merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat
segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya ketika
melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi
ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan
observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat
kesimpulan.
e) Observasi Terfokus
Dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan menfokuskan
masalah yang akan ditelitinya, misalnya peneliti ingin
mengumpulkan data tentang pola interaksi antara guru dengan siswa
melalui teknik bertanya guru.
f) Observasi Sistematik
Observasi ini cenderung menggunakan skala yang pada dasarnya
adalah hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut,
selain itu pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat
menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan
mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas
analisisnya.
3) Kelebihan observasi
Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah,
banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan
observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai
atau menisci kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan
dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer, dan banyak
kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat
pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil
penelitian.
4) Kekurangan observasi
Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada

8
kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer
dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit
diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat
rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku
baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
daftar pertanyaan. Disamping itu pula responden mengetahui informasi
tertentu yang diminta.
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang
harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu
persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang
mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.
Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat
beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner
pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih
dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban
secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
Angket dibedakan menjadi dua jenis:
a) Angket terbuka; (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian
sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Contoh 1:

9
Pertanyaan terbuka angket terbuka:
Pendidikan apa saja yang pernah saudara ikuti? Tulislah dengan
sebenarnya, dimana dan tahun berapa lulusnya.

No Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan


1
2
3
4
5

Contoh 2:
1. Bagaimana pendapat Saudara tentang dibentuknya Dewan Sekolah?
2. Apakah Saudara pernah mengikuti Prajabatan tingkat nasional? Jika
Pernah, bagaimana komentar saudara?

Keuntungan angket terbuka:

a) Bagi responden: Mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan


yang sesuai dengan keadaan yang dialaminnya.
b) Bagi peneliti: akan mendapat data yang bervariasi, bukan hanya
yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan oleh peneliti.
c) Angket Tertutup (Angket berstruktur) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya
dengan cara memberikan tandan silang (X) atau tanda checlist ( √)
Contoh: cara memberikan tanda silang (x)
1. Apakah saudara pernah mempraktekkan materi Prajabatan
tingkat nasional yang menunjang tugas di kantor saudara?
a. Pernah
b. Tidak pernah
1. Jika pernah, materi apa saja yang saudara praktekkan?
a. Kertas kerja Perorangan (KKP)
b. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

10
c. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
d. Simulasi dan Kertas Kerja Tema (KKT)
e. Simulasi dan kertas kerja angkatan (KKA)
2. Apakah saudara termasuk dosen yang aktif menulis?
a. Ya
b. Tidak

Jika ya, sudah berapa buku yang saudara tulis dan terbitkan
pertahun?

a. 2 – 5 buku
b. 11 – 15 buku
c. 6 – 10 buku
d. 16 – 20 buku
a. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses
wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan,
meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan
membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara
garis besar aa dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu
ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara
tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai. Pedoman
wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”.
Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
11
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang
diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap
dan mendalam.
b. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen- dokumen, baik dokumen
tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu
hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk
kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam
penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain,
maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan
sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi
yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan
metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel
yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka
peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai.
Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam
daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
c. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai
riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat
mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek
kehidupannya saja. Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan
kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif
tentang kejadian tersebut, menolong Konselor memahami kehidupan batin
siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya
sampai sekarang, berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan
duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).

12
Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga
menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung
melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama.

