Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENYEHATAN UDARA

TEKNIK DAN PERALATAN PENGENDALIAN EMISI


PENGENDALIAN UDARA EMISI (FILTER, ESP,
SCRUBBER, GRAVITY CHAMBER)

Dosen Pembimbing:
Kuat Prabowo, SKM. M.Kes.

Disusun Oleh: Kelompok 4


2D3A
Alda Alviana (P21345120004)
Dinda Nabila (P21345120017)
Dindya Lutfiah Faizah (P21345120018)
Ersa Fatma Noviyanti (P21345120020)
Helen Andriani (P21345120029)
Jalu Andrew Utomo (P21345120032)
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
JAKARTA 2
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.739741, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Teknik dan Peralatan
Pengendalian Emisi Pengendalian Udara Emisi (Filter, ESP, Scrubber, Gravity Chamber” ini
telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Penyehatan Udara.

Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini, terutama kepada Bapak Kuat Prabowo, SKM. M.Kes.selaku
dosen pembimbing, yang telah membimbing kami sehingga makalah ini telah selesai disusun.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan tentunya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca.

                                                                                                           

Jakarta, 28 November 2021

Kelompok 4

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Pengendalian Emisi...............................................................................................................5
2.2Mechanical Separator.............................................................................................................6
2.3 Filtration Devices.................................................................................................................11
2.4 Wet Collector.......................................................................................................................17
2.5 Electrostattic Precipitators (ESP).......................................................................................19
BAB III..........................................................................................................................................23
PENUTUP.....................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................23
Daftar Isi.......................................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengendalian emisi merupakan serangkaian proses dan pendekatan teknis yang
ditujukan untuk meniadakan/mengurangi tingkat toksik senyawa tertentu pada gas buang
sehingga tidak melebihi baku mutu emisi yang ditetapkan sesuai kaidah perancangan.
Yang dimaksud dengan udara emisi adalah luaran langsung dari kegiatan/proses baik
bersifat termal ataupun lainnya sehingga memberikan beban berupa partikulat atau gas ke
udara ambien di sekitar aktivitas tersebut. Kriteria gas buang merupakan salah satu
indikasi utama yang diperlukan dalam menilai efisiensi proses. Proses yang dijalankan
sesuai spesifikasi teknis dan pada kondisi beban oparasi normal akan menjamin minimasi
emisi partikulat maupun gas pada emisinya. Unjuk kerja proses akan dinilai dari
perbandingan antara hasil pengukuran emisi dengan baku mutu untuk dilaporkan sesuai
ketentuan perundangan. Namun demikian, dalam melakukan upaya pengendalian yang
benar diperlukan syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam konstruksi unit
pemrosesan waste to energy. Persyaratan teknis ini juga memerlukan penilaian pada
bagian awal perencanaan maupun pemilihan teknologi pengendalian standar (nasional
maupun internasional).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengendalian Emisi?
2. Apa dan Bagaimana Mechanical Separator?
3. Apa dan Bagaimana Filtration Devices?
4. Apa dan Bagaimana Wet Collector?
5. Apa dan Bagaimana ESP?

1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengetahui pengendalian emisi
2. Memahami dan mengetahui mechanical separator
3. Memahami dan mengetahui filtration devices
4. Memahami dan mengetahui wet collector

iv
5. Memahami dan mengetahui ESP

v
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengendalian Emisi
Adanya pengaruh buruk akibat terjadinya pencemaran udara, maka berbagai tuntutan
untuk memperbaiki kualitas udara sekarang mulai timbul dikarenakan adanya bahaya di
bidang kesehatan, lingkungan hidup dan di bidang ekonomi. Tuntutan dan tekanan dari
masyarakat yang mulai sadar dengan udara yang bersih juga mempengaruhi diterbitkannya
perundangan dan teknik-teknik pengendalian udara.

Semuanya itu akan bermuara pada tingkatan udara yang bersih. Untuk menentukan
tingkat pengendalian emisi yang dapat memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku
diperlukan pengendalian secara teknis. Apakah suatu design pengendalian pencemaran emisi
dianggap efisiensi sangat tergantung dari emisi yang dapat dikendalikan.

Sebelum menentukan rancangan design pengendalian emisi dari cerobong, ada lima
hal yang perlu diperhatikan. Kelima faktor tersebut adalah:

1. Sifat-sifat fisik dan kimia emisi yang dikeluarkan dari cerobong harus diukur,
yang meliputi ukuran partikel, density, ruang, ukuran spektrum, komposisi
kimia dan corrosiveness.
2. Karakteristik dari Carrier exhaust gas termasuk didalamnya suhu,
kelembaban, density dan tekanannya.
3. Perkiraan faktor-faktor yang mempengaruhi proses seperti volume aliran,
kecepatan dan konsentrasi particulate gas.
4. Konstruksi alat termasuk di dalamnya adalah pemeliharaan, penggunaannya
dan biaya pembuangannya harus diketahui.
5. Faktor pengoperasian alat termasuk diantaranya pemeliharaan,
penggunaannya dan biaya pemeliharaan harus diketahui.

Baik tidaknya peralatan pengendali emisi sangat tergantung dari mekanisme


operasional, efisiensi peralatan dalam pengendalian emisi, jenis peralatan dan
diameter partikel. Untuk lebih mengetahui jenis-jenis dan karakteristik alat
pengendali emisi akan dijelaskan secara terperinci di bawah ini. Ada tipe/jenis
peralatan yang dapat digunakan untuk pengendalian emisi, yaitu:
1. Mechanical separators;

vi
2. Filtration devices;

3. Wet collector;

4. Electrostattic precipitators;

5. Gas Adsorbers; dan

6. Combustion incinerators.

2.2 Mechanical Separator


Proses kerja alat ini menggunakan gaya inertial dan gravitasi untuk menghilangkan
partikel emisi dari aliran udara yang keluar. Range dari partikel emisi yang sesuai dengan
efektifitas dari alat pengumpul ini adalah antara diameter 15 mikron s/d 40 mikron, sedangkan
kejatuhan partikel yang cepat terjadi pada diameter kurang dari 15 mikron.
Penggunaan alat ini di dalam industri sangat terbatas, dan biasanya alat ini digunakan
untuk partikel yang sangat kasar atau alat ini akan dipasangankan dengan alat laian atau juga
digunakan sebagai pre- cleaner. Dari berbagai variasi separator dapat dibagi dalam 3 katagori
yaitu:
1. Gravity Chambers
Alat ini merupakan alat yang tertua dan merupakan alat yang kurang efisien untuk
pegumpulan debu. Alat ini hanya dapat mengumpulkan partikel-partikel yang berdiameter
besar dengan gaya gravitasi. Partikel dengan diameter lebih kecil dari 40 mikron tidak
dapat dikumpulkan. Kemampuan dalam mengumpulkan emisi dari alat ini tergantung dari
kecepatan pengendapan partikel (Ut), yang dapat dilihat pada formula di bawah ini.

vii
Gambar 1 Pengendapan Sistem Gravitasi

Gambar 2 Settling chambers

A. Keuntungan alat ini adalah:


1. Biaya permulaan rendah,
2. Bentuk sederhana,
3. Tekanan jatuh ringan (slight pressure drop).
B. Sedangkan kerugian dari alat ini adalah:
1. Kemampuannya terbatas, karena tidak dapat menghilangkan partikel
lebih kecil dari 40 mikron diameternya, dan
2. Memerlukan ruangan yang besar dalam pemasangannya

2. Cyclone Collectors
Prinsip Kerja alat ini adalah dengan membentuk aliran udara ke dalam alat berputar
(vortex). Selanjutnya partikel yang terikut didalamnya akan tertarik kedepan oleh adanya
gaya sentrifugal dan akan membentur permukaan dari alat yang akhirnya partikel jatuh ke
bawah karena adanya gaya gravitasi. Putaran aliran udara terdiri dari dua macam yaitu:

viii
spiral ke bawah pada bagian luar dan ke atas pada bagian dalam seperti terlihat pada
gambar 1 di bawah ini.
Selama pemisahan secara cyclonic, kecepatan aliran udara yang masuk akan
beberapa kali lebih tinggi dari kecepatan aliran udara yang ada pada lubang inlet
emisi udara. Mekanisme pemisahan hampir sama dengan pengendapan gravitasi
hanya disini perlu ada gaya sentrifugal sehingga dihasilkan gaya yang lebih besar
pada partikel . Pada cyclone dengan diameter kecil nilai kenaikannya lebih dari
2.500 kali gaya grafitasi.
Salah satu rumus untuk menghitung ukuran partikel yang terkumpul seperti
tertera di bawah ini.
9µb
Dpc. =
2 Л Ne Vi (∂p - ∂g)

Dimana

Dpc. = Diamter partikel yang terkumpul


pada 50% efisiensi alat

µ = Visikositas gas/ lbs/sec.ft


b = Cyclone inlet, ft
Ne = Jumlah putaran dalam
cyclone (kira-kira kali)
Vi = Kecepatan aliran gas
yang masuk, Ft/sec
∂p = Density dari partikel, lb/ft3

∂g = Density dari gas, lb/ft3

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rumus ini adalah dalam


menggambarkan suatu masalah sejak ada kemungkinan siklon ini kurang
mampu mengklasifikasi partikel sizi dikarenakan adanya berbagai faktor
seperti radius dari rotasi, jarak dari dinding dan tangential velocity. Faktor
yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam design adalah radius
dari sikon. Efisiensi pengumpulan meningkat jika radius berkurang, hal ini
dikarenakan meningkatnya gaya sentrifugal pada partikel. Tekanan untuk

ix
jatuh meningkat sejalan dengan efisiensi.
Siklon kolektor dengan diameter kecil terlihat meningkat
penggunaannya dalam beberapa tahaun terakhir ini, hal ini dikarenakan
beberapa keuntungan dari siklon, yaitu : 1) Biaya permulaan rendah;
2)Tekanan jatuh secara moderate, 3)biaya pemeliharaan dan pengoperasian
rendah. Sedangkan kerugiannya meliputi efisiensi pengumpulannya rendah
untuk partikel dibawah mikron dan adanya erosi dari alat.

Gambar 3 Stage Cyclone Dust Collector

x
Gambar 4 Cyclone Dust Collector

3. Impigement Separators
Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan pada gaya inertial untuk menghilangkan
partikel dari gas yang dikeluarkan. Separator ini menggunakan lempengan-lempengan
untuk mengumpulkan atau mengkonsentrasikan particulates seperti pada gambar dibawah
ini. Prinsip kerjanya sebagai berikut: partikel bergerak dalam aliran gas kemudian
membentur lempengan-lempangan yang telah diatur sedemikian rupa sehinga partikel-
partikel yang besar akan jatuh setelah membentur lempengan tersebut.
Efisiensi pengumpulan meningkat dengan meningkatnya partikel size,
kecepatan aliran gas dan partikel density. Tetapi efisiensi secara menyeluruh
amatlah rendah pada range 50 s/d 80 % dengan partikel lebih kecil dari 20 mikron
tidak terkumpul. Karena itu desain yang optimum menggunakan pembukaan kecil
antara lempengan-lempengan dan pengaturan kecepatan aliran gas yang tinggi.
Keuntungan penggunaan alat ini adalah:

1) Biaya alat rendah, Konstruksi alat sederhana, dan

2) Bebas dari kesulitan dalam pengoperasiannya.

Sedangkan kerugian pemakaian lat ini adalah :

1) Secara menyeluruh efisiensi rendah,

2) adanya erosi pada lempengan-lempengan (baffles), dan

3) Korosi.

Impingement separators biasa digunakan oleh sebagian besar industri


sebagai pre- cleaner yang berfungsi untuk : memelihara perlatan, sebagai
alat pengumpul sebagian partikel, merupakan alat yang
mengkonsentrasikan partikel dalam suatu presentasi aliran gas yang kecil.

xi
Gambar 3.7 Prinsip kerja
Impigement
Separators Sumber:
P. Walton Purdon,
1980

2.3 Filtration Devices


Filtration devices merupakan alat yang efektif sekali dalam pengendalian emisi
yang berbentuk debu dan fume. Efisiensi dari filtration devices dalam pengumpulan debu
dan fume lebih dari 99%. Ada tiga tingkatan dari alat filtrasi ini, yaitu: Mat filter, Ultra
filter dan fabric

filter. Dari ketiga macam ini maka fabric filters adalah filter yang paling
baik digunakan dalam pengendalian pencemaran udara pada industri.
a. Mat filter pada dasarnya sangat berpori-pori (porous) berisi sekitar

xii
97-99% ruang kosong. Alat ini mempunyai masa pakai yang terbatas
dan biasanya digunakan sebagai proses pembersih udara.
b. Ultra filters, filter ini terdiri dari suatu lapisan filter yang tebal dan
digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam penyaringan
terutama untuk polutan seperti buangan radioaktif
c. Fabric filters. Filter ini banyak digunakan di berbagai industri. Fabric
filter terdiri dari dua macam yaitu Panel filter dan Baghouse filter.
d. Panel filter, Panel filter terdiri dari susunan filter-filter dengan
ketebalan satu sampai dengan dua inchi (2,5 s/d 5 Cm). Prinsip kerja
filter ini adalah menyaring partikel yang dihembuskan oleh gas ke
dalam medium tersebut.
e. Baghause filter, Alat ini dihubungkan memanjang dengan filter
fabric, lebih dari 45 ft (135 cm). Prinsip kerjanya adalah udara akan
masuk ke dalam kantong-kantong penyaring (bag filter) yang terbuat
dari kain.

Pembersihan secara periodik sangat diperlukan pada kedua alat


tersebut, agar tidak mempengaruhi tekanan jatuh (pressure drop).
Beberapa usaha yang dilaksanakan untuk mengurangi penyumbatan filter
adalah dengan cara digoyang-goyang secara mekanis, aliran udara yang
terbalik dan pemberian suara dengan frekuensi rendah. Type Baghause
filter dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Kain tenunan dengan lubang 100 mikron mempunyai efisiensi dalam
pengumpulan partikel diameter 1 mikron sebesar 90%. Secara empiris
pembukaan kain akan cepat terisi oleh partikel dengan diameter besar yang
mengadakan bridge ober. Gaya elektrostatis terlihat mempunyai pengaruh
yang besar tetapi gaya yang lain seperti brownian diffusion, impingement
dan pengendapan grafitasi mungkin membantu terhadap keseluruhan
proses.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk dan menempel pada filter akan
berfungsi sebagai media penyaring. Apabila gumpalan-gumpalan tersebut
semakin tebal akan menaikkan jumlah partikel kecil yang terkumpul dan
tekanan jatuh akan semakin meningkat. Pembersihan secara periodik akan

xiii
membatasi tekanan jatuh pada suatu tingkatan tertentu. Tekanan jatuh pada
dalam fabric filter dan harga peralatan merupakan dua hal yang terpenting
dalam perencanaan pembuatan filter devices. Secara umum peningkatan
dalam cloth area akan memperpanjang bekerjanya pabrik melalui
pengurangan waktu pembersihan, walaupun demikian cloth are juga dapat
meningkatkan harga peralatan.
Tiga variabel design yang digunakan untuk menentukan tekanan
jatuh yang maksimal dari sistem ini adalah: 1) Filter ratio (ialah ratio dari
rata-rata aliran volume gas pembawa terhadap

filter area), 2)Tipe dari kain dan seleksi tenunannya, 3)Periode waktu
pembersihan dan metode yang digunakan.
Tekanan jatuh adalah jumlah ketahan kain dan gumpalan-gumpalan
filter yang dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

Δ Pt = Δ Pf - Δ Pi = K2 Lt V2

Δ Pt = Tekanan jatuh pada t karena gumpalan debu (lb.f /ft2)

Δ Pf = Total ketahanan filter pada waktu t (lb.f /ft2)

Δ Pi = Ketahanan filter pada permulaan dari filter yang bersih

K2 = Ketetapan proporsional (lb.f sec2 / lb.m ft)

Lt = Konsentrasi dari debu pada gas pembawa (lb.m /ft3)

t = Waktu sejak pembersihan

v = kecepatan penyaringan supervical (ft/sec)

Filter ratio mempengaruhi tekanan jatuh ditentukan oleh rata-rata


muatan pada filter. Suatu ratio sebesar 3 ft3/ft2 m, adalah nilai rata-rata
untuk debu pada umumnya. Muatan timah yang efektif mempercepat
penyumbatan filter. Untuk ini diperlukan interval waktu permbersihan
yang pendek dan lebih memperpendek masa pemakaian kain, Ketahanan
dari kain ditentukan oleh material dan jenis tenunan.
Seleksi pada kain tergantung dari temperatur aliran gas dan

xiv
karakteristik partikel dalam memberikan kerusakan. Pada tabel di bawah
ini digambarkan beberapa material yang biasa digunakan dalam industri.
Keuntungan dari fabric filter meliputi : (1) Efisiensi pengumpulan
99%, untuk semua ukuran diamter partikel. (2) Buangan partikel kering.
Sedangkan kerugiannya meliputi : (1) memerlukan biaya yang tinggi (2)
Membutuhkan ruangan yang besar (3) Biaya pemeliharaan dan
penggantiannya tinggi (4) memerlukan pengontrolan moisture pada debu
(5) memerlukan pendingin untuk aliran gas dengan suhu tinggi.

Gambar 5 Air Filtration Devices

Tabel 3.1 Karekteristik Serat Fiber yang Digunakan sebagai Filter

Jenis Karakteristik Fisik Ketahan relatif Terhadap Penun


Fiber jang lain
Keku Spesifi Kelembaba Te Asam Basa Organi
a tan k n m k
relati Gravit Normal Ma Solven
f y x t
Cotton Kuat 1,6 7 180 jelek Mediu baik Harga
m rendah

Wool Medi 1,3 15 210 Mediu jelek baik -

xv
um m
Paper lmah 1,5 10 180 jelek Mediu baik Harga
m rendah

Nylon kuat 1,1 5 220 Mediu baik baik Mudah


m diber
sihkan
Polyster Kuat 1.4 0,4 280 baik medium baik -
Acrylonitril Medi 1,2 1 250 baik medium baik -
um
Vinylidine chloride Medi 1,7 10 210 baik medium baik -
um
Polyethelen kuat 1,0 0 250 mediu medium mediu -
m m
Tetrafluorethylene Medi 2,3 0 500 baik baik baik mahal
um
Polyvinyl acetat Medi 1,3 5 250 mediu baik jelek -
um m
gelas Kuat 2,5 0 550 mediu medium baik Jelek thd
m abrasi

Graphiti zed fiber lema 2,0 10 500 mediu baik baik mahal
h m
Asbes lema 3,0 1 500 mediu medium baik -
tos h m
Nomex (nylon) kuat 1,4 5 450 baik medium baik Jelek thd
moisture

CLEAN AIR CLEAN AIR


OUTLET SIDE

FILTER
BAGS
DIRTY AIR
xvi
INLET

CELL
PLATE
Gambar 3.9 Diagram Bag Filter Sumber: P. Walton Purdon, 1980
COLLECTION
HOPPER

2.4 Wet Collector


Wet collectors atau scrubber adalah perlatan yang memisahkan partikel dan gas
dengan menggunakan air. Prinsip kerja dari wet collectors adalah partikel pertama kali
membentur tetesan-tetesan cairan atau lapisan cairan dan kemudian pada pemisahan
selanjutnya cairan tersebut akan menghilangkan partikel dari aliran gas. Sedangkan
penghilangan dari komponen terjadi dengan jalan absorpsi. Proses ini berlangsung
melalui difusi dari komponen gas terhadap cairan, dimana cairan tersebut akan
mengadsorbsi partikel dan gas. Wet collectors digunakan di dalam industri, apabila
industri tersebut mempunyai kondisi sebagai berikut:
2.2.1 Bila komponen gas pencemar tersebut perlu dikontrol
2.2.2 Bila menggunakan koleksi secara kering, dimungkinkan akan terjadi kebakaran
2.2.3 Bila gas yang dikeluarkan agak lembab (humid), dan
2.2.4 Bila dikehendaki pengeluaran secara dingin

Pengumpulan partikel melalui dua jalan :


1. pertama-tama partikel kontak dengan cairan yang jatuh sehingga terjadilah
”wetted” (pembasahan), kemudian partikel basah tersebut akan terpisah dan
hilang dari gas pembawanya.
Mekanisme dari wetting pada partikel meliputi :

a. Benturan pada cairan yang jatuh

b. Brownian diffusion

c. Kondensasi dari molekul-molekul air disekitar partikel seperti


molekul gas pada titik jenuhnya, dan
d. Tarikan secara elektrostatis diantara air yang jatuh diantara partikel.

e. Selanjutnya partikel-partikel yang basah tadi dihilangkan melalui


benturan dan atau gaya sentrifugal, tergantung dari macam
peralatannya. Memperkecil ukuran dari cairan yang jatuh dan
meningkatkan kecepatan gas yang masuk akan mempengaruhi
efisiensi pengumpulan.

xvii
Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan partikel
meliputi semua type dari Wet scrubber yang digunakan untuk
menghilangkan partikel pada suatu tingkatan tertentu. Secar umum
bila alat ini menggunakan energi tinggi untuk timbulnya kontak
antara aliran gas dengan pancaran air yang kecil akan meningkatkan
efisiensi dari pengumpulan partikel. Dibawah ini beberapa alat
pengumpul basah

xviii
Gambar 6 Wet Dust Collector

Permasalahan selanjutnya dalam pemakain peralatan yang


menggunakan Wet/scrubber, adalah pengolahan limbah partikel basah
yang terlarut dalam air dan diperlukan beberapa zat koagulan untuk
mengolahnya. Namun keuntungan dari Scrubber adalah:
a. Tekanan jatuhnya partikel konstan

b. Dapat sekaligus memberikan treatment terhadap gas dengan


temperature tinggi atau lembab
c. Bentuk alatnya kompak

d. Biaya/cost sedang (moderate)

xix
2.5 Electrostattic Precipitators (ESP)
Prinsip kerja Elektrostatis presipitator adalah berdasarkan pengumpulan
partikel dengan diberikan muatan listrik, untuk selanjutnya partikel yang telah bermuatan
listrik tersebut akan tertarik dan terkumpul pada elektroda. Alat ini juga sering disebut
dengan Cottrell Process, karena alat ini pertama kali didesaign oleh Frederick Gardner
Cottrell.

Ada tiga proses kerja elektrostatik precipitators, yaitu :

a. Proses pemberian muatan partikel (particle charging)

b. Proses pengumpulan partikel (particle collecting)

c. Proses pemisahan partikel-partikel yang telah terkumpul (Removal of collected


material)

Di dalam industri ada dua macam alat yang digunakan secara


terpisah antara proses pemberian muatan dengan proses pengumpulan atau
keduanya menjadi satu. Biasanya yang banyak digunakan dalam industri
adalah bentuk yang terakhir ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

xx
Gambar 7 Prinsip Kerja Elektrostatis Presipitator

Pemberian muatan pada partikel terjadi setelah partikel-partikel


tersebut melewati suatu daerah unipolar gas ion yang bermuatan tinggi.
Daerah dengan unipolar gas ini disebut dengan Corona Field. Medan
corona ini terbentuk diantara dua elektroda. Apabila tekanan voltasenya
besar maka akan terjadi loncatan listrik yang berakibat medan corona
terganggu.
Aliran partikel-partikel akan melalui medan muatan corona dan akan
benturan dengan muatan gas ion untuk selanjutnya akan bergerak menuju
elektroda dengan muatan yang berlawanan dimana akan terjadi
pengumpulan partikel-partikel. Untuk memisahkan partikel dari elektroda
yang efektif dengan digoyang-goyang secara mekanis.
Secara teoritis tidak ada batas ukuran partikel-partikel yang
terkempul. Efisiensi pengumpulan partikel sangat dipengaruhi oleh ukuran
dari alatnya, biasanya efisiensi di atas 99% dapat dicapai. Rumus di bawah
ini dapat digunakan untuk menghitung efisiensi dari pengumpulan.

A
E0 x Ep x a Ef =

xxi
100 - 1000 Exp
------------------------
V2

Keterangan Ef = Persentasi efisiensi


debu yang terkumpul A
= Luas permukaan elektroda
(ft2)
V = Rata-rata volume
aliran udara (ft3/min) E0
= medan muatan
(volt/ft)
Ep = Medan
pengumpulan
(volt/ft) A =
partikel radius (ft).

Dari rumus di atas terlihat bahwa dengan meningkatkan voltase dan


luas permukaan dari elektroda dan menurunkan rata-rata volume aliran
akan memberikan kondisi kerja yang optimum.
Keuntungan dari alat elektrostatis presipitator adalah sebagai
berikut : Efisiensi tinggi, Pengumpulan debu secara kering, Tekanan
jatuhnya rendah, Mampu mengumpulkan mist dan debu asam yang
korosif, Biaya pemeliharaan alat rendah, Efisiensi pengumpulan dapat
dapat diatur dengan merubah unit-unit lainnya., Mampu menangani gas
yang masuk dengan suhu lebih dari 1500o Franhait atau (± 815 o Celcius).
Sedangkan kerugiannya adalah : Biaya permulaan/pemasangan
tinggi, Memerlukan alat pre-cleaner terlebih dahulu, Memerlukan ruangan
yang cukup luas, Sulit untuk mengumpulkan material yang mempunyai
daya tahan terhadap listrik sangat tinggi atau rendah.

xxii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adanya pengaruh buruk akibat terjadinya pencemaran udara, maka berbagai tuntutan
untuk memperbaiki kualitas udara sekarang mulai timbul dikarenakan adanya bahaya di
bidang kesehatan, lingkungan hidup dan di bidang ekonomi. Tuntutan dan tekanan dari
masyarakat yang mulai sadar dengan udara yang bersih juga mempengaruhi
diterbitkannya perundangan dan teknik-teknik pengendalian udara.
Jenis-jenis peralatan yang dapat digunakan untuk pengendalian emisi, yaitu: 1)
Mechanical separators; 2) Filtration devices; 3) Wet collector; 4) Electrostattic
precipitators; 5) Gas Adsorbers; dan 6) Combustion incinerators.

xxiii
Daftar Isi

Prabowo Kuat. 2018. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Penyehatan Udara.

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/
2019/04/37110_11._Modul_Pengendalian_Emisi.pdf

xxiv

Anda mungkin juga menyukai