Perubahan pada lansia menurut kholifaah 2016 yaitu : 1. Perubahan Fisik a. Sistem Indra Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun. b. Sistem Intergumen Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastiskering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot. c. sistem Muskuloskeletal Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaaringan penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi.. Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata. Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan Tulang: berkurangnya kepadatan tulang setelah diamati adalah bagian dari penuaan fisiologi, sehingga akan mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif. Sendi; lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas. d. Sistem kardiovaskuler Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin, klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ika. e. Sistem respirasi Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang. f. Sistem Pencernaan dan Metabolisme Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah. g. Sistem perkemihanPada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal. h. Sistem saraf Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dankemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. i. Sistem reproduksi Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur. 2. Perubahan Psikologis Perubahan psikologis pada lanjut usia menurut Stuart & Laria (2005) perubahan aspek kognitif terjadi perubahan fungsi intelektual dimana terjadinya penurunan kemampuan lansia dalam mengatasi masalah atau pemecahan masalah, selanjutnya juga pada aspek terjadi perubahan kemampuan penyesuaian secara psikologis terhadap proses menua (Learning Ability ), pada aspek kognitif ini untuk meningkatkan intelektual lansia dapat diberikan pendidikan kesehatan atau edukasi agar perkembangan demensia dapat ditunda. Perubahan yang terjadi pada aspek emosional adalah respon lansia terhadap perubahan perubahan yang terjadi atau yang berkaitan dengan suasana alam perasaan, sehingga lansia merasa tidak dihargai merasa sendiri dan tidak diperhatikan, mudah tersinggung dan selalu ingin didengarkan (Maryam, 2008). Perubahan mental pada lansia menurut Bandriyah (2009) lansin akan mudah curiga, bertambah pelit dan egois. 3. Perubahan Sosial Menurut Nugroho (2008) perubahan psikososial pada lansia yang dapat terjadi berupa ketika seseorang lansia mengalami pensiun (purna tugas), maka yang dirasakan adalah pendapatan berkurang (kehilangan finansial), kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/ ISSN 2460-0334 posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan semua fasilitas), kehilangan relasi, kehilangan kegiatan, akibatnya timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara hidup. Kebanyakan di jaman sekarang ini banyak keluarga yang menganggap repot mengasuh atau merawat orang yang sudah lanjut usia, sehingga tidak jarang ada yang menitipkan orang tuanya dipanti maupun ditinggal sendiri di rumah. tinggal sendiri di rumah memiliki kelebihan dan kekurangan. memiliki kebebasan, kenyamanan batin, mandiri, dan memiliki harga diri tersendiri bagi lansia. Menurut Kusumiati (2012), masalah- masalah yang dapat timbul ketika lansia tinggal sendiri di rumah adalah kurang dukungan keluarga, kesepian, perubahan perasaan, perubahan perilaku, masalah kesehatan, ketakutan menjadi korban kejahatan, masalah penghasilan, dan masalah seksual. Pilihan tinggal di rumah pada usia lanjut memiliki kelebihan dan kekurangan. Tinggal dirumah sendiri berarti memiliki kebebasan, kenyamanan batin dan memiliki harga diri. Tinggal bersama anaknya berarti tergantung pada dukungan keluarga dan berkurangnya kebebasan. Sedangkan tinggal di rumah sendiri terpisah dengan anak seringkali menimbulkan masalah pada usia lanjut, yaitu kesepian dan kurangnya dukungan dari keluarga (Lueckenotte, 2000; Eliopolous, 2005). Kurangnya dukungan sosial dapat ber- dampak negatif pada usia lanjut (Miller, 2004). Kurangnya dukungan berupa perhatian dari keluarga dapat mengakibatkan usia lanjut mengalami kesedihan atau keprihatinan. Kondisi tersebut biasanya ditambah dengan adanya ketergantungan terhadap bantuan anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan anggota keluarga yang diharapkan untuk membantunya tidak selalu ada ditempat. Kurangnya sumber pendukung keluarga dalam merawat, karena tidak adanya anak dan kesibukan anak bekerja, menyebabkan seringnya usia lanjut terlantar di rumah (Subekti, 2012). Sedangkan kurangnya dukungan dari aspek keuangan dapat menyebabkan usia lanjut menjadi kurang terpenuhinya kebutuhan sehari-hari (Miller, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya dukungan dari keluarga merupakan konsekuensi dari pilihan usia lanjut tinggal sendiri di rumah. 4. Perubahan Seksual Pandangan Lansia tentang Seksualitas pada Lanjut Usia. Lanjut usia dengan perubahan yang terjadi secara fisiologis, kognitif dan kesehatan psikososial akan berdampak terhadap berkurangnya kemampuan memenuhi kebutuhan fungsional, kebingungan atau menarik diri, dan ketidakmampuan membuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan. Perubahan fisik meliputi perubahan penampilan, perubahan yang berbeda pada sistem organ dalam, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan pada sistem syaraf, dan perubahan penampilan dan kemampuan seksualitas.
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN LANSIA
Kebutuhan Lanjut Usia menurut Tody Lolenoh (1994:168) kebutuhan lanjut usia terbagi atas kebutuhan primer dan sekunder, berikut penjelasannya; A. Kebutuhan-kebutuhan utama (primer) lanjut usia meliputi : 1. Kebutuhan biologis/fisik; yang meliputi kebutuhan makanan yangbergizi, seksual, pakaian dan perumahan/tempat berteduh. 2. Kebutuhan ekonomi; yaitu berupa penghasilan memadai. 3. Kebutuhan kesehatan; berupa kesehatan fisik, mental, perawatan dan keamanan. 4. Kebutuhan psikologis; yang meliputi kasih sayang, adanya tanggapan dari orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati diri serta status yang jelas. 5. Kebutuhan sosial ; yaitu berupa peranan-peranan dalam hubungan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman-teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi sosial. B. Kebutuhan-kebutuhan kedua (sekunder) lanjut usia antara lain meliputi; 1. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas. 2. Kebutuhan dalam pengisian waktu luang dan rekreasi. 3. Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informasi dan pengetahuan, keindahan, dan lain-lain. 4. Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan negara atau pemerintah. 5. Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual seperti memahami akan makna kehadiran dirinya di dunia ini dan memahami hal-hal yang tidak diketahui atau di luar kehidupan, termasuk kematian. D. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA Masalah kesehatan reproduksi lansia menirut Prihayati 2020 yaitu : 1. Klimakterium Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita dari akhir masa reproduktif sampai masa non-reproduktif. 2. Andropause (Pada Pria) Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. 3. Menopause (Pada Wanita) Periode dimana siklus berhenti dan hormon-hormon kelamin wanita menghilang dengan cepat sampai hampir tidak ada disebut Menopause (Guyton & Hall, 1997) Dengan gejala : • Menstruasi tidak lancar atau tidak teratur • Mudah tersinggung/ mudah marah • Haid banyak ataupun sangat sedikit • Sakit kepala terus menerus • Berkeringat • Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (inkontinensia) Cara mengatasi masalah kesehatan reprosuksi lansia: 1. Penggunaan bahan makanan yang mengandung fito-estrogen seperti kedelai (tahu, tempe, kecap), papaya dan semanggi merah 2. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium 3. Menghindari makanan yang banyak mengandung lemak, kopi dan alkohol. 4. Hormon Replacement Teraphy (HRT) yang dilakukan dengan memasukkan hormon- hormon seksual didalam tablet atau beberapa bentuk lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Prihayati, S. SiT.,M.K.M. Kesehatan Reproduksi Lansia.
Mediawati, Mika, Setyarini, Arika Indah. 2020. STUDI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA LANSIA DAN GANGGUAN YANG MENYERTAINYA. Jurnal IDAMAN (Induk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan), Vol 4, No 1. Siti Nur Kholifah.2016.Keperawatan Gerontik JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-3 Jurnal Kesehatan 9 (1), 154-159, 2018