D. Pengertian analisa data

Analisis data adalah suatu proses atau upaya mengolah data menjadi
informasi baru. Proses ini diperlukan agar karakteristik data menjadi lebih mudah
dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu permasalahan, khususnya yang
berkaitan dengan penelitian.
Mengutip salah seorang pakar metode penelitian, Lexy J. Moleong, teknik
analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang dikerjakan
dengan memeriksa seluruh data dari instumen penelitian, seperti catatan,
dokumen, hasil tes, rekaman, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih
mudah dipahami, sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
E. Jenis teknik analisa data
a. Teknik analisa data kuantitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diangkakan atau bersifat non
numerik. Teknik analisis data kualitatif pada umumnya merupakan
bahasan konseptual suatu permasalahan. Beberapa teknik analisis data
kualitatif antara lain:
1. Analisis Konten
Teknik analisis konten diperlukan ketika kita harus memahami
keseluruhan tema pada data kualitatif yang kita miliki. Dalam
metode penelitian ini, kita dapat menerapkan kode warna untuk
tema atau ide tertentu. Penguraian data tekstual seperti ini
membantu kita menemukan rangkaian data yang paling umum.
2. Analisis Naratif
Teknik analisis naratif fokus pada bagaimana suatu ide atau
cerita dikomunikasikan kepada seluruh bagian terkait. Metode
penelitian ini biasanya digunakan untuk membuat interpretasi
tentang penilaian pelanggan, proses operasional, perasaan
karyawan terhadap pekerjaannya, dan lain-lain. Teknik analisis
data kualitatif naratif dapat membantu kita memahami dan
mengembangkan kultur atau budaya suatu organisasi seperti
perusahaan. Metode penelitian kualitatif naratif juga membantu
kita dalam membuat rencana strategi pemasaran.
3. Analisis Wacana
Selain teknik analisis naratif, teknik analisis wacana juga
digunakan untuk menganalisis interaksi orang. Perbedaan
keduanya terletak pada fokus. Metode penelitian kualitatif analisis
wacana lebih fokus pada konteks sosial dimana komunikasi antara
responden dan peneliti terjadi.
b. Teknik analisis data kualitatif
13
Data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara
akurat. Salah satu contoh data numerik dalam metode penelitian kuantitatif
yaitu hasil survey responden. Teknik analisis data kuantitatif pada
umumnya menggunakan model matematika, model statistik, dan lain-lain.
Beberapa teknik analisis data kualitatif yaitu:

1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data kuantitatif deskriptif dilakukan ketika kita melihat
performa data di masa lalu untuk memperoleh suatu kesimpulan. Teknik
analisis data kuantitatif ini digunakan ketika kita berhadapan dengan data
dalam volume yang sangat besar seperti data sensus penduduk.
2. Analisis Inferensial
Teknik analisis data kuantitatif inferensial menggunakan rumus
statistik. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut digunakan
sebagai dasar untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum
(generalisasi).

F. Teknik pengolahan data


Teknik pengolahan data terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
yang harus kita lalui dalam mengolah data yaitu:
1. Pengumpulan Data, pada tahapan ini, kita mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.
2. Penyuntingan (Editing), yang dimaksud dengan editing dalam analisa data
adalah kegiatan memeriksa kelengkapan dan kejelasan pengisian
instrumen pengumpulan data, seperti daftar pertanyaan yang telah
dikembalikan oleh responden.
3. Pengodean (Coding), coding dalam penelitian yaitu proses identifikasi dan
klasifikasi dengan memberikan simbol berupa angka pada tiap jawaban
responden berdasarkan variabel yang diteliti.
4. Tabulasi, pada tahapan ini kita melakukan data entri, menyusun, dan
menghitung data yang telah dikodekan ke dalam tabel.

G. Cara menganalisis data


Setelah melewati keempat tahapan di atas, kita telah melewati tahap awal
pengolahan data. Berikutnya, kita harus menganalisis dan menafsirkan data
tersebut agar dapat dipahami sebagai suatu informasi.
Untuk menganalisis dan menafsirkan data, Sobat Pintar bisa memilih
menggunakan teknik analisis data kualitatif atau teknik analisis data kuantitatif
seperti yang telah diuraikan di atas. Manakah yang harus dipilih?
Metode penelitian yang digunakan harus disesuaikan dengan data –
apakah kualitatif atau kuantitatif. Proses analisa data ini penting karena
merupakan satu-satunya jalan yang harus kita lewati agar tiba pada jawaban dari
permasalahan penelitian.

