Disusun Oleh :
Kelompok 3
Aditya Julianto Pratama AK118003
Assalamu’alaikum.wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang “Praktikum
Penyusunan Laporan BAB V & VI”.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi dari makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
1. TEKNIK PENYIMPULAN.............................................................................................19
2. PENETAPAN SARAN..................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................1
iii
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data
2
bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
tergantung dari masalah yang dihadapi.
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data
dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan
3
menggunakan metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berpikir,
terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam
belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability
Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini
adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b. Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk
berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu
atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan
intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus
yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan
kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil
dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar
dibidang itu.
c. Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai
seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d. Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
4
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes
Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya
terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian,
meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-
jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola
bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
e. Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal
kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation);
dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri
kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun
serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri.
Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam
mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career
maturity).
f. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement
Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan
dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda,
berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes. Adapun jenis-jenis
metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan observasi, diantaranya :
a) Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik
yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum maksudnya
yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan
dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan observasi
5
kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi tersebut hanya
memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas, seperti
kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.
b) Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan
ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.
1) Langkah-langkah observasi
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang
harus ditempuh, antara lain :
a) Pertemuan Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan
bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan
menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee
(yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan diamati.
b) Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun
situasi di dalam kelas.
c) Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat
mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan
dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus
dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive)
serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.
2) Jenis-jenis Observasi
Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika dilihat
dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan serta/ aktif (participant
observation) dan observasi non partisipan/ pasif (non- participant
observation), sedangkan jika dilihat dari segi instrument yang digunakan
observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
Selain itu ada pula jenis observasi yang lain diantaranya observasi
terbuka, observasi terfokus, dan observasi sistematik. Masing-masing
6
jenis observasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a) Observasi Partisipan (Participant Observation).
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipasi
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai
mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya.
Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya
secara sistematis.
b) Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation).
Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung,
peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan
tentang perilaku objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan
observasi ini tidak akan mendapatkan data yang akurat karena
peniliti tidak mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh
objek penelitiannya. Contohnya, seorang guru yang bertindak
sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di
kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di
dalam kelas tersebut.
c) Observasi Terstruktur.
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana
tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
mengetahui dengan pasti variable apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini adalah
contoh bagan observasi terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti
sedang menghitung berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab
pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk (tidak
sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif apakan jawaban
yang diberikan siswa benar, salah, atau bahkan tidak menjawab
7
pertanyaan yang diajukan (di luar sasaran). Kemudian guru
menjumlahkan jawaban dari masing-masing kriteria penilaian..
d) Observasi Terbuka
Merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat
segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya ketika
melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi
ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan
observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat
kesimpulan.
e) Observasi Terfokus
Dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan menfokuskan
masalah yang akan ditelitinya, misalnya peneliti ingin
mengumpulkan data tentang pola interaksi antara guru dengan siswa
melalui teknik bertanya guru.
f) Observasi Sistematik
Observasi ini cenderung menggunakan skala yang pada dasarnya
adalah hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut,
selain itu pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat
menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan
mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas
analisisnya.
3) Kelebihan observasi
Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah,
banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan
observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai
atau menisci kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan
dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer, dan banyak
kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat
pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil
penelitian.
4) Kekurangan observasi
Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada
8
kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer
dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit
diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat
rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku
baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
daftar pertanyaan. Disamping itu pula responden mengetahui informasi
tertentu yang diminta.
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang
harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu
persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang
mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.
Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat
beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner
pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih
dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban
secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
Angket dibedakan menjadi dua jenis:
a) Angket terbuka; (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian
sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Contoh 1:
9
Pertanyaan terbuka angket terbuka:
Pendidikan apa saja yang pernah saudara ikuti? Tulislah dengan
sebenarnya, dimana dan tahun berapa lulusnya.
Contoh 2:
1. Bagaimana pendapat Saudara tentang dibentuknya Dewan Sekolah?
2. Apakah Saudara pernah mengikuti Prajabatan tingkat nasional? Jika
Pernah, bagaimana komentar saudara?
10
c. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
d. Simulasi dan Kertas Kerja Tema (KKT)
e. Simulasi dan kertas kerja angkatan (KKA)
2. Apakah saudara termasuk dosen yang aktif menulis?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, sudah berapa buku yang saudara tulis dan terbitkan
pertahun?
a. 2 – 5 buku
b. 11 – 15 buku
c. 6 – 10 buku
d. 16 – 20 buku
a. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses
wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan,
meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan
membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara
garis besar aa dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu
ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara
tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai. Pedoman
wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”.
Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
11
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang
diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap
dan mendalam.
b. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen- dokumen, baik dokumen
tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu
hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk
kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam
penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain,
maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan
sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi
yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan
metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel
yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka
peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai.
Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam
daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
c. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai
riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat
mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek
kehidupannya saja. Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan
kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif
tentang kejadian tersebut, menolong Konselor memahami kehidupan batin
siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya
sampai sekarang, berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan
duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).
12
Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga
menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung
melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama.
Analisis data adalah suatu proses atau upaya mengolah data menjadi
informasi baru. Proses ini diperlukan agar karakteristik data menjadi lebih mudah
dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu permasalahan, khususnya yang
berkaitan dengan penelitian.
Mengutip salah seorang pakar metode penelitian, Lexy J. Moleong, teknik
analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang dikerjakan
dengan memeriksa seluruh data dari instumen penelitian, seperti catatan,
dokumen, hasil tes, rekaman, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih
mudah dipahami, sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
E. Jenis teknik analisa data
a. Teknik analisa data kuantitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diangkakan atau bersifat non
numerik. Teknik analisis data kualitatif pada umumnya merupakan
bahasan konseptual suatu permasalahan. Beberapa teknik analisis data
kualitatif antara lain:
1. Analisis Konten
Teknik analisis konten diperlukan ketika kita harus memahami
keseluruhan tema pada data kualitatif yang kita miliki. Dalam
metode penelitian ini, kita dapat menerapkan kode warna untuk
tema atau ide tertentu. Penguraian data tekstual seperti ini
membantu kita menemukan rangkaian data yang paling umum.
2. Analisis Naratif
Teknik analisis naratif fokus pada bagaimana suatu ide atau
cerita dikomunikasikan kepada seluruh bagian terkait. Metode
penelitian ini biasanya digunakan untuk membuat interpretasi
tentang penilaian pelanggan, proses operasional, perasaan
karyawan terhadap pekerjaannya, dan lain-lain. Teknik analisis
data kualitatif naratif dapat membantu kita memahami dan
mengembangkan kultur atau budaya suatu organisasi seperti
perusahaan. Metode penelitian kualitatif naratif juga membantu
kita dalam membuat rencana strategi pemasaran.
3. Analisis Wacana
Selain teknik analisis naratif, teknik analisis wacana juga
digunakan untuk menganalisis interaksi orang. Perbedaan
keduanya terletak pada fokus. Metode penelitian kualitatif analisis
wacana lebih fokus pada konteks sosial dimana komunikasi antara
responden dan peneliti terjadi.
b. Teknik analisis data kualitatif
13
Data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara
akurat. Salah satu contoh data numerik dalam metode penelitian kuantitatif
yaitu hasil survey responden. Teknik analisis data kuantitatif pada
umumnya menggunakan model matematika, model statistik, dan lain-lain.
Beberapa teknik analisis data kualitatif yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data kuantitatif deskriptif dilakukan ketika kita melihat
performa data di masa lalu untuk memperoleh suatu kesimpulan. Teknik
analisis data kuantitatif ini digunakan ketika kita berhadapan dengan data
dalam volume yang sangat besar seperti data sensus penduduk.
2. Analisis Inferensial
Teknik analisis data kuantitatif inferensial menggunakan rumus
statistik. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut digunakan
sebagai dasar untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum
(generalisasi).
14
Dalam suatu penelitian, tentu seseorang akan memerlukan apa itu analisis
data. Dengan kegiatan menganalsis sebuah data tersebut, seseorang akan dengan
mudah mengolah data menjadi sumber informasi baru yang akurat dan juga
terpercaya. Tak heran, apabila saat ini ada banyak orang yang memerlukan
penganalisisan data guna memperoleh penjelasan dari masalah-masalah tertentu.
Lantas, apa saja fungsi analisis data tersebut? Berikut diantaranya :
J. Penulisan Bab V
1. Kesimpulan
16
terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta. Artinya, peningkatan
Surakarta.
di Kota Surakarta.
Surakarta.
Surakarta.
2. Saran
lain adalah:
17
series datanya. Sehingga akan lebih objektif dan bervariasi dalam
melakukan penelitian.
18
1. TEKNIK PENYIMPULAN
ARTI KESIMPULAN
1) Hubungan kausal
Dalam bentuk sebab akibat (cause effect) dapat dinyatakan dalam kata – kata
seperti : “oleh karena itu”, “karena”, “sebab”, “oleh sebab itu”, atau “sebagai
akibat”.
2) Hubungan kontras
Dalam bentuk pertentangan dapat dinyatakan dalam kata – kata seperti :
“kendatipun”, “sekalipun”, “walaupun”, “sungguhpun”, “akan tetapi, “tetapi”,
“namun”, “sedangkan” atau “bertentangan dengan”.
3) Hubungan metodis
Dikemukakan dengan kata – kata : “seakan – akan”, “seolah – olah”, “seperti”
atau “sama”
4) Hubungan kondisional
Dikemukakan dengan kata – kata : “jikalau”, “jika”, “kalau”, “bila”, “apabila”,
“bilamana”, “andai”, “seandainya” atau “seandainya tidak”
5) Hubungan waktu
Dikemukakan dengan kata – kata seperti : “sesudah”, “sesuai”, “setelah”,
“sebelum”, “kapan” atau “kemudian”
6) Hubungan akumulatif
19
Dinyatakan dalam kata – kata seperti : “dan”, “juga”, “pun”, “tambahan lagi”,
atau “tambahan pula”
JENIS KESIMPULAN
Ketika menarik kebenaran baru dari sejumlah keputusan yang ada, penulis dapat
memanfaatkan metode berfikir sebagai berikut :
21
c. Metode berpikir silo!istik
Silo!isme, salah satu metode penalaran deduktif (deductice reasoning),
merupakan suatu bentuk singkat dari pernyataan argumen umum kepada
argument khusus yang terdiri atas dua buah pernyataan, dan kesimpulan
tersebut akan benar jika kedua pernyataan itu benar
Saran adalah suatu bagian dalam bab penutup dalam sebuah penulisan makalah
atau skripsi. Pada bagian ini terdapat di sebuat akhir paragraf dimana dengan di
awali suatu serangkaian. Sebagai contoh kesimpulan dari awal hingga akhir, saat
ingin menulis saran memang tidak ada aturan khusus maupun pedoman yang
berlaku. Terkadang hanya terdapat pada proses pembuatan kalimat saran
setidaknya harus memperhatikan beberapa unsur yang ada.
Unsur-unsur saran
a. Jumlah kata
Dalam sebuah penulisan karya tulis, tentunya pembuatan saran harus di batasi
dengan jumlah minimal karater. Hal ini di lakukan agar terdapat kesetaraan antara
kesimpulan yang di sampaikan. Dan batasan kata untuk membuat saran yang baik
adalah 200 kata.
b. Menggunakan kata harapan
Pada dasarnya, saran bertujuan untuk memperbaiki makalah yang telah disusun.
Oleh karena itu, dalam sub bab saran haruslah mengandung kata-kata harapan
seperti “oleh karena itu”alangkah baiknya”, penulis berhap”. Dan beberapa kata
lainnya yang memiliki maksud yang sama.
22
c. Memberikan rekomendasi
Selain dalam mengharapkan maklah tersebut menjadi lebih baik, saran juga harus
mengandung solusi agar nantinya pembaca lebih mudah dalam memperbaiki
makalah tersebut.
Solusi tersebut dapat berupa cara mengatasi kekurangan yang ada dalam makalah
yang belum dapat dilakukan oleh penulis sehingga pembaca mengetahui dengan
jelas apa yang kurang dari makalah tersebut dan bagimana cara memperbaikinya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Hadjar.1996. Dasar-dasar Met odologi Penelit ian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.
Purssell E, McCrae N. 2020. How to Perform a Systemstic Literature Review. Switzerland : The
Springers.
Parameswari Widarukmi, L. (2015). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995-2013 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).