Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah
Gresik.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang berjudul Ujian Akhir Semester 1. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat kepahaman
mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan pada mata kuliah
yang sedang dipelajari.
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, keimanan seseorang sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya, banyak yang menganggap sepele dan kurang paham
akan hal yang seharusnya tidak dilakukan seorang muslim, maka disitulah
peran ilmu sangat penting. Dalam nilai suatu ilmu ditentukan oleh
kandungan ilmu tersebut. Ilmu yang paling utama adalah ilmu yang
mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta.
Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa soal rumusan
masalah sebagai berikut :
5. Apa janji dan ikrar anda kepada diri anda sendiri setelah mengikuti
perkuliahan PAI ? apakah ada jaminan perubahan sikap diri menuju
sikap yang lebih baik dalam hal beraqidah dan beribadah (shalat,
puasa, serta menjauhi segala perbuatan maksiat)…?
BAB II
PEMBAHASAN
Qur’an dan al-Hadits adalah dengan memahami ilmu aqidah Itu sendiri
dalam Al-Qur’an dan hadits, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa setiap
Muslim harus berpegang teguh pada aqidah. Sebab aqidah merupakan
pondasi dan dasar dalam agama dan dasar dari segala amal yang akan
dilakukan.
Oleh karena itu untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, maka
setiap mukallaf memiliki kewajiban memahami hakikat aqidah Islam beserta
ruang lingkupnya secara benar
Pemahaman dan komitmen yang benar terhadap akidah Islam akan menjadi
penuntun setiap mukallaf dalam berperilaku.
Dalam kajian Islam, arti aqidah adalah tali pengikat batin manusia dengan
yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta
serta Pengatur alam semesta ini.
Aqidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak
menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat
sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut
aqidah. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka
celah untuk dibantah.
Semua yang terkait dengan rukun iman tersebut sudah disebutkan dalam Al
Quran, surah al-Baqarah ayat 285
Dalam suatu hadis Nabi Saw. Menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai
iman dengan mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada
malaikat-Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga
engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.” ( HR. Bukhari )
Seseorang yang beriman kepada Allah SWT maka ia harus melakukan semua
yang diperintahkan Allah Swt. Dan menjauhi semua yang dilarangNya. Jika ia
beriman kepada kitab Allah, maka ia harus melaksanakan ajaran-ajaran yang
ada di dalamnya.
Jika ia beriman kepada para rasul Allah, maka ia wajib melaksanakan ajaran
yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani
akhlaknya:
Pembiasaan dan keteladanan itu bisa dimulai dari keluarga. Di sini peran
orang tua sangat penting agar akidah itu bisa tertanam di dalam hati
sanubari anggota keluarganya sedini mungkin
Ada banyak faktor. Dalam agama, akidah sangatlah penting. Ibarat bangunan,
akidah merupakan pondasi yang mempengaruhi seluruh bangunan. Ketika
seseorang memiliki akidah yang kuat, maka Insya Allah pengamalan
agamanya juga akan kuat.
Tapi kalau akidah rapuh, maka pengamalan agama juga akan rapuh. Karena
itu, saat Rasulullah diutus untuk menyampaikan akidah, rentang waktunya
lebih lama dibandingkan menyampaikan ibadah, yakni 13 tahun. Sedangkan
menyampaikan ibadah, waktunya hanya sepuluh tahun.
Dari semua faktor itu, yang paling penting adalah faktor orang tua. Dalam
sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah yg menjadikannya sebagai
yahudi, nasrani dan majusi. Hal itu menunjukkan betapa besar peran orang
tua dalam menentukan akidah setiap anak.
Karena itu, kami tak hanya fokus memberikan pendidikan agama pada anak-
anak, tapi juga aktif mengembangkan berbagai majelis taklim untuk para
orang tua. Tujuannya, agar orang tua memiliki akidah dan pemahaman
agama yang baik, yang akan diajarkannya kepada anak-anaknya.
Dari segi ekonomi, kita harus menumbuhkan kesadaran kepada orang yang
mampu agar bisa memberikan pekerjaan atau lapangan pekerjaan kepada
mereka yang membutuhkan. Pemerintah juga diharapkan memberikan
pelatihan keterampilan agar mereka bisa hidup mandiri.
Selain itu, supaya anak-anak memiliki akidah yang kuat, selain pendidikan,
orang tua juga harus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap
perilaku dan pergaulan anak. Apalagi di zaman perkembangan teknologi
yang demikian pesat, berbagai informasi yang mudah didapatkan anak, harus
bisa disaring dan dijelaskan oleh orang tua.
Dari Faktor tersebut dapat dihasilkan contoh sederhana yang dapat merusak
aqidah Seperti berikut:
6) Murtad atau Mencari Agama Lain, selain Islam (Ali Imran/3: 19 dan 85).
11) Mengangkat Orang Yahudi dan Nasrani (Kafir) sbg Pemimpin (Al-
Maidah/5: 51).
12) Menghina Rasulullah SAW dan Meyakini ada Rasul Setelahnya (Al-
Ahzab/33: 21, 40)
Umat Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari akhir atau hari kiamat itu
pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur
untuk menerima pengadilan Allah swt. Perhatikan firman Allah berikut yang
Artinya:
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam
kubur.” (QS. Al-Hajj/22: 7).
Ayat ini menegaskan bahwa hari Kiamat itu bukanlah omong kosong, tapi
kejadian yang benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu, kapan
itu akan terjadi. Ini adalah rahasia Allah swt. Hanya Allah yang Maha Tahu
kapan hari Kiamat akan terjadi. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua
makhluk mati, lalu Allah menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur.
Iman kepada hari kiamat adalah percaya dan meyakini bahwa seluruh alam
termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir
ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada
hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung-
gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi berguncang dan
memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh
isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang,
planet, dan bulan saling bertabrakan
Tragedi Tsunami di Aceh Tahun 2004 Menelan Korban Ratusan Ribu Jiwa
5. Shalat 5 waktu
Kita ingat akan hari akhir, entah kapan datangnya. Dengan kepercayaan ini
dapat membuat seseorang hidupnya lebih teratur dan berusaha menjauhi
dosa.
Allah SWT memperingatkan kita untuk tidak mengikuti gaya hidup orang
kafir seperti mabuk-mabukan, maksiat dan sebagainya. Mereka tidak berfikir
bagaimana jadinya mereka akan disiksa saat di akhirat kelak.
Di akhirat kelak, kita akan membawa amal baik maupun buruk kita. Dengan
beriman kepada hari akhir kita akan mendapat hikmah dan bersemangat
mengerjakan amal baik sebanyak-banyaknya.
“Kita hidup untuk apa sih?” Kalimat seperti itu pasti pernah terfikirkan,
semua hal yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Hidup itu cuman sekali, kita harus berusaha dengan baik untuk apa yang kita
perjuangkan namun dalam jalan Allah yang benar.
Saat kita sudah beriman kepada hari akhir, ia akan berusaha untuk tetap
sabar dan percaya bahwa Allah akan membantunya.
Dalam ayat lain Allah juga berfirman, “Di mana saja kamu berada, kematian
akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78).
Maka bagi kaum yang beriman, kita wajib percaya bahwa kematian bukanlah
akhir dari segalanya, tetapi justru awal mula kehidupan yang baru menuju
akhirat. Kehidupan di dunia adalah masa di mana kita mempersiapkan diri,
mengumpulkan bekal untuk melanjutkan perjalanan yang masih panjang.
Berdasarkan HR. Bukhari, Aisyah berkata ketika malaikat pencabut nyawa
datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau di pangkuan saya, maka
Rasulullah pingsan beberapa saat. Dan tak lama kemudian ia sadar kembali,
lalu beliau menatap ke atas langit-langit rumah sambil mengucapkan ya Allah
pertemukanlah aku dengan teman-teman yang paling mulia. Aisyah berkata,
dengan demikian Rasulullah tidak memilih untuk hidup lebih lama lagi
bersama kami. Saya ingat yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika
masih sehat, itulah kata-kata terakhir yang beliau ucapkan.”
Ustadz Amir Ar-Soronji mengatakan setiap orang yang dicabut ruhnya oleh
malaikat pencabut nyawa (malaikat Izrail), maka tidak ada sekejap matapun
ruh tersebut digenggamannya. Melainkan ruh tersebut langsung dipegang
oleh dua malaikat yang akan mengantarkannya ke langit. Bagi seorang
muslim yang sholeh dan taat kepad Allah Swt., maka sebelum diantar di
langit ia dibalut dengan kain kafan dari surga dan diberi wangi-wangian dari
surga yang wanginya melebihi minyak Kasturi. Sehingga apabila datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-
malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya (Q.S. Al-An’an).
Adapun ruh yang buruk dari hamba yang tidak sholeh, setelah dicabut ruh
nya lalu ia dibalut dengan kain kafan dan diberi wewangian dari neraka
sehingga keluar darinya bau yang sangat busuk dan sangat tidak disukai
malaikat. Para maikat yang di langit melaknatnya ketika ia dicabut, pintu-
pintu langit ditutup tidak dibuka untuknya, setiap malaikat berdoa agar
ruhnya tidak naik ke arah mereka. Malaikat dan ruh tadi melewati
sekelompok malaikat yang bertanya ruh siapa yang sangat bau busuk ini?
Malaikat pembawa ruh menjawab Fulan bin Fulan dengan nama terburuk
yang digunakan di dunia. Malaikat penjaga pintu tetap tidak membukakan
pintu langit.
Berikut ini adalah tahap-tahap yang akan kita lalui setelah kematian menuju
hidup yang abadi di akhirat nanti.
Kemudian pada tiupan kedua, semua manusia tanpa terkecuali akan bangkit
dari kebinasaannya dan inilah yang dinamakan hari kebangkitan.
Padang Mahsyar
Konon, Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas di mana
matahari hanya berjarak satu jengkal dari kepala manusia.
Setelah di Padang Mahsyar tadi, amal manusia mulai ditimbang mana yang
baik dan mana yang buruk. Jika manusia lebih berat timbangan amal
kebaikannya, maka dia akan mendapat keselamatan begitu pula sebaliknya.
Amal perbuatan yang kita lakukan selama di dunia, kemudian akan dihitung
pada saat yaumul hisab.
Surga
Neraka
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://cerdika.com/contoh-dan-hikmah-iman-kepada-hari-akhir/
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman
%20kepada%20hari%20kiamat-anto/topik1.html
https://www.uii.ac.id/perjalanan-ruh-ke-langit-setelah-kematian/
https://islam.nu.or.id/jenazah/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-
hingga-ke-alam-barzakh-89TOC
http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/makalah-aqidah.html?m=1