H. Fungsi-fungsi analisis data

14
Dalam suatu penelitian, tentu seseorang akan memerlukan apa itu analisis
data. Dengan kegiatan menganalsis sebuah data tersebut, seseorang akan dengan
mudah mengolah data menjadi sumber informasi baru yang akurat dan juga
terpercaya. Tak heran, apabila saat ini ada banyak orang yang memerlukan
penganalisisan data guna memperoleh penjelasan dari masalah-masalah tertentu.
Lantas, apa saja fungsi analisis data tersebut? Berikut diantaranya :

a. Analisis data dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi


b. Analisis data juga dapat digunakan untuk menanggapi sebuah masalah
tertentu
c. Memecahkan permasalahan serta menentukan sebuah keputusan maupun
keputusan.
d. Data yang diperoleh dari hasil analisis juga bisa digunakan untuk acuan
dalam sebuah kegiatan yang diperlukan.
e. Hasil dari analisis yang dilakukan dalam sebuah data juga dapat
dimanfaatkan dalam sebuah kegiatan sebagai suatu perencanaan.
Berbagai fungsi data di atas tentu sangat memudahkan seseorang saat ingin
melakukan sebuah penelitian, maupun mendapatkan informasi berupa kesimpulan
sebuah data. Adapun contoh dari pengertian apa itu data tersebut bisa Anda
ketahui di bawah ini.

I. Sistematic Literatur Review (SLR)

Systematic literature review (SLR)/review artikel terstruktur merupakan


suatu desain penelitian yang dilakukan untuk mensintesis bukti – bukti penelitian
yang sudah ada secara sistematis dalam hal pencarian artikel penelitian, telaah
kritis (critical appraisal) dan sintesis hasil penelitian untuk menjawab suatu
pertanyaan.Penelitian SLR dilakukan untuk berbagai tujuan, diantaranya untuk
mengidentifikasi, mengkaji dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia
dengan bidang topik fenomena yang menarik dengan pertanyaan penelitian
tertentu yang relevan. Kedudukan metodologi systematic review dalam
metodologi penelitian dapat digambarkan sebagai irisan bawang (onion slice).
SLR merupakan metode penelitian yang merangkum hasil-hasil penelitian
primer untuk menyajikan fakta yang lebih komprehensif dan berimbang. Berikut
merupakan tahapan penelitian SLR
1. Merumuskan pertanyaan penelitianIdentifikasi pertanyaan penelitian
sebagai dasar untuk mereview artikel dapat menggunakan “PICO”. a. P =
Population/Patient merupakan kelompok yang dijadikan sebagai unit analisisb. I/E
= Intervention/Exposure merupakan treatmen yang akan kita berikan kepada unit
analisis untuk melihat pengaruhnyac. C = Comparison merupakan pembanding
sebagai kontrol, ada kelompok yang diberi treatment da nada yang tidak diberikan
treatment, lalu dibandingkan d. O = Outcome merupakan hasil yang diperoleh dari
penelitian
2. Menentukan protokol SLRUntuk menentukan protokol SLR dapat
menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items For Systematic
15
Reviews and Meta Analyses). Tahapan dalam PRISMA untuk melakukan SLRa.
Mendefinisikan kriteria kelayakan (Inclusive & Exclusive Criteria) b.
Mendefinisikan sumber informasi (Electronic Database) c. Pemilihan Literatur
(Study Selection)d. Pengumpulan data (Collecting Data) e. Pemilihan item data
(Extracting Data)

A. Kriteria Penulisan Systematic literature review/ Review Artikel Terstruktur1.


Kemutakhiran sumber data yang digunakan adalah artikel ilmiah dengan batas
maksimal 10 tahun terakhir (Tahun terakhir 2010).2. Tipe studi adalah kuantitatif,
kualitatif dan mix methodsstudy.3. Tipe intervensi yang ditelaah adalah hubungan
atau pengaruh atau perbandingan atau perbedaan variabel bebas dengan terikat4.
Hasil ukur dalam penelusuran ilmiah adalah hubungan atau pengaruh atau
perbandingan atau perbedaan variabel bebas dengan terikat5. Jenis Jurnal yang
digunakan adalah Original Artikel Penelitian dengan ketentuan:

a. Artikel jurnal internasional yang dipublikasikan pada jurnal bereputasi

b. Artikel yang dipublikasikan minimal pada jurnal nasional terakreditasi


SINTA 4

c. Artikel yang akan direview sebanyak 10 – 50 artikel dengan ketentuan


artikel utama wajib terdiri dari jurnal yang bereputasi (seperti yang telah
disebutkan di poin a) dan atau bisa ditambahkan jurnal nasional minimal
terakreditasi SINTA 4.

J. Penulisan Bab V

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta Tahun

1995-2013 sebagai berikut:

a. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 58% variasi variabel

dependen Tingkat Kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

independen yakni Jumlah Penduduk, Pengangguran, PDRB dan Inflasi.

Sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model.

b. Variabel Jumlah Penduduk memiliki pengaruh negatif dan signifikan

16
terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta. Artinya, peningkatan

Jumlah Penduduk akan mengurangi Tingkat Kemiskinan di Kota

Surakarta.

c. Variabel Pengangguran memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta. Artinya, semakin

banyak Pengangguran maka semakin tinggi pula Tingkat Kemiskinan

di Kota Surakarta.

d. Variabel PDRB tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta. Artinya tinggi rendahnya

PDRB tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota

Surakarta.

e. Variabel Inflasi tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta. Artinya tinggi rendahnya laju

Inflasi tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota

Surakarta.

2. Saran

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara

lain adalah:

a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan terkait dengan kemiskinan yang ada di

Surakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Khususnya yang

berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang kemiskinan di Kota

Surakarta (melakukan penelitian) maka perlu modifikasi variabel-

variabel independen baik menambah variabel atau menambah time

17
series datanya. Sehingga akan lebih objektif dan bervariasi dalam

melakukan penelitian.

b. Bagi pemerintah daerah Kota Surakarta, sebagai acuan dalam

pengambilan kebijakan di masa yang akan datang dalam upaya

mengurangi jumlah kemiskinan yang ada di Kota Surakarta.

c. Dalam upaya mengurangi jumlah kemiskinan di Kota Surakarta,

pemerintah hendaknya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Semakin tinggi sumber daya manusia maka akan mengurangi jumlah

penduduk miskin dan pemerintah dapat melakukan upaya seperti

peningkatan fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan.

d. Selain itu diharapkan pemerintah daerah Kota Surakarta dapat

membuka lapangan pekerjaan guna menyerap jumlah tenaga kerja

sehingga masyarakat memperoleh pendapatan dan dapat membantu

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehingga

jumlah pengangguran semakin berkurang maka semakin rendah pula

tingkat kemiskinan di Kota Surakarta.

18
1. TEKNIK PENYIMPULAN
ARTI KESIMPULAN

Kesimpulan atau sering disebut “keputusan” dalam bahasa latin disebut


conclusion, dapat diartikan dengan berbagai cara, antara lain :
1) Kesimpulan sebagai suatu kepuusan, dalil, hukum, tingkatan akhir,
inferensi,persetuuan akhir atau tesis
2) Kesimpulan sebagai kesimpulan yang ditarik berdasarkan metode berpikir
induktif dan deduktif
3) Kesimpulan sebagai pertimbangan yang dikemukakan atas dasar penalaran
inferensial
4) Kesimpulan sebagai suatu pernyataan dalam silogisme yang didasarkan pada
premise mayor dan premise minor
Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan akhir bisa jadi tidak muncul hingga
penghimpunan data berakhir, sebab kesimpulan tersebut sangat tergantung pada
besarnya atau banyaknya himpunan catatan lapangan, kodifikasi, penyimpanan dan
metode penelusuran ulang yang dipergunakan.
Dalam menarik kesimpulan dibutuhkan metode berpikir, namun perlu
penjelasan. Dalam penjelasan tersebut akan jatuh pada enam jenis hubungan
sebagai berikut :

1) Hubungan kausal
Dalam bentuk sebab akibat (cause effect) dapat dinyatakan dalam kata – kata
seperti : “oleh karena itu”, “karena”, “sebab”, “oleh sebab itu”, atau “sebagai
akibat”.

2) Hubungan kontras
Dalam bentuk pertentangan dapat dinyatakan dalam kata – kata seperti :
“kendatipun”, “sekalipun”, “walaupun”, “sungguhpun”, “akan tetapi, “tetapi”,
“namun”, “sedangkan” atau “bertentangan dengan”.

3) Hubungan metodis
Dikemukakan dengan kata – kata : “seakan – akan”, “seolah – olah”, “seperti”
atau “sama”

4) Hubungan kondisional
Dikemukakan dengan kata – kata : “jikalau”, “jika”, “kalau”, “bila”, “apabila”,
“bilamana”, “andai”, “seandainya” atau “seandainya tidak”

5) Hubungan waktu
Dikemukakan dengan kata – kata seperti : “sesudah”, “sesuai”, “setelah”,
“sebelum”, “kapan” atau “kemudian”

6) Hubungan akumulatif

19
Dinyatakan dalam kata – kata seperti : “dan”, “juga”, “pun”, “tambahan lagi”,
atau “tambahan pula”

JENIS KESIMPULAN

1) Kesimpulan berdasarkan kualitas


a. Kesimpulan kualitas afirmatif
Merupakan keputusan yang membenarkan, mengakui,
mengiyakan, atau menetapkan.
b. Kesimpulan kualitas negatif
Merupakan kesimpulan yang meniadakan, mengingkari, atau
menolak.
2) Kesimpulan berdasarkan ekstensi
a. Kesimpulan kuantitas universal
Kesimpulan yang meliputi seluruh subjek. Dikemukakan dalam
pernyataan seperti. Semua, seluruh, segala, tidak terkecuali, atau
tidak satupun.
b. Kesimpulan kuantitas partikular
Merupakan pernyataan yang khusus untuk subjek tertentu dengan
mengecualikan subjek lainnya.dinyatakan dengan kata - kata
seperti: sebagian kecil, seba!ian besar, beberapa, tidak seluruhnya,
atau tidak semuanya.
c. Kesimpulan kuantitas singular
Merupakan kesimpulan yang benar bagi satu atau jenis subjek.
3) Kesimpulan berdasarkan kondisi
a. Kesimpulan hipotesi
Adalah kesimpulan yang dibangun berdasarkan syarat - syarat
tertentu.
b. Kesimpulan kate!orial
Adalah kesimpulan yang sama sekali tidak berdasarkan
syarat - syarat.
c. Kesimpulan disjungsi
Adalah apabila terdapat beberapa kemungkinan kebenaran
pernyataan. Nama hanya salah satu pernyataan yang benar
4) Kesimpulan berdasarkan materi
a. Kesimpulan analitis
Kesimpulan yang ditarik dari subjek dan penentuan yang
merupakan keputusan yang predikatnya telah disebutkan dan
telah dinilai oleh subjeknya. jadi, predikatnya adalah keharusan
bagi subjek.
b. Kesimpulan sintesis
Adalah kesimpulan yang predikatnya bukan keharusan bagi
subjek
20
c. Kesimpulan eksklusif
Menyatakan suatu keputusan yang subjek atau predikatnya
diterangkan dengan kata seperti : hanya, saja, atau belaka.
d. Kesimpulan ekseptif
Menyatakan suatu keputusan yang subjek atau predikatnya
diterangkan dengan kata seperti : semua, semuanya, seluruh,
seluruhnya.
e. Kesimpulan komparatif
Adalah kesimpulan yang membandingkan yang satu dengan yang
lainnya (lebih dari, kurang dari, atau sama). Perbandingan
tersebut mungkin dalam arti kuantitaif (berhubungan dengan
jenis, karakter khusus atau essensial)

METODE DALAM PENARIKAN KESIMPULAN

Ketika menarik kebenaran baru dari sejumlah keputusan yang ada, penulis dapat
memanfaatkan metode berfikir sebagai berikut :

a. Metode berpikir induktif

upaya untuk memperoleh pengertian umum dari pengertian - pengertian


khusus. Disebut berpikir induktig. Keputusan yang diperoleh dari berpikir
induktig adalah keputusan baru yang bersifat khusus atau dapat pula
dikatakan bahwa berfikir induktif itu tidak lain daripada berpikir dari
konkrit ke abstrak, dari keputusan khusus ke ke keputusan umum.
Keputusan – keputusan yang khusus ini mungkin berupa keputusan tunggal
(singular) atau keputusan khusus (particular). Keputusan tunggal atau
singular merupaka keputusan yang nilai keberdayaannya hanya tepat bagu
satu (jenis) subjek, sedangkan keputusan particular merupakan salah satu
jenis kesimpulan ekstensi yang dinyatakan dalam bentuk keputusan yang
terbatas untuk sebagian lingkungan dari suatu subjek.

f. Metode berpikir deduktif


berpikir untuk mendapatkan kesimpulan khusus dari kesimpulan umum
disebut kesimpulan deduktif. Dapat pula dikatakan, bahwa pemikiran
deduktif dapat diartikan bilamana diperoleh suatu kebenaran baru dari
sejumlah keputusan yang telah ada. Penulis yang menggunakan berpikir
deduktuf akan meneliti tanda - tanda atau karakteristik umum dari suatu
benda atau peristiwa dan selanjutnya akan mengambil kesimpulan bahwa
benda atau peristiwa kongkrit yang dihadapinya itu termasuk dalam
kelompok yang memiliki tanda - tanda atau karakteristik tersebut.

21
c. Metode berpikir silo!istik
Silo!isme, salah satu metode penalaran deduktif (deductice reasoning),
merupakan suatu bentuk singkat dari pernyataan argumen umum kepada
argument khusus yang terdiri atas dua buah pernyataan, dan kesimpulan
tersebut akan benar jika kedua pernyataan itu benar

d. Metode berpikir inferensi langsung


berpikir inferensi adalah berpikir yang meng!unakan premise. b ilamana
keputusan baru diperoleh hanya dari sebuah keputusan saja, maka metode
berpikir yang dipergunakan adalah metode berpikir inferensi langsung atau
disederhanakan sebagai metode berpikir langsung.
Penyusunan kesimpulan hendaknya :
1) Singkat, jelas dan mudah dipahami
2) Selaras, sejalan dan sesuai dengan problematika penelitian yang diajukan
3) Dibuat dalam rumusan sedemikian rupa sehingga jika didahului dengan
rumusan problematika masing – masing akan menghasilkan banyak
jawaban koheren. Sudah tidak mengganggu informasi yang bersifat
kuantitatif seperti presentase, predikat penilaian dan sebagainya.
2. PENETAPAN SARAN

Saran adalah suatu bagian dalam bab penutup dalam sebuah penulisan makalah
atau skripsi. Pada bagian ini terdapat di sebuat akhir paragraf dimana dengan di
awali suatu serangkaian. Sebagai contoh kesimpulan dari awal hingga akhir, saat
ingin menulis saran memang tidak ada aturan khusus maupun pedoman yang
berlaku. Terkadang hanya terdapat pada proses pembuatan kalimat saran
setidaknya harus memperhatikan beberapa unsur yang ada.
Unsur-unsur saran

a. Jumlah kata
Dalam sebuah penulisan karya tulis, tentunya pembuatan saran harus di batasi
dengan jumlah minimal karater. Hal ini di lakukan agar terdapat kesetaraan antara
kesimpulan yang di sampaikan. Dan batasan kata untuk membuat saran yang baik
adalah 200 kata.
b. Menggunakan kata harapan
Pada dasarnya, saran bertujuan untuk memperbaiki makalah yang telah disusun.
Oleh karena itu, dalam sub bab saran haruslah mengandung kata-kata harapan
seperti “oleh karena itu”alangkah baiknya”, penulis berhap”. Dan beberapa kata
lainnya yang memiliki maksud yang sama.

22
c. Memberikan rekomendasi
Selain dalam mengharapkan maklah tersebut menjadi lebih baik, saran juga harus
mengandung solusi agar nantinya pembaca lebih mudah dalam memperbaiki
makalah tersebut.
Solusi tersebut dapat berupa cara mengatasi kekurangan yang ada dalam makalah
yang belum dapat dilakukan oleh penulis sehingga pembaca mengetahui dengan
jelas apa yang kurang dari makalah tersebut dan bagimana cara memperbaikinya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ibnu Hadjar.1996. Dasar-dasar Met odologi Penelit ian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.

Wiriatmadja, R. 2005. Metode penelitian tindakan kelas. Bandung : Rosdakarya

Purssell E, McCrae N. 2020. How to Perform a Systemstic Literature Review. Switzerland : The
Springers.
Parameswari Widarukmi, L. (2015). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995-2013 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai