Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

UJIAN AKHIR SEMESTER 1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu :

Hasan Abidin, M.Pd.I.

Disusun oleh :

Ahmad Ihya’ Muzakki 210301102

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah
Gresik.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang berjudul Ujian Akhir Semester 1. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat kepahaman
mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan pada mata kuliah
yang sedang dipelajari.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila
terdapat kesalahan.

Gresik, 7 Januari 2022

Ahmad Ihya’ Muzakki


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, keimanan seseorang sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya, banyak yang menganggap sepele dan kurang paham
akan hal yang seharusnya tidak dilakukan seorang muslim, maka disitulah
peran ilmu sangat penting. Dalam nilai suatu ilmu ditentukan oleh
kandungan ilmu tersebut. Ilmu yang paling utama adalah ilmu yang
mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta.

Maka Aqidah Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya


dan selengkap- lengkapnya bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang
lain. Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus para Rasul
semuanya menyerukan kepada tauhid agar mereka berjalan sesuai dengan
kehendak Sang Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Orang
yang menerima disebut mukmin, orang yang menolaknya disebut kafir serta
orang yang ragu-ragu disebut munafik yang merupakan bagian dari
kekafiran.

Aqidah dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu


umat sudah rusak, bagian yang diperbaiki dahulu adalah aqidahnya. Di
sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan
keberhasilan dunia dan akhirat. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi
terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan. Dalam aspek kehidupan
semua tidak lepas dari aturan dan nilai-nilai Islam. Dengan menunjukan
ketakwaannya terhadap Allah swt. Maka segala aspek yang berkaitan dengan
kehidupan, seperti perkataan, perbuatan, perasaan (hati) seseorang, akan
menampakkan ciri-ciri dari keislamannya tersebut.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa soal rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam Islam adalah Aqidah.


Aqidah yang benar akan menjadikan umat Islam kuat, sebaliknya
aqidah yang salah akan melemahkan umat islam. Tingkat pemahaman
terhadap aqidah akan menentukan kualitas dalam iman, Ilmu, dan
Amal. Jelaskan bagaimanakah cara beraqidah yang benar sesuai al-
Qur’an dan al-Hadits…?

2. Untuk menjaga kemurnian aqidah, maka seorang Muslim harus


menghindar dari perbuatan-perbuatan yang merusak Aqidah.
Identifikasikan hal-hal yang dapat merusak aqidah seorang muslim
pada zaman seperti ini .

3. Salah satu keimanan yang mutlak harus dimiliki adalah beriman


kepada hari akhir. Dalam implementasinya pada kehidupan sehari-hari
tentu tidak hanya sekedar percaya bahwa kiamat pasti akan terjadi,
namun lebih dari itu, perlu bukti nyata dalam amaliah keseharian.
Bagaimanakah anda menjelaskan bukti nyata keimanan terhadap hari
Qiamat dalam kehidupan sehari-hari ?

4. Jelaskan secara rinci tahapan perjalanan manusia sejak ruh


meninggalkan raga di dunia sampai pada keabadian akhirat, dan
akhirnya berakhir di Surga atau Neraka. Sertakan penjelasan anda
dengan dasar al-Qur’an dan al Hadits…!

5. Apa janji dan ikrar anda kepada diri anda sendiri setelah mengikuti
perkuliahan PAI ? apakah ada jaminan perubahan sikap diri menuju
sikap yang lebih baik dalam hal beraqidah dan beribadah (shalat,
puasa, serta menjauhi segala perbuatan maksiat)…?
BAB II
PEMBAHASAN

Pembahasan mengenai soal yang terdapat dalam perumusan masalah


sebagai berikut :

1. Tingkat pemahaman terhadap aqidah akan menentukan kualitas


dalam iman, Ilmu, dan Amal. Cara beraqidah yang benar sesuai al-

Qur’an dan al-Hadits adalah dengan memahami ilmu aqidah Itu sendiri
dalam Al-Qur’an dan hadits, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa setiap
Muslim harus berpegang teguh pada aqidah. Sebab aqidah merupakan
pondasi dan dasar dalam agama dan dasar dari segala amal yang akan
dilakukan.

Oleh karena itu untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, maka
setiap mukallaf memiliki kewajiban memahami hakikat aqidah Islam beserta
ruang lingkupnya secara benar

Pemahaman dan komitmen yang benar terhadap akidah Islam akan menjadi
penuntun setiap mukallaf dalam berperilaku.

Pengertian Aqidah berakar dari kata Aqada-Ya’qidu-Aqdatan yang berarti tali


pengikat sesuatu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada
pengikat dan sekaligus berarti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan
yang masyhur aqidah diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.

Dalam kajian Islam, arti aqidah adalah tali pengikat batin manusia dengan
yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta
serta Pengatur alam semesta ini.

Aqidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak
menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat
sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut
aqidah. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka
celah untuk dibantah.

Ibnu Khaldun mengartikan ilmu aqidah adalah ilmu yang membahas


kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan
alasan-alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan
kepercayaan golongan salaf dan ahlus sunnah.

Semua yang terkait dengan rukun iman tersebut sudah disebutkan dalam Al
Quran, surah al-Baqarah ayat 285

Dalam suatu hadis Nabi Saw. Menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai
iman dengan mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada
malaikat-Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga
engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.” ( HR. Bukhari )

 Contoh Aqidah dalam Kehidupan Sehari-Hari:


1. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-
Nya.
2. Berpegang Teguh kepada Al Quran dan hadits Nabi SAW.
3. Menjauhkan diri dari semua perbuatan syirik
4. Meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT dengan sholat
berjamaah.
5. Berserah diri dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah.

 Tujuan Aqidah Islam

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yaitu:

a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah. Karena


Allah adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan
dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepada-Nya.
b. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini akan
memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga
ia menjadi orang yang tegar menghadapi segala persoalan dan sabar
dalam menyikapi berbagai cobaan.
c. Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah
kepada Allah serta berhubungan dengan orang lain berdasarkan
ajaran al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah saw.
d. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak
menghilangkan kesempatan yang baik untuk beramal baik. Sebab
setiap amal baik pasti ada balasannya. Begitu sebaliknya, setiap amal
buruk pasti juga ada balasannya. Di antara dasar akidah ini adalah
mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
 Cara Meningkatkan Kualitas Aqidah

Seseorang yang beriman kepada Allah SWT maka ia harus melakukan semua
yang diperintahkan Allah Swt. Dan menjauhi semua yang dilarangNya. Jika ia
beriman kepada kitab Allah, maka ia harus melaksanakan ajaran-ajaran yang
ada di dalamnya.

Jika ia beriman kepada para rasul Allah, maka ia wajib melaksanakan ajaran
yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani
akhlaknya:

(1) Melalui pembiasaan dan keteladanan.

Pembiasaan dan keteladanan itu bisa dimulai dari keluarga. Di sini peran
orang tua sangat penting agar akidah itu bisa tertanam di dalam hati
sanubari anggota keluarganya sedini mungkin

(2) Melalui pendidikan dan pengajaran

Pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan baik dalam keluarga,


masyarakat atau lembaga pendidikan formal. Pendidikan keimanan ini
memerlukan keterlibatan orang lain untuk menanamkan aqidah di dalam
hatinya.

 Dapat disimpulkan cara beraqidah sesuai Al-Qur’an dan Hadits


adalah dengan mempelajari dan melakukan Pemahaman serta komitmen
yang benar terhadap akidah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist, yang dikemudian akan menjadi penuntun setiap muslim untuk
selalu tetap dijalan yang benar.

2. Untuk menjaga kemurnian aqidah, maka seorang Muslim harus


menghindar dari perbuatan-perbuatan yang merusak Aqidah. Hal-hal
yang dapat merusak aqidah seorang muslim pada zaman seperti ini

Ada banyak faktor. Dalam agama, akidah sangatlah penting. Ibarat bangunan,
akidah merupakan pondasi yang mempengaruhi seluruh bangunan. Ketika
seseorang memiliki akidah yang kuat, maka Insya Allah pengamalan
agamanya juga akan kuat.

Tapi kalau akidah rapuh, maka pengamalan agama juga akan rapuh. Karena
itu, saat Rasulullah diutus untuk menyampaikan akidah, rentang waktunya
lebih lama dibandingkan menyampaikan ibadah, yakni 13 tahun. Sedangkan
menyampaikan ibadah, waktunya hanya sepuluh tahun.

Akidah bisa membuat orang selamat di dunia dan akhirat. Di dunia,


seseorang yang memiliki akidah yang ‘salah’, akan membuat umat maupun
pemerintah menjadi marah. Jika di dunia saja dusah begitu, apalagi nanti di
akhirat.

 Banyak hal yang bisa merusak akidah.


 Pertama karena faktor pendidikan. Dengan pendidikan yang lemah, maka
akidah orang juga akan mudah goyah. Karena itu, pendidikan akidah
harus diajarkan sedini mungkin. Bahkan, dalam Islam, agar memiliki
anak-anak shaleh dan shaleha, maka pendidikan akidah sudah dimulai
sebelum menikah. Setelah itu, pendidikan akidah juga ditanamkan pada
anak saat masih dalam kandungan, saat dilahirkan dan sesudah
dilahirkan, maupun selama masa pertumbuhannya.
 Faktor kedua yang bisa merusak akidah adalah ekonomi. Lemahnya
ekonomi bisa membuat akidah seseorang menjadi goyah. Kemiskinan
bisa membuat orang berpindah keyakinan.
 Faktor ketiga adalah politik. Hal itu seperti yang pernah terjadi pada
bangsa Indonesia saat dijajah Belanda yang merupakan non muslim.
Selain merampas kekayaan alam, para penjajah juga datang dengan misi
menyebarkan agama mereka pada penduduk lokal.
 Faktor lain yang bisa merusak akidah adalah sosial. Ketika di masyarakat
terjadi bentrokan hingga menimbulkan teror, maka orang akan mencari
perlindungan pada orang atau kelompok yang dianggap bisa memberikan
keamanan dan kenyamanan. Namun yang berbahaya, jika
orang/kelompok yang dimintai perlindungan itu berasal dari kelompok
non muslim. Dalam kondisi seperti itu, akidah seseorang bisa
terpengaruh.

Dari semua faktor itu, yang paling penting adalah faktor orang tua. Dalam
sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah yg menjadikannya sebagai
yahudi, nasrani dan majusi. Hal itu menunjukkan betapa besar peran orang
tua dalam menentukan akidah setiap anak.

Karena itu, kami tak hanya fokus memberikan pendidikan agama pada anak-
anak, tapi juga aktif mengembangkan berbagai majelis taklim untuk para
orang tua. Tujuannya, agar orang tua memiliki akidah dan pemahaman
agama yang baik, yang akan diajarkannya kepada anak-anaknya.

Untuk mempertahankan akidah dari berbagai faktor yang bisa menyebabkan


rusaknya akidah, maka harus menguatkan mutu pendidikan, terutama
pendidikan agama. Selain itu, harus tercipta kestabilan dan keamanan
daerah.

Dari segi ekonomi, kita harus menumbuhkan kesadaran kepada orang yang
mampu agar bisa memberikan pekerjaan atau lapangan pekerjaan kepada
mereka yang membutuhkan. Pemerintah juga diharapkan memberikan
pelatihan keterampilan agar mereka bisa hidup mandiri.

Selain itu, supaya anak-anak memiliki akidah yang kuat, selain pendidikan,
orang tua juga harus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap
perilaku dan pergaulan anak. Apalagi di zaman perkembangan teknologi
yang demikian pesat, berbagai informasi yang mudah didapatkan anak, harus
bisa disaring dan dijelaskan oleh orang tua.

Dari Faktor tersebut dapat dihasilkan contoh sederhana yang dapat merusak
aqidah Seperti berikut:

1) Tawakkal kepada Selain Allah (Al-Maidah/5: 23).

2) Tidak Mengakui Nikmat (Lahir dan Batin) Anugerah Allah (Luqman/31:


20).

3) Beramal dengan Tujuan Selain Allah (Al-An’am/6: 162-163).

4) Tidak Menetapkan Hukum Berdasarkan Kitabullah (Al-Maidah/5: 44, 45,


47, 49, dan 50).

5) Taat Secara Mutlak kepada Selain Allah dan Rasul-Nya (Asy-Syu’ara’/26:


151-152).

6) Murtad atau Mencari Agama Lain, selain Islam (Ali Imran/3: 19 dan 85).

7) Mencintai Kehidupan Dunia Melebihi Kecintaan Akhirat (Ibrahim/14: 2-3).

8) Menghina Al-Qur’an dan Sunnah (At-Taubah/9: 64-65).

9) Manghalalkan yang Diharamkan All, peah atau Sebaliknya (An-Nahl/16:


116).
10) Beriman kpd Sebagian Ayat al-Qur’an dan Ingkar kpd Sebagian yang Lain
(Al-Baqarah/2: 85).

11) Mengangkat Orang Yahudi dan Nasrani (Kafir) sbg Pemimpin (Al-
Maidah/5: 51).

12) Menghina Rasulullah SAW dan Meyakini ada Rasul Setelahnya (Al-
Ahzab/33: 21, 40)

13) Meyakini Wahyu Masih Diturunkan Sampai Sekarang (Al-An’am/6: 115).

14) Tidak Mengakui Asma’ul Husna (Al-A’raf/7: 180; Al-Isra’/17: 110).

15) Menyamakan Allah dengan Makhluk (Al-Ikhlash/112: 1-4; Asy-Syura/42:


11)

3. Salah satu keimanan yang mutlak harus dimiliki adalah beriman


kepada hari akhir. bukti nyata keimanan terhadap hari Qiamat dalam
kehidupan sehari-hari ialah

Umat Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari akhir atau hari kiamat itu
pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur
untuk menerima pengadilan Allah swt. Perhatikan firman Allah berikut yang
Artinya:

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam
kubur.” (QS. Al-Hajj/22: 7).

Ayat ini menegaskan bahwa hari Kiamat itu bukanlah omong kosong, tapi
kejadian yang benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu, kapan
itu akan terjadi. Ini adalah rahasia Allah swt. Hanya Allah yang Maha Tahu
kapan hari Kiamat akan terjadi. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua
makhluk mati, lalu Allah menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur.
Iman kepada hari kiamat adalah percaya dan meyakini bahwa seluruh alam
termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir
ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada
hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung-
gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi berguncang dan
memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh
isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang,
planet, dan bulan saling bertabrakan

 Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam, yaitu:


 Kiamat Shughra (Kiamat Kecil)

Yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya:


matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah
longsor, dan sebagainya.

Tragedi Tsunami di Aceh Tahun 2004 Menelan Korban Ratusan Ribu Jiwa

 Kiamat Kubra (Kiamat Besar)

Yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam


semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan
berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat.

 Contoh sederhana bukti nyata iman kepada hari akhir dalam


kehidupan sehari-hari sebagai berikut :

1. Meminjami uang teman saat membutuhkan

2. Menyingkirakan batu di jalan

3. Membaca Al-Qur’an dan maknanya

4. Memberi sedekah pada orang-orang yang kurang mampu

5. Shalat 5 waktu

6. Shalat jama’ah dimasjid maupun dimushola


7. Berdzikir

9. Berkumpul dengan orang-orang shaleh

10. Tidak berbicara kotor

11. Tidak meminum-minuman keras

12. Tidak menyekutukan allah dan utusan-utusannya

13. Hormat kepada bapak/ibu guru

14. Hormat kepada orang tua

15. Membantu sesama

 Dibalik keimanan kepada hari kiamat terdapat hikmah yang bisa


kita dapat, Seperti :
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa

Kita ingat akan hari akhir, entah kapan datangnya. Dengan kepercayaan ini
dapat membuat seseorang hidupnya lebih teratur dan berusaha menjauhi
dosa.

2. Menjauhi Pola Hidup Orang Kafir

Allah SWT memperingatkan kita untuk tidak mengikuti gaya hidup orang
kafir seperti mabuk-mabukan, maksiat dan sebagainya. Mereka tidak berfikir
bagaimana jadinya mereka akan disiksa saat di akhirat kelak.

3. Mendorong Manusia untuk Semangat

Di akhirat kelak, kita akan membawa amal baik maupun buruk kita. Dengan
beriman kepada hari akhir kita akan mendapat hikmah dan bersemangat
mengerjakan amal baik sebanyak-banyaknya.

4. Berkeinginan Berjihad di Jalan Allah dengan Jiwa dan Harta


Kematian itu pasti, dengan beriman kepada hari akhir mendorong manusia
untuk berjihad atau contoh kecilnya kita sebagai pelajar belajar dengan keras
walau harta kita banyak yang sudah keluar.

5. Memperjelas Tujuan Hidup

“Kita hidup untuk apa sih?” Kalimat seperti itu pasti pernah terfikirkan,
semua hal yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Hidup itu cuman sekali, kita harus berusaha dengan baik untuk apa yang kita
perjuangkan namun dalam jalan Allah yang benar.

6. Sabar Saat Ditimpa Musibah

Saat kita sudah beriman kepada hari akhir, ia akan berusaha untuk tetap
sabar dan percaya bahwa Allah akan membantunya.

4. Tahapan perjalanan manusia sejak ruh meninggalkan raga di dunia


sampai pada keabadian akhirat, dan akhirnya berakhir di Surga atau
Neraka. Sertakan penjelasan anda dengan dasar al-Qur’an dan al Hadits

Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Begitulah


ketentuan Allah Swt dalam Surah Ali Imran ayat 185.

Dalam ayat lain Allah juga berfirman, “Di mana saja kamu berada, kematian
akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78).

Maka bagi kaum yang beriman, kita wajib percaya bahwa kematian bukanlah
akhir dari segalanya, tetapi justru awal mula kehidupan yang baru menuju
akhirat. Kehidupan di dunia adalah masa di mana kita mempersiapkan diri,
mengumpulkan bekal untuk melanjutkan perjalanan yang masih panjang.
Berdasarkan HR. Bukhari, Aisyah berkata ketika malaikat pencabut nyawa
datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau di pangkuan saya, maka
Rasulullah pingsan beberapa saat. Dan tak lama kemudian ia sadar kembali,
lalu beliau menatap ke atas langit-langit rumah sambil mengucapkan ya Allah
pertemukanlah aku dengan teman-teman yang paling mulia. Aisyah berkata,
dengan demikian Rasulullah tidak memilih untuk hidup lebih lama lagi
bersama kami. Saya ingat yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika
masih sehat, itulah kata-kata terakhir yang beliau ucapkan.”

Ustadz Amir Ar-Soronji mengatakan setiap orang yang dicabut ruhnya oleh
malaikat pencabut nyawa (malaikat Izrail), maka tidak ada sekejap matapun
ruh tersebut digenggamannya. Melainkan ruh tersebut langsung dipegang
oleh dua malaikat yang akan mengantarkannya ke langit. Bagi seorang
muslim yang sholeh dan taat kepad Allah Swt., maka sebelum diantar di
langit ia dibalut dengan kain kafan dari surga dan diberi wangi-wangian dari
surga yang wanginya melebihi minyak Kasturi. Sehingga apabila datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-
malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya (Q.S. Al-An’an).

Para malaikat penjaga pintu langit membuka pintu-pintu langit untuknya


sambil berkata Ruh siapa yang wangi dan harum ini? Malaikat pengantar ruh
mengatakan Fulan bin Fulan dengan nama terbaik yang diperolehnya di
dunia. Para malaikat di langit dan bumi berdoa agar rahmat baginya dan agar
ruh tersebut naik melalui arah mereka. Lalu tiap malaikat di setiap langit
turut mengantarkannya sampai langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah
Swt. Para malaikat mengantarkannya sebagai bentuk kehormatan atau
kemuliaan.

Adapun ruh yang buruk dari hamba yang tidak sholeh, setelah dicabut ruh
nya lalu ia dibalut dengan kain kafan dan diberi wewangian dari neraka
sehingga keluar darinya bau yang sangat busuk dan sangat tidak disukai
malaikat. Para maikat yang di langit melaknatnya ketika ia dicabut, pintu-
pintu langit ditutup tidak dibuka untuknya, setiap malaikat berdoa agar
ruhnya tidak naik ke arah mereka. Malaikat dan ruh tadi melewati
sekelompok malaikat yang bertanya ruh siapa yang sangat bau busuk ini?
Malaikat pembawa ruh menjawab Fulan bin Fulan dengan nama terburuk
yang digunakan di dunia. Malaikat penjaga pintu tetap tidak membukakan
pintu langit.

Allah Swt. Berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-


ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk
surga, hingga onta masuk ke lubang jarum (Q.S. Al-A’raf ayat 40).

Ustadz Amir As-Soronji mengungkapkan, tentunya orang kafir tidak dapat


masuk surga. Ini bahaya kekufuran, kesyirikan. Allah Swt. Menyuruh
malaikat untuk mengembalikannya ke bumi. Akibat pintu-pintu langit tidak
dibuka untuknya, maka ruh tersebut dilempar dengan keras dari tempat yang
tiggi sampai kembali ke jasadnya. Hingga akhirnya nanti datang malaikat
mendekatinya untuk bertanya dan memberikan balasan terhadap
perbuatannya selama masih hidup.

Berikut ini adalah tahap-tahap yang akan kita lalui setelah kematian menuju
hidup yang abadi di akhirat nanti.

 Alam kubur (alam barzah)

Setelah manusia meninggal dunia, ia akan berpindah ke alam barzah, tempat


di mana setiap manusia akan berjumpa dengan malaikat Munkar dan Nakir.
Dua malaikat tersebut akan menanyakan kepada manusia tentang siapa
Tuhannya, apa agamanya, apa kitabnya dan siapa Nabinya.
 Hari kebangkitan

Hari kebangkitan ditandai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil.


Tiupan pertamanya sebagai titik mula terjadinya hari akhir (kiamat) yang
membinasakan semua makhluk di dunia.

Kemudian pada tiupan kedua, semua manusia tanpa terkecuali akan bangkit
dari kebinasaannya dan inilah yang dinamakan hari kebangkitan.

 Padang Mahsyar

Konon, Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas di mana
matahari hanya berjarak satu jengkal dari kepala manusia.

Di Padang Mahsyar setiap insan akan mulai diadili tergantung amal


perbuatannya dan diiringi oleh dua malaikat. Satu sebagai pengiringnya dan
yang satu lagi sebagai saksi atas semua perbuatannya di dunia.

 Yaumul mizan (hari penimbangan amal baik dan amal buruk)

Setelah di Padang Mahsyar tadi, amal manusia mulai ditimbang mana yang
baik dan mana yang buruk. Jika manusia lebih berat timbangan amal
kebaikannya, maka dia akan mendapat keselamatan begitu pula sebaliknya.

 Yaumul hisab (perhitungan amal)

Amal perbuatan yang kita lakukan selama di dunia, kemudian akan dihitung
pada saat yaumul hisab.

Allah berfirman, Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian


sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” (QS. Al-Ghashiyah:
25-26).
Kemudian dari Aisyah ra ia bertanya tentang apa itu hisab yang mudah.
Rasulullah saw lantas menjawab, Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya
kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barang siapa yang dipersulit
hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (HR. Ahmad).

 Jembatan Shirathol Mustaqim

Setelah amal dihitung, manusia akan berjalan melewati jembatan Shirathol


Mustaqim. Cara dan keadaan menyeberang setiap manusia di jembatan ini
pun berbeda-beda. Bagi yang timbangan amal kebaikannya lebih banyak, ia
akan mudah menyeberanginya. Sebaliknya, bagi yang amal buruknya lebih
banyak, maka jembatan ini akan berubah bak sekecil rambut yang dibagi
tujuh sehingga akan menyulitkannya.

 Surga

Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Di dalamnya tidak ada


kesedihan dan kesengsaraan, melainkan hanya kebaikan dan kebahagiaan.
Surga diciptakan oleh Allah sebagai balasan bagi orang-orang yang beramal
saleh dan telah berhasil melalui perjalanan panjang tadi.

 Neraka

Tempat terakhir ini (neraka) adalah tempat penuh penderitaan sebagai


balasan bagi orang-orang yang selalu berbuat keburukan.

Allah berfirman, Tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan yang


tertentu bagi mereka. (QS. Al-Hijr: 44).

Demikianlah tahap-tahap yang mesti dilalui setiap manusia, semoga kita


medapat pertolongan-Nya. Amiin..
5. Janji dan ikrar saya kepada diri sendiri setelah mengikuti
perkuliahan PAI dan jaminan perubahan sikap diri menuju sikap
yang lebih baik dalam hal beraqidah dan beribadah (shalat, puasa,
serta menjauhi segala perbuatan maksiat) adalah
Akan berusaha meningkatkan keimanan dari segi akhlak sampai
perbuatan dengan selalu berusaha tidak membuat kesalahan, jaminannya
seperti berlaku baik pada semua selalu orang, selalu membantu orang
lain, beribadah selalu tepat waktu dan menjauhi pembuatan yang buruk.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah dalam menghadapi zaman modern


ini, kita harus terus dan selalu berupaya untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita dengan selalu berwawasan tentang aqidah yang baik dengan
cara mengimplementasikan Islam kedalam kehidupan sehari hari. Agar
mendapatkan kesuksesan dunia sampai akhirat kelak, aamiin.
REFERENSI

https://cerdika.com/contoh-dan-hikmah-iman-kepada-hari-akhir/

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman
%20kepada%20hari%20kiamat-anto/topik1.html

https://www.uii.ac.id/perjalanan-ruh-ke-langit-setelah-kematian/

https://islam.nu.or.id/jenazah/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-
hingga-ke-alam-barzakh-89TOC

http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/makalah-aqidah